APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR (TPB) TERHADAP PERILAKU BERBAGI PENGETAHUAN (KNOWLEDGE SHARING) DALAM ORGANISASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR (TPB) TERHADAP PERILAKU BERBAGI PENGETAHUAN (KNOWLEDGE SHARING) DALAM ORGANISASI"

Transkripsi

1 APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR (TPB) TERHADAP PERILAKU BERBAGI PENGETAHUAN (KNOWLEDGE SHARING) DALAM ORGANISASI Wahyu T. Setyobudi, S.Si, MM Faculty Member, PPM School of Management Division Head of PPM Management Research Abstract Era baru yang ditandai dengan banjirnya informasi dan kemudahan untuk mengakses pengetahuan mengharuskan perusahaan untuk selalu terdepan dalam akuisisi dan pengembangan pengetahuan agar dapat unggul dalam persaingan. Oleh karena itu, peran knowledgede management (KM) dalam identifikasi, akuisisi, penyimpanan dan pengembangan pengetahuan baru dalam organisasi menjadi semakin penting untuk menjawab tantangan jaman. Penerapan KM dalam perusahaan memerlukan kesediaan karyawan untuk berbagi pengetahuan. Dengan demikian, suatu studi yang komprehensif mengenai apa yang mendorong karyawan untuk berbagi pengetahuan sangat dibutuhkan. Theory of Planned Behavior (TPB) digunakan dalam penelitian ini, dan ditemukan bahwa variable perceived behavioral control (PBC) signifikan untuk menentukan apakah seseorang memiliki intention untuk berbagi pengetahuan melalui presentasi di kantor. Di sisi lain, attitude dan subjective norm ternyata tidak berpengaruh secara signifikan. Dari komponen komposit PBC, juga didapatkan kesimpulan bahwa tidak adanya waktu khusus untuk mempersiapkan presentasi serta tidak jelasnya prosedur berbagi pengetahuan berpengaruh signifikan. Dengan studi ini, diharapkan para manajer dapat melakukan tindakan intervensi dengan memberikan alokasi waktu khusus untuk persiapan presentasi dan merumuskan prosedur pelaksanaan preentasi yang terbuka dan mengapresiasi. Kata Kunci: Knowledge management, sharing, theory of planned behavior. LATAR BELAKANG PENELITIAN Knowledge management (KM) yang mulai popular dibicarakan sejak sekitar tahun 1990 Menemukan perkembangan cepatnya pada beberapa dekade terakhir ini. Sesuai dengan survey yang diadakan oleh Lembaga konsultansi KPMG pada tahun 2003, 80% responden perusahaan

2 di Eropa menyatakan bahwa pengetahuan adalah aset strategis perusahaan yang harus dikelola untuk menghasilkan daya saing. Salah satu tantangan besar dalam aplikasi KM adalah transfer tacit knowledge dan merubahnya menjadi pengetahuan eksplisit yang dapat dikelola, yaitu disimpan, diolah dan didistribusikan. Pengelolaan tacit knowledge baru dapat dilakukan jika terdapat budaya untuk melakukan berbagi pengetahuan di perusahaan (KPMG:2003). Hal ini didukung pula oleh Ikka Tuomi (2002) yang menyatakan bahwa knowledge sharing menjadi isu sentral dalam penerapan KM. Sehingga, perusahaan semakin memahami pentingnya menciptakan suatu lingkungan yang menumbuhkembangkan budaya berbagi pengetahuan (Bechina and Bommen : 2006) Banyak penelitian telah dilakukan untuk meninjau budaya berbagi pengetahuan. Seperti yang dilakukan oleh Bechina dan Bommen (2006) untuk sebuah perusahaan konsultan di Scandinavia, Tanu Gosh (2004) yang melihat insentif apa saja yang perlu dilakukan perusahaan untuk meningkatkan perilaku berbagi pengetahuan. Namun demikian, masih sedikit penelitian yang berfokus pada aspek individual. Oleh karena itu, suatu penelitian yang komprehensif menyangkut aspek-aspek individual, yaitu elemen-elemen yang berpengaruh dalam keputusan untuk berbagi pengetahuan sangat diperlukan. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada perluasan sudut pandang perusahaan dalam memilih program intervensi untuk meningkatkan adanya perilaku berbagi pengetahuan. DASAR TEORI Theory of Planned Behavior yang sering disebut dengan TPB diusung pertama kali oleh Icek Ajzen pada tahun 1985 melalui artikel yang berjudul From Intention To Action: A Theory Of Planned Behavior. Ajzen menemukan bahwa sebelum behavior (b) manifest nyata, terdapat variabel intention (int) yang mendahuluinya. TPB merupakan penyempurnaan dari teori sebelumnya yaitu Theory of Reasoned Action (Ajzen:1975). Model utama TPB dimulai dengan

3 mengukur behavioral intention sebagai prediktor behavior. Intention dipengaruhi oleh 3 variabel utama yaitu : attitude terhadap behavior(a), subjective norm (sn) dan perceived behavioral control (pbc). Secara lebih lengkap dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut ini : Gambar 1. Theory of planned behavior model Perilaku yang diamati dalam penelitian ini adalah perilaku berbagi pengetahuan dengan rekan sekerja melalui presentasi di kantor. Pendefinisian perilaku di atas telah sesuai dengan kaidah TACT (Ajzen : 2004) yang mensyaratkan perilaku memiliki elemen yaitu target, action, context dan time. Intention (int) adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar keinginan seseorang untuk membagi pengetahuan yang dimiliki dengan rekan sekerja. Di sisi yang lain, attitude merupakan anteseden pertama yang membentuk int. attitude kemudian didefinisikan sebagai komposit dari suatu behavioral beliefs (bbi) dengan evaluasi dari keluaran kegiatan yang kita sebut sebagai outcomes evaluation (ev).

4 Semenjak pertama kali diperkenalkan, theory of planned behavior telah berhasil diaplikasikan dalam berbagai macam konteks. Beberapa diantaranya yang popular adalah untuk memodelkan kecurangan akademis (harding et all, 2000), partisipasi pada kegiatan fisik (Armitage : 2005), pemilihan tempat rekreasi (Ajzen and Driver: 1990), keikutsertaan menyumbangkan darah (M. Giles et all: 2004), dan partisipasi dalam permainan undian (walker and Courneya : 2004). Dalam perkembangannya para ahli berkontribusi untuk melengkapi TPB dengan berbagai variable tambahan yang diantaranya : ethical obligation dan self identity (Shaw, Shiu and Clark:2000), moral obligation (harding et all, 2000), dan Self efficacy (M. Giles et all: 2004). DEFINISI PERMASALAHAN 1. Manakah diantara ketiga anteseden pembentuk intention untuk melakukan kegiatan berbagi pengetahuan dengan rekan sekerja melalui presentasi di kantor yang signifikan memberikan pengaruh. 2. Beliefs apakah yang berpengaruh paling besar pada anteseden tersebut. HIPOTESIS Sesuai dengan permasalahan diatas, dibangunlah beberapa hipotesa berikut ini. Hipotesis 1 Hipotesis 2 Ho : H1 : Attitude terhadap berbagi pengetahuan melalui presentasi berpengaruh signifikan terhadap intention untuk melakukan presentasi berbagi pengetahuan Attitude terhadap berbagi pengetahuan melalui presentasi tidak berpengaruh signifikan terhadap intention untuk melakukan presentasi berbagi pengetahuan

5 Ho : H1 : Subjective norms berpengaruh signifikan terhadap intention untuk melakukan presentasi berbagi pengetahuan Subjective norms tidak berpengaruh signifikan terhadap intention untuk melakukan presentasiberbagi pengetahuan Hipotesis 3 Ho : H1 : Perceived behavioral control berpengaruh signifikan terhadap intention untuk melakukan presentasi berbagi pengetahuan Perceived behavioral control tidak berpengaruh signifikan terhadap intention untuk melakukan presentasi berbagi pengetahuan METODOLOGI Penelitian dilakukan dalam 2 tahap utama. Tahap pertama disebut sebagai tahap penggalian belief yang bersifat eksploratori sedang tahap kedua adalah tahap pengukuran yang bersifat kongklusif. Penelitian 2 tahap ini sesuai dengan pendapat Ajzen (2006) bahwa setiap penelitian TPB adalah unik sehingga kurang tepat apabila mengadaptasi instrumen yang telah ada sebelumnya. Oleh karena itu, suatu tahap penggalian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pendahuluan. Kuesioner pendahuluan tersebut terdiri dari 7 pertanyaan terbuka untuk mengeksplorasi beliefs, 1 pertanyaan terkait perilaku berbagi pengetahuan yang telah dilakukan dan 6 pertanyaan mengenai profil responden. Penyebaran kuesioner dilakukan melalui . Didapat 12 respons, setelah dilakukan pengecekan, didapat 11 kuesioner yang layak olah. Dari ke-11 kuesioner tersebut didapatkan 54 response untuk behavioral beliefs. Ke-54 respons tersebut dapat dikelompokkan dalam 13 beliefs yang kemudian dipilih 10 behavioral belief

6 dengan jumlah respons terbesar untuk disertakan dalam tahap selanjutnya. Selain itu juga didapat 6 pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan presentasi di kantor yang melambangkan normatif beliefs. Dari ke-6 pihak tersebut dipilih 5 beliefs untuk disertakan dalam tahap pengukuran. Sedangkan untuk variabel perceived control diperoleh 41 respons yang dapat dikelompokkan menjadi 13 control belief. Dari ke-13 control beliefs ini dipilih 10 beliefs dengan respons terbanyak untuk disertakan dalam tahap pengukuran. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1. Pada tahap pengukuran, sebuah kuesioner dengan 55 pertanyaan disebarkan dengan metode nonprobability convenience sampling kepada 100 orang, peserta program MM di Sekolah Tinggi Manajemen PPM. Response rate 48% dan setelah dilakukan pengecekan, didapat 33 kuesioner layak olah. Instrumen penelitian Kuesioner penelitian secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2. Skala pengukuran yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Skala Yang Digunakan Dalam Kuesioner Variabel Behavioral Intention Attitude Subjective norms Perceived behavioral control Outcomes evaluation Behavioral beliefs Normative beliefs Motivation to comply Control beliefs Skala Yang Digunakan 3 pertanyaan, 7 point skala likert 5 pertanyaan, 7 point unipolar semantic differential 3 pertanyaan, 7 points itemized scale 4 pertanyaan, 7 points itemized scale 10 pertanyaan, 7 points itemized sangat buruk sangat baik 10 pertanyaaan, 7 points skala likert 5 pertanyaan, 7 points itemized scale seharusnya tidak seharusnya 5 Pertanyaan, 7 points tidak mengikuti selalu mengikuti 7 pertanyaan, 7 poin itemized scale, tidak pernah-sering sekali

7 Power beliefs 7 pertanyaan, 7 poin likert HASIL ANALISIS Reliability dan validity Pengukuran reliability dilakukan dengan menerapkan prosedur reliability analisis pada variabel behavioral intention, attitude, subjective norms, dan perceived behavioral control yang diukur secara langsung. Sedangkan untuk perhitungan komposit dari keempat variabel diatas tidak perlu dilakukan reliability analisis, karena karakteristik alamiah data terkait beliefs (Francis et all : 2004) Uji reliability dilakukan dengan menggunakan alfa cronbach. Nilai alfa cronbach untuk keempat variabel diatas dapat dilihat pada tabel 2 berikut : Tabel 2 : nilai alfa cronbach dari 4 variabel direct Variabel Cronbach Alfa Behavioral Intention 0,920 Attitude 0,897 Subjective Norms 0,852 Perceived Behavioral Control 0,727 Nilai cronbach alfa yang berada di atas 0,06 memiliki arti keempat variabel di atas telah memenuhi syarat untuk digunakan sebagai variabel pengukur ( Francis : 2004). hal ini sangat dibutuhkan sesuai dengan prasyarat utama TPB yang membutuhkan reliabilitas yang tinggi diantara pembentuk-pembentuk variabel direct (Ajzen: 2006, Francis : 2004)

8 Analisis Deskriptif dan Hubungan Untuk menjawab permasalahan penelitian yang pertama, suatu model regresi berganda dilakukan dengan behavioral intention sebagai dependent variable sedang attitude, subjective norms dan PBC sebagai prediktor. Hasil dari regresi berganda dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3 Koefisien regresi berganda Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Mode l B Std. Error Beta B Std. Error 1 (Constant) Attitude Subjective Norms Perceived Behavioral Control a Dependent Variable: Behavioral Intention Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari uji t untuk variabel perceived behavioral control adalah sebesar 0,03. Nilai signifikansi dibawah 0,05 berarti variabel PBC merupakan variabel yang signifikan berpengaruh dalam memprediksi niat untuk melakukan perilaku berbagi pengetahuan dengan rekan sekerja melalui presentasi di kantor. Sedangkan variabel attitude dan subjective norm tidak signifikan berpengaruh. Selengkapnya hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.

9 Tabel 4 Kesimpulan uji hipotesis Hipothesis Nilai signifikansi Kesimpulan 1 0,941 Menerima Ho 2 0,584 Menerima Ho 3 0,003 Menolak Ho Tabel 5: Korelasi antar variabel Pearson Correlatio n Sig. (1- tailed) Behavioral Intention Attitude Subjective Norms Perceived Behavioral Control Behavioral Intention Attitude Subjective Norms Perceived Behavioral Control Behavioral Intention Attitude Subjective Norms

10 Perceived Behavioral Control Tabel 5 menunjukkan korelasi antar variabel. Nilai korelasi antara PBC dan int sebesar 0,550 dengan signifikansi sangat kecil menunjukkan PBC berpengaruh kuat terhadap int. sedangkan skor korelasi antara PBC dengan att sebesar 0,389 dengan signifikansi 0,013 menunjukkan adanya interelasi antar variabel. Nilai R sebesar 0,557 dapat dikatakan mencukupi untuk jenis riset seperti ini. Seperti yang dilakukan oleh Watter (1989) mengukur partisipasi dalam pemilu dengan R = 0,43, Netemeyer, Burton dan Johnson (1990) untuk mengukur aktivitas menurunkan berat badan dengan R= 0,56, dan Godin, et all (1990) ketika mengukur aktivitas olahraga pada penderita jantung koroner. Analisis lanjutan dapat dilakukan dengan cara melakukan regresi berganda antara variabel komposit pembentuk pbc dengan ukuran langsung pbc. Hal ini dilakukan untuk mencari beliefs apa yang berpengaruh paling besar terhadap perceived behavior control. Tabel 6 merupakan output dari regresi berganda tersebut. Tabel 6.

11 Regresi Berganda antara PBC dengan kompositnya Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Mode l B Std. Error Beta B Std. Error 1 (Constant) Budaya yang kurang mendukung untuk berbagi pengetahuan di perusahaan Kurangnya Akses terhadap sumber pengetahuan baru Tidak ada waktu khusus untuk mempersiapkan presentasi Fasilitas presentasi yang kurang memadai Prosedur berbagi pengetahuan yang kurang jelas Kurangnya komitmen manajemen puncak Kurangnya pemahaman akan topik yang disharing a Dependent Variable: Perceived Behavioral Control

12 Dari tabel 5 diatas terlihat bahwa tidak adanya waktu khusus untuk mempersiapkan presentasi dan kurangnya prosedur yang jelas untuk berbagi pengalaman di perusahaan menjadi faktor utama yang berpengaruh terhadap PBC, dengan nilai sigifikansi berturut-turut adalah 0,002 dan 0,004. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL Dari hasil penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam mengambil keputusan untuk melakukan kegiatan berbagi pengetahuan di kantor, karyawan memiliki attitude yang sangat baik. Hampir seluruh karyawan memandang perlu dan melihat kegiatan berbagi pengalaman dalam suatu presentasi adalah menguntungkan. Demikian pula dengan pandangan bahwa pihakpihak yang penting seperti atasan langsung, karyawan senior serta keluarga juga menghendaki karyawan untuk berbagi pengetahuan. Namun demikian usaha perusahaan untuk membuat karyawannya gemar berbagi pengalaman seringkali berhenti di tengah jalan. Dalam penelitian ini diungkapkan bahwa komponen perceived behavioral control atau persepsi sulit atau tidaknya kegiatan itu menjadi faktor yang paling berpengaruh. Dengan demikian walaupun kegiatan berbagi ini dianggap sangat penting namun terdapat pula kesulitan untuk melaksanakannya. Kesulitan utama yang paling menghambat adalah tidak adanya waktu khusus untuk mempersiapkan presentasi di sela-sela kegiatan rutin yang menjadi tanggung jawab kerjanya. Tidak adanya waktu khusus ini sering membuat presentasi berbagi pengalaman di tempat kerja dipandang hanya merupakan tugas tambahan yang memberatkan. Dalam hal ini, intervensi dengan cara memberi insentif tambahan diharapkan akan efektif. Usaha komunikasi mengenai pentingnya membagi pengetahuan diprediksi kurang efektif karena nilai attitude yang telah baik.

13 Kesulitan utama yang juga dirasakan adalah tidak adanya kejelasan prosedur untuk melaksanakan presentasi tersebut. Prosedur yang tidak jelas dapat mengakibatkan kurangnya kepastian bagi mereka yang ingin berbagi pengetahuan yang menyulitkan. Namun demikian prosedur yang terlalu ketat di lain sisi juga juga dipandang akan menyulitkan. Oleh karena itu, perlu dibuat suatu prosedur yang jelas namun tetap terbuka, mengapresiasi dan berorientasi pada result. KETERBATASAN PENELITIAN DAN RISET LANJUTAN Keterbatasan pertama penelitian ini adalah jumlah sampel yang relatif kecil. Selain itu cara pengambilan sampel yang menggunakan teknik convenience dan hanya di suatu kelompok tertentu yaitu mahasiswa MM perlu diperluas. Walaupun peserta sekolah tinggi manajemen PPM berasal dari berbagai perusahaan dan memiliki segmen usia yang bervariasi, namun memiliki latar belakang pendidikan dan segmen sosial yang relatif sama. Memperluas sampel dengan mencakup segmen sosial lain diharapkan akan memperkaya penelitian dan melengkapi variasi yang akan memperbaiki model. Keterbatasan yang kedua terletak pada variabel PBC. Meskipun regresi berganda komponen komposit terhadap PBC menunjukkan hasil yang baik, namun korelasi bivariat antara agregat komponen komposit dengan pengukuran direct PBC memberikan hasil yang tidak signifikan. Hal ini menunjukkan eksplorasi control belief pada tahap pendahuluan belum sempurna. Ketidaksempurnaan ini kemungkinan disebabkan karena kecilnya jumlah sampel dan kurang menyebar. Variabel budaya berbagi pengetahuan di perusahaan dalam PBC menunjukkan korelasi antar variabel yang signifikan untuk semua variabel komposit lainnya. Hal ini memberikan dugaan bahwa variabel budaya berbagi pengetahuan terlalu luas untuk digunakan sebagai prediktor PBC. Juga dimungkinkan variabel ini berperan sebagai intervening bagi PBC.

14 Penelitian selanjutnya dapat berupa pendalaman dari penelitian ini dengan jumlah sampel yang lebih besar dan menyebar serta penyertaan variabel pengukur beliefs lainnya. Selain itu dapat pula mengaplikasikan TPB pada konteks manajemen pengetahuan seperti sharing melalui media tulis, akuisisi pengetahuan baru atau pengisian knowledge repository. DAFTAR PUSTAKA Ikka Tuomi, The future of Knowledge Management, lifelong learning in Europe (LLinE) Vol VII, issue 2/2002, pp Tanu Gosh, Creating incentives For Knowlegde Management, MIT Sloan School of Management Paper Spring, 2004 AA. Bechina and Thommy Bommen, Knowledge Sharing Practices: analysis of a Global Scandinavian Consulting Company, The electronic journal of knowledge Management vol 4 issue 2, pp M. Gilles et all, an application of the theory of planned behavior to blood donation : the importance of self efficacy, Health education Research theory and practices, May 2004 Icek Ajzen and BL. Driver; Application of Theory of planned behavior to leisure choice, Proceedings sixth Canadian congress on leisure research, 1990 Icek Ajzen, The Theory of planned behavior, organizational behavior and human processes, 1991 Ajzen, Icek, Constructing a TPB Questionaire : conceptual and methodological consideration, 2006 (unpublished) Hardings et all, The Theory of Planned Behavior as a Model of Academic Dishonesty in Engineering and Humanities Undergraduates, 2000

15 Armitage, Christopher, Can the Theory of Planned Behavior Predict the Maintenance of Physical Activity?, Journal of health psychology, 2005 vol 24 no 3, pp Walker et all, Ethnicity, Gender, and the Theory of Planned Behavior: The Case Of Playing The Lottery Francis et, all, Constructing Questionnaires Based On The Theory Of Planned Behavior: A Manual For Health Services Researchers, Centre for Health Services Research, University of Newcastle, 2004 LAMPIRAN 1 Beliefs yang Didapat Dari Penelitian Tahap-1 No Behavioral Beliefs 1 MENDAPAT MASUKAN DARI SUDUT PANDANG YANG BERBEDA 2 MELATIH KEMAMPUAN PRESENTASI 3 SEMAKIN MENAMBAH PENGETAHUAN YANG DISHARING 4 MEMBUTUHKAN BANYAK WAKTU UNTUK PERSIAPAN 5 AJANG SOSIALISASI DI LINGKUNGAN KANTOR 6 MENIMBULKAN ADU ARGUMENTASI YANG SALING MENJATUHKAN 7 MENGEMBANGKAN PENGETAHUAN REKAN KERJA 8 BERKONTRIBUSI PADA PENGEMBANGAN PENGETAHUAN ORGANISASI ORANG LAIN AKAN MENJIPLAK BAHAN PRESENTASI UNTUK 9 KEPENTINGAN SENDIRI 10 MENGUKUR PEMAHAMAN ATAS MATERI YANG KITA PRESENTASIKAN 11 UPDATE TERHADAP PERKEMBANGAN PENGETAHUAN TERKINI 12 TAMBAHAN PEKERJAAN YANG KURANG PERLU

16 13 MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI 14 MENIMBULKAN IRI DI ANTARA REKAN SEKERJA NO Control Beliefs BUDAYA MEMBAGI PENGETAHUAN MELALUI PRESENTASI YANG TELAH 1 TERBENTUK 2 ADANYA MEDIA UNTUK BERBAGI DAN MENGAKUISISI PENGETAHUAN 3 ALOKASI WAKTU KHUSUS UNTUK MEMPERSIAPKAN PRESENTASI 4 FASILITAS PRESENTASI (RUANG, KOMPUTER, PROJECTOR, DLL) 5 ADA PROSEDUR YANG JELAS 6 KOMITMEN MANAJEMEN PUNCAK 7 JADWAL RUTIN 8 LINGKUNGAN KERJA YANG MENDUKUNG BUDAYA SHARING 9 ANTUSIASME REKAN SEKERJA 10 KEBIJAKAN PERUSAHAAN HANYA BERORIENTASI PADA PROFIT SEMATA 11 PEMAHAMAN AKAN TOPIK YANG AKAN DI SHARING 12 ETIKA BERBAGI PENGETAHUAN YANG DISEPAKATI BERSAMA 13 TIDAK ADA ANGGARAN

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty)

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty) 8 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty) Salah satu bentuk kecurangan yang terjadi dibidang pendidikan dinamakan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Perilaku Rencanaan (Theory Of Planned Behavior) Melanjutkan sekolah dan menyelesaikan pendidikan merupakan sebuah tujuan yang semestinya dicapai oleh setiap siswa. Untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran intention dan determinandeterminannya dalam melakukan usaha untuk dapat naik kelas pada siswa kelas XI di SMAN X Bandung ditinjau dari teori planned

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh determinan-determinan intention terhadap intention untuk minum obat secara teratur pada penderita TBC di Balai Besar Kesehatan X Bandung. Pemilihan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui derajat intention dalam pengelolaan diet pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Ginjal X Medan dan juga kontribusi dari determinan-determinan

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan intention dalam melakukan diet pada penderita hiperkolesterolemia di Laboratorium Klinik X Bandung dan juga kontribusi dari determinan-determinan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kontribusi determinan-determinan dari planned behavior terhadap intention dalam melakukan pengiriman barang tepat waktu pada salesman PT X Jakarta. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kontribusi

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian dan Hipotesis Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian dan Hipotesis Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Pada penelitian ini terdapat empat variabel yaitu,, Subjective Norm, Perceived Control,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel dan Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstruk dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan permasalahan dalam penelitian Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behaviour)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan permasalahan dalam penelitian Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behaviour) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang terkait secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper dan Schindler,

Lebih terperinci

Studi Mengenai Intensi Perilaku Merokok Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Di RS X Bandung

Studi Mengenai Intensi Perilaku Merokok Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Di RS X Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Mengenai Intensi Perilaku Merokok Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Di RS X Bandung 1) Febby Zoya Larisa, 2) Suhana 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku terhadap pelanggaran, ketidakjujuran, dan penyimpangan akademik atau biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas memiliki faktor penting dalam era global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang berlimpah.

Lebih terperinci

hidup mandiri sehingga kesehatan seharusnya menjadi

hidup mandiri sehingga kesehatan seharusnya menjadi GAMBARAN MENGENAI INTENSI MENERAPKAN POLA MAKAN SEHAT PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI KOS DI BANDUNG Dewisa Priliani Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ABSTRAK Pola makan sehat penting dimiliki

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA (Survei pada Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Boyolali)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA (Survei pada Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Boyolali) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA (Survei pada Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Ahmad Farras Adibuddin

Lebih terperinci

Studi Mengenai Kontribusi Determinan Intensi Terhadap Intensi Datang Latihan Pada Anggota Perkusi Komunitas United State Of Bandung Percussion

Studi Mengenai Kontribusi Determinan Intensi Terhadap Intensi Datang Latihan Pada Anggota Perkusi Komunitas United State Of Bandung Percussion Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Mengenai Kontribusi Determinan Intensi Terhadap Intensi Datang Latihan Pada Anggota Perkusi Komunitas United State Of Bandung Percussion 1 Tivanny Salliha P 2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen Theory of planned behaviour merupakan pengembangan lebih lanjut dari Theory of Reasoned Action (Fishbein dan Ajzen, 1980; Fishbein

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN v vii ix 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 5 Tujuan Penelitian 6 Manfaat Penelitian 6 Ruang Lingkup Penelitian 7 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas analisis hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada Bab 4, disertai dengan hubungannya dengan teori penunjang, data-data empiris, hipotesis penelitian

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Pengaruh Sikap terhadap Kegiatan Mengikuti Knowledge Sharing, Subjective Norms dan Perceived Behavioral Control terhadap Intensi Mengikuti Knowledge Sharing pada Bagian

Lebih terperinci

Pembahasan. 4.1 Uji Validitas

Pembahasan. 4.1 Uji Validitas BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan menguraikan dan menganalisis data dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Efektivitas Kegiatan Sarasehan di Radio Sky 90,50 FM Bandung terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, BBM jenis Premium dan Solar kembali dinaikkan.

BAB I PENDAHULUAN. sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, BBM jenis Premium dan Solar kembali dinaikkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama satu dekade terakhir, kebijakan harga BBM jenis Premium sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, pemerintah menaikkan BBM

Lebih terperinci

THEORY OF REASONED ACTION

THEORY OF REASONED ACTION THEORY OF REASONED ACTION THEORY OF REASONED ACTION INTRODUCTION Akar teori : Psikologi Sosial Menjelaskan bagaimana dan mengapa sikap mempengaruhi perilaku 1872, Charles Darwin studi tentang sikap terhadap

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMK YPM 3 Sepanjang Taman Sidoarjo merupakan sekolah menengah kejuruan yang berdiri atas naungan Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma arif.

Lebih terperinci

KUESIONER PLANNED BEHAVIOR

KUESIONER PLANNED BEHAVIOR Lampiran 1 RAHASIA KUESIONER PLANNED BEHAVIOR IDENTITAS Nama (inisial) : Usia : Jenis kelamin : L / P (lingkari salah satu) Pendidikan : Lamanya menjalani hemodialisis : PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini

Lebih terperinci

4.1.1 jenis kelamin Data demografis berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut :

4.1.1 jenis kelamin Data demografis berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut : BAB 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian ini dilakukan dengan jumlah responden sebanyak 100 orang pemilih pemula dalam pemilu presiden 2014. Berikut akan dijelaskan perihal profil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang dipergunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian dengan suatu landasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Pelatihan pada PT. MASWANDI. dipertimbangkan oleh para manajer dengan cermat diantaranya adalah

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Pelatihan pada PT. MASWANDI. dipertimbangkan oleh para manajer dengan cermat diantaranya adalah BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pelatihan pada PT. MASWANDI Seperti disebutkan sebelumnya, dalam pelaksanaan pelatihan pada PT. MASWANDI perlu diadakannya pertanyaan-pertanyaan yang harus

Lebih terperinci

STUDI ANTESEDEN INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA. Woro Endah Sulistyaningrum Universitas Gadjah Mada

STUDI ANTESEDEN INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA. Woro Endah Sulistyaningrum Universitas Gadjah Mada STUDI ANTESEDEN INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA Woro Endah Sulistyaningrum Universitas Gadjah Mada Majang Palupi Universitas Islam Indonesia majang_palupi@uii.ac.id ABSTRACT In this research, theory of

Lebih terperinci

STUDI MENGENAI INTENSI BERPERILAKU ASERTIF DALAM KEGIATAN PERKULIAHAN PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

STUDI MENGENAI INTENSI BERPERILAKU ASERTIF DALAM KEGIATAN PERKULIAHAN PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN STUDI MENGENAI INTENSI BERPERILAKU ASERTIF DALAM KEGIATAN PERKULIAHAN PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN NURUL HAMIDAH Dr. Rismiyati E. Koesma 1 Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini akan membahas metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini.

BAB III METODE PENELITIAN. ini akan membahas metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini. BAB III METODE PENELITIAN Setiap penelitian ilmiah memerlukan aya metode untuk memperlancar penelitian dalam rangka pencarian data petunjuk mengenai cara atau langkah serta teknik penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya kontribusi ketiga determinan Intention dan besarnya kontribusi setiap determinan Intention untuk melakukan pelanggaran peraturan lalu lintas yang

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO Ahmad Mustakim 10213444 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Seorang pemimpin juga merupakan merupakan salah satu cara

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dibahas mengenai variabel penelitian, responden penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan metode analisis data. 3.1. Variabel Penelitian Varibel

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) Icek Ajzen dan Martin Fishbein bergabung untuk mengeksplorasi cara untuk memprediksi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Alat Ukur Planned Behavior

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Alat Ukur Planned Behavior Lampiran. Alat Ukur Planned Behavior KATA PENGANTAR Sebagai mahasiswa tingkat akhir, salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk dapat lulus sebagai Sarjana Psikologi adalah dengan menyusun skripsi. Adapun

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian bertujuan mengetahui kontribusi determinan-determinan terhadap intention untuk menggunakan TransJakarta ke tempat kerja. Partisipan penelitian ini sebanyak 103 pekerja di DKI Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan untuk selalu berkembang dengan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan untuk selalu berkembang dengan pendidikan. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Hal ini berarti bahwa setiap manusia Indonesia berhak mendapatkannya dan diharapkan untuk selalu berkembang

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi determinandeterminan terhadap intention ibu untuk melakukan terapi di rumah. Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan sampel

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Profil Responden Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan kuesioner kepada 60 responden. Jumlah responden tersebut dihasilkan dari rumus perhitungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Amarta Multi Corporation. bagi industri. Berdiri di Yogyakarta sejak tahun 2004.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Amarta Multi Corporation. bagi industri. Berdiri di Yogyakarta sejak tahun 2004. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Amarta Multi Corporation Amarta Multi Corporation adalah sebuah perusahaan penyedia jasa pelatihan dan konsultasi Sumber Daya Manusia bagi industri.

Lebih terperinci

Pengkuran Perilaku berdasarkan Theory of Planned Behavior

Pengkuran Perilaku berdasarkan Theory of Planned Behavior Pengkuran Perilaku berdasarkan Theory of Planned Behavior Hawa'im Machrus Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran Abstract This paper aimed to explain the measurement

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Theory of Planned Behavior Theory Reasoned Action (TRA) pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1980 (Jogiyanto, 2007). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa

Lebih terperinci

FOKUS MANAJERIAL Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan

FOKUS MANAJERIAL Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan FOKUS MANAJERIAL Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan UNIVERSITAS SEBELAS MARET Jurnal online: http://fokusmanajerial.org Model Theory of Planned Behavior (TPB) Untuk Memprediksi Niat Mahasiswa Melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI MAHASISWA MEMILIH UNIVERSITAS GUNADARMA

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI MAHASISWA MEMILIH UNIVERSITAS GUNADARMA ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI MAHASISWA MEMILIH UNIVERSITAS GUNADARMA Nama : Resti Diniarsi NPM : 12209081 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Ajie Wahyu Jati, SE., MM. BAB I Latar Belakang Terbatasnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner 48 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 34 responden, yang merupakan pengguna produk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perparkiran di Stikom Surabaya yang menggunakan teknologi RFID (Radio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perparkiran di Stikom Surabaya yang menggunakan teknologi RFID (Radio BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PARIS (Parking Information System) merupakan sistem informasi perparkiran di Stikom Surabaya yang menggunakan teknologi RFID (Radio Frequency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lulus sebagai Sarjana Strata 1 (S1) salah satu syarat yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. lulus sebagai Sarjana Strata 1 (S1) salah satu syarat yang harus dipenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung untuk dapat dinyatakan lulus sebagai Sarjana Strata 1 (S1) salah satu syarat yang harus dipenuhi mahasiswa adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. pengujian model, pengujian hipotesis, dan pembahasan. Analisis yang dilakukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. pengujian model, pengujian hipotesis, dan pembahasan. Analisis yang dilakukan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab IV berisi tentang deskripsi responden, pengujian instrumen penelitian, pengujian model, pengujian hipotesis, dan pembahasan. Analisis yang dilakukan terhadap data

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut: suatu keputusan pembelian.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut: suatu keputusan pembelian. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tahapan Pelaksanaan Penelitian Di dalam penelitian ini terdapat tahapan pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut: 1. Peneliti melakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) Teori Perilaku Terencana atau Theory of Planned Behavior (selanjutnya disingkat TPB, dikemukakan olehajzen (1991). Teori

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis data dan pembahasan. Adapun urutan analisis data adalah uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas dan reliabilitas data, analisis

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN NASABAH TERHADAP PRODUK BARU PERBANKAN PermataRancang Dana BANK PERMATA

ANALISIS PENERIMAAN NASABAH TERHADAP PRODUK BARU PERBANKAN PermataRancang Dana BANK PERMATA ANALISIS PENERIMAAN NASABAH TERHADAP PRODUK BARU PERBANKAN PermataRancang Dana BANK PERMATA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penerimaan nasabah dalam hal niat menabung mereka pada produk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei untuk mengumpulkan data. Penelitian kuantitatif dilakukan berdasarkan ukuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Theory of Planned Behaviour Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan niat, dalam hal ini adalah tindakan yang dilakukan

Lebih terperinci

Gambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014

Gambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014 Gambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014 oleh : Yoga Adi Prabowo (190110080095) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ABSTRAK Golput atau golongan putih merupakan suatu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. CABANG BANJARMASIN. Erni Alfisah* dan Selamet Sutopo**

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. CABANG BANJARMASIN. Erni Alfisah* dan Selamet Sutopo** Al Ulum Vol.63 No.1 Januari 015 halaman 7-33 7 ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. CABANG BANJARMASIN Erni Alfisah* dan Selamet Sutopo** ABSTRAK

Lebih terperinci

KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS II. KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Theory of Planned Behavior/TPB digunakan sebagai model dan kerangka teori karena sudah banyak diterapkan dan teruji dalam menangkap hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

4. INTERPRETASI DAN ANALISIS DATA

4. INTERPRETASI DAN ANALISIS DATA 4. INTERPRETASI DAN ANALISIS DATA Pada bagian ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil ini diperoleh berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada 134 partisipan yang tersebar pada

Lebih terperinci

Modeling IT Ethics: A Study in Situational Ethics

Modeling IT Ethics: A Study in Situational Ethics Modeling IT Ethics: A Study in Situational Ethics MIS Quarterly, Maret 1998 Debasish Banerjee, Timothy Paul Cronan, Thomas W. Jones Kelompok 146: Jaka N. Indrawan (1202000591) Kata kunci: ethics, ethical

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR KEADILAN PROSEDURAL MEMPENGARUHI PERILAKU RETALIASI DI TEMPAT KERJA

FAKTOR-FAKTOR KEADILAN PROSEDURAL MEMPENGARUHI PERILAKU RETALIASI DI TEMPAT KERJA FAKTOR-FAKTOR KEADILAN PROSEDURAL MEMPENGARUHI PERILAKU RETALIASI DI TEMPAT KERJA Pendahuluan. Perusahaan harus mampu menciptakan kondisi yang seimbang antara pencapaian tujuan perusahaan itu sendiri dengan

Lebih terperinci

PERSEPSI PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP KESELAMATAN BERLALULINTAS BERDASARKAN THEORY PLANNED BEHAVIOR

PERSEPSI PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP KESELAMATAN BERLALULINTAS BERDASARKAN THEORY PLANNED BEHAVIOR PERSEPSI PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP KESELAMATAN BERLALULINTAS BERDASARKAN THEORY PLANNED BEHAVIOR Ellen S.W. Tangkudung Fakultas Teknik Universitas Indonesia ellen@eng.ui.ac.id Marcelino Sampouw

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 2. Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap goal commitment. 3. Goal commitment berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

BAB V PENUTUP. 2. Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap goal commitment. 3. Goal commitment berpengaruh terhadap kinerja manajerial. BAB V PENUTUP 5.. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka disimpulkan hasil penelitian yaitu sebagai berikut. Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

Lebih terperinci

Penyusunan Alat Pengukur Berbasis Theory of Planned Behavior 1

Penyusunan Alat Pengukur Berbasis Theory of Planned Behavior 1 BULETIN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA VOLUME 19, NO. 2, 2011: 55-69 ISSN: 0854-7108 Penyusunan Alat Pengukur Berbasis Theory of Planned Behavior 1 Neila Ramdhani 2 Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya masing-masing, yang tercermin melalui

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya masing-masing, yang tercermin melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki budaya masing-masing, yang tercermin melalui perilaku para anggotanya, para karyawannya, kebijakan-kebijakannya, dan peraturan-peraturannya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. telah ada pada pokok bahsan bab awal. Hipotesa penulis adalah : Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya.

BAB IV ANALISIS DATA. telah ada pada pokok bahsan bab awal. Hipotesa penulis adalah : Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya. 83 BAB IV ANALISIS DATA A. Pengujian Hipotesis Sebelum menjabarkan tentang analisis data dalam bentuk perhitungan menggunakan program SPSS, penulis membuat hipotesis sebagaimana yang telah ada pada pokok

Lebih terperinci

PENERIMAAN PENGGUNAAN E-LEARNING MOODLE MENGGUNAKAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN WEB KELAS X RPL DI SMK N 2 MAGELANG

PENERIMAAN PENGGUNAAN E-LEARNING MOODLE MENGGUNAKAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN WEB KELAS X RPL DI SMK N 2 MAGELANG Penerimaan Penggunaan E-Learning... (Ahmad Wildan Listyanto) 1 PENERIMAAN PENGGUNAAN E-LEARNING MOODLE MENGGUNAKAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN WEB KELAS X RPL DI SMK N 2

Lebih terperinci

Mahaputra Adipradana Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Mahaputra Adipradana, Raymond Godwin S.Psi., M.

Mahaputra Adipradana Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Mahaputra Adipradana, Raymond Godwin S.Psi., M. PERANAN ATTITUDE TOWARD THE BEHAVIOR, SUBJECTIVE NORM, DAN PERCEIVED BEHAVIOR CONTROL DALAM MEMPREDIKSI INTENSI PEMILIH PEMULA UNTUK MENGGUNAKAN HAK PILIHNYA PADA PEMILU PRESIDEN 2014 Mahaputra Adipradana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden digunakan untuk menggambarkan keadaan atau

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden digunakan untuk menggambarkan keadaan atau BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden digunakan untuk menggambarkan keadaan atau kondisi responden yang dapat memberikan informasi tambahan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan Penelitian. Melalui hasil data primer yang didapatkan melalui penyebaran kuesioner

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan Penelitian. Melalui hasil data primer yang didapatkan melalui penyebaran kuesioner BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian Melalui hasil data primer yang didapatkan melalui penyebaran kuesioner dilakukan pengujian reliabilitas untuk mengetahui bahwa jawaban yang diberikan oleh responden

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha. Abstrak

Universitas Kristen Maranatha. Abstrak Abstrak Penelitian ini berjudul Studi Kasus Mengenai Intention dan Determinannya Untuk Melakukan Diet Rendah Karbohidrat Disertai Olah Raga Pada Wanita Di Pusat Kebugaran X Bandung. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

: Zerry Olander Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Handrijaningsih., SE.,MM

: Zerry Olander Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Handrijaningsih., SE.,MM PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PATCO ELEKTRONIK TEKNOLOGI GOBEL INDUSTRIAL COMPLEX Nama : Zerry Olander Npm : 15209193 Jurusan : Manajemen

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: pembajakan produk digital, sikap, kemampuan, kewajiban moral, niat, attitude, perceived behavioral control, moral obligation

ABSTRAK. Kata kunci: pembajakan produk digital, sikap, kemampuan, kewajiban moral, niat, attitude, perceived behavioral control, moral obligation ABSTRAK Penelitian ini berjudul Pengaruh Attitude, Perceived Behavioral Control, dan Moral Obligation pada Intentions Pembajakan Produk Digital (Studi Kasus; Software, DVD, CD, MP3, dan VCD). Tujuan penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui kontribusi determinandeterminan intention terhadap intention untuk melakukan premarital check up pada pasangan dewasa awal yang sedang memersiapkan

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Penelitian

Bab 3. Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian mengenai pengujian model Theory Planned Behavior dalam menentukan pengaruh sikap siswa, norma subjektif,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Pengujian Normalitas Organizational Behavior O_B.109 50.193.972 50.268 Job Attitudes J_A.128 50.039.944 50.019 Knowledge Sharing K_S.079 50.200 *.969 50.205 *. This is a lower

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG Oleh : Fitri Zakiyah (10208526) Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. viii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tujuan penelitian, mengetahui kontribusi ketiga determinan intention serta determinan yang memberikan kontribusi paling besar terhadap intention untuk membaca textbook pada mahasiswa angkatan 2013

Lebih terperinci

Benediktus Kukuh Ganang Indarto NRP

Benediktus Kukuh Ganang Indarto NRP Benediktus Kukuh Ganang Indarto NRP 5209 100 028 Dosen Pembimbing I : Tony Dwi Susanto,S.T.,M.T.,Ph.D Dosen Pembimbing II : Anisah Herdiyanti, S.Kom, M.Sc Kebutuhan & Tuntutan PT. Lisa Concrete Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya,

BAB I PENDAHULUAN. konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi dari ilmu pengetahuan yaitu keseluruhan sistem pengetahuan manusia yang telah dibakukan secara sistematis, atau keseluruhan pemikiran, gagasan, ide,

Lebih terperinci

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta penelitian yang berjudul : PENGARUH KUALITAS MAKANAN, KUALITAS PELAYANAN DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta penelitian yang berjudul : PENGARUH KUALITAS MAKANAN, KUALITAS PELAYANAN DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP LAMPIRAN I KUESIONER Dengan hormat. Perkenalkan nama saya Ridwan Heriyanto. Mahasiswa Program Studi Manajemen dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang sedang melakukan penelitian yang berjudul

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN HIGH POINT SERVICED APARTMENT SURABAYA

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN HIGH POINT SERVICED APARTMENT SURABAYA AGORA Vol. 4, No. 2, (2016) 389 PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN HIGH POINT SERVICED APARTMENT SURABAYA Rossalia Mahadewi Tanuwijaya dan Dhyah Harjanti

Lebih terperinci

BAB 4. Hasil dan Pembahasan. dengan perawatan berkala, penyediaan kendaraan pengganti, layanan darurat dan

BAB 4. Hasil dan Pembahasan. dengan perawatan berkala, penyediaan kendaraan pengganti, layanan darurat dan BAB 4 Hasil dan Pembahasan 4.1. PT. X 4.1.1. Profil PT. X PT. X melayani jasa penyewaan kendaraan meliputi penyewaan kendaraan dengan perawatan berkala, penyediaan kendaraan pengganti, layanan darurat

Lebih terperinci

GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA

GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA Studi Deskriptif Mengenai Intensi untuk Melakukan Diet OCD Pada Mahasiswa Universitas Padjadjaran dilihat dari Attitude Toward

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. langsung ke pengurus koperasi yang ada di Bandar lampung.kuesioner yang

BAB III METODE PENELITIAN. langsung ke pengurus koperasi yang ada di Bandar lampung.kuesioner yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui metode survey dengan menggunakan kuesioner dan disebarkan secara langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. medis. Sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan seseorang terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. medis. Sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan seseorang terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sikap pasien terhadap operasi medis. Sikap merupakan suatu bentuk evaluasi

Lebih terperinci

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini: METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada auditor internal IGE Timor Leste, alasannya bahwa IGE merupakan satu-satunya internal auditor pemerintah di Timor Leste. Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Chooper (2005) menyatakan bahwa desain penelitian mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kompetensi sumber daya manusia dan penerapan standar akuntansi pemerintahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kompetensi sumber daya manusia dan penerapan standar akuntansi pemerintahan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Responden Pada sub bab ini penulis akan menguraikan hasil survey yang telah diperoleh. Data yang diperoleh harus diolah terlebih

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUESIONER

LAMPIRAN A KUESIONER LAMPIRAN A KUESIONER KUESIONER Topik : Pengaruh Perceived Organizational Support terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional Karyawan PT Rodeo Prima Jaya Semarang Dengan Hormat, Sehubungan dengan

Lebih terperinci

Studi Mengengenai Intensi dan Determinan Intensi Perilaku Berkendara Pada Anak dan Remaja di Kecamatan Coblong Bandung

Studi Mengengenai Intensi dan Determinan Intensi Perilaku Berkendara Pada Anak dan Remaja di Kecamatan Coblong Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Mengengenai Intensi dan Determinan Intensi Perilaku Berkendara Pada Anak dan Remaja di Kecamatan Coblong Bandung 1 R.A Retno Puji Wulandari, 2 Farida Coralia 1,2

Lebih terperinci

DETERMINAN PERILAKU INVESTOR INDIVIDU DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM PADA INVESTOR YANG TERDAFTAR DI GI-BEI TELKOM UNIVERSITY

DETERMINAN PERILAKU INVESTOR INDIVIDU DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM PADA INVESTOR YANG TERDAFTAR DI GI-BEI TELKOM UNIVERSITY DETERMINAN PERILAKU INVESTOR INDIVIDU DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM PADA INVESTOR YANG TERDAFTAR DI GI-BEI TELKOM UNIVERSITY DETERMINANTS INDIVIDUAL INVESTOR BEHAVIOR IN INVESTMENT DECISION

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENJADI AKUNTAN PUBLIK (STUDI EMPIRIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENJADI AKUNTAN PUBLIK (STUDI EMPIRIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENJADI AKUNTAN PUBLIK (STUDI EMPIRIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA DAN UNIVERSITAS NASIONAL) Nama : Nurul Irmawati NPM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif-asosiatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden Penelitian. Jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian survei ini

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden Penelitian. Jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian survei ini BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Responden Penelitian Jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian survei ini seluruhnya berjumlah 100 orang.

Lebih terperinci

Nama : Angga Praid Fitrian NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Prihantoro, SE., MM

Nama : Angga Praid Fitrian NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Prihantoro, SE., MM Analisis Faktor Faktor Psikologis Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pembelian Handphone Samsung Dengan Operating System Android Di Kalangan Mahasiswa Nama : Angga Praid Fitrian NPM : 10208137 Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam dunia bisnis ritel ini, setiap saat akan berkembang sehingga menyebabkan berbagai jenis ritel bermunculan dan persaingan di dalam bisnis ritel yang sejenis

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA SERTIFIKASI GURU DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN MANDIRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA

KORELASI ANTARA SERTIFIKASI GURU DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN MANDIRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA KORELASI ANTARA SERTIFIKASI GURU DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN MANDIRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA Ade Setiawan Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo awan_ades@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Masyarakat di Kecamatan Balikpapan Selatan, Kalimantan Timur. Jumlah kuisioner yang disebarkan

Lebih terperinci