BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Anggaran biaya produksi digunakan sebagai alat perencanaan pada PT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Anggaran biaya produksi digunakan sebagai alat perencanaan pada PT"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Anggaran biaya produksi digunakan sebagai alat perencanaan pada PT Pangansari Utama. IV.1.1 Biaya bahan baku langsung 1. Kondisi Biaya bahan baku langsung PT. Pangansari Utama adalah semua biaya biaya yang dikeluarkan untuk pembelian segala jenis sumber daya bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi guna memenuhi tujuan perusahaan yaitu menghasilkan produk atau katering yang akan dijual kepada klien PT. Freeport Indonesia. Bahan baku yang dibeli dan digunakan dalam proses produksi dikelompokan menjadi 2 jenis yaitu food & beverage serta bahan special item. PT. Pangansari Utama memperoleh bahan baku untuk menjalankan proyek Freeport yaitu sebesar 70% bahan baku di datangkan dari Surabaya menggunakan fasilitas pengangkutan bahan baku yang telah disediakan oleh klien PT. Freeport Indonesia sehingga PT. Pangansari tidak perlu mengeluarkan biaya pengangkutan tersebut dan sisanya kurang lebih 30% bahan baku didatangakan atau berasal dari daerah lokal papua yang juga difasilitasi pengangkutannya oleh klien PT. Freeport Indonesia. Setelah bahan baku tiba di lokasi Timika Papua, bahan baku dimasukkan ke dalam gudang penyimpanan yang juga telah di fasilitasi oleh PT. Freeport Indonesia. 52

2 Berikut ini merupakan tabel anggaran dari jumlah dan jenis bahan baku yang digunakan dalam Freeport Project selama tahun 2009 : Tabel 4.1 Anggaran pemakaian bahan baku PT. Pangansari Utama Tahun 2009 (dalam Rupiah) Nama Barang Volume Nilai Pemakaian Per Tahun Dairy Product 119,618 26,328,000,000 Meats 936,717 49,749,000,000 Poultry 1,894,996 44,645,000,000 Fish 1,138,759 25,605,000,000 Bakery 27,282 6,006,000,000 Fruit & Vegetable 3,025,550 70,597,000,000 Juice & Beverage 93,005 10,846,000,000 Coffee & Tea 19,460 4,619,000,000 Staples & Groceries 207,759 39,013,000,000 Packated Sweat & cookies 8, ,000,000 Total Food & Beverage 7,471, ,342,000,000 Baby Accecories - - Suplement & Medicine - - Cigaretes ,000,000 Toys & Supporting Goods - - Batteries & Films - - Stationery 101, ,000,000 Animal Food & Accecories - - Sport - - Total Special Item 101, ,000,000 Total 7,573, ,089,000,000 Sumber: RKAT PT. Pangansari Utama tahun 2009 (data diolah) 53

3 Perencanaan anggaran biaya bahan baku tahun 2009 dilakukan oleh General Manager Operation PT. Pangansari Utama yaitu Herman Hartomo. Tahapan dalam penyusunan anggaran biaya bahan baku adalah sebagai berikut : a. Herman Hartomo selaku General Manager Operation menyusun anggaran bahan baku untuk periode tahun 2009 b. Setelah anggaran selesai disusun, di berikan kepada pimpinan perusahaan untuk ditinjau dan disahkan. c. Setelah mendapat pengesahan dari pimpinan perusahaan, anggaran di bagikan kepada bawahan atau karyawan untuk dilaksanakan proses produksi. Dalam menyusun anggaran biaya bahan baku, didasari oleh rumusan perhitungan perencanaan biaya bahan baku yaitu sebagai berikut : Jumlah aktual yang digunakan X Harga aktual Biaya DM realisasi t-1 + Besarnya inflasi = <= 51% dari anggaran penjualan Dalam perencanaan anggaran, pihak manajemen hanya membuat anggaran dan memperhitungkan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku saja yaitu berdasarkan biaya bahan baku realisasi tahun sebelumnya ( jumlah aktual dikalikan dengan harga aktual ) ditambah dengan besarnya inflasi dan jumlah dari anggaran bahan baku tidak boleh melebihi dari 51 % anggaran penjualan. Prosedur penyusunan anggaran pada PT. Pangansari Utama tidak memperhatikan jumlah persediaan awal dan persediaan akhir dari bahan baku. Karena perusahaan tidak menggunakan metode minimum maksimum dalam menetukan margin aman dari kuantitas bahan baku di persediaan. Selain itu dalam tiap bulannya jumlah katering 54

4 yang di buat untuk karyawan PT. Freeport Indonesia tidak lah sama jumlahnya karena adanya sistem kerja on off dari karyawan klien tersebut. Sehingga pada tahun 2009 anggaran bahan baku langsung untuk freeport project adalah sebesar Rp Kriteria Anggaran biaya bahan baku adalah sebuah rencana terperinci yang disusun mengenai jumlah biaya bahan baku yang akan dikeluarkan pada periode tertentu dimasa yang akan datang. Sebagai bagian dari fungsi perencanaan,anggaran merupakan rencana kerja yang menjadi pedoman bagi anggota organisasi dalam bertindak. Anggaran merupakan rencana yang diupayakan untuk direalisasikan. Tanpa memiliki anggaran perusahaan tidak memiliki arah,sasaran dan target yang harus dicapai dalam satu kurun waktu tertentu. Tujuan dibuatnya anggaran di bidang perencanaan diantaranya adalah untuk: a. Membantu manajemen meneliti dan mempelajari segala masalah yang berkaitan dengan aktivitas yang akan dilaksanakan, b. Membantu mengarahkan seluruh sumber daya yang ada di perusahaan dalam menentukan arah atau aktivitas yang paling menguntungkan, c. Membantu arah atau menunjang kebijaksanaan perusahaan, d. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia, e. Membantu pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif. Penyusunan perencanaan pembeliaan bahan baku dihitung sebagai berikut: 55

5 Bahan mentah yang diperlukan untuk proses produksi Ditambah persediaan akhir bahan mentah yang diinginkan Total bahan mentah yang diperlukan Dikurangi persediaan akhir bahan mentah Bahan mentah yang akan dibeli XXX XXX XXX XXX XXX Biaya biaya yang umumnya diperhitungkan dalam penyusunan perencanaan biaya bahan baku diantaranya adalah : a. Biaya pembelian bahan baku b. Diskon pembelian c. Beban angkut pembelian d. Biaya penyimpanan atau penggudangan persediaan bahan baku 3. Sebab Akibat Oleh karena perusahaan menentukan rencana pemakaian biaya bahan baku langsung dengan cara jumlah realisasi biaya bahan baku tahun lalu ditambah besarnya inflasi yaitu maksimal 51% dari anggaran penjualan maka anggaran pemakaian bahan material tidak dapat digunakan sebagai alat perencanaan yang akurat. Ketidak akuratan perencanaan biaya bahan baku tersebut disebabkan karena manajemen tidak membuat anggaran produksi serta anggaran pemakaian bahan baku sehingga perusahaan tidak dapat mengetahui tingkat persediaan awal yang dimiliki perusahaan dan berapa kapasitas bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi. Selain itu ketidak akuratan perencanaan biaya bahan baku juga disebabkan oleh 56

6 kegagalan manajemen dalam meramalkan kondisi pasar yang menyangkut jumlah atau harga bahan baku di pasaran sehingga perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih besar dengan jumlah yang telah dianggarkannya. 4. Rekomendasi Bagian operasional perusahaan yang membuat perencaan terhadap anggaran bahan baku sebaiknya membuat rincian mengenai anggaran produksi dan anggaran pemakaian bahan baku selama periode berjalan. Karena dengan adanya anggaran produksi dan anggaran pemakaian bahan baku perusahaan menjadi memiliki patokan atau ukuran dalam pembelian jumlah bahan baku. IV.1.2. Biaya tenaga kerja langsung 1. Kondisi Biaya tenaga kerja langsung PT. Pangansari Utama adalah semua biaya yang dikeluarkan terkait dengan pembayaran terhadap gaji atau upah karyawan yang berhubungan langsung dengan proses produksi untuk tujuan menghasilkan produk atau Katering yang akan dijual kepada PT. Freeport Indonesia. Asal dari tenaga kerja dalam melakukan proyek Freeport sebesar kurang lebih sebesar 72% berasal dari putera daerah (Lokal Papua), sebesar 19% berasal dari luar Papua dan sisanya para karyawan yang berasal dari Jakarta. Perusahaan memberikan gaji kepada karyawan berdasarkan jabatan dimana jabatan tertinggi mendapatkan gaji Rp per bulan sedangkan untuk jabatan terendah sebesar Rp per bulan. Jumlah karyawan di Freeport Project berjumlah sebanyak 1982 orang. Waktu kerja para karyawan adalah 6 hari waktu kerja dan 1 hari libur yaitu hari 57

7 Minggu. PT. Pangansari Utama dalam pengadaan tenaga kerja bekerja sama dengan PJTKI setempat selaku badan yang menaungi pengadaan tenaga kerja lokal. Tabel 4.2 Jumlah Karyawan Berdasarkan Jabatan Tahun 2009 Jabatan Koki dan Asisten koki Staff (Manajer,supervisor admin) Non Staff ( pekerja kasar) Sumber : PT. Pangansari Utama Jumlah 380 orang 103 orang 1499 orang Perencanaan anggaran biaya tenaga kerja tahun 2009 dilakukan oleh General Manager Operation PT. Pangansari Utama yaitu Herman Hartomo. Tahapan dalam penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung sama dengan tahapan pada penyusunan biaya bahan baku langsung yang sudah diuraikan diatas. Rumus perhitungan perencanaan anggaran biaya gaji tenaga kerja : Jumlah karyawan berdasarkan jabatan X tarif gaji sesuai jabatan Biaya DL realisasi t-1 + Besarnya inflasi = <= 19% dari anggaran penjualan Manajemen menyusun anggaran tenaga kerja langsung yaitu berdasarkan jumlah biaya realisasi gaji karyawan tahun lalu (jumlah karyawan berdasarkan jabatan dikalikan dengan tarif gaji sesuai jabatan) ditambahan komponen biaya tenaga kerja lainnya dan juga ditambah dengan besarnya inflasi dan jumlah dari 58

8 anggaran biaya tenaga kerja langsung tidak boleh melebihi dari 19% anggaran penjualan. Perencanaan menggunakan asumsi-asumsi dasar sebagai berikut : a. Tingkat pertumbuhan nasional : 6,2% b. Laju Inflasi : 6,5% Tabel 4.3 Anggaran biaya tenaga kerja PT. Pangansari Utama Tahun 2009 (dalam Rupiah) Deskripsi Anggaran Biaya Gaji 43,888,000,000 Biaa Tunjangan Jabatan 584,000,000 Biaya Transport 1,874,000,000 Biaya Tunjangan Daerah 1,861,000,000 Biaya Tunjangan Khusus 1,861,000,000 Biaya Tunjangan Lapangan 2,954,000,000 Biaya Lembur 51,614,000,000 Biaya Insentif - Biaya Makan - Biaya Pengobatan 2,252,000,000 Biaya Astek 2,805,000,000 Biaya Pensiun 7,000,000 Biaya THR 4,124,000,000 Biaya Jasa Produksi 765,000,000 Biaya Cuti 2,673,000,000 Biaya Pesangon 1,608,000,000 Biaya Asuransi Karyawan 253,000,000 Biaya Pegawai lain-lain 3,000,000 - Total Biaya Gaji & Tunjangan 119,126,000,000 Sumber: RKAT PT. Pangansari Utama tahun

9 Dalam penyusunan anggaran tenaga kerja langsung, perusahaan tidak melakukan perhitungan dengan menggunakan tarif jam tenaga kerja langsung diakrenakan perusahaan telah membuat patokan atau ukuran tarif gaji dan tarif lembur berdasarkan jabatan para karyawan. Dalam pemotongan upah perusahaan hanya mengenakan potongan sebesar 2% dari gaji kotor untuk pembayaran asuransi tenaga kerja. Untuk tahun 2009 total anggaran biaya tenaga kerja langsung untuk freeport project adalah sebesar Rp Kriteria Anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah sebuah rencana terperinci mengenai jumlah biaya yang tenaga kerja langsung yang akan digunakan pada periode tertentu di masa yang akan datang. Sedangkan biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai penggunaan tenaga kerja (manusia) dalam proses produksi. Sebagai bagian dari fungsi perencanaan,anggaran merupakan rencana kerja yang menjadi pedoman bagi anggota organisasi dalam bertindak. Anggaran merupakan rencana yang diupayakan untuk direalisasikan. Tanpa memiliki anggaran perusahaan tidak memiliki arah,sasaran dan target yang harus dicapai dalam satu kurun waktu tertentu berikut: Penyusunan perencanaan biaya tenaga kerja langsung dihitung sebagai Permintaan produksi Dikalikan jam tenga kerja langsung Total jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan Dikalikan biaya tenaga kerja langsung per jam Total biaya tenaga kerja langsung XXX XXX XXX XXX XXX 60

10 Pengaturan akuntansi untuk biaya tenaga kerja langsung mencakup : a. Sejarah kerja dari setiap pekerja,seperti tanggal dipekerjakan, tingkat upah, penugasan awal, promosi, kenaikan gaji dan waktu cuti untuk liburan atau karena sakit b. Informasi yang diperlukan untuk memenuhi kontrak serikat kerja, hukum jaminan sosial, peraturan upah dan jam kerja, pajak penghasilan yang dipungut, dan persyaratan pemerintah. c. Waktu kerja dan biaya standar d. Jam kerja setiap karyawan,tingkat upah, dan total pendapatan untuk setiap periode penggajian e. Perhitungan potongan dari upah kotor untuk setiap karyawan f. Output atau pencapaian dari setiap karyawan 3. Sebab Akibat Oleh karena perusahaan menentukan rencana biaya tenaga kerja langsung dengan cara jumlah realisasi biaya tenaga kerja langsung tahun lalu ditambah besarnya inflasi yaitu maksimal 19% dari anggaran penjualan maka anggaran biaya tenaga kerja langsung tidak dapat digunakan sebagai alat perencanaan yang akurat. Ketidakakuratan perencanaan biaya tenaga kerja tersebut disebabkan karena manajemen tidak membuat waktu kerja standar yang diperlukan dalam proses produksi hingga menjadi sebuah produk sehingga tidak dapat dinilai apakah kinerja karyawan telah efektif dan efisien. Tidak hanya itu, ketidak akuratan anggaran biaya tenaga kerja sebagai alat perencanaan juga dikarenakan perusahaan dalam 61

11 menentukan komponen biaya tenaga kerja hanya didasari pada tinggi atau rendahnya jabatan karyawan tersebut. Selain itu ketidak akuratan perencanaan biaya tenaga kerja juga disebabkan oleh kegagalan manajemen dalam meramalkan kondisi lingkungan di area proyek Freeport. Dengan ketidakakuratan perencanaan anggaran tersebut mengakibatkan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk biaya tenaga kerja langsung meningkat dan mengurangi profit perusahaan. 4. Rekomendasi Bagian operasional perusahaan yang membuat perencaan terhadap anggaran tenaga kerja sebaiknya membuat waktu kerja dan biaya standar dalam proses produksi. Selain itu manajemen juga lebih memperhatikan mengenai sejarah kerja dari setiap pekerja,seperti tanggal dipekerjakan, tingkat upah, penugasan awal, promosi, kenaikan gaji dan waktu cuti agar dapat menempatkan sumber daya manusia sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. IV.1.3. Biaya overhead 1. Kondisi Biaya overhead PT. Pangansari Utama adalah biaya yang dikeluarkan atau berhubungan dengan proses produksi Freeport Project diluar dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. PT. Pangansari Utama hanya mengeluarkan biaya variabel overhead dikarenakan biaya fix overhead telah dibebankan ke klien PT. Freeport Indonesia. Perencanaan anggaran biaya overhead atau biaya tidak langsung PT. Pangansari Utama tahun 2009 dilakukan oleh General Manager Operation yaitu Herman Hartomo. Tahapan dalam penyusunan anggaran biaya overhead sama 62

12 dengan tahapan pada penyusunan biaya bahan baku langsung yang sudah diuraikan diatas. Pada perusahaan industrial catering seperti PT. Pangansari utama, komponen overhead lebih banyak disediakan oleh klien PT. Freeport Indonesia. Berikut ini merupakan tabel anggaran biaya overhead yang digunakan dalam Freeport Project selama tahun 2009 : Tabel 4.4 Anggaran Biaya Overhead PT. Pangansari Utama Tahun 2009 (dalam Rupiah) Deskripsi Anggaran Perlengkapan & Linen 35,385,000,000 Biaya Peningkatan SDM 257,000,000 Biaya Mobilisasi - Biaya Perjalanan Dinas 176,000,000 Biaya Pajak - Biaya Service & Pemeliharaan 58,000,000 Biaya Penyusutan - Biaya Amortisasi - Biaya Asuransi 128,000,000 Biaya Sewa 43,000,000 Biaya Leasing - Biaya Kantor 504,000,000 Biaya Project - Handling Expenses 36,000,000 Biaya Tidak Langsung Lain-lain 443,000,000 Total 37,030,000,000 Sumber: RKAT PT. Pangansari Utama tahun 2009 (data diolah) Rumus perhitungan perencanaan anggaran biaya overhead : 63

13 Jumlah biaya aktual yang dikeluarkan Biaya OH realisasi t-1 + Besarnya inflasi = <= 12% dari anggaran penjualan Dalam perencanaan anggaran, pihak manajemen hanya membuat dan memperhitungakan biaya variabel overhead saja dengan rumusan jumlah biaya overhead aktual yang dikeluarkan tahun sebelumnya ditambah dengan besarnya inflasi dan jumlah dari anggaran overhead tidak boleh melebihi dari 12% anggaran penjualan. Prosedur penyusunan anggaran overhead PT. Pangansari Utama hanya menggunakan tarif tunggal dan tidak memasukan biaya fix overhead.untuk tahun 2009 anggaran biaya overhead untuk freeport project adalah sebesar Rp Kriteria Anggaran biaya overhead manufaktur adalah suatu rencana terperinci mengenai jumlah biaya overhead yang akan dikeluarkan pada periode tertentu dimasa yang akan datang. Penuyusunan perencanaan biaya overhead dihitung sebagai berikut : Anggaran jam tenaga kerja langsung Dikalikan tarif overhead variabel Overhead manofaktur variabel Ditambah overhead manufaktur tetap Total overhead manufaktur Dikurangi depresiasi Pengeluaran kas untuk overhead manufaktur XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 64

14 faktor faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan tarif biaya overhead adalah : a. Dasar yang digunakan Output fisik,biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung, jam mesin. b. Pemilihan tingkat aktifitas Kapasitas teoritis, kapasitas praktis, kapasitas aktual yang diperkirakan, kapasitas normal, dampak kapasitas terhadap tarif overhead, kapasitas mengganggur versus kelebihan kapasitas. c. Memasukan atau tidak memasukan overhead tetap Perhitungan biaya penyerapan penuh, perhitungan biaya langsung d. Menggunakan tarif tunggal atau beberapa tarif Tarif tingkat pabrik, tarif departemental, tarif subdepartemental dan aktivitas. e. Menggunakan tarif yang berbeda untuk aktifitas jasa Cara basis alokasi yang digunakan untuk menghitung tarif overhead ditentukan dimuka : Tarif overhead yang ditentukan di muka = Estimasi biaya overhead pabrik total Estimasi unit produk total 65

15 Rumus untuk membebankan biaya overhead ke produk atau pekerjaan adalah sebagai berikut : overhead yang ditetapkan tarif overhead yang Jumlah jam kerja yang = X untuk pekerjaan tertentu ditentukan di muka dibutuhkan dalam suatu pekerjaan 3. Sebab Akibat Oleh karena perusahaan menentukan rencana biaya overhead dengan cara jumlah realisasi tahun sebelumnya ditambah besarnya inflasi yatitu maksimal 12% dari anggaran penjualan maka anggaran biaya overhead tidak dapat digunakan sebagai alat perencanaan yang akurat. Ketidakakuratan perencanaan biaya overhead tersebut disebabkan karena manajemen dalam menentukan biaya overhead dengan menggunakan tarif tunggal dan manajemen dalam melakukan proses produksi juga tidak menetapkan tingkatan aktifitas produksi. 4. Rekomendasi Bagian operasional perusahaan yang melakukan penyusunan anggaran sebaiknya dalam pembebanan biaya overhead menggunakan cara basis alokasi untuk menghitung biaya tarif dimuka dengan rumusan estimasi biaya overhead pabrik total dibagi dengan estimasi unit produk total 66

16 IV.2 Anggaran biaya produksi digunakan sebagai alat pengendalian pada PT Pangansari Utama IV.2.1 Biaya bahan baku 1. Kondisi Pengendalian anggaran biaya material langsung PT. Pangansari Utama tahun 2009 dapat dilakukan oleh tingkatan manajemen yang terkait dengan aktifitas produksi perusahaan. Dalam anggaran biaya bahan baku perusahaan tidak menetapkan standar keperluan bahan baku yang diperlukan dan perusahaan lebih mengarah kepada metode just in time. Perusahaan tidak menggunakan metode minimum maksimum sehingga tidak adanya kisaran ukuran aman mengenai jumlah standar bahan baku yang diperlukan. Anggaran yang telah disahkan oleh pimpinan perusahaan dapat dibandingkan dengan kondisi fisik maupun biaya yang dikeluarkan dalam biaya bahan baku langsung selama proses produksi berlangsung. Analisa penyimpangan dari biaya bahan baku langsung dilakukan dengan cara membandingkan jumlah biaya yang telah dianggarkan dengan jumlah biaya realisasi yang dikeluarkan. 67

17 Tabel 4.5 Anggaran dan Realisasi Biaya Bahan Baku PT. Pangansari Utama Januari- juni 2009 (dalam Rupiah) PT. PANGANSARI UTAMA VARIANCE DIRECT MATERIAL LOCATION : FREEPORT Januari - Juni 2009 (Rupiah) Deskripsi Anggaran Jan-Jun Realisasi Jan-jun Selisih F atau UF Dairy Produce 12,934,000,000 14,966,920,734 (2,032,920,734) UF Meats 24,354,000,000 21,790,973,710 2,563,026,290 F Poultry 21,470,000,000 26,473,881,294 (5,003,881,294) UF Fish 12,400,000,000 18,742,156,124 (6,342,156,124) UF Bakery 2,563,000,000 2,459,697, ,302,159 F Fruit & vegetable 36,977,000,000 37,105,093,489 (128,093,489) UF Juice & Baverage 5,373,000,000 5,531,439,672 (158,439,672) UF Coffe & Tea 2,298,000,000 2,405,633,535 (107,633,535) UF Staples & Groceries 18,333,000,000 20,658,172,776 (2,325,172,776) UF Packed Sweat & Cookies 406,000, ,828, ,171,643 F Food & Beverage 137,108,000, ,427,797,532 (13,319,797,532) UF - - Baby Accesories Suplement & Medicine Cigarettes 24,000,000 22,281,022 1,718,978 F Toys & Supporting Goods Batteries & Film Stationary ( Stamp & Duties ) 356,000, ,000,000 F Special Item 380,000,000 22,281, ,718,978 F Total 137,488,000, ,450,078,554 (12,962,078,554) UF Sumber : Laporan Biaya Bahan Baku PT. Pangansari Utama tahun 2009 (data diolah) 2009 yaitu : Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat penyimpangan biaya bahan baku tahun Total anggaran : Rp Total realisasi : Rp Selisih/Varians : Rp atau 9% 68

18 Dengan rincian penyimpangan sebagai berikut : Penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance) : Food and Beverage Rp Penyimpangan yang menguntungkan (favorable Variance) : Special item Rp Tabel 4.6 Anggaran dan Realisasi Biaya Bahan Baku PT. Pangansari Utama Juli- Desember 2009 (dalam Rupiah) PT. PANGANSARI UTAMA VARIANCE DIRECT MATERIAL LOCATION : FREEPORT Juli- Desember 2009 (Rupiah) Deskripsi Anggaran Jul-Des Realisasi Jul-Des Selisih F atau UF Dairy Produce 13,394,000,000 14,298,791,117 (904,791,117) UF Meats 25,393,000,000 21,106,216,407 4,286,783,593 F Poultry 23,174,000,000 28,256,639,277 (5,082,639,277) UF Fish 13,206,000,000 22,655,052,840 (9,449,052,840) UF Bakery 3,443,000,000 2,875,271, ,728,853 F Fruit & vegetable 33,620,000,000 27,579,141,231 6,040,858,769 F Juice & Baverage 5,473,000,000 5,728,498,031 (255,498,031) UF Coffe & Tea 2,320,000,000 3,078,869,624 (758,869,624) UF Staples & Groceries 20,680,000,000 22,466,743,967 (1,786,743,967) UF Packed Sweat & Cookies 528,000, ,489,885 (62,489,885) UF Food & Beverage 141,231,000, ,635,713,526 (7,404,713,526) UF - - Baby Accesories Suplement & Medicine Cigarettes 44,000,000 74,252,539 (30,252,539) UF Toys & Supporting Goods Batteries & Film Stationary ( Stamp & Duties ) 325,000, ,000,000 F Special Item 369,000,000 74,252, ,747,461 F TOTAL 141,600,000, ,709,966,065 (7,109,966,065) UF Sumber : Laporan Biaya Bahan Baku PT. Pangansari Utama tahun 2009 (data diolah) 69

19 Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat penyimpangan biaya bahan baku tahun 2009 yaitu : Total anggaran : Rp Total realisasi : Rp Selisih/Varians : Rp atau 5% Dengan rincian penyimpangan sebagai berikut : Penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance) : Food and Beverage Rp Penyimpangan yang menguntungkan (favorable Variance) : Special item Rp Selisih sebesar Rp merupakan unfavorable variance karena jumlah realisasi lebih besar dari jumlah biaya yang sudah dianggarkan oleh perusahaan. 2. Kriteria Metode pengendalian bahan baku yaitu : a. Metode siklus pesanan Dilakukan dengan cara memeriksa secara periodik status jumlah bahan baku yang tersedia untuk setiap item atau kelas.perusahaan yang berbeda menggunakan periode waktu yang berbeda (misalnya 30, 60, 90 hari) 70

20 b. Metode minimum maksimum Dilakukan dengan didasarkan pada pernyataan bahwa jumlah dari sebagian besar item persediaan berada pada kisaran tertentu, dimana jumlah maksimum untuk setiap item ditetapkan dan tingkat minimun sudah memasukan margin pengaman yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kehabisan persediaan selama siklus pemesanan kembali. c. Just in time Filosofi yang dipusatkan pada pengurangan biaya melalui eliminasi persediaan, semua bahan baku dan komponen sebaiknya tiba di lokasi kerja pada saat dibutuhkan tepat waktu. 3. Sebab Akibat Oleh karena perusahaan dalam pengendalian biaya bahan baku tidak mempunyai standar dalam memenuhi kebutuhan bahan baku maka anggaran biaya bahan baku langsung tidak memberikan peranan yang besar dalam proses pengendalian biaya produksi dikarenakan terjadinya penyimpangan atau variance yang besar. Penyimpangan atau varians untuk realisasi dari biaya bahan bahan baku disebabkan oleh : a. Perbedaan kuantitas bahan baku = ( kuantitas aktual kuantitas standar) X harga standar = ( ) X = ( Unfavorable variance) b. Perbedaan harga bahan baku = ( Harga aktual Harga standar) X Kuantitas aktual 71

21 = ( ) X = (unfavorable variance) Perbedaan kuantitas bahan baku tersebut disebabkan dengan adanya perbedaan jumlah kuantitas bahan yang dianggarkan dibandingkan dengan jumlah bahan baku yang digunakan. Selisih tidak menguntungkan ini dikarenakan adanya ketidak efisiensian dalam penggunanaan bahan baku serta adanya perbedaan jumlah orderan katering dikarenakan sistem day off karyawan PT. Freeport Indonesia yaitu 4 bulan kerja mendapat libur 2 minggu. Sedangkan perbedaan harga bahan baku disebabkan dengan adanya kenaikan harga bahan baku pada saat realisasinya, dan juga disebabkan karena penetapan harga dalam anggaran bahan baku langsung hanya didasari pada biaya tahun lalu dan tidak mempertimbangkan kemungkinan terjadinya inflasi atau kenaikan harga. Varians berdasarkan flexible budget : 1. Aktual pemakaian bahan baku = Jumlah aktual yang dipakai X Harga aktual = X = Rp Flexible Budget = Jumlah aktual yang dipakai X harga Standar = X = Rp

22 3. Varians Bahan baku = Rp Rp = Rp. ( ) - Unfavorable variance Dengan adanya selisih yang tidak menguntungkan tersebut mengakibatkan perusahaan mengeluarkan biaya lebih besar untuk bahan baku dan anggaran biaya bahan baku tidak berperan dengan baik dalam pengendalian biaya produksi perusahaan PT. Pangansari Utama. 4. Rekomendasi Bagian divisi operasional perusahaan perlu melakukan analisis dan evaluasi terhadap penyimpangan biaya yang tidak menguntungkan ( Unfavorable variance) untuk perbedaan kuantitas bahan baku yang digunakan serta perbedaan harga bahan baku yang terjadi selama proses produksi bahan baku tersebut. Bagian divisi operasional perusahaan juga sebaiknya menggunakan standarisasi baik dalam penggunaan maupun pembelian bahan baku. Perusahaan juga harus membuat langkah antisipasi guna menghadapi terjadinya kenaikan harga bahan baku dengan cara mencari produsen pemasok bahan baku di beberapa wilayah di pulau Jawa lainnya selain Surabaya dan juga perusahaan dapat membandingkan jumlah potongan harga atau diskon yang diberikan oleh para pemasok bahan baku. Selain itu divisi yang terkait dengan proses produksi bahan baku diharapkan menggunakan bahan baku dengan seefisien mungkin agar tidak terjadi pemborosan bahan baku. IV.2.2 Biaya tenga kerja 73

23 1. Kondisi Pengendalian anggaran biaya tenaga kerja langsung PT. Pangansari Utama tahun 2009 dilakukan oleh tingkatan manajemen yang terkait dengan tenaga kerja di perusahaan yaitu departement HR&Administration yang mengurusi administrasi kepegawaian & umum dan bagian departement finance untuk mengurusi pembayaran gaji para tenaga kerja. Manajemen menyusun anggaran tenaga kerja langsung dengan memperhitungkan anggaran untuk biaya gaji dan biaya lembur secara terpisah dengan tujuan mengontrol jam kerja karyawan.anggaran yang telah disahkan oleh pimpinan perusahaan dapat dibandingkan dengan kondisi maupun biaya yang dikeluarkan dalam biaya tenaga kerja langsung selama proses produksi berlangsung. Analisa penyimpangan dari biaya tenaga kerja langsung dilakukan dengan cara membandingkan jumlah biaya yang telah dianggarkan dengan jumlah biaya realisasi yang dikeluarkan. Pada tahun 2009 perseroan telah melakukan perundingan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) dengan para karyawan PT. Pangansari Utama mengenai tuntutan kenaikan gaji karyawan proyek Freeport. 74

24 Tabel 4.6 Anggaran dan Realisasi Biaya Tenaga Kerja PT. Pangansari Utama Jan-Jun 2009 (dalam Rupiah) PT. PANGANSARI UTAMA VARIANCE SALARIES & ALLOWANCES LOCATION : FREEPORT Januari - Juni 2009 (Rupiah) Description Anggaran Jan- Jun Realisasi Jan-jun Selisih F atau UF Biaya Gaji 21,942,000,000 49,626,754,949 (27,684,754,949) UF Biaa Tunjangan Jabatan 294,000, ,000,000 F Biaya Transport 936,000, ,100, ,900,000 F Biaya Tunjangan Daerah 930,000, ,000,000 F Biaya Tunjangan Khusus 930,000,000 58,650, ,349,223 F Biaya Tunjangan Lapangan 1,476,000,000-1,476,000,000 F Biaya Lembur 25,806,000,000-25,806,000,000 F Biaya Insentif - 16,337,600 (16,337,600) UF Biaya Makan Biaya Pengobatan 1,128,000, ,262, ,737,330 F Biaya Astek 1,404,000,000 1,550,641,241 (146,641,241) UF Biaya Pensiun 6,000,000 81,781,415 (75,781,415) UF Biaya THR - 1,608,705,420 (1,608,705,420) UF Biaya Jasa Produksi 384,000,000 3,750,904,168 (3,366,904,168) UF Biaya Cuti 1,338,000,000 1,434,699,109 (96,699,109) UF Biaya Pesangon 1,262,000,000 2,156,769,896 (894,769,896) UF Biaya Asuransi Karyawan 126,000, ,000,000 F Total Biaya 57,962,000,000 61,520,607,245 (3,558,607,245) UF Sumber : Laporan Biaya Tenaga Kerja PT. Pangansari Utama tahun 2009 (data diolah) Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat penyimpangan biaya tenaga kerja bulan Januari sampai dengan Juni tahun 2009 yaitu : Total anggaran : Rp Total realisasi : Rp Selisih/Varians : Rp atau 6 % Dengan rincian penyimpangan sebagai berikut : 75

25 Penyimpangan yang menguntungkan (Favorable Variance) : Biaya tunjangan jabatan Rp Biaya Transport Rp Biaya tunjangan daerah Rp Biaya tunjangan khusus Rp Biaya tunjangan lapangan Rp Biaya lembur Rp Biaya pengobatan Rp Biaya Asuransi Karyawan Rp Total Favorable Variance Rp Penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance) : Biaya gaji Rp Biaya Insentif Rp Biaya Astek Rp Biaya pensiun Rp Biaya THR Rp Biaya jasa produksi Rp Biaya cuti Rp Biaya pesangon Rp

26 Total Unfavorable Variance Rp Tabel 4.7 Anggaran dan Realisasi Biaya Tenaga Kerja PT. Pangansari Utama Jul-Des 2009 (dalam Rupiah) PT. PANGANSARI UTAMA VARIANCE SALARIES & ALLOWANCES LOCATION : FREEPORT Juli- Desember 2009 (Rupiah) Description Anggaran Jan- Jun Realisasi Jan-jun Selisih F atau UF Biaya Gaji 21,942,000,000 49,409,794,341 (27,467,794,341) UF Biaa Tunjangan Jabatan 294,000, ,000,000 F Biaya Transport 936,000, ,760, ,240,000 F Biaya Tunjangan Daerah 930,000, ,000,000 F Biaya Tunjangan Khusus 930,000,000 12,347, ,652,200 F Biaya Tunjangan Lapangan 1,476,000,000-1,476,000,000 F Biaya Lembur 25,806,000,000-25,806,000,000 F Biaya Insentif - 5,214,057,594 (5,214,057,594) UF Biaya Makan Biaya Pengobatan 1,128,000, ,720, ,279,087 F Biaya Astek 1,404,000,000 1,520,092,608 (116,092,608) UF Biaya Pensiun 6,000, ,903,042 (103,903,042) UF Biaya THR 4,124,000,000 1,985,605,194 2,138,394,806 F Biaya Jasa Produksi 384,000,000 95,092, ,907,091 F Biaya Cuti 1,338,000, ,751, ,248,848 F Biaya Pesangon 348,000,000 2,137,754,425 (1,789,754,425) UF Biaya Asuransi Karyawan 126,000, ,000,000 F Total Biaya 61,172,000,000 62,596,879,978 (1,424,879,978) UF Sumber : Laporan Biaya Tenaga Kerja PT. Pangansari Utama tahun 2009 (data diolah) Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat penyimpangan biaya tenaga kerja bulan Juli sampai dengan Desember tahun 2009 yaitu : 77

27 Total anggaran : Rp Total realisasi : Rp Selisih/Varians : Rp atau 2 % Dengan rincian penyimpangan sebagai berikut : Penyimpangan yang menguntungkan (Favorable Variance) : Biaya tunjangan jabatan Rp Biaya Transport Rp Biaya tunjangan daerah Rp Biaya tunjangan khusus Rp Biaya tunjangan lapangan Rp Biaya lembur Rp Biaya pengobatan Rp Biaya THR Rp Biaya jasa produksi Rp Biaya cuti Rp Biaya asuransi karyawan Rp Total Favorable Variance Rp Penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance) : Biaya gaji Rp

28 Biaya Insentif Rp Biaya Astek Rp Biaya pensiun Rp Biaya pesangon Rp Total Unfavorable Variance Rp Selisih sebesar Rp merupakan unfavorable variance karena jumlah realisasi lebih besar dari jumlah biaya yang sudah dianggarkan oleh perusahaan. 2. Kriteria Pengendalian biaya tenaga kerja dimulai dengan desain produk dan terus berlanjut sampai waktu penjualan dan pelayanan purna jual. Departemen yang terlibat dalam perhitungan biaya tenaga kerja adalah : a. Departemen personalia Fungsi utama dari departemen personalia adalah untuk menyediakan tenaga kerja yang efisien dan memastikan bahwa seluruh organisasi mengikuti kebijakan personalia yang sesuai. Fungsi utama departemen personalia meliputi perekrutan,pelatihan,penilaian,konseling pensiun, pemutusan hubungan kerja dan penempatan ke luar. b. Departemen perencanaan produksi 79

29 Departemen perencanaan produksi bertanggung jawab untuk menjadwalkan pekerjaan dan memberikan perintah kerja ke departemen produksi. Pemberian perintah kerja umumnya disertai dengan permintaan bahan baku dan kartu jam tenaga kerja yang mengindikasikan operasi yang akan dilakukan atas produk tersebut. c. Departemen pencatatan waktu Departemen pencataan waktu memastikan adanya catatan yang akurat atas waktu kerja setiap karyawan adalah langkah pertama dalam perhitungan biaya tenaga kerja. d. Departemen penggajian Data penggajian diproses dalam dua tahap yaitu menghitung dan menyiapkan gaji, serta mendistribusikan biaya gaji ke pesanan dan departemen. Langkahlangkah ini dilakukan oleh departemen penggajian yang bertanggung jawab untuk mencatat klasifikasi pekerjaan, departemen, dan tingkat upah untuk setiap karyawan. e. Departemen biaya Departemen biaya mencatat biaya tenaga kerja langsung pada kartu biaya pesanan atau laporan produksi departemental, serta mencatat baiya tenaga kerja tidak langsung pada catatan overhead departemental yang terinci. 3. Sebab Akibat Oleh karena dalam mengendalikan anggaran biaya tenaga kerja langsung bagian yang dilibatkan hanya bagian finance dan bagian HR&Administration maka 80

30 anggaran biaya tenaga kerja langsung tidak memberikan peranan yang besar dalam proses pengendalian biaya produksi dikarenakan terjadinya penyimpangan atau variance yang besar. Selain itu dikarenakan perusahaan tidak memiliki jam kerja atau jam standar terhadap proses produksi sehingga varians tarif tenaga kerja dan varians tarif efisiensi tidak bisa dihitung secara detail. Penyimpangan atau varians untuk realisasi dari biaya tenaga kerja langsung disebabkan oleh : a. Adanya kenaikan biaya gaji Kenaikan biaya gaji disebabkan adanya demo mogok kerja oleh buruh dengan tuntutan agar tingkat upahnya disamakan atau mendekati upah karyawan freeport yang akhirnya disetujui oleh manajemen perusahaan dan perusahaan tidak menganalisis dampak yang akan diakibatkan. b. Adanya kenaikan biaya insentif Kenaikan biaya insentif ini juga disebabkan karena perusahaan menyetujui tuntutan dari para buruh yang menginginkan kenaikan insentif bagi para pekerja proyek freeport. c. Adanya kenaikan biaya astek Kenaikan biaya astek merupakan salah satu dampak dari kenaikan gaji, diakrenakan perusahaan membayar beban biaya asuransi tenaga kerja sebesar 3,4% dari gaji kotor para tenaga kerja, sehingga jika nominal gaji tenaga kerja naik maka biaya astek yang dikeluarkan juga meningkat. d. Adanya kenaikan biaya pensiun Kenaikan biaya pensiun ini juga disebabkan karena perusahaan menyetujui 81

31 tuntutan dari para buruh yang juga menginginkan kenaikan jumlah tunjangan pensiun. e. Adanya kenaikan biaya jasa produksi Kenaikan biaya jasa produksi disebabkan karena adanya kenaikan pembayaran royalti atas pengadaan tenaga kerja oleh PJTKI (outsourcing) setempat. f. Adanya kenaikan biaya pesangon Kenaikan biaya pesangon yang terjadi dikarenakan turn over karyawan serta tunjangan pesangon bagi karyawan yang meninggal di lokasi kerja. Dengana adanya varians tarif tenaga kerja yang tidak menguntungkan yang disebabkan oleh penyesuaian tarif gaji tenaga kerja yang dilakukan perusahaan mengakibatkan jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan menjadi meningkat. 4. Rekomendasi Bagian divisi operasional perusahaan perlu melakukan analisis dan evaluasi terhadap penyimpangan biaya yang tidak menguntungkan ( Unfavorable variance) untuk perbedaan tarif tenaga kerja yang digunakan selama proses produksi bahan baku tersebut. Selain itu sebaiknya anggaran produksi perusahaan dibuat secara berkala atau periodesasi angar apabila terjadi kasus seperti ini perusahaan dapat langsung melakukan tindakan perbaikan di bulan selanjutnya. Tidak hanya itu bagian departement HR&Administration harus menjalankan perannya dengan lebih maksimal, yaitu dengan benar-benar menseleksi atas penempatan karyawan sesuai dengan keahliannya agar tidak terjadi turn over karyawan yang tinggi. Selain itu sebaiknya perusahaan menambahkan beberapa bagian untuk melakukan pengawasan terhadap jam kerja para karyawan. 82

32 IV.2.3 Biaya overhead 1. Kondisi Pengendalian anggaran biaya overhead atau biaya tidak langsung PT. Pangansari Utama tahun 2009 dapat dilakukan oleh tingkatan manajemen yang terkait dengan operasional produksi perusahaan Anggaran yang telah disahkan oleh pimpinan perusahaan dapat dibandingkan dengan kondisi maupun biaya yang dikeluarkan dalam biaya overhead atau biaya tidak langsung selama proses produksi berlangsung. Analisa penyimpangan dari biaya overhead dilakukan dengan cara membandingkan jumlah biaya yang telah dianggarkan dengan jumlah biaya realisasi yang dikeluarkan. Tablel 4.8 Anggaran dan Realisasi Biaya Overhead PT. Pangansari Utama Jan-Jun 2009 (dalam Rupiah) PT. PANGANSARI UTAMA VARIANCE OVERHEAD LOCATION : FREEPORT Januari- Juni 2009 (Rupiah) Deskripsi Anggaran Jan- Jun Realisasi Jan-Jun Selisih Uf atau F Perlengkapan & Linen 17,971,000, ,261,556 F Biaya Peningkatan SDM 126,000, ,000,000 F Biaya Mobilisasi Biaya Perjalanan Dinas 84,000, (55,541,066) UF Biaya Pajak Biaya Service & Pemeliharaan 30,000, (79,615,289) UF Biaya Penyusutan Biata Amortisasi Biaya Asuransi 66,000, (151,052,360) UF Biaya Sewa 24,000, (19,193,000) UF Biaya Leasing Biaya Kantor 260,000, (89,698,572) UF Biaya Project Handling Expenses 18,000, ,002,050 F Biaya Kerugian Persediaan Potongan Pembelian Biaya Tidak Langsung Lain-lain 222,000, (20,942,500) UF TOTAL 18,801,000,000 18,405,779, ,220,819 F Sumber : Laporan Biaya Overhead PT. Pangansari Utama tahun 2009 (data diolah) 83

33 Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat penyimpangan biaya overhead pada bulan Januari sampai dengan Juni 2009 yaitu : Total anggaran : Rp Total realisasi : Rp Selisih/Varians : Rp Dengan rincian penyimpangan sebagai berikut : Penyimpangan yang menguntungkan (Favorable Variance) : Biaya perlengkapan & linen Rp Biaya peningkatan SDM Rp Handlling expenses Rp Total Rp Penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance) : Biaya perjalanan dinas Rp Biaya service & pemeliharaan Rp Biaya asuransi Rp Biaya sewa Rp Biaya Kantor Rp Biaya tidak langsung lain-lain Rp Total Rp

34 Tablel 4.9 Anggaran dan Realisasi Biaya Overhead PT. Pangansari Utama Jul- Des 2009 (dalam Rupiah) PT. PANGANSARI UTAMA VARIANCE OVERHEAD LOCATION : FREEPORT Juli- Desember 2009 (Rupiah) Deskripsi Anggaran Jul- Des Realisasi Jul- Des Selisih Uf atau F Perlengkapan & Linen 17,415,000,000 20,204,501,839 (2,789,501,839) UF Biaya Peningkatan SDM 126,000, ,000,000 F Biaya Mobilisasi Biaya Perjalanan Dinas 84,000,000 66,617,980 17,382,020 F Biaya Pajak Biaya Service & Pemeliharaan 30,000, ,130,673 (76,130,673) UF Biaya Penyusutan Biata Amortisasi - - Biaya Asuransi 66,000,000 (15,383,547) 81,383,547 F Biaya Sewa 24,000,000 33,810,000 (9,810,000) UF Biaya Leasing Biaya Kantor 238,000, ,971,128 (98,971,128) UF Biaya Project Handling Expenses 18,000,000-18,000,000 F Biaya Kerugian Persediaan Potongan Pembelian Biaya Tidak Langsung Lain-lain 222,000, ,430,000 22,570,000 F TOTAL 18,223,000,000 20,932,078,073 (2,709,078,073) UF Sumber : Laporan Biaya Overhead PT. Pangansari Utama tahun 2009 (data diolah) Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat penyimpangan biaya overhead pada bulan Juli sampai dengan Desember 2009 yaitu : Total anggaran : Rp Total realisasi : Rp Selisih/Varians : Rp

35 Dengan rincian penyimpangan sebagai berikut : Penyimpangan yang menguntungkan (Favorable Variance) : Biaya peningkatan SDM Rp Biaya perjalanan dinas Rp Biaya asuransi Rp Handlling expenses Rp Biaya tidak langsung lain-lain Rp Total Rp Penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance) : Biaya perlengakapan & linen Rp Biaya service & pemeliharaan Rp Biaya sewa Rp Biaya Kantor Rp Total Rp Selisih sebesar Rp merupakan unfavorable variance karena jumlah realisasi lebih besar dari jumlah biaya yang sudah dianggarkan oleh perusahaan. 2. Kriteria Pembebanan biaya overhead terbagi dua jenis yaitu : 86

36 a. Overhead pabrik dibebankan terlalu rendah (underapplied) Yaitu keadaan dimana jumlah biaya overhead pabrik aktual lebih besar dari pada overhead yang dianggarkan b. Overhead pabrik dibebankan terlalu tinggi (overapplied) Yaitu keadaan dimana jumlah biaya overhead pabrik aktual lebih kecildari pada overhead yang dianggarkan 3. Sebab Akibat Oleh karena dalam pembebanan anggaran overhead terjadi underapplied atau jumlah realisasi biaya overhead pabrik lebih besar dari pada jumlah biaya overhead yang dianggarkan maka anggaran biaya overhead tidak memberikan peranan yang besar dalam proses pengendalian biaya produksi dikarenakan terjadinya penyimpangan atau variance yang besar. Menurut pihak manajemen dari PT. Pangansari Utama penyebab dari selisih antara realisasi dengan anggaran biaya overhead atau biaya tidak langsung tahun 2009 dikarenakan oleh : a. Adanya kenaikan biaya untuk perlengkapan dan linen Kenaikan biaya perlengkapan dan linen ini disebabkan adanya pengeluaran biaya untuk penggantian dari peralatan yang sudah haus pemakaiannya dan adanya kenaikan dari harga chemical atas penambahan area kerja. b. Adanya kenaikan biaya perjalanan dinas Kenaikan biaya perjalanan dinas ini dikarenakan adanya peningkatan biaya untuk memberikan uang transport terhadap par akaryawan yang melakukan 87

37 perjalanan dinas baik dalam negri maupun luar negri c. Adanya kenaikan biaya servis dan pemeliharaan Kenaikan biaya servis dan pemeliharaan disebabkan adanya pengeluaran biaya untuk perbaikan canopi bangunan akibat kejatuhan pohon tumbang dilokasi freeport project dan untuk biaya servis kendaraan yang rusak atau yang telah berumur lebih dari 5 tahun. d. Adanya kenaikan biaya asuransi Kenaikan biaya asuransi disebabkan adanya kebijakan dr PT. Freeport untuk asuransi pertanggungan (Liability automobile insurance) terhadap kendaraan yang digunakan oleh PT. Pangansari Utama. e. Adanya kenaikan biaya sewa Kenaikan biaya sewa ini disebabkan adanya peningkatan jumlah pinjaman kaset dan video kepada pihak luar untuk diputar dalam ruang rekreasi dengan tujuan menghibur klien yang sedang makan. f. Adanya kenaikan biaya kantor Kenaikan biaya kantor ini disebabkan adanya penggantian sewa mesin fotokopi dari hitam putih menjadi warna. Dapat diketahui terdapat controllable variance atau varians terkendali yang tidak menguntungkan hal ini disebabkan jumlah perhitungan biaya overhead aktual lebih besar dibandingkan dengan anggaran biaya overhead. Penyimpangan ini terjadi disebabkan dengan adanya ketidakefisiensian dalam penggunaan komponen overhead dan juga adanya kenaikan harga dari komponen tersebut. Dengan adanya 88

38 penyimpangan tersebut menagkibatkan perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih besar selama proses produksi tahun 2009 tersebut. 4. Rekomendasi Bagian divisi operasional perusahaan perlu melakukan analisis dan evaluasi terhadap penyimpangan biaya yang tidak menguntungkan ( Unfavorable variance) untuk perbedaan varians terkendali. Bagian divisi operasional harus lebih tanggap dalam mengevaluasi semua peralatan yang telah berumur lebih dari 5 tahun, agar bisa diperhitungkan perkiraan dalam biaya pemeliharaannya,selain itu penggunaan peralatan-peralatan yang terkait dengan proses produksi harus digunakan seefektif dan seefisien mungkin agar tidak terjadi pemborosan. Peranan pengawasan oleh bagian manager atau supervisor juga sangat disarankan kepada perusahaan agar tidak ada lagi kelalaian dalam memeriksa perlengkapan-perlengkapan komponen overhead. 89

BAB II LANDASAN TEORI. Perusahaan memerlukan pengendalian atas operasi atau kegiatan yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Perusahaan memerlukan pengendalian atas operasi atau kegiatan yang akan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Anggaran II.1.1 Definisi Anggaran Perusahaan memerlukan pengendalian atas operasi atau kegiatan yang akan dilakukan dalam pencapaian tujuannya, oleh karena itu perusahaan memerlukan

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA. Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

AKUNTANSI BIAYA. Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: AKUNTANSI BIAYA Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul 1. Definisi overhead pabrik dan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BIAYA TENAGA KERJA A. Pengawasan Biaya Tenaga Kerja 1. Perencanaan dan analisa biaya tenaga kerja a. Product engineering (pengembangan produk).

BIAYA TENAGA KERJA A. Pengawasan Biaya Tenaga Kerja 1. Perencanaan dan analisa biaya tenaga kerja a. Product engineering (pengembangan produk). 1 BIAYA TENAGA KERJA Biaya tenaga kerja menggambarkan kontribusi karyawan perusahaan di dalam kegiatan perusahaan. Sesuai dengan fungsi yang ada dalam perusahaan, biaya tenaga kerja dikelompokkan ke dalam:

Lebih terperinci

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) Karakteristik Perusahaan Manufaktur Dalam perusahaan manufaktur ada tiga kegiatan atau fungsi utama yaitu kegiatan produksi,

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and Accounting for Cost. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and Accounting for Cost. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1 Akuntansi Biaya Modul ke: Labor: Controlling and Accounting for Cost Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Produktivitas dan Biaya Tenaga Kerja Produktivitas

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Factory Overhead: Planned, Actual and Applied. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Akuntansi Biaya. Factory Overhead: Planned, Actual and Applied. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1 Akuntansi Biaya Modul ke: Factory Overhead: Planned, Actual and Applied Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Karakteristik Overhead Pabrik Overhead Pabrik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, sebagai berikut : 7.1. Mahasiswa mengetahui tentang standar unit. 7.2.

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) Diah Aulia Iswanty Suhadak Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk BAB II BAHAN RUJUKAN 2.2 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi, serta membuat baik keputusan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA

PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA Modul ke: AKUNTANSI BIAYA Tenaga Kerja PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul 1. Produktifitas dan biaya tenaga kerja

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik Anggaran Anggaran atau yang lebih sering disebut budget didefinisikan oleh para ahli dengan definisi yang beraneka ragam. Hal ini dikarenakan adanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2007:4) biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Manajemen modal kerja adalah salah satu aktivitas penting dalam mengelola perusahaan. Pengelolaan modal kerja yang baik akan menentukan keberlangsungan operasional perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

Analisa Biaya Pemasaran

Analisa Biaya Pemasaran Analisa Biaya Pemasaran Kemajuan teknologi dalam berproduksi mengakibatkan jumlah produk dapat dihasilkan secara besar-besaran dan dapat menekan biaya produksi satuan serendah mungkin. Permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dilakukan oleh PT. LEKJ dalam rangka melakukan evaluasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dilakukan oleh PT. LEKJ dalam rangka melakukan evaluasi 66 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Bab ini penulis akan menguraikan mengenai pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh PT. LEKJ dalam rangka melakukan evaluasi perencanaan dan pengendalian anggaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis BAB 6 Manajemen Personalia Agar supaya pencapaian tujuan organisasi dapat dilaksanakan dengan baik, diperlukan personalia-personalia yang handal dan cakap. Personaliapersonalia ini diberi wewenang, tanggung

Lebih terperinci

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek? Nama : Bagian : A. Analisis Sasaran Perusahaan Analisis Dukungan Fungsi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan No. Kategori Pertanyaan Y T 1. Rencana Jangka Panjang (Strategis) 1. Apakah selama ini fungsi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatam perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING. FACTORY OVERHEAD : Planned, Actual, and Applied. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas. Program Studi Akuntansi

COST ACCOUNTING. FACTORY OVERHEAD : Planned, Actual, and Applied. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas. Program Studi Akuntansi Modul ke: COST ACCOUNTING FACTORY OVERHEAD : Planned, Actual, and Applied Fakultas Riaty Handayani, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Karakteristik Overhead Pabrik Umumnya didefinisikan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, sebagai berikut : 6.1. Mahasiswa mengetahui tentang standar unit. 6.2.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba yang

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan CV. Maju Jaya Bersama merupakan badan usaha yang bergerak di bidang industri tekstil dan konfeksi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

SISTEM HARGA POKOK STANDAR

SISTEM HARGA POKOK STANDAR SISTEM HARGA POKOK STANDAR I. BIAYA STANDAR UNTUK BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA LANGSUNG Biaya Standar untuk Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung mencakup beberapa hal seperti dibawah ini : a. BIAYA STANDAR

Lebih terperinci

BAB 13 BIAYA OVERHEAD PABRIK: Departementalisasi

BAB 13 BIAYA OVERHEAD PABRIK: Departementalisasi BAB 13 BIAYA OVERHEAD PABRIK: Departementalisasi Departementalisasi Departementalisasi dari overhead pabrik berarti membagi parik ke dalam segmen-segmen yang disebut departemen, kemana biaya overhead tersebut

Lebih terperinci

Sistem Biaya Standar dan Analisa Varian Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra

Sistem Biaya Standar dan Analisa Varian Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Sistem Biaya Standar dan Analisa Varian Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Biaya standar vs. sistem biaya standar Biaya standar biaya

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku dan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Rasio Profit Margin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori. 2.1.1. Biaya Produksi. Biaya produksi (production cost) adalah biaya yang dibebankan dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul Modul berisi materi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Biaya 1. Pengertian Biaya Segala tindakan yang telah dipikirkan secara matang akan meminta pertimbangan antara manfaat dan pengorbanan. Begitu juga dalam sektor produksi,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN 30 BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN A. Elemen-Elemen Biaya Operasional Biaya operasional merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam aktifitas

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Tenaga Kerja : Pengendalian dan Akuntansi Biaya (Labor : Controlling and Accounting for Costs) Rista Bintara, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Tenaga Kerja : Pengendalian dan Akuntansi Biaya (Labor : Controlling and Accounting for Costs) Rista Bintara, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Tenaga Kerja : Pengendalian dan Akuntansi Biaya (Labor : Controlling and Accounting for Costs) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan dalam penelitian ini adalah : 1. PT Sariyunika Jaya, telah menerapkan biaya standar untuk harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Pengertian biaya menurut Supriyono (1999:252) adalah pengorbanan sumbersumber ekonomi yang sudah terjadi atau akan terjadi yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya komunikasi dan teknologi, perusahaan dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya komunikasi dan teknologi, perusahaan dihadapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya komunikasi dan teknologi, perusahaan dihadapkan pada persaingan yang semakin kompetitif. Tidak sedikit perusahaan yang tidak

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN.

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 20 LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan sekaligus pemilik

Lebih terperinci

Analisa Varian Biaya Overhead Pabrik. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra

Analisa Varian Biaya Overhead Pabrik. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Analisa Varian Biaya Overhead Pabrik Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Biaya overhead pabrik (BOP): semua biaya pendukung proses manufacturing di luar biaya bahan baku

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. IJO

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. IJO ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. IJO Tri Wahyuni Pendidikan Akuntansi FPIPS 3Wahyuni414@gmail.com ABSTRAK Penelitian dilakukan di CV. IJO Ngawi dengan pendekatan

Lebih terperinci

ANGGARAN FLEKSIBEL DAN HUBUNGAN STANDAR PENYELESAIAN

ANGGARAN FLEKSIBEL DAN HUBUNGAN STANDAR PENYELESAIAN ANGGARAN FLEKSIBEL DAN HUBUNGAN STANDAR PENYELESAIAN Tujuan pembelajaran : 1. Membedakan antara anggaran statis dengan anggaran fleksibel 2. Menghitung dan menggunakan rumus anggaran di dalam menyusun

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

Istilah lain BOP : 1. Beban pabrik 2. Overhead produksi 3. Biaya produksi tidak langsung 4. Beban produksi 5. Biaya manufaktur tidak langsung

Istilah lain BOP : 1. Beban pabrik 2. Overhead produksi 3. Biaya produksi tidak langsung 4. Beban produksi 5. Biaya manufaktur tidak langsung Istilah lain BOP : 1. Beban pabrik 2. Overhead produksi 3. Biaya produksi tidak langsung 4. Beban produksi 5. Biaya manufaktur tidak langsung Tarif yang telah ditentukan sebelumnya (predetermined overhead

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. simpulan bahwa kesalahan dalam mengklasifikasikan biaya dan perhitungan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. simpulan bahwa kesalahan dalam mengklasifikasikan biaya dan perhitungan BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang terdapat pada bab sebelumnya, dapat ditarik simpulan bahwa kesalahan dalam mengklasifikasikan biaya dan perhitungan pembebanan biaya

Lebih terperinci

Gaji merupakan pembayaran kepada tenaga kerja/karyawan yg didasarkan pada rentang waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya.

Gaji merupakan pembayaran kepada tenaga kerja/karyawan yg didasarkan pada rentang waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya. Biaya Tenaga kerja didefinisikan sebagai pembayaran-pembayaran kepada pada pekerja yang didasarkan pada jam kerja atau dasar unit yang diproduksi. Istilah yang digunakan utk biaya tenaga kerja ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA DEFINISI BIAYA TENAGA KERJA Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Plymilindo Perdana merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang supporting plywood dan cat tembok.pt.

Lebih terperinci

SIKLUS PRODUKSI. A. Definisi Siklus Produksi

SIKLUS PRODUKSI. A. Definisi Siklus Produksi SIKLUS PRODUKSI A. Definisi Produksi produksi adalah serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pengolahan data yang berkaitan dengan proses pembuatan produk dan terjadi secara terus-menerus. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

LIABILITAS LANCAR dan PENGGAJIAN

LIABILITAS LANCAR dan PENGGAJIAN PENGANTAR AKUNTANSI 2 LIABILITAS LANCAR dan PENGGAJIAN 4-1 Chapter 11 Liabilitas Lancar Penggajian Liabilitas Lancar Utang merupakan kewajiban untuk membayar yang dicatat sebagai liabilitas (liability)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A;Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A;Latar Belakang 1 1 BAB I PENDAHULUAN A;Latar Belakang Akuntansi biaya adalah akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok (costs) dari sesuatu produk yang diproduksi (atau dijual di pasar) baik untuk memenuhi

Lebih terperinci

langsung dan biaya overhead pabrik.

langsung dan biaya overhead pabrik. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1.Pengertian Biaya Menurut Supriyono ( 2000 : 16 ) Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan.

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan. BAB IV PEMBAHASAN IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi Pada PT Grahacitra Adhitama ditemukan pengklasifikasian dan perhitungan biaya produksi yang kurang tepat, yaitu : 1. Ada beberapa unsur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggajian merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh Karyawan. Gaji dan Upah dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan produk

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 75 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan maka penulis dapat menarik simpulan bahwa penerapan biaya standar dalam pengendalian biaya produksi

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan komponen terpenting dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi. Setiap perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit oriented) ataupun tidak mencari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB

BAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB 46 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah observasi analitik yaitu untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini dan semakin pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini dan semakin pesatnya perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini dan semakin pesatnya perkembangan dunia industri, maka semakin meningkat pola aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan,

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Akuntansi dan Keuangan PT Kimia Farrna (Persero) Tbk. Cabang

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Akuntansi dan Keuangan PT Kimia Farrna (Persero) Tbk. Cabang BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan kerja praktek ini, penulis ditempatkan di bagian Akuntansi dan Keuangan PT Kimia Farrna (Persero) Tbk. Cabang Bandung.

Lebih terperinci

Sistem Akuntansi Biaya

Sistem Akuntansi Biaya Sistem Akuntansi Biaya Emmelia Doloksaribu 115030200111026 Razaq Dastanta Tarigan 115030200111029 Evelyn J. Worotikan 115030201111022 Virghina Ristanti 115030207111032 Sistem Akuntansi Biaya Sistem akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa BAB II KERANGKA TEORI 2. Kerangka Teori 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa Inggris. Namun, kata tersebut sebenarnya berasal dari Perancis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembiayaan Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN

METODE HARGA POKOK PESANAN 1 METODE HARGA POKOK PESANAN Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap Sistem Informasi Akuntansi Penggajian pada PT. Dwi Naga Sakti Abadi, maka penulis akan mencoba membahas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

Prepared by Yuli Kurniawati

Prepared by Yuli Kurniawati KONSEP JUST IN TIME Prepared by Yuli Kurniawati PENGERTIAN JIT JIT atau sistem produksi tepat waktu adalah sistem manajemen fabrikasi yang pada prinsipnya hanya memproduksijenis-jenisbarangyang dimintasejumlahyang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Siklus penggajian merupakan salah satu aktivitas yang terdapat dalam fungsi Sumber Daya Manusia. Pengelolaan penggajian yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Sofyandi (2009), manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai suatu strategi dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen yaitu planning,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang BAB III Objek Penelitian III.1. Sejarah singkat Perusahaan PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang furniture / meubel. Kegiatan utama dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang didapat pada bab IV, penulis telah melihat bahwa hubungan harga jual dalam persaingan harga menghadapi daya saing usaha

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan PT. Soon Poh

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan PT. Soon Poh 39 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan PT. Soon Poh Technologies Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan terdiri dari tahapan-tahapan

Lebih terperinci