BAB I PENDAHULUAN. Menurut definisi Badan Pusat Statistik mengenai ketenagakerjaan 1,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Menurut definisi Badan Pusat Statistik mengenai ketenagakerjaan 1,"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut definisi Badan Pusat Statistik mengenai ketenagakerjaan 1, penduduk dibagi menjadi dua yaitu penduduk usia kerja dan penduduk bukan usia kerja. Kemudian, penduduk usia kerja masih dibedakan lagi menjadi dua kelompok berdasarkan kegiatan utama yang sedang dilakukan, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan pengangguran. Sedangkan penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang masih bersekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi 2. Dari penjelasan tersebut mahasiswa bukan termasuk kategori angkatan kerja, karena statusnya sebagai pelajar. Sebagai pelajar kegiatan sehari-hari mahasiswa adalah kuliah. Kegiatan belajar mengajar di universitas tidak sama seperti di SMA yang rutin dari hari Senin sampai Sabtu, dan dari pagi sampai siang atau sore hari. Jadwal kuliah ditentukan berdasarkan mata kuliah, dan jumlah mata kuliah ditentukan oleh Satuan Kredit Semester (SKS) yang diambil, sehingga jadwal kuliah antara mahasiswa satu dengan yang lain berbeda. 1 Menggunakan konsep The Labor Force Concept yang disarankan oleh International Labor Organization (ILO) 2 Dikutip dari katalog BPS.2011.Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia

2 2 Jadwal kuliah yang longgar membuat mahasiswa memiliki banyak waktu luang untuk melakukan aktivitas lain. Sebagian mahasiswa menggunakan waktunya untuk mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di kampus, seperti Marching Band, Mapala, Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM), dan lain sebagainya. Sedangkan sebagian lagi menggunakan waktunya untuk aktivitas lain, salah satunya bekerja sambilan. Fenomena inilah yang membuat penulis tertarik untuk melihat lebih dalam tentang mahasiswa yang bekerja. Berikut pengalaman penulis berkaitan dengan mahasiswa yang bekerja. Pada hari itu saya selesai kuliah jam satu siang. Karena setelah kuliah tidak ada kegiatan maka saya berfikir untuk langsung pulang. Tapi di tempat parkir saya bertemu dengan teman sewaktu SMA. Oleh karena sudah lama tidak bertemu kami sempat mengobrol, kemudian dia mengajak saya untuk makan. Ajakan tersebut langsung saya terima mengingat saya juga lapar belum makan siang. Lalu kami pergi ke daerah Seturan, sekitar dua kilometer dari kampus. Dan akhirnya kami memilih warung mie Jepang yang bernama Nikkou Ramen. Nikkou Ramen tempatnya cukup kecil untuk tempat makan, sekitar tiga kali empat meter persegi. Ketika masuk, kami disapa oleh seorang pelayan. Saya terkejut ternyata pelayan itu adalah sepupu saya yang bernama Vita. Dia adalah anak dari pakde, tapi dari keluarga ibu. Kami sama sama kuliah semester dua, namun berbeda Universitas. Karena baru pertama kali datang, kami belum paham jenis makanan yang tersedia di sana. Beruntung Vita memberi rekomendasi sehingga kami tidak bingung memilih menu.

3 3 Ketika makan saya memperhatikan Vita yang mondar mandir melayani pelanggan, pindah dari meja satu ke meja yang lain. Timbul pertanyaan dalam hati saya, untuk apa dia bekerja dan bagaimana dengan kuliahnya? Saya perhatikan pegawai lain juga terlihat masih seumuran dengannya, apakah mereka juga anak kuliahan? Namun hal itu tidak saya tanyakan, karena saat itu ia sedang sibuk bekerja. Barulah malam harinya saya bertanya lewat pesan singkat. Udah hampir dua minggu Bay. Ya cuma buat cari pengalaman aja kuk, pengen merasakan susahnya cari uang. Hehehe... (Vita) Kutipan tersebut merupakan sepenggal dari pesan singkat yang dikirim oleh Vita. Ia mengatakan jika hanya bekerja ketika tidak ada jadwal kuliah. Sedangkan Vita bekerja di Nikkou Ramen karena diajak oleh temannya yang juga bekerja di sana. Benar apa yang pernah saya pikirkan sebelumnya, sebagian teman kerja Vita masih kuliah. Namun ada juga yang lulus SMA dan bekerja di situ. Selain di tempat makan, ada mahasiswa yang bekerja di tempat nongkrong seperti cafe. Ketika itu saya dan beberapa teman pergi ke salah satu cafe yang ada di Kotabaru. Cafe tersebut setiap malam selalu ramai pengunjung. Rata rata pengunjung yang datang adalah anak muda, termasuk mahasiswa. Biasanya mahasiswa datang ke cafe dengan tujuan mengerjakan tugas kuliah, diskusi, atau sekedar nongkrong bersama teman-teman seperti yang saya lakukan pada malam itu. Ketika seorang pelayan datang untuk mengantarkan pesanan saya iseng bertanya kepadanya, Mas, masnya mahasiswa ya? Pelayan itu agak terkejut dengan pertanyaan yang saya ucapkan, tapi ia menjawab jika ia memang

4 4 mahasiswa yang bekerja di cafe itu. Sebut saja Danu (bukan nama sebenarnya), seorang mahasiswa jurusan Ekonomi dari salah satu Universitas swasta di Yogyakarta. Danu mengatakan jika beberapa pelayan yang bekerja di cafe tersebut masih berstatus mahasiswa. Selain cafe di Kotabaru, saya juga mengunjungi sejumlah cafe yang ada di Yogyakarta. Hasilnya, beberapa dari cafe tersebut ada pelayan yang masih berstatus mahasiswa. Jika dilihat dari dua kejadian di atas, tempat makan mempunyai andil terhadap fenomena mahasiswa yang bekerja. Tempat makan yang membuka lowongan pekerjaan dengan kriteria sehingga bisa dimasuki oleh. Hal tersebut secara tidak langsung membuat mahasiswa mempunyai peluang untuk bekerja. Pada tahun 2010 jumlah mahasiswa baru di Yogyakarta sekitar orang 3. Angka tersebut belum termasuk mahasiswa lama yang masih aktif kuliah. Jumlah mahasiswa yang cukup banyak menjadi relevan jika tempat makan ingin mengambil pekerja dari kalangan mahasiswa. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh daya tarik Yogyakarta sendiri. Yogyakarta memiliki sebutan kota pelajar. Hal ini karena banyak pelajar termasuk mahasiswa yang menuntut ilmu. Jumlah universitas di Yogyakarta cukup banyak, baik itu universitas negeri maupun universitas swasta. Beberapa diantaranya merupakan universitas terkenal di Indonesia, sehingga menarik minat banyak orang untuk datang dan kuliah di Yogyakarta. Orang yang datang bukan berasal dari Yogyakarta saja, namun berasal dari luar daerah. Bahkan sebagian mahasiswa ada yang berasal dari luar negeri. Bagi mahasiswa yang rindu dengan masakan daerah asalnya maka tidak perlu khawatir, karena di Yogyakarta banyak 3 Data Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2010

5 5 kuliner khas dari berbagai daerah, seperti masakan Padang, soto Betawi, dan lain sebagainya. Tidak hanya kuliner dari Nusantara, beberapa masakan dari luar negeri pun banyak tersedia di Yogyakarta. Hal ini membuat sektor kuliner di Yogyakarta cukup berkembang. Perkembangan sektor kuliner terutama tempat makan juga memberi dampak pada angkatan kerja yang ada. Di Yogyakarta, selama beberapa tahun terakhir sektor jasa yang menyerap pekerjaan adalah sektor perdagangan, perhotelan, dan rumah makan (Effendi,1993:69). Banyaknya rumah makan di Yogyakarta berarti banyak pula pegawai yang dibutuhkan. Pada tahun 2012 jumlah lapangan kerja dalam bidang restauran, cafe, tempat makan lainnya sekitar Menariknya, pegawai rumah makan tidak semua berasal dari angkatan kerja, artinya sudah lulus sekolah atau tidak lagi tercatat sebagai pelajar. Hal ini karena sebagian tempat makan membuka lowongan pekerjaan kepada pelajar termasuk mahasiswa, sehingga mahasiswa mempunyai peluang untuk bekerja di rumah makan. Setiap mahasiswa yang memutuskan untuk bekerja masing-masing memiliki alasan yang berbeda. Seperti faktor ekonomi, mereka membutuhkan uang lebih untuk memenuhi kebutuhannya. Akan tetapi terlalu cepat jika kita berasumsi bahwa faktor ekonomi merupakan satu-satunya alasan yang membuat mahasiswa memiliki keinginan untuk bekerja. Ada kemungkinan mahasiswa memiliki alasan tertentu memilih pelayan rumah makan sebagai kerja sambilan, misalnya ingin hidup mandiri dan menambah pengalaman. 4 BPS.2012.Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka

6 6 Sebenarnya tidak ada yang salah dengan bekerja, karena dengan bekerja kita dapat memenuhi kebutuhan dan mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Akan tetapi menjadi kurang wajar ketika orang yang bekerja masih berstatus sebagai pelajar seperti mahasiswa. Kita tahu tugas utama mahasiswa adalah kuliah, dan bekerja akan dijalani mereka ketika sudah lulus nanti. Secara tidak langsung mahasiswa yang bekerja berarti juga tidak sejalan dengan definisi BPS (lihat halaman 1) yang sudah dipaparkan sebelumnya. Namun hal inilah yang membuat fenomena ini menjadi menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Mahasiswa yang bekerja artinya mempunyai dua sisi kehidupan yang berbeda. Pertama sebagai mahasiswa mereka melaksanakan tugas utama yaitu kuliah, akan tetapi mereka juga memiliki aktivitas lain yaitu bekerja. Menjalani dua profesi sekaligus tentu saja tidaklah mudah, akan muncul permasalahan yang timbul sehubungan dengan pekerjaan yang dipilihnya. Melalui tulisan ini kita akan melihat alasan mereka bekerja dan bagaimana cara mereka mengatasi masalah yang muncul berkaitan dengan aktivitas kuliah dan bekerja. B. RUMUSAN MASALAH Pada saat ini aktivitas mahasiswa tidak semata-mata dipenuhi dengan kegiatan akademik saja. Sebagian mahasiswa memiliki aktivitas yang tidak berhubungan dengan kegiatan akademik, salah satunya bekerja. Banyak alasan yang mendorong mahasiswa untuk bekerja, misalnya faktor ekonomi, sosial, dan kemandirian. Tersedianya lowongan pekerjaan bagi mahasiswa seperti pelayan rumah makan membuat peluang untuk bekerja semakin terbuka lebar.

7 7 Salah satu topik menarik dari fenomena mahasiswa yang bekerja yaitu mengenai waktu. Kita tahu bahwa profesi sebagai pelayan bukanlah pekerjaan yang waktu kerjanya sebentar, misalnya dua atau tiga jam. Waktu kerja pelayan pada umumnya sama dengan jam buka rumah makan. Jika dalam seminggu mahasiswa bekerja berkali-kali lalu bagaimana dengan kuliah yang sedang di jalani. Bisa jadi pekerjaan tersebut justru akan mendatangkan masalah bagi mahasiswa. Berdasarkan uraian di atas penelitian ini akan mencoba menjawab pertanyaan sebagai berikut: 1. Mengapa mahasiswa bekerja sebagai pelayan di rumah makan? 2. Bagaimana mereka membagi waktu antara kegiatan kerja dan kuliah? 3. Bagaimana mereka memaknai status sebagai mahasiswa yang bekerja? C. TUJUAN PENELITIAN Masyarakat pada umumnya melakukan aktivitas kerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Akan tetapi bekerja tidak seharusnya dilakukan oleh mereka yang masih memiliki status sebagai seorang pelajar. Secara garis besar penelitian ini berusaha untuk menjelaskan fenomena mahasiswa yang bekerja. Dari fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan mahasiswi bekerja di rumah makan. Selanjutnya bagaimana mereka membagi waktu antara kegiatan kerja dan kuliah. Serta bagaimana mereka memaknai status sebagai mahasiswa yang bekerja

8 8 D. KERANGKA PEMIKIRAN Mahasiswa menurut definisi Mahayana (1999:12) merupakan sebagian dari masyarakat yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi dan sedang atau akan menyelesaikan studinya sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh universitas. Lebih lanjut Sarwono (dalam Hermawati, 2006:8) mengatakan bahwa mahasiswa masih termasuk golongan remaja tingkat akhir, yang umurnya antara 19 sampai 24 tahun. Artinya pada masa tersebut seorang mahasiswa masih mencari jati diri dan mengembangkan kemampuannya, namun dalam tahap yang lebih dewasa. Mahasiswa yang tetap melakukan tugas utama (seperti kuliah, praktikum, dan aktivitas kuliah lainnya) dianggap sebagai mahasiswa yang tidak berorientasi terhadap kemajuan (Julianti, 2010:97). Dalam perkuliahan mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang bersifat akademik, tetapi pengalaman di luar tersebut tidak didapatkan, sehingga ada bagian yang kosong. Untuk melengkapi bagian yang kosong bekerja menjadi alat untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi diri (Munandar, 1985:47). Mahasiswa dalam dinamika sosial memiliki keterikatan yang kuat dan tidak mudah dipisahkan dalam masyarakat. Mahasiswa sebagai salah satu bagian dari masyarakat segala tindakan yang dilakukannya masih dalam pengawasan. Masyarakat mengetahui bahwa aktivitas mahasiswa sebagai pelajar hanyalah belajar. Namun mahasiswa juga mempunyai kapasitas untuk mengambil sebuah keputusan (Sumantri, 1985: ). Salah satunya adalah keputusan mereka untuk bekerja.

9 9 Bermana (1996:12) mengatakan bekerja adalah suatu bentuk kegiatan yang dapat diterima masyarakat, serta dilakukan untuk memenuhi kebutuhan riil bagi individu yang melakukannya. Fungsi kerja bagi manusia yaitu berproduksi, mencipta, mendapatkan penghargaan serta memperoleh penghasilan. Mahasiswa dalam rangka mengembangkan jati dirinya tidak hanya diperoleh dari aktivitas di kampus saja, namun kegiatan di luar kampus juga mempunyai peran yang penting, dan bekerja adalah salah satunya. Menurut Martoyo 5 (1996:155) ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk bekerja, yaitu kondisi sebelum bekerja, upah (gaji), peraturan kerja, rekan, atasan, fasilitas, serta jenis pekerjaan dan tantangan. Lebih lanjut Maslow (dalam Mahayana, 1999:17) berpendapat jika bekerja secara psikologi dikaitkan pula dengan kebutuhan untuk hidup mandiri, kebutuhan untuk berprestasi, dan kebutuhan untuk bersosialisasi. Hidup mandiri artinya dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Contohnya mahasiswa dalam mengalokasikan gaji juga mewujudkan sebuah kemandirian. Gaji yang diterima digunakan secara bijaksana akan melatih mahasiswa dalam manajemen keuangan. Prestasi tidak hanya dilihat dari seberapa tinggi Indeks Prestasi Komulatif (IPK) yang didapat oleh mahasiswa, namun banyak faktor pendukung atas keberhasilan tersebut. Mahasiswa umumnya mencari pekerjaan yang tidak terlalu mengikat, contohnya kerja part-time atau dapat disebut kerja sambilan. Kerja sambilan adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan 5 Dalam buku Managemen Sumber Daya Manusia

10 10 lain (dahulu disebut setengah pengangguran sukarela) 6. Hanya kerja sambilan inilah yang paling memungkinkan dan mudah untuk dimasuki. Pekerjaan formal seperti pegawai tetap kurang cocok bagi mahasiswa, mengingat mereka masih mempunyai tanggung jawab utama yaitu kuliah. Bidang formal biasanya juga menyertakan syarat-syarat umum, seperti harus berijazah S1. Selain itu pekerjaan formal biasanya memiliki hari kerja dari Senin sampai Jumat. Karena itu kerja sambilan merupakan solusi bagi mahasiswa yang ingin bekerja namun tidak terbelenggu dengan aturan yang ada pada sektor formal. Pekerjaan sambilan yang umumnya dipilih oleh mahasiswa adalah penjaga warnet, menjadi guru les, pelayan rumah makan dan cafe, serta pekerjaan lepas lainnya. Meskipun banyak yang beranggapan bahwa kerja sambilan merupakan pekerjaan nomor dua namun pada kenyataannya sektor ini tetaplah efisien dan menguntung, terutama bagi mahasiswa (Manning dan Effendi, 1985:141). Pekerjaan sambilan seperti yang disebutkan di atas cukup banyak ditemukan di Yogyakarta. Salah satu kerja sambilan yang dipilih oleh mahasiswa adalah bekerja menjadi seorang pelayan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 7, pelayan atau pramusaji adalah orang yang melayani pesanan makanan dan minuman sesuai dengan permintaan. Sedangkan Sugiarto (1998) menambahkan, definisi pelayan ialah karyawan restoran/tempat makan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melayani kebutuhan makanan dan minuman bagi para pelanggan 6 Menurut Badan Pusat Statistik 7 Edisi ketiga tahun 2005

11 11 secara profesional 8. Sedangkan ditinjau dari istilahnya maka pelayan berarti orang yang bertugas atau bekerja di dalam bidang penyajian, dalam hal ini makanan dan minuman atau setidak-tidaknya menyampaikan hidangan pada seseorang. Bekerja sebagai pelayan rumah makan menjadi pilihan mahasiswa karena pekerjaan ini tidak membutuhkan modal sama sekali, sehingga tidak ada resiko untuk mengalami kerugian secara materi. Di Nikkou Ramen, pekerjaan sebagai pelayan disebut kyuji 9. Menurut Mahayana (1999:20) bekerja menjadi seorang pelayan rumah makan tidak didasarkan pada tingkat pendidikan seseorang. Siapapun dapat bekerja menjadi pelayan, karena pekerjaan ini kemauan dari individu itu sendiri. Untuk melakukannya hanya dibutuhkan proses belajar, adaptasi, dan improvisasi diri. Pengalaman semacam ini tidak didapat dalam bangku kuliah. Untuk mendapatkan pengalaman kerja, harus bersentuhan dengan kerja itu sendiri. Bekerja sebagai pelayan membuat mahasiswa berinteraksi langsung dengan orang lain. Dengan demikian, bekerja juga membantu mahasiswa dalam bersosialisasi dengan orang lain di luar kampus. Pekerjaan mahasiswa sebagai pelayan membuat mereka harus dapat membagi waktu, antara kuliah dan bekerja. Konsep mengenai waktu sulit didefinisikan secara universal, dan telah lama menjadi perenungan bagi para ahli filsafat maupun para ahli ilmu sosial 10. Namun, para ahli sepakat jika waktu dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu waktu luang dan bukan waktu luang 11. Dalam 8 Dalam buku Pengantar Akomodasi dan Restoran 9 Kata kerja dalam bahasa Jepang yang berarti pelayan atau pesuruh 10 Dalam buku Sikap Menghargai Waktu di Kalangan Pelajar dan Mahasiswa di Kota Jakarta 11 ibid

12 12 hal ini yang akan kita bahas adalah waktu luang. Darlega dan Louis H. Janda (1981:441) 12 menjelaskan waktu luang dengan perspektif pemisahan waktu, (discretionary time) bahwa waktu luang merupakan waktu yang tersisa apabila kebutuhan dasar (baca: kuliah) sudah terpenuhi. Waktu yang tidak digunakan untuk aktivitas akademik dapat dialokasikan untuk kegiatan lain. Selanjutnya alokasi waktu menurut Satriyati (2000:22) dipandang sebagai suatu proses dalam mengelola dan mengatur waktu dari beberapa banyak kegiatan yang dilakukan serta kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia juga memiliki makna yang terkandung didalamnya, termasuk pekerjaan sebagai kyuji. Hal ini karena sikap dan tingkah laku manusia beraneka ragam, dan masing-masing mempunyai makna tersendiri (Satriyati, 2000:30). Misalnya ada seorang teman yang tertawa dengan kehadiran kita, maka dapat dilihat makna dari kejadian tersebut. Apakah dia menertawai kita atau mengajak kita tertawa. Manusia merupakan makhluk yang dapat memberikan makna kepada sesuatu. Sesuatu yang sebelumnya bukan apa apa ketika diberi makna lantas menjadi simbol yang mempunyai arti (Ahimsa:2008). Sama seperti profesi sebagai kyuji, merupakan suatu pilihan yang mengandung makna bagi pelakunya. Lebih lanjut simbol merupakan objek atau peristiwa yang menunjuk pada sesuatu. Simbol dapat menjelaskan fenomena sosial budaya yang ada di masyarakat (Spradley, 2007:134). Fenomena tersebut dapat dipahami melalui berbagai interaksi sosial antar individu, dari sanalah kemudian kita bisa memberikan makna yang terkandung di dalamnya (Ahimsa dalam Hendra, 12 ibid

13 :27-28). Selain itu makna juga berkaitan dengan pembicaraan, pengaruh satuan bahasa dalam pemahaman persepsi, serta perilaku manusia atau kelompok (Kridalaksana, 2001:1993). Dalam hal ini rumah makan tempat mahasiswa bekerja dengan segala bentuk, aturan, dan sekelompok manusia yang ada di dalamnya, merupakan elemen penting yang mendukung dalam proses pemaknaan. Peran dan status memiliki hubungan yang saling terkait. Status merupakan kedudukan yang mempunyai hak dan kewajiban, dan peran kedua unsur ini haruslah seimbang (Ross,1963:182). Mahasiswi yang kuliah namun juga bekerja, artinya mempunyai dua status dan peran yang berbeda. Sebagai mahasiswi tetaplah mempunyai tanggung jawab utama untuk menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi. Menjadi pelayan adalah salah satu sarana yang dipakai untuk mengembangkan diri, menuju pribadi yang mandiri. Seseorang dikatakan mandiri apabila ia tidak banyak diintervensi atau dicampuri oleh pihak lain dalam suatu hal atau urusan (Ismandari, 1988:111). E. METODE PENELITIAN E.1. Lokasi Penelitian Di Yogyakarta banyak tempat makan yang mempekerjakan mahasiswa sebagai pelayan. Untuk memudahkan proses observasi dan analisis, penulis mefokuskan penelitian pada salah satu tempat makan yaitu Nikkou Ramen. Rumah makan tersebut setiap hari ramai dikunjungi dan mayoritas pengunjungnya adalah anak muda seperti mahasiswa dan pelajar SMA. Nikkou Ramen juga

14 14 mempekerjakan mahasiswa sebagai pelayan, sehingga tempat ini cocok sebagai lokasi penelitian. Lokasi penelitian terbagi menjadi dua tempat. Pertama penelitian dilakukan di Nikkou Ramen, yang beralamat di jalan AM Sangaji no 46, Monjali, Sleman, Yogyakarta dan di Kledokan, Seturan, Yogyakarta. Tempat tersebut buka jam 10 pagi sampai 7 malam, dari hari Selasa sampai Minggu. Penelitian di tempat kerja lebih fokus kepada pengamatan dan observasi partisipan. Sedangkan proses wawancara dilakukan di berbagai tempat sesuai dengan kehendak informan, dapat dilakukan di rumah, kost, maupun tempat yang sudah disepakati. E.2. Pemilihan Informan Sebuah penelitian akan lengkap jika di dalamnya hadir seorang informan. Menurut James P.Spradley (2006) informan adalah orang atau subjek yang memberikan informasi sesuai dengan dibutuhkan, selain itu dengan sukarela memberitahu aktifitasnya sehari-hari. Informan inilah data utama dari sebuah penelitian dapat valid. Oleh karena itu kehadiran informan dalam suatu penelitian sangat diperlukan. Informan adalah mahasiswa yang sedang aktif kuliah di Yogyakarta. Mahasiswa yang bekerja sebagai pelayan di Nikkou Ramen umumnya hanya bekerja dua sampai empat kali dalam seminggu, oleh karena itu penulis memilih informan yang sudah bekerja lebih dari tiga bulan. Dimaksudkan agar mahasiswa paham tentang seluk beluk pekerjaan dan memiliki banyak pengalaman, sehingga diharapkan informasi dan data yang diperoleh lebih mendalam. Informan berdomisili di Yogyakarta, baik itu tinggal bersama orang tua maupun kost. Di

15 15 Nikkou Ramen pekerjaan kyuji lebih banyak dilakukan oleh perempuan, sedangkan laki-laki lebih banyak bekerja di dapur. Oleh karena itu penulis memilih informan perempuan yang dirasa sesuai dengan tema penelitian yang membahas pelayan rumah makan. Dari beberapa kategori tersebut, kemudian diambil tiga mahasiswi sebagai informan utama (primer). Selain itu melibatkan informan lain seperti pemilik Nikkou Ramen, orangtua informan, serta teman kuliah sebagai pendukung. E.3. Metode Pengumpulan Data Metode yang dipakai dalam penelitian adalah metode kualitatif. Menurut Julia Branden dalam buku Metode Penelitian (Sumarno : 1996) metode kualitatif merupakan penelitian yang menyisihkan variabel variabel yang biasanya terdapat pada metode kuantitatif. Metode dilakukan dengan mengamati subjek secara langsung. Peneliti menggunakan diri mereka sebagai salah satu instrumen, mengikuti asumsi asumsi kultural dan mengikuti data. Metode ini akan dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan observasi partisipan. Wawancara yaitu usaha mengumpulkan data dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan. Metode ini merupakan salah satu metode primer untuk mengumpulkan data. Dengan metode ini kita dapat mengetahui tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan, motivasi, dan cita-cita orang secara langsung. Sedangkan menurut Nawawi (2007:110) observasi partisipan merupakan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan ikut menjadi bagian dalam kehidupan orang yang akan diteliti dan melakukan aktivitas yang sama.

16 16 Di Nikkou Ramen, penulis melakukan observasi partisipan pada bulan Januari sampai Mei Rata-rata penulis bekerja sebanyak dua sampai tiga kali dalam seminggu. Selama itu penulis tidak selalu bekerja sebagai kyuji, terkadang penulis bekerja sebagai kasir atau koki dapur. Sebelum itu, penulis pernah bekerja di Nikkou Ramen pada bulan Juli dan Agustus tahun Pada tahun itu penulis bekerja hampir setiap hari, karena sedang liburan semester. Dari tahun 2010 penulis juga beberapa kali bekerja freelance di Nikkou Ramen, yaitu bekerja ketika dihubungi oleh pegawai maupun pemilik Nikkou Ramen.

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI Pengunjung restoran yang mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Restoran Khaspapi memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbedabeda. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tanda bahwa bisnis kuliner berkembang pesat. Bisnis kuliner melalui subindustri

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tanda bahwa bisnis kuliner berkembang pesat. Bisnis kuliner melalui subindustri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha kuliner seperti membuat dan menjual masakan serta makanan sedang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Beraneka ragam makanan yang unik, kehadiran wisata kuliner,

Lebih terperinci

BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN. banyak kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa bekerja paruh waktu dengan

BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN. banyak kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa bekerja paruh waktu dengan BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tujuan kaum muda melakukan pekerjaan paruh waktu dan mengetahui dampak pekerjaan paruh waktu tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan pembangunan di berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, ekonomi, teknologi dan budaya.

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN No. 17/05/34/Th. X, 15 Mei 2008 Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional

Lebih terperinci

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu? Lampiran 1 Kerangka Wawancara Anamnesa Dimensi Cohesion Separateness/Togetherness 1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) Subjek JP. S : Iya, tidak apa-apa kak, saya juga punya waktu luang dan tidak ada kesibukan

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) Subjek JP. S : Iya, tidak apa-apa kak, saya juga punya waktu luang dan tidak ada kesibukan LAMPIRAN I Verbatim (Bahasa Indonesia) P : Peneliti S : Subjek Subjek JP P : Assalamu alaikum, selamat pagi S : Wa alaikum salam, pagi.. P : Sebelum nya kakak mintaa maaf dik, mungkin mengganggu waktunya

Lebih terperinci

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata di dunia saat ini dari masa ke masa demikian pesat dan menjadi hal penting bagi setiap negara dan kalangan industri pariwisata. Indonesia

Lebih terperinci

BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor

BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT 6.1 Pendahuluan Fenomena work-family conflict ini juga semakin menarik untuk diteliti mengingat banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan, baik terhadap wanita dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR LAMPIRAN I KATA PENGANTAR Dengan hormat, Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai hubungan antara kemandirian dan prestasi akademik pada mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri untuk membentuk keluarga. Dahulu pembagian peran pasangan suami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan salah satu faktor utama keberlangsungan hidup manusia karena setiap individu membutuhkan makanan untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya (teori Maslow

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikunjungi serta memiliki fasilitas yang memadai untuk bersantai bersama

BAB I PENDAHULUAN. dikunjungi serta memiliki fasilitas yang memadai untuk bersantai bersama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin padatnya jadwal kegiatan masyarakat di Kota Medan membuat masyarakat membutuhkan tempat makan yang memiliki akses yang mudah untuk dikunjungi serta memiliki

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 20/05/34/Th. XI, 15 Mei 2009 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kuliner di Indonesia, merupakan sektor yang strategis bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Kuliner bukan lagi produk konsumsi untuk memenuhi kebutuhan biologis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MOTIVASI REMAJA PUTUS SEKOLAH DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C DI DESA KWAYANGAN KEDUNGWUNI PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS MOTIVASI REMAJA PUTUS SEKOLAH DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C DI DESA KWAYANGAN KEDUNGWUNI PEKALONGAN BAB IV ANALISIS MOTIVASI REMAJA PUTUS SEKOLAH DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C DI DESA KWAYANGAN KEDUNGWUNI PEKALONGAN A. Analisis Motivasi Remaja Putus Sekolah dalam Menempuh Pendidikan Kesetaraan

Lebih terperinci

Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Katalog BPS : 2301003.34 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Statistik BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PELUANG USAHA WARUNG MAKAN PRASMANAN

PELUANG USAHA WARUNG MAKAN PRASMANAN PELUANG USAHA WARUNG MAKAN PRASMANAN Nama NIM Kelas Yusuf Akhsan Hidayat 11.11.5284 11 S1TI 10 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 ABSTRAK Isi dalam karya ilmiah yang saya susun ini adalah tentang usaha

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS MAHASISWA DAN PELAJAR

PELUANG BISNIS MAHASISWA DAN PELAJAR PELUANG BISNIS MAHASISWA DAN PELAJAR O L E H ARIF NOVIAN HADI 10.12.5022 S1-SI-2I Masuki Dunia Bisnis Selagi Anda Masih Muda Kalau mahasiswa dan pelajar ditanya apa yang akan dilakukan setelah lulus kuliah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu 1. Persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan Nauli (2009) meneliti tentang apakah ada perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lebih tinggi. Salah satu peran sekolah untuk membantu mencapai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lebih tinggi. Salah satu peran sekolah untuk membantu mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk lembaga pendidikan adalah sekolah. Sekolah sebagai suatu lembaga formal yang berperan dalam membantu siswa untuk mencapai tugas-tugas perkembangan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Angket/ kuesioner disebarkan terhadap 38 responden. Tabel-tabel di

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Angket/ kuesioner disebarkan terhadap 38 responden. Tabel-tabel di BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sebaran Populasi dan Responden. Angket/ kuesioner disebarkan terhadap 38 responden. Tabel-tabel di bawah ini memperlihatkan komposisi mereka menurut: 1. Tingkat

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN. Judul: Analisis Peran Keluarga dalam Bisnis Keluarga Ditujukan untuk Owner/Pemilik

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN. Judul: Analisis Peran Keluarga dalam Bisnis Keluarga Ditujukan untuk Owner/Pemilik LAMPIRAN 54 LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN Judul: Analisis Peran Keluarga dalam Bisnis Keluarga Ditujukan untuk Owner/Pemilik Dengan Hormat, Saya Fena Mekhasari, NIM 10.30.0190 mahasiswa Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Kepada Yth. Pelanggan Waroeng Spesial Sambal Cabang Tanjung Duren Utara Di Tempat

LAMPIRAN 1 Kepada Yth. Pelanggan Waroeng Spesial Sambal Cabang Tanjung Duren Utara Di Tempat 92 LAMPIRAN 1 Kepada Yth. Pelanggan Waroeng Spesial Sambal Cabang Tanjung Duren Utara Di Tempat Dengan Hormat, Dengan ini saya, Nama : Widya Verani Pekerjaan : Mahasiswi Universitas Esa Unggul Jakarta,

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa Remaja terkadang mereka masih belum memikirkan tentang masa depan mereka

Lebih terperinci

2016 HUBUNGAN TINGKAT STRES MAHASISWA DENGAN HASIL INDEKS PRESTASI AKADEMIK

2016 HUBUNGAN TINGKAT STRES MAHASISWA DENGAN HASIL INDEKS PRESTASI AKADEMIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap manusia yang hidup pasti akan mengalami suatu fenomena dalam keseharianya berupa tuntutan terhadap sesuatu hal yang harus dipenuhi. Bagi sebagian orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan individu kompleks yang memiliki dinamika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan individu kompleks yang memiliki dinamika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan individu kompleks yang memiliki dinamika interaksi psikis dengan lingkungan, keluarga dan teman. Dalam berinteraksi pada kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai kebutuhanpun semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai kebutuhanpun semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai kebutuhanpun semakin bertambah. Salah satu kebutuhan yang penting saat ini adalah kebutuhan akan pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa-mahasiswi sangat beragam. Mereka dapat memilih jurusan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa-mahasiswi sangat beragam. Mereka dapat memilih jurusan sesuai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswi adalah sebutan bagi wanita yang menuntut ilmu di Perguruan Tinggi sebagai dasar pendidikan untuk mendapatkan pekerjaan yang dapat menopang kehidupan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi perekonomian yang cukup sulit bagi sebagian lapisan masyarakat mendorong mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. kondisi perekonomian yang cukup sulit bagi sebagian lapisan masyarakat mendorong mahasiswa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Fenomena kuliah sambil kerja banyak dijumpai di berbagai negara. Hal ini terjadi baik di negara berkembang maupun di negara maju yang telah mapan secara ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agni Marlina, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agni Marlina, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Atas (SMA) dan universitas merupakan dua institusi yang memiliki perbedaan nyata baik dari segi fisik hingga sistem yang meliputinya. Adanya

Lebih terperinci

ARAHAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TUGAS AKHIR. Oleh: SULISTIANTO L2D

ARAHAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TUGAS AKHIR. Oleh: SULISTIANTO L2D ARAHAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TUGAS AKHIR Oleh: SULISTIANTO L2D 306 023 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2008

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Kegiatan PPL dilaksanakan di SMA Negeri 1 Gamping, kelurahan Banyuraden, kecamatan Gamping, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan PPL dimaksudkan agar

Lebih terperinci

LAMPIRAN. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

LAMPIRAN. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version LAMPIRAN KATA PENGANTAR Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar sarjana di Fakultas Psikologi UKM Bandung, salah satu persyaratan tugas yang harus dipenuhi adalah melakukan penelitian. Sehubungan

Lebih terperinci

BAB 4. Hasil Penelitian. Pada subbab ini, penulis ingin menyajikan data-data yang diperoleh penulis

BAB 4. Hasil Penelitian. Pada subbab ini, penulis ingin menyajikan data-data yang diperoleh penulis BAB 4 Hasil Penelitian 4.1 Penyajian Data Penelitian Pada subbab ini, penulis ingin menyajikan data-data yang diperoleh penulis berkaitan dengan penelitian mengenai strategi promosi Bentara Budaya Jakarta

Lebih terperinci

BAB II OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Industri Kuliner di Yogyakarta. dibanding tahun sebelumnya (Hermawan,2013).

BAB II OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Industri Kuliner di Yogyakarta. dibanding tahun sebelumnya (Hermawan,2013). BAB II OBJEK PENELITIAN A. Perkembangan Industri Kuliner di Yogyakarta Bisnis usaha kuliner di Yogyakarta dewasa ini semakin berkembang. Hal ini didukung semakin brekembangnya pendatang baik yang menetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam proses kegiatan penelitian ini, ada beberapa langkah-langkah dalam melakukan proses penelitian berdasarkan prosedur yang dilaksanakan di lapangan: Tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk nongkrong-nongkrong di cafe. Gaya hidup nongkrong di. kita sadari merupakan pengaruh dari globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk nongkrong-nongkrong di cafe. Gaya hidup nongkrong di. kita sadari merupakan pengaruh dari globalisasi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang dengan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat dengan cepat terlihat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Jigoku Ramen adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang bisnis kuliner. Usaha ini milik perorangan yang didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalankan proses kehidupan di dunia pasti memiliki kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan, manusia perlu melakukan sebuah aktivitas yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga tempat kediaman yang dapat memenuhi syarat-syarat kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. juga tempat kediaman yang dapat memenuhi syarat-syarat kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut (Mulyani dan Frick, 2006) rumah tinggal yang biasa disebut dengan tempat tinggal bukan sekedar sebuah bangunan (structural), namun juga tempat kediaman yang

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN& SARAN. 1. Pendidikan pemakai yang diselenggarakan Perpustakaan UIN Sunan

BAB VI KESIMPULAN& SARAN. 1. Pendidikan pemakai yang diselenggarakan Perpustakaan UIN Sunan BAB VI KESIMPULAN& SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Pendidikan pemakai yang diselenggarakan Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengalami peningkatan setiap tahunnya baik dari segi pelaksanaannya, pelayanannya,

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Kasus Perkasus Berdasarkan hasil penelitian lapangan yang penulis lakukan baik melalui wawancara kepada para responden dan informan, maka diperoleh keterangan

Lebih terperinci

BAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA

BAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA BAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA 5.1 Pendahuluan Fenomena konflik pekerjaan keluarga atau work-family conflict ini juga semakin menarik untuk diteliti mengingat banyaknya dampak negatif yang

Lebih terperinci

BAB IV UPAYA MENGATASI KECEMASAN MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA

BAB IV UPAYA MENGATASI KECEMASAN MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA BAB IV UPAYA MENGATASI KECEMASAN MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA A. Upaya Lembaga Mengatasi Kecemasan Mahasiswa Dalam Menghadapi Dunia Kerja Mahasiswa semester akhir merupakan calon lulusan sarjana

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI VI KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI 6.1. Karekteristik Umum Responden Konsumen yang berkunjung ke Restoran Mira Sari memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi sosial maupun ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan tetap bekerja dengan baik walaupun tanpa diawasi oleh atasan. Seorang pegawai

BAB I PENDAHULUAN. akan tetap bekerja dengan baik walaupun tanpa diawasi oleh atasan. Seorang pegawai BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Faktor kedisiplinan memegang peranan yang amat penting dalam pelaksanaan kerja pegawai. Seorang pegawai yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi akan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ASPEK ASPEK USAHA

BAB II DESKRIPSI ASPEK ASPEK USAHA BAB II DESKRIPSI ASPEK ASPEK USAHA A. Deskripsi Umum Usaha Untuk melayani kebutuhan manusia yang tak lepas dari rutinitas yang harus dilakukan yaitu makan karena dengan makan bias mengembalikan energi

Lebih terperinci

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI MASSA KOK TONG DI PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI MASSA KOK TONG DI PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI MASSA KOK TONG DI PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS PELANGGAN 1. Daftar pertanyaan untuk informan kunci (pemilik)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semakin pesat. Hal ini membuat setiap individu dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semakin pesat. Hal ini membuat setiap individu dituntut untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern seperti saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang semakin pesat. Hal ini membuat setiap individu dituntut untuk beradaptasi mengikuti perkembangan.

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERTINGGI DI KOTA YOGYAKARTA, NAMUN JUMLAH PENGANGGUR TERBANYAK

TINGKAT PENGANGGURAN TERTINGGI DI KOTA YOGYAKARTA, NAMUN JUMLAH PENGANGGUR TERBANYAK BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 03/01/34/Th.X, 02 Januari 2008 SAKERNAS AGUSTUS 2007 MENGHASILKAN ANGKA PENGANGGURAN PERBANDINGAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI DIY : TINGKAT PENGANGGURAN TERTINGGI

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Untuk mempersiapkan mahasiswa dalam melaksanakan PPL baik yang dipersiapkan berupa persiapan fisik maupun mental untuk dapat mengatasi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian. Saat ini UMKM di Indonesia per tahunnya mengalami. oleh anak muda dan wanita. Usaha mikro mempunyai peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian. Saat ini UMKM di Indonesia per tahunnya mengalami. oleh anak muda dan wanita. Usaha mikro mempunyai peran yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan usaha mikro ini sangat membantu mengatasi masalah pengangguran mengingat fenomena saat ini susahnya mencari pekerjaan formal, sehingga warga sekitar lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, dan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, dan melalui BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, dan melalui pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. malam hari. Kecenderungan orang melakukan berbagai macam aktifitasnya di

BAB I PENDAHULUAN. malam hari. Kecenderungan orang melakukan berbagai macam aktifitasnya di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan di dunia ini dibagi menjadi kehidupan di siang hari dan kehidupan malam hari. Kecenderungan orang melakukan berbagai macam aktifitasnya di siang hari, mereka

Lebih terperinci

Abstraksi. Dalam karya ilmiah ini akan di terangkan tentang peluangpeluang bisnis di area kampus, bagaimana memulai usaha di

Abstraksi. Dalam karya ilmiah ini akan di terangkan tentang peluangpeluang bisnis di area kampus, bagaimana memulai usaha di Abstraksi Dalam karya ilmiah ini akan di terangkan tentang peluangpeluang bisnis di area kampus, bagaimana memulai usaha di lingkungan kampus. Dan dalam karya ilmiah ini diharapkan maha siswa dapat berpikir

Lebih terperinci

VI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

VI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN VI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN Menurut Engel, et al (1995), proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen terdiri dari lima tahapan, yaitu (1) pengenalan kebutuhan, (2) pencarian informasi, (3)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. impian masa depan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. impian masa depan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini, pendidikan menjadi salah satu aspek penting, baik untuk mengembangkan potensi dalam diri maupun untuk mencapai impian masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inteligensi adalah faktor utama yang menentukan academic performance. Para

BAB I PENDAHULUAN. inteligensi adalah faktor utama yang menentukan academic performance. Para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada penelitian-penelitian psikologi yang terdahulu ditemukan bahwa inteligensi adalah faktor utama yang menentukan academic performance. Para peneliti tidak

Lebih terperinci

Pendidikan Profesi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran

Pendidikan Profesi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Pendidikan Profesi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran 2.2 Perkuliahan Kegiatan perkuliahan meliputi kegiatan kuliah tatap muka dan kegiatan lainnya yang ditentukan oleh dosen pembina mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan istilah bagi orang-orang yang sedang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, baik itu pada jenjang diploma, sarjana, magister, maupun doktor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tergantung pada orangtua dan orang-orang disekitarnya hingga waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tergantung pada orangtua dan orang-orang disekitarnya hingga waktu tertentu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan tergantung pada orangtua dan orang-orang disekitarnya hingga waktu tertentu. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu negara dapat tercermin dari perkembangan sektorsektor yang ada di dalamnya, baik di sektor ekonomi, politik, sosial, pariwisata, budaya, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dengan berbagai aktifitas setiap harinya. Hal ini terbilang wajar sehubungan dengan statusnya sebagai ibukota negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang terjadi pada era globalisasi saat ini menuntut adanya persaingan yang semakin ketat dalam dunia kerja. Hal ini mengakibatkan adanya tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai sektor bidang kehidupan mengalami peningkatan yang cukup pesat. Untuk dapat memajukan bidang kehidupan, manusia

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kepribadian seseorang maka remaja mempunyai arti yang khusus. Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURE PEMBIMBINGAN AKADEMIK

STANDARD OPERATING PROCEDURE PEMBIMBINGAN AKADEMIK JUDUL PEMBIMBINGAN 01 Agustus PEMBIMBINGAN JUDUL PEMBIMBINGAN 01 Agustus A. TUJUAN 1. Menjelaskan tentang tata cara pelaksanaan pembimbingan akademik oleh dosen Pembimbing Akademik kepada sejumlah mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan yang wajib ditempuh oleh mahasiswa S1 UNY program kependidikan karena orientasi utamanya

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Kasus Perkasus Penulis menemukan 5 (lima) kasus mengenai praktik pekerja bangunan di Kecamatan Tapin Selatan Kabupaten Tapin. Masing-masing responden penulis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan atau pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan suatu kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidupnya. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan segala usia (Soedijarto,2008). Di Indonesia, pendidikan terdiri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan segala usia (Soedijarto,2008). Di Indonesia, pendidikan terdiri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana mewujudkan proses belajar sepanjang hayat, menyentuh semua sendi kehidupan, semua lapisan masyarakat

Lebih terperinci

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS USAHA CAFE. Jurusan : Akuntansi

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS USAHA CAFE. Jurusan : Akuntansi PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS USAHA CAFE Jurusan : Akuntansi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Bisnis adalah usaha komersial yang dilakukan manusia dalam dunia perdagangan barang atau pun jasa. Jadi

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. besar bagi perkembangan UMKM. UMKM merupakan tulang punggung

BAB I LATAR BELAKANG. besar bagi perkembangan UMKM. UMKM merupakan tulang punggung BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan tujuan pariwisata memiliki peran besar bagi perkembangan UMKM. UMKM merupakan tulang punggung perekonomian

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK PEDAGANG MAKANAN DI SEKTOR INFORMAL

BAB IV KARAKTERISTIK PEDAGANG MAKANAN DI SEKTOR INFORMAL 25 BAB IV KARAKTERISTIK PEDAGANG MAKANAN DI SEKTOR INFORMAL Umur dan Tingkat Pendidikan Responden Data primer di lapangan menunjukkan bahwa dari 35 responden pedagang makanan di Jalan Babakan, umur rata-rata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut

BAB 1 PENDAHULUAN. Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Pernyataan ini bukan tanpa sebab,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa yang sesuai dengan selera konsumen. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa yang sesuai dengan selera konsumen. Pada era 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya pendirian suatu perusahaan bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa yang sesuai dengan selera konsumen. Pada era globalisasi ini, persaingan antar

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN VI. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Restoran Karimata Restoran Karimata didirikan pada tanggal 22 Desember 2008 oleh Bapak Agung Eko Widodo di wilayah Sentul Selatan. Restoran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan lembaga pendidikan telah mencetak tenaga terdidik dalam jumlah besar yang tidak semuanya memiliki kualitas dan kompetensi teknis yang memadai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Makna hidup merupakan hal-hal yang dianggap sangat penting dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Makna hidup merupakan hal-hal yang dianggap sangat penting dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Makna hidup merupakan hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang dan karakteristik dari makna hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal, hingga kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan akan rasa aman,

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal, hingga kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan akan rasa aman, BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia memiliki berbagai macam kebutuhan. Mulai dari kebutuhan primer, yaitu kebutuhan makanan, pakaian, dan tempat tinggal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Era Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat ini, pemerintah sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang yang pada hakekatnya bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN berguna untuk pengembangan dirinya kearah hidup yang lebih positif khususnya dalam hal merealisasikan nilai nilai yang ada dalam hidupnya. BAB III METODE PENELITIAN a.a. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhlik hidup ciptaan Allah SWT. Allah SWT tidak menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup ciptaan Allah yang lain adalah

Lebih terperinci

LAMPIRAN Pertanyaan mengenai Soto Sedeep di Semarang Responden : Habib Ibnu Alwan No.

LAMPIRAN Pertanyaan mengenai Soto Sedeep di Semarang Responden : Habib Ibnu Alwan No. LAMPIRAN Pertanyaan mengenai Soto Sedeep di Semarang Responden : Habib Ibnu Alwan No. Dimensi Orientasi Kewirausahaan Pertanyaan 1 Inovasi 1. Perubahan berupa produk dan jasa apa yang sudah anda lakukan?

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data 1. Paparan Data Pra Penelitian Peneliti mengadakan studi pendahuluan di lokasi penelitian yaitu MTs Sultan Agung yang berada di Jln. Gapuro Timur, desa Jabalsari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menghadapkan kita pada tuntutan akan pentingnya suatu kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi pendidikan yang dimiliki.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang mengakibatkan banyak orang tidak mendapatkan kesempatan

Lebih terperinci

2016 PENGARUH KONFORMITAS DAN TIPE GAYA HIDUP TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA KONSUMEN STARBUCKS COFFEE DI KOTA BANDUNG

2016 PENGARUH KONFORMITAS DAN TIPE GAYA HIDUP TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA KONSUMEN STARBUCKS COFFEE DI KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dari skripsi ini akan membahas beberapa hal terkait penelitian, termasuk latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat/signifikansi penelitian.

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENDIDIKAN

BAB II SISTEM PENDIDIKAN BAB II SISTEM PENDIDIKAN A. PENGERTIAN DASAR Sistem Kredit Semester atau disingkat SKS adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester atau disingkat sks untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan sebuah industri yang memiliki jaringan yang luas. Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian didasarkan atas apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan. Selain itu hal tersebut juga dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

BAB VI PROSES PEMBELAJARAN KOKI LA PERGOLA. Pada restoran Italia La Pergola tidak memberikan magang terhadap cook maupun

BAB VI PROSES PEMBELAJARAN KOKI LA PERGOLA. Pada restoran Italia La Pergola tidak memberikan magang terhadap cook maupun BAB VI PROSES PEMBELAJARAN KOKI LA PERGOLA 6.1 Learning Pada restoran Italia La Pergola tidak memberikan magang terhadap cook maupun cook helper karena mereka dipekerjakan di restoran tersebut dengan sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang semakin kompetitif seperti saat ini diperlukan sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara sangat bergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Pada dasarnya, pendidikan merupakan suatu proses yang membantu manusia dalam mengembangkan

Lebih terperinci