LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2015"

Transkripsi

1 LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN

2 BAB I PENDAHULUAN Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No 37/Permentan/OT.140/3/ 2013 tanggal 11 Maret 2013 adalah unit pelaksana teknis di bidang penelitian dan pengembangan, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Berdasarkan Permentan tersebut, BBSDLP mempunyai tugas melaksanakan penelitian pengembangan sumber daya lahan pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya, BBSDLP melaksanakan fungsi : a) pelaksanaan penyusunan program, rencana kerja, anggaran, evaluasi, dan laporan penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian; b) pelaksanaan pemetaan dan evaluasi sumber daya lahan serta pengembangan wilayah; c) pelaksanaan analisis dan sintesis kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian; d) pelaksanaan pengembangan komponen teknologi dan sistem usaha pertanian bidang sumber daya lahan pertanian; e) pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian; f) pelaksanaan pengembangan sistem informasi hasil penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian; serta g) pengelolaan urusan kepegawaian, rumah tangga, keuangan, dan perlengkapan BBSDLP. Selain melaksanakan tugas dan fungsi, BBSDLP berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006, tanggal 10 Juli 2006 mendapat mandat untuk mengkoordinasikan penelitian dan pengembangan yang bersifat lintas sumber daya di bidang tanah, agroklimat, hidrologi, lahan rawa, dan lingkungan pertanian yang terdapat pada Balai Penelitian Tanah Bogor, Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Bogor, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Banjar Baru, Kalimantan Selatan, dan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian Jakenan, Pati, Jawa Tengah. Koordinasi difokuskan untuk mensinergikan pelaksanaan penelitian dan pengembangan sumber daya lahan dan untuk menghindari overlaping penelitian di masing-masing UPT. Hubungan dan mekanisme kerja dengan institusi di luar Badan Litbang Pertanian yang menangani aspek lahan, seperti Badan Informasi Geospasial (BIG), Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

3 Dirjen Perkebunan, BPN, BMKG, dan Perguruan Tinggi diselaraskan dengan mekanisme kerjasama atau jejaring konsorsium. Dalam menjalankan perannya ke depan, permasalahan yang dihadapi semakin kompleks, seperti 1) terjadinya degradasi sumber daya lahan dan pencemaran, 2) alih fungsi lahan, 3) land rent dan fragmentasi lahan, 4) pemanasan global dan perubahan iklim, 5) meluasnya lahan terlantar, dan 6) masih rendahnya diseminasi inovasi teknologi. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, BBSDLP beserta balai-balai di bawah koordinasinya, sedang dan akan terus berinisiatif melakukan langkah-langkah visioner melalui optimalisasi pemanfaatan dan peningkatan sumber daya penelitian yang dimiliki. Paradigma BBSDLP dalam era pembangunan yang makin kompetitif penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian (impact recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific mission/recognition) untuk pencapaian status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (a world class research institution). Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal harus dijawab dengan meningkatkan prioritas dan kualitas hasil litbang yang berorientasi pasar baik domestik maupun internasional dan berdaya saing tinggi. Guna menjawab kesemuanya itu, ke depan BBSDLP akan meningkatkan kerja sama/networking baik dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian, dan pelaku usaha nasional maupun internasional. Peran BBSDLP yang semakin besar dan strategis harus didukung oleh sumber daya yang memadai (SDM, pendanaan, dan sarana-prasarana). Berdasarkan data per 31 Desember 2015, jumlah SDM lingkup BBSDLP sebanyak 506 orang dengan komposisi SDM menurut pendidikan terakhir sebagai berikut: lulusan S3 sebanyak 53 orang, lulusan S2 sebanyak 73 orang, lulusan S1 sebanyak 98 orang, dan lulusan < S1 sebanyak 282 orang. Pelaksanaan tugas dan fungsi serta program Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana, antara lain berupa instalasi laboratorium tanah; rumah kaca; kebun percobaan lahan kering di Tamanbogo yang digunakan untuk penelitian dan teknik budidaya tanaman pangan lahan kering; kebun percobaan lahan rawa di Banjarbaru yang terdiri dari: KP. Belandean (Lahan Pasang surut tipe B), KP. Banjarbaru (Lahan Lebak-tadah hujan), KP. Handil Manarap (Lahan Tadah hujan), KP. Binuang (lahan kering-tadah hujan- Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

4 lebak), dan KP. Tanggul + Tawar (lahan lebak dangkal-tengahan); dan kebun percobaan Jakenan. Pemanfaatan kebun percobaan ini masih harus terus dioptimalkan. Selain itu terdapat juga fasilitas laboratorium, diantaranya 1 (satu) laboratorium yang dikelola langsung oleh BBSDLP, yakni 1 (satu) Laboratorium mineralogi tanah; 3 (tiga) laboratorium yang dikelola oleh Balittanah yakni: (1) Laboratorium kimia, (2) Laboratorium pengujian tanah, dan (3) Laboratorium fisika & biologi tanah; 2 (dua) laboratorium yang dikelola oleh Balittra yakni: (1) Laboratorium tanah, air, dan tanaman, (2) Laboratorium mikrobiologi; 3 (tiga) Laboratorium yang dikelola oleh Balingtan yaitu: (1) Laboratorium Gas Rumah Kaca (Laboratorium GRK) yang dilengkapi dengan peralatan Gas Chromatography (GC) tipe 8A yang mampu menganalisa gas CH4 dan 14A untuk menganalisa gas CO2 dan N2O, (2) Laboratorium Residu Bahan Agrokimia (Laboratorium RBA), dan (3) Laboratorium Terpadu, salah satu fungsinya adalah melaksanakan analisa logam berat, residu pestisida, tanah rutin, dan bahan pencemar lain. Dalam upaya mendapatkan data pengukuran gas rumah kaca yang akurat, BB Litbang SDLP sudah mempunyai Gas Chromatography (GC) portabel untuk mengukur emisi gas rumah kaca secara langsung di lapangan. Selain itu BBSDLP juga telah memiliki Laborartorium Informasi Geospasial dan Analisis Sistem (IGAS). Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

5 BAB II PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. Perencanaan Strategis Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber daya Lahan Pertanian (BBSDLP) merupakan acuan dan arahan bagi Unit Kerja di lingkup BBSDLP dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian dan pengembangan pertanian periode secara menyeluruh, terintegrasi, dan sinergis, baik di dalam maupun antar subsektor terkait. Penyusunan Renstra BBDLP mengacu kepada: 1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, 2) Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang (RPJP) Tahun , 3) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun , 4) Renstra Kementerian Pertanian Tahun , dan Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun Secara operasional, Renstra ini menjadi acuan dalam penyusunan Renstra unit pelaksana teknis (UPT) lingkup BBSDLP yang dalam penjabarannya disesuaikan dengan dinamika lingkungan strategis pembangunan nasional dan respon stakeholders Visi Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian terkemuka di dunia dalam mewujudkan sistem pertanian bioindustri tropika berkelanjutan Misi BBSDLP a. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi sumberdaya lahan pertanian unggul berdaya saing yang berbasis advanced technology dan bioscience, bioengineering, teknologi responsif terhadap dinamika perubahan iklim, dan aplikasi teknologi informasi serta peningkatan scientific recognition. b. Meningkatkan kualitas dan pengelolaan sumberdaya penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian. c. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional (networking) dalam rangka penguasaan sains dan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

6 (scientific recognition) serta pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian (impact recognition) Tujuan dan Sasaran a. Tujuan Utama Tujuan utama Balai Besar Litbang SDLP tahun adalah sebagai berikut: 1) Meneliti dan mengembangkan inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian mendukung pertanian bioindustri tropika unggul berdaya saing. 2) Menghasilkan rekomendasi kebijakan pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian yang aplikatif, baik bersifat antisipatif maupun responsif yang berdampak pada meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani. 3) Mendiseminasikan inovasi teknologi sumberdaya lahan pertanian dalam mewujudkan spectrum dissemination multi channel (SDMC) dalam membangun jejaring kerjasama nasional dan internasional. b. Sasaran Kegiatan Sasaran Kegiatan yang ingin dicapai BBSDLP pada periode adalah: 1) Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial. 2) Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian. 3) Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan. 4) Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang. 5) Terbangunnya Taman Sains Pertanian. 6) Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi. 7) Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang sumberdaya lahan pertanian yang handal dan terkemuka. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

7 Indikator kinerja Utama Dalam lima tahun ke depan ( ), Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai sasaran kegiatan yang telah ditetapkan. Secara terinci IKU tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 1. Indikator Kinerja Utama BBSDLP tahun No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Utama 1. Tersedianya data dan informasi SDL pertanian 2. Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian 3. Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan. 4. Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang 5. Terbangunnya Taman Sains Pertanian 6. Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi. 7. Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka. 1. Jumlah informasi geospasial sumberdaya pertanian 2. Jumlah sistem informasi pertanian 3. Jumlah database sumberdaya lahan pertanian 1. Jumlah teknologi pengelolaan lahan, air dan agroklimat, dan lingkungan pertanian 2. Jumlah formula dan produk pertanian yang ramah lingkungan 1. Jumlah rekomendasi kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Perubahan Iklim 1. Jumlah informasi dan teknologi reklamasi lahan terlantar bekas pertambangan 1. Jumlah Taman Sains Pertanian 1. Jumlah publikasi, KTI dan produk cetakan 1. Jumlah HaKI 2. Jumlah lisensi 3. Jumlah MoU/kegiatan kerjasama nasional dan internasional Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

8 Arah Kebijakan Arah kebijakan dan strategi penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian mengacu pada arah kebijakan pembangunan pertanian yang berlandaskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) ketiga ( ), sebagai penjabaran dari Visi, Program Aksi Presiden/Wakil Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla, serta berpedoman pada Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional Arah Kebijakan Litbang SDLP ke depan adalah: a. Memprioritaskan penyediaan inovasi dan teknologi inovatif untuk optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian, terutama lahan suboptimal, baik lahan eksisting maupun untuk perluasan areal baru. b. Mendorong kemajuan bioscience dan bioengineering tropika dalam pemenfaatan sumberdaya hayati tanah dan optimalisasi lahan pertanian sebagai inti sistem inovasi pertanian bioindustri nasional sebagai landasan dan motor penggerak sistem pertanian bioindustri berkelanjutan dengan bertitik tolak dari pengembangan konsep hulu-hilir. c. Mempercepat penyediaan Advance Technology (frontier) seperti teknologi nano, iradiasi, sensorik, sumberdaya lahan dan air, dan biomassa dan limbah organik. d. Meningkatkan scientific recognition melalui peningkatan jumlah publikasi dalam jurnal nasional dan internasional serta peningkatan kualitas Jurnal BBSDLP. e. Memposisikan spirit tagline (Science.Innovation.Networks) dalam setiap kegiatan litkajibangrap baik dalam proses teknis maupun dalam aspek manajemen dan kepemimpinan dan pemikiran. f. Mengembangkan model prediksi dan sistem informasi pertanian berbasis geospasial serta memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan sistem cloud computing. g. Merumuskan rekomendasi kebijakan, organisasi dan kelembagaan terutama berkaitan dengan peningkatan efektivitas sinergi program penelitian dan pengembangan pertanian Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

9 Strategi Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian Strategi umum litbang sumberdaya lahan pertanian yang terkait dengan tupoksi BBSDLP untuk mewujudkan visi pembangunan pertanian tersebut adalah : a. Identifikasi, evaluasi dan analisis sintesis kebijakan sumberdaya lahan pertanian, meliputi: karakteristik, potensi, ketersediaan, kesesuaian, land tenure, kebijakan tata kelola, dan sebagainya. b. Pengembangan teknologi inovasi pengelolaan pengelolaan sumberdaya lahan pertanian berbasis bio science, nano technology, dan irradiasi yang meliputi: 1) Optimalisasi dan peningkatan kapasitas produksi sumberdaya lahan pertanian eksisting, terutama lahan suboptimal dan pemulihan lahan terdegrasi, 2) Inovasi teknologi adaptasi dan mitigasi yang merespon terhadap dinamika perubahan iklim. 3) Inovasi sistem produksi biomassa (produk utama dan produk samping) yang unggul dan cermat,. c. Pengembangan Sistem Database dan Sistem Informasi Pertanian Berbasis Web Sumberdaya Lahan Pertanian. d. Pengembangan sistem usahatani bio/agroindustri dan bio/agroservices terpadu, meliputi: 1) Mengembangkan sistem usahatani tanaman-ternak terpadu, 2) Mengembangkan usahatani untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dan bencana, 3) Mengembangkan usahatani ramah lingkungan, 4) Mengembangkan agrowisata dan penyedia jasa lainnya, e. Penelitian in house untuk menumbuhkembangkan penelitian dasar untuk mendukung penelitian terapan dan inovastif yang meliputi: metodologi pemetaan dan GIS, tanah, iklim, air, dan lingkungan pertanian. f. Meningkatkan promosi dan mengakselerasi diseminasi hasil penelitian melalui Spectrum Dissemination Multi Channel kepada seluruh stakeholders nasional melalui jejaring PPP (public-private partnership) maupun internasional untuk mempercepat proses pencapaian sasaran pembangunan pertanian (impact recognition) pengakuan ilmiah internasional (scientific recognition) dan perolehan sumber-sumber pendanaan penelitian lainnya di luar APBN (eksternal fundings). Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

10 Program dan Kegiatan a. Program Program Balitbangtan pada periode diarahkan untuk menghasilkan teknologi dan inovasi pertanian bioindustri berkelanjutan. Oleh karena itu, Balitbangtan menetapkan kebijakan alokasi sumberdaya litbang menurut fokus komoditas yang terdiri atas delapan kelompok produk yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, yakni: (1) Bahan Makanan Pokok Nasional: Padi, Jagung, Kedelai, Gula, Daging Unggas, Daging Sapi-Kerbau; (2) Bahan Makanan Pokok Lokal: Sagu, Jagung, Umbi-Umbian (ubikayu, ubijalar); (3) Produk Pertanian Penting Pengendal iinflasi: Cabai, Bawang Merah, Bawang Putih; (4) Bahan Baku Industri (Konvensional): Sawit, Karet, Kakao, Kopi, Lada, Pala, Teh, Susu, Ubi Kayu; (5) Bahan Baku Industri: Sorgum, Gandum, Tanaman Obat, Minyak Atsiri, (6) Produk Industri Pertanian (Prospektif): Aneka Tepung dan Jamu; (7) Produk Energi Pertanian (Prospektif): Biodiesel, Bioetanol, Biogas; dan (8) Produk Pertanian Berorientasi Ekspor dan Subtitusi Impor: Buah-buahan (Nanas, Manggis, Salak, Mangga, Jeruk), Kambing/Domba, Babi, Florikultura. Dalam delapan kelompok produk tersebut, terdapat tujuh komoditas yang ditetapkan sebagai komoditas strategis, yakni padi, jagung, kedelai, gula, daging sapi/kerbau, cabai merah, dan bawang merah. b. Kegiatan Sesuai dengan Tupoksi dari BBSDLP dan mengacu pada program Litbang Pertanian untuk periode , maka kegiatan BBSDLP adalah Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian dan corporate program yang merupakan kegiatan lintas institusi dan atau lintas kepakaran dalam menjawab isu tematik aktual tertentu. Kegiatan litbang sumberdaya lahan pertanian diarahkan pada inventarisasi dan evaluasi potensi sumberdaya lahan pertanian, meliputi pemetaan tanah dan pemetaan tematik di lokasi terpilih, yang dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit, Digital Elevation Model (DEM) berbasis Global Information System (GIS). Penelitian optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan diarahkan kepada lahan suboptimal (lahan kering masam, lahan kering iklim kering, lahan gambut, dan lahan terlantar bekas pertambangan) untuk mewujudkan sistem pertanian ramah lingkungan, berupa pengembangan inovasi teknologi pengelolaan Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

11 sumberdaya lahan pertanian (sawah, lahan kering, lahan rawa, iklim dan air), formulasi pupuk dan pembenah tanah (anorganik, organik, hayati, dan pengembangan teknologi nano). Kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan lingkungan pertanian terdiri atas perakitan teknologi mengantisipasi pencemaran lingkungan pertanian, perubahan iklim global (teknologi rendah emisi dan measurable, reportable, verifiable (MRV) methodology) dan lahan terdegradasi. Selain itu juga dilaksanakan analisis kebijakan terkait dengan pengelolaan sumberdaya lahan,pupuk dan pembenah tanah, antisipasi dampak perubahan iklim, serta pengembangan sistem basisdata dan teknologi sistem informasi pertanian berbasis web. Berdasarkan arah dan strategi penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, telah disusun fokus penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, yaitu: 1) Penelitian dan pengembangan terkait problema sumberdaya lahan pertanian berbasis bioscience, bioengineering, dan teknologi informasi, yang meliputi: a) Degradasi dan penciutan lahan eksisting berupa kegiatan identifikasi dan penciptaan teknologi. b) Ketersediaan, kondisi, dan kebijakan terhadap pengembangan sumberdaya lahan pertanian berupa kegiatan identifikasi dan analisis dan sintesis kebijakan. c) Pemanfaatan dan pengelolaan lahan suboptimal dan lahan terlantar/lahan terdegradasi berupa kegiatan identifikasi, penciptaan teknologi, dan analisis sintesis kebijakan. 2) Penelitian dan pengembangan terkait dengan isu perubahan iklim, yaitu: a) Dampak perubahan iklim (jenis, sifat, dan bobot) berupa kegiatan identifikasi dan analisis sintesis kebijakan. b) Adaptasi dan mitigasi berupa kegiatan analisisi sintesis kebijakan dan penciptaan teknologi. c) Program dan kebijakan pendukung berupa kegiatan analisis sintesis dan kebijakan. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

12 3) Penelitian sistem pertanian bioindustri tropika berkelanjutan, yaitu: a) Informasi potensi dan wilayah pengembagan berupa kegiatan identifikasi dan analisis sintesis kebijakan. b) Teknologi inovatif pengelolaan sumberdaya lahan dan bioproses berupa kegiatan penciptaan teknologi. 4) Transfer teknologi dan advokasi, yaitu: a) Akurasi, kecepatan, dan efektivitas berupa manajemen output dan komunikasi dan teknologi informasi. b) Pengembangan sistem litkajibangrap sumberdaya lahan pertanian melalui jejaring kerjasama dengan BPTP berupa manajemen komunikasi dan perencanaan. c) Pengembangan sistem informasi pertanian berbasis web berupa manajemen dan kapasitas teknologi informasi Fokus penelitian dan pengembangan BBSDLP Mengacu pada fokus peneliian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, fokus penelitian dan pengembangan untuk Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian adalah: a. Penyusunan informasi dan analisis geospasial mendukung pengembangan pertanian kawasan berupa kegiatan yang menghasilkan peta tematik (tanah, AEZ, kesesuaian lahan, dan sebagainya). b. Pengembangan basisdata sumberdaya lahan pertanian. c. Pengembagan sistem informasi sumberdaya lahan pertanian berbasis web (Agrimap Info). d. Analisis dan sintesis kebijakan pengembangan dan pengelolaan sumberdaya lahan pertanian serta perubahan iklim e. Penelitian in house sumberdaya lahan pertanian (metodologi dan genesa tanah, scientific base research) Fokus penelitian tanah dan pupuk Mengacu pada fokus penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, fokus penelitian tanah dan pupuk adalah: Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

13 a. Penelitian teknologi pengelolaan lahan suboptimal dan terdegradasi mendukung pertanian bioindustri tropika berkelanjutan. b. Penelitian teknologi pengelolaan hara dan peningkatan kesuburan tanah mendukung swasembada pangan berkelanjutan. c. Penelitian perakitan formula dan perangkat uji pupuk dan pembenah tanah. d. Pengembangan sistem informasi dan database sumberdaya tanah. e. Penelitian teknologi inovatif dan adaptif untuk pengelolaan sumberdaya tanah dan pupuk (in house) Fokus penelitian agroklimat dan hidrologi Mengacu pada fokus penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, fokus penelitian agroklimat dan hidrologi adalah: a. Penelitian teknologi dan model pengelolaan sumberdaya iklim dan air terpadu mendukung pertanian bioindustri tropika berkelanjutan. b. Penelitian kalender tanam terpadu serta pengelolaan sumberdaya iklim dan air untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. c. Pengembangan analisis numerik dan sistem informasi sumberdaya iklim dan air. d. Penelitian teknologi inovatif pengelolaan sumberdaya iklim dan air (in house/scientific base research) Fokus penelitian pertanian lahan rawa Mengacu pada fokus penelitian pertanian lahan rawa, fokus penelitian pertanian lahan rawa adalah: a. Penelitian teknologi pengelolaan hara, tanaman, dan air lahan rawa mendukung pertanian bioindustri berkelanjutan. b. Penelitian teknologi pemulihan lahan rawa terdegrdasi dan pengelolaan lahan rawa ramah lingkungan dan adaptif perubahan iklim. c. Penelitian teknologi pertanian (budidaya) dan model inovasi UT lahan rawa mendukung swasembada pangan. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

14 d. Pengembangan sistem database dan sistem informasi lahan rawa e. Penelitian teknologi inovatif pengelolaan pertanian lahan rawa (in house/ scientific base research) Fokus penelitian lingkungan pertanian Mengacu pada fokus penelitian lingkungan pertanian, fokus penelitian lingkungan pertanian adalah: a. Penelitian emisi dan teknologi mitigasi gas rumah kaca mendukung pertanian bioindustri berkelanjutan b. Penelitian pencemaran bahan agrokimia dan teknologi pengendalian serta remediasi mendukung keamanan pangan nasional c. Pengembangan sistem informasi dan database lingkungan pertanian. d. Penelitian in house lingkungan pertanian (metodologi MRV, uji toksisitas pestisida/scientific base research) Perencanaan Kinerja Tahun 2015 Dalam dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun Anggaran 2015, telah ditetapkan program, kegiatan utama beserta target output dalam upaya pencapaian sasaran pada TA Seluruh kegiatan utama yang dilaksanakan di BBSDLP beserta balai-balai yang dikoordinasikannya merupakan dukungan terhadap Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan. Kegiatan utama yang telah ditetapkan adalah Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Dari kegiatan tersebut target yang ingin dicapai disajikan pada tabel berikut: Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

15 Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan (PKT sebelum pagu definitif) lingkup BBSDLP, TA 2015 NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET (1) (2) (3) (4) 1. Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial. a. Jumlah Sistem Informasi Pertanian b. Jumlah Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian 7 Sistem Informasi 60 Peta 2. Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian. c. Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan. d. Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan. 22 Teknologi 7 Formula 3. Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan e. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim. 5 Rekomendasi f. Jumlah Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian 7 Database 4 Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang g. Jumlah model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan 1 Model 5 Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi. h. Jumlah Publikasi i. Jumlah KTI 8 Publikasi 34 Buah 6. Diperolehnya HKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka. j. Jumlah HKI k. Jumlah Lisensi l. Jumlah MoU m. Peta tematik n. Benih Padi 2 Invensi 1 Invensi 1 MoU 100 Buku Atlas 70 Ton 7 Pembangunan 100 agro techno park dan 34 agro science park di 34 Provinsi a. Jumlah Agro Science Park (ASP) 2 Provinsi Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

16 Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2015, BBSDLP merencanakan untuk menghasilkan: (1) 7 sistem informasi, (2) 60 peta, (3) 22 teknologi, (4) 7 formula, (5) 5 rekomendasi, (6) 7 database, (7) 1 model, (8) 8 publikasi, (9) 34 buah KTI, (10) 2 HaKI, (11) 1 invensi, (12) 1 MoU, (13) 100 buku atlas, (14) 70 ton benih padi, dan (15) 2 Agro Science Park Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Dari dokumen Rencana Kinerja Tahunan, setelah dilakukan berbagai pembahasan dan setelah ditetapkannya pagu anggaran indikatif, selanjutnya diajukan kepada Kepala Badan Laitbang Pertanian untuk ditetapkan menjadi Perjanjian Kinerja. Setelah disetujui dan ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian, maka Perjanjian Kinerja BBSDLP tahun 2015 adalah sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 3. Perjanjian Kinerja Tahunan (PKT) lingkup BBSDLP tahun NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET (1) (2) (3) (4) 1. Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial. a. Jumlah Sistem Informasi Pertanian b. Jumlah Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian 7 Sistem Informasi 63 Peta 2. Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian. c. Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan. d. Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan. 24 Teknologi 10 Formula 3. Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan e. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim. 5 Rekomendasi Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial. f. Jumlah Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian 10 Database Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

17 4 Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang g. Jumlah model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan 1 Model 5 Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi. h. Jumlah Publikasi i. Jumlah KTI 10 Publikasi 34 Buah 6. Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka. j. Jumlah HaKI k. Jumlah Lisensi l. Jumlah MoU m. Peta tematik n. Benih Padi 2 Invensi 1 Invensi 1 MoU 100 Buku Atlas 70 Ton 7 Pembangunan 100 techno park dan 34 science park di 34 Provinsi a. Jumlah Agro Science Park (ASP) 2 Provinsi Pagu Anggaran tanpa hibah Rp ,- Pagu Anggaran termasuk hibah Rp ,- Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

18 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Pada Bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : > 100 persen; (2) berhasil : persen; (3) cukup berhasil : persen; dan (4) tidak berhasil : 0 59 persen Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2015 Pengukuran capaian kinerja BBSDLP Tahun 2015 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahunan (PKT) Tahun Anggaran 2015, Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian mempunyai 7 (tujuh) Sasaran Kegiatan dengan 15 indikator kinerja yang ingin dicapai. Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja BBSDLP hingga akhir tahun 2015, Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan BBSDLP adalah sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Pengukuran Kinerja BBSDLP Tahun 2015 NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % (1) (2) (3) (4) (5) (6) Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial. Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian. a. Jumlah Sistem Informasi Pertanian b. Jumlah Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian c. Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan. d. Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian 7 Sistem Informasi 63 Peta 24 Teknologi 10 Formula 7 Sistem 73 peta 24 teknlg 10 Forml , Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

19 Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi. Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka. Pembangunan 100 techno park dan 34 science park di 34 Provinsi (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan. e. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim. f. Jumlah Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian g. Jumlah model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan h. Jumlah Publikasi i. Jumlah KTI j. Jumlah HaKI k. Jumlah Lisensi l. Jumlah MoU m. Peta tematik n. Benih Padi b. Jumlah Agro Science Park (ASP) 5 Rekomendasi 10 Database 1 Model 10 Publikasi 34 Buah 2 Invensi 1 Invensi 1 MoU 100 Buku Atlas 70 Ton 2 Provinsi 16 Rek 10 database 1 model 16 pulikasi 64 buah 2 invensi 2 invensi 3 MoU 116 Atlas 65 ton 2 Prov , ,9 Rata-rata capaian kinerja 146,2 Pagu Anggaran Rp ,- 100 Realisasi Anggaran Rp ,- (98,00%) Berdasarkan tabel di atas, capaian rata-rata indikator kinerja sasaran kegiatan lingkup BBSDLP tahun 2015 adalah 146,2%. Dengan demikian capaian rata-rata kinerja keseluruhan BBSDLP TA 2015 adalah 146,2% dengan katagori tingkat capaian Sangat Berhasil. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

20 Beberapa kendala yang dihadapi BBSDLP dalam upaya pencapaian sasaran tersebut antara lain: keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama & penyakit pada tanaman percobaan, serta kondisi cuaca. Akan tetapi seluruh kendala tersebut telah berhasil diatasi, sehingga seluruh kegiatan terselesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Itu semua menunjukkan komitmen yang tinggi dari para peneliti untuk mencapai sasaran kegiatan yang telah ditetapkan Analisis Capaian Kinerja Analisis akuntabilitas kinerja tahun 2015 BBSDLP dapat dijelaskan sebagai berikut : Sasaran 1 : Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target masing-masing indikator kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 5. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 1 Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Sistem Informasi Pertanian 7 Sistem 7 Sistem 100 Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP berhasil menyelesaikan 7 sistem informasi atau 100% dari target 7 sistem. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 1 adalah berhasil, karena capaiannya 100%. Secara lengkap rincian output 7 sistem informasi yang dihasilkan beserta kegunaannya adalah: Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

21 Tabel 6. Rincian output 7 Sistem Informasi No. Uraian Kegunaan/Manfaat 1 Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu pada setiap musim tanam Sistem Informasi Katam Terpadu dapat membantu di dalam menetapkan strategi penyediaan dan distribusi sarana produksi serta perencanaan pola tanam, teknik budidaya pengelolaan tanaman untuk menghindari/mengurangi resiko iklim pada tanaman pangan lahan sawah. Sehingga diharapkan para pengambil kebijakan dapat dengan mudah dan cepat melakukan perencanaan pertanian tanaman pangan di lahan sawah yang mempertimbangkan prediksi iklim near real time yang meliputi waktu tanam, luas tanam, rekomendasi dan kebutuhan pupuk, rekomendasi varitas dan kebutuhan benih, serta informasi wilayah rawan banjir, kekeringan dan rawan OPT. KatamTerpadu Modern versi 2.3 Contoh PDF Endemi Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

22 2 Sistem informasi sumberdaya air nasional Memberikan informasi sumberdaya air meliputi sebaran Daerah Irigasi, sebaran Satuan Wilayah Sungai (SWS), sebaran Daerah Aliran Sungai (DAS), potensi ketersediaan air tingkat kabupaten serta indeks kekritisan air tingkat kabupaten secara online. Atlas Potensi sumberdaya air Pulau Sulawesi Aplikasi Model Hidrologi IFAS (Integrated Flood Analysis System) Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

23 3 Sistem Informasi Kesuburan Tanah dan Konservasi tanah pada lahan sawah dan lahan kering Merupakan Sistem Informasi yang akan sangat membantu para pengambil kebijakan dalam mengelola sumberdaya lahan melalui peningkatan efisiensi pemupukan mendukung peningkatan produksi dan terpeliharanya produktivitas lahan secara lestari. Model produktivitas padi sawah irigasi teknis existing di Jawa Timur Produktivitas (ku GKG/ha/thn) Tahun PrKr PrKs PrKt itas (ku GKG/ha/thn) Model produktivitas padi sawah irigasi tek Jawa Timur Model produktivitas padi sawah irigasi teknis existing di Jawa Timur Produkitivitas (ku GKG/ha/thn) Tahun PtKr PtKs PtKt Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

24 4 Sistem informasi Pemantauan Tanaman Pertanian (SI-PETANI) Merupakan infrastruktur web untuk menyajikan informasi seputar tanaman pertanian. Pada tahun 2015, sistem informasi ini fokus menyajikan fase tumbuh pada berbagai waktu dan kelas umur tanaman tebu Tampilan muka web SI-PETANI 5 Sistem Informasi Sumberdaya Lahan Pertanian (SI-SULTAN) Merupakan aplikasi WebGIS yang menyediakan informasi berkaitan sumberdaya lahan pertanian nasional. Peta Tanah, Peta Kesesuaian Lahan dan Peta AEZ. Sistem informasi dirancang agar ramah pengguna dan menyajikan overview data peta. Ini artinya kedetilan data dibatasi, meskipun demikian pengguna sudah dapat mengetahui peta-peta yang telah dihasilkan serta informasi dasar yang tersedia. Tampilan muka webgis SISULTAN. Klik www. sisultan.litbang.pertanian.go.id untuk menampilkan website ini. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

25 Ton/yr 500, , , , ,000 0 Ton/yr 500, , , , ,000 0 Produksi 1,400,000 1,300,000 1,200,000 1,100,000 Permintaan Produksi_Nas Ton/yr 500, , , , ,000 0 Permintaan_Nas Ton/yr -200, , , , , Aceh Sumut Sumbar Riau Jambi Sumsel Bengkulu Lampung Babel Kepri DKI Jabar Jateng DIY Jatim Banten Bali NTB NTT Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Sulut Sulteng Sulsel Sultra Gorontalo Sulbar Maluku Malut Papua_brt Papua Ton/yr Produksi bawang merah Kebutuhan Konsumsi Kebutuhan benih Produksi Konsumsi 6 Sistem Dinamik Spasial (SISDINS) Yakni model dinamika spasial berbasis webgis untuk mendukung kebijakan pertanian. Didalamnya menyediakan fasilitas untuk intervensi kebijakan dan akibat yang ditimbulkannya pada produksi bawang merah nasional dan provinsi. Web ini tersedia untuk kalangan terbatas khususnya para pengambil kebijakan. Target Ekspor Kebutuhan Industri 0 Ton/yr 650,000 Ton/yr NERACA NASIONAL -191, Ton/yr Pilih Jateng AKHIR SIMULASI 1/1/2015 Perluasan Tanam Pola Tanam Pemupukan Benih Unggul Tek Losses 0.00 Ha 0.00 %/yr 0.00 %/yr 0.00 %/yr 0.00 %/yr Tek OPT 0.00 %/yr Th Perluasan 2,018 Penyuluhan 0.00 %/yr Tampilan muka web untuk simulasi dinamik ketersediaan bawang merah. 7 Sistem Informasi AgroMap Info Adalah suatu aplikasi WebGIS yang menyajikan informasi geospasial tematik pertanian yang diintegrasikan dengan kebijakan spasial bidang pertanian. Dari segi kontennya, AgroMap Info menyediakan dukungan informasi aspek teknologi, sarana dan prasarana, serta konsolidasi dan ketersediaan lahan untuk meningkatan produksi dan produktivitas suatu komoditas pertanian strategis (padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, gula (tebu), dan daging (sapi). Pengembangan komoditas ini bertumpu pada agroekosistem lahan sawah irigasi, lahan rawa, dan lahan kering. Tampilan muka webgis AgroMap Info. Klik untuk menampilkan website ini. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

26 Ketujuh sistem informasi tersebut merupakan hasil kerja keras tim IT lingkup BBSDLP (BBSDLP, Balittanah dan Balitklimat) yang bekerjasama dengan tim peneliti senior tanpa kenal lelah untuk menghasilkan karya terbaiknya. Sistem yang telah dihasilkan tersebut akan terus dikembangkan untuk mengakomodir berbagai masukan dan permasalahan yang berkembang. Tabel 7. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 2 Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertania 63 Peta 73 Peta 115,9 Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP berhasil menyelesaikan 73 peta atau 115,9% dari target 63 peta. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 2 adalah sangat berhasil, karena capaiannya lebih dari 100%. Keberhasilan pencapaian target tersebut, tidak terlepas dari perencanaan yang matang pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh setiap tim yang akan melaksanakan kegiatan pemetaan/survei. Setiap tim yang akan terjun ke lapangan terlebih dahulu melakukan kegiatan persiapan berupa desk study dengan cara mengumpulkan dan mengolah data dasar (peta digital/rbi, radar, peta geologi, peta DEMs, dan peta topografi). Terhadap data-data dasar tersebut kemudian dilakukan analisis/interpretasi hingga menghasilkan Peta Hasil Analisis Satuan Lahan yang akan digunakan sebagai pegangan dasar dalam melaksanakan kegiatan pemetaan di lapangan. Selain kegiatan penyiapan peta lapangan, juga dilakukan penyiapan berbagai peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk operasi lapang berupa: peralatan penelitian (munsell soil colour chart, ph Trough, Abney Level, Kompas, GPS, Bor Tanah, Soil Test Kit, plastik sampel tanah, dan label), form pengamatan lapang, alat pengolah data, dan kelengkapan untuk operasi lapang lainnya. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

27 Berbagai alat survey tanah Setelah seluruh kegiatan persiapan selesai, selanjutnya sebelum berangkat ke lapangan, tim diundang oleh Kabid PE untuk mempresentasikan seluruh kegiatan persiapan yang sudah dilaksanakan serta kesiapannya baik teknis maupun administrasi untuk melakukan kegiatan survey lapangan. Selain itu tim juga mengadakan rapat untuk merencanakan teknis kegiatan lapangan terkait skedul kegiatan yang akan dilakukan dari hari pertama hingga hari terakhir. Dengan cara demikian pelaksanaan kegiatan penelitian lapangan menjadi lebih terarah dan efektif. Pada saat kegiatan di lapangan berlangsung, setiap hari data yang diperoleh dari hasil pengamatan lapang langsung diserahkan kepada tim database dan GIS yang standby di base camp. Jika terdapat perubahan-perubahan batas satuan peta berdasarkan hasil pengamatan lapangan, maka langsung ditindaklanjuti oleh tim GIS dengan mendigitasinya. Setelah tim kembali ke kantor dari kegiatan lapangan, seluruh anggota tim bekerja sesuai pembagian tugas yang telah ditetapkan oleh ketua Tim (Penanggungjawab RPTP). Ketua tim bertanggungjawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan hingga seluruh pekerjaan selesai. Data dari lapang Entri data base Perbaikan batas SPT Alur Entri Data dan Perbaikan Batas SPT di lapang Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

28 Pelaksanaan monitoring kegiatan dilakukan setiap bulan dengan menyiapkan form isian perkembangan kegiatan yang harus diisi oleh penanggungjawab RPTP, selain itu pada saat tim berada di lapangan juga dilakukan monitoring kegiatan lapangan baik secara administrasi maupun teknis dengan melibatkan peneliti senior yang ditunjuk sebagai tim evaluator. Untuk kegiatan evaluasi terhadap hasil kegiatan, dilakukan sekurang-kurangnya 3 kali, yakni 1) setelah tim pulang dari lapang untuk mengevaluasi hasil kegiatan di lapangan, 2) setelah dihasilkan draft peta dan hasil analisis laboratorium, dan 3) setelah seluruh peta dan laporan diselesaikan. Hasil dari kegiatan monitoring dan evaluasi dijadikan sebagai bahan masukan untuk perbaikan kualitas kegiatan penelitian maupun pelaporan dan output yang dihasilkan. Secara lengkap rincian output 73 peta yang dihasilkan beserta kegunaannya adalah: Tabel 8. Rincian output 73 peta No. Uraian Kegunaan/Manfaat 1 Peta Tanah Semi Detil skala 1: Kab. Karo, Sumut 2 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1: Kab. Karo, Sumut 3 Peta Tanah Semi Detil skala 1: Kab. Dairi, Sumut. 4 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1: Kab. Dairi, Sumut. 5 Peta Tanah Semi Detil skala 1: Kab. Bengkalis, Riau 6 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1: Kab. Bengkalis, Riau 7 Peta Tanah Semi Detil skala 1: Kota Dumai, Riau Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

29 8 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1: Kota Dumai, Riau 9 Peta Tanah Semi Detil skala 1: Kab. Tanjung Jabung Timur, Riau 10 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000Kab. Tanjung Jabung Timur, Riau 11 Peta Tanah Semi Detil skala 1: Kab. Barru, Sulsel 12 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1: Kab. Barru 13 Peta Tanah Semi Detil skala 1: Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sulsel 14 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1: Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sulsel 15 Peta Tanah Semi Detil skala 1: Kab. Konawe Utara, Sulsel 16 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1: Kab. Konawe Utara, Sulsel 17 Peta Tanah Semi Detil, skala 1: Kab. Minahasa Utara, Sulut. 18 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1: Kab. Minahasa Utara, Sulut 19 Peta Tanah Semi Detil skala 1: Kab. Tana Toraja, Sulsel Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

30 20 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1: Kab. Tana Toraja, Sulsel 21 Peta Tanah Semi Detil skala 1: Kab. Tana Toraja Utara, Sulsel 22 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1: Kab. Tana Toraja Utara, Sulsel 23 Peta Tanah Semi Detil Kab. Palangkaraya, Kalteng 24 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1: Kab. Palangkaraya, Kalteng 25 Peta Tanah Semi Detil, skala 1: Kab. Barito Selatan, Kalsel 26 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1: Kab. Barito Selatan, Kalsel 27 Peta Tanah Semi Detil skala 1: Kab. Barito Utara, Kalsel 28 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1: Kab. Barito Utara, Kalsel 29 Peta Tanah Semi Detil skala 1: Kab. Sintang, Kalbar 30 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1: Kab. Sintang, Kalbar 31 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa sawit skala 1: Kab. Bengkalis, Riau Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kelapa sawit Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

31 32 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1: Kab. Kapuas Hulu, Kalbar 33 Peta Tanah Semi Detil skala 1: Kab. Banjar, Jabar 34 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1: Kab. Banjar, Jabar 35 Peta Tanah Semi Detil skala 1: Kab. Garut, Jabar 36 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1: Kab. Garut, Jabar 37 Peta Tanah Semi Detil skala 1: Kab. Jembrana, Bali 38 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1: Kab. Jembrana, Bali 39 Peta Tanah Semi Detil skala 1: Kab. Pangandaran, Jabar 40 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1: Kab. Pangandaran, Jabar 41 Peta Tanah Semi Detil skala 1: Kab. Pesisir Barat, Lampung 42 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1: Kab. Pesisir Barat, Lampung 43 Peta Tanah Semi Detil skala 1: Kab. Waykanan, Lampung Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

32 44 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1: Kab. Waykanan, Lampung 45 Peta Tanah Semi Detil skala 1: Kab. Lampung Barat, Lampung 46 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1: Kab. Lampung Barat, Lampung 47 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Tebu, skala 1: Kab. Barito Selatan 48 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit, skala 1: Kab. Barito Selatan 49 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, Kab. Barito Utara 50 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Kelapa Sawit, skala 1: Kab. Barito Utara 51 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, skala 1: Kab. Kapuas Hulu, Kalbar 52 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Kelapa sawit, skala 1: Kab. Kapuas Hulu, Kalbar 53 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, skala 1: Kab. Palangkaraya, Kalbar 54 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Kelapa sawit, skala 1: Kab. Palangkaraya, Kalbar 55 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, skala 1: Kab. Sintang, Kalbar Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

33 56 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit, skala 1: Kab. Sintang, Kalbar 57 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Cabai skala 1: Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sulsel 58 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Cabai skala 1: Kab. Minahasa Utara, Sulut 59 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Jeruk skala 1: Kab. Konawe Utara, Sultra. 60 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kakao skala 1: Kab. Barru, Sulsel 61 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kakao, skala 1: Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sultra 62 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kakao, skala 1: Kab. Konawe Utara, Sultra 63 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kopi, skala 1: Kab. Tana Toraja, Sulsel 64 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kopi, skala 1: Kab. Toraja Utara, Sulsel 65 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Pala, skala 1: Kab. Minahasa Utara, Sulut 66 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah, skala 1: Kab. Barru, Sulsel 67 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah, skala 1: Kab. Tana Toraja, Sulsel Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman cabai Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman cabai Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Jeruk Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kakao Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kakao Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kakao Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kopi Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kopi Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Pala Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Padi Sawah Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Padi Sawah Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

34 68 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah, skala 1: Kab. Toraja Utara, Sulsel 69 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Jagung, skala 1: Kab. Dairi, Sumut 70 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit, skala 1: Kab. Dumai, Riau 71 Peta Sebaran Gambut di Kab. Bengkalis, Riau 72 Peta Sebaran Gambut di Kab. Tanjung Jabung Timur, Jambi 73 Peta Lahan Rawa Indonesia, Prov. Papua Barat. Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Padi Sawah. Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Jagung. Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kelapa Sawit. Menyajikan data mengenai penyebaran lahan gambut di Kab. Bengkalis, Raiu. Menyajikan data mengenai penyebaran lahan gambut di Kab. Tanjung Jabung Timur, Jambi. Menyajikan data mengenai penyebaran lahan rawa di Prov. Papua Barat Dari seluruh output peta sumber daya lahan yang dihasilkan, 72 peta dihasilkan oleh satker BBSDLP, sedangkan sisanya 1 peta (Peta Lahan Rawa Indonesia, Prov. Papua Barat) dihasilkan oleh satker Balittra. Salah satu kendala yang cukup serius untuk menghasilkan output peta di atas, adalah terbatasnya tenaga berkeahlian khusus, yakni tenaga teknisi surveyor (pemeta). Saat ini tenaga yang ada jumlahnya tidak sebanding dengan tuntutan volume pekerjaan pemetaan. Bahkan berdasarkan perhitungan perkiraan masa pensiun, seluruh tenaga teknisi surveyor akan habis pada tahun Sementara itu rekruitmen tenaga pemeta sudah tidak dilakukan lagi. Pada periode Balai Penelitian Tanah (saat ini menjadi BBSDLP) setiap tahun selalu mengadakan pelatihan asisten tenaga peneliti lapang (surveyor tanah). Para calon asisten surveyor tanah tersebut mendapat pendidikan berbagai ilmu dan praktek mengenai pekerjaan yang harus dilakukan dalam melaksanakan pemetaan tanah, mulai dari menyiapkan peta, menganalisis peta, mendeliniasi peta, melakukan pengamatan profil tanah, hingga cara menyusun sebuah laporan hasil survey. Dari pelatihan tersebut para calon asisten surveyor mendapat bekal untuk membantu para peneliti dalam melaksanakan pemetaan tanah hingga menjadi tenaga surveyor yang profesional. Setelah era tersebut seiring dengan berbagai kebijakan rekruitmen SDM yang diberlakukan, tidak ada lagi penyelenggaraan pendidikan dan latihan bagi calon surveyor, hingga akhirnya jumlah tenaga surveyor setiap tahun terus berkurang karena memasuki masa pensiun maupun meninggal dunia. Untuk mengatasi Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

35 keterbatasan jumlah tenaga teknisi surveyor tersebut, sejak tahun 2011 dilakukan pemberdayaan kembali para pensiunan tenaga teknisi surveyor yang kondisi fisiknya masih memungkinkan untuk melakukan kegiatan pemetaan/survey. Dengan semangat dan kemampuan yang masih tinggi, pada akhirnya seluruh tugas pemetaan lapangan dapat diselesaikan sesuai waktu. Selain terbatasnya tenaga surveyor, juga terbatasnya jumlah tenaga yang mampu mendigitasi. Kesulitan ini diatasi dengan mengangkat tenaga outsorching yang merupakan tenaga-tenaga muda yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu komputer. Gambar tampilan peta disajikan pada lampiran dari Lakin ini. Perbandingan capaian kinerja untuk jumlah peta tematik sumberdaya lahan pertanian, dari tahun 2010 hingga 2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 9 : Perbandingan capaian kinerja untuk jumlah peta tematik sumber daya lahan pertanian, dari tahun 2010 hingga 2015 No Indikator Kinerja Tahun Jumlah peta tematik sumberdaya lahan tingkat tinjau dan semi detail (peta) 6 peta (100%) 12 peta (150%) 24 peta (120%) 26 peta (186%) 28 peta (140%) 73 peta (115%) Peta-peta yang dihasilkan pada setiap tahunnya berbeda tema dan skalanya. Pada tahun 2010 dan 2011, peta-peta yang dihasilkan sebagian besar merupakan peta sumberdaya tanah skala 1: yang cakupan arealnya sangat luas, dan data yang masih kasar. Peta-peta tersebut dihasilkan dari kegiatan pemetaan tingkat tingkat tinjau. Sedangkan mulai tahun 2012 hingga 2015 peta-peta yang dihasilkan merupakan peta skala 1: yang cakupan luasannya per kabupaten. Peta skala 1: ini merupakan peta yang aplikatif dan dapat digunakan sebagai data dasar untuk perencanaan pengembangan pertanian pada tingkat kabupaten. Tema-tema peta pada skala 1: lebih diarahkan pada kesesuaian lahan untuk berbagai komoditas pertanian. Dengan demikian capaian output peta antara tahun pertama dan tahun berikutnya tidak bisa dibandingkan, karena target outputnya berbeda-beda dari tahun ke tahun. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

36 Tabel 10. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 3 Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian 10 Database 10 Database 100 Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP berhasil menyelesaikan 10 database atau 100% dari target 10 database. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 3 adalah berhasil, karena capaiannya 100%. Secara lengkap rincian output 10 database yang dihasilkan adalah: Tabel 11. Rincian output 10 database No Uraian Site & horizon Soil sample analyses Data spasial peta SDL Monitoring tanaman dan kekeringan. Database pertanian lahan rawa pulau Papua (Papua Barat). Database konservasi tanah dan pupuk berbasis web dan spasial di provinsi Jawa Timur. Database kadar unsur hara NPK dan pengelolaan kesuburan tanah sawah irigasi di provinsi Jawa Timur. Dinamika karbon pada pertanaman bioindustri berkelanjutan melalui pendekatan life cycle assemment Faktor emisi GRK dari lahan pertanian Dinamika Emisi GRK dari berbagai varietas padi sawah di tanah mineral Sasaran 2 : Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian. Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target masing-masing indikator kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut: Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

37 Tabel 12. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja sasaran 1 Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan. 24 Teknlg 24 Teknlg 100 Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran 1 pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP berhasil menghasilkan 24 teknologi atau 100% dari target 24 teknologi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 1 adalah berhasil, karena capaiannya 100%. Keberhasilan pencapaian target tersebut, merupakan hasil dari kerja keras seluruh peneliti yang ada di Balittanah, Balingtan, dan Balittra. Dengan dukungan sarana penelitian yang memadai seperti: kebun percobaan, rumah kaca, laboratorium, sarana pengolah data, dan peralatan penelitian lainnya yang berfungsi dengan baik, menjadikan para peneliti dapat melaksanakan kegiatan penelitian sesuai yang direncanakan. Selain itu fungsi pemantauan dan pengendalian yang berjalan cukup baik, membuat seluruh kegiatan penelitian dapat terselesaikan sesuai dengan proposal. Secara lengkap rincian output 24 teknologi yang dihasilkan beserta kegunaannya adalah: Tabel 13. Rincian Output 24 Teknologi yang dihasilkan beserta kegunaan/ manfaatnya No. Nama Teknologi Kegunaan/Manfaat 1. Teknologi olah tanah konservasi di lahan kering yang mampu meningkatkan karbon tanah terhumifikasi dan water stable aggregate pada pertanaman jagung Aplikasi olah tanah konservasi mampu mempertahankan sifat tanah dan sekaligus memberikan hasil yang cukup tinggi. Olah tanah konservasi dapat diaplikasikan di lahan kering masam terdegradasi di Lampung Timur guna optimalisasi lahan dengan resiko kerusakan lahan minimum. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

38 Kandungan C-total tanah pada berbagai ukuran agregat tanah pada aplikasi olah tanah konservasi pada pertanaman jagung di lahan kering KP Taman Bogo, Kab. Lampung Timur Teknologi pengelolaan status karbon organik tanah untuk meningkatkan daya adaptasi terhadap perubahan iklim pada tanaman kedelai Mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia tanah, mengurangi terjadinya degradasi lahan serta mitigasi GRK. Teknik pemberian Kapur (dolomit) 4 ton/ha ditambah NPK rekomendasi dengan pemberian pembenah tanah biochar dosis 5 ton/ha meningkatkan produksi biomas 3. Teknologi konservasi tanah dan air untuk tanaman cabai di dataran tinggi. Teknologi ini dapat meningkatkan tingkat penurunan erosi tanah Teknik Konservasi petani (kontrol) + mulsa plastik(kta-4) dan bedengan searah kontur + mulsa (KTA-2) dapat memberikan hasil cabai sebesar 8, 53 t/ha dan 7,07 t/ha 4. Teknologi rehabilitasi lahan Teknologi rehabilitasi lahan bekas tambang yang berupa pengelolaan bahan organik seperti penggunaan pembenah tanah organik, kompos insitu, pupuk kandang dan penanaman mukuna sebagai sumber bahan organik tanah adalah komponen teknologi yang mampu meningkatkan kualitas lahan bekas tambang batubara. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

39 5. Teknologi pemulihan kualitas lahan sawah terdegradasi akibat intrusi air laut Pemulihan lahan usahatani padi pada lahan sawah tercemar natrium dari air laut adalah menurunkan daya hantar listrik dengan cara menurunkan kejenuhan natrium sampai < 1000 mg/kg. 6. Teknologi pengelolaan sawah bukaan baru Volcanorf kontrol Gypsum SP50 S532 Pengelolaan air terbaik dengan sistem intermeten 1 minggu basah - 1 minggu kering. Pengelolaan hara terbaik dengan cara pemberian pupuk NPK sampai dosis rekomendasi berdasarkan analisis PUTS yang dikombinasikan dengan jerami 2 t/ha. 7. Teknologi pemanfaatan potensi sumberdaya air untuk pengembangan food smart village Menyediakan teknologi pengelolaan air dan iklim bagi petani dalam hal pemanfaatan air dari jaringan irigasi yang ada untuk mengembangkan komoditas tanaman dengan tanaman yang lebih bervariasi (tanaman pangan, sayuran, buah) untuk meningkatkan produktivitas lahan kering Kondisi sumberdaya air Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

40 Rancang Bangun dan Instalasi Jaringan Irigasi 8. Teknologi terobosan prediksi iklim dan perubahan iklim berdasarkan key area Hasil identifikasi wilayah kunci (Key Area) menjadi dasar yang penting dalam penetapan teknologi adaptif dan permasalahan adopsinya dalam mengatasi risiko bencana terkait iklim serta langkah kebijakan inovasi teknologi maupun transfer teknologinya hingga tingkat petani. Program Aplikasi Untuk Mendeteksi Struktur Keluaran Regresi Minitab Contoh Tampilan Sistem Informasi Key Area Pada Halaman Peta Kekeringan di Prov. Jawa Barat 9. Teknologi nano hidrogel untuk efisiensi irigasi skala lapang Terciptanya hydrogel berbasis teknologi nano dan sensor curah hujan diharapkan akan berdampak pada perubahan teknik bertani masyarakat sehingga mampu memanfaatkan sumber daya pertanian yang seminimal mungkin untuk meningkatkan produksi pertaniannya. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

41 Smart hydrogel yang mudah, murah dan ramah lingkungan akan mempermudah petani dalam mengimplementasikan paket teknologi efisiensi irigasi, sehingga dengan tambahan satu teknologi, petani mampu meningkatkan jaminan keberhasilan panen. 10. Teknologi pemanfaatan energi surya untuk irigasi Pompa air tenaga surya ini dapat menghemat energi dan ramah lingkungan, penggunaannya mudah, efisiensi tinggi, kinerja stabil dan dapat digunakan dalam jangka waktu lama, sehingga pompa energi matahari lebih tepat guna, efisien, dan ekonomis dengan biaya operasi dan pemeliharaan (OP) yang lebih sedikit, dan tidak membebani petani dalam melakukan kegiatan usahataninya. Pemanfataan pompa air tenaga surya untuk irigasi di Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta Pemanfataan pompa air tenaga surya untuk irigasi di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 11. Teknologi sensor iklim untuk pertanian presisi Penerapan pertanian presisi melalui aplikasi sensor klimatologi ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya pertanian, yang pada akhirnya mendorong peningkatan produksi dengan menggunakan biaya yang seminimal mungkin. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

42 Alat Pengukuran curah hujan 12. Teknologi monitoring online dinamika ketersediaan air petak tersier Alat pantau otomatis dinamika ketersediaan air yang dapat diakses secara online diharapkan dapat memberikan informasi dengan tepat, cepat, dan akurat tentang ketersediaan air pada daerah irigasi sehingga ketersediaan air dapat dipantau tidak berlebih dan tidak kurang dalam memenuhi kebutuhan air tanaman Bagan alat pantau otomatis 13 Teknologi informasi iklim untuk adaptasi terhadap perubahan iklim di Indonesia Dengan stasiun iklim otomatis maka inventarisasi data iklim menjadi lebih mudah, cepat, dan akurat. Data iklim dapat diakses real time untuk memberikan informasi tepat waktu mendukung perencanaan usahatani dan pengurangan risiko kejadian bencana. Perekaman data otomatis memungkinkan untuk memperoleh informasi mengenai pola cuaca lebih dini sehingga dapat meminimalkan risiko Monitoring AWS Cimel AWS Telemetri Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

43 14. Teknologi pengelolaan sumberdaya air terpadu dan partisipatif DAS Pusur Kabupaten Klaten Pengelolaan sumberdaya air menghasilkan basis data hidrologi DAS Pusur. Identifikasi keragaan jaringan irigasi, ketersediaan sumberdaya air serta distribusi air dan kondisi pertumbuhan tanaman. Penelitian pengelolaan air dan partisipatif DAS Pusur menghasilkan perangkat lunak sistem informasi sumberdaya air (SISDA) Gambar desain pengukuran air DAS Pusur Pengambilan data 15. Teknologi remediasi residu pestisida di lahan pertanian Teknologi remediasi bermanfaat untuk membantu pemerhati lingkungan atau pengambil kebijakan sektor terkait untuk menurunkan kontaminan atau cemaran residu pestisida di lahan pertanian, sehingga kualitas lingkungan meningkat, kesehatan manusia terjamin, dan produk pertanian Indonesia aman dikonsumsi dan bebas cemaran. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

44 Foto teknologi remediasi POPs 16. Tekmologi remediasi logam berat di lahan pertanian Teknologi remediasi logam berat ini diharapkan mampu menurunkan logam berat Hg dan As pada tanah tercemar dengan pemanfaatan mikroba toleran logam berat Hg dan As. Foto teknologi remediasi logam berat 17. Teknologi/komponen teknologi pengelolaan lahan pasang surut yang adaptif dan aplikatif serta ramah lingkungan meliputi : teknis budidaya, pengelolaan air, pengolahan tanah, dan penggunaan varietas toleran untuk meningkatkan IP Teknologi/komponen teknologi remediasi untuk tanaman kedelai di lahan sulfat masam terdegradasi Bermanfaat dalam meningkatkan IP dari 100 menjadi 300 dengan pola tanam padi-padi-palawija Berguna dalam menurunkan aplikasi pupuk anorganik serta mampu meningkatkan produktivitas lahan dengan meningkatnya ph tanah. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

45 19. Teknologi/komponen teknologi remediasi lahan gambut terdegradasi melalui pemberian amelioran dan pupuk hayati untuk tanaman kedelai. 20. Teknologi model neraca air di lahan rawa pasang surut untuk pertanaman padi dan atau palawija/ hortikultura. 21. Teknologi model neraca air di lahan rawa lebak untuk pertanaman padi dan/atau palawija/ hortikultura 22. Teknologi analisis terbaik dan status hara P dan K untuk tanaman jagung di tanah sulfat masam lahan rawa pasang surut tipe luapan C. 23. Teknologi analisis terbaik dan status hara P dan K untuk tanaman kedelai di tanah sulfat masam lahan rawa pasang surut tipe luapan C. 24. Database dan sistem informasi pertanian lahan rawa di propinsi Papua Barat. Teknologi ini bermanfaat dalam mengurangi penggunaan pupuk anorganik serta meningkatkan produktivitas lahan gambut karena meningkatnya aktivitas mikroba di lahan gambut. Bermanfaat untuk mengetahui kebutuhan tanaman padi atau palawija pada lahan rawa pasang surut, sehingga memudahkan pengaturan irigasi Bermanfaat untuk mengetahui kebutuhan tanaman padi dan/atau palawija/hortikultura pada lahan rawa lebak, sehingga memudahkan pengaturan irigasi Bermanfaat untuk mengetahui status hara P dan K pada tanah sulfat masam lahan rawa pasang surut tipe luapan C. Sehingga memudahkan memperkirakan kebutuhan hara P dan K untuk pertanaman jagung Bermanfaat untuk mengetahui status hara P dan K pada tanah sulfat masam lahan rawa pasang surut tipe luapan C. Sehingga memudahkan memperkirakan kebutuhan hara P dan K untuk pertanaman kedelai Merupakan data hasil analisis fisika dan kimia tanah di lahan rawa Provinsi Papua Barat Kendala yang dihadapi oleh para peneliti untuk menghasilkan output indikator kinerja kedua dan ketiga di atas secara umum antara lain: kondisi cuaca, keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama dan penyakit, dan ketersediaan data pendukung. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

46 Kendala cuaca antara lain menyebabkan terhambatnya pelaksanaan penelitian lapangan di Balittanah, Balingtan, dan Balittra; di Balittra akibat cuaca yang selalu hujan mengakibatkan lahan percobaan di rawa lebak selalu tergenang dan gagal ditanami sehingga menghambat pelaksanaan penelitian. Akibat faktor cuaca yang kurang bersahabat, juga telah menyebabkan serangan hama dan penyakit meningkat dan menyebabkan terganggunya areal pertanaman percobaan. Keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus juga menjadi kendala bagi semua balit dalam mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian, analisis laboratorium dan pengolahan data. Untuk mengatasi kendala cuaca, bila areal pertanaman kekeringan karena terlambatnya musim hujan, digunakan air yang berasal dari embung seperti yang dilakukan pada penelitian di Tamanbogo dan Balingtan-Jakenan, atau dilakukan penyiraman secara manual seperti yang dilakukan di Balittra-Banjar Baru. Sedangkan jika areal pertanaman kelebihan air (tergenang) akibat hujan yang terusmenerus, akan dilakukan penanaman ulang hingga dua kali tanam, akan tetapi jika air tidak kunjung surut maka penelitian bias dihentikan/digagalkan. Untuk mengatasi serangan penyakit blast (Pirycularia oryzae) pada tanaman padi yang banyak menyerang lahan percobaan di lahan gambut Balittra, dilakukan dengan pencegahan berupa seed treatment dan aplikasi fungisida tambahan selain perlakuan dengan dosis yang sama untuk semua perlakuan. Keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus cukup dirasakan menyulitkan bagi para peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya. Di Balittanah dan Balingtan keterbatasan SDM sangat dirasakan oleh para penelliti terutama untuk membantu mengamati dan pelaksanaan perlakuan terhadap tanaman percobaan di rumah kaca maupun di lapangan, programmer, dan tenaga analis. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya yakni dengan memaksimalkan SDM yang ada dan dengan cara menggunakan tenaga dari luar yang memenuhi kualifikasi. Tabel 14. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 2 Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan. 10 Formula 10 Formula 100 Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

47 Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP berhasil menghasilkan 10 formula atau 100% dari target 10 formula. Dengan demikian kategori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 2 adalah sangat berhasil, karena capaiannya mencapai 100%. Secara lengkap rincian output formula yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Tabel 15. Rincian Output 10 Formula yang dihasilkan No. Nama Teknologi Gambar 1 Formula larutan nutrisi tanaman 2 Formula pupuk majemuk NPKSi untuk tanaman kelapa sawit 3 Formula media tanam Alternatif media tanam di perkotaan guna optimalisasi pengelolaan lahan 4 Formula pupuk hayati untuk tanaman kedelai dalam berbagai bahan carrier 5 Formula bioamelioran berbasis biochar Berguna dalam memperbaiki dan meningkatkan ph tanah dan menurunkan emisi gas rumah kaca di tanah gambut yang ditanami palawija. 6 Formula biofertilizer Bermanfaat dalam meningkatkan ketersediaan hara N, P, K sehingga produktivitas lahan pasang surut khususnya untuk persawahan dapat meningkat. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

48 7 Test Kit PUTK horti 8 Test Kit PUP digital Dengan dilakukan metode pembacaan warna menggunakan Test Kit PUP digital maka diperoleh hasil pembacaan kadar P dan N mendekati 90% 9 Bio Test Kit Telah diperoleh dari kegiatan inventarisasi metoda analisa konvensional untuk dihidrogenase yang kemudian akan dimodifikasi menjadi prototipe Bio Test Kit 10 Perangkat uji cepat residu pestisida Keberhasilan yang dicapai dalam menghasilkan output pada indikator kinerja pertama dan kedua tersebut merupakan buah dari komitmen peneliti dan tenaga pendukung untuk mengasilkan target yang ditetapkan. Selain itu fungsi pemantauan dan evaluasi yang berjalan cukup baik menjadikan seluruh kegiatan terlaksana sesuai yang diharapkan. Setiap bulan seluruh penanggungjawab diwajibkan melaporkan perkembangan kegiatannya. Tim monev yang dibentuk pada masingmasing balai melakukan monitoring lapangan pada saat penelitian berjalan, dan selanjutnya dilakukan evaluasi berdasarkan hasil temuan pada saat monitoring yang dilakukan oleh para peneliti senior. Dengan cara demikian target yang ditetapkan telah dapat dicapai dengan baik. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

49 Sasaran 3 : Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 16. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim. 5 Rekom 16 Rekom 320 Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP berhasil menghasilkan 16 rekomendasi/policy breaf atau 320% dari target 5 rekomendasi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja adalah sangat berhasil, karena capaiannya lebih dari 100%. Secara lengkap rincian rekomendasi/policy breaf yang dihasilkan berikut rekomendasi kebijakannya adalah: Tabel 17. Rincian output rekomendasi/policy breaf No. Judul Kebijakan/Policy Brief 1. Strategi Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran Lahan Gambut 2. Strategi Pengelolaan Tanah Pertanian Dalam Rangka Adaptasi Perubahan Iklim Ringkasan isi Berisi rekomendasi yang diusulkan oleh tim Sintesis dan Analisis Kebijakan SDLP mengenai strategi yang dapat dilakukan dalam menanggulangi kebakaran di lahan gambut. Rekomendasi ini merupakan respon terhadap isu kebakaran hutan terutama lahan gambut yang sering menjadi isu nasional yang mengemuka di setiap tahun El Niño. Isu ini sering lenyap seketika setelah musim hujan tiba, namun akan menghangat lagi pada musim kemarau. Berisi rekomendasi yang diusulkan oleh tim Sintesis dan Analisis Kebijakan SDLP tentang hal-hal yang perlu dilakukan pemerintah dalam pengelolaan tanah pertanian sebagai upaya untuk beradaptasi menghadapi cekaman iklim ekstrim. Dalam Policy Brief ini diuraikan bagaimana perubahan iklim Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

50 3. Kebijakan Pengembangan Lahan 9 Juta Hektar: Kenapa, Dimana, Dan Seperti Apa? 4. Model Percepatan Pembangunan Pertanian Berbasis Inovasi di Lahan Bekas Tambang (M- P3LBTT) di Provinsi Bangka Belitung 5. Arah dan Strategi Pemetaan Sumberdaya Lahan Pertanian Tingkat Detail di Indonesia mempengaruhi sifat-sifat tanah dan bagaimana seharusnya tanah dikelola untuk meningkatkan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim Merupakan respon dari Tim Sintesis dan Analisis Kebijakan SDLP terhadap kebijakan strategis Pemerintah Jokowi JK tentang Program Pengembangan Lahan 9 Juta Hektar yang bertujuan membuka bagi perwujudan cita-cita reforma agraria yang dicanangkan lebih dari 8 tahun yang lalu. Di dalamnya berisi mengenai berbagai permasalahan dalam tata kelola lahan, arah dan kebijakan dalam penyediaan lahan, serta rekomendasi yang ditawarkan untuk pengembangan lahan 9 juta hektar. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Forum Komunikasi Profesor Riset (FKPR), telah melakukan kajian singkat dalam bentuk Kunjungan Kerja Tematik terkait reklamasi lahan bekas tambang timah (LBTT) di Provinsi Bangka Belitung. Kajian yang dilaksanakan dari tanggal 28 Juni hingga 3 Juli 2015 telah melakukan serangkaian kegiatan utama, yaitu (a) audiensi dengan Gubernur Provinsi Bangka Belitung dan Bupati dan pejabat terkait, (b) kunjungan lapangan ke berbagai kondisi LBTT di Kabupaten Bangka, Bangka Tengah, Belitung, dan Belitung Timur; (c) diskusi dengan pemangku kepentingan terkait, serta (d) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan pemangku kepentingan terkait, baik di Prop. Babel maupun di Jakarta. Aspek yang dikaji bersifat holistik, mulai dari sumberdaya tanah dan air, jenis tanaman, aspek sosial ekonomi, serta legalitas dan kebijakan. Kegiatan tersebut menghasilkan model Percepatan Pembangunan Pertanian di Lahan Bkeas tmabah Timah di Prop. Babel serta beberapa rumusan kesimpulan dan saran kebijakan implementasinya. Mengingat kebutuhan data sumberdaya lahan detail juga diperlukan dalam menyusun perencanaan suatu kegiatan pembangunan pertanian. Dalam UU No. 32/2009 tentang tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disyaratkan perlunya pembangunan pertanian didasarkan kepada wilayah ekoregional. Mengingat lahan yang potensial untuk pengembangan pertanian cukup luas maka diperlukan strategi pemetaan yang meliputi : (1). penggunaan peralatan survei mutakhir, (2). pemanfaatan teknik penginderaan jauh menggunakan citra satelit resolusi tinggi yang dipadukan dengan DEM, (3). pemanfaatkan data base tanah sebagai data warisan, (4). penggunaan Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

51 6. Arahan Pengelolaan Lahan Vulkan dengan Pendekatan Sifat Kandungan Mineralogi Tanah 7. Permentan Nomor : 09/Permentan/Ot.140/3/20 06 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawaperlu Disempurnakan 8. Alokasi Ruang Budidaya Kelapa Sawit di Kawasan Perbatasan Indonesia Malaysia di Indonesia metode pemetaan tanah digital, dan (5). penggunaan sistem grid fleksibel untuk daerah yang tidak mempunyai data sebelumnya. Atas dasar tersebut diperlukan suatu Pedoman Teknis Pemetaan Tingkat Detail berdasarkan arah dan strategi seperti yang disebutkan di atas. Policy breaf ini berisi mengenai arahan yang perlu diperhatikan dalam mengelola lahan vulkan untuk kepentingan pertanian. Kebijakan penyusunan peta tanah yang untuk lahan-lahan yang terbentuk dari bahan vulkan bersifat masam, tengahan, dan basis perlu dibuat untuk mengetahui luas lahan pada masing-masing sifat material vulkan, sehingga dapat dijadikan dasar dalam membuat kebijakan pengelolaan lahan vulkan. Sasaran dan tujuan terbitnya permentan No.09/Permentan/OT.140/3/2006 akan dapat dipenuhi secara sempurna mana kala pasal 6 ayat 1 dalam BAB II dipertegas, semisal dipertegas menjadi Kelompok Jabatan Fungsional yang dibentuk terdiri atas jabatan fungsional Peneliti dan sejumlah jabatan fungsional lainnya, yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional berdasarkan bidang masing-masing, harus disesuaikan dengan tupoksi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga dengan demikian kinerja Balittra akan lebih maksimal, karena didukung oleh organisasi pelaksana yang lengkap, sigap, dan mumpuni. Dalam prolicy brief ini dikemukakan kebijakan sebagai berikut: 1) Mendorong pemerintah daerah untuk menyempurnakan dokumen Tata Ruang Provinsi dan Tata Ruang Kabupaten/Kota untuk menjadi pedoman/acuan dalam menetapkan Alokasi Ruang untuk Budidaya Kelapa sawit di kawasan Perbatasan Malaysia di Kalimantan. 2) Evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit pada kawasan yang ditetapkan sebagai wilayah pengembangan di kawasan perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan 3) Untuk mendapatkan lahan yang dapat digunakan untuk budidaya kelapa sawit yang clear dan clean data potensi lahan harus diintergrasikan dengan data status lahan dan kawasan Hutan (Kementerian LHK), dan status peruntukan lahan yang belum dibebani oleh hak konsesi lahan atau penguasaan lahan lainnya (Kementerian Agraria dan Tata Ruang), termasuk studi kendala sosek dan hankam-nya 4) Pembangunan pertanian di kawasan perbatasan harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

52 yang mencakup jaringan jalan, pasar, kelembagaan, dan fasilitas lainnya. 9. Strategi dan Kebijakan Pengendalian Lahan Terdegradasi 10. Percepatan Penyediaan Informasi Geospasial Sumberdaya Lahan Skala Operasional (> 1:50.000) Mendukung Pengembangan Pertanian 11. Strategi Pengelolaan Lahan Sawah Terintrusi Air Laut Menghadapi Dampak Perubahan Iklim Dalam makalah kebijakan ini dikemukakan bahwa strategi dan kebijakan yang paling penting sebagai langkah awal pengendalian dan pemulihan degradasi lahan dan hutan dalam suatau kawasan DAS adalah penyelarasan Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten (RTRW-K) dengan pemanfaatan lahan di kawasan Budidaya dan Non Budidaya. Struktur pemerintahan dan lembaga harus memastikan bahwa investasi dalam pengelolaan lahan dan hutan secara berkelanjutan, pengendalian dan pemulihan lahan terdegradasi, tidak dilakukan dengan mengorbankan mata pencaharian penduduk lokal dan kapasitas adaptasi masa depan mereka. Dalam makalah kebijakan ini dikemukakan mengenai strategi yang dapat ditempuh dalam upaya mendukung pengembangan pertanian melalui pemanfaatan informasi geospasial sumberdaya lahan. Dikemukakan bahwa penggunaan teknologi citra penginderaan jauh dan GIS dapat diterapkan untuk percepatan dan peningkatan akurasi, dan efisiensi survei dan pemetaan tanah, melalui pendekatan teknik integrasi data citra, digital elevation model (DEM), peta rupabumi, peta geologi, dan teknik GIS dengan tetap memperhatikan kualitas, sesuai yang tercantum dalam UU Informasi Geospasial. Selain itu juga diperlukan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya yang tak kalah pentingnya dalam pelaksanaan pemetaan sumberdaya lahan. Dalam menghadapi dampak perubahan iklim terhadap lahan sawah terintrusi air laut, diperlukan strategi yang tepat dan terukur. Selain itu diperlukan kebijakan/peraturan pemerintah daerah untuk mengendalikan dampak negatif pengaruh intrusi air laut ke lahan sawah, berupa: 1) Peraturan daerah mengenai pemanfaatan air, 2) Perlunya dibuat peraturan daerah mengenai penetapan zona konservasi air tanah, 3) Peraturan untuk mengintensifkan penanaman dan rehabilitasi mangrove (bakau) di pinggir pantai serta membatasi pembuatan tambak udang dan ikan untuk mengurangi masuknya air laut ke lahan sawah, dan 4) Meningkatkan kandungan air tanah dengan cara membangun hutan lindung kota pada daerah resapan air tanah dengan tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi rendah. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

53 12. Strategi Peningkatan Adopsi Teknologi Konservasi Tanah pada Kawasan Sayuran Dataran Tinggi 13. Permentan No. 03/Permentan/OT.140/2/20 15 pada Lahan Rawa Pasang Surut 14. Strategi Peningkatan Produksi Jagung di Lahan Rawa Beberapa kebijakan pemerintah yang diperlukan untuk meningkatkan adopsi teknologi konservasi tanah adalah: 1) Memberikan insentif bagi petani yang mengadopsi teknologi konservasi tanah dengan cara memberikan pengurangan pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB) serta pemberian bunga lunak jika mengusulkan pinjaman modal usahatani ke Bank. 2) Membuat peraturan daerah yang mewajibkan petani melakukan teknologi konservasi tanah jika mengolah lahan dengan kemiringan 8-15%. 3) Pembayaran biaya kerusakan lingkungan pada petani yang mengolah lahan dengan kemiringan 8-15% tanpa disertai tindakan konservasi tanah. 4) Membatasi pemusatan penguasaan sumberdaya lahan oleh perseorangan atau kelompok. 5) Kebijakan pemerintah daerah agar sebagian penerimaan pajak yang didapat dari wilayah bagian hilir didistribusikan sebagai bantuan langsung tunai untuk mengelola wilayah bagian hulu. Program upaya khusus peningkatan produsksi padi, jagung dan kedelai (pajale) sesuai Pementan No. 3 tahun 2015 merupakan landasan atau pedoman umum pembangunan pertanian setiap wilayah/ daerah (Provinsi maupun Kabupaten/Kota) secara nasional. Kebijakan ini akan menimbulkan berbagai permasalahan bagi setiap wilayah/daerah disebabkan karena jenis dan tipologi lahan, kondisi dan karaktersitik lahannya berbeda. Sebagai saran dan rekomendasi untuk penyusunan kebijakan, ke depan kebijakan pembangunan pertanian sebaiknya dirumuskan dan ditetapkan berdasarkan jenis dan tipologi lahan, potensi lahan, karakteristik dan kesesuaian lahannya, sehingga kebijakan pembangunan pertanian seperti UPSUS lebih aplikabel dan lebih efektif dan capaian keberhasilannya akan lebih nyata. Dalam makalah kebijakan ini dikemukakan mengenai strategi yang dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan produksi jagung di lahan rawa, antara lain: 1) Perluasan areal tanam jagung di lahan rawa terutama pada lahan yang memiliki potensi dan sesuai serta pada lahan-lahan bukaan baru. 2) Meningkatkan intensitas pertanaman jagung pada lahan yang produktif. 3) Menerapkan teknologi spesifik lokasi meliputi penggunaan varietas unggul, penyiapan lahan, pemberian amelioran dan pemupukan, Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

54 15. Strategi Penggunaan Pupuk Majemuk NPK dalam Mendorong Pemupukan Berimbang 16. Potensi Sumberdaya Lahan Untuk Tanaman Kedelai: Arah dan Prioritas Pengembangan pemeliharaan dan panen dan pasca panen. 4) Meningkatkan dukungan kelembagaan seperti penyuluhan, kelembagaan sarana produksi, kelembagaan permodalan, dan pemasaran agar pelaksanaan pengelolaan tanaman terpadu komoditas jagung dapat terlaksana dengan lancar dan berhasil dengan baik. Dalam rangka meningkatkan efisiensi pupuk dan produktivitas tanah dan tanaman maka diperlukan formulasi pupuk majemuk NPK yang mempertimbangkan status hara tanah dan kebutuhan hara masing-masing komoditas tanaman serta agroekosistem tanah. Formula pupuk majemuk NPK yang ditetapkan perlu divalidasi dan dievaluasi pada beberapa jenis tanah utama dan komoditas unggulan. Pupuk majemuk NPK dengan formula yang telah ditetapkan hendaknya disosialisasikan mengenahi dosis, cara penggunaan, serta tambahan Urea untuk mencapai target hasil yang diharapkan. Untuk meningkatkan efektivitas pupuk majemuk NPK maka diperlukan penambahan pupuk organik yang diperkaya dengan mikroba, hara makro sekunder (Ca, Mg, Si) dan bahan amelioran seperti kapur atau dolomit. 1) Pengembangan kedelai sebaiknya diprioritaskan pada lahan yang pada tahun 1992 merupakan sentra kedelai, dan saat ini masih mempunyai preferensi untuk mengembangkan kedelai. Preferensi petani terhadap pertanaman kedelai saat ini paling banyak di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Aceh. Dari aspek pemupukan, usahatani kedelai yang relatif lebih intensif diusahakan terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, dan Lampung. 2) Perluasan areal tanam kedelai pada lahan sawah melalui pola Padi-Padi-Kedelai atau Padi- Palawija/Sayuran/Kedelai-Kedelai mempunyai tiga makna dan tujuan strategis, yaitu: a) percepatan menuju swasembada kedelai, b) mendukung peningkatan produksi padi melalui perbaikan kondisi tanah sawah, c) peningkatan optimalisasi sumberdaya air, dan (d), pengembangan sistem pertanian berkelanjutan melalui penerapan sistem pertanian organik terpadu tanaman pangan. 3) Lahan yang belum dimanfaatkan untuk apapun dan terlantar baik di APL, HGU/HTI dan hutan konversi, apabila dapat dimanfaatkan untuk perluasan areal kedelai dalam jangka panjang, dapat mendukung dalam pencapaian swa sembada kedelai. Namun demikian, masih perlu Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

55 identifikasi lebih detil pada skala operasional secara cepat untuk menentukan luas dan sebarannya di masing-masing penggunaan lahan yang ada. 4) Lahan yang belum dimanfaatkan tersebut tentunya akan bersaing pemanfaatannya untuk berbagai komoditas dan berbagai sektor di luar pertanian. Oleh karena itu, perlu adanya kemauan dan keinginan pemerintah untuk segera memanfaatkan lahan tersebut terutama untuk komoditas strategis dalam upaya mensukseskan ketahanan dan kedaulatan pangan. 5) Perlu adanya regulasi dari pusat yang mengutamakan suatu kawasan untuk pangan yang harus ditaati oleh pemerintah daerah. Pada kenyataannya sampai saat ini tanaman pangan kurang mendapat perhatian. Sebagai contoh hasil kajian Kementan (PSP, Litbang/BBSDLP, IPB, UGM) tahun 2012 bahwa lahan HPK yang diberikan Kemenhut di Kalbar dan Kalteng sampai saat ini belum ada tindak lanjutnya oleh pemda, walaupun sudah dilakukan sosialisasi dan pembahasan di daerah dan pusat oleh Kemenko Perekonomian. Keberhasilan pencapaian target tersebut, merupakan buah dari kegigihan dari para Profesor Riset dan peneliti senior di lingkup BBSDLP yang tergabung dalam Kelompok Peneliti (Kelti) Sinjak. Meskipun memiliki jadwal kegiatan yang sangat padat pada berbagai kegiatan penelitian, akan tetapi tetap memiliki komitmen yang tinggi untuk mengerahkan kekuatan intektualnya guna membahas, merumuskan hingga menetapkan berbagai rekomendasi kebijakan terkait pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global. Sasaran 4 : Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut: Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

56 Tabel 18. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan 1 model 1 model 100 Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP telah berhasil membuat 1 model atau 100% dari target 1 model. Dengan demikian capaian kinerja untuk indikator kinerja ini termasuk katagori berhasil karena capaiannya 100%. Secara terinci model yang dihasilkan tersebut adalah: Tabel 19. Capaian output model No. Nama Teknologi Kegunaan/Manfaat 1 Model Percepatan Pembangunan Pertanian Lahan Bekas Tambang Timah Model ini merupakan kegiatan percontohan percepatan pembangunan pertanian Lahan Bekas Tambang Timah (LBTT) yang dirancang secara sinergis dan terintegrasi antar berbagai pemangku kepentingan, baik perusahaan pertambangan, pemda provinsi dan kabupaten/ kota di Babel, maupun Balitbangtan. Sasaran 5 : Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi. Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 20. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Publikasi 10 publikasi 16 publikasi 160 Jumlah KTI 34 buah 64 buah 188 Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

57 Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP telah menghasilkan 16 publikasi 160% dari target 10 publikasi, dan 64 KTI (188%) dari target 34 buah KTI. Dengan demikian capaian kinerja untuk kedua indikator kinerja tersebut termasuk katagori sangat berhasil karena capaiannya lebih dari 100%. Sasaran 6 : Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka. Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 21. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah HaKI 2 lisensi 2 lisensi 100 Jumlah Lisensi 1 lisensi 2 lisensi 200 Jumlah MoU 1 MoU 3 MoU 300 Peta Tematik 100 Buku Atlas 116 Buku 116 Benih Padi 70 Ton 65 Ton 92,9 Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP telah menghasilkan 16 publikasi 160% dari target 10 publikasi, dan 64 KTI (188%) dari target 2 buah lisensi HaKI (100%) dari target 2 lisensi,, 2 buah lisensi (200%) dari target 1 lisensi, 3 MoU (300%) dari target 1 MoU, 116 buku atlas (116%) dari target 100 buku atlas, dan 65 ton benih padi impara (92,9%) dari target 70 ton. Dengan demikian capaian kinerja untuk kelima indikator kinerja sasaran tersebut termasuk katagori sangat berhasil karena capaian rataratanya lebih dari 100%. Khusus untuk capaian produksi benih padi impara yang hanya mencapai 65 ton (92,9%) dari target 70 ton, hal tersebut disebabkan terjadinya pengurangan anggaran yang semula Rp berubah menjadi Rp ,- dengan adanya pengurangan anggaran tersebut menyebabkan terjadi penurunan target Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

58 yang semula 70 ton menjadi 65 ton, perubahan anggaran tersebut telah tercantum pada RKAKL revisi terakhir. Sasaran 7 : Pembangunan 100 techno park dan 34 science park di 34 Provinsi Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 22. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Agro Science Park (ASP) 2 provinsi 2 provinsi 100 Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP telah berhasil membangun 2 buah agro science park (ASP) pada 2 provinsi (100%) dari target membangun 2 ASP, yakni di Kalimantan Selatan (Balittra) dan di Jawa Tengah (Balingtan). Dengan demikian capaian kinerja untuk indikator kinerja sasaran tersebut termasuk katagori berhasil karena capaian 100% Akuntabilitas Keuangan Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan lingkup BBSDLP pada umumnya cukup berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik. Untuk membiayai operasional seluruh kegiatan lingkup BBSDLP pada tahun 2015 berdasarkan total pagu terakhir mendapat anggaran sebesar Rp. Rp ,- dengan rincian per Satker: BBSDLP sebesar Rp ,-, Balittra Rp ,- ; Balittanah Rp ,-, Balitklimat Rp ,-, dan Balingtan Rp ,-. Dari total anggaran tersebut yang berasal dari APBN sebesar Rp ,-, sedangkan sisanya sebesar Rp ,- berasal dari dana hibah dengan rincian: sebesar Rp ,- dikelola oleh Balitklimat, dan sebesar Rp ,- dikelola oleh Balingtan yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan dengan target capaian Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

59 output : 1) menghasilkan 7 Sistem Informasi Pertanian, 2) menghasilkan 63 Peta/Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian, 3) menghasilkan 24 Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan, 4) menghasilkan 10 Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian ( perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan, 5) menghasilkan 5 Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim, 6) menghasilkan 7 Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian, 7) menghasilkan 1 model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan, dan 8) menghasilkan produk inovasi yang terdistribusikan yang terdiri dari : 10 publikasi, 34 buah KTI, 2 invensi HaKI, 1 MoU, 100 buku Atlas Peta Tematik, 70 Ton benih padi Impara, dan 2 Agro Science Park. APBN 92,3% Hibah 7,7% Proporsi anggaran berdasarkan sumbernya ini: Besaran proporsi anggaran tiap satker dapat dilihat pada gambar di bawah BBSDLP 24,06% Balittanah 19,03% Balitklimat 10,89% Balittra 23,35% Balingtan 22,67% Proporsi Anggaran APBN Per Satker lingkup BBSDLP TA 2014 Berdasarkan komposisi pagu anggaran di atas memperlihatkan BBSDLP menempati pagu anggaran tertinggi, yaitu sebesar 24,06%, sedangkan pagu anggaran terendah adalah Satker Balitklimat yakni 10,89%. Belanja dalam rangka operasional kegiatan lingkup BBSDLP dilakukan dengan Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

60 mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya seluruh kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Pagu BBSDLP dialokasikan untuk belanja pegawai, barang, dan modal, dimana persentase masing-masing belanja dapat dilihat pada gambar berikut: Belanja Pegawai 25,52% Belanja Barang Operasional 7,90% Belanja Barang Non Operasional 31,01% Belanja Modal 35,58% Perbandingan anggaran berdasarkan jenis belanja Berdasarkan gambar di atas, menunjukkan bahwa proporsi Belanja Modal menempati proporsi terbesar yakni 35,58%, sedangkan Belanja Barang Non Operasional menempati proporsi kedua sebesar 31,01%. Selanjutnya secara berurutan Belanja Pegawai dan Belanja Barang Operasional masing-masing menempati proporsi ke 3 dan 4. Besarnya proporsi Belanja Modal dan Belanja Barang Non Operasional yang besarnya mencapai 66% lebih menunjukkan bahwa anggaran BBSDLP untuk pengadaan fasilitas peralatan penelitian dan sarana kegiatan pendukung menempati proporsi yang cukup besar. Hingga akhir Desember 2014, total realisasi anggaran yang berhasil diserap lingkup BBSDLP sebesar Rp ,- atau 98,00% dengan rincian: BBSDLP Rp ,- atau 97,42%, Balittra Rp ,- atau 97,72%, Balittanah Rp ,- atau 97,80%, Balitklimat Rp ,- atau 98,06%, dan Balingtan Rp ,- atau 99,03%. Dengan demikian sisa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp ,- atau 2,0%. Meskipun anggaran yang terserap hanya sebesar 98,00%, akan tetapi seluruh kegiatan dapat terselesaikan dengan capaian fisik lebih dari 100%. Dengan demikian sisa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp ,- atau 2%. Selengkapnya realisasi per jenis belanja untuk masing-masing satker dapat dilihat pada tabel berikut : Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

61 Tabel 23. Realisasi Anggaran per Jenis Belanja Lingkup BBSDLP tanggal 31 Desember 2015 Jenis Belanja Pagu (Rp.) Realisasi (Rp.) % BBSDLP ,42% Belanja Pegawai ,34% Belanja Barang Operasional ,53% Belanja Barang Non Operasional ,33% Belanja Modal ,48% BALITTANAH ,80% Belanja Pegawai ,05% Belanja Barang Operasional ,12% Belanja Barang Non Operasional ,88% Belanja Modal ,42% BALITKLIMAT ,06% Belanja Pegawai ,79% Belanja Barang Operasional ,18% Belanja Barang Non Operasional ,22% Belanja Modal ,45% BALITTRA ,72% Belanja Pegawai ,62% Belanja Barang Operasional ,58% Belanja Barang Non Operasional ,61% Belanja Modal ,22% BALINGTAN ,03% Belanja Pegawai ,72% Belanja Barang Operasional ,00% Belanja Barang Non Operasional ,93% Belanja Modal ,60% Jumlah ,00% Dalam hal akuntabilitas keuangan, LAKIN ini baru dapat menginformasikan realisasi penyerapan anggaran dan belum menginformasikan adanya efisiensi penggunaan sumber daya. Hal ini karena sampai saat ini sistem penganggaran yang ada belum sepenuhnya berbasis kinerja, sehingga salah satu komponen untuk mengukur capaian efisiensi, yaitu standar analisis biaya belum ditetapkan oleh instansi yang berwenang Kegiatan Kerjasama Pada tahun 2015, BBSDLP melakukan kegiatan kerjasama hanya dengan mitra kerja dalam. Secara lengkap data kerjasama yang dilaksanakan oleh BBSDLP pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

62 Tabel 24. Daftar kerjasama penelitian BBSDLP dengan mitra dalam negeri pada tahun 2015 No. Judul Kegiatan Mitra Kerjasama Penanggungjawab 1 Pembangunan Pertanian Berbasis Eko-Regional Badan Litbang Pertanian Dr. Ai Dariah 2 Percepatan Pengembangan dan Verifikasi Model Standing Crop (SC) dan Kalender Tanam (Katam) di Kalimantan, NTB, NTT, Maluku dan Papua untuk Mendukung Upaya Khusus Swasembada Beras 3 Kajian Percepatan Akreditasi Laboratorium Lingkup Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian Dr. Rhizatus Shofiyati, MSc Dr. Asep Nugraha Seluruh kegiatan untuk tahun anggaran 2015 telah selesai dilaksanakan dan telah menghasilkan output sesuai yang disepakati dalam naskah MoU Kegiatan Diseminasi Selama tahun 2015, kegiatan diseminasi, publikasi, seminar dan ekspose yang dilaksanakan di lingkup BBSDLP adalah : Kegiatan Ekspose 1. Pameran di Kementerian Luar Negeri Pameran ini dilaksanakan dalam rangka penandatanganan MoU South to South, di Kementerian Luar Negeri, Jakarta pada tanggal Maret 2015 Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

63 2. Pameran dalam rangka Dies Natalis ke-14 STTP Bogor 11 April Pameran dilaksanakan di gedung dan halaman STTP Bogor pada tanggal 8-3. IndoGreen Forestry Expo 2015 Pameran dalam rangka IndoGreen Forestry Expo 2015 ke-7 di JCC Jakarta, pada tanggal 9-12 April 2015, dengan tema Hutan Lestari untuk Mendukung Ketahanan Pangan, Air dan Energi Terbarukan. 4. Climate Change Education Forum and Expo 2015 Pameran dalam rangka Climate Change Education Forum and Expo, dilaksanakan di JICC Jakarta pada tanggal Mei Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

64 5. Pameran di Universitas Telkom, Bandung Pameran dalam rangka MoU Taman Sains dan Tekno Pertanian di Universitas Telkom Bandung, pada bulan Mei Pekan Lingkungan Indonesia Pameran dalam Pekan Lingkungan Indonesia dilaksanakan di JCC pada tanggal 18 juni Pameran dalam Hari Pangan Sedunia Pameran yang diikuti terdiri atas pameran Indoor dan Outdoor dalam rangka Hari Pangan Sedunia di Palembang, tanggal Oktober Dalam pameran indoor yang dilaksanakan di Stadion Jakabaring, BBSDLP mendisplay berbagai perangkat uji dan pupuk hayati/pupuk organik. Dalam pameran outdoor, BBSDLP menampilkan Teknologi tata kelola air dengan pompanisasi, irigasi tetes dan sprinkle. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

65 8. Gelar Teknologi Pertanian Modern Satu Tahun Kabinet Kerja Pameran dalam rangka Gelar Teknologi Pertanian Modern Satu Tahun Kabinet Kerja diselenggarakan didesa Gardu Mukti, Kecamatan Tambakdahan, Kabupaten Subang, tanggal 20 Oktober Pameran ini diikuti oleh seluruh Unit Kerja lingkup Balitbangtan dan swasta khususnya perusahaan penghasil alsintan. 9. Pameran dalam Kongres HITI Pameran dalam rangka Kongres HITI di Gedung Widyaloka, Universitas Brawijaya, Malang pada tanggal Oktober Dalam pameran ini didistribusikan sebanyak eksemplar publikasi dalam bentuk paket kepada Komda HITI seluruh Indonesia dan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

66 Kegiatan Seminar 1) Seminar Peta Kawasan Pertanian Seminar dilaksanakan tanggal 18 Maret 2015 di Ruang Rapat Lt. 2 BBSDLP, dibuka oleh Ir. Sofyan Ritung, M.Sc, dengan pembicara Dr. D. Subardja dan Dr. Chendy Tafakresnanto. Seminar dihadiri oleh sekitar 30 peneliti dan litkayasa lingkup BBSDLP. Presentasi pertama oleh Dr. Chendy judul Penyusunan Peta Kawasan Pertanian. Pendekatan kawasan adalah implementasi pendekatan teknokratik yang merupakan salah satu pendekatan dalam sistem perencanaan nasional. Kawasan pertanian nasional tersebut meliputi sektor pangan, peternakan, hortikultura, dan perkebunan. Program PJKU (Padi, Jagung, Kedelai, dan Ubikayu) diharapkan dapat meningkatkan produksi PJKU itu sendiri dan mensukseskan Swasembada PAJALE. Lokasi yang masuk dalam program pendekatan kawasan ini terdiri atas 88 kabupaten dari 25 provinsi di Indonesia. Namun dalam pelaksanaannya, masih ada beberapa masalah seperti data di lokasi yang belum lengkap dan SDM yang kurang. Presentasi kedua dengan judul Sosialisasi Klasifikasi Tanah Nasional 2014 disampaikan oleh Dr. Subardja. Klasifikasi tanah digunakan untuk mengenali, memahami, serta mengetahui ciri dan potensi dari tanah. Sistem klasifikasi tanah yang digunakan di Indonesia untuk tujuan survei dan pemetaan adalah Soil Taxonomy. Dengan adanya Sistem Klasifikasi Tanah Indonesia 2014, diharapkan masyarakat Indonesia dapat menggunakan sistem ini sebagai acuan untuk keperluan survei maupun pemetaan tanah. Sistem ini disusun dengan mengacu pada sistem yang ada (PPT, 1981/1983) dengan sedikit modifikasi. Sedangkan Soil Taxonomy System (USDA) dan atau FAO/UNESCO masih dapat digunakan namun dijadikan sebagai padanan atau referensi. Diharapkan kedepannya, sistem ini dapat disosialisasikan, digunakan, dan dikembangkan untuk mendukung pengembangan wilayah dan pembangunan pertanian berkelanjutan. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

67 2) Seminar Pupuk dan Pemupukan Pada Seminar Dua Mingguan BBSDLP tanggal 25 Maret 2015 dipresentasikan 2 makalah yang masing-masing disampaikan oleh Dr. I.G.M Subiksa dan Dr. Etty Pratiwi. Presentasi pertama oleh Dr. Subiksa dengan tema Pupuk Gambut (PUGAM). Dalam bahasannya beliau menekankan penggunaan pupuk PUGAM yang sangat baik digunakan pada lahan gambut. Lahan gambut mengandung asam organik beracun yang dapat menghambat perkembangan akar, maka dari itu perlu dinetralisir agar tanaman tidak terganggu. PUGAM dapat difungsikan sebagai amelioran untuk mengurangi pengaruh buruk asam organik beracun. Selain itu, bentuk granule dari PUGAM juga membantu karena pupuk ini termasuk yang slow release yang berperan untuk mesuplai hara tanaman secara kontinyu selama masa pertumbuhan tanaman. Namun masalah yang menghambat dalam memproduksi PUGAM ini adalah salah satu bahan di dalamnya yang masih digolongkan sebagai bahan limbah B3, bahan tersebut adalah terak baja. Diharapkan Dr. Subiksa dan Tim dapat mengurus perijinan ke KLH agar PUGAM ini dapat didistribusikan keberbagai stakeholder. Presentasi kedua oleh Dr. Etty dengan tema Pupuk Agrimeth. Pupuk Agrimeth merupakan pupuk berbasis mikroba yang dapat meningkatkan efisiensi pemupukan, kesuburan, dan kesehatan tanah. Pupuk ini sendiri sudah di uji dalam dua sistem pengujianya itu uji keefektifan dan pengujian Konsorsium Pengembangan Inovasi Pupuk Hayati. Dalam 2 kali pengujian di beberapa daerah di Indonesia, Pupuk Agrimeth dinyatakan efektif meningkatkan produksi cabai, kedelai, dan padi. Kedepannya, Dr. Etty dan Tim berharap dapat mengikutsertakan Pupuk Agrimeth dalam program Swasembada PAJALE. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

68 3) Seminar Teknologi Data Satelit RadarSat Seminar mengenai Teknologi Data Satelit RadarSat dilaksanakan pada 26 Januari 2015 dengan pembicara Greg Frey (Direktur International Business Development Surveillance and Intelligence, Canada). Mr Greg menjelaskan bahwa perusahaan yang dipimpinnya memiliki satelit RADARSAT-2 yang diluncurkan sejak 2007, dimana RADARSAT-2 ini memiliki kemampuan antara lain : total area imaged 33,9 billion km 2, dan image 8,2 billion km 2 (25%) with direct downlink to RADARSAT-2 network station. Selain itu, perusahaan ini juga menawarkan paket training untuk para peneliti Badan Litbang Pertanian/BBSDLP, yang modulnya meliputi: Introductory RADARSAT-2 info SAR-based Agricultural Monitoring Methodologies Computer-based Analysis of Radarsat-2 Imagery for Agriculture Application ICALRD/MDA workshop on developing SAR-based agricultural monitoring in Indonesia. Selain itu, perusahaan ini dapat melakukan training yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, dalam hal ini Badan Litbang Pertanian/BBSDLP, antara lain training terkait Soil Mapping, Detecting the Ground Water Surface, dan Crop Monitoring. Hasil diskusi menyimpulkan bahwa akan diadakan pembicaraan lebih lanjut mengenai kemungkinan keikutsertaan para peneliti Badan Litbang Pertanian/BBSDLP untuk mengikuti training ini, khususnya untuk menunjang Program Swasembada Pangan Siaran di Radio Republik Indonesia Bogor 1) Siaran tanggal 9 Januari 2015 Pada 9 Januari 2015, BBSDLP mengisi acara Siaran Pedesaan di Radio Republik Indonesia Bogor yang berlangsung pada pukul WIB. Dr. Edi Husen, MSc sebagai narasumber mengangkat tema Dukungan Informasi Sumberdaya Lahan Pertanian dalam Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

69 Pembangunan Pertanian di Indonesia. Acara berupa penjelasan dari narasumber terkait tema dan diselingi dengan tanya jawab dengan host seputar tema yang diangkat. Sinopsis acara Siaran Pedesaan disajikan pada Lampiran 2. 2) Siaran tanggal 13 Februari 2015 Dalam Siaran Pedesaan tanggal 13 Februari 2015, Dr. Umi Haryati sebagai nara sumber menyajikan tema terkait Teknologi Konservasi Tanah dan Air untuk Lahan Budidaya Sayuran di Dataran Tinggi. Dalam uraiannya, narasumber menjelaskan mengenai definisi konservasi tanah, metode konservasi tanah dan air, manfaat penerapan teknik konservasi tanah dan air, alternatif teknik konservasi tanah untuk lahan budidaya sayuran di dataran tinggi, dan pemilihan alternatif teknik konservasi tanah dan air. Sinopsis siaran dijasikan dalam lampiran 3. 3) Siaran tanggal 13 Maret 2015 Terkait perubahan iklim yang terjadi pada dasawarsa ini, Dr. Aris Pramudia sebagai narasumber Siaran Pedesaan tanggal 13 Maret 2015 menyampaikan materi terkait Perkiraan Masa Tanam. Materi tersebut perlu disosialisasikan, mengingat perubahan iklim berpengaruh terhadap perubahan musim yang dengan sendirinya akan berpengaruh terhadap perubahan masa tanam. Selain itu, Dr Aris juga menguraikan tools/perangkat dalam rangka menghadapi perubahan iklim yang terjadi, yaitu kalender tanam terpadu. Dimana tools ini berisi berbagai informasi antara lain, rekomendasi waktu tanam, jenis komoditas yang sebaiknya ditanam, dan pupuk yang perlu diaplikasikan. 4) Siaran tanggal 13 April 2015 Dr. Chendy Tafakresnanto sebagai narasumber Siaran Pedesaan tanggal 13 April 2015 menguraikan materi terkait Kawasan Pertanian yang meliputi pengertian kawasan pertanian, landasan hukum kawasan pertanian, pendekatan kawasan, pengembangan dan peta kawasan pertanian. Sinopsis Kawasan Pertanian disajikan pada Lampiran 4. 5) Siaran tanggal 28 Agustus 2015 Pada tanggal 28 Agustus 2015, Dr. Ratih Dwi Hastuti menjadi narasumber dalam Siaran Pedesaan di RRI Bogor dengan membawakan tema mengenai Pupuk Hayati untuk Kesuburan dan Kesehatan Tanah. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

70 Dalam uraiannya, Dr Ratih menyatakan bahwa penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus memberikan kontribusi nyata terhadap penurunan kualitas tanah. Biota tanah rusak dan kesuburan tanah menurun, yang akan mengakibatkan rendahnya efisiensi pemupukan dan mengurangi keuntungan usahatani. Oleh karena itu, pemanfaatan mikroorganisme tanah sebagai pupuk hayati sangat diperlukan dalam upaya perbaikan pertumbuhan dan peningkatan produksi tanaman budi daya. dalam pembangunan pertanian berkelanjutan. Selanjutnya narasumber menjelaskan secara lebih rinci mengenai definisi dan manfaat pupuk hayati, peran pupuk hayati dalam pertanian yaitu sebaia : penyedia hara, pemacu tumbuh dan pengendali hama dan penyakit tanaman, perombak bahan organik (dekomposer), dan sebagai pemulih pencemaran lahan (bioremediator). 6) Siaran tanggal 9 Oktober 2015 Siaran Pedesaan tanggal 9 Oktober 2015 diisi oleh narasumber Dr. Markus Anda dengan tema Sifat-Sifat Tanah dan Kesesuaian Lahan untuk Pertanian. Selanjutnya narasumber menguraikan secara lebih rinci mengenai asal dan pembentukan tanah, variasi sifat-sifat tanah, dan kesesuaian lahan pertanian berkelanjutan Workshop Peningkatan Kapabilitas Penyusunan Data Spasial Workshop yang dilaksanakan mulai tanggal 2 Februari 2015 ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan petugas dinas provinsi yang membidangi perkebunan. Jumlah peserta workshop 19 orang yang berasal dari lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan dan BBSDLP. Pelaksanaan workshop berlangsung selama 11 hari yang dibagi menjadi 2 gelombang, dengan narasumber dari BBSDLP antara lain: Dr. Yiyi Sulaeman, M.Sc; Saefoel Bachri, S.Kom., MMSi.; Ropik S.IP., M.Si.; Noto Prasodjo; Ir. Adi Setiyanto, M.Si; Hapid Hidayat, A.Ma; Asisah, A.Md; Lia Amalia, A.Md; Mukhlisin Sahidin, SP; Fitri Widiastuti, A.Md; Jaelani; dan Afif Muzaki Ahsan, SP. Materi workshop antara lain pengenalan GIS dan ArcGis 10.1, teknik Georeferencing, pengenalan GPS dan pemanfaatannya, pengelolaan data spasial, pengelolaan data atribut, eksplorasi data spasial dan penyajian data spasial untuk laporan. Melalui workshop ini diharapkan para peserta mengetahui mengenai dasardasar GIS, dan dapat mengoperasikan program GIS serta pemanfaatannya untuk Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

71 berbagai kebutuhan pengolahan, manipulasi dan pemutakhiran data spasial untuk keperluan pembangunan pertanian khususnya perkebunan Kegiatan Perpustakaan Digital Dalam rangka kegiatan terkait Perpustakaan digital, telah dilakukan entri data sebanyak 204 judul koleksi perpustakaan, 325 judul artikel/publikasi BBSDLP. Selain itu juga dilakukan update di website terkait kegiatan dan publikasi yang telah diterbitkan oleh BBSDLP, serta menghadiri kegiatan temu pustakawan untuk meningkatkan kemampuan dan memperluas jejaring bagi pustakawan Penerimaan Kunjungan 1) Kunjungan Keluarga Mahasiswa Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada Sebanyak 60 mahasiswa/mahasiswi dan dua dosen dari Keluarga Mahasiswa Ilmu Tanah (KMIT), Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada pada tanggal 13 Januari 2015 mengunjungi BBSDLP. Kunjungan yang berlangsung setengah hari tersebut bertujuan untuk menambah wawasan para anggota KMIT terkait sumberdaya lahan dan ilmu tanah. Pada kesempatan tersebut diadakan presentasi profil BBSDLP, AWS Telemetri, dan Perangkat Uji Pupuk. Para mahasiswa berkesempatan untuk mencoba memperoleh informasi melalui A WS Telemetri dengan menggunakan HP masing-masing. 2) Kunjungan delegasi Land Development Department (LDD) Thailand Penerimaan kunjungan/scientific visit sebanyak 8 orang dari Land Development Department (LDD) Thailand pada tanggal 26 Mei Kunjungan bertujuan untuk menambah pengetahuan peserta dan untuk saling sharing Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

72 informasi terkait teknologi pertanian. Selain mengunjungi BBSDLP, peserta juga mengunjungi Balitklimat, BB Biogen, Puslitbangbun dan BB Pasca Panen. 3) Kunjungan siswa SMA Yasporbi Jakarta Pada tanggal 4 November 2015, sebanyak 40 siswa dan 3 guru pendamping dari SMA Yasporbi mengunjungi BBSDLP. Pada kunjungan tersebut para siswa mendapatkan informasi mengenai Tupoksi BBSDLP dan berbagai contoh produk inovasi yang telah dihasilkan. 4) Kunjungan mahasiswa UIN Jakarta Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Jakarta beserta beberapa dosen pendamping mengunjungi BBSDLP pada 12 Oktober Tujuan kunjungan mereka adalah untuk menambah wawasan terkait pertanian khususnya ditinjau dari aspek lahannya Kegiatan Publikasi 1) Jurnal Tanah dan Iklim Jurnal Tanah Jurnal Tanah dan Iklim memuat hasil-hasil penelitian primer aspek tanah dan iklim. Pada Tahun Anggaran 2015, BBSDLP menerbitkan dua nomor jurnal yaitu Vol. 39 No. 1 yang terbit pada bulan Juli 2015 dan Vol. 39 No. 2 yang terbit pada bulan Desember 2015, dimana masing-masing terbitan memuat 7 makalah. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

73 2) Jurnal Sumberdaya Lahan Jurnal Sumberdaya Lahan memuat makalah tinjauan terhadap hasil-hasil penelitian yang berupa olah pikir analisis dan sintesis sejumlah hasil penelitian yang telah diterbitkan yang berkaitan dengan aspek lahan/tanah, air, iklim, dan lingkungan. Pada TA 2015, BBSDLP menerbitkan dua nomor Jurnal Sumberdaya Lahan yaitu Vol. 9 No. 1 yang terbit pada bulan Juli 2015 dan Vol. 9 No. 2 yang terbit pada bulan Desember 2015, dimana masing-masing terbitan memuat 5 makalah. 3) Buku Sistem Surjan: Model Pertanian Lahan Rawa Adaptif Perubahan Iklim Buku Sistem Surjan yang ditulis oleh Dedi Nursyamsi, M. Noor, dan Haryono ini disusun dalam rangka turut memajukan pertanian rawa, termasuk masyarakat petani rawa yang sebagian besar masih tertinggal. Buku Sistem Surjan ini mengemukakan tentang sejarah pengembangan dan pemanfaatan lahan rawa dalam sistem surjan untuk pengembangan pertanian sampai dengan hubungannya dengan upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim yang menjadi komitmen pemerintah. Sistem surjan merupakan perpaduan Sistem surjan mengalami dinamika perkembangan dari masa ke masa dalam kaitannya dengan optimalisasi sumberdaya lahan, khususnya lahan rawa sehingga lahan rawa tidak hanya untuk budiaya padi sawah, tetapi juga dapat dikembangkan untuk berbagai komoditas seperti palawija, hortikultura, dan perkebunan. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

74 Buku ini terdiri atas tujuh bab, Bab 1 Pendahuluan; Bab 2 tentang perkembangan model surjan di lahan rawa dan perubahannya; Bab 3 tentang sifatsifat tanah surjan, Bab 4 tentang kemajuan teknologi dalam mendukung sistem surjan; Bab 5 analisis ekonomi usahatani pada sistem surjan; Bab 6 tentang perub ahan iklim; dan Bab 7 tentang analisis dan sintesis. 4) Buku Petunjuk Teknis Penanganan Lahan Relokasi Pengungsi Sinabung di Siosar, Kabupaten Karo, Sumatera Utara Buku Petunjuk Teknis Penanganan Lahan Relokasi Pengungsi Sinabung di Siosar, Kabupaten Karo, Sumatera Utara disusun oleh Sukarman, Erna Suryani, Ai Dariah, Markus Anda, Etty Pratiwi, Neneng L. Nurida, Sutono, Dedi Erfandi, A. Kasno, dan Irsal Las. Maksud penyusunan Juknis ini adalah agar penyiapan lahan relokasi pengungsi Sinabung di Siosar dapat dilaksanakan dengan baik, masyarakat dapat berusahatani kembali dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Tujuan penyusunan Juknis adalah: a. Memberikan petunjuk teknis kepada para pelaksana di lapang dalam menyiapkan lahan pertanian bagi pengungsi Sinabung di Siosar. b. Memberikan petunjuk teknis kepada para pelaksana di lapang dalam meningkatkan produktivitas lahan relokasi pengungsi Sinabung di Siosar. 5) Buku Sumberdaya Lahan Pertanian Indonesia Luas, Penyebaran, dan Potensi Ketersediaan Buku ini disusun oleh Tim yang terdiri atas : Sofyan Ritung, Erna Suryani, D. Subardja, Sukarman, Kusumo Nugroho, Suparto, Hikmatullah, Anny Mulyani, Chendy Tafakresnanto, Yiyi Sulaeman, Rudi Eko Subandiono, Wahyunto, Ponidi, Noto Prasodjo, Usep Suryana, Hapid Hidayat, Adi Priyono, dan Wahyu Supriatna, dengan penyunting : Edi Husen, Fahmuddin Agus, dan Dedi Nursyamsi. Buku Sumber Daya Lahan Pertanian ini memuat informasi terkini tentang luas, penyebaran, dan potensi sumber daya lahan serta potensi ketersediaannya untuk pengembangan pertanian ke depan yang diterbitkan pertama kali pada tahun Namun sejalan dengan dinamika pembangunan dan tuntutan terhadap Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

75 kebaharuan data sumber daya lahan, maka Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian menerbitkan kembali Buku Sumber Daya Lahan Edisi Penerbitan Buku Sumber Daya Lahan Edisi 2015 ini merupakan pembaharuan (updating) terhadap terbitan tahun 2014 dan data sebelumnya (BBSDLP, 2008) yang bersumber dari peta-peta tanah tinjau skala 1: (BBSDLP, 2014), peta penggunaan lahan (BPN, 2013), dan peta status kawasan terbaru (Kemhut, 2014). Pembaharuan data ini terutama pada lahan rawa yang pada Edisi 2015 ini hanya dibedakan atas lahan rawa pasang surut dan rawa lebak, sehingga lahan rawa gambut yang pada terbitan pertama disajikan tersendiri, pada Edisi 2015 ini menjadi bagian dari kedua tipologi lahan rawa tersebut. Dengan demikian ada lahan gambut yang terdapat pada rawa pasang surut dan lahan gambut yang berada pada rawa lebak. Untuk lahan kering pada Edisi 2015 ini disusun lebih rinci berdasarkan pada ketinggian tempat dari permukaan laut, iklim, dan kemasaman tanah. 6) Buku Laporan Tahunan 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian dan Balit-Balit lingkup koordinasi telah melaksanakan berbagai penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan data/informasi yang handal tentang sumberdaya lahan pertanian dan berbagai inovasi teknologi peningkatan produktivitas lahan, pemupukan, pengelolaan iklim dan air, dan pengelolaan lingkungan pertanian untuk meningkatkan produksi dan ketahanan pangan. Buku Laporan Tahunan 2014 ini merangkum seluruh hasil penelitian dan pengembangan tersebut, informasi pengelolaan kerjasama, diseminasi, serta hasil penelitian selama Tahun Anggaran Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

76 7) Buku Prosiding Seminar Nasional 2015 Prosiding ini menyajikan makalah-makalah hasil Seminar Nasional Topik Khusus, yaitu tentang Sistem Informasi dan Pemetaan Sumberdaya Lahan Mendukung Swasembada Pangan yang diselenggarakan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Penelitian (BBSDLP) pada tanggal Juli 2015 di Auditorium BBSDLP. Makalah yang dipresentasikan dan dibahas dalam seminar ini merupakan hasil penelitian, ide-ide, pengalaman, maupun terobosan teknologi di bidang sistem informasi dan pemetaan sumberdaya lahan dari berbagai lembaga penelitian. Buku III makalah yang terkait teknologi pengelolaan lahan. Prosiding ini terdiri atas 3 buku, yaitu: Buku I yang menyajikan makalah terkait sistem informasi sumberdaya lahan, Buku II makalah yang terkait pemetaan sumberdaya lahan, dan 8) Buku Petunjuk Teknis Penentuan Sumber Air dan Jenis Irigasi Suplementer Buku Petunjuk Teknis Penentuan Sumber Air dan Jenis Irigasi Suplementer ini disusun untuk memberikan pedoman praktis bagi para pelaksana di lapangan sebagai solusi permanen kekeringan dan banjir akibat El Nino dan La Nina. Juknis ini melengkapi informasi teknologi yang sudah disusun sebelumnya, seperti juknis budidaya padi hemat air dan upaya peningkatan sarana dan prasarana antisipasi kekeringan. Diterbitkannya juknis ini dimaksudkan untuk pedoman bagi koordinator POPT Kabupaten (Dinas Pertanian), Danramil wilayah kekeringan (KODIM), koordinator Liaison Officer (LO) Upaya Khusus (UPSUS) BPTP di 14 provinsi yang terkena kekeringan, serta beberapa eselon 2 dan 3 di Badan Litbang Pertanian, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan, serta Tim Kekeringan Kementerian Pertanian. Secara khusus, juknis ini Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

77 menjadi pedoman dalam: (i) mengidentifikasi sumber dan bangunan air baik berupa embung, dam parit, long storage maupun air tanah dangkal dan dalam (pompanisasi) yang sesuai dengan karakteristik wilayahnya; (ii) mendukung upaya penanganan kekeringan di wilayah yang berpotensi terkena dampak El Nino dan wilayah endemik kekeringan; (iii) menanggulangi kekeringan pada pertanaman dan menekan risiko gagal panen dengan memanfaatkan sumber air alternatif; dan (iv) melakukan pengaturan pola tanam dan menggunakan tanaman padi berumur genjah, varietas tahan kekeringan atau menggantinya dengan palawija atau tanaman cash-crop. Juknis ini disusun oleh Tim yang terdiri atas: Budi Kartiwa, Nani Heryani, Popi Rejekiningrum, Erni Susanti, Woro Estiningtyas, Suciantini, Haryono, Hendri Sosiawan, Nono Sutrisno, Adang Hamdani, Sidik Hadi Talaohu, Kurmen Sudarman, Aris Pramudia, Yayan Apriyana, Elza Surmaini, Edi Husen, Haris Syahbuddin, Dedi Nursyamsi. 9) Company Profile BBSDLP Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) merupakan salah satu unit kerja di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. BBSDLP mendapat mandat untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan inovasi teknologi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya lahan pertanian. Visi dan Misi BBSDLP adalah senantiasa berupaya mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dalam pemanfaatan dan pengelolaan lahan pertanian melalui berbagai kegiatan penelitian. Inovasi teknologi dan alternatif kebijakan yang dihasilkan dikembangkan melalui berbagai kesempatan untuk memberi kontribusi yang nyata bagi pembangunan pertanian nasional. Buku Company Profile ini menyajikan visi, misi, sejarah, tugas dan fungsi BBSDLP, inovasi teknologi, kerjasama penelitian, dan pengembangan jaringan penelitian dan pengkajian. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

78 PENUTUP Capaian sasaran BBSDLP tahun 2015 diukur dengan 15 (lima belas) indikator kinerja. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2015 seluruhnya telah tercapai dan melebihi target yang ditetapkan, dengan rata-rata tingkat capaian 146,2% (sangat berhasil). Keberhasilan pencapaian sasaran secara umum didukung oleh sumber daya yang handal, terutama SDM peneliti, litkayasa, analis, operator komputer, dan tenaga administrasi yang menunjukkan kegigihan dan komitmen yang tinggi. Selain dukungan dari SDM, juga didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai untuk terlaksananya seluruh kegiatan. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanakan kegiatan penelitian antara lain SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama dan penyakit, serta kondisi cuaca masih dialami pada pelaksanaan kegiatan penelitian di lingkup BBSDLP. Selain itu juga terdapat kendala-kendala spesifik pada penelitian-penelitian tertentu. Dengan komitmen yang kuat, seluruh kendala tersebut bisa diatasi sehingga seluruh kegiatan dapat terselesaikan tepat waktu. Komitmen pimpinan yang tinggi untuk terus meningkatkan kualitas kinerja, dibuktikan dengan terus dilakukannya pembinaan etos kerja terhadap seluruh jajaran di lingkup BBSDLP dalam rangka pencapaian sasaran kegiatan, meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, mengoptimalkan sumber daya yang ada, serta memperbaiki fungsi manajemen, terutama pada tahap perencanaan dan pemantauan. Guna meningkatkan kualitas output dari penelitian-penelitian yang dilakukan, perlu dilakukan kajian yang mendalam terhadap rencana kegiatan yang akan dilakukan terutama terkait output yang diharapkan agar sesuai dengan tuntutan teknologi inonavi pertanian terkini. Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

79 LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Tim Penyusun LAKIN Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian TA 2015 No N a m a Jabatan dalam Tim 1. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr. Ka. BB Litbang SDLP Penanggungjawab/ Nara Sumber 2. Ir. Mas Teddy Sutriadi, M.Si. Ka. Bid. Program dan Evaluasi BBSDLP 3. Sulaeman, SP, M.Si. Kasie. Evaluasi BBSDLP 4. Efi Hanafiah, S.IP. Staf Bidang Program dan Evaluasi 5. Erwan Mardi, S.IP. Staf Bidang Program dan Evaluasi 6. Wahyu Wahdini M. SE., MM. Kasie. Program BBSDLP Nara Sumber Ketua Anggota Anggota Kontributor 7. Drs. Paidi R., MM., M.Si. Kabag TU BBSDLP Kontributor 8. Dr. Ir. Ladyani Retno W. Balittanah Kontributor 9. Rasta S., SE., M.Si Balitklimat Kontributor 10. Suharsih, S.Si. Balingtan Kontributor 11. Ir. Muhammad Balittra Kontributor Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

80 Lampiran 2. Struktur Organisasi Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian KEPALA BBSDLP Dr.Ir. Dedi Nursyamsi M.Agr Sulaeman, SP., M.Si. Dr. Wiratno BALAI PENELITIAN PERTANIAN LAHAN RAWA (BALITTRA) Dr. Herman Subagyo Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun

81 FORMULIR RENCANA STRATEGIS TAHUN : 2015 S/D 2019 INSTANSI VISI MISI : BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN :Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian terkemuka di dunia dalam mewujudkan sistem pertanian bioindustri tropika berkelanjutan : a. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi sumberdaya lahan pertanian unggul berdaya saing yang berbasis advanced technology dan bioscience, bioengineering, teknologi responsif terhadap dinamika perubahan iklim, dan aplikasi teknologi informasi serta peningkatan scientific recognition b. Meningkatkan kualitas dan pengelolaan sumberdaya penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian c. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional (networking) dalam rangka penguasaan sains dan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan (scientific recognition ) serta pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian (impact recognition ). No TUJUAN SASARAN PROGRAM/KEGIATAN KETERANGAN URAIAN URAIAN INDIKATOR Meneliti dan mengembang- 1 Tersedianya data dan 1. Jumlah informasi Penciptaan kan inovasi teknologi informasi sumber daya geospasial sumber Teknologi dan pengelolaan sumberdaya lahan pertanian berbasis daya pertanian Inovasi Pertanian lahan pertanian mendu- informatika dan geospasial. 2. Jumlah sistem infor Bio-Industri kung pertanian bioindustr masi pertanian Berkelanjutan tropika unggul berdaya 3. Jumlah database Penelitian dan saing sumberdaya lahan Pengembangan pertanian Sumberdaya Lahan 2 Tersedianya inovasi tekno- 1. Jumlah teknologi Pertanian logi pengelolaan sumber- pengelolaan lahan, air daya lahan pertanian dan agroklimat, dan lingkungan pertanian 2. Jumlah formula dan produk pertanian yang ramah lingkungan

82 TUJUAN SASARAN No URAIAN URAIAN INDIKATOR PROGRAM/KEGIATAN KETERANGAN Menghasilkan rekomendasi 3 Tersedianya rekomendasi 1. Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan kebijakan pembangunan kebijakan Pengelolaan dan pemanfaatan sumber pertanian mendukung Sumberdaya Lahan daya lahan pertanian yang sistem pertanian bioindustri dan Perubahan Iklim aplikatif, baik bersifat berkelanjutan. antisipatif maupun respon- 4 Tersedianya daftar inven- 1. Jumlah informasi dan sif yang berdampak pada tarisasi dan pemanfaatan teknologi reklamasi meningkatnya pendapatan lahan bekas tambang lahan terlantar bekas dan kesejahteraan petani pertambangan 3 Mendiseminasikan inovasi 5 Terbangunnya Taman 1. Jumlah Taman Sains teknologi sumberdaya Sains Pertanian Pertanian lahan pertanian dalam 6 Tersedia, terdistribusi, dan 1. Jumlah publikasi, KTI mewujudkan spectrum termanfaatkannya produk dan produk cetakan dissemination multi channel inovasi SDLP dan materi alih (SDMC) dalam membangun teknologi. jejaring kerjasama 7 Diperolehnya HaKI dan 1. Jumlah HaKI nasional dan internasional. lisensi serta penguatan dan 2. Jumlah lisensi perluasan jejaring kerja 3. Jumlah MoU/kegiatan nasional dan internasional kerjasama nasional mendukung terwujudnya dan internasional lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka.

83 No. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 (Sebelum pagu indikatif) BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Sasaran Program/ Kegiatan SUMBER DAYA LAHAN PERTANIAN Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1. Tersedianya data, informasi dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian 2. Terselenggaranya diseminasi hasil penelitian Sumber Daya Lahan Pertanian a. Jumlah Sistem Informasi Pertanian b. Jumlah Informasi Geospatial c. Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan d. Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian( perangkat uji dan instrument lainnya) yang Ramah Lingkungan e. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim f. Jumlah Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian g. Jumlah model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan Jumlah produk inovasi yang terdistribusikan: a. Jumlah Publikasi b. Jumlah KTI c. Jumlah HKI d. Jumlah Lisensi e. Jumlah MoU f. Peta tematik g. Benih Padi 7 Sistem Informasi 60 Peta 22 Teknologi 7 Formula 5 Rekomendasi 7 Database 1 Model 8 Publikasi 34 Buah 2 Invensi 1 Invensi 1 Kontrak 100 Buku Atlas 70 Ton

84 Lampiran : Gambar Rincian output 73 peta No. Uraian 1 Peta Tanah Semi Detil Kab. Karo, Sumut 2 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Karo, Sumut 3 Peta Tanah Semi Detil Kab. Dairi, Sumut.

85 4 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Dairi, Sumut. 5 Peta Tanah Kab. Bengkalis, Riau 6 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Bengkalis, Riau

86 7 Peta Tanah Semi Detil KotaDumai, Riau 8 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKota Dumai, Riau 9 Peta Tanah Semi Detil Kab. Tanjung Jabung Timur, Riau

87 10 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Tanjung Jabung Timur, Riau 11 Peta Tanah Semi Detil Kab. Barru, Sulsel 12 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Barru

88 13 Peta Tanah Semi Detil Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sulsel 14 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Konawe dan Kota Kendari, Sulsel 15 Peta Tanah Semi Detil Kab. Konawe Utara, Sulsel

89 16 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Konawe Utara, Sulsel 17 Peta Tanah Semi Detil, Kab. Minahasa Utara, Sulut. 18 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Minahasa Utara, Sulut

90 19 Peta Tanah Semi Detil Kab. Tana Toraja, Sulsel 20 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Tana Toraja, Sulsel 21 Peta Tanah Semi Detil Kab. Tana Toraja Utara, Sulsel

91 22 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Tana Toraja Utara, Sulsel 23 Peta Tanah Semi Detil Kab. Palangkaraya, Kalteng 24 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Palangkaraya, Kalteng

92 25 Peta Tanah Semi Detil, Kab. Barito Selatan, Kalsel 26 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Barito Selatan, Kalsel

93 27 Peta Tanah Semi Detil Kab. Barito Utara, Kalsel 28 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Barito Utara, Kalsel 29 Peta Tanah Semi Detil Kab. Sintang, Kalbar

94 30 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Sintang, Kalbar 31 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa sawit Kab. Bengkalis, Riau 32 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Kapuas Hulu, Kalbar

95 33 Peta Tanah Semi Detil Kab. Banjar, Jabar 34 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Banjar, Jabar 35 Peta Tanah Semi Detil Kab. Garut, Jabar

96 36 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Garut, Jabar 37 Peta Tanah Semi Detil Kab. Jembrana, Bali 38 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Jembrana, Bali

97 39 Peta Tanah Semi Detil Kab. Pangandaran, Jabar 40 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Pangandaran, Jabar 41 Peta Tanah Semi Detil Kab. Pesisir Barat, Lampung

98 42 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Pesisir Barat, Lampung 43 Peta Tanah Semi Detil Kab. Waykanan, Lampung

99 44 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Waykanan, Lampung 45 Peta Tanah Semi Detil Kab. Lampung Barat, Lampung

100 46 Peta ArahanPewilayahanKomoditasPertanianKab. Lampung Barat, Lampung 47 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Tebu, Kab. Barito Selatan

101 48 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit, Kab. Barito Selatan 49 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, Kab. Barito Utara 50 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Kelapa Sawit, Kab. Barito Utara

102 51 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, Kab. Kapuas Hulu, Kalbar 52 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Kelapa sawit, Kab. Kapuas Hulu, Kalbar 53 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, Kab. Palangkaraya, Kalbar

103 54 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Kelapa sawit, Kab. Palangkaraya, Kalbar 55 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, Kab. Sintang, Kalbar 56 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit, Kab. Sintang, Kalbar

104 57 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Cabai Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sulsel 58 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Cabai Kab. Minahasa Utara, Sulut 59 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Jeruk Kab. Konawe Utara, Sultra.

105 60 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kakao Kab. Barru, Sulsel 61 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kakao, Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sultra 62 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kakao, Kab. Konawe Utara, Sultra

106 63 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kopi, Kab. Tana Toraja, Sulsel 64 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kopi, Kab. Toraja Utara, Sulsel 65 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Pala, Kab. Minahasa Utara, Sulut

107 66 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah, Kab. Barru, Sulsel 67 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah, Kab. Tana Toraja, Sulsel 68 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah, Kab. Toraja Utara, Sulsel

108 69 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Jagung, Kab. Dairi, Sumut 70 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit, Kab. Dumai, Riau 71 Peta Sebaran Gambut di Kab. Bengkalis, Riau

109 72 Peta Sebaran Gambut di Kab. Tanjung Jabung Timur, Jambi 73 Peta Lahan Rawa Indonesia, Prov. Papua Barat.

LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016 LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2016 2017 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja (LAKIN) Balai Besar Litbang

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) LAKIP BBSDLP TAHUN ANGGARAN 2013 (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Oleh BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bogor, 30 Januari 2018 Kepala Balai Besar, Prof. Dr. Ir.Dedi Nursyamsi, M.Agr NIP :

KATA PENGANTAR. Bogor, 30 Januari 2018 Kepala Balai Besar, Prof. Dr. Ir.Dedi Nursyamsi, M.Agr NIP : KATA PENGANTAR Laporan Kinerja (LAKIN) Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Tahun 2017 ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban kinerja lingkup BBSDLP dalam mendukung pemerintahan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2014 BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bogor, Januari 2015 Kepala Balai Besar, Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr. NIP

KATA PENGANTAR. Bogor, Januari 2015 Kepala Balai Besar, Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) lingkup Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) Tahun 2014 ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) LAKIP BBSDLP TAHUN ANGGARAN 2013 (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Oleh BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER

Lebih terperinci

VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN

VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN Pada bab V telah dibahas potensi dan kesesuaian lahan untuk seluruh komoditas pertanian berdasarkan pewilayahan komoditas secara nasional (Puslitbangtanak,

Lebih terperinci

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian Kegiatan Penelitian Dalam memasuki periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap ke-2 yaitu tahun 2010 2014 setelah periode RPJMN tahap ke-1 tahun 2005 2009 berakhir, pembangunan pertanian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OKTOBER 2017 2017 Laporan Kinerja Triwulan III DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA JALAN PROF. MUH. YAMIN NO. 89 KENDARI 93114 KOTAK POS 55 TELEPON : (0401)325871

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kinerja Tahunan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN Republik Indonesia SOSIALISASI PEDOMAN PENYUSUNAN RAD-GRK SEKTOR PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN Disampaikan dalam Sosialisasi Penyusunan RAD-GRK Balikpapan, 28-29 Februari 2012 KOMITMEN PEMERINTAH INDONESIA

Lebih terperinci

LAKIP UNGGULAN (KEGIATAN UTAMA) LINGKUP BBSDLP

LAKIP UNGGULAN (KEGIATAN UTAMA) LINGKUP BBSDLP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAKIP UNGGULAN (KEGIATAN UTAMA) LINGKUP BBSDLP TAHUN ANGGARAN 2012 (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Oleh BALAI BESAR PENELITIAN

Lebih terperinci

LAKIP UNGGULAN (KEGIATAN UTAMA) LINGKUP BBSDLP

LAKIP UNGGULAN (KEGIATAN UTAMA) LINGKUP BBSDLP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAKIP UNGGULAN (KEGIATAN UTAMA) LINGKUP BBSDLP TAHUN ANGGARAN 2011 (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Oleh BALAI BESAR PENELITIAN

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013 Lampiran 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013 BALITBANGTAN SETBALIT BANGTAN PUSLITBANG TAN PUSLITBANG

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 30 Mei 2017 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN PERKEBUNAN NO.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP GABUNGAN BBSDLP (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Tahun 2010

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP GABUNGAN BBSDLP (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Tahun 2010 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP GABUNGAN BBSDLP (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Tahun 2010 BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BALAI PENELITIAN LINGKUNGAN PERTANIAN

LAPORAN KINERJA BALAI PENELITIAN LINGKUNGAN PERTANIAN LAPORAN KINERJA BALAI PENELITIAN LINGKUNGAN PERTANIAN TAHUN 2015 BALAI PENELITIAN LINGKUNGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN (BBSDLP) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 1 I. Aspek Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Penting Tahun 2009 2013 Komoditas

Lebih terperinci

KEBIJAKAN LOKASI PROGRAM PERBAIKAN IRIGASI BERDASARKAN PELUANG PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN (IP) 1

KEBIJAKAN LOKASI PROGRAM PERBAIKAN IRIGASI BERDASARKAN PELUANG PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN (IP) 1 KEBIJAKAN LOKASI PROGRAM PERBAIKAN IRIGASI BERDASARKAN PELUANG PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN (IP) 1 Sudi Mardianto, Ketut Kariyasa, dan Mohamad Maulana Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi

Lebih terperinci

RUMUSAN SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI "Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Kedaulatan Pangan Berkelanjutan"

RUMUSAN SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Kedaulatan Pangan Berkelanjutan RUMUSAN SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI "Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Kedaulatan Pangan Berkelanjutan" Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik

Lebih terperinci

EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013

EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013 DIREKTUR PUPUK DAN PESTISIDA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Pada Konsolidasi Hasil Pembangunan PSP

Lebih terperinci

PEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA

PEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA Pendahuluan Policy Brief PEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA 1. Dinamika perkembangan ekonomi global akhir-akhir ini memberikan sinyal tentang pentingnya peningkatan daya saing pertanian. Di tingkat

Lebih terperinci

Rencana Strategis. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Rencana Strategis. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Kementerian Pertanian Kata Pengantar dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) ke depan semakin Visi Balitbangtan sebagai l Kepala Balitbangtan Dr. Haryono i DAFTAR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan pelayanan publik utamanya melalui pelayanan masyarakat dibidang penelitian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian secara rutin melakukan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEP. BANGKA BELITUNG BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BANGKA BELITUNG BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP 2017 Laporan Kinerja Triwulan II KATA PENGANTAR Dalam rangka memonitor capaian kinerja kegiatan Ditjen Tanaman Pangan pada triwulan II TA 2017 serta sebagai bahan penilaian aspek akuntabilitas kinerja

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2010

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2010 RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2010 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Litbang

Lebih terperinci

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 Sarana dan Kegiatan Prasarana Penelitian KKegiatan Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 jumlah relatif

Lebih terperinci

Inovasi Pertanian 2015

Inovasi Pertanian 2015 Inovasi Pertanian 2015 Perubahan iklim, konversi dan degradasi lahan pertanian, lemahnya daya saing produk pertanian di pasar domestik dan internasional, kurangnya minat generasi muda untuk berusaha di

Lebih terperinci

Keynote Speech. Menteri Pertanian Republik Indonesia PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN

Keynote Speech. Menteri Pertanian Republik Indonesia PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN Keynote Speech Menteri Pertanian Republik Indonesia PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN PADA SEMINAR NASIONAL AGRIBISNIS DALAM RANGKA DIES NATALIS KE 19 UNIVERSITAS GALUH, CIAMIS,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 Bahan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional 3 4 Juni 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 01/Kpts/SR.130/1/2006 TANGGAL 3 JANUARI 2006 TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Oleh : Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS, DAA Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian *) Disampaikan

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan pelayanan publik utamanya melalui pelayanan masyarakat dibidang penelitian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian secara rutin melakukan

Lebih terperinci

PENCEGAHANKEBAKARAN LAHAN DAN KEBUN. Deputi Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Solo, 27 Maret 2013

PENCEGAHANKEBAKARAN LAHAN DAN KEBUN. Deputi Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Solo, 27 Maret 2013 PENCEGAHANKEBAKARAN LAHAN DAN KEBUN Deputi Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Solo, 27 Maret 2013 OUTLINE I. PENDAHULUAN II. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN LAHAN DAN KEBUN: anggaran atau

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tiangan di bawah ini : : : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 Direktorat Jenderal Tanaman

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 Direktorat Jenderal Tanaman

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 207 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dedi Sugandi

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Disampaikan pada: SEMINAR NASIONAL FEED THE WORLD JAKARTA, 28 JANUARI 2010 Pendekatan Pengembangan Wilayah PU Pengembanga n Wilayah SDA BM CK Perkim BG AM AL Sampah

Lebih terperinci

PROGRAM KEDAULATAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN MENDUKUNG NAWACITA 2016

PROGRAM KEDAULATAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN MENDUKUNG NAWACITA 2016 PROGRAM KEDAULATAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN MENDUKUNG NAWACITA 2016 Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian 2015 SASARAN NAWACITA KEDAULATAN PANGAN 1 Perluasan 1 juta Ha lahan sawah baru

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan Subdit Pengelolaan Persampahan Direktorat Pengembangan PLP DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Aplikasi SIM PERSAMPAHAN...(1)

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN Jl. Merdeka No. 147 Bogor, 16111 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN 2012, No.205 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN, PANGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi pertanian dari kondisi yang kurang menguntungkan menjadi kondisi yang lebih menguntungkan (long

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

Rancangan Awal RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2018 Prioritas Nasional Ketahanan Pangan

Rancangan Awal RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2018 Prioritas Nasional Ketahanan Pangan Rancangan Awal RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2018 Prioritas Nasional Ketahanan Pangan Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS Disampaikan dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 UNTUK PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 UNTUK PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 UNTUK PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN DALAM PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING (NTDS) PRODUK HASIL PERTANIAN MUSYAWARAH PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1. Tersedianya teknologi pertanian spesifik lokasi 2. Tersedianya Model Pengembangan Inovasi Bioindustri 3. Terdiseminasikannya

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN Kementerian Pertanian Seminar Nasional Agribisnis, Universitas Galuh Ciamis, 1 April 2017 Pendahuluan Isi Paparan Kinerja dan permasalahan Posisi

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian RENCANA STRATEGIS Perekayasaan Mekanisasi Pertanian 2015-2019 BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 15 RENCANA STRATEGIS PENELITIAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERKEBUNAN DI LAHAN GAMBUT

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERKEBUNAN DI LAHAN GAMBUT STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERKEBUNAN DI LAHAN GAMBUT Oleh : Direktorat Jenderal Perkebunan *) Kementerian Pertanian ---------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018 LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018 LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN PADI 1. LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN PADI MK 2018 2. LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN

Lebih terperinci

20% dari basket IHK, sementara untuk bahan pangan (raw food) total sekitar 23% dari basket IHK.

20% dari basket IHK, sementara untuk bahan pangan (raw food) total sekitar 23% dari basket IHK. Working Paper 1 1 Jan-08 Mar-08 May-08 Jul-08 Sep-08 Nov-08 Jan-09 Mar-09 May-09 Jul-09 Sep-09 Nov-09 Jan-10 Mar-10 May-10 Jul-10 Sep-10 Nov-10 Jan-11 Mar-11 May-11 Jul-11 Sep-11 Nov-11 Jan-12 Mar-12 May-12

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.9-/216 DS8-348-263-996 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 Disampaikan pada acara : Pramusrenbangtannas Tahun 2016 Auditorium Kementerian Pertanian Ragunan - Tanggal, 12 Mei 201 KEBIJAKAN OPERASIONAL DIREKTORATJENDERALHORTIKULTURA

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

SELAYANG PANDANG SIMLUH KP

SELAYANG PANDANG SIMLUH KP SELAYANG PANDANG SIMLUH KP Jakarta, 29 April 2014 PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014 IMPLEMENTASI SISTEM PENYULUHAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN JANUARI 2017 NAIK 0,40 PERSEN No. 08/02/63/Th.XXI, 1 Februari

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 211 BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN SEPTEMBER 2016 NAIK 0,66 PERSEN No. 54/10/63/Th.XIX, 3 Oktober

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015 No. 03/01/63/Th.XX, 4 Januari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN DESEMBER TURUN 0,41 PERSEN Pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015 No. 27/05/63/Th.XIX, 4 Mei PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN APRIL TURUN 1,01 PERSEN Pada April NTP

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN FEBRUARI 2017 NAIK 0,33 PERSEN No. 16/03/63/Th.XXI, 1 Maret

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 24/05/63/Th.XIX, 2 Mei NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN APRIL TURUN 0,14 PERSEN Pada NTP Kalimantan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016 No. 08/02/63/Th.XX, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN JANUARI 2016 NAIK 0,01

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN DESEMBER 2016 NAIK 0,08 PERSEN No. 03/01/63/Th.XXI, 3 Januari

Lebih terperinci

UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN. UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional

UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN. UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional UNIT PELAKSANA TEKNIS DITJEN KP3K UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Sekretariat Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan

Lebih terperinci

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK) WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK) KONSEP 1 Masyarakat Anak Pendidikan Masyarakat Pendidikan Anak Pendekatan Sektor Multisektoral Multisektoral Peserta Didik Pendidikan Peserta Didik Sektoral Diagram Venn:

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015 No. 35/06/63/Th.XIX, 1 Juni PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN MEI TURUN 0,36 PERSEN Pada Mei NTP Kalimantan

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan I. PENDAHULUAN

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN Wilayah daratan di Indonesia cukup luas, sekitar 188,2 juta ha, dengan keragaman jenis tanah, iklim, bahan induk, relief/topografi, dan elevasi di tiap wilayah. Secara umum, Indonesia mempunyai

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.5-/216 DS995-2521-7677-169 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN MALUKU Jln. Chr. Soplanit, Rumah Tiga

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21 No. 32/06/34/Th.XVIII, 1 Juni 2016 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Mei 2016, NTP Daerah Istimewa

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KEBUN SUMBER BAHAN TANAM TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013 No. 15/02/63/Th.XVII, 1 Maret 2013 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI ( NTP) BULAN FEBRUARI 2013 NAIK 0,35

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

ARAH PEMBANGUNAN PERTANIAN JANGKA PANJANG

ARAH PEMBANGUNAN PERTANIAN JANGKA PANJANG ARAH PEMBANGUNAN PERTANIAN JANGKA PANJANG K E M E N T E R I A N P E R E N C A N A A N P E M B A N G U N A N N A S I O N A L / B A D A N P E R E N C A N A A N P E M B A N G U N A N N A S I O N A L ( B A

Lebih terperinci