BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Virus influenza tipe A adalah virus RNA, famili Orthomyxoviridae dari
|
|
- Hartanti Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Virus Influenza Tipe A Virus influenza tipe A adalah virus RNA, famili Orthomyxoviridae dari genus Orthomyxovirus yang menyebabkan penyakit avian influenza. Virus ini merupakan virus yang mempunyai envelop, berpolaritas negatif, dan genomnya bersegmen. Masing-masing segmen dari virus influenza tipe A terdiri delapan segmen gen yang berbeda dan mengkode sekitar 10 protein virus yang berbeda (Palese dan Shaw, 2007). Struktur protein dalam virion saat ini dapat dibagi kedalam protein permukaan yang meliputi Hemaglutinin (HA), Neuraminidase (NA) dan protein ion chanel membran (M2), sedangkan protein dalam, termasuk nukleoprotein (NP), protein matriks (M1), dan kompleks polimerase terdiri dari polimerase protein dasar 1 (PB1), polimerase protein dasar 2 (PB2), dan polimerase protein asam (PA) (Palese dan Shaw, 2007). Dua protein tambahan yang dihasilkan oleh virus AI adalah protein nonstruktural, protein nonstruktural 1 (NS1) dan protein nonstruktural 2 (NS2), yang juga dikenal sebagai nuclear export protein (NEP) (O Neill et al., 1998). Protein nonstruktural 1 (NS1) dianggap ada meskipun protein nonstruktural itu tidak ditemukan dalam partikel virus tetapi di produksi dalam jumlah besar di sel host (Birch-Machin et al., 1997; dan Subbarao et al., 1998). Protein nonstruktural 2 (NS2) terutama ditemukan dalam sel inang, tetapi 6
2 7 beberapa protein dapat ditemukan dalam virion (Palese dan Shaw, 2007). Salah satu protein yang tidak ditemukan di semua virus influenza tipe A adalah protein PB1-F2, yang merupakan protein 87-amino acid yang di transkripsi dari kerangka pembacaan yang berbeda dari protein PB1. Protein ini diduga terlibat dalam apoptosis dalam sel inang dan berperan dalam menentukan pathogenesis virus (Chen et al., 2001). Virus influenza tipe A memiliki bermacam-macam subtipe, adanya variasi beberapa subtipe berdasarkan kombinasi dua antigen permukaan utama yaitu Hemaglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA). Saat ini ada 17 subtipe HA (H1-H17) dan 10 subtipe NA (N1-N10) yang diketahui setelah penemuan terbaru dari genom virus influenza tipe A, subtipe baru ini diidentifikasi dari kelalawar, H17N10 (Tong S, et al., 2012). Daerah eksternal Hemaglutinin (HA) terdiri dari oligosakharida yang menyalurkan derivate neuraminik yang memainkan peran penting dalam masuknya virus serta berfusinya virus, dan Neuraminidase (NA) berperan dalam pelepasan virus (Liu et al., 1995; dan Russell et al., 2008). Penyusunan virion virus AI di perankan oleh protein matriks yang mana protein M2 bersama dengan protein HA dan NA berfungsi sebagai saluran ion dan untuk menyusun struktur amplop virus, sedangkan protein M1 berfungsi dalam pemisahan protein M1 dari RNP untuk masuk ke sitoplasma sel tropisma (Reid et al., 2002). PB1, PB2, PA berfungsi untuk membentuk polimerase RNA-RNA aktif yang bertanggung jawab untuk replikasi dan transkripsi. Pengaturan dalam mendorong sintesis komponen-komponen virus dalam sel yang terinfeksi diperankan oleh protein NS1 dan NS2 (Gurtler, 2006).
3 8 Virus AI memiliki dua mekanisme utama untuk memberikan keragaman dalam populasi virus, mekanisme tersebut dapat berupa antigenic drift dan antigenic shift. Pada antigenic drift mengacu pada perubahan kecil (seperti subtitusi asam amino pada HA dan atau NA) yang mengakibatkan perubahan tempat antigenik. Sebaliknya, antigenic shift adalah bertanggung jawab dalam pembentukan virus subtipe baru dengan kombinasi dari HA dan NA dari subtipe yang berbeda. Seleksi dalam lingkungan memainkan peran yang sangat penting dalam terjadinya perubahan antigenik pada antigen bagian HA, seperti pada tempat-tempat yang mengalami perubahan adaptasi dan pada tempat antigenik yang mengalami subtitusi, sehingga terjadilah perubahan dalam antigenisitas virus, bahwa proses ini merupakan sisi pathogen untuk menghindari dari pertahanan host melalui co-evolusi dengan host (Blackburne et al., 2008). 1.2 Virus Avian Influenza Subtipe H5N1 Virus AI subtipe H5N1 merupakan penyakit hewan menular yang bersifat zoonosis. Virus AI subtipe H5N1 merupakan virus yang dapat menyebabkan penyakit influenza pada hewan piaraan jenis unggas dan mamalia seperti kuda, babi, dan manusia (Boyce et al., 2008). Pada tahun 1997 dunia dikejutkan dengan wabah HPAI di Hong Kong yang disebabkan oleh virus AI subtipe H5N1, dan menular pada manusia dengan enam kasus meninggal (Suarez et al., 1998). Kejadian tersebut menyebabkan virus AI subtipe H5N1 menjadi perhatian utama kematian pada manusia sangat dikhawatirkan menjadi wabah pandemik yang berbahaya bagi umat manusia di
4 9 belahan bumi ini. Beberapa tahun terakhir perhatian dunia kesehatan hewan dan manusia terpusat kepada semakin mewabahnya penularan virus AI subtipe H5N1 yang telah menyebabkan kerugian perekonomian yang cukup besar baik pada industri peternakan unggas di dunia maupun di Indonesia pada khususnya. Selain itu, jumlah kasus kematian infeksi AI subtipe H5N1 pada manusia bertambah setiap tahun dan sampai saat ini, AI masih menjadi masalah yang serius yang perlu mendapatkan perhatian yang khusus mengingat korban meninggal akibat infeksi virus ini terus bertambah (WHO, 2012). Virus AI subtipe H5N1 telah mengalami beberapa kali mutasi yang menyebabkan terjadinya perbedaan pathogenesis virus. Analisis genetik menunjukkan bahwa sebagian besar virus AI subtipe H5N1 dari unggas dan manusia di Asia termasuk dalam genotip Z, serupa dengan virus yang pertamakali diidentifikasi pada unggas di China Selatan (Guan et al., 2004). Virus AI subtipe H5N1 kemungkinan dapat menyebabkan beberapa pandemik influenza karena sifat virus yang mudah mengalami mutasi. Mutasi dari virus AI subtipe H5N1 kemungkinan besar dapat menghasilkan varian virus AI subtipe H5N1 baru yang dapat mengenali reseptor spesifik yang ada pada sel manusia (natural human α 2-6 glycan), sehingga jikalau hal ini terjadi, maka penularan virus AI subtipe H5N1 dari manusia ke manusia dapat terjadi dengan mudah dan dengan adanya kemungkinana tersebut virus AI subtipe H5N1 dapat mengancam kondisi global kesehatan manusia (Stevens et al., 2006).
5 Pathogenesis Virus AI memiliki dua tingkat pathogenitas berdasarkan genetic sequance dan kemampuan menimbulkan penyakit pada unggas yakni HPAI dan LPAI. Virus AI pathogenitas tinggi (HPAI) termasuk virus yang mampu menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan penyakit yang serius dengan tingkat kematian yang tinggi, sedangkan virus avian influenza unggas berpathogenitas rendah (LPAI) menyebabkan penyakit yang ringan yang kemungkinan besar tidak menunjukkan gejala jika terjadi infeksi pada unggas (Perdue dan Swayne, 2005). Virus AI dapat ditularkan melalui berbagai cara sehingga dapat masuk ke tubuh host, tanpa adanya gejala klinis ataupun dengan menimbulkan gejala klinis bahkan terjadi kematian pada host yang terinfeksi. Saat virus menginfeksi host dan masuk kedalam sel host, maka akan terjadi pengkopian dari RNA berpolaritas negatif kedalam penyandian mrna, dan proses ini adalah bagian terpenting dari segi siklus hidup virus. Ketika virus endositosis kedalam sel rentan, segmen RNA dilepaskan kedalam sel untuk memulai infeksi, dengan proses itu menyebabkan penurunana ph dalam vesikel endosit dan penggabungan membran virus dengan membran vesikel (Lamb et al., 2001; Vaccaro et al., 2005). Untuk membuat virus baru, RNA virus dilepas sebagai kompleks Nukleoprotein-RNA (NP), kemudian bersama protein lain menuju nukleus. Tiga protein polimerase besar (hampir 50 % dari total informasi genetik) mulai berfungsi setelah RNA virus mencapai inti, dengan membuat RNA positif atau mrna maupun dari template untuk membuat molekul RNA antisense baru yang
6 11 akan di kemas dalam pembentukan partikel virus yang baru. Menurut Noda et al. (2006), untuk mendapatkan titer virus yang tinggi dalam waktu singkat kompleks NP-RNA merupakan kunci utama. Fungsi gen lainya adalah membantu mengatur pembuatan dan perakitan dari partikel virus setelah memulai proses dari produksi mrna. Sintesis protein struktural virus ditentukan oleh empat gen yakni dua gen penyandi protein permukaan (HA dan NA), serta dua gen penyandi protein dalam (M1dan NP). Tiga kategori utama dari gen dalam virus avian influenza dapat diklasifikasikan secara luas sebagai (1) gen sintesis RNA, (2) gen regulatory (pengaturan), dan (3) gen protein struktural. Kategori ini penting sebagai penentu variasi genetik untuk pathogenesis dari virus avian influenza. Yang paling penting adalah jenis variabilitas genetik yang terjadi pada berbagai gen yang mempengaruhi berbagai tahapan siklus hidup virus serta berpengaruh pada pathogenesitas virus (Swyne, 2008). 2.4 Avian Influenza Pada Ayam AI dilaporkan pertamakali sebagai kejadian yang sangat mematikan dan bersifat sistemik pada ayam di Itali pada tahun 1878, yaitu HPAI (Perroncito, 1878). AI merupakan penyakit sistemik hebat yang sering disebut dengan istilah fowl plague atau fowl pest, akan tetapi nama lain juga telah digunakan, termasuk peste aviaire, Geflugelpest, tyhpus exudatious gallinarium, Brunswick bird plaque, fowl atau bird grippe (Stubbs, 1926).
7 12 Di Indonesia kasus AI terjadi pertamakali pada ayam ras komersial, kasus ini menyebabakan kematian pada banyak ayam. Di Indonesia AI pertamakali dilaporkan telah terjadi di Jawa Barat dan Jawa Tengah, kemudian secara cepat menyebar ke berbagai daerah di Jawa, Kalimantan, Sumatra, Lampung, dan Bali (Kandun, 2006; Mahardika et al., 2004; Smith et al., 2006). Virus AI merupakan virus yang sangat berbahaya, bersifat zoonosis dan mematikan, baik pada unggas (ayam) ataupun pada manusia. Virus ini telah dilaporkan dapat menginfeksi manusia dan ditransmisikan secara langsung dari unggas (ayam) ke manusia di Hongkong, dan menyebabkan enam orang meninggal dari 18 orang yang terinfeksi virus tersebut (Claas et al., 1998; Shortridge et al., 1998; Subbaro et al., 1998; Katz et al., 2000). Pada ayam, virus AI menyebabkan gejala klinis yang sangat bervariasi, mulai dari infeksi yang bersifat asimptomatik sampai infeksi yang berakibat fatal dan bersifat multisistemik (Swayne dan Suarez, 2000). 2.5 Avian Influenza Pada Unggas Air (Itik) Unggas air dapat terinfeksi oleh semua subtipe virus influenza tipe A, dengan sedikit atau tanpa menunjukkan gejala (Woebser, 1997). Unggas air, salah satunya itik memainkan peranan penting dalam pemeliharaan dan penyebaran virus avian influenza yang termasuk golongan LPAI (Olsen et al., 2006), tetapi penelitian eksperimental menunjukkan bahwa itik mungkin memainkan peran dalam pemeliharaan virus HPAI subtipe H5N1. Itik yang terinfeksi dapat tidak menunjukkan tanda-tanda klinis namun dapat mengekskresikan virus dengan
8 13 konsentrasi tinggi yang bersifat pathogen pada spesies unggas lainya (Hulse-Post et al., 2005). Replikasi virus AI pada itik terjadi terutama pada saluran pencernaan (usus), dengan konsentrasi virus low pathogenic dalam feses (Webster et al., 2002). Akibatnya, terjadilah transmisi lokal LPAI pada unggas air yang tergantung pada transmisi melalui tinja (Hinshaw et al., 1979,1980), sedangkan penyebaran secara geografis dari virus AI sebagian besar tergantung pada pola dari pelepasan virus dan prilaku migrasi unggas yang terinfeksi (Lebarbenchon et al., 2009). Burung liar juga merupakan reservoir alami dari virus AI, kemungkinan besar spesies burung liar menumpahkan sebagian besar virus HPAI subtipe H5N1 tanpa menunjukkan gejala klinis (Tumpey et al., 2012), kejadian tersebut memungkinkan dapat menambah tingkat terjadinya transmisi penyebaran virus AI subtipe H5N1 pada unggas air dan menyebabkan ketidakseimbangan diantara virus influenza A dengan unggas air (itik) (Sturm-Ramirez, 2005). Ketidakseimbangan antara unggas air (itik) dengan virus AI subtipe H5N1 memungkinkan dapat menyebabkan terjadinya perubahan virulensi virus AI subtipe H5N1 karena sifat virus AI yang mudah mengalami mutasi. Mutasi, termasuk subtitusi, delesi, dan insersi adalah salah satu mekanisme paling penting dalam menghasilkan variasi virus AI (Holland et al., 1982).
9 Imunohistokimia (IHK) IHK telah muncul sebagai suatu teknik penelusuran kuat yang dapat memberikan informasi tambahan untuk penilaian rutin morfologi jaringan. IHK digunakan untuk mempelajari penanda seluler yang menentukan fenotipe tertentu yang dapat memberikan suatu kepentingan diagnosis, prognosis, dan prediksi sebuah informasi yang berkaitan tentang status dan biologis penyakit. Penggunaan antibodi untuk kajian molekuler dan patologi jaringan dapat di sempurnakan dengan teknik IHK (Key, 2009). Menurut Snider, (2013) pendekatan dalam deteksi antigen-antibodi sebagai dasar dari IHK terbagi menjadi dua, yaitu dengan deteksi langsung dan tidak langsung, dan dalam pemilihan pendekatan yang digunakan tergantung pada tingkat target ekspresi antigen. Dalam deteksi antibodi secara langsung, antibodi terhadap antigen target (antibodi primer) adalah penghubung dengan sebuah enzim. Enzim yang paling sering digunakan adalah Horseradish Peroxidase (HRP) atau Alkaline Phosphatase (AP). Kerja enzim ini yang akan diaktifkan dengan penambahan substrat. Pada deteksi langsung tidak memerlukan langkah tambahan untuk penambahan antibodi sekunder. Kelemahan teknik ini kemungkinan sulit untuk dideteksi jika protein yang ditemukan dalam jumlah sedikit. Pada metode IHK tidak langsung, deteksi menggunakan antibodi skunder yang bereaksi dengan antibodi primer berlabel untuk memperkuat sinyal, dengan demikian sensitifitas unji meningkat, antibodi skunder lazimnya berlabel enzim HRP/AP kemudian direaksikan dengan subtrat untuk menghasilkan kromogenik
10 15 (Snider, 2013). Metode IHK tidak langsung dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya: Avidin-Biotin Compleks (ABC), Labeled Streptavidin Biotin (LSAB), dan Phosphatase-Anti-Phospatase (PAP) (Boenisch, 2001). Pewarnaan IHK dengan metode avidin-biotin-peroksidase kompleks (ABC) yang melibatkan penggunaan antibodi skunder berlabel biotin diikuti oleh penambahan dari avidin-biotin-peroksidase kompleks, memberikan hasil lebih baik ketika di bandingkan dengan metode antibodi yang tidak berlabel. Terdapatnya tempat ikatan dari biotin secara kompleks dihasilkan karena avidin dengan peroksidase berlabel biotin (Boenisch, 2001). Dalam pembentukan kompleks, avidin berfungsi sebagai jembatan antara molekul peroksidase berlabel biotin, molekul peroksidase berlabel biotin, yang mengandung beberapa gugus biotin, berfungsi sebagai penghubung antara molekul avidin. Akibatnya, sebuah pola-pola kompleks yang mengandung beberapa molekul peroksidase kemungkinan terbentuk. Ikatan dari kompleks ini pada gugus biotin berhubungan dengan antibodi sekunder hasil atas pewarnaan dengan intensitas yang tinggi (Hsu et al., 1981). Dalam metode yang sama, metode LSAB juga menggunakan antibodi sekunder biotinylated. Dimana antibodi skunder akan menghubungkan antibodi primer untuk menghubungkan streptavidin-peroksidase, akan tetapi kompleks yang terbentuk lebih kecil dari pada kompleks yang terbentuk oleh metode ABC, dan itu sulit dijangkau epitop, jadi metode LSAB memiliki tingkat sensitifitas lebih baik dari pada metode ABC (Chilosi et al., 1994). Kedua metode tersebut
11 16 dilihat perbedaanya berdasarkan ikatan dari avidin-biotin kompleks dan streptavidin-biotin (Gambar 2.1). Gambar 2.1 A) Metode Avidin-Biotin Complex (ABC), B) Metode Labeled Streptavidin Biotin (LSAB). Sumber: Handbook IHC Staining Method, DAKO (2009). Avidin adalah glikoprotein dan memiliki titik isoelektrik (pl) berkisar 10, ini memiliki kecenderungan untuk mengikat secara khusus seperti lektin dan komponen jaringan yang bermuatan negatif pada ph fisiologis. Streptavidin memiliki titik isoelektrik yang lebih netral dan tidak memiliki gugus karbohidrat. Perbedaan-perbedaan ini mengakibatkan kurang spesifik dalam pengikatan jaringan. Molekul biotin adalah konjugasi yang mudah untuk antibodi dan enzim. Dalam metode ABC antibodi sekunder adalah penghubung untuk biotin dan berfungsi sebagai penghubung diantara antibodi primer jaringan yang terikat dan sebuah avidin-biotin-peroksidase kompleks (Heras et al., 1995). Pada teknik imunohistokimia antibodi yang biasanya digunakan adalah antibodi monoklonal, dimana antibodi monoklonal adalah antibodi monospesifik yang dapat mengikat satu epitope saja. Bahwasanya antibodi monoklonal memiliki antigen binding surface yang sama (Sudiana, 2005).
BAB I PENDAHULUAN. influenza tipe A termasuk dalam famili Orthomyxoviridae. Virus AI tergolong
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Avian influenza (AI) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza tipe A termasuk dalam famili Orthomyxoviridae. Virus AI tergolong virus RNA (Ribonucleic acid)
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Virus Influenza Tipe A
TINJAUAN PUSTAKA Virus Influenza Tipe A Penyakit Avian Influensa (AI) disebabkan oleh virus influensa tipe A yang merupakan virus RNA dari famili Orthomyxoviridae dengan genus Orthomyxovirus. Berbentuk
Lebih terperinciSelama ini mungkin kita sudah sering mendengar berita tentang kasus
AgroinovasI Waspadailah Keberadaan Itik dalam Penyebaran Virus Flu Burung atau AI Selama ini mungkin kita sudah sering mendengar berita tentang kasus penyakit flu burung, baik yang dilaporkan pada unggas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Avian influenza (AI) dan Newcastle disease (ND) adalah penyakit
PENDAHULUAN Latar Belakang Avian influenza (AI) dan Newcastle disease (ND) adalah penyakit pernafasan pada unggas dan termasuk list A Office International des Epizooties (OIE) sebagai penyakit yang sangat
Lebih terperinciMODUL 2 DASAR DASAR FLU BURUNG, PANDEMI INFLUENZA DAN FASE FASE PANDEMI INFLUENZA MENURUT WHO
MODUL 2 DASAR DASAR FLU BURUNG, PANDEMI INFLUENZA DAN FASE FASE PANDEMI INFLUENZA MENURUT WHO DepKes RI 2007 Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Umum : Dapat menjelaskan dasar dasar Flu Burung, pandemi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Btetapi banyak juga ditemukan isolat asal burung dari subtipe H5 dan H7B Byang
TINJAUAN PUSTAKA Virus Avian Influenza Virus influenza terdiri dari beberapa tipe yaitu tipe A, tipe B dan tipe C. Virus tipe A menyerang hewan, tetapi dapat menyebabkan epidemik pada manusia. Sementara
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan epidemiologi Avian Influenza
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan epidemiologi Avian Influenza Avian Influenza adalah penyakit infeksi pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza strain tipe A. Penyakit yang pertama diidentifikasi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit flu burung atau Avian Influenza (AI) adalah penyakit zoonosa yang sangat fatal. Penyakit ini menginfeksi saluran pernapasan unggas dan juga mamalia. Penyebab penyakit
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. unggas yang dibudidayakan baik secara tradisional sebagai usaha sampingan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan unggas di Indonesia memegang peran penting bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Hal ini terlihat dari banyaknya jenis unggas yang dibudidayakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
34 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini jenis sampel diambil berupa serum dan usap kloaka yang diperoleh dari unggas air yang belum pernah mendapat vaksinasi AI dan dipelihara bersama dengan unggas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Virus Influenza A, B dan C
16 TINJAUAN PUSTAKA Virus Influenza A, B dan C Virus influenza merupakan virus RNA memiliki amplop (envelope) yang termasuk anggota dari famili Orthomyxoviridae. Genomnya terdiri dari negative single strand
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit porcine reproductive and respiratory syndrome (PRRS) adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit porcine reproductive and respiratory syndrome (PRRS) adalah penyakit menular ganas pada babi yang disebabkan oleh virus dengan gejala utama gangguan reproduksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit Avian Influenza (AI) adalah salah satu penyakit infeksi penting yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan adanya kematian yang tinggi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Titrasi Virus Isolat Uji Berdasarkan hasil titrasi virus dengan uji Hemaglutinasi (HA) tampak bahwa virus AI kol FKH IPB tahun 3 6 memiliki titer yang cukup tinggi (Tabel ). Uji HA
Lebih terperinciPenyebaran Avian Flu Di Cikelet
6 Bab II Penyebaran Avian Flu Di Cikelet 2.1 Sejarah virus Avian Flu Avian Flu merupakan infeksi virus influenza A subtipe H5N1 yang umumnya menyerang unggas, burung, ayam dan babi, tetapi setelah menyerang
Lebih terperinciFLU BURUNG. HA (Hemagglutinin) NA (Neoraminidase) Virus Flu Burung. Virus A1. 9 Sub type NA 15 Sub type HA. 3 Jenis Bakteri 1 Jenis Parasit
Penyakit influensa pada unggas (Avian Influenza/A1) yang saat ini kita kenal dengan sebutan flu burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influensa tipe A dari Family Orthomyxomiridae. Virus ini
Lebih terperinciFlu burung adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Umumnya tipe ini ditemukan pada burung dan unggas. Kasus penyebaran :
!!"!!#$ Dewasa ini virus H5N1 atau yang lazim dikenal sebagai virus flu burung (Avian Influenza) telah mewabah dimana mana. Virus ini pada awalnya hanya menginfeksi unggas. Namun akhir akhir ini diberitakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Virus Virus adalah suatu partikel yang mengandung bahan genetik berupa DNA atau RNA yang diselubungi oleh protein yang disebut kapsid dan pada beberapa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Virus Avian Influenza H5N1 Morfologi Virus Avian Influenza H5N1 merupakan salah satu penyebab penyakit unggas yang bersifat zoonosis. Virus ini menyebabkan penyakit flu pada unggas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ekologi Avian Influenza
4 TINJAUAN PUSTAKA Ekologi Avian Influenza Virus influenza adalah partikel berselubung berbentuk bundar atau bulat panjang, merupakan genom RNA rantai tunggal dengan 8 segmen, serta berpolaritas negatif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Newcastle disease (ND) merupakan penyakit viral disebabkan oleh Newcastle disease virus (NDV) yang sangat penting dan telah menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Morbiditas
Lebih terperinciFLU BURUNG AVIAN FLU BIRD FLU. RUSDIDJAS, RAFITA RAMAYATI dan OKE RINA RAMAYANI
FLU BURUNG AVIAN FLU AVIAN INFLUENZA BIRD FLU RUSDIDJAS, RAFITA RAMAYATI dan OKE RINA RAMAYANI VIRUS INFLUENZA Virus famili orthomyxoviridae Tipe A,B,C Virus A dan B penyebab wabah pada manusia Virus C
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Selama tiga dekade ke belakang, infeksi Canine Parvovirus muncul sebagai salah
PENDAHULUAN Latar Belakang Canine Parvovirus merupakan penyakit viral infeksius yang bersifat akut dan fatal yang dapat menyerang anjing, baik anjing domestik, maupun anjing liar. Selama tiga dekade ke
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Ayam Petelur . Sistem Kekebalan pada Ayam
4 TINJAUAN PUSTAKA Ayam Petelur Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Ayam peliharaan merupakan hasil domestikasi dari ayam hutan yang ditangkap dan
Lebih terperinciUNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya
page 1 / 5 EDITORIAL BOARD Dewan Redaksi Pemimpin Redaksi : Nusdianto Triakoso, drh., M.P. Penyunting : Nusdianto Triakoso, drh. M.P. Dr. M. Zainal Arifin, drh., M.S. Dr. I Komang Wiarsa Sardjana, drh.
Lebih terperinciVIRUS AVIAN INFLUENZA & DINAMIKA MOLEKULERNYA
Diterbitkan oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang Gedung D5, Kampus Sekaran Gunungpati Phone : (024) 8508112 Website : http://mipa.unnes.ac.id R. Susanti VIRUS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Virus Influenza merupakan virus RNA yang termasuk dalam famili orthomyxoviridae, yang dapat menginfeksi unggas, mamalia dan manusia (Nidom, 2005). Berbeda dengan virus
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Salah Satu Manajemen Perkandangan pada Peternakan Ayam Broiler.
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peternakan Ayam Broiler Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan ilmu pengobatan tidak menjamin manusia akan bebas dari penyakit. Hal ini disebabkan karena penyakit dan virus juga
Lebih terperinci5. PEMBAHASAN 5.2 Deteksi Avian Influenza
29 5. PEMBAHASAN 5.2 Deteksi Avian Influenza Virus influenza A memiliki keragaman genetik yang tinggi dan tersebar pada berbagai spesies unggas liar di seluruh dunia. Pada studi yang dilakukan di Pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. protozoa Toxoplasma gondii, infeksi parasit ini dijumpai di seluruh dunia
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Toksoplasmosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan parasit protozoa Toxoplasma gondii, infeksi parasit ini dijumpai di seluruh dunia (Kijlstra dan Jongert, 2008).
Lebih terperinciKesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Indluenza
Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Indluenza Influenza adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Virus influenza diklasifikasi menjadi tipe A, B dan C karena nukleoprotein dan matriks proteinnya.
Lebih terperinciProses Penyakit Menular
Proses Penyakit Menular Bagaimana penyakit berkembang? Spektrum penyakit Penyakit Subklinis (secara klinis tidak tampak) Terinfeksi tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit; biasanya terjadi perubahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Influenza merupakan penyakit saluran pernafasan akut yang di sebabkan infeksi Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C. Penyakit
Lebih terperinciVIRULENSI DAN TRANSMISI VIRUS INFLUENZA A PADA MANUSIA, HEWAN MAMALIA DAN UNGGAS
ARTIKEL VIRULENSI DAN TRANSMISI VIRUS INFLUENZA A PADA MANUSIA, HEWAN MAMALIA DAN UNGGAS Vivi Setiawaty* Peneliti Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Balitbangkes, Jl. Percetakan Negara No. 29,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN FLU BURUNG DI DESA KIPING KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN FLU BURUNG DI DESA KIPING KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-I
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. sangat akut dan mudah sekali menular. Penyakit tersebut disebabkan oleh virus
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Newcastle disease (ND) merupakan suatu penyakit pada unggas yang sangat akut dan mudah sekali menular. Penyakit tersebut disebabkan oleh virus dan menyerang berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat negara kita baru mulai bangkit dari krisis, baik krisis ekonomi, hukum dan kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Avian Influenza Avian Influenza (AI) yang popular disebut flu burung merupakan penyakit infeksius pada unggas. Penyakit ini telah menyebar ke seluruh dunia dan menyerang berbagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hepatitis B 2.1.1 Etiologi Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV). HBV merupakan famili Hepanadviridae yang dapat menginfeksi manusia.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kerangka Konsep. Kerangka konsep yang dibangun dalam penelitian ini digambarkan sebagai. berikut :
25 METODE PENELITIAN Kerangka Konsep berikut : Kerangka konsep yang dibangun dalam penelitian ini digambarkan sebagai Manajemen Unggas di TPnA - Keberadaan SKKH - Pemeriksaan - Petugas Pemeriksa - Cara
Lebih terperinciTinjauan Mengenai Flu Burung
Bab 2 Tinjauan Mengenai Flu Burung 2.1 Wabah Wabah adalah istilah umum baik untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengue. Virus dengue ditransmisikan oleh nyamuk Aedes aegypti. Infeksi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Demam berdarah adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue ditransmisikan oleh nyamuk Aedes aegypti. Infeksi dengan satu atau lebih virus
Lebih terperinciWahai Burungku, Ada Apa Denganmu (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi)
Wahai Burungku, Ada Apa Denganmu (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi) (sumber : MEDIA INDONESIA Edisi 27 Pebruari 2006) Flu burung, penyakit yang ditulari hewan ke manusia akis
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi, Morfologi dan Nomenklatur Virus Influenza
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi, Morfologi dan Nomenklatur Virus Influenza Virus influenza penyebab penyakit flu adalah virus anggota famili Orthomyxoviridae (ICTV 2006). Virus ini dibagi menjadi influenza
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengamatan terhadap gejala klinis pada semua kelompok perlakuan, baik pada kelompok kontrol (P0) maupun pada kelompok perlakuan I, II dan III dari hari pertama sampai pada
Lebih terperinciTermasuk ke dalam retrovirus : famili flaviviridae dan genus hepacivirus. Virus RNA, terdiri dari 6 genotip dan banyak subtipenya
Felix Johanes 10407004 Rahma Tejawati Maryama 10407017 Astri Elia 10407025 Noor Azizah Ba diedha 10407039 Amalina Ghaisani K.10507094 Febrina Meutia 10507039 Anggayudha A. Rasa 10507094 Termasuk ke dalam
Lebih terperinciKONTRIBUSI KAJIAN STRUKTUR MOLEKULER VIRUS AVIAN INFLUENZA (VAI) TERHADAP PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI VAKSIN DAN ANTIBODI MONOKLONAL
KONTRIBUSI KAJIAN STRUKTUR MOLEKULER VIRUS AVIAN INFLUENZA (VAI) TERHADAP PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI VAKSIN DAN ANTIBODI MONOKLONAL Heru Nurcahyo Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, UNY ABSTRAK Virus avian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Flu burung yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah avian flu atau avian influenza (AI) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit zoonosis yang ditularkan oleh virus Avian Influenza tipe A sub tipe
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Avian Influenza (AI) atau flu burung atau sampar unggas merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan oleh virus Avian Influenza tipe A sub tipe H5N1 dari family Orthomyxoviridae.
Lebih terperinciOUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS
VIRUS FIRMAN JAYA OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS PENDAHULUAN Metaorganisme (antara benda hidup atau benda mati) Ukuran kecil :
Lebih terperinciB. KARAKTERISTIK VIRUS
BAB 9 V I R U S A. PENDAHULUAN Virus merupakan elemen genetik yang mengandung salah satu DNA atau RNA yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dan ekstrseluler. Dalam
Lebih terperinciVirus baru : Coronavirus dan Penyakit SARS
Virus baru : Coronavirus dan Penyakit SARS 23 Apr 2003 Kasus sindrom pernapasan akut parah, atau lebih dikenal dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) masih menempatkan berita utama di sebagian
Lebih terperinciKAJIAN PERSISTENSI DAN PENULARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA DI PETERNAKAN ITIK MENGGUNAKAN TEKNIK REAL TIME RT-PCR AMINAH
KAJIAN PERSISTEI DAN PENULARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA DI PETERNAKAN ITIK MENGGUNAKAN TEKNIK REAL TIME RTPCR AMINAH SEKOLAH PASCASARJANA ITITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
Lebih terperinciPertanyaan Seputar "Flu Burung" (Friday, 07 October 2005) - Kontribusi dari Husam Suhaemi - Terakhir diperbaharui (Wednesday, 10 May 2006)
Pertanyaan Seputar "Flu Burung" (Friday, 07 October 2005) - Kontribusi dari Husam Suhaemi - Terakhir diperbaharui (Wednesday, 10 May 2006) Reproduced from FAQ "Frequently Asked Question" of Bird Flu in
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit flu burung telah membuat masyarakat resah terutama di Indonesia. Jutaan unggas mati. Tidak hanya itu, yang lebih fatal penyakit ini telah mulai menular dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Influenza atau lebih dikenal dengan flu, merupakan salah satu penyakit yang menyerang pernafasan manusia. Penyakit ini disebabkan oleh virus influenza yang
Lebih terperinciPEMBAHASAN UMUM Karakterisasi Genotipe Cabai
77 PEMBAHASAN UMUM Karakterisasi Genotipe Cabai Varietas cabai yang tahan terhadap infeksi Begomovirus, penyebab penyakit daun keriting kuning, merupakan komponen utama yang diandalkan dalam upaya pengendalian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Deteksi genom virus avian influenza pada penelitian dilakukan
30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONDISI OPTIMAL REAKSI AMPLIFIKASI Deteksi genom virus avian influenza pada penelitian dilakukan menggunakan primer NA. Primer NA dipilih karena protein neuraminidase,
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. Model Penyebaran Avian Flu Hendra Mairides
1 Bab I Pendahuluan Flu burung merupakan penyakit menular pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Pertama kali, virus influenza tipe A ditemukan di Italia pada tahun 1817. Pada waktu itu,
Lebih terperinciOLeh: Bella Swandayani Sutrisno KeLas B
OLeh: Bella Swandayani Sutrisno 07-8114-058 KeLas B SEJARAH Orthomyxoviruses pertama kali ditemukan di babi oleh Richard Schope di 1931. Ini ditemukan pertama kali diikuti oleh isolasi virus dari manusia
Lebih terperinciAVIAN INFLUENZA. Dr. RINALDI P.SpAn Bagian Anestesi/ICU Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.DR.Sulianti Saroso
AVIAN INFLUENZA Dr. RINALDI P.SpAn Bagian Anestesi/ICU Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.DR.Sulianti Saroso Flu burung atau Avian Influenza adalah jenis influenza pada binatang yang sebenarnya telah ditemukan
Lebih terperinciPERBANDINGAN HISTOPATHOGENESIS KASUS AVIAN INFLUENZA SUBTIPE H5N1, PADA AYAM DAN ITIK DENGAN TEKNIK IMUNOHISTOKIMIA SKRIPSI
PERBANDINGAN HISTOPATHOGENESIS KASUS AVIAN INFLUENZA SUBTIPE H5N1, PADA AYAM DAN ITIK DENGAN TEKNIK IMUNOHISTOKIMIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas -Tugas dan Memenuhi Persyaratan untuk Mencapai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Newcastle Disease (ND)
TINJAUAN PUSTAKA Newcastle Disease (ND) Newcastle Disease (ND) pertama kali ditemukan di Newcastle Inggris pada tahun 1926. Virus ini menyerang berbagai macam spesies burung dan unggas. Tingkat kematian
Lebih terperinciDETEKSI VIRUS AVIAN INFLUENZA (H5N1) PADA UNGGAS AIR DI PROPINSI LAMPUNG DENGAN UJI HAEMAGGLUTINATION INHIBITION
1 DETEKSI VIRUS AVIAN INFLUENZA (H5N1) PADA UNGGAS AIR DI PROPINSI LAMPUNG DENGAN UJI HAEMAGGLUTINATION INHIBITION (HI) DAN REVERSE TRANSCRIPTASE-POLYMERASE CHAIN REACTION (RT-PCR) DWI DESMIYENI PUTRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan gejala saraf yang progresif dan hampir selalu berakhir dengan kematian. Korban
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rabies merupakan penyakit hewan menular yang bersifat zoonosis. Kasus rabies sangat ditakuti dikalangan masyarakat, karena mengakibatkan penderitaan yang berat dengan
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup
POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup biokimia, sejarah perkembangan ilmu biokimia, bidangbidang
Lebih terperinciTINJAUAN TENTANG HIV/AIDS
BAB 2 TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS 2.1 Pengenalan Singkat HIV dan AIDS Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, HIV adalah virus penyebab AIDS. Kasus pertama AIDS ditemukan pada tahun 1981. HIV
Lebih terperinciII. MATERI A. NUKLEUS
BAB IV NUKLEUS I. PENDAHULUAN Bab ini menerangkan struktur, komponen dan fungsi nukleus, nukleolus, materi genetik di dalamya. Bagaimana transport molekul terjadi dalam nukleus juga diterangkan dalam bab
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Virus Influenza A
TINJAUAN PUSTAKA Virus Influenza A Virus influenza merupakan virus RNA untai negatif dengan genom tersegmentasi berisi tujuh sampai delapan segmen gen yang termasuk kedalam famili Orthomyxoviridae. Berdasarkan
Lebih terperinciACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR
ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR PENDAHULUAN Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah penyakit yg disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) HIV : HIV-1 : penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh virus dan bersifat zoonosis. Flu burung telah menjadi perhatian yang luas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Flu burung merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus dan bersifat zoonosis. Flu burung telah menjadi perhatian yang luas bagi masyarakat karena
Lebih terperinciJika tidak terjadi komplikasi, penyembuhan memakan waktu 2 5 hari dimana pasien sembuh dalam 1 minggu.
Virus Influenza menempati ranking pertama untuk penyakit infeksi. Pada tahun 1918 1919 perkiraan sekitar 21 juta orang meninggal terkena suatu pandemik influenza. Influenza terbagi 3 berdasarkan typenya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Salmonella enterica serotype typhi (Salmonella typhi)(santoso et al.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica serotype typhi (Salmonella typhi)(santoso et al. 2004). Penyakit
Lebih terperinciBUKU SAKU FLU BURUNG. Posko KLB Ditjen PP dan PL : SMS GATE WAY :
Buku Saku Flu Burung Buku Saku Flu Burung 16 KATA PENGANTAR Flu Burung (FB) atau Avian Influenza (AI) adalah suatu penyakit menular pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dengan subtipe
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ini tersebar di berbagai penjuru dunia. Di Indonesia, penyakit ini bersifat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Toksoplasmosis merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang secara alami dapat menular dari hewan ke manusia. Gejala klinis dari penyakit
Lebih terperinciSURVEILANS SWINE INFLUENZA DI WILAYAH KERJA BBVET WATES JOGJAKARTA TH
SURVEILANS SWINE INFLUENZA DI WILAYAH KERJA BBVET WATES JOGJAKARTA TH 29-211 Sri Handayani Irianingsih *, Rama Dharmawan * Dessie Eri Waluyati ** dan Didik Arif Zubaidi *** * Medik Veteriner pada Laboratorium
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 3
Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii RIWAYAT HIDUP... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi UCAPAN TERIMAKASIH... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinci19/10/2016. The Central Dogma
TRANSKRIPSI dr.syazili Mustofa M.Biomed DEPARTEMEN BIOKIMIA DAN BIOLOGI MOLEKULER FK UNILA The Central Dogma 1 The Central Dogma TRANSKRIPSI Transkripsi: Proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian. Dalam kurun waktu 50 tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi virus dengue merupakan salah satu penyakit menular yang sering menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian. Dalam kurun waktu 50 tahun kasus dengue di dunia meningkat
Lebih terperinciDeteksi Antibodi Terhadap Virus Avian Influenza pada Ayam Buras di Peternakan Rakyat Kota Palangka Raya
Deteksi Antibodi Terhadap Virus Avian Influenza pada Ayam Buras di Peternakan Rakyat Kota Palangka Raya Detection of Antibody Against Avian Influenza Virus on Native Chickens in Local Farmer of Palangka
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antibodi
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antibodi Respon imun akan terjadi dalam tubuh hewan yang terpapar oleh suatu antigen. Respon humoral tubuh yang terinfeksi akan menghasilkan antibodi. Antibodi merupakan suatu molekul
Lebih terperinci1. ASPEK BIOLOGI MORFOLOGI VIRUS EBOLA:
Virus Ebola menyebabkan demam hemorrhagic. Semenjak dikenal tahun 1976, Virus Ebola menyebabkan penyakit yang fatal pada manusia maupun binatang primata (monyet, gorila dan simpanse). Dinamakan Virus Ebola
Lebih terperinciMOLEKULER ONKOGENESIS
MOLEKULER ONKOGENESIS Perpustakaan Nasional Katalog dalam Terbitan (KDT) Molekuler Onkogenesis (Konsep Genetik, Virus, Radiasi - Kimia, Mutasi Gen, Epigenetik dan Signalling) dr. H. Agung Putra, M.Si.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Influenza adalah suatu penyakit infeksi saluran pernafasan. akut yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Influenza adalah suatu penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini dapat menyerang saluran pernafasan bagian atas maupun
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Avian Influenza
TINJAUAN PUSTAKA Avian Influenza Avian Influenza (AI) merupakan penyakit infeksi pada unggas yang disebabkan virus infuenza. Virus avian influenza, virus RNA yang termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus
Lebih terperinciPertanyaan Seputar Flu A (H1N1) Amerika Utara 2009 dan Penyakit Influenza pada Babi
1 Lab Biomedik dan Biologi Molekuler Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Jl Raya Sesetan-Gang Markisa No 6 Denpasar Telp: 0361-8423062; HP: 08123805727 Email: gnmahardika@indosat.net.id;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit flu burung atau flu unggas (bird flu, avian influenza) adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit flu burung atau flu unggas (bird flu, avian influenza) adalah suatu penyakit yang menular yang disebabkan oleh virus tipe A dan B dan ditularkan oleh unggas.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. penderitaan yang berat dengan gejala saraf yang mengerikan dan hampir selalu
PENDAHULUAN Latar Belakang Rabies merupakan penyakit hewan menular yang bersifat zoonosis. Kejadian rabies sangat ditakuti di kalangan masyarakat, karena mengakibatkan penderitaan yang berat dengan gejala
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Ayam Petelur Sistem Kekebalan Tubuh Pada Unggas
4 TINJAUAN PUSTAKA Ayam Petelur Ayam petelur putih termasuk dalam jenis ayam petelur ringan. Ayam ini mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan
Lebih terperinciPengertian Mitokondria
Home» Pelajaran» Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria Mitokondria adalah salah satu organel sel dan berfungsi
Lebih terperinciKajian Vaksin Avian Influesa (AI) pada Ayam Buras dengan Sistem Kandang Kurung di Gunung Kidul Yogyakarta
Sains Peternakan Vol. 11 (2), September 2013: 79-83 ISSN 1693-8828 Kajian Vaksin Avian Influesa (AI) pada Ayam Buras dengan Sistem Kandang Kurung di Gunung Kidul Yogyakarta W. Suwito 1, Supriadi 1, E.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terakhir, tidak hanya menimbulkan kepanikan bagi masyarakat tetapi juga menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merebaknya kasus flu burung di dunia khususnya Indonesia beberapa tahun terakhir, tidak hanya menimbulkan kepanikan bagi masyarakat tetapi juga menjadi masalah kesehatan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Serum dan Kuning Telur Hasil AGPT memperlihatkan pembentukan garis presipitasi yang berwarna putih pada pengujian serum dan kuning telur tiga dari sepuluh ekor ayam yang
Lebih terperinciDemam sekitar 39?C. Batuk. Lemas. Sakit tenggorokan. Sakit kepala. Tidak nafsu makan. Muntah. Nyeri perut. Nyeri sendi
Flu Burung DEFINISI Flu burung didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus influenza A subtipe H5N1 yang menyerang burung, ungggas, ayam yang dapat menyerang manusia dengan gejala demam >38?C,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue I, II, III, dan IV yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedes albopticus.
Lebih terperinciketebalan yang berbeda-beda dan kadang sangat sulit ditemukan dengan mikroskop. Namun, ada bukti secara kimiawi bahwa lamina inti benar-benar ada di
Membran Inti Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Iridoviridae yang banyak mendapatkan perhatian karena telah menyebabkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Megalocytivirus merupakan salah satu genus terbaru dalam famili Iridoviridae yang banyak mendapatkan perhatian karena telah menyebabkan kerugian ekonomi serta kerugian
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. Pendahuluan...1 II. Tinjauan Pustaka...4 III. Kesimpulan...10 DAFTAR PUSTAKA...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. Pendahuluan...1 II. Tinjauan Pustaka...4 III. Kesimpulan...10 DAFTAR PUSTAKA...11 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Munculnya uniseluler dan multi seluler
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sub sektor memiliki peran penting dalam pembangunana nasional. Atas
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sub sektor memiliki peran penting dalam pembangunana nasional. Atas kesadaran itu, Departemen Pertanian (2011) mengarahkan pengembangan subsektor peternakan sebagai bagian
Lebih terperinci