SETENGAH ABAD PERKEMBANGAN MOTOR TURBIN GAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SETENGAH ABAD PERKEMBANGAN MOTOR TURBIN GAS"

Transkripsi

1 SETENGAH ABAD PERKEMBANGAN MOTOR TURBIN GAS Dalam artikel pendahulu PROPULSI, telah dipaparkan mengenai perkembangan sistem propulsi pesawat terbang sejak tahap awal dengan Gnome rotary engine, kemudian V-in line piston engine dan radial engine yang berdaya besar guna memberi tenaga dorong bagi pesawat-pesawat dalam PD II. Tetapi dengan ditemukannya motor turbin gas, maka segalanya berubah dan sistem propulsi pesawat terbang praktis dikuasai oleh motor jenis baru ini. Pada pola pengembangan Abraham yang merupakan acuan dari pembahasan ini, pengembangan motor turbin gas dilaksanakan dalam dua jalur. Pertama, peningkatan daya guna atau efisiensi propulsi (propulsive efficiency) ηp dengan penyesuaian penggunaan sistem pendorong (propeler, propfan, turbofan, dan sebagainya) terhadap kecepatan jelajah (cruising speed). Kedua, menekan harga Thrust Specific Fuel Consumption (TSFC, lb fuel/thrust/hr) dengan memerbesar Bypass-Ratio (BR). Pembahasan mengenai hal ini merupakan perspektif historis dari sistem propulsi yang digunakan oleh Boeing sebagai produsen pesawat komersial terbesar di dunia. Dalam bahasan ini juga dikemukakan pengembangan aspek-aspek yang lebih luas, yang telah membawa motor turbin gas ke kondisi seperti kita temui masa kini. Boeing sebagai pembuat pesawat-pesawat komersial terkemuka di dunia, selama kurun waktu kurang lebih setengah abad telah mencapai kemajuan-kemajuan signifikan dalam menerapkan sistem propulsi yang berkembang sangat maju. Hal ini terutama ditunjukkan oleh perkembangan penggunaan bahan bakar yang semakin irit (fuel efficient) dan kehandalan (reliability) operasinya yang semakin tinggi. Perkembangan tersebut terjadi pada motor turbin gas yang selama lima dekade terakhir dalam abad ke-20 telah menggantikan motor piston generasi terbaru. Dibandingkan dengan pesawatpesawat transpor sehabis PD II yang masih menggunakan propeler yang bersumber tenaga motor piston yang termaju (pada waktu itu), para airliner masa kini yang bertenaga motor turbin gas memiliki keunggulan-keunggulan dalam performa sebagai berikut: 29 Terbang dua kali lebih cepat (pada Mach 0,80,9). Mengangkut sampai 10 kali lipat jumlah pemumpang (hampir 500 orang). Mencapai jarak dua setengah kali lebih jauh (sampai km). Berat tinggal landas (take-off weight) mencapai lima kalinya (sampai kg; lebih besar lagi pada Airbus A-380).

2 Gbr.1 Efisiensi propulsi dari berbagai sistem propulsi dalam kaitannya dengan kecepatan terbang Penggunaan bahan bakar lebih irit, hanya sepertiganya dari yang biasanya diperlukan per seat-mile pada penerbangan jarak jauh pesawatpesawat komersial, para airliner terdahulu Dalam aspek perancangan dan operasionil motor turbin yang berwujud turbofan telah mengalami perkembangan yang luas dibandingkan dengan tahap awal tahun-tahun an yaitu: Besarnya gaya dorong (thrust) untuk lepas landas mencapai 4-5 kali lipat. Pemakaian bahan bakar spesifik (specific fuel consumption) turun menjadi setengahnya. Pada keunggulan-keunggulan tersebut, besarnya berat spesifik (specific weight: per lb berat enjin untuk menghasilkan gaya dorong; lb thrust/lb engine weight) masih tetap sama. Juga memiliki batasan ukuran enjin (nacelle) yang masih sama. Tidak diperlukan lagi frequent periodic overhaul. Memiliki kemampuan untuk menjaga/ memertahankan kinerja motor. Motor turbofan sekarang sepenuhnya dikendalikan oleh FADEC (Full Authority Digital Electronic Control) simak hlm 36. EVOLUSI DALAM PERKEMBANGAN SISTEM PROPULSI TANTANGAN YANG DIHADAPI PADA 1940-AN Boeing Stratocruiser (lihat hlm. 18) adalah pesawat transpor/penumpang yang menggunakan propeler dengan tenaga (4 buah) motor torak Pratt & Whitney R-4360, 28 silinder diatur dalam 7 baris memanjang agak meliuk sekaligus radial, masingmasing berdaya DK. Enjin ini merupakan motor torak terbesar yang pernah diproduksi dan juga yang terakhir. Motor berpropeler memiliki efisiensi propulsi yang relatif tinggi pada kecepatan agak rendah dan segera menurun pada kecepatan yang lebih tinggi. Hal terakhir ini disebabkan propeler dengan daun- Pola Abraham PROPULSI (Mengacu hlm. 4) Bypass ratio spectrum Through increase in bypass ratio up to 30 % in specific fuel consumption (sfc) could be gained against today s engines. The prototype UDF is already flying in a B 727 testbed. 30

3 daunnya yang tebal menimbulkan peningkatan hambatan (drag) akibat kompresibilitas udara pada kecepatan tinggi yang terjadi di ujung daun (blade tip). Selain itu motor torak yang paling mutakhir sekalipun untuk daya yang lebih besar lagi, ukurannya akan menjadi terlalu besar dan sangat rumit/kompleks. Sehingga akan mudah mengalami gangguan temperatur yang berlebihan (overhetaing) juga pada sistem penyalaan (ignation). Propeler dapat mengalami gangguan seperti putaran yang tak terkendali, kerusakan pada daun propeler sehingga memerlukan pemeliharaan yang sangat teliti. TANTANGAN YANG DIHADAPI PADA 1950-AN Pada awal 1950-an sudah mulai dirasakan adanya kebutuhan dari industri transportasi udara terhadap pesawat terbang dengan kecepatan tinggi yang beroperasi pada ketinggian lebih besar guna mencapai kinerja pesawat lebih optimal. Pesawat berpropeler apalagi yang ditenagai motor torak sudah tidak dapat lagi memenuhi harapan tersebut. Kenyataan ini mendorong industri enjin pesawat untuk memerkenalkan dan memanfaatkan motor turbin gas atau turbojet yang sudah dikembangkan dalam PD II. Sistem propulsi baru ini memiliki efisiensi propulsi yang terus ditingkatkan dengan semakin tingginya kecepatan terbang. Motor turbojet ternyata memungkinkan penerbangan yang ekonomis pada kecepatan dan ketinggian yang lebih besar. Dengan tidak menggunakan propeler yang memiliki mekanisme kontrol yang sangat rumit, motor turbojet pengoperasiannya lebih sederhana sehingga dapat meningkatkan taraf kehandalannya (reliability level). Per iode antar overhaul (pemeliharaan berat) dengan cepat meningkat setelah motor ini operasinya melampaui jam. Industri pesawat terbang (waktu itu) kemudian dihadapkan pada dua pilihan konsep sistem propulsi untuk pesawat-pesawat transpor mendatang: turboprop atau turbojet. Propulsi dengan propeler masih efisien pada kecepatan dan ketinggian rendah. Sedangkan motor turboprop mengkombinasikan efisiensi pada waktu tinggal landas dan efisiensi turbin yang tinggi saat terbang di ketinggian. Namun demikian masalah dengan propeler tetap saja akan menjadi beban sepanjang penggunaannya. Boeing kemudian memutuskan untuk menggunakan motor turbojet untuk pesawat-pesawat transpor komersialnya. Sejak 1958 dengan beroperasinya Boeing 707 (lihat hlm. 27), dapatlah disebut sebagai awal dari Abad Jet (Jet Age). Pesawat ini terbang lebih cepat dan lebih tinggi dari pesawat-pesawat komersial sebelumnya dengan mengangkut penumpang lebih banyak serta menjangkau jarak yang lebih jauh. Pesawat ini yang awalnya menggunakan dua enjin Pratt & Whitney JT3-6 dengan gaya dorong masing-masing lb, kemudian diganti dengan P & W JT3D-3D yang memiliki sea level take-off thrust lb. Atau dengan Rolls-Royce Conway dengan gaya dorong lb. Kedua enjin terakhir ini adalah turbofan dengan BR rendah, namun telah dapat melakukan penghematan bahan bakar sebanyak %. Ternyata semua motor turbojet/turbofan juga memiliki kehandalan operasi yang lebih tinggi, in flight shut-down rate-nya lebih baik (kecil) sehingga periode overhaulnya jauh lebih lama. Gbr. 3 (atas) Keterkaitan antara BR dengan TSFC Gbr. 2 De Havilland Gyron adalah motor turbojet dengan single spool, generasi pertama yang dioperasikan secara luas pada tahun 60-an 31

4 TANTANGAN YANG DIHADAPI PADA 1960-AN Pada pertengahan 1960-an industri pesawat terbang menetapkan perlunya memproduksi pesawat Jumbo Jet. Untuk itu para produsen motor pesawat telah menetapkan untuk memanfaatkan secara maksimal penerapan BR yang besar guna memungkinkan peningkatan efisiensi propulsi yang tinggi sehingga dapat dicapai efisiensi bahan bakar yang lebih baik (lebih hemat). Jadi, dalam hal ini sasaran utama adalah: enjin dengan efisiensi bahan bakar (fuel efficiency) tinggi atau TSFC yang rendah. Sejak itu, hal ini merupakan kriteria dalam perancangan dan pengembangan enjin serta dibarengi dengan usaha perbaikan berat spesifik (specific weight). TSFC merupakan indikator dari efisiensi total enjin: efisiensi termal dan propulsi (total engine efficiency: thermal & propulsive efficiency). Kinerja motor turbin gas (turbojet/turbofan) ditentukan oleh: a. Kemampuan dalam mengkonversikan panas hasil pembakaran bahan bakar menjadi energi kinetik sebagaimana diwujudkan dalam bentuk kecepatan pancar gas, ini dinyatakan sebagai efisiensi termal. b. Kemampuan dalam mengkonversikan energi kinetik dari pancar gas tersebut menjadi energi pendorong, dinyatakan sebagai efisiensi propulsi. Efisiensi termal ini juga tergantung dari rasio tekanan (pressure ratio) yang dihasilkan oleh kompresor terhadap tekanan udara luar dan juga temperatur masuk turbin (turbin inlet temperature/ TIT). Meningkatkan Efisiensi Termal Peningkatan efisiensi termal ini dilakukan dengan penggunaan tekanan dan TIT yang tinggi di mana pada motor turbojet menghasilkan pancaran gas berkecepatan tinggi, sehingga efisiensi propulsif meningkat. Dengan menerapkan aliran bypass pada motor turbofan, kecepatan rata-rata gas buang akan menurun. Semakin besar BR, kecepatan rata-rata gas buang semakin rendah. Kecuali meningkatkan efisiensi propulsi, hal ini juga menurunkan ambang kebisingan (noise level) yang menguntungkan aspek lingkungan. Keuntungan lain dari turbofan dibandingkan dengan turbojet adalah berat spesifik dari motornya sendiri seperti disinggung pada hlm 30 lebih ringan. Hal ini disebabkan pada turbojet, seluruh aliran udara melewati kompresor, ruang bakar dan turbin. Sedangkan pada turbofan apalagi dengan BR tinggi hanya sebagian kecil massa udara yang masuk inlet melewati jalur tersebut untuk memproses sebagian kecil dari gaya dorong; sehingga komponen-komponennya dibebani lebih ringan, diameter bagian-bagian berputar menjadi lebih kecil, di samping itu ukuran keseluruhan enjin menjadi lebih pendek. Dengan demikian, motor turbofan dengan BR tinggi selain memiliki TSFC yang lebih baik (rendah) juga unggul dalam power/weight ratio (nilainya juga kecil). Gambar-gambar pada Gbr.8, Gbr. 9 dan Gbr. 10 menunjukkan kecenderungan perkembangan dari faktor-faktor tersebut terhadap waktu. Gbr. 4 UDF (unducted fan) atau propfan experimental dari General Electric yang dipasang pada MD-90. Sistem propulsi ini tidak berkelanjutan. 32

5 PROPELLER FAN GAS GENERATOR HP COMPRESSOR LP COMPRESSOR COMBUSTION CHAMBER TURBINE DRIVE, COMPRESSOR & FAN persyaratan ini sudu-sudu startor perlu dibuat dengan geometri yang variabel. Temperatur Masuk Turbin (TIT) yang Tinggi TIT ini tingginya dibatasi oleh ketahanan panas dari material yang digunakan untuk sudu turbin maupun roda turbinnya. Untuk meningkatkan TIT ada konsep baru, yaitu dengan penerapan internal blade cooling. Artinya, pendinginan sudu turbin dari dalam daun sudu turbin sendiri dengan mengalirkan udara relatif dingin berasal dari kompresor tekanan tinggi ke sudu-sudu untuk mendinginkan permukaannya. Dengan cara ini turbin dapat bertahan pada temperatur yang lebih tinggi. Diameter dan Berat Fan Dengan meningkatnya BR, diameter fan akan menjadi lebih besar. Sudu fan yang konvensional dibuat dengan proses tempaan dari material utuh (solid) sehingga umumnya berat. Dengan adanya teknologi titanium, dapat dibuat sudu yang lebih ringan. Tindakan lebih lanjut untuk mengurangi berat sudu fan, lebar aksial (chord) dikurangi. Untuk itu diperlukan penopangan di tengah dari panjangnya sudu. Pada dasarnya untuk menerapkan BR yang tinggi pada enjin bergaya dorong besar dan hemat bahan bakar, disyaratkan hal-berikut: Gbr. 5 Berbagai jenis motor turbin gas yang memiliki pembangkit tenaga yang pada dasarnya sama: gas generator. Masing-masing jenis pelaksanaan memiliki daerah operasional (kecepatan) sesuai dengan misi pesawat yang menggunakannya a. Sudu turbin didinginkan secara integral. b. Kompresor dilengkapi variable geometry stators (dapat distel sudu pemasangannya). c. Menggunakan sudu fan ringan dari titanium. Efisiensi dari enjin juga akan lebih baik dengan menerapkan fan satu tingkat (one stage fan) Mengenai peningkatan efisiensi termal dengan menggunakan tekanan dan TIT yang lebih tinggi, memerlukan keterangan sebagai berikut. Overall Pressure Ratio yang Lebih Tinggi Lebih tingginya rasio yang dimaksud ini, akan menyebabkan kecepatan yang tinggi dan memberikan peluang untuk banyaknya variasi dari jalur-jalur operasi (operating lines) antara titik awal ketentuan perancangan (design point) dan kondisi-kondisi di luarnya. Adanya kondisi di luar ketentuan perancangan (off-design) itu memerlukan pengontrolan atas aliran inti (core flow) supaya tidak melampaui surge margin (menghindari kompresor stall). Untuk memenuhi Gbr. 6 Perkembangan pressure ratio selama setengah abad yang bertujuan meningkatkan efisiensi termal. 33

6 dibanding fan dua tingkat. Seperti pada enjin Pratt & Whitney JT3D dan JT8D, di mana penggunaan inlet guide vanes dapat dihindarkan. Boeing 747, pesawat jumbo jet, yang memiliki badan lebar (wide body), beroperasi sejak 1970 menggunakan enjin P&W JT9D-3A, sebuah turbofan dengan BR tinggi dan gaya dorong lb. Motor-motor turbofan buatan Rolls- Royce (RB 211) dan General Electric (CF6), seperti halnya P&W di atas, juga memiliki BR 4-5, merupakan tenaga pendorong alternatif pesawat raksasa tersebut, sampai tahun 80-an. Meningkatkan Efisiensi Propulsi Mengenai efisiensi ini perlu diberi keterangan lebih lanjut sebagai berikut. Efisiensi propulsi adalah rasio antara besarnya daya tersedia (available power) gaya dorong dikalikan kecepatan udara luar terhadap energi kinetik dari kecepatan pancar gas yang dihasilkan enjin. Gaya dorong neto (net thrust) F N adalah perubahan momentum dari arus pada enjin: F N = m (V J V 0 ). Maka efisiensi propulsi ini dapat dinyatakan dalam formula: di mana: F N V 0 2 η p = = m (V J 2 V0 2 )/2 2 + (FN /W)g/V 0 W berat udara yang masuk: m g (m = massa udara ; g = gravitasi) V J kecepatan gas buang (exhaust velocity) V 0 kecepatan arus udara bebas atau kecepatan pesawat terbang Persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi: 2 η p = 1 + V J /V 0 Efisiensi propulsi akan meningkat dengan menurunnya harga specific thrust (F N /W): rasio antara gaya dorong terhadap berat arus udara yang masuk. Efisiensi propulsi dapat ditingkatkan cukup besar dengan mengurangi terjadinya energi yang terbuang (dissipation) akibat pancaran gas buang (V J ). Energi terbuang ini besarnya ditentukan oleh perbedaan antara V J dan V 0. Apabila kecepatan pesawat bertambah maka efisiensi propulsi akan meningkat pula, dengan asumsi bahwa kecepatan gas buang praktis tidak berubah (Gbr. 1). Artinya V J dan V 0 harus didekatkan untuk mencapai η p yang lebih besar. Hal ini ditunjukkan pada Gbr.1, yaitu memilih jenis propulsi untuk kecepatan operasi tertentu. Pada motor turbojet, semua udara yang memasuki inlet akan mengalir melalui jalur inti (core) atau jalur tengah: kompresor, ruang pembakaran (combustion chamber) dan turbin. Kemudian keluar sebagai gas buang (exhaust) pada kecepatan dan temperatur tinggi. Pada motor turbofan, udara yang memasuki inlet terbagi dua. Sebagian akan masuk kompresor yaitu jalur inti dan mengalami proses seperti pada turbojet. Sedangkan sebagian lagi, yakni bagian luar akan melewati fan dan langsung dipancarkan ke belakang pada kecepatan dan temperatur relatif rendah. Perbandingan massa dari kedua bagian arus tersebut disebut baypass ratio (BR). Jadi enjin yang memiliki BR 5, misalnya, massa arus dingin atau cold flow (disebut juga secondary flow) adalah lima kali arus panas atau hot flow (primary flow atau core flow) lihat Gbr. 13 (hlm. 37). Gbr. 7 Untuk tujuan yang sama, perkembangan dalam menggunakan materialyang memiliki ketahanan lelah pada temperatur tinggi, misalnya keramik. Pendinginan sudu juga dilakukan. Gbr. 8 Perkembangan power/weight ratio 34

7 Gbr. 9 Pelaksanaan desain baru sudu fan dengan wide chord, material titanium dan berongga untuk pendinginan Gbr. 10 (atas-kanan) Karakteristik mekanis struktur mikro dari material yang digunakan dan usaha peningkatannya Perkembangan menunjukkan bahwa dengan peningkatan BR maka gaya dorong spesifik dan dengan demikian TSFC, atau berat bahan bakar yang diperlukan untuk menghasilkan setiap lb gaya dorong dalam setiap jam akan berkurang (mengecil), berarti motor bekerja secara lebih ekonomis atau memiliki efisiensi propulsi yang lebih tinggi. TANTANGAN YANG DIHADAPI PADA 1980-AN Pada 1970-an industri transportasi udara merasakan adanya kebutuhan terhadap motor pesawat dengan gaya dorong yang lebih besar lagi, lebih hemat bahan bakar, dan memiliki kehandalan (reliability) yang lebih tinggi, pengendalian yang lebih mudah dalam arti serba otomatis. Selain itu juga diharapkan dapat memertahankan kinerjanya untuk waktu yang lebih lama. Para produsen enjin utama memfokuskan usaha pengembangannya terutama untuk meningkatkan efisiensi dari komponen-komponennya dan menggunakan alat kontrol enjin yang seperti disinggung pada hlm 30 disebut FADEC. Desain Ulang Komponen-Komponen Sudu fan didesain ulang (redesign) yakni menerapkan fan chord yang lebih lebar. Dengan ini, jumlah sudu yang diperlukan lebih sedikit. Selain itu chord sudu fan yang lebih lebar memberikan efek aerodinamis yang diperlukan dan dengan demikian tidak diperlukan lagi penopangan di tengah-tengah sudu (midspan fan chord). Penerapan konstruksi sandwich yang berintikan sarang lebah (honey comb) dan berkulitkan titanium maka berat sudu dapat dikurangi (diperingan). Kedua perbaikan ini lebih meningkatkan efisiensi sudu fan. Kerapatan Celah yang Lebih Baik dari Bagian-Bagian yang Berputar Celah antara ujung sudu turbin dengan casingnya perlu dibuat lebih rapat. Dilaksanakan dengan penyemprotan udara dingin dari fan pada casing bagian luar sehingga lebih mengkerut (shrinking), mengurangi tip clearance yang menimbulkan kebocoran. Hal ini mengakibatkan perbaikan efisiensi bahan bakar (TSFC). Celah juga dapat dirapatkan dengan memasang strip sangat tipis. Penerapan Teknologi Maju pada Pembuatan Sudu dan Roda Turbin Roda turbin berputar pada kecepatan tinggi sehingga menanggung beban berat berupa tegangan (stress). Umur roda turbin ini sangat tergantung pada kekuatan materialnya, terutama terhadap keretakan akibat kelelahan (fatigue crack). Penambahan elemen-elemen campuran logam dalam nikel dapat memerpanjang umur pemakaian roda turbin karena hal ini meningkatkan ketahanan terhadap kelelahan. Roda turbin yang dibuat dengan powder metallurgy memungkinkan kecepatan putar yang lebih tinggi lagi. Sudu-sudu turbin sering menjadi merah membara selama penggunaannya dan dirancang untuk dapat tetap bertahan terhadap beban gaya sentrifugal akibat kecepatan yang tinggi dari arus udara dalam proses termodinamis. Sudu turbin harus memiliki daya tahan terhadap kelelahan dan kejut termal (thermal shock). Begitu pula terhadap korosi dan oksidasi. Jenis material khusus 35

8 digunakan untuk membuat daun sudu agar memiliki safe-life temperature limit yang menentukan TIT yang diijinkan. Setelah beberapa waktu, sudu turbin memanjang dan fenomena ini disebut creep. Sudu yang diproses secara konvensional dengan machining menunjukkan bahwa struktur mikronya terdiri dari bermilyar kristal yang berorientasi pada arah tertentu (equi-axed). Umur operasi daun turbin dpat diperpanjang dengan mengarahkan kristalkristal untuk membentuk pilar sepanjang daun sudu. Hal ini dapat dilaksanakan dengan teknik manufaktur yang disebut pengukuhan arah (direction solidification). Pengembangan dari proses ini disebut single cristal blading, yang memungkinkan penggunaan sudu pada temperatur yang lebih tinggi dengan umur operasi yang lebih panjang. Gbr. 12 menunjukkan perbaikan creep characteristic dari sudu turbin yang dibuat dengan berbagai proses. Pengembangan dalam Teknik Mendesain Desain airfoil 3-dimensi diterapkan pada kompresor dan turbin untuk perbaikan efisiensi aerodinamis begitu juga untuk umur pemakaian (usability). Airfoil didesain dengan leading edge dan trailing edge yang lebih tebal untuk menyiapkan lebih meratanya (uniform) aliran aerodinamis tanpa terjadi separasi di seluruh area sudu sehingga lebih dapat mencegah erosi. Vance gradient yang radial direncanakan untuk meningkatkan efisiensi aerodinamis dari turbin tekanan rendah (LP turbine) dengan mengurangi kerugian pada ujung sudu (endwall losses). Untuk memerbaiki efisiensi sistem kompresi dan mengurangi jumlah airfoil, diterapkan airfoil untuk pengaturan difusi (diffusion). Perapat (seal) udara pada bagian luar yang dibuat dari material keramik (ceramic) yang abiant digunakan pada turbin tekanan tinggi (HP turbine) untuk membatasi secara minim celah (clearance) pada waktu operasi dan selanjutnya memerbaiki efisiensi operasi. Perbaikan Integritas Struktur Penyelidikan dan pengetesan yang ekstensif telah menunjukkan bahwa deformasi/ pembengkokkan dari engine casing menyebabkan terjadinya deteorisasi pada enjin. Penambahan kekakuan (stiffness) dan bearing diterapkan untuk mencegah/mengurangi deformasi tersebut, memerbaiki tetap terpeliharanya kinerja enjin. Begitu pula cowling yang ikut menahan beban dimanfaatkan untuk mencapai kekakuan dari keseluruhan enjin (overall stiffness). Dan juga mengurangi kerugian-kerugian yang disebabkan deformasi casing. FADEC (Full Authority Digital Engine Control) FADEC diperkenalkan untuk mengurangi beban kerja awak pesawat, dan juga untuk lebih memastikan hal-hal terkait enjin. Seperti penghematan bahan bakar, memertahankan kinerja enjin, mengurangi biaya pemeliharaan enjin, serta lebih meningkatkan informasi mengenai integrasi antara enjin dan pesawat. FADEC mengatur secara presisi gaya dorong enjin dan memproteksi batasbatas (red line, limit) kecepatan putar rotor. Selain itu juga mencegah terjadinya secara tidak sengaja engine overshooting (enjin secara mendadak meningkat putaran dan gaya dorongnya) yang menyebabkan deteriosasi dan merusak enjin. Gbr. 12 (atas) Sudu fan terbuat dari material komposit (fibre glass) untuk mencapai kekuatan tinggi tetapi cukup ringan. Gbr. 11 (kiri) Bagian-bagian utama dari cowling sebuah motor turbofan modern yang biasanya dilaksanakan dengan menggunakan material composite terdiri dari lapisan-lapisan carbon, Kevlar, dan sebagainya. 36

9 PERKEMBANGAN TIPE-TIPE MOTOR GAMBARAN UMUM - MOTOR Bagian-bagian utama motor dengan dua poros engkol (two spool engine), seperti terlihat pada Gbr. 15, adalah: Satu atau dua tingkat fan. Sejumlah tingkat kompresor tekanan rendah (LPC). Tabung antara (intermediate casing). Sejumlah tingkat tekanan tinggi (HPT), difuser, ruang bakar, satu atau dua tingkat turbin tekanan tinggi (HPT), beberapa tingkat (4-7 stage) turbin tekanan rendah (LPT), masing-masing tabung HPT dan LPT. Fan LPC diputar oleh LPT, sedangkan HPC diputar oleh HPT. Pada motor dengan tiga poros (3 spool engine) ada tambahan satu poros antara (intermediate spool) yang terdiri dari kompresor untuk tekanan antara yang diputar oleh turbin tekanan menengah/antara (IPT). GAMBARAN UMUM - NACELLE Komponen utama suatu nacelle, seperti terlihat pada Gbr. 13, adalah: Inlet yang mudah dilepas. Tutup fan yang tetap (fixed fan cowl). Thrust reverse core (arus dalam). Primary exhaust system. Semula nacelle didesain agar sederhana dan efisien untuk sebuah enjin. Pada akhir tahun 60-an, nacelle disyaratkan pemasangan akustik (untuk meredam kebisingan) guna memenuhi persyaratan lingkungan yang berlaku. Nacelle dapat didesain sebagai sistem arus yang terpisah antara fan nozzle flow dan primary nozzle flow pada exit. Suatu sistem exhaust dapat juga didesain secara terpadu antara fan nozzle flow, di mana gas dari fan flow dan primary flow dicampur secara terpadu keluar dari nozzle gabungan. Sistem ini disebut integrated nozzle assembly (mixed). PERKEMBANGAN PADA 1990-AN Pada 1986/1987 banyak sekali usaha ditempuh untuk mengembangkan sebuah pesawat transpor baru: Boeing 777. Pesawat yang akan menggunakan enjin dengan teknologi terbaru yang dapat lebih menghemat bahan bakar. Salah satu teori untuk mewujudkan hal ini adalah penggunaan enjin jenis UDF (unducted fan) atau juga disebut propfan. Enjin yang seperti dibuat oleh General Electric (lihat Gbr. 4 hlm. 32) dengan bypass ratio sangat tinggi (BR 35) dan dirancang untuk mencapai penghematan bahan bakar sampai 25 % dibandingkan dengan enjin yang memiliki BR 5. Namun karena alasan-alasan teknis dan nonteknis penerapan UDF ditunda. Gbr. 13 Ciri-ciri dari penggunaan BR yang kecil atau besar. Enjin dengan BR kecil (0,8-1,5) memiliki diameter luar yang kecil. Enjin ini digunakan pada pesawat-pesawat tempur berkecepatan tinggi sampai Mach 1,6-2,4 (supersonik). Turbofan dengan BR besar (4-6) memiliki diameter fan yang besar. Enjin ini digunakan pada airliner yang beroperasi pada Mach 0,6-0,9. 37

10 Guna menyediakan tenaga propulsi pesawatpesawat besar bermotor dua pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, seperti Boeing 777 dan Airbus 330 dengan berat mendekati lb dan kapasitas angkut sekitar 300 penumpang dan menempuh jarak lebih dari km, diperlukan enjin dengan gaya dorong di sekitar lb. Penggunaan hanya dua motor pada pesawat sebesar itu dengan performa tinggi, menunjukkan kehandalan yang sangat tinggi yang telah berhasil dicapai dalam pengembangan desainnya, di samping perbaikan dalam penghematan bahan bakar. Ketiga pembuat enjin paling terkemuka di dunia, Pratt & Whitney (P&W) dan General Electric (GE) di Amerika serta Rolls-Royce (R-R) di Inggris, bersaing ketat sekali dalam kelas ini. P&W mengembangkan berdasarkan seri PW 4000, GE pada GE 90, sedangkan R-R pada RB 211 Trent, yang semuanya telah mencapai lb. Enjin-enjin tersebut akan dapat pula dengan baik melayani pesawat transpor baru yang lebih besar dari Boeing 777, yakni Airbus 380 yang akan beroperasi pada awal abad ke-21. Dengan gaya dorong sebesar itu, enjin-enjin tersebut akan memiliki fan dengan diameter 100 sampai 160 inci (2,5-4 m), pressure ratio mendekati 45 dan TIT melampaui F ( C). Pada pembuatannya, sebagian besar masih akan dilaksanakan dengan teknologi tahun 90-an yang sudah matang (mature), namun untuk pengembangan selanjutnya terdapat pembatasan, limitasi-limitasi sebagai berikut. Seberapa jauh kemampuan material baru yang digunakan untuk sudu turbin dan proses-proses manufaktur untuk dapat tahan terhadap temperatur lebih tinggi lagi. Kekokohan (stifness) dari tabung fan (fan casing) pada diameter yang semakin besar, seberapa jauh dapat dilaksanakan Untuk menghemat bahan bakar (TSFC lebih rendah) perlu diterapkan BR tinggi. Pada enjinenjin besar tersebut di atas, diterapkan BR 9. Untuk lebih besar lagi, berarti fan semakin besar diameternya, perlu diperlambat putarannya dengan gearbox; batasan untuk ini adalah BR 10. Hal ini akan menambah kompleksitas dan berat enjin. Diameter besar juga akan menyebabkan hambatan, drag, yang lebih besar. Namun, limitasi-limitasi yang merupakan tantangan ini tetap diantisipasi dengan percobaanpercobaan oleh para pembuat enjin. Misalnya Allison mencoba Allison 2000, enjin dengan gaya dorong lb pada BR 12, di mana mulai diperlukan gearbox, karenanya disebut geared fan. Maka pengembangan propulsi terus berlanjut. PENUTUP Teknologi powerplant (sistem propulsi) telah mengalami perkembangan mengagumkan selama 50 tahun ini, yaitu setelah abad perkembangan motor turbin gas dengan segala versi dan penerapannya. Perkembangan ini terutama berwujud semakin besarnya gaya dorong dan semakin baiknya efisiensi bahan bakar yang memungkinkan semakin luasnya transportasi udara dengan menggunakan pesawat-pesawat yang semakin besar dan semakin tinggi performanya. Hal ini dibarengi dengan kehandalan enjin, yang semakin meningkatkan keselamatan terbang di samping kenyamanan terbang yang disajikan. Enjinenjin tersebut memerlukan biaya perawatan lebih rendah, memiliki in-flight shut-down rate yang rendah, begitu juga unscheduled engine removal rate-nya. Seberapa jauh lagi perkembangan masih akan dicapai, perlu diamati dengan saksama. Di atas telah dipaparkan perkembangan dari Events Per 1000 Hours Events Per 1000 Hours Years Gbr. 14 Indikator dari kehandalan yang semakin tinggi adalah semakin kecilnya unscheduled engine removal. Years Gbr. 15 Hal yang sama ditunjukkan oleh in-flight shutdown rate. Kedua indikator ini terjadi pada PW JT9D. 38

11 motor turbin gas dalam rancangan internalnya meliputi antara lain kompresor, turbin hingga sistem kontrol FADEC yang menghasilkan peningkatan kehandalan di samping perbaikan SFC. Sedangkan perkembangan sudu fan lebih berkaitan dengan perbaikan SFC berdasarkan besarnya BR (bypass ratio) sesuai dengan pola Abraham. Tabel-tabel (di bawah ini) dari tiga produsen enjin terkemuka, menunjukkan hasil pengembangan selama setengah abad. Dalam penerbitan mendatang, akan dibahas pengembangan lebih lanjut berkaitan dengan BR guna mencapai SFC yang optimal. PERKEMBANGAN DALAM PRODUKSI OLEH TIGA PRODUSEN UTAMA GENERAL ELECTRIC Tabel 1 AIRPLANE YEAR ENGINE DESIGNATION TAKE-OFF THRUST BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO WEIGHT POUNDS CF ,500 4, CF6-80A 48, CF6-80A2 50, ER 1987 CF6-80C2 61, CF6-80C2 FADEC 57, CF6-80C2 FADEC 61, B GE90 90, Joint ventures , CFM , , Gbr. 16 Gambar cut-away GE90 lengkap dengan cowling engine terbesar dari GE dengan gaya dorong lb ini digunakan pada Boeing 747, 777 dan Airbus 340. Gbr. 17 GE juga melakukan joint ventures dengan Snecma dari Prancis dalam mengembangkan dan memproduksi CFM 56 dengan gaya dorong lb yang ternyata sangat sukses dan merupakan enjin yang paling banyak diproduksi di kelasnya. Semua versi Boeing 737 yang juga pesawat transpor sangat sukses, menggunakan berbagai versi enjin ini.

12 ROLLS-ROYCE Gbr. 17 Gambar cut-away menunjukkan Rolls- Royce Trent 800 yang memiliki rancangan unik 3 spool atau 3 poros yang masingmasing menggerakkan fan, LP & HP compressor. Dengan gaya dorong lb digunakan oleh pesawat-pesawat Boeing 747, 777 dan kelak pada pesawat raksasa Airbus 380. Tabel 2 AIRPLANE YEAR ENGINE DESIGNATION TAKE-OFF THRUST BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO WEIGHT POUNDS Conway , RB C2 51, RB D4 53, RB G 58, RB H 60, RB C 37, RB E4 40, A / Trent , B / Trent , A Trent , Joint ventures B BR , A IAE V2500-A1 25, Gbr. 18 V2500 adalah produk dari Internasional Aero Engine yang merupakan joint ventures antara Rolls-Royce, Pratt & Whitney, Motor Turbine Union dari Jerman dan Japanese Aero Engine. Motor dengan rancangan sangat maju ini digunakan pada berbagai versi A

13 PRATT & WHITNEY Gbr. 19 Gambar cut-away menunjukkan PW 4084 dengan daun fan dari titanium dan berongga di dalamnya. Dengan gaya dorong 90-98,000 lb, enjin ini bersaing dengan produk-produk dari Rolls- Royce dan General Electric untuk kelas pesawatpesawat raksasa. Namun begitu, untuk tipe-tipe enjin tertentu, ketiganya juga bekerja sama. Tabel 3 AIRPLANE YEAR ENGINE DESIGNATION TAKE-OFF THRUST BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO WEIGHT POUNDS Turbojet Engine JT3C-6 13, JT4A-12 17, Turbofan Engine B ADV 1963 JT3D-3B 18, JT8D-7 14, JT8D-17R 16, JT9D-3A 43, JT9D-7A 46, JT9D-7Q 53, JT9D-7R4G2 54, JT9D-7R4D 48, JT9D-7R4E 50, PW , PW , PW , B PW , B / PW , Joint ventures A3XX-50/ GP , B X 1997 GP , Djakaria Wiriadisuria (alm.) Referensi: 1. Balder K. Mehta, Forty Years of Powerplants on Boeing Commercial Airplane, dalam Boeing Airliner Quarterly, July-September Flight International.

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai teman-teman penerbangan, pada halaman ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai engine atau mesin yang digunakan pada pesawat terbang, yaitu CFM56 5A. Kita

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA GAS TURBIN ENGINE TURBOFAN

PRINSIP KERJA GAS TURBIN ENGINE TURBOFAN PRINSIP KERJA GAS TURBIN ENGINE TURBOFAN DISUSUN OLEH : NAMA : IRWANSYAH NIM : 16050032 KELAS : TP A SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ADISUCIPTO TEKNIK PENERBANGAN 2017 A. PENGERTIAN MESIN TURBO FAN Mesin turbofan

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3

ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3 ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3 Afdhal Kurniawan Mainil (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Bengkulu ABSTRACT This study focused on the performance analysis of a turbofan engine

Lebih terperinci

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar Bab II Ruang Bakar Sebelum berangkat menuju pelaksanaan eksperimen dalam laboratorium, perlu dilakukan sejumlah persiapan pra-eksperimen yang secara langsung maupun tidak langsung dapat dijadikan pedoman

Lebih terperinci

PENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE

PENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE PENGARUH BYPASS RATIO OVERALL PRESSURE RATIO, DAN TURBINE INLET TEMPERATURE TERHADAP SFC PADA GAS-TURBINE ENGINE Muhamad Jalu Purnomo Jurusan Teknik Penerbangan Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Jalan

Lebih terperinci

BAB 9. ENGINE dan LANDING GEAR

BAB 9. ENGINE dan LANDING GEAR BAB 9. ENGINE dan LANDING GEAR 9.1. PEMILIHAN ENGINE ENGINE Fungsi utama engine adalah memberikan gaya dorong. Aircraft engine dibagi menjadi dua tipe, yaitu piston engine dan jet engine. Keduanya mempunyai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3

ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3 ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3 ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASH TERHADAP EGT MARGIN PADA ENGINE CF5M6-3 Muhammad Takdir, Muhamad Jalu Purnomo Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING

ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING 737-300 Sri Mulyani Jurusan Teknik PenerbanganSTT Adisutjipto Yogyakarta Jl. Janti Blok R- Lanud Adi-Yogyakarta Srimulyani042@gmail.com ABSTRAK Jenis mesin

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3

ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3 ANALISA KINERJA ENGINE TURBOFAN CFM56-3 Afdhal Kurniawan Mainil (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Bengkulu ABSTRACT This study focused on the performance analysis of a turbofan engine

Lebih terperinci

Boeing atau Airbus? Berdiri : 1970 (Airbus Industrie) pekerja : 57,000. Airbus

Boeing atau Airbus? Berdiri : 1970 (Airbus Industrie) pekerja : 57,000. Airbus Boeing atau Airbus? Liburan ke luar kota atau ke luar negeri pasti membutuhkan moda transportasi, baik itu darat laut maupun udara. Saat ini, Indonesia sedang giat-giatnya membangun dan merenovasi berbagai

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING

ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING ANALISIS PERFORMA ENGINE TURBOFAN PESAWAT BOEING 737-300 Sri Mulyani Jurusan Teknik Penerbangan Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto Yogyakarta srimulyani042@gmail.com

Lebih terperinci

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan Penelitian... 4 1.3 Pembatasan Masalah... 4 1.4 Metoda Penelitian... 4 1.5 Sistematika Penulisan... 5 Gambar 1. 1 Mesin Turbofan TAY650-15 [10]...

Lebih terperinci

Bab ii Kajian Pustaka 5

Bab ii Kajian Pustaka 5 Bab II Kajian Pustaka... 6 2.1 Teori Mesin Turbin Gas... 6 2.1.1 Prinsip Kerja... 6 2.1.2 Mesin Turbin Gas pada Sistem Propulsi Pesawat Udara... 7 2.1.3 Jenis-Jenis Mesin Turbin Gas pada Pesawat Udara...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor bakar salah satu jenis mesin pembakaran dalam, yaitu mesin tenaga dengan ruang bakar yang terdapat di dalam mesin itu sendiri (internal combustion engine), sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pompa Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain yang diinginkan. Pompa beroperasi dengan membuat

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous Pendahuluan PLTG adalah pembangkit listrik yang menggunakan tenaga yang dihasilkan oleh hasil pembakaran bahan bakar dan udara bertekanan tinggi.

Lebih terperinci

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika Penggerak Mula Materi Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika Motor Bakar (Combustion Engine) Alat yang mengubah energi kimia yang ada pada bahan bakar menjadi energi mekanis

Lebih terperinci

PERAWATAN TURBOCHARGER PADA GENSET MESIN DIESEL 1380 KW. Oleh: Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT

PERAWATAN TURBOCHARGER PADA GENSET MESIN DIESEL 1380 KW. Oleh: Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT TUGAS AKHIR PERAWATAN TURBOCHARGER PADA GENSET MESIN DIESEL 1380 KW Oleh: Bagus Adi Mulya P 2107 030 002 DOSEN PEMBIMBING: Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT PROGRAM DIPLOMA 3 BIDANG KEAHLIAN KONVERSI ENERGI JURUSAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG SUDU KOMPRESOR AKSIAL PADA MESIN TURBOPROPELER PT6A-27 DENGAN PUTARAN POROS RPM

PERANCANGAN ULANG SUDU KOMPRESOR AKSIAL PADA MESIN TURBOPROPELER PT6A-27 DENGAN PUTARAN POROS RPM PERANCANGAN ULANG SUDU KOMPRESOR AKSIAL PADA MESIN TURBOPROPELER PT6A-27 DENGAN PUTARAN POROS 36750 RPM Arif Luqman Khafidhi 2016 100 109 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. I Made Arya Djoni, MSc. Latar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem pembangkit. Sistem turbin gas paling

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kendali suhu Pembatasan suhu sebenarnya adalah pada turbin inlet yang terdapat pada first stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu pengapian

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai teman-teman penerbangan, pada halaman ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai Auxiliary Power Unit atau yang sering kita dengar dalam dunia penerbangan

Lebih terperinci

SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT

SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT Outline 1. Dasar Teori Turbin Gas 2. Proses PLTG dan PLTGU 3. Klasifikasi Turbin Gas 4. Komponen PLTG 5. Kelebihan dan Kekurangan 1. Dasar Teori Turbin Gas Turbin gas

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai teman-teman penerbangan, pada halaman ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai Engine Fuel System pada engine CFM56-5A yang diaplikasikan pada pesawat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Angin Angin adalah gerakan udara yang terjadi di atas permukaan bumi. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara, ketinggian dan temperatur. Semakin besar

Lebih terperinci

PROPULSI. Motor untuk pesawat pertama terbang Flyer dengan daya 12 DK yang diciptakan oleh mekanik kedua bersaudara Wright, yaitu Charlie Taylor

PROPULSI. Motor untuk pesawat pertama terbang Flyer dengan daya 12 DK yang diciptakan oleh mekanik kedua bersaudara Wright, yaitu Charlie Taylor PROPULSI Tanpa perkembangan yang mengagumkan dalam teknologi propulsi, dunia penerbangan tidak akan mengalami kemajuan sepesat ini. Karena tenaganya yang semakin besar, kehandalannya semakin tinggi, sehingga

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Prinsip Kerja Turbin Angin Prinsip kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir. Lalu putaran kincir digunakan untuk memutar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Motor Bakar Mesin Pembakaran Dalam pada umumnya dikenal dengan nama Motor Bakar. Dalam kelompok ini terdapat Motor Bakar Torak dan system turbin gas. Proses pembakaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengambilan data langsung di lapangan. Penulis juga menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A 3.1 Teori Dasar APU Auxiliary Power Unit (APU) merupakan mesin turbin gas yang berfungsi sebagai supporting engine pada pesawat. APU tergolong dalam jenis turboshaft,

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Motor Bakar Diesel Motor bakar diesel adalah motor bakar yang berbeda dengan motor bensin, proses penyalaanya bukan dengan nyala api listrik melainkan penyalaan bahan bakar

Lebih terperinci

PERHITUNGAN UJUK KERJA TURBIN GAS SOLAR SATURN PADA UNIT PEMBANGKIT DAYA JOINT OPERATING BODY PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA (JOB P-PEJ)

PERHITUNGAN UJUK KERJA TURBIN GAS SOLAR SATURN PADA UNIT PEMBANGKIT DAYA JOINT OPERATING BODY PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA (JOB P-PEJ) PERHITUNGAN UJUK KERJA TURBIN GAS SOLAR SATURN PADA UNIT PEMBANGKIT DAYA JOINT OPERATING BODY PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA (JOB P-PEJ) TUGAS AKHIR TM 0340 Oleh : Diana Kumara Dewi NRP. 2111 030 008 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L 100 546 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada sebuah mesin yang sangat berpengaruh dalam jalannya mesin yang didalamnya terdapat suatu

Lebih terperinci

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan + Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator.turbin air dikembangkan pada abad 19

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Turbin Angin Bila terdapat suatu mesin dengan sudu berputar yang dapat mengonversikan energi kinetik angin menjadi energi mekanik maka disebut juga turbin angin. Jika energi

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori. Gambar 2. 1 Turbin Gas [12]

BAB II Dasar Teori. Gambar 2. 1 Turbin Gas [12] BAB II Dasar Teori 2.1 Turbin Gas Turbin gas adalah motor bakar yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu: kompresor, ruang bakar, dan turbin (gambar 2.1). Sistem ini dapat berfungsi sebagai pembangkit

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Perhitungan Performance Pada perhitungan performance engine dan pengetesan CFM56-3C1 dilakukan di test cell, untuk melihat kelayakan terbang dan performance suatu engine.

Lebih terperinci

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS 1 MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS 2 DEFINISI PLTG Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi listrik yang menggunakan peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak generatornya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pompa Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari satu tempat ketempat lainnya, melalui suatu media aluran pipa dengan cara menambahkan energi

Lebih terperinci

Analisa Performa Turbin Gas Frame 6B Akibat Pemakaian Filter Udara BAB II DASAR TEORI. pembangkit gas ataupun menghasilkan daya poros.

Analisa Performa Turbin Gas Frame 6B Akibat Pemakaian Filter Udara BAB II DASAR TEORI. pembangkit gas ataupun menghasilkan daya poros. BAB II DASAR TEORI 2. 1 Sejarah turbin gas Turbin gas adalah motor bakar yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu : kompresor, ruang bakar, dan turbin. Sistem dapat berfungsi sebagai pembangkit gas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU merupakan sistem pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan energi panas bahan bakar untuk diubah menjadi energi listrik dengan

Lebih terperinci

SEJARAH MOTOR BAKAR : Alphones Beau De Rochas (Perancis) menemukan ide motor 4 tak

SEJARAH MOTOR BAKAR : Alphones Beau De Rochas (Perancis) menemukan ide motor 4 tak SEJARAH MOTOR BAKAR Pada tahun 1629 : Ditemukan turbin uap oleh GIOVANNI BRANCA (Italy) kemudian mengalami perkembangan pada tahun 1864 yaitu oleh Lenoir mengembangkan mesin pembakaran dalam kemudian pada

Lebih terperinci

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG 1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

MOTOR BAKAR SUDU-SUDU PUTAR (ROTARY BLADES COMBUSTION ENGINE)

MOTOR BAKAR SUDU-SUDU PUTAR (ROTARY BLADES COMBUSTION ENGINE) MOTOR BAKAR SUDU-SUDU PUTAR (ROTARY BLADES COMBUSTION ENGINE) Oleh : Wahyu Hidayat Abstrak Motor bakar sudu-sudu putar merupakan motor generasi baru yang keberadaanya masih sebatas konsep. Sistem kerjanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kompresor Kompresor merupakan mesin fluida yang menambahkan energi ke fluida kompresibel yang berfungsi untuk menaikkan tekanan. Kompresor biasanya bekerja dengan perbedaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Roket Roket adalah suatu wahana antariksa yang dapat menjelajah dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sir Isaac Newton, seorang ahli matematika, scientist, dan seorang

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

Desain pesawat masa depan

Desain pesawat masa depan Desain pesawat masa depan Flying Wing = Sayap Terbang? Itu memang terjemahan bebasnya. Dan arti yang sebenarnya memang tidak terlalu jauh berbeda. Flying Wing sebenarnya merupakan istilah untuk desain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Turbin Gas Turbin gas adalah turbin dengan gas hasil pembakaran bahan bakar di ruang bakarnya dengan temperatur tinggi sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas

Lebih terperinci

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. Centrifugal pumps (pompa sentrifugal) Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada daun/kipas pompa dengan dasar pembelokan/pengubah aliran (fluid

Lebih terperinci

Bab IV Analisis dan Pengujian

Bab IV Analisis dan Pengujian Bab IV Analisis dan Pengujian 4.1 Analisis Simulasi Aliran pada Profil Airfoil Simulasi aliran pada profil airfoil dimaskudkan untuk mencari nilai rasio lift/drag terhadap sudut pitch. Simulasi ini tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

EFEK PENGGUNAAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA DAN KONSTRUKSI PADA SEBUAH MESIN DIESEL

EFEK PENGGUNAAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA DAN KONSTRUKSI PADA SEBUAH MESIN DIESEL EFEK PENGGUNAAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA DAN KONSTRUKSI PADA SEBUAH MESIN DIESEL Abstrak Salah satu cara peningkatan unjuk kerja mesin diesel dapat dilakukan dengan memperbaiki sistim pemasukan

Lebih terperinci

Bab III Model Numerik Bilah Kipas 22

Bab III Model Numerik Bilah Kipas 22 Bab III Model Numerik Bilah Kipas... 23 3.1 Deskripsi Umum... 23 3.2 Konfigurasi Bilah Kipas... 24 3.2.1 Dimensi Komponen... 24 3.2.2 Konfigurasi Pemasangan Bilah Kipas... 24 3.2.3 Material Bilah Turbin...

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN ENGINE PERFORMANCE CFM56-3C1 PADA TEST CELL FACILITY DENGAN PARAMETRIC CYCLE ANALYSIS OF REAL ENGINE.

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN ENGINE PERFORMANCE CFM56-3C1 PADA TEST CELL FACILITY DENGAN PARAMETRIC CYCLE ANALYSIS OF REAL ENGINE. ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN ENGINE PERFORMANCE CFM56-3C1 PADA TEST CELL FACILITY DENGAN PARAMETRIC CYCLE ANALYSIS OF REAL ENGINE Skripsi Untuk memenuhi sebagaian persyaratan Mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Diesel Motor bakar adalah mesin kalor dimana gas panas diperoleh dari proses pembakaran di dalam mesin itu sendiri dan langsung dipakai untuk melakukan kerja mekanis,

Lebih terperinci

STUDI BANDING PERFORMA MESIN TURBOFAN CF6-80C DENGAN RB H YANG DIGUNAKAN PADA PESAWAT BOEING

STUDI BANDING PERFORMA MESIN TURBOFAN CF6-80C DENGAN RB H YANG DIGUNAKAN PADA PESAWAT BOEING STUDI BANDING PERFORMA MESIN TURBOFAN CF6-80C DENGAN RB211-524H YANG DIGUNAKAN PADA PESAWAT BOEING 747-400 BISMIL RABETA Program Studi Teknik Penerbangan, Universitas Suryadarma, Jakarta. E-mail: bismilrabeta@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Mesin Penggerak Kapal PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Mesin Penggerak Kapal PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Mesin Penggerak Kapal PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Sistem Penggerak Kapal Mesin Penggerak Utama 1. Mesin Uap Torak (Steam Reciprocating Engine) 2. Turbin Uap (Steam

Lebih terperinci

START STUDI LITERATUR MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN. PENGUMPULAN DATA : - Kecepatan Angin - Daya yang harus dipenuhi

START STUDI LITERATUR MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN. PENGUMPULAN DATA : - Kecepatan Angin - Daya yang harus dipenuhi START STUDI LITERATUR MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN PENGUMPULAN DATA : - Kecepatan Angin - Daya yang harus dipenuhi PENGGAMBARAN MODEL Pemilihan Pitch Propeller (0,2 ; 0,4 ; 0,6) SIMULASI CFD -Variasi

Lebih terperinci

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan

Lebih terperinci

TUGAS : MACAM MACAM COOLING TOWER, PACKING DAN FAN

TUGAS : MACAM MACAM COOLING TOWER, PACKING DAN FAN TUGAS : MACAM MACAM COOLING TOWER, PACKING DAN FAN Klasifikasi Cooling Tower Ada banyak klasifikasi cooling tower, namun pada umumnya pengklasifikasian dilakukan berdasarkan sirkulasi air yang terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kompresor merupakan suatu komponen utama dalam sebuah instalasi turbin gas. Sistem utama sebuah instalasi turbin gas pembangkit tenaga listrik, terdiri dari empat komponen utama,

Lebih terperinci

AIRBLEED INDICATOR FAULTILLUMINATE AKIBAT GANGGUAN PADA PRESSURE REGULATOR PADA SISTEM DE-ICING PESAWAT ATR

AIRBLEED INDICATOR FAULTILLUMINATE AKIBAT GANGGUAN PADA PRESSURE REGULATOR PADA SISTEM DE-ICING PESAWAT ATR AIRBLEED INDICATOR FAULTILLUMINATE AKIBAT GANGGUAN PADA PRESSURE REGULATOR PADA SISTEM DE-ICING PESAWAT ATR 42-500 Reza 1, Bona P. Fitrikananda 2 Program Studi Motor Pesawat Terbang Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BLOWER DAN KIPAS SENTRIFUGAL

BLOWER DAN KIPAS SENTRIFUGAL BLOWER DAN KIPAS SENTRIFUGAL Hampir kebanyakan pabrik menggunakan fan dan blower untuk ventilasi dan untuk proses industri yang memerlukan aliran udara. Sistim fan penting untuk menjaga pekerjaan proses

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI 2.1 LINGKUP KERJA PRAKTEK Lingkup kerja praktek perawatan mesin ini meliputi maintenance partner dan workshop improvement special truk dan bus, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA ENGINE TURBOPROP ROLLS-ROYCE TP400-D6 PADA KONDISI CHOKED DAN UNCHOKED. Skripsi

ANALISIS KINERJA ENGINE TURBOPROP ROLLS-ROYCE TP400-D6 PADA KONDISI CHOKED DAN UNCHOKED. Skripsi ANALISIS KINERJA ENGINE TURBOPROP ROLLS-ROYCE TP400-D6 PADA KONDISI CHOKED DAN UNCHOKED Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana strata I SUGENG BUDIONO 02050033 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mesin-Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

JENIS-JENIS POMPA DAN KOMPRESOR

JENIS-JENIS POMPA DAN KOMPRESOR JENIS-JENIS POMPA DAN KOMPRESOR KOMPRESOR Sebelum membahas mengenai jenis-jenis kompresor yang ada, lebih baiknya kita pahami dahulu apa itu kompressor dan bagaimana cara kerjanya. Kompressor merupakan

Lebih terperinci

Bagian tabung vortex dapat digambarkan sebagai berikut, Gambar 7.1 : Bagian tabung vortex

Bagian tabung vortex dapat digambarkan sebagai berikut, Gambar 7.1 : Bagian tabung vortex BAB 7 SISTEM REFRIGERASI TABUNG VORTEX 7.1 Pendahuluan Tabung vortex ditemukan oleh G.J. Rangque pada tahun 1931 yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Prof. Hilsch. Tabung vortex adalah salah satu

Lebih terperinci

POMPA SENTRIFUGAL. Oleh Kelompok 2

POMPA SENTRIFUGAL. Oleh Kelompok 2 POMPA SENTRIFUGAL Oleh Kelompok 2 M. Salman A. (0810830064) Mariatul Kiptiyah (0810830066) Olyvia Febriyandini (0810830072) R. Rina Dwi S. (0810830075) Suwardi (0810830080) Yayah Soraya (0810830082) Yudha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Alat transportasi adalah kebutuhan yang sangat penting dalam menjalankan aktifitas kehidupan manusia. Dengan demikian perkembangan alat transportasi dari waktu ke waktu

Lebih terperinci

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING 737-500 PK-GGF Eko Yuli Widianto 1, Herry Hartopo 2 Program Studi Motor Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci

PERENCANAAN WATER JET SEBAGAI ALTERNATIF PROPULSI PADA KAPAL CEPAT TORPEDO 40 M UNTUK MENINGKATKAN KECEPATAN SAMPAI 40 KNOT

PERENCANAAN WATER JET SEBAGAI ALTERNATIF PROPULSI PADA KAPAL CEPAT TORPEDO 40 M UNTUK MENINGKATKAN KECEPATAN SAMPAI 40 KNOT PERENCANAAN WATER JET SEBAGAI ALTERNATIF PROPULSI PADA KAPAL CEPAT TORPEDO 40 M UNTUK MENINGKATKAN KECEPATAN SAMPAI 40 KNOT Akmal Thoriq Firdaus 1),Agoes Santoso 2),Tony Bambang 2), 1) Mahasiswa : Jurusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Turbin Air Turbin air adalah turbin dengan media kerja air. Secara umum, turbin adalah alat mekanik yang terdiri dari poros dan sudu-sudu. Sudu tetap atau stationary blade, tidak

Lebih terperinci

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Di Susun Oleh: 1. VENDRO HARI SANDI 2013110057 2. YOFANDI AGUNG YULIO 2013110052 3. RANDA MARDEL YUSRA 2013110061 4. RAHMAT SURYADI 2013110063 5. SYAFLIWANUR

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER Imron Rosyadi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sultan

Lebih terperinci

PENGARUH SUDUT BLADE TERHADAP THRUST FORCE PADA HOVERCRAFT. Dadang Hermawan 1) Nova Risdiyanto Ismail (2) ABSTRAK

PENGARUH SUDUT BLADE TERHADAP THRUST FORCE PADA HOVERCRAFT. Dadang Hermawan 1) Nova Risdiyanto Ismail (2) ABSTRAK PENGARUH SUDUT BLADE TERHADAP THRUST FORCE PADA HOVERCRAFT Dadang Hermawan 1) Nova Risdiyanto Ismail (2) ABSTRAK Indonesia juga sebagai Negara yang memiliki iklim tropis yang sangat rentan terhadap bencana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air

Lebih terperinci

pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi

pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Turbin Turbin adalah salah satu mesin pengerak dimana mesin tersebut merupakan pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi kinetis

Lebih terperinci

BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus

BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian serta analisis hasil pengujian yang dilakukan. Validasi dilakukan dengan membandingkan hasil pengujian terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU BAB III TURBIN UAP PADA PLTU 3.1 Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu poros yang secara umum tersusun atas fan, kompressor, ruang bakar, turbin kemudian nozzle. Saat bekerja dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu poros yang secara umum tersusun atas fan, kompressor, ruang bakar, turbin kemudian nozzle. Saat bekerja dalam kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mesin jet terdiri atas beberapa komponen utama yang terhubung dengan satu poros yang secara umum tersusun atas fan, kompressor, ruang bakar, turbin kemudian nozzle.

Lebih terperinci

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan efisiensi boiler. Rotary Air Preheater, lazim digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan efisiensi boiler. Rotary Air Preheater, lazim digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit listrik tenaga batu bara membutuhkan pemanasan awal untuk udara pembakaran pada boiler sekarang ini menjadi suatu keharusan sebagai usaha untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas BAB II DASAR TEORI. rinsip embangkit Listrik Tenaga Gas embangkit listrik tenaga gas adalah pembangkit yang memanfaatkan gas (campuran udara dan bahan bakar) hasil dari pembakaran bahan bakar minyak (BBM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya konsumsi bahan bakar khususnya bahan bakar fosil sangat mempengaruhi peningkatan harga jual bahan bakar tersebut. Sehingga pemerintah berupaya mencari

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain daya angin, daya turbin angin, TSR (Tip Speed Ratio), aspect ratio, overlap ratio, BHP (Break Horse

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa. kerja dinamis (non positive displacement pump).

BAB II DASAR TEORI. bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa. kerja dinamis (non positive displacement pump). BAB II DASAR TEORI 2.1. Dasar Teori Pompa 2.1.1. Definisi Pompa Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan

Lebih terperinci

SEJARAH MOTOR BAKAR DALAM/INTERMAL

SEJARAH MOTOR BAKAR DALAM/INTERMAL SEJARAH MOTOR BAKAR DALAM/INTERMAL Sebelum abad 17 penduduk asli Malaysia memeperoleh api dengan cara mengkompresi cepat suatu plunyer dalam tabung bambu Abad 17 Huygens membangkitkan cara diatas pada

Lebih terperinci

1 Gas Turbine Engine 1

1 Gas Turbine Engine 1 1 Gas Turbine Engine 1 Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Didalamnya dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai peserta didik serta rumusan

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Pengertian APU Auxliliary Power Unit (APU) secara harfiah didefinisikan sebagai unit tenaga tambahan pada pesawat terbang yang dipakai untuk menghasilkan tenaga listrik dan tenaga

Lebih terperinci