Analisis Faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi Dan Kebutuhan Investasi Di Jawa Barat Tahun Aso Sukarso, Dwi Hastuti LK, Rahman Budiman

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi Dan Kebutuhan Investasi Di Jawa Barat Tahun Aso Sukarso, Dwi Hastuti LK, Rahman Budiman"

Transkripsi

1 JIE ISSN : Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 3, nomor 2, Juli Desember 2013 Analisis Sektor Unggulan Yang Berdaya Saing Ekspor (Studi Kasus Di Kota Bandung Tahun 2008) Jumri, Encang Kadarisman, Adriana Gumbira Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi,Indeks Pembangunan Manusia Dan Tingkat Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Indonesia Periode Andi Rustandi, Nanang Rusliana, Epi Dani Harison, Apriliani Dewi Wulan Ayu Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tasikmalaya Periode Asep Yusup Hanapia, Iis Surgawati, Gusti Tia Ardiani, Ariyani Siti Purwanti Analisis Faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi Dan Kebutuhan Investasi Di Jawa Barat Tahun Aso Sukarso, Dwi Hastuti LK, Rahman Budiman Analisis Pengaruh Aglomerasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat Tahun Apip Supriadi, Chandra Budi LS, Ridwan Herdianto Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Bank Umum Di Indonesia (Studi Pada Bank Umum Di Indonesia Periode Tahun ) Ade Komaludin, Budhi Wahyu Fitriadi, Rita Tri Yusnita, Elvyana Lumbantoruan Analisis Pengaruh Crude Birth Rate Terhadap Dependency Ratio Dan Hubungannya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tasikmalaya Tahun Noneng Masitoh, Mohammad Soleh Soe aidy, Enung Nuryani Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Alamat Redaksi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya Telp : Fax : lp2m@unsil.ac.id SN : i

2 JIE ii

3 ISSN : Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 3, nomor 2, Juli Desember 2013 Ketua Penyunting : Apip Supriadi Wakil Penyunting Jumri Penyunting Pelaksana: Asep Yusup Hanapia Ade Komaludin Aso Sukarso Andi Rustandi Pembantu Penyunting Chandra Budhi LS Noneng Masitoh Alamat Redaksi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya Telp : Fax : lp2m@unsil.ac.id i

4 ISSN : Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 3, nomor 2, Juli Desember 2013 DAFTAR ISI DEWAN REDAKSI i DAFTAR ISI ii PENGANTAR REDAKSI... iii ANALISIS SEKTOR UNGGULAN YANG BERDAYA SAING EKSPOR (Studi Kasus di Kota Bandung Tahun 2008) Jumri, Encang Kadarisman, Andriana Gumbira PENGARUH LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA PERIODE Andi Rustandi, Nanang Rusliana,Epi Dani Harison,Apriliani Dewi Wulan Ayu ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TASIKMALAYA PERIODE Asep Yusup Hanapia Iis Surgawati, Gusti Tia Ardiani, Ariyani Siti Purwanti ANALISIS FAKTOR PENENTU PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEBUTUHAN INVESTASI DI JAWA BARAT TAHUN Aso Sukarso, Dwi Hastuti L K, Rahman Budiman ANALISIS PENGARUH AGLOMERASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN Apip Supriadi, Chandra Budi LS, Ridwan Herdianto ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT BANK UMUM DI INDONESIA (Studi Pada Bank Umum di Indonesia Periode Tahun ) Ade Komaludin, Budhi Wahyu Fitriadi, Rita Tri Yusnita, Elvyana Lumbantoruan ii

5 ANALISIS PENGARUH CRUDE BIRTH RATE TERHADAP DEPENDENCY RATIO DAN HUBUNGANNYA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN Noneng Masitoh, Mohammad Soleh Soe aidy, Enung Nuryani iii

6 ISSN : Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 3, nomor 2, Juni Desember 2013 Pengantar Redaksi Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan ke hadhirat Allah SWT. Penerbitan jurnal ini diharapkan dapat mendorong dosen dalam melakukan penelitian sehingga dapat menunjang dalam peningkatan kualitas penelitian maupun kualitas akademik. Semoga Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca, Amiin Tasikmalaya, Desember 2013 Dewan Penyunting iv

7 ANALISIS SEKTOR UNGGULAN YANG BERDAYA SAING EKSPOR (Studi Kasus di Kota Bandung Tahun 2008) Jumri 1, Encang Kadarisman 1, Adriana Gumbira 2 Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT This study aims to get a more complete picture of the relationship between the structure of the economic sectors in the city, identify potential sectors or leading sectors that exist in the city of Bandung economy and to analyze whether the seed sector export competitiveness and provideinput for policy development Bandung. The method used in this study is the method of input-output analysis. Input-output table Bandung in 2008 were analyzed to determine the level of direct linkages between economic sectors forward and rearward tub, the degree of sensitivity, and the degree of spread of visible contribution and note also analyzes the impact multipliers: multiplier output. Analysis RCA (revealed comparative advantage) is used to look at the competitiveness of the export sector is superior. The software used in processing the input data output is Microsoft Excel. Of the processed data is input output table Bandung in 2008, the relationship between economic sectors in the city of Bandung 4 showed there is dominant sector in the city of Bandung, namely the service sector individuals and households, road transport services sector, other sectors and commodity trading sectors of air transport services. Based on the analysis of the competitiveness of exports (revealed comparative advantage) showed that the dominant sector in the city of Bandung does not have export competitiveness. Keywords: Input-output, linkage, key sectors, contribution, multipliers, RCA (Revealed comparative advantage) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang keterkaitan struktur antar sektor-sektor ekonomi di Kota Bandung, mengidentifikasi sektor-sektor potensial atau sektorsektor unggulan yang ada pada perekonomian Kota Bandung serta menganalisis apakah sektor unggulan tersebut berdaya saing ekspor dan memberikan masukan bagi kebijakan pembangunan Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis input output. Tabel Input-Output Kota Bandung tahun 2008 dianalisis untuk mengetahui tingkat keterkaitan langsung antar sektorsektor perekonomian baik kedepan maupun ke belakang, derajat kepekaan, derajat penyebaran serta dapat dilihat kontribusinya dan diketahui pula analisis dampak pengganda: Output multiplier, Income multiplier. Analisis RCA (revealed komparatif advantage) digunakan untuk melihat daya saing ekspor sektor unggulan. Perangkat lunak 1 Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi 2 Alumni Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

8 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 2, Juli Desember 2013 yang digunakan dalam mengolah data Input-Output ini adalah Microsoft Excel.Dari hasil olahan data tabel input-output Kota Bandung tahun 2008, keterkaitan antar sektor ekonomi di Kota Bandung menunjukkan ada 4 sektor unggulan di Kota Bandung, yaitu sektor jasa perorangan dan rumah tangga, sektor jasa angkutan jalan, sektor perdagangan komoditi lainnya dan sektor jasa angkutan udara. Berasarkan analisis daya saing ekspor (Revealed Comparative Advantage) menunjukan bahwa sektor unggulan di Kota Bandung tidak memiliki daya saing ekspor. Kata Kunci : Input-Output, Keterkaitan, Sektor Unggulan, Kontribusi, Pengganda, RCA (Revealed Comparative Advantage) PENDAHULUAN Latar Belakang Diberlakukannya Undang- Undang (UU) Nomor 22 tahun 1999 dan UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah menegaskan bahwa pemerintah daerah berkewajiban untuk mengembangkan semaksimal mungkin potensi wilayah yang dimilikinya. Pengembangan wilayah sebagai pembangunan daerah diharuskan memperhatikan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif daerah dengan tujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mampu mengatasi permasalahan kewilayahan lainnya. Memahami bahwa setiap wilayah memiliki karakteristik yang spesifik dan potensi serta keterbatasan yang berbeda maka perencanaan pembangunan wilayah dapat didekati dari pengembangan sektor/komoditas unggulan. Pembangunan perekonomian tidak bisa dipisahkan dari peranan sektor-sektor perekonomian yang pada hakekatnya merupakan penggambaran dari adanya saling keterkaitan diantara sektor-sektor tersebut. Setiap sektor dalam perekonomian daerah dituntut untuk memberikan kontribusinya terhadap kenaikan pendapatan domestik regional bruto (PDRB). Kenaikan PDRB dari tahun ke tahun pada dasarnya merupakan gambaran tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu daerah. Kondisi geografis dapat menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perekonomian suatu wilayah. Berikut ini akan dipaparkan fenomenafenomena ekonomi yang terjadi di 519

9 Analisis Sektor Unggulan Yang Berdaya Saing Ekspor (Studi Kasus di Kota Bandung Tahun 2008) Jumri, Encang Kadarisman, Andriana Gumbira sekitar wilayah bandung raya yaitu Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Bandung. Ada tujuh komoditi unggulan di Kabupaten Bandung yang selama ini diminati luar negeri, diantaranya tekstil, pakaian jadi, kaos kaki, keset, sarung tangan, karpet dan cokelat. Sektor industri di Kabupaten Bandung mempunyai kontribusi besar terhadap PDRB Kabupaten Bandung, terutama indutstri olahan. Tekstil dan produk tekstil (TPT) memberikan kontribusi terbesar terhadap total ekspor Kabupaten Bandung sebesar 7,%. Sementara itu untuk industri cokelat hanya berkontribusi sebesar 10%, sama halnya dengan ekspor sepatu yang hanya 10% ditambah dengan produk lain-lain sebesar 5%. Secara umum perekonomian Kota Cimahi dalam periode didominasi oleh sektor industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran. Kontribusi dua sektor ini mencapai sekitar 80 persen dari total PDRB Kota Cimahi.Dominasi dua sektor ini dalam perekonomian Kota Cimahi konsisten selama periode Sektor-sektor utilitas seperti listrik, gas dan air bersih dan konstruksimenyumbang sekitar persen, sedang kontribusi sektor jasa mencapai 6 persen,sisanya merupakan kontribusi sektor keuangan, pengangkutan dan komunikasi, dan tentu saja sektor pertanian meskipun dengan kontribusi relatif kecil. Perkembangan perekonomian Kabupaten Bandung Barat sampai sejauh ini sudah menggeliat. Pengembangan sektor-sektor yang berpotensi sebagai sektor-sektor unggulan di Kabupaten Bandung Barat sudah terlihat. Sektor pertanian,industri pengolahan non migas, dan sektor perdagangan masih menjadi sektor-sektor lapangan usaha yang paling berkembang di Kabupaten Bandung Barat. Kota Bandung sebagai daerah ibukota Provinsi Jawa Barat merupakan wilayah yang sangat strategis dan diperlukan kajian mengenai sektor-sektor yang kontribusinya sangat besar terhadap PDRB Kota Bandung Provinsi Jawa Barat. Sejalan dengan usaha untuk meningkatkan perekonomian wilayahnya, maka pemerintah daerah Kota Bandung diharuskan memiliki kemampuan untuk dapat mengembangkan potensi-potensi ekonomi yang dimiliki wilayahnya secara lebih efektif dan efisien. 520

10 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 2, Juli Desember 2013 Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi maka perlu untuk memprioritaskan kebijakan ke sektorsektor yang memiliki kemampuan untuk dapat mempengaruhi sektorsektor lainnya untuk tumbuh. Tetapi walaupun sektor unggulan dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap sektor-sektor lainnya, sektor tersebut membutuhkan kemampuan untuk berkembang dan menjadi lokomotif pertumbuhan bagi sektorsektor lainnya. Dengan demikian perlu dilakukan analisis mengenai keterkaitan sektor-sektor dalam perekonomian di Kota Bandung, baik bagi penyedia input maupun sektorsektor yang menggunakan output di Kota Bandung. Menganalisis koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran sektor-sektor di Kota Bandung, serta menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh sektor tersebut berdasarkan efek multiplier terhadap output, pendapatan, dan tenaga kerja di Kota Bandung. Dengan adanya pasar yang tinggi terutama dalam memenuhi permintaan ekspor akan mendorong sektor unggulan untuk dapat lebih tinggi dan mendorong sektor-sektor lainnya untuk berkembang. Oleh karena itu perlu diadakan suatu penelitian untuk mengidentifikasi sektor-sektor yang menjadi sektor unggulan kemudian dikaji tentang seberapa besar kontribusinya serta diidentifikasi sektor-sektor unggulan yang dapat berkembang lebih tinggi karena memiliki daya saing ekspor. Tujuan Penelitian Sesuai dengan uraian di atas maka tujuan penelitian dalam menganalisis dan membandingkan sektor unggulan dalam perekonomian Kota Bandung yaitu sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi sektor-sekor unggulan dalam perekonomian Kota Bandung berdasarkan tingkat keterkaitan antarsektor kegiatan ekonomi. 2. Menganalisis kontribusi (share) sektor unggulan sebagai output,pemintaan akhir (final demand), dan Nilai Tambah Bruto (Primary input) dalam perekonomian Kota Bandung. 3. Menganalisis multiplier Output dan Pendapatan sektor unggulan terhadapsektor-sektor lain dalam perekonomian Kota Bandung berdasarkan tabelinput-output Kota Bandung tahun Mengidentifikasi sektor unggulan yang mempunyai daya saing ekspor dalam perekonomian Kota Bandung. 521

11 Analisis Sektor Unggulan Yang Berdaya Saing Ekspor (Studi Kasus di Kota Bandung Tahun 2008) Jumri, Encang Kadarisman, Andriana Gumbira KERANGKA PEMIKIRAN Pembangunan nasional pada dasarnya berusaha mewujudkan tatanan masyarakat yang adil dan makmur. Dengan keadaan negara Indonesia yang memiliki banyak sumber daya alam dan manusia, dan Kota Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat memiliki potensi yang sangat besar yang dalam pengembangannya harus diatur dan ditata dengan baik agar membuahkan hasil yang maksimal. Sejarah pembangunan ekonomi Indonesia menunjukkan bahwa selama beberapa dasawarsa, sektor pertanian masih menjadi tumpuan harapan negara sebagai penggerak ekonomi, terutama kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja. Potensi agraris yang demikian besar menjanjikan hasil yang sangat menggiurkan jika diolah dan ditangani dengan benar, kondisi sosialteknologi negara yang masih dalam taraf seperti sekarang ini memberikan hasil yang kurang maksimal dari sektor pertanian. Penebangan hutan liar, pencurian hasil laut oleh nelayan asing dan berbagai masalah lainnya ikut serta di dalam menurunkan hasil dari sektor pertanian. Setelah sekian tahap pembangunan dilaksanakan, perkembangan menunjukkan bahwa sektor pertanian tidak dapat selamanya dijadikan dasar tumpuan sumber pendapatan negara karena ternyata kontribusi sektor ini dalam perekonomian Indonesia menunjukkan kecenderungan yang menurun. Di sisi lain sektor industri menunjukkan perkembangan yang pesat. Industri yang umumnya tumbuh dengan cepat ialah industri yang bersifatpadat modal, jenis industri yang nilai produktivitasnya sangat tinggi. Suatu dilema dalam mengembangkan sektor industri di Indonesia adalah masalah pemilihan teknologi dan hubungannya dengan kesempatan kerja. Pembangunan industri telah banyak berdampak positif dalam pembangunan regional, sektor industri mampu meningkatkan kualitas daerah, perataan investasi dan pendapatan daerah (Kriswantriyono, 1991). Tahuntahun belakangan ini sektor industri pengolahan memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia. Berkembangnya sektor industri di daerah tidak terlepas dari perkembangan sektor industri nasional. Di Kota Bandung, sifat sektor industri berhubungan erat dengan 522

12 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 2, Juli Desember 2013 sektor pertanian. Kemunculan bengkel-bengkel mesin di Kota Bandung bersamaan dengan mulai berkembangnya sektor industri nasional, dikarenakan pada saat awal industri logam dan mesin didirikan untuk memenuhi kebutuhan sektor perkebunan. Tidak semua daerah mengalami hal yang serupa dengan Kota Bandung. Pola dan strategi pembangunan sektoral di daerah selalu didasarkan atas potensi dan prospek masing-masing daerah, apalagi setelah adanya otonomi daerah. Beberapa wilayah di Provinsi Jawa Barat termasuk Kota Bandung dikhususkan untuk dikembangkan sebagai daerah industri. Letaknya yang strategis sebagai daerah penyangga bagi wilayah ibukota memberi arti yang tersendiri. Peranan sektor-sektor perekonomian pada hakekatnya merupakan penggambaran dari adanya saling keterkaitan diantara sektor-sektor perekonomian tersebut yang keterkaitannya perlu dianalisis lebih lanjut terhadap sektor-sektor lainnya. Keseimbangan secara umum seluruh sektor dalam perekonomian adalah satu kesatuan sistem, dengan keseimbangan (atau ketidakseimbangan) di satu sektor berpengaruh terhadap keseimbangan atau ketidakseimbangan disektor lain. Perubahan di salah satu sektor akan dapat berpengaruh terhadap sektor yang lainnya. Peranan sektor unggulan di Kota Bandung di analisa dengan menggunakan analisis input-output. Analisis keterkaitan ke belakang dan ke depan digunakan untuk mengetahui struktur sektor perekonomian sehingga pada akhirnya dapat ditentukan subsektor mana yang merupakan sektor unggulan (key sector). Setelah informasi tentang sektor unggulan kemudian dapat diketahui seberapa besar dampak terhadap pendapatan dan output melalui analisis pengganda. Kemudian dapat diketahui kontribusi sektor unggulan sebagai output, nilai tambah bruto dan permintaan akhir. Sektorsektor unggulan sangat besar peranannya dalam memacu pertumbuhan ekonomi tetapi harus bisa menjadi lokomotif penggerak bagi sektor-sektor lainnya sehingga dapat meningkatkan daya saing terhadap daerah lain. Sehingga diperlukan analisis daya saing ekspor guna mengetahui sektor unggulan yang mempunyai daya saing ekspor. 523

13 Analisis Sektor Unggulan Yang Berdaya Saing Ekspor (Studi Kasus di Kota Bandung Tahun 2008) Jumri, Encang Kadarisman, Andriana Gumbira Keterkaitan ke Depan (Forward Linkages) TABEL INPUT-OUTPUT (Badan Pusat Statistik) Keterkaitan ke Belakang (Backward Linkages) Sektor Unggulan (Key Sektor) Dampak Terhadap Pendapatan dan Pertumbuhan Output (Analisis Multiplier) Kontribusi Sebagai Output, Nilai Tambah Bruto dan Input Antara (Analisis Kontribusi) Daya Saing Ekspor (Analisis Revealed Comparative Advantage) Sektor Unggulan Berdaya Saing Ekspor Dalam Perekonomian Kota Bandung Gambar 1. Kerangka Pemikiran OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian yang akan dianalisis yaitu mengenai kontribusi dan daya saing ekspor sektor unggulan dalam perekonomian Kota Bandung. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan dilakukan adalah metode deskriptif analisis, yaitu suatu bentuk penelitian yang bertujuan menggambarkan serta menganalisis keadaan yang sebenarnya pada suatu organisasi, khususnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian, yang sifatnya membantu 524

14 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 2, Juli Desember 2013 namun dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian yang dilakukan adalah mencari dan mengumpulkan sumber dan jenis data yang sesuai dengan pendekatan analisis. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah PDRB Kota Bandung, Kota Bandung Dalam Angka, Statistik EksporPerdagangan Luar Negeri Indonesia, Statistik Ekspor Jawa Barat, Statistik Ekspor Kota Bandung dan Tabel Input-Output Kota Bandung tahun 2008 : Tabel Transaksi domestik atas dasarharga produsen dengan klasifikasi 54 sektor. Dalam penelitian ini data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Bandung Propinsi Jawa Barat, BappedaKota Bandung Propinsi Jawa Barat, data-data dariinternet, perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi dan berbagaisumber yang relevan. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Input-Output dengan tahapan : 1) Klasifikasi Sektor Klasifikasi sektor bertujuan untuk mengelompokkan kegiatan ekonomi yang sangat beraneka ragam ke dalam satuan-satuan produksi yang sedapat mungkin menghasilkan output. Penyusunan klasifikasi sektor merupakan kerangka dasar dan sangat berpengaruh dalam menentukan tahap-tahap kegiatan selanjutnya. Beberapa hal yang dipertimbangkan dalam penentuan klasifikasi sektor antara lain adalah peranan suatu komoditi dalam perekonomian, ketersediaan data dan kebijakan tentang komoditi strategis di Kota Bandung. Penentuan klasifikasi sektor ini didasarkan pada komoditi, aktivitas, gabungan komoditi dan aktivitas. 2) Analisis Koefisien Input Pada Tabel I-O, koefisien input atau koefisien teknologi adalah perbandingan antara jumlah output sektor i yang digunakan dalam sektor j (X ij )dengan input total sektor j (X j ). Koefisien ini dapat diterjemahkan sebagai jumlah input dari sektor i yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit output sektor j (Firmansyah, 2006 : 30). 3) Analisis Perubahan Output Dalam analisis ini input primer menjadi faktor eksogen. Artinya pertumbuhan perekonomian baik secara sektoral maupun secara total dipengaruhi oleh perubahan pada input primer (Firmansyah, 2006: 41). 4) Keterkaitan Antar Sektor (Backward and Forward Linkage) 525

15 Analisis Sektor Unggulan Yang Berdaya Saing Ekspor (Studi Kasus di Kota Bandung Tahun 2008) Jumri, Encang Kadarisman, Andriana Gumbira Analisis keterkaitan antar sektor terbagi menjadi kaitan ke belakang (backward linkage) dan kaitan ke depan (forward likages). Kedua keterkaitan merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat keterkaitan suatu sektor terhadap sektor-sektor yang lain dalam perekonomian. Kaitan kebelakang merupakan alat analisis untuk mengetahui derajat keterkaitan suatu sektor terhadap sektor-sektor lain yang menyumbang input kepadanya. Kaitannya ke depan merupakan alat analisis untuk mengetahui derajat keterkaitan antara suatu sektor yang menghasilkan output, untuk digunakan sebagai input bagi sektor-sektor lain (Mudrajat Kuncoro; 2003 : 407). 5) Daya Penyebaran Daya penyebaran menunjukkan seberapa besar pengaruh keterkaitan pada perhitungan keterkaitan ke belakang. 6) Derajat Kepekaan Derajat kepekaan menunjukkan seberapa besar pengaruh pada perhitungan keterkaitan ke depan. 7) Analisis Sektor Unggulan menggunakan Forward dan Backward Process Dalam analisis I-O dapat diidentifikasi sektor-sektor unggulan yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkages) atau disebut juga derajat kepekaan yang tinggi dan keterkaitan ke depan (forward linkages) atau daya sebar yang tinggi. Sektor yang mempunyai daya penyebaran tinggi menunjukan sektor tersebut mempunyai daya dorong yang cukup kuat dibandingkan sektor lainnya. Sedangkan sektor yang mempunyai derajat kepekaan yang tinggi menunjukkanbahwa sektor tersebut mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap sektor lain. Sektor unggulan didefinisikan sebagai sektor yang memegang peranan penting dalam menggerakkan roda perekonomian dan ditentukan berdasarkan indeks total keterkaitan ke belakang dan ke depan. Suatu sektor apabila koefisiennilai IDPj > 1 dan IDKi > 1, maka sektor tersebut merupakan sektor unggulan (keysector) atau dapat dikatakan sebagai leading sector dalam perekonomian diwilayah yang bersangkutan, karena mempunyai tingkat keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang yang tinggi (Didit, 2008 : 134). 8) Analisis Kontribusi sebagai Output (Output Share) 526

16 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 2, Juli Desember 2013 Analisis ini digunakan untuk melihat seberapa besar peranan dari output masing-masing sektor dalam membentuk output secara keseluruhan (Desi, 2009 :133). 9) Analisa Kontribusi sebagai permintaan Akhir (Final Demand Share) Analisis ini digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi permintaan akhir terhadap pembentukan nilai output di suatu sektor (Desi, 2009 : 134). 10) Analisa Kontribusi sebagai Nilai Tambah Bruto (Primary InputShare) Analisis ini digunakan untuk melihat seberapa besar peranan nilai tambah bruto terhadap pembentukan output di suatu sektor (Desi, 2009 : 134). 11) Angka Pengganda Output Angka pengganda output sektor j adalah nilai total dari output atau produksi yang dihasilkan oleh perekonomian untuk memenuhi (atau akibat) adanya perubahan satu unit uang permintaan akhir sektor j tersebut. Hal tersebut terjadi karena peningkatan permintaan akhir di sektor j tidak hanya akan meningkatkan output sektor produksi sektor j tersebut, tetapi juga akan meningkatkan output sektor-sektor lain di perekonomian. Angka pengganda output untuk sektor ke-j didalam suatu perekonomian sama dengan penjumlahan kolom ke-j dari matriks kebalikan Leontief untuk perekonomian yang bersangkutan. Angka pengganda output biasa dihitung dengan menggunakan matriks kebalikan Leontief (I-A) ) Angka Pengganda Pendapatan Angka pengganda pendapatan rumah tangga suatu sektor menunjukkan perubahan jumlah pendapatan yang diterima oleh rumah tangga yang tercipta akibat adanya tambahan satu unit uang permintaan akhir pada suatu sektor. Jalur pengaruh dampak perubahan permintaan peningkatan pendapatan rumah tangga dapat dijelaskan dengan kasus peningkatan permintaan akhir. Peningkatan permintaan akhir sektoral akan meningkatkan sektoral dan total perekonomian. Hal ini dapat diukur melalui angka pengganda output akan meningkatkan permintaan terhadap tenaga kerja, hal ini akan meningkatkan balas jasa terhadap rumah tangga yang memiliki tenaga kerja tersebut. 13) Revealed Comparative Advantage (RCA) Metode RCA (Revealed Comparative Advantage) merupakan 527

17 Analisis Sektor Unggulan Yang Berdaya Saing Ekspor (Studi Kasus di Kota Bandung Tahun 2008) Jumri, Encang Kadarisman, Andriana Gumbira metode untuk mengetahui sektor atau komoditi yang memiliki keunggulan atau yang memiliki prestasi ekspor suatu daerah. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Mengacu pada kerangka teoritik tabel input-ouput, sektor-sektor yang memiliki keterkaitan kebelakang atau daya penyebaran dan keterkaitan ke depan atau daya kepekaan yang lebih dari satu merupakan sektor unggulan karena sektor-sektor tersebut mempunyai daya dukung yang tinggi terhadap sektor-sektor yang lain. Sektor yang menjadi sektor unggulan di Kota Bandung berdasarkan Tabel Input-Output Tahun 2008 adalah perdagangan komoditi lainnya, jasa angkutan jalan, jasa angkutan udara dan jasa perorangan dan rumah tangga.dari 4 sektor unggulan dalam perekonomian Kota Bandung, keempatnya berada pada sektor perdagangan dan pengangkutan. Hal ini menunjukan bahwa Kota Bandung berperan penting dalam pengembangan sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor pengangkutan dan komunikasi di Jawa Barat. Sektor Unggulan Berdasarkan Keterkaitan Antar Sektor Kegiatan Ekonomi Konsep keterkaitan yang digunakan sebagai dasar perumusan strategi pembangunan ekonomi dengan melihat keterkaitan antar sektor dalam suatu sistem perekonomian. Dari hasil analisis, didapatkan lima sektor terbaik dari 50 sektor yang ada dalam tabel input output. Sektor yang mempunyai kaitan ke belakang yang tinggi apabila indeksnya lebih besar dari 1, dan ranking terbaik dalam indeks kepekaan ke belakang ini adalah sektor Industri Pakaian Jadi Kecuali Untuk Alas Kaki yaitu nilai backwardnya 3,27 yang artinya distribusi manfaat dari pengembangan sektor Industri Pakaian Jadi Kecuali Untuk Alas Kaki ini terhadap perkembangan sektorsektor lainnya melalui mekanisme transaksi pasar input sebesar 3,27 kali dan nilai indeks kepekaan ke belakangnya 1,36 yang artinya kemampuan sektor Industri Pakaian Jadi, kecuali untuk Alas Kaki ini untuk meningkatkan pertumbuhan industri hulunya sebesar 1,36 kali. Perdagangan Bahan Konstruksi merupakan sektor terbaik kedua dengan nilai backwardnya 3,07 yang artinya distribusi manfaat dari 528

18 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 2, Juli Desember 2013 pengembangan sektor Perdagangan backwardnya 2,96 yang artinya Bahan Konstruksi ini terhadap distribusi manfaat dari pengembangan perkembangan sektor-sektor lainnya melalui mekanisme transaksi pasar input sebesar 3,07 kali dan indeks kepekaan ke belakang sebesar 1,28 sektor Hotel Bintang ini terhadap perkembangan sektor-sektor lainnya melalui mekanisme transaksi pasar input sebesar 2,96 kali dan indeks yang artinya kemampuan sektor kepekaan ke belakang sebesar 1,23 Perdagangan Bahan Konstruksi ini yang artinya kemampuan sektor Hotel untuk meningkatkan pertumbuhan Bintang ini untuk meningkatkan industri hulunya sebesar 1,28 kali. pertumbuhan industri hulunya sebesar Selanjutnya sektor Perdagangan 1,23 kali. Dan yang terakhir sektor Tekstil, Pakaian Jadi dan Alas Kaki adalah sektor terbaik ketiga dengan nilai backwardnya sebesar 2,97 yang Jasa Perorangan dan Rumah Tangga adalah sektor terbaik kelima dengan nilai backwardnya 2,86 yang artinya artinya distribusi manfaat dari distribusi manfaat dari pengembangan pengembangan sektor Perdagangan Tekstil, Pakaian Jadi dan Alas Kaki ini sektor Jasa Perorangan dan Rumah Tangga ini terhadap perkembangan terhadap perkembangan sektor-sektor sektor-sektor lainnya melalui lainnya melalui mekanisme transaksi mekanisme transaksi pasar input pasar input sebesar 2,97 kali dan sebesar 2,86 kali dan indeks kepekaan indeks kepekaan ke belakang ke belakangnya 1,19 yang artinya 1,23yang artinya kemampuan sektor kemampuan sektor Hotel Bintang ini Perdagangan Tekstil, Pakaian Jadi dan untuk meningkatkan pertumbuhan Alas Kaki ini untuk meningkatkan pertumbuhan industri hulunya sebesar 1,23 kali. industri hulunya sebesar 1,19 kali. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel berikut ini: Hotel Bintang merupakan sektor terbaik ke empat dengan nilai Tabel 1. Keterkaitan Ke Belakang dan Indeks Kepekaan Ranking Sektor Backward Indeks Kepekaan Kebelakang 1 Ind. Pakaian jd Kecuali utk Alas Kaki 3, , Perdagangan Bahan Konstruksi 3, , Perd. Tekstil,Pakaian jd dan Alas Kaki 2, , Hotel Bintang 2, , Jasa Perorangan dan Rumah Tangga 2, ,

19 Analisis Sektor Unggulan Yang Berdaya Saing Ekspor (Studi Kasus di Kota Bandung Tahun 2008) Jumri, Encang Kadarisman, Andriana Gumbira Sumber : Badan Pusat Statistik, 2008 diolah Dalam hal konsep keterkaitan sektor Perdagangan Hasil Pertanian ke depan ini tidak berbeda jauh dengan untuk mendorong pertumbuhan konsep keterkaitan ke belakang, produksi sektor-sektor lain yang namun sebagai pembedanya yaitu memakai input dari sektor dampak penyebarannya yang memiliki Perdagangan Hasil Pertanian ini daya dorong yang cukup kuat sebesar 2,81 kali. Selanjutnya sektor dibandingkan sektor lainnya, serta Jasa Angkutan Jalan adalah sektor mempunyai kepekaan yang tinggi terbaik ketiga dengan nilai forwardnya apabila nilai indeksnya lebih besar dari 1. Sektor yang mempunyai rangking terbaik adalah sektor Perdagangan sebesar 4,49 yang artinya tingkat kepekaan sektor Jasa Angkutan Jalan terhadap sektor-sektor lainnya melalui Komoditi Lainnya dengan nilai mekanisme pasar output sebesar 4,49 forwardnya sebesar 41,04 yang artinya tingkat kepekaan sektor Perdagangan Komoditi Lainnya terhadap sektorsektor lainnya melalui mekanisme pasar output sebesar 41,04 kali dan indeks penyebaran ke depan 17,10 kali dan indeks kepekaan ke depan 1,87 yang artinya kemampuan sektor Jasa Angkutan Jalan untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor-sektor lain yang memakai input dari sektor Jasa Angkutan Jalan ini sebesar 1,87 yang artinya kemampuan sektor kali. Perdagangan Komoditi Lainnya untuk Jasa Perorangan dan Rumah mendorong pertumbuhan produksi Tangga merupakan sektor terbaik ke sektor-sektor lain yang memakai input dari sektor Perdagangan Komoditi Lainnya ini sebesar 17,10 kali. Perdagangan Hasil Pertanian empat dengan nilai forwardnya 3,20 yang artinya tingkat kepekaan sektor Jasa Perorangan dan Rumah Tangga terhadap sektor-sektor lainnya melalui merupakan sektor terbaik kedua mekanisme pasar output sebesar 3,20 dengan nilai forwardnya 6,75 yang kali dan indeks kepekaan ke depan artinya tingkat kepekaan sektor sebesar 1,33yang artinya kemampuan Perdagangan Hasil Pertanian terhadap sektor Jasa Perorangan dan Rumah sektor-sektor lainnya melalui Tangga untuk mendorong mekanisme pasar output sebesar 6,75 kali dan indeks kepekaan ke depan sebesar 2,81yang artinya kemampuan pertumbuhan produksi sektor-sektor lain yang memakai input dari sektor Jasa Perorangan dan Rumah Tangga 530

20 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 2, Juli Desember 2013 ini sebesar 1,33 kali. Dan yang terakhir sektor Listrik adalah sektor terbaik kelima dengan nilai forwardnya 3,00 yang artinya tingkat kepekaan sektor Listrik terhadap sektor-sektor lainnya melalui mekanisme pasar output sebesar 3,00 kali dan indeks kepekaan ke depannya 1,25yang artinya kemampuan sektor Listrik untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor-sektor lain yang memakai input dari sektor Listrik ini sebesar 1,25 kali. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 2. Keterkaitan Ke Depan dan Indeks Penyebaran Ranking Sektor Forward Indeks Penyebaran Kedepan 1 Perdagangan Komoditi Lainnya 41, , Perdagangan Hasil Pertanian 6, , Jasa Angkutan Jalan 4, , Jasa Perorangan dan Rumah Tangga 3, , Listrik 3, ,25094 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2008 diolah sebesar 0,90 persen terhadap Kontribusi Sektor Unggulan perekonomian Kota Bandung. Dalam Perekonomian Kota Bandung Jasa Pemerintahan Umum Analisis kontribusi digunakan merupakan sektor terbaik kedua untuk menganalisis sektor unggulan dengan nilai kontribusinya sebesar sebagai output, pemintaan akhir (final 0,85yang artinya Sektor Jasa demand), dan Nilai Tambah Bruto Pemerintahan Umum memberikan (Primary input) dalam perekonomian kontribusi sebesar 0,85 persen Kota Bandung. Dari hasil analisis 50 terhadap perekonomian Kota sektor yang ada dalam tabel input Bandung. Selanjutnya sektor Jasa output, terdapat 5 sektor yang Komunikasi adalah sektor terbaik mempunyai kontribusi tertinggi dalam ketiga dengan nilai kontribusinya perekonomian Kota Bandung. Sektor sebesar 0,80yang artinya Sektor Jasa Jasa Pendidikan Pemerintah Komunikasi memberikan kontribusi merupakan sektor yang memiliki sebesar 0,80 persen terhadap kontribusi tertinggi yaitu sebesar 0,90 yang artinya Sektor Jasa Pendidikan perekonomian Kota Bandung. Jasa Bank merupakan sektor terbaik ke Pemerintah memberikan kontribusi empat dengan nilai kontribusinya sebesar 0,76yang artinya Sektor Bank 531

21 Analisis Sektor Unggulan Yang Berdaya Saing Ekspor (Studi Kasus di Kota Bandung Tahun 2008) Jumri, Encang Kadarisman, Andriana Gumbira memberikan kontribusi sebesar 0,76 persen terhadap perekonomian Kota Bandung. Dan yang terakhir sektor Industri Barang-Barang Dari Plastik Kecuali Furniture adalah sektor terbaik kelima dengan nilai kontribusinya sebesar 0,55 yang artinya Sektor Industri Barang-Barang Dari Plastik Kecuali Furniture memberikan kontribusi sebesar 0,55 persen terhadap perekonomian Kota Bandung. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 3. Kontribusi Ranking Sektor Nilai Kontribusi 1 Jasa Pendidikan Pemerintah 0, Jasa Pemerintahan Umum 0, Jasa Komunikasi Jasa Bank 0, Industri Barang-Barang Dari Plastik Kecuali Furniture 0,55575 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2008 diolah Multiplier Output dan Pendapatan 3,27 kali. Perdagangan Bahan Perekonomian Kota Bandung Terdapat dua hasil analisis dari pengganda output ini yaitu pengganda Konstruksi merupakan sektor terbaik kedua dengan nilai pengganda output sederhana sebesar 3,07 yang artinya output sederhana dan pengganda kenaikan atau penurunan output output total. Letak perbedaannya yaitu dari upah dan gaji serta pengeluaran sebesar satu unit satuan moneter berubah menjadi sebesar 3,07 kali. konsumsi rumah tangga. Dari hasil Selanjutnya sektor analisis 50 dan 51 sektor yang ada dalam tabel input output, didapatkan Perdagangan Tekstil, Pakaian Jadi dan Alas Kaki adalah sektor terbaik ketiga lima sektor terbaik dan sektor yang dengan nilai pengganda output mempunyai ranking terbaik dalam sederhana sebesar 2,97yang artinya pengganda output sederhana yaitu, kenaikan atau penurunan output sektor industri pakaian jadi kecuali untuk alas kaki sebesar 3,27 yang sebesar satu unit satuan moneter berubah menjadi sebesar 2,97 kali. artinya kenaikan atau penurunan Hotel Bintang merupakan sektor output sebesar satu unit satuan terbaik ke empat dengan nilai moneter berubah menjadi sebesar pengganda output sederhana sebesar 532

22 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 2, Juli Desember ,96 yang artinya kenaikan atau penurunan output sebesar satu unit satuan moneter berubah menjadi sebesar 2,96 kali. Dan yang terakhir sektor Jasa Perorangan dan Rumah Tangga nilai pengganda output sederhana sebesar 2,86yang artinya kenaikan atau penurunan output sebesar satu unit satuan moneter berubah menjadi sebesar 2,86 kali. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel berikut ini adalah sektor terbaik kelima dengan Tabel 4. Pengganda Output Sederhana Ranking Sektor Pengganda Output Sederhana 1 Industri Pakaian Jadi Kecuali Untuk Alas Kaki 3, Perdagangan Bahan Konstruksi 3, Perdagangan Tekstil, Pakaian Jadi dan Alas Kaki 2, Hotel Bintang 2, Jasa Perorangan dan Rumah Tangga 2, Sumber : Badan Pusat Statistik, 2008 diolah Selanjutnya apabila dilihat dari pengganda output total, dari hasil analisis 50 dan 51 sektor yang ada dalam tabel input output, didapatkan lima sektor terbaik dan sektor yang mempunyai rangking terbaik yaitu sektor Industri Pakaian Jadi Kecuali Untuk Alas Kaki sebesar 3,34 yang menunjukan total pembelian input baik tidak langsung maupun langsung dari sektor Industri Pakaian Jadi Kecuali Untuk Alas Kaki yang disebabkan karena adanya peningkatan penjualan dari sektor Industri Pakaian Jadi Kecuali Untuk Alas Kaki sebesar satu unit satuan moneter berubah menjadi sebesar 3,34 kali. kedua dengan nilai pengganda output total sebesar 3,19 yang menunjukkan total pembelian input baik tidak langsung maupun langsung dari sektor Perdagangan Bahan Konstruksi yang disebabkan karena adanya peningkatan penjualan dari sektor Perdagangan Bahan Konstruksi sebesar satu unit satuan moneter berubah menjadi sebesar 3,19 kali. Selanjutnya sektor Hotel Bintang adalah sektor terbaik ketiga dengan nilai pengganda output total sebesar 3,08 yang menunjukkan total pembelian input baik tidak langsung maupun langsung dari sektor Hotel Bintang yang disebabkan karena Perdagangan Bahan adanya peningkatan penjualan dari Konstruksi merupakan sektor terbaik sektor Hotel Bintang sebesar satu unit 533

23 Analisis Sektor Unggulan Yang Berdaya Saing Ekspor (Studi Kasus di Kota Bandung Tahun 2008) Jumri, Encang Kadarisman, Andriana Gumbira satuan moneter berubah menjadi sebesar 3,08 kali. Perdagangan Tekstil, Pakaian Jadi dan Alas Kaki merupakan sektor terbaik ke empat dengan nilai pengganda output total sebesar 3,03 yang menunjukkan total pembelian input baik tidak langsung maupun langsung dari sektor Perdagangan Tekstil, Pakaian Jadi dan Alas Kaki yang disebabkan karena adanya peningkatan penjualan dari sektor Perdagangan Tekstil, Pakaian Jadi dan Alas Kaki sebesar satu unit satuan moneter berubah menjadi sebesar 3,03 kali. Dan yang terakhir sektor Jasa Angkutan Jalan adalah sektor terbaik kelima dengan nilai pengganda output total sebesar 2,93 yang menunjukkan total pembelian input baik tidak langsung maupun langsung dari sektor Jasa Angkutan Jalan yang disebabkan karena adanya peningkatan penjualan dari sektor Jasa Angkutan Jalan sebesar satu unit satuan moneter berubah menjadi sebesar 2,93 kali. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 5. Pengganda Output Total Ranking Sektor Pengganda Output Total 1 Industri Pakaian Jadi Kecuali Untuk Alas Kaki 3, Perdagangan Bahan Konstruksi 3, Hotel Bintang 3, Perdagangan Tekstil, Pakaian Jadi dan Alas Kaki 3, Jasa Angkutan Jalan 2,93428 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2008 diolah Selain mengenai multiplier output, disini juga akan dipaparkan mengenai multiplier pendapatan. Dalam analisis pengganda pendapatan ini terdapat dua hasil analisis yaitu pengganda pendapatan type 1 dan pengganda pendapatan type 2. Letak perbedaannya yaitu dari upah dan gaji serta pengeluaran konsumsi rumah tangga. Dari hasil analisis 50 dan 51 sektor yang ada dalam tabel input output, didapatkan lima sektor terbaik dan sektor yang mempunyai ranking terbaik untuk pengganda pendapatan type 1, yaitu sektor Jasa Angkutan Kereta Api sebesar 0,235 menunjukkan bahwa setiap penambahan permintaan akhir output dari sektor Jasa Angkutan Kereta Api sebesar satu satuan akan meningkatkan pendapatan rumah tangga yang bekerja di sektor tersebut 534

24 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 2, Juli Desember 2013 sebesar 0,235 kali. Jasa Angkutan Udara merupakan sektor terbaik kedua pengganda pendapatan type 1 sebesar 0,119menunjukan bahwa setiap dengan nilai pengganda pendapatan penambahan permintaan akhir output type 1 sebesar 0,129 menunjukkan dari sektor Perdagangan Bahan bahwa setiap penambahan permintaan Konstruksi sebesar satu satuan akan akhir output dari sektor Jasa Angkutan meningkatkan pendapatan rumah Udara sebesar satu satuan akan tangga yang bekerja di sektor tersebut meningkatkan pendapatan rumah sebesar 0,119 kali. tangga yang bekerja di sektor tersebut Dan yang terakhir sektor sebesar 0,129 kali. Selanjutnya sektor Hotel Industri Barang Galian Bukan Logam adalah sektor terbaik kelima dengan Bintang adalah sektor terbaik ketiga nilai pengganda pendapatan type 1 dengan nilai pengganda pendapatan sebesar 0,116menunjukan bahwa type 1 sebesar 0,120menunjukan setiap penambahan permintaan akhir bahwa setiap penambahan permintaan akhir output dari sektor Hotel Bintang output dari sektor Industri Barang Galian Bukan Logam sebesar satu sebesar satu satuan akan satuan akan meningkatkan meningkatkan pendapatan rumah pendapatan rumah tangga yang tangga yang bekerja di sektor tersebut bekerja di sektor tersebut sebesar sebesar 0,120 kali. Perdagangan 0,116 kali. Untuk lebih jelasnya bisa Bahan Konstruksi merupakan sektor dilihat dalam tabel berikut ini terbaik ke empat dengan nilai Tabel 6. Pengganda Pendapatan Type 1 Ranking Sektor Pengganda Pendapatan Tipe 1 1 Jasa Angkutan Kereta Api 0, Jasa Angkutan Udara 0, Hotel Bintang 0, Perdagangan Bahan Konstruksi 0, Industri Barang Galian Bukan Logam 0,11660 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2008 diolah Dari hasil analisis 50 dan 51 sektor yang ada dalam tabel input output, didapatkan lima sektor terbaik dan sektor yang mempunyai ranking terbaik untuk pengganda pendapatan type 2 adalah sektor Industri Logam Dasar Dan Barang Dari Logam, Kecuali Mesin Dan Peralatannya sebesar 6,69 adalah menunjukkan 535

25 Analisis Sektor Unggulan Yang Berdaya Saing Ekspor (Studi Kasus di Kota Bandung Tahun 2008) Jumri, Encang Kadarisman, Andriana Gumbira bahwa setiap penambahan permintaan akhir output dari sektor Industri Logam Dasar Dan Barang Dari Logam, Kecuali Mesin Dan Peralatannya sebesar satu satuan rupiah akan meningkatkan pendapatan rumah tangga di sector Industri Logam Dasar Dan Barang Dari Logam, Kecuali Mesin Dan Peralatannya sebesar 6,69 kali. Perdagangan Tekstil, Pakaian Jadi dan Alas Kaki merupakan sektor terbaik kedua dengan nilai pengganda pendapatan type 2 sebesar 6,32adalah menunjukkan bahwa setiap penambahan permintaan akhir output dari sektor Perdagangan Tekstil, Pakaian Jadi dan Alas Kaki sebesar satu satuan rupiah akan meningkatkan pendapatan rumah tangga di sektor Perdagangan Tekstil, Pakaian Jadi dan Alas Kaki sebesar 6,32 kali. Selanjutnya sektor Real Estate Dan Usaha Persewaan adalah sektor terbaik ketiga dengan nilai pengganda pendapatan tipe 2 sebesar 5,99 adalah menunjukkan bahwa setiap penambahan permintaan akhir output dari sektor Real Estate Dan Usaha Persewaan sebesar satu satuan rupiah akan meningkatkan pendapatan rumah tangga di sektor Real Estate Dan Usaha Persewaan sebesar 5,99 kali. Industri Mesin dan Peralatannya Termasuk Perlengkapannya merupakan sektor terbaik ke empat dengan nilai pengganda pendapatan type 2 sebesar 5,29adalah menunjukkan bahwa setiap penambahan permintaan akhir output dari sektor Industri Mesin dan Peralatannya Termasuk Perlengkapannya sebesar satu satuan rupiah akan meningkatkan pendapatan rumah tangga di sektor Industri Mesin dan Peralatannya Termasuk Perlengkapannya sebesar 5,29 kali. Dan yang terakhir sektor Jasa Sosial Kemasyarakatan Swasta Lainnya adalah sektor terbaik kelima dengan nilai pengganda pendapatan type 2 sebesar 4,77adalah menunjukan bahwa setiap penambahan permintaan akhir output dari sektor Jasa Sosial Kemasyarakatan Swasta Lainnya sebesar satu satuan rupiah akan meningkatkan pendapatan rumah tangga di sektor Jasa Sosial Kemasyarakatan Swasta Lainnya sebesar 4,77 kali. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel berikut ini : 536

26 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 2, Juli Desember 2013 Ranking Tabel 7. Pengganda Pendapatan Type 2 Sektor Pengganda Pendapatan Tipe 2 Industri Logam Dasar dan Barang Dari Logam, 1 6,6949 Kecuali Mesin & Peralatannya 2 Perdagangan Tekstil, Pakaian Jadi dan Alas Kaki 6, Real Estate Dan Usaha Persewaan 5,9959 Industri Mesin dan Peralatannya Termasuk 4 5,2919 Perlengkapannya 5 Jasa Sosial Kemasyarakatan Swasta Lainnya 4,7701 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2008 diolah Sektor Unggulan Kota Bandung Yang Berdaya Saing Ekspor Berdasarkan hasil analisis diketahui sektor-sektor yang menjadi sektor unggulan di Kota Bandung. Dari hasil perhitungan 50 sektor perekonomian di Kota Bandung, sektor yang menjadi sektor unggulan di Kota Bandung adalah perdagangan komoditi lainnya, jasa angkutan jalan, jasa angkutan udara dan jasa perorangan dan rumah tangga. Dari ke empat sektor unggulan tersebut hanya 2 sektor yang memiliki nilai ekspor, yaitu sektor Jasa Angkutan Jalan dan sektor sektor Jasa Angkutan Udara. Namun dari hasil analisis RCA, kedua sektor unggulan tersebut tidak mempunyai daya saing ekspor karena hanya memiliki nilai RCA sebesar 0,001 dan 0,543. Sedangkan kriteria sektor unggulan yang berdaya saing ekspor semestinya nilai RCA tersebut lebih besar dari 1. Berdasarkan Nilai RCA tersebut menunjukkan bahwa sektor-sektor unggulan di Kota Bandung tidak memiliki daya saing ekspor. Hal ini menjadi bahan masukan yang penting dalam menentukan kompetensi daerah mengenai sektor unggulan yang mempunyai daya saing ekspor. Sehingga pemerintah Kota Bandung memiliki prioritas untuk pengembangan sektor unggulan ini sehingga mampu mendorong perkembangan sektor-sektor ekonomi dan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel berikut ini : 537

27 Analisis Sektor Unggulan Yang Berdaya Saing Ekspor (Studi Kasus di Kota Bandung Tahun 2008) Jumri, Encang Kadarisman, Andriana Gumbira Kode Tabel.8. Daya Saing Ekspor Nama Sektor Nilai Ekspor Nilai RCA 50 Jasa Perorangan dan Rumah Tangga Jasa Angkutan Jalan , Perdagangan Komoditi Lainnya Jasa Angkutan Udara ,543 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2008 diolah KESIMPULAN 1. Hasil analisis keterkaitan menunjukkan sektor-sektor yang menjadi sektor unggulan dalam perekonomian Kota Bandung. Berdasarkan Tabel input-output ada dua jenis sektor unggulan, yaitu yang berkontribusi ke depan adalah sektor perdagangan komoditi lainnya, sektor perdagangan hasil pertanian, sektor jasa angkutan jalan, sektor jasa perorangan dan rumah tangga dan sektor listrik. Sedangkan sektor unggulan yang berkontribusi ke belakang adalah sektor industri pakaian jadi kecuali untuk alas kaki, sektor perdagangan bahan konstruksi, sektor perdagangan tekstil, pakaian jadi dan alas kaki, sektor hotel bintang dan sektor jasa perorangan dan rumah tangga. Hal ini menunjukan bahwa Kota Bandung memiliki sektor-sektor unggulan yang sangat banyak baik yang memberikan kontribusi ke depan maupun ke belakang dan berperan penting dalam pengembangan perekonomian di Jawa Barat. 2. Hasil analisis kontribusi (share) diketahui bahwa sektor yang memberikan kontribusi tertinggi adalah sektor jasa pendidikan pemerintah, kedua adalah sektor jasa pemerintahan umum, ketiga adalah sektor jasa komunikasi, selanjutnya yang ke empat adalah sektor jasa bank dan yang terakhir adalah sektor industri barangbarang dari plastik kecuali furniture. 3. Hasil analisis multiplier diketahui bahwa sektor industri logam dasar dan barang dari logam, kecuali 538

28 Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 2, Juli Desember 2013 mesin dan peralatannya memiliki angka penganda pendapatan yang besar yaitu 6,69 kali, sedangkan sektor industri pakaian jadi kecuali untuk alas kaki memiliki angka pengganda output terbesar yaitu 3,34 kali. Advantage) menunjukkan sektor unggulan di Kota Bandung tidak memiliki daya saing ekspor. Nilai RCA tersebut menunjukan bahwa sektorsektor unggulan tersebut tidak berdaya saing ekspor. 4. Berdasarkan analisis daya saing ekspor (Revealed Comparative DAFTAR PUSTAKA Achmad Firman Analisis dampak Investasi Sektor Peternakan Terhadap Perekonomian dijawa Tengah. Ahmad, S. dan Darwanto Kontribusi Dan Daya Saing Ekspor Sektor Unggulan Dalam Perekonomian Jawa Tengah. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Volume 1, Nomor 1, Tahun Amstrong, Harvey. And Jim Taylor Regional Economics and Policy. Second Edition. British : Harvester Wheatsheaf. Arsyad, Lincoln Ekonomi Pembangunan. Edisi keempat. Yogyakarta : STIE YKPN. Badan Pusat Statistik, Data Pendapatan Daerah regional Bruto. Jawa Barat. Badan Pusat Statistik, Ekspor Impor Jawa Barat. Jawa Barat. Badan Pusat Statistik, Tabel Input Output Kota Bandung Tahun Jawa Barat. Badan Pusat Statistik, Tabel Input Output Provinsi Jawa Barat Tahun Jawa Barat. Boediono, Teori Pertumbuhan Ekonomi. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE. Dewinta, Stanny Analisis Peranan Sektor Industri Pengolahan Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa Barat (Analisis Input Output). Jurnal Ekonomi Institut Pertanian Bogor. Didit, P. dan Devi, I Analisis Peranan Sektor Industri terhadap Perekonomian Jawa TengahTahun 2000 dan Tahun 2004 (Analisis Input-Output). Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 9, No,2, hal Dikdik, K. dan Candra, W Analisis Daya Saing Ekspor Sektor Unggulan di Jawa Barat. JurnalTrikonomika Fakultas Ekonomi Unpas, Vol. 6, No.1. Firmansyah Operasi Matrix dan Analisis Input-Output (I-O) 539

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN YANG BERDAYA SAING EKSPOR (Studi Kasus Di Kota Bandung Tahun 2008)

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN YANG BERDAYA SAING EKSPOR (Studi Kasus Di Kota Bandung Tahun 2008) ANALISIS SEKTOR UNGGULAN YANG BERDAYA SAING EKSPOR (Studi Kasus Di Kota Bandung Tahun 2008) Adriana Gumbira 093401010 Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Analisis Faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi Dan Kebutuhan Investasi Di Jawa Barat Tahun Aso Sukarso, Dwi Hastuti LK, Rahman Budiman

Analisis Faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi Dan Kebutuhan Investasi Di Jawa Barat Tahun Aso Sukarso, Dwi Hastuti LK, Rahman Budiman JIE ISSN : 2301-8828 Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 3, nomor 2, Juli Desember 2013 Analisis Sektor Unggulan Yang Berdaya Saing Ekspor (Studi Kasus Di Kota Bandung Tahun 2008) Jumri, Encang Kadarisman, Adriana

Lebih terperinci

Analisis Faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi Dan Kebutuhan Investasi Di Jawa Barat Tahun Aso Sukarso, Dwi Hastuti LK, Rahman Budiman

Analisis Faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi Dan Kebutuhan Investasi Di Jawa Barat Tahun Aso Sukarso, Dwi Hastuti LK, Rahman Budiman JIE ISSN : 2301-8828 Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 3, nomor 2, Juli Desember 2013 Analisis Sektor Unggulan Yang Berdaya Saing Ekspor (Studi Kasus Di Kota Bandung Tahun 2008) Jumri, Encang Kadarisman, Adriana

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Asli Daerah Serta Peranannya Pada Pembangunan Di Jawa Barat Andi Rustandi, Encang Kadarisman

Analisis Pendapatan Asli Daerah Serta Peranannya Pada Pembangunan Di Jawa Barat Andi Rustandi, Encang Kadarisman JIE ISSN : 2301-8828 Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 3, nomor 1, Januari Juni 2013 Analisis Kontribusi Dan Produktivitas Tenaga Kerj Di Jawa Barat Asep Yusup Hanapia, Chandra Budhi L.S, Aso Sukarso Kajian Tentang

Lebih terperinci

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007 Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007 TABEL INPUT OUTPUT Tabel Input-Output (Tabel I-O) merupakan uraian statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor Alat analisis Input-Output (I-O) merupakan salah satu instrumen yang secara komprehensif dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. deskriptif analitik. Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan

III. METODE PENELITIAN. deskriptif analitik. Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan hipotesis, melainkan hanya mendeskripsikan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI DAN DAYA SAING EKSPOR SEKTOR UNGGULAN DALAM PEREKONOMIAN JAWA TENGAH

KONTRIBUSI DAN DAYA SAING EKSPOR SEKTOR UNGGULAN DALAM PEREKONOMIAN JAWA TENGAH DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-13 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jme KONTRIBUSI DAN DAYA SAING EKSPOR SEKTOR UNGGULAN DALAM PEREKONOMIAN JAWA TENGAH

Lebih terperinci

PENGARUH INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

PENGARUH INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DI PROVINSI SULAWESI TENGAH J. Agroland 17 (1) : 63 69, Maret 2010 ISSN : 0854 641X PENGARUH INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DI PROVINSI SULAWESI TENGAH The Effect of Investment of Agricultural

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sektor, total permintaan Provinsi Jambi pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 61,85

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sektor, total permintaan Provinsi Jambi pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 61,85 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Struktur Perekonomian Provinsi Jambi 5.1.1 Struktur Permintaan Berdasarkan tabel Input-Output Provinsi Jambi tahun 2007 klasifikasi 70 sektor, total permintaan Provinsi Jambi

Lebih terperinci

Analisis Faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi Dan Kebutuhan Investasi Di Jawa Barat Tahun Aso Sukarso, Dwi Hastuti LK, Rahman Budiman

Analisis Faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi Dan Kebutuhan Investasi Di Jawa Barat Tahun Aso Sukarso, Dwi Hastuti LK, Rahman Budiman JIE ISSN : 2301-8828 Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 3, nomor 2, Juli Desember 2013 Analisis Sektor Unggulan Yang Berdaya Saing Ekspor (Studi Kasus Di Kota Bandung Tahun 2008) Jumri, Encang Kadarisman, Adriana

Lebih terperinci

DAMPAK INVESTASI SWASTA YANG TERCATAT DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

DAMPAK INVESTASI SWASTA YANG TERCATAT DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH (ANALISIS INPUT-OUTPUT) DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 1-9 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jme DAMPAK INVESTASI SWASTA YANG TERCATAT DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA

Lebih terperinci

Economics Development Analysis Journal

Economics Development Analysis Journal EDAJ 4 (3) (2015) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj PERANAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN DALAM PEREKONOMIAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN ANALISIS

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang masih memegang peranan dalam peningkatan perekonomian nasional. Selain itu, sebagian besar penduduk Indonesia masih menggantungkan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten Banjarnegara Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai peranan ekonomi sektoral ditinjau dari struktur permintaan, penerimaan

Lebih terperinci

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) OLEH SRI MULYANI H14103087 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU 6.1. Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku Aktivitas atau kegiatan ekonomi suatu wilayah dikatakan mengalami kemajuan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya pembangunan ekonomi jangka panjang yang terencana dan dilaksanakan secara bertahap. Pembangunan adalah suatu

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hal-hal yang akan diuraikan dalam pembahasan dibagi dalam tiga bagian yakni bagian (1) penelaahan terhadap perekonomian Kabupaten Karo secara makro, yang dibahas adalah mengenai

Lebih terperinci

ANALISIS INPUT-OUTPUT KOMODITAS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

ANALISIS INPUT-OUTPUT KOMODITAS KELAPA SAWIT DI INDONESIA Perwitasari, H. dkk., Analisis Input-Output... ANALISIS INPUT-OUTPUT KOMODITAS KELAPA SAWIT DI INDONESIA Hani Perwitasari dan Pinjung Nawang Sari Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Gadjah Mada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Asli Daerah Serta Peranannya Pada Pembangunan Di Jawa Barat Andi Rustandi, Encang Kadarisman

Analisis Pendapatan Asli Daerah Serta Peranannya Pada Pembangunan Di Jawa Barat Andi Rustandi, Encang Kadarisman JIE ISSN : 2301-8828 Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 3, nomor 1, Januari Juni 2013 Analisis Kontribusi Dan Produktivitas Tenaga Kerj Di Jawa Barat Asep Yusup Hanapia, Chandra Budhi L.S, Aso Sukarso Kajian Tentang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kedudukan Kota Bogor yang terletak di antara wilayah Kabupaten Bogor dan dekat dengan Ibukota Negara

Lebih terperinci

Sumber : Tabel I-O Kota Tarakan Updating 2007, Data diolah

Sumber : Tabel I-O Kota Tarakan Updating 2007, Data diolah 48 V. DUKUNGAN ANGGARAN DALAM OPTIMALISASI KINERJA PEMBANGUNAN BERBASIS SEKTOR UNGGULAN 5.1. Unggulan Kota Tarakan 5.1.1. Struktur Total Output Output merupakan nilai produksi barang maupun jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Hotel dan Restoran Terhadap Perekonomian Kota Cirebon Berdasarkan Struktur Permintaan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Hotel dan Restoran Terhadap Perekonomian Kota Cirebon Berdasarkan Struktur Permintaan 60 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Peranan Sektor Hotel dan Restoran Terhadap Perekonomian Kota Cirebon Berdasarkan Struktur Permintaan Alat analisis Input-Output (I-O) merupakan salah satu instrumen yang

Lebih terperinci

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA Andi Tabrani Pusat Pengkajian Kebijakan Peningkatan Daya Saing, BPPT, Jakarta Abstract Identification process for

Lebih terperinci

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur Okto Dasa Matra Suharjo dan Eko Budi Santoso Jurusan Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Pertumbuhan ekonomi wilayah merupakan pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN 164 BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN Adanya keterbatasan dalam pembangunan baik keterbatasan sumber daya maupun dana merupakan alasan pentingnya dalam penentuan sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 38 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi Kota Cirebon. Hal tersebut karena Kota Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan adalah suatu proses perubahan yang direncanakan dan merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan, berkelanjutan dan bertahap menuju tingkat

Lebih terperinci

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatur masuk dan keluarnya perusahaan dari sebuah indutri, standar mutu

BAB I PENDAHULUAN. mengatur masuk dan keluarnya perusahaan dari sebuah indutri, standar mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu Negara, pemerintah mempunyai berbagai kekuasaan untuk mengatur masuk dan keluarnya perusahaan dari sebuah indutri, standar mutu produk, menetapkan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, dilakukan beberapa macam analisis, yaitu analisis angka pengganda, analisis keterkaitan antar sektor, dan analisis dampak pengeluaran pemerintah terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN DAN DAMPAK SEKTOR PERDAGANGAN DAN INDUSTRI TERHADAP PDRB JAWA TIMUR

ANALISIS KETERKAITAN DAN DAMPAK SEKTOR PERDAGANGAN DAN INDUSTRI TERHADAP PDRB JAWA TIMUR ANALISIS KETERKAITAN DAN DAMPAK SEKTOR PERDAGANGAN DAN INDUSTRI TERHADAP PDRB JAWA TIMUR Yoalina Septriani Nur Arifah dan Retno Mustika Dewi Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU No. 19/05/14/Th.XI, 10 Mei PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau Tanpa Migas y-on-y Triwulan I Tahun sebesar 5,93 persen Ekonomi Riau dengan migas pada triwulan I tahun mengalami kontraksi sebesar 1,19

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ALAT ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ALAT ANALISIS DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv PRAKATA... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi.

III. KERANGKA PEMIKIRAN. sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi. III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Input-Output Integrasi ekonomi yang menyeluruh dan berkesinambungan di antar semua sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi.

Lebih terperinci

Analisis Peranan Sektor Jasa Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa Timur (Pendekatan Model Input Output)

Analisis Peranan Sektor Jasa Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa Timur (Pendekatan Model Input Output) 1 Analisis Peranan Sektor Jasa Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa Timur (Pendekatan Model Input Output) Analysis of Service Sector Contribution to the Economy of East Java Province by Inputoutput Analysis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH TAHUN 2000 DAN TAHUN 2004 (ANALISIS INPUT OUTPUT)

ANALISIS PERANAN SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH TAHUN 2000 DAN TAHUN 2004 (ANALISIS INPUT OUTPUT) Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 9, No. 2, Desember 2008, hal. 137-155 ANALISIS PERANAN SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH TAHUN 2000 DAN TAHUN 2004 (ANALISIS INPUT OUTPUT) Didit Purnomo

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th.XI, 5 Februari 2013 Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012 Mencapai 7,27 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kuncoro (2010: 4) menyebutkan bahwa pembangunan di Negara Sedang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kuncoro (2010: 4) menyebutkan bahwa pembangunan di Negara Sedang BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kuncoro (2010: 4) menyebutkan bahwa pembangunan di Negara Sedang Berkembang (NSB) pada awalnya identik dengan strategi pertumbuhan ekonomi, yaitu usaha untuk meningkatkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan Ekonomi Regional Pertumbuhan ekonomi merupakan unsur penting dalam proses pembangunan wilayah yang masih merupakan target utama dalam rencana pembangunan di samping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi saat ini telah banyak perubahan dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi saat ini telah banyak perubahan dalam berbagai bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era reformasi saat ini telah banyak perubahan dalam berbagai bidang pembangunan dan pemerintahan. Perubahan dalam pemerintahan adalah mulai diberlakukannya

Lebih terperinci

Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di

Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di 120 No. 1 2 3 4 Tabel 3.5 Kegiatan Pembangunan Infrastruktur dalam MP3EI di Kota Balikpapan Proyek MP3EI Pembangunan jembatan Pulau Balang bentang panjang 1.314 meter. Pengembangan pelabuhan Internasional

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Tahun 2012 ruang lingkup penghitungan meliputi

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,08 PERSEN No. 11/02/61/Th. XVII, 5 Februari 2014 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan antar daerah. Pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Uraian dalam Bab ini menjelaskan hasil pengolahan data dan pembahasan terhadap 4 (empat) hal penting yang menjadi fokus dari penelitian ini, yaitu: (1) peranan sektor kehutanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan atas sumber daya air, sumber daya lahan, sumber daya hutan, sumber

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini ditujukkan melalui memperluas

Lebih terperinci

EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2)

EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2) EKO-REGIONAL, Vol 1, No.1, Maret 2006 EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2) 1) Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI JAWA BARAT

ANALISIS KONTRIBUSI DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI JAWA BARAT ANALISIS KONTRIBUSI DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI JAWA BARAT Asep Yusup Hanapia 1, Aso Sukarso, Chandra Budhi L.S Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT The

Lebih terperinci

TUGAS MODEL EKONOMI Dosen : Dr. Djoni Hartono

TUGAS MODEL EKONOMI Dosen : Dr. Djoni Hartono UNIVERSITAS INDONESIA TUGAS MODEL EKONOMI Dosen : Dr. Djoni Hartono NAMA Sunaryo NPM 0906584134 I Made Ambara NPM 0906583825 Kiki Anggraeni NPM 090xxxxxxx Widarto Susilo NPM 0906584191 M. Indarto NPM 0906583913

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder berupa Tabel Input-Output Indonesia tahun 2008 yang diklasifikasikan menjadi 10 sektor dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk yang diikuti oleh perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki peran penting bagi perekonomian nasional. Berdasarkan sisi perekonomian secara makro, Jawa Barat memiliki

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang terpadu merupakan segala bentuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi yang ditunjang oleh kegiatan non ekonomi.

Lebih terperinci

(Klasifikasi 14 Propinsi Berdasarkan Tabel IO Propinsi Tahun 2000) Dyah Hapsari Amalina S. dan Alla Asmara

(Klasifikasi 14 Propinsi Berdasarkan Tabel IO Propinsi Tahun 2000) Dyah Hapsari Amalina S. dan Alla Asmara 69 Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 3. No 2 Desember 2009) KETERKAITAN ANTAR SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN DI INDONESIA Dyah Hapsari Amalina S. 1 dan Alla Asmara 2 1 Alumni Departemen

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 19 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Konseptual Kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal membuka ruang bagi penyelenggara pemerintah Kota Bandung untuk berkreasi dalam meningkatan pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN JASA PARIWISATA DAN SEKTOR PENDUKUNGNYA DALAM PEREKONOMIAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Analisis Input-Output)

ANALISIS PERANAN JASA PARIWISATA DAN SEKTOR PENDUKUNGNYA DALAM PEREKONOMIAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Analisis Input-Output) ANALISIS PERANAN JASA PARIWISATA DAN SEKTOR PENDUKUNGNYA DALAM PEREKONOMIAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Analisis Input-Output) OLEH DWI PANGASTUTI UJIANI H14102028 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan implementasi serta bagian integral dari pembangunan nasional. Dengan kata lain, pembangunan nasional tidak akan lepas dari peran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan kesempatan kerja. Pendekatan pertumbuhan ekonomi banyak

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN DI PROVINSI LAMPUNG

ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN DI PROVINSI LAMPUNG ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN DI PROVINSI LAMPUNG (Linkage Analysis of The Agroindustry Sector on Economy In Lampung Province) Rendy Oktaliando, Agus Hudoyo, dan Achdiansyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi agar terus tumbuh dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi agar terus tumbuh dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu faktor penting dalam perencanaan pembangunan daerah adalah membangun perekonomian wilayah tersebut agar memiliki daya saing yang tinggi agar terus

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL INPUT-OUTPUT

ANALISIS MODEL INPUT-OUTPUT PELATIHAN UNTUK STAF PENELITI Puslitbang Penyelenggaraan Pos dan Telekomunikasi ANALISIS MODEL INPUT-OUTPUT Oleh Dr. Uka Wikarya Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universtas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Distribusi Input dan Output Produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Distribusi Input dan Output Produksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Dasar 2.1.1 Distribusi Input dan Output Produksi Proses produksi adalah suatu proses yang dilakukan oleh dunia usaha untuk mengubah input menjadi output. Dunia usaha

Lebih terperinci

VI. PERANAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN SIAK

VI. PERANAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN SIAK VI. PERANAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN SIAK 6.1. Struktur Perekonomian Kabupaten Siak 6.1.1. Struktur PDB dan Jumlah Tenaga Kerja Dengan menggunakan tabel SAM Siak 2003

Lebih terperinci

STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA. M. Zainuri

STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA. M. Zainuri STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA Universitas Muria Kudus, Gondangmanis Bae, Po Box 53, Kudus 59352 Email: zainuri.umk@gmail.com Abstract The economic structure of Jepara regency shown

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014 No. 68/11/33/Th.VIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan III tahun

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. Kesimpulan yang dapat dikemukakan terkait hasil penelitian, yaitu.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. Kesimpulan yang dapat dikemukakan terkait hasil penelitian, yaitu. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat dikemukakan terkait hasil penelitian, yaitu. 1. Sektor industri pengolahan memiliki peranan penting terhadap perekonomian Jawa Barat periode

Lebih terperinci

KETERKAITAN ANTARSEKTOR PADA PEREKONOMIAN JAWA TIMUR

KETERKAITAN ANTARSEKTOR PADA PEREKONOMIAN JAWA TIMUR KETERKAITAN ANTARSEKTOR PADA PEREKONOMIAN JAWA TIMUR Keterkaitan Sektor Hulu dan Sektor Hilir Hasil dari analisis dengan menggunakan PCA menunjukkan sektor-sektor perekonomian pada bagian hulu dan sektor-sektor

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai sarana untuk memperlancar mobilisasi barang dan jasa serta sebagai

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai sarana untuk memperlancar mobilisasi barang dan jasa serta sebagai BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Investasi infrastruktur transportasi dalam pembangunan ekonomi penting sebagai sarana untuk memperlancar mobilisasi barang dan jasa serta sebagai sarana untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Suryana (2000 : 3), mengungkapkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA PENYEBARAN DAN DERAJAT KEPEKAAN SEKTOR EKONOMI DI JAWA TENGAH ABSTRAK

ANALISIS DAYA PENYEBARAN DAN DERAJAT KEPEKAAN SEKTOR EKONOMI DI JAWA TENGAH ABSTRAK ANALISIS DAYA PENYEBARAN DAN DERAJAT KEPEKAAN SEKTOR EKONOMI DI JAWA TENGAH Abednego Dwi Septiadi 1, Muliasari Pinilih 2, dan Intan Shaferi 3 1,2 Program Studi Sistem Informasi 3 Jurusan Manajemen STMIK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah meningkatnya produksi total suatu daerah. Selain itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta meningkatnya kesejahteraan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014 No.51/08/33/Th.VIII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sehingga pembangunan bidang pertambangan merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karenanya

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB IV TINJAUAN EKONOMI 2.1 STRUKTUR EKONOMI Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau

Lebih terperinci

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder yang sebagian besar berasal

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder yang sebagian besar berasal 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan adalah data sekunder yang sebagian besar berasal dari Tabel Input-Output Kota Bontang Tahun 2010 klasifikasi 46 sektor yang diagregasikan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 06/05/33/Th.III, 15 Mei 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2009 PDRB JAWA TENGAH TRIWULAN I TH 2009 TUMBUH 5,5 PERSEN PDRB Jawa Tengah pada triwulan I tahun

Lebih terperinci

DAMPAK SEKTOR PERTAMBANGAN TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH DI KABUPATEN LUWU TIMUR

DAMPAK SEKTOR PERTAMBANGAN TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH DI KABUPATEN LUWU TIMUR DAMPAK SEKTOR PERTAMBANGAN TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH DI KABUPATEN LUWU TIMUR Wahyu Hidayat, Ernan Rustiadi, & Hariadi Kartodihardjo Institut Pertanian Bogor, Indonesia wahyuhidayat211@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2014 No. 32/05/35/Th. XIV, 5 Mei 2014 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2014 (y-on-y) mencapai 6,40

Lebih terperinci

Yofi et al., Analisis Peran Sektor Pertanian Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banyuwangi...

Yofi et al., Analisis Peran Sektor Pertanian Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banyuwangi... Yofi et al., Analisis Peran Pertanian Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banyuwangi... 1 Analisis Peran Pertanian Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banyuwangi (Pendekatan Input-Output) An Analysis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan ekonomi, hal ini disebabkan karena terjadinya keterbelakangan ekonomi. Pembangunan di bidang ekonomi

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PETERNAKAN DAN PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT

PERANAN SEKTOR PETERNAKAN DAN PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT PERANAN SEKTOR PETERNAKAN DAN PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT THE ROLE OF THE LIVESTOK AND FISHERY SECTOR TO ECONOMY OF RIAU PROVINCE: ANALYSIS OF THE INPUT-OUTPUT

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN ROKAN HILIR: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT

PERANAN SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN ROKAN HILIR: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT PERANAN SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN ROKAN HILIR: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT THE ROLE OF THE AGROINDUSTRY SECTOR TO ECONOMY OF KABUPATEN ROKAN HILIR ANALYSIS OF THE INPUT-OUTPUT

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/08/72/Th. XIV, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan

Lebih terperinci

Peran dan Strategi Pengembangan Sektor Perdagangan di Jawa Timur. The Role Strategy of Development the Trade Sector in East Java

Peran dan Strategi Pengembangan Sektor Perdagangan di Jawa Timur. The Role Strategy of Development the Trade Sector in East Java 1 Peran dan Strategi Pengembangan Sektor Perdagangan di Jawa Timur The Role Strategy of Development the Trade Sector in East Java Isrotin Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

Analisis Sektor Unggulan Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Buol

Analisis Sektor Unggulan Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Buol Analisis Sektor Unggulan dan Supomo Kawulusan (Mahasiswa Program Studi Magister Pembangunan Wilayah Pedesaan Pascasarjana Universitas Tadulako) Abstract The purpose this reseach the economy sector growth

Lebih terperinci