BAB II LANDASAN TEORI. Perusahaan memerlukan pengendalian atas operasi atau kegiatan yang akan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. Perusahaan memerlukan pengendalian atas operasi atau kegiatan yang akan"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Anggaran II.1.1 Definisi Anggaran Perusahaan memerlukan pengendalian atas operasi atau kegiatan yang akan dilakukan dalam pencapaian tujuannya, oleh karena itu perusahaan memerlukan perhitungan maka dibuatlah suatu anggaran atas target dan sumber daya yang akan digunakan atau diperlukan di masa yang akan datang. Perusahaan yang bekerja secara efektif dan efisien akan membuat anggaran biaya produksinya dengan baik dan akurat untuk meningkatkan kualitas produksinya agar dapat bersaing dengan kompetitornya. Anggaran dapat dipahami dan di jelaskan sebagai berikut menurut para ahli : William K.Carter yang diterjemahkan oleh Krista (2006:13) mendefinisikan anggaran sebagai berikut: pertanyaan terkuantifikasi dan tertulis dari rencana manajemen. Sementara itu, Mulyadi (2001:488) memberikan definisi yaitu: anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka waktu satu tahun. Sedangkan, Rudiyanto(2006:110) memberikan definisi yaitu : rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kwantitatif, formal dan sistematis. 8

2 Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan definisi diatas anggaran adalah suatu rencana kerja yang dibuat secara terperinci yang akan digunakan sebagai landasan atau tolak ukur dalam menjalankan suatu kegiatan dalam suatu periode tertentu. II.1.2 Fungsi Anggaran Dengan dibuatnya sebuah anggaran merupakan suatu hasil dari sebuah perencanaan dan penyusunan yang telah dibuat oleh manajemen perusahaan demi tercapainya tujuan perusahaan. Dengan Anggaran diharapkan para tingkatan karyawan perusahaan dapat memiliki acuan sekaligus menjadi pengawasan dalam aktifitas yang dilakukan. Anggaran memiliki 2 fungsi utama yaitu: 1. Alat perencanaan Sebagai bagian dari fungsi perencanaan,anggaran merupakan rencana kerja yang menjadi pedoman bagi anggota organisasi dalam bertindak. Anggaran merupakan rencana yang diupayakan untuk direalisasikan. Tanpa memiliki anggaran perusahaan tidak memiliki arah,sasaran dan target yang harus dicapai dalam satu kurun waktu tertentu. 2. Alat Pengendalian Sebagai bagian dari fungsi pengendalian, anggaran berguna sebagai alat penilai aktivitas setiap bagian organisasi telah sesuai dengan rencana atau tidak. Dalam hal ini anggaran berfungsi sebagai suatu standar atau tolak ukur manajemen. Sebagai suatu standar anggaran digunakan untuk menilai 9

3 kegiatan yang dilaksanakan setiap bagian manajemen telah sesuai dengan standar yang ditetapkan atau tidak. II.1.3 Tujuan Anggaran Didalam pembuatannya anggaran memiliki tujuan sebagai berikut, yaitu: 1. Tujuan di bidang perencanaan adalah: a. Membantu manajemen meneliti dan mempelajari segala masalah yang berkaitan dengan aktivitas yang akan dilaksanakan, b. Membantu mengarahkan seluruh sumber daya yang ada di perusahaan dalam menentukan arah atau aktivitas yang paling menguntungkan, c. Membantu arah atau menunjang kebijaksanaan perusahaan, d. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia, e. Membantu pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif. 2. Tujuan di bidang pengendalian a. Membantu mengawasi kegiatan dan pengeluaran b. Membantu mencegah pemborosan, c. Membantu menetapkan standar baru II.1.4. Manfaat Anggaran Anggaran dalam penyusunannya memiliki beberapa manfaat yaitu : 1. Digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan 2. Dapat memotivasi karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan 3. Menghindari terjadinya pemborosan biaya maupun sumber daya perusahaan 10

4 4. Merupakan alat komunikasi dalam perencanaan manajemen kepada seluruh karyawan 5. Menjadi tolak ukur dalam efektifitas dan efisiensi pencapaian perusahaan. II.1.5 Proses Penyusunan Anggaran Pada umumnya, proses penyusunan anggaran terdiri dari 2 jenis, yaitu : 1. Dari atas ke bawah (top-down) Merupakan proses penyusunan anggaran tanpa penentuan tujuan sebelumnya dan tidak berlandaskan tujuan yang jelas. Secara garis besar atasan atau pimpinan yang menetapkan anggaran untuk dilaksanakan oleh bawahannya atau karyawannya 2. Dari bawah ke atas ( bottom-up) Merupakan proses penyusunan anggaran berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan anggaran ditentukan setelah tujuan selesai disusun. Bawahan atau karyawan yang memiliki kemampuan dalam menyusun anggaran untuk proses pencapaian dimasa yang akan datang. Blocher, Chen, Cokins yang diterjemahkan oleh Tim Penterjemah Penerbit Salemba Empat (2007 :456) komite anggaran yang efektif terdiri dari: direktur utama, kepala unit bisnis strategis dan direktur keuangan. Sedangkan, William K.Carter dan Milton F.Usry diterjemahkan oleh Krista (2005:9) komite anggaran terdiri dari: manajer penjualan, manajer produksi, kepala insinyur, bendahara, dan kontroler. 11

5 II.1.6 Faktor-Faktor Penyusunan Anggaran Nafarin, M. (2007:11) faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran adalah sebagai berikut: 1. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan 2. Data masa lalu 3. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi 4. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak gerik pesaing 5. Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah 6. Penelitian untuk pengembangan perusahaan II.1.7 Proses Pengendalian Anggaran Pengendalian merupakan suatu upaya yang ditujukan agar pelaksanaan anggaran tidak menyimpang dari tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Selain itu pengendalian anggaran merupakan penggunaan anggaran dalam mengatur kegiatan usaha yang ebrkaitan dengan penggunaan sumber daya. Mengacu pada pendapat M. Nizarul Alim (2009) Sistem pengendalian anggaran meliputi : 1. Struktur pengendalian anggaran 2. Prosedur 3. Kebijakan anggaran 12

6 II.2. Biaya Produksi II.2.1 Definisi Biaya Produksi Dalam pembahasan skripsi ini, permasalahan yang ada di perusahaan adalah terjadinya perbedaan realisasi anggaran biaya produksi. Biaya produksi dapat dipahami dan di jelaskan sebagai berikut menurut para ahli : William K.Carter diterjemahkan oleh Krista (2009:40) mendefinisikan biaya produksi sebagai berikut: jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung,tenaga kerja langsung,dan overhead pabrik. Sementara itu, Sugiarto, Tedy Herlambang,Brastoro,Rachmat Sudjana,Said Kelana (2002: 248) mendefinisikan biaya produksi sebagai berikut: jumlah uang yang dikeluarkan untuk mendapatan sejumlah input yaitu secara akuntansi sama dengan jumlah uang keluar yang tercatat. Sementara mengacu pendapat Wildan (2008) pengertian biaya produksi dapat dikemukakan sebagai sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan definisi diatas bahwa biaya produksi adalah merupakan semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan bahan yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan oleh perusahaan tersebut II.2.2 Jenis-Jenis Anggaran Pada Biaya Produksi II Anggaran bahan baku Garrison, Norren and Brewer diterjemahkan oleh Nuri Hinduan (2007:23) mendefinisikan anggaran bahan baku langsung sebagai berikut: menunjukan secara terperinci bahan mentah yang harus dibeli untuk memenuhi anggaran produksi dan 13

7 untuk memenuhi jumlah persediaan yang memadai. Sementara itu, Rudiyanto (2006:118) memberikan definisi anggaran biaya bahan baku sebagai berikut: rencana besarnya biaya bahan baku yang akan dikeluarkan perusahaan di dalam suatu periode tertentu di masa yang akan datang. Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan definisi diatas bahwa anggaran biaya bahan baku adalah sebuah rencana terperinci yang disusun mengenai jumlah biaya bahan baku yang akan dikeluarkan pada periode tertentu dimasa yang akan datang. Penyusunan perencanaan pembeliaan bahan baku dihitung sebagai berikut : Bahan mentah yang diperlukan untuk proses produksi Ditambah persediaan akhir bahan mentah yang diinginkan Total bahan mentah yang diperlukan Dikurangi persediaan akhir bahan mentah Bahan mentah yang akan dibeli XXX XXX XXX XXX XXX Metode pengendalian bahan baku yaitu : 1. Metode siklus pesanan Dilakukan dengan cara memeriksa secara periodik status jumlah bahan baku yang tersedia untuk setiap item atau kelas.perusahaan yang berbeda menggunakan periode waktu yang berbeda (misalnya 30, 60, 90 hari) 2. Metode minimum maksimum Dilakukan dengan didasarkan pada pernyataan bahwa jumlah dari sebagian besar item persediaan berada pada kisaran tertentu, dimana jumlah maksimum untuk setiap item ditetapkan dan tingkat minimun sudah 14

8 memasukan margin pengaman yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kehabisan persediaan selama siklus pemesanan kembali. 3. Just in time Filosofi yang dipusatkan pada pengurangan biaya melalui eliminasi persediaan, semua bahan baku dan komponen sebaiknya tiba di lokasi kerja pada saat dibutuhkan tepat waktu. II.2.2.2Anggaran Tenaga Kerja Garrison, Norren and Brewer yang diterjemahkan oleh Nuri Hinduan (2007:41) mendefinisikan anggaran tenaga kerja langsung sebagai berikut : rencana detail yang menunjukan bagaimana tenaga kerja diperoleh selama periode waktu tertentu. Semantara itu, Rudiyanto (2006:118) memberikan definisi anggaran biaya tenaga kerja langsung yaitu: rencana besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar biaya tenaga kerja yang terlibat secara langsung di dalam proses produksi di dalam suatu periode tertentu dimasa mendatang Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan definisi diatas bahwa anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah sebuah rencana terperinci mengenai jumlah biaya yang tenaga kerja langsung yang akan digunakan pada periode tertentu di masa yang akan datang. Penyusunan perencanaan biaya tenaga kerja langsung dihitung sebagai berikut : 15

9 Permintaan produksi Dikalikan jam tenga kerja langsung Total jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan Dikalikan biaya tenaga kerja langsung per jam Total biaya tenaga kerja langsung XXX XXX XXX XXX XXX William K.Carter yang diterjemahkan oleh Krista S.E.Ak, (2009:392) pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan cara sebagai berikut : pengendalian biaya tenaga kerja dimulai dengan desain produk dan terus berlanjut sampai waktu penjualan dan pelayanan purna jual. Departemen yang terlibat dalam perhitungan biaya tenaga kerja adalah : 1. Departemen personalia Fungsi utama dari departemen personalia adalah untuk menyediakan tenaga kerja yang efisien dan memastikan bahwa seluruh organisasi mengikuti kebijakan personalia yang sesuai. 2. Departemen perencanaan produksi Departemen perencanaan produksi bertanggung jawab untuk menjadwalkan pekerjaan dan memberikan perintah kerja ke departemen produksi. 3. Departemen pencatatan waktu Departemen pencataan waktu memastikan adanya catatan yang akurat atas waktu kerja setiap karyawan. 4. Departemen penggajian 16

10 Data penggajian diproses dalam dua tahap yaitu menghitung dan menyiapkan gaji, serta mendistribusikan biaya gaji ke pesanan dan departemen. 5. Departemen biaya Departemen biaya mencatat biaya tenaga kerja langsung pada kartu biaya pesanan atau laporan produksi departemental, serta mencatat baiya tenaga kerja tidak langsung pada catatan overhead departemental yang terinci. II.2.2.3Anggaran Overhead Garrison, Norren and Brewer yang diterjemahkan oleh Nuri Hinduan (2007:27) mendefinisikan anggaran overhead manufaktur sebagai berikut: menunjukan skedul seluruh biaya produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Semantara itu, Sirait, J. (2006: 80) memberikan definisi anggaran overhead sebagai berikut: anggaran untuk semua biaya pabrik, selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan definisi diatas bahwa anggaran biaya overhead manufaktur adalah suatu rencana terperinci mengenai jumlah biaya overhead yang akan dikeluarkan pada periode tertentu dimasa yang akan datang. Penyusunan perencanaan biaya overhead dihitung sebagai berikut : Anggaran jam tenaga kerja langsung Dikalikan tarif overhead variabel Overhead manofaktur variabel XXX XXX XXX Ditambah overhead manufaktur tetap XXX 17

11 Total overhead manufaktur Dikurangi depresiasi Pengeluaran kas untuk overhead manufaktur XXX XXX XXX Mengacu pada pendapat Gen Norman Thomas, (2008) pembebanan biaya overhead terbagi dua jenis yaitu : 1. Overhead pabrik dibebankan terlalu rendah (underapplied) Yaitu keadaan dimana jumlah biaya overhead pabrik aktual lebih besar dari pada overhead yang dianggarkan 2. Overhead pabrik dibebankan terlalu tinggi (overapplied) Yaitu keadaan dimana jumlah biaya overhead pabrik aktual lebih kecildari pada overhead yang dianggarkan Garrison, Norren and Brewer yang diterjemahkan oleh Nuri Hinduan (2007:130) pembebaban biaya overhead dilakukan dengan cara sebagai berikut : Cara membebankan biaya overhead yaitu dengan cara Basis alokasi. Cara basis alokasi yang digunakan untuk menghitung tarif overhead ditentukan dimuka : Tabel 2.1 Rumusan Basis Alokasi Tarif Overhead Tarif overhead yang ditentukan di muka = Estimasi biaya overhead pabrik total Estimasi unit produk total Sumber : Garrison, Norren and Brewer yang diterjemahkan oleh Nuri Hinduan 11th edition 18

12 Sedangkan rumus untuk membebankan biaya overhead ke produk atau pekerjaan adalah sebagai berikut : Tabel 2.2 Rumusan Pembebanan Biaya Overhead Ke Produk overhead yang ditetapkan tarif overhead yang Jumlah jam kerja yang = X untuk pekerjaan tertentu ditentukan di muka dibutuhkan dalam suatu pekerjaan Sumber : Garrison, Norren and Brewer yang diterjemahkan oleh Nuri Hinduan 11th edition II.2.3. Unsur Dalam Biaya produksi II.2.3.1Biaya Bahan Baku para ahli : Biaya bahan baku dapat dipahami dan di jelaskan sebagai berikut menurut Rudiyanto (2006:17) mendefinisikan biaya bahan baku sebagai berikut : biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku yang telah digunakan untuk menghasilkan suatu produk jadi tertentu dalam volume tertentu sementara itu, William K.Carter yang diterjemahkan oleh Krista S.E.Ak, (2009:40) mendefinisikan biaya bahan baku langsung sebagai berikut : semua biaya bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan definisi diatas bahwa biaya bahan baku adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan bahan baku dalam 19

13 suatu proses produksi. Di dalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian, pergudangan dan biaya-biaya perolehan lain.sistem Pembelian Transaksi pembelian lokal bahan baku melibatkan bagian-bagian produksi, gudang, pembelian, penerimaan barang dan akuntansi. Dokumen sumber dan dokumen pendukung yang dibuat dalam transaksi pembelian lokal bahan baku adalah surat permintaan pembelian, surat order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari penjual. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian lokal,pembelian import atau dari pengolahan sendiri. Sehingga biaya biaya yang harus diperhitungkan dalam penyusunan perencanaan biaya bahan baku diantaranya adalah : 1. Biaya pembelian bahan baku 2. Diskon pembelian 3. Beban angkut pembelian 4. Biaya penyimpanan atau penggudangan persediaan bahan baku II.2.3.2Biaya Tenga Kerja Biaya tenaga kerja merupakan salah satu dari unsur-unsur biaya produksi. Biaya tenaga kerja dapat dipahami dan di jelaskan sebagai berikut : Rudiyanto (2006:17) mendefinisikan biaya tenaga kerja langsung sebagai berikut: biaya yang dikeluarkan untuk membayar pekerja yang terlibat secara langsung dalam proses produksi. Sementara itu, William K.Carter yang diterjemahkan oleh Krista (2009:40) memberikan definisi biaya tenaga kerja 20

14 langsung sebagai berikut: biaya tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan definisi diatas bahwa biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai penggunaan tenaga kerja (manusia) dalam proses produksi. Dalam anggaran tenga kerja langsung yaitu dengan menspesifikasikan jumlah tenaga kerja serta jam tenaga kerja. Pengaturan akuntansi untuk biaya tenaga kerja langsung mencakup : 1. Sejarah kerja dari setiap pekerja,seperti tanggal dipekerjakan, tingkat upah, penugasan awal, promosi, kenaikan gaji dan waktu cuti untuk liburan atau karena sakit 2. Informasi yang diperlukan untuk memenuhi kontrak serikat kerja, hukum jaminan sosial, peraturan upah dan jam kerja, pajak penghasilan yang dipungut, dan persyaratan pemerintah. 3. Waktu kerja dan biaya standar 4. Jam kerja setiap karyawan,tingkat upah, dan total pendapatan untuk setiap periode penggajian 5. Perhitungan potongan dari upah kotor untuk setiap karyawan 6. Output atau pencapaian dari setiap karyawan II Biaya Overhead 21

15 Biaya overhead pabrik merupakan salah satu dari unsur-unsur biaya produksi. Biaya overhead pabrik dapat dipahami dan di jelaskan sebagai berikut menurut para ahli : Rudiyanto (2006:17) mendefinisikan biaya overhead sebagai berikut: berbagai macam biaya selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenga kerja langsung tetapi juga tetap dibutuhkan dalam proses produksi. Sementara itu, William K.Carter yang diterjemahkan oleh Krista (2009:40) memberikan definisi biaya overhead pabrik sebagai berikut: semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan definisi diatas bahwa biaya overhead pabrik adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam lingkungan pabrik,tetapi tidak secara langsung berhubungan dengan proses produksi. faktor faktor yang dapat dipertimbangkan dalam pemilihan tarif biaya overhead adalah : 1. Dasar yang digunakan Output fisik,biaya bahan baku langsung, biata tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung, jam mesin. 2. Pemilihan tingkat aktifitas Kapasitas teoritis, kapasitas praktis, kapasitas aktual yang diperkirakan, kapasitas normal, dampak kapasitas terhadap tarif overhead, kapasitas mengganggur versus kelebihan kapasitas. 3. Memasukan atau tidak memasukan overhead tetap 22

16 Perhitungan biaya penyerapan penuh, perhitungan biaya langsung 4. Menggunakan tarif tunggal atau beberapa tarif Tarif tingkat pabrik, tarif departemental, tarif subdepartemental dan aktivitas. 5. Menggunakan tarif yang berbeda untuk aktifitas jasa Sehingga dalam perhitungan tarif biaya overhead yaitu dengan menentukan tingkat aktifitas yang akan digunakan untuk dasar yang dipilih kemudian setiap item biaya overhead diestimasikan atau dianggarkan pada tingkat aktifitas tersebut sehingga menhasilkan estimasi total biaya overhead pabrik. II.2.4 Format Dan Contoh Hitungan Dari Anggaran Biaya Produksi Contoh soal : Asumsikan bahwa Franklin Company memproduksi 3 produk, A,B,dan C, yang dipasarkan di dua daerah penjualan. Yaitu timur dan Barat. Departemen produksi terdiri atas Departemen pemotongan, Departemen perakitan dan Departemen penyelesaian. Estimasi anggaran untuk tahun depan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20A disajikan dengan tampilan sebagai berikut: Tabel 2.3 Estimasi anggaran yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20A Penjualan Timur Barat harga Jual Produk A B C

17 Persediaan Bahan baku: Unit di Unit di Bahan baku: Persediaan awal Persediaan akhir Biaya per unit X Y Z Barang dalam proses: Tidak ada baik di awal maupun di akhir periode Barang jadi (FIFO) Persediaan Awal Unit di Produk Unit Biaya per unit Persediaan Akhir A B C Kuantitas Kebutuhan Bahan Baku dan Biaya per Unit Bahan baku X Y Z Produk A Produk B Produk C Biaya per unit bahan baku Kebutuhan Waktu Tenaga Kerja dan Tarif Tenaga Kerja Departemental X Y Z Pemotongan Perakitan Penyelesaian 24

18 (jam) (jam) (jam) Produk A Produk B Produk C Tarif per jam tenaga kerja Anggaran Overhead Pabrik Departemen pemotongan Departemen perakitan Departemen penyelesaian Estimasi Variabel Estimasi Variabel Estimasi Variabel per Biaya per Biaya per jam Biaya Jam Bahan Baku 1 tidak langsung dan perlengakapan 5, ,949 6,185 0 tenaga kerja 0 tidak langsung 25, ,000 22,000 1 Pajak upah 13, , ,585 Tunjangan - karyawan 14,333-74,580 62,244 Penyusutan - peralatan 5, ,000 Peralatan 0 kecil - - 2,500 Perbaikan 0 0 1,

19 dan 2,000 1,500 pemeliharaan Alokasi biaya - bangunan 1,000-1,000 1,000 Alokasi biaya - umum pabrik 6,000-9,000 7,500 Estimasi Waktu Mesin Departemen Pemotongan untuk Setiap Unit Produk Waktu mesin dalam Produk A Produk B Produk C jam Beban Komersial dan Pajak Penghasilan Beban Pemasaran 358,790 Beban Administratif 290,000 Tarif pajak penghasilan 40% Sumber : William K.Carter yang diterjemahkan oleh Krista S.E.Ak 13th edition Dari contoh soal diatas maka dapat dibuat: Tabel 2.4 Anggaran Produksi Franklin Company Franklin Company Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20A 26

20 Produk A Produk B Produk C Unit yang diperlukan untuk memenuhi anggaran pejualan 7,000 11,000 15,000 Ditambahkan persediaan akhir yang diinginkan Total unit yang diperlukan 7,250 11,200 15,400 Dikurangi persediaan awal Produksi yang direncanakan untuk tahun ini 7,050 10,800 14,900 Sumber : William K.Carter yang diterjemahkan oleh Krista S.E.Ak 13th edition Tabel 2.5 Anggaran Bahan Baku Langsung Dalam Unit Franklin Company Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20A Bahan baku X Bahan Baku Y Bahan Baku Z Produk A Unit yang akan diproduksi 7,050 7,050 7,050 Jumlah bahan baku yang diperlukan per unit A Unit bahan baku yang diperlukan 84,600 35,250 14,100 Produk B Unit yang akan diproduksi 10,800 10,800 10,800 Jumlah bahan baku yang diperlukan per unit B Unit bahan baku yang diperlukan 86,400 32,400 10,800 Produk C Unit yang akan diproduksi 14,900 14,900 14,900 Jumlah bahan baku yang diperlukan per unit C Unit bahan baku yang diperlukan 89,400 29,800 14,900 Total unit bahan baku yang diperlukan 260,400 97,450 39,800 Sumber : William K.Carter yang diterjemahkan oleh Krista S.E.Ak 13th edition Tabel 2.6 Anggaran Biaya Bahan Baku Untuk di Produksi 27

21 Franklin Company Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20A Bahan Bahan Bahan Baku X Baku Y Baku Z Total Produk A Unit bahan baku yang diperlukan untuk produksi 84,600 35,250 14,100 Biaya per unit total 84, ,500 35, ,350 Produk B Unit bahan baku yang diperlukan untuk produksi 86,400 32,400 10,800 Biaya per unit total 86, ,600 27, ,000 Produk C Unit bahan baku yang diperlukan untuk produksi 89,400 29,800 14,900 Biaya per unit total 89, ,200 37, ,850 Total biaya bahan baku yang diperlukan untuk produksi 260,400 1,364,300 99,500 1,724,200 Sumber : William K.Carter yang diterjemahkan oleh Krista S.E.Ak 13th edition Tabel 2.7 Anggaran Tenaga Kerja Langsung 28

22 Franklin Company Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20A Produk A Produk B Produk C Total Departemen pemotongan Unit yang akan diproduksi 7,050 10,800 14,900 Jam kerja yang dibutuhkan per unit Total jam kerja yang diperlukan 3,525 4,050 5,588 13,163 Tari tenaga kerja departemental Total biaya tenaga kerja departemental 28,200 32,400 44, ,300 Departemen Perakitan Unit yang akan diproduksi 7,050 10,800 14,900 Jam kerja yang dibutuhkan per unit Total jam kerja yang diperlukan 17,625 21,600 26,075 65,300 Tari tenaga kerja departemental Total biaya tenaga kerja departemental 176, , , ,000 Departemen Penyelesaian Unit yang akan diproduksi 7,050 10,800 14,900 Jam kerja yang dibutuhkan per unit Total jam kerja yang diperlukan 5,640 5,400 7,450 18,490 Tari tenaga kerja departemental Total biaya tenaga kerja departemental 50,760 48,600 67, ,410 Total biaya tenaga kerja langsung 255, , , ,710 Sumber : William K.Carter yang diterjemahkan oleh Krista S.E.Ak 13th edition Gambar 2.8 Anggaran Overhead Pabrik Franklin Company Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20A Biaya Tarif Biaya Anggaran Biaya Tetap Variabel Aktifitas Variabel Total Departemen Pemotongan Bahan baku tidak langsung dan perlengkapan 5, ,080 6,328 12,285 Tenaga kerja tidak langsung 25, ,080 9,040 34,040 29

23 Pajak penghasilan Tunjangan karyawan Penyusutan peralatan Perbaikan dan pemeliharaan Alokasi biaya bangunan Alokasi biaya pabrik umum Total overhead departemental Anggaran dasar alokasi overhead 13, , ,934 14, ,333 5, ,000 2, ,080 1,808 3,808 1, ,000 6, ,000 90,400 18,080 Tarif overhead pabrik departemental yang telah ditentukan sebelumnya 5 Departemen Perakitan Bahan baku tidak langsung dan perlengkapan 9, ,300 32,650 42,599 Tenaga kerja tidak langsung 25, ,300 13,060 38,060 Pajak penghasilan 67, ,300 1,306 69,106 Tunjangan karyawan ,580 74,580 Penyusutan peralatan 2, ,300 16,325 18,825 Perbaikan dan pemeliharaan 1,500 65,300 6,530 8,030 Alokasi biaya bangunan - - 1,000 1,000 Alokasi biaya pabrik umum - - 9,000 9,000 Total overhead departemental Anggaran dasar alokasi overhead 261,200 65,300 Tarif overhead pabrik departemental yang telah ditentukan sebelumnya 400 Departemen Penyelesaian Bahan baku tidak langsung dan 0.2 perlengkapan 6,185 18,490 3,698 9,883 Tenaga kerja tidak langsung 1 2,200 18,490 18,490 40,490 Pajak penghasilan ,585 18,490 1,849 58,343 30

24 Tunjangan karyawan Penyusutan peralatan Perbaikan dan pemeliharaan Alokasi biaya bangunan Alokasi biaya pabrik umum Total overhead departemental Anggaran dasar alokasi overhead 62,244 2,000 1,500 1,000 7, , , ,490 1,849 3, , , ,900 18,490 Tarif overhead pabrik departemental yang telah ditentukan sebelumnya 10 Anggaran Overhead Pabrik Departemen Pemotongan 90,400 Anggaran Overhead Pabrik Departemen Perakitan 261,200 Anggaran Overhead Pabrik Departemen Penyelesaian 184,900 Total Anggaran Overhead Pabrik 536,500 Sumber : William K.Carter yang diterjemahkan oleh Krista S.E.Ak 13th edition II.3. Varians II.3.1 Definisi Varians Garrison, Norren and Brewer yang diterjemahkan oleh Nuri Hinduan (2007:88) mendefinisikan varians sebagia berikut: perbedaan antara harga standar dan harga aktual serta kuantitas standar dan kuantitas aktual. Sementara itu, Edward J. Blocher,Kung H,Chen,Gary Cokins, dan Thomas W.Lin yang diterjemahkan oleh Tim Penerjemah penerbit Salemba, (2007:134) memberikan definisi dari varians sebagai berikut: besarnya penyimpangan atau devisiasi hasil operasi aktual dari hasil operasi yang diharapkan. Mengacu pada pendapat Ilmu Ekonomi ( 2011) 31

25 analisis varians adalah selisih antara biaya aktual dengan standar yang ditetapkan sebelum kegiatan operasi perusahaan dilakukan. Sehingga dapat disimpulkan definisi dari varians adalah perbedaan antara nilai standar dengan nilai aktual yang terjadi. Untuk melakukan atau mendapatkan hasil varians diperlukan data mengenai laporan data aktual serta susunan anggara yang telah dibuat agar dapat dibandingkan satu sama lain. Analisa dari penyimpangan akan menghasilkan dua varians yaitu: 1. Penyimpangan yang menguntungkan (favorable variance), dimana jumlah aktual atau realisasi lebih kecil dibandingkan dengan jumlah standar atau anggaran yang telah ditetapkan 2. Penyimpangan yang tidak menguntungkan (unfavorable variance, dimana jumlah aktual atau realisasi lebih besar dibandingkang dengan jumlah standar atau anggaran yang telah ditetapkan. Dengan adanya analisa varians yang dilakukan akan diketahui elemen biaya mana yang menyimpang dan disebabkan oleh apa serta bagaimana dampak dari penyimpangan tersebut agar pihak manajemen dapat menentukan langkah perbaikan. II.3.2 Varians Bahan baku Varians bahan baku adalah perbedaan atau selisih antara jumlah biaya bahan baku standar dengan biaya katual yang dikeluarkan perusahaan dalam sebuah proses produksi. Jenis varians bahan baku,terdiri dari : 1. Varians Harga Bahan Baku 32

26 William K.Carter, dan Milton F.Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006:162) mendefinisikan varians harga bahan baku sebagai berikut: jika harga aktual yang dikeluarkan lebih besar atau lebih kecil dari standar. Sementara itu, Garrison, Norren and Brewer yang diterjemahkan oleh Nuri Hinduan (2007:92) memberikan definisi varians harga bahan baku sebagai berikut: selisih antara jumlah yang dibayar untuk kuantitas bahan baku tertentu dan yang seharusnya dibayar menurut standar yang telah ditetapkan. Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan definisi diatas bahwa varians harga bahan baku adalah perbedaan nilai harga yang dibayarkan dengan harga standar yang telah ditetapkan dalam perencanaan. 2. Varians Kuantitas Bahan Baku William K.Carter, dan Milton F.Usry yang diterjemahkan oleh Krista, (2006:163) mendefinisikan varians kuantitas bahan baku sebagai berikut: perbandingan antara kuantitas aktual dari bahan baku yang digunakan dengan kuantitas standar yang diperbolehkan. Sementara itu, Garrison, Norren and Brewer yang diterjemahkan oleh Nuri Hinduan (2007:92) memberikan definisi varians kuantitas bahan baku sebagai berikut: perbedaan antara kuantitas bahan baku yang digunakan dalam produksi dan kuantitas yang seharusnya digunakan menurut standar yang ditetapkan Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan definisi diatas bahwa varians kuantitas bahan baku adalah perbedaan jumlah kuantitas bahan baku yang digunakan dalam suatu proses produksi dengan jumlah kuantitas bahan baku yang telah ditetapkan dalam standar suatu anggaran. II.3.3 Varians Tenaga kerja 33

27 1. Varians tarif tenaga kerja William K.Carter yang diterjemahkan oleh Krista (2006:164) mendefinisikan varians tarif tenaga sebagai berikut: perbedaan yang terjadi antara tarif standar tenaga kerja dengan tarif aktual tenaga kerja. Sementara itu, Garrison, Norren and Brewer yang diterjemahkan oleh Nuri Hinduan (2007:97) meberikan definisi varians tarif tenaga kerja sebagai berikut : penyimpangan dari standar terhadap rata-rata yang dibayarkan kepada tenaga kerja Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan definisi diatas bahwa varians tarif tenaga kerja adalah perbedaan jumlah tarif untuk pembayaran tenaga kerja aktual dengan tarif tenaga kerja yang telah ditetapkan dalam standar anggaran perusahaan. 2. Varians Efisiensi Tenaga Keja William K.Carter yang diterjemahkan oleh Krista (2006:165) mendefinisikan varians efisiensi tenaga kerja sebagai berikut : perbedaan antara jam aktual yang digunakan dengan jam standar yang diperpolehkan. Sementara itu, Garrison, Norren and Brewer yang diterjemahkan oleh Nuri Hinduan (2007:98) memberikan definisi varians efisiensi tenaga kerja sebagai berikut : perbedaan antara produktivitas jam tenaga kerja langsung dengan jam standar yang telah ditetapkan. Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan definisi diatas bahwa varians efisiensi tenaga kerja adalah perbedaan dari jumlah jam yang digunakan secara aktual dengan jumlah jam yang telah ditetapkan dalam standar anggaran produksi. II.3.4. Varians Overhead 34

28 Overhead merupakan salah satu biaya yang paling sulit dikelola atau dimengerti.varians biaya overhead adalah selisih biaya overhead pabrik aktual dengan biaya overhead pabrik berdasarkan standar yang diperkenankan. Metode yang paling sering digunakan dalam praktik sehari-hari untuk varians overhead adalah metode dua varians. Metode dua varians terdiri dari : 1. Varians terkendali ( controllable variance) William K.Carter yang diterjemahkan oleh Krista (2006:169) mendefinisikan varians terkendali sebagai berikut: selisih antara overhead pabrik yang terjadi dengan kelonggaran anggaran untuk jumlah standar dari dasar alokasi yang diperbolehkan untuk produksi aktual 2. Varians volume William K.Carter yang diterjemahkan oleh Krista (2006:170) mendefinikan varians volume sebagai berikut: perbedaan antara kelonggaran anggaran yang didasarkan pada jumlah standar dari dasar alokasi yang diperbolehkan untuk produksi aktual dan standar overhead pabrik yang dapat dibebankan ke barang dalam proses. II.3.5 Format dan Contoh Hitungan Varians Berikut merupakan kartu biaya standar untuk produk Paxel : Tabel

29 Kartu Biaya Standar Wilton Manufacturing Corporation Tanggal Standar WILTON MANUFACTURING COMPANY Kartu Biaya Standar Untuk produk Paxel BAHAN BAKU LANGSUNG Departemen Total Biaya Kuantitas Harga Unit Komponen Standar Standar Pemotongan Pencetakan Perakitan $ 6,25 $ $24, $15 $87 TENAGA KERJA LANGSUNG Jam Tarif Standar Operasi Standar Per Jam /4 $ 13 $ 9, / /2 10 $ /3 12 $4 22 OVERHEAD PABRIK Dasar Kuantitas Operasi Alokasi Standar Tarif 1-11 Jam Mesin 1 1/ % $23, Jam Mesin 2 1/ Waktu 2-14 Pemrosesan 1 1/ $27,75 Jam Tenaga 3-25 Kerja 1/3 15 $ TOTAL BIAYA PRODUKSI PER UNIT $204,15 Sumber : William K.Carter yang diterjemahkan oleh Krista S.E.Ak 13th edition 1. Varians Bahan Baku Contoh soal : Untuk mengilustrasikan perhitungan varians harga pembelian bahan baku, asumsikan unit komponen 3-89 pada kartu biaya standar untuk Paxel 36

30 dibeli pada harga per unit sebesar $ 7,44. Varians harga pembeliaan bahan baku dihitung sebagai berikut: Harga Kuantitas X per Unit Jumlah Kuantitas aktual yang dibeli 10, Aktual 74,400 Kuantitas aktual yang dibeli 10, Standar 75,000 Varians harga pembeliaan bahan baku 10, kesimpulan : Varians harga pembeliaan bahan baku sebesar $600 merupakan varians yang menguntungkan karena harga yang dibayarkan lebih rendah dibandingkan standar. Atau secara khusus biaya aktual lebih kecil $0,06 per unit dibandingkan dengan harga standar Sumber : William K.Carter yang diterjemahkan oleh Krista S.E.Ak 13th edition 2. Varians Tenaga Kerja Contoh soal 1 : Untuk mengilustrasikan varians tarif tenaga kerja untuk operasi 3-25 di kartu biaya standar paxel dengan asumsi bahwa jam aktual yang digunakan adalah sebesar 1,632 jam dengan tarif aktual sebesar $ 12,50 per jam untuk memproduksi 4,512 unit ekuivalen dari paxel. Varians tarif tenaga kerja dapat dihitung sebagai berikut: Jam X Tarif Jumlah Jam aktual yang digunakan 1,632 Jam aktual yang digunakan 1,632 Varians tarif tenaga kerja 12.5 Aktual 20, Standar 19,

31 Kesimpulan : varians tarif tenaga kerja sebesar $816 tidak menguntungkan karena tarif aktual melebihi tarif standar sebesar $0.50 per jam. Contoh soal 2: Asumsikan jika jam standar yang diperbolehkan untuk memproduksi 4,512 unit ekuivalen dari paxel yang diproduksi di departemen perakitan dari Wilton Manufacturing Corporation selama bulan tersebut adalah sebesar Varians efisiensi tenaga kerja untuk operasi 3-25 dihitung sebagai berikut : Jam X Tarif Jumlah Jam aktual yang digunakan 1, Aktual 19,584 Jam standar yang diperbolehkan 1, Standar 18,048 Varians efisiensi tenaga kerja 128 1,536 Kesimpulan : varian efisiensi tenaga kerja sebesar $ 1,536 tidak menguntungkan karena jam aktual melebihi tarif standar sebesar 128 jam. Sumber : William K.Carter yang diterjemahkan oleh Krista S.E.Ak 13th edition 3. Varians Overhead Contoh Soal : Asumsikan bahwa Paxel adalah satu-satunya produk yang dihasilkan di departemen Perakitan dari Wiltom Manufacturin Corporation selama bulan maret dan data berikut ini tersedia di akhir bulan : Overhead pabrik aktual 24,422 jam standar yang diperbolehkanuntuk produksi aktual (4512 unit x 1/3 jam tenaga kerja standar per unit) 1,504 Jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan 1,632 Varians overhead pabrik keseluruhan dihitung sebagai berikut : 38

32 Overhead pabrik aktual Overhead pabrik yang dapat dibebankan ke standar barang dalam proses 24,422 (1504 jam standar yang diperbolehkanx $15 tarif overhead standar) 22,560 Varians overhead pabrik keseluruhan 1,862 Kesimpulan : varians overhead aktual sebaiknya dianalisa lebih lanjut untuk mengungkapkan sumber varians dan dengan demikian memberikan pedoman bagi manajemen dalam menentukan penyebabnya. Sumber : William K.Carter yang diterjemahkan oleh Krista S.E.Ak 13th edition 39

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Anggaran biaya produksi digunakan sebagai alat perencanaan pada PT

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Anggaran biaya produksi digunakan sebagai alat perencanaan pada PT BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Anggaran biaya produksi digunakan sebagai alat perencanaan pada PT Pangansari Utama. IV.1.1 Biaya bahan baku langsung 1. Kondisi Biaya bahan baku langsung PT. Pangansari Utama adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Anggaran II.1.1 Pengertian Anggaran Untuk mendapatkan pengertian anggaran yang lebih jelas dan tepat, di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian anggaran yang dinyatakan

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA. Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

AKUNTANSI BIAYA. Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: AKUNTANSI BIAYA Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul 1. Definisi overhead pabrik dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Akuntansi Biaya II.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Terdapat beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Rayburn yang diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

SISTEM HARGA POKOK STANDAR

SISTEM HARGA POKOK STANDAR SISTEM HARGA POKOK STANDAR I. BIAYA STANDAR UNTUK BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA LANGSUNG Biaya Standar untuk Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung mencakup beberapa hal seperti dibawah ini : a. BIAYA STANDAR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Factory Overhead: Planned, Actual and Applied. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Akuntansi Biaya. Factory Overhead: Planned, Actual and Applied. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1 Akuntansi Biaya Modul ke: Factory Overhead: Planned, Actual and Applied Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Karakteristik Overhead Pabrik Overhead Pabrik

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BIAYA TENAGA KERJA A. Pengawasan Biaya Tenaga Kerja 1. Perencanaan dan analisa biaya tenaga kerja a. Product engineering (pengembangan produk).

BIAYA TENAGA KERJA A. Pengawasan Biaya Tenaga Kerja 1. Perencanaan dan analisa biaya tenaga kerja a. Product engineering (pengembangan produk). 1 BIAYA TENAGA KERJA Biaya tenaga kerja menggambarkan kontribusi karyawan perusahaan di dalam kegiatan perusahaan. Sesuai dengan fungsi yang ada dalam perusahaan, biaya tenaga kerja dikelompokkan ke dalam:

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik Anggaran Anggaran atau yang lebih sering disebut budget didefinisikan oleh para ahli dengan definisi yang beraneka ragam. Hal ini dikarenakan adanya

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and Accounting for Cost. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and Accounting for Cost. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1 Akuntansi Biaya Modul ke: Labor: Controlling and Accounting for Cost Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Produktivitas dan Biaya Tenaga Kerja Produktivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap

BAB II LANDASAN TEORI. adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perusahaan Industri Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 3 tahun 1982, Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembiayaan Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pendahuluan Biaya Produksi Perusahaan manufaktur mempunyai kegiatan pokok mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Dalam kegiatan produksi diperlukan adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2007:4) biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penganggaran perusahaan (Business Budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional perusahaan yang dinyatakan dalam suatu kegiatan dan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) Diah Aulia Iswanty Suhadak Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Pokok Produksi 2.1.1 Pengertian harga pokok produksi Harga pokok produksi adalah harga pokok produk yang sudah selesai dan ditransfer ke produk dalam proses pada periode

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Biaya 1. Pengertian Biaya Segala tindakan yang telah dipikirkan secara matang akan meminta pertimbangan antara manfaat dan pengorbanan. Begitu juga dalam sektor produksi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi Biaya. Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Biaya Modul ke: Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Sistem Biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka ini menjelaskan mengenai pengertian yang mendasari dari perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari buku ilmiah, laporan penelitian

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatam perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI.

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI. Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul Modul menjelaskan arus biaya dalam perusahaan manufaktur,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN.

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 20 LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan sekaligus pemilik

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Nurul Badriyah,SE,MPd ABSTRAK Direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

03FEB. Akuntansi Biaya

03FEB. Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas 03FEB Cost System and Cost Accumulation, 1. Flows of Cost In a Manufacturing Enterprise, 2. Reporting the Result of Operation, 3. Cost System, 4. Cost Accumulation Angela

Lebih terperinci

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) Karakteristik Perusahaan Manufaktur Dalam perusahaan manufaktur ada tiga kegiatan atau fungsi utama yaitu kegiatan produksi,

Lebih terperinci

01FEB. Akuntansi Biaya. Management, The controller, and Cost Accounting, Cost Consepting the cost accounting information system

01FEB. Akuntansi Biaya. Management, The controller, and Cost Accounting, Cost Consepting the cost accounting information system Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas 01FEB Management, The controller, and Cost Accounting, Cost Consepting the cost accounting information system Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2006 SISTEM

Lebih terperinci

BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan. dengan jumlah biaya yang dikorbankannya.

BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan. dengan jumlah biaya yang dikorbankannya. 10 BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA 2.1. Biaya Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Setiap perusahaan tidak akan dapat menghindari berbagai biaya yang harus

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk BAB II BAHAN RUJUKAN 2.2 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi, serta membuat baik keputusan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA

PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA Modul ke: AKUNTANSI BIAYA Tenaga Kerja PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul 1. Produktifitas dan biaya tenaga kerja

Lebih terperinci

PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011)

PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011) PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011) Radinas Putri Ayuning Firdaus Ach. Husaini M. G. Wi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi sebagai salah satu ilmu terapan mempunyai dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Salah satu yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu faktor yang sangat penting yang harus mendapat perhatian dalam menentukan biaya produksi. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001:2), menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT A. TUJUAN PEMBELAJARAN. 4.1. Mahasiswa mengetahui tentang anggaran. 4.2. Mahasiswa mengetahui tentang anggaran induk. 4.3. Mahasiwa

Lebih terperinci

ANALISIS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

ANALISIS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN ANALISIS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN JULITA (Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara) Surel: julitaumsu@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku dan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Rasio Profit Margin

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bastian (2006:137) Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, dan unsur biaya produksi. 1. Pengertian biaya produksi Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi adalah sebagai jumlah dari tiga elemen biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke:

Akuntansi Biaya. Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Akuntansi Biaya Modul ke: Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Program Studi Akuntansi Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN 30 BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN A. Elemen-Elemen Biaya Operasional Biaya operasional merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam aktifitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Pengertian Biaya Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Hermawan (2000) mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2007:8 ) pengertian biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Di masa lalu, akuntansi biaya secara luas dianggap sebagai cara perhitungan nilai persediaan yang dilaporkan di neraca dan harga pokok penjualan yang disajikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and accounting for Costs Labor : Controlling and Accounting for Costs. Angela Dirman, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and accounting for Costs Labor : Controlling and Accounting for Costs. Angela Dirman, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Labor: Controlling and accounting for Costs Labor : Controlling and Accounting for Costs. Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Content

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Pengertian biaya yang dikemukakan oleh Mulyadi, dalam bukunya akuntansi Biaya ialah sebagai berikut : - Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa BAB II KERANGKA TEORI 2. Kerangka Teori 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa Inggris. Namun, kata tersebut sebenarnya berasal dari Perancis

Lebih terperinci

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB 3 BEBAN POKOK PRODUKSI PROSES (PROCESS COSTING)

BAB 3 BEBAN POKOK PRODUKSI PROSES (PROCESS COSTING) BAB 3 BEBAN POKOK PRODUKSI PROSES (PROCESS COSTING) Penekanan Akuntansi Berdasarkan Proses Ilustrasi Akuntansi Berdasarkan Proses Laporan Beban pokok produksi Berdasarkan Proses 81 BEBAN POKOK PRODUKSI

Lebih terperinci

RANGKUMAN Bab 18 Perhitungan Biaya Standar: Penetapan Standar dan Analisis Varians

RANGKUMAN Bab 18 Perhitungan Biaya Standar: Penetapan Standar dan Analisis Varians RANGKUMAN Bab 18 Perhitungan Biaya Standar: Penetapan Standar dan Analisis Varians Biaya standar adalah biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah tertentu produk

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, sebagai berikut : 7.1. Mahasiswa mengetahui tentang standar unit. 7.2.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya menurut Atkinson dan Kaplan (2009 : 33) adalah nilai moneter barang dan jasa yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat sekarang atau masa

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Modul ke: Job Order Costing 04FEB. Fakultas. Angela Dirman, SE., M.Ak. Program Studi Manajemen

Akuntansi Biaya. Modul ke: Job Order Costing 04FEB. Fakultas. Angela Dirman, SE., M.Ak. Program Studi Manajemen Akuntansi Biaya Modul ke: Job Order Costing Fakultas 04FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Manajemen Content Overview of Job Order Costing, Accounting for Materials, Accounting for Labor, Accounting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci