Jurnal Kimia Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Kimia Indonesia"

Transkripsi

1 Jurnal Kimia Indonesia Vol. 2 (1), 2007, h Kajian Mekanisme Reaksi ksidasi Kariolanol Dengan ksidator Selektif Piridinium Klorokromat (PCC) Sudarmin Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran Gunungpati Semarang sudarmin_66@yahoo.com Abstrak. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan produk beserta mekanisme reaksi oksidasi kariolanol sebagai hasil oksimerkurasi-demerkurasi (M-DM) kariofilena pelarut TF-air dengan oksidator selektif Piridinium Klorokromat (PCC). Pemantaun produk reaksi dilakukan dengan cara menganalisis struktur molekul secara periodik (waktu) tertentu dari hasil reaksi oksidasi kariolanol dengan PCC menggunakan alat spektrofotometri inframerah (IR). Sedangkan kajian jumlah dan konsentrasi relatif dari setiap komponen hasil produk reaksi dilakukan dengan alat kromatografi gas (KG). Penelitian ini diawali dengan reaksi oksimerkurasi-demerkurasi kariofilena pelarut TF-air pada suhu reaksi sekitar 25ºC dengan lama reaksi 4 jam sehingga dihasilkan kariolanol sebagai klovanadiol. Kariolanol selanjutnya dioksidasi meng-gunakan oksidator selektif piridinium klorokromat (PCC) pelarut diklorometna, suhu reaksi dingin (10ºC), waktu reaksi 4 jam. Selama berlangsungnya reaksi dilakukan pemantuan produk reaksi oksidasi dengan mengambil 10 ml setiap selang 30 menit yang selanjutnya setiap produk reaksi diekstrak dengan eter. Setelah pelarut eter dievaporasi diperoleh cairan kental warna kuning, bau lebih harum dibanding kariofilenanya. asil analisis struktur produk reaksi menggunakan alat IR diketahui produk reaksi oksidasi kariolanol (klovanadiol) adalah senyawa ketol yang ditandai munculnya serapan gugus fungsional karbonil (>C = ) pada bilangan gelombang cm-1 sebagai serapan gugus keton. Selain itu hasil analisis spektra Inframerah (IR) menunjukkan masih terdapatnya serapan cm-1 dan serapan lemah cm-1 yang menandai masih adanya ikatan gugus hidroksil (- tersier); sehingga diduga reaksi oksidasi berlangsung pada salah gugus hidroksil dari kariolanol dan dihasilkan gugus keton sehingga dihasilkan kariofilanon. asil uji jumlah komponen dengan alat KG menunjukkan rendemen kariofilanon sebagai hasil oksidasi kariolanol sebesar 29,54%; sehingga disarankan untuk dikaji mengenai optimalisasi produk oksidasi kariolanol tersebut. Kata kunci: kariofilena, kariolanol, oksidator selektif PCC Pendahuluan Senyawa kariofilena merupakan senyawa seskuiterpena dari minyak cengkeh, yang mana biosintesisnya berasal dari transfarnesil pirofosfat yang mengalami isomerisasi dilanjutkan siklisasi (Torsell, 1978). PP C Gambar 1. Struktur kariofilena -kariofolena -kariofolena Berdasar struktur kariofilena seperti ditunjukkan pada Gambar 1, di mana kariofilena memiliki gugus alkena pada C-4 sebagai ikatan rangkap endosiklik dan C-8 sebagai ikatan rangkap eksosiklik, maka kariofilena jika mengalami reaksi hidrasi M-DM pelarut TF-Air akan membentuk senyawa hidroksi merkuri pada atom C alkenanya. Selanjutnya senyawa hidroksi merkuri asetat direduksi NaB 4 dalam larutan Na menghasilkan kariolanol. Perkiraan mekanisme reaksi dari Kariofilena dengan pe-eaksi M-DM pelarut TF-Air jika mengikuti hukum Markonikov maka hidrasi akan terjadi pada ikatan rangkap trisubtitusi yang terletak pada posisi C-8 (endosiklik). Sedang berkaitan dengan reaksi oksidasi dengan PCC, maka Corey dan Schmidt (1979) mengemukakan reaksi oksidasi dengan Dapat dibaca di

2 Sudarmin oksidator selektif PCC pada alkohol primer dan sekunder dihasilkan senyawa aldehida dan keton.allinger et al (1978) menyatakan senyawa keton dapat diperoleh dari oksidasi dari alkohol sekunder; sedangkan alkohol sekunder dapat dibuat dengan mereaksikan alkena atau seskuiterpena dengan pereaksi oksimerkurasi-demerkurasi dalam pelarut TF-Air. Prakiraan untuk reaksi oksimerkurasi-demerkurasi kariofilena dituliskan sp + g C g(c ) + NaB4 TF Na g + C kariolanol Gambar 2. Reaksi oksimerkurasi-demerkurasi kariofilena Selanjutnya berkaitan dengan mekanisme biosintesis senyawa seskuiterpenoid dari senyawa turunan keton dari kariofilena (kariofilanon), maka penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan tahapan mekanisme reaksi oksidasi kariolanol hasil reaksi M-DM menjadi kariofilanon menggunakan pereaksi oksidator selektif Piridinium klorokromat (PCC). Percobaan Reaksi M-DM pada Kariofilena Dengan Pelarut TF-Air. Bahan kariofilena diisolasi dari minyak cengkeh, sedangkan prosedur kerja oksimerkurasi-demerkurasi dalam pelarut TF-air diadaptasi dari Vogel s (1978). Ke dalam labu leher tiga kapasitas 250 ml yang dilengkapi dengan corong tetes, termometer dan pengaduk magnetik dimasukkan 5 gram merkuri asetat (II) asetat dan 40 ml air. Merkuri (II) asetat diaduk hingga larut, kemudian ditambah 20 ml TF, dan ter-bentuk suspensi kuning. Setelah diaduk selama 30 menit 20 ml kariofilena ditambahkan dan diaduk.kemudian ditambah 10 ml larutan Na diikuti dengan 5 ml 0,5 M NaB 4 dalam larutan Na 3 M. Penambahan kedua larutan diatur hingga temperatur campuran reaksi tetap sekitar suhu kamar atau suhu yang di-inginkan. Reduksi terjadi cepat dengan pemben-tukan merkuri dan terbentuk endapan hitam. Setelah pengadukan reaksi selama 4 jam, sisa campuran reaksi didiamkan 1 malam, endapan terbentuk dan campuran reaksi membentuk dua lapisan, lapisan atas fasa organik dan lapisan bawah larutan dalam air; yang mana setiap selang waktu 30 menit 10 ml campuran reaksi diambil dengan pipet volumetri. Setiap produk reaksi, maka lapisan air dijenuhkan dengan NaCl kemudian lapisan organik dipisahkan. Lapisan organik yang diperoleh dievaporasi, selanjutnya hasil reaksi diuji jumlah komponen dan uji struktur dengan alat IR, NMR. Reaksi ksidasi Kariolanol Menjadi Kariofilanon dengan PCC. Ke dalam labu leher dua yang mempunyai kapasitas 250 ml dan dilengkapi dengan termometer, pengaduk magnetik, pendingin bola. Pada labu dimasukkan pe-larut diklorometana (50 ml) dan diikuti PCC sekitar 8,5 gram sambil diaduk sampai homogen. Larutan hasil reaksi oksimerkurasi-demerkurasi (M-DM) sebanyak 20 ml dimasukkan dalam labu kemudian diaduk selama 4 jam. Pada penelitian pemantauan produk reaksi dilakukan setiap selang 1 jam, kemudian setiap produk di-analisis rendemen dan strukturnya. Pada penelitian ini dilakukan 2 kali percobaan dengan variasi suhu (suhu kamar dan suhu dingin). Pada penelitian ini juga dilakukan pemantuan produk reaksi setiap 30 menit; kemudian setiap produk reaksi diekstrak dengan eter (10 ml), lapisan organik dipisahkan dari campurannya, dikeringkan de-ngan Na 2 S 4 anhidrat dan dievaporasi sehingga dihasilkan produk reaksi oksidasi kariolanol; produk reaksi oksidasi dianalisis dengan KG, KG-SM dan IR.. asil dan Pembahasan Isolasi Sampel Kariofilena. asil isolasi Kariofilena yang diperoleh dari hasil samping isolasi eugenol dari minyak cengkeh menghasilkan rendemen sebesar 95,45. Sedangkan hasil analisis struktur kariofilena dengan spektrofotometer IR menunjukkan gugus metil oleh adanya serapan kuat dekat dengan cm-1 oleh vibrasi rentangan C- alkana, seperti medium pada 1450 cm-1 oleh lekukan C-. Serapan vibrasi rentangan C- pada 2858 cm-1 menunjukkan adanya gugus metilen (-C2-). Dua serapan tajam simetris sekitar cm-1 me-nunjukkan adanya gugus dimetil geminal. Gugus vinilidin dan ikatan rangkap trisubtitusi ditunjukkan adanya serapan tajam di atas 3000 cm-1 oleh vibrasi rentangan C-, dua serapan dekat 1650 cm-1 oleh vibrasi rentangan C = C serta serapan di antara cm-1 oleh vibrasi tekukan C gugus vinilidin. Serapan terpenting adalah serapan ikatan rangkap, mengingat gugus ini yang diharapkan mengalami perubahan setelah reaksi oksimerkurasidemerkurasi (M-DM) pelarut TF-Air. 8 Jurnal Kimia Indonesia Vol. 2(1), 2007

3 Kajian Mekanisme Reaksi ksidasi Kariolanol dengan ksidator Selektif Piridium Klorokromat (PCC) Produk reaksi M-DM senyawa kariofilena pelarut TF-air setelah penga-dukan didiamkan semalam, kemudian diekstrak dengan eter, setelah eter dievaporasi diperoleh sifat fisik produk reaksi M-DM kariofilena sebagai kariolanol. Berdasar sifat fisik senyawa hasil reaksi M-DM kariofilena, maka diketahui dari segi warna dan aroma terdapat perbedaan nyata dengan sampel senyawa kariofilena Analisis Produk Reaksi M-DM kariofilena Dengan Inframerah. Analisis struktur terhadap produk senyawa kariolanol (turunan alkohol kariofilena) melalui reaksi oksimerkurasi demerkurasi pelarut TF-air, spektra IR ditunjukkan pada Gambar 3 spektra kiri (a) sedangkan spektra kiri (b) adalah kariofilena sebagai pembandingnya. Tabel 1. Sifat fisik kariolanol hasil M-DM pelarut TF-air No. Kenampakan Keterangan 01. Warna 02. Kekentalan 03. Bau/Aroma Warna kuning sedangkan kariofilena awal jernih Lebih kental dari kariofilena Awal Lebih harum dari pada kariofilena Kariolanol (a) Kariofilena (b) Gambar 3. Spektra IR asil M-DM Kariofilena pelarut TF-Air Kariofilanon (a) Kariolanol (b) Gambar 4. Spektra IR oksidasi kariolanol dengan PCC 1 jam, suhu kamar asil spektra Inframerah (IR) produk reaksi M-DM kariofilena pealarut TF-air diketahui adanya perbedaan gugus fungsional pada kedua spektra Inframerah (IR) tersebut. asil analisis struktur dengan IR, maka produk reaksi M-DM pelarut TF-air sebagai kariolanol yang ditandai munculnya serapan gugus hidroksil (-) pada serapan cm -1 dan cm -1 yang tajam yang karakteristik untuk suatu senyawa diol, sedangkan ikatan C dari gugus hidroksil ditandai serapan pada cm -1. Berdasarkan data spektra IR, maka diketahui bahwa pada reaksi M-DM kariofilena pelarut TF-air, maka terjadi penyerangan oleh gugus merkuri asetat, hidrasi, dan demerkurasi pada ikatan rangkap kariofilena se-hingga dihasilkan senyawa kariolanol sebagai klovanadiol. Analisis struktur produk oksidasi Kariolanol dengan PCC. Dalam upaya memantau mekanisme reaksi dari oksidasi kariolanol dengan PCC (Piridinium klorokromat) pelarut diklorometana, maka dilakukan pemantauan uji struktur berdasarkan perubahan munculnya serapan gugus fungsional antara sebelum dan sesudah reaksi oksidasi menggunakan alat spektrofotometer Inframerah (IR), ditunjukkan pada Gambar 4. 9

4 Sudarmin Berdasarkan hasil analisis struktur dengan IR, maka tampak jelas bahwa senyawa kariolanol setelah reaksi oksidasi dengan PCC memang muncul peak (puncak) baru yaitu dua puncak yaitu serapan 1710 cm -1, selain itu dari gambar spektra masih ditemukan puncak serapan gugus hidroksil cm -1 yang diperkuat ikatan C- dari hidroksil pada serapan cm -1. Dari data spektra di atas, maka peneliti berpendapat sudah terjadinya reaksi oksidasi pada salah satu gugus hidroksil dari senyawa kariolanol, sehingga gugus hidroksil tersebut dioksidasi dan dihasilkan keton. Identifikasi Produk Reaksi Dengan Kromatografi Gas. asil analisis kromatogram terhadap rendemen produk senyawa hasil reaksi oksidasi kario-lanol dengan PCC suhu kamar dengan lama pengadukan 3 jam pelarut diklorometna menggunakan alat Kromatografi Gas (KG) ditunjukkan pada Gambar 5. Pelarut aseton Tabel 2. Gambaran antara hasil raksi oksidasi dengan variasi waktu No peak Waktu retensi Konsentrasi produk pada t (menit) Tabel 3. Perubahan kadar kariofilena menjadi kariofilanon dan produk samping lain Senyawa Waktu (Jam) Kariofilano Gambar 5. Kromatogram asil ksidasi Kariolanol Kariofilena Kariofilanon Produk Samping Berdasarkan gambar kromatogram, setelah konsentrasi pelarut aseton tidak diperhitungkan maka konsentrasi relatif kariofilanon yang muncul pada waktu retensi 10,699 menit (puncak 10) adalah 29,10%. Adapun hasil pemantauan hasil oksidasi kariolanol dengan PCC pada suhu dingin sekitar 10ºC dengan kromatografi gas dan produk reaksi dari oksidasi kariofilena selama pemantauan reaksi setiap 30 menit disajikan dalam Tabel 2. Adapun hasil analisis kromatogram dapat diketahui konversi dari kariofilena menjadi b e b e r ap a s e n y a w a t u r u n an k a r i o f i l e n a (kariofilanon) dan produk samping lainnya pada variasi waktu suhu dingin (10ºC) dapat ditabelkan seperti pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 terlihat jelas bahwa konsentrasi kariofilena pada 0 jam, memiliki kadar 94,45%, tetapi pada 1 jam telah terkonversi menjadi 42,93%, pada saat yang sama telah terbentuk senyawa kariofilanon 24,57%, kemudian ak-hirnya meningkat 27,56% dan 27,94% pada waktu 2 dan 3 jam pengadukan), tetapi akan meningkat kembali sampai 29,5 % pada waktu reaksi pengadukan 4 jam. Berdasarkan hasil KG-SM, maka diketahui rendemen produk reaksi oksidasi kariolanol dan dihasilkan kariofilanon sebesar 16,03% yang muncul pada waktu retensi 15,82 menit, sedang produk samping belum teridentifikasikan 48,36%. ipotesis Mekanisme Reaksi M-DM Kariofilena dalam PelarutTF-air. Berdasarkan data IR dan NMR, maka mekanisme reaksi M- DM kariofilena dalam pelarut TF-air, peneliti hipotesiskan sebagai berikut: Reaksi oksimerkurasi demerkurasi kariofilena dalam pelarut TF-air; sehingga dihasilkan senyawa kariolanol. + g(c ) TF-Air g C + NaB 4 Na Gambar 6. Reaksi oksimerkurasi demerkurasi kariofilena dalam pelarut TF-air Tahap berikutnya senyawa kariolanol, selanjutnya mengalami reaksi siklisasi dan penataan ulang sehingga dihasilkan senyawa kariolanol sebagai klovanadiol. g + C + C3C- + g 10 Jurnal Kimia Indonesia Vol. 2(1), 2007

5 Kajian Mekanisme Reaksi ksidasi Kariolanol dengan ksidator Selektif Piridium Klorokromat (PCC) C C Gambar 7. Reaksi siklisasi dan penataan ulang Klovanadiol Dengan melihat hasil reaksi oksimerkurasidemerkurasi (M-DM) kariofilena pelarut TFair, maka dihasilkan kariolanol. Senyawa kariolanol menurut nama IUPAC adalah 7-metildekahidro-3, 7-mentano-siklopentasiloktaena-3,7- diol. ipotesis Mekanisme Reaksi ksidasi Klovanadiol dengan PCC. Berdasarkan produk M-DM, maka reaksi oksidasi PCC dalam pelarut di-klorometana maka oksidator akan menyerang pada gugus hidroksil pada posisi C-3 (- sekunder), dan tidak mungkin pada posisi atom C- 8 (- tersier); sehingga reaksinya sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 8. Penamaan untuk senyawa kariofilanon (ketol) tersebut adalah 7- metildeka-hidro-3,7-metanosiklopentaoktaena-3- on-6-ol. + Cr Cl + N + 0 0C Diklorometana kariofilanon + Cr3 + Cl Cr Gambar 8. ipotesis Mekanisma Reaksi ksidasi Klovanadiol dengan PCC Kesimpulan dan Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa reaksi oksimerkurasidemerkurasi kariofilena, maka ikatan rangkap dua karbon endosiklik trisubtitusi (C 4 -ena ) kariofilena sebagai pusat reaksi dan dihasilkan kariolanol sebagai klovanadiol atau 7-metil-dekahidro-3, 7- mentanosiklopentasi-loktaena-3,7-diol. Reaksi oksidasi terhadap senyawa kariolanol hasil reaksi M-DM menggunakan oksidator selektif PCC pelarut diklorometana, maka tahapan mekanismenya terjadi penyerangan salah satu gugus hidroksil dari kariolanol (klovanadiol) dan di-hasilkan turunan keton sebagai kariofilanon (senyawa ketol). Berdasarkan kajian optimal produk reaksi, maka rendemen produk reaksi M-DM kariofilena dalam pelarut TF-air dihasilkan rendemen berdasar data kromatogram KG sebesar 35,11 %, sedangkan untuk produk oksidasi kariolanol adalah 29,10 %. Saran. Masih perlunya penelitian lebih lanjut mengenai optimalisasi produk reaksi, serta proses pemisahan produk reaksi dengan metode ekstraksi, rekristalisasi, dan kromatografi kolom terhadap produk reaksi oksidasi kariolanol. Pustaka 1. Aebi, et al. Sesquiterpenoid, Part III: The Stereochemistry of The Tricyclic Deri-vatives of Carryophyllene. Journal of the Chemistry Abstract, 1954, 48, Arrata, K.; ayano, K.; Shirahama,. (1993), Isomerization of Carryophyllene xide Catalyzed by Solid Acids and based. Bulletin of the Chemical Society of Japan, 1993, 66 (1), Barton, D..R.; Bruun, T.; Lindsey, A.S. Sesquiterpenoids, Part II, Tricyclic Derivatives of Carryophyllene. J. Chem.Soc., 1952, Baumgarten, E.J.; Rojahn, W. Perfumed Containing Tetrahidro Cary-ophyllenon. Chem. Abstr., 2000, 110, Fitjer, L.; Malich, A.; Paschke, C.; Kluge, S.; Gerke, R.; Risson, B.; Weiser J.; Noltemeyer, M. 11

6 Sudarmin Rearrangement of Carryophyllene, A Product Analysis and Force Field Study. J.A.Chem.Soc., 1995, 177, Merck Index. An Encyclopedia of Chemical, Drug, and Biological. Third edition. Merck & co: Rahway: Sudarmin, dkk. Mekanisme Dan Laju Reaksi ksidasi Kariolanol asil ksimerkurasi Demerkurasi (M-DM) Kariofilena Dengan ksidator Selektif Piridinium Klorokromat. Laporan Penelitian Dasar. UNNES-Semarang, Verghese, James. Terpene Chemistry. Tata McGraw-ill Publishing Company Limited, New Delhi: Jurnal Kimia Indonesia Vol. 2(1), 2007

ISOLATION AND IDENTIFICATION OF MAIN AND SIDE PRODUCTS FROM ADDITION REACTION OF CARYOPHYLLENE OXIDE BY FORMIC ACID

ISOLATION AND IDENTIFICATION OF MAIN AND SIDE PRODUCTS FROM ADDITION REACTION OF CARYOPHYLLENE OXIDE BY FORMIC ACID 155 ISLATIN AND IDENTIFICATIN F MAIN AND SIDE PRDUCTS FRM ADDITIN REACTIN F CARYPYLLENE XIDE BY FRMIC ACID Isolasi dan Identifikasi Produk Utama serta Produk Samping Reaksi Adisi Kariofilen ksida dengan

Lebih terperinci

I. DASAR TEORI Struktur benzil alkohol

I. DASAR TEORI Struktur benzil alkohol JUDUL TUJUAN PERCBAAN IV : BENZIL ALKL : 1. Mempelajari kelarutan benzyl alkohol dalam berbagai pelarut. 2. Mengamati sifat dan reaksi oksidasi pada benzyl alkohol. ari/tanggal : Selasa, 2 November 2010

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat-alat 1. Alat Destilasi 2. Batang Pengaduk 3. Beaker Glass Pyrex 4. Botol Vial 5. Chamber 6. Corong Kaca 7. Corong Pisah 500 ml Pyrex 8. Ekstraktor 5000 ml Schoot/ Duran

Lebih terperinci

4002 Sintesis benzil dari benzoin

4002 Sintesis benzil dari benzoin 4002 Sintesis benzil dari benzoin H VCl 3 + 1 / 2 2 + 1 / 2 H 2 C 14 H 12 2 C 14 H 10 2 (212.3) 173.3 (210.2) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan ksidasi alkohol, keton, katalis logam transisi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Determinasi Tumbuhan Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung untuk mengetahui dan memastikan famili dan spesies tumbuhan

Lebih terperinci

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat NP 4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat NaEt C 10 H 18 4 Na C 2 H 6 C 8 H 12 3 (202.2) (23.0) (46.1) (156.2) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Reaksi pada gugus

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Sampel Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar Bringharjo Yogyakarta, dibersihkan dan dikeringkan untuk menghilangkan kandungan air yang

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 19 Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Biodiesel Minyak jelantah semula bewarna coklat pekat, berbau amis dan bercampur dengan partikel sisa penggorengan. Sebanyak empat liter minyak jelantah mula-mula

Lebih terperinci

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol 4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol C 12 H 26 O (186.3) OH H 2 SO 4 konz. (98.1) + HBr (80.9) C 12 H 25 Br (249.2) Br + H 2 O (18.0) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Substitusi

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor) 23 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Penyiapan Sampel Kualitas minyak kastor yang digunakan sangat mempengaruhi pelaksanaan reaksi transesterifikasi. Parameter kualitas minyak kastor yang dapat menjadi

Lebih terperinci

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat NP 4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat CEt + FeCl 3 x 6 H 2 CEt C 8 H 12 3 C 4 H 6 C 12 H 18 4 (156.2) (70.2) (270.3) (226.3) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Adisi

Lebih terperinci

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan 5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan H O O O NO 2 + HO HO 4-toluenesulfonic acid + NO 2 O H 2 C 7 H 5 NO 3 C 2 H 6 O 2 C 7 H 8 O 3 S. H 2 O C 9

Lebih terperinci

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat NP 5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat NH 4 HC 3 + + 2 C 2 C 2 C 2 H CH 3 H 3 C N CH 3 H + 4 H 2 + C N 3 C 7 H 6 C 6 H 10 3 C 19 H 23 4 N C 2 (79.1) (106.1) (130.1)

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembuatan Asap Cair Asap cair dari kecubung dibuat dengan teknik pirolisis, yaitu dekomposisi secara kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen

Lebih terperinci

SINTESIS TURUNAN KALKON DARI MIRISTISIN MINYAK PALA

SINTESIS TURUNAN KALKON DARI MIRISTISIN MINYAK PALA SINTESIS TURUNAN KALKON DARI MIRISTISIN MINYAK PALA Hery Muhamad Ansory *, Anita Nilawati Jurusan Analisis Farmasi dan Makanan, Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Surakarta Jl. Let. Jend. Sutoyo,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Sampel Sampel daging buah sirsak (Anonna Muricata Linn) yang diambil didesa Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, terlebih

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik Paraf Asisten Judul JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik Tujuan Percobaan : 1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik

Lebih terperinci

STUDIES ON LEWIS ACID REACTION OF ISOEUGENOL AND ISOEUGENYL ACETATE

STUDIES ON LEWIS ACID REACTION OF ISOEUGENOL AND ISOEUGENYL ACETATE 1 STUDIES ON LEWIS AID REATION OF ISOEUGENOL AND ISOEUGENYL AETATE Kajian Reaksi Asam Lewis pada Isoeugenol dan Isoeugenol Asetat Bambang Purwono, Retno Dwi Soelistyowati, Mudasir hemistry Department,

Lebih terperinci

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat 4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat castor oil + MeH Na-methylate H Me CH 4 (32.0) C 19 H 36 3 (312.5) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Reaksi pada gugus karbonil

Lebih terperinci

OKSIDASI 3-(3,4-DIMETOKSIFENIL)-PROPANOL MENGGUNAKAN OKSIDATOR PIRIDINIUM KLOROKROMAT (PCC)

OKSIDASI 3-(3,4-DIMETOKSIFENIL)-PROPANOL MENGGUNAKAN OKSIDATOR PIRIDINIUM KLOROKROMAT (PCC) gadiwiyana dkk: ksidasi-(3,4-dimetoksfenil)-propanol Menggunakan ksidator Piridium Klorokromat KSIDASI 3-(3,4-DIMETKSIFEIL)-PRPAL MEGGUAKA KSIDATR PIRIDIIUM KLRKRMAT (PCC) gadiwiyana, Ismiyarto, Ayu Ratri

Lebih terperinci

4013 Sintesis benzalasetofenon dari benzaldehida dan asetofenon

4013 Sintesis benzalasetofenon dari benzaldehida dan asetofenon 4013 Sintesis benzalasetofenon dari benzaldehida dan asetofenon KSF/ + + H 2 C 8 H 8 C 7 H 6 C 15 H 12 (120.2) (106.1) (208.3) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Reaksi pada gugus karbonil

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

Ngadiwiyana, Dkk.: Oksidasi 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanol dengan menggunakan Oksidator Piridinium Klorokromat (PCC)

Ngadiwiyana, Dkk.: Oksidasi 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanol dengan menggunakan Oksidator Piridinium Klorokromat (PCC) gadiwiyana, Dkk.: ksidasi 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanol dengan menggunakan ksidator Piridinium Klorokromat (PCC) ksidasi 3-(3,4-dimetoksifenil)-propanol dengan menggunakan ksidator Piridinium Klorokromat

Lebih terperinci

5026 Oksidasi antrasena menjadi antrakuinon

5026 Oksidasi antrasena menjadi antrakuinon NP 506 ksidasi antrasena menjadi antrakuinon KMn /Al C H 0 KMn C H 8 (78.) (58.0) (08.) Literatur Nüchter, M., ndruschka, B., Trotzki, R., J. Prakt. Chem. 000,, No. 7 Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di 30 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 - Januari 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

4019 Sintesis metil asetamidostearat dari metil oleat

4019 Sintesis metil asetamidostearat dari metil oleat NP 4019 Sintesis metil asetamidostearat dari metil oleat C 19 H 36 2 (296.5) 10 9 SnCl 4 H 2 Me (260.5) + H 3 C C N C 2 H 3 N (41.1) NH + 10 10 9 9 Me Me C 21 H 41 N 3 (355.6) NH Klasifikasi Tipe reaksi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi 2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA Unila, dan

Lebih terperinci

STUDI INHIBISI KOROSI BAJA 304 DALAM 2 M HCl DENGAN INHIBITOR CAMPURAN ASAM LEMAK HASIL HIDROLISA MINYAK BIJI KAPUK (Ceiba petandra)

STUDI INHIBISI KOROSI BAJA 304 DALAM 2 M HCl DENGAN INHIBITOR CAMPURAN ASAM LEMAK HASIL HIDROLISA MINYAK BIJI KAPUK (Ceiba petandra) STUDI INHIBISI KOROSI BAJA 304 DALAM 2 M HCl DENGAN INHIBITOR CAMPURAN ASAM LEMAK HASIL HIDROLISA MINYAK BIJI KAPUK (Ceiba petandra) Oleh: Sangya Fitriasih 1405.100.042 ABSTRAK Inhibisi korosi baja 304

Lebih terperinci

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter Sulistyani, M.Si sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Senyawa Organik Senyawa organik adalah senyawa yang sumber utamanya berasal dari tumbuhan, hewan, atau sisa-sisa organisme

Lebih terperinci

BAB VIII ALKENA DAN ALKUNA

BAB VIII ALKENA DAN ALKUNA BAB VIII ALKENA DAN ALKUNA 1. Ikatan dalam alkena dan alkuna Keasaman : Alkuna> Alkena> Alkana (sp > sp 2 > sp 3 ) Karena untuk sp karakter s = 50% dan p = 50%, sehingga elektron dalam orbital lebih dekat

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong

Lebih terperinci

4005 Sintesis metil 9-(5-oksotetrahidrofuran-2-il)nonanoat

4005 Sintesis metil 9-(5-oksotetrahidrofuran-2-il)nonanoat NP 4005 Sintesis metil 9-(5-oksotetrahidrofuran-2-il)nonanoat H 3 C (CH 2 ) 8 + I CH 2 CH 3 H 3 C (CH 2 ) 8 + CH 3 CH 2 I C 12 H 22 2 C 4 H 7 I 2 C 14 H 24 4 C 2 H 5 I (198.3) (214.0) (63.6) (256.3) (156.0)

Lebih terperinci

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol 4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol OH SOCl 2 Cl + HCl + SO 2 C 11 H 22 O C 11 H 21 Cl (170.3) (119.0) (188.7) (36.5) (64.1) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Substitusi

Lebih terperinci

4010 Sintesis p-metoksiasetofenon dari anisol

4010 Sintesis p-metoksiasetofenon dari anisol 4010 Sintesis p-metoksiasetofenon dari anisol C 3 + 3 C C 3 Zeolith C 3 + C 3 C C 3 C 7 8 (108.1) C 4 6 3 (102.1) C 9 10 2 (150.2) C 2 4 2 (60.1) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Substitusi

Lebih terperinci

4022 Sintesis etil (S)-(+)-3-hidroksibutirat

4022 Sintesis etil (S)-(+)-3-hidroksibutirat NP 4022 Sintesis etil (S)-(+)-3-hidroksibutirat fermenting yeast sucrose H C 6 H 10 3 C 12 H 22 11 C 6 H 12 3 (130.1) (342.3) (132.2) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Reduksi stereoselektif

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Mensintesis Senyawa rganotimah Sebanyak 50 mmol atau 2 ekivalen senyawa maltol, C 6 H 6 3 (Mr=126) ditambahkan dalam 50 mmol atau 2 ekivalen larutan natrium hidroksida,

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Tahap Sintesis Biodiesel Pada tahap sintesis biodiesel, telah dibuat biodiesel dari minyak sawit, melalui reaksi transesterifikasi. Jenis alkohol yang digunakan adalah metanol,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh :

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh : LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Disusun Oleh : Nama : Veryna Septiany NPM : E1G014054 Kelompok : 3 Hari, Jam : Kamis, 14.00 15.40 WIB Ko-Ass : Jhon Fernanta Sipayung Lestari Nike Situngkir Tanggal Praktikum

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2010 Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK Waktu 150 menit Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa Roxb.) menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, terpenoid, steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran

Lebih terperinci

KAJIAN REAKSI OKSIDASI SENYAWA 2,6,6-TRIMETIL BISIKLO[3.1.1]HEPT-2-ENA MENGGUNAKAN ALIRAN GAS OKSIGEN DAN ZEOLIT NAX ) Oleh : Nohong **)

KAJIAN REAKSI OKSIDASI SENYAWA 2,6,6-TRIMETIL BISIKLO[3.1.1]HEPT-2-ENA MENGGUNAKAN ALIRAN GAS OKSIGEN DAN ZEOLIT NAX ) Oleh : Nohong **) KAJIAN REAKSI KSIDASI SENYAWA 2,6,6-TRIMETIL BISIKL[3.1.1]HEPT-2-ENA MENGGUNAKAN ALIRAN GAS KSIGEN DAN ZELIT NAX ) leh : Nohong **) Telah dilakukan reaksi oksidasi terhadap senyawa α-pinena (2,6,6-trimetil

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bentonit diperoleh dari bentonit alam komersiil. Aktivasi bentonit kimia. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan merendam bentonit dengan menggunakan larutan HCl 0,5 M yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 ASIL PECBAAN DAN PEMBAASAN Transesterifikasi, suatu reaksi kesetimbangan, sehingga hasil reaksi dapat ditingkatkan dengan menghilangkan salah satu produk yang terbentuk. Penggunaan metil laurat dalam

Lebih terperinci

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DALAM FRAKSI NON-POLAR DARI TANAMAN PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk)

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DALAM FRAKSI NON-POLAR DARI TANAMAN PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk) PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN PAMERAN Tumbuhan obat indonesia xxviii ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DALAM FRAKSI NON-POLAR DARI TANAMAN PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk) Diah Widowati dan Faridah

Lebih terperinci

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris BAB IV ASIL DAN PEMBAASAN 4.1. Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris Serbuk daun (10 g) diekstraksi dengan amonia pekat selama 2 jam pada suhu kamar kemudian dipartisi dengan diklorometan.

Lebih terperinci

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3 Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena Oleh : Kelompok 3 Outline Tujuan Prinsip Sifat fisik dan kimia bahan Cara kerja Hasil pengamatan Pembahasan Kesimpulan Tujuan Mensintesis Sikloheksena Menentukan

Lebih terperinci

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Departemen Farmasi FMIPA UI, dalam kurun waktu Februari 2008 hingga Mei 2008. A. ALAT 1. Kromatografi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis. Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis. Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyulingan atau destilasi dari tanaman Cinnamomum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1. Uji fitokimia daun tumbulian Tabernaenwntana sphaerocarpa Bl Berdasarkan hasil uji fitokimia, tumbuhan Tabemaemontana sphaerocarpa Bl mengandung senyawa dari

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren (PS) Pada proses sintesis ini, benzoil peroksida berperan sebagai suatu inisiator pada proses polimerisasi, sedangkan stiren berperan sebagai monomer yang

Lebih terperinci

5001 Nitrasi fenol menjadi 2-nitrofenol dan 4-nitrofenol

5001 Nitrasi fenol menjadi 2-nitrofenol dan 4-nitrofenol 00 Nitrasi fenol menjadi -nitrofenol dan -nitrofenol KNO, H SO NO + NO C H O (9.) KNO (0.) H SO (98.) C H NO (9.) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Substitusi elektrofilik aromatis, nitrasi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L etanol, diperoleh ekstrak

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan karakteristik dilakukan untuk mengetahui kebenaran identitas zat yang digunakan. Dari hasil pengujian, diperoleh karakteristik zat seperti yang tercantum

Lebih terperinci

SINTESIS SENYAWA METOKSIFLAVON MELALUI SIKLISASI OKSIDATIF HIDROKSIMETOKSIKALKON

SINTESIS SENYAWA METOKSIFLAVON MELALUI SIKLISASI OKSIDATIF HIDROKSIMETOKSIKALKON SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Produksi Furfural Bonggol jagung (corn cobs) yang digunakan dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur 4-5 hari untuk menurunkan kandungan airnya, kemudian

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL

REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL REAKSI-REAKSI ALKHL DAN FENL TUJUAN Tujuan dari Percobaan ini adalah: 1. Membedakan alkohol dengan fenol berdasarkan reaksinya dengan asam karboksilat 2. Membedakan alkohol dan fenol berdasarkan reaksi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Sintesis amina sekunder rantai karbon genap dan intermediat-intermediat sebelumnya dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor. Sedangkan

Lebih terperinci

4009 Sintesis asam adipat dari sikloheksena

4009 Sintesis asam adipat dari sikloheksena 4009 Sintesis asam adipat dari sikloheksena C 6 H 10 (82.2) + 4 H H 2 2 H + 4 H 2 (34.0) + sodium tungstate dihydrate + Aliquat 336. Na 2 W 4 2 H 2 (329.9) C 6 H 10 4 C 25 H 54 ClN (404.2) (146.1) Klasifikasi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolasi Senyawa Fenolik Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar tumbuhan kenangkan yang diperoleh dari Desa Keputran Sukoharjo Kabupaten

Lebih terperinci

PATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 2013

PATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 2013 1 PATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P00147 Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 13 2, bis(4 HIDROKSI KLORO 3 METOKSI BENZILIDIN)SIKLOPENTANON DAN 2, bis(4 HIDROKSI 3 KLOROBENZILIDIN)SIKLOPENTANON

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak) LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak) 56 Lampiran 2. Hasil uji kalium diklofenak dengan FT-IR 57 Lampiran 3. Hasil uji asam diklofenak dengan FT-IR 58 Lampiran 4. Hasil

Lebih terperinci

4 Pembahasan Degumming

4 Pembahasan Degumming 4 Pembahasan Proses pengolahan biodiesel dari biji nyamplung hampir sama dengan pengolahan biodiesel dari minyak sawit, jarak pagar, dan jarak kepyar. Tetapi karena biji nyamplung mengandung zat ekstraktif

Lebih terperinci

II. METODOLOGI PENELITIAN

II. METODOLOGI PENELITIAN 1 Perbandingan Antara Metode Hydro-Distillation dan Steam-Hydro Distillation dengan pemanfaatan Microwave Terhadap Jumlah Rendemenserta Mutu Minyak Daun Cengkeh Fatina Anesya Listyoarti, Lidya Linda Nilatari,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengantar Penelitian ini pada intinya dilakukan dengan dua tujuan utama, yakni mempelajari pembuatan katalis Fe 3 O 4 dari substrat Fe 2 O 3 dengan metode solgel, dan mempelajari

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi HIDROKARBON (BAGIAN II) A. ALKANON (KETON) a. Tata Nama Alkanon

KIMIA. Sesi HIDROKARBON (BAGIAN II) A. ALKANON (KETON) a. Tata Nama Alkanon KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 16 Sesi NGAN HIDROKARBON (BAGIAN II) Gugus fungsional adalah sekelompok atom dalam suatu molekul yang memiliki karakteristik khusus. Gugus fungsional adalah bagian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014, III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol)

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol) 4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol) FeCl 3. 6 H 2 O C 10 H 7 C 20 H 14 O 2 (144.2) (270.3) (286.3) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Penggabungan oksidatif naftol,

Lebih terperinci

Bab IV Pembahasan. Pembuatan Asap cair

Bab IV Pembahasan. Pembuatan Asap cair Bab IV Pembahasan Asap cair yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pirolisis tempurung kelapa, yaitu suatu proses penguraian secara kimia bahan organik melalui proses pemanasan pada suhu

Lebih terperinci

SINTESIS SITRONELIL PROPIONAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI FISCHER ANTARA ASAM PROPIONAT DAN SITRONELOL HASIL REDUKSI SITRONELAL

SINTESIS SITRONELIL PROPIONAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI FISCHER ANTARA ASAM PROPIONAT DAN SITRONELOL HASIL REDUKSI SITRONELAL SINTESIS SITRNELIL PRPINAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI FISCER ANTARA ASAM PRPINAT DAN SITRNELL ASIL REDUKSI SITRNELAL SYNTESIS F CITRNELLYL PRPINATE TRUG FISCER ESTERIFICATIN REACTIN BETWEEN PRPINIC ACID

Lebih terperinci

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52 I. Pustaka 1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52 2. Ralph J. Fessenden, Joan S Fessenden. Kimia Organic, Edisi 3.p.42 II.

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCBAAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk membuat, mengisolasi dan mengkarakterisasi derivat akrilamida. Penelitian diawali dengan mereaksikan akrilamida dengan anilin sulfat.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak 40 Lampiran 2. Hasil uji kalium diklofenak dengan FT-IR 41 Lampiran 3. Hasil uji asam dikofenak dengan FT-IR 42 Lampiran 4. Hasil uji butil diklofenak

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas. 18 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Nama Alat Merek Alat-alat Gelas Pyrex Gelas Ukur Pyrex Neraca Analitis OHaus Termometer Fisher Hot Plate

Lebih terperinci

PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO

PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO Septi Nur Diana 10510036 K-02 Kelompok J septinurdiana92@yahoo.com Abstrak Pada percobaan ini telah dilakukan sintesis senyawa organik dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel Temulawak Terpilih Pada penelitian ini sampel yang digunakan terdiri atas empat jenis sampel, yang dibedakan berdasarkan lokasi tanam dan nomor harapan. Lokasi tanam terdiri

Lebih terperinci

4008 Sintesis 2-dimetilaminometil-sikloheksanon hidroklorida

4008 Sintesis 2-dimetilaminometil-sikloheksanon hidroklorida 4008 Sintesis 2-dimetilaminometil-sikloheksanon hidroklorida + + H 2 N(CH 3 H H EtH, H NH(CH 3 C 6 H 10 CH 2 C 2 H 8 N C 9 H 18 N (98.2) (30.0) (81.6) (191.7) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung. 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan Maret 2013 di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung. 3.2 Alat

Lebih terperinci

Gambar IV 1 Serbuk Gergaji kayu sebelum ekstraksi

Gambar IV 1 Serbuk Gergaji kayu sebelum ekstraksi Bab IV Pembahasan IV.1 Ekstraksi selulosa Kayu berdasarkan struktur kimianya tersusun atas selulosa, lignin dan hemiselulosa. Selulosa sebagai kerangka, hemiselulosa sebagai matrik, dan lignin sebagai

Lebih terperinci

Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin

Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin Laporan Praktikum Senyawa Organik Polifungsi KI2251 1 Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin Antika Anggraeni Kelas 01; Subkelas I; Kelompok C; Nurrahmi Handayani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian konversi lignoselulosa jerami jagung (corn stover) menjadi 5- hidroksimetil-2-furfural (HMF) dalam media ZnCl 2 dengan co-catalyst zeolit,

Lebih terperinci

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH Petunjuk Paktikum I. ISLASI EUGENL DARI BUNGA CENGKEH A. TUJUAN PERCBAAN Mengisolasi eugenol dari bunga cengkeh B. DASAR TERI Komponen utama minyak cengkeh adalah senyawa aromatik yang disebut eugenol.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Bahan dan Alat Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Prosedur Penelitian 1. Epoksidasi Minyak Jarak Pagar

METODE PENELITIAN Bahan dan Alat Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Prosedur Penelitian 1. Epoksidasi Minyak Jarak Pagar METODE PENELITIAN Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : minyak jarak pagar, asam Akrilat (Sigma), natrium hidrogen karbonat (E.Merck), natrium sulfat anhydrous (E.Merck),

Lebih terperinci

4014 Resolusi enantiomer (R)- dan (S)-2,2'-dihidroksi-1,1'- binaftil ((R)- dan (S)-1,1-bi-2-naftol)

4014 Resolusi enantiomer (R)- dan (S)-2,2'-dihidroksi-1,1'- binaftil ((R)- dan (S)-1,1-bi-2-naftol) 4014 Resolusi enantiomer (R)- dan (S)-2,2'-dihidroksi-1,1'- binaftil ((R)- dan (S)-1,1-bi-2-naftol) NBCC CH 3 CN + C 20 H 14 O 2 C 26 H 29 ClN 2 O (286.3) (421.0) R-enantiomer S-enantiomer Klasifikasi

Lebih terperinci

4024 Sintesis enantioselektif pada etil (1R,2S)-cishidroksisiklopentana

4024 Sintesis enantioselektif pada etil (1R,2S)-cishidroksisiklopentana 4024 Sintesis enantioselektif pada etil (1R,2S)-cishidroksisiklopentana karboksilat H yeast C 8 H 12 3 C 8 H 14 3 (156.2) (158.2) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Reduksi, reduksi stereoselektif

Lebih terperinci

Bab IV Pembahasan. Gambar IV 1 alat pirolisator sederhana

Bab IV Pembahasan. Gambar IV 1 alat pirolisator sederhana Bab IV Pembahasan IV.1 Rancangan alat Asap cair dari tempurung kelapa dibuat dengan teknik pirolisis, yaitu dekomposisi secara kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau

Lebih terperinci

4026 Sintesis 2-kloro-2-metilpropana (tert-butil klorida) dari tert-butanol

4026 Sintesis 2-kloro-2-metilpropana (tert-butil klorida) dari tert-butanol 4026 Sintesis 2-kloro-2-metilpropana (tert-butil klorida) dari tert-butanol OH + HCl Cl + H 2 O C 4 H 10 O C 4 H 9 Cl (74.1) (36.5) (92.6) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Substitusi nukleofilik

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI NaOH DAN Na 2 CO 3 PADA SINTESIS KATALIS CaOMgO DARI SERBUK KAPUR DAN AKTIVITASNYA PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN

PENGARUH KONSENTRASI NaOH DAN Na 2 CO 3 PADA SINTESIS KATALIS CaOMgO DARI SERBUK KAPUR DAN AKTIVITASNYA PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN PENGARUH KONSENTRASI NaOH DAN Na 2 CO 3 PADA SINTESIS KATALIS CaOMgO DARI SERBUK KAPUR DAN AKTIVITASNYA PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN DESY TRI KUSUMANINGTYAS (1409 100 060) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN

LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN I. Tujuan Praktikum 1. Melakukan sintesis aspirin dari asam salisilat dan asam asetat anhibrida 2. Menjelaskan prinsip asetilasi II. Landasan Teoritis Reaksi asam salisilat (asam

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL SEMIFINAL TEORI CHEMISTRY COMPETITION. 13 November Menit

LEMBAR SOAL SEMIFINAL TEORI CHEMISTRY COMPETITION. 13 November Menit LEMBAR SOAL SEMIFINAL TEORI CHEMISTRY COMPETITION 13 November 2016 120 Menit DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2016 PETUNJUK PENGERJAAN 1. Peserta merupakan

Lebih terperinci

MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL

MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL Oleh : ZIADUL FAIEZ (133610516) PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU PEKANBARU 2015 BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan uji aktivitas katalis Pt/Zr-MMT serta aplikasinya sebagai katalis dalam konversi sitronelal menjadi mentol

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan

Lebih terperinci

SINTESIS ASAM EUGENOKSI ASETAT (EOA) DARI EUGENOLUNTUK EKSTRAKTAN LOGAM BERAT DAN RECOVERY KROM DARI LIMBAH ELEKTROPLATING

SINTESIS ASAM EUGENOKSI ASETAT (EOA) DARI EUGENOLUNTUK EKSTRAKTAN LOGAM BERAT DAN RECOVERY KROM DARI LIMBAH ELEKTROPLATING SINTESIS ASAM EUGENKSI ASETAT (EA) DARI EUGENLUNTUK EKSTRAKTAN LGAM BERAT DAN RECVERY KRM DARI LIMBAH ELEKTRPLATING M. Cholid Djunaidi, Khabibi, Dede Trisna Jurusan Kimia FMIPA Universitas Diponegoro Abstrak.

Lebih terperinci

contoh-contoh sifat Pengertian sifat kimia perubahan fisika perubahan kimia ciri-ciri reaksi kimia percobaan materi

contoh-contoh sifat Pengertian sifat kimia perubahan fisika perubahan kimia ciri-ciri reaksi kimia percobaan materi MATA DIKLAT : KIMIA TUJUAN : 1. Mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis peserta didik terhadap lingkungan, alam dan sekitarnya. 2. Siswa memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menunjang

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Penentuan Kadar Air Pada pengukuran inframerah dari pelumas ini bertujuan untuk membandingkan hasil spektra IR dari pelumas yang bebas air dengan pelumas yang diduga memiliki

Lebih terperinci

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk penelitian ini adalah gliserol kasar (crude glycerol) yang merupakan hasil samping dari pembuatan biodiesel. Adsorben

Lebih terperinci