28/09/2012 PENDAHULUAN. Bagaimana Cara Memproduksi gaharu yang baik dan mirip dgn gaharu alam?
|
|
- Yanti Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TEKNOLOGI BIOINDUKSI JAMUR PEMBENTUK GAHARU PADA JENIS-JENIS AQUILARIA PENDAHULUAN E. Santoso, M. Turjaman Riau, September 2012 Bagaimana Cara Memproduksi gaharu yang baik dan mirip dgn gaharu alam? GAHARU ALAM GAHARU HASIL BUDIDAYA (BIOINDUKSI) Apa saja yang harus diperhatikan dalam memproduksi gaharu yang berkualitas dan kuantitas dalam satu pohon? DIBATASI KUOTA- CITES (Appendix 2) JUMLAH EKSPOR TIDAK DIBATASI 1
2 GAHARU ALAM 0th 5th 10th 15th 20th 25th 30th 35th 40th 45th 50th GAHARU HASIL BUDIDAYA (BIOINDUKSI) PROSES PEMBENTUKAN GAHARU Menanam pohon gaharu Inokulasi Panen 0th 1th 2th 3th 4th 5th 6th 7th 8th 9th 10th 11th 12th 13th 14th Biological- vs Mechanical- Agents Penampang tangensial gaharu setelah diinokulasi 3 bulan HIFA JAMUR PEMBULUH Jari-jari 2
3 (Mucharomah, 2009) Microscopy study Mikroskopis ADR 9 HIS Isolat Fusarium (C1) Mikroskopis ADR 21 HSI (Mucharomah, 2009) Ajmal Agarwood We can get good quality of Agarwood by our induction technology. This wood upon microscopic examination shows similarity with the wild Agarwood. Small differences can be observed and can be used to differentiate harvested Vs wild Agarwood. However, more work is required in this direction. Anatomy of Harvested Vs Wild Agarwood produce a resin after infection with fungi into the phloem and then spread to hartwood Fig 1 : Good quality Indian Agarwood Fig 2 : Ajmal s harvested Agarwood 3
4 Wound-induced defence responses-development of occlusions in stems of A. sinensis TEKNOLOGI BIOINDUKSI GAHARU 1. Agarwood sample 2.Starch grain layer in decompose layer (1) (0-8mm) 3.hyphae layer in decompose layer(1) (8-16mm) 6. Normal layer (>54mm) 5. Transition layer (20-54mm) 4. Argawood layer (16-20mm) ADA 3 PROSES PEMBENTUKAN GAHARU : (PELUKAAN or WOUNDING) MECHANICAL TOOLS Blade (Cacah/Golok) Hammering of nails ( paku ) kapak/ gergaji CHEMICAL Gula + Oli Jasmonic Acid Soybean Oil Sulfuric Acid (Dangerous) MICROBIOLOGY Torula sp. (Bose, 1934) Epicoccum (Battcharrya, 1952) Aspergillus (Gibson,1977) Fusarium solani (Santoso, 1984) Botrydiplodia (Subansenee, 1985) Penicillium (Tamuli, 2000) Acremonium (Rahayu, 2003) Cladosporium (Burfield,2005) Fusarium xylaroides (Agustini, 2006) INOKULASI : P A K U 1000 paku per pohon Jumlah paku : 20 kg paku Harga paku = Rp /kg 1 Ha = 1000 pohon Biaya paku = Rp Umur pohon = 6-10 tahun Ukuran paku = 5-15 cm 4
5 Inokulasi dgn mekanis paku Aquilaria crassna Gyrinops veerstegii PERUSAHAAN GAHARU BERBASIS R&D Aspergillus niger LAOS 19 5
6 TEKNOLOGI INOKULASI MALAYSIA TEKNOLOGI INOKULASI MALAYSIA Teknologi Inokulasi di Pahang, Malaysia 6
7 TEKNOLOGI INOKULASI THAILAND VIETNAM Peneliti : Prof. Blanchette Jenis jamur : Deuteromycota sp. Ascomycota sp. Basidiomycota sp. Patent :EP A1 Produk : Kit inokulan :USD 70 Hasil gaharu : g/pohon Telah dicoba pada > 1000 pohon PERUSAHAAN GAHARU BERBASIS R & D FORDA No. Surat Ditjen HKI:HKI-3.HI , 31 Agustus
8 Ajmal Research and Development Ajmal R&D Centre has carried out adaptive trials for the following crops: CHIAYI UNIVERSITY (TAIWAN) Abelmoschus moschatus (Ambreet seed) Andrographis paniculata (Kalmegh) Aquilaria malaccensis (Agar) Artemisia annua (Quinghao) Alpinia galangal Acorus calamus (Boch) Bacopa monnieri (Brahmi) Chamomile recutita (German chemomile) Cymbopogon winterienus (Citronella) Cymbopogon flexuosus (Lemon grass) Cymbopogon martini (Palmarosa) Curcuma amada (Amada) Silybum marianum Vetiveria zizanoides (Khus) Homalomena aromatic (Sugandhmantri) Litsea glutinosa (Maidalkari) Mentha arvensis (Japanese mint) Mentha piperita(peppermint) Mentha spicata (Spearmint) Ocimum basilicum (French basil) Oenothera lamarckiana (Evening primrose) Piper longum (Pipali) Piper betle (Pan) Pelargonium graveolens (Geranium) Pogostemon cablin (Patchouli) Rouvolfia serpentine (Sarpagandha) Santalum album (Sandalwood) PERUSAHAAN GAHARU BERBASIS R&D SEGITIGA FAKTOR PEMBENTUKAN GAHARU KEASLIAN FORDA : RISET PERTAMA TTG BIOINDUKSI SEJAK TAHUN Teknologi Generasi I telah diperbaharui dan digantikan dengan Generasi II I II Generasi Pertama : (1984)* Jamur + Serbuk gergaji Generasi Kedua: (2004) Jamur + Nutrisi Cair Lubang bor besar Tutup dgn lilin masuk air pembusukan tidak praktis hasil : 40-60% Lubang bor kecil tidak perlu ditutup tidak masuk air tidak ada pembusukan Efektif & Efisien hasil : 100% *Teknologi generasi I telah ditiru oleh beberapa lembaga riset/universitas yang ada di Indonesia. 8
9 Bagaimana Gaharu Terbentuk? Faktor-faktor yang menentukan: Pohon gaharu Apa jenisnya? Berapa umurnya? Ukuran diameter? Apakah pohonnya sehat? INANG Faktor Biologi Lingkungan Apa jenisnya? Berapa umurnya? Ukuran diameter? Apakah pohonnya sehat? Apa jenisnya? Tingkat serangannya? Jumlah spora/hifa? Apakah jamurnya hidup? Tipe inokulumnya? Bagaimana cara menyuntiknya? Tingkat kelembaban? Apa kena hama/penyakit? Kesuburan tanah? Perlakuan prunning? Keamanan? JAMUR PATOGEN LINGKUNGAN Apa jenisnya? Tingkat serangannya? Jumlah spora/hifa? Apakah jamurnya hidup? Tipe inokulumnya? Bagaimana cara menyuntiknya? Tingkat kelembaban? Apa kena hama/penyakit? Kesuburan tanah? Perlakuan prunning? Keamanan? 9
10 Fungal pathogen of gaharu-forming 28/09/2012 Table. Molecular identification of 36 strains of gaharu induction fungi collected from 17 provinces in Indonesia There are 70 fungal pathogens of agarwood-forming 10
11 ISOLASI & PEMURNIAN JAMUR PATOGEN PEMBENTUK GAHARU PEMANENAN GAHARU 11
12 3 months 9 months 12 months Aquilaria malaccensis ( 9 months ) 2 years Gyrinops versteegii (9 months ) 3 years 2 years 3 years Aquilaria gaharu product s Gyrinops gaharu product s 12
13 PANEN DI SANGGAU Sanggau, KalBar Sanggau, KalBar Sanggau, KalBar 13
14 HATI BATANG : BUSUK Sanggau, KalBar PANEN GAHARU 15 BULAN SETELAH INOKULASI PANEN DI KANDANGAN-BARABAI BERAT BASAH POHON : 45 KG HASIL PANEN GAHARU : 2,5 KG 14
15 FORMASI GAHARU Lubang Penyuntikan Kandangan, KalSel Kandangan, KalSel Kandangan, KalSel 15
16 SATU POHON PENGHASIL GAHARU HASIL INOKULASI BERAT BASAH = 25 KG BERAT KERING= 13 KG SERAH TERIMA HASIL PANEN GAHARU 16
17 >US $ 800 Aquilaria crassna (3 tahun setelah suntik) 17
18 TEKNOLOGI INOKULASI Isolasi dari Alam LUBANG SUNTIK BESAR (> 5mm) INOKULAN PADAT (serbuk gergaji) DITUTUP Perbandingan Teknik Inokulasi LUBANG SUNTIK KECIL (3mm) INOKULAN CAIR DIBIARKAN TERBUKA TEKNIK BIOINDUKSI GAHARU Efektivitas: 40% dari populasi pohon yg diuji Efektivitas: 100% dari populasi pohon yg diuji 18
19 Kondisi yg Meningkatkan Keberhasilan Teknik Bioinduksi Gaharu: Jenis isolat yang digunakan Kondisi kesehatan pohon Lingkungan tempat tumbuh Ukuran diameter batang ( ideal > 30 cm; 15 cm dpt diinokulasi tp hasil panen relatif lebih sedikit) Kedalaman lubang bor: 1/3 diameter batang (terlalu dalam batang busuk) HEART ROT KOMPARASI DENGAN TEKNIK INDUKSI LAINNYA Teknologi Inokulasi Dari Taiwan 1. Mikroba : 12 jenis tidak ada data 2. Teknik inokulasi : sistem infus injeksi 80% dari diameter 3. Pemanenan : 2 tahun setelah inokulasi 4. Ongkos suntik : Rp 4 juta/pohon 5. Hasil produk gaharu : bentuk gaharu pipa tebal 2-3 mm saja. 6. Kualitas : kurang baik. 7. Perusahaan gaharu Taiwan : belum mengadopsi teknologi ini 19
20 Inokulasi dalam lubang yang telah di bor TEKNIK PENYUNTIKAN Bor Suntik cm Genset Dimasukan di blender 5-10 menit Tuiang inokulan pada tempat steril Cair Inokulan 20
21 Keliling batang : 60 cm Diameter batang: 60 cm : 3 = 20 cm Kedalaman bor : 1/3 x 20 cm = 6 cm Jumlah inokulan : 1 ml PENENTU KEBERHASILAN INOKULASI ALAT BOR BERUKURAN 3mm : JARI-JARI SEPEDA MOTOR -Murah Pohon penghasil gaharu Pohon harus sehat Diameter > 15 cm berbunga/berbuah Jamur yg direkomendasi Jamur yang masih hidup Penyuntikan : tidak hujan -Tidak Mudah Patah - Lubang inokulasi tidak busuk Mata bor : 3 mm Arah : Tegak lurus Lubang tidak perlu ditutup lilin Semua bagian Pohon dapat disuntik Akar atau Ranting Alat injeksi otomatis untuk memasukan Inokulan gaharu di batang pohon TEKNOLOGI INOKULASI TAIWAN 21
22 TEKNOLOGI INOKULASI TAIWAN INOKULAN BERBAHAN KIMIA BANYAK BEREDAR PRODUK GAHARU PIPA TEBAL 2-3 MM- TENGAH BATANG BERLUBANG INOKULAN? Contoh? Hitam? Wangi? Busuk? Demplot Ujicoba: PLOT UTAMA: Sanggau (Pak Nuh) Kandangan-Barabai (Pak M. Yani) KHDTK Carita (PusKonSer) terserang hama PLOT PENDUKUNG: Kab. Tabanan Bali Kab. Ngada Flores Kab Kotabaru Kalsel P. Lingga Kepri Sukabumi Tomohon - Sulut Lampung Timur, Lampung Tengah, Lampung Utara Dll. Bioinduction development plots Lokasi demplot : Bioinduksi Gaharu 22
23 Teknik Bioinduksi gaharu (Soeparno,2011) Perlu 3 L inokulan Bioinduksi pada pohon gaharu di kebun karet Bioinduksi pada pohon gaharu hasil budidaya 23
24 Gyrinops in Lombok PULAU LAUT (KALIMANTAN SELATAN) Fusarium spp. (Padang) Fusarium spp. (Jambi) Fusarium spp. (Gorontalo) 24
25 SUMATERA UTARA Location : KHDTK CARITA, BANTEN By : Suparno Agarwood after one month infection of 4 cm branch diameter by isolated fungi from Natural Agarwood in Borikhamxay Province, Lao PDR. (Lao Super Agarwood Fungus)
26 Agarwood after nine months infection of 10 cm diam. stem diameter stem by Aspergillums Niger, that we use to isolate with the optimum of temperature ðc and ph 4 6. RESIKO USAHA Pemalsuan produk, berupa pengoplosan isi formula. Penanaman massal pohon gaharu, resiko serangan hama-penyakit Perijinan gaharu hasil induksi non-kuota belum jelas. Grading gaharu masih ditentukan oleh trader. Teknologi ini sudah dikomersialkan secara terbatas, Seleksi pengguna, terutama khusus kepada kelompok tani gaharu. Pembelian dilakukan dengan cara pemesanan. 101 RESIKO OPERASIONAL Harus dimengerti bahwa daya agresivitas jamur dapat menurun. Produk jamur ada masa kadaluarsa. Menjaga kemurnian jamur, menghindari kontaminasi. Peruntukan jamur disuatu daerah berbeda untuk daerah lain. Kesalahan operasional aplikasi bioinduksi di lapangan : ukuran mata bor harus sesuai prosedur. obat jamur harus masuk ke dalam lubang bor. biaya pembuatan tangga pemanjat diminimalisir. Perlu kehati-hatian dan ketelitian. Biaya induksi per pohon : Rp Rp / tergantung diameter batang. 26
Teknologi Pemanfaatan Mikroba untuk Rehabilitasi Lahan & Rekayasa Produksi Gaharu
Teknologi Pemanfaatan Mikroba untuk Rehabilitasi Lahan & Rekayasa Produksi Gaharu Forest Microbiology Research Group of The R&D Centre For Conservation & Rehabilitation of FORDA Ministry of Forestry Orientasi:
Lebih terperinciTEKNOLOGI INOKULASI GAHARU
TEKNOLOGI INOKULASI GAHARU Erdy Santoso dan Maman Turjaman Gelar Iptek Hasil Litbang Kehutanan Mendukung KPH, IPB Covention Center, Senin-12 Mei 2014 POHON PENGHASIL GAHARU ALAM A.malaccensis A. crassna
Lebih terperinciTEKNIK INOKULASI POHON PENGHASIL GAHARU & PERKEMBANGAN INDUSTRINYA
TEKNIK INOKULASI POHON PENGHASIL GAHARU & PERKEMBANGAN INDUSTRINYA Erdy Santoso dan Maman Turjaman Centre for Conservation and Rehabilitation (CENCOR) Forestry Research & Development Agency (FORDA) Ministry
Lebih terperinciCONTENTS TREE OF GOD 30/05/2012 GAHARU ALAM. Teknik bioinduksi pembentukan gaharu via jamur Fusarium solani
CONTENTS Teknik bioinduksi pembentukan gaharu via jamur Fusarium solani Introduction Fungal collections & identification Microscopies study Application of bioinduction The Results Summary E. Santoso, M.Turjaman,
Lebih terperinciPENGGUNAAN PAKU BERPORI DALAM INOKULASI POHON GAHARU. (Inovasi Baru Dalam Teknologi Rekayasa Pembentukan Gubal Gaharu Yang Berkualitas)
PENGGUNAAN PAKU BERPORI DALAM INOKULASI POHON GAHARU (Inovasi Baru Dalam Teknologi Rekayasa Pembentukan Gubal Gaharu Yang Berkualitas) SENTOT ADI SASMUKO BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MATARAM Gaharu (agarwood)
Lebih terperinciPENANGGULANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PENGHASIL GAHARU
PENANGGULANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PENGHASIL GAHARU oleh : Erdy Santoso, Ragil S.B. Irianto, Irnayuli R. Sitepu, Maman Turjaman KELOMPOK PENELITI MIKROBIOLOGI HUTAN, P3KR-BOGOR BADAN PENELITIAN DAN
Lebih terperinciREISOLASI DAN IDENTIFIKASI FUNGI PADA TANAMAN GAHARU (Aquilaria malaccencis Lamk.) YANG TALAH DIINOKULASI SKRIPSI
REISOLASI DAN IDENTIFIKASI FUNGI PADA TANAMAN GAHARU (Aquilaria malaccencis Lamk.) YANG TALAH DIINOKULASI SKRIPSI Oleh : LISDAYANI 081202058 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciSELAMAT DATANG DI KAMPUS GUNUNG BATU
SELAMAT DATANG DI KAMPUS GUNUNG BATU FORESTRY RESEARCH AND DEVELOPMENT AGENCY (FORDA), MINISTRY OF FORESTRY, REPUBLIC OF INDONESIA BOGOR, 4 MARET 2014 TEKNOLOGI PRODUKSI GAHARU BUATAN BADAN LITBANG KEHUTANAN
Lebih terperinciBP2LHK Manabo Kampus Kreatif Sahabat Rakyat
BP2LHK Manabo Kampus Kreatif Sahabat Rakyat GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN TEKNIK INOKULASI GAHARU oleh : Jafred E. Halawane Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manado Jl. Adipura Kelurahan Kima
Lebih terperinciBUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU
BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU ketiak daun. Bunga berbentuk lancip, panjangnya sampai 5 mm, berwarna hijau kekuningan atau putih, berbau harum. Buah berbentuk bulat telur atau agak lonjong, panjangnya
Lebih terperinciReisolasi dan Identifikasi Fungi pada Batang Gaharu (Aquilaria malaccencis Lamk.) Hasil Inokulasi.
Reisolasi dan Identifikasi Fungi pada Batang Gaharu (Aquilaria malaccencis Lamk.) Hasil Inokulasi. Isolation and Identifying of Fungi from The Stem of Agarwood (Aquilaria malaccencis Lamk.) was had been
Lebih terperinciTEKNOLOGI INOKULASI & PERKEMBANGANNYA UNTUK MENGHASILKAN GUBAL GAHARU BERKUALITAS TINGGI
TEKNOLOGI INOKULASI & PERKEMBANGANNYA UNTUK MENGHASILKAN GUBAL GAHARU BERKUALITAS TINGGI Maman Turjaman and Erdy Santoso PUSAT LITBANG KONSERVASI & REHABILITASI Apa itu gaharu? Sejenis gumpalan berwarna
Lebih terperinciRibuan mikroba penyebab penyakit disuntikkan
1 GAHARU Suntikan Maut Dibalas Aroma Harum Batang gaharu terinfeksi cendawan Ribuan mikroba penyebab penyakit disuntikkan ke sekujur gaharu. Pohon itu membalas dengan harum gubal sebelum meregang nyawa.
Lebih terperinci8 penghasil gaharu yang terkena infeksi penyakit hingga ke bagian tengah batang (Siran dan Turjaman 2010). Namun sering indikator ini tidak tepat dala
7 2 IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI AQUILARIA MICROCARPA YANG BERINTERAKSI DENGAN FUSARIUM SOLANI 2.1 Pendahuluan Tanaman A. microcarpa Bail memiliki batang tegak dan dapat mencapai ketinggian 40 m, diameter
Lebih terperinciEKONOMI GAHARU. Oleh : Firmansyah, Penyuluh Kehutanan. Budidaya pohon gaharu saat ini tak terlalu banyak dikenal masyarakat.
EKONOMI GAHARU Oleh : Firmansyah, Penyuluh Kehutanan Budidaya pohon gaharu saat ini tak terlalu banyak dikenal masyarakat. Hanya orangorang tertentu saja yang sudah membudidayakannya. Bukan karena tidak
Lebih terperinciITTO CITES (Phase II-CFBTIR) PUSLITBANG HUTAN Bogor, 8 Desember 2015
Hariyatno Dwiprabowo AgustinusTampubolon ITTO CITES (Phase II-CFBTIR) PUSLITBANG HUTAN Bogor, 8 Desember 2015 Gaharu (Agarwood incense) telah dikenal sejak dahulu kala oleh empat peradaban kuno yakni India,
Lebih terperinciPRATEK PERDAGANGAN GAHARU DI INDONESIA. Oleh : Sulistyo A. Siran Maman Turjaman. Bogor, 8 Desember 2015 DAFTAR ISI
PRATEK PERDAGANGAN GAHARU DI INDONESIA Oleh : Sulistyo A. Siran Maman Turjaman Bogor, 8 Desember 2015 DAFTAR ISI A. PENDAHULUAN B. ASPEK PERDAGANGAN GAHARU 1. SPESIFIKASI PRODUK 2. PRODUSEN GAHARU 3. KONSUMEN
Lebih terperinciUji Infektivitas Fusarium sp. pada Tiga Kelas Umur dan Letak Titik Infeksi pada Tanaman Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.)
Uji Infektivitas Fusarium sp. pada Tiga Kelas Umur dan Letak Titik Infeksi pada Tanaman Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) Skripsi Oleh : Budi El Rodo Simanjuntak 031202026/Budidaya Hutan Departemen
Lebih terperinciTEKNIK BUDIDAYA GAHARU SERTA PERAN NYATA PENYULUH KEHUTANAN DALAM BUDIDAYA GAHARU
TEKNIK BUDIDAYA GAHARU SERTA PERAN NYATA PENYULUH KEHUTANAN DALAM BUDIDAYA GAHARU Oleh : Firmansyah, S.Hut, M.Si Penyuluh Kehutanan Ahli Pusat Penyuluhan BP2SDM Berdasarkan sifat fisiologis jenis-jenis
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) Taksonomi tanaman gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) Taksonomi tanaman gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) adalah : Kingdom Divisio Sub Divisio Class Sub Class Ordo Family Genus Species
Lebih terperinciProspek Gaharu Budidaya & Regulasi yang dibutuhkan. Deden Djaenudin Puspijak 2012
Prospek Gaharu Budidaya & Regulasi yang dibutuhkan Deden Djaenudin Puspijak 2012 Outline Perkembangan gaharu Ketersediaan alam Budidaya Kelayakan ekonomi profitability Daya saing: domestik dan internasional
Lebih terperinciJAMUR PEMBENTUK GAHARU SEBAGAI PENJAGA KELANGSUNGAN HIDUP TANAMAN GAHARU (Aquilaria sp)
J. Tek. Ling Vol.11.2 Hal. 167-173 Jakarta, Mei 2010 ISSN 1441-318X JAMUR PEMBENTUK GAHARU SEBAGAI PENJAGA KELANGSUNGAN HIDUP TANAMAN GAHARU (Aquilaria sp) Yohanes Bernard Subowo Peneliti di Bidang Mikrobiologi,
Lebih terperinciPengembangan HHBK Jenis Gaharu (Aquilaria malaccensis ) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
BAB II Pengembangan HHBK Jenis Gaharu (Aquilaria malaccensis ) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Oleh: Ir. Sukandar, M.Si / Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Bangka Belitung. G aharu adalah produk Hasil
Lebih terperinciISOLASI DAN IDENTIFIKASI FUNGI ENDOFIT PADA JARINGAN MUDA TANAMAN GAHARU (Aquilaria malaccencis Lamk.) SKRIPSI
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI FUNGI ENDOFIT PADA JARINGAN MUDA TANAMAN GAHARU (Aquilaria malaccencis Lamk.) SKRIPSI Oleh : RETNO RATIH WAHYUNINGTIAS 081202040 BUDIDAYA HUTAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
10 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2011 sampai Oktober 2012. Sampel gubal dan daun gaharu diambil di Desa Pulo Aro, Kecamatan Tabir Ulu, Kabupaten
Lebih terperinciGAHARU DAN CARA PENYUNTIKAN GUBAL GAHARU PADA POHON GAHARU OLEH SYUKUR, SP, MP
GAHARU DAN CARA PENYUNTIKAN GUBAL GAHARU PADA POHON GAHARU OLEH SYUKUR, SP, MP widyaisara MUDA BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2015 I. TANAMAN GAHARU A. PENGERTIAN GAHARU : Gaharu merupakan substansi aromatic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atsiri yang dikenal dengan nama Patchouli oil. Minyak ini banyak dimanfaatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan tanaman penghasil minyak atsiri yang dikenal dengan nama Patchouli oil. Minyak ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan
Lebih terperinciCARA APLIKASI Trichoderma spp. UNTUK MENEKAN INFEKSI BUSUK PANGKAL BATANG (Athelia rolfsii (Curzi)) PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI DI RUMAH KASSA
CARA APLIKASI Trichoderma spp. UNTUK MENEKAN INFEKSI BUSUK PANGKAL BATANG (Athelia rolfsii (Curzi)) PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI DI RUMAH KASSA SKRIPSI OLEH: RAFIKA HUSNA 110301021/AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM
Lebih terperinciPENGUJIAN MODEL INOKULASI FUSARIUM SP. PADA POHON GAHARU (AQUILARIA MICROCARPA)*
PENGUJIAN MODEL INOKULASI FUSARIUM SP. PADA POHON GAHARU (AQUILARIA MICROCARPA)* Ni matuljannah Akhsan 1, Maman Sutisna 2 dan Djumali Mardji 3 1 Fakultas Pertanian Unmul, Samarinda. 2 Laboratorium Silvikultur
Lebih terperinciAgro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat
Agro inovasi Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat 2 AgroinovasI PENANAMAN LADA DI LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH Lahan bekas tambang timah berupa hamparan pasir kwarsa, yang luasnya terus bertambah,
Lebih terperinciFormulasi Inokulan Jamur Pembentuk Gubal Gaharu pada Tanaman Ketimunan (Gyrinops versteegii) 1
AGROTROP, 2(2): 139-144 (2012) ISSN: 2088-155X C Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar Bali - Indonesia Formulasi Inokulan Jamur Pembentuk Gubal Gaharu pada Tanaman Ketimunan (Gyrinops versteegii)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaharu telah digunakan lebih dari 2000 tahun yang lalu secara luas oleh orang dari berbagai agama, keyakinan dan kebudayaan terutama di Negara-negara Timur Tengah, Asia
Lebih terperinciUPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda
UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG Oleh : Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda A. PENDAHULUAN Tanaman nilam merupakan kelompok tanaman penghasil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting di antara rempah-rempah lainnya (king of spices), baik ditinjau dari segi
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Lada (Piper nigrum L.) merupakan salah satu jenis rempah yang paling penting di antara rempah-rempah lainnya (king of spices), baik ditinjau dari segi perannya dalam menyumbangkan
Lebih terperinciUJI INOKULASI Fusarium sp UNTUK PRODUKSI GAHARU PADA BUDIDAYA A. Beccariana
UJI INOKULASI Fusarium sp UNTUK PRODUKSI GAHARU PADA BUDIDAYA A. Beccariana Dudi Iskandar, Ahmad Suhendra Pusat Teknologi Produksi Pertanian, BPPT Gedung II BPPT, Lt. 17, Jl.MH. Thamrin 8, Jakarta Pusat
Lebih terperinci20% dari basket IHK, sementara untuk bahan pangan (raw food) total sekitar 23% dari basket IHK.
Working Paper 1 1 Jan-08 Mar-08 May-08 Jul-08 Sep-08 Nov-08 Jan-09 Mar-09 May-09 Jul-09 Sep-09 Nov-09 Jan-10 Mar-10 May-10 Jul-10 Sep-10 Nov-10 Jan-11 Mar-11 May-11 Jul-11 Sep-11 Nov-11 Jan-12 Mar-12 May-12
Lebih terperinciBUDIDAYA KELAPA SAWIT
KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena
Lebih terperinciBAB III REKAYASA PENURUNAN GENERASI PDA KE GENERASI BIBIT INDUK F1 3.1. Pembuatan Bibit Induk F1 Bibit induk F1 adalah hasil turunan generasi dari bibit PDA. Media yang digunakan bisa dari serbuk gergajian,
Lebih terperinci13/05/2014. SRI SUHARTI PUSKonseR
SRI SUHARTI PUSKonseR 1 - IND MERUP PRODUSEN GAHARU TERBESAR DI DUNIA - MANFAAT GAHARU MAKIN BERAGAM - PERMINTAAN GAHARU TERUS HARGA GAHARU - TINGGINYA PERMINTAAN GAHARU BELUM DAPAT DIPENUHI KARENA KEKURANGAN
Lebih terperinci1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilam (Pogostemon sp.) merupakan salah satu tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri (essential oil). Di dalam dunia perdagangan Intemasional minyak nilam sering
Lebih terperinciINOKULASI FUSARIUM sp. PADA POHON KARAS (Aquilaria malaccencis Lamk.) TERHADAP PEMBENTUKAN GAHARU
INOKULASI FUSARIUM sp. PADA POHON KARAS (Aquilaria malaccencis Lamk.) TERHADAP PEMBENTUKAN GAHARU Azwin Staf Pengajar Fakultas Kehutanan Universitas Lancang Kuning Jln. Yos Sudarso Km. 8 Rumbai Pekanbaru
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. adalah sejenis resin tapi bukan resin yang dihasilkan oleh pohon gaharu,
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Gaharu Gaharu merupakan hasil dari pohon atau kayu tertentu di hutan. Gaharu adalah sejenis resin tapi bukan resin yang dihasilkan oleh pohon gaharu, melainkan karena adanya
Lebih terperinciAPLIKASI INOKULASI FUSARIUM UNTUK MEMPERCEPAT PROSES PEMBENTUKAN DAN PRODUKSI GUBAL GAHARU DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR
KO-64 0667: Ahmad Suhendra dkk. APLIKASI INOKULASI FUSARIUM UNTUK MEMPERCEPAT PROSES PEMBENTUKAN DAN PRODUKSI GUBAL GAHARU DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR Ahmad Suhendra, Yuda Purwana
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Suka Jaya, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Identifikasi
12 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan sampel buah kopi dilakukan pada perkebunan kopi rakyat di Desa Suka Jaya, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Identifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh jamur patogen Fusarium sp.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh jamur patogen Fusarium sp. merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang tanaman pertanian termasuk tanaman
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik
38 PEMBAHASAN Budidaya Bayam Secara Hidroponik Budidaya bayam secara hidroponik yang dilakukan Kebun Parung dibedakan menjadi dua tahap, yaitu penyemaian dan pembesaran bayam. Sistem hidroponik yang digunakan
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI MEDIA LIMBAH PLTU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT DAN INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM
PENGARUH KOMPOSISI MEDIA LIMBAH PLTU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT DAN INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI) Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di Indonesia, kentang merupakan komoditas yang mendapat prioritas tinggi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, kentang merupakan komoditas yang mendapat prioritas tinggi di bidang penelitian dan pengembangan sayuran. Hal ini disebabkan kandungan kalori dan gizi kentang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. tinggi. Keadaan ini dapat dijadikan modal Indonesia dalam menanggapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati sangat tinggi. Keadaan ini dapat dijadikan modal Indonesia dalam menanggapi persaingan global yang semakin
Lebih terperincirespon Petani terhadap Perkembangan teknologi dan Perubahan Iklim: studi Kasus Subak di Desa Gadungan, tabanan, Bali
JEKT 6 [2] : 28-39 ISSN : 23-8968 respon Petani terhadap Perkembangan teknologi dan Perubahan Iklim: studi Kasus Subak di Desa Gadungan, tabanan, Bali abstrak farmer s responses for technologycal Progress
Lebih terperinciHAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati
HAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati SERANGGA HAMA Di lapang Di gudang Menyerang benih dengan kadar air masih tinggi Mampu menyerang benih berkadar air rendah Serangga hama di penyimpanan dibedakan
Lebih terperinciASPEK LAHAN DAN IKLIM UNTUK PENGEMBANGAN NILAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
ASPEK LAHAN DAN IKLIM UNTUK PENGEMBANGAN NILAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Rosihan Rosman dan Hermanto Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat ABSTRAK Nilam merupakan salah satu komoditi ekspor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara penghasil utama minyak atsiri di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu negara penghasil utama minyak atsiri di dunia. Terdapat kurang lebih 45 jenis tanaman penghasil minyak atsiri tumbuh di Indonesia, namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi Indonesia yang memiliki bagi perekonomian Nasional dalam berbagai bidang. Kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian
Lebih terperinciAgroteknologi Tanaman Rempah dan Obat
Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg
Lebih terperinciHama Patogen Gulma (tumbuhan pengganggu)
KOMPONEN OPT Hama adalah binatang yang merusak tanaman sehingga mengakibatkan kerugian secara ekonomi. Patogen adalah jasad renik (mikroorganisme) yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman Gulma (tumbuhan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Mahkota Dewa 1. Klasifikasi dan Ciri Morfologi Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl., dengan nama sinonim Phaleria papuana. Nama umum dalam
Lebih terperinciTUGAS AKHIR KARYA ILMIAH PELUANG USAHA PERKEBUNAN KARET MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH PELUANG USAHA PERKEBUNAN KARET MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Nama : Wahid Hartomo Nim : 10.11.3761 Kelas : S1 TI C SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM
Lebih terperinciMenanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai
Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Medan dengan ketinggian tempat + 25 meter di atas permukaan laut pada bulan
Lebih terperinciRESPON PEMBERIAN DOSIS PUPUK KCL DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN GAHARU (Aquilaria crassna) DI POLIBAG
Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS Volume 13 No.1, 2017 RESPON PEMBERIAN DOSIS PUPUK KCL DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN GAHARU (Aquilaria crassna) DI POLIBAG Ansoruddin
Lebih terperinciKELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat
Lebih terperinciPEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan
47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan lima kali
Lebih terperinciSKRIPSI OLEH : MUTIA RAHMAH AET-PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SELEKSI INDIVIDU TERPILIH PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine maxl.merrill) GENERASI M 5 BERDASARKAN KARAKTER PRODUKSI TINGGI DAN TOLERAN PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG Athelia rolfsii(curzi) SKRIPSI OLEH : MUTIA
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) mulai Maret 2011 sampai
Lebih terperinciReKaM JeJaK GAHARU INOKULASI. Teknologi BADAN LITBANG KEHUTANAN PUSAT LITBANG KONSERVASI DAN REHABILITASI
EDITOR: Adi Susmianto Maman Turjaman Pujo Setio ReKaM JeJaK GAHARU INOKULASI Teknologi BADAN LITBANG KEHUTANAN FORDA PRESS bekerjasama dengan PUSAT LITBANG KONSERVASI DAN REHABILITASI Rekam Jejak Gaharu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen karena terdapat suatu pengendalian perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian disertai dengan adanya kontrol
Lebih terperinciBudidaya Tumbuhan Obat. Ilmu Bahan Alam Pertemuan 2 Indah Solihah
Budidaya Tumbuhan Obat Ilmu Bahan Alam Pertemuan 2 Indah Solihah Definisi Budidaya tumbuhan obat adalah suatu cara untuk optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yang digunakan sebagai bahan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
21 PENDAHULUAN Latar Belakang Gaharu merupakan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) bernilai ekonomi tinggi, berwarna khas, mengandung aroma resin wangi jika dibakar dan dapat digunakan untuk bahan parfum, dupa,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun
17 III. BAHAN DAN MEODE 3.1 empat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit umbuhan dan ebun Percobaan di dalam kampus di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciBersama ini kami informasikan beberapa produk/teknologi unggulan kami yang layak untuk digunakan.
Produk Kami: Teknologi Bio-Triba, Bio-Fob, & Mitol 20 Ec Bersama ini kami informasikan beberapa produk/teknologi unggulan kami yang layak untuk digunakan. A. Bio TRIBA Teknologi ini adalah hasil penemuan
Lebih terperinciDAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009
ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun PT NTF (Nusantara Tropical Farm) Way
31 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kebun PT NTF (Nusantara Tropical Farm) Way Jepara, Lampung Timur dan Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Bidang Proteksi
Lebih terperinciTeknik Budidaya Tanaman Durian
Teknik Budidaya Tanaman Durian Pengantar Tanaman durian merupakan tanaman yang buahnya sangat diminatai terutama orang indonesia. Tanaman ini awalnya merupakan tanaman liar yang hidup di Malaysia, Sumatera
Lebih terperinciWASPADA PENYAKIT Rhizoctonia!!
WASPADA PENYAKIT Rhizoctonia!! I. Latar Belakang Luas areal kebun kopi di Indonesia sekarang, lebih kurang 1,3 juta ha, sedangkan produksi kopi Indonesia sekarang, lebih kurang 740.000 ton dengan produksi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor mulai bulan Februari
Lebih terperinciPENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan
PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagian besar hutan yang ada di Indonesia adalah hutan hujan tropis, yang tidak saja mengandung kekayaan hayati flora yang beranekaragam, tetapi juga termasuk ekosistem terkaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. allin dan allisin yang bersifat bakterisida (Rukmana, 1994).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan salah satu komoditas unggulan di beberapa daerah di Indonesia, meskipun bukan merupakan kebutuhan pokok tetapi hampir selalu
Lebih terperinciPENYAKIT BIDANG SADAP
PENYAKIT BIDANG SADAP KERING ALUR SADAP (KAS) Penyakit ini merupakan penyakit fisiologis yang relative terselubung, karena secara morfologis tanaman tampak sehat, malah seringkali menampakkan pertumbuhan
Lebih terperincin J enis il h hon t f
t a p e C k i id S Pemilihan Jenis Pohon Hut a n R a k y a t IPTEK Inovatif 4 i H rid BS-08 dan BS-09 Bibit Ulat Sutera ( B ombyx mori L.) Berkualitas Sistem Paku Berpori (SIMPORI) untuk Inokulasi Gaharu
Lebih terperinciBUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN
BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah
Lebih terperinciTabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi
Tabel., dan Padi Per No. Padi.552.078.387.80 370.966 33.549 4,84 4,86 2 Sumatera Utara 3.48.782 3.374.838 826.09 807.302 4,39 4,80 3 Sumatera Barat.875.88.893.598 422.582 423.402 44,37 44,72 4 Riau 454.86
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplorasi dan eksperimen. Penelitian eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kitin dan Bakteri Kitinolitik Kitin adalah polimer kedua terbanyak di alam setelah selulosa. Kitin merupakan komponen penyusun tubuh serangga, udang, kepiting, cumi-cumi, dan
Lebih terperinciPengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati
Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Tanaman jagung disamping sebagai bahan baku industri pakan dan pangan pada daerah tertentu di Indonesia dapat juga sebagai makanan pokok. Karena
Lebih terperinciPENGARUH DIAMETER POHON DAN JARAK LUBANG INOKULASI TERHADAP PEMBENTUKAN GUBAL GAHARU PADA TANAMAN Aquilaria Malaccensis Lamk
PENGARUH DIAMETER POHON DAN JARAK LUBANG INOKULASI TERHADAP PEMBENTUKAN GUBAL GAHARU PADA TANAMAN Aquilaria Malaccensis Lamk The Influence of Tree Diameter and Inoculation Holes Spacing On The Formation
Lebih terperinciPANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG
PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca
Lebih terperinciPERLAKUAN KIMIA DAN FISIK EMPAT JENIS ROTAN SESUDAH PENEBANGAN CHEMICAL AND PHYSICAL TREATMENT OF FOUR RATTAN SPECIES AFTER FELLING
PERLAKUAN KIMIA DAN FISIK EMPAT JENIS ROTAN SESUDAH PENEBANGAN CHEMICAL AND PHYSICAL TREATMENT OF FOUR RATTAN SPECIES AFTER FELLING Prof.Dr.Ir.Djamal Sanusi Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Jl.Perintis
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015.
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di laksanakan di Sumatera Kebun Jamur, Budidaya Jamur, di Jalan, Benteng Hilir, No. 19. Kelurahan, Bandar Khalifah. Deli Serdang. Penelitian
Lebih terperinciHASIL. Tingkat perubahan warna, panjang kedalaman zona perubahan warna serta tingkat wangi dinyatakan dalam nilai rata-rata ± simpangan baku.
4 Tabel 1 Rancangan pemberian MeJA 750 mm secara berulang. Induksi / Pengamatan Perlakuan (hari ke-) Induksi 0 10 25 50 75 M1 * * * * M2 * * * M3 * * M4 * Keterangan : = pemberian * = pengamatan M1= Perlakuan
Lebih terperinciINDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014)
F INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014) Kemampuan Siswa dalam Menyerap Mata Pelajaran, dan dapat sebagai pendekatan melihat kompetensi Pendidik dalam menyampaikan mata pelajaran 1
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Untuk menunjang pembangunan pertanian tidak terlepas dari kemampuan petani dalam menerapkan teknologi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian
BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Hutan Penelitian Carita dan di plot tanaman gaharu Darmaga, Jawa Barat, Bagian Kimia Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca dan Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, mulai bulan Maret sampai Mei
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat
Lebih terperinciSOSIALISASI DAN DEMPLOT BUDIDAYA TANAMAN PENGHASIL GAHARU (Aquilaria malacensis LAMK ) DI KENAGARIAN PAMUATAN KECAMATAN KUPITAN KABUPATEN SIJUNJUNG
1 SOSIALISASI DAN DEMPLOT BUDIDAYA TANAMAN PENGHASIL GAHARU (Aquilaria malacensis LAMK ) DI KENAGARIAN PAMUATAN KECAMATAN KUPITAN KABUPATEN SIJUNJUNG Syahyana Raesi, Benni Satria, Etti Swasti, Irawati,
Lebih terperinciTeknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur
Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Oleh Liferdi Lukman Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang Bandung 40391 E-mail: liferdilukman@yahoo.co.id Sesuai dengan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kacang Tanah Kacang tanah berasal dari Amerika Selatan, namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis. Cina dan India merupakan penghasil
Lebih terperinci