BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. PLN (Persero) sebagai BUMN di Indonesia yang bertugas menyuplai serta mengatur pasokan listrik dalam negeri, tentunya terus-menerus melakukan upaya untuk memenuhi kebutuhan listrik secara bertahap diseluruh pelosok negeri. Beberapa upaya telah dilakukan seperti memanfaatkan berbagai energi alternatif untuk dapat menghasilkan pasokan listrik yang cukup. Pasokan listrik tersebut untuk dapat disalurkan kepada para konsumen memerlukan media atau fasilitas pendukung agar dapat menyentuh daerah terpencil yang jauh dari sumber pembangkit. SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) adalah saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat telanjang atau konduktor yang dihubungkan dari setiap tower yang dibangun dan bertegangan nominal antara 35Kv - 245Kv dengan jarak antar tower ±350 meter dan dibeberapa lokasi terdapat tower yang berbeda jaraknya dan tingginya tergantung medan yang dilewatinya untuk membentuk suatu jaringan baru. Proses pelaksanaan proyek pembangunan tower tersebut memiliki risiko-risiko, mulai dari pelaksanaan pekerjaan pondasi hingga instalasi kabel yang menghubungkan tiap tower dari pekerjaan tersebut. Kendala-kendala dilapangan yang sering ditemukan, baik teknis maupun non teknis yang secara langsung dapat mempengaruhi produktivitas, prestasi (performance), kualitas dan anggaran biaya proyek. Dari sudut pandang proses, risiko adalah adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan, sehingga terjadi konsekuensi yang tidak diinginkan (COSO, 1992). Pengamatan terhadap beberapa risiko yang ditemukan pada pelaksanaan proyek pembangunan tower diantaranya terjadi keterlambatan pencapaian progress yang diakibatkan oleh kendala pada pekerjaan pondasi, dimana kondisi tanah dilapangan bervariasi di tiap titik lokasi tower, sehingga memerlukan penanganan dan metode yang berbeda dalam pelaksanaannya di beberapa lokasi. Selain faktor tanah, keterlambatan juga diakibatkan oleh sulitnya lokasi pekerjaan dalam hal transportasi material, dan adanya beberapa titik lokasi pembangunan yang tanahnya belum dibebaskan. Pembangunan tower selain memiliki risiko pada saat pelaksanaan pembangunannya, juga memiliki risiko saat tower tersebut difungsikan. Berdasarkan hasil dari analisa awal tersebut perlu dilakukan penelitian untuk memperkirakan data-data dan informasi apa saja yang belum tersedia selama proses pelaksanaan proyek yang merupakan risiko konstruksi. Risiko konstruksi yang diperoleh tersebut kemudian diolah untuk dapat diketahui risiko mana saja yang menjadi risiko dominan yaitu risiko yang memiliki nilai frekuensi kejadian tinggi serta risiko yang memberikan dampak yang besar pula terhadap proses pelaksanaan sebuah proyek konstruksi. Risiko yang dihadapi proyek bergantung pada asumsi dan perkiraan yang digunakan. Risiko yang akan dihadapi dalam proyek lebih berat sehubungan dengan sifat proyek hanya berjalan dalam satu jangka waktu pelaksanaan yang tidak berulang. Sehubungan dengan itu diperlukan pula manajemen risiko untuk melihat risiko-risiko yang dihadapi dan meninjau pengaruhnya terhadap sasaran kegiatan. Termasuk dalam tahapan manajemen risiko adalah perencanaan manajemen risiko, identifikasi risiko, analisa risiko, penanganan risiko, dan monitor terhadap risiko. Identifikasi risiko adalah langkah awal dalam penerapan manajemen risiko dan merupakan tahapan yang penting dalam pelaksanaan kegiatan. Dengan identifikasi risiko pada proses pelaksanaan kegiatan konstruksi akan diketahui risiko-risiko apa saja yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan sejak mulai dikerjakan sampai selesai. Selanjutnya akan diketahui seberapa potensial risiko-risiko tersebut dalam mempengaruhi tercapainya sasaran kegiatan dan dapat pula sekaligus direncanakan penentuan langkah penanganan yang tepat atau langkah mitigasi untuk meminimalisasi akibat buruk dari risiko yang ditemukan Perumusan Masalah Dari penulisan latar belakang di atas, maka permasalahan yang berkaitan dengan penelitian mengenai identifikasi, analisa, dan pengelolaan risiko meliputi : 1. Apa saja risiko dominan selama pengerjaan Proyek Pembangunan Tower PT. PLN yang dapat mempengaruhi besarnya biaya pelaksanaan 2. Apa saja risiko dominan selama pengerjaan Proyek Pembangunan Tower PT. PLN yang dapat mempengaruhi lamanya waktu pelaksanaan 3. Bagaimana penanganan dan respon risiko untuk risiko paling dominan yang terjadi pada Proyek Pembangunan Tower PT. PLN 1.3. Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah : 1. Menganalisa risiko paling dominan yang dapat mempengaruhi biaya pelaksanaan pada Proyek Pembangunan Tower PT. PLN

2 2. Menganalisa risiko paling dominan yang dapat mempengaruhi waktu pelaksanaan pada Proyek Pembangunan Tower PT. PLN 3. Mengetahui respon risiko dari risiko paling dominan yang terjadi pada Proyek Pembangunan Tower PT. PLN 1.4. Pembatasan Masalah Agar pembahasan dalam penulisan nanti bisa lebih terarah dan sistematis, maka pembahasan dalam penulisan ini dibatasi sebagai berikut : 1. Risiko yang diteliti adalah risiko teknis pelaksanaan yang berpengaruh terhadap biaya, mutu dan waktu. 2. Analisa dan pengelolaan hasil identifikasi risiko dilakukan terhadap risiko yang paling sering terjadi dan berdampak paling besar Manfaat Penyusunan Tugas Akhir ini diharapkan mampu mendapatkan beberapa manfaat sebagai berikut, antara lain : 1. Dapat mengidentifikasi kemungkinan risiko yang akan terjadi sedini mungkin, sehingga dapat mengetahui cara mengelola risiko tersebut dengan baik. 2. Dapat menjadi referensi bagi penelitian sejenis kedepannya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Proyek Proyek adalah suatu kegiatan (sekuen) yang unik, kompleks, dan seluruh aktivitas di dalamnya memiliki satu tujuan, yang harus diselesaikan tepat waktu, tepat sesuai anggaran, dan sesuai dengan spesifikasi (Wysocki, Beck, dan Crane, 2000) Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah proses di mana rencana / desain dan spesifikasi dikonversikan menjadi struktur dan fasilitas fisik. Proses konstruksi melibatkan organisasi dan koordinasi seluruh sumberdaya proyek (tenaga kerja, peralatan konstruksi, material permanen dan sementara, suplai dan fasilitas, uang, teknologi dan metode, waktu) untuk menyelesaikan proyek tepat waktu, tepat sesuai anggaran, serta sesuai dengan standar kualitas dan kinerja yang dispesifikasikan oleh perencana. Pemegang peranan utama pada proses konstruksi adalah kontraktor dan sub-kontraktor beserta tenaga kerjanya. Pihak lain yang terlibat antara lain arsitek/engineer sebagai penyelia/supervisor, pemasok/supplier material dan peralatan, konsultan, pemilik proyek, serta penyedia jasa pengangkutan (Barrie dan Paulson,1992) Konstruksi Tower Salah satu perlengkapan SUTT / SUTETI adalah Tower. Tower adalah konstruksi bangunan yang kukuh, berfungsi untuk menyangga/merentang kawat penghantar dengan ketinggian dan jarak yang cukup agar aman bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Antara tower dan kawat penghantar disekat oleh isolator (Suhadi dkk,2008) Jenis Jenis Tower Menurut bentuk konstruksinya jenis-jenis tower dibagi atas 4 macam yaitu : a. Lattice tower b. Tubular steel pole c. Concrete pole d. Wooden pole Komponen Komponen Tower Komponen tower terdiri dari beberapa bagian diantaranya : a. Pondasi Pondasi adalah konstruksi beton bertulang untuk mengikat kaki tower (stub) dengan bumi. Jenis fondasi tower beragam menurut kondisi tanah tempat tapak tower berada dan beban yang akan ditanggung oleh tower. Fondasi tower yang menanggung beban tarik dirancang lebih kuat/besar daripada tower tipe suspension. b. Stub Stub adalah bagian paling bawah dari kaki tower, dipasang bersamaan dengan pemasangan fondasi dan diikat menyatu dengan fondasi. c. Leg Leg adalah kaki tower yang terhubung antara stub dengan body tower. Pada tanah yang tidak rata perlu dilakukan penambahan atau pengurangan tinggi leg. d. Common Body Common body adalah badan tower bagian bawah yang terhubung antara leg dengan badan tower bagian atas (super structure). e. Super structure Super structure adalah badan tower bagian atas yang terhubung dengan common body dan cross arm kawat fasa maupun kawat petir. f. Cross arm Cross arm adalah bagian tower yang berfungsi untuk tempat menggantungkan atau mengaitkan isolator kawat fasa serta clamp kawat petir. g. K frame

3 K frame adalah bagian tower yang terhubung antara common body dengan bridge maupun cross arm. h. Bridge Bridge adalah penghubung antara cross arm kiri dan cross arm tengah. i. Rambu tanda bahaya Rambu tanda bahaya berfungsi untuk memberi peringatan bahwa instalasi SUTT/SUTETI mempunyai risiko bahaya. j. Rambu identifi kasi tower dan penghantar/jalur Rambu identifikasi tower dan penghantar/jalur berfungsi untuk memberitahukan identitas tower: - Nomor tower - Urutan fasa - Penghantar/Jalur - Nilai tahanan pentanahan kaki tower k. Anti Climbing Device (ACD) ACD disebut juga penghalang panjat berfungsi untuk menghalangi orang yang tidak berkepentingan untuk naik tower. l. Step bolt Step bolt adalah baut yang dipasang dari atas ACD ke sepanjang badan tower hingga super structure dan arm kawat petir. Berfungsi untuk pijakan petugas sewaktu naik maupun turun dari tower. m. Halaman tower Halaman tower adalah daerah tapak tower yang luasnya diukur dari proyeksi ke atas tanah galian fondasi. Gambar Halaman tower Gambar Baut panjat (step bolt) Tahapan Pembangunan Tower Komponen kegiatan pembangunan Tower SUTT dibagi menjadi 4 tahap, yaitu Tahap Prakonstruksi, Konstruksi, Operasi dan Pascaoperasi. Berikut ini disebutkan beberapa kegiatan yang sangat perlu diperhatikan dalam pengelolaan lingkungan keempat tahap tersebut Tahap prakonstruksi a. Penentuan Jalur Jalur SUTT ditentukan berdasarkan pertimbangan teknis, ekonomi, dampak lingkungan, dan aspek sosial. Survei lapangan dibutuhkan untuk menyesuaikan tata ruang, kondisi topografi, karakteristik flora dan fauna, karakteristik masyarakat, dan status kepemilikan lahan. b. Desain Rinci Desain rinci harus memperhatikan hasil survei dan menghasilkan tower schedule. c. Pembebasan Lahan Pemrakarsa harus melaksanakan pembebasan lahan dan bangunan yang akan digunakan sebagai lokasi tapak menara. d. Penyiapan Tenaga Kerja Sedapat mungkin tenaga kerja diambil dari penduduk sekitar lokasi proyek. Pelatihan tenaga kerja pun harus dilakukan untuk jenisjenis keterampilan yang dibutuhkan proyek. Pengetahuan mengenai keselamatan kerja juga harus diberikan kepada para tenaga kerja. Tahap konstruksi e. Mobilisasi Alat Dan Bahan Berupa Bahan-Bahan Yang Diangkut Termasuk Material Untuk Pondasi Tapak Menara, Besi- Baja Menara, Kawat Penghantar, Insulator, Dan Lain-Lain. f. Penyiapan Lahan Tapak Penyangga Mencakup pembersihan dan perataan permukaan lahan. Pembersihan dilakukan untuk menyingkirkan benda-benda keras dan tumbuhtumbuhan di lokasi lahan tapak menara. Pembersihan dan perataan lahan dilakukan secara manual maupun dengan menggunakan alat berat bila diperlukan. g. Pemasangan Pondasi Jenis pondasi dipilih berdasarkan spesifikasi menara dan daya dukung tanah. Prosesnya adalah penggalian lubang, pemadatan tanah dasar, dan pemasangan struktur pondasi menara di lokasi-lokasi yang sudah ditentukan. Besi grounding dan stub menara dipasang bersamaan di tahap ini. h. Pendirian Menara Dilakukan setelah pondasi menara terpasang kuat sesuai umur beton. Pendirian suatu menara jenis menara latise umumnya membutuhkan waktu +/- 14 hari. Sedangkan pendirian menara jenis tiang baja membutuhkan waktu 2 hari dengan bantuan alat berat (crane). i. Penarikan Penghantar Penarikan kawat penghantar (stringing) dilakukan dengan menggunakan alat pulling winches machine. Setelah itu, kawat disetel

4 agar kawat penghantar memiliki tegangan tarik dan tinggi andongan yang ditentukan. Semuanya dikerjakan setelah seluruh menara selesai didirikan dan insulator- insulator terpasang di tempatnya. j. Uji Coba Sebelum dilakukan uji coba dilakukan final cek untuk memeriksa kelengkapan dan kesempurnaan konstruksi dan kelengkapannya. Setelah kegiatan tersebut, dilakukan kegiatan energizing (pemberian tegangan). k. Penyaluran Tenaga Listrik Setelah SUTT diaktivasi, arus listrik mulai dialirkan dari sisi pengirim menuju sisi penerima. Besaran tegangan juga disesuaikan dengan yang direncanakan. Pengendalian aliran dilakukan dari control room gardu induk atau dari Pusat Pengatur Beban (Area Control Center). Tahap operasi l. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan guna memastikan semua peralatan jaringan SUTT dapat berfungsi dengan baik. Adapun pemeliharaan untuk ruang bebas dilakukan dengan cara memotong tumbuhan atau bangunan yang masuk ke ruang tersebut. m. Pemantauan Dampak Lingkungan Dilakukan sesuai ketentuan yang tercantum dalam dokumen UKL-UPL. Dampak lingkungan yang perlu dipantau adalah besaran medan magnet dan medan listrik. Tahap pasca operasi n. Uprating Tahap pasca-operasi pada suatu kegiatan yang berhubungan dengan SUTT umumya hanya meliputi peningkatan tegangan listrik (uprating). Jarang sekali suatu SUTT harus dibongkar keseluruhannya karena tidak bisa digunakan lagi Risiko Konstruksi Risiko adalah kondisi dimana terdapat kemungkinan keuntungan / kerugian ekonomi atau finansial, kerusakan atau cedera fisik, keterlambatan, sebagai konsekuensi ketidakpastian selama dilaksanakannya suatu kegiatan (Cooper dan Chapman, 1993) Konsep Risiko Risk dan Uncertainty, Meskipun risiko memiliki kaitan yang erat dengan ketidakpastian/ uncertainty, keduanya memiliki perbedaan. Ketidakpastian adalah kondisi dimana terjadi kekurangan pengetahuan, informasi, atau pemahaman tentang suatu keputusan dan konsekuensinya (Ritchie dan Marshall, 1993). Risk dan Opportunity, Kejadian di masa yang akan datang tidak dapat diketahui secara pasti. Kejadian ini atau suatu keluaran / output dari suatu kegiatan / peristiwa dapat berupa kondisi yang baik atau kondisi yang buruk. Jika yang terjadi adalah kondisi yang baik maka hal tersebut merupakan kesempatan baik (opportunity), namun jika terjadi hal yang buruk maka hal tersebut merupakan risiko (Kerzner, 2001) Jenis Jenis Risiko Kangari (1995) menuliskan penelitiannya yang berjudul Risk Management Perceptions and Trends of US. Construction. Dari penelitian ini diketahui persepsi kontraktor-kontraktor mengenai alokasinya dan importance risiko-risiko konstruksi yang berlaku pada proyek-proyek konstruksi di Amerika Serikat. Pengolahan data dilakukan secara deskriptif. Hasil identifikasi adalah sebagai berikut. Risiko yang penting: - Produktivitas tenaga kerja dan peralatan - Kualitas pekerjaan - Keselamatan kerja - Kemampuan kontraktor. Resiko yang kurang penting: - Ketersediaan material, tenaga kerja, dan peralatan - Kerusakan material - Inflasi - Kuantitas pekerjaan aktual - Perselisihan tenaga kerja - Kegagalan keuangan pihak-pihak yang terlibat - Negosiasi untuk change-order - Ganti rugi / indentification - Proses penyelesaian perpanjangan kontrak Manajemen Risiko Manajemen risiko adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menanggapi risiko yang telah diketahui (melalui rencana analisa risiko atau bentuk observasi lain) untuk meminimalisasi konsekuensi buruk yang mungkin muncul. Untuk itu risiko harus didefinisikan dalam bentuk suatu rencana atau prosedur yang reaktif (Webb, 1994) Perencanaan Manajemen Risiko Proses pengembangan dan dokumentasi strategi dan metode yang terorganisasi, komprehensif, dan interaktif, untuk keperluan identifikasi dan penelusuran isu-isu risiko, pengembangan rencana penanganan risiko,

5 penilaian risiko yang kontinyu untuk menentukan perubahan risiko, serta mengalokasikan sumberdaya yang memenuhi (Kerzner,2002) Identifikasi Risiko Pada dasarnya identifikasi risiko diawali dengan menyusun daftar kejadian-kejadian tidak diharapkan di proyek yang mungkin menyebabkan kegagalan dalam mencapai sasaran proyek. Sumbernya adalah sebagai berikut (Kerzner, 2001) : A. Sumber yang obyektif Yaitu kejadian pada proyek-proyek sebelumnya yang tercatat dalam rekord-rekord proyek. Dapat juga dilakukan melalui analisa terhadap kontrak-kontrak yang telah dibuat (Djojosoedarso, 1999). B. Sumber yang subyektif Yaitu pengalaman para pakar terkait yang dapat diperoleh melalui wawancara. Ketepatan identifikasi didukung oleh keterampilan pihak yang melakukan identifikasi dalam menentukannya atau memberikan judgement Analisis Risiko Penilaian risiko membuat entitas mampu mempertimbangkan batas dimana peristiwa potensial dapat memiliki dampak pada pencapaian tujuan. Manajemen harus menilai peristiwa dari dua perspektif, kemungkinan dan dampak, dan biasanya menggunakan kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif. a. Analisa Risiko dengan Menggunakan Teknik Kualitatif Analisa risiko dengan menggunakan teknik kualitatif terdiri dari beberapa cara, yaitu : (PMBOK, 2004) a. Kemungkinan risiko dan dampak yang akan terjadi Memperkirakan risiko yang mungkin saja dapat terjadi dilakukan dengan menyelidiki masingmasing risiko, secara spesifik, yang mungkin saja dapat terjadi. Memperkirakan dampak dari risiko dilakukan dengan menyelidiki dampak-dampak potensial apa saja yang mungkin saja terjadi. Setiap risiko yang sudah teridentifikasi harus ditaksir kira-kira bagaimana kemungkinan terjadinya dan bagaimana dampak yang akan ditimbulkan jika risiko tersebut terjadi. Risiko dapat diperkirakan dengan cara wawancara atau diadakan rapat dengan peserta yang terpilih yang berkaitan langsung dengan kategori risiko yang akan dibahas. b. Matriks kemungkinan dan dampak (Probability and impact matrix) Informasi risiko dengan prioritas tinggi, sedang, ataupun rendah dapat juga dituangkan dalam bentuk matriks. Kategori-kategori tersebut dapat dibedakan juga dengan warna masing-masing. c. Risk data quality assesment Analisa risiko dengan teknik kualitatif membutuhkan data yang akurat dan tidak memihak (objektif) jika ingin mencapai hasil yang dapat dipercaya. Analisa dari data kualitas risiko adalah teknik untuk mengevaluasi seberapa perlukah data risiko tersebut untuk manajemen risiko. d. Kategorisasi risiko (Risk categorization) Risiko dalam proyek bisa digolongkan berdasarkan dokumen-dokumen asli risiko, daerah mana saja di dalam proyek yang berpengaruh, atau kategori yang berguna lainnya untuk membatasi bagian proyek mana saja yang berdampak akibat dari ketidakpastian. e. Risk urgency assesment b. Analisa Risiko dengan Menggunakan Teknik Kuantitatif Cara-cara yang digunakan dalam analisa risiko dengan teknik kuantitatif, yaitu : (PMBOK, 2004) Data gathering and representation techniques 1) Interviewing (Wawancara) Dari teknik wawancara ini didapatkan informasi optimistic, most-likely, pessimistic dari pekerjaan-pekerjaan yang berisiko. 2) Probability distributions (Distribusi kemungkinan) 3) Expert judgement (Putusan dari para ahli) Dapat dilakukan pada pokok permasalahan didalam atau diluar organisasi. Teknik-teknik yang dipergunakan untuk analisa risiko dengan teknik kuantitatif, yaitu : (PMBOK, 2004) a. Sensivity analysis b. Expected monetary value analysis c. Decision tree analysis c. Pengukuran Potensi Risiko Risiko yang potensial adalah risiko yang perlu diperhatikan karena memiliki probabilitas terjadi yang tinggi dan memiliki konsekuensi negatif yang besar dan terjadinya risiko ditandai dengan adanya error pada estimasi waktu, estimasi biaya, atau teknologi desain (Soemarno, 2007) Perencanaan Respon Risiko Rencana respon risiko adalah proses untuk mengembangkan pilihan dan menentukan tindakan untuk memperbesar kesempatan dan mengurangi

6 tanda-tanda akan terjadinya bahaya pada tujuan proyek. Berikut ini adalah beberapa strategi untuk menghadapi risiko-risiko negatif atau ancaman (Gusdi Hendy, 2011) : a. Menghindari (Avoid) Menghindari risiko (risk avoidance) meliputi perubahan rencana manajemen proyek untuk mengurangi ancaman-ancaman yang diakibatkan oleh risiko-risiko yang buruk, untuk mengasingkan tujuan awal proyek dari dampak risiko. b. Memindahkan (Transfer) Ketika seseorang atau suatu badan mentransfer atau mengalihkan risiko ke pihak lain, mereka akan mengalihkan tanggung jawab finansialnya untuk suatu risiko kepada pihak lain dengan membayar jasa tersebut, contohnya adalah asuransi. c. Mengurangi (Mitigate) Mengurangi risiko (risk mitigation) adalah mengadakan pengurangan dalam hal kemungkinan dan/atau dampak dari risiko yang dapat merugikan sampai ke batas yang dapat diterima. Selain itu, juga terdapat beberapa strategi untuk menangani risiko-risiko yang positif, yaitu : a. Memanfaatkan (Exploit) b. Membagi (Share) c. Memperbesar (Enhance) Sedangkan strategi yang harus dipersiapkan untuk keduanya (kesempatan dan ancaman) adalah penerimaan (acceptance). Strategi itu diambil karena hampir tidak mungkin untuk mengurangi semua risiko yang ada di sebuah proyek Pengawasan dan Kontrol terhadap Risiko Pengawasan dan kontrol terhadap risiko adalah proses dari mengidentifikasi, menganalisa, dan merencanakan untuk risiko baru yang muncul, mengawasi risiko-risiko yang telah teridentifikasi, menganalisa kembali risiko-risiko yang sudah ada, pengawasan terhadap risiko-risiko yang telah terjadi, dan memeriksa pelaksanaan dari respon yang dilakukan terhadap risiko sembari mengevaluasi keefektifannya Cara-cara yang dapat digunakan dalam melaksanakan pengawasan dan kontrol terhadap risiko, yaitu : 1. Risk Reassessment (Menaksir Risiko) Pengawasan dan kontrol terhadap risiko umumnya memerlukan identifikasi risiko baru dan perkiraan risiko tersebut dapat terjadi. 2. Risk Audits 3. Variance and Trend Anlysis Kecenderungan dalam pelaksanaan proyek harus ditampilkan dalam bentuk data. Earned value analysis dan metode lainnya dari variance and trend analysis mungkin dapat digunakan untuk mengawasi kinerja proyek secara keseluruhan. Hasil dari analisis ini adalah ramalan penyimpangan pekerjaan proyek pada penyelesaian mulai dari biaya dan target waktu yang telah ditentukan. 4. Status Meetings Project risk management (Manajemen risiko proyek) dapat dijadikan sebagai agenda dalam rapat yang diadakan secara berkala. Risk management (manajemen risiko) akan menjadi lebih mudah jika lebih sering dipraktikan, dan diskusi tentang risiko tersebut secara berkala dilakukan Populasi Dan Sampel Populasi ialah Wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 1997:59). Sampel adalah sebagian dari unit-unit yang ada dalam populasi yang ciri-ciri atau karakteristiknya benar-benar diselidiki. Berkenaan dengan teknik pengambilan sampel, (Nasution, 2003:53) mengatakan bahwa Mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya,serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : sampling random (probability sampling) dan sampling nonrandom (nonprobability sampling) (Sundayana, 2010). 1. Teknik Sampling Random Sampling random yaitu pengambilan sampel secara acak yang dilakukan dengan cara undian, atau tabel bilangan acak/random atau dengan menggunakan kalkulator/komputer. Sampling random Terdiri dari : a. Sampling Random Sederhana Digunakan jika populasi bersifat homogen. Dikatakan sederhana karena cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata/tingkatan yang ada dalam populasi itu. b. Teknik Sampling Bertingkat Teknik sampling ini disebut juga dengan istilah teknik sampling berlapis, berjenjang, dan petala. Teknik ini digunakan apabila populasinya heterogen atau terdiri atas kelompok-kelompok

7 yang bertingkat. Penentuan tingkat berdasarkan karakteristik tertentu. c. Teknik Sampling Kluster Teknik sampling ini disebut juga sebagai teknik sampling daerah, conditional sampling/restricted sampling/area sampling. Teknik ini digunakan apabila populasi tersebar dalam beberapa daerah, propinsi, kabupaten, kecamatan, dan seterusnya. 2. Teknik Sampling Nonrandom Sampling nonrandom atau disebut juga sebagai incidental sampling, yaitu pengambilan sampel tidak secara acak.teknik sampling nonrandom terdiri atas lima macam yaitu: a. Teknik Sampling Sistematis (Systematical Sampling) Teknik ini sebenarnya dapat termasuk kepada teknik random sampling sederhana yang digunakan secara ordinal. Artinya anggota sampel dipilh berdasarkan urutan tertentu. b. Teknik Sampling Kebetulan (Accidental Sampling) Teknik sampling kebetulan dilakukan apabila pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orang atau benda yang kebetulan ada atau dijumpai dan dipandang orang yang dijumpai tersebut. cocok dijadikan sumber data. c. Teknik Sampling Bertujuan (Porpusive Sampling) Teknik ini digunakan apabila anggota sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya. Sebagai contoh : untuk meneliti tentang disiplin siswa maka yang dipilih adalah orang yang ahli dalam kesiswaan seperti Kepala Sekolah, PKS urusan kesiswaan, dan Ketua OSIS yang dijadikan anggota sampel. d. Teknik Sampling Kuota (Quota Sampling) Teknik ini digunakan apabila anggota sampel pada suatu tingkat dipilih dengan jumlah tertentu (kuota) dengan ciri-ciri tertentu. e. Teknik Bola Salju (Snowball Sampling) Teknik penentuan sampel bola salju ini digunakan apabila jumlah sampel yang diketahui hanya sedikit. Dari sampel yang sedikit tersebut peneliti mencari informasi sampel lain dari yang dijadikan sampel terdahulu, sehingga makin lama jumlah sampelnya makin banyak. Seperti bola salju yang menggelinding makin lama bola salju tersebut makin besar Studi Terdahulu Variabel-variabel dalam analisa risiko konstruksi juga sudah diperoleh pada penelitianpenelitian yang sejenis. Beberapa penelitian dengan tema Analisa Risiko Konstruksi adalah sebagai berikut : 1. Judul : Analisis Risiko Pada Proyek Pembangunan Apartemen The Pakubuwono View Jakarta Peneliti : Laksmi Paramastri Kesimpulan : Menganalisa risiko yang kemungkinan besar akan terjadi pada proyek ini adalah dengan menggunakan tabel Probablity x Impact terhadap biaya maupun terhadap waktu. Dari analisa tersebut didapatkan risiko yang kemungkinan besar terjadi dan menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap biaya adalah (sesuai dengan ranking) : a. Perubahan desain b. Keterlambatan pembayaran oleh pihak owner c. Kerusakan atau kehilangan material d. Kerusakan peralatan kerja e. Kecelakaan tenaga kerja f. Krisis keuangan global g. Perubahan harga material Sedangkan risiko-risiko yang kemungkinan besar terjadi dan menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap waktu adalah sebagai berikut (sesuai dengan ranking) : a. Perubahan desain b. Kerusakan atau kehilangan material c. Kerusakan peralatan kerja d. Keterlambatan pembayaran oleh pihak owner 2. Judul : Analisis Risiko Konstruksi Pada Proyek Pembangunan Apartemen Petra Square Surabaya Peneliti : Bagus Yuntar Kurniawan Kesimpulan : Dari analisa didapatkan 9 variabel risiko yang dominan berdampak terhadap biaya, risiko-risiko tersebut adalah (sesuai dengan rangking), yaitu : a. Keterlambatan pembayaran oleh owner b. Adanya perubahan desain/spesifikasi c. Kekurangan tempat penyimpanan material d. Produktifitas tenaga kerja yang rendah e. Tidak diterimanya pekerjaan oleh owner f. Keterlambatan pembayaran pada sub-kon melalui kontraktor utama g. Timbulnya kemacetan disekitar lokasi proyek h. Kerusakan yang terjadi di daerah sekitar pada saat pemancangan i. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan Sedangkan risiko-risiko yang dominan berdampak terhadap waktu adalah sebagai berikut (sesuai dengan rangking), yaitu : a. Adanya perubahan desain/spesifikasi

8 b. Kekurangan tempat penyimpanan material c. Produktifitas tenaga kerja yang rendah d. Keterlambatan pembayaran oleh owner e. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan f. Tidak diterimanya pekerjaan oleh owner g. Keterlambatan pembayaran pada sub-kon melalui kontraktor utama h. Timbulnya kemacetan disekitar lokasi proyek BAB III METODOLOGI PENELITIAN Konsep Penelitian Penelitian ini direncanakan sebagai penelitian studi kasus untuk mengidentifikasi dan menganalisa risiko pelaksanaan proyek tower PT. PLN. Penelitian yang dilakukan adalah mengidentifikasi risiko dan menganalisa risiko yang paling berisiko untuk terjadi Rancangan Penelitian Variabel Penelitian Dari pengkajian studi literatur didapatkan variabel-variabel risiko yang biasanya terjadi dalam proyek konstruksi tower yang nantinya akan dijadikan sebagai identifikasi awal pada kuisioner survey pendahuluan yang akan disebarkan Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini termasuk dalam populasi terjangkau (accessible population) atau dapat disebut sebagai populasi terbatas (finite population) yaitu bagian populasi target yang dibatasi oleh tempat dan waktu (Heriyanto, 2010). Populasi terjangkau dalam penelitian analisa risiko konstruksi proyek pembangunan Tower PT. PLN di Jawa Timur ini adalah pihak-pihak pelaku konstruksi pelaksana tower PT. PLN di Jawa Timur antara tahun Responden yang dituju sebagai sampel adalah orang-orang / expert yang sedang atau pernah menangani proyek tower PT.PLN di Jawa Timur, diantaranya yang berposisi sebagai berikut : 1. Project Manager 2. Site Engineering Manager 3. Site Operational Manager 4. Kepala Pelaksana Data Dan Teknik Pengumpulan Data Data adalah fakta atau fenomena yang sifatnya mentah atau belum dianalisis, seperti angka, nama, keterangan, dan sebagainya. Dalam studi ini diperlukan data-data untuk mendukung keakuratan dari hasil penelitian ini Jenis Data Ada beberapa jenis data yang digunakan dalam studi kasus proyek ini, yaitu jenis data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama atau data hasil dari wawancara. Data primer yang dikumpulkan dapat berupa persepsi mengenai penting atau tidaknya risikorisiko pada pelaksanaan kegiatan konstruksi sebagai variabel penelitian. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi langsung atau menggunakan penyebaran kuesioner, yaitu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden (nara sumber). b. Data Sekunder Data sekunder adalah data berbentuk naskah tertulis atau dokumen yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak-pihak tertentu. Data sekunder dalam penelitian dapat diperoleh dari data-data yang tersedia di perusahaanperusahaan jasa konstruksi terkait serta sumber lain yang relevan Survey Pendahuluan Survey pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan variabel-variabel risiko yang terjadi di proyek yang ditinjau untuk ditambahkan pada variabel risiko yang didapat dari studi literatur Teknik Pengumpulan Data Data yang didapatkan untuk penelitian ini diperoleh dari responden yang pernah melaksanakan Proyek Pembangunan Tower PT. PLN di Jawa Timur. Data didapatkan dengan cara wawancara dan penyebaran kuisioner Analisa Data Berikut adalah langkah-langkah penelitian dari Tugas Akhir ini : 1. Identifikasi Risiko Dilakukan melalui studi literature, observasi dan wawancara dengan menyebarkan kuisioner survey pendahuluan pada responden yang sudah terpilih dengan memilih jawaban iya dan tidak. Jika responden menjawab iya pada satu pilihan risiko, maka risiko tersebut nantinya akan dimasukkan ke dalam form kuisioner tahap selanjutnya (frekuensi dan dampak, respon risiko). 2. Analisa risiko dilakukan melalui: a. Penyebaran kuisioner utama dari hasil identifikasi risiko

9 b. Wawancara c. Penilaian tingkat risiko (assessment) terhadap frekuensi risiko yang terjadi dan dampak yang ditimbulkan dari risiko tersebut d. Penggambaran hasil dari assessment kedalam diagram scatter/ matriks berdasarkan frekuensi dan dampak Analisa risiko menggunakan cara memperkirakan frekuensi terjadinya suatu risiko dan dampak dari risiko. Salah satu caranya adalah dengan penyebaran kuisioner tahap kedua (kuisioner frekuensi dan dampak) kepada responden yang telah terpilih sebelumnya. Skala yang digunakan dalam mengukur persepsi responden terhadap frekuensi dan dampak risiko dilakukan dengan menggunakan rentang angka 1 sampai dengan 5, yaitu : Pengukuran frekuensi kejadian : 1 = sangat jarang 2 = jarang 3 = cukup 4 = sering 5 = sangat sering Pengaruh risiko konstruksi terhadap performance proyek: 1 = sangat kecil 2 = kecil 3 = sedang 4 = besar 5 = sangat besar Williams (1993), sebuah pendekatan yang dikembangkan menggunakan dua kriteria yang penting untuk mengukur risiko, yaitu : 1. Kemungkinan (Probability), adalah kemungkinan (Probability) dari suatu kejadian yang tidak diinginkan. 2. Dampak (Impact), adalah tingkat pengaruh atau ukuran dampak (Impact) pada aktivitas lain, jika peristiwa yang tidak diinginkan terjadi. Untuk mengukur resiko, menggunakan rumus : R Dimana : P * I R = Tingkat risiko P = Kemungkinan (Probability) risiko yang terjadi I = Tingkat dampak (Impact) risiko yang terjadi Probabilitas Tabel 3.2 Matriks Probabilitas dan Dampak Dampak Setelah mengetahui tingkatan frekuensi dan dampak dari suatu risiko, dapat diplotkan pada matriks frekuensi dan dampak seperti pad gambar 3.1 untuk mengetahui strategi mengahadapi risiko tersebut dan mengetahui risiko mana yang kemungkinan terjadinya besar dan berdampak besar bagi proyek tersebut. Risiko yang terplotkan pada kuadran I dan kuadran II pada matriks di bawah merupakan risiko yang harus selalu direspon karena merupakan risiko yang kemungkinan dan dampaknya besar pada proyek tersebut. Gambar 3.1. Matriks berdasarkan Frekuensi dan Dampak 3. Respon Risiko dilakukan melalui : a) Wawancara dan observasi b) Penyebaran kuisioner Untuk mengetahui bagaimana respon yang ditentukan pada suatu risiko juga dilakukan penyebaran kuisioner respon risiko pada responden yang telah terpilih sebelumnya. Cara-cara penanganan risiko terdiri dari 4 cara, yaitu : a. Diterima b. Dikurangi c. Dialihkan d. Dihindari

10 3. 5. Langkah Penelitian Langkah-langkah penelitian tersebut diatas dapat dilihat lebih jelas dalam bagan alir seperti gambar 3.3 berikut ini. BAB IV DATA DAN ANALISA Data Penelitian Data penelitian diperoleh melalui kuesioner dan In Depth Interview yang dilakukan terhadap responden dalam penelitian ini. Responden dalam penelitian ini adalah Project Manager, Site Engineer, Site Operational, Pelaksana Analisa Risiko Analisa Risiko berdasarkan Dampak terhadap Biaya Pada saat dilakukan survey kuesioner frekuensi risiko dan dampak risiko kepada responden, peneliti menggunakan metode skala likert untuk mengukur probability atau frekuensi kejadian variabel risiko yang relevan pada proyek pembangunan tower PT. PLN di Jawa Timur ini. Begitu pula untuk mengukur impact dari kejadian variabel risiko juga digunakan skala likert. Dimana skala likert untuk mengukur probability atau frekuensi, yaitu : Sangat Jarang (SJ) = 1 Jarang (J) = 2 Cukup (C) = 3 Sering (S) = 4 Sangat Sering (SS) = 5 Keterangan skala pada probability atau frekuensi terjadinya risiko adalah sebagai berikut : SJ (Sangat Jarang) = < 3 kali kejadian J (Jarang) = 3 5 kali kejadian C (Cukup) = 6 7 kali kejadian S (Sering) = 8 10 kali kejadian SS (Sangat Sering) = > 10 kali kejadian Kriteria penetapan skala probability atau frekuensi terjadinya risiko ini didapatkan dari studi literatur pada penelitian sejenis sebelumnya. Skala Likert untuk mengukur impact terhadap biaya, yaitu : Sangat Kecil (SK) = 1 Kecil (K) = 2 Sedang (S) = 3 Besar (B) = 4 Sangat Besar (SB) = 5 Dengan keterangan skala pada impact terhadap biaya sebagai berikut : SK (Sangat Kecil) = 0-10 juta K (Kecil) = juta C (Cukup Besar) = juta B (Besar) = juta SB (Sangat Besar) = juta Kriteria penetapan skala pada impact terhadap biaya ini dilakukan sendiri oleh peneliti. Kriteria tersebut dibuat berdasarkan nilai biaya kontijensi dari nilai proyek pembangunan untuk satu unit tower PT. PLN di Jawa Timur. Nilai kontrak proyek untuk sebuah tower didapatkan dari data yang diberikan responden berupa harga masingmasing tipe tower yang dibedakan berdasarkan tipe pondasinya, daftar harga tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.2 Harga 1 unit Tower PT. PLN di Jawa Timur TIPE PONDASI HARGA AA BB CC DD Sumber : PT. Modern Surya Jaya Dalam hal ini diambil harga untuk 1 buah tower tipe BB karena tipe ini yang dominan digunakan di wilayah dengan kondisi geografis Jawa Timur yaitu sebesar 500 juta rupiah per unitnya. Sedangkan besar nilai biaya kontijensi pada proyek tersebut diambil sebesar 10% dari nilai kontrak.

11 Batasan yang digunakan menggunakan biaya kontijensi karena besaran nilai 10% yang digunakan merupakan batasan biaya atas sebuah risiko yang mungkin dapat terjadi pada saat pelaksanaan pembangunan proyek tower tersebut. Pengambilan nilai biaya kontijensi 10% ini dikarenakan tidak ada rumusan yang baku untuk menentukan besar angka biaya kontijensi, yang pada umumnya berkisar 10 sampai 13 persen. Apabila nilai biaya kontijensi 10% terhadap nilai kontrak, maka biaya kontijensi adalah sebesar 50 juta rupiah, yang kemudian ditetapkan sebagai skala dengan membagi nilai biaya kontijensi tersebut dalam 5 interval. Setelah diketahui nilai skala probability serta nilai skala impact dari kejadian variabel risiko terhadap biaya yang didapat dari hasil kuesioner kepada responden pada proyek pembangunan tower PT. PLN di Jawa Timur, kemudian dilanjutkan dengan analisa risiko yang menggunakan tabel Probability x Impact (PxI). Proses pengerjaan tabel Probability x Impact adalah dengan cara memasukkan nilai skala probability dan memasukkan nilai skala impact terhadap biaya yang telah didapat dari hasil survey kuesioner, kemudian dilanjutkan dengan mengalikan skala pada kolom probability dan skala pada kolom impact. Kemudian didapat nilai yang dijadikan acuan untuk mengetahui risiko-risiko mana saja yang kemungkinan terjadinya besar dan menimbulkan dampak yang signifikan terhadap biaya. Berikut adalah tabel Probability x Impact (PxI) dari masing- masing variabel risiko. Tabel 4.3 Tabel Probability x Impact terhadap biaya No Variabel Frekuensi I PxI (P) Biaya A Risiko Force Majeure A1 Gempa Bumi 1,429 1,571 2,245 A2 Banjir 2,286 2,000 4,571 A3 Tanah Longsor 1,714 1,714 2,939 A4 Badai 1,143 1,286 1,469 A5 Ledakan 1,286 1,714 2,204 A6 Tersambar Petir 2,000 2,286 4,571 A7 Cuaca tidak menentu 3,000 2,000 6,000 A8 Demonstrasi / Huru-hara 2,143 1,857 3,980 B Risiko Material dan Peralatan B1 Ketersediaan material 2,143 2,000 4,286 B2 Kerusakan atau kehilangan (pencurian) material 2,143 2,286 4,898 B3 Kekurangan tempat penyimpanan material 2,143 2,571 5,510 B4 Keterlambatan pengiriman material dari supplier 2,571 1,857 4,776 B5 Kenaikan harga material 2,429 2,571 6,245 B6 Kerusakan peralatan mesin dan perlengkapan proyek 2,143 2,429 5,204 C Risiko Tenaga Kerja C1 Kecelakaan dan keselamatan kerja 2,286 2,286 5,224 C2 Pemogokan tenaga kerja 1,143 1,714 1,959 C3 Kepindahan pekerja senior yang potensial 1,286 1,286 1,653 C4 Tenaga kerja yang tidak terampil 1,714 1,857 3,184 C5 Kurang tersedianya jumlah tenaga kerja dilapangan 2,143 2,143 4,592 C6 Produktifitas tenaga kerja yang rendah 1,714 2,143 3,673 D Risiko Kontraktual D1 Ketidak jelasan pasal-pasal dalam kontrak 1,429 1,571 2,245 D2 Pasal-pasal yang kurang lengkap 1,571 1,571 2,469 D3 Perbedaan intersepsi spesifikasi antara owner dan kontraktor 1,714 1,714 2,939 D4 Dokumen-dokumen yang tidak lengkap 1,857 1,429 2,653 D5 Keterlambatan pembayaran oleh owner 2,571 2,000 5,143 D7 Perselisihan antara owner dan kontraktor 2,000 1,429 2,857 D8 Keterlambatan pembayaran pada sub-kon melalui main-kon 2,286 1,286 2, Analisa Risiko berdasarkan Dampak terhadap Waktu Analisa risiko berdasarkan impact terhadap waktu ini dihitung dengan cara yang sama seperti analisa risiko berdasarkan impact terhadap biaya. Peneliti juga menggunakan skala likert untuk mengukur probability maupun mengukur impact terhadap waktu. Pengukuran skala probability sama dengan yang telah dijelaskan sebelumnya, sedangkan skala likert untuk mengukur impact terhadap waktu, yaitu : Sangat Kecil (SK) = 1 Kecil (K) = 2 Sedang (S) = 3 Besar (B) = 4 Sangat Besar (SB) = 5 Dengan keterangan skala pada impact terhadap waktu sebagai berikut : SK (Sangat Kecil) = 0 20 hari K (Kecil) = hari C (Cukup Besar) = hari B (Besar) = hari SB (Sangat Besar) = hari Kriteria penetapan skala impact terhadap waktu ini dilakukan sendiri oleh pihak peneliti. Kriteria tersebut didasarkan pada denda keterlambatan sebesar 1 dari nilai kontrak proyek per hari. Denda keterlambatan pada proyek ini adalah sebesar 500 ribu rupiah per hari. Berdasarkan nilai biaya kontijensi yang sebesar 10 % dari nilai kontrak, yaitu sebesar 50 juta rupiah, didapatkan 100 hari keterlambatan untuk mencapai nilai sebesar nilai biaya kontijensi, kemudian peneliti menetapkan skala dengan membagi nilai jumlah hari keterlambatan yang didapatkan diatas kedalam 5 interval. Setelah diketahui nilai skala probability serta nilai skala impact dari kejadian variabel risiko terhadap waktu yang didapat dari hasil kuesioner kepada responden pada proyek pembangunan tower PT. PLN di Jawa Timur, kemudian dilanjutkan dengan analisa risiko yang menggunakan tabel Probability x Impact (PxI). Proses pengerjaan tabel Probability x Impact adalah dengan cara memasukkan nilai skala probability dan memasukkan nilai skala impact terhadap waktu yang telah didapat dari hasil survey kuesioner, kemudian dilanjutkan dengan mengalikan skala pada kolom probability dan skala pada kolom impact.

12 Tabel 4.4 Tabel Probability x Impact terhadap waktu No Variabel Frekuensi I PxI (P) (waktu) A Risiko Force Majeure A1 Gempa Bumi 1,429 1,429 2,041 A2 Banjir 2,286 2,143 4,898 A3 Tanah Longsor 1,714 1,571 2,694 A4 Badai 1,143 1,429 1,633 A5 Ledakan 1,286 1,571 2,020 A6 Tersambar Petir 2,000 1,714 3,429 A7 Cuaca tidak menentu 3,000 2,429 7,286 A8 Demonstrasi / Huru-hara 2,143 1,571 3,367 B Risiko Material dan Peralatan B1 Ketersediaan material 2,143 2,143 4,592 B2 Kerusakan atau kehilangan (pencurian) material 2,143 2,143 4,592 B3 Kekurangan tempat penyimpanan material 2,143 2,000 4,286 B4 Keterlambatan pengiriman material dari supplier 2,571 2,429 6,245 B5 Kenaikan harga material 2,429 2,143 5,204 B6 Kerusakan peralatan mesin dan perlengkapan proyek 2,143 2,286 4,898 C Risiko Tenaga Kerja C1 Kecelakaan dan keselamatan kerja 2,286 1,857 4,245 C2 Pemogokan tenaga kerja 1,143 2,000 2,286 C3 Kepindahan pekerja senior yang potensial 1,286 1,286 1,653 C4 Tenaga kerja yang tidak terampil 1,714 2,143 3,673 C5 Kurang tersedianya jumlah tenaga kerja dilapangan 2,143 2,286 4,898 C6 Produktifitas tenaga kerja yang rendah 1,714 1,714 2,939 D Risiko Kontraktual D1 Ketidak jelasan pasal-pasal dalam kontrak 1,429 1,714 2,449 D2 Pasal-pasal yang kurang lengkap 1,571 1,571 2,469 D3 Perbedaan intersepsi spesifikasi antara owner dan kontraktor 1,714 1,857 3,184 D4 Dokumen-dokumen yang tidak lengkap 1,857 2,000 3,714 D5 Keterlambatan pembayaran oleh owner 2,571 1,857 4,776 D7 Perselisihan antara owner dan kontraktor 2,000 1,857 3,714 D8 Keterlambatan pembayaran pada sub-kon melalui main-kon 2,286 1,857 4,245 E Risiko Pelaksanaan E1 Pekerjaan Pondasi E1.1 Pembebasan Lahan 3,714 3,286 12,204 E1.2 Kondisi lokasi site yang sulit 2,714 2,714 7,367 E1.3 Perbedaan kondisi tanah dasar 2,286 2,143 4,898 E1.4 Kondisi tanah yang tidak stabil 1,714 1,857 3,184 E1.5 Meluapnya air tanah 2,143 1,571 3,367 E1.6 Kesukaran dalam pemasangan tiang pancang 2,571 2,143 5,510 E1.7 Adanya tiang pancang yang pecah atau patah 2,000 2,000 4,000 E1.9 Kesesuaian kapasitas bearing yang digunakan 1,714 1,571 2,694 E1.10 Kesalahan pada survey 2,000 2,143 4,286 E1.12 Kesalahan pembesian (dimensi besi, jarak besi dan mutu besi) 1,714 1,571 2,694 E1.13 Kesesuian dimensi yang digali (panjang, lebar dan kedalaman 1,429 1,857 2,653 sesuai dengan type pondasi yang telah ditentukan) E1.14 Mutu beton tidak sesuai dengan spek 1,714 1,857 3,184 E1.15 Kesulitan dalam stub setting 1,714 2,000 3,429 E1.16 Pemadatan yang tidak merata pada saat pengecoran 1,143 1,429 1,633 E1.17 Kesalahan elevasi urugan tanah 1,143 1,429 1,633 E2 Pekerjaan Erection E2.1 Detail tower tidak sesuai dengan gambar 1,429 2,143 3,061 E2.2 Kabel earthing yang dipasang tidak sesuai 1,571 1,714 2,694 E2.3 Kesulitan pengangkutan material ke lokasi 2,714 2,286 6,204 E2.4 Kerusakan pada fasilitas transportasi di sekitar 2,286 1,571 3,592 E2.6 Ketidaklengkapan material 2,143 1,714 3,673 E2.8 Kesulitan dalam perakitan per bagian tower 1,714 1,857 3,184 E2.9 Penyetelan dan perakitan yang tidak tepat 1,571 1,571 2,469 E2.10 Kesukaran mendirikan tower sudut 1,571 1,857 2,918 E2.11 Kelalaian dalam pemeriksaan baut (setelah pendirian) 1,714 1,429 2,449 E2.12 Perusakan dan sabotase 1,571 1,286 2,020 E2.13 Gangguan keamanan di lokasi proyek 2,143 1,429 3,061 E2.14 Kesalahan Stub setting 1,286 2,000 2,571 E3 Pekerjaan Stringing E3.1 Kelengkapan peralatan K3 2,000 1,429 2,857 E3.2 Kerusakan atau gangguan pada alat pengangkat 1,857 1,857 3,449 E3.3 Kesulitan pengangkutan material ke lokasi 2,571 2,286 5,878 E3.4 Kesiapan Kondisi Tower 2,000 2,143 4,286 E3.5 Kesulitan pemasangan insulator set dan montage roll 1,714 1,571 2,694 E3.6 Penarikan konduktor dan earth wire yang tidak tepat 1,857 1,714 3,184 E3.7 Kesalahan Sagging dan clamping 1,571 1,286 2,020 E3.8 Kesulitan pemasangan peralatan/material accessories 1,857 1,571 2,918 E3.9 finalisasi stringing yang tidak sempurna 1,714 1,714 2,939 F Risiko Desain dan Teknologi F1 Kesalahan desain 1,286 2,143 2,755 F2 Adanya perubahan desain 2,143 2,143 4,592 F4 Metode pelaksanaan yang salah 1,571 2,143 3,367 F5 Keruntuhan Struktur 1,143 2,286 2,612 F6 Data desain tidak lengkap 1,429 1,857 2,653 F7 Ketidak telitian dan ketidak sesuaian spesifikasi detail desain 1,714 2,000 3,429 Dari perhitungan diatas selanjutnya dengan bantuan program SPSS Statistic 17.0, data diinputkan untuk mengetahui posisi masing-masing variabel berada di kuadran mana. Nilai tengah yang digunakan sebagai batasan pemisah masing-masing kuadran adalah nilai rata-rata dari probability, ratarata impact terhadap biaya serta impact terhadap waktu. Risiko-risiko yang mempunyai nilai cukup besar akan masuk pada kuadran 1 (satu) dan itulah yang merupakan hasil analisa dari risiko yang kemungkinan besar terjadinya paling besar dan yang menimbulkan dampak yang cukup signifikan dibanding risiko lainnya terhadap biaya maupun terhadap waktu, sehingga perlu dilakukan tindak lanjut berupa suvey respon risiko.

13 Pada kedua tabel di bawah ini adalah variabel risiko yang masuk pada kuadran 1(satu) pada skala probability x impact yang merupakan risiko yang memiliki rangking tertinggi yang dapat berpengaruh pada waktu dan biaya. Tabel 4.5 Tabel Probability x Impact terhadap biaya dengan risiko yang terpilih No Variabel Frek I PxI (P) (Biaya) E1.1 Pembebasan Lahan 3,714 3,000 11,143 E1.2 Kondisi lokasi site yang sulit 2,714 2,714 7,367 B5 Kenaikan harga material 2,429 2,571 6,245 E2.3 Kesulitan pengangkutan material ke lokasi 2,714 2,286 6,204 A7 Cuaca tidak menentu 3,000 2,000 6,000 E1.3 Perbedaan kondisi tanah dasar 2,286 2,571 5,878 G1 Kesalahan estimasi biaya 1,857 3,143 5,837 B3 Kekurangan tempat penyimpanan material 2,143 2,571 5,510 G2 Kesalahan estimasi waktu 2,000 2,714 5,429 C1 Kecelakaan dan keselamatan kerja 2,286 2,286 5,224 Tabel 4.6 Tabel Probability x Impact terhadap waktu dengan risiko yang terpilih No Variabel Frek I PxI (P) (waktu) E1.1 Pembebasan Lahan 3,714 3,286 12,204 E1.2 Kondisi lokasi site yang sulit 2,714 2,714 7,367 A7 Cuaca tidak menentu 3,000 2,429 7,286 B4 Keterlambatan pengiriman material dari supplier 2,571 2,429 6,245 E2.3 Kesulitan pengangkutan material ke lokasi 2,714 2,286 6,204 E1.6 Kesukaran dalam pemasangan tiang pancang 2,571 2,143 5,510 B5 Kenaikan harga material 2,429 2,143 5,204 A2 Banjir 2,286 2,143 4,898 B6 Kerusakan peralatan mesin dan perlengkapan proyek 2,143 2,286 4,898 C5 Kurang tersedianya jumlah tenaga kerja dilapangan 2,143 2,286 4, Respon Risiko No Variabel Risiko Dominan Terhadap Respon Risiko Biaya Waktu A B C D Keterangan 1 E1.1 Pembebasan Lahan V V V V - Menerima - karena yang berwenang adalah owner - mempercepat proses negosiasi dengan pemilik tanah membentuk tim khusus yang berkordinasi dengan aparat desa setempat untuk urusan pembebasan lahan 2 E1.2 Kondisi lokasi site yang sulit V V V - Diantisipasi pada tahap penawaran tender pada tower kondisi yang sulit terdapat tambahan biaya 3 B5 Kenaikan harga material V V V - Membeli material yang dapat disimpan dalam jangka waktu lama diawal 4 E2.3 Kesulitan pengangkutan material ke lokasi V V V - Memilih alternatif cara mengangkut sesuai kondisi lokasi kerja 5 A7 Cuaca tidak menentu V V V V - Menggunakan patokan kurva S, sehingga hanya bisa diterima saja atau dengan mengikuti prediksi harian cuaca untuk safety pekerja - Apabila akan terjadi hujan telah dipersiapkan terpal dilokasi untuk melindungi material dan peralatan yang ada - Apabila terjadi hujan deras maka pekerjaan dihentikan sementara - Waktu yang semakin berkurang otomastis diimbangin dengan penambahan jumlah tenaga kerja serta peralatan untuk mengejar target selesai tepat waktu 6 E1.3 Perbedaan kondisi tanah dasar V V - Ada re-check survey sepanjang jalur transmisi, arah tower, arah pondasi - Soil test lengkap - songdir boring dan tes lab melakukan evaluasi desain sesuai hasil tes 7 G1 Kesalahan estimasi biaya V V - Pada saat proses penawaran benar-benar melakukan cek atau prediksi harga 8 B3 Kekurangan tempat penyimpanan material V V - Pengiriman material disesuaikan dengan jadwal dan kebutuhan di lapangan - Pengaturan penempatan material digudang untuk mempermudah dan mempercepat proses bongkar muat 10 G2 Kesalahan estimasi waktu V V - selalu melakukan evaluasi pekerjaan - jika ada kemungkinan terlambat diambil keputusan yang bersifat kondisional dengan memprioritaskan waktu penyelesaian namun juga menimbang besar biaya 11 C1 Kecelakaan dan keselamatan kerja V V V - Ada Asuransi - Memberikan pengarahan mengenai K3 selama dilapangan - Melakukan supervisi saat pelaksanaan (memastikan proses pekerjaan dapat berjalan baik,cepat dan hemat 12 B4 Keterlambatan pengiriman material dari supplier V V V - Menyediakan tambahan armada untuk bongkar muat proses pengiriman 13 E1.6 Kesukaran dalam pemasangan tiang pancang V V - Menentukan metode yang tepat dan disediakan tenaga yang terampil dan pengalaman 14 A2 Banjir V V - Menentukan prediksi waktu banjir - Menentukan pekerjaan atau lokasi tower yang rawan terjadi banjir agar proses pengerjaan dapat dikonsentrasikan ke lokasi tersebut terlebih dahulu - Memakai metode pembuatan kisdan untuk mencegah masuknya air ke area kerja 15 B6 Kerusakan peralatan mesin dan perlengkapan proyek V V - Memberikan pengarahan cara penggunaan alat baik dan benar kepada para pekerja - Melakukan perbaikan segera mungkin jika ada alat yang rusak 16 C5 Kurang tersedianya jumlah tenaga kerja dilapangan V V - Segera dilakukan penambahan tenaga disesuaikan dengan kapasitas pekerjaan Keterangan : A : Menerima Risiko (acceptance) B : Mengurangi Risiko (Mitigate) C : Memindahkan Risiko (Transfer) D : Menghindari (Avoid)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan apartemen adalah salah satu pembangunan yang menimbulkan risiko tinggi bagi proyek tersebut maupun lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan pembangunan

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SQUARE SURABAYA

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SQUARE SURABAYA ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SQUARE SURABAYA MAKALAH TUGAS AKHIR - RC09 1380 ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SURABAYA BAGUS YUNTAR KURNIAWAN

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SQUARE SURABAYA

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SQUARE SURABAYA MAKALAH TUGAS AKHIR - RC09 1380 ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SQUARE SURABAYA BAGUS YUNTAR KURNIAWAN 3108 100 613 Dosen Pembimbing : Cahyono Bintang Nurcahyo, ST, MT.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam pembangunan proyekproyek. konstruksi di Yogyakarta, yaitu:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam pembangunan proyekproyek. konstruksi di Yogyakarta, yaitu: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA TUGAS AKHIR RC 091380 ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA RENDY KURNIA DEWANTA NRP 3106100038 DOSEN PEMBIMBING M. Arif Rohman, ST., MSc Ir. I Putu Artama Wiguna, MT.,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dan Terminologi Proyek (Soeharto, 1999) mendefinisikan kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahapan dari perancangan dan model operasional Tugas Akhir ini.

BAB III METODE PENELITIAN. tahapan dari perancangan dan model operasional Tugas Akhir ini. Bab III MetodePenelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini berisi pembahasan tentang metode yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu berisi tentang bagan alir penelitian beserta uraian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek dan Proyek Konstruksi Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber

Lebih terperinci

Asraf Ali Hamidi JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

Asraf Ali Hamidi JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013 IDENTIFIKASI DAN RESPON RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN PENGHUBUNG TERMINAL MULTIPURPOSE TELUK LAMONG PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA PAKET C DARI PERSEPSI KONTRAKTOR Asraf Ali Hamidi 3106 100

Lebih terperinci

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. SUTT/SUTET Dan ROW. Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai Nilai Perusahaan

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. SUTT/SUTET Dan ROW. Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai Nilai Perusahaan SUTT/SUTET Dan ROW Saluran Transmisi Tenaga Listrik A. Saluran Udara B. Saluran Kabel C. Saluran dengan Isolasi Gas Macam Saluran Udara Tegangan Tinggi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kv Saluran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko pada industri konstruksi di Yogyakarta yaitu : kenaikan harga material.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko pada industri konstruksi di Yogyakarta yaitu : kenaikan harga material. 67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Identifikasi manajemen risiko pada industri konstruksi yang telah dilakukan pada bab analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK TEGANGAN TINGGI. HASBULLAH, MT Teknik Elektro FPTK UPI 2009

DASAR TEKNIK TEGANGAN TINGGI. HASBULLAH, MT Teknik Elektro FPTK UPI 2009 DASAR TEKNIK TEGANGAN TINGGI HASBULLAH, MT Teknik Elektro FPTK UPI 2009 Tegangan listrik Tegangan atau beda potensial antara dua titik, adalah usaha yang dibutuhkan untuk membawa muatan satu coulomb dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pembahasan dalam bab 5 ini dibagi menjadi dua bagian yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan disini merupakan hasil penelitian secara keseluruhan, sedangkan saran yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Kunci : identifikasi risiko, matriks probabilitasdampak, respon risiko, severity indeks. I. PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Kunci : identifikasi risiko, matriks probabilitasdampak, respon risiko, severity indeks. I. PENDAHULUAN 1 IDENTIFIKASI DAN RESPON RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN PENGHUBUNG TERMINAL MULTIPURPOSE TELUK LAMONG PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA PAKET C DARI PERSEPSI KONTRAKTOR Asraf Ali Hamidi, Yusroniya

Lebih terperinci

STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN)

STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN) STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN) Irianto 1, Didik S. S. Mabui 2 1,2 Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Sistem Informasi, Universitas Yapis Papua

Lebih terperinci

ANALISA risiko PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE-SURABAYA

ANALISA risiko PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE-SURABAYA ANALISA risiko PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE-SURABAYA ANGGI BELLIAWAN 3106.100.090 Dosen Pembimbing : I Putu Artama Wiguna, Ir, MT, Ph.D Cahyono Bintang Burcahyo,

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK BOX CULVERT DI SURABAYA

ANALISA RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK BOX CULVERT DI SURABAYA TUGAS AKHIR ANALISA RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK BOX CULVERT DI SURABAYA OLEH : Eka Sari Dewi 31.07.100.003 PENDAHULUAN Latar Belakang : 1. Perkembangan jumlah penduduk yang semakin pesat di Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan pencapaian tujuan/sasaran proyek pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan pencapaian tujuan/sasaran proyek pada umumnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya pembangunan suatu bangunan infrastruktur. Faktor-faktor ketidakpastian dan

Lebih terperinci

Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya

Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya Bagus Prasetyo Budi dan I Putu Artama Wiguna Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Institut

Lebih terperinci

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan di jelaskan metode penelitian yang digunakan untuk mencari faktor-faktor penyebab keterlambatan pada pekerjaan proyek konstruksi. Agar data yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Proyek Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Manajemen Konstruksi Dalam sebuah proyek konstruksi, terdapat sangat banyak perilaku dan fenomena kegiatan proyek yang mungkin dapat terjadi. Untuk mengantisipasi perilaku

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG JALAN SEMENTARA RISIKO

LATAR BELAKANG JALAN SEMENTARA RISIKO TUGAS AKHIR LATAR BELAKANG JALAN SEMENTARA RISIKO RUMUSAN MASALAH 1. Risiko apa saja yang mungkin terjadi pada proses pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan Jembatan KNI? 2. Apa saja sumber penyebab

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Mulyani (2006), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang konstruksi (pembangunan) yang mempunyai dimensi

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU Analisis yang dilakukan berdasarkan data dari bab 3 untuk proyek konstruksi tradisional dan bab 4 untuk proyek EPC diperoleh bahwa setiap proyek konstruksi mempunyai

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO FONDASI BORED PILE DAN TIANG PANCANG PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6 SURABAYA

ANALISIS RISIKO FONDASI BORED PILE DAN TIANG PANCANG PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6 SURABAYA ANALISIS RISIKO FONDASI BORED PILE DAN TIANG PANCANG PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6 SURABAYA Felicia T. Nuciferani [1], Mohamad F.N Aulady [2], Nila A. Putri [3] Jurusan Teknik Sipil-InstitutTeknologi Adhi Tama

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA

ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA Bagus Prasetyo Budi 3108100042 Dosen Pembimbing Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D. JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya 1 Analisis Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya Shelly Atma Devinta, I Putu Artama Wiguna, Cahyono Bintang Nurcahyo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. struktur, arsitektur, dan MEP yang telah dimulai pada tahun 2016.

BAB I PENDAHULUAN. struktur, arsitektur, dan MEP yang telah dimulai pada tahun 2016. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kompleks Thamrin Nine yang merupakan gedung mixed use, berlokasi di Jl Thamrin, Jakarta Pusat dikembangkan oleh PT Putragaya Wahana. Konstruksi terbagi dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Proyek konstruksi merupakan salah satu jenis proyek yang memiliki potensi risiko relatif tinggi akibat uncertain events yaitu peristiwa-peristiwa tidak pasti

Lebih terperinci

BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS. Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi.

BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS. Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi. BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS 7.1. Definisi dan Fungsi Belt Truss Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi. Penggunaan belt truss berfungsi mengikat

Lebih terperinci

SHELLY ATMA DEVINTA

SHELLY ATMA DEVINTA SHELLY ATMA DEVINTA 3110100036 DOSEN PEMBIMBING: Cahyono Bintang Nurcahyo ST, MT Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

5/25/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta

5/25/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta Dosen Pengampu: Anief Fauzan Rozi, S.Kom., M.Eng. Phone/WA: 0856 4384 6541 PIN BB: 29543EC4 Email: anief.umby@gmail.com Website: http://anief.mercubuana- yogya.ac.id 5/25/16 Manajemen Proyek IT - Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut. BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko ialah kegagalan mempertahankan biaya, waktu dan mencapai kualitas serta keselamatan kerja. Risiko

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SAKA MEDAN

IDENTIFIKASI DAN ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SAKA MEDAN IDENTIFIKASI DAN ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SAKA MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menjadi Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS AFFECTING THE COST OVERRUNS ON CONSTRUCTION PROJECTS IN SURABAYA Ari Swezni, Retno

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi seringkali ditentukan oleh suatu keputusan penting dalam rangka mengambil peluang (opportunity) yang jarang terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. PENDAHULUAN Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada kerangka pemikiran dasar manajemen risiko yaitu dengan melakukan identifikasi risiko hingga analisa

Lebih terperinci

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Henry Pascal Magaline 1, Alvin Januar Haryono 2, Andi 3 ABSTRAK : Biaya overhead sebuah proyek merupakan salah satu unsur harga pokok

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA 7 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL BAB II TINJAUAN PUTAKA. RIIKO DALAM PROYEK KONTRUKI MERUPAKAN PROBABILITA KEJADIAN YANG MUNCUL 5 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA perpustakaan.uns.ac.id IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA Risk Identification and Analysis Method in Maintenance Period on Construction

Lebih terperinci

Manajemen Risiko Proyek. Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

Manajemen Risiko Proyek. Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Manajemen Risiko Proyek Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Risiko Proyek Peristiwa tidak pasti yang bila terjadi memiliki pengaruh positif atau negatif terhadap minimal satu tujuan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA CARA PERAWATAN DAN PENGAMANAN SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) DAN SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET) DI PT PLN (PERSERO) APP CAWANG Disusun Oleh : Mochamad Matiji (14411528) JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Skema bagan alir dalam tahapan penelitian kajian tentang manajemen kualitas dengan kegagalan kosntruksi dapat dilihat pada gambar skema di bawah ini :

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK 6.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualifikasi Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2001), definisi kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki jabatan tertentu. Jadi, kualifikasi

Lebih terperinci

Analisa Risiko pada Proyek Pembangunan. Underpass di simpang Dewa Ruci Kuta

Analisa Risiko pada Proyek Pembangunan. Underpass di simpang Dewa Ruci Kuta JURNAL EKNIK POMIS Vol. 2, No. 2, (213) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) C-72 Analisa Risiko pada Proyek Pembangunan Underpass di Simpang Dewa Ruci Kuta Bali Ayunita Indria Dewi dan Cahyono Bintang Nurcahyo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DIAGRAM ALIR ANALISA DAN DESAIN TOWER TRANSMISI

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DIAGRAM ALIR ANALISA DAN DESAIN TOWER TRANSMISI BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 DIAGRAM ALIR ANALISA DAN DESAIN TOWER TRANSMISI LISTRIK 150 kv (SUTT) START ANALISIS. ANALISIS DAN DESAIN AWAL STRUKTUR ATAS TOWER TRANSMISI 150 kv : MODELING INPUT DATA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengelolaan risiko..., Budi Suanda, FT UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengelolaan risiko..., Budi Suanda, FT UI, 2008 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri jasa konstruksi merupakan industri yang memiliki karakteristikkarakteristik khusus yang sulit untuk diantisipasi karena unik, sumber daya yang berfluktuasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). yang diperkirakan (Lifson & Shaifer, 1982).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). yang diperkirakan (Lifson & Shaifer, 1982). 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Definisi resiko: 1. Kejadian yang sering terjadi pada event tertentu atau faktor yang terjad selama proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). 2. Hubungan

Lebih terperinci

PROGRAM PASCA SARJANA ILMU TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN KONSTRUKSI UNIVERSITAS INDONESIA 2009 KUESIONER PAKAR

PROGRAM PASCA SARJANA ILMU TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN KONSTRUKSI UNIVERSITAS INDONESIA 2009 KUESIONER PAKAR Lampiran 1 : Kuesioner Pakar PROGRAM PASCA SARJANA ILMU TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN KONSTRUKSI UNIVERSITAS INDONESIA 2009 KUESIONER PAKAR FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KLAIM YANG MEMPENGARUHI KINERJA

Lebih terperinci

Rahmi Dewi Octavia Dosen Pembimbing : Trijoko Wahyu Adi, ST, MT, Ph.D. Farida Rahmawati, ST, MT

Rahmi Dewi Octavia Dosen Pembimbing : Trijoko Wahyu Adi, ST, MT, Ph.D. Farida Rahmawati, ST, MT IDENTIFIKASI DAN ANALISARISIKO KONSTRUKSI DENGAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA)DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) PADAPROYEK PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR NAGREG V BANDUNG Rahmi Dewi Octavia 3109

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinjauan Umum Pada bagian ini akan dilakukan analisis dan pembahasan mengenai proses dari manajemen risiko yaitu identifikasi risiko, kemudian dilanjutkan proses pemeringkatan

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

b Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

b Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang b Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya sektor transportasi di Indonesia, maka kebutuhan para pengguna jalan untuk mengakses dari dan menuju suatu daerah juga semakin meningkat.

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGANTIAN ISOLATOR SUSPENSI PADA SUTT 150 kv DENGAN METODE HOT STICK DALAM KEADAAN BERTEGANGAN

Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGANTIAN ISOLATOR SUSPENSI PADA SUTT 150 kv DENGAN METODE HOT STICK DALAM KEADAAN BERTEGANGAN Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGANTIAN ISOLATOR SUSPENSI PADA SUTT 150 kv DENGAN METODE HOT STICK DALAM KEADAAN BERTEGANGAN Pramudya Nur Perdana 1 ; Bambang Winardi, S.T., M.T. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO TERHADAP WAKTU PENYELESAIAN PROYEK PADA PEMBANGUNAN PERUMAHAN PERUMAHAN DI SURABAYA

ANALISA RESIKO TERHADAP WAKTU PENYELESAIAN PROYEK PADA PEMBANGUNAN PERUMAHAN PERUMAHAN DI SURABAYA ANALISA RESIKO TERHADAP WAKTU PENYELESAIAN PROYEK PADA PEMBANGUNAN PERUMAHAN PERUMAHAN DI SURABAYA Julius Arie H. dan I Putu Artama W. Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

PERENCANAAN JARINGAN DISTRIBUSI

PERENCANAAN JARINGAN DISTRIBUSI 27 PERENCANAAN JARINGAN DISTRIBUSI BAB 3 PERENCANAAN JARINGAN DISTRIBUSI A. Pendahuluan Perencanaan sistem distribusi energi listrik merupakan bagian yang esensial dalam mengatasi pertumbuhan kebutuhan

Lebih terperinci

PENGAMBILAN RESIKO. Kode Mata Kuliah : OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng.

PENGAMBILAN RESIKO. Kode Mata Kuliah : OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng. PENGAMBILAN RESIKO Kode Mata Kuliah : 0040520 Bobot : 2 SKS OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng. PENDAHULUAN Konsep resiko selalu dikaitkan dengan adanya ketidakpastian pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. KERANGKA PENELITIAN Dalam penelitian ini, kerangka berpikir (penelitian) dilakukan dalam beberapa tahapan sebagaimana diagram alur tersebut dibawah ini : Perumusan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. DESAIN ALTERNATIF TOWER TRANSMISI LISTRIK 150 kv (SUTT) PADA PROYEK PT. PLN PERSERO

TUGAS AKHIR. DESAIN ALTERNATIF TOWER TRANSMISI LISTRIK 150 kv (SUTT) PADA PROYEK PT. PLN PERSERO TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF TOWER TRANSMISI LISTRIK 150 kv (SUTT) PADA PROYEK PT. PLN PERSERO Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh: NAMA : ADE SAPUTRA

Lebih terperinci

ANALISA KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS

ANALISA KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS ANALISA KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI TAHAP II UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG) NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pekerjaan ulang. Pada penelitian ini rework didefinisikan sebagai aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pekerjaan ulang. Pada penelitian ini rework didefinisikan sebagai aktivitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Batasan Rework Kata rework bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dapat berarti sebagai pekerjaan ulang. Pada penelitian ini rework didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan perwujudan dari kerangka berpikir untuk mencapai tujuan dari penelitian, yang dijabarkan dalam beberapa tahap pada disain penelitian. Kerangka

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam pelaksanaan suatu proyek, suatu ketika dapat menyimpang dari rencana, makapengawasan dan pengendalian proyek sangat diperlukan agar kejadian-kejadian

Lebih terperinci

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 ORGANISASI PROYEK Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR :. TAHUN TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR :. TAHUN TENTANG RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR :. TAHUN TENTANG KOMPENSASI ATAS TANAH, BANGUNAN DAN TANAMAN YANG DILINTASI TRANSMISI TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PENGAWASAN/SUPERVISI PEKERJAAN STRINGING/PENARIKAN KONDUKTOR

PENGAWASAN/SUPERVISI PEKERJAAN STRINGING/PENARIKAN KONDUKTOR PENGAWASAN/SUPERVISI PEKERJAAN STRINGING/PENARIKAN KONDUKTOR Pekerjaan stringing, yang dimaksud disini adalah memasang konduktor pada transmisi tegangan tinggi yang meliputi pemasangan insulator set, penarikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER

LAMPIRAN 1 KUESIONER LAMPIRAN 1 KUESIONER 149 FAKTOR FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA WAKTU PROYEK EPC GAS DI INDONESIA KUESIONER PENELITIAN THESIS Oleh JUANTO SITORUS 0606002616 BIDANG KEKHUSUSAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah mengikuti kegiatan Kerja Praktek pada Pembangunan Proyek

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah mengikuti kegiatan Kerja Praktek pada Pembangunan Proyek BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan Setelah mengikuti kegiatan Kerja Praktek pada Pembangunan Proyek Apartemen Tower Ambassador 2 St.Moritz Kembangan didapatkan pengetahuan tentang pelaksanaan

Lebih terperinci

Transmission of Electrical Energy (Transmisi Tenaga Listrik)

Transmission of Electrical Energy (Transmisi Tenaga Listrik) Transmission of Electrical Energy (Transmisi Tenaga Listrik) Oleh : Kelompok 11 Joko Pramono Montario Chandra Buwono Zamrudi Secara Umum Terdiri dari : Sistem Tenaga Listrik 1. Pusat Pembangkit Listrik

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK 2.1 DATA PROYEK A. Lokasi Proyek Proyek Apartemen Green Bay dibangun di atas pantai,lalu di urug dengan tanah dengan luas total sebesar m2 127.881 dengan detail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007.

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemahaman tentang konstruksi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jasa Konstruksi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang menyediakan layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang dibedakan menurut bentuk

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Kemajuan proyek merupakan progress pekerjaan dari pekerjaan awal proyek sampai akhir pekerjaan proyek. Disetiap progress pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Sisa Material Menurut Construction Waste Management Guide, sisa material adalah benda berwujud yang tidak berbahaya, yang berasal dari aktivitas pembangunan, penghancuran

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. daya listrik dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah kualitas daya

BAB I. PENDAHULUAN. daya listrik dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah kualitas daya BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan semakin tingginya tarif listrik, maka tuntutan efisiensi dalam pemakaian daya listrik adalah menjadi pertimbangan utama. Efisiensi penggunaan daya listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi berbagai macam aspek kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah ilmu pengetahuan mengenai penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan suatu proyek terdapat tiga aspek pokok yang merupakan indiaktor keberhasilan proyek yaitu biaya, jadwal, dan mutu. Jika biaya, waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Kegiatan proyek merupakan suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proyek Pembangunan Gedung Kuningan City dibangun pada lahan seluas

BAB I PENDAHULUAN. Proyek Pembangunan Gedung Kuningan City dibangun pada lahan seluas BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Proyek Pembangunan Gedung Kuningan City dibangun pada lahan seluas 27.247 m2 yang terdiri dari apartement 50 lantai dengan luas 43.858,55 m2, office 41 lantai dengan

Lebih terperinci

PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (

PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo ( PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (3107.203.002) 1. Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan munculnya berbagai jenis proyek konstruksi yakni proyek

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan munculnya berbagai jenis proyek konstruksi yakni proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia konstruksi dewasa ini sangat unik dan kompleks, hal ini ditandai dengan munculnya berbagai jenis proyek konstruksi yakni proyek konstruksi bangunan

Lebih terperinci

BAB I. Pengertian Dasar dalam Statistika. A. Statistika, Statistik, Statistika Deskriptif

BAB I. Pengertian Dasar dalam Statistika. A. Statistika, Statistik, Statistika Deskriptif BAB I Pengertian Dasar dalam Statistika A. Statistika, Statistik, Statistika Deskriptif 1. Pengertian Statistika Statistika adalah bagian dari matematika yang secara khusus membicarakan cara-cara pengumpulan,

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metode penelitian berkaitan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.

Lebih terperinci

BAB 5 PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

BAB 5 PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau BAB 5 PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 5.1. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kuantitas atau kualitas tertentu yang ditentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegagalan pada Proyek Konstruksi Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang bersifat teknis dan non teknis. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur transportasi darat yang berperan sangat penting dalam perkembangan suatu wilayah. Jalan berfungsi untuk mendukung kegiatan

Lebih terperinci