MODEL INTEGRASI LEAN MANUFACTURING DAN LEAN SERVICE UNTUK MEMINIMALKAN WASTE PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BANYUWANGI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL INTEGRASI LEAN MANUFACTURING DAN LEAN SERVICE UNTUK MEMINIMALKAN WASTE PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BANYUWANGI"

Transkripsi

1 MODEL INTEGRASI LEAN MANUFACTURING DAN LEAN SERVICE UNTUK MEMINIMALKAN WASTE PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BANYUWANGI Harliwanti Prisilia Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk merancang suatu model integrasi lean manufacturing dan lean service pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Banyuwangi. Agar masyarakat dapat menikmati air bersih yang terjamin kualitas, kuantitas dan kontinuitasnya maka PDAM harus meningkatkan performansinya. Salah satu caranya adalah dengan melakukan efisiensi dengan aplikasi konsep lean. Konsep lean bertujuan menghilangkan aktivitas-aktivitas Non Value Added yang merupakan pemborosan. PDAM Banyuwangi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang proses produksi maupun proses pelayanan, sehingga diperlukan pendekatan lean manufacturing dan lean service yang terintegrasi. Penelitian diawali dengan pembuatan Big Picture Mapping untuk mengidentifikasi waste baik di proses produksi maupun proses pelayanan. Dilanjutkan dengan penentuan waste kritis melalui kuisioner terhadap pihak PDAM. Waste kritis pada proses produksi adalah waste Inappropriate Processing, Excessive Transportation, dan Waiting. Sedangkan Waste kritis pada proses pelayanan adalah Waste Waiting, Defect dan Inappropriate Processing. Setelah diketahui waste kritisnya, tahap berikutnya adalah Root Cause Analysis (RCA) untuk tiap waste kritis yang diikuti dengan pemetaan hubungan keterkaitan antar waste proses produksi dengan waste pelayanan. Berdasarkan dari hubungan keterkaitan dihasilkan model konseptual integrasi antar waste proses produksi dan proses pelayanan PDAM Banyuwangi. Kata kunci: Big Picture Mapping,, Konsep lean, Root Cause Analysis, Waste. PENDAHULUAN Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah sebuah perusahaan daerah yang mempunyai konsentrasi pada bidang penyediaan air bersih. Kehadiran PDAM diatur melalui Undang-undang Republik Indonesia No.5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah. PDAM dibentuk sebagai kesatuan usaha milik pemerintah daerah yang memberikan jasa pelayanan, menyelenggarakan kemanfaatan umum di bidang air minum dan memupuk pendapatan. Dalam upayanya untuk mencapai visi dan misi, PDAM Banyuwangi mempunyai permasalahan yang sama seperti yang dihadapi PDAM di kota-kota lain di Indonesia yaitu tingkat pelayanan (coverage level) yang rendah dan tingkat kehilangan air (uncounted water) yang tinggi. Hal tersebut menyebabkan layanan penyambungan baru kurang maksimal. PDAM Banyuwangi sampai dengan tahun 2011 baru mampu melayani hanya 14,76 persen dan itu berarti 85,24 persen belum mampu dilayani oleh PDAM Banyuwangi. Permasalahanpermasalahan pada PDAM Banyuwangi di atas berdampak pada kinerja sehingga memerlukan pendekatan yang pada akhirnya bisa meningkatkan kinerja PDAM Banyuwangi. Salah satu metode untuk meningkatkan kinerja adalah pengaplikasian konsep lean pada PDAM Banyuwangi. Konsep lean melakukan pendekatan secara sistemik dan sistematik untuk A-20-1

2 mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan ( waste) dan aktivitas-aktivitas yang tidak benilai tambah (non value added activities). Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah ada, aplikasi lean dipakai untuk sektor produksi saja atau sektor jasa saja. Padahal PDAM Banyuwangi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi air maupun di bidang jasa. Sehingga untuk perbaikan kinerja dari PDAM Banyuwangi, diperlukan pendekatan lean manufacturing dan lean service yang terintegrasi. Selama ini belum ada penelitian yang mengintegrasikan antara lean manufacturing dan lean service sehingga perlu dibuat suatu model integrasinya. Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan penelitian ini adalah mengidentifikasi waste yang dihasilkan dari proses produksi air dan proses jasa dari PDAM Kabupaten Banyuwangi, mengetahui waste kritis yang terjadi dalam proses produksi air dan proses jasa di PDAM Kabupaten Banyuwangi serta membangun suatu model konseptual yang mengintegrasikan antara lean manufacturing dan lean service METODE PENELITIAN Tahap Pengumpulan Data Data yang diperlukan antara lain data aliran fisik dan aliran informasi proses layanan jasa. Metode pengumpulan data terdiri atas : 1) Wawancara, digunakan untuk mendapatkan informasi tentang proses yang terjadi, penyebab dari waste yang terjadi, crosscheck terhadap hasil pengolahan data waste kritis. Dalam pelaksanaan wawancara, narasumber adalah orangorang yang bertanggung jawab dan kompeten dalam bidangnya masing-masing. 2) Pengamatan lapangan. 3) Data historis, digunakan untuk menunjang pengolahan data. Membuat Big Picture Mapping Dari big picture mapping akan diperoleh informasi dimana terjadinya waste dan seluruh aktivitas yang tergolong aktivitas value added, non value added, necessary but non value added. Dari big picture mapping akan dapat di identifikasi aktivitas-aktivitas yang tergolong waste dari segi produksi maupun dari segi servis. Identifikasi waste Mengidentifikasi dan mengelompokan aktivitas-aktivitas kerja di PDAM berdasarakan jenis wastenya (pengelompokan seven waste). Dari observasi awal, waste yang dihasilkan PDAM waste yang bekaitan dengan aktivitas sebagai perusahaan di segi produksi maupun dari segi servis. Menentukan waste kritis Penentuaan waste kritis dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner terhadap pihak yang terkait di PDAM Banyuwangi. Dari hasil kuisioer ini bisa diketahui waste yang sering terjadi. Root Cause Analysis (RCA) RCA digunakan untuk menelusuri penyebab dan dampak dari sebuah permasalahan yang terjadi. Dengan RCA ini bisa diketahui penyebab waste yang terjadi yang merupakan dampak dari proses yang terjadi di segi produksi maupun di segi servis. A-20-2

3 Pemetaan hubungan keterkaitan Setelah diketahui waste kritis, selanjutnya dilakukan pemetaan hubungan keterkaitan antar waste proses produksi dan waste yang ada di proses servis. Tahap Perancangan Model Integrasi Lean Manufacturing dan Lean Service Perancangan integrasi lean manufacturing dan lean service dimulai dengan merancang suatu model konseptual. Setelah dilakukan perancangan model integrasi, dilakukan validasi terhadap model yang sudah dirancang.validasi ini dilakukan dengan wawancara terhadap tenaga kerja yang ahli di bidang penyediaan air minum ( pihak PDAM ).Apabila model dianggap valid, maka model direkomendasikan kepada perusahaan sebagai pertimbangan untuk mengurangi waste yang terjadi. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 1 menunjukkan hasil dari big picture mapping proses produksi air PDAM. Gambar 1 Big picture mapping proses produksi air PDAM Aliran fisik proses produksi PDAM Berdasarkan hasil pengamatan, aliran fisik yang terjadi pada proses produksi PDAM adalah sebagai berikut: 1. Sumber air didapatkan dari sumber air alami dan sumur bor. Dimana air di uji kualitas terlebih dahulu untuk mengetahui kelayakan sumber air tersebut. 2. Setelah dilakukan uji kualitas maka proses selanjutnya adalah mengalirkan air menuju reservoir dengan menggunakan pipa transmisi. 3. Pada tangki reservoir sebelum air di distribusikan ke pelanggan perlu dilakukan penyaringan dan proses desinfektan yang tujuannya untuk membunuh bakteri yang dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan. Proses desinfektan dilakukan dengan memberi larutan kaporit pada reservoir. 4. Air bersih yang telah dibubuhi kaporit merupakan air minum yang telah bebas bakteri penyakit, selanjutnya air tersebut melalui proses penyaringan untuk di distribusikan ke pelanggan. A-20-3

4 Aliran informasi proses produksi PDAM Penggambaran aliran informasi ini untuk mengetahui debit air mulai dari sumber air sampai jumlah air yang direkeningkan. Adapun aliran aliran informasi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pengukuran debit air yang dilakukan dimana sumber air tersedia baik sumber dari mata ar maupun sumber dari sumur bor (kapasitas sumber). 2. Pengukuran debit air yang yang masuk ke pipa transmisi (kapasitas terpasang). Untuk sumber air yang berasal dari mata air kapasitas terpasang berdasarkan kapasitas sumber dikurangi pemanfaatan air untuk masyarakat sekitar. 3. Pengukuran debit air yang masuk ke reservoir setelah dari sumber air dialirkan melalui pipa transmisi (kapasitas produksi) 4. Pengukuran debit air yang keluar dari reservoir yang masuk ke pipa distribusi (kapasitas distribusi). 5. Pengukuran debit air yang dikonsumsi oleh konsumen yang dapat diukur melalui meter air (air yang direkeningkan). Identifikasi Aktivitas proses produksi kontinyu dan berkala Aktivitas proses produksi di PDAM digolongkan menjadi dua yaitu aktivitas yang dilakukan secara kontinyu dan berkala. Aktivitas kontinyu merupakan suatu aktivitas proses produksi yang dilakukan secara berkelanjutan yang mana aktivitas ini dumulai dari penemuan sumber air, pengolahan air sampai air didistribusikan kekonsumen. Hasil identifikasi aktivitas kontinyu dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1 identifikasi aktivitas proses produksi PDAM yang kontinyu Kode Tipe Aktifitas VA NVA NNVA A. Sumber air A.1 Perjalanan operator menuju sumber air A.2 Pengukuran debit air A.3 Perjalanan operator kembali B. Pipa transmisi B.1 Air dialirkan sepanjang pipa transmisi C. Reservoir C.1 Perjalanan operator menuju reservoir C.2 Pengukuran debit air C.3 Pencampuran bubuk kaporit dengan air C.4 Larutan kaporit dialirkan ke reservoir C.5 Penyaringan air C.6 Pengukuran debit air yang keluar dari reservoir C.7 Perjalanan operator kembali D. Pipa Distribusi D.1 Air dialirkan sepanjang pipa distribusi ke konsumen Selengkapnya aktivitas berkala dapat dilihat pada Tabel 2 A-20-4

5 Tabel 2. Identifikasi aktivitas proses produksi PDAM yang berkala Kode Tipe Aktifitas VA NVA NNVA A. Sumber air (uji kualitas) A.1 Perjalanan operator menuju sumber air A.2 Pengambilan sampel air baku A.3 Perjalanan operator ke laboratorium A.4 Menunggu hasil laboratorium A.5 Pengambilan hasil laboratorium B. Pipa transmisi (inspeksi) B.1 Perjalanan operator untuk inspeksi pipa C. Reservoir (pengurasan) C.1 Perjalanan operator menuju reservoir C.2 Operator menutup air yang masuk ke reservoir C.3 Pengalihan pipa distribusi C.4 Pengosongan air yang direservoir C.5 Menunggu proses pengosongan air C.6 Membersihkan reservoir C.6 Operator membuka air yang masuk ke reservoir C.7 Penyambungan pipa distribusi C,8 Perjalanan operator kembali D. Pipa Distribusi (perbaikan) D.1 Menunggu tenaga mekanik dan peralatan D.2 Perbaikan pipa distribusi Selain big picture mapping pada proses produksi, big picture mapping juga digunakan pada proses pelayanan sambung baru yang dapat mengidentifikasi pemborosan-pemborosan yang terjadi pada proses pelayanan sambung baru. Hasil big picture mapping pada proses pelayanan sambung baru, bisa dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Big picture mapping proses pelayanan sambung baru A-20-5

6 Aliran Fisik Proses Pelayanan Sambung Baru Aliran fisik yang terjadi pada proses pelayanan sambung baru adalah sebagai berikut: 1. Aliran fisik dimulai dengan datangnya calon pelanggan ke kantor PDAM 2. Calon pelanggan menuju Customer Service Centre untuk mengisi formulir pendaftaran. 3. Subbag Perencanaan melakukan pemeriksaan lapangan sebagai dasar penentuan instalasi dan biaya pemasangan yang harus dibayar oleh calon pelanggan. 4. Pemanggilan calon pelanggan untuk penandatanganan pada RAB serta pembayaran biaya pasang baru dan penyerahan berkas pembayaran asli kepada pelanggan baru. 5. Seksi distribusi melakukan pemasangan instalasi sambungan baru. Aliran Informasi Proses Pelayanan Sambung Baru Berdasarkan hasil pengamatan, aliran informasi yang terjadi pada proses pelayanan sambungan baru adalah sebagai berikut: 1. Aliran informasi dimulai dengan datangnya calon pelanggan yang mengisi formulir pendaftaran sekaligus membawa syarat pendaftaran sebagai berikut: Surat tanah bisa berupa fotocopy sertifikat tanah yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang. Fotocopy PBB Fotocopy KTP dan KSK 2. Penyerahan permohonan kepada subbag perencanaan. 3. Subbag perencanaan melakukan survey lokasi sebagai dasar perencanaan biaya (RAB) yang harus dibayar oleh calon pelanggan. 4. Kemudian RAB diserahkan kepada Customer Service Centre untuk dilakukan pemanggilan calon konsumen dan menginformasikan biaya yang harus dibayar oleh calon pelanggan. 5. RAB di tanda tangani oleh calon pelanggan serta calon pelanggan melakukan pembayaran biaya pasang baru. 6. Setelah itu penyerahan berkas kepada Subbag Langganan serta pembuatan kartu baca meter dan kartu pelanggan. 7. Penyerahan kartu baca meter dan kartu pelanggan pada Seksi Distribusi yang kemudian menerbitkan Bukti Permintaan dan Pengeluaran barang (BPP) ke gudang dan menerbitkan surat tugas. 8. Dengan adanya surat tugas dari Kasubbag Distribusi, bagian Pelaksana Distribusi melaksanakan pemasangan sambungan. 9. Pelaksana distribusi setelah melakukan pemasangan sambungan menyerahkan berkas ke Kasubbag Distribusi kemudian diteruskan ke petugas segel untuk dilakukan pemasangan segel. 10. Penyerahan kartu baca meter dan berkas kepada Seksi Langganan oleh Seksi Distribusi. Identifikasi aktivitas pada proses pelayanan sambung baru Aktivitas-Aktivitas pada proses sambung baru dapat diklasifikasikan seperti pada Tabel 3 dasar pengklasifikasiannya didasarkan pada type aktifitas dalam organisasi menurut Hines and Taylor (2000). A-20-6

7 Tabel 3 Identifikasi Aktifitas pada Proses Pelayanan Pemasangan Baru Kode Tipe Aktifitas VA NVA NNVA A. Formulir A.1 Pengambilan formulir data calon pelanggan di CSC A.2 Pengisian formulir data calon A.3 Pengembalian formulir di CSC A.4 Penumpukan formulir data calon pelanggan di CSC A.5 Penyerahan formulir kepada Subbag Perencanaan B. Pengolahan formulir data calon pelanggan di bag Perencanaan B.1 Pemeriksaan Lapangan (survey lokasi) B.2 Menunggu hasil survey lokasi B.3 Perencanaan biaya jika survey lokasi layak B.4 Penyerahan berkas survey lokasi ke CSC C. Informasi biaya C.1 Panggilan kepada calon pelanggan oleh CSC C.2 Menunggu kedatangan calon pelanggan C.3 Tanda tangan calon pelanggan pada RAB C.4 Pembuatan kuitansi biaya pasang baru C.5 Pembayaran biaya pasang baru D. Pengolahan Berkas D.1 Penyerahan berkas kepada subbag Langganan dan bag produksi distribusi D.2 Pembuatan kartu baca meter dan kartu pelanggan oleh subbag langganan D.3 Penyerahan kartu baca meter dan kartu pelanggan pada seksi distribusi D.4 Dibuatkan BPP untuk alat dinas dan persil oleh kepala subbag distribusi D.5 Menunggu persetujuan BPP oleh kabag distribusi dan direktur D.6 Penyerahan berkas pada seksi gudang D.7 Pengambilan alat oleh seksi distribusi D.8 Dipasang oleh seksi distribusi D.9 Menunggu pemasangan oleh seksi distribusi D.10 Penyerahan kartu baca meter dan berkas kepada seksi langganan oleh seksi distribusi A-20-7

8 Identifikasi waste kritis pada proses produksi Rangking Waste Proses Produksi pada PDAM BOBOT WASTE Gambar 3 Diagram Rangking Waste pada proses produksi PDAM Berdasarkan urutan waste di atas maka Inappropriate Processing, Excessive Transportasi, dan Waiting merupakan jenis waste yang paling sering terjadi pada proses produksi dalam PDAM. Identifikasi waste kritis pada proses pelayanan sambung baru Rangking Waste Pelayanan Sambung Baru pada PDAM BOBOT WASTE Gambar 4 Diagram Rangking Waste Pelayanan Sambung Baru Pada PDAM Berdasarkan urutan waste di atas maka Waiting, Defect, dan Inappropriate Processing merupakan jenis waste yang paling sering terjadi pada proses pelayanan sambung baru dalam PDAM Perancangan Model Integrasi Antar Waste Proses Produksi dan Proses Pelayanan Setelah dilakukan pemetaan hubungan keterkaitan antar waste proses produksi dan proses pelayanan, dihasilkan model konseptual antar waste Proses Produksi dan Proses Pelayanan. Pada model integrasi ini, bisa dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi proses produksi maupun proses pelayanan, mulai dari sumber air sampai ke pelayanan sambung baru. Adapun model integrasinya seperti yang bisa dilihat pada Gambar 5 A-20-8

9 Analisa Model Konseptual Integrasi Antar Waste Proses Produksi dan Proses Pelayanan 1. Kontinuitas air : Debit air pada pelanggan kecil atau mati Pada waktu pemakaian air berada di jam puncak, adakalanya debit air kecil bahkan mati, keadaan ini juga mempengaruhi pelayanan sambung baru. Untuk daerah dengan keluhan kondisi air yang sering mati, tidak memungkinkan diadakan penyambungan baru, kecuali setelah diadakan perbaikan yang menyangkut kebocoran pipa, memperbesar kapasitas pipa dan penambahan debit air yang melalui daerah tersebut. Disini bisa dilihat bahwa kontinuitas air yang ada pada proses pelayanan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari proses produksi. Faktor-faktor tersebut adalah : a. Kebocoran distribusi b. Reservoir c. Kapasitas Distribusi d. Pemeliharaan pipa distribusi berpengaruh terhadap debit air yang diterima oleh pelanggan. 2. Permintaan sambung baru yang belum bisa terealisasi Pelayanan sambung baru yang belum bisa terealisasi disebabkan karena keterbatasan kapasitas produksi dan distribusi. Kapasitas produksi dan distribusi dapat ditingkatkan dengan cara menekan angka kebocoran produksi dan distribusi. Kebocoran produksi dan distribusi dapat ditekan dengan cara meningkatkan perawatan dan pengawasan terhadap jaringan pipa dan pemberian sangsi hukum yang lebih tegas pada masyarakat untuk mengurangi pencurian air. a. Total kebocoran distribusi di PDAM Banyuwangi menurut data Agustus 2011 sampai Juli 2012 sebesar m 3 atau rata-rata m 3 per bulan. Dengan asumsi perencanaan PDAM Banyuwangi yaitu kebutuhan air 150 lt per orang per hari dengan jumlah orang per sambungan rumah sebanyak 5 orang, maka kebutuhan air per sambungan rumah per bulan A-20-9

10 sebesar 22.5 m 3. Sehingga secara teoritis kebocoran distribusi tersebut mampu untuk melayani sebanyak 2313 sambungan rumah. b. Reservoir. Reservoir yang berfungsi sebagai tempat penampungan air pada proses produksi juga berpengaruh pada proses pelayanan sambung baru, dimana salah satu faktor yang mempengaruhi reservoir adalah kapasitas produksi. Selama ini kapasitas produksi belum bisa digunakan secara optimal karena masih terjadi kebocoran. c. Kapasitas distribusi Kapasitas distribusi juga berpengaruh terhadap proses pelayanan sambung baru. Semakin besar kapasitas distribusi, maka pelayanan sambung baru juga bisa ditingkatkan. Selama ini permintaan sambung baru ada yang tidak bisa direalisasi karena terbatasnya kapasitas distribusi untuk area tertentu. d. Kapasitas pompa air Permintaan sambung baru yang meningkat mengakibatkan penggantian pompa air baku ada dengan pompa air baku yang kapasitasnya lebih besar. Debit air yang dapat diangkat ke permukaan oleh sebuah sumur bor sangat bergantung pada kapasitas pompa dan diameter pipa bor yang digunakan. Dalam tahap pompa sudah mengalami penurunan kinerja akibat faktor usia pompa ataupun karena dirasakan pompa sudah tidak mampu lagi memenuhi tingkat debit kebutuhan distribusi, maka pompa harus diperbaiki atau diganti unuk mendapatkan kinerja pompa yang sesuai dengan kebutuhan. e. Kuantitas pipa distribusi Permintaan sambung baru dipengaruhi oleh faktor jaringan distribusi, yang terkait dengan kuantitas pipa distribusi dimana apabila jaringan distribusi semakin luas maka permintaan sambung baru juga mengalami peningkatan. 3. Administrasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses pelayanan sambung baru. Proses administrasi untuk layanan sambung baru diawali dengan adanya aliran informasi dari CSC ke bagian perencanaan. Selanjutnya bagian perencanaan akan melaksanakan perintah yang berkaitan dengan proses fisik yaitu survei lokasi, penyediaan dan pemasangan material instalasi, penyediaan tenaga mekanik untuk memasang instalasi. Waste dan Rekomendasi Perbaikannya Pada tahap ini akan dilakukan rekomendasi perbaikan pada tiap waste yang ditemukan, baik itu waste yang ada pada proses produksi maupun waste pada proses pelayanan. Waste Pada Proses Produksi Waste kritis pada proses produksi terdiri dari waste inappropriate proccessing, waste transportation, dan waste waiting, Berikut adalah daftar dari waste proses produksi dan rekomendasi perbaikannya. Waste Inappropriate Proccessing Waste Inappropriate Proccessing yang sering terjadi pada proses produksi air adalah sebagai berikut: a. Pemasangan pipa paralel atau penggantian pipa distribusi. b. Penggantian pompa air baku c. Pengurasan reservoir secara manual d. Kebocoran produksi dan distribusi A-20-10

11 Waste Excessive Transportation Waste excessive transportation yang sering terjadi pada proses produksi adalah: a. Transportasi pemeriksaan debit air di sumber air b. Pemeriksaan pipa transmisi Waste Waiting Waste waiting pada proses produksi adalah sebagai berikut : a. Delay tenaga mekanik b. Delay material perbaikan c. Delay perbaikan jalur pipa yang melewati ruang publik Waste Pada Proses Pelayanan Sambung Baru Waste kritis pada proses pelayanan sambung baru terdiri dari waste waiting, waste defect dan waste inappropriate processing, Berikut adalah penjelasan dari waste dan rekomendasi perbaikannya. Waste Waiting Waste waiting pada proses pelayanan sambung baru adalah sebagai berikut: a. Delay survey lokasi. b. Delay formulir data pelanggan di CSC. c. Delay kedatangan calon pelanggan untuk persetujuan RAB d. Delay persetujuan BPP ( Bukti permintaan dan pengeluaran) e. Delay pemasangan instalasi pipa distribusi Waste Defect Waste defect yang terjadi pada proses pelayanan sambung baru adalah sebagai berikut : a. Debit air pada pelanggan kecil atau mati b. Permintaan sambung baru yang tidak bisa direalisasikan. Waste Inappropriate Processing Waste inappropriate processing yang terjadi pada proses pelayanan sambung baru adalah sebagai berikut : 1. Pengaduan yang tidak segera tertangani. 2. Prosedur pengajuan sambung baru yang terlalu panjang. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pemborosan over production dan inventory pada proses produksi air minum PDAM Banyuwangi tidak teridentifikasi karena PDAM Banyuwangi belum mampu melayani kebutuhan air bersih ke seluruh pelanggan selama 24 jam. Sedangkan pada proses pelayanan sambung baru teridentifikasi seven waste yakni waste over production, defect, unnecessary inventory, inappropriate processing, excessive transportation, waiting dan unnecessary motion. 2. Waste kritis pada proses produksi air minum berdasarkan hasil kuisioner adalah waste inappropriate processing, waste excessive transportation dan waste waiting. Sedangkan waste kritis pada proses pelayanan sambung baru PDAM Banyuwangi adalah waste waiting, waste defect dan waste inappropriate processing. A-20-11

12 Saran A. Bagi perusahaan 1. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan baik dari segi pelayanan sambung baru dan dari segi kontinuitas air, sebaiknya PDAM melakukan langkah langkah yang dianggap perlu untuk manekan angka kebocoran air, baik itu kebocoran produksi dan kebocoran distribusi.langkah-langkah tersebut bisa bersifat teknis seperti perawatan pipa, penggantian pipa yang sudah keropos, peggantian meter air yang tidak akurat dan lainlain.sedangkan yang bersifat non teknis, bisa berupa pemberian sangsi hukum yan lebih tegas bagi yang melakukan pencurian air, peningkatan disiplin pada petugas pencatat meter dan lain-lain. 2. Perlu dipikirkan untuk pengembangan jaringan pipa distribusi terkait dengan peningkatan populasi penduduk yang pada akhirnya juga peningkatan konsumsi air bersih. B. Bagi penelitian berikutnya: Melakukan analisa biaya yang lebih detil terkait dengan resiko-resiko yang harus dihadapi akibat dari setiap jenis pemborosan. DAFTAR PUSTAKA Andarnis, Rosie (2011), Pengukuran dan peningkatan sistem pemeliharaan pada PT. Maspion dengan menggunakan konsep lean Maintenance, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Industri ITS, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Bappenas (2010), Laporan Pencapaian MDGs Indonesia Bayou and Korvin (2008), Measuring the leaness of Manufacturing System A case study of Ford Motor Company and General Motors, Journal of Engineering and Tecnology Management 25, hal Bowen, D. and Youngdahl, W. (1998), lean service : in defence of a production line approach, International Journal of Service Industry Management 9, hal Daellenbach, H.G. and Mc Nicle, D.C. (2005), Management science : Decision making Through system thinking, Palgrave Macmillan. Fanani, Z. dan Singgih, M.L. ( ), Implementasi Lean Manufacturing untuk peningkatan produktivitas (studi kasus pada PT. Ekamas Fortuna Malang), Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII, Program Studi MMT ITS, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Febriyani, D. (2010), Analisis Produktivitas Dan Aplikasi Lean Manufacturing Pada Divisi Produksi Pengecoran (Works hop I) PT. Barata Indonesia, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Industri ITS, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Francesca, M. (2009/2010), Upaya perbaikan kualitas unit pelayanan teknik dengan pendekatan lean service (studi kasus PT. PLN APJ Surabaya Selatan), Tugas Akhir, Jurusan Teknik Industri ITS, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Gaspers, V. (2006), Continous Cost Reduction Trought Lean Six Sigma, Bogor, Gramedia Pustaka Utama. Gaspers, V. (2007), Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industri, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. A-20-12

13 Gurumurthy, A. and Kodali, R. (2009), Application of benchmarking for assessing the lean manufacturing implementation, An International Journal 16, hal Hapsari, R.I. (2011), Penerapan metode Lean Project Management dalam perencanaan proyek konstruksi pada pembangunan gedung SDN Bektiharjo II Semanding Tuban, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Industri ITS, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Hicks, B.J. (2007), Lean Information Manage ment : Understanding and Eliminating Waste, International Journal of Information Management 27, hal Hines, P. and Rich, N. (1997), The Seven Value Stream Mapping Tools, International Journal of Operating and Production Management vol 17 No. 1 hal Cardiff, uk : Lean Interprise Research Centre, Cardiff Business School. Hines, P. and Taylor, D. (2000), Going lean. Cardiff, uk : Lean Exterprise Research Centre, Cardiff Business School. Hines, P., Silvi, R., and Bartolini, M. (2002), Lean Profit Potential : Lean Enterprise Research Centre, Cardiff Business School. Jan Jonker (2011), Model Konseptual, teorionline.wordpress.com/ service/theoreticalframework-and-hypotheses. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 47 th tentang Pedoman Penilaian Kinerja PDAM. Maleyeff, J. (2006), Exploration of International Service System Using Lean Principles, ManagementDecisions 44, hal Marlayana, N. (2009), Upaya peningkatan kinerja melalui penerapan metode lean six sigma guna mengurangi non Value Added Activities, Tugas Akhir, Unissula, Semarang. Peraturan Pemerintah No. 58 th tentang Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 75. Piercy, N. and Rich, N. (2009), Lean Transformation in the pure service environment : the case of the call service centre, International journal of Operations and Production Management 29, hal Radnor, J., Holweg, M., and Waring, J. (2011), Lean in healthcare : The Unfilled Promise?, Journal social science and Medicine, XXX, hal Rembulan, G. (2011), Implementasi Lean Healthcare untuk meminimalkan waste dalam rumah sakit (Siloam Hospital Surabaya), Tugas Akhir, Jurusan Teknik Industri ITS, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Simatupang, T.B. (1995), Teori sistem, Suatu perspektif Teknik Industri : PT. Suprijotomo (2007), Estimasi Pengurangan Biaya Dan Waktu Dengan Lean Manufacturing Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Bagian Fabrikasi Mesin PT. Varia Usaha Gresik), Tugas Akhir, Jurusan Teknik Industri ITS, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Taqwanur (2011), Penerapan lean thinking untuk meningkatkan kinerja divisi trucking PT. JPEK, Thesis, Jurusan Manajemen Industri, Magister Manajemen Teknologi ITS, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. A-20-13

14 Taylor, D and Brut, D (2001), Manufacturing Operations and Supply Chain Management : The lean Aproach. Thomson Learning, London. A-20-14

ANALISA LEAN SERVICE DALAM MEMINIMALKAN WASTE PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BANYUWANGI

ANALISA LEAN SERVICE DALAM MEMINIMALKAN WASTE PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BANYUWANGI ANALISA LEAN SERVICE DALAM MEMINIMALKAN WASTE PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BANYUWANGI Harliwanti Prisilia 1) dan Putu Dana Karningsih 2) 1) Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

Analisa Lean Service Guna Mengurangi Waste Pada Perusahaan Daerah Air Minum Banyuwangi

Analisa Lean Service Guna Mengurangi Waste Pada Perusahaan Daerah Air Minum Banyuwangi Analisa Lean Service Guna Mengurangi Waste Pada Perusahaan Daerah Air Minum Banyuwangi Harliwantip Jurusan Teknik Industri Universitas 7 Agustus Banyuwangi Jl Adi Sucipto No 26 Banyuwangi Harliwantip@gmail.com

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015 APLIKASI PENDEKATAN KONSEP LEAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITY PADA LEMBAGA KONSUIL (KOMITE NASIONAL KESELAMATAN UNTUK INSTALASI LISTRIK) DI BANYUWANGI Harliwanti Prisilia Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

UPAYA PENGURANGAN PEMBOROSAN DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING

UPAYA PENGURANGAN PEMBOROSAN DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UPAYA PENGURANGAN PEMBOROSAN DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING Arik Hariyanto 1) dan Dwi Iryaning Handayani 2 Jurusan Teknik Industri Universitas Panca Marga Probolinggo

Lebih terperinci

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK Krisna Ardi Wibawa, I Nyoman Pujawan Program Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto 12 A Surabaya E-mail: WibawaCTI@yahoo.com

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN THINKING DALAM MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PEMENUHAN ORDER GUNA MENGURANGI BIAYA DAN WAKTU (Studi Kasus : PT Kasa Husada Wira Jatim)

PENDEKATAN LEAN THINKING DALAM MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PEMENUHAN ORDER GUNA MENGURANGI BIAYA DAN WAKTU (Studi Kasus : PT Kasa Husada Wira Jatim) PENDEKATAN LEAN THINKING DALAM MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PEMENUHAN ORDER GUNA MENGURANGI BIAYA DAN WAKTU (Studi Kasus : PT Kasa Husada Wira Jatim) Moses L. Singgih dan M.Vina Permata Laboratorium Sistem

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA)

PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA) PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA) Nugroho Wicaksono, Moses L. Singgih Program Studi

Lebih terperinci

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 03, pp.-8 ISSN 30-495X Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 0J Untuk Meningkatkan Produktivitas Ridwan Mawardi, Lely Herlina, Evi Febianti 3,,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V

IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V Prita Lukitasari 1) dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1) Program

Lebih terperinci

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT. PT. Barata Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dengan salah satu proyek dengan tipe job order, yaitu pembuatan High Pressure Heater (HPH) dengan pengerjaan pada minggu ke 35 yang seharusnya sudah

Lebih terperinci

Analisis Pemborosan pada Unit Pelayanan Kesehatan Poliklinik dengan Pendekatan Lean Service

Analisis Pemborosan pada Unit Pelayanan Kesehatan Poliklinik dengan Pendekatan Lean Service Petunjuk Sitasi: Sugiono, S., Himawan, R., & Fadla, A. (2017). Analisis Pemborosan pada Unit Pelayanan Kesehatan Poliklinik dengan Pendekatan Lean Service. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F178-183).

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE Shanty Kusuma Dewi 1*,Tatok Dwi Sartono 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas

KATA PENGANTAR. persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kasih sayangnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul IMPLEMENTASI KONSEP LEAN THINKING

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero)

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero) IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero) Ratnaningtyas, Moses Laksono Singgih Magister Managemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA Minto waluyo Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi dituntut untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam usaha peningkatan produktivitas, perusahaan harus mengetahui kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan jasa)

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT.

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT. Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN 2337-4349 PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT. SUPRALITA MANDIRI Annisa Kesy Garside 1*, Faraningrum Restiana 2 1,2 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

Alternatif kebijakan membuat SOP baru di bagian gravity dan sortir untuk standar refraksi serta set up mesin gravity secara berkala.

Alternatif kebijakan membuat SOP baru di bagian gravity dan sortir untuk standar refraksi serta set up mesin gravity secara berkala. Alternatif kebijakan membuat SOP baru di bagian gravity dan sortir untuk standar refraksi serta set up mesin gravity secara berkala. Adapun alternatif tersebut memiliki kelebihan antara lain : Mempercepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1 Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai suatu konsep

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan ditarik mengenai kesimpulan dan saran dari hasil pengolahan data yang terdapat pada bab sebelumnya. Kesimpulan akan menjawab tentang tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan terus tumbuh. Segmen yang menjanjikan yaitu pasar minuman ringan. Pasar minuman ringan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang dihadapi

Lebih terperinci

PENERAPAN VALUE STREAM MAPPING UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI PADA PT. REMAJA PRIMA ENGINEERING (RPE)

PENERAPAN VALUE STREAM MAPPING UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI PADA PT. REMAJA PRIMA ENGINEERING (RPE) PENERAPAN VALUE STREAM MAPPING UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI PADA PT. REMAJA PRIMA ENGINEERING (RPE) Santi Nihayatur Rahmah, Moses L. Singgih MMT ITS, Surabaya Santy_nr@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING

PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 45-50 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012 MENGURANGI AKTIVITAS-AKTIVITAS YANG TIDAK BERNILAI TAMBAH UNTUK MEMPERBAIKI ALIRAN PROSES PENERAPAN COMPUTERIZED MAINTENANCE MANAGEMENT SYSTEM (CMMS) DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING Chauliah Fatma Putri,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PENGURANGAN WASTE DAN NON VALUE ADDED ACTIVITY DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DI PT. SRIWIJAYA AIR DISTRICT SURABAYA

IDENTIFIKASI DAN PENGURANGAN WASTE DAN NON VALUE ADDED ACTIVITY DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DI PT. SRIWIJAYA AIR DISTRICT SURABAYA IDENTIFIKASI DAN PENGURANGAN WASTE DAN NON VALUE ADDED ACTIVITY DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DI PT. SRIWIJAYA AIR DISTRICT SURABAYA SKRIPSI Oleh : MURTAFI' RIZQI 0532010142 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Berdasarkan diagram alir pada gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa dalam melakukan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilakukan mulai

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT TESIS PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT Oleh : RIAN ADHI SAPUTRA 9109201408 Latar Belakang PT. PMT industri perakitan peralatan rumah tangga Pemberlakuan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V

IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V IMPLEMENTATION OF LEAN THINKING IN IMPROVING THE QUALITY

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 merupakan

Lebih terperinci

PERBAIKAN PROSES PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT

PERBAIKAN PROSES PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT PERBAIKAN PROSES PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT Rian Adhi Saputra 1*), Moses L. Singgih 2) Bidang Keahlian Manajemen Industri Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENERAPAN LEAN SIX SIGMA CONCEPT UNTUK PERBAIKAN LINI PRODUKSI

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENERAPAN LEAN SIX SIGMA CONCEPT UNTUK PERBAIKAN LINI PRODUKSI PENERAPAN LEAN SIX SIGMA CONCEPT UNTUK PERBAIKAN LINI PRODUKSI H HARISUPRIYANTO Industrial Engineering Department Faculty of Industrial Technology Sepuluh Nopember Institute of Technology Kampus ITS Sukolilo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan

Lebih terperinci

Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain

Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.1, Maret 2013, pp.35-40 ISSN 2302-495X Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain Tubagus Ardi Ferdiansyah 1, Asep Ridwan

Lebih terperinci

SIMULASI VALUE STREAM UNTUK PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI PELUMAS (Studi Kasus LOBP PT. PERTAMINA UPMS V)

SIMULASI VALUE STREAM UNTUK PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI PELUMAS (Studi Kasus LOBP PT. PERTAMINA UPMS V) SIMULASI VALUE STREAM UNTUK PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI PELUMAS (Studi Kasus LOBP PT. PERTAMINA UPMS V) Rika Ajeng Priskandana, I Nyoman Pujawan Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

ANALISIS RANTAI NILAI PROSES PEMENUHAN MATERIAL PERBEKALAN DI ARMATIM

ANALISIS RANTAI NILAI PROSES PEMENUHAN MATERIAL PERBEKALAN DI ARMATIM ANALISIS RANTAI NILAI PROSES PEMENUHAN MATERIAL PERBEKALAN DI ARMATIM Penelitian Thesis Oleh: MUTHMAINNAH 9108.201.308 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Untukmenjaminterselenggaranya tugaspokoktni

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING

PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING Moses L. Singgih dan Andrie Sandi Pramono Jurusan Teknik Industri ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya email: moses@ie.its.ac.id;future_sandi@yahoo.com

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI

IDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI IDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI DISUSUN OLEH : WAHYU EKO NURCAHYO 0632010198 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Menurut data Bappenas

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016 ANALISA DAN PERBAIKAN PROSES PELAKSANAAN PENUTUPAN SUMUR MINYAK DAN GAS DI DAERAH OPERASI LEPAS PANTAI KALIMANTAN, CHEVRON INDONESIA COMPANY DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING Erwin Sianturi 1) dan Moses

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURE DENGAN METODE VSM UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI KAPAL (Studi Kasus PT. PAL Divisi Kaprang)

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURE DENGAN METODE VSM UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI KAPAL (Studi Kasus PT. PAL Divisi Kaprang) IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURE DENGAN METODE VSM UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI KAPAL (Studi Kasus PT. PAL Divisi Kaprang) Nur Muflihah (Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Studi Kasus : PT Terminal Petikemas Surabaya

Studi Kasus : PT Terminal Petikemas Surabaya IMPLEMENTASI LEAN STRATEGY PADA KEGIATAN RECEIVING DI TERMINAL PETIKEMAS Studi Kasus : PT Terminal Petikemas Surabaya Oleh : Pierre Rochel Tumbol 9109 207 501 Program Studi : MANAJEMEN BISNIS MARITIM Pembimbing

Lebih terperinci

PENDEKATAN KONSEP LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI SKRIPSI

PENDEKATAN KONSEP LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI SKRIPSI PENDEKATAN KONSEP LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI SKRIPSI Ditujukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik Dalam Menyelesaikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul : ANALISA

Lebih terperinci

Pendekatan Konsep Lean untuk Mengidentifikasi Resiko pada Proyek Konstruksi Pembangunan Gedung SMUN 1 Giri Banyuwangi

Pendekatan Konsep Lean untuk Mengidentifikasi Resiko pada Proyek Konstruksi Pembangunan Gedung SMUN 1 Giri Banyuwangi Petunjuk Sitasi: Prisilia, H., & Purnomo, D. A. (2017). Pendekatan Konsep Lean untuk Mengidentifikasi Resiko pada Proyek Konstruksi Pembangunan Gedung SMUN 1 Giri Banyuwangi. Prosiding SNTI dan SATELIT

Lebih terperinci

Studi Kehilangan Air Komersial (Studi Kasus: PDAM Kota Kendari Cabang Pohara)

Studi Kehilangan Air Komersial (Studi Kasus: PDAM Kota Kendari Cabang Pohara) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-355 Studi Komersial (Studi Kasus: PDAM Kota Kendari Cabang Pohara) Iis Puspitasari dan Alfan Purnomo Departemen Teknik Lingkungan,

Lebih terperinci

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Lean Thinking dan Lean Manufacturing Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan diuraikan beberapa kesimpulan yang bisa ditarik berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan serta saran-saran bagi pihak PT. Otsuka Indonesia dan penelitian

Lebih terperinci

PERBAIKAN PROSES PRODUKSI GULA AREN DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PABRIK GULA AREN MASARANG TOMOHON

PERBAIKAN PROSES PRODUKSI GULA AREN DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PABRIK GULA AREN MASARANG TOMOHON PERBAIKAN PROSES PRODUKSI GULA AREN DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PABRIK GULA AREN MASARANG TOMOHON Alfa Yohan Wailan Elean (1) dan Moses Laksono Singgih (2) 1) Program Pascasarjana Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi proses penerimaan order sampai dengan proses packing dengan mengeliminasi non-value added activities (aktivitas yang tidak bernilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan industri manufaktur sebagai produsen berbagai macam produk semakin tinggi. Ini ditandai dengan munculnya berbagai macam produk dengan jenis merek

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DAN METODE WEIGHTED PRODUCT UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI SPARE PART OEM DI PT. SINAR AGUNG SELALU SUKSES

PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DAN METODE WEIGHTED PRODUCT UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI SPARE PART OEM DI PT. SINAR AGUNG SELALU SUKSES PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DAN METODE WEIGHTED PRODUCT UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI SPARE PART OEM DI PT. SINAR AGUNG SELALU SUKSES Bonifasius Yorie Margo Putro Program Studi Teknik Indusri,

Lebih terperinci

Implementasi Lean Healthcare Untuk Meminimalkan Waste dalam Rumah Sakit (Siloam Hospitals Surabaya)

Implementasi Lean Healthcare Untuk Meminimalkan Waste dalam Rumah Sakit (Siloam Hospitals Surabaya) Implementasi Lean Healthcare Untuk Meminimalkan Waste dalam Rumah Sakit (Siloam Hospitals Surabaya) Disusun oleh : Gilang Rembulan 2507100139 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Moses Laksono Singgih M. Sc.,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Total Jumlah Produksi pada Tahun 2011

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Total Jumlah Produksi pada Tahun 2011 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Persaingan global yang semakin ketat, secara tidak langsung, menuntut para pelaku usaha untuk selalu menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing. Dengan

Lebih terperinci

Analisis Perbaikan UKM X dengan Pendekatan Lean Manufacture Guna Mereduksi Waste di Lantai Produksi Aluminum

Analisis Perbaikan UKM X dengan Pendekatan Lean Manufacture Guna Mereduksi Waste di Lantai Produksi Aluminum Analisis Perbaikan UKM X dengan Pendekatan Lean Manufacture Guna Mereduksi Waste di Lantai Produksi Aluminum Sulung Rahmawan Wira Ghani 1, Sudjito Soeparman 2, Rudy Soenoko 3 Program Magister Teknik Dan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN EVALUASI

BAB V ANALISA DAN EVALUASI BAB V ANALISA DAN EVALUASI Setelah melakukan pengumpulan dan pengolahan data maka tahap selanjutnya adalah menganalisa data-data yang diperoleh dari, Instalasi rawat jalan RSU Haji Surabaya serta melakukan

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI

PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI (Studi Kasus: KSU Brosem) SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Umum Lean Lean pertama kali diperkenalkan oleh Toyota dan dikenal dengan Toyota Production System (Howell, 1999; Liker, 2004). Sistem Produksi Toyota

Lebih terperinci

OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS

OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS Yosua Caesar Fernando 1 dan Sunday Noya 2 Abstract: Meminimalkan pemborosan dalam proses produksi adalah salah satu tujuan

Lebih terperinci

Implementasi Lean Healthcare Untuk Meminimalkan Waste dalam Rumah Sakit (Siloam Hospital Surabaya)

Implementasi Lean Healthcare Untuk Meminimalkan Waste dalam Rumah Sakit (Siloam Hospital Surabaya) Implementasi Lean Healthcare Untuk Meminimalkan Waste dalam Rumah Sakit (Siloam Hospital Surabaya) Gilang Rembulan dan Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DIVISI PRODUKSI PERALATAN INDUSTRI PROSES PADA PT. BARATA INDONESIA DENGAN VALUE STREAM MAPPING

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DIVISI PRODUKSI PERALATAN INDUSTRI PROSES PADA PT. BARATA INDONESIA DENGAN VALUE STREAM MAPPING PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DIVISI PRODUKSI PERALATAN INDUSTRI PROSES PADA PT. BARATA INDONESIA DENGAN VALUE STREAM MAPPING Moses L. Singgih dan Rhichard Kristian Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai dasar-dasar teori yang akan dijadikan sebagai acuan, prosedur dan langkah-langkah dalam melakukan penelitian, sehingga permasalahan yang diangkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai tambah (value added), tidak memberi nilai tambah (non value added) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai tambah (value added), tidak memberi nilai tambah (non value added) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri demikian pesat menyebabkan persaingan antar industri semakin ketat terutam industri kecil menengah yang bergerak pada bidang yang

Lebih terperinci

PERMASALAHAN ALIRAN AIR

PERMASALAHAN ALIRAN AIR PERMASALAHAN ALIRAN AIR A. Mengapa air tidak mengalir? Penyebab air tidak mengalir pada pelanggan adalah : - Permasalahan di sistem perpipaan pelanggan. - Stopkran yang ada di pelanggan rusak (dalam posisi

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYEDIAAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM SURYA SEMBADA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh profit yang besar. Profit yang besar akan diperoleh jika perusahaan dapat menekan pengeluaran sekecil

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI 4.1 Tahap Perancangan Sistem Terintegrasi Setelah dilakukan brainstorming dan studi pustaka, maka langkah selanjutnya adalah membuat sistem terintegrasi dari metode

Lebih terperinci

Reduksi Waste pada Proses Produksi Kacang Garing Medium Grade dengan Pendekatan Lean Six Sigma

Reduksi Waste pada Proses Produksi Kacang Garing Medium Grade dengan Pendekatan Lean Six Sigma F295 Reduksi Waste pada Proses Produksi Kacang Garing Medium Grade dengan Pendekatan Lean Six Sigma Ikha Sriutami dan Moses Laksono Singgih Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut

Lebih terperinci

OVER PRODUCTION. Toleransi 15 % Prosentase pernah mencapai 16 %

OVER PRODUCTION. Toleransi 15 % Prosentase pernah mencapai 16 % OVER PRODUCTION Toleransi 15 % Prosentase pernah mencapai 16 % No Tipe Pemborosan TL 1 TL 2 TL 3 TL 4 RATA-RATA RANKING 1 Produk Cacat (Defect) 3 3 2 2 2.5 1 2 Waktu Tunggu (Waiting) 1 1 1 0 0.75 6 3 Persediaan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN WAKTU PELAKSANAAN REPARASI TANGKI PEMISAH KAPASITAS BARREL DI HEAVY OIL OPERATING UNIT DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING

USULAN PERBAIKAN WAKTU PELAKSANAAN REPARASI TANGKI PEMISAH KAPASITAS BARREL DI HEAVY OIL OPERATING UNIT DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING USULAN PERBAIKAN WAKTU PELAKSANAAN REPARASI TANGKI PEMISAH KAPASITAS 60.000 BARREL DI HEAVY OIL OPERATING UNIT DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING Rina Tri Pamungkas, Moses L. Singgih Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki tahun 1990, Lean Production System yang lahir dari Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. Dimana tujuan dari sebuah

Lebih terperinci

PENDEKATAN KONSEP LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PRODUKSI (Studi Kasus PT. XYZ)

PENDEKATAN KONSEP LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PRODUKSI (Studi Kasus PT. XYZ) PENDEKATAN KONSEP LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PRODUKSI (Studi Kasus PT. XYZ) Rakhmawati Jurusan Teknologi Industri Pertanian Universitas Trunojoyo Korespodensi : Jl. Raya Telang

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. WAHYONO HADI, MSc. Ph.D.

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. WAHYONO HADI, MSc. Ph.D. Strategi Peningkatan Kinerja PDAM Tirta Lematang Kabupaten Lahat MARDIANSAH DEMPO ANOM 3309 202 713 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. WAHYONO HADI, MSc. Ph.D. PROGRAM MAGISTER TEKNIK PRASARANA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Analisis Proses Produksi HRPO Menggunakan Metode Lean Manufacturing Dengan Pendekatan Simulasi Di Divisi Cold Rolling Mill (Studi Kasus di PT.

Analisis Proses Produksi HRPO Menggunakan Metode Lean Manufacturing Dengan Pendekatan Simulasi Di Divisi Cold Rolling Mill (Studi Kasus di PT. Analisis Proses Produksi HRPO Menggunakan Metode Lean Manufacturing Dengan Pendekatan Simulasi Di Divisi Cold Rolling Mill (Studi Kasus di PT. KS) Ekobuono Jati Widodo 1, Lely Herlina 2, Evi Febianti 3

Lebih terperinci

PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENINGKATKAN KINERJA DIVISI TRUCKING PT. JPEK

PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENINGKATKAN KINERJA DIVISI TRUCKING PT. JPEK PENERAPAN LEAN THNKNG UNTUK MENNGKATKAN KNERJA DVS TRUCKNG PT. JPEK Taqwanur, Suparno Manajemen ndustri, Magister Manajemen Teknologi TS Surabaya Email: kang.taqwanur@yahoo.com ABSTRAK Divisi Transportasi

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN PRODUCTION UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI KACA

PENDEKATAN LEAN PRODUCTION UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI KACA PENDEKATAN LEAN PRODUCTION UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI KACA Moses Laksono Singgih dan Andhyaksa Wahyukusuma Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus ITS

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Agronesia Divisi Industri Teknik Karet (INKABA) adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis produk teknik berbahan baku utama karet, salah satunya adalah produk karet damper.

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI Oleh : BOBBY ALEXANDER NPM 0732010020 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN

PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN SKRIPSI Diajukan Oleh : Indah Mutiarahma NPM 0532010150 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL OLAH DATA

BAB V ANALISIS HASIL OLAH DATA BAB V ANALISIS HASIL OLAH DATA 5.1 Analisis hasil Current State Value Stream Mapping Dari Current State Value Stream Mapping yang telah dibuat diketahui bahwa ada setidaknya 10 gate yang didalamnya masing-masing

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016 PERENCANAAN PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN PIPA GAS DENGAN PENERAPAN METODE LEAN CONSTRUCTION UNTUK MEREDUKSI WASTE (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN PIPA GAS PERTAMINA PORONG GRATI) M. Riski Imansyah Lubis

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT...ii AYAT AL-QUR AN... iii PERUNTUKKAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Pendekatan Lean Sigma Pada Divisi Produksi Di Hollywood Plastik, Sidoarjo. Michael Hartanto.

Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Pendekatan Lean Sigma Pada Divisi Produksi Di Hollywood Plastik, Sidoarjo. Michael Hartanto. Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Pendekatan Lean Sigma Pada Divisi Produksi Di Hollywood Plastik, Sidoarjo Michael Hartanto Teknik Industri, Universitas Surabaya Raya Kalirungkut, Surabaya 60293

Lebih terperinci

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut Gaspersz (2011, p.92), Lean Six sigma merupakan suatu filosofi bisnis, pendekatan sistemik dan sistematik dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KUDUS

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KUDUS 1 BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

Penerapan Lean Manufacturing untuk Mengidentifikasi dan Meminimasi Waste Pada Pt. Mutiara Dewi Jayanti

Penerapan Lean Manufacturing untuk Mengidentifikasi dan Meminimasi Waste Pada Pt. Mutiara Dewi Jayanti JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Penerapan Lean Manufacturing untuk Mengidentifikasi dan Meminimasi Waste Pada Pt. Mutiara Dewi Jayanti Hanum Febrilliani Valentine,

Lebih terperinci

Analisa Waste Waiting pada Pembuatan Produk Full Hard dengan Menggunakan Process Activity Mapping pada Plant Cold Rolling Mill

Analisa Waste Waiting pada Pembuatan Produk Full Hard dengan Menggunakan Process Activity Mapping pada Plant Cold Rolling Mill Analisa Waste Waiting pada Pembuatan Produk Full Hard dengan Menggunakan Process Activity Mapping pada Plant Cold Rolling Mill Noka Lisano, Aries Susanty Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI LEAN UNTUK MENINGKATKAN VALUE TO WASTE RATIO PADA DEPARTEMEN TRANSPORTASI PERUSAHAAN LOGISTIK

PENERAPAN STRATEGI LEAN UNTUK MENINGKATKAN VALUE TO WASTE RATIO PADA DEPARTEMEN TRANSPORTASI PERUSAHAAN LOGISTIK PENERAPAN STRATEGI LEAN UNTUK MENINGKATKAN VALUE TO WASTE RATIO PADA DEPARTEMEN TRANSPORTASI PERUSAHAAN LOGISTIK Rio Adinugroho dan Moses L. Singgih Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Penelitian Ravishankar (2011) Penelitian yang dilakukan Ravishankar (2011) bertujuan untuk menganalisa pengurangan aktivitas tidak bernilai tambah

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing :H. Hari Supriyanto, Ir.MSIE Diusulkan Oleh : Aqil Azizi Start

Dosen Pembimbing :H. Hari Supriyanto, Ir.MSIE Diusulkan Oleh : Aqil Azizi Start Reduksi waste Pada Produksi kacang garing Dengan pendekatan lean six sigma Menggunakan Metode FMEA (study kasus pada PT.Dua Kelinci) Dosen Pembimbing :H. Hari Supriyanto, Ir.MSIE Diusulkan Oleh : Aqil

Lebih terperinci

ANALISA WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN THINKING

ANALISA WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN THINKING ANALISA WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN THINKING Dwi Wahyu.W dan Nisa Masruroh Prodi Teknik Industri FTI-UPNV Jatim ABSTRAKSI PT. Tunas Baru Lampung merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak

Lebih terperinci

PERANCANGAN VALUE STREAM MAPPING PROSES PRODUKSI MAINAN KAYU PADA CV. MK

PERANCANGAN VALUE STREAM MAPPING PROSES PRODUKSI MAINAN KAYU PADA CV. MK PERANCANGAN VALUE STREAM MAPPING PROSES PRODUKSI MAINAN KAYU PADA CV. MK Azizah Mutiasari 1*, Ahmad Juang Pratama 2 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Al Azhar Indonesia

Lebih terperinci

PENENTUAN KEBIJAKAN PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING

PENENTUAN KEBIJAKAN PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING PENENTUAN KEBIJAKAN PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING Moses L. Singgih dan Andrie Sandi Pramono Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Wiwik Sulistiyowati Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Wiwik Sulistiyowati Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI SERVQUAL, LEAN DAN SIX SIGMA UNTUK MENGEMBANGKAN METODE PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN (STUDI KASUS : PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR, APJ SURABAYA SELATAN-UPJ NGAGEL)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Kajian Pendahuluan. Identifikasi & Perumusan masalah. Penetapan Tujuan & batasan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Kajian Pendahuluan. Identifikasi & Perumusan masalah. Penetapan Tujuan & batasan penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dirancang untuk mengetahui aliran supply chain management pada sereh wangi desa Cimungkal Kabupaten Sumedang. Penelitian ini bersifat kualitatif sehingga hal

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping. material dalam sistem secara keseluruhan. Value Stream Mapping yang digambarkan

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping. material dalam sistem secara keseluruhan. Value Stream Mapping yang digambarkan BAB V ANALISA HASIL Pada bab ini akan dijabarkan hasil analisa dari pengolahan data yang telah dilakukan untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam pengembangan rekomendasi perbaikan pada sistem dan

Lebih terperinci

Oleh : Anindya Gita Puspita ( ) Pembimbing: Drs. Haryono, M.SE

Oleh : Anindya Gita Puspita ( ) Pembimbing: Drs. Haryono, M.SE Oleh : Anindya Gita Puspita (1307 100 064) Pembimbing: Drs. Haryono, M.SE Jurusan Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011 AGENDA SEMINAR

Lebih terperinci

INTEGRASI METODE SERVQUAL, LEAN DAN SIX SIGMA IMPLEMENTASI : PT.PLN

INTEGRASI METODE SERVQUAL, LEAN DAN SIX SIGMA IMPLEMENTASI : PT.PLN INTEGRASI METODE SERVQUAL, LEAN DAN SIX SIGMA IMPLEMENTASI : PT.PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR, APJ SURABAYA SELATAN UPJ NGAGEL Wiwik Sulistiyowati 1, Hari Supriyanto 2, Mokh.Suef 3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci