KATA PENGANTAR. Bogor, 30 Januari 2018 Kepala Balai Besar, Prof. Dr. Ir.Dedi Nursyamsi, M.Agr NIP :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Bogor, 30 Januari 2018 Kepala Balai Besar, Prof. Dr. Ir.Dedi Nursyamsi, M.Agr NIP :"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja (LAKIN) Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Tahun 2017 ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban kinerja lingkup BBSDLP dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja BBSDLP ini disusun berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam dokumen Pejanjian Kinerja BBSDLP TA 2017 yang ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian. Dalam dokumen PK tersebut ditetapkan 1 (satu) sasaran kegiatan dengan 7 (tujuh) indikator kinerja yang ingin dicapai oleh lingkup BBSDLP pada TA Secara operasional, kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan oleh seluruh balai di lingkup BBSDLP yakni: BBSDLP, Balittra, Balittanah, Balitklimat, dan Balingtan yang bekerja sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Diharapkan Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2017 ini dapat bermanfaat sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan program dan umpan balik dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja lingkup BBSDLP selanjutnya. Penghargaan dan ucapan terima kasih saya sampaikan kepada segenap pelaksana kegiatan yang telah berpartisipasi aktif dalam penyusunan laporan ini. Saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Bogor, 30 Januari 2018 Kepala Balai Besar, Prof. Dr. Ir.Dedi Nursyamsi, M.Agr NIP : i

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN IKHTISAR EKSEKUTIF i ii iii iv v vi I PENDAHULUAN 1 II PERENCANAAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN Perencanaan Strategis Perjanjian Kinerja Tahun III AKUNTABILITAS KINERJA Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun Analisis Capaian Kinerja Akuntabilitas Keuangan Kegiatan Kerjasama Kegiatan Diseminasi 52 PENUTUP 58 LAMPIRAN-LAMPIRAN 59 ii

4 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Indikator Kinerja Utama BBSDLP tahun Tabel 2. Perjanjian Kinerja (PK) BBSDLP Tahun Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran BBSDLP Tahun Tabel 4. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 1 16 Tabel 5. Rincian output 15 Sistem Informasi/database 17 Tabel 6. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 2 19 Tabel 7. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 3 23 Tabel 8. Kandungan residu klorpirifos, penurunan dan persentase penurunan pada contoh produk umbi bawang merah, Brebes Tabel 9. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 4 33 Tabel 10. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran 5 34 Tabel 11. Rincian output rekomendasi/policy breaf 35 Tabel 12. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja sasaran 6 37 Tabel 13. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja sasaran 7 37 Tabel 14. Perbandingan capaian kinerja BBSDLP dari tahun 2013 hingga Tabel 15. Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Utama per tahun 40 Tabel 16. Luas Layanan (Ha) Pembangunan Infrastruktur Air 2017 Per Pulau 42 Tabel 17. Realisasi Anggaran per Jenis Belanja Lingkup BBSDLP tanggal 31 Desember Tabel 18. Target dan realisasi PNBP lingkup BBSDLP tahun Tabel 19. Daftar kerjasama penelitian BBSDLP dengan mitra dalam negeri pada tahun iii

5 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Berbagai alat survey tanah 20 Gambar 2. Gambar 3. Tim Survey melakukan koordinasi sesaat sebelum ke lapang (kiri), dan Tim survey siap berpencar setelah berada di lapang (Kanan) Berbagai peta yang dihasilkan (Peta Tanah Semi Detil, Peta Kesesuaian Lahan, dan Peta Arahan Komoditas & Rekomendasi Pengelolaan Lahan) Gambar 4. Perbandingan jumlah koloni bakteri pengoksidasi metana yang ditumbuhkan 24 pada media NMS padat yang diinokulasi dengan starter bakteri menggunakan tiga macam media cair Gambar 5. Keragaan pertumbuhan tanaman padi gogo pada aplikasi olah tanah konservasi 24 pada pertanaman padi gogo-jagung dengan penerapan di lahan kering KP Taman Bogo, Kab. Lampung Timur Gambar 6. Aplikasi pembenah tanah dolomit, biochar, biochar + dolomiteserta keragaan 25 tanaman bawang merah Gambar 7. Kondisi pertanaman bawang merah di lahan penelitian 26 Gambar 8. Performance tanaman padi pada lahan percobaan penerapan rekomendasi 26 pemupukan NPK lahan sawah tadah hujan Gambar 9. Lokasi percobaan validasi SI Katam Terpadu di KP Muara, Jawa Barat 27 Gambar 10. Prediksi peluang hari tanpa hujan > 10 hari berturut-turut pada bulan April dan 28 Mei 2018 Gambar 11. Peta prediksi risiko kekeringan pada tanaman padi di Propinsi Jawa Tengah 28 pada bulan Mei 2018 Gambar 12. Dam Parit Sungai Klantur di Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulung Agung, 29 dengan debit 200 l/detik mampu mengairi lahan kering dan tadah hujan seluas 180 ha Gambar 13. Panen air melalui embung, sistem distribusi tertutup dg pipa, dan Big gun 29 sprinkler yang diaplikasikan untuk mendukung budidaya palawija dan pakan ternak di Desa Lampoko, Kecamatan Barebo, Kabupaten Bone Gambar 14. Sosialisasi Teknis Pembangunan Dam Parit di Desa Kombo Kab. Toli-toli 30 Gambar 15. Lahan Percobaan Penerapan Teknologi yang menampakaan fase partumbuhan 30 generatif yang baik Gambar 16. Pertumbuhan bawang merah dan cabai di lahan penelitian 31 Gambar 17. Cd total tanah setelah panen 31 Gambar 18. Sosialisasi dan pengenalan teknologi pengelolaan lahan bekas tambang timah 33 di Kabupaten Bangka Tengah Gambar 19. Areal pertanaman padi UPBS Balittra di Balandean 37 Gambar 20. Pemeliharaan tanaman padi di Lahan TSP Rawa, Balittra (kiri) dan areal 38 pertanaman jagung di lahan TSP Jakenan (Balingtan) Gambar 21. Proporsi Anggaran APBN Per Satker lingkup BBSDLP TA Gambar 22. Proporsi Anggaran berdasarkan sumbernya 46 Gambar 23. Perbandingan proporsi anggaran berdasarkan jenis belanja Gambar 24. Kepala Badan Litbang Pertanian (kiri) dan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI (kanan) memberikan sambutan dan arahan Gambar 25. Kepala BBSDLP membagikan Atlas Peta Kesesuaian dan Arahan Komoditas Serta Rekomendasi Pengelolaan Lahan Skala 1: kepada para Kepala Dinas Pertanian iv

6 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Struktur Organisasi Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Lampiran 2. Perjanjian Kinerja Tahunan Lingkup BBSDLP TA 2017 Lampiran 3. Indikator Tujuan BBSDLP Lampiran 4. Pagu dan Realisasi Anggaran Lingkup BBSDLP TA 2017 Lampiran 5. Hasil Pengukuran Kinerja Kegiatan v

7 IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) telah menetapkan Tujuan Utama yang ingin dicapai sebagaimana yang tertuang dalam Renstra BBSDLP tahun sebagai berikut: 1) Meneliti dan mengembangkan inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian mendukung pertanian bioindustri tropika unggul berdaya saing, 2) Menghasilkan rekomendasi kebijakan pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian yang aplikatif, baik bersifat antisipatif maupun responsif yang berdampak pada meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani, dan 3) Mendiseminasikan inovasi teknologi sumberdaya lahan pertanian dalam mewujudkan spectrum dissemination multi channel (SDMC) dalam membangun jejaring kerjasama nasional dan internasional. Tujuan utama BBSDLP tahun tersebut, menjadi dasar dalam menentukan sasaran kegiatan yang ingin dicapai BBSDLP pada tahun anggaran 2017 yang dituangkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) BBSDLP yakni: (1) 9 sistem informasi, (2) 409 peta, (3) 15 teknologi, (4) 2 formula, (5) 5 rekomendasi, (6) 12 ton benih padi, dan (7) 2 Taman Sains Pertanian (TSP). Berdasarkan hasil Pengukuran Pencapaian Kinerja (PPK) sampai akhir bulan Desember 2017, seluruh indikator kinerja sasaran yang ditetapkan untuk TA 2017 telah berhasil diselesaikan dengan capaian persentase rata-rata 123,9% (sangat berhasil). Faktor-faktor penghambat yang dihadapi peneliti dalam upaya pencapaian sasaran kegiatan selama TA 2017 adalah: faktor alam berupa kondisi cuaca dan serangan hama & penyakit tanaman, dan faktor SDM berupa terbatasnya jumlah SDM berkeahlian khusus. Untuk mengatasi kendala serangan hama akibat cuaca yang buruk, peneliti mengintensifkan pengamatan dan segera melakukan pemberantasan hama saat serangan hama terdeteksi secara dini, akan tetapi jika serangan hama sudah sangat parah, maka peneliti mengulang lagi dengan tanaman yang baru. Untuk mengatasi cuaca ekstrim, peneliti mengatasinya dengan pembuatan embung untuk mengatasi kekeringan, dan membuat parit/saluran irigasi atau menanam varietas yang adaptif terhadap genangan air. Keterbatasan jumlah SDM berkualitas/berkeahlian khusus telah diatasi dengan cara memaksimalkan SDM yang ada dan dengan melibatkan tenaga luar yang memenuhi kualifikasi sesuai kebutuhan. Untuk membiayai pencapaian sasaran strategis di lingkup BBSDLP, pada tahun anggaran 2017, lingkup BBSDLP berdasarkan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) revisi terakhir mendapat anggaran sebesar sebesar Rp ,- dengan rincian per Satker: BBSDLP sebesar Rp ,-, Balittra Rp. vi

8 ,- ; Balittanah Rp ,-, Balitklimat Rp ,-, dan Balingtan Rp ,-. Dari total anggaran tersebut yang berasal dari APBN sebesar Rp ,- (97,2%), sedangkan sisanya sebesar Rp ,- (2,8%) berasal dari dana hibah dengan rincian: sebesar Rp ,- dikelola oleh BBSDLP, sebesar Rp ,- dikelola oleh Balittanah, dan sebesar Rp ,- dikelola oleh Balingtan. Keseluruhan anggaran Rp ,- digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan dengan target capaian output : (1) 9 sistem informasi, (2) 409 peta, (3) 15 teknologi, (4) 2 formula, (5) 5 rekomendasi, (6) 12 ton benih padi, dan (7) 2 Taman Sains Pertanian (TSP), serta untuk membiayai kegiatan pendukung (dukungan manajemen). Hingga akhir Desember 2017, total realisasi anggaran yang berhasil diserap lingkup BBSDLP sebesar Rp ,- atau 93,90% dengan rincian: BBSDLP Rp ,- atau 91,60%, Balittra Rp ,- atau 94,51%, Balittanah Rp ,- atau 96,66%, Balitklimat Rp ,- atau 91,73%, dan Balingtan Rp ,- atau 94,51%. Dengan demikian sisa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp ,- atau 6,10%. Sisa anggaran yang tidak terserap tersebut sebagian besar berasal dari belanja pegawai sebesar Rp ,- atau 4,88% dari total anggaran. Meskipun anggaran yang terserap hanya sebesar 93,90%, akan tetapi seluruh kegiatan dapat terselesaikan dengan capaian fisik lebih dari 100%. Pencapaian target sasaran yang berhasil direalisasikan oleh lingkup BBSDLP hingga akhir Desember adalah sebagai berikut : 1) menghasilkan 14 Sistem Informasi/Database Pertanian (166,6%) dari target 9 sistem/databse, 2) menghasilkan 409 Peta/Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian (100%) dari target 409 peta, 3) menghasilkan 18 Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan (120%) dari target 15 teknologi, 4) menghasilkan 3 Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian ( perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan (150%) dari target 2 formula, 5) menghasilkan 6 Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim (120%) dari target 5 rekomendasi, 6) menghasilkan 13,3 ton benih padi Inpara (110,8%) dari target 12 ton, dan 7) terselesaikannya pembangunan TSP di 2 provinsi (100%) yakni di Jawa tengah (Balingtan) dan di Kalimantan Selatan (Balittra). Berdasarkan hasil penghitungan, BBSDLP memiliki nilai efisiensi 90,8% sedangkan capaian efisiensinya 16,32. Dengan demikian satker-satker lingkup BBSDLP telah dapat melaksanakan kegiatan dengan tingkat pencapaian sasaran kegiatan sangat berhasil meskipun hanya menggunakan anggaran sebesar 93,9%. vii

9 BAB I PENDAHULUAN Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No 37/Permentan/OT.140/3/2013 tanggal 11 Maret 2013 adalah unit pelaksana teknis di bidang penelitian dan pengembangan, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Berdasarkan Permentan tersebut, BBSDLP mempunyai tugas melaksanakan penelitian pengembangan sumberdaya lahan pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya, BBSDLP melaksanakan fungsi : a) pelaksanaan penyusunan program, rencana kerja, anggaran, evaluasi, dan laporan penelitian dan pengembangan Sumberdaya lahan pertanian; b) pelaksanaan pemetaan dan evaluasi sumberdaya lahan serta pengembangan wilayah; c) pelaksanaan analisis dan sintesis kebijakan pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian; d) pelaksanaan pengembangan komponen teknologi dan sistem usaha pertanian bidang sumberdaya lahan pertanian; e) pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian; f) pelaksanaan pengembangan sistem informasi hasil penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian; serta g) pengelolaan urusan kepegawaian, rumah tangga, keuangan, dan perlengkapan BBSDLP. Selain melaksanakan tugas dan fungsi, BBSDLP berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006, tanggal 10 Juli 2006 mendapat mandat untuk mengkoordinasikan penelitian dan pengembangan yang bersifat lintas sumberdaya di bidang tanah, agroklimat, hidrologi, lahan rawa, dan lingkungan pertanian yang terdapat pada Balai Penelitian Tanah Bogor, Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Bogor, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Banjar Baru, Kalimantan Selatan, dan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian Jakenan, Pati, Jawa Tengah. Koordinasi difokuskan untuk mensinergikan pelaksanaan penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan dan untuk menghindari overlaping penelitian di masing-masing UPT. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1

10 Hubungan dan mekanisme kerja dengan institusi di luar Badan Litbang Pertanian yang menangani aspek lahan, seperti Badan Informasi Geospasial (BIG), Dirjen Perkebunan, BPN, BMKG, dan Perguruan Tinggi diselaraskan dengan mekanisme kerjasama atau jejaring konsorsium. Dalam menjalankan perannya ke depan, permasalahan yang dihadapi semakin kompleks, seperti 1) terjadinya degradasi sumberdaya lahan dan pencemaran, 2) alih fungsi lahan, 3) land rent dan fragmentasi lahan, 4) pemanasan global dan perubahan iklim, 5) meluasnya lahan terlantar, dan 6) masih rendahnya diseminasi inovasi teknologi. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, BBSDLP beserta balai-balai di bawah koordinasinya, sedang dan akan terus berinisiatif melakukan langkah-langkah visioner melalui optimalisasi pemanfaatan dan peningkatan Sumberdaya penelitian yang dimiliki. Paradigma BBSDLP dalam era pembangunan yang makin kompetitif penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian (impact recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific mission/recognition) untuk pencapaian status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (a world class research institution). Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal harus dijawab dengan meningkatkan prioritas dan kualitas hasil litbang yang berorientasi pasar baik domestik maupun internasional dan berdaya saing tinggi. Guna menjawab kesemuanya itu, ke depan BBSDLP akan meningkatkan kerja sama/networking baik dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian, dan pelaku usaha nasional maupun internasional. Peran BBSDLP yang semakin besar dan strategis harus didukung oleh Sumberdaya yang memadai (SDM, pendanaan, dan sarana-prasarana). Berdasarkan data per 31 Desember 2017, jumlah SDM lingkup BBSDLP sebanyak 426 orang dengan komposisi SDM menurut pendidikan terakhir sebagai berikut: lulusan S3 sebanyak 58 orang, lulusan S2 sebanyak 59 orang, lulusan S1 sebanyak 94 orang, dan lulusan < S1 sebanyak 215 orang. Pelaksanaan tugas dan fungsi serta program Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana, antara lain berupa Instalasi Laboratorium Tanah; Rumah Kaca; Kebun Percobaan Lahan Kering Masam di Tamanbogo-Lampung yang digunakan untuk penelitian dan teknik budidaya tanaman pangan lahan kering; Kebun Percobaan lahan rawa di Banjarbaru_Kalsel Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2

11 yang terdiri dari: KP. Belandean (lahan pasang surut tipe B), KP. Banjarbaru (lahan lebak-tadah hujan), KP. Handil Manarap (lahan tadah hujan), KP. Binuang (lahan kering-tadah hujan-lebak), dan KP. Tanggul + Tawar (lahan lebak dangkal-tengahan); Kebun Percobaan Jakenan-Jateng; dan 2 buah Taman Sains Pertanian (TSP) yang terletak di Balittra-Banjarbaru dan Balingtan-Jakenan. Seluruh aset tersebut terus dioptimalkan pemanfaatannya. Selain itu terdapat juga fasilitas laboratorium, diantaranya 1 (satu) laboratorium yang dikelola langsung oleh BBSDLP, yakni 1 (satu) Laboratorium mineralogi tanah; 3 (tiga) laboratorium yang dikelola oleh Balittanah yakni: (1) Laboratorium kimia, (2) Laboratorium pengujian tanah, dan (3) Laboratorium fisika & biologi tanah; 2 (dua) laboratorium yang dikelola oleh Balittra yakni: (1) Laboratorium tanah, air, dan tanaman, (2) Laboratorium mikrobiologi; 3 (tiga) Laboratorium yang dikelola oleh Balingtan yaitu: (1) Laboratorium Gas Rumah Kaca (Laboratorium GRK) yang dilengkapi dengan peralatan Gas Chromatography (GC) tipe 8A yang mampu menganalisa gas CH4 dan 14A untuk menganalisa gas CO2 dan N2O, (2) Laboratorium Residu Bahan Agrokimia (Laboratorium RBA), dan (3) Laboratorium Terpadu, salah satu fungsinya adalah melaksanakan analisa logam berat, residu pestisida, tanah rutin, dan bahan pencemar lain. Dalam upaya mendapatkan data pengukuran gas rumah kaca yang akurat, BB Litbang SDLP sudah mempunyai Gas Chromatography (GC) portabel untuk mengukur emisi gas rumah kaca secara langsung di lapangan. Selain itu BBSDLP juga telah memiliki Laborartorium Informasi Geospasial dan Analisis Sistem (IGAS). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3

12 BAB II PERENCANAAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN 2.1. Perencanaan Strategis Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) merupakan acuan dan arahan bagi Unit Kerja di lingkup BBSDLP dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian dan pengembangan pertanian periode secara menyeluruh, terintegrasi, dan sinergis, baik di dalam maupun antar subsektor terkait. Penyusunan Renstra BBDLP mengacu kepada: 1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, 2) Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang (RPJP) Tahun , 3) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun , 4) Renstra Kementerian Pertanian Tahun , dan Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun Secara operasional, Renstra ini menjadi acuan dalam penyusunan Renstra unit pelaksana teknis (UPT) lingkup BBSDLP yang dalam penjabarannya disesuaikan dengan dinamika lingkungan strategis pembangunan nasional dan respon stakeholders Visi Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian terkemuka di dunia dalam mewujudkan sistem pertanian bioindustri tropika berkelanjutan Misi a) Menghasilkan dan mengembangkan teknologisumberdaya lahan pertanian unggul berdaya saing yang berbasis advanced technologyserta responsive dan adaptif terhadap dinamika perubahan iklim. b) Hilirisasi dan masalisasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian yang unggul berdaya saing melalui jejaring kerja sama nasional dan internasional (networking) dalam rangka penguasaan sains dan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan (scientific recognition) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4

13 serta pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian (impact recognition) Tujuan dan Sasaran a. Tujuan Tujuan utama Balai Besar Litbang SDLP tahun adalah sebagai berikut: 1) Menghasilkan data dan informasi sumberdaya lahan pertanian berbasis informastika dan geospasial. 2) Menghasilkan dan mengembangkanteknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian mendukung pertanian bioindustri tropika unggul berdaya saing. 3) Menghasilkan rekomendasi kebijakan pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian mendukung pertanian bioindustri tropika berkelanjutan yang aplikatif, baik bersifat antisipatif maupun responsif yang berdampak pada meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani. 4) Mendiseminasikan dan meningkatkan adopsi teknologi sumberdaya lahan pertanian dalam mewujudkan spectrum dissemination multi channel (SDMC) dalam membangun jejaring kerjasama nasional dan internasional b. Sasaran Strategis Sasaran Kegiatan yang ingin dicapai BBSDLP pada periode adalah: 1) Tersedianya data dan informasi sumberdaya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial. 2) Tersedianya data dan informasi sumberdaya lahan pertanian berbasis informatika dan geo-spasial. 3) Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan. 4) Tersedianya informasi dan teknologi reklamasi lahan terlantar bekas pertambangan. 5) Terbangunnya Taman Sains Pertanian. 6) Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang sumberdaya lahan pertanian yang handal dan terkemuka. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5

14 2.1.4 Indikator kinerja Utama Dalam lima tahun ke depan ( ), Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai sasaran kegiatan yang telah ditetapkan. Secara terinci IKU tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 1. Indikator Kinerja Utama BBSDLP tahun No Sasaran Indikator Kinerja Utama 1. Tersedianya data dan informasi SDL pertanian 2. Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian 3. Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan. 4. Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang 5. Terbangunnya Taman Sains Pertanian 6. Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka. 1. Jumlah informasi geospasial sumberdaya pertanian 2. Jumlah sistem informasi pertanian 3. Jumlah database sumberdaya lahan pertanian 1. Jumlah teknologi pengelolaan lahan, air dan agroklimat, dan lingkungan pertanian 2. Jumlah formula dan produk pertanian yang ramah lingkungan 1. Jumlah rekomendasi kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Perubahan Iklim 1. Jumlah informasi dan teknologi reklamasi lahan terlantar bekas pertambangan 1. Jumlah Taman Sains Pertanian 1. Jumlah HaKI 2. Jumlah lisensi 3. Jumlah MoU/kegiatan kerjasama nasional dan internasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 6

15 Arah Kebijakan Arah kebijakan dan strategi penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian mengacu pada arah kebijakan pembangunan pertanian yang berlandaskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) ketiga ( ), sebagai penjabaran dari Visi, Program Aksi Presiden/Wakil Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla, serta berpedoman pada Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional Arah Kebijakan Litbang SDLP ke depan adalah: a. Memprioritaskan penyediaan inovasi dan teknologi inovatif untuk optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian, terutama lahan suboptimal, baik lahan eksisting maupun untuk perluasan areal baru. b. Mendorong kemajuan bioscience dan bioengineering tropika dalam pemenfaatan sumberdaya hayati tanah dan optimalisasi lahan pertanian sebagai inti sistem inovasi pertanian bioindustri nasional sebagai landasan dan motor penggerak sistem pertanian bioindustri berkelanjutan dengan bertitik tolak dari pengembangan konsep hulu-hilir. c. Mempercepat penyediaan Advance Technology (frontier) seperti teknologi nano, iradiasi, sensorik, sumberdaya lahan dan air, dan biomassa dan limbah organik. d. Meningkatkan scientific recognition melalui peningkatan jumlah publikasi dalam jurnal nasional dan internasional serta peningkatan kualitas Jurnal BBSDLP. e. Memposisikan spirit tagline (Science.Innovation.Networks) dalam setiap kegiatan litkajibangrap baik dalam proses teknis maupun dalam aspek manajemen dan kepemimpinan dan pemikiran. f. Mengembangkan model prediksi dan sistem informasi pertanian berbasis geospasial serta memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan sistem cloud computing. g. Merumuskan rekomendasi kebijakan, organisasi dan kelembagaan terutama berkaitan dengan peningkatan efektivitas sinergi program penelitian dan pengembangan pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 7

16 Strategi Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Strategi umum litbang sumberdaya lahan pertanian yang terkait dengan tupoksi BBSDLP untuk mewujudkan visi pembangunan pertanian tersebut adalah : a. Identifikasi, evaluasi dan analisis sintesis kebijakan sumberdaya lahan pertanian, meliputi: karakteristik, potensi, ketersediaan, kesesuaian, land tenure, kebijakan tata kelola, dan sebagainya. b. Pengembangan teknologi inovasi pengelolaan pengelolaan sumberdaya lahan pertanian berbasis bio science, nano technology, dan irradiasi yang meliputi: 1) Optimalisasi dan peningkatan kapasitas produksi sumberdaya lahan pertanian eksisting, terutama lahan suboptimal dan pemulihan lahan terdegrasi, 2) Inovasi teknologi adaptasi dan mitigasi yang merespon terhadap dinamika perubahan iklim. 3) Inovasi sistem produksi biomassa (produk utama dan produk samping) yang unggul dan cermat,. c. Pengembangan Sistem Database dan Sistem Informasi Pertanian Berbasis Web Sumberdaya Lahan Pertanian. d. Pengembangan sistem usahatani bio/agroindustri dan bio/agroservices terpadu, meliputi: 1) Mengembangkan sistem usahatani tanaman-ternak terpadu, 2) Mengembangkan usahatani untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dan bencana, 3) Mengembangkan usahatani ramah lingkungan, 4) Mengembangkan agrowisata dan penyedia jasa lainnya, e. Penelitian in house untuk menumbuhkembangkan penelitian dasar untuk mendukung penelitian terapan dan inovastif yang meliputi: metodologi pemetaan dan GIS, tanah, iklim, air, dan lingkungan pertanian. f. Meningkatkan promosi dan mengakselerasi diseminasi hasil penelitian melalui Spectrum Dissemination Multi Channel kepada seluruh stakeholders nasional melalui jejaring PPP (public-private partnership) maupun internasional untuk mempercepat proses pencapaian sasaran pembangunan pertanian (impact recognition) pengakuan ilmiah internasional (scientific recognition) dan perolehan sumber-sumber pendanaan penelitian lainnya di luar APBN (eksternal fundings). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 8

17 Program dan Kegiatan a. Program Program Balitbangtan pada periode diarahkan untuk menghasilkan teknologi dan inovasi pertanian bioindustri berkelanjutan. Oleh karena itu, Balitbangtan menetapkan kebijakan alokasi sumberdaya litbang menurut fokus komoditas yang terdiri atas delapan kelompok produk yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, yakni: (1) Bahan Makanan Pokok Nasional: Padi, Jagung, Kedelai, Gula, Daging Unggas, Daging Sapi-Kerbau; (2) Bahan Makanan Pokok Lokal: Sagu, Jagung, Umbi-Umbian (ubikayu, ubijalar); (3) Produk Pertanian Penting Pengendal iinflasi: Cabai, Bawang Merah, Bawang Putih; (4) Bahan Baku Industri (Konvensional): Sawit, Karet, Kakao, Kopi, Lada, Pala, Teh, Susu, Ubi Kayu; (5) Bahan Baku Industri: Sorgum, Gandum, Tanaman Obat, Minyak Atsiri, (6) Produk Industri Pertanian (Prospektif): Aneka Tepung dan Jamu; (7) Produk Energi Pertanian (Prospektif): Biodiesel, Bioetanol, Biogas; dan (8) Produk Pertanian Berorientasi Ekspor dan Subtitusi Impor: Buah-buahan (Nanas, Manggis, Salak, Mangga, Jeruk), Kambing/Domba, Babi, Florikultura. Dalam delapan kelompok produk tersebut, terdapat tujuh komoditas yang ditetapkan sebagai komoditas strategis, yakni padi, jagung, kedelai, gula, daging sapi/kerbau, cabai merah, dan bawang merah. b. Kegiatan Sesuai dengan Tupoksi dari BBSDLP dan mengacu pada program Litbang Pertanian untuk periode , maka kegiatan BBSDLP adalah Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian dan corporate program yang merupakan kegiatan lintas institusi dan atau lintas kepakaran dalam menjawab isu tematik aktual tertentu. Kegiatan litbang sumberdaya lahan pertanian diarahkan pada inventarisasi dan evaluasi potensi sumberdaya lahan pertanian, meliputi pemetaan tanah dan pemetaan tematik di lokasi terpilih, yang dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit, Digital Elevation Model (DEM) berbasis Global Information System (GIS). Penelitian optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan diarahkan kepada lahan suboptimal (lahan kering masam, lahan kering iklim kering, lahan gambut, dan lahan terlantar bekas pertambangan) untuk mewujudkan sistem pertanian ramah lingkungan, berupa pengembangan inovasi teknologi pengelolaan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 9

18 sumberdaya lahan pertanian (sawah, lahan kering, lahan rawa, iklim dan air), formulasi pupuk dan pembenah tanah (anorganik, organik, hayati, dan pengembangan teknologi nano). Kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan lingkungan pertanian terdiri atas perakitan teknologi mengantisipasi pencemaran lingkungan pertanian, perubahan iklim global (teknologi rendah emisi dan measurable, reportable, verifiable (MRV) methodology) dan lahan terdegradasi. Selain itu juga dilaksanakan analisis kebijakan terkait dengan pengelolaan sumberdaya lahan, pupuk dan pembenah tanah, antisipasi dampak perubahan iklim, serta pengembangan sistem basisdata dan teknologi sistem informasi pertanian berbasis web. Berdasarkan arah dan strategi penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, telah disusun fokus penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, yaitu: 1) Penelitian dan pengembangan terkait problema sumberdaya lahan pertanian berbasis bioscience, bioengineering, dan teknologi informasi, yang meliputi: a) Degradasi dan penciutan lahan eksisting berupa kegiatan identifikasi dan penciptaan teknologi. b) Ketersediaan, kondisi, dan kebijakan terhadap pengembangan sumberdaya lahan pertanian berupa kegiatan identifikasi dan analisis dan sintesis kebijakan. c) Pemanfaatan dan pengelolaan lahan suboptimal dan lahan terlantar/lahan terdegradasi berupa kegiatan identifikasi, penciptaan teknologi, dan analisis sintesis kebijakan. 2) Penelitian dan pengembangan terkait dengan isu perubahan iklim, yaitu: a) Dampak perubahan iklim (jenis, sifat, dan bobot) berupa kegiatan identifikasi dan analisis sintesis kebijakan. b) Adaptasi dan mitigasi berupa kegiatan analisisi sintesis kebijakan dan penciptaan teknologi. c) Program dan kebijakan pendukung berupa kegiatan analisis sintesis dan kebijakan. 3) Penelitian sistem pertanian bioindustri tropika berkelanjutan, yaitu: a) Informasi potensi dan wilayah pengembagan berupa kegiatan identifikasi dan analisis sintesis kebijakan. b) Teknologi inovatif pengelolaan sumberdaya lahan dan bioproses berupa kegiatan penciptaan teknologi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 10

19 4) Transfer teknologi dan advokasi, yaitu: a) Akurasi, kecepatan, dan efektivitas berupa manajemen output dan komunikasi dan teknologi informasi. b) Pengembangan sistem litkajibangrap sumberdaya lahan pertanian melalui jejaring kerjasama dengan BPTP berupa manajemen komunikasi dan perencanaan. c) Pengembangan sistem informasi pertanian berbasis web berupa manajemen dan kapasitas teknologi informasi Fokus penelitian dan pengembangan BBSDLP Mengacu pada fokus peneliian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, fokus penelitian dan pengembangan untuk Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian adalah: a. Penyusunan informasi dan analisis geospasial mendukung pengembangan pertanian kawasan berupa kegiatan yang menghasilkan peta tematik (tanah, AEZ, kesesuaian lahan, dan sebagainya). b. Pengembangan basisdata sumberdaya lahan pertanian. c. Pengembagan sistem informasi sumberdaya lahan pertanian berbasis web (Agrimap Info). d. Analisis dan sintesis kebijakan pengembangan dan pengelolaan sumberdaya lahan pertanian serta perubahan iklim e. Penelitian in house sumberdaya lahan pertanian (metodologi dan genesa tanah, scientific base research) Fokus penelitian tanah dan pupuk Mengacu pada fokus penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, fokus penelitian tanah dan pupuk adalah: a. Penelitian teknologi pengelolaan lahan suboptimal dan terdegradasi mendukung pertanian bioindustri tropika berkelanjutan. b. Penelitian teknologi pengelolaan hara dan peningkatan kesuburan tanah mendukung swasembada pangan berkelanjutan. c. Penelitian perakitan formula dan perangkat uji pupuk dan pembenah tanah. d. Pengembangan sistem informasi dan database sumberdaya tanah. e. Penelitian teknologi inovatif dan adaptif untuk pengelolaan sumberdaya tanah dan pupuk (in house). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 11

20 Fokus penelitian agroklimat dan hidrologi Mengacu pada fokus penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, fokus penelitian agroklimat dan hidrologi adalah: a. Penelitian teknologi dan model pengelolaan sumberdaya iklim dan air terpadu mendukung pertanian bioindustri tropika berkelanjutan. b. Penelitian kalender tanam terpadu serta pengelolaan sumberdaya iklim dan air untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. c. Pengembangan analisis numerik dan sistem informasi sumberdaya iklim dan air. d. Penelitian teknologi inovatif pengelolaan sumberdaya iklim dan air (in house/scientific base research) Fokus penelitian pertanian lahan rawa Mengacu pada fokus penelitian pertanian lahan rawa, fokus penelitian pertanian lahan rawa adalah: a. Penelitian teknologi pengelolaan hara, tanaman, dan air lahan rawa mendukung pertanian bioindustri berkelanjutan. b. Penelitian teknologi pemulihan lahan rawa terdegrdasi dan pengelolaan lahan rawa ramah lingkungan dan adaptif perubahan iklim. c. Penelitian teknologi pertanian (budidaya) dan model inovasi UT lahan rawa mendukung swasembada pangan. d. Pengembangan sistem database dan sistem informasi lahan rawa e. Penelitian teknologi inovatif pengelolaan pertanian lahan rawa (in house/ scientific base research) Fokus penelitian lingkungan pertanian Mengacu pada fokus penelitian lingkungan pertanian, fokus penelitian lingkungan pertanian adalah: a. Penelitian emisi dan teknologi mitigasi gas rumah kaca mendukung pertanian bioindustri berkelanjutan b. Penelitian pencemaran bahan agrokimia dan teknologi pengendalian serta remediasi mendukung keamanan pangan nasional c. Pengembangan sistem informasi dan database lingkungan pertanian. d. Penelitian in house lingkungan pertanian (metodologi MRV, uji toksisitas pestisida/scientific base research). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 12

21 2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Komitmen BBSDLP dalam upaya mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan setelah melalui berbagai pembahasan, dituangkan dalam bentuk Perjanjian Kinerja (PK). Setelah ditetapkannya pagu indikatif, selanjutnya PK tersebut diajukan kepada Kepala Badan Litbang Pertanian untuk ditetapkan menjadi dokumen Perjanjian Kinerja yang sah. Berikut ini disajikan Perjanjian Kinerja yang diajukan untuk ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian: Tabel 2. Perjanjian Kinerja (PK) BBSDLP Tahun NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET (1) (2) (3) (4) 1. Tersedianya data, informasi dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian 1) Jumlah Sistem Informasi dan Database Sumberdaya Lahan Pertanian 2) Jumlah Informasi Geospasial Sumberdaya Lahan Pertanian 3) Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan. 4) Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan. 5) Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumberdaya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim. 6) Benih Padi 7) Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP) Anggaran Rp ,- 9 Sistem Informasi 409 Peta 15 Teknologi 2 Formula 5 Rekomendasi 12 Ton 2 Provinsi Berdasarkan Perjanjian Kinerja di atas, pada tahun 2017, BBSDLP berjanji untuk menghasilkan: (1) 9 sistem informasi, (2) 409 peta, (3) 15 teknologi, (4) 2 formula, (5) 5 rekomendasi, (6) 12 ton benih padi, dan (7) 2 Taman Sains Pertanian (TSP). Anggaran sebelum revisi adalah Rp ,-, sedangkan setelah revisi terakhir menjadi Rp ,- Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 13

22 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Pada Bab ini diuraikan mengenai hasil-hasil penelitian yang dicapai oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) yang merupakan bagian dari Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bioindustri Berkelanjutan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Data capaian kegiatan yang digunakan bersumber dari seluruh satker lingkup BBSDLP. Keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan tidak terlepas dari telah diterapkannya monitoring dan evaluasi serta Sistem Pengendalian Intern (SPI) di lingkup BBSDLP. Mekanisme monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian dan kegiatan pendukung lainnya dilakukan setiap minggu, setiap bulan, dan setiap triwulanan melalui aplikasi yang disediakan oleh DJA (e-monev DJA/PMK 249), Bappenas (e-monev Bappenas), Biro Perencanaan Kementan (IKK online), Balitbangtan (intranet) dan yang dibuat oleh BBSDLP sendiri (Simohan dan Monitoring Serapan anggaran). Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan tahun 2017 dilakukan dengan menggunakan kriteria penilaian yang yang terbagi ke dalam 4 (empat) katagori berdasarkan skorsing, yaitu (1) sangat berhasil : > 100 persen; (2) berhasil : persen; (3) cukup berhasil : persen; dan (4) tidak berhasil : 0 59 persen Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2017 Pengukuran capaian kinerja BBSDLP Tahun 2017 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja dengan capaiannya. Berdasarkan dokumen Perjanjian Kinerja (PK), Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian mempunyai 1 (satu) Sasaran Kegiatan dengan 7 indikator kinerja utama (IKU) dengan target dan capaian untuk tahun 2017 sebagai berikut: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 14

23 Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran BBSDLP Tahun 2017 SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian - Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan Sumberdaya lahan pertanian 1. Jumlah Sistem Informasi dan Database Sumberdaya Lahan Pertanian 2. Jumlah Informasi Geospasial Sumberdaya Lahan Pertanian 3. Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan 4. Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan. 5. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumberdaya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim. 9 sistem informasi 14 sistem informasi 166,6 409 Peta 409 Peta teknologi 18 Teknologi Formula 3 Formula Rekom 6 Rekom Benih Padi 12 ton 13,3 ton 110,8 7. Jumlah Taman Sains 2 Provinsi 2 Provinsi 100 Pertanian (TSP) Rata-rata capaian kinerja 123,9 Pagu Anggaran Rp ,- Realisasi Anggaran Rp ,- (93,90) Berdasarkan hasil pengukuran sebagaimana pada tabel di atas, capaian indikator kinerja BBSDLP pada tahun 2017 mencapai rata-rata 123,9%. Hal ini Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 15

24 menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan pencapaian kinerjanya adalah sangat berhasil karena melebihi 100%. Sedangkan dalam pemanfaatan anggaran, BBSDLP mampu menyerap anggaran sebesar 93,9% dari total pagu yang dialokasikan. Beberapa kendala yang dihadapi BBSDLP dalam upaya pencapaian sasaran tersebut antara lain: keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama & penyakit pada tanaman percobaan, serta kondisi cuaca. Akan tetapi seluruh kendala tersebut telah berhasil diatasi, sehingga seluruh kegiatan terselesaikan sesuai jadwal dan target yang telah ditetapkan Analisis Capaian Kinerja Capaian Kinerja 2017 Analisis capaian kinerja BBSDLP tahun anggaran 2017 dapat dijelaskan sebagai berikut : Sasaran Kegiatan: Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian Untuk mengukur capaian sasaran kegiatan tersebut, diukur dengan 7 (tujuh) indikator kinerja. Adapun pencapaian target masing-masing indikator kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 4. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 1 Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Sistem Informasi dan Database Sumberdaya Lahan Pertanian 9 Sistem Informasi/ database 15 Sistem Informasi 166,6 Kegiatan ini dapat dicapai melalui kegiatan pengembangan system informasi yang dilaksanakan oleh para tenaga ahli informatika BBSDLP melalui laboratorium Informasi Geospasial dan Analisis Sistem (IGAS). Berdasarkan data hasil pengukuran indikator kinerja 1 pada tabel di atas, pada tahun 2017 BBSDLP berhasil menyelesaikan 15 sistem informasi/database Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 16

25 pertanian atau 166,6% dari target 9 sistem informasi/database, dengan rincian 10 sistem informasi, dan 5 database. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 1 adalah sangat berhasil, karena capaiannya melebihi 100%. Untuk menghasilkan 15 sistem informasi ini telah dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- dan hingga akhir Desember 2017 telah terserap sebesar Rp ,- atau 98,8%. Tabel 5. Rincian output 15 Sistem Informasi/database No. Uraian Kegunaan/Manfaat 1 Sistem Penilaiain Kesesuaian Lahan (SPKL), versi Sistem Manajemen Data Sumberdaya Lahan Pertanian (SIMADAS), versi Sistem Informasi Sumberdaya Lahan Pertanian (SISULTAN), versi Sistem Informasi Pertanian berbasis webgis (InaAgriMap), versi Phoshorus dan Potassium Decision Support System (PKDSS), versi Sistem Basisdata Spasial Lahan Basah (InaWetSoils), versi Sistem Basisdata Spasial Pengamatan Tanah (InaSoilObs), vrsi Sistem basisdata spasial peta tanah dan tematik lainnya (InaSoilMap), versi Sebagai pengelola data karakteristik lahan input evaluasi kesesuaian lahan - Membantu melakukan proses evaluasi kesesuaian lahan - Membantu penetapan zone agroekologi Menyajikan informasi online pata tanah dan kesesuaian lahan serta tematik lainnya Menyajikan informasi pertanian terkait sumberdaya lahan Sistem informasi yang menyediakan layanan pembelian peta secara online System pemodelan data statistik Menyimpan dan mengelola lokasi-lokasi pengamatan tanah nasional Menyimpan dan mengelola peta-peta hasil penelitian BBSDLP - Menyajikan informasi produk berupa peta - Melayani pemesanan produk dan transaksi online Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 17

26 9 Sistem informasi dan pemetaan tipologi lahan rawa di pulau Sulawesi Sistem Informasi ini berisi informasi konservasi tanah berbasis web dan spasial untuk seluruh wilayah Indonesia yang sangat diperlukan oleh pengambil kebijakan dan praktisi pertanian. Informasi konservasi tanah dapat diperoleh secara cepat dengan sistem dalam bentuk yang sangat membantu untuk pelaksanaan perencanaan dan pelaksanaan kegiatannya. 10 Lokapeta, versi 2017 Menyimpan dan mengelola data-data berupa image untuk mendukung penelitian dan image hasil penelitian 11 Database Informasi bakteri yang mampu tumbuh dan berkembang di media yang tercemar insektisida di lahan cabai merah dan bawang merah 12 Database Informasi baku mutu logam berat Cd dari lahan hortikultura (bawang merah) 13 Database Informasi dinamika karbon pada integrasi tanaman panganternak untuk pengembangan pertanian bioindustri berkelanjutan melalui pendekatan life cycle assessment 14 Database Informasi faktor emisi GRK dari pengelolaan bahan organik pada budiaya cabai merah dan bawang merah 15 Database Informasi dinamika emisi gas rumah kaca dari berbagai varietas padi unggul di lahan sawah Menyediakan informasi bakteri (Deltia acidovorans) yang mampu menurunkan residu klorpirifos secara efektif baik di lahan sawah maupun di lahan sayuran. Berisi data dan informasi mengenai Korelasi serapan kadmium dalam bawang merah terhadap kandungannya dalam tanah pada tanah bertekstur ringan, sedang, dan berat; dan korelasi batas kritis kadmium dalam tanah terhadap kandungan liatnya. Menyediakan database dan informasi mengenai penerapan model smart agriculture SITT yang terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan petani karena produktivitas tanaman dan ternak bertambah, selain keuntungan samping dari sistem tersebut. Berisi database mengenai Emisi N2O, hasil panen, N uptake dan faktor emisi N2O dari pertanaman bawang merah MT I dan MT II 2017 Berisi database mengenai dinamika emisi gas rumah kaca seperti CH4 dan Varietas-varietas unggul baru dengan hasil tinggi yang mampu menekan emisi GRK Seluruh system informasi dan database tersebut merupakan hasil kerja keras tim IT lingkup BBSDLP (BBSDLP, Balittra dan Balingtan) yang bekerjasama dengan tim peneliti senior tanpa kenal lelah untuk menghasilkan karya terbaiknya. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 18

27 Sistem yang telah dihasilkan tersebut akan terus dikembangkan untuk mengakomodir berbagai masukan dan permasalahan yang berkembang. Tabel 6. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 2 Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Informasi Geospasial Sumberdaya Lahan Pertanian 409 peta 409 peta 100 Untuk mencapai target indikator kinerja ini, dilakukan melalui kegiatan survey pemetaan tanah yang dilaksanakan oleh Tim survey yang dipimpin oleh peneliti senior yang menyebar ke berbagai lokasi yang telah ditetapkan. Berdasarkan data hasil pengukuran indikator kinerja 2 pada tabel di atas, pada tahun 2017 BBSDLP berhasil menyelesaikan 409 peta atau 100% dari target 409 peta. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 2 adalah berhasil, karena capaiannya 100%. Peta-peta yang dihasilkan terdiri dari: Peta tanah terkorelasi sebanyak 125 peta; Peta kesesuaian lahan sebanyak 125 peta; Peta rekomendasi penggunaan lahan sebanyak 125 peta; Peta sifat tanah tunggal sebanyak 6 peta; Peta tanah gambut sebanyak 13 peta; Peta arahan penggunaan lahan gambut sebanyak 13 peta; Peta kadar unsur hara N, P, K dan pengelolaan kesuburan tanah sawah sebanyak 1 peta; dan Peta erodibilitas, erosivitas dan arahan kritis di daerah Aliran Sungai Cimanuk bagian hulu sebanyak 1 peta. Anggaran yang disediakan untuk menghasilkan 409 peta ini adalah sebesar Rp ,-. Hingga akhir Desember 2017 telah terserap sebesar Rp ,- atau 99,3% dari pagu. Keberhasilan pencapaian target tersebut, tidak terlepas dari perencanaan yang matang pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh setiap tim yang akan melaksanakan kegiatan pemetaan/survei. Setiap tim yang akan terjun ke lapangan terlebih dahulu melakukan kegiatan persiapan berupa desk study dengan cara mengumpulkan dan mengolah data dasar (peta digital/rbi, radar, peta geologi, peta DEMs, dan peta topografi). Terhadap data-data dasar tersebut kemudian dilakukan analisis/interpretasi hingga menghasilkan Peta Hasil Analisis Satuan Lahan yang akan digunakan sebagai pegangan dasar dalam melaksanakan kegiatan pemetaan di lapangan. Selain kegiatan penyiapan peta lapangan, juga dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 19

28 penyiapan berbagai peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk operasi lapang berupa: peralatan penelitian (munsell soil colour chart, ph Trough, Abney Level, Kompas, GPS, Bor Tanah, Soil Test Kit, plastik sampel tanah, dan label), form pengamatan lapang, alat pengolah data, dan kelengkapan untuk survei lapang lainnya. Gambar 1 :Berbagai alat survey tanah Setelah seluruh kegiatan persiapan selesai, selanjutnya sebelum berangkat ke lapangan, tim diundang oleh Kabid PE untuk mempresentasikan seluruh kegiatan persiapan yang sudah dilaksanakan serta kesiapannya baik teknis maupun administrasi untuk melakukan kegiatan survey lapangan. Selain itu tim juga mengadakan rapat untuk merencanakan teknis kegiatan lapangan terkait skedul kegiatan yang akan dilakukan dari hari pertama hingga hari terakhir. Dengan cara demikian pelaksanaan kegiatan penelitian lapangan menjadi lebih terarah dan efektif. Pada saat kegiatan di lapangan berlangsung, setiap hari data yang diperoleh dari hasil pengamatan lapang langsung diserahkan kepada tim database dan GIS yang standby di base camp. Jika terdapat perubahan-perubahan batas satuan peta berdasarkan hasil pengamatan lapangan, maka langsung ditindaklanjuti oleh tim GIS dengan mendigitasinya. Setelah tim kembali ke kantor dari kegiatan lapangan, seluruh anggota tim bekerja sesuai pembagian tugas yang telah ditetapkan oleh ketua Tim (Penanggungjawab RPTP). Ketua tim bertanggungjawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan hingga seluruh pekerjaan selesai. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 20

29 Gambar 2 : Tim Survey melakukan koordinasi sesaat sebelum ke lapang (kiri), dan Tim survey siap berpencar setelah berada di lapang (Kanan) Pelaksanaan monitoring kegiatan dilakukan setiap bulan dengan menyiapkan form isian perkembangan kegiatan yang harus diisi oleh penanggungjawab RPTP, selain itu pada saat tim berada di lapangan juga dilakukan monitoring kegiatan lapangan baik secara administrasi maupun teknis dengan melibatkan peneliti senior yang ditunjuk sebagai tim evaluator. Untuk kegiatan evaluasi terhadap hasil kegiatan, dilakukan sekurang-kurangnya 3 kali, yakni 1) setelah tim pulang dari lapang untuk mengevaluasi hasil kegiatan di lapangan, 2) setelah dihasilkan draft peta dan hasil analisis laboratorium, dan 3) setelah seluruh peta dan laporan diselesaikan. Hasil dari kegiatan monitoring dan evaluasi dijadikan sebagai bahan masukan untuk perbaikan kualitas kegiatan penelitian maupun pelaporan dan output yang dihasilkan. Beberapa contoh peta yang dihasilkan adalah sebagai berikut: Gambar 3 : Berbagai peta yang dihasilkan (Peta Tanah Semi Detil, Peta Kesesuaian Lahan, dan Peta Arahan Komoditas & Rekomendasi Pengelolaan Lahan) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 21

30 Dari seluruh output peta Sumberdaya lahan yang dihasilkan, 407 peta dihasilkan oleh satker BBSDLP, sedangkan sisanya 2 peta lagi (Peta kadar unsur hara N, P, K dan pengelolaan kesuburan tanah sawah; dan Peta erodibilitas, erosivitas dan arahan kritis di daerah Aliran Sungai Cimanuk bagian hulu) dihasilkan oleh satker Balittanah. Salah satu kendala yang cukup serius untuk menghasilkan output peta di atas, adalah terbatasnya tenaga berkeahlian khusus, yakni tenaga teknisi surveyor (pemeta). Saat ini tenaga yang ada jumlahnya tidak sebanding dengan tuntutan volume pekerjaan pemetaan. Bahkan berdasarkan perhitungan perkiraan masa pensiun, seluruh tenaga teknisi surveyor akan habis pada tahun Sementara itu rekruitmen tenaga pemeta sudah tidak dilakukan lagi. Pada periode Balai Penelitian Tanah (saat ini menjadi BBSDLP) setiap tahun selalu mengadakan pelatihan asisten tenaga peneliti lapang (surveyor tanah). Para calon asisten surveyor tanah tersebut mendapat pendidikan berbagai ilmu dan praktek mengenai pekerjaan yang harus dilakukan dalam melaksanakan pemetaan tanah, mulai dari menyiapkan peta, menganalisis peta, mendeliniasi peta, melakukan pengamatan profil tanah, hingga cara menyusun sebuah laporan hasil survey. Dari pelatihan tersebut para calon asisten surveyor mendapat bekal untuk membantu para peneliti dalam melaksanakan pemetaan tanah hingga menjadi tenaga surveyor yang profesional. Setelah era tersebut seiring dengan berbagai kebijakan rekruitmen SDM yang diberlakukan, tidak ada lagi penyelenggaraan pendidikan dan latihan bagi calon surveyor, hingga akhirnya jumlah tenaga surveyor setiap tahun terus berkurang karena memasuki masa pensiun maupun meninggal dunia. Untuk mengatasi keterbatasan jumlah tenaga teknisi surveyor tersebut, pada tahun 2017 dilakukan perekrutan tenaga outsorching yang berasal dari lulusan perguruan tinggi dan yang memiliki kompetensi untuk membantu melaksanakan kegiatan pemetaan/survey tanah. Dengan cara demikian seluruh tugas pemetaan lapangan dapat diselesaikan sesuai waktu. Selain terbatasnya tenaga surveyor, juga terbatasnya jumlah tenaga yang mampu mendigitasi. Kesulitan ini juga diatasi dengan mengangkat tenaga outsorching yang memiliki kemampuan mengoperasikan berbagai software terkait digitasi peta dan pengolahan database. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 22

31 Tabel 7. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 3 Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan 15 Teknologi 18 Teknologi 120 Pencapaian target indikator kinerja 3 ini dilakukan melalui berbagai kegiatan penelitian yang dilaksanakan di seluruh satker lingkup BBSDLP. Berdasarkan data hasil pengukuran indikator kinerja 3 pada tabel di atas, pada tahun 2017 BBSDLP berhasil menghasilkan 18 Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan atau 120% dari target 15 teknologi. Dengan demikian kategori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 3 adalah sangat berhasil, karena capaiannya melebihi 100%. Untuk menghasilkan 18 Teknologi ini telah dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- dan hingga akhir Desember 2017 telah terserap sebesar Rp ,- atau 98,64%. Keberhasilan pencapaian target Indikator Kinerja 3, merupakan hasil dari kerja keras seluruh peneliti yang ada di BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balingtan, dan Balittra. Dengan dukungan sarana penelitian yang memadai seperti: kebun percobaan, rumah kaca, laboratorium, sarana pengolah data, dan peralatan penelitian lainnya yang berfungsi dengan baik, menjadikan para peneliti dapat melaksanakan kegiatan penelitian sesuai yang direncanakan. Selain itu fungsi pemantauan dan pengendalian yang berjalan cukup baik, membuat seluruh kegiatan penelitian dapat terselesaikan sesuai dengan proposal. Secara lengkap rincian output teknologi yang dihasilkan adalah: 1. Teknologi perbanyakan pupuk hayati pereduksi emisi methan. Teknologi ini bermanfaat mengurangi emisi gas metana, meningkatkan efisiensi pupuk NPK kimia dan meningkatkan produksi tanaman padi sehingga sistem pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan dapat dicapai. Aplikasi pupuk hayati berbahan aktif bakteri pengoksidasi metana pada lahan-lahan sawah secara luas dan jangka panjang dapat berkontribusi nyata terhadap pengurangan emisi gas rumah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 23

32 Gambar 4. Perbandingan jumlah koloni bakteri pengoksidasi metana yang ditumbuhkan pada media NMS padat yang diinokulasi dengan starter bakteri menggunakan tiga macam media cair 2. Teknologi olah tanah konservasi pada pola tanam padi-gogo jagung di lahan kering. Manfaat dari teknologi ini dalam jangka panjang berguna untuk meningkatkan karbon tanah terhumufikasi dan water stable aggregate (agregat tahan air) pada pola tanam padi gogo-jagung. Gambar 5. Keragaan pertumbuhan tanaman padi gogo pada aplikasi olah tanah konservasi pada pertanaman padi gogo-jagung dengan penerapan di lahan kering KP Taman Bogo, Kab. Lampung Timur. 3. Teknologi teknik aplikasi Sianobakter. Dengan pengaplikasian dan penerapaan teknik aplikasi sianobakter dapat meningkatkan produksi padi dan mengefisienkan penggunaan pupuk N 10-15%. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 24

33 4. Teknologi pemanfaatan pembenah tanah untuk memperbaiki kualitas tanah dan produktivitas tanaman bawang merah. Teknologi pemanfaatan pembenah tanah dengan efek residunya bermanfaat untuk perbaikan kualitas tanah, khususnya dalam penangulangan faktor pembatas lahan kering masam terdegradasi, dan meningkatkan produktivitas tanaman bawang merah. Gambar 6. Aplikasi pembenah tanah dolomit, biochar, biochar + dolomite serta keragaan tanaman bawang merah 5. Teknologi perbaikan sifat fisika, kimia dan biologi tanah gambut terhadap produktivitas bawang merah. Teknologi ini bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas lahah sub optimal (khususnya lahan gambut) untuk memproduksi kebutuhan pangan strategis khususnya melalui budidaya bawang merah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 25

34 Panen bawang merah Panen bawang merah Snapshot keragaan tanaman bawang pada perlakuan T1 Pengeringan bawang merah Gambar 7: Kondisi pertanaman bawang merah di lahan penelitian 6. Teknologi pemupukan N, P, K lahan sawah tadah hujan berstatus P dan K dari sedang hingga tinggi. Penerapan teknologi rekomendasi pemupukan hara N, P, dan K spesifik lokasi ini akan dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas padi sawah tadah hujan. Gambar 8 :Performance tanaman padi pada lahan percobaan penerapan rekomendasi pemupukan NPK lahan sawah tadah hujan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 26

35 7. Teknologi pemupukan N, P, K untuk padi berpotensi hasil tinggi lahan sawah irigasi berstatus P dan K bervariasi dari sedang hingga tinggi. Teknologi ini dapat berguna untuk penyusunan rekomendasi pemupukan untuk padi berpotensi hasil tinggi pada lahan sawah intensifikasi. 8. Teknologi penentuan pola tanam berbasis sumberdaya iklim dan air untuk menghadapi keragaman dan perubahan iklim. Penentuan pola tanam berbasis sumber daya iklim dan air dengan Sistem Informasi Katam Terpadu digunakan untuk memandu dan memberikan keyakinan kepada para penyuluh dan pemangku kebijakan di daerah dalam merencanakan dan menetapkan pola dan waktu tanam yang tepat sesuai dengan dinamika iklim setempat, memberikan alternatif acuan dan perangkat untuk memprediksi potensi luas tanam dan produksi padi. Gambar 9. Lokasi percobaan validasi SI Katam Terpadu di KP Muara, Jawa Barat. 9. Teknologi prediksi curah hujan dan bencana iklim di sektor pertanian Teknologi ini menampilkan Informasi prediksi berupa sifat curah hujan, prediksi curah hujan dasarian, prediksi hari tanpa hujan > 10 hari berturut-turut deret hari kering, hari hujan > 5 hari berturut dan Prediksi hujan ekstrem, prediksi Standardized Presipitation Index (SPI). Informasi prediksi iklim ini tersedia untuk 34 propinsi dan dapat diakses pada website Balitklimat dengan tautan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 27

36 Gambar 10. Prediksi peluang hari tanpa hujan > 10 hari berturut-turut pada bulan April dan Mei 2018 Dalam gambar tersebut, hari tanpa hujan > 10 hari berturut-turut pada bulan April 2018 berpeluang cukup tinggi di wilayah Nusa Tenggara dan pada bulan Mei 2018 diprediksi mulai meluas ke Propinsi Jawa Timur, sebagian Propinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten Merauke. Hal ini perlu menjadi perhatian dalam perencanaan MK 2018 karena wilayah tersebut juga merupakan sentra produksi padi Gambar 11. Peta prediksi risiko kekeringan pada tanaman padi di Propinsi Jawa Tengah pada bulan Mei Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28

37 10. Teknologi pengelolaan air terpadu di lahan sawah tadah hujan berbasis model Food Smart Village Dengan teknologi panen air yang sederhana berupa pembangunan dam parit di Sungai Klantur dapat mengairi sawah seluas 180 ha sehingga IP dari lahan sawah tersebut dapat ditingkatkan dari IP 100 menjadi IP 300 (Gambar 12). Pembangunan bak tampung dan embung yang dikoneksikan dengan mata air menggunakan saluran distribusi pipa di wilayah Desa Lampoko dapat mengairi lahan kering seluas 30 hektar (Gambar 13). Gambar 12. Dam Parit Sungai Klantur di Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulung Agung, dengan debit 200 l/detik mampu mengairi lahan kering dan tadah hujan seluas 180 ha Gambar 13. Panen air melalui embung, sistem distribusi tertutup dg pipa, dan Big gun sprinkler yang diaplikasikan untuk mendukung budidaya palawija dan pakan ternak di Desa Lampoko, Kecamatan Barebo, Kabupaten Bone. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 29

38 Untuk membangun dam parit, Bapak Kepala BBSDLP dan Peneliti langsung terjun ke lapangan dengan gigih, mulai dari sosialisasi hingga teknik pembangunan (Gambar 14). Gambar 14 : Sosialisasi Teknis Pembangunan Dam Parit di Desa Kombo Kab. Toli-toli 11. Teknologi pemanfaatan tenaga surya untuk irigasi Penerapan teknologi irigasi dengan pompa air menggunakan tenaga surya sangat hemat energi dan ramah lingkungan, penggunaannya mudah, efisiensi tinggi, kinerja stabil dan dapat digunakan dalam jangka waktu lama, sehingga pompa energi matahari lebih tepat guna, efisien, dan ekonomis dengan biaya operasi dan pemeliharaan (OP) yang lebih sedikit, dan tidak membebani petani dalam melakukan kegiatan usahataninya. 12. Teknologi peningkatan produktivitas lahan pasang surut sulfat masam untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan Penerapan teknologi ini terbukti dapat meningkatkan produktifitas padi 25% di lahan pasang surut sulfat masam dengan peningkatan Indeks Pertanaman dan hasil per rumpun Gambar 15 : Lahan Percobaan Penerapan Teknologi yang menampakaan fase partumbuhan generatif yang baik Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 30

39 13. Teknologi peningkatan produktivitas lahan gambut untuk meningkatkan produktivitas tanaman bawang merah dan cabai Penerapan Teknologi ini terbukti mampu meningkatkan produktifitas cabai 20% dan bawang merah 20%. Gambar 16 : Pertumbuhan bawang merah dan cabai di lahan penelitian 14. Teknologi remediasi logam berat Cd pada lahan bawang merah melalui pemanfaatan biochar dan kompos Pemanfaatan biochar dan pupuk hayati mampu menurunkan Cd dalam tanah dan dalam jaringan tanaman bawang merah. Gambar 17. Cd total tanah setelah panen Perlakuan tidak nyata dalam menurunkan kandungan Cd dalam tanah dibandingkan kontrol. Kandungan Cd setelah panen lebih rendah dibandingkan setelah aplikasi perlakuan, hal ini disebabkan Cd sebagian sudah terserap oleh tanaman bawang merah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 31

40 15. Teknologi penanggulangan pencemaran residu klorpirifos pada lahan cabai merah Pelapisan pupuk dengan AA merupakan teknologi remediasi yang dapat direkomendasikan untuk menurunkan residu klorpirifos dalam tanah lahan sayuran bawang merah, menurunkan residu klorpirifos dalam umbi bawang merah, dan meningkatkan hasil umbi. Pelapisan pupuk NPK meningkatkan efisiensi agronomis bawang merah. Efisensi agronomis tanaman bawang merah berturut-turut dari yang tertinggi adalah NPK berlapis biochar > NPK berlapis biochar > Mikroba konsorsia > Cara petani > NPK berlapis AA + mikroba > NPK berlapis AA yaitu 215,9 > 135,0 >135,0>130,3 > 114,4 >87,15 >63,7. Tabel 8. Kandungan residu klorpirifos, penurunan dan persentase penurunan pada contoh produk umbi bawang merah, Brebes 2017 Residu Perlakuan klorpirifos Penurunan residu mg/kg % --- NPK berlapis AA a NPK berlapis AA + mikroba c NPK berlapis biochar b NPK berlapis biochar + mikroba c Cara petani bc Mikroba konsosrsia d Paket komponen teknologi rehabilitasi lahan bekas tambang 17. Paket Komponen teknologi rehabilitasi lahan bekas tambang Batubara dengan Amelioran. 18. Paket komponen teknologi fertigasi mendukung tanaman hortikultura pada lahan bekas tambang timah Keseluruhan Paket Teknologi Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang tersebut memiliki manfaat : b) Membantu pemerintah, baik pusat maupun daerah dalam percepatan rehabilitasi lahan bekas tambang dengan tujuan peningkatan produksi pertanian, maupun pendapatan dan kesejahteraan petani. c) Optimalisasi pemanfaatan lahan terlantar bekas tambang diharapkan dapat mendukung upaya peningkatan ketahanan pangan, diversifikasi produksi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 32

41 pertanian, antisipasi perubahan iklim, perluasan areal pertanian dan peningkatan pendapatan asli daerah. Gambar 18: Sosialisasi dan pengenalan teknologi pengelolaan lahan bekas tambang timah di Kabupaten Bangka Tengah: a. Gerakan tanam cabe bersama Bupati Bangka Tengah pada tanggal 14 Maret 2017 (kiri), b. Acara panen hijauan pakan ternak Bersama Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bangka Tengah pada tanggal 11 Desember 2017 (kanan) Tabel 9. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 4 Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan. 2 Formula 3 Formula 150 Pencapaian target indicator kinerja 4 ini dilakukan oleh satker Balittanah. Kegiatannya sendiri dilaksanakan oleh para peneliti senior yang membidangi penelitian kesuburan dan biologi tanah. Berdasarkan data hasil pengukuran indikator kinerja 4 pada tabel di atas, pada tahun 2017 BBSDLP berhasil menghasilkan 3 Formula atau 150% dari target 2 Formula. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 4 adalah sangat berhasil, karena capaiannya lebih dari 100%. Untuk menghasilkan 3 Formula ini telah dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- dan hingga akhir Desember 2017 telah terserap sebesar Rp ,- atau 99,97%. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 33

42 Secara lengkap rincian output 3 Formula yang dihasilkan adalah: 1. Formula larutan nutrisi untuk tanaman berumbi. Formula ini mampu meningkatkan jumlah umbi tanaman kentang dan meningkatkan ketahanan tanaman tehadap hama daun. 2. Formula pembenah tanah organomineral yang disempurnakan Formula pembenah tanah organomineral memberikan perbaikan yang lebih komprehensif, sehingga tanah berpelapukan lanjut bisa diusahakan secara berkelanjutan dan meningkatkan pertumbuhan tanaman dan kualitas tanah terutama dilahan kering masam 3. Formula bahan aktif biodekomposer yang dapat mempercepat pelapukan jerami padi sawah dan brangkasan jagung lahan kering Manfaat dari formula ini adalah untuk memrcepat proses pelapukan jerami padi maupun serasah jagung, dimana aplikasinya bisa langsung disemprotkan pada jerami saat olah tanah, juga dapat disemprotkan pada serasah jagung di lahan kering. Aplikasi bahan aktif dekomposer di lahan sawah dan lahan kering meningkatkan aktivitas biologi tanah secara nyata, serta meningkatkan pertumbuhan dan berat tongkol jagung di RK. Tabel 10. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran 5 Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumberdaya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim. 5 Rekom 6 Rekom 120 Berdasarkan data hasil pengukuran indikator kinerja 5 pada tabel di atas, pada tahun 2017 BBSDLP berhasil menghasilkan 6 rekomendasi/policy breaf atau 120% dari target 5 rekomendasi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 5 adalah sangat berhasil, karena capaiannya lebih dari 100%. Untuk menghasilkan 6 Rekomendasi telah dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- dan hingga akhir Desember 2017 telah terserap sebesar Rp ,- atau 99,2%. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 34

43 Secara lengkap rincian rekomendasi/policy breaf yang dihasilkan berikut rekomendasi kebijakannya adalah: Tabel 11. Rincian output rekomendasi/policy breaf No. Judul Rekomendasi 1. Strategi dan Kebijakan Pemanfaatan Agromineral Kaya Hara Kalium untuk Mendukung Ketersediaan Pupuk Kalium Masa Depan 2. Dukungan Kebijakan untuk Meningkatkan Kinerja Sistim Perbenihan Padi di Lahan Pasang Surut 3. Percepatan Penyediaan Informasi Geospasial Mendukung Perencanaan Detail Pengembangan Sembilan Komoditas Pertanian Strategis Ringkasan isi Rekomendasi ini mengemukakan agar pemanfaatan tepung batuan mengandung mineral pembawa K sebaiknya diutamakan untuk lokasi tempat deposit, agar lebih ekonomis dan tidak memerlukan biaya transportasi. Kondisi demikian diharapkan dapat berdampak pada pengembangan industri kecil-menengah dalam mendorong ekonomi daerah lokasi deposit. Rekomendasi ini mengemukakan tentang perlunya kebijakan mengenai : (1) penataan sebaran produsen benih berdasarkan wilayah kerja, (2) perencanaan produksi benih, (3) peningkatan kapasitas produksi produsen benih, (4) operasional UPBS menggunakan dana multiyears, (5) perbaikan fasilitas produsen benih, (6) jaminan harga paska produksi benih, (7) pembinaan dan pelatihan penangkar benih, dan (8) peningkatan pengawasan dan monitoring benih. Kebijakan tersebut diperlukan untuk meningkatkan Kinerja sistim perbenihan padi di lahan pasang surut yang saat ini masih tergolong rendah. Rekomendasi ini mengemukakan tentang perlunya: 1). Penyediaan informasi geospasial melalui pemetaan SDL tingkat detail secara selektif terutama pada wilayah-wilayah prioritas pengembangan wilayah pertanian seperti wilayah perbatasan, pulau-pulau luar, dan sentra-sentra produksi pertanian. 2) Menginventarisasi data dukung peta RBI skala besar yang telah tersedia di BIG. 3) Menyusun Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) untuk menuju Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang Pemetaan Tanah Detail Skala 1: untuk keseragaman prosedur dan kualitas hasil 4) Dukungan peralatan lapangan dan lab yang memadai dan SDM terampil (teknisi surveyor lapangan, teknisi lab, peneliti) dengan membina SDM yang masih tersedia dan merekrut tenaga baruyang memiliki latar belakang ilmu tanah/pertanian dan GIS. 5) Perbaikan dan peningkatan pengelolaan data spasial dan tabular hasil pemetaan SDL dalam sistem basisdata tanah terstruktur dan terintegrasi, dan 6) Pembiayaan kegiatan pemetaan SDL yang realistis agar sasaran tercapai, dengan memperhatikan kondisi geografis wilayah setempat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 35

44 4. Menyiasati Peningkatan Intensitas Pertanaman (IP) Padi di Lahan Rawa Pasang Surut 5. Strategi Memperkuat Peran Teknologi Ramah Lingkungan dalam Mendukung Pertanian Masa Depan 6. Posisi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tentang Pemanfaatan Lahan Gambut untuk Pertanian Rekomendasi ini mengemukakan agar pemeirntah pusat/daerah membentuk pokja (kelompok kerja) untuk lebih memdorong penerapan IP 200 secara luas secara terintegrasi dari hulu (penyiapan tanam) hingga hilir (pemasaran) dalam satu sistem pengelolaan dengan melibat antar subsektor dan lintas sector, yang saat ini terkesan masing-masing berjalan sendiri tidak saling mengkait sehingga membuat kekuatan tawar (bargaining power) petani rendah. Rekomendasi ini mengemukakan agar: 1) Pertanian masa depan diarahkan kepada system berkelanjutan dan terintegrasi yang menjaga produktivitas tanaman tinggi tanpa merusak lingkungan hidup, misal sistem integrasi tanaman pangan dan ternak (SITT) bebas limbah yang diterapkan di masyarakat tani dengan melibatkan pendampingan dari para penyuluh lapangan dan dukungan pemerintah daerah atau dinas terkait. 2) meningkatkan dukungan penelitian dan pengembangan terhadap sistem pertanian ramah lingkungan yang diperlukan untuk memperkuat dukungan regulasi terhadap pelaksanaan pertanian ramah lingkungan berkelanjutan. 3) Melakukan koordinasi yang efektif dan efisien antar semua pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah secara maksimal dalam antisipasi perubahan iklim dan mendorong petani untuk meningkatkan kemampuannya dalam menghasilkan produk pertanian yang tinggi dan berkualitas. 2) Mendorong Pemerintah agar berfungsi sebagai fasilitator melalui kebijakan yang dapat memberikan insentif bagi produsen untuk mengadopsi teknologi pengendalian OPT ramah lingkungan dan insentif bagi konsumen yang mengonsumsi produk bersih. Rekomendasi ini mengemukakan : (a) Perlunya lahan gambut yang masih berupa hutan, dipertahankan agar tetap sebagai hutan, sejalan dengan pesan moratorium (b) Perlunya restorasi lahan semak belukar gambut agar menjadi lahan hutan gambut bila berada di kasawan hutan, atau direhabilitasi menjadi lahan pertanian/perkebunan agar nilai ekonominya meningkat dan kepekaannya terhadap kebakaran berkurang. Bila memungkinkan, perlu dipilih sistem pertanian yang toleran terhadap kedalaman muka air tanah dangkal atau system pertanian yang tidak memerlukan drainase (paludiculture dan aquaculture) (c) Perlunya lahan gambut yang sudah digunakan untuk pertanian ditingkatkan produktivitasnya dan dikelola dengan baik agar emisi gas rumah kaca yang dikeluarkannya rendah dan produktivitasnya tinggi, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 36

45 Tabel 12. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja sasaran 6 Indikator Kinerja Target Realisasi % Benih padi 12 Ton 13,3 ton 110,8 Berdasarkan data hasil pengukuran indikator kinerja 6 pada tabel di atas, pada tahun 2017 BBSDLP mampu menghasilkan 13,3 ton benih padi Inpara atau 110,8% dari dari target 12 ton. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 6 adalah sangat berhasil, karena capaiannya berada pada kisaran %. Untuk kegiatan pengadaan benih ini telah dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- dan hingga akhir Desember 2017 telah terserap sebesar Rp ,- atau 99,9%. Gambar 19: Areal pertanaman padi UPBS Balittra di Balandean Pada tahun 2017, benih padi yang dihasilkan adalah benih Varietas : Impara 2, Impara 3, Impara 4, Impara 6, Impara 9 dan Margasari. Tabel 13. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja sasaran 7 Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah Taman Sains Pertanian (TSP) 2 Provinsi 2 Prov 100 Berdasarkan data hasil pengukuran indikator kinerja 7 pada 37able di atas, pada tahun 2017 BBSDLP telah menyelesaikan pembangunan lanjutan TSP pada 2 (dua) Provinsi (100%) dari target 2 (dua) provinsi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 7 adalah berhasil, karena capaiannya 100%. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 37

46 Untuk melanjutkan pembangunan TSP ini telah dialokasikan anggaran sebesar Rp ,- dan hingga akhir Desember 2017 telah terserap sebesar Rp ,- atau 99,8%. Adapun TSP yang berhasil dilanjutkan pembangunannya adalah: 1) Taman Sains Pertanian di Provinsi Kalimantan Selatan, tepatnya di Balittra Banjarbaru Kalimantan Selatan. 2) Taman Sains Pertanian di Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Balingtan Jakenan Jawa Tengah. Gambar 20 : Pemeliharaan tanaman padi di Lahan TSP Rawa, Balittra (kiri) dan areal pertanaman jagung di lahan TSP Jakenan (Balingtan) Kegiatan-kegiatan yang berhasil diselesaikan dalam pengelolaan TSP ini antara : 1) TSP Balittra, kegiatan yang dilakukan pada bulan Desember 2017 antara lain : a. Pengelolaan Padi, Kegiatan yang dilakukan adalah tanam padi pada musim hujan seluas 3 ha b. Pengelolaan Jeruk dan Cabe, kegiatan yang dilakukan meliputi: pemeliharaan tanaman jeruk berupa penyiangan dan penyemprotan. Sedangkan untuk tanaman cabe sudah ditanam. c. Pengelolaan hijauan makanan ternak, kegiatan yang dilakukan meliputi: pemeliharaan tanaman indigofera dan rumput gajah dengan pemberian pupuk NPK Ponska. d. Pengelolaan Ternak, untuk pengelolaan ternak sapi meliputi: a) Membersihkan kandang sapi, b) Memberi pakan hijauan, air limbah tahu, dedak, konsentrat dan air minum pagi dan sore hari, c) Mencacah hijauan, dan d) Mengobati sapi yang luka dengan Gusanex Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 38

47 e. Pengelolaan Limbah, meliputi kegiatan Mengolah kotoran sapi dan kambing menjadi pupuk kandang f. Pengelolaan taman dan lingkungan, meliputi kegiatan : Pembersihan lingkungan taman, dan Pemeliharaan tanaman 2) TSP Balingtan, pada bulan Desember 2017, kegiatan yang dilakukan antara lain : a. Pengelolaan Ternak, untuk pengelolaan ternak sapi meliputi: a) Membersihkan kandang sapi, b) Memberi pakan konsentrat pagi hari sebanyak ± 6 kg/ekor/hari, c) Mengambil dan mengangkut rumput gajah, e) Mengiling/chopper rumput gajah, dan e) Memasukan kohe ke biogas. b. Perawatan tanaman rumput gajah dan tanaman indogovera, meliputi: a) Pemupukan tanaman rumput gajah, dan b) Penanaman rumput gajah Perbandingan Capaian Antar Tahun Tahun 2017 merupakan tahun ketiga Renstra, dimana ketercapaian target selama tiga tahun ini harus diperhatikan agar target Renstra pada akhir tahun 2019 terjamin dapat dicapai. Perbandingan capaian indikator kinerja 2016 dengan tahun 2017 maupun dengan tahun-tahun sebelumnya secara rinci dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 14 : Perbandingan capaian kinerja BBSDLP dari tahun 2013 hingga 2017 No Indikator Kinerja 1 Jumlah system informasi dan database pertanian 2 Jumlah Informasi Geospasial 26 peta Sumberdaya Lahan Pertanian (186%) (peta) 3 Jumlah Teknologi Pengelolaan 28 Tekn Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan (107%) Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan 4 Jumlah Formula dan Produk Pertanian yang Ramah Lingkungan 5 Jumlah Rekomendasi Kebijakan 7 Rek (100%) Tahun sistem (100%) 28 peta (140%) 40 Tekn (108%) 73 peta (115%) 24 Tekn (100%) Forml (100%) 11 Rek (110%) 16 Rek (320%) 6 Jumlah benih padi ton (92,9%) 12 sistem (171%) 958 peta (100%) 33 Tekn (100%) 6 Forml (100%) 13 Rek (118%) 44,6 ton (89,2%) 15 sistem (120%) 409 peta (100%) 18 Tekn (120%) 3 Forml (150%) 6 Rek (120%) 13,3 ton (110,8%) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 39

48 Berdasarkan tabel di atas, tidak ada capaian indikator kinerja system informasi dan Formula pada tahun 2013 dan 2014, dikarenakan priode tersebut termasuk ke dalam Renstra , sehingga tidak ada target yang harus dicapai Pencapaian Target IKU Renstra Di dalam Renstra BBSDLP telah ditetapkan target capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) selama 5 tahun. Dalam upaya pencapaian target tersebut telah disusun rincian target yang ingin dicapai pada setiap tahun. Pada pelaksanaannya target yang telah ditetapkan didalam Renstra tersebut seringkali tidak diacu sepenuhnya dalam penetapan PK, mengingat target yang ditetapkan dalam PK lebih disesuaikan dengan alokasi anggaran yang disediakan. Berikut ini disajikan data rincian capaian target per tahun hingga tahun 2017: Tabel 15 : Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Utama per tahun Indikator Jumlah Sistem Informasi Pertanian Jumlah Informasi geospasial sumberdaya lahan pertanian Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan Pertanian Jumlah Formula dan Produk Pertanian yang Ramah Lingkungan Jumlah Database dan Informasi Sumberdaya Lahan Pertanian Jumlah Model Pengembangan Pertanian Bio-indsutri Berbasis Agroekologi/Tipologi Lahan Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Lahan Pertanian Dukungan penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian Jumlah Teknologi Sains Park (TSP) Jumlah Informasi dan Teknologi Rehablitasi Lahan Terlantar Bekas Pertambangan Target TARGET Realisasi Jumlah Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 40

49 Berdasarkan tabel tersebut, sebagian besar target capaian IKU yang ditetapkan per tahun telah terpenuhi, bahkan ada yang jauh melebihi target yakni untuk Indikator Kinerja Utama Jumlah Informasi geospasial sumberdaya lahan pertanian. Pencapaian yang sangat jauh melebihi target tersebut disebabkan adanya tuntutan agar BBSDLP segera menyelesaikan pemetaan pada seluruh kabupaten/kota di Indonesia pada tahun Capaian Outcome dan Penghargaan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) telah berpartisipasi aktif dan berkontribusi terhadap pembangunan pertanian. Peran penting dan prestasi BBSDLP baik secara institusi maupun personilnya semakin diakui oleh banyak pihak, baik internal maupun luar lingkup Kementan. Beberapa capaian outcome dari produk yang dihasilkan BBSDLP dan cukup membanggakan antara lain: 1) Pada tahun 2016, BBSDLP menghasilkan peta tanah skala 1: di 236 kab/kota di seluruh Indonesia. Pada akhir tahun 2017 ditambahkan sebanyak 146 kab/kota. Produk turunan dari peta tanah adalah Peta Kesesuaian Lahan untuk 9 Komoditas Strategis Kementerian Pertanian, dan Peta Rekomendasi Penggunaan Lahan (RPL). Ketiga produk tersebut sudah digunakan sebagai pendukung pengambilan kuputusan (DSS) dalam pembangunan pertanian pada level pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah Daerah Tingkat II sudah menggunakan peta dan rekomendasi di atas dalam menentukan jenis komoditas yang akan dikembangkan dan rekomendasi yang dapat diterapkan pada lahan yang akan dikembangkan. Direktorat jenderal teknis, seperti Direktorat Jendral PSP dan Dirjen Tanaman Pangan menjadi pengguna utama produk-produk BBSDLP (peta) secara inten, antara lain pada pengembangan lahan rawa 1 Juta Ha, pengembangan lahan kering 4 juta Ha, dan pengembangan padi organik seluas Ha di Kalimantan Tengah. Selain dirjen teknis di lingkungan Kementan, juga Kemen BUMN (areal Perhutani dan Inhutani) telah menggunakannya untuk pengembangan tanaman pangan di sela tanaman perkebunan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 41

50 2) Balai Penelitian Hidrologi dan Agroklimat salah satu UPT lingkup BBSDLP telah mengasilkan teknologi pengelolaan air (embung) yang dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia. Penyediaan air beserta pembangunan infrastrukturnya juga dilakukan dengan mengembangkan teknologi panen air, pengembangan dan pembangunan dam parit, long storage dan pembangunan embung di seluru wilayah di Indonesia. Pembangunan infrastruktur air ternyata mampu mengalirkan air ke lahan-lahan pertanian bergelombang hingga berbukit dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP). Sawah irigasi IP 200 dan sawah tadah hujan IP 100 dapat ditingkatkan menjadi IP 300. Lahan tegal/kebun dan lahan ladang/huma mampu ditingkatkan IP-nya dari 100 menjadi 200. Lahan tidur dapat ditingkatkan IP-nya dari 0 menjadi 200, sedangkan ladang pengembalaan luas tanamnya dapat ditingkatkan 1,5 dari luas lahan eksisting. Mulai tahun 2017, Kemendesa, PDT dan Transmigrasi bekerja sama dengan Kementan membangun embung, dam parit, long storage, pompanisasi, dan sumur dangkal di Pulau Sumatera seluas ha. Di Pulau Jawa, dilakukan pembangunan infrastruktur irigasi dengan luas layanan ha, di Kalimantan ha, di Sulawesi ha, di Bali dan Nusa Tenggara ha, di Maluku dan Maluku Utara ha dan di Papua ha (Tabel 2). Tabel 16. Luas Layanan (Ha) Pembangunan Infrastruktur Air 2017 Per Pulau No Pulau Dam Parit Embung Long Storage Pompanisasi Sungai Sumur Dangkal Jumlah 1 Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Bali dan Nusa Tenggara 6 Maluku dan Maluku Utara 7 Papua Jumlah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 42

51 3) Inovasi Teknologi pengelolaan lahan bekas tambang terbukti mampu mengubah lahan bekas tambang menjadi lahan pertanian yang produktif 4) Inovasi Teknologi Pengelolaan Air (Irigasi Permukaan) terbukti mampu meningkatkan IP pada lahan kering atau lahan tadah hujan dari IP 100 menjadi IP 200 seperti yang diterapkan di Kabupaten Ogan Komering Ilir-Sumatera Selatan, Kabupaten Sumba Timur-NTT, Kabupaten Tabalong-Kalimantan Selatan 3) Teknologi peningkatan produktivitas cabai berupa teknologi sistem parit dangkal ditambah pupuk hayati Biotara dan NPK mampu menghasilkan 19,8 t/ha cabai merah. Keuntungan yang diperoleh dari usahatani cabai ini sebesar Rp. 53 juta per ha per musim (RC 1,5). Teknologi ini telah dimanfaatkan oleh petani lahan gambut pantai di desa Kelampangan Kalimantan Tengah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 43

52 4) Teknologi peningkatan produktivitas bawang merah di lahan gambut berupa penggunaan springkle dan ameliorasi Biochar pada varietas Bauji mampu menghasilkan 9-10 t/ha bobot basah bawang merah. Usahatani ini selain dapat meningkatkan pendapatan sebesar Rp. 100 juta per ha per musim juga mampu menurunkan emisi CO2 dari menjadi kg/ha/musim. Teknologi ini telah dimanfaatkan petani di lahan gambut pantai Desa Kelampangan - Kalimantan Tengah. Beberapa penghargaan yang diperoleh oleh BBSDLP baik secara personal maupun kelembagaan adalah : 1) Peringkat ke 21 (Katagori A) dalam Pemeringkatan Pengelolaan Informasi Inovasi Teknologi Pertanian Melalui Media On-line untuk satker BBSDLP. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 44

53 2) Mendapatkan sertifikat WBK pada 4 satker lingkup BBSDLP (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat dan Balingtan) 3) Peringkat XIV Pemeringkatan Pengelolaan Informasi Teknologi Pertanian melalui Media on Line untuk satker Balingtan. 3.3 Akuntabilitas Keuangan Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan lingkup BBSDLP pada umumnya cukup berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik. Untuk membiayai operasional seluruh kegiatan lingkup BBSDLP pada tahun 2017 berdasarkan total pagu terakhir mendapat anggaran sebesar Rp ,- dengan rincian per Satker: BBSDLP sebesar Rp ,-, Balittra Rp ,- ; Balittanah Rp ,-, Balitklimat Rp ,-, dan Balingtan Rp ,-. Dari total anggaran tersebut yang berasal dari APBN sebesar Rp ,- (97,2%), sedangkan sisanya sebesar Rp ,- (2,8%) berasal dari dana hibah dengan rincian: sebesar Rp ,- dikelola oleh BBSDLP, sebesar Rp ,- dikelola oleh Balittanah, dan sebesar Rp ,- dikelola oleh Balingtan. Keseluruhan anggaran Rp ,- digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan dengan target capaian output : (1) 9 Sistem Informasi/Database Pertanian, (2) 409 peta (Informasi Geospasial Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 45

54 Sumberdaya Lahan Pertanian), (3) 15 Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan, (4) 2 Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan, (5) 5 Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumberdaya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim, (6) 12 ton benih padi, dan (7) 2 Taman Sains Pertanian (TSP). ini: Besaran proporsi anggaran tiap satker dapat dilihat pada gambar di bawah BBSDLP 34,3% Balittra 22,5% Balittanah 21,8% Balitklimat 10,0% Balingtan 11,4% Gambar 21 :Proporsi Anggaran APBN Per Satker lingkup BBSDLP TA 2017 Berdasarkan komposisi pagu anggaran di atas memperlihatkan BBSDLP menempati pagu anggaran tertinggi, yaitu sebesar 34,3%, sedangkan pagu anggaran terendah adalah Satker Balitklimat yakni 10,0%. Hal ini disebabkan pada satker Balitklimat tidak terdapat belanja modal dan tidak mendapat hibah. Biaya dari APBN 97,2% Biaya dari Hibah 2,8% Gambar 22 : Proporsi Anggaran berdasarkan sumbernya Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 46

55 Belanja dalam rangka operasional kegiatan lingkup BBSDLP dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya seluruh kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Pagu BBSDLP dialokasikan untuk belanja pegawai, barang, dan modal, dimana persentase masing-masing belanja dapat dilihat pada gambar berikut: Belanja Pegawai 40,54% Belanja Barang Operasional 13,55% Belanja Barang Non Operasional 38,44% Belanja Modal 7,47% Gambar 23 : Perbandingan proporsi anggaran berdasarkan jenis belanja Berdasarkan gambar di atas, menunjukkan bahwa proporsi Belanja Pegawai menempati proporsi terbesar yakni 40,54%, selanjutnya secara berturut-turut adalah Belanja Barang Non Operasional menempati proporsi kedua sebesar Rp. 38,44%, Belanja Barang Operasional menempati proporsi ke 3 sebesar Rp. 13,55%, dan Belanja Modal menempati proporsi terkecil yakni 7,47% dari total pagu anggaran. Besarnya proporsi Belanja Pegawai yang mencapai 40,54% menunjukkan kebutuhan untuk membayar gaji pegawai dan tunjangan lainnya yang masih sangat besar meskipun pada kenyataannya pagu belanja pegawai tersebut tidak mampu terserap sebesar Rp ,- atau 4,88% dari total anggaran. Dan kelebihan anggaran belanja pegawai tersebut tidak bisa dialihkan ke belanja lain. Hingga akhir Desember 2017, total realisasi anggaran yang berhasil diserap lingkup BBSDLP sebesar Rp ,- atau 93,90% dengan rincian: BBSDLP Rp ,- atau 91,60%, Balittra Rp ,- atau 95,41%, Balittanah Rp ,- atau 96,66%, Balitklimat Rp ,- atau 91,73%, dan Balingtan Rp ,- atau 94,51% (Tabel ). Dengan demikian sisa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp ,- atau 6,1%. Besarnya anggaran yang tidak terserap tersebut antara lain disebabkan karena Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 47

56 belanja pegawai yang tidak terserap yang mencapai Rp ,- atau 4,88% dari total anggaran. Meskipun anggaran yang terserap hanya sebesar 93,9%, akan tetapi seluruh kegiatan dapat terselesaikan dengan capaian fisik lebih dari 100%. Berdasarkan hasil penghitungan, lingkup BBSDLP memiliki nilai efisiensi 90,80 sedangkan capaian efisiensinya 16,32. Tabel 17. Realisasi Anggaran per Jenis Belanja Lingkup BBSDLP tanggal 31 Desember 2017 Jenis Belanja Pagu (Rp.) Realisasi (Rp.) % BBSDLP ,60% Belanja Pegawai ,70% Belanja Barang Operasional ,99% Belanja Barang Non Operasional ,06% Belanja Modal ,06% BALITTANAH ,66% Belanja Pegawai ,09% Belanja Barang Operasional ,52% Belanja Barang Non Operasional ,60% Belanja Modal BALITKLIMAT ,73% Belanja Pegawai ,49% Belanja Barang Operasional ,63% Belanja Barang Non Operasional ,58% Belanja Modal BALITTRA ,41% Belanja Pegawai ,71% Belanja Barang Operasional ,56% Belanja Barang Non Operasional ,60% Belanja Modal % BALINGTAN ,51% Belanja Pegawai ,70% Belanja Barang Operasional ,77% Belanja Barang Non Operasional ,81% Belanja Modal ,81% Jumlah ,90% Keseluruhan anggaran yang digunakan telah menghasilkan capaian fisik sebagai berikut: 1) 15 Sistem Informasi/Database Pertanian (166,6%) dari target 9 sistem/databse, 2) 409 Peta/Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian (100%) dari target 409 peta, 3) 18 Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 48

57 Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan (120%) dari target 15 teknologi, 4) 3 Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian ( perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan (150%) dari target 2 formula, 5) 6 Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim (120%) dari target 5 rekomendasi, 6) 13,3 ton benih padi Impara (110,8%) dari target 12 ton, dan 7) terselesaikannya pembangunan TSP di 2 provinsi (100%) yakni di Jawa tengah (Balingtan) dan di Kalimantan Selatan (Balittra). PNBP Sesuai mandat, BBSDLP selain mendapatkan dana dari APBN dan hibah, juga menerima pendapatan dari PNBP yang berasal dari jenis penerimaan umum dan fungsional, antara lain 1) Pendapatan penjualan hasil produksi; 2) Pendapatan penjualan aset; 3) Pendapatan sewa; 4) Pendapatan jasa; dan 5) Pendapatan lainlain. Pada tahun 2017, target pendapatan PNBP lingkup BBSDLP adalah sebesar Rp ,-. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2017 realisasi PNBP yang diperoleh lingkup BBSDLP tercatat sebesar Rp ,- (129,29%). Rincian target dan realisasi PNBP di masing-masing satker lingkup BBSDLP untuk tahun 2017 disajikan pada tabel berikut: Tabel 18. Target dan realisasi PNBP lingkup BBSDLP tahun SATKER TARGET/PAGU Rp. REALISASI Rp. % REALISASI BBSDLP ,88 BALITTANAH ,9 BALITKLIMAT ,0 BALITTRA ,75 BALINGTAN ,9 JUMLAH ,546,327, ,8 Berdasarkan tabel di atas, realisasi nominal terbesar diperoleh dari Balittanah yakni Rp ,- atau 134,9% dari target pendapatan. Keseluruhan perolehan PNBP tersebut sebagian besar berasal dari Penerimaan Fungsional No. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 49

58 MAK Pendapatan Jasa Tenaga, Jasa Pekerjaan, Jasa Informasi, Jasa Pelatihan, Jasa Teknologi, Pendapatan BPN, dan Pendapatan DJBC (Jasa Pekerjaan Bea Cukai). 3.4 Kegiatan Kerjasama Pada tahun 2017, BBSDLP melakukan kegiatan kerjasama dengan mitra kerja dalam negeri maupun luar negeri. Secara lengkap data kerjasama yang dilaksanakan oleh BBSDLP pada tahun 2017 adalah sebagai berikut: Tabel 19. Daftar kerjasama penelitian BBSDLP dengan mitra dalam negeri pada tahun 2017 NO BBSDLP JUDUL KEGIATAN 1 Peningkatan Akurasi Model Standing Crop (SC) Melalui Integrasi Data Satelit Resolusi Tinggi dan Mengengah di Sentra Produksi Padi Sawah dan Jagung untuk Mendukung Upaya Khusus Swasembada Pangan 2 Studi Pendalaman Penerapan Teknik Pertanian Konservasi (Conservation agriculture) Berbasis Jagung di Lahan Kering Iklim Kering 3 Analisis dan Pemetaan Senjang Hasil Tanaman Padi dan Jagung Berbasis Informasi Sumberdaya Lahan 4 Identifikasi Dan Evaluasi Potensi Sumberdaya Lahan Untuk Pengembangan Komoditas Pertanian Unggulan di wilayah Perbatasan Negara 5 Penyusunan Peta Arahan Pengembangan Tebu dan Kakao di Sulawesi, Maluku dan Papua 6 Percepatan Akreditasi Laboratorium Lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 7 Apresiasi Implementasi Desain dan Pendampingan Pembangunan Infrastruktur Panen Air untuk Meningkatkan Indeks Pertanaman di Lahan 4 Juta hektar 8 Biochar as Adaptation Stratehgy for Climate Change 9 Analysis and Mapping of Impacts under Climate Change for Adaptation and Food Security through South-South Cooperation (AMICAF-SSC) MITRA KERJASAMA Balitbangtan (KP4S) Balitbangtan (KP4S) Balitbangtan (KP4S) Balitbangtan (Kontrak) Balitbangtan (Kontrak) PENANGGUNG JAWAB Prof. Dr. Dedi Nursyamsi/ Dr. Rizatus S Dr. Ir. Achmad Rachman, MSc Prof. Fahmuddin Agus Prof. Dr. Dedi Nursyamsi Ir. Sofyan Ritung, M.Sc BIAYA (Rp.000) Balitbangtan Eviati, S.SI Balitbangtan The Research Council of Norway-Norges Geotekniske Institut FAO Prof. Dr. Dedi Nursyamsi Dr. Neneng L. Nurida Saefoel Bachri, S.Kom, MMSi (NOK) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 50

59 BALITTANAH 1 Development of Climate Smart Agroforestry Models on Degraded Land in East Kalimantan and Central Java (GE LAMA I- ICRAF) ICRAF, Nairobi- Kenya Prof. Dr. Fahmuddin Agus Improving Soil Fertility And Crop Production Through Direct Application Of Reactive Phosphate Rock 3 Studi Pendalaman Penerapan Teknik Pertanian Konservasi (Conservation Agriculture) Berbasis Jagung di Lahan Kering Iklim Kering/FAO OCP.SA- Morocco Balitbangtan Dr. Husnain, MP., M.Sc Dr. Achmad Rachman Improving Yield of Food Crop Production Through Direct Application of Reactive Phosphate Rock on Acid Soil (KP4S-RP) 5 Pengembangan Pupuk Hayati Berbasis Bakteri Endophyte untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Padi Varietas Inpari 34 dan Inpari 35 di Tanah Salin Balitbangtan Dr. Husnain, MP., M.Sc Balitbangtan Dr. Ratih D H Construction Of The Asian Network For Sustainable Organic Farming Technology : Internalization Of Organic Farming Technology Through Development Model Of Organic Agriculture Village Balitbangtan Dr. Sri Rochayati Teknologi Alternatif Pembkaan Lahan Slash & Char dan Mikroba Perombak Lignin Dikombinasikan Dengan Alsintan Mendukung Upsus Swasembada Pangan Balitbangtan Dr. Cinta Badia Penetapan Batas Kritis Hara Silika Tanah dan Formulasi Pupuk Silika Berbasis Bahan Baku Domestik Serta Respon Pertumbuhan Tanaman Padi Terhadap Aplikasi Silika 9 Quality Improvement in Asian Soil Labratories: Towards Standardization and Harmonization of Soil Analysis and Their Interpretation 10 Magang Jaminan Mutu Analisis Tanah dan Pelatihan PPC BALITKLIMAT 1 Pengembangan Sistem Irigasi Pertanian Organik Untuk Padi Gogo Pada Lahan Berbukit di Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara Balitbangtan Balitbangtan Dr. Adha F.Siregar Dr. Husnain, MP., M.Sc Balitbangtan Eviati, S.Si Dinas Pertanian Buton Utara, BPBD, PU Dr. Nono Sutrisno Analisis Dampak Variabilitas Iklim dan Karakteristik Hidrologis Terhadap Produksi Tanaman Padi Ibaraki University Jepang Dr. Yayan Apriyana Pengembangan Sistem Informasi Iklim dan Prediksi Kekeringan dan Banjir Pada Tanaman Padi Institut Teknologi Bandung Dr. Elza Surmaini Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 51

60 BALINGTAN 1 Development of Mitigation Option for Greenhouse Gas Emissions from Agricultural Lands in Asia (MIRSA) BALITTRA 1 Bakteri Thiobacillus Ferroxi dan Agen Bioremediator Air Buangan Di Lahan Sulfat Masam 2 Pengelolaan Lahan Gambut Terdegradasi Untuk Tanaman Cabai Yang Ramah Lingkungan 3 Aplikasi Teknologi Insektisida berbahan Tumbuhan Sebagai Pengendali Serangga Hama Kedelai di lahan Rawa Pasang Surut National Institute For Agro- Environmental Sciences (NIAES)/ National Agriculture And Food Research Organization (NARO) UGM (Kegiatan KP4S) UNLAM (Kegiatan KP4S) IPB (Kegiatan KP4S) Ali Pramono, SP., M.Biotech Dr. Wahida Annisa Yusuf, MSc. Dr. Eni Maftuhah Dr. Maulia Aries Susanti Seluruh kegiatan kerjasama untuk tahun anggaran 2017 telah selesai dilaksanakan dan telah menghasilkan output sesuai yang disepakati dalam naskah MoU Kegiatan Diseminasi Selama tahun 2017, BBSDLP telah mengadakan berbagai kegiatan diseminasi di berbagai daerah melalui berbagai even. Beberapa kegiatan diseminasi yang memiliki skala cukup besar antara lain: 1) Sosialisasi Peta Kesesuaian Lahan dan Arahan Komoditas Serta Rekomendasi Pengelolaan Lahan (RPL) Kegiatan Sosialisasi Peta Kesesuaian Lahan dan Arahan Komoditas Serta Rekomendasi Pengelolaan Lahan Skala 1: di 14 Kabupaten/Kota di Jawa Barat dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2017 di Cirebon. Jumlah peserta yang menghadiri sosialisasi sekitar 100 orang yang terdiri atas Kepala Balitbangtan, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, para peneliti BBSDLP, Tim Keslah dan RPL, para Kepala Dinas dari 14 Kabupaten/Kota di Jawa Barat, dan struktural BBSDLP. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 52

61 Gambar 24 : Kepala Badan Litbang Pertanian (kiri) dan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI (kanan) memberikan sambutan dan arahan Gambar 25 : Kepala BBSDLP membagikan Atlas Peta Kesesuaian dan Arahan Komoditas Serta Rekomendasi Pengelolaan Lahan Skala 1: kepada para Kepala Dinas Pertanian 2) Kunjungan Delegasi National Istitute for Policy and Strategic Studies (NIPSS) Kuru, Nigeria Pada tanggal 6 Juni 2017 sebanyak 14 orang delegasi dari National Istitute for Policy and Strategic Studies (NIPSS) Kuru, Nigeria berkunjung ke BBSDLP. Kunjungan ini merupakan bagian dari kegiatan Workshop Internasional yang diadakan oleh Biro Kerjasama Luar Negeri, Kementerian Pertanian. Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari kebijakan pertanian dan penerapan informasi dan ilmu pengetahuan bidang pertanian di Indonesia. Delegasi diterima oleh Kepala Bidang KSPHP di Agrosinema. Di lobby yang merupakan tempat display produk Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan), mereka mendapat penjelasan dari Kepala Bidang terkait berbagai produk yang telah dihasilkan oleh Balitbangtan, khususnya BBSDLP. Pada kesempatan tersebut mereka mendapat penjelasan rinci mengenai kegunaan dan cara operasional Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 53

62 3) Sosialisasi Atlas Peta Kesesuaian Lahan dan Buku Paket Rekomendasi Pengelolaan Lahan (RPL) Provinsi Kalimantan Tengah Kegiatan Sosialisasi dilaksanakan bersamaan dengan Rapat Koordinasi Padi Organik yang diselenggarakan pada tanggal 25 Juli 2017 di Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Tengah. Peserta sosialisasi terdiri atas para penyuluh dari seluruh dinas pertanian kabupaten/kota di Provinsi Sulteng. Dalam kesempatan tersebut, setelah presentasi yang disampaikan Kepala BBSDLP, dilakukan sosialisasi atlas peta dan RPL oleh Ir. Anny Mulyani, MS. Para peserta terlihat sangat antusias mengikuti paparan dan cara menggunakan Buku RPL. Pada akhir sesi dilakukan penyerahan hard copy dan soft copy Atlas Peta Kesesuaian Lahan, Atlas Peta Tanah, dan Buku Paket Rekomendasi Pengelolaan Lahan kepada 13 Dinas Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah. Ketiga belas Dinas Kabupaten/Kota tersebut terdiri atas: Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Gunung Mas, Kapuas, Katingan, Kota Palangkaraya, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Lamandau, Pulang Pisau, Seruyan, dan Sukamara. 4) Peringatan Hari Tanah Sedunia (World Soil Day) 2017 Dalam rangka mempercepat hilirisasi teknologi inovasi Badan Litbang Pertanian, Badan Litbang Pertanian melalui Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) bersama Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) menyelenggarakan Peringatan Hari Tanah Sedunia (World Soil Day) dengan tema "Peduli Planet Dimulai dari Peduli Tanah". Kegiatan dimaksud dilaksanakan selama empat hari mulai tanggal 4 sampai dengan 7 Desember 2017 di BBSDLP dan Musium Tanah, Bogor. Kegiatan meliputi Soil Judging Contest memperebutkan Soepraptohardjo Cup, berbagai bimbingan teknis inovasi teknologi BBSDLP, open house, dan seminar. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 54

63 5) Kunjungan Calon Dubes RI Ke Laboratorium Balittanah Dalam rangka memperdalam hasanah kekayaan yang ada di Indonesia, sebanyak 7 orang calon Dubes RI berkunjung ke Laboratorium Pengujian (LP) Balittanah. Para Calon Dubes di LP Balittanah diterima oleh Ka Balittanah, Dr. Husnain dan semua analis/laboran. LP Balittanah merupakan laboratorium rujukan nasional untuk laboratorium tanah se Indonesia dan pada tahun 2016 membukukan pendapatan PNBP mencapai Rp. 5,8 M. 6) Kunjungan Menteri Pertanian Usai memimpin rapat Koodinasi antara Kementerian Pertanian, Kementerian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal, dan Transmigrasi, dan Kementerian PUPR pada 6 April 2017, Bapak Menteri Pertanian melaksanakan kunjungan mendadak (Sidak) ke unit pelayanan jasa Balai Penelitian Tanah. Alhamdulillah kinerja unit pelayanan jasa cukup baik, karena memberikan pelayanan ke pelanggan berdasarkan urutan disertai pendokumentasian yang baik, walaupun masih manual tetapi mudah melacaknya, pengenaan tarif jasa analisis laboratorium sesuai PP 35/2016. Ke depan kinerja pelayanan akan ditingkatkan dengan menggunakan Sistem Informasi Penelusuran (tracking), sehingga pelanggan dapat melihat sampai dimana proses analisisnya. 7) Pemberian Lisensi Agrimeth Pada 26 April 2017 bertempat di Balittanah telah dilaksanakan penandatanganan lisensi pupuk hayati Agrimeth antara Balittanah dengan KPRI Puspita. Dengan demikian untuk kali ke empat Agrimeth dilisensi oleh perusahaan/koperasi. Pesan Ka Balittanah, Dr. Husnain, walaupun Balittanah dan KPRI Puspita adalah dekat, tetapi KPRI Puspita harus mandiri untuk memproduksi, mempromosikan, memasarkan Agrimeth. Koperasi ke depan harus punya tempat produksi/pabrik sendiri dengan tenaga kerja yang mumpuni dan profesional. Ketua Koperasi Puspita yang baru dilantik, Dr. I Wayan Suastika, menyampaikan bahwa hari ini merupakan debut yang pertama setelah pelantikan dan langsung tancap gas. Penandatanganan lisensi ini merupakan angin segar bagi KPRI Puspita dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 55

64 Anggotanya. Terima kasih banyak atas kepercayaan dan kami tetap komitmen. Kerjasama ini semoga akan berjalan dengan baik dan jangan bosan-bosan memberikan pendampingan kepada kami/kpri Puspita. Kepala Balai PATP menyambut baik penandatanganan lisensi ini. 8) Koordinasi Balittanah dan Balai PATP Dalam rangka mensuskseskan kegiatan Percepatan Perbanyakan Benih Padi Melalui Implementasi Teknologi Budidaya Padi Jajar Legowo Super, Balittanah dan Balai PATP telah melaksanakan koordinasi utamanya untuk produk-produk hayati yang digunakan untuk kegiatan Jarwo Super 10 provinsi di Indonesia. Produk hayati yang digunakan dalam jarwo super tersebut adalah MDEC dan Agrimeth. Kedua institusli litbang tersebut bersepakat untuk terus mengawal suksesnya kegiatan Jarwo Super tersebut untuk mempromosikan produk-produk teknologi Balitbangtan di masyarakat. 9) Pendampingan dan Bimtek Embung Pada tanggal November 2017 bertempat di Lor In Sentul Hotel-Bogor, telah dilakukan Pendampingan dan Bimtek Embung melalui Apresiasi Implementasi Desain dan Pendampingan Pembangunan Infrastruktur Panen Air untuk Meningkatkan Indeks Pertanaman di Lahan 4 Juta Hektar dan Bimbingan Teknis Pembangunan Embung Desa untuk Pendamping Desa dan Tenaga Ahli Kabupaten Tahun Kegiatan tersebut merupakan Kerjasama Kementerian Pertanian dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Kegiatan tersebut bertujuan memberikan pemahaman kepada pendamping desa dan Tenaga Ahli Infrastruktur Kabupaten dalam rangka menyusun desain dan rencana biaya pembangunan infrastruktur panen air (embung, dam parit, long storage, dan pompanisasi) yang sesuai dengan kondisi dan potensi sumberdaya airnya. Pada acara tersebut dihadiri oleh 215 Pendamping Desa Kemendesa PDTT dari 21 Provinsi, Tenaga Ahli Infrastruktur Kabupaten, Badan Litbang Pertanian dan Ditjen PSP Kementerian Pertanian, serta Danramil dan Mantri tani dari Kabupaten Toli-Toli. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 56

65 Dalam acara tersebut dihari pertama dilakukan pembukaan oleh Sekretaris Badan Litbang Pertanian sekaligus sebagai Keynote speech, kemudian dilanjutkan dengan dua sidang pleno dengan pembicara dari Dirjen PPMD Kemendesa PDTT, Dirjen PSP Kementan, TAM bidang Infrastruktur, dan Direkur Pembangunan Sarana Prasarana Desa-Kemendesa PDTT. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 57

66 PENUTUP Peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja BBSDLP merupakan salah satu upaya yang dilakukan BBSDLP dalam rangka mendorong terwujudnya penguatan akuntabilitas dan peningkatan kinerja seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014, Peraturan Menteri PAN&RB Nomor 53 Tahun 2014 dan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional yang diselaraskan dengan Tugas dan Fungsi BBSDLP. Hasilnya dituangkan dalam bentuk laporan Kinerja yang merupakan wujud pertanggungjawaban BBSDLP kepada masyarakat (publik). Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dari 1 (satu) sasaran kegiatan dengan 7 Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2017 tersebut mencapai nilai > 100%. Secara keseluruhan rata-rata tingkat capaian indikator kinerja mencapai 123,9% (sangat berhasil). Keberhasilan pencapaian sasaran secara umum didukung oleh sumberdaya yang handal, terutama SDM peneliti, teknisi litkayasa, analis, operator komputer, tenaga outsorching dan tenaga administrasi yang menunjukkan kegigihan dan komitmen yang tinggi. Selain dukungan dari SDM, juga didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai untuk terlaksananya seluruh kegiatan. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanakan kegiatan penelitian antara lain SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama dan penyakit, serta kondisi cuaca pada pelaksanaan kegiatan penelitian berlangsung. Selain itu juga terdapat kendala-kendala spesifik pada penelitian-penelitian tertentu. Dengan komitmen yang kuat, seluruh kendala tersebut bisa diatasi sehingga seluruh kegiatan dapat terselesaikan tepat waktu. Komitmen pimpinan yang tinggi untuk terus meningkatkan kualitas kinerja, dibuktikan dengan terus dilakukannya pembinaan etos kerja terhadap seluruh jajaran di lingkup BBSDLP dalam rangka pencapaian sasaran kegiatan, meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, mengoptimalkan sumberdaya yang ada, serta memperbaiki fungsi manajemen, terutama pada tahap perencanaan dan pemantauan. Guna meningkatkan kualitas output dari penelitian-penelitian yang dilakukan, perlu dilakukan kajian yang mendalam terhadap rencana kegiatan yang akan dilakukan terutama terkait output yang diharapkan agar sesuai dengan tuntutan teknologi inovasi pertanian terkini. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 58

67 LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Struktur Organisasi Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian KEPALA BBSDLP Dr.Ir. Dedi Nursyamsi M.Agr Dra. Siti Nurjayanti, MSc Dr. Yiyi Sulaeman Aris Dwi Saputra, SE Sulaeman, SP., M.Si. Saefoel B, SKom. MKom Dr. Husnain, MP. BALAI PENELITIAN AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI (BALITKLIMAT) Dr. Harmanto, M.Eng BALAI PENELITIAN PERTANIAN LAHAN RAWA (BALITTRA) Hendri Sosiawan, CESA BALAI PENELITIAN LINGKUNGAN PERTANIAN (BALINGTAN) Dr. Asep Nugraha, MSi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 59

LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016

LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN Laporan Kinerja BBSDLP Tahun 2016 LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2016 2017 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja (LAKIN) Balai Besar Litbang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2014 BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2015 2016 BAB I PENDAHULUAN Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) berdasarkan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) LAKIP BBSDLP TAHUN ANGGARAN 2013 (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Oleh BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bogor, Januari 2015 Kepala Balai Besar, Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr. NIP

KATA PENGANTAR. Bogor, Januari 2015 Kepala Balai Besar, Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) lingkup Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) Tahun 2014 ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) LAKIP BBSDLP TAHUN ANGGARAN 2013 (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Oleh BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kinerja Tahunan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP GABUNGAN BBSDLP (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Tahun 2010

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP GABUNGAN BBSDLP (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Tahun 2010 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP GABUNGAN BBSDLP (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Tahun 2010 BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BALAI PENELITIAN LINGKUNGAN PERTANIAN

LAPORAN KINERJA BALAI PENELITIAN LINGKUNGAN PERTANIAN LAPORAN KINERJA BALAI PENELITIAN LINGKUNGAN PERTANIAN TAHUN 2015 BALAI PENELITIAN LINGKUNGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN (BBSDLP) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA JALAN PROF. MUH. YAMIN NO. 89 KENDARI 93114 KOTAK POS 55 TELEPON : (0401)325871

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013 Lampiran 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013 BALITBANGTAN SETBALIT BANGTAN PUSLITBANG TAN PUSLITBANG

Lebih terperinci

LAKIP UNGGULAN (KEGIATAN UTAMA) LINGKUP BBSDLP

LAKIP UNGGULAN (KEGIATAN UTAMA) LINGKUP BBSDLP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAKIP UNGGULAN (KEGIATAN UTAMA) LINGKUP BBSDLP TAHUN ANGGARAN 2011 (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Oleh BALAI BESAR PENELITIAN

Lebih terperinci

LAKIP UNGGULAN (KEGIATAN UTAMA) LINGKUP BBSDLP

LAKIP UNGGULAN (KEGIATAN UTAMA) LINGKUP BBSDLP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAKIP UNGGULAN (KEGIATAN UTAMA) LINGKUP BBSDLP TAHUN ANGGARAN 2012 (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Oleh BALAI BESAR PENELITIAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEP. BANGKA BELITUNG BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BANGKA BELITUNG BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

Inovasi Pertanian 2015

Inovasi Pertanian 2015 Inovasi Pertanian 2015 Perubahan iklim, konversi dan degradasi lahan pertanian, lemahnya daya saing produk pertanian di pasar domestik dan internasional, kurangnya minat generasi muda untuk berusaha di

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TRIWULAN III TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii

Lebih terperinci

RUMUSAN SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI "Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Kedaulatan Pangan Berkelanjutan"

RUMUSAN SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Kedaulatan Pangan Berkelanjutan RUMUSAN SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI "Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Kedaulatan Pangan Berkelanjutan" Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik

Lebih terperinci

Rencana Strategis. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Rencana Strategis. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Kementerian Pertanian Kata Pengantar dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) ke depan semakin Visi Balitbangtan sebagai l Kepala Balitbangtan Dr. Haryono i DAFTAR

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian RENCANA STRATEGIS Perekayasaan Mekanisasi Pertanian 2015-2019 BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 15 RENCANA STRATEGIS PENELITIAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan. Secara geografis, wilayah Indonesia memiliki luas wilayah seluruhnya mencapai 5.193.252 km 2 terdiri atas luas daratan sekitar 1.910.931,32

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Banda Aceh, Desember 2016 Kepala BPTP Aceh. Ir. Basri AB, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Banda Aceh, Desember 2016 Kepala BPTP Aceh. Ir. Basri AB, M.Si NIP KATA PENGANTAR Perwujudan dan upaya meningkatkan manajemen pemerintah dan pembangunan yang berdayaguna, bertanggung jawab dan bebas KKN dapat dicapai dengan menerapkan suatu sistem pertanggung-jawaban

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2010

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2010 RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2010 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Litbang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 211 BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 206 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA SELATAN No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target. Tersedianya teknologi pertanian spesifik 2. Dihasilkannya rumusan rekomendasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN 2019-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Jl. PEMBANGUNAN NO. 183 GARUT

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tiangan di bawah ini : : : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIN) TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIN) TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIN) TAHUN 2016 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN YOGYAKARTA BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema Catatan Kritis Atas Hasil Pemeriksaan BPK Pada KEGIATAN PERLUASAN (PENCETAKAN) SAWAH DALAM PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN TAHUN ANGGARAN 2007-2009 Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK) TRIWULAN I TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT Ir. Mewa Ariani, MS Pendahuluan 1. Upaya pencapaian swasembada pangan sudah menjadi salah satu

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 206 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALITBANGTAN YOGYAKARTA

LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALITBANGTAN YOGYAKARTA LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALITBANGTAN YOGYAKARTA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALITBANGTAN YOGYAKARTA BADAN LITBANG PERTANIAN 2017 KATA PENGANTAR Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Kepala Badan, Dr. Ir. Muhammad Syakir, MS

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Kepala Badan, Dr. Ir. Muhammad Syakir, MS KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Badan Litbang Pertanian Tahun 2015 ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kinerja Badan Litbang Pertanian dalam mendukung pemerintahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kedelai merupakan sumber protein nabati utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki peranan yang besar

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 Sarana dan Kegiatan Prasarana Penelitian KKegiatan Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 jumlah relatif

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan

Lebih terperinci

MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL. OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr.

MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL. OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr. MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr. ERZALDI ROSMAN V I S I 2017-2022 MISI PROVINSI TERKAIT PERTANIAN MISI 1 : MENGEMBANGKAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

MODEL PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN LAHAN KERING MASAM

MODEL PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN LAHAN KERING MASAM MODEL PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN LAHAN KERING MASAM Balai Penelitian Tanah, Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian Rapat Kerja BBSDLP Semarang, 3-6 April 2013 OUTLINE 1. Pendahuluan Ciri, Masalah

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

RECANA KERJA SATUAN KERJA PERANGAKAT DAERAH DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN

RECANA KERJA SATUAN KERJA PERANGAKAT DAERAH DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN RECANA KERJA SATUAN KERJA PERANGAKAT DAERAH DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS KATA PENGANTAR Kabupaten Musi Rawas memiliki luas baku lahan 635.717,15 Ha dengan

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK) TRIWULAN II TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN GUBERNUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

KATA SAMBUTAN GUBERNUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA SAMBUTAN GUBERNUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT Assalamu alaikum Wr. Wb. Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu wilayah yang sebagian besar lahan pertaniannya terdiri atas lahan kering.

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN 2012, No.205 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN, PANGAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. BAB. I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan salah satu alat instrument untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. Pendekatan

Lebih terperinci

INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI HASIL LITKAJIBANGRAP BADAN LITBANG PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU

INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI HASIL LITKAJIBANGRAP BADAN LITBANG PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI HASIL LITKAJIBANGRAP BADAN LITBANG PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU 2011-2014 LATAR BELAKANG Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu merupakan unit

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian LAPORAN KINERJA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini: Nama Jabatan :

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 207 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dedi Sugandi

Lebih terperinci

MANUAL PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA

MANUAL PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA MANUAL PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2015-2019 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 1 2 KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

SIMPUL KRITIS KEGIATAN BALAI BESAR MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014

SIMPUL KRITIS KEGIATAN BALAI BESAR MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014 SIMPUL KRITIS KEGIATAN BALAI BESAR MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014 INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan mekanisasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2015 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 i KATA PENGANTAR Memasuki periode ke-3 dalam Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja BalingtanTahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja BalingtanTahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Penelitian Lingkungan (Balingtan) Tahun 2014 ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban kinerja Balingtan dalam mendukung

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2010

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2010 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2010 BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 Pada Kamis dan Jumat, Tanggal Lima dan Enam Bulan Maret Tahun Dua Ribu Lima Belas bertempat di Samarinda, telah diselenggarakan Rapat Koordinasi

Lebih terperinci

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 06 Maret 2015

Revisi ke 02 Tanggal : 06 Maret 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN Jakarta, 12 Mei 2015 1 OUTLINE A. DASAR HUKUM B. PEMBAGIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN NEGARA C. SIKLUS PENYUSUNAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1. Tersedianya teknologi pertanian spesifik lokasi 2. Tersedianya Model Pengembangan Inovasi Bioindustri 3. Terdiseminasikannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur, sebagai salah satu lumbung pangan nasional, telah mampu memberikan sumbangan yang cukup besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional melalui pembangunan

Lebih terperinci

Rencana Strategis. Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Edisi 2015

Rencana Strategis. Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Edisi 2015 Rencana Strategis Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian 2015 2019 Edisi 2015 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG Oleh : Ir. Ruswendi, MP BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci