BAB I PENDAHULUAN. A;Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A;Latar Belakang"

Transkripsi

1 1 1 BAB I PENDAHULUAN A;Latar Belakang Akuntansi biaya adalah akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok (costs) dari sesuatu produk yang diproduksi (atau dijual di pasar) baik untuk memenuhi pesanan dari pemesan maupun untuk menjadi persediaan barang dagangan yang akan dijual. Akuntansi secara umum merupakan proses pencatatan, penggolongan,, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara tertentu dari transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan atau organisasi lain dan penafsiran terhadap hasilnya. Tujuan akhir dari akuntansi biaya adalah menyediakan informasi tentang biaya untuk manajemen guna membantu mereka di dalam menglola perusahaan atau departemennya. Biaya-biaya yang dikumpulkan sesuai dengan golongan atau klasifikasi yang diinginkan, kemudian disajikan dan dianalisa akan sangat bermanfaan bagi manajemen. Data biaya tersebut akan dpat dimanfaatkan oleh manajemen untuk berbagai tujuan. Biaya tenaga kerja didefinisikan sebagai pembayaran-pembayaran kepada para pekerja yang didasarkan pada jam kerja atau atas dasar unit yang diproduksi. Istilah yang digunakan untuk biaya tenaga kerja ini adalah biaya tenaga kerja langsung, atau untuk pembayaran yang dinamakan upah. Hal ini penting untuk membedakan kerja/karyawan yang didasarkan pada rentang waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya. Upah dibebankan melalui rekening biaya overhead pabrik. Akuntansi biaya tenaga kerja dimulai dengan pembayaran upah, diteruskan pada distribusi upah tersebut pada Job, produk atau pusat biaya

2 2 2 (departemen produksi). Di dalam upah tersebut sudah termasu pengurangan atau potongan terhadapnya seperti penghasilan, iuran ASTEK dan lain-lain. Demikian pula tambahan-tambahan terhadap upah seperti lembur, tunjangan, dan lain sebagainya. Penjelasan di atas sangat jelas bahwa setiap transaksi yang terjadi di sebuah perusahaan sangat berpengaruh pada pelaporan keuangan yang disajikan di setiap akhir periode. Hal ini berarti seluruh biaya termasuk biaya tenaga kerja juga akan mempengaruhi besar kecilnya laba perusahaan tersebut. B;Rumusan Masalah 1; Apa yang dimaksud dengan biaya tenaga kerja? 2; Bagaimana perhitungan upah kotor? 3; Bagaimana distribusi biaya upah dan gaji kotor? 4; Bagaimana perlakuan akuntansi biaya tenaga kerja? C;Tujuan 1; Mengetahui pengertian tenaga kerja dan biaya tenaga kerja 2; Mengetahui perhitungan upah kotor 3; Mengetahui distribusi biaya upah dan gaji kotor 4; Mengetahui perlakuan akuntansi biaya tenaga kerja

3 3 3 BAB II PEMBAHASAN A; Pengertian Biaya Tenaga Kerja dan Cara Penggolongannya 1; Definisi Biaya Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut. 2; Penggolongan kegiatan dan biaya tenaga kerja Dalam perusahaan manufaktur penggolongan kegiatan tenaga kerja dapat dilakukan sebagai berikut: a; Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan Organisasi dalam perusahaan manufaktur dibagi menjadi 3 fungsi pokok yaitu produksi, pemasaran dan administrasi. Sehingga perlu adanya penggolongan dan pembedaan antara tenaga kerja pabrik dan tenaga kerja nonpabrik, yang bukan merupakan unsur harga pokok produksi, melainkan merupakan unsur biaya usaha. Dengan demikian biaya tenaga kerja manufaktur digolongkan menjadi biaya tenaga kerja produksi, biaya tenaga kerja pemasaran dan biaya tenaga kerja administrasi dan umum.

4 4 4 b; Penggolongan menurut kegiatan departemen-departemen dalam perusahaan Misal departemen produksi suatu perusahaan kertas terdiri dari tiga departemen. Bagian pulp, bagian kertas, dan bagian penyempurnaan. Bagian tenaga kerja tersebut digolongkan sesuai dengan bagian-bagian yang benar dalam perusahaan tersebut. Tenaga kerja yang bekerja di departemen-departemen nonproduksi digolongkan pula menurut departemen yang menjadi tempat kerja mereka. Dengan demikian biaya tenaga kerja di departemen-departemen nonproduksi dapat dogolongkan menjadi biaya tenaga kerja bagian akuntansi, bagian personalia, dan lain sebagainya. Penggolongan semacam ini dilakukan untuk lebih memudahkan pengendalian terhadap biaya tenaga kerja yang terjadi dalam tiap departemen yang dibentuk dalam perusahaan. Kepala departemen bertanggungjawab atas hal-hal tersebut. c; Penggolongan menurut jenis pekerjaannya Dalam suatu perusahaan penggolongan tenaga kerja dapat digolongkan menurut sifat pekerjaannya. Misalnya dalam suatu departemen produksi, tenaga kerja digolongkan sebagai berikut: operator, mandor dan penyelia. Dengan demikian biaya tenaga kerja juga digolongkan menjadi upah operator, upah mandor, dan upah penyelia. Penggolongan biaya tenaga kerja semacam ini digunakan sebagai dasar penetapan diferensial upah standar tenaga kerja. d; Penggolongan menurut hubungannya dengan produk Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung ikut serta dalam memproduksi produk jadi. Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang jasanya tidak secara langsung.

5 5 5 3; Catatan Kepegawaian Sasaran utama dalam pembayaran upah karyawan adalah menentukan bahwa pembayaran upah yang dilakukan adalah untuk karyawan yang berhak menerima dari sebesar haknya pula. Oleh sebab itu, catatan kepegawaian sangat penting. Formulir kepegawaian dirancang tidak hanya digunakan ketika seorang karyawan diupah tetapi juga untuk promosi dan pemberhentian karyawan. 4; Catatan Waktu Kerja Pencatatan jam kerja karyawan dilakukan dengan kapan karyawan masuk kerja datang dan kapan dia keluar/pulang pada suatu kartu jam kerja (time clock card). Kartu jam kerja harus ditandatangani karyawan untuk menunjukkan bahwa perhitungan pada kartu tersebut sudah benar. Kartu jam kerja dapat dibuat mingguan atau harian. Tabel 1 Formulir Kartu Jam Kerja PT HADI YOGYAKARTA KARTU JAM KERJA MINGGUAN Nomer Urut : Tanggal : Nama karyawan : Minggu ke : Jumlah Jam : Tarif/jam : Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Total Pagi Siang Siang Sore Lembur Jumlah jam kerja Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Regir Lembur Tanda tangan

6 6 6 B; Perhitungan Upah Kotor 1; Dasar tarif per jam kerja Upahnya dihitung dari catatan waktu kerja masing-masing karyawan. Besar upah kotor yang akan diterima adalah dengan mengalikan jumlah kerja karyawan termasuk lembur, jika ada dengan tariff per jam kerjanya. 2; Dasar tarif per unit produksi Pada tarif per unit produksi upah kotor dibayar sebesar tarif dengan jumlah unit produksi yang dapat dihasilkan oleh karyawan. Pada perusahaan yang menggunakan dasar tarif per unit produksi biasanya dibuatkan suatu tarif minimum per jam kerjanya. Contoh perhitungan upah kotor dengan dasar per unit produksi : Tabel 2 Laporan Biaya Upah PT HUDA YOGYAKARTA LAPORAN BIAYA UPAH Pabrik : Tanggal: Tarif minimum: No. kartu Nama Kualitas Tarif Jam kerja Jumlah M. Hadi A. Haris Rp10,00 10, Tambahan ditambah minimum Rp Zam-zam Rp10, Mandor : Total Rp ,00

7 7 7 3; Dasar rencana insentif Pada dasar ini, upah kotor dibayarkan sebesar upah standar ditambah dengan sejumlah insentif. Contoh sederhana: Tabel 3 Laporan Biaya Upah dan Insentif PT HUDA YOGYAKARTA LAPORAN BIAYA UPAH DAN INSENTIF No. Kartu Karyawan Jam Kerja Tarif Kuantitas dicapai Upah Standar Departemen : Tanggal : Kuantitias Std.: Insentif Bonus Premium Total Tarif Jumlah ,50 2, ,50 2, Total Pembuat : Mandor : Acc untuk dibayar :

8 8 8 C; Distribusi Biaya Upah dan Gaji Kotor Setelah dihitung, upah kotor harus didistribusikan atau dicatat pada rekeningrekening yang bersangkutan dengannya. Metode distribusi ke rekeningrekening dimaksud tergantung pada keadaan perusahaan. Bila jumlah yang dicatat relative kecil maka cukup dengan metode konvensional (metode tangan), tetapi bila yang dicatat relative besar maka perlu digunakan metode mesin (electronic method). Buku pembantu untuk mencatat biaya distribusi upah ada dua macam, yaitu buku pembantu departemen (catatan harga pokok per departemen). Yang pertama digunakan pada metode pengumpulan harga pokok proses dan yang kedua pada metode pengumpulan harga pokok pesanan. Pencatatan pada buku besar dilakukan atas dasar jurnal sebagai berikut: Barang dalam proses - Biaya overhead pabrik - Biaya gaji - Biaya tenaga kerja langsung dicatat pada barang dalam proses, sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung dicatat pada biaya overhead pabrik. Secara grafis, distribusi upah kotor digambarkan sebagai berikut:

9 9 9 Catatan Waktu Kerja Buku Besar Buku Pembantu Jurnal Catatan harga pokok per departemen Kartu harga pokok per pesanan Barang dalam proses xx Biaya overhead pabrik xx Biaya gaji xx Untuk metode harga pokok pesanan Untuk system harga pokok proses Gambar 1 Distribusi Upah Kotor 1; Potongan-Potongan Terhadap Upah Kotor Upah kotor yang telah dihitung melalui catatan waktu jam kerja, laporan biaya gaji dan upah atau data lain sebelum dibayarkan kepada karyawan telebih dahulu dipotong dengan potongan-potongan yang berlaku. Potongan-potongan yang dimaksud baik yang merupakan peraturan pemerintah (undang-undang) maupun potongan-potongan yang menjadi keputusan bersama antara buruh/karyawan dengan manajemen di suatu perusahaan. Potongan-potongan yang berasal dari peraturan pemerintah antara lain pajak penghasilan bagi karyawan, iuran asuransi sosial tenaga kerja dan lain sebagainya. Potongan-potongan yang berasal dari ketentuan perusahaan sendiri seperti potongan untuk koperasi, serikat buruh, dan lain sebagainya.

10 ; Pembayaran Upah Bersih Setelah upah kotor dan potongan-potongan dapat ditentukan maka pembayaran upah atau gaji dapat dilakukan. Semua perhitungan tersebut dapat dilakukan secara manual maupun secara mekanis. Metode mana yang akan diguanakan sangat tergantung pada pertimbangan-pertimbangan ekonomis yakni dengan melihat volume pekerjaan yang ada. Cara lain untuk mendapatkan informasi upah yang akan dibayar adalah dengan payroll register/ payroll journal. Payroll register adalah suatu daftar yang menunjukkan nomor kartu kerja, nama karyawan, upah kotor, potongan-potongan, upah bersih, dan cara pembayaran apakah tunai atau dengan cek. Dari payroll tersebut dapat dibuat jurnal standar pembayaran upah/ gaji yakni : Biaya gaji (jumlah kotor) Kas (jumlah bersih) Utang pajak penghasilan karyawan utang ASTEK lain-lain Tabel 4 Formulir Payroll Register Payroll Register PT Huda Yogyakarta Bulan/minggu ke : No. Total Penghasilan Potongan Pembayaran kartu Nama jam Reguler Lembur total upah pajak Astek lain- upah no. tunai kerja kerja Jam Tarif Jumlah Jam Tarif Jumlah lembur penghasilan lain bersih cek Total

11 11 11 D; Akuntansi Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja dapat dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu : 1; Gaji dan upah regular Yaitu jumlah gaji dan upah bruto dikurangi dengan potongan- potongan seperti pajak penghasilan karyawan dan asuransi hari tua Ada berbagai cara dalam penghitungan upah karyawan. Salah satu cara yaitu dengan mengalihkan tarif upah dengan jam karyawan. Dengan demikian untuk menentukan upah karyawan perlu dikumpulkan data jumlah jam kerja karyawan dalam periode tertentu. Dalam perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, dokumen pokok untuk mengumpulkan waktu kerja karyawan adalah kartu hadir (clock card) dan kartu jam kerja (job time ticket). Kartu hadir adalah suatu catatan yang digunakan untuk mencatat jam hadir karyawan, yaitu jangka waktu antara jam hadir dan jam meninggalkan perusahaan. Dalam penggunaan waktu jam kerja, untuk pemakaian waktu jam kerja biasanya untuk kehadiran langsung karyawan di pabrik. Akuntansi biaya gaji dan upah dalam empat tahap, sebagai berikut : a; Berdasarkan kartu hadir karyawan, bagian daftar gaji membuat daftar gaji dan upah karyawan kemudian membuat daftar tersebut. Dari daftar gaji dan upah tersebut kemudian dibuat rekapitulasi, untuk mengelompokan daji tersebut menjadi upah karyawan pabrik, upah administrasi dan umum, serta karyawan langsung dan tak langsung dalam hubungan dengan produk. Jurnal seperti berikut : Barang dalam proses biaya tenaga kerja BOP Biaya administrasi dan umum Biaya pemasaran Gaji dan upah

12 12 12 b; Atas dasar daftar gaji dan upah, bagian keuangan membuat bukti kas keluar dan cek untuk pengambilan uang dari bank. Jurnal seperti berikut: Gaji dan upah Utang PPH karyawan Utang gaji dan upah c; Setelah cek diuangkan. Gaji dibayarkan kepada karyawan melalui juru bayar. Tiap karyawan menandatangani daftar gaji sebagai bukti penerimaan. Jurnal sebagai berikut Utang gaji dan upah Kas d; Penyetoran pajak penghasilan Utang PPH karyawan Kas Dalam hubungannya dengan gaji dan upah, perusahaan memberikan insentif kepada karyawan agar dapat bekerja lebih baik. Insentif dapat didasarkan atas waktu kerja, hasil yang diproduksi atau kombinasi diantara keduanya. Beberapa cara pemberian insentif sebagai berikut: a; Insentif Satuan dengan Jam Minimum (Straight Piecework with a Guaranted Hours Minimum Plan) Karyawan dibayar atas dasar tarif per jam untuk menghasilkan jumlah satuan keluaran (output) standar. Karyawan menerima jumlah upah tambahan sebesar jumlah kelebihan satuan keluaran di atas standar kali tarif upah per satuan jika hasil produksi yang melebihi jumlah standar. Tarif upah per satuan dihitung dengan cara membagi upah standar per jam dengan satuan keluaran standar per jam. b; Taylor Differential Piece Rate Plan Cara pemberian insentif adalah semacam straight piece rate plan yang menggunakan tarif tiap potong untuk jumlah keluaran rendah per jam dan tarif potong yang lain untuk jumlah keluaran tinggi per jam.

13 ; Premi lembur Dalam perusahaan, jika karyawan bekerja lebih dari 40 jam per minggu, mereka berhak menerima uang dan premi lembur. Misalnya dalam satu minggu seorang karyawan bekerja selama 44 jam dengan tarif upah Rp 600,- per jam. Premi lembur dihitung sebesar 50% dari tarif upah. Upah karyawan tersebut dihitung sebagai berikut: Jam biasa 40 x Rp 600 = Rp ,- Lembur 4 x Rp 600 = Rp 2.400,- Premi lembur 4 x Rp 300 = Rp 1.200,- + Jumlah upah satu minggu = Rp ,- Perlakuan terhadap premi lembur tergantung atas alasan-alasan terjadinya lembur. Premi lembur dapat ditambahkan pada upah tenaga kerja langsung dan dibebankan pada pekerjaan atau departemen tempat terjadinya lembur tersebut. Perlakukan ini dapat dibenarkan jika pabrik telah bekerja pada kapasitas penuh dan pelanggan/pemesan mau menerima beban tambahan karena lembur tersebut. Premi lembut dapat diperlakukan sebagai unsur biaya over head pabrik atau dikeluarkan sama dari harga pokok produk dan dianggap sebagai biaya periode (period expenses). Perlakuan yang terakhir ini hanya dapat dibenarkan jika lembur tersebut terjadi karena ketidakefisien atau pemborosan waktu.

14 ; Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja (Labour Related Costs) a; Set up time Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memulai produksi disebut biaya pemulai produksi (set up costs). Biaya pemula produksi diperlukan pada waktu pabrik atau proses mulai dijalankan atau dibuka kembali atau pada waktu produk baru diperkenalkan. Biaya pemula produksi meliputi pengeluaran-pengeluaran untuk mebuatan rancang bangun, penyusunan mesin dan peralatan, latihan bagi karyawan, dan kerugiankerugian yang timbul akibat belum adanya pengalaman. Ada tiga cata perlakuan terhada biaya pemula produksi: 1; Dimasukkan ke dalam kelompok biaya tenaga kerja langsung. Bila biaya pemula produksi dapat diidentifikasikan pada pesanan tertentu, maka biaya ini seringkali dimasukkan dalam kelompok biaya tenaga kerja langsung dan dibebankan langsung ke rekening Barang dalam Proses. 2; Dimasukkan sebagai unsur biaya overhead pabrik. Biaya pemula produk dapat diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik. Jurnal untuk mencatat biaya pemula produksi adalah: Biaya overhead pabrik sesungguhnya Kas Utang Dagang Persediaan

15 ; Dibebankan kepada pesanan yang bersangkutan. Biaya pemula produksi dapat dibebankan kepada pesanan tertentu, dalam kelompok biaya tersendiri yang terpisah dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. b; Waktu Menganggur (Idle Time) Dalam mengolah produk, seringkali terjadi hambatan-hambata, kerusakan mesin atau kekurangan pekerjaan. Hal ini menilbulkan -waktu menganggur bagi karyawan. Biaya-biaya yang dikeluarkan selama waktu menganggur ini diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik. Misalkan seorang karyawan harus bekerja 40 jam per minggu dengan upah per jam Rp 600,-. Dari 40 jam kerja, 10 jam merupakan waktu menganggur dan sisanya digunakan untuk mengerjakan pesanan tertentu. Jurnalnya sebagai berikut: Barang dl. proses biaya tenaga kerja langsung Rp ,- Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 6.000,- Gaji dan upah Rp ,- c; Shif Premium Giliran kerja pada malam hari akan menimbulkan masalah karena perlakuannya akan berbeda dengan giliran kerja pada siang hari. Biasanya pabrik yang dikelola dengan baik akan membedakan upah buruh yang giliran kerja malam hari dengan giliran kerja siang hari. Perbedaan upah tesebut dinamakan shift premium. Sebagai contoh: Shift 1 : jam = Rp 2.000,00 Shift 2 : jam = Rp 2.050,00 Shift 3 : jam = Rp 2.100,00 Dari data tersebut bila rekening barang dalam proses untuk biaya tenaga kerja langsung di debit dengan total gaji, produk yang diproduksi pada tiap shift akan berbeda harga pokok produksinya. Agar dapat dibebankan dengan cara demikian maka shift premium tersebut diperlukan sebagai biaya overhead.

16 16 16 Misalnya, jika seorang buruh bekerja pada shift 3 dengan upah 8 x Rp 2.100,00 = Rp ,00 yang merupakan biaya tenaga kerja langsung, maka biaya sebesar Rp ,00 tersebut harus didistribusikan dengan jurnal sebagai berikut : Barang dalam proses Biaya overhead pabrik(shift premium) 800 Biaya gaji d; Bonus Bonus adalah tambahan pembayaran upah/gaji yang diberikan kepada pekerja. Alasan pemberian bonus ini pada umumnya adalah karena karyawan telah bekerja pada tingkat produktivitas yang lebih tinggi dari yang diharapkan. Besarnya bonus biasanya ditentukan dalam persentase tertentu dari keuntungan (laba). Selain itu sering pula dalam persentase tertentu dari gaji/upah yang diterima. Bonus secara teoritis dimasukkan dalam harga pokok produksi melalui rekening barang dalam proses. Namun demikian, karena alasan praktis bonus dimasukkan dalam harga pokok produksi melalui rekening biaya overhead pabrik. e; Cuti dan Hari Libur Pembayaran upah seorang buruh akan tetap dilakukan sementara buruh tersebut tidak bekerja karena cuti atau pada hari libur. Upah tersebut diakumulasikan tiap bulan dan didistribusikan pada seluruh produksi selama setahun melalui biaya overhead pabrik. Cara penghitungan yang umum digunakan adalah : 1; Upah selama cuti dan hari libur ditaksir selama setahun, kemudian dibebankan tiap bulan 1/12-nya. 2; Ditentukan suatu persentase tertentu untuk dibebankan tiap bulan pada biaya overhead pabrik

17 17 17 Misalnya sebuah pabrik memberikan cuti satu minggu dan ada lima hari libur dalam setahun, seminggu ada 40 jam kerja, 5 hari kerja, dari data tersebut jam kerja seorang buruh akan dapat dianalisa sebagai berikut : Waktu produksi : 50 minggu x 40 jam = Waktu tidak produktif : Cuti : 1 minggu = 1 x 40 jam = 40 jam Libur : 5 hari = 5 x 8 jam = 40 jam + Total jam kerja dibayar jam 80 jam jam Persentase jam kerja yang akan dibebankan pada biaya overhead pabrik per bulan adalah : = waktutidak produktif waktu produktif = 4% 100 Jika seorang buruh pada periode (bulan) tertentu mendapat upah Rp ,00 maka yang menjadi biaya overhead pabrik adalah dan jurnal yang dibuat adalah : = 4% x Rp ,00 = Rp 2.440,00 Biaya overhead pabrik Rp 2.440,00 Biaya cuti dan libur karyawan Rp 2.440,00 Saat di setujui pembayarannya : Biaya cuti dan libur karyawan Utang upah gaji

18 18 18 f; Pekerjaan yang Rusak Sudaah menjadi hal biasa terjadi dalam pelaksanaan produksi adanya produk yang tidak sesuai, rusak atau cacat. Dari produk yang tidak sesuai, rusak atau cacat tersebut ada yang dapat diperbaiki seperti yang diinginkan. Masalah yang timbul adalah diperlukan pula tenaga kerja untuk mengerjakan dan tentu saja timbul biaya tambahan terhadap produk tersebut. Tambahan biaya tersebut biasanya dibebankan pula pada biaya overhead pabrik, yang penting adalah biaya tersebut perlu diawasi dan dikendalikan. Cara yang sederhana adalah dengan membebankan terbatas pada batas-batas yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Tenaga kerja langsung yang upahnya dibebankan atau diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik di contohkan sebagai berikut : Seorang operator mesin mempunyai tarif upah Rp 400,00 per jam. Pada suatu hari ia bekerja 9 jam kerja dimana 8 jam merupakan jam kerja regular dan 1 jam merupakan jam kerja lembur. Tarif atas kerja lembur adalah 50% dari tarif normal. Dari kartu kerja 9 jam kerja tersebut terbagi atas : Melaksanakan produksi normal 7,5 jam Waktu menganggur/menunggu order baru 0,5 jam Mengerjakan kembali produk rusak 1,0 jam 9,0 jam Dengan data tersebut maka perincian upahnya adalah sebagai berikut : Barang dalam proses : 7,5 Rp400,00 = Rp 3.000,00 Waktu menganggur: 0,5 Rp400,00 = Rp 200,00 Kerja produk rusak : 1,0 Rp400,00 = Rp 400,00 Lembur : 1,0 Rp200,00 = Rp 200,00 Total = Rp 3.800,00

19 19 19 Jurnal yang dibuat : Biaya overhead pabrik 800 Biaya tenaga kerja langsung Biaya upah dan gaji Biaya upah dan gaji Utang upah dan gaji 3.800

20 20 20 BAB III PENUTUP A; Simpulan Biaya tenaga kerja didefinisikan sebagai pembayaran-pembayaran kepada para pekerja yang didasarkan pada jam kerja atau atas dasar unit yang diproduksi. Istilah yang digunakan untuk biaya tenaga kerja ini adalah biaya tenaga kerja langsung, atau untuk pembayaran yang dinamakan upah. Hal ini penting untuk membedakan dengan istilah gaji. Gaji merupakan pembayaran kepada tenaga kerja/karyawan yang didasarkan pada rentang waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya. Upah dibebankan melalui rekening biaya tenga kerja langsung, sedangkan gaji dibebankan melalui rekening overhead pabrik. Sasaran utama dalam pembayaran upah karyawan adalah menentukan pembayaran upah yang dilakukan adalah untuk karyawan yang berhak menerima dari sebesar haknya pula. Oleh sebab itu, catatan tentang data kepegawaian merupakan proses pengupahan yang sangat penting. Formulir catatan kepegaiawaian dirancang tidak hanya digunakan ketika seorang karyawan diupah tetapi juga untuk promosi dan pemberhentian karyawan. Setelah karyawan atau buruh yang bekerja dilakukan pencatatan waktu kerja mereka, masalah selanjutnya adalah perhitungan upah kotor. Ada 3 metode dasar, yaitu: 1; Dasar tarif per jam kerja 2; Dasar tarif per unit produksi 3; Dasar rencana insentif

21 21 21 Beberapa masalah yang timbul dalam biaya tenaga kerja adalah sebagai berikut: 1; Waktu menganggur 2; Shift premium 3; Bonus 4; Cuti dan hari libur 5; Pekerjaan yang rusak 6; Set up time

22 22 22 DAFTAR PUSTAKA Halim, Abdul Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BFE

23 23 23

COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA COST ACCOUNTING MATERI-10 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA DEFINISI BIAYA TENAGA KERJA Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA. Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi

AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA. Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi Bahasan Definisi Biaya Tenaga Kerja Penggolongan Biaya Tenaga Kerja Akuntansi Biaya Tenaga Kerja Pendahuluan Tenaga kerja di perusahaan

Lebih terperinci

1. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam perusahaan. 2. Penggolongan menurut kegiatan departemen dalam perusahaan.

1. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam perusahaan. 2. Penggolongan menurut kegiatan departemen dalam perusahaan. BIAYA TENAGA KERJA A. PENGERTIAN DAN PENGGOLONGAN BIAYA TENAGA KERJA Sebelum masuk pada akuntansi biaya tenaga kerja, terlebih dahulu perlu dketahui mengenai pengertian dan penggolongan biaya tenaga kerja.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

Pert 13 BIAYA TENAGA KERJA. Team Teaching Universitas Islam Malang 2016

Pert 13 BIAYA TENAGA KERJA. Team Teaching Universitas Islam Malang 2016 Pert 13 BIAYA TENAGA KERJA Team Teaching Universitas Islam Malang 2016 Komponen Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja merupakan salah satu dari tiga elemen biaya produksi. Elemen biaya produksi: Biaya

Lebih terperinci

BIAYA TENAGA KERJA A. Pengawasan Biaya Tenaga Kerja 1. Perencanaan dan analisa biaya tenaga kerja a. Product engineering (pengembangan produk).

BIAYA TENAGA KERJA A. Pengawasan Biaya Tenaga Kerja 1. Perencanaan dan analisa biaya tenaga kerja a. Product engineering (pengembangan produk). 1 BIAYA TENAGA KERJA Biaya tenaga kerja menggambarkan kontribusi karyawan perusahaan di dalam kegiatan perusahaan. Sesuai dengan fungsi yang ada dalam perusahaan, biaya tenaga kerja dikelompokkan ke dalam:

Lebih terperinci

MEET 5 FOR E - LEARNING BIAYA TENAGA KERJA

MEET 5 FOR E - LEARNING BIAYA TENAGA KERJA MEET 5 FOR E - LEARNING BIAYA TENAGA KERJA BIAYA TENAGA KERJA (BTK) Biaya Tenaga Kerja dan Cara Pengelolaannya Pengawasan Biaya Tenaga Kerja Penentuan Besarnya Biaya Tenaga Kerja Akuntansi Biaya Tenaga

Lebih terperinci

POLITEKNIK TELKOM BANDUNG

POLITEKNIK TELKOM BANDUNG AKUNTANSI BIAYA POLITEKNIK TELKOM BANDUNG 2009 i PENULIS: SAMPURNO WIBOWO, S.E.,M.Si YANI MEILANI Dilarang menerbitkan kembali, menyebarluaskan, atau menyimpan baik sebagian maupun seluruh isi buku dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

Gaji merupakan pembayaran kepada tenaga kerja/karyawan yg didasarkan pada rentang waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya.

Gaji merupakan pembayaran kepada tenaga kerja/karyawan yg didasarkan pada rentang waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya. Biaya Tenaga kerja didefinisikan sebagai pembayaran-pembayaran kepada pada pekerja yang didasarkan pada jam kerja atau dasar unit yang diproduksi. Istilah yang digunakan utk biaya tenaga kerja ini adalah

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and accounting for Costs Labor : Controlling and Accounting for Costs. Angela Dirman, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and accounting for Costs Labor : Controlling and Accounting for Costs. Angela Dirman, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Labor: Controlling and accounting for Costs Labor : Controlling and Accounting for Costs. Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Content

Lebih terperinci

A. Pengertian Gaji dan Upah

A. Pengertian Gaji dan Upah A. Pengertian Gaji dan Upah Kompensasi adalah imbalan jasa yang diberikan secara teratur dan dalam jumlah tertentu oleh perusahaan kepada para karyawan atas kontribusi tenaganya yang telah diberikan untuk

Lebih terperinci

MENGELOLA ADMINISTRASI GAJI DAN UPAH

MENGELOLA ADMINISTRASI GAJI DAN UPAH MENGELOLA ADMINISTRASI GAJI DAN UPAH I. MENYIAPKAN PENGELOLAAN ADMINSTRASI GAJI DAN UPAH A. Pengertian Gaji dan Upah Kompensasi adalah imbalan jasa yang diberikan secara teratur dan dalam jumlah tertentu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Akuntansi Biaya Akuntansi dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan (financial accounting) dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

Gaji : pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan dan dibayar secara tetap per bulan Upah :

Gaji : pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan dan dibayar secara tetap per bulan Upah : Gaji : pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan dan dibayar secara tetap per bulan Upah : pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN. mencapai tujuan perusahaan maupun organisasi yang didukung dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN. mencapai tujuan perusahaan maupun organisasi yang didukung dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Deskripsi Teori. Sistem Akuntansi a. Pengertian Sistem Akuntansi Setiap sistem digunakan untuk menangani sesuatu yang berulangkali atau secara rutin terjadi.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan faktor penting dalam menentukan harga pokok, karena dalam kegiatan operasi suatu perusahaan untuk menghasilkan produk harus mengeluarkan

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN

METODE HARGA POKOK PESANAN 1 METODE HARGA POKOK PESANAN Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara

Lebih terperinci

Review of Materials Acc.

Review of Materials Acc. Review of Materials Acc. 1. Selama Juni PT Mulia membeli 3 jenis bahan baku yaitu A = 10.000 unit, B=5.000 unit dan C=2.000 unit dgn harga A=Rp 200/unit, B=Rp 2.000/unit dan C=Rp 1.600 per unit. Untuk

Lebih terperinci

MODUL I AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU

MODUL I AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU MODUL I AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU A. TUJUAN Setelah melakukan kegiatan praktikum Akuntansi Biaya Bahan Baku, maka mahasiswa di harapkan dapat mengetahui dan memahami akuntansi kos untuk bahan baku B.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lain yang berfungsi bersama-sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lain yang berfungsi bersama-sama BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Informasi Akuntansi Menurut Mulyadi ( 2001: 2 ) : Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lain yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA

PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA Modul ke: AKUNTANSI BIAYA Tenaga Kerja PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul 1. Produktifitas dan biaya tenaga kerja

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem dan Prosedur

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem dan Prosedur BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Terdapat beberapa definisi atau pengertian mengenai sistem dan prosedur yang diuraikan oleh para ahli, diantaranya adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Produksi Menurut Hansen dan Mowen (2012: 47), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akurat, dan berdaya guna maka didesain suatu sistem akuntansi. Sistem akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akurat, dan berdaya guna maka didesain suatu sistem akuntansi. Sistem akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Informasi keuangan mempunyai peranan penting dalam suatu perusahaan. Informasi ini dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan baik pihak ekstern

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut beberapa pengertian prosedur menurut para ahli, antara lain: a. Pengertian prosedur menurut Mulyadi (2001) adalah:

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut beberapa pengertian prosedur menurut para ahli, antara lain: a. Pengertian prosedur menurut Mulyadi (2001) adalah: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Prosedur Berikut beberapa pengertian prosedur menurut para ahli, antara lain: a. Pengertian prosedur menurut Mulyadi (2001) adalah: Suatu urutan kegiatan klerikal biasannya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi Sistem sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Sistem biasa dikatakan sebagai jantung perusahaan, karena dengan adanya sistem dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan mengumpulkan harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Informasi 1. Pengertian Sistem Mulyadi (2008 : 2) berpendapat bahwa sistem adalah sekelompok unsur atau komponen yang saling berhubungan satu dengan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap Sistem Informasi Akuntansi Penggajian pada PT. Dwi Naga Sakti Abadi, maka penulis akan mencoba membahas

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan Dosen: Christian Ramos K COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan REFERENSI: Hongren, Charles T., Cost Accounting, Prentice Hall (BOOK) Vanderbeck, Principles of Cost Accounting, Cengage

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Tenaga Kerja : Pengendalian dan Akuntansi Biaya (Labor : Controlling and Accounting for Costs) Rista Bintara, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Tenaga Kerja : Pengendalian dan Akuntansi Biaya (Labor : Controlling and Accounting for Costs) Rista Bintara, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Tenaga Kerja : Pengendalian dan Akuntansi Biaya (Labor : Controlling and Accounting for Costs) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan Dosen: Christian Ramos K COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan REFERENSI: Hongren, Charles T., Cost Accounting, Prentice Hall (BOOK) Vanderbeck, Principles of Cost Accounting, Cengage

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and Accounting for Cost. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and Accounting for Cost. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1 Akuntansi Biaya Modul ke: Labor: Controlling and Accounting for Cost Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Produktivitas dan Biaya Tenaga Kerja Produktivitas

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 Universitas Sriwijaya Fakultas Ilmu Komputer Laboratorium LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM SISTEM

Lebih terperinci

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Sistem Pengendalian Intern At as Gaji dan Upah Sebelum penulis menguraikan lebih lanjut mengenai sistem pengendalian intern atas gaji dan upah, maka lebih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Sistem Akuntansi Niswonger, Warren, Fess (1999) yang diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait mendefinisikan, Sistem Akuntansi (Accounting System) adalah metode dan prosedur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem, Informasi, dan Data Akuntan, dan pakar ekonomi telah mengembangkan konsep dan istilah sistem, informasi dan data menurut pendapat

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si SIKLUS AKUNTANSI Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha perusahaan tsb. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatam perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 4.1 Penerapan Akuntansi Penggajian pada PT. Pindad (Persero)

BAB IV ANALISIS. 4.1 Penerapan Akuntansi Penggajian pada PT. Pindad (Persero) BAB IV ANALISIS 4.1 Penerapan Akuntansi Penggajian pada PT. Pindad (Persero) Kebijakan mengenai penggajian yang dikeluarkan oleh perusahaan sangatlah penting karena langsung berhubungan dengan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam satuan moneter untuk tujuan tertentu yang tidak dapat lagi dihindari, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam satuan moneter untuk tujuan tertentu yang tidak dapat lagi dihindari, baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Biaya a. Pengertian Biaya Secara luas biaya didefinisikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi dalam satuan moneter untuk tujuan tertentu yang tidak dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi sebagai sutu sistem informasi, mengidentifikasi, mengumpulkan dan. bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi sebagai sutu sistem informasi, mengidentifikasi, mengumpulkan dan. bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Informasi Akuntansi Menurut O brien (2006:5) : Sistem informasi adalah kombinasi teratur dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber data yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Akuntansi dan Akuntansi Biaya l. Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi secara teoritis menurut Skausen dan Hongren (2001:6) adalah "proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING 1 Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan Metode ini digunakan oleh perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Definisi Prosedur dan Upah Kata prosedur sering kita temui dalam keseharian. Ada prosedur kerja, prosedur pengupahan dan sebagainya. Simamora (006) didalam manajemen sumber daya

Lebih terperinci

SIKLUS MANAJEMEN SDM BY: MR. HALOHO

SIKLUS MANAJEMEN SDM BY: MR. HALOHO SIKLUS MANAJEMEN SDM BY: MR. HALOHO Tujuan dari siklus Siklus Manajemen SDM merupakan bagian dari siklus pengeluaran dan sangat penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Siklus Manajemen SDM dijumpai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Sistem dan Karakteristiknya. Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Sistem dan Karakteristiknya. Systema yang berarti penempatan atau mengatur. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Sistem dan Karakteristiknya a. Pengertian Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamakan makna istilah sistem dengan cara. Istilah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

langsung Biaya Tenaga kerja

langsung Biaya Tenaga kerja SIKLUS PEMBUATAN PRODUK SIKLUS AKUNTANSI BIAYA Pembelian dan Penyimpanan Penentuan harga Pokok bahan baku Yang dibeli Pengolahan Menjadi Produk jadi langsung Biaya Tenaga kerja Penentuan Harga pokok Yang

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Tenaga Kerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke:

Akuntansi Biaya. Tenaga Kerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Akuntansi Biaya Modul ke: Tenaga Kerja: Pengendalian dan Akuntansi Biaya Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Program Studi Akuntansi Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI www.mercubuana.ac.id Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Pengendalian intern ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha

Lebih terperinci

Analisa Biaya Pemasaran

Analisa Biaya Pemasaran Analisa Biaya Pemasaran Kemajuan teknologi dalam berproduksi mengakibatkan jumlah produk dapat dihasilkan secara besar-besaran dan dapat menekan biaya produksi satuan serendah mungkin. Permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sistem Penggajian BMT Usaha Mandiri Sejahtera

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sistem Penggajian BMT Usaha Mandiri Sejahtera 45 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Sistem Penggajian BMT Usaha Mandiri Sejahtera Penggajian bagi para karyawan di BMT Usaha Mandiri Sejahtera didasarkan pada kemampuan suatu lembaga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Prosedur 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Definisi Sistem Akuntansi.1.1 Definisi Sistem Menurut Sujarweni (015:141), Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berkaitan dan bekerja sama dalam melakukan kegiatan untuk

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA BAB 18 AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA Siklus penggajian dan personalia (payroll and personnel cycle) melibatkan pekerjaan dan pembayaran kepada semua karyawan. Penilaian dan pengalokasian biaya

Lebih terperinci

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Akuntansi, Gaji dan Upah. 1. Pengertian Sistem Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem Akuntansi, Gaji dan Upah. 1. Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Tinjauan Pustaka.1.1. Pengertian Sistem Akuntansi, Gaji dan Upah 1. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem pada dasarnya sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

Sistem Akuntansi Biaya

Sistem Akuntansi Biaya Sistem Akuntansi Biaya Emmelia Doloksaribu 115030200111026 Razaq Dastanta Tarigan 115030200111029 Evelyn J. Worotikan 115030201111022 Virghina Ristanti 115030207111032 Sistem Akuntansi Biaya Sistem akuntansi

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENGGAJIAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BANJARMASIN

EVALUASI SISTEM PENGGAJIAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BANJARMASIN EVALUASI SISTEM PENGGAJIAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BANJARMASIN Suzi Suzana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin Jl. A Yani Km. 5,5 Banjarmasin, Kalimantan Selatan e-mail: suzi.suzanna@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Penyusunan laporan akhir ini penulis menggunakan beberapa teori sebagai acuan untuk membahas permasalahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gaji dan Upah Gaji dan upah merupakan bagian dari kompensasi-kompensasi yang paling besar yang diberikan perusahaan sebagai balas jasa kepada karyawannya.dan bagi karyawan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pihak ektern maupun pihak intern perusahaan, disusun suatu sistem informasi akuntansi. Sistem ini dirancang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai dasar acuan pelaksanaan program-program penanggulangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai dasar acuan pelaksanaan program-program penanggulangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian PNPM PNPM adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bekerja secara efisien, efektif dan ekonomis untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja secara efisien, efektif dan ekonomis untuk mencapai tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi dunia usaha sekarang ini menuntut perusahaan agar bekerja secara efisien, efektif dan ekonomis untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan utama didirikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB Pembebanan Biaya ke Produk 2 Obyek Biaya Biaya Langsung Biaya Bahan Biaya Tenaga Kerja PRODUK Biaya tdk Langsung Biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis BAB 6 Manajemen Personalia Agar supaya pencapaian tujuan organisasi dapat dilaksanakan dengan baik, diperlukan personalia-personalia yang handal dan cakap. Personaliapersonalia ini diberi wewenang, tanggung

Lebih terperinci

SIKLUS KEGIATAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR

SIKLUS KEGIATAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR METODE HARGA POKOK PESANAN-FULL COSTING Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc SIKLUS KEGIATAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR PEMBELIAN DAN PENYIMPANAN BAHAN BAKU PENGOLAHAN BAHAN BAKU MENJADI PRODUK JADI PENYIMPANAN

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA

BAB II TINJAUN PUSTAKA BAB II TINJAUN PUSTAKA.1 Pengertian dan Tujuan Sistem Akuntansi.1.1 Pengertian Sistem Definisi sistem menurut Mulyadi (008:5) adalah, suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Pengertian dan karakteristik usaha mikro, kecil, dan menengah menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Pengertian dan karakteristik usaha mikro, kecil, dan menengah menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik UMKM Pengertian dan karakteristik usaha mikro, kecil, dan menengah menurut undang-undang no. 20 tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BIAYA OVERHEAD PABRIK Pert 14 BIAYA OVERHEAD PABRIK T E A M T E A C H I N G U N I V E R S I T A S I S L A M M A L A N G 2016 Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2010:7) Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Sofyandi (2009), manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai suatu strategi dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen yaitu planning,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan PT. Soon Poh

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan PT. Soon Poh 39 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan PT. Soon Poh Technologies Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan terdiri dari tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Informasi suatu perusahaan, terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh pihak ekstern dan intern. Pihak

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN

METODE HARGA POKOK PESANAN METODE HARGA POKOK PESANAN A. TUJUAN 1. Mengetahui karakteristik perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan 2. Melakukan akumulasi biaya berdasarkan pesanan 3. Membuat ayat jurnal akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hall (2006: 6), mengartikan bahwa sistem adalah kelompok. dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hall (2006: 6), mengartikan bahwa sistem adalah kelompok. dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Hall (2006: 6), mengartikan bahwa sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) Karakteristik Perusahaan Manufaktur Dalam perusahaan manufaktur ada tiga kegiatan atau fungsi utama yaitu kegiatan produksi,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penggajian pada RS. Omni Alam Sutera Dalam pelaksanaan penggajian, faktor pengamanan harus diperhatikan sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah suatu kegiatan yang ditunjukkan untuk menyediakan informasi biaya bagi manajemen yang merupakan alat dalam merencanakan, mengorganisir,

Lebih terperinci