PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI PADA UNIVESITAS NEGERI PADANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI PADA UNIVESITAS NEGERI PADANG"

Transkripsi

1 PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI PADA UNIVESITAS NEGERI PADANG SKRIPSI Oleh : GUSTIAN NPM : PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG 2015

2 PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI PADA UNIVESITAS NEGERI PADANG Abstrak Oleh Gustian / (Febriani, SE. M.Si, Pembimbing I ; H.M Yusuf Syam, SE. M.Si, Pembimbing II) Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif yaitu melakukan pengujian hipotesis penelitian yaitu untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh signifikan antara kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara angket dan studi kepustakaan. Populasi penelitian adalah pegawai pada Universitas Negeri Padang pada akhir Tahun 2013 adalah 158 orang dan jumlah sampel penelitian yang digunakan adalah 113 orang. Analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier sederhana, uji t dan koefisien determinasi. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang karena t hitung 13,484 > t tabel 1,982 dan nilai signifikansi 0,000 < level of significant 0,05. Nilai koefisien determinasi yang dihasilkan adalah 0,621 yang berarti besarnya pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang adalah 62.1% dan sisanya dipengaruhi oleh selain variabel kepemimpinan, misalnya kondisi lingkungan kerja, kompensasi yang memadai, supervisi yang baik, adanya jaminan pekerjaan, status dan tanggungjawab, peraturan yang fleksibel dan lain-lain. Kata Kunci : Kepemimpinan, Fungsi Kepemimpinan dan Motivasi Kerja. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pergerakan roda suatu organisasi sangat ditentukan oleh faktor kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan hal yang dominan dalam suatu organisasi karena kepemimpinan bukan saja melakukan perencanaan ataupun pelaksanaan jalannya organisasi, tetapi juga dapat mengorganisir anggota dalam mencapai tujuan organisasi. Salah satu permasalahan manajemen yang bersifat kritis pada saat ini adalah kepemimpinan karena mampu atau tidak mampunyai 1

3 seseorang pemimpin dapat melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin suatu organisasi dan adanya pemimpin yang kurang dihargai oleh bawahannya. Dalam era globalisasi sekarang ini, keahlian memimpin diperlukan organisasi. Seiring dengan kemajuan zaman dan kompleksitas dunia bisnis dan pemerintahan, kepemimpinan semakin memegang peran yang penting dan berfungsi sebagai motor penggerak bagi organisasi dalam mencapai tujuan. Di sisi lain tenaga kerja merupakan salah satu asset perusahaan yang paling utama, dari itu tenaga kerja perlu dibina secara baik dari seorang pemimpin. Pembinaan yang baik dapat menciptakan tenaga kerja yang mempunyai semangat dan kegairahan dalam melakukan pekerjaan serta mempunyai komitmen dan kegairahan dalam melakukan pekerjaan serta mempunyai komitmen organisasi yang tinggi sehingga motivasi kerja dapat ditingkatkan. Definisi kepemimpinan (leadership) secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Selain itu juga mempengaruhi interprestasi mengenai peristiwaperistiwa pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerjasama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerjasama dari orang-orang di luar kelompok atau organisasi (Rivai, 2008:3). Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan untuk menggerakkan dan mempengaruhi orang. Kepemimpinan sebagai sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela/sukacita (Rivai, 2008:3). Kepemimpinan juga dikatakan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungan dengan pekerjaan para anggota kelompok, yaitu: (Rivai, 2008:3) 1. Kepemimpinan melibatkan orang lain, baik itu bawahan maupun pengikut. 2. Kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara seimbang, karena anggota kelompok bukanlah tanpa daya. 3. Adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara. 2

4 Dalam melakukan kegiatan kepemimpinan ada hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana seorang pemimpin dapat melaksanakan fungi kepemimpinannya. Fungsi-fungsi kepemimpinan tersebut terdiri dari fungsi instruksi, fungsi konsultasi, fungsi partisipasi, fungsi delegasi dan fungsi pengendalian (Rivai, 2008:53). Pada dasarnya perusahaan bukan saja mengharapkan pegawai yang mampu, cakap dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan dan keterampilan pegawai tidak ada artinya bagi perusahaan, jika mereka tidak mau bekerja keras dengan mempergunakan kemampuan, kecakapan dan keterampilan yang dimilikinya. Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu pegawai mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi (Hasibuan, 2013:92). Seseorang melaksanakan kecakapannya karena ada suatu motif. Jika motif itu tidak timbul, belum tentu ia berbuat demikian. Motivasi itu sendiri bukan merupakan sesuatu kekuatan yang netral atau kekuatan yang kebal terhadap pengaruh faktor-faktor lain, misalnya pengalaman masa lampau, taraf inteligensi, kemampuan fisik, situasi lingkungan, cita-cita hidup, dan sebagainya. Dalam suatu motif, umumnya terdapat unsur dorongan dan unsur tujuan. Proses interaksi timbal balik antara kedua unsur itu terjadi di dalam diri manusia, namun dapat dipengaruhi oleh hal-hal di luar diri manusia. Misalnya keadaan cuaca, kondisi lingkungan, dan sebagainya. Oleh karena itu, bisa saja terjadi perubahan motivasi dalam waktu yang relatif singkat jika ternyata motivasi mendapat hambatan atau tidak mungkin terpenuhi (Sobur, 2003:268). Motivasi seorang pekerja untuk bekerja merupakan hal yang rumit karena motivasi itu melibatkan faktor-faktor individual dan faktor-faktor organisasional. Yang tergolong pada faktor yang sifatnya individual adalah kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, sikap, dan kemampuan-kemampuan. Sedangkan yang tergolong pada faktor-faktor yang berasal dari organisasi meliputi pembayaran atau gaji, keamanan pekerjaan, sesama pekerja, pengawasan, pujian, dan pekerjaan itu sendiri (Gomes, 2002:180). 3

5 Universitas Negeri Padang merupakan salah satu universitas yang berada di Kota Padang. Dalam pengelolaan pegawai yang bekerja di Universitas Negeri Padang, Pembantu Rektor II mempunyai peranan yang penting karena membawahi 3 biro yaitu Biro Administrasi Umum dan Keuangan, Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan, dan Biro Administrasi Perencanaan Sistem Informasi. Untuk itu, diperlukan peranan dari Pembantu Rektor II Universitas Negeri Padang untuk mempengaruhi pegawai bekerja dengan motivasi kerja yang tinggi. Pembantu Rektor II sebagai pimpinan dari ketiga biro tersebut, tentunya menginginkan agar para pegawai dari ketiga biro tersebut bekerja dengan motivasi kerja yang tinggi. Untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai, maka berbagai upaya dilakukan Universitas Negeri Padang yaitu dengan cara melakukan absen wajah. Adanya absen wajah ini dapat menghindari terjadinya manipulasi absen dari pegawai. Selain itu, jika pegawai terlambat masuk kerja lebih dari 30 menit maka dilakukan pengurangan tunjangan yang diterima pegawai. Sedangkan untuk pegawai yang terlambat tidak melebihi 30 menit pada pegawai tersebut wajib menambah jam kerjanya sesuai dengan lamanya keterlambatan pegawai tersebut masuk kerja. Kemudian jika pegawai keluar untuk kepentingan pribadi maka setengah jam dari sebelum keluarnya pegawai tersebut untuk kepentingan pribadi, maka pegawai tersebut harus meminta izin dari masing-masing kepala bagiannya. Berdasarkan uraian diatas yang mengemukakan pentingnya pengaruh dari kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai maka penulis tertarik melakukan penelitian di Universitas Negeri Padang. Hasil penelitian ini selanjutnya penulis kemukakan dalam bentuk skripsi yang berjudul Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Pada Universitas Negeri Padang Perumusan Masalah Dari latar belakang penelitian diatas, maka penulis merumuskan permasalahan yang diteliti, yaitu bagaimanakah pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang? 4

6 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian adalah adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang. II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Kepemimpinan Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar dapat diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 2012:121). Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan/kecerdasan mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah untuk mencapai tujuan bersama (Rivai, 2008:59). Indikator kepemimpinan didasarkan kepada fungsi kepemimpinan. Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal. Sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu di dalam situasi sosial suatu kelompok/organisasi. Fungi-fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi, yaitu: (Rivai, 2008:53) 1. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin. 2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/organisasi. Secara operasional dapat dibedakan lima fungsi kepemimpinan. Kelima fungsi kepemimpinan tersebut yaitu: (Rivai, 2008:53) 1. Fungsi instruksi Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah. 5

7 2. Fungsi konsultasi Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusan-keputusan pimpinan akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya sehingga kepemimpinan berlangsung efektif. 3. Fungsi partisipasi Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orangorang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana. 4. Fungsi delegasi Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan aspirasi. 5. Fungsi pengendalian Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama 6

8 secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan Motivasi Kerja Motivasi berasal dari kata latin movere yaitu berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut (Hasibuan, 2010:92). Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan (Hasibuan, 2010:95). Motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan (Samsudin, 2006:281). Motivasi sebagai perilaku yang berorientasi tujuan. Memotivasi ialah mengajak karyawan mengikuti kemauan untuk menyelesaikan tugas. Memotivasi diri ialah menetapkan arah diri sendiri dan mengambil tindakan untuk sampai ke tujuan tersebut. Karyawan merasa termotivasi apabila merasa tindakannya mengarah pada pencapaian tujuan dan imbalan berharga yang akan memuaskan kebutuhan mereka (Sunarto, 2005:13). Selanjutnya pengertian motivasi kerja adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Oleh karena itu motivasi seringkali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang pasti memiliki suatu faktor yang mendorong aktivitas tersebut. Oleh karena itu, faktor pendorong dari seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu pada umumnya adalah kebutuhan serta keinginan orang tersebut (Sutrisno, 2012:109). Motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif atau dapat pula diartikan sebagai hal atau keadaan menjadi motif. Jadi motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan (Sutrisno, 2012:110). 7

9 Motivasi kerja adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan (Rivai dan Sagala, 2009:837). Motivasi adalah sebagai proses yang ikut menentukan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran. Intensitas terkait dengan seberapa keras seseorang berusaha. Ini adalah unsur yang mendapat perhatian paling besar bila berbicara mengenai motivasi. Akan tetapi, intensitas yang tinggi kemungkinan tidak akan menghasilkan kinerja yang diinginkan jika upaya itu tidak disalurkan ke arah yang menguntungkan organisasi. Oleh karena itu harus mempertimbangkan kualitas upaya dan intensitasnya. Upaya yang diarahkan ke sasaran dan konsisten dengan sasaran organisasi adalah hal yang seharusnya diusahakan. Pada akhirnya, motivasi memiliki dimensi berlangsung lama. Ini adalah ukuran berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya. Individuindividu yang termotivasi tetap bertahan dengan pekerjaannya dalam waktu cukup lama untuk mencapai sasaran mereka (Robbins, 2008:213). Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mendorong gairah kerja bawahan agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilan untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Motif seringkali disamakan dengan dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat, sehingga motif tersebut merupakan suatu kekuatan yang menggerakan manusia untuk bertingkah laku dan perbuatan itu mempunyai tujuan tertentu. Motif adalah suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemajuan bekerja seseorang karena setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai (Sutrisno, 2012:110). Kepemimpinan seorang pemimpin diperlukan untuk memotivasi bawahannya. Pentingnya pemberian motivasi dari pimpinan kepada bawahannya dikarenakan (Hasibuan, 2010:93): 1. Karena pimpinan membagi-bagikan pekerjaannya kepada para bawahan untuk dikerjakan dengan baik. 2. Karena ada bawahan yang mampu mengerjakan pekerjaannya, tetapi ia malas atau kurang bergairah mengerjakannya. 8

10 3. Untuk memelihara dan meningkatkan kegairahan kerja bawahan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. 4. Untuk memberikan penghargaan dan kepuasan kerja kepada bawahannya. Para ahli mengemukakan teori-teori motivasi (Sutrisno, 2012:121) sebagai berikut: 1. Teori F.W. Taylor dengan teori motivasi konvensional. Teori motivasi konvensional ini termasuk content theory, karena memfokuskan teorinya pada anggapan bahwa keinginan untuk pemenuhan kebutuhan yang menyebabkan orang mau bekerja keras. Dengan teori ini dapat disebutkan bahwa seseorang akan mau berbuat atau tidak berbuat didorong oleh ada atau tidak adanya imbalan diperoleh yang bersangkutan. 2. Abraham H. Maslow dengan teori hierarkhi. Kebutuhan manusia dapat diklasifikasikan ke dalam lima hierarkhi kebutuhan sebagai berikut: a. Kebutuhan fisiologis (physiological). Kebutuhan untuk mempertahankan hidup ini disebut juga dengan kebutuhan psikologis (physiological needs) yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup dari kematian. Kebutuhan ini merupakan tingkat paling dasar berupa kebutuhan akan makan, minum, perumahan, dan pakaian yang harus dipenuhi oleh seseorang dalam upayanya untuk mempertahankan diri dari kelaparan, kehausan, kedinginan, kepanasan, dan sebagainya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan tersebutlah yang mendorong orang untuk mengerjakan suatu pekerjaan karena dengan bekerja itu ia akan mendapat imbalan (uang, materi) yang akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan tadi. b. Kebutuhan rasa aman (safety). Setelah kebutuhan tingkat dasar terpenuhi, maka seseorang berusaha memenuhi kebutuhannya yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan. Kebutuhan ini akan dirasakan mendesak setelah kebutuhan pertama terpenuhi. 9

11 c. Kebutuhan hubungan sosial (affiliation). Kebutuhan sosial yang sering pula disebut dengan social needs atau affiliation needs, merupakan kebutuhan tingkat ketiga dari Maslow. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk hidup bersama dengan orang lain. Kebutuhan ini hanya dapat terpenuhi bersama masyarakat, karena memang orang inilah yang dapat memenuhinya, bukan diri sendiri. Misalnya: setiap orang normal butuh kasih sayang, dicintai, dihormati, diakui keberadaannya oleh orang lain. Dalam hidupnya ia ingin mempunyai teman, mempunyai kenalan, dan merasa tidak enak bila ia dikucilkan dari pergaulan ramai. Kebutuhan sosial ini meliputi: 1) Kebutuhan untuk disayangi, dicintai, dan diterima oleh orang lain. 2) Kebutuhan untuk dihormati oleh orang lain. 3) Kebutuhan untuk diikutsertakan dalam pergaulan. 4) Kebutuhan untuk berprestasi. d. Kebutuhan pengakuan (esteem). Setiap orang yang normal membutuhkan adanya penghargaan diri dan penghargaan prestise dari lingkungannya. Semakin tinggi status dan kedudukan seseorang dalam perusahaan, maka semakin tinggi pula kebutuhan akan prestise diri yang bersangkutan. Misalnya dalam bentuk bermain tenis, golf, merek sepatu/jam tangan, tempat belanja, serta merek mobil, dan sebagainya. e. Kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang paling tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan puncak ini biasanya seseorang bertindak bukan atas dorongan orang lain, tetapi karena kesadaran dan keinginan diri sendiri. Hal tersebut terlihat pada kegiatan pengembangan kapasitas diri melalui berbagai cara, seperti ikut diskusi, ikut seminar, lokakarya yang sebenarnya keikutsertaannya itu bukan didorong oleh ingin dapat pekerjaan, tetapi sesuatu yang berasal dari dorongan ingin memperlihatkan bahwa ia ingin mengembangkan kapasitas prestasinya yang optimal. 10

12 3. David Mc Clelland dengan teori motivasi prestasi. Menurut teori ini terdapat tiga komponen dasar yang dapat digunakan untuk memotivasi orang bekerja, yaitu: a. Need for achievement. Merupakan kebutuhan untuk mencapai sukses yang diukur berdasarkan standar kesempurnaan seseorang. Kebutuhan ini berhubungan erat dengan pekerjaan dan mengarahkan tingkah laku pada usaha untuk mencapai prestasi tertentu. b. Need for affiliation. Merupakan kebutuhan akan kehangatan dan sokongan dalam hubungannya dengan orang lain. Kebutuhan ini mengarahkan tingkah laku untuk mengadakan hubungan secara akrab dengan orang lain. c. Need for power. Kebutuhan untuk menguasai dan mempengaruhi terhadap orang lain. Kebutuhan ini menyebabkan orang yang bersangkutan tidak atau kurang memedulikan perasaan orang lain. 4. Frederick Herzberg dengan teori model dan faktor. Menurut teori pemeliharaan motivasi ini ada dua faktor yang mempengaruhi kondisi pekerjaan seseorang, yaitu: a. Faktor pemeliharaan (maintenance factor). Faktor pemeliharaan juga disebut hygiene factor, merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaan pegawai sebagai manusia, pemeliharaan ketentraman dan kesehatan. b. Faktor motivasi (motivation factor). Faktor pemuas yang disebut juga motivator merupakan faktor pendorong seseorang berprestasi yang bersumber dari dalam diri orang yang bersangkutan (intrinsik). Faktor motivator ini mencakup kepuasan kerja, prestasi yang diraih, peluang untuk maju, pengakuan orang lain, kemungkinan pengembangan karir, dan tanggungjawab. Faktor motivasi menyangkut kebutuhan psikologis seseorang akan perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Faktor motivasi 11

13 berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaan, misalnya kursi yang empuk, ruangan yang nyaman, penempatan yang tepat, dan sebagainya. 5. Clayton P. Alderfer dengan teori ERG. Clayton P. Alderfer mengemukakan teorinya dengan nama teori ERG (Existence, Relatedness, Growth). Teori ini merupakan modifikasi dari teori hierarkhi Maslow. Dimaksudkan untuk memperbaiki beberapa kelemahan dari teori Maslow. Dalam memodifikasi ini memanfaatkan kelima tingkat kebutuhan Maslow menjadi tiga macam kebutuhan saja. Untuk setiap orang perlu memenuhi tiga kebutuhan tersebut dengan sebaik-baiknya, yaitu: a. Existence (keberadaan). Existence merupakan kebutuhan seseorang untuk dapat dipenuhi dan terpeliharanya keberadaan yang bersangkutan sebagai seorang manusia di tengah-tengah masyarakat atau perusahaan. Existence meliputi kebutuhan psikologi (rasa lapar, haus, tidur) dan kebutuhan akan rasa aman. Oleh karena kebutuhan ini amat mendasar untuk dipenuhi dengan sebaik-baiknya agar konsentrasi pikiran dan perhatian pegawainya terpusat untuk melaksanakan pekerjaan. b. Relatedness (kekerabatan). Kekerabatan merupakan keterkaitan antara seseorang dengan lingkungan sosial sekitarnya. Setiap orang dalam hidup dan pekerjaannya selalu berhubungan dengan orang lain. Dalam teori kekerabatan ini mencakup semua kebutuhan yang melibatkan hubungan seseorang dengan orang lain. Mereka akan terlibat dalam kegiatan saling menerima, pemberian pengertian, dan sebagainya yang merupakan proses kekerabatan. Kebutuhan ini sebanding dengan kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial dan sebagian kebutuhan prestise dalam teori Maslow. Seorang pemimpin yang mempunyai bawahan haruslah memperhatikan kebutuhan kekerabatan ini yang terdapat pada diri setiap orang dan berupaya untuk memenuhinya dengan semampunya. 12

14 c. Growth (pertumbuhan). Kebutuhan akan pertumbuhan dan perkembangan ini merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan pengembangan potensi diri seseorang, seperti pertumbuhan kreativitas dan pribadi. Kebutuhan ini sebanding dengan kebutuhan harga diri dan perwujudan diri. Dalam kebutuhan ini akan dikombinasikan kedua kebutuhan ini. Walaupun dilihat dari kebutuhan masing-masing yang amat berbeda. Akan tetapi fokus perhatian dan perkembangan, maka cara pengkombinasian ini dapat diterima. Bila kebutuhan ini dapat terpenuhi, diikuti pribadi yang bersangkutan mendorong dirinya untuk secara penuh mengembangkan kapasitas pribadinya sendiri. 6. Douglas Mc Gregor dengan teori X dan Y. Mengungkapkan dua cara yang dapat dilakukan dalam mendalami perilaku manusia yang terkandung dalam teori X (teori konvensional) dan teori Y (teori potensial). Prinsip teori X menganggap manusia itu: a. Malas dan tidak suka bekerja. b. Kurang bisa bekerja keras, menghindar dari tanggungjawab. c. Mementingkan diri sendiri dan tidak mau peduli pada orang lain, karena itu bekerja lebih suka dituntun dan diawasi. d. Kurang suka menerima perubahan dan ingin tetap seperti yang dahulu. Teori Y memandang manusia itu pada dasarnya: a. Rajin, aktif dan mau mencapai prestasi bila kondisi konduktif. b. Sebenarnya mereka dapat produktif, perlu diberi motivasi. c. Selalu ingin perubahan dan merasa jemu pada hal-hal yang monoton. d. Dapat berkembang bila diberi kesempatan yang lebih besar. Kesimpulan dari teori X dan Y sebagai berikut: a. Kedua teori ini pada dasarnya memang berlaku dan dapat diterima dalam memandang manusia, tipe-tipe perilaku yang cocok dengan kedua teori tersebut. b. Dalam memberi motivasi kepada bawahan, seorang pemimpin harus mempunyai kualifikasi bawahan, apakah mereka tipe X atau Y. Manusia tipe X memerlukan gaya kepemimpinan otoriter sedangkan manusia tipe Y memerlukan gaya kepemimpinan partisipatif. 13

15 Indikator-indikator motivasi kerja menurut Rivai dan Sagala (2009:841), yaitu: 1. Kebutuhan untuk kesuksesan (need for achievement), merupakan kemampuan untuk mencapai hubungan kepada standar perusahaan yang telah ditentukan dan juga perjuangan pegawai untuk menuju keberhasilan. Need for achievement, merupakan kebutuhan untuk mencapai sukses yang diukur berdasarkan standar kesempurnaan seseorang. 2. Kebutuhan untuk berafiliasi (need for for affiliation), merupakan kebutuhan untuk membuat orang berprilaku dalam keadaan yang wajar dan bijaksana di dalam tugasnya masing-masing. 3. Kebutuhan untuk kekuasaan (need for power), merupakan hasrat untuk bersahabat dan mengenal lebih dekat rekan kerja atau para pegawai di dalam organisasi. Indikator-indikator motivasi kerja menurut Sutrisno (2012:128), yaitu: 1. Kebutuhan untuk kesuksesan (need for achievement), merupakan kebutuhan ini berhubungan erat dengan pekerjaan dan mengarahkan tingkah laku pada usaha untuk mencapai prestasi tertentu. 2. Kebutuhan untuk berafiliasi (need for for affiliation), merupakan kebutuhan akan kehangatan dan sokongan dalam hubungannya dengan orang lain. 3. Kebutuhan untuk kekuasaan (need for power), merupakan merupakan kebutuhan untuk menguasai dan mempengaruhi terhadap orang lain. Kebutuhan ini menyebabkan orang yang bersangkutan tidak atau kurang memedulikan perasaan orang lain. Indikator-indikator motivasi kerja menurut Robbins (2008:222), yaitu: 1. Kebutuhan untuk kesuksesan (need for achievement), merupakan dorongan untuk unggul, berprestasi berdasar seperangkat standar, untuk berusaha keras supaya sukses. 2. Kebutuhan untuk berafiliasi (need for for affiliation), merupakan hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. 3. Kebutuhan untuk kekuasaan (need for power), merupakan kebutuhan untuk membuat orang lain berprilaku dalam suatu cara yang sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berprilaku sebaliknya. 14

16 2.3. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian kajian teori dan kerangka konseptual penelitian di atas, maka hipotesis penelitian adalah diduga terdapat pengaruh signifikan kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh signifikan antara kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang Definisi Operasional Definisi operasional variabel penelitian yaitu kepemimpinan dan motivasi kerja dikemukakan pada tabel 1. berikut ini: Tabel 1. Definisi Operasional Variabel Pengertian Indikator Kepemimpinan (X) Motivasi Kerja (Y) Kemampuan/kecerdasa 1. Fungsi instruksi. n mendorong sejumlah 2. Fungsi konsultasi. orang (dua orang atau 3. Fungsi partisipasi. lebih) agar bekerja 4. Fungsi delegasi. sama dalam 5. Fungsi pengendalian. melaksanakan (Rivai, 2008:53) kegiatan-kegiatan yang terarah untuk mencapai tujuan bersama (Rivai, 2008:59) Serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. (Rivai dan Sagala, 2009:837). 1. Kebutuhan untuk kesuksesan, ukurannya: a. Berusaha keras. b. Berusaha lebih unggul. 2. Kebutuhan untuk berafiliasi, ukurannya: a. Dukungan dari rekan kerja. b. Sikap ramah dan akrab dengan rekan kerja. 3. Kebutuhan untuk kekuasaan, ukurannya: a. Kemampuan mempengaruhi rekan kerja. b. Keeratan hubungan dengan rekan kerja. (Rivai dan Sagala, 2009:841). Alat Ukur Skala Likert Skor 1. Sangat 1 Tidak Setuju 2 2. Tidak 3 Setuju 4 3. Cukup 5 Setuju 4. Setuju 5. Sangat Setuju 1. Sangat Tidak Setuju 2. Tidak Setuju 3. Cukup Setuju 4. Setuju 5. Sangat Setuju

17 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian adalah pegawai pada Universitas Negeri Padang. Jumlah pegawai pada Universitas Negeri Padang pada akhir Tahun 2013 adalah 158 orang. Untuk menentukan banyaknya sampel penelitian, maka digunakan rumus Slovin yang menghasilkan sampel sebanyak 113 orang Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian terbagi atas dua bagian, yaitu: 1. Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari sampel penelitian dengan cara mengajukan angket penelitian. 2. Data sekunder yaitu data dalam bentuk tulisan yang terdapat di Universitas Negeri Padang. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Data primer bersumber dari angket penelitian yang dijawab oleh sampel penelitian yaitu pegawai Universitas Negeri Padang. 2. Data sekunder bersumber dari Universitas Negeri Padang, buku-buku, literaturliteratur dan jurnal penelitian Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan teknik sebagai berikut: 1. Angket, dilakukan untuk memperoleh data primer dengan cara membuat daftar pernyataan yang diberikan secara tertulis kepada responden penelitian yaitu pegawai pada Universitas Negeri Padang yang dipilih sebagai sampel penelitian. 2. Studi kepustakaan, dilakukan dengan mempelajari buku-buku, literatur, makalah, serta tulisan-tulisan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti Teknik Analisis Data Skala Likert Setiap jawaban dari angket kepemimpinan dan motivasi kerja dilakukan dengan memberikan bobot atau skor yang disusun secara bertingkat berdasarkan skala likert. Pemberian skor dilakukan pada setiap jawaban angket kepemimpinan dan motivasi kerja yang telah dijawab sampel penelitian dengan bentuk jawaban dan bobot/skor seperti yang dikemukakan pada tabel 2. 16

18 Tabel 2. Skala Likert Angket Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Bentuk Jawaban Simbol Bobot / Skor Sangat Tidak Setuju STS 1 Tidak Setuju TS 2 Cukup Setuju CS 3 Setuju S 4 Sangat Setuju SS 5 Untuk mengetahui respon responden untuk mencapai nilai maksimal dari masing-masing variabel penelitian digunakan dengan cara sebagai berikut: (Arikunto:2002) Rata - Rata Skor TCR = x 100% 5 Sudjana (2002) mengemukakan kriteria jawaban responden untuk TCR adalah sebagai berikut: 1. Jika TCR berkisar antara 0% sampai dengan 54,9% berarti tidak baik. 2. Jika TCR berkisar antara 55% sampai dengan 64,9% berarti kurang baik. 3. Jika TCR berkisar antara 65% sampai dengan 79,9% berarti cukup baik. 4. Jika TCR berkisar antara 80% sampai dengan 89,9% berarti baik. 5. Jika TCR berkisar antara 90% sampai dengan 100% berarti sangat baik Uji validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan variabel. Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output Statistical Program For Social Science (SPSS) pada tabel dengan judul Item-Total Statistics. Menilai kevalidan masingmasing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir pertanyaan. Suatu butir pernyataan dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r-tabel (Nugroho, 2005:67). Umar (2003:84) mengemukakan dalam uji validitas dapat pula digunakan rumus teknik korelasi product moment sebagai berikut: 17

19 r = dimana : r hitung = Koefisien korelasi. n X Y n XY - X. Y n X - X. n Y - X = Jumlah sampel. = Jumlah skor item. = Jumlah skor total (seluruh item). Untuk mendapatkan nilai Corrected Item-Total Correlation, maka pengolahan data dilakukan menggunakan program SPSS versi Uji Reliabilitas Uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan daftar-daftar pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuisioner. Reliabilitas suatu variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach s Alpha lebih besar dari 0,6 (Nugroho, 2005:72). Umar (2003:96) mengemukakan uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien alpha (a) dari cronbach, yaitu: dimana : r 11 k r 11 k k b dan 2 b = Reliabilitas instrumen. = Banyak butir pertanyaan. 2 b = Jumlah varian butir. 2 b n X = Varian total. = Jumlah sampel. = Nilai skor yang dipilih. X 2 Untuk mendapatkan nilai Cronbach s Alpha, maka pengolahan data dilakukan menggunakan program SPSS versi Analisis Regresi Linier Sederhana Regresi bertujuan untuk menguji pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel tergantung atau n 2 X n 2 18

20 dependen, sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau variabel independen. Model persamaan regresi yang digunakan adalah persamaan regresi linier sederhana yaitu regresi yang memiliki satu variabel dependen dan satu variabel independen (Nugroho, 2005:43). Model persamaan regresi linier sederhana untuk melihat pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang adalah sebagai berikut: Y = a + bx + e dimana : Y = Motivasi kerja. a = Konstanta. b = Koefisien regresi. X = Kepemimpinan Untuk mendapatkan nilai persamaan regresi linier eberganda yaitu nilai a dan b maka pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi Uji t Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel Coefficients pada kolom Sig (Nugroho, 2005:54). Pengujian hipotesis untuk uji t secara manual menggunakan rumus sebagai berikut: n - 2 t hitung = r 2 1- r dimana : t hitung = Koefisien korelasi. n = Jumlah sampel penelitian. Pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut: 1. Ho diterima jika nilai p-value pada kolom sig. lebih besar dari level of significant (α) dan nilai t hitung lebih kecil dari t tabel yang menunjukkan kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang. 19

21 2. Ha diterima jika nilai p-value pada kolom sig. lebih kecil dari level of significant (α) dan nilai t hitung lebih besar dari t tabel yang menunjukkan kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang. Untuk mendapatkan nilai t hitung, maka pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summary dan tertulis R Square (Nugroho, 2005:50). Koefisien determinasi dapat dirumuskan sebagai berikut: dimana : D = Koefisien determinasi. R = Koefisien korelasi. D = R 2 Untuk mengetahui besarnya pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang, analisa datanya dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data Analisis Regresi Linier Sederhana Hasil output SPSS untuk pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang dapat dilihat pada tabel 3. berikut ini: Model 1 (Constant) Kepemimpinan Tabel 3. Hasil Regresi Linier Sederhana Coefficients a Unstandardized Coeff icients a. Dependent Variable: Motiv asi Kerja Sumber: Hasil pengolahan data, Standardized Coeff icients B Std. Error Beta t Sig.,156,261,599,550,930,069,788 13,484,000 20

22 Berdasarkan tabel 3. maka dapatlah dikemukakan bentuk model persamaan regresi linier sederhana untuk pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang adalah sebagai berikut: Y = 0, ,930 X + e Interprestasi dari persamaan regresi linier sederhana yang dihasilkan ini adalah sebagai berikut: 1. Nilai konstanta adalah 0,156 artinya tanpa adanya pengaruh kepemimpinan, maka motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang sudah ada sebesar 0,156 atau 0,156%. 2. Nilai koefisien regresi kepemimpinan adalah 0,930 artinya setiap peningkatan 1 satuan kepemimpinan maka motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang meningkat 0,930 atau 0,930% dengan asumsinya adalah selain variabel kepemimpinan dianggap tetap atau tidak mengalami perubahan Uji t Untuk mengetahui kepemimpinan berpengaruh signifikan atau tidak signifikan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang maka dilakukanlah uji t. Hasil output SPSS untuk uji t dapat dilihat pada tabel 4. Model 1 (Constant) Kepemimpinan Tabel 4. Hasil Uji t Coefficients a Unstandardized Coeff icients a. Dependent Variable: Motiv asi Kerja Sumber: Hasil pengolahan data, Standardized Coeff icients B Std. Error Beta t Sig.,156,261,599,550,930,069,788 13,484,000 Dari hasil uji t yang dikemukakan di tabel 4. maka interprestasinya adalah kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang menghasilkan nilai t hitung 13,484 > t tabel 1,982 dan nilai signifikansi 0,000 < level of significant 0,05. Maksudnya adalah terdapat pengaruh signifikan antara kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang, sehingga bentuk pengujian hipotesisnya adalah Ha diterima. 21

23 Koefisien Determinasi (R 2 ) Hasil output SPSS analisis koefisien determinasi untuk pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang dapat dilihat pada tabel 5. berikut ini: Model 1 R Tabel 5. Hasil Koefisien Determinasi Model Summary Adjusted R Std. Error of the R Square Square Estimate,788 a,621,618,47034 a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Sumber: Hasil pengolahan data, Dari tabel 5. dapat dilihat nilai koefisien determinasi yang dihasilkan adalah 0,621. Maksud dari nilai koefisien determinasi 0,621 adalah besarnya hubungan kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang adalah 62,1% kemudian sisanya sebesar 37,9% dipengaruhi oleh selain variabel kepemimpinan, misalnya pengaruh dari kondisi lingkungan kerja, kompensasi yang memadai, supervisi yang baik, adanya jaminan pekerjaan, status dan tanggungjawab, peraturan yang fleksibel dan lain-lain Hasil Penelitian Berdasarkan analisis data mengenai pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang, maka dapatlah dikemukakan pembahasan hasil penelitiannya mengenai pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang yaitu: 1. Kepemimpinan sebagai fungsi instruksi terhadap motivasi kerja pegawai. Kepemimpinan sebagai fungsi instruksi pada Universitas Negeri Padang menghasilkan nilai rata-rata TCR 74,5% terletak di antara 65% sampai dengan 79,9% dengan kriteria cukup baik, artinya responden cukup baik merasakan fungsi instruksi dari kepemimpinan di Universitas Negeri Padang. Pengaruh fungsi instruksi terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang adalah signifikan. Adanya pengaruh signifikan fungsi instruksi dalam kepemimpinan dapat dilihat dari karena nilai t hitung 13,484 > t tabel 1,982 dan nilai signifikansi 0,000 < level of significant 0,05 22

24 dengan bentuk pengaruhnya adalah positif dikarenakan nilai koefisien regresi kepemimpinan bernilai positif yaitu 0,930. Hal ini berarti semakin baiknya fungsi instruksi dalam kepemimpinan berakibat kepada meningkatnya motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang dan sebaliknya jika fungsi instruksi dalam kepemimpinan semakin tidak baik berakibat kepada menurunnya motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang. Hal ini menunjukkan motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang ditentukan oleh fungsi instruksi dalam kepemimpinan. 2. Kepemimpinan sebagai fungsi konsultasi terhadap motivasi kerja pegawai. Kepemimpinan sebagai fungsi konsultasi pada Universitas Negeri Padang menghasilkan nilai rata-rata TCR 75,4% terletak di antara 65% sampai dengan 79,9% dengan kriteria cukup baik, artinya responden cukup baik merasakan fungsi konsultasi dari kepemimpinan di Universitas Negeri Padang. Pengaruh fungsi konsultasi terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang adalah signifikan. Adanya pengaruh signifikan fungsi konsultasi dalam kepemimpinan dapat dilihat dari nilai t hitung 13,484 > t tabel 1,982 dan nilai signifikansi 0,000 < level of significant 0,05 dengan bentuk pengaruhnya adalah positif dikarenakan nilai koefisien regresi kepemimpinan bernilai positif yaitu 0,930. Hal ini berarti semakin baiknya fungsi konsultasi dalam kepemimpinan berakibat kepada meningkatnya motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang dan sebaliknya jika fungsi konsultasi dalam kepemimpinan semakin tidak baik berakibat kepada menurunnya motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang. Hal ini menunjukkan motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang ditentukan oleh fungsi konsultasi dalam kepemimpinan. 3. Kepemimpinan sebagai fungsi partisipasi terhadap motivasi kerja pegawai. Kepemimpinan sebagai fungsi partisipasi pada Universitas Negeri Padang menghasilkan nilai rata-rata TCR 75,0% terletak di antara 65% sampai dengan 79,9% dengan kriteria cukup baik, artinya responden cukup baik merasakan fungsi partisipasi dari kepemimpinan di Universitas Negeri Padang. Pengaruh fungsi partisipasi terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang adalah signifikan. Adanya pengaruh signifikan 23

25 fungsi partisipasi dalam kepemimpinan dapat dilihat dari nilai t hitung 13,484 > t tabel 1,982 dan nilai signifikansi 0,000 < level of significant 0,05 dengan bentuk pengaruhnya adalah positif dikarenakan nilai koefisien regresi kepemimpinan bernilai positif yaitu 0,930. Hal ini berarti semakin baiknya fungsi partisipasi dalam kepemimpinan berakibat kepada meningkatnya motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang dan sebaliknya jika fungsi partisipasi dalam kepemimpinan semakin tidak baik berakibat kepada menurunnya motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang. Hal ini menunjukkan motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang ditentukan oleh fungsi partisipasi dalam kepemimpinan. 4. Kepemimpinan sebagai fungsi delegasi terhadap motivasi kerja pegawai. Kepemimpinan sebagai fungsi delegasi pada Universitas Negeri Padang menghasilkan nilai rata-rata TCR 73,8% terletak di antara 65% sampai dengan 79,9% dengan kriteria cukup baik, artinya responden cukup baik merasakan fungsi delegasi dari kepemimpinan di Universitas Negeri Padang. Pengaruh fungsi delegasi terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang adalah signifikan. Adanya pengaruh signifikan fungsi delegasi dalam kepemimpinan dapat dilihat dari nilai t hitung 13,484 > t tabel 1,982 dan nilai signifikansi 0,000 < level of significant 0,05 dengan bentuk pengaruhnya adalah positif dikarenakan nilai koefisien regresi kepemimpinan bernilai positif yaitu 0,930. Hal ini berarti semakin baiknya fungsi delegasi dalam kepemimpinan berakibat kepada meningkatnya motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang dan sebaliknya jika fungsi delegasi dalam kepemimpinan semakin tidak baik berakibat kepada menurunnya motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang. Hal ini menunjukkan motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang ditentukan oleh fungsi delegasi dalam kepemimpinan. 5. Kepemimpinan sebagai fungsi pengendalian terhadap motivasi kerja pegawai. Kepemimpinan sebagai fungsi pengendalian pada Universitas Negeri Padang menghasilkan nilai rata-rata TCR 74,9% terletak di antara 65% sampai dengan 79,9% dengan kriteria cukup baik, artinya responden cukup baik 24

26 merasakan fungsi pengendalian dari kepemimpinan di Universitas Negeri Padang. Pengaruh fungsi pengendalian terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang adalah signifikan. Adanya pengaruh signifikan fungsi pengendalian dalam kepemimpinan dapat dilihat dari nilai t hitung 13,484 > t tabel 1,982 dan nilai signifikansi 0,000 < level of significant 0,05 dengan bentuk pengaruhnya adalah positif dikarenakan nilai koefisien regresi kepemimpinan bernilai positif yaitu 0,930. Hal ini berarti semakin baiknya fungsi pengendalian dalam kepemimpinan berakibat kepada meningkatnya motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang dan sebaliknya jika fungsi pengendalian dalam kepemimpinan semakin tidak baik berakibat kepada menurunnya motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang. Hal ini menunjukkan motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang ditentukan oleh fungsi pengendalian dalam kepemimpinan Implikasi Penelitian Implikasi dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kepemimpinan Untuk kepemimpinan, maka perbaikan yang perlu dilakukan adalah pendelegasian tugas kepada bawahan yang berkompeten karena pernyataan ini menghasilkan nilai TCR yang terendah yaitu 73,20%. Hal ini berarti pimpinan dalam memberikan tugas kepada pegawai belum sesuai dengan kecakapan, kemampuan dan wewenang pegawai di dalam organisasi. Untuk itu perbaikan yang perlu dilakukan adalah pimpinan perlu melakukan penempatan pegawai yang disesuaikan dengan pengetahuan, kemampuan dan minat pegawai untuk melakukan pekerjaan sehingga pada akhirnya pegawai yang ditempatkan tersebut dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik sesuai dengan yang diharapkan pimpinan dan dapat membawa kemajuan kepada organisasi. Selain itu juga perlu dilakukan perbaikan terhadap kemampuan pimpinan untuk mengintruksikan bawahan terhadap pentingnya batas waktu dalam menyelesaikan tugas karena nilai TCR yang dihasilkan termasuk yang terendah yaitu 74,20%. Hal ini berarti banyaknya keterlambatan pegawai dalam 25

27 melaksanakan pekerjaan karena tidak jelasnya batas waktu penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan pimpinan. Untuk itu perlu adanya perbaikan dari pimpinan untuk menjelaskan pekerjaan yang perlu dilakukan pegawai dan batas waktu penyelesaian pekerjaan sehingga pegawai dapat fokus melaksanakan pekerjaannya sehingga pekerjaan yang ditugaskan pimpinan kepada pegawai dapat diselesaikan pegawai sesuai dengan waktu yang diharapkan pimpinan. 2. Motivasi kerja Untuk motivasi kerja pegawai, maka perbaikan yang perlu dilakukan adalah pegawai membutuhkan dukungan dari sesama rekan kerja karena pernyataan ini menghasilkan nilai TCR yang terendah yaitu 70,40%. Hal ini berarti belum terciptanya kekompakan antara sesama pegawai di dalam melaksanakan pekerjaan dan jarangnya bantuan yang diberikan oleh sesama rekan kerja kepada pegawai yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan. Untuk itu perbaikan yang perlu dilakukan adalah pimpinan perlu memotivasi bawahannya untuk menciptakan suasana kerja yang kompak antara sesama pegawai serta meminta pegawai yang mengalami kesulitan untuk meminta bantuan kepada pegawai lainnya dan jika pekerjaan tersebut tidak juga dapat diselesaikan maka pegawai tersebut diminta untuk tidak perlu raguragu menghadap pimpinan untuk meminta arahan terhadap kesulitan yang dialami dalam melaksanakan pekerjaan. Selain itu juga perlu dilakukan perbaikan terhadap adanya usaha pegawai untuk mencapai kesuksesan karena nilai TCR yang dihasilkan termasuk yang terendah yaitu 70,80%. Hal ini berarti masih rendahnya motivasi kerja pegawai untuk menunjukkan prestasi kerja yang tinggi. Untuk itu pimpinan perlu memotivasi pegawai dengan memberikan penghargaan kepada pegawai misalnya dengan memberikan ucapan selamat kepada pegawai yang dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan pimpinan. 26

28 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian mengenai pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang adalah kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang karena t hitung 13,484 > t tabel 1,982 dan nilai signifikansi 0,000 < level of significant 0,05. Nilai koefisien determinasi yang dihasilkan adalah 0,621 yang berarti besarnya pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang adalah 62.1% dan sisanya dipengaruhi oleh selain variabel kepemimpinan, misalnya kondisi lingkungan kerja, kompensasi yang memadai, supervisi yang baik, adanya jaminan pekerjaan, status dan tanggungjawab, peraturan yang fleksibel dan lain-lain Saran-Saran Saran-saran yang dapat dikemukakan untuk kepemimpinan dan motivasi kerja pegawai pada Universitas Negeri Padang adalah: 1. Untuk kepemimpinan, disarankan agar pimpinan Universitas Negeri Padang perlu mendelegasikan tugas kepada pegawai yang mempunyai kompetensi atau memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam melaksanakan tugas. Tujuannya adalah agar tugas yang dilakukan pegawai tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan waktu dan hasil yang diharapkan pimpinan. 2. Untuk motivasi kerja, disarankan agar pimpinan dapat membimbing pegawai untuk bekerja saling membantu yaitu pegawai yang mengalami kesulitan agar tidak segan-segan meminta bantuan kepada pegawai lainnya dan pegawai yang diminta bantuan agar dapat memberikan bantuan kepada pegawai yang meminta bantuan, baik itu bantuan dalam bentuk arahan maupun dalam bentuk tenaga. Tujuannya adalah agar tugas yang dipercayakan kepada pimpinan kepada masing-masing bagian kerja dapat dilaksanakan dengan baik dan tidak menghambat keterlambatan pekerjaan pegawai lainnya karena adanya kelambatan melaksanakan pekerjaan dari pegawai yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan. 27

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

II. TINJAUAN PUSTAKA.1 16 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penilaian Kinerja 2.1.1.1 Pengertian Penilaian Kinerja Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI PADA MTSN SIKAKAP KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI SKRIPSI

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI PADA MTSN SIKAKAP KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI SKRIPSI PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI PADA MTSN SIKAKAP KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI SKRIPSI Oleh : ARJONI PUTRA NPM. 1110005530092 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. Pada tanggal 26 Juni 2005 J.Co Donuts hadir dengan berbagai varian donatnya. J.Co

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. Pada tanggal 26 Juni 2005 J.Co Donuts hadir dengan berbagai varian donatnya. J.Co BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1. Profil Perusahaan Pada tanggal 26 Juni 2005 J.Co Donuts hadir dengan berbagai varian donatnya. J.Co merupakan salah satu merek produk yang fenomenal di pasar. Yang menarik

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Pembahasan ini diarahkan untuk menganalisis pengaruh variabel. independen (motivasi) terhadap variabel dependen (kinerja) pada BPRS

BAB V PEMBAHASAN. Pembahasan ini diarahkan untuk menganalisis pengaruh variabel. independen (motivasi) terhadap variabel dependen (kinerja) pada BPRS BAB V PEMBAHASAN Pembahasan ini diarahkan untuk menganalisis pengaruh variabel independen (motivasi) terhadap variabel dependen (kinerja) pada BPRS Mandiri Mitra Sukses di Gresik. Selain itu untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO Ahmad Mustakim 10213444 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Seorang pemimpin juga merupakan merupakan salah satu cara

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG)

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG) PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG) Alfarez Fajar Sandhria Kusdi Rahardjo Hamidah Nayati Utami Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang beralamat di Jl. Demang. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam menjalankan roda aktivitasnya, suatu perusahaan maupun organisasi tidak lepas dari kebutuhan akan sumber daya. Sumber daya manusia (SDM)

Lebih terperinci

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan baguscipta@gmail.com ABSTRAK This research aimed to find out the correlation between motivation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, perusahaan menyadari akan pentingnya sumber daya manusia. Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh sumber daya yang ada di dalamnya,

Lebih terperinci

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan sistem imbalan nonfinansial terhadap motivasi

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan sistem imbalan nonfinansial terhadap motivasi PENGARUH PENILAIAN KINERJA, SISTEM IMBALAN FINANSIAL, SISTEM IMBALAN NONFINANSIAL DAN KOMITMEN ORGANISASI PEGAWAI KEUANGAN DAN AKUNTANSI BPR DI BINTAN DAN TANJUNGPINANG RATIH PURNAMASARI Program Studi

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. Penelitian ini meneliti tentang pengaruh yang signifikan antara variabel

BAB III PENYAJIAN DATA. Penelitian ini meneliti tentang pengaruh yang signifikan antara variabel BAB III PENYAJIAN DATA A. Pengenalan Penelitian ini meneliti tentang pengaruh yang signifikan antara variabel iklim komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan. Lokasi penelitian ini di Kisel berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu organisasi atau perusahaan, diperlukan suatu jajaran pimpinan yang bertugas pokok untuk memimpin dan mengelola organisasi yang bersangkutan. Kondisi organisasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sedarmayanti (2010) mengatakan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yaitu suatu kebijakan dan praktik menentukan aspek "manusia"

Lebih terperinci

Riset Per iila il k O u rgan isas

Riset Per iila il k O u rgan isas Riset Perilaku Organisasi i Perilaku organisasi merupakan telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang-orang bertindak dalam organisasi 3 unsur perilaku organisasi: Orang Struktur Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penetian 4.1.1 Sejarah Dinas KOPEGTEL GORONTALO( Koperai pegawai telkom Gorontalo ) didirikan pada tanggal 10 juli 1986 dan disyahkan Badan Hukum

Lebih terperinci

PENGARUH DIMENSI MOTIVASI TERKADAP KINERJA KARYAWAN PT DUNKINDO LESTASI CABANG MEDAN

PENGARUH DIMENSI MOTIVASI TERKADAP KINERJA KARYAWAN PT DUNKINDO LESTASI CABANG MEDAN PENGARUH DIMENSI MOTIVASI TERKADAP KINERJA KARYAWAN PT DUNKINDO LESTASI CABANG MEDAN Oleh: Eko Wahyu Widayat Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Panca Budi Medan ABSTRAK Kinerja karyawan merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa responden yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa pada Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT.Perkebunan Nusantara 1 Cot Girek)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT.Perkebunan Nusantara 1 Cot Girek) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT.Perkebunan Nusantara 1 Cot Girek) Syamsul Bahri, M.Si 1, Fatimah, ST, MT 2, Anita 3 Jurusan Teknik Industri Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah karyawan PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Bumi Serpong Damai yang beralamat di Jalan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam rangka menghadapi tantangan persaingan yang semakin tinggi dan meningkat, setiap perusahaan berusaha untuk tetap bertahan dengan cara meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Commercial Park CBD BSD Lot VIII No. 3 BSD City

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Commercial Park CBD BSD Lot VIII No. 3 BSD City BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya mengenai pengaruh insentif dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. responden dan berdasarkan jenis kelamin responden. Untuk lebih jelasnya dapat di

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. responden dan berdasarkan jenis kelamin responden. Untuk lebih jelasnya dapat di BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Identitas Responden Analisis identitas responden dalam penelitian ini di lihat dari beberapa sisi, diantaranya adalah berdasarkan tingkat usia responden, tingkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian kuantitatif, kevalidan data menjadi sangat penting, karena bila

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian kuantitatif, kevalidan data menjadi sangat penting, karena bila BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Pengujian Instrumen Penelitian Dalam penelitian kuantitatif, kevalidan data menjadi sangat penting, karena bila data tidak valid

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data dikumpulkan dan diperoleh melalui menyebar kuesioner secara langsung kepada

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI DAN TUNJANGAN TERHADAP KINERJA GURU SDIT AL IKHLAS 86

PENGARUH GAJI DAN TUNJANGAN TERHADAP KINERJA GURU SDIT AL IKHLAS 86 PENGARUH GAJI DAN TUNJANGAN TERHADAP KINERJA GURU SDIT AL IKHLAS 86 Nama : Muhammad Rizal NPM : 14210800 Kelas : 3 EA 16 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen Pemb : Sri Kurniasih Agustin, SE.,

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG Eko Yuliawan STIE Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 eko_yuliawan@mikroskil.ac.id

Lebih terperinci

HUBUNGANKARAKTER KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PENGUSAHA KECIL MAKANAN OLAHAN ABSTRAK

HUBUNGANKARAKTER KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PENGUSAHA KECIL MAKANAN OLAHAN ABSTRAK HUBUNGANKARAKTER KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PENGUSAHA KECIL MAKANAN OLAHAN Luh Dina Ekasari Fakultas Ekonomi, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang Email: luhdinaekasari@gmail.com ABSTRAK Cara seseorang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN` Tabel 4.1 Uji Reliability Variabel X. Sumber : Data diolah dengan SPSS Tabel 4.2 Uji Reliability Variabel Y

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN` Tabel 4.1 Uji Reliability Variabel X. Sumber : Data diolah dengan SPSS Tabel 4.2 Uji Reliability Variabel Y BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN` 4.1 Analisis Uji Reliabilitas Tabel 4.1 Uji Reliability Variabel X Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items.675.675

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Dinamika Berkah Solusindo yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Butik Kharisma Indonesia yang berlokasi di Jalan Gajahmada No. 134, Semarang. Obyek penelitian ini adalah karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Variabel Bebas Variabel bebas (X) dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dalam hidupnya. Keinginan dan kebutuhan inilah yang memotivasi seseorang

BAB II LANDASAN TEORI. dalam hidupnya. Keinginan dan kebutuhan inilah yang memotivasi seseorang BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Setiap manusia mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda- beda di dalam hidupnya. Keinginan dan kebutuhan inilah yang memotivasi seseorang untuk mengerjakan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Aditma Graha Lestari yang beralamat di Komplek Ruko Puri Kembangan Indah No. 168 D, Kembangan Selatan,

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. HOLI KARYA SAKTI DI TEGOWANU

ANALISIS HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. HOLI KARYA SAKTI DI TEGOWANU ANALISIS HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. HOLI KARYA SAKTI DI TEGOWANU ARIEF MUNANDAR B11.2011.02257 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. LAMPIRAN 1 : INSTRUMEN PENELITIAN A. Kuesioner / Skala Iklim Organisasi, Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja

DAFTAR LAMPIRAN. LAMPIRAN 1 : INSTRUMEN PENELITIAN A. Kuesioner / Skala Iklim Organisasi, Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 : INSTRUMEN PENELITIAN A. Kuesioner / Skala Iklim Organisasi, Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i responden Di Tempat Dengan hormat, PENGANTAR (Permohonan

Lebih terperinci

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS Minggu ke tujuh MOTIVASI Dalam melaksanakan fungsi penggerakan (actuating) seorang manajer harus memotivasi para bawahannya agar mau

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 82 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Karakteristik Responden Penelitian Unit analisis dalam penelitian ini adalah guru-guru SMA Negeri di Kota Administrasi Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari karyawan koperasi pondok pesantren Az-Zahra Pedurungan Semarang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari karyawan koperasi pondok pesantren Az-Zahra Pedurungan Semarang BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan mengenai data-data responden yang digunakan sebagai sampel yang diambil

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG Oleh : Fitri Zakiyah (10208526) Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan elemen yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan elemen yang penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan elemen yang penting dalam perusahaan. Meskipun telah ditemukan teknologi baru, sumber daya alam yang baik dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai pada april 2015. Lokasi penulisan skripsi ini adalah karyawan pada Pranaya Suites Hotel, yang

Lebih terperinci

Pengaruh Media Iklan, Kepercayaan, Kesesuaian Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Toko Online Zalora

Pengaruh Media Iklan, Kepercayaan, Kesesuaian Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Toko Online Zalora Pengaruh Media Iklan, Kepercayaan, Kesesuaian Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Toko Online Zalora Nama : Alfianta Sah Putra NPM : 10212615 Jurusan : Manajemen (S1) Pembimbing :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sutrisno (2013:109) mengemukakan motivasi adalah faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sutrisno (2013:109) mengemukakan motivasi adalah faktor yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian Motivasi Sutrisno (2013:109) mengemukakan motivasi adalah faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, motivasi sering

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan,

METODELOGI PENELITIAN. Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan, III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Variabel Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan, menyangkut persepsi responden terhadap berbagai variabel.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Tugas Pokok dan Fungsi Satpol PP Perjalanan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Mojokerto diawali sebagai sub bagian pada Bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal penting dalam agenda bisnis. Para pemimpin perusahaan yang berhasil adalah mereka yang mampu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian ini dimulai dengan melihat visi dan misi PT Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor. Visi dan misi perusahaan merupakan suatu arahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. dengan menggunakan bantuan program SPSS, sebagaimana telah diketahui

BAB IV ANALISIS DATA. dengan menggunakan bantuan program SPSS, sebagaimana telah diketahui BAB IV ANALISIS DATA A. Pengujian Hipotesis Sebelum menjabarkan tentang analisis data dalam bentuk perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS, sebagaimana telah diketahui hipotesapenelitian sebagai

Lebih terperinci

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI PERILAKU ORGANISASI TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI Manager yang berhasil adalah yang mampu menggerakkan bawahannya dengan menciptakan motivasi yang tepat bagi bawahannya PEMBAGIAN TEORI MOTIVASI TEORI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Proses manajemen menghendaki adanya keteraturan dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Tanpa adanya keteraturan pencapaian tujuan dapat saja diselesaikan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Sehubungan dengan penelitian ini, lokasi yang akang dijadikan tempat penelitian yaitu Kantor Imigrasi Kelas I Gorontalo. Pemilihan tempat penelitian pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, yang beralamat di jalan Gelatik No. 01,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, yang beralamat di jalan Gelatik No. 01, 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Waktu Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dilakukan pada PNS BLUPPB mengenai pengaruh stres kerja terhadap

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dilakukan pada PNS BLUPPB mengenai pengaruh stres kerja terhadap BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan pada PNS BLUPPB mengenai pengaruh stres kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. 4.1 Gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa perusahaan dagang dan jasa di Jakarta yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampel

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA PT. JAFPA COMFEED INDONESIA Tbk CABANG SUMATERA BARAT JURNAL

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA PT. JAFPA COMFEED INDONESIA Tbk CABANG SUMATERA BARAT JURNAL PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA PT. JAFPA COMFEED INDONESIA Tbk CABANG SUMATERA BARAT JURNAL Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PARAMEDIS PADA RUMAH SAKIT JIWA PROF. HB. SA ANIN PADANG JURNAL

PENGARUH KUALITAS KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PARAMEDIS PADA RUMAH SAKIT JIWA PROF. HB. SA ANIN PADANG JURNAL PENGARUH KUALITAS KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PARAMEDIS PADA RUMAH SAKIT JIWA PROF. HB. SA ANIN PADANG JURNAL Oleh : ARNES SUHERMAN NPM. 1110005530122 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data Kuesioner Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari responden yang dilakukan dengan membagikan secara langsung dan melalui mailing

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI II. TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI Motivasi berasal dari kata dasar motif yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong

Lebih terperinci

Pembahasan. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pembahasan. Uji Validitas dan Reliabilitas Tujuan Penulisan 1. Untuk menganalisis variabel bebas (motivasi, persepsi, dan sikap konsumen) secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (keputusan pembelian). 2. Untuk menganalisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif. Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (2002: 1): Penelitian eksplanatif adalah suatu jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian Penelitian skripsi ini dilakukan di BRI Syari ah Kantor Cabang Pembantu Serang yang beralamat di Jl. Ahmad Yani No. 165 Kelurahan Sumur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Sedangkan waktu yang dibutuhkan peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. 27. Tabel 4.1 Uji Validitas Variabel kekayaan (X 1 ) dan Moral (X 2 )

BAB IV ANALISIS DATA. valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. 27. Tabel 4.1 Uji Validitas Variabel kekayaan (X 1 ) dan Moral (X 2 ) 57 BAB IV ANALISIS DATA A. Hasil Uji Validitas Variable X 1. Uji validitas Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrument dalam mengukur apa yang ingin diukur. Dalam penentuan layak atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian bulan Maret sampai bulan April 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian bulan Maret sampai bulan April 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penyusunan skripsi adalah pengaruh kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Surya Toto Indonesia yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sincere Music Yamaha yang berlokasi di Jalan Bungur No 63, Jakarta Pusat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sincere Music Yamaha yang berlokasi di Jalan Bungur No 63, Jakarta Pusat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 GambaranUmum Perusahaan Objek penelitian ini adalah para karyawan yang bekerja pada PT Sincere Music Yamaha yang berlokasi di Jalan Bungur No 63,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian a. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena memiliki bakat, tenaga dan kreativitas yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Lebih terperinci

Renita Manajemen Ekonomi 2014

Renita Manajemen Ekonomi 2014 Renita 15211976 Manajemen Ekonomi 2014 Pengaruh Kepercayaan Pada Atasan, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Multi Raya Midia Latar Belakang Dalam era globalisasi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN Dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 dari konsumen Sophie Martin yang datang berkunjung. Salah satu teknik pengumpulan data yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Tujuan analisis penelitian ini adalah menjawab

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Wanita. Diploma (D1 dan D3) Sarjana (S1) Belum Menikah

DAFTAR LAMPIRAN. Wanita. Diploma (D1 dan D3) Sarjana (S1) Belum Menikah DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembar Kuesioner ANGKET PENELITIAN PENGARUH PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN Bapak/Ibu yang terhormat, saya adalah salah seorang mahasiswa USU, memohon

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum PT Sampurna Kuningan Juwana. Sampurna agar lebih mudah dikenal oleh umum terutama para konsumen.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum PT Sampurna Kuningan Juwana. Sampurna agar lebih mudah dikenal oleh umum terutama para konsumen. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum PT Sampurna Kuningan Juwana PT Sampurna Kuningan Juwana adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang kerajinan kuningan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta penelitian ini juga bermaksud untuk menguji hipotesis antara kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang usahanya

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENEMPATAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) KEBUN GUNUNG PAMELA

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENEMPATAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) KEBUN GUNUNG PAMELA Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENEMPATAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) KEBUN GUNUNG PAMELA Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dan penelitian kualitatif (Sugiyono, 2003: 13-14).

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dan penelitian kualitatif (Sugiyono, 2003: 13-14). BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Terdapat beberapa jenis penelitian, antara lain yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif (Sugiyono, 2003: 13-14).

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hipotesis Gambar 4.1 Hubungan variabel bebas dan variabel terikat Keterangan : X 1 = Kompensasi X 2 = Iklim Organisasi Y = Kepuasan Kerja Hipotesis : 1. H 0 : r y1 = 0 H

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beralamat di Jalan Balam No. 13 Sukajadi Pekanbaru. Wika Pekanbaru, data-data tersebut menyangkut : 1.

BAB III METODE PENELITIAN. beralamat di Jalan Balam No. 13 Sukajadi Pekanbaru. Wika Pekanbaru, data-data tersebut menyangkut : 1. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan pada PT. Fitra Wika Pekanbaru yang beralamat di Jalan Balam No. 13 Sukajadi Pekanbaru. 3.2 Jenis Data dan Sumber Data Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedisiplinan merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berkembang dari tahun ke tahun, dan pada tahun 2004 PT. Bank Danamon

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berkembang dari tahun ke tahun, dan pada tahun 2004 PT. Bank Danamon BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Adira Finance tbk. Berdiri pada bulan Maret 1990, yang beralamat di Graha Adira Menteng Jakarta Selatan.

Lebih terperinci

Pengaruh Kualitas Produk Dan Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pada Produk Garam Halus Di UD. Garam Samudra, Jakarta Nama : Nugroho Eko

Pengaruh Kualitas Produk Dan Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pada Produk Garam Halus Di UD. Garam Samudra, Jakarta Nama : Nugroho Eko Pengaruh Kualitas Produk Dan Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pada Produk Garam Halus Di UD. Garam Samudra, Jakarta Nama : Nugroho Eko Septiaji NPM : 15210100 LATAR BELAKANG Dalam kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah karyawan di lingkungan PT Surya Toto Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah karyawan di lingkungan PT Surya Toto Indonesia. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi pada PT Surya Toto Indonesia yang beralamat di Jalan Raya Tigaraksa Km 21 Cikupa Tangerang 15710

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Studi Penerapan Path-Goal Pada Karyawan Strategic Bussines Unit PT. SIER (Persero) Surabaya) Anggun Pratiwi Kusdi Rahardjo Ika Ruhana Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DIVISI PROPERTI PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA, Tbk

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DIVISI PROPERTI PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA, Tbk Lampiran 1 KUESIOER PEGARUH GAYA KEPEMIMPIA, LIGKUGA KERJA DA KEPUASA KERJA TERHADAP KIERJA KARYAWA PADA DIVISI PROPERTI PT. RAMAYAA LESTARI SETOSA, Tbk Petunjuk Pengisian Kuesioner a. Kuesioner ini merupakan

Lebih terperinci

JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN:

JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN: PENGARUH MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PUSKESMAS TEBING BULANG KECAMATAN SUNGAI KERUH KABUPATEN MUSI BANYUASIN Muhlisin Dosen Tetap STIE Rahmaniyah Sekayu email :muhlisin.stier@gmail.com.

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPONE SAMSUNG (STUDY KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA)

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPONE SAMSUNG (STUDY KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA) PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPONE SAMSUNG (STUDY KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA) Nama : Helpiani br karo NPM : 13211277 Pembimbing : Sri Kurniasih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu perusahaan atau industri jasa yang saat ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu perusahaan atau industri jasa yang saat ini telah mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu perusahaan atau industri jasa yang saat ini telah mengalami perkembangan pesat di Indonesia adalah asuransi kerugian dan asuransi jiwa. Bahkan, di masa

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden yang menjawab pertanyaan

III. METODELOGI PENELITIAN. sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden yang menjawab pertanyaan 43 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Data Primer Data yang dikelompokan melalui penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden

Lebih terperinci

BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin,

BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin, 51 BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan deskripsi tentang deskripsi responden dan analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diponorogo yang beralamat Jl. Raya Ponorogo-Madiun KM. 04 / Jl. Industri,

BAB III METODE PENELITIAN. diponorogo yang beralamat Jl. Raya Ponorogo-Madiun KM. 04 / Jl. Industri, 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pabrik Pabrik PT. Agrofarm Nusa Raya diponorogo yang beralamat Jl. Raya Ponorogo-Madiun KM. 04 / Jl. Industri, Babadan,

Lebih terperinci

memberikan kepuasan konsumen jangka panjang.

memberikan kepuasan konsumen jangka panjang. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 1.1. Analisis Kualitatif Analisis kualitatif ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi lapangan yang bersifat tanggapan dan pandangan terhadap penerapan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 84 4.1. Analisis Kuantitatif BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Untuk menguji validitas dan realiabilitas instrumen, penulis menggunakan analisis dengan SPSS.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK LP3I MEDAN

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK LP3I MEDAN PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK LP3I MEDAN Neni Triastuti 1* Fahmi Sulaiman 3 1* Program Studi Adminsitrasi Bisnis Politeknik LP3I Medan 2 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH. pelayaran yang baru didirikan pada tanggal 19 April 2008 dengan Akte Notaris

BAB 4 HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH. pelayaran yang baru didirikan pada tanggal 19 April 2008 dengan Akte Notaris BAB 4 HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH 4.1. Profil Perusahaan PT. Permata Timur Lines adalah perusahaan yang bergerak di bidang pelayaran yang baru didirikan pada tanggal 19 April 2008

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh kompensasi dan pengembangan karir terhadap kepuasan kerja karyawan di PT. Bata Purwakarta. Dalam penelitian ini

Lebih terperinci