LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016"

Transkripsi

1 LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1

2 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja (LAKIN) Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Tahun 2016 ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban kinerja lingkup BBSDLP dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja BBSDLP ini disusun berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam dokumen Pejanjian Kinerja BBSDLP TA 2016 yang ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian. Dalam dokumen PK tersebut ditetapkan 2 (dua) sasaran kegiatan dengan 8 (delapan) indikator kinerja yang ingin dicapai oleh lingkup BBSDLP pada TA Secara operasional, kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan oleh seluruh balai di lingkup BBSDLP yakni: BBSDLP, Balittra, Balittanah, Balitklimat, dan Balingtan yang bekerja sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Diharapkan Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016 ini dapat bermanfaat sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan program dan umpan balik dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja lingkup BBSDLP selanjutnya. Penghargaan dan ucapan terima kasih saya sampaikan kepada segenap pelaksana kegiatan yang telah berpartisipasi aktif dalam penyusunan laporan ini. Saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Bogor, Januari 2017 Kepala Balai Besar, Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr. NIP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN IKHTISAR EKSEKUTIF i ii iii iv I PENDAHULUAN 1 II PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA Perencanaan Strategis Perencanaan Kinerja Tahun Perjanjian Kinerja Tahun III AKUNTABILITAS KINERJA Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun Analisis Capaian Kinerja Akuntabilitas Keuangan Kegiatan Kerjasama 50 PENUTUP 52 LAMPIRAN-LAMPIRAN 53 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2

4 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Struktur Organisasi Balai Besar Litbang Sumberdaya 53 Lahan Pertanian Lampiran 3. Pagu dan Realisasi Anggaran Lingkup BBSDLP TA Lampiran 4. Formulir Rencana Strategis BBSDLP Tahun Lampiran 5. Rencana Kinerja Tahunan Lingkup BBSDLP TA Lampiran 6. Perjanjian Kinerja Tahunan Lingkup BBSDLP TA Lampiran 7. Pengukuran Kinerja Tahunan Lingkup BBSDLP TA IKHTISAR EKSEKUTIF Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3

5 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) telah menetapkan Tujuan Utama yang ingin dicapai sebagaimana yang tertuang dalam Renstra BBSDLP tahun sebagai berikut: 1) Meneliti dan mengembangkan inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian mendukung pertanian bioindustri tropika unggul berdaya saing, 2) Menghasilkan rekomendasi kebijakan pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian yang aplikatif, baik bersifat antisipatif maupun responsif yang berdampak pada meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani, dan 3) Mendiseminasikan inovasi teknologi sumberdaya lahan pertanian dalam mewujudkan spectrum dissemination multi channel (SDMC) dalam membangun jejaring kerjasama nasional dan internasional. Tujuan utama BBSDLP tahun tersebut, menjadi dasar dalam menentukan sasaran kegiatan yang ingin dicapai BBSDLP pada tahun anggaran 2016 yang dituangkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) BBSDLP yakni: (1) 7 sistem informasi, (2) 958 peta, (3) 33 teknologi, (4) 6 formula, (5) 11 rekomendasi, (6) 7 database, (7) 50 ton benih padi, dan (8) 2 Taman Sains Pertanian (TSP). Berdasarkan hasil Pengukuran Pencapaian Kinerja (PPK) sampai akhir bulan Desember 2016, seluruh indikator kinerja sasaran yang ditetapkan untuk TA 2016 telah berhasil diselesaikan dengan rata-rata persentase capaian 111,2% (sangat berhasil). Faktor-faktor penghambat yang dihadapi peneliti dalam upaya pencapaian sasaran kegiatan selama TA 2016 adalah: faktor alam berupa kondisi cuaca dan serangan hama & penyakit tanaman, dan faktor SDM berupa terbatasnya jumlah SDM berkeahlian khusus. Untuk mengatasi kendala serangan hama akibat cuaca yang buruk, peneliti mengintensifkan pengamatan dan segera melakukan pemberantasan hama saat serangan hama terdeteksi secara dini, akan tetapi jika serangan hama sudah sangat parah, maka peneliti mengulang lagi dengan tanaman yang baru. Untuk mengatasi cuaca ekstrim, peneliti mengatasinya dengan pembuatan embung untuk mengatasi kekeringan, dan membuat parit/saluran irigasi atau menanam varietas yang adaptif terhadap genangan air. Keterbatasan jumlah SDM berkualitas/berkeahlian khusus telah diatasi dengan cara memaksimalkan SDM yang ada dan dengan melibatkan tenaga luar yang memenuhi kualifikasi sesuai kebutuhan. Untuk membiayai pencapaian sasaran strategis di lingkup BBSDLP, pada tahun anggaran 2016, lingkup BBSDLP berdasarkan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) revisi terakhir mendapat anggaran sebesar sebesar Rp ,- dengan rincian per Satker: BBSDLP sebesar Rp ,-, Balittra Rp ,- ; Balittanah Rp ,-, Balitklimat Rp ,-, dan Balingtan Rp ,-. Dari total anggaran tersebut yang berasal dari APBN sebesar Rp ,- (99,44%), sedangkan sisanya sebesar Rp ,- (0,56%) berasal dari dana Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4

6 hibah dengan rincian: sebesar Rp ,- dikelola oleh BBSDLP, sebesar Rp ,- dikelola oleh Balittanah, dan sebesar Rp ,- dikelola oleh Balingtan. Keseluruhan anggaran Rp ,- digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan dengan target capaian output : (1) 7 Sistem Informasi Pertanian, (2) 958 peta (Informasi Geospasial Sumberdaya Lahan Pertanian), (3) 33 Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan, (4) 6 (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan, (5) 11 Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumberdaya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim, (6) 7 Database dan Informasi Sumberdaya Pertanian, (7) 50 ton benih padi, dan (8) 2 Taman Sains Pertanian (TSP). Hingga akhir Desember 2016, total realisasi anggaran yang berhasil diserap lingkup BBSDLP sebesar Rp ,- atau 93,06% dengan rincian: BBSDLP Rp ,- atau 89,60%, Balittra Rp ,- atau 95,49%, Balittanah Rp ,- atau 97,79%, Balitklimat Rp ,- atau 94,83%, dan Balingtan Rp ,- atau 98,24%. Dengan demikian sisa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp ,- atau 6,94%. Besarnya anggaran yang tidak terserap tersebut antara lain disebabkan karena adanya pemblokiran anggaran sebesar Rp ,- atau 5,25% dari total anggaran. Meskipun anggaran yang terserap hanya sebesar 93,06%, akan tetapi seluruh kegiatan dapat terselesaikan dengan capaian fisik lebih dari 100%. Pencapaian target sasaran yang berhasil direalisasikan oleh lingkup BBSDLP hingga akhir Desember adalah sebagai berikut : 1) menghasilkan 12 Sistem Informasi Pertanian (171,4%) dari target 7 sistem, 2) menghasilkan 958 Peta/Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian (100%) dari target 958 peta, 3) menghasilkan 33 Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan (100%) dari target 33 teknologi, 4) menghasilkan 6 Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian ( perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan (100%) dari target 6 formula, 5) menghasilkan 13 Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim (118%) dari target 11 rekomendasi, 6) menghasilkan 7 Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian (100%) dari target 7 database, 7) menghasilkan 44,6 ton benih padi Impara (89,2%) dari target 50 ton, dan 8) terselesaikannya pembangunan TSP di 2 provinsi (100%) yakni di Jawa tengah (Balingtan) dan di Kalimantan Selatan (Balittra). Dengan efisiensi sejumlah itu, satker-satker lingkup BBSDLP telah dapat melaksanakan kegiatan dengan tingkat pencapaian sasaran kegiatan sangat berhasil. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5

7 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 6

8 BAB I PENDAHULUAN Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No 37/Permentan/OT.140/3/2013 tanggal 11 Maret 2013 adalah unit pelaksana teknis di bidang penelitian dan pengembangan, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Berdasarkan Permentan tersebut, BBSDLP mempunyai tugas melaksanakan penelitian pengembangan sumberdaya lahan pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya, BBSDLP melaksanakan fungsi : a) pelaksanaan penyusunan program, rencana kerja, anggaran, evaluasi, dan laporan penelitian dan pengembangan Sumberdaya lahan pertanian; b) pelaksanaan pemetaan dan evaluasi sumberdaya lahan serta pengembangan wilayah; c) pelaksanaan analisis dan sintesis kebijakan pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian; d) pelaksanaan pengembangan komponen teknologi dan sistem usaha pertanian bidang sumberdaya lahan pertanian; e) pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian; f) pelaksanaan pengembangan sistem informasi hasil penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian; serta g) pengelolaan urusan kepegawaian, rumah tangga, keuangan, dan perlengkapan BBSDLP. Selain melaksanakan tugas dan fungsi, BBSDLP berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006, tanggal 10 Juli 2006 mendapat mandat untuk mengkoordinasikan penelitian dan pengembangan yang bersifat lintas sumberdaya di bidang tanah, agroklimat, hidrologi, lahan rawa, dan lingkungan pertanian yang terdapat pada Balai Penelitian Tanah Bogor, Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Bogor, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Banjar Baru, Kalimantan Selatan, dan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian Jakenan, Pati, Jawa Tengah. Koordinasi difokuskan untuk mensinergikan pelaksanaan penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan dan untuk menghindari overlaping penelitian di masing-masing UPT. Hubungan dan mekanisme kerja dengan institusi di luar Badan Litbang Pertanian yang menangani aspek lahan, seperti Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1

9 Dirjen Perkebunan, BPN, BMKG, dan Perguruan Tinggi diselaraskan dengan mekanisme kerjasama atau jejaring konsorsium. Dalam menjalankan perannya ke depan, permasalahan yang dihadapi semakin kompleks, seperti 1) terjadinya degradasi sumberdaya lahan dan pencemaran, 2) alih fungsi lahan, 3) land rent dan fragmentasi lahan, 4) pemanasan global dan perubahan iklim, 5) meluasnya lahan terlantar, dan 6) masih rendahnya diseminasi inovasi teknologi. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, BBSDLP beserta balai-balai di bawah koordinasinya, sedang dan akan terus berinisiatif melakukan langkah-langkah visioner melalui optimalisasi pemanfaatan dan peningkatan Sumberdaya penelitian yang dimiliki. Paradigma BBSDLP dalam era pembangunan yang makin kompetitif penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian (impact recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific mission/recognition) untuk pencapaian status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (a world class research institution). Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal harus dijawab dengan meningkatkan prioritas dan kualitas hasil litbang yang berorientasi pasar baik domestik maupun internasional dan berdaya saing tinggi. Guna menjawab kesemuanya itu, ke depan BBSDLP akan meningkatkan kerja sama/networking baik dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian, dan pelaku usaha nasional maupun internasional. Peran BBSDLP yang semakin besar dan strategis harus didukung oleh Sumberdaya yang memadai (SDM, pendanaan, dan sarana-prasarana). Berdasarkan data per 31 Desember 2016, jumlah SDM lingkup BBSDLP sebanyak 466 orang dengan komposisi SDM menurut pendidikan terakhir sebagai berikut: lulusan S3 sebanyak 50 orang, lulusan S2 sebanyak 68 orang, lulusan S1 sebanyak 101 orang, dan lulusan < S1 sebanyak 247 orang. Pelaksanaan tugas dan fungsi serta program Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana, antara lain berupa Instalasi Laboratorium Tanah; Rumah Kaca; Kebun Percobaan Lahan Kering Masam di Tamanbogo-Lampung yang digunakan untuk penelitian dan teknik budidaya tanaman pangan lahan kering; Kebun Percobaan lahan rawa di Banjarbaru_Kalsel yang terdiri dari: KP. Belandean (lahan pasang surut tipe B), KP. Banjarbaru (lahan lebak-tadah hujan), KP. Handil Manarap (lahan tadah hujan), KP. Binuang (lahan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2

10 kering-tadah hujan-lebak), dan KP. Tanggul + Tawar (lahan lebak dangkal-tengahan); Kebun Percobaan Jakenan-Jateng; dan 2 buah Taman Sains Pertanian (TSP) yang terletak di Balittra-Banjarbaru dan Balingtan-Jakenan. Seluruh aset tersebut terus dioptimalkan pemanfaatannya. Selain itu terdapat juga fasilitas laboratorium, diantaranya 1 (satu) laboratorium yang dikelola langsung oleh BBSDLP, yakni 1 (satu) Laboratorium mineralogi tanah; 3 (tiga) laboratorium yang dikelola oleh Balittanah yakni: (1) Laboratorium kimia, (2) Laboratorium pengujian tanah, dan (3) Laboratorium fisika & biologi tanah; 2 (dua) laboratorium yang dikelola oleh Balittra yakni: (1) Laboratorium tanah, air, dan tanaman, (2) Laboratorium mikrobiologi; 3 (tiga) Laboratorium yang dikelola oleh Balingtan yaitu: (1) Laboratorium Gas Rumah Kaca (Laboratorium GRK) yang dilengkapi dengan peralatan Gas Chromatography (GC) tipe 8A yang mampu menganalisa gas CH4 dan 14A untuk menganalisa gas CO2 dan N2O, (2) Laboratorium Residu Bahan Agrokimia (Laboratorium RBA), dan (3) Laboratorium Terpadu, salah satu fungsinya adalah melaksanakan analisa logam berat, residu pestisida, tanah rutin, dan bahan pencemar lain. Dalam upaya mendapatkan data pengukuran gas rumah kaca yang akurat, BB Litbang SDLP sudah mempunyai Gas Chromatography (GC) portabel untuk mengukur emisi gas rumah kaca secara langsung di lapangan. Selain itu BBSDLP juga telah memiliki Laborartorium Informasi Geospasial dan Analisis Sistem (IGAS). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3

11 BAB II PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. Perencanaan Strategis Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) merupakan acuan dan arahan bagi Unit Kerja di lingkup BBSDLP dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian dan pengembangan pertanian periode secara menyeluruh, terintegrasi, dan sinergis, baik di dalam maupun antar subsektor terkait. Penyusunan Renstra BBDLP mengacu kepada: 1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, 2) Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang (RPJP) Tahun , 3) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun , 4) Renstra Kementerian Pertanian Tahun , dan Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun Secara operasional, Renstra ini menjadi acuan dalam penyusunan Renstra unit pelaksana teknis (UPT) lingkup BBSDLP yang dalam penjabarannya disesuaikan dengan dinamika lingkungan strategis pembangunan nasional dan respon stakeholders Visi Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian terkemuka di dunia dalam mewujudkan sistem pertanian bioindustri tropika berkelanjutan Misi BBSDLP a. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi sumberdaya lahan pertanian unggul berdaya saing yang berbasis advanced technology dan bioscience, bioengineering, teknologi responsif terhadap dinamika perubahan iklim, dan aplikasi teknologi informasi serta peningkatan scientific recognition. b. Meningkatkan kualitas dan pengelolaan sumberdaya penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian. c. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional (networking) dalam rangka penguasaan sains dan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4

12 (scientific recognition) serta pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian (impact recognition) Tujuan dan Sasaran a. Tujuan Utama Tujuan utama Balai Besar Litbang SDLP tahun adalah sebagai berikut: 1) Meneliti dan mengembangkan inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian mendukung pertanian bioindustri tropika unggul berdaya saing. 2) Menghasilkan rekomendasi kebijakan pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian yang aplikatif, baik bersifat antisipatif maupun responsif yang berdampak pada meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani. 3) Mendiseminasikan inovasi teknologi sumberdaya lahan pertanian dalam mewujudkan spectrum dissemination multi channel (SDMC) dalam membangun jejaring kerjasama nasional dan internasional. b. Sasaran Kegiatan Sasaran Kegiatan yang ingin dicapai BBSDLP pada periode adalah: 1) Tersedianya data dan informasi sumberdaya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial. 2) Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian. 3) Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan. 4) Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang. 5) Terbangunnya Taman Sains Pertanian. 6) Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi. 7) Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang sumberdaya lahan pertanian yang handal dan terkemuka. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5

13 Indikator kinerja Utama Dalam lima tahun ke depan ( ), Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai sasaran kegiatan yang telah ditetapkan. Secara terinci IKU tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 1. Indikator Kinerja Utama BBSDLP tahun No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Utama 1. Tersedianya data dan informasi SDL pertanian 2. Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian 3. Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan. 4. Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang 5. Terbangunnya Taman Sains Pertanian 6. Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi. 7. Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka. 1. Jumlah informasi geospasial sumberdaya pertanian 2. Jumlah sistem informasi pertanian 3. Jumlah database sumberdaya lahan pertanian 1. Jumlah teknologi pengelolaan lahan, air dan agroklimat, dan lingkungan pertanian 2. Jumlah formula dan produk pertanian yang ramah lingkungan 1. Jumlah rekomendasi kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Perubahan Iklim 1. Jumlah informasi dan teknologi reklamasi lahan terlantar bekas pertambangan 1. Jumlah Taman Sains Pertanian 1. Jumlah publikasi, KTI dan produk cetakan 1. Jumlah HaKI 2. Jumlah lisensi 3. Jumlah MoU/kegiatan kerjasama nasional dan internasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 6

14 Arah Kebijakan Arah kebijakan dan strategi penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian mengacu pada arah kebijakan pembangunan pertanian yang berlandaskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) ketiga ( ), sebagai penjabaran dari Visi, Program Aksi Presiden/Wakil Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla, serta berpedoman pada Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional Arah Kebijakan Litbang SDLP ke depan adalah: a. Memprioritaskan penyediaan inovasi dan teknologi inovatif untuk optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian, terutama lahan suboptimal, baik lahan eksisting maupun untuk perluasan areal baru. b. Mendorong kemajuan bioscience dan bioengineering tropika dalam pemenfaatan sumberdaya hayati tanah dan optimalisasi lahan pertanian sebagai inti sistem inovasi pertanian bioindustri nasional sebagai landasan dan motor penggerak sistem pertanian bioindustri berkelanjutan dengan bertitik tolak dari pengembangan konsep hulu-hilir. c. Mempercepat penyediaan Advance Technology (frontier) seperti teknologi nano, iradiasi, sensorik, sumberdaya lahan dan air, dan biomassa dan limbah organik. d. Meningkatkan scientific recognition melalui peningkatan jumlah publikasi dalam jurnal nasional dan internasional serta peningkatan kualitas Jurnal BBSDLP. e. Memposisikan spirit tagline (Science.Innovation.Networks) dalam setiap kegiatan litkajibangrap baik dalam proses teknis maupun dalam aspek manajemen dan kepemimpinan dan pemikiran. f. Mengembangkan model prediksi dan sistem informasi pertanian berbasis geospasial serta memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan sistem cloud computing. g. Merumuskan rekomendasi kebijakan, organisasi dan kelembagaan terutama berkaitan dengan peningkatan efektivitas sinergi program penelitian dan pengembangan pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 7

15 Strategi Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Strategi umum litbang sumberdaya lahan pertanian yang terkait dengan tupoksi BBSDLP untuk mewujudkan visi pembangunan pertanian tersebut adalah : a. Identifikasi, evaluasi dan analisis sintesis kebijakan sumberdaya lahan pertanian, meliputi: karakteristik, potensi, ketersediaan, kesesuaian, land tenure, kebijakan tata kelola, dan sebagainya. b. Pengembangan teknologi inovasi pengelolaan pengelolaan sumberdaya lahan pertanian berbasis bio science, nano technology, dan irradiasi yang meliputi: 1) Optimalisasi dan peningkatan kapasitas produksi sumberdaya lahan pertanian eksisting, terutama lahan suboptimal dan pemulihan lahan terdegrasi, 2) Inovasi teknologi adaptasi dan mitigasi yang merespon terhadap dinamika perubahan iklim. 3) Inovasi sistem produksi biomassa (produk utama dan produk samping) yang unggul dan cermat,. c. Pengembangan Sistem Database dan Sistem Informasi Pertanian Berbasis Web Sumberdaya Lahan Pertanian. d. Pengembangan sistem usahatani bio/agroindustri dan bio/agroservices terpadu, meliputi: 1) Mengembangkan sistem usahatani tanaman-ternak terpadu, 2) Mengembangkan usahatani untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dan bencana, 3) Mengembangkan usahatani ramah lingkungan, 4) Mengembangkan agrowisata dan penyedia jasa lainnya, e. Penelitian in house untuk menumbuhkembangkan penelitian dasar untuk mendukung penelitian terapan dan inovastif yang meliputi: metodologi pemetaan dan GIS, tanah, iklim, air, dan lingkungan pertanian. f. Meningkatkan promosi dan mengakselerasi diseminasi hasil penelitian melalui Spectrum Dissemination Multi Channel kepada seluruh stakeholders nasional melalui jejaring PPP (public-private partnership) maupun internasional untuk mempercepat proses pencapaian sasaran pembangunan pertanian (impact recognition) pengakuan ilmiah internasional (scientific recognition) dan perolehan sumber-sumber pendanaan penelitian lainnya di luar APBN (eksternal fundings). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 8

16 Program dan Kegiatan a. Program Program Balitbangtan pada periode diarahkan untuk menghasilkan teknologi dan inovasi pertanian bioindustri berkelanjutan. Oleh karena itu, Balitbangtan menetapkan kebijakan alokasi sumberdaya litbang menurut fokus komoditas yang terdiri atas delapan kelompok produk yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, yakni: (1) Bahan Makanan Pokok Nasional: Padi, Jagung, Kedelai, Gula, Daging Unggas, Daging Sapi-Kerbau; (2) Bahan Makanan Pokok Lokal: Sagu, Jagung, Umbi-Umbian (ubikayu, ubijalar); (3) Produk Pertanian Penting Pengendal iinflasi: Cabai, Bawang Merah, Bawang Putih; (4) Bahan Baku Industri (Konvensional): Sawit, Karet, Kakao, Kopi, Lada, Pala, Teh, Susu, Ubi Kayu; (5) Bahan Baku Industri: Sorgum, Gandum, Tanaman Obat, Minyak Atsiri, (6) Produk Industri Pertanian (Prospektif): Aneka Tepung dan Jamu; (7) Produk Energi Pertanian (Prospektif): Biodiesel, Bioetanol, Biogas; dan (8) Produk Pertanian Berorientasi Ekspor dan Subtitusi Impor: Buah-buahan (Nanas, Manggis, Salak, Mangga, Jeruk), Kambing/Domba, Babi, Florikultura. Dalam delapan kelompok produk tersebut, terdapat tujuh komoditas yang ditetapkan sebagai komoditas strategis, yakni padi, jagung, kedelai, gula, daging sapi/kerbau, cabai merah, dan bawang merah. b. Kegiatan Sesuai dengan Tupoksi dari BBSDLP dan mengacu pada program Litbang Pertanian untuk periode , maka kegiatan BBSDLP adalah Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian dan corporate program yang merupakan kegiatan lintas institusi dan atau lintas kepakaran dalam menjawab isu tematik aktual tertentu. Kegiatan litbang sumberdaya lahan pertanian diarahkan pada inventarisasi dan evaluasi potensi sumberdaya lahan pertanian, meliputi pemetaan tanah dan pemetaan tematik di lokasi terpilih, yang dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit, Digital Elevation Model (DEM) berbasis Global Information System (GIS). Penelitian optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan diarahkan kepada lahan suboptimal (lahan kering masam, lahan kering iklim kering, lahan gambut, dan lahan terlantar bekas pertambangan) untuk mewujudkan sistem pertanian ramah lingkungan, berupa pengembangan inovasi teknologi pengelolaan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 9

17 sumberdaya lahan pertanian (sawah, lahan kering, lahan rawa, iklim dan air), formulasi pupuk dan pembenah tanah (anorganik, organik, hayati, dan pengembangan teknologi nano). Kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan lingkungan pertanian terdiri atas perakitan teknologi mengantisipasi pencemaran lingkungan pertanian, perubahan iklim global (teknologi rendah emisi dan measurable, reportable, verifiable (MRV) methodology) dan lahan terdegradasi. Selain itu juga dilaksanakan analisis kebijakan terkait dengan pengelolaan sumberdaya lahan, pupuk dan pembenah tanah, antisipasi dampak perubahan iklim, serta pengembangan sistem basisdata dan teknologi sistem informasi pertanian berbasis web. Berdasarkan arah dan strategi penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, telah disusun fokus penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, yaitu: 1) Penelitian dan pengembangan terkait problema sumberdaya lahan pertanian berbasis bioscience, bioengineering, dan teknologi informasi, yang meliputi: a) Degradasi dan penciutan lahan eksisting berupa kegiatan identifikasi dan penciptaan teknologi. b) Ketersediaan, kondisi, dan kebijakan terhadap pengembangan sumberdaya lahan pertanian berupa kegiatan identifikasi dan analisis dan sintesis kebijakan. c) Pemanfaatan dan pengelolaan lahan suboptimal dan lahan terlantar/lahan terdegradasi berupa kegiatan identifikasi, penciptaan teknologi, dan analisis sintesis kebijakan. 2) Penelitian dan pengembangan terkait dengan isu perubahan iklim, yaitu: a) Dampak perubahan iklim (jenis, sifat, dan bobot) berupa kegiatan identifikasi dan analisis sintesis kebijakan. b) Adaptasi dan mitigasi berupa kegiatan analisisi sintesis kebijakan dan penciptaan teknologi. c) Program dan kebijakan pendukung berupa kegiatan analisis sintesis dan kebijakan. 3) Penelitian sistem pertanian bioindustri tropika berkelanjutan, yaitu: a) Informasi potensi dan wilayah pengembagan berupa kegiatan identifikasi dan analisis sintesis kebijakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 10

18 b) Teknologi inovatif pengelolaan sumberdaya lahan dan bioproses berupa kegiatan penciptaan teknologi. 4) Transfer teknologi dan advokasi, yaitu: a) Akurasi, kecepatan, dan efektivitas berupa manajemen output dan komunikasi dan teknologi informasi. b) Pengembangan sistem litkajibangrap sumberdaya lahan pertanian melalui jejaring kerjasama dengan BPTP berupa manajemen komunikasi dan perencanaan. c) Pengembangan sistem informasi pertanian berbasis web berupa manajemen dan kapasitas teknologi informasi Fokus penelitian dan pengembangan BBSDLP Mengacu pada fokus peneliian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, fokus penelitian dan pengembangan untuk Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian adalah: a. Penyusunan informasi dan analisis geospasial mendukung pengembangan pertanian kawasan berupa kegiatan yang menghasilkan peta tematik (tanah, AEZ, kesesuaian lahan, dan sebagainya). b. Pengembangan basisdata sumberdaya lahan pertanian. c. Pengembagan sistem informasi sumberdaya lahan pertanian berbasis web (Agrimap Info). d. Analisis dan sintesis kebijakan pengembangan dan pengelolaan sumberdaya lahan pertanian serta perubahan iklim e. Penelitian in house sumberdaya lahan pertanian (metodologi dan genesa tanah, scientific base research) Fokus penelitian tanah dan pupuk Mengacu pada fokus penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, fokus penelitian tanah dan pupuk adalah: a. Penelitian teknologi pengelolaan lahan suboptimal dan terdegradasi mendukung pertanian bioindustri tropika berkelanjutan. b. Penelitian teknologi pengelolaan hara dan peningkatan kesuburan tanah mendukung swasembada pangan berkelanjutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 11

19 c. Penelitian perakitan formula dan perangkat uji pupuk dan pembenah tanah. d. Pengembangan sistem informasi dan database sumberdaya tanah. e. Penelitian teknologi inovatif dan adaptif untuk pengelolaan sumberdaya tanah dan pupuk (in house) Fokus penelitian agroklimat dan hidrologi Mengacu pada fokus penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, fokus penelitian agroklimat dan hidrologi adalah: a. Penelitian teknologi dan model pengelolaan sumberdaya iklim dan air terpadu mendukung pertanian bioindustri tropika berkelanjutan. b. Penelitian kalender tanam terpadu serta pengelolaan sumberdaya iklim dan air untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. c. Pengembangan analisis numerik dan sistem informasi sumberdaya iklim dan air. d. Penelitian teknologi inovatif pengelolaan sumberdaya iklim dan air (in house/scientific base research) Fokus penelitian pertanian lahan rawa Mengacu pada fokus penelitian pertanian lahan rawa, fokus penelitian pertanian lahan rawa adalah: a. Penelitian teknologi pengelolaan hara, tanaman, dan air lahan rawa mendukung pertanian bioindustri berkelanjutan. b. Penelitian teknologi pemulihan lahan rawa terdegrdasi dan pengelolaan lahan rawa ramah lingkungan dan adaptif perubahan iklim. c. Penelitian teknologi pertanian (budidaya) dan model inovasi UT lahan rawa mendukung swasembada pangan. d. Pengembangan sistem database dan sistem informasi lahan rawa e. Penelitian teknologi inovatif pengelolaan pertanian lahan rawa (in house/ scientific base research) Fokus penelitian lingkungan pertanian Mengacu pada fokus penelitian lingkungan pertanian, fokus penelitian lingkungan pertanian adalah: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 12

20 a. Penelitian emisi dan teknologi mitigasi gas rumah kaca mendukung pertanian bioindustri berkelanjutan b. Penelitian pencemaran bahan agrokimia dan teknologi pengendalian serta remediasi mendukung keamanan pangan nasional c. Pengembangan sistem informasi dan database lingkungan pertanian. d. Penelitian in house lingkungan pertanian (metodologi MRV, uji toksisitas pestisida/scientific base research) Perencanaan Kinerja Tahun 2016 Dalam dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun Anggaran 2016, telah ditetapkan program, kegiatan utama beserta target output dalam upaya pencapaian sasaran pada TA Seluruh kegiatan utama yang dilaksanakan di BBSDLP beserta balai-balai yang dikoordinasikannya merupakan dukungan terhadap Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan. Kegiatan utama yang telah ditetapkan adalah Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Dari kegiatan tersebut target yang ingin dicapai disajikan pada tabel berikut: Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan (PKT sebelum pagu definitif) lingkup BBSDLP, TA 2016 NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET (1) (2) (3) (4) 1. Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan Sumberdaya lahan pertanian 1. Jumlah Sistem Informasi Pertanian 2. Jumlah Informasi Geospatial Sumberdaya Lahan Pertanian 3. Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan. 4. Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, 7 Sistem Informasi 1036 Peta 33 Teknologi 6 Formula Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 13

21 pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan. 5. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumberdaya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim. 6. Jumlah Database dan Informasi Sumberdaya Pertanian 7. Benih Padi 11 Rekomendasi 7 Database 56 Ton 2. Pembangunan 100 techno park dan 34 science park di 34 Provinsi 1. Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP) 2 Provinsi Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2016, BBSDLP merencanakan untuk menghasilkan: (1) 7 sistem informasi, (2) 1036 peta, (3) 33 teknologi, (4) 6 formula, (5) 11 rekomendasi, (6) 7 database, (7) 56 ton benih padi, dan (8) 2 Taman Sains Pertanian (TSP) Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Dari dokumen Rencana Kinerja Tahunan, setelah dilakukan berbagai pembahasan dan setelah ditetapkannya pagu indikatif angaran, selanjutnya diajukan kepada Kepala Badan Laitbang Pertanian untuk ditetapkan menjadi Perjanjian Kinerja. Dalam perjalanannya terjadi tiga kali pengesahan Perjanjian Kinerja BBSDLP, yakni Perjanjian Kinerja awal yang ditandatangani oleh Bapak Kepala Badan Litbang pada bulan Maret 2016; Perjanjian Kinerja setelah adanya pemotongan anggaran yang ditandatangani pada bulan Juli 2016; dan Perjanjian Kinerja yang ditandangani setelah refocusing yang ditandatangani pada bulan Agustus Berikut ini disajikan Perjanjian Kinerja yang ditandatangani pada bulan Agsutus 2016 setelah refocusing tersebut: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 14

22 Tabel 3. Perjanjian Kinerja Tahunan (PKT) lingkup BBSDLP yang ditandatangani pada bulan Agustus 2016 setelah refocusing. NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET (1) (2) (3) (4) 1. Tersedianya data, 1) Jumlah Sistem 7 Sistem Informasi informasi dan Informasi Pertanian peningkatan inovasi 2) Jumlah Informasi 958 Peta teknologi Geospasial Sumberdaya pengelolaan Lahan Pertanian sumberdaya lahan 3) Jumlah Teknologi 33 Teknologi pertanian Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan. 4) Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan. 5) Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumberdaya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim. 6) Jumlah Database dan Informasi Sumberdaya Pertanian 7) Benih Padi 6 Formula 11 Rekomendasi 7 Informasi dan Database 50 Ton 2. Pembangunan 100 techno park dan 34 science park di 34 Provinsi 1) Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP) Anggaran Rp ,- 2 Provinsi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 15

23 Berdasarkan Perjanjian Kinerja di atas, pada tahun 2016, BBSDLP berjanji untuk menghasilkan: (1) 7 sistem informasi, (2) 958 peta, (3) 33 teknologi, (4) 6 formula, (5) 11 rekomendasi, (6) 7 database, (7) 50 ton benih padi, dan (8) 2 Taman Sains Pertanian (TSP). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 16

24 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Pada Bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : > 100 persen; (2) berhasil : persen; (3) cukup berhasil : persen; dan (4) tidak berhasil : 0 59 persen Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2016 Pengukuran capaian kinerja BBSDLP Tahun 2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahunan (PKT) Tahun Anggaran 2016, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian mempunyai 2 (dua) Sasaran Kegiatan dengan 8 indikator kinerja yang ingin dicapai. Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja BBSDLP hingga akhir tahun 2016, Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan BBSDLP adalah sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Pengukuran Kinerja BBSDLP Tahun 2016 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian - Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan Sumberdaya lahan pertanian 1. Jumlah Sistem Informasi Pertanian 2. Jumlah Informasi Geospasial Sumberdaya Lahan Pertanian 3. Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan 4. Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk 7 sistem informasi 12 sistem informasi 171,4 958 Peta 958 Peta teknologi 33 Teknolg Formula 6 Formula 100 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 17

25 Pembangunan 100 techno park dan 34 science park di 34 Provinsi organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan. 5. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumberdaya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim. 6. Jumlah Database dan Informasi Sumberdaya Pertanian 11 Rekom 13 Rekom informasi dan database 7 informasi dan database Benih Padi 50 ton 44,6 ton 89,2 1. Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP) Pagu Anggaran Rp ,- Realisasi Anggaran Rp ,- (93,06) 2 Provinsi 2 Provinsi 100 Berdasarkan tabel di atas, capaian indikator kinerja sasaran lingkup BBSDLP tahun 2016 untuk sasaran pertama dan kedua mencapai rata-rata 109,8% menunjukkan tingkat keberhasilan sangat berhasil karena capaiannya melebihi 100%. Beberapa kendala yang dihadapi BBSDLP dalam upaya pencapaian sasaran tersebut antara lain: keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama & penyakit pada tanaman percobaan, serta kondisi cuaca. Akan tetapi seluruh kendala tersebut telah berhasil diatasi, sehingga seluruh kegiatan terselesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Itu semua menunjukkan komitmen yang tinggi dari para peneliti untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan Analisis Capaian Kinerja Analisis capaian kinerja BBSDLP tahun anggaran 2016 dapat dijelaskan sebagai berikut : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 18

26 Sasaran 1 : Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 7 (tujuh) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 5. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 1 Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Sistem Informasi Pertanian 7 Sistem 12 Sistem 171,4 Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2016 BBSDLP berhasil menyelesaikan 12 sistem informasi pertanian atau 171,4% dari target 7 sistem informasi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 1 adalah sangat berhasil, karena capaiannya lebih dari 100%. Untuk menghasilkan 12 sistem informasi ini telah dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- dan hingga akhir Desember 2016 telah terserap sebesar Rp ,- atau 89,2%. Tabel 6. Rincian output 7 Sistem Informasi No. Uraian Kegunaan/Manfaat 1 Sistem Penilaiain Kesesuaian Lahan (SPKL), Versi 2.0, Sistem Manajemen Data Sumberdaya Lahan Pertanian (SIMADAS), Versi 2.0, Sistem Informasi Sumberdaya Lahan Pertanian (SISULTAN), Versi 3, Sistem Informasi Pertanian berbasis webgis (InaAgriMap), Versi 2, Sebagai pengelola data karakteristik lahan input evaluasi kesesuaian lahan - Membantu melakukan proses evaluasi kesesuaian lahan - Membantu penetapan zone agroekologi - Menyimpan dan mengelola data morfologi, kimia, dan mineralogi tanah - Terhubung ke InaSoilObs Menyajikan informasi online pata tanah dan kesesuaian lahan serta tematik lainnya Menyajikan informasi pertanian terkait sumberdaya lahan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 19

27 5 Phoshorus dan Potassium Decision Support System, Versi 4, Sistem Basisdata Spasial Lahan Basah (InaWetSoils), Versi 1, Sistem Basisdata Spasial Pengamatan Tanah (InaSoilObs), Versi 2, Ssitem basisdata spasial peta tanah dan tematik lainnya (InaSoilMap), Versi 2, Sistem Katalog Peta Online (MapMarket), Versi 1 (beta), Sistem Basisdata Image (SBI), Versi 2, Sistem Informasi Pengelolaan Lahan 12 Sistem Informasi Sumberdaya Pertanian Lahan Rawa di Provinsi Papua - Sebagai pengelola data karakteristik lahan input evaluasi kesesuaian lahan - Membantu proses evaluasi kesesuaian lahan Menyimpan dan mengelola lokasi-lokasi pengamatan tanah dan peta lahan basah nasional Menyimpan dan mengelola lokasi-lokasi pengamatan tanah nasional Menyimpan dan mengelola peta-peta hasil penelitian BBSDLP - Menyajikan informasi produk berupa peta - Melayani pemesanan produk dan transaksi online Menyimpan dan mengelola data-data berupa image untuk mendukung penelitian dan image hasil penelitian Sistem Informasi ini berisi informasi konservasi tanah berbasis web dan spasial untuk seluruh wilayah Indonesia yang sangat diperlukan oleh pengambil kebijakan dan praktisi pertanian. Informasi konservasi tanah dapat diperoleh secara cepat dengan sistem dalam bentuk yang sangat membantu untuk pelaksanaan perencanaan dan pelaksanaan kegiatannya. Sistem Informasi ini sangat membantu para pengambil kebijakan untuk mempersiapkan sarana dan prasarana pertanian (alat dan mesin pertanian, benih, pupuk, irigasi dan drainase) yang dibutuhkan dalam upaya meningkatkan produksi pertanian, khususnya produksi tanaman pangan pada lahan rawa. Seluruh system informasi tersebut merupakan hasil kerja keras tim IT lingkup BBSDLP (BBSDLP, Balittanah dan Balittra) yang bekerjasama dengan tim peneliti senior tanpa kenal lelah untuk menghasilkan karya terbaiknya. Sistem yang telah dihasilkan tersebut akan terus dikembangkan untuk mengakomodir berbagai masukan dan permasalahan yang berkembang. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 20

28 Tabel 7. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 2 Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Informasi Geospasial Sumberdaya Lahan Pertanian 958 peta 958 peta 100 Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2016 BBSDLP berhasil menyelesaikan 958 peta atau 100% dari target 958 peta. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 2 adalah berhasil, karena capaiannya 100%. Untuk menghasilkan 958 Peta ini telah dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- dan hingga akhir Desember 2016 telah terserap sebesar Rp ,- atau 89,7%. Keberhasilan pencapaian target tersebut, tidak terlepas dari perencanaan yang matang pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh setiap tim yang akan melaksanakan kegiatan pemetaan/survei. Setiap tim yang akan terjun ke lapangan terlebih dahulu melakukan kegiatan persiapan berupa desk study dengan cara mengumpulkan dan mengolah data dasar (peta digital/rbi, radar, peta geologi, peta DEMs, dan peta topografi). Terhadap data-data dasar tersebut kemudian dilakukan analisis/interpretasi hingga menghasilkan Peta Hasil Analisis Satuan Lahan yang akan digunakan sebagai pegangan dasar dalam melaksanakan kegiatan pemetaan di lapangan. Selain kegiatan penyiapan peta lapangan, juga dilakukan penyiapan berbagai peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk operasi lapang berupa: peralatan penelitian (munsell soil colour chart, ph Trough, Abney Level, Kompas, GPS, Bor Tanah, Soil Test Kit, plastik sampel tanah, dan label), form pengamatan lapang, alat pengolah data, dan kelengkapan untuk survei lapang lainnya. Berbagai alat survey tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 21

29 Setelah seluruh kegiatan persiapan selesai, selanjutnya sebelum berangkat ke lapangan, tim diundang oleh Kabid PE untuk mempresentasikan seluruh kegiatan persiapan yang sudah dilaksanakan serta kesiapannya baik teknis maupun administrasi untuk melakukan kegiatan survey lapangan. Selain itu tim juga mengadakan rapat untuk merencanakan teknis kegiatan lapangan terkait skedul kegiatan yang akan dilakukan dari hari pertama hingga hari terakhir. Dengan cara demikian pelaksanaan kegiatan penelitian lapangan menjadi lebih terarah dan efektif. Pada saat kegiatan di lapangan berlangsung, setiap hari data yang diperoleh dari hasil pengamatan lapang langsung diserahkan kepada tim database dan GIS yang standby di base camp. Jika terdapat perubahan-perubahan batas satuan peta berdasarkan hasil pengamatan lapangan, maka langsung ditindaklanjuti oleh tim GIS dengan mendigitasinya. Setelah tim kembali ke kantor dari kegiatan lapangan, seluruh anggota tim bekerja sesuai pembagian tugas yang telah ditetapkan oleh ketua Tim (Penanggungjawab RPTP). Ketua tim bertanggungjawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan hingga seluruh pekerjaan selesai. Data dari lapang Entri data base Perbaikan batas SPT Gambar Alur Entri Data dan Perbaikan Batas SPT di lapang Pelaksanaan monitoring kegiatan dilakukan setiap bulan dengan menyiapkan form isian perkembangan kegiatan yang harus diisi oleh penanggungjawab RPTP, selain itu pada saat tim berada di lapangan juga dilakukan monitoring kegiatan lapangan baik secara administrasi maupun teknis dengan melibatkan peneliti senior yang ditunjuk sebagai tim evaluator. Untuk kegiatan evaluasi terhadap hasil kegiatan, dilakukan sekurang-kurangnya 3 kali, yakni 1) setelah tim pulang dari lapang untuk mengevaluasi hasil kegiatan di lapangan, 2) setelah dihasilkan draft peta dan hasil analisis laboratorium, dan 3) setelah seluruh peta dan laporan diselesaikan. Hasil dari kegiatan monitoring dan evaluasi dijadikan sebagai bahan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 22

30 masukan untuk perbaikan kualitas kegiatan penelitian maupun pelaporan dan output yang dihasilkan. Pada tahun 2016 peta-peta yang dihasilkan secara garis besar adalah terdiri dari: 485 atlas Peta Tanah SKALA 1:50.000, 236 atlas Peta Kesesuaian Lahan Skala 1:50.000, 236 atlas Peta Arahan dan Rekomendasi Penggunaan Lahan (RPL) Skala 1:50.000, dan 1 Peta Lahan Kering Terdegradasi DAS Citarum Bagian Tengah skala 1: Beberapa contoh peta yang dihasilkan adalah sebagai berikut: Gambar Peta tanah semi detail skala 1: Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara Gambar Contoh Peta Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah Tadah Hujan Kabupaten Landak-Kalimantan Barat, skala 1: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 23

31 Gambar Contoh Peta Arahan Komoditas dan Rekomendasi Penggunaan Lahan (RPL) Kabupaten Pangandaran Jawa Barat, skala 1: Gambar Peta Lahan Terdegradasi DAS Citarum Bagian Tengah skala 1: Dari seluruh output peta Sumberdaya lahan yang dihasilkan, 957 peta dihasilkan oleh satker BBSDLP, sedangkan sisanya 1 peta (Peta Lahan Kering Terdegradasi DAS Citarum Bagian Tengah) dihasilkan oleh satker Balittanah. Salah satu kendala yang cukup serius untuk menghasilkan output peta di atas, adalah terbatasnya tenaga berkeahlian khusus, yakni tenaga teknisi surveyor (pemeta). Saat ini tenaga yang ada jumlahnya tidak sebanding dengan tuntutan volume Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 24

32 pekerjaan pemetaan. Bahkan berdasarkan perhitungan perkiraan masa pensiun, seluruh tenaga teknisi surveyor akan habis pada tahun Sementara itu rekruitmen tenaga pemeta sudah tidak dilakukan lagi. Pada periode Balai Penelitian Tanah (saat ini menjadi BBSDLP) setiap tahun selalu mengadakan pelatihan asisten tenaga peneliti lapang (surveyor tanah). Para calon asisten surveyor tanah tersebut mendapat pendidikan berbagai ilmu dan praktek mengenai pekerjaan yang harus dilakukan dalam melaksanakan pemetaan tanah, mulai dari menyiapkan peta, menganalisis peta, mendeliniasi peta, melakukan pengamatan profil tanah, hingga cara menyusun sebuah laporan hasil survey. Dari pelatihan tersebut para calon asisten surveyor mendapat bekal untuk membantu para peneliti dalam melaksanakan pemetaan tanah hingga menjadi tenaga surveyor yang profesional. Setelah era tersebut seiring dengan berbagai kebijakan rekruitmen SDM yang diberlakukan, tidak ada lagi penyelenggaraan pendidikan dan latihan bagi calon surveyor, hingga akhirnya jumlah tenaga surveyor setiap tahun terus berkurang karena memasuki masa pensiun maupun meninggal dunia. Untuk mengatasi keterbatasan jumlah tenaga teknisi surveyor tersebut, pada tahun 2016 dilakukan perekrutan tenaga outsorching yang berasal dari lulusan perguruan tinggi dan yang memiliki kompetensi untuk membantu melaksanakan kegiatan pemetaan/survey tanah. Dengan cara demikian seluruh tugas pemetaan lapangan dapat diselesaikan sesuai waktu. Selain terbatasnya tenaga surveyor, juga terbatasnya jumlah tenaga yang mampu mendigitasi. Kesulitan ini juga diatasi dengan mengangkat tenaga outsorching yang memiliki kemampuan mengoperasikan berbagai software terkait digitasi peta dan pengolahan database. Perbandingan capaian kinerja untuk jumlah peta tematik sumberdaya lahan pertanian, dari tahun 2010 hingga 2016 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8 : Perbandingan capaian kinerja untuk jumlah peta tematik Sumberdaya lahan pertanian, dari tahun 2010 hingga 2016 No Indikator Kinerja Tahun Jumlah Informasi Geospasial Sumberdaya Lahan Pertanian (peta) 6 peta (100%) 12 peta (150%) 24 peta (120%) 26 peta (186%) 28 peta (140%) 73 peta (115%) 958 peta (100%) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 25

33 Peta-peta yang dihasilkan pada setiap tahunnya berbeda tema dan skalanya. Pada tahun 2010 dan 2011, peta-peta yang dihasilkan sebagian besar merupakan peta sumberdaya tanah skala 1: yang cakupan arealnya sangat luas, dan data yang masih kasar. Peta-peta tersebut dihasilkan dari kegiatan pemetaan tingkat tinjau. Sedangkan mulai tahun 2012 hingga 2016 peta-peta yang dihasilkan merupakan peta skala 1: yang cakupan luasannya per kabupaten. Peta skala 1: ini merupakan peta yang aplikatif dan dapat digunakan sebagai data dasar untuk perencanaan pengembangan pertanian pada tingkat kabupaten. Tema-tema peta pada skala 1: lebih diarahkan pada kesesuaian lahan untuk berbagai komoditas pertanian. Dengan demikian capaian output peta antara tahun pertama dan tahun berikutnya tidak bisa dibandingkan, karena target outputnya berbedabeda dari tahun ke tahun. Khusus pada tahun anggaran 2016 terjadi lonjakan target yang harus diselesaikan oleh BBSDLP. Hal ini disebabkan karena adanya kebijakan ontop yang harus dikerjakan oleh BBSDLP untuk menyusun peta tanah, peta kesesuaian lahan, dan Peta Arahan serta Rekomendasi Penggunaan Lahan skala 1: pada seluruh Kabupaten Kota yang belum dipetakan melalui penambahan anggaran APBNP. Tabel 9. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 3 Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan 33 Teknologi 33 Teknologi 100 Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2016 BBSDLP berhasil menghasilkan 33 Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan atau 100% dari target 33 teknologi. Dengan demikian kategori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 3 adalah berhasil, karena capaiannya mencapai 100%. Untuk menghasilkan 33 Teknologi ini telah dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- dan hingga akhir Desember 2016 telah terserap sebesar Rp ,- atau 89,2%. Keberhasilan pencapaian target Indikator Kinerja 3, merupakan hasil dari kerja keras seluruh peneliti yang ada di BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balingtan, dan Balittra. Dengan dukungan sarana penelitian yang memadai seperti: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 26

34 kebun percobaan, rumah kaca, laboratorium, sarana pengolah data, dan peralatan penelitian lainnya yang berfungsi dengan baik, menjadikan para peneliti dapat melaksanakan kegiatan penelitian sesuai yang direncanakan. Selain itu fungsi pemantauan dan pengendalian yang berjalan cukup baik, membuat seluruh kegiatan penelitian dapat terselesaikan sesuai dengan proposal. Secara lengkap rincian output teknologi yang dihasilkan adalah: 1. Teknologi pemupukan N, P, K lahan sawah irigasi berstatus P dan K sedang. Teknologi ini sebagai acuan dalam perhitungan kebutuhan pupuk pada tanah berstatus P dan K dari sedang hingga tinggi pada tanaman padi berpotensi hasil tinggi. Gambar : Pemupukan N, P, K lahan sawah irigasi berstatus P dan K sedang 2. Teknologi pemupukan N, P, K lahan sawah tadah hujan berstatus P dan K sedang. Teknologi ini sebagai acuan dalam perhitungan kebutuhan pupuk N, P, K lahan sawah tadah hujan berstatus P dan K sedang. Gambar : pemupukan N, P, K lahan sawah tadah hujan berstatus P dan K sedang Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 27

35 3. Teknologi perbanyakan Sianobakteri. Telah diperoleh informasi teknik perbanyakan Sianobakteri Bakteri yang mampu menyediakan N sebesar 10-20%. Gambar : Petak-petak perbanyakan Sianobakteri Bakteri 4. Sistim Informasi Kalender Tanam (SI-KATAM) Terpadu Modern. Sistim Informasi Katam Terpadu Moderen ini menggambarkan potensi pola dan waktu tanam untuk tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) berdasarkan potensi dan dinamika sumberdaya iklim dan air beserta rekomendasi varietas dan pupuk. Gambar : Tamipilan muka KatamTerpadu Modern versi Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Iklim dan Air Terpadu pada Berbagai Agroekosistem Mendukung Upsus Pajale, Cabe Merah dan Kakao. Teknologi ini dapat digunakan sebagai dasar penyusunan rancang bangun pemanfaatan sumberdaya air dan iklim untuk mendukung swasembada padi, jagung, kedelai, cabe dana tau kakao berbasis desa mandiri pangan (Food Smart Village) pada berbagai agroekosistem. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28

36 Gambar : Bangunan bendung sadap untuk menampung mata air di Desa Limampoccoe, Kec. Cenrana, Kab. Maros, Sulawesi Selatan 6. Teknologi informasi Key Area keragaman iklim seluruh Indonesia Mendukung UPSUS PJK. Teknologi ini dapat memberikan informasi bagi kondisi iklim Indonesia secara keseluruhan berdasarkan agroekosistem masing-masing, yang selanjutnya menjadi dasar yang penting dalam penetapan teknologi adaptif serta permasalahan adopsinya dalam mengatasi risiko bencana terkait iklim (banjir, kekeringan dan OPT) serta langkah kebijakan inovasi teknologi maupun transfer teknologinya hingga tingkat petani. Peta signifikansi curah hujan dan ENSO, DMI serta OLR pada 3 bulanan sebagai batas kritis curah hujan untuk deteksi el-nino dan la-nina serta awal tanam pada key area. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 29

37 7. Teknologi pemanfatan sumber energy alamiah untuk optimalisasi pengelolaan sumberdaya air (Pompa Air Tenaga Surya). Teknologi irigasi dengan pompa air ini menggunakan sumber energy matahari yang hemat energy dan ramah lingkungan, penggunaannya mudah, efisiensi tinggi, kinerja stabil dan dapat digunakan dalam jangka waktu lama, sehingga pompa energy matahari lebih tepat guna, efisien, dan ekonomis dengan biaya operasi dan pemeliharaan (OP) yang lebih sedikit, dan tidak membebani petani dalam melakukan kegiatan usahataninya. Gambar : Tempat penyimpanan Pompa Air Tenaga Surya di beberapa lokasi 8. Teknologi penentuan penciri iklim mikro untuk peningkatan produktivitas tanaman. Teknologi ini merupakan model pengelolaan iklim dan air khususnya pengelolaan irigasi untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kakao serta meningkatkan upaya memacu diversifikasi pangan, nilai tambah, daya saing dan ekspor, serta mewujudkan kesejahteraan petani. Pot lisimeter diisi tanaman kakao Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 30

38 Pemasangan pompa air submersible untuk irigasi tanaman kakao 9. Teknologi pengelolaan sumberdaya terpadu pertanian ramah lingkungan di lahan pasang surut. Teknologi ini dapat dijadikan rekomendasi teknologi pengelolaan sumberdaya terpadu ramah lingkungan di lahan rawa pasang surut berbasis agroekosistem (sulfat masam dan gambut) mendukung swasembada pangan. 10. Teknologi model pengelolaan air terintegrasi di lahan rawa. Teknologi ini mampu meningkatnya produksi padi dan/atau palawija di lahan rawa dengan memperhatikan aspek dinamika air, sifat-sifat fisika, kimia, biologi dan kesburnan tanah dan lingkungannya sehingga mendukung tercapainya kedaulatan pangan secara nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 31

39 Gambar : model pengelolaan air terintegrasi di lahan rawa 11. Teknologi decision support system pemupukan jagung dan kedelai di lahan pasang surut. Teknologi ini dapat mengurangi penggunaan pupuk dan meningkatkan produksi jagung dan kedelai. Melalui peningkatan produksi jagung dan kedelai diharapkan akan berdampak pada terpenuhinya kebutuhan akan pangan dan peningkatan pendapatan serta kesejahteraan petani. Pola perubahan berat pipilan kering kedelai akibat penambahan dosis pupuk SP-36 dan KCl di desa Sidomakmur, kec. Marabahan, kab. Barito Kuala, Kalimantan Selatan. 12. Teknologi Remediasi Cemaran Pestisida dan Logam Berat di Lahan Sawah dan Hortikultura. Teknologi ini bermanfaat untuk membantu pemerhati lingkungan atau pengambil kebijakan sektor terkait upaya menurunkan kontaminan atau cemaran residu pestisida di lahan pertanian, sehingga kualitas lingkungan meningkat, kesehatan manusia terjamin, dan produk pertanian Indonesia aman dikonsumsi dan bebas cemaran. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 32

40 Penelitian di lysimeter 13. Baku Mutu Logam Berat Hg dan As dari Lahan Sawah dan Hortikultura. Memberikan informasi baku mutu logam berat Hg dan As dari lahan sawah dan hortikultura (soil quality standard) yang dapat digunakan sebagai acuan konkret dalam pencegahan dan pengendalian cemaran logam berat merkuri (Hg) dan arsen (As) di lahan pertanian sehingga tercipta komoditas pertanian yang aman dikonsumsi dan dapat diekspor. Lokasi pengambilan contoh tanah dan uji adsorspi/jerapan logam berat Hg dan As skala laboratorium (daya jerap tanah). 14. Teknologi rehabilitasi lahan bekas tambang (pengelolaan bahan organic Insitu dan Teknologi Konservasi tanah). Teknologi ini sebagai percontohan penerapan teknologi legume cover crop, dan penggunaan sisa tanaman. Cover crop sebagai sumber bahan organik insitu Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 33

41 15. Teknologi pengembangan hijauan pakan ternak. Merupakan koleksi hijauan pakan ternak (sapi, kambing, domba), agen fito remediasi, lokasi percontohan. 16. Teknologi pengembangan tanaman perkebunan pada lahan bekas tambang. Teknologi ini merupakan alternatif reklamasi lahan bekas tambang dengan tanaman perkebunan yang produktif baik tanaman penghasil BBN (kemiri sunan) dan minyak atsiri (Serai wangi), maupun tanaman pangan (lada, jagung). Teknologi pengembangan kemiri sunan dengan seraiwangi, jagung, dan lada perdu di lahan bekas tambang batubara Kabupaten Kutai kartanegara 17. Model Finansial Pengelolaan Lahan Bekas Tambang. Merupakan bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan dan pengguna lahan dalam penentuan pemanfaatan lahan bekas tambang. 18. Teknologi bioremediasi untuk lahan bekas tambang timah. Pada tahap awal telah tersedianya data dan informasi calon tumbuhan yang efektif mengikat Hg pada lahan bekas tambang emas. 19. Teknologi pengendalian erosi pada lahan bekas tambang batubara. Merupakan teknologi untuk mencegah terjadinya erosi tanah dari kawasan penambangan batubara menggunakan teknik alley cropping + mulsa jagung dan geotextile. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 34

42 Sistem alley cropping (pertanaman lorong) dikombinasikan dengan mulsa jagung efektif mencegah erosi percikan dan erosi alur akibat aliran permukaan 20. Teknologi fertigasi untuk lahan bekas tambang. Hingga akhir tahun 2016 telah tersedia data awal dan komponen teknologi dan plot yang dapat dijadikan sebagai display teknologi. Teknik irigasi tetes pada system fertigasi (pemupukan dan irigasi) untuk tanaman cabai muda (kiri) dan cabai yang sudah mulai berbunga (kanan) 21. Peta tanah semi detail skala 1: Kabupaten Bangka Barat 22. Peta tanah semi detail skala 1: Kabupaten Bangka 23. Peta tanah semi detail skala 1: Kabupaten Bangka Tengah 24. Peta tanah semi detail skala 1: Kabupaten Bangka Selatan 25. Peta tanah semi detail skala 1: Kabupaten Belitung 26. Peta tanah semi detail skala 1: Kabupaten Belitung Timur 27. Peta tanah semi detail skala 1: Kabupaten Muara Enim 28. Peta tanah semi detail skala 1: Kabupaten Lebak Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 35

43 29. Peta tanah semi detail skala 1: Kabupaten Katingan 30. Peta tanah semi detail skala 1: Kabupaten Tabalong 31. Peta tanah semi detail skala 1: Kabupaten Balangan 32. Peta tanah semi detail skala 1: Kabupaten Tapin 33. Peta tanah semi detail skala 1: Kabupaten Kutai Kartanagara 34. Peta tanah semi detail skala 1: Kabupaten Buru Beberapa cpntph gambar Peta yang dihasilkan dari kegiatan Reklamasi Lahan Bekas Tambang: Gambar Contoh Peta Tanah Lahan Bekas Tambang Kabupaten Bangka Barat Gambar Contoh Peta Tanah lokasi Demplot di Desa Embalut, Tenggarong Seberang, Kab Kukar, Kaltim. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 36

44 Berbagai produk penelitian terbaru yang dihasilkan oleh BBSDLP telah diterima dan digunakan oleh masyarakat, antara lain : Katam Terpadu, Biodecomposer, dan Pupuk Hayati Agrimeth yang diandalkan untuk dapat meningkatkan produksi pertanian. Penyerahan Pupuk Hayati Agrimeth dan Biodekomposer (200 ha) oleh Bapak Menteri Pertanian yang disaksikan Bp Presiden RI pada acara panen raya memperingati Hari pangan sedunia di Boyolali, Jawa Tengah Soft launching produksi Agrimeth oleh Ka Balitbangtan di workshop PT AIM dalam rangka persiapan produksi masal teknologi Balitbangtan oleh Mitra/Lisensor. Tabel 10. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 4 Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan. 6 Formula 6 Formula 100 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 37

45 Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2016 BBSDLP berhasil menghasilkan 6 Formula atau 100% dari target 6 Formula. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 4 adalah berhasil, karena capaiannya 100%. Untuk menghasilkan 6 Formula ini telah dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- dan hingga akhir Desember 2016 telah terserap sebesar Rp ,- atau 95,5%. Secara lengkap rincian output 6 Formula yang dihasilkan adalah: 1. Formula larutan nutrisi untuk tanaman sayuran berbuah dan uji efektifitasnya pada tanaman tomat dan paprika. 2. Penyempurnaan formula NPKSi dan uji efektifitasnya 3. Formula isolat unggul biostimulan dan pengendali hayati patogen tular tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 38

46 4. Satu Jenis Test Kit PUTR gambut 5. Formula pupuk hayati dan amelioran, mencakup: a) pupuk hayati dan amelioran yang efektif meningkatkan ph, ketersediaan P dan produktivitas lahan gambut untuk padi, dan b) pupuk hayati dan amelioran yang efektif meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas lahan gambut untuk bawang merah 6. Formula insektisida nabati yang efektif mengendalikan hama serangga kedelai di lahan rawa pasang surut Gambar Insektisida nabati berbahan Kirinyu (Tarasida-Kr) (Kiri) dan berbahan Kepayang (Tarasida-Kp) (Kanan) yang siap diaplikasikan Tabel 11. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran 5 Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumberdaya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim. 11 Rekom 13 Rekom 118 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 39

47 Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2016 BBSDLP berhasil menghasilkan 13 rekomendasi/policy breaf atau 118% dari target 11 rekomendasi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja adalah sangat berhasil, karena capaiannya lebih dari 100%. Untuk menghasilkan 13 Rekomendasi telah dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- dan hingga akhir Desember 2016 telah terserap sebesar Rp ,- atau 88,8%. Secara lengkap rincian rekomendasi/policy breaf yang dihasilkan berikut rekomendasi kebijakannya adalah: Tabel 12. Rincian output rekomendasi/policy breaf No. Judul Kebijakan/Policy Brief 1. Percepatan Penyediaan Informasi Geospasial Sumberdaya lahan Tingkat Operasional Mendukung Pengembangan Komoditas Strategis 2. Konversi, Kebutuhan Lahan dan Ketersediaan Lahan Untuk Cadangan Pangan Nasional. 3. Kenapa Lahan bekas tambang harus direhabilitasi? Ringkasan isi Rekomendasi/Policy Breaf ini menyangkut pentingnya ketersediaan data sumberdaya lahan pada berbagai ketelitian atau skala peta, mengingat sangat dibutuhkan untuk perencanaan peggunaan lahan jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Oleh karena itu penyediaan peta ini perlu dipercepat yang menyertakan pengambil kebijakan, teknologi yang tersedia, sumberdana dan sumberdaya manusia pelaksananya. Rekomendasi/Policy Breaf ini didasarkan pada keprihatinan terhadap konversi lahan pertanian menjadi non pertanian yang secara perlahan tapi pasti semakin mengancam lahan sawah yang telah terbangun sejak ratusan tahun silam dengan biaya tinggi, dilengkapi dengan sarana infrastruktur jalan dan saluran irigasi yang lengkap. Hal ini dapat mengancam ketahanan dan kedaulatan pangan nasional, apabila tidak ada tindakan nyata dalam mengendalikan laju konversi lahan sawah terebut. Pemerintah telah berupaya untuk mengendalikan konversi lahan sawah, dengan mengeluarkan berbagai regulasi dan peraturan untuk mencegah konversi lahan tersebut. Namun sejauh ini ternyata berbagai peraturan tersebut belum mampu membendung laju konversi lahan sawah secara efektif. Oleh karena itu, perlu strategi untuk mengatasi hal tersebut. Diperkirakan ribuan hektar lahan pertanian subur menjadi rusak dan terlantar akibat aktivitas penambangan, khusus kegiatan tambang yang tidak diikuti dengan SOP yang benar dan atau tidak Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 40

48 4. Kebijakan Litbang Pertanian untuk Berpartisipasi Mencegah Terulangnya Kebakaran Lahan Gambut. 5. Pendekatan bijak dalam pengelolaan lahan gambut terdegradasi 6. Menyeimbangkan Fungsi Lingkungan dan Budidaya Lahan Gambut Melalui Kebijakan Rasional 7. Implementasi teknologi ekohidro Perlu Dipaksakan (Perda) mendukung optimalisasi lahan rawa. 8. Rekomendasi strategi serta rencana aksi adaptasi dan melakukan rehabilitasi dan reklamasi lahan dan lingkungan sebagaimana diatur oleh peraturan perundan-undangan yang berlaku. Di lain pihak untuk mendukung pembangunan pertanian jangka panjang dibutuhkan upaya-upaya optimalisasi dan pembukaan jutaan lahan baru. Oleh karena itu diperlukan berbagai kajian dan penelitian tentang pemanfaatan lahan bekas tambang untuk digunakan sebagai areal pertanian melalui upaya reklamasi dan rehabilitasi lahan bekas tambang. Policy breaf ini merupakan masukan kepada pemerintah mengenai perlunya upaya perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut yang berkelanjutan. Dikemukakan perlunya tinjauan ulang (review), perbaikan (revisi) dan penyelarasan berbagai kebijakan Pemerintah terkait Perijinan dan Pengelolaan Gambut yang telah maupun yang sedang/akan diterbitkan Pemerintah, serta memasukkan peran serta masyarakat adat. Policy breaf ini berkaitan upaya yang harus dilakukan pemerintah terkait dengan pemanfaatan dan pengelolaan lahan gambut kedepan yang seharusnya berdasarkan pada zonasi (kawasan budidaya dan kawasan lindung), sesuai dengan kekhasan biofisik, sosial dan budaya setempat dan dengan mempertimbangkan secara matang pada daerahdaerah yang wilayahnya dominan gambut. Policy breaf ini berisi masukan terhadap upaya menyeimbangkan fungsi lingkungan dan budidaya lahan gambut. Dikemukakan perlunya pengelolaan lahan gambut diarahkan pada: a) lahan gambut yang masih berupa hutan perlu dipertahankan (konservasi), b) lahan gambut yang sudah terdegradasi (semak belukar) dapat dikembangkan untuk budidaya sesuai dengan kesesuaian lahannya, dan c) lahan yang telah menjadi lahan pertanian (budidaya) tetap dipertahankan sebagai lahan pertanian dengan manajemen pengelolaan yang baik, yaitu sesuai dengan karakteristiknya. Policy breaf ini berisi tentang perlunya pemaksaan dalam penerapan atau implementasi ekohidro (dalam bentuk Perda) sebagai pesan dari PP. No. 6 Tahun 2015 yang pada dasarnya adalah penerapan sistem tata air ekohidro. Seiring dengan keengganan dari pada pengusaha dalam penerapan dari sistem ekohiro ini, maka diperlukan adanya pemaksaan melalui Perda untuk masing-masing daerah gambut sehinga efektif implimentasi dari ketentuan tersebut. Informasi, teknologi, dan rekomendasi pengelolaan berkelanjutan sumberdaya iklim dan air untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 41

49 penanggulangan risiko untuk penyelamatan dan pengamanan produksi pangan 9. Rekomendasi kebijakan adaptasi perubahan iklim berdasarkan tingkat kerentanan terhadap anomali iklim di Jawa dan Sulawesi Rekomendasi desain pengelolaan air untuk meningkatkan IP Padi di Lampung Rekomendasi kebijakan pemanfaatan lahan berbasis potensi Sumberdaya iklim, air dan tanah pada kawasan pengembangan PJKU yang potensial dan berpeluang untuk penerapan IP 300 Rekomendasi kebijakan antisipasi dan pencegahan kebakaran hutan pada kawasan/wilayah khususnya pada lahan gambut, terutama terkait dengan iklim ekstrim dan perubahan iklim adaptasi sektor pertanian pangan menghadapi perubahan iklim ekstrim ini dapat dijadikan sebagai acuan oleh instansi subsektor lingkup Kementerian Pertanian dan atau dinas/skpd di daerah dalam merancang dan melakukan kegiatan/program aksi antisipasi dan adaptasi perubahan iklim dan/atau kejadian iklim ekstrim (anomali iklim) dalam rangka pengamanan produksi pangan dan komoditas pertanian lainnya. Informasi, teknologi, dan rekomendasi ini bersifat dinamis dan kadang kala bersifat spesifik lokasi, sesuai dengan tingkat perubahan iklim dan tingkat kerawanan wilayah yang setiap waktu bisa berubah (dinamis) sehingga selalu perlu dimutakhirkan atau disesuaikan Memberikan informasi indeks kerentanan pangan dan risiko iklim, factor determinan yang mempengaruhi kerentanan pangan dan risiko iklim, dan menyusun rekomendasi kebijakan adaptasi perubahan iklim berdasarkan tingkat kerentanan pangan dan risiko iklim Teknologi dan rekomendasi pengelolaan air irigasi pada lahan IP 100 dan 200 untuk peningkatan IP padi dengan memanfaatkan sumber air permukaan yang dapat dijadikan sebagai acuan oleh instansi subsektor lingkup Kementerian Pertanian dan atau dinas/skpd di daerah dalam merancang dan melakukan kegiatan/program aksi dalam rangka meningkatkan IP padi pada daerah yang mempunyai sumber air permukaan sepanjang tahun yang dapat meningkatkan produksi pangan nasional. Informasi, teknologi, model dan rekomendasi pengelolaan air irigasi ini dapat dijadikan sebagai acuan oleh instansi sub sector lingkup Kementerian Pertanian dan atau dinas/skpd di daerah dalam merancang dan melakukan kegiatan/program aksi dalam rangka pemanfaatan lahan berbasis potensi Sumberdaya iklim, air dan tanah pada kawasan pengembangan PJKU yang potensial dan berpeluang untuk penerapan IP 300. Rekomendasi: Terkait kebijakan/himbauan tidak boleh membakar: Masyarakat lokal/petani sudah lama tinggal dan beraktivitas di lahan gambut tsb. Untuk itu, perlu pendekatan tertentu, dinamis, dan tidak boleh bertentangan dengan UU/peraturan yang lebih tinggi, dalam memecahkan masalah karlahut, agar tidak menimbulkan masalah baru bagi masyarakat/petani (seperti rawan pangan dan kemiskinan) Perlu regulasi/kebijakan yang terintegrasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 42

50 13. Rekomendasi pengelolaan air di lahan rawa lebak di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel mencakup aspek sosial, ekonomi, budaya, dan teknologi untuk pengelolaan lahan gambut rawan karlahut. Perlu adanya baku mutu dan peraturan yang harus digunakan sebagai acuan dalam pembukaan dan pengelolan lahan gambut berkelanjutan, termasuk mencegah kebakaran Rekomendasi: Dalam upaya peningkatan indeks pertanaman dari IP 100 menjadi IP 300 maka perlu pembuatan polder, ada potensi pembuatan Polder masingmasing seluas ha dan hadi Kecamatan Labuan Amas Utara dan Pandawan HST Infrastruktur jalan penghubung beberapa desa di Kec. Labuan Amas Utara dan Kec. Pandawan telah menjadi tanggul yang membatasi lahan dari pengaruh sungai. Perlu ada investasi relative rendah dan desain yang tepat sehingga tanggul tersebut dapat difungsikan menjadi polder Tabel 13. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja sasaran 6 Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Database dan Informasi Sumberdaya Pertanian 7 Database dan Informasi 7 Database dan Informasi 100 Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran 6 pada tabel di atas, pada tahun 2016 BBSDLP berhasil menghasilkan 7 database/informasi atau 100% dari target 7 database/informasi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 6 adalah berhasil, karena capaiannya 100%. Untuk menghasilkan 7 Database dan informasi ini telah dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- dan hingga akhir Desember 2016 telah terserap sebesar Rp ,- atau 98,0%. Secara lengkap rincian output 7 database/informasi yang dihasilkan adalah: 1. Informasi mikroba pendegradasi residu pestisida di padi sawah, cabai merah dan bawang merah. 2. Informasi baku mutu Hg dan As dari lahan sawah dan hortikultura. 3. Informasi neraca karbon pada integrasi tanaman pangan-ternak untuk pengembangan pertanian bio-industri berkelanjutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 43

51 4. Informasi dinamika emisi GRK dari varietas padi di lahan sawah. 5. Basis data site horizon tanah dalam SIMADAS (berisi data site, morfologi, dan data kimia) dari lokasi survey hingga tahun Basis data spasial sumberdaya lahan pertanian berbasis ArcGIS (berisi peta tanah, peta tematik, dan peta turunan) dari lokasi survey hingga tahun Dataset karakteristik lahan untuk evaluasi lahan dalam SPKL (Basisdata SPKL) terupdate. Tabel 14. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja sasaran 7 Indikator Kinerja Target Realisasi % Benih padi 50 Ton 44,6 ton 89,2 Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran 1 pada tabel di atas, pada tahun 2016 BBSDLP hanya mampu menghasilkan 44,6 ton benih padi Impara atau 89,2% dari dari target 50 ton. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 1 adalah berhasil, karena capaiannya berada pada kisaran %. Untuk kegiatan pengadaan benih ini telah dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- dan hingga akhir Desember 2016 telah terserap sebesar Rp ,- atau 94,04%. Ketidakberhasilan satker Balittra mencapai target produksi 50 ton benih padi, disebabkan karena adanya serangan organisme pengganggu tanaman yang tidak bisa dihindari, yaitu: penyakit blas leher, penggerek batang, ulat daun, dan belalang sehingga target produksi tidak terealisasi sepenuhnya (Berita Acara Terlampir). Areal pertanaman padi UPBS Balittra yang terserang hama Blas leher di Batola Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 44

52 Sasaran 2 : Pembangunan 100 techno park dan 34 science park di 34 Provinsi. Untuk mengukur capaian sasaran 2 tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 15. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja sasaran 1 Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP) 2 Provinsi 2 Prov 100 Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran 1 pada tabel di atas, pada tahun 2016 BBSDLP telah menyelesaikan pembangunan lanjutan TSP pada 2 (dua) Provinsi (100%) dari target 2 (dua) provinsi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 1 adalah berhasil, karena capaiannya 100%. Untuk melanjutkan pembangunan TSP ini telah dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- dan hingga akhir Desember 2016 telah terserap sebesar Rp ,- atau 98,9%. Adapun TSP yang berhasil dilanjutkan pembangunannya adalah: 1. Taman Sains Pertanian di Provinsi Kalimantan Selatan, tepatnya di Balittra Banjarbaru Kalimantan Selatan. Gambar Keragaan pertanaman kedelai di TSP Balittra varietas Nuri, Betet, Murai Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 45

53 2. Taman Sains Pertanian di Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Balingtan Jakenan Jawa Tengah. Gambar TSP di Balingtan difoto dari atas 3.3 Akuntabilitas Keuangan Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan lingkup BBSDLP pada umumnya cukup berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik. Untuk membiayai operasional seluruh kegiatan lingkup BBSDLP pada tahun 2016 berdasarkan total pagu terakhir mendapat anggaran sebesar Rp ,- dengan rincian per Satker: BBSDLP sebesar Rp ,-, Balittra Rp ,- ; Balittanah Rp ,-, Balitklimat Rp ,-, dan Balingtan Rp ,-. Dari total anggaran tersebut yang berasal dari APBN sebesar Rp ,- (99,44%), sedangkan sisanya sebesar Rp ,- (0,56%) berasal dari dana hibah dengan rincian: sebesar Rp ,- dikelola oleh BBSDLP, sebesar Rp ,- dikelola oleh Balittanah, dan sebesar Rp ,- dikelola oleh Balingtan. Keseluruhan anggaran Rp ,- digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan dengan target capaian output : (1) 7 Sistem Informasi Pertanian, (2) 958 peta (Informasi Geospasial Sumberdaya Lahan Pertanian), (3) 33 Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan, (4) 6 (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan, (5) 11 Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumberdaya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim, (6) 7 Database dan Informasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 46

54 Sumberdaya Pertanian, (7) 50 ton benih padi, dan (8) 2 Taman Sains Pertanian (TSP). Proporsi anggaran berdasarkan sumbernya ini: Besaran proporsi anggaran tiap satker dapat dilihat pada gambar di bawah Proporsi Anggaran APBN Per Satker lingkup BBSDLP TA 2016 Berdasarkan komposisi pagu anggaran di atas memperlihatkan BBSDLP menempati pagu anggaran tertinggi, yaitu sebesar 51,4%, sedangkan pagu anggaran terendah adalah Satker Balingtan yakni 7,9%. Belanja dalam rangka operasional kegiatan lingkup BBSDLP dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya seluruh kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Pagu BBSDLP dialokasikan untuk belanja pegawai, barang, dan modal, dimana persentase masing-masing belanja dapat dilihat pada gambar berikut: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 47

55 Perbandingan anggaran berdasarkan jenis belanja Berdasarkan gambar di atas, menunjukkan bahwa proporsi Belanja Barang Non Operasional menempati proporsi terbesar yakni Rp ,- atau 57,7%, selanjutnya secara berturut-turut adalah Belanja Pegawai menempati proporsi kedua sebesar Rp ,- atau 23,23%, Belanja Modal menempati proporsi ke 3 sebesar Rp ,- atau 11,58%, dan Belanja Barang Non Operasional menempati proporsi terkecil yakni Rp ,- atau 7,4% dari total pagu anggaran. Besarnya proporsi Belanja Barang Non Operasional yang mencapai 57,7% menunjukkan bahwa anggaran BBSDLP lebih difokuskan pada kegiatan penelitian dan kegiatan pendukungnya. Hingga akhir Desember 2016, total realisasi anggaran yang berhasil diserap lingkup BBSDLP sebesar Rp ,- atau 93,06% dengan rincian: BBSDLP Rp ,- atau 89,60%, Balittra Rp ,- atau 95,49%, Balittanah Rp ,- atau 97,79%, Balitklimat Rp ,- atau 94,83%, dan Balingtan Rp ,- atau 98,24%. Dengan demikian sisa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp ,- atau 6,94%. Besarnya anggaran yang tidak terserap tersebut antara lain disebabkan karena adanya pemblokiran anggaran sebesar Rp ,- atau 5,25% dari total anggaran. Meskipun anggaran yang terserap hanya sebesar 93,06%, akan tetapi seluruh kegiatan dapat terselesaikan dengan capaian fisik lebih dari 100%. Selengkapnya realisasi per jenis belanja untuk masing-masing satker dapat dilihat pada tabel berikut : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 48

56 Tabel 16. Realisasi Anggaran per Jenis Belanja Lingkup BBSDLP tanggal 31 Desember 2016 Jenis Belanja Pagu (Rp.) Realisasi (Rp.) % BBSDLP ,60% Belanja Pegawai ,89% Belanja Barang Operasional ,90% Belanja Barang Non Operasional ,25% Belanja Modal ,09% BALITTANAH ,79% Belanja Pegawai ,38% Belanja Barang Operasional ,80% Belanja Barang Non Operasional ,75% Belanja Modal ,34% BALITKLIMAT ,83% Belanja Pegawai ,28% Belanja Barang Operasional ,31% Belanja Barang Non Operasional ,52% Belanja Modal BALITTRA ,49% Belanja Pegawai ,28% Belanja Barang Operasional ,34% Belanja Barang Non Operasional ,34% Belanja Modal ,94% BALINGTAN ,24% Belanja Pegawai ,24% Belanja Barang Operasional ,79% Belanja Barang Non Operasional ,24% Belanja Modal ,00% Jumlah ,06% Dalam hal akuntabilitas keuangan, LAKIN ini baru dapat menginformasikan realisasi penyerapan anggaran dan belum menginformasikan adanya efisiensi penggunaan sumberdaya. Hal ini karena sampai saat ini sistem penganggaran yang ada belum sepenuhnya berbasis kinerja, sehingga salah satu komponen untuk mengukur capaian efisiensi, yaitu standar analisis biaya belum ditetapkan oleh instansi yang berwenang. PNBP Sesuai mandat, BBSDLP selain mendapatkan dana dari APBN dan hibah, juga menerima pendapatan dari PNBP yang berasal dari jenis penerimaan umum dan fungsional, antara lain 1) Pendapatan penjualan hasil produksi; 2) Pendapatan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 49

57 penjualan aset; 3) Pendapatan sewa; 4) Pendapatan jasa; dan 5) Pendapatan lainlain. Pada tahun 2016, target pendapatan PNBP lingkup BBSDLP adalah sebesar Rp ,-. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 realisasi PNBP yang diperoleh lingkup BBSDLP tercatat sebesar Rp ,- (162,1%). Rincian target dan realisasi PNBP di masing-masing satker lingkup BBSDLP untuk tahun 2016 disajikan pada tabel berikut: Tabel 17. Target dan realisasi PNBP lingkup BBSDLP tahun SATKER TARGET/PAGU Rp. REALISASI Rp. % REALISASI BBSDLP ,51 BALITTANAH ,8 BALITKLIMAT ,5 BALITTRA ,8 BALINGTAN ,7 JUMLAH ,1 Berdasarkan tabel di atas, realisasi nominal terbesar diperoleh dari Balittanah yakni Rp ,- atau 138,0% dari total realisasi PNBP lingkup BBSDLP. Perolehan terbesar berasal dari Penerimaan Fungsional No. MAK Pendapatan Jasa Tenaga, Jasa Pekerjaan, Jasa Informasi, Jasa Pelatihan, Jasa Teknologi, Pendapatan BPN, Pendapatan DJBC (Jasa Pekerjaan Bea Cukai). 3.4 Kegiatan Kerjasama Pada tahun 2016, BBSDLP melakukan kegiatan kerjasama dengan mitra kerja dalam negeri maupun luar negeri. Secara lengkap data kerjasama yang dilaksanakan oleh BBSDLP pada tahun 2016 adalah sebagai berikut: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 50

58 Tabel 18. Daftar kerjasama penelitian BBSDLP dengan mitra dalam negeri pada tahun 2016 No. Judul Kegiatan Mitra Kerjasama Penanggungjawab Biaya 1 Biochar as an Adaptation Strategy for Climate Change Research Council of Norway Dr. Neneng L. Nurida NOK. 637,500 2 Peningkatan Akurasi Model Standing Crop (SC) Padi Sawah Melalui Integrasi Data Satelit Resolusi Tinggi dan Menengah di Sentra Produksi Padi Untuk Mendukung Upaya Khusus Swasembada Pangan SMARTD, Sekretariat Badan Litbang Pertanian Dr. Rizatis Shofiyati, MSc Reducing Disaster Risks caused by changing climate in Nusa Tenggara Timur (NTT) and Nusa Tenggara Barat (NTB) Provinces in Indonesia (Phase 2) FAO Dr. Edi Husen/Ir. Anny Mulyani, MS Merupakan hibah jasa (BBSDLP tidak menerima dana) 4 Riset peningkatan efisiensi pemupukan untuk produksi kelapa sawit BPDPKS Dr. Wiwik Hartatik Identifikasi Dan Disain Infrastruktur Penen Air Untuk Peningkatan Indeks Pertanaman Sekretariat Badan Litbang Pertanian Dr. Dedi Nursyamsi Seluruh kegiatan kerjasama untuk tahun anggaran 2016 telah selesai dilaksanakan dan telah menghasilkan output sesuai yang disepakati dalam naskah MoU. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 51

59 PENUTUP Capaian sasaran BBSDLP tahun 2016 diukur dengan 8 (lima belas) indikator kinerja. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2016 sebanyak 7 indikator kinerja mencapai nilai > 100%, sedangkan 1 indikator, yakni benih padi capaiannya hanya 88,7%. Secara keseluruhan rata-rata tingkat capaian indikator kinerja mencapai 111,7% (sangat berhasil). Keberhasilan pencapaian sasaran secara umum didukung oleh sumberdaya yang handal, terutama SDM peneliti, teknisi litkayasa, analis, operator komputer, tenaga outsorching dan tenaga administrasi yang menunjukkan kegigihan dan komitmen yang tinggi. Selain dukungan dari SDM, juga didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai untuk terlaksananya seluruh kegiatan. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanakan kegiatan penelitian antara lain SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama dan penyakit, serta kondisi cuaca pada pelaksanaan kegiatan penelitian berlangsung. Selain itu juga terdapat kendala-kendala spesifik pada penelitian-penelitian tertentu. Dengan komitmen yang kuat, seluruh kendala tersebut bisa diatasi sehingga seluruh kegiatan dapat terselesaikan tepat waktu. Komitmen pimpinan yang tinggi untuk terus meningkatkan kualitas kinerja, dibuktikan dengan terus dilakukannya pembinaan etos kerja terhadap seluruh jajaran di lingkup BBSDLP dalam rangka pencapaian sasaran kegiatan, meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, mengoptimalkan sumberdaya yang ada, serta memperbaiki fungsi manajemen, terutama pada tahap perencanaan dan pemantauan. Guna meningkatkan kualitas output dari penelitian-penelitian yang dilakukan, perlu dilakukan kajian yang mendalam terhadap rencana kegiatan yang akan dilakukan terutama terkait output yang diharapkan agar sesuai dengan tuntutan teknologi inovasi pertanian terkini. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 52

60 LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Struktur Organisasi Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian KEPALA BBSDLP Dr.Ir. Dedi Nursyamsi M.Agr Dr. Yiyi Sulaeman Aris Dwi Saputra, SE Sulaeman, SP., M.Si. Dr. Woro Estiningtyas Dr. Ai Dariah BALAI PENELITIAN AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI (BALITKLIMAT) Dr. Harmanto BALAI PENELITIAN PERTANIAN LAHAN RAWA (BALITTRA) Dr. Herman Subagyo BALAI PENELITIAN LINGKUNGAN PERTANIAN (BALINGTAN) Dr. Asep Nugraha Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 53

KATA PENGANTAR. Bogor, 30 Januari 2018 Kepala Balai Besar, Prof. Dr. Ir.Dedi Nursyamsi, M.Agr NIP :

KATA PENGANTAR. Bogor, 30 Januari 2018 Kepala Balai Besar, Prof. Dr. Ir.Dedi Nursyamsi, M.Agr NIP : KATA PENGANTAR Laporan Kinerja (LAKIN) Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Tahun 2017 ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban kinerja lingkup BBSDLP dalam mendukung pemerintahan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2015 2016 BAB I PENDAHULUAN Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) berdasarkan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2014 BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) LAKIP BBSDLP TAHUN ANGGARAN 2013 (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Oleh BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bogor, Januari 2015 Kepala Balai Besar, Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr. NIP

KATA PENGANTAR. Bogor, Januari 2015 Kepala Balai Besar, Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) lingkup Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) Tahun 2014 ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) LAKIP BBSDLP TAHUN ANGGARAN 2013 (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Oleh BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kinerja Tahunan

Lebih terperinci

LAKIP UNGGULAN (KEGIATAN UTAMA) LINGKUP BBSDLP

LAKIP UNGGULAN (KEGIATAN UTAMA) LINGKUP BBSDLP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAKIP UNGGULAN (KEGIATAN UTAMA) LINGKUP BBSDLP TAHUN ANGGARAN 2011 (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Oleh BALAI BESAR PENELITIAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BALAI PENELITIAN LINGKUNGAN PERTANIAN

LAPORAN KINERJA BALAI PENELITIAN LINGKUNGAN PERTANIAN LAPORAN KINERJA BALAI PENELITIAN LINGKUNGAN PERTANIAN TAHUN 2015 BALAI PENELITIAN LINGKUNGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN (BBSDLP) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA JALAN PROF. MUH. YAMIN NO. 89 KENDARI 93114 KOTAK POS 55 TELEPON : (0401)325871

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013 Lampiran 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013 BALITBANGTAN SETBALIT BANGTAN PUSLITBANG TAN PUSLITBANG

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP GABUNGAN BBSDLP (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Tahun 2010

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP GABUNGAN BBSDLP (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Tahun 2010 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP GABUNGAN BBSDLP (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Tahun 2010 BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

Lebih terperinci

LAKIP UNGGULAN (KEGIATAN UTAMA) LINGKUP BBSDLP

LAKIP UNGGULAN (KEGIATAN UTAMA) LINGKUP BBSDLP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAKIP UNGGULAN (KEGIATAN UTAMA) LINGKUP BBSDLP TAHUN ANGGARAN 2012 (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Oleh BALAI BESAR PENELITIAN

Lebih terperinci

RUMUSAN SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI "Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Kedaulatan Pangan Berkelanjutan"

RUMUSAN SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Kedaulatan Pangan Berkelanjutan RUMUSAN SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI "Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Kedaulatan Pangan Berkelanjutan" Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

Inovasi Pertanian 2015

Inovasi Pertanian 2015 Inovasi Pertanian 2015 Perubahan iklim, konversi dan degradasi lahan pertanian, lemahnya daya saing produk pertanian di pasar domestik dan internasional, kurangnya minat generasi muda untuk berusaha di

Lebih terperinci

Rencana Strategis. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Rencana Strategis. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Kementerian Pertanian Kata Pengantar dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) ke depan semakin Visi Balitbangtan sebagai l Kepala Balitbangtan Dr. Haryono i DAFTAR

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian RENCANA STRATEGIS Perekayasaan Mekanisasi Pertanian 2015-2019 BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 15 RENCANA STRATEGIS PENELITIAN

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2010

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2010 RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2010 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Litbang

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TRIWULAN III TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tiangan di bawah ini : : : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEP. BANGKA BELITUNG BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BANGKA BELITUNG BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 211 BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 Sarana dan Kegiatan Prasarana Penelitian KKegiatan Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 jumlah relatif

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIN) TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIN) TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIN) TAHUN 2016 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN YOGYAKARTA BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 207 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dedi Sugandi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 206 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN 2012, No.205 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN, PANGAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 206 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA SELATAN No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target. Tersedianya teknologi pertanian spesifik 2. Dihasilkannya rumusan rekomendasi

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN GUBERNUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

KATA SAMBUTAN GUBERNUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA SAMBUTAN GUBERNUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT Assalamu alaikum Wr. Wb. Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu wilayah yang sebagian besar lahan pertaniannya terdiri atas lahan kering.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1. Tersedianya teknologi pertanian spesifik lokasi 2. Tersedianya Model Pengembangan Inovasi Bioindustri 3. Terdiseminasikannya

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALITBANGTAN YOGYAKARTA

LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALITBANGTAN YOGYAKARTA LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALITBANGTAN YOGYAKARTA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALITBANGTAN YOGYAKARTA BADAN LITBANG PERTANIAN 2017 KATA PENGANTAR Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 06 Maret 2015

Revisi ke 02 Tanggal : 06 Maret 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Banda Aceh, Desember 2016 Kepala BPTP Aceh. Ir. Basri AB, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Banda Aceh, Desember 2016 Kepala BPTP Aceh. Ir. Basri AB, M.Si NIP KATA PENGANTAR Perwujudan dan upaya meningkatkan manajemen pemerintah dan pembangunan yang berdayaguna, bertanggung jawab dan bebas KKN dapat dicapai dengan menerapkan suatu sistem pertanggung-jawaban

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 06 Maret 2015

Revisi ke 02 Tanggal : 06 Maret 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Kepala Badan, Dr. Ir. Muhammad Syakir, MS

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Kepala Badan, Dr. Ir. Muhammad Syakir, MS KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Badan Litbang Pertanian Tahun 2015 ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kinerja Badan Litbang Pertanian dalam mendukung pemerintahan yang

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

MANUAL PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA

MANUAL PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA MANUAL PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2015-2019 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 1 2 KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja BalingtanTahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja BalingtanTahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Penelitian Lingkungan (Balingtan) Tahun 2014 ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban kinerja Balingtan dalam mendukung

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

FOKUS KEBIJAKAN DAN PROGRAM BADAN PPSDMP TA 2017

FOKUS KEBIJAKAN DAN PROGRAM BADAN PPSDMP TA 2017 FOKUS KEBIJAKAN DAN PROGRAM BADAN PPSDMP TA 2017 OLEH : KEPALA BADAN PPSDMP Ir. Pending Dadih Permana,M.Ec.Dev Hotel Bidakara Jakarta, 4-5 Januari 2017 d) Realisasi berdasarkan kegiatan utama Penyuluhan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN 2019-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Jl. PEMBANGUNAN NO. 183 GARUT

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian LAPORAN KINERJA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan

Lebih terperinci

Laporan Tahunan Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

Laporan Tahunan Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani Laporan Tahunan 2015 Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani i ii Laporan Tahunan 2015 Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2010

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2010 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2010 BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

Revisi ke 04 Tanggal : 08 Desember 2015

Revisi ke 04 Tanggal : 08 Desember 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan. Secara geografis, wilayah Indonesia memiliki luas wilayah seluruhnya mencapai 5.193.252 km 2 terdiri atas luas daratan sekitar 1.910.931,32

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2015 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 i KATA PENGANTAR Memasuki periode ke-3 dalam Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

Revisi ke 06 Tanggal : 9 Desember 2013

Revisi ke 06 Tanggal : 9 Desember 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 19 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke : 01 Tanggal : 15 Juli 2014

Revisi ke : 01 Tanggal : 15 Juli 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG Oleh : Ir. Ruswendi, MP BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LAKIN)

LAPORAN KINERJA (LAKIN) LAPORAN KINERJA (LAKIN) BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) MALUKU UTARA TAHUN 2016 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN MALUKU UTARA BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 BAB V. PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 BAB V. PENUTUP BAB V. PENUTUP Sekretariat Badan Litbang Pertanian sesuai tugas pokok dan fungsinya untuk memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur Badan Litbang Pertanian, pada tahun 2014 mengimplementasikan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 Dok L.11/19/03/2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN AMBON Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun

Lebih terperinci

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 Dok L. 01 28/01/2014 LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.9-/216 DS8-348-263-996 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERKEBUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, JANUARI 2017 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) Direktorat Pengolahan

Lebih terperinci

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian Kegiatan Penelitian Dalam memasuki periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap ke-2 yaitu tahun 2010 2014 setelah periode RPJMN tahap ke-1 tahun 2005 2009 berakhir, pembangunan pertanian

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian LAKIP 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan

Lebih terperinci

KINERJA TAHUN. Jabatan. Syakir. Jakarta,

KINERJA TAHUN. Jabatan. Syakir. Jakarta, BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIA AN PAPUAA BARAT fax : 0986 230 website : www.papuabarat.litbang.pertanian.go.id email : bptp_papuabarat@yahoo.com PERJANJIAN KINERJA TAHUN 206 Dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK) TRIWULAN I TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. BAB. I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan salah satu alat instrument untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. Pendekatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015

Lebih terperinci