HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KEADAAN UMUM HOME INDUSTRI BERAS KENCUR PUTRI SOLO 1. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya Usaha Beras Kencur Putri Solo ini merupakan usaha yang memproduksi minuman tradisional atau yang sering disebut dengan jamu, yang disajikan dalam bentuk sirup yang dimasukkan ke dalam botol kaca. Awal mulanya usaha ini adalah salah satu usaha jamu di kota Surakarta yang memproduksi beras kencur sebagai produk utamanya. Usaha Beras Kencur Putri Solo ini berdiri sejak tahun 1984 oleh bapak Sadri Hadi Suparto yang beralamat di Jl. Tamtaman II/99, daerah komplek Keraton Kasunanan Solo. Awal mulanya, usaha yang dirintis secara mandiri oleh keluarga Sadri Hadi Suparto ini, bermula dari dorongan saudaranya yang mempunyai industri jamu atau minuman tradisional di Jakarta, namun kemudian usaha tersebut ditutup oleh saudaranya karena usaha tersebut sudah tidak ada regenerasi lagi dari keluarganya. Keadaan tersebut mendorong bapak Sadri untuk mencoba merintis usaha minuman tradisional di rumahnya sendiri yang berada pada Komplek Keraton Kasunanan Surakarta. Awalnya usaha ini hanya focus memproduksi beras kencur saja dikarenakan beras kencur ini memiliki cita rasa yang khas dan mempunyai manfaat terutama bagi masyarakat disekitarnya yang ternyata semakin mendorong beliau untuk dapat terus memproduksi jamu beras kencur, yang kemudian usaha tersebut diberi nama Beras Kencur Putri Solo. Hingga saat ini usaha tersebut diteruskan oleh anaknya yang bernama Hari Raharjo. Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga resep yang sudah digunakan secara turun temurun, dengan harapan cita rasa yang dihasilkan tetap sama dan tetap terjaga nilai kekentalan tradisionalnya, sehingga tidak akan mengecewakan pelanggan-pelanggannya. Seiring berkembangnya usaha tersebut, kemudian berinisiatif untuk mencoba membuat dan memasarkan jamu kunir asem dan gula asem yang merupakan 49

2 50 jamu yang cukup sering dikonsumsi oleh masyarakat. Ternyata dengan menambah jenis jamu yang diproduksinya semakin membuat usaha tersebut makin laris dan diminati oleh masyarakat, namun jamu yang akan diteliti oleh peneliti hanyalah jamu beras kencur saja. Sejak dulu pembuatan minuman ini dilakukan dengan cara manual, semua bahan ditumbuk dengan alu, namun karena sekarang peminat jamu yang diproduksinya semakin banyak hal ini mendorong usaha tersebut untuk menggunakan mesin dalam menghaluskan bahan-bahan tersebut. Karena dengan menggunakan mesin, bahan-bahan yang diolah dapat menjadi lebih halus dan hasilnya lebih optimal. Namun untuk proses-proses selanjutnya pada usaha tersebut tetap menggunakan teknik secara tradisional. Hal ini dilakukan karena untuk menjaga agar rasa yang dihasilkan tetaplah sama dengan yang dibuat oleh para pendahulu-pendahulunya. Adapun beras kencur dibuat dari beras dan empon-empon, yakni kencur, jahe, dan kunir. Ditambah dengan beragam rempah, seperti merica, cengkeh, kapulaga, manis jangan, kayu manis, cabe jamu, dan misoyi. Semua bahan itu dibeli dalam keadaan segar di Pasar Legi maupun di Pasar Gede Solo, karena memang industri Beras Kencur Putri Solo ini tidak membeli bahan-bahan dalam jumlah banyak, semua bahan dibeli secukupnya dan digunakan hanya untuk satu kali produksi. Home industry ini rata-rata memproduksi 2000 hingga 2500 botol sirup beras kencur setiap bulannya dengan volume 600 ml per botol dan harga per botolnya Rp ,00. Beras kencur yang diproduksi ini tahan hingga 50 hari. Selain itu, jamu yang beliau produksi tidak memakai pengawet tambahan sama sekali. Hal inilah yang membuat produk beliau semakin terpercaya dan juga digemari oleh berbagai kalangan masyarakat. Jamu beras kencur yang diproduksi ini selain memiliki cita rasa yang khas karena pembuatannya yang masih tradisional ini juga memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh antara lain dapat menghilangkan 4L (lelah, lemah, letih, lesu), menghangatkan sekaligus menyegarkan badan, dan mencegah perut

3 51 kembung atau masuk angin. Dimana jamu ini dapat dikonsumsi dalam keadaan hangat maupun dingin. Selain itu, Beras Kencur Putri Solo tidak dipasarkan di toko-toko, konsumen hanya bisa membeli langsung di tempat produksinya. Untuk pembeli dari luar kota bisa memesan lewat telepon, barang dikirim melalui jasa paket. Meskipun promosinya memang hanya dari mulut ke mulut namun usaha beliau dapat memperoleh omset sekitar juta per bulannya lewat penjualan seluruh produknya. Sebagai salah satu produk minuman kesehatan dalam menjamin kualitas produk yang dihasilkan, Jamu Beras Kencur Putri Solo ini telah mempunyai sertifikat dari penyuluhan keamanan pangan Dinas Kesehatan Solo yang berarti telah mengikuti penyuluhan keamanan pangan dalam rangka memenuhi persyaratan Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga dengan nomer PIRT yaitu Selain itu juga telah memiliki sertifikat halal yang dikeluarkan oleh MUI pada tanggal 6 Juni Oleh karena itu, Usaha Beras Kencur Putri Solo selalu ingin untuk dapat meningkatkan mutu atau kualitas dari produk yang mereka produksi untuk dapat menjaga kepercayaan dan juga kesetiaan para pelanggannya sebagai salah satu usaha rumah tangga yang patut dipertimbangkan sebagai pilihan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya terhadap jamu, antara lainnya yaitu dengan terus menjaga mutu dari bahan baku yang diperoleh, menjaga kebersihan selama proses produksi serta tetap menjaga agar proses produksi yang dijalankan tetap sesuai dengan resep turun-temurun yang telah didapatnya. 2. Manajemen dan Sumber Daya Manusia Usaha Beras Kencur Putri Solo ini sebenarnya masih memiliki struktur organisasi yang kecil dan sederhana. Adapun struktur organisasi yang ada saat ini yaitu (pemilik Usaha Beras Kencur Putri Solo), (administratur), (bendahara), dan terdapat total tujuh tenaga kerja. Semua sumber daya manusia yang ada di Usaha Beras Kencur Putri Solo ini berasal dari dalam

4 52 keluarga, hal ini dilakukan agar dapat mengurangi biaya atau gaji tenaga kerja, selain mengurangi gaji tenaga kerja langkah ini dilakukan agar dapat menjaga keberlangsungan dan perkembangan usaha tersebut, Pemilik (Hari Raharjo) Administratur (Harum Dwi S.) Tenaga kerja Tenaga kerja Tenaga kerja Tenaga kerja Tenaga kerja Tenaga kerja Tenaga kerja Gambar 3. Struktur Organisasi Beras Kencur Putri Solo Berdasarkan gambar 3, dapat diketahui bahwa Hari Raharjo sebagai pemilik Usaha Beras Kencur Putri Solo memiliki peranan sebagai pemegang utama dalam pelaksanaan usaha tersebut. Beliau sebagai pemilik akan memberikan koordinasi kepada Harum sebagai administrator. Sementara itu ketujuh tenaga kerja ini juga akan diatur pula oleh Hari Raharjo, hal ini dilakukan agar lebih mudah dalam berkomunikasi antar tenaga kerja dengan pemilik, yang dikarenakan organisasi ini masih kecil dan sederhana sehingga masih mudah dalam mengkoordinasikan organisasi tersebut. Usaha Beras Kencur Putri Solo ini dalam perkembangannya tentunya terdapat ide dan juga inovasi-inovasi baru yang dimana ide dan inovasi tersebut tidak hanya muncul dari pemiliknya saja, namun juga dapat berasal dari tenaga kerja, sekretaris maupun bendahara, yang kemudian ide dan inovasi tersebut akan disampaikan langsung kepada pemiliknya sehingga dapat diambil keputusan segera mungkin terhadap ide dan inovasi tersebut.

5 53 Adapun manajemen yang diterapkan oleh Usaha Beras Kencur Putri Solo ini masih sangat sederhana, dimana dalam menjalankan manajemen usaha tersebut masih mengandalkan peranan keluarga dan masyarakat sekitarnya. Seperti halnya administrator yang dilakukan oleh Harum selaku anak dari pemiliknya dimana kegiatan yang dilakukan antara lain pencatatan produk, menyiapkan pesanan pelanggan, menerima pesanan pelanggan, dan mengatur waktu produksi agar sesuai dengan pesanan pelanggan. Sedangkan untuk keuangan akan diatur sendiri oleh pak Hari, serta tenaga kerja yang juga berasal dari dalam keluarga yang akan bekerja dalam memproduksi produk. Selain itu, dalam menjaga keberlangsungan usaha tersebut Hari Raharjo sebagai pemilik, juga mendengarkan masukan-masukan dari warga sekitar, sehingga keberadaan usaha tersebut tidak mengganggu warga atau tetangga disekitarnya. 3. Proses Produksi Beras Kencur Proses produksi jamu beras kencur yang diproduksi oleh Beras Kencur Putri Solo ini mempunyai serangkaian proses produksi yang masih menggunakan teknik yang sederhana dengan produk yang alami. Proses memproduksi beras kencur ini terjadi selama dua hari, dimana hari pertama digunakan untuk mengsangrai semua bahan baku jamu, serta merebus air, gula jawa dan garam, kemudian keesokan harinya bahan yang sudah disangrai akan digiling dan dicampur dengan air, gula jawa dan garam yang sudah direbus. Berikut ini tahapan proses produksi beras kencur secara lebih rinci pada gambar 4:

6 54 Menyiapkan bahan baku Pencucian Bahan Baku Penyangraian Bahan Baku Perebusan air Perebusan Gula dan Garam Penghalusan Bahan Baku Penggilingan Bahan baku Pencampuran Bahan Baku dengan Air Pengemasan Sirup Beras Kencur Pembersihan botol dan labeling Produk jadi Gambar 4. Tahapan Proses Produksi Sirup Beras Kencur a. Menyiapkan bahan baku Bahan yang digunakan dalam memproduksi beras kencur antara lain beras,air,gula (jawa dan pasir), garam dan empon-empon yaitu kencur, jahe, kunir serta ditambah rempah-rempah seperti merica, cengkeh, kapulaga, manis jangan, kayu manis, cabe jamu, dan misoyi. Adapun bahan-bahan tersebut didapatkan dari Pasar Gede dan Pasar Legi, untuk gula pasir didapat dari Pasar Gede sementara bahan-bahan yang lain didapat dari pasar legi serta beras didapat dari daerah Bekonang, Karanganyar. Adapun semua bahan-bahan didapat dalam keadaan segar

7 55 yang dibeli dalam jumlah sedikit, yang digunakan hanya dalam satu kali produksi saja, sehingga harapannya dapat menjaga kesegaran bahan baku, mengurangi biaya penyimpanan bahan baku dan juga mengurangi resiko terhadap kerusakan bahan baku yang mungkin saja dapat terjadi. Adapun bahan-bahan yang disediakan dalam sekali produksi yaitu antara lain kencur 5kg, jahe 5kg, kunir 1kg, gula jawa 1 plastik yaitu 10kg, sedikit gula pasir, garam sebanyak 0,3 kg dan beras sebanyak 7kg. b. Pencucian Bahan Baku (Kencur, Kunir dan Jahe) dan botol Sebelum dilakukan penyangraian langkah yang tidak boleh dilewatkan adalah pencucian bahan baku yaitu kencur, kunir dan jahe serta botol. Proses ini dilakukan untuk menjaga agar bahan yang digunakan bersih dan tidak ada bahan yang busuk, sehingga dapat mempertahankan cita rasa yang dihasilkan. Pada proses ini dilakukan penyortiran terhadap bahan baku, sehingga bahan baku yang digunakan benar-benar masih segar dan tidak terdapat kotoran atau benda lainnya yang tidak termasuk dalam bahan baku pembuatan jamu. Adapun proses pencucian ini dilakukan dengan air bersih yang mengalir sampai bahan-bahan tersebut bersih. c. Penyangraian Bahan Baku Adapun bahan yang disangrai antara lain beras, kemudian emponempon yang berupa kunir, jahe dan kencur. Pada hari pertama yang disangrai terlebih dahulu adalah beras, dimana beras ditimbang terlebih dahulu sebanyak 7kg sehingga bahan yang digunakan dapat pas sesuai dengan komposisi yang telah ditetapkan, kemudian disangrai di atas penggorengan berukuran cukup besar dengan nyala api yang kecil. Adapun proses ini dilakukan secara traditional yaitu dimana beras terusmenerus diaduk oleh tenaga kerja selama kurang lebih satu jam. Selama proses penyangraian tersebut tenaga kerja juga melalukan penyortiran apabila ditemukan kotoran atau kulit gabah yang masih ditemukan selama proses penyangraian. Setelah proses penyangraian beras sudah selesai

8 56 dilakukan berikutnya adalah proses penyangraian kunir, jahe, kencur yang ketiganya dicampur dan disangrai diatas penggorengan dengan api yang kecil sama seperti saat penyangraian beras sementara itu beras akan dicuci sebelum nantinya akan digiling beserta dengan empon-empon. Proses penyangraian ini dilakukan dalam waktu yang cukup lama yaitu sekitar tujuh hingga delapan jam yang dimana dalam proses tersebut bahan-bahan sesekali akan diaduk dan kemudian ditutup kembali dengan penutup penggorengan. d. Perebusan air Pada tahap perebusan air ini, air akan direbus dalam panci besar yaitu sebanyak lima panci yang direbus diatas kompor pada setiap pancinya. Air tersebut direbus hingga mendidih dan matang, adapun air tersebut akan dicampur dengan bahan-bahan beras kencur yang telah digiling. e. Perebusan Gula dan Garam Proses perebusan selanjutnya adalah merebus gula yaitu gula pasir dan gula jawa, yang direbus bersama dengan garam yang dicampur dalam satu panci berukuran sama dengan panci yang digunakan untuk merebus air. f. Penghalusan Bahan Baku Setelah kencur, jahe dan kunir disangrai, maka proses selanjutnya dilakukanlah proses penghalusan terhadap kencur, jahe dan kunir tersebut, sehingga nantinya akan diperoleh ekstrak dari ketiga bahan tersebut. Adapun proses penghalusan ini masih dilakukan secara tradisional yaitu dengan cara ditumbuk hingga halus yang nantinya akan dicampur dengan beras untuk digiling. g. Penggilingan Bahan baku Setelah proses penyangraian beras proses selanjutnya adalah menggiling bahan baku. Proses penggilingan bahan baku ini merupakan satu-satunya proses yang menggunakan mesin dimana proses ini tidak dilakukan di rumah tempat memproduksi beras kencur. Dimana kencur,

9 57 jahe dan kunir yang telah dihaluskan akan dicampur dengan beras yang telah dicuci dan dibawa ke Pasar Gemblegan untuk digiling di tempat langganan Pak Hari. Sebenarnya dahulu Pak Hari pernah membeli mesin giling sendiri supaya dapat menggiling bahan baku dirumah, namun karena suaranya yang cukup mengganggu lingkungan sekitar, sehingga kemudian Pak Hari memutuskan untuk menjual kembali mesin tersebut, dan kembalilah ke cara sebelumnya yaitu penggilingan bahan baku tetap dilakukan di Pasar Gemblegan hingga saat ini. h. Pencampuran Bahan Baku dengan Air Setelah semua proses-proses diatas telah dilakukan maka semua bahan bahan tersebut kemudian akan dicampur dengan air yang telah direbus dan diaduk hingga matang sehingga akan menghasilkan sirup beras kencur yang siap dimasukkan ke dalam botol dengan volume 600ml/botol i. Pengemasan Sirup Beras Kencur Saat sirup beras kencur sudah jadi, maka sirup tersebut akan dimasukkan ke dalam botol yang telah dicuci bersih yaitu dengan dicuci menggunakan sabun dan air hangat yang kemudian di keringkan dengan cara dijemur dan setelah kering sirup beras kencur tersebut akan dimasukkan ke dalam botol dengan volume sesuai standart yaitu sebanyak 600ml/botolnya, setelah itu sirup akan ditutup dengan penutup botol dan disegel dengan mencelupkan botol yang telah diberi kertas segel ke dalam air panas. j. Pembersihan botol dan labeling Setelah dikemas, botol sirup beras kencur tersebut dibersihkan dengan cara dilap hingga bersih, sehingga botol tidak lengket dan setelah itu botol akan diberi label. Setelah proses tersebut sirup beras kencur sudah dapat dijual atau dikirim ke berbagai daerah. k. Produk jadi

10 58 Adapun produk yang sudah jadi maka sirup beras kencur tersebut akan disimpan di dalam lemari, dan sebagian akan dimasukkan ke dalam dus yang telah diipersiapkan untuk dikirim ke berbagai daerah di Pulau Jawa, atau dapat pula dibawa oleh konsumen hingga ke luar Jawa. Kemudian untuk setiap dusnya akan berisi paling banyak 12 botol. 4. Pemasaran Beras Kencur Putri Solo tidak dipasarkan di toko-toko, konsumen hanya bisa membeli langsung di tempat produksinya. Untuk pembeli dari luar kota bisa memesan lewat telepon, barang dikirim melalui jasa paket travel ataupun kereta api. Konsumen terbesarnya malah berasal dari luar kota. Meskipun hanya industri rumahan, namun pemasaran jamu ini tak kalah dengan jamu yang dibuat di pabrik-pabrik dan dijual dengan harga Rp ,00/botol untuk semua macam jamu. Jamu Beras Kencur Putri Solo mampu mencukupi pesanan minuman jamu dari konsumen perorangan ataupun rumah makan hingga hotel-hotel berbintang di Kota Solo, Yogyakarta, Bandung, Malang, Semarang, Jakarta, Surabaya hingga pernah dipesan dan dibawa oleh konsumen di kota-kota besar di luar pulau Jawa seperti Kalimantan dan Bali. Anehnya, menurut penuturan pak Hari, banyak konsumen lokal Solo yang mengetahui Beras Kencur Putri Solo justru ketika berada di luar kota. Selain itu produk yang beliau produksi ternyata seringkali mengikuti berbagai pameran yang diselenggarakan oleh pemkot kota Surakarta sebagai minuman tradisional. Hal ini sebagai salah satu wujud atau cara dalam mengenalkan dan menjaga budaya Kota Surakarta sekaligus sebagai ajang promosi dari usaha tersebut Walaupun demikian, usaha Beras Kencur Putri Solo ini merupakan usaha jamu industri rumah tangga satu-satunya yang ada di daerah Komplek Keraton Kasunanan hal ini menyebabkan usaha milik Hari Raharjo ini mendapat perhatian dari pihak keraton sebagai salah satu usaha minuman tradisional yang merupakan salah satu budaya yang dilestarikan oleh Keraton Kasunanan

11 59 Surakarta. Sehingga seringkali usaha tersebut menjadi sasaran bagi media massa seperti elektronik (televise,radio), koran, dan majalah untuk menggali informasi mengenai produknya selain itu juga menjadi sasaran bagi para wisatawan baik dalam maupun luar negeri untuk berkunjung ke berbagai potensi-potensi budaya yang ada di Keraton Kasunanan salah satunya potensi kuliner yang antara lainnya adalah minuman tradisional yang diproduksi oleh usaha Beras Kencur Putri Solo, hal ini tentunya menjadi nilai tambah dan memberikan kemudahan bagi usaha tersebut untuk memperkenalkan produknya ke masyarakat.

12 60 B. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pembuatan Control Chart a. Identifikasi Proses Kritis Yang Dapat Diukur Melalui identifikasi proses kritis atau titik kritis dalam memproduksi sirup beras kencur, akan ditentukan suatu titik kritis yang dapat diukur. Sehingga dari pengamatan terhadap suatu titik yang kritis, dapat dibuatlah suatu control chart yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengendalikan titik kritis tersebut. Berikut adalah tahapan proses pembuatan sirup beras kencur beserta identikasi titik kritis dapat dilihat pada gambar 5: Menyiapkan bahan baku Pencucian Bahan Baku Titik kritis Penyangraian Bahan Baku Titik kritis Perebusan air Perebusan Gula dan Garam Penghalusan Bahan Baku Penggilingan Bahan baku Pencampuran Bahan Baku dengan Air Pengemasan Sirup Beras Kencur Titik kritis Pembersihan botol Titik kritis Labelling Produk Jadi Gambar 5. Tahapan Pembuatan Sirup Beras Kencur dan Identifikasi Titik Kritis

13 61 Pada proses mengidentifikasi titik kritis dalam tahapan pembuatan sirup beras kencur ini dilakukan dengan cara wawancara secara mendalam kepada pemilik dan juga tenaga kerja yang ada di Home Industri Beras Kencur Putri Solo tersebut. Berikut adalah proses identifikasi titik kritis yang dapat diukur: 1) Proses pencucian bahan baku Pencucian bahan baku adalah salah satu proses yang cukup kritis, proses ini perlu untuk mendapatkan perhatian lebih dalam pembuatan sirup beras kencur. Hal ini dikarenakan proses ini memerlukan focus dan ketelitian dari tenaga kerja yang melakukan kegiatan tersebut. Kurangnya focus dan ketelitian dalam mencuci bahan baku beras kencur akan mengakibatkan gangguan terhadap proses selanjutnya. Misalnya dalam hal kebersihan, jika tenaga kerja kurang bersih dalam mencuci bahan baku tersebut, maka akan mengakibatkan setelah produk jadi nantinya masih tersisa kotoran atau benda asing yang lepas dari control selama proses pembuatan. Namun proses ini cukup sulit untuk dapat diukur, karena banyaknya jumlah bahan baku yang dicuci sehingga mengakibatkan sulit untuk dilakukan pengukuran, selain itu proses pengukuran tersebut cukup mengganggu atau dapat menghambat kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kerja, sehingga proses pencucian bahan baku ini sulit untuk dilakukannya pengukuran. 2) Proses penyangraian bahan baku Penyangraian bahan baku yang dilakukan dalam memproduksi beras kencur ini tergolong menjadi dua bagian, yaitu penyangraian empon-empon yang berupa kencur, jahe dan kunir serta penyangraian beras. Pada penyangraian bahan baku ini merupakan salah satu titik kritis dalam pembuatan sirup beras kencur, karena pada proses penyangraian ini akan mempengaruhi kematangan dan untuk menghasilkan cita rasa yang khas dari masing-masing bahan baku. Hal

14 62 inilah yang akan mempengaruhi cita rasa dari sirup beras kencur yang dihasilkan. Sehingga apabila proses penyangraian bahan baku terlalu lama maka akan menyebabkan bahan baku menjadi gosong sehingga akan merusak cita rasa dari produk tersebut. Namun apabila proses penyangraian terlalu sebentar maka akan mengakibatkan cita rasa yang dihasilkan menjadi kurang pas dan mengurangi rasa khas dari sirup beras kencur yang dihasilkan oleh usaha tersebut. Untuk itu pengukuran terhadap lamanya proses penyangraian ini merupakan titik kritis yang dapat diukur. Namun pada penyangraian empon-empon pengukuran ini akan cukup sulit dilakukan karena empon-empon ini disangrai secara bersamaan dalam satu penggorengan dengan waktu pencapaian matang yang berbeda-beda dan waktu yang digunakan untuk penyangraian empon-empon ini memerlukan waktu yang cukup lama yaitu dari pagi hingga sore sehingga akan cukup sulit untuk melakukan pengamatan. Hal ini berbeda dengan penyangraian beras yang membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk mencapai kematangan, yang diperkirakan membutuhkan waktu kurang lebih satu jam. Sehingga dapat dilakukan pengukuran terhadap lamanya penyangraian beras karena pengukuran tersebut mudah untuk dilakukan dan juga diamati prosesnya. 3) Proses pengemasan sirup beras kencur Proses pengemasan sirup beras kencur ini merupakan salah satu proses pembuatan sirup beras kencur yang termasuk titik kritis. Pada proses pengemasan ini, dilakukanlah dua kegiatan yaitu kegiatan yang pertama menuangkan sirup beras kencur dari manci berukuran besar ke dalam botol-botol yang telah dicuci dan dibersihkan terlebih dahulu, kemudian setelah itu botol-botol tersebut akan ditutup menggunakan penutup botol dan disegel. Pada kegiatan menuangkan sirup beras kencur ini merupakan suatu titik kritis yang membutuhkan perhatian

15 63 yang lebih dari tenaga kerja yang melakukan kegiatan tersebut. Hal ini dikarenakan seringkali sirup yang dimasukkan ke dalam botol terlalu banyak atau terlalu sedikit sehingga terkadang belum sesuai dengan standar yang diinginkan oleh usaha tersebut. Hal ini terjadi karena kurangnya konsentrasi dan ketelitian serta ketelatenan dari tenaga kerja dalam menuangkan sirup tersebut. Proses ini memanglah suatu proses yang membutuhkan pengecekan lebih karena dapat berdampak pada keuntungan yang sebenarnya dapat diperoleh dengan lebih banyak. Namun sayangnya proses ini cukup sulit untuk dilakukan pengukuran oleh peneliti, karena proses pengukuran tersebut dapat mengganggu keberlangsungan dari proses produksi tersebut serta proses pengukuran ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Sehingga prengemasan produk merupakan titik kritis namun sulit untuk dilakukan pengukuran. Namun akan lebih baik apabila dilakukan evaluasi terhadap produk akhir yang berkaitan dengan kestabilan volume sirup beras kencur dengan harapan dari evaluasi tersebut dapat menghasilkan suatu solusi yang dapat digunakan untuk meminimalisir kesalahan dalam menjaga volume sirup tetap pada standarnya. 4) Proses pembersihan botol Proses pembersihan botol ini adalah suatu proses yang kritis yang sebenarnya membutuhkan perhatian atau pengecekan terhadap proses tersebut. Hal ini dikarenakan botol-botol yang telah diisi dengan sirup beras kencur dan telah ditutup serta disegel maka biasanya botol-botol tersebut akan kotor kembali karena terkena sirup beras kencur yang meluber keluar saat proses penuangan, sehingga perlu dilakukan proses pembersihan terhadap botol-botol tersebut. Akan tetapi pada kenyataannya seringkali botol yang telah dibersihkan masih terdapat botol-botol yang belum bersih sepenuhnya sehingga menyebabkan adanya rasa lengket yang dapat mengganggu saat memegang botol

16 64 tersebut. Namun meskipun proses ini membutuhkan perhatian lebih karena merupakan titik yang kritis, tetapi pengukuran terhadap kebersihan botol-botol tersebut sulit untuk dilakukan, terlebih lagi pengukuran terhadap kebersihan ini tidak bisa diukur dengan mudah, karena membutuhkan alat bantu untuk mengukurnya, sehingga akan lebih baik apabila dilakukan evaluasi terhadap produk akhir yang berkaitan dengan kebersihan produk dengan harapan dari evaluasi tersebut dapat menghasilkan suatu solusi yang dapat digunakan untuk meminimalisir kesalahan dalam menjaga kebersihan botol-botol tersebut. Dari proses identifikasi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa lama penyangraian beras merupakan titik kritis yang dapat diukur serta diamati. Sehingga dapat dikumpulkan data secara berurutan yang dapat berguna dalam pembuatan control chart. Hal ini dilakukan karena lama penyangraian beras adalah salah satu proses yang berperan dalam menjaga kestabilan cita rasa yang khas yang selama ini telah diproduksi oleh Home Industri Beras Kencur Putri Solo. b. Pembuatan Control chart Lama Penyangraian Beras Control chart yang digunakan untuk mendapatkan batas toleransi lama penyangraian beras ini berdasarkan control chart dengan jenis control chart individual X yang menggunakan data variabel, dimana data tersebut diperoleh dari data primer yaitu data hasil pengamatan lama penyangraian beras (titik kritis) yang menurut Gespersz ( 2001), peta ini digunakan untuk suatu pemeriksaan yang terjadi pada tingkat produksi yang sangat lambat sehingga sukar untuk diambil ukuran contoh lebih besar daripada satu. Kemudian untuk pendugaan pendahuluan dalam pembuatan awal control chart X dapat menggunakan data individual selama 10 kali produksi pada bulan Februari hingga Maret Berikut adalah tabel 4 hasil dari pengamatan lama penyangraian beras tersebut:

17 65 Tabel 4. Lama Penyangraian Beras (menit) No. Lama Penyangraian (X) Sumber: Data Primer 2016 Dari tabel 4 diatas maka dibuatlah grafik control chart individual X yang didapat dari rumus sebagai berikut: Mengetahui rata-rata pengukuran yaitu dengan rumus X = Xi n Dimana X = rata-rata pengukuran n = Jumlah observasi garis pusat (center line) peta pengendali X ini adalah: CL X = X Batas pengendali atas (BPA) dan batas pengendali bawah (BPB) untuk pengendali rata-rata adalah : BPA X= X + 3 MR d 2 BPB X= X - 3 MR ( d2 = 1,128) d 2

18 66 Dari rumus diatas diperoleh grafik control chart X sebagai berikut: Gambar 6. Control chart X Lama Penyangraian Beras Gambar 6 diatas adalah hasil dari pengamatan pada lama penyangraian beras yang merupakan proses yang tidak berkelanjutan dan menghasilkan produk yang baik, sehingga dalam penggunaannya tidak disertai control chart moving range yang digunakan untuk mengontrol interval antar data yang satu dengan data berikutnya. Berdasarkan data pengamatan tersebut kemudian dibuatlah suatu control chart individual yang menunjukkan bahwa control line berada pada 66,6 yang berarti bahwa rata-rata dari lama penyangraian beras adalah 66,6 menit dan dari control line tersebut menghasilkan batas atasnya yaitu 75 menit dan batas bawahnya 58 menit yang didapat dari rumus diatas. Kemudian dari control chart diatas dapat digunakan untuk melakukan pengotrolan terhadap data-data penyangraian beras yang selanjutnya, dimana menurut Oktavia dan Joni (1999), mengatakan bahwa control chart ini adalah peta yang digunakan untuk memonitor dan mengendalikan nilai rerata proses. Nilai rerata yang menjadi acuan adalah nilai dari sampel-sampel

19 67 pendahuluan yang diambil ketika proses tersebut diduga terkendali. Hal ini menunjukkan bahwa jika data yang nantinya akan diplotkan terdapat data yang berada di luar batas tersebut, maka tentunya akan berdampak pada hasil beras yang disangrai yang kemudian akan berdampak pada rasa dari jamu yang dihasilkan. Sehingga apabila terlalu lama dalam penyangraian, maka beras yang disangrai akan menjadi gosong dan mengurangi cita rasa yang khas dari beras kencur tersebut. Kemudian apabila waktu yang digunakan untuk mengnyangrai dibawah standart, maka mengakibatkan cita rasa yang dihasilkan beras menjadi kurang pas. Sehingga akan mengurangi rasa yang khas dari sirup beras kencur yang dihasilkan oleh usaha tersebut. Hal ini dikarenakan proses penyangraian terhadap bahan baku (beras) ini dilakukan untuk mempertahankan cita rasa dari jamu beras kencur yang dihasilkan. 2. Pembuatan Diagram Pareto a. Mengidentifikasi Masalah Terkait Mutu Pada Produk Akhir Sirup Beras Kencur Dalam penelitian ini, selain dilakukannya pengamatan terhadap proses produksi yang merupakan titik kritis yang dapat diukur oleh peneliti, juga terdapat masalah yaitu kurang optimalnya hasil produk yang dihasilkan, karena masih ditemukannya produk-produk yang kurang sesuai standar yang diinginkan oleh Beras Kencur Putri Solo. Tentunya permasalahan tersebut menjadi suatu terkendala sendiri karena mengingat saat ini semakin banyaknya usaha obat tradisional atau jamu baik usaha skala kecil, menengah atau yang sudah besar, membuat masyarakat semakin mudah dan pintar dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Untuk itu, Beras Kencur Putri Solo sebagai usaha kecil yang masih berkembang akan lebih baik apabila dilakukannya evaluasi terhadap produk akhir yang merupakan langkah yang penting sebelum produk sampai ke tangan konsumen.

20 68 Adapun pengkajian terhadap permasalahan pada produk akhir diperoleh dari hasil tanya jawab secara mendalam kepada pemilik Beras Kencur Putri Solo. Berikut adalah temuan masalah pada produk akhir sirup beras kencur yang diproduksi: Tabel 5. Temuan Masalah Pada Produk Akhir Sirup Beras Kencur No Temuan Masalah 1 Volume beras kencur yang tidak sesuai standar (600ml) 2 Terdapat kotoran pada sirup beras kencur 3 Botol sirup yang masih terasa lengket (kurang bersih) Sumber: Data Primer 2016 Temuan masalah pada tabel 5 diatas, merupakan masalah yang sebenarnya adalah hasil dari proses atau tahapan produksi yang merupakan titik kritis yang membutuhkan perhatian lebih. Sehingga perlu dilakukannya evaluasi dan perbaikan terhadap masalah tersebut. Permasalahan tersebut merupakan permasalahan yang penting untuk diperbaiki, karena permasalahan diatas adalah permasalahan yang berhubungan dengan penampakan fisik. Hal ini dikarenakan fisik dari suatu produk yang dihasilkan merupakan hal yang paling mudah untuk dinilai kualitasnya terlebih lagi jika produk tersebut merupakan produk yang dimakan atau diminum, tentunya konsumen tidak berkenan untuk membeli produk yang secara fisik kurang baik, sehingga akan memilih produk yang lebih baik. b. Identifikasi Masalah Paling Dominan Menggunakan Diagram Pareto Berikut adalah tabel pengamatan terhadap produk akhir yang dilakukan selama satu bulan yaitu pada bulan Maret 2016 dengan enam kali produksi sirup beras kencur dan menghasilkan 2157 botol sirup beras kencur pada bulan tersebut, serta dari pengamatan tersebut juga diketahui dalam satu bulan tersebut terdapat total 347 botol yang mengalami

21 69 permasalahan-permasalahan tersebut beserta jumlah botol per jenis permasalahan dapat dilihat pada tabel. Kemudian dari data tersebut akan dianalisis sehingga diperoleh permasalahan yang paling dominan pengaruhnya terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi pada sirup beras kencur yang diproduksi. Berikut ini terdapat tabel 6 yang menunjukkan persentase par jenis-jenis permasalahan Tabel 6. Persentase Per Jenis-Jenis Permasalahan Permasalahan yang terjadi Volume beras kencur yang tidak sesuai Botol yang kurang bersih (lengket) Terdapat kotoran pada sirup beras kencur Jumlah kejadian Persentase (%) Persentase Kumulatif (%) ,93% 40,93% ,15% 76,08% 83 23,92% 100% Sumber: Data Primer 2016 Dari tabel 6 diatas terdapat permasalahan yang telah diurutkan berdasarkan persentase mulai dari yang terbesar hingga yang terkecil, serta dibuat persentase kumulatifnya. Diagram pareto ini disusun dari kiri ke kanan dengan persentase yang terbesar hingga yang terkecil. Setelah mengetahui urutan berdasarkan jumlah permasalahan maka selanjutnya dihitung persentase kumulatif untuk masing-masing kerusakan. Persentase kumulatif berguna untuk menyatakan berapa perbedaan yang ada dalam frekuensi kejadian diantara beberapa permasalahan yang terjadi Berdasarkan tabel 6 maka dapat disusun sebuah Diagram Pareto yang dapat dilihat pada gambar berikut:

22 70 Gambar 7. Diagram Pareto Permasalahan Produk Akhir Berdasarkan gambar 7 diatas diketahui bahwa permasalahan paling dominan terjadi pada jenis kesalahan volume sirup beras kencur yang tidak sesuai yaitu sebanyak 142 botol atau 40,93%. Dimana pada prakteknya, seringkali masih ditemui volume sirup beras kencur yang berbeda-beda. Hal ini sangat terlihat apabila botol-botol tersebut diletakkan secara berjejeran, maka akan terlihat terdapat beberapa botol yang perbedaan batas ketingginannya terlalu mencolok sementara botol yang digunakan terlihat sama. Sehingga volume yang berbeda-beda ini akan memberikan kesan bahwa produk yang diproduksi tidak stabil padahal ukuran juga merupakan factor mutu yang penting sehingga ini menjadi suatu permasalahan bagi usaha tersebut. Permasalahan kedua yang terjadi pada usaha tersebut yaitu masih ditemukannya botol yang kurang bersih yaitu sebanyak 122 botol atau

23 71 35,15%, dimana seringkali terdapat botol yang terasa lengket apabila dipengang. Sementara itu, kebersihan merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan karena meskipun merupakan usaha rumah tangga yang tidak se steril usaha yang sudah besar, namun kebersihan produk makanan atau minuman pastinya sangat perlu untuk dijaga kebersihannya karena produk tersebut akan masuk ke dalam tubuh manusia. Permasalahan yang terakhir adalah masih ditemukannya kotoran pada sirup beras kencur yaitu sebanyak 83 botol atau sebanyak 23,92%. Dimana kotoran tersebut dapat berasal dari lingkungan kerja yang kurang bersih karena memang ruangan yang digunakan bukan ruangan yang steril sehingga terkadang ada kotoran yang masuk ke dalam sirup tersebut. Hal ini tentunya mempengaruhi kualitas dari produk akhir yang dihasilkan, mengingat konsumen saat ini menjadi lebih cerdas, lebih selektif dan hati-hati dalam memilih mengkonsumsi suatu produk (Saleh et al., 2013). Dari ke tiga permasalahan diatas, akan diambil permasalahan yang paling dominan terhadap keseluruhan permasalahan diatas untuk dievaluasi dengan fishbone dan diambilah suatu rekomendasi untuk meminimalisir permasalahan tersebut. Menurut Herjanto (2008), Factor yang dominan adalah fakto-faktor yang secara bersama-sama menguasai sekitar 70% sampai 80% dari nilai akumulasi tetapi biasanya hanya terdiri dari sedikit factor yaitu factor kritis yang harus diperhatikan. Sehingga dengan melihat gambar diatas, dapat diambilah permasalahan volume yang tidak sesuai dan botol yang kurang bersih sebagai permasalahan yang dominan dengan persentase kumulatifnya 76,08% dari 100% permasalahan yang ada. Namun karena temuan masalah yang ditemukan hanyalah sedikit, hal ini menjadikan diagram pareto menjadi kurang maksimal, dimana dari hasil temuan masalah tersebut ditemukanlah nilai

24 72 66,6%-76,08%, yang menurut Gitlow et al (1995), bahwa konsep dari pareto ini sebenarnya lebih memperhatikan permasalahan yang penting daripada beberapa permasalahan yang sepele dari berbagai permasalahan yang ada, sehingga terbentuklah aturan 80%-20% dimana dari 80% permasalahan yang dominan datang dari 20% penyebab dari penyebab keseluruhan yang ada, dimana 20% ini menunjukkan bahwa penyebab permasalahan hanyalah sebagian kecil dari total penyebab permasalahan yang ada, sehingga penyebab yang harus diperbaiki hanya sedikit namun dapat berdampak besar. Maka apabila penyebab permasalahan hanya ada sedikit, akan membuat pareto tidak maksimal seperti halnya data diatas dimana 66,6% dari 100% yaitu dari tiga penyebab permasalahan berarti terdapat dua jenis penyebab yang menimbulkan 76,08% permasalahan dominan hal itu berarti hampir keseluruhan jenis penyebab masalah diselesaikan disinilah letak kurang maksimalnya alat yang digunakan. 3. Rekomendasi Perbaikan Mutu a. Analisis Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Masalah Pada Produk Akhir Sirup Beras Kencur 1) Volume sirup beras kencur yang tidak sesuai Volume sirup beras kencur yang tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan yaitu 600 ml/botol merupakan permasalahan yang paling dominan yang terjadi pada Usaha Beras Kencur Putri Solo. Hal ini sebenarnya dapat menekan jumlah sirup beras kencur yang dihasilkan per botolnya, karena ketika sirup beras kencur yang dituangkan ke dalam botol terlalu berlebih dari standarnya maka apabila dikalkulasi akan dapat mengurangi jatah sirup beras kencur yang seharusnya dapat dituangkan ke botol yang lainnya, sehingga akan mengurangi jumlah produk yang seharusnya dapat dihasilkan. Melihat hal tersebut maka dilakukanlah suatu evaluasi terhadap kesalahan yang terjadi sehingga produk yang dihasilkan dapat maksimal dan juga volume sirup yang

25 73 sesuai standart menunjukkan bahwa produk tersebut menjadi bermutu karena keajegan volume sirup yang diproduksi akan memberi gambaran kepada konsumen bahwa produk yang mereka beli telah sesuai standartnya yaitu 600 ml/botol. Tabel 7. Penyebab Volume Sirup Beras Kencur Tidak Sesuai No Factor yang diamati Masalah yang terjadi 1 Material Botol terbagi menjadi dua tipe sehingga menyebabkan kesan volume berbeda 2 Man a. Kurang konsentrasi dan tidak telaten b. Adanya rasa jenuh 3 Method Penakaran hanya didasarkan pada perkiraan 4 Environment Kondisi suhu ruangan yang panas Sumber: data primer 2016 Berdasarkan tabel 7 diatas menunjukkan penyebab dari volume sirup yang tidak sesuai kemudian dibuatlah Fishbone diagram seperti pada gambar 8 berikut ini: Adanya rasa jenuh MAN METHOD Pekerjaan tidak sesuai Kurang konsentrasi dan tidak telaten Botol terbagi menjadi dua tipe sehingga menyebabkan kesan volume berbeda Penakaran hanya didasarkan perkiraan Tidak ada pengecekan ulang Kondisi suhu ruangan yang panas Botol tidak diurutkan sesuai jenisnya Volume sirup tidak sesuai standart Tergantung pasokan MATERIAL ENVIRONMENT Gambar 8. Diagram Fishbone Volume Sirup Beras Kencur Tidak Sesuai

26 74 Berdasarkan gambar 8 mengenai Fishbone diagram diatas dapat diketahui bahwa factor penyebab dari volume sirup beras kencur yang tidak sesuai standar terdapat empat factor yaitu man, method, material, environment. Berikut ini adalah rincian dari keempat factor: a) Material Botol yang tersedia di Usaha Beras Kencur Putri Solo ini terbagi menjadi dua tipe, yaitu berukuran sedang dan berukuran sedikit lebih kecil. Sementara itu menurut Soekarto dan Soewarno (1990), ukuran juga dijadikan sebagai factor mutu yang penting sehingga ini menjadi suatu permasalahan bagi usaha tersebut. Hal ini dikarenakan usaha tersebut tidak memproduksi botol sendiri, botol yang digunakan adalah botol bekas yang di dapatkan dari beberapa pemasok botol bekas dari beberapa daerah seperti klaten, pasar legi dan kartasura, dimana botol yang diperoleh sulit untuk dikendalikan karena tergantung pasokan yang ada. Hal ini menyebabkan produk yang dihasilkan terdapat ukuran botol yang sedang dan yang berukuran sedikit lebih kecil. Hal ini tentunya berdampak pada volume sirup yang dituangkan. Sehingga batas standar sirup pun menjadi dua macam dimana botol yang lebih kecil akan memiliki batas ketinggian sirup yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan botol berukuran sedang. Selain itu pemakaian botol bekas ini dapat juga menjadi permasalahan antara lain pertama, keberlangsungan usaha ini tentunya akan bergantung pada ketersediaan botol bekas yang ada, apabila ketersediaan botol bekas yang sesuai dengan keinginan pemilik usaha seperti tidak retak atau pecah, tidak terdapat ulir pada tutup botol, dan botol bening yang masih dapat dibersihkan, serta tidak terdapat kotoran pada botol ini sulit untuk ditemukan maka hal ini akan mengakibatkan kerugian karena botol-botol tersebut baru dapat diperiksa setelah membeli

27 75 kepada pemasok. Kedua, botol bekas ini dapat juga berdampak pada kesehatan, karena akan memberikan kesan kepada konsumen bahwa botol yang mereka gunakan tidak higienis terlebih lagi bila proses pembersihan tidak maksimal. Ketiga masalah social dan prestise, tentunya hal ini akan membuat para konsumen berfikir dua kali apabila ingin membeli produk usaha tersebut, terlebih lagi hingga saat ini kebanyakan industri kecil dibidang jamu botol yang digunakan adalah botol bekas, karena ketidakmampuan usaha untuk memproduksi botol sendiri. Meskipun terdapat permasalahanpermasalahan tersebut, pemilik usaha tetap melakukan pengendalian terhadap mutu botol yang digunakan antara lain memilih botol yang tidak retak, tidak terdapat ulir pada tutup botol dan botol bening yang masih dapat dibersihkan, setelah itu botol akan dicuci dengan sabun dan dijemur serta disiram dengan air panas sbelum dipakai, sehingga meskipun merupakan botol bekas, namun botol bekas yang digunakan masih botol bekas yang layak untuk digunakan. Sedangkan untuk botol yang tidak sesuai akan ditukar kembali dengan para pemasok, atau yang sudah tidak dapat dipakai lagi seperti botol yang retak maka akan dihancurkan dan dijual kembali. b) Man Kurang konsentrasi pada saat penuangan sirup beras kencur menyebabkan kesulitan pada saat melakukan pengawasan agar sirup beras kencur yang dituangkan sesuai dengan volume yang telah ditetapkan. Selain itu kurangnya sifat ketelatenan oleh tenaga kerja menyebabkan seringkali volume yang dihasilkan kurang stabil, ada yang berlebih bahkan ada yang kekurangan. Hal ini terjadi karena kurangnya focus dan juga rasa sabar selama proses penuangan dan penakaran tersebut yang dimana tentunya manusia selama bekerja

28 76 akan menemukan rasa kejenuhan sehingga mengakibatkan tingkat kesabaran dan konsentrasipun berkurang. Menurut Prihantoro (2012), karena manusia hanya mempunyai satu otak, dan tidak ada ruang pada otak untuk lebih dari satu konsentrasi pada saat yang sama, terkecuali genius. Identifikasi dan pisahkan item yang cukup pantas untuk mendapat perhatian saat ini dengan keterbatasan akan kerja pikiran, waktu, dan dana. Selain itu adanya rasa jenuh yang dirasakan oleh para pekerja semakin mempersulit pekerjaan, hal ini terjadi dikarenakan tingkat pendidikan para pekerja di bagian penuangan sirup hanya sebatas SMA yang mempunyai keterbatasan terhadap pengtahuan namun mereka tetap memiliki keinginan untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka, terlebih lagi dengan umur pekerjanya yang berkisar tahun sebenarnya umur yang masih cukup muda bagi usia kerja, dimana pada usia ini pekerja cenderung memiliki ekspetasi yang lebih tinggi terhadap jenis pekerjaan yang dilakukannya, namun karena latar belakang pendidikan dan rata-rata sudah berkeluarga sehingga hal ini menyebabkan mereka enggan untuk mencari pekerjaan yang lain dan mau tidak mau harus meneruskan usaha tersebut yang merupakan usaha turun-temurun dan merupakan pekerjaan yang meskipun tidak sesuai dengan cita-cita yang mereka inginkan namun setidaknya usaha ini paling menjanjikan mengingat saat ini persaingan yang tinggi di dunia kerja. c) Method Metode yang dilakukan selama proses penuangan dan penakaran oleh usaha tersebut adalah metode tradisional atau manual yaitu tanpa penggunaan mesin yang tentunya akan lebih akurat daripada dengan cara manual. Dimana pada tahap ini tenaga kerja akan menuangkan sirup ke dalam botol dengan volume sirup

29 77 yang telah diperkirakan mencapai volume 600 ml/botolnya. Sehingga metode ini didasarkan pada pengalaman tenaga kerja yang telah menjadi hafalan tenaga kerja. Namun kelemahan dari metode ini yaitu karena cara yang digunakan tenaga kerja adalah dengan memperkirakan volume yang seringkali ketika botol-botol tersebut dijejerkan akan terlihat perbedaan ketinggian pada sirup beras kencur tersebut. Terlebih lagi metode ini dilakukan dengan tidak melakukan pengecekan ulang terhadap penakaran volume tersebut yang sebenarnya menurut Sudarmadji (1999), bahwa apabila terdapat penyimpangan maka usaha perbaikan akan lebih baik dilakukan pada saat terjadinya proses penyimpangan terjadi tanpa penundaan Selain itu pada saat proses penuangan sirup beras kencur botolbotol yang digunakan tidak dikelompokkan dahulu antara botol yang berukuran sedang dan botol yang berukuran kecil. Hal ini mengakibatkan produk menjadi tidak tertata dengan baik, dan proses penakaran akan menjadi lebih sulit karena tenaga kerja harus menggolongkan botol terlebih dahulu. Sehingga hal ini mengakibatkan proses menjadi lebih lama. d) Environment Lingkungan kerja pada saat penuangan sirup beras kencur ini cenderung panas, sehingga menyebabkan tenaga kerja sering merasa gerah, padahal pada saat penuangan sirup beras kencur membutuhkan konsentrasi dan juga ketelatenan. Hal ini dapat mengganggu proses tersebut. Akibatnya seringkali pengerjaan pada proses penuangan dan penakaran menjadi agak tergesa-gesa mengingat sirup beras kencur yang diproduksi cukup banyak dan kegiatan ini dilakukan dengan manual tentunya akan menguras cukup energy dengan kondisi ruangan yang panas.

30 78 b. Botol Yang Kurang Bersih Botol sirup beras kencur yang kurang bersih merupakan jenis permasalahan ke dua yang ditemui pada Usaha Beras Kencur Putri Solo. Kebersihan pada botol atau kemasan sirup ini merupakan hal yang perlu untuk dievaluasi karena kebersihan merupakan hal yang penting dalam mendapatkan dan juga mempertahankan konsumen yang saat ini sudah semakin cerdas dalam memilih produk yang baik. Selain itu, mengingat bahwa botol yang digunakan oleh Usaha Beras Kencur Putri Solo adalah botol bekas pakai, hal ini tentunya cukup mengandung resiko antara lain kebersihan botol itu sendiri dan tidak jarang botol yang akan digunakan sudah retak atau pecah. Sehingga untuk menjaga kesetiaan pelanggannya, Usaha Beras Kencur Putri Solo perlu untuk selalu menjaga kebersihan produk terutama pada kebersihan kemasan atau botol yang digunakan yang merupakan botol bekas. Tabel 8. Penyebab Botol Yang Kurang Bersih No Factor yang diamati Masalah yang terjadi 1 Material Botol terasa lengket 2 Man a. Kurang telaten dan kurang jeli b. Rasa jenuh 3 Method a. Tidak dilakukannya pengecekan kebersihan botol b. Proses pengelapan kurang maksimal 4 Environment Kurang bersihnya lingkungan kerja Sumber: data primer 2016 Berdasarkan tabel 8 diatas menunjukkan penyebab dari botol yang kurang bersih kemudian dibuatlah Fishbone diagram seperti pada gambar 9 berikut ini:

31 79 Rasa jenuh Pekerjaan tidak sesuai MAN Pengelapan tidak merata Proses pengelapan METHOD Tidak dilakukan pengecekan ulang Kurang telaten dan kurang jeli Tidak sabar Botol terasa lengket Lap digunakan masih kotor Air tidak dibilas Lingkungan kerja kurang bersih Kurang pengetahuan Botol yang kurang bersih Penuangan sirup yang meluber ke luar botol Gambar 9. Diagram Fishbone Botol Yang Kurang Bersih Berdasarkan gambar 9 menunjukkan bahwa dari Fishbone diagram diatas dapat diketahui bahwa factor penyebab dari volume sirup beras kencur yang tidak sesuai standar terdapat empat factor yaitu man, method, material, environment. Berikut ini adalah rincian dari keempat factor: a) Material MATERIAL Kurang bersihnya tangan pekerja ENVIRONMEN Salah satu penyebab botol yang kurang bersih pada produk akhir ini salah satunya disebabkan oleh botol yang terasa lengket. Dimana penyebab adanya rasa lengket pada botol tersebut dikarenakan adanya proses penuangan sirup beras kencur ke dalam botol yang seringkali sirup yang dituang ke dalam botol tersebut meluber ke bagian luar dari botol. Sementara itu sirup beras kencur ini merupakan tekstur yang lengket, sehingga dengan adanya sirup beras kencur yang meluber ke luar botol ini mengakibatkan keadaan botol menjadi kotor kembali dan terasa lengket. Rasa lengket

32 80 tersebut apabila tidak diperhatikan pada proses pengelapan dapat mengakibatkan pada produk jadi pun masih ditemui botol yang kurang bersih. Inilah yang menjadi persoalan penting yang perlu diperhatikan mengingat kualitas dari penampilan produk adalah bagian terbesar dari kesan atau persepsi konsumen terhadap produk (Yamit, 2004). Dimana hal ini berkaitan dengan kebersihan atau kehigienisan dari produk yang dihasilkan, semakin kurang bersihnya produk yang dihasilkan karena kesalahan pada proses, maka akan memperburuk pandangan konsumen terhadap produk, yang menyebabkan konsumen akan enggan dalam membeli maupun memesan kembali. Sehingga meskipun hanya suatu usaha yang kecil, namun tentunya kebersihan adalah suatu hal yang sangat penting mengingat ini adalah produk yang akan masuk ke dalam tubuh manusia, maka semakin bersih wujud luarnya, akan semakin mennarik juga untuk dibeli. b) Man Kurang jelinya tenaga kerja pada saat proses pengelapan botol yaitu proses yang dilakukan setelah pengemasan dan sebelum produk diberi label menyebabkan kesulitan pada saat melakukan pengawasan terhadap botol yang dilap. Adanya rasa jenuh yang dirasakan tenaga kerja menyebabkan kecermatan dan kejelian menjadi berkurang dan tidak maksimal. Selain itu kurangnya sifat ketelatenan oleh tenaga kerja menyebabkan pada produk akhir masih ditemui botol yang masih terasa lengket atau kurang bersih. Hal ini terjadi karena kurangnya focus dan juga rasa sabar selama proses pengelapan botol tersebut yang dimana tentunya manusia selama bekerja terkadang akan menemukan rasa kejenuhan sehingga mengakibatkan tingkat kesabaran dan konsentrasipun berkurang yang mengakibatkan ada kemungkinan terjadinya

33 81 kesalahan pada manusia (human error) pada saat bekerja karena kerja manusia tidak pernah sempurna sehingga perlu dilakukan perbaikan terus-menerus (Prihantoro, 2012). Selain itu tenaga yang ada pada bagian pengelapan botol tersebut adalah laki-laki yang biasanya tidak begitu sabar apabila dibandingkan dengan perempuan sehingga perlu adanya pembagian kerja yang lebih baik. Adanya rasa jenuh yang dirasakan oleh para pekerja juga semakin mempersulit pekerjaan, hal ini terjadi dikarenakan tingkat pendidikan para pekerja di bagian penuangan sirup hanya sebatas SMA yang mempunyai keterbatasan terhadap pengtahuan namun mereka tetap memiliki keinginan untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka, terlebih lagi dengan umur pekerjanya yang berkisar tahun sebenarnya umur yang masih cukup muda bagi usia kerja, dimana pada usia ini pekerja cenderung memiliki ekspetasi yang lebih tinggi terhadap jenis pekerjaan yang dilakukannya, namun karena latar belakang pendidikan dan rata-rata sudah berkeluarga sehingga hal ini menyebabkan mereka enggan untuk mencari pekerjaan yang lain dan mau tidak mau harus meneruskan usaha tersebut yang merupakan usaha turun-temurun dan merupakan pekerjaan yang meskipun tidak sesuai dengan cita-cita yang mereka inginkan namun setidaknya usaha ini paling menjanjikan mengingat saat ini persaingan yang tinggi di dunia kerja. c) Method Permasalahan botol yang kurang bersih ini salah satunya disebabkan oleh factor metode pada proses pengelapan botol yang dilakukan oleh Usaha Beras Kencur Putri Solo. Sementara metode yang dilakukan selama proses pengelapan botol adalah metode tradisional atau manual yaitu tanpa penggunaan mesin yang

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, kondisi, ataupun

Lebih terperinci

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah ikan teri asin kering yang berkualitas dan higienis. Indikator Keberhasilan: Mutu ikan

Lebih terperinci

CABE GILING DALAM KEMASAN

CABE GILING DALAM KEMASAN CABE GILING DALAM KEMASAN 1. PENDAHULUAN Cabe giling adalah hasil penggilingan cabe segar, dengan atau tanpa bahan pengawet. Umumnya cabe giling diberi garam sampai konsentrasi 20 %, bahkan ada mencapai

Lebih terperinci

3. Untuk mempermudah bagi mereka mereka yang berminat untuk mendirikan industri rumah tangga yang mengspesialisasikan pembuatan tempe. C.

3. Untuk mempermudah bagi mereka mereka yang berminat untuk mendirikan industri rumah tangga yang mengspesialisasikan pembuatan tempe. C. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tempe merupakan salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Tempe merupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi. Bioteknologi merupakan bidang

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1: 29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,

Lebih terperinci

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti MODUL 6 SELAI RUMPUT LAUT Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah selai rumput laut dengan baik dan benar. Indikator Keberhasilan: Mutu selai rumput laut yang

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN 1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengobatan Tradisional Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional, pengobatan tradisional

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Rinadya Yoghurt Rinadya Yoghurt merupakan usaha rumahtangga yang bergerak dalam bidang pengolahan susu segar yaitu memproduksi yoghurt. Usaha ini

Lebih terperinci

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat A. Penggunaan Siapa yang tidak kenal dengan selai? Bahan pelengkap dalam menyantap roti atau singkong rebus ini memiliki rasa yang manis dan terbuat dari buah segar. Tak hanya itu, variasi rasa dari selai

Lebih terperinci

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Gurih dan renyahnya keripik singkong begitu banyak digemari masyarakat. Tak heran bila belakangan ini banyak pemula maupun pelaku bisnis camilan yang saling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS TUGAS LINGKUNGAN BISNIS JAMU SEGER WARAS Di susun Oleh: Nama Jurusan : Yakobus Priyo Dwi Atmojo : Manajemen Informatika 2D NIM : 10.02.7852 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM

Lebih terperinci

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Percetakan Sinar Pandawa Usaha percetakan Sinar Pandawa dimulai pada tahun 1995. Percetakan ini didirikan oleh Bp Nicodemus Raharja bersama istrinya

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan soal 8.2. Petunjuk menghilangkan rasa sakit karena tertusuk duri yang tepat adalah...

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan soal 8.2. Petunjuk menghilangkan rasa sakit karena tertusuk duri yang tepat adalah... SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan soal 8.2 1. Perhatikan pernyataan berikut! 1. Lalu bakarlah di atas api sampai cukup panas! 2. Ambilah sebatang sereh kemudian memarkan sedikit!

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain talas bentul, gula pasir, gula merah, santan, garam, mentega, tepung ketan putih. Sementara itu, alat yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. malam). Contohnya kue kaktus.jadi, makanan ringan adalah aneka makanan atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. malam). Contohnya kue kaktus.jadi, makanan ringan adalah aneka makanan atau BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Makanan ringan atau kudapan (dalam bahasa Inggris biasa disebut dengan snack) adalah istilah bagi berbagai macam makanan yang tidak termasuk menu hidangan utama (contohnya seperti

Lebih terperinci

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Peluang bisnis musiman yang menjanjikan untung besar bagi para pelakunya, salah satunya saja seperti bisnis camilan kacang mete yang labanya semakin gurih

Lebih terperinci

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dikembang secara luas oleh petani di Propinsi Aceh.

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN KRISTAL JAHE Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN KRISTAL JAHE Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN TEKNOLOGI PEMBUATAN KRISTAL JAHE Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jahe adalah tanaman berjuta khasiat yang berada di sekitar kita yang sudah banyak dimanfaatkan oleh manusia

Lebih terperinci

Bisnis Untung Besar Membuat Sirup Di Musim Lebaran

Bisnis Untung Besar Membuat Sirup Di Musim Lebaran Bisnis Untung Besar Membuat Sirup Di Musim Lebaran Menyajikan aneka macam minuman segar di moment buka puasa maupun ketika hari lebaran tiba, menjadi salah satu rutinitas yang tak bisa dipisahkan dari

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. salah satu teknik analisis data yang digunakan untuk menggambarkan identitas

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. salah satu teknik analisis data yang digunakan untuk menggambarkan identitas V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Konsumen Warung Jamu Ginggang Deskripsi mengenai profil konsumen Warung Jamu Ginggang merupakan salah satu teknik analisis data yang digunakan untuk menggambarkan identitas

Lebih terperinci

EMPING MLINJO CARA PASTA ANTI ASAM URAT DENGAN FORTIFIKASI BUMBU REMPAH-REMPAH

EMPING MLINJO CARA PASTA ANTI ASAM URAT DENGAN FORTIFIKASI BUMBU REMPAH-REMPAH PKMK-1-10-1 EMPING MLINJO CARA PASTA ANTI ASAM URAT DENGAN FORTIFIKASI BUMBU REMPAH-REMPAH Uswatun Khasanah, Yuniari Suyatin, Irma Wijayanti Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ABSTRAK Emping mlinjo merupakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

SELAI PEPAYA. Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue.

SELAI PEPAYA. Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue. SELAI PEPAYA 1. PENDAHULUAN Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue. Konsistensi gel atau semi gel pada selai

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Perusahaan

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Perusahaan digilib.uns.ac.id BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Perusahaan 1. Sejarah berdirinya Carang Mas Latansa Latansa adalah sebuah merek dari rumah produksi yang membuat makanan tradisional khas Magetan yang

Lebih terperinci

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN Agus Sutanto PENDAHULUAN Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan pola konsumsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap daerah pasti memiliki makanan atau cinderamata khas yang biasa dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan. Secara tidak langsung, oleh-oleh menjadi ciri khas suatu daerah

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur Sumber data yang digunakan dan didapatkan guna untuk mendukung dalam penyusunan laporan Tugas Akhir diperoleh dari beberapa sumber, yaitu :. Wawancara dengan

Lebih terperinci

Penanganan Barang Tolakan pada Perusahaan XYZ di Lembang Jawa Barat

Penanganan Barang Tolakan pada Perusahaan XYZ di Lembang Jawa Barat Penanganan Barang Tolakan pada Perusahaan XYZ di Lembang Jawa Barat Ananda Oktaria 1,Marlinda Apriyani 2, Cholid Fatih 3 Mahasiswa 1, Dosen Politeknik Negeri Lampung 1 2, Dosen Politeknik Negeri Lampung

Lebih terperinci

1 DATA PENELITIAN HASIL WAWANCARA PROFIL INDUSTRI RUMAHAN TAHU PAK FAIZIN DI DESA DUET

1 DATA PENELITIAN HASIL WAWANCARA PROFIL INDUSTRI RUMAHAN TAHU PAK FAIZIN DI DESA DUET LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 DATA PENELITIAN HASIL WAWANCARA PROFIL INDUSTRI RUMAHAN TAHU PAK FAIZIN DI DESA DUET 1. Siapa pemilik INDUSTRI RUMAHAN TAHU didesa Duet? Bapak Faizin 2. Sejak kapan berdirinya

Lebih terperinci

Pembuatan Sosis Ikan

Pembuatan Sosis Ikan Pembuatan Sosis Ikan Sosis ikan adalah salah satu olahan yang dibuat dari pasta ikan yang ditambah dengan bumbu-bumbu, kemudian dibungkus/dikemas dengan usus kambing atau pengemas lainnya yang biasa disebut

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt Disusun Oleh : Yatin Dwi Rahayu 1006578 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya beraneka ragam Jajanan Pasar merupakan kue tradisional beserta modifikasinya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pembuatan Mie Basah Rasa Sayur Bayam Hijau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pembuatan Mie Basah Rasa Sayur Bayam Hijau BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pembuatan Mie Basah Rasa Sayur Bayam Hijau Proses pembuatan mie basah rasa sayur bayam hijau ini diawali dengan penyediaan bahan baku sampai pada proses pembuatan

Lebih terperinci

Namun, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai bisnis nasi kuning.

Namun, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai bisnis nasi kuning. Nasi Kuning, Menu Sarapan Jadi Peluang Bisnis Rumahan Menjalankan bisnis dari rumah? Kenapa tidak. Sekarang ini hanya dengan mengandalkan peluang bisnis dari lingkungan sekitar tempat tinggal saja, kita

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan yaitu, wajan, kompor, pisau, pengaduk, gilingan daging dan siler.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan yaitu, wajan, kompor, pisau, pengaduk, gilingan daging dan siler. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Stik Ubi Jalar Hasil produksi yang di UKM Teratai dalam pembuatan stik ubi jalar perbulannya berkisar 4 kali produksi selama satu bulan. Pembuatan stik ubi jalar

Lebih terperinci

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari sellulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal dari pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media

Lebih terperinci

MISS GEPENG (MIE SUKUN SEHAT GEPENG): INOVASI PRODUK MIE BERBAHAN BAKU SUKUN SEBAGAI PENGGANTI GANDUM UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL

MISS GEPENG (MIE SUKUN SEHAT GEPENG): INOVASI PRODUK MIE BERBAHAN BAKU SUKUN SEBAGAI PENGGANTI GANDUM UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL MISS GEPENG (MIE SUKUN SEHAT GEPENG): INOVASI PRODUK MIE BERBAHAN BAKU SUKUN SEBAGAI PENGGANTI GANDUM UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Rohmatul Ummah Tsani 1, Fitri Sari 2, Widya Ayu Pradani

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Seri 2 Seri 3 Seri 4 Seri 5 Seri 6 Seri 7 Sikap Wirausaha Pandai Mencari Peluang Usaha Terampil Membuat Produk Usaha Terampil Menghitung Biaya

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. gambaran mengenai identitas responden yang telah melakukan pengambilan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. gambaran mengenai identitas responden yang telah melakukan pengambilan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Konsumen Profil konsumen dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden yang telah melakukan pengambilan keputusan pembelian tiwul

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sekilas Mengenai Industri Jamu di Indonesia Jumlah perusahaan jamu yang bergabung dalam industri jamu sampai sekarang ini sebanyak 587 GP Jamu. Sedangkan jumlah pengrajin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebenarnya (True Experiment Research). Menurut (Wiyono dan Burhanuddin,

BAB III METODE PENELITIAN. sebenarnya (True Experiment Research). Menurut (Wiyono dan Burhanuddin, 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen sebenarnya (True Experiment Research). Menurut (Wiyono dan Burhanuddin, 2008) eksperimen

Lebih terperinci

Leaf Coffee (Kopi Daun) for Students in Jambi - Indonesia. Oleh : Kemas Muhammad Erwansyah, S.TP

Leaf Coffee (Kopi Daun) for Students in Jambi - Indonesia. Oleh : Kemas Muhammad Erwansyah, S.TP Leaf Coffee (Kopi Daun) for Students in Jambi - Indonesia Oleh : Kemas Muhammad Erwansyah, S.TP Siswa-siswi dari SPMA (Sekolah Pertanian Menengah Atas) maupun SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Negeri dalam

Lebih terperinci

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai? Bab 5 Aspek Teknis No 1. 5.1. Perencanaan Produk Berdasarkan data kuisioner yang terdapat pada bab 4, maka untuk menentukan perencanaan produk didapat data dari hasil penyebaran kuisioner sebagai berikut:

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS OMSET RATUSAN JUTA OPAK KUCAI PEDAS MANIS DWI PRI HASTINA D3 TI-2A

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS OMSET RATUSAN JUTA OPAK KUCAI PEDAS MANIS DWI PRI HASTINA D3 TI-2A KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS OMSET RATUSAN JUTA OPAK KUCAI PEDAS MANIS DWI PRI HASTINA 10.01.2723 D3 TI-2A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 ABSTRAK Jangan sepelekan ketela pohon. Ditangan Muqodam ketela

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan

Lebih terperinci

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA ARTIKEL ILMIAH Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA Oleh Yuni Retnaningtyas, M.Si., Apt. 0009067806 Ema Desia Prajitiasari SE. MM. 0021127901 UNIVERSITAS JEMBER November

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Jalan Pemuda I, Rawamangun-Jakarta Timur

BAB I PENDAHULUAN. : Jalan Pemuda I, Rawamangun-Jakarta Timur 1 BAB I PENDAHULUAN Nama Perusahaan Bidang Usaha Jenis Produk Alamat Perusahaan Nomor Telepon : Corp. : Produk Makanan : Nugget Tahu : Jalan Pemuda I, Rawamangun-Jakarta Timur : 083895161xxx A. Identifikasi

Lebih terperinci

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan Labuhbaru Barat Pekanbaru 1. Latar Belakang Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih Usaha

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: Qorina Andriyani 13030234013 / 2013 Dewi Firdausi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan produksi. Aktivitas produksi melibatkan banyak aspek dalam perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan produksi. Aktivitas produksi melibatkan banyak aspek dalam perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Isu Konseptual Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dituntut untuk selalu menjaga kestabilan produksi. Aktivitas produksi melibatkan banyak aspek dalam

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PELUANG USAHA SECIWA (SELAI CERI JAWA) SEBAGAI INOVASI OLAHAN PRODUK SELAI KERSEN YANG KAYA VITAMIN C

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PELUANG USAHA SECIWA (SELAI CERI JAWA) SEBAGAI INOVASI OLAHAN PRODUK SELAI KERSEN YANG KAYA VITAMIN C PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PELUANG USAHA SECIWA (SELAI CERI JAWA) SEBAGAI INOVASI OLAHAN PRODUK SELAI KERSEN YANG KAYA VITAMIN C BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan Oleh : 1. Kholifatun

Lebih terperinci

PELUANG USAHA JAMUR KRIUK

PELUANG USAHA JAMUR KRIUK PELUANG USAHA JAMUR KRIUK Di susun oleh : Nama : Yurdiansyah M Agun Nim : 11.11.5691 Kelas : 11-S1-TI-15 Blog : melodyautomotif@blogspot.com ABSTRAK Peluang bisnis kali ini yang saya buat tentang peluang

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA

BAB II IDENTIFIKASI DATA BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Produk 1. Profil Cendol keju Bianconery Food Bianconery Food, di Tasikmadu Karanganyar merupakan salah satu produsen makanan ringan yang didirikan oleh Ahmed Jimain (31

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produk pangan berkembang pesat dengan munculnya kreasi-kreasi baru.

I. PENDAHULUAN. Produk pangan berkembang pesat dengan munculnya kreasi-kreasi baru. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produk pangan berkembang pesat dengan munculnya kreasi-kreasi baru. Perkembangan zaman kian pesat era globalisasi mengubah pandangan masyarakat tentang suatu produk pangan.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM INDUSTRI RUMAHAN PRODUK PAK FAIZIN

BAB III GAMBARAN UMUM INDUSTRI RUMAHAN PRODUK PAK FAIZIN BAB III GAMBARAN UMUM INDUSTRI RUMAHAN PRODUK PAK FAIZIN A. Sejarah Perusahaan Industri rumahan tahu ini merupakan salah satu industri rumahan yang ada dikabupaten Pekalongan atau lebih tepatnya di desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Program KERIPIK PISANG ANEKA RASA BERBASIS PEMASARAN KOPERASI SISWA SEKOLAH SEBAGAI BENTUK KERJA SAMA MUTUALISME.

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Program KERIPIK PISANG ANEKA RASA BERBASIS PEMASARAN KOPERASI SISWA SEKOLAH SEBAGAI BENTUK KERJA SAMA MUTUALISME. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Judul Program KERIPIK PISANG ANEKA RASA BERBASIS PEMASARAN KOPERASI SISWA SEKOLAH SEBAGAI BENTUK KERJA SAMA MUTUALISME. B. Latar Belakang Potensi produksi buah pisang di Indonesia

Lebih terperinci

Pengabdian Masyarakat

Pengabdian Masyarakat Pengabdian Masyarakat Pembuatan Logo (Brand) dan Pengurusan Peijinan Industri Rumah Tangga (PIRT) Pada UMKM Kecap Lokasi : Balecatur Asli, Temuwuh, Balecatur, Gamping, Sleman DISUSUN OLEH : ISKANDAR BUKHORI

Lebih terperinci

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN 1. Serealia ) Pengolahan jagung : a. Pembuatan tepung jagung (tradisional) Bahan/alat : - Jagung pipilan - Alat penggiling - Ember penampung

Lebih terperinci

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum. NATA DE SOYA 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media cair

Lebih terperinci

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG Menjadi salah satu tanaman pangan dunia, jagung yang memiliki nama biologi Zea Mays ini sekarang tak hanya dijadikan sebagai sumber karbohidrat bagi sebagian

Lebih terperinci

Untung Besar Modal Kecil. dari Bisnis. Jajanan Tradisional

Untung Besar Modal Kecil. dari Bisnis. Jajanan Tradisional Untung Besar Modal Kecil dari Bisnis Jajanan Tradisional Nama : Triana Dewi Arumsari Nim : 11.02.8138 Kelas : D3-MI-04 Jurusan : Manajemen Informatika Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis SEKOLAH TINGGI TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecenderungan masyarakat global untuk back to nature memberi dampak meningkatnya kebutuhan produk- produk yang berbahan dasar alami. Salah satunya adalah jamu. Jamu

Lebih terperinci

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan Pelatihan Kewirausahaan untuk Pemula olahan dengan memperhatikan nilai gizi dan memperpanjang umur simpan atau keawetan produk. Untuk meningkatkan keawetan produk dapat dilakukan dengan cara : (1) Alami

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kadar air, total mikroba dan kesukaan telur

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kadar air, total mikroba dan kesukaan telur 14 BB III MTERI DN METODE Penelitian dengan judul kadar air, total mikroba dan kesukaan telur homogen dengan penambahan kunyit, gula aren, dan garam selama penyimpanan 6 hari dilaksanakan pada tanggal

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M) NASKAH PUBLIKASI PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M) PEMBERDAYAAN KELOMPOK AISYIYAH DALAM PENGELOLAAN SALAK PONDOH DI KECAMATAN TURI, SLEMAN, DIY Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun Oleh : Ir. Agus Nugroho

Lebih terperinci

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung memiliki nutrisi yang lebih komplek dibandingkan dengan beras. Jagung sangat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS Bisnis Makanan Tradisional Semakin Diburu Pasar Zakki Mubaraq 10.11.3992 SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2010/2011 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan pada BAB sebelumnya mengenai inovasi produk puding cincau dengan tambahan vla bir pletok, menghasilkan

Lebih terperinci

MENU MAKAN PAGI. Talas dan ubi yang sudah digiling halus. Di aduk kemudian ditambahkan santan dan garam

MENU MAKAN PAGI. Talas dan ubi yang sudah digiling halus. Di aduk kemudian ditambahkan santan dan garam MENU MAKAN PAGI KETUPAT JALA TALAS KETUPAT JALA TALAS Bahan 225 gr Talas 100 gr Talas 100 gr Ubi 50 gr Ubi 200 gr Santan 60 gr Santan 5 gr Garam 5 gr Garam 3 gr Gula KETUPAT Talas dan ubi yang sudah digiling

Lebih terperinci

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

BAB 2. Data dan Analisa. Proyek desain yang akan dibuat adalah merancang kembali identitas. Sumber data yang diperoleh adalah berdasarkan :

BAB 2. Data dan Analisa. Proyek desain yang akan dibuat adalah merancang kembali identitas. Sumber data yang diperoleh adalah berdasarkan : 3 BAB 2 Data dan Analisa 2.1 Data Proyek Proyek desain yang akan dibuat adalah merancang kembali identitas visual Toko Kue Ny. Ali. Sumber data yang diperoleh adalah berdasarkan : 1. Data Literatur Pencarian

Lebih terperinci

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g. SOSIS IKAN Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan sebagai makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi bumbubumbu, dimasukkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melakukan beberapa pengamatan dan pengujian maka peneliti menghasilkan satu produk baru dengan melakukan inovasi terhadap jajanan pasar Indonesia yaitu lemper,

Lebih terperinci

BBP4BKP. Pengolahan Pindang Ikan Air Tawar. Unit Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

BBP4BKP. Pengolahan Pindang Ikan Air Tawar. Unit Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan BBP4BKP Pengolahan Pindang Ikan Air Tawar Kontak Person Dra Theresia Dwi Suryaningrum, MS theresiadwi@yahoo.com Syamdidi SPi, MAppSc didibangka@yahoo.com Unit Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

DIVERSIFIKASI OLAHAN BUAH SIRSAK BAGI KELOMPOK PEREMPUAN DI DESA BALE ABSTRAK

DIVERSIFIKASI OLAHAN BUAH SIRSAK BAGI KELOMPOK PEREMPUAN DI DESA BALE ABSTRAK 14 DIVERSIFIKASI OLAHAN BUAH SIRSAK BAGI KELOMPOK PEREMPUAN DI DESA BALE Sayani 1, Sitti Sabariyah 1, Baharuddin 1 1 Fakultas PertanianUniversitas Alkhairaat Palu ABSTRAK Buah sirsak selain dikonsumsi

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS AYAM GORENG PRESTO. Tugas Kuliah Lingkungan Bisnis

PELUANG BISNIS AYAM GORENG PRESTO. Tugas Kuliah Lingkungan Bisnis PELUANG BISNIS AYAM GORENG PRESTO Tugas Kuliah Lingkungan Bisnis disusun oleh I. Martiandos MH 11.02.7960 JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN PUREE MANGGA Oleh: Masnun, BPP Jambi BAB. I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN PUREE MANGGA Oleh: Masnun, BPP Jambi BAB. I. PENDAHULUAN TEKNOLOGI PEMBUATAN PUREE MANGGA Oleh: Masnun, BPP Jambi BAB. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mangga merupakan komoditas buah yang mudah rusak. Kerusakan buah mangga dapat disebabkan karena ketidak hati-hatian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 35 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode dasar analisis deskriptif analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat menciptakan peluang usaha yang besar. Soto Pak Sipit mulai ramai pengunjung.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat menciptakan peluang usaha yang besar. Soto Pak Sipit mulai ramai pengunjung. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Usaha Soto Pak Sipit pertama kali didirikan tahun 2001 oleh Pak Sipit sendiri. Tempat usahanya terletak di jalan Kartini Raya. Hingga saat ini usahanya masih

Lebih terperinci

sehari-hari. Daging buah asam jawa sangat populer dalam aneka bahan masakan

sehari-hari. Daging buah asam jawa sangat populer dalam aneka bahan masakan 1 A. Judul Pemanfaatan Tepung Biji Asam Sebagai Bahan Baku Alternatif Pembuatan Bolu Asam B. Latar Belakang Tanaman asam jawa (Tamarindus indica L.) merupakan tanaman yang berasal dari daerah savana yang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONDISI PERUSAHAAN a. Proses Produksi Proses produksi merupakan rangkaian operasi yang dilalui bahan baku baik secara fisik maupun kimia untuk meningkatkan nilai tambah dan nilai

Lebih terperinci

Berbagi Kehangatan Masakan Kambing Bango

Berbagi Kehangatan Masakan Kambing Bango Berbagi Kehangatan Masakan Kambing Bango Jelang Perayaan Idul Adha Daging Kambing Daging g kambing cukup menjadi favorit dan disukai oleh para penggemar kuliner Beberapa kendala yang ada berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III REKAYASA PENURUNAN GENERASI PDA KE GENERASI BIBIT INDUK F1 3.1. Pembuatan Bibit Induk F1 Bibit induk F1 adalah hasil turunan generasi dari bibit PDA. Media yang digunakan bisa dari serbuk gergajian,

Lebih terperinci

BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL A. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah di Desa Penanggulan Desa Penanggulan termasuk wilayah yang memiliki

Lebih terperinci

Hidup sehat dimulai dari kebiasaan sehari-hari. Nenek moyang kita. Bugar Berkat Secangkir Herbal. 1 Obat Tradisional

Hidup sehat dimulai dari kebiasaan sehari-hari. Nenek moyang kita. Bugar Berkat Secangkir Herbal. 1 Obat Tradisional 1 Obat Tradisional Bugar Berkat Secangkir Herbal Hidup sehat dimulai dari kebiasaan sehari-hari. Nenek moyang kita mengajarkan pola hidup sehat antara lain lewat minuman tradisional yang diolah dari aneka

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA Manisan adalah salah satu bentuk makanan olahan yang banyak disukai oleh masyarakat. Rasanya yang manis bercampur dengan rasa khas buah sangat cocok untuk dinikmati diberbagai kesempatan.

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN KOPI BUBUK CAP TIGA SENDOK DI KOTA PADANG

STRATEGI PEMASARAN KOPI BUBUK CAP TIGA SENDOK DI KOTA PADANG STRATEGI PEMASARAN KOPI BUBUK CAP TIGA SENDOK DI KOTA PADANG SKRIPSI SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA PERTANIAN OLEH RIFI YANTI 0810221051 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS

Lebih terperinci