Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015"

Transkripsi

1 APLIKASI PENDEKATAN KONSEP LEAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITY PADA LEMBAGA KONSUIL (KOMITE NASIONAL KESELAMATAN UNTUK INSTALASI LISTRIK) DI BANYUWANGI Harliwanti Prisilia Jurusan Teknik Industri Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi Jl.Adi Sucipto No.26 Banyuwangi ABSTRAK Penerapan konsep lean selama ini tidak hanya di sektor manufaktur tetapi sektor jasa juga menerapkan konsep lean untuk meningkatkan performansinya. Lembaga Konsuil adalah satusatunya perusahaan jasa yang berperan sebagai lembaga pemeriksa instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah. Oleh karena itu lembaga Konsuil dituntut untuk dapat meningkatkan kepuasan pengguna jasanya dengan cara melakukan efisiensi yaitu dengan cara mengurangi Non Value Added Activity (waste). Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi waste dari proses pelayanan pemeriksaan instalasi pada lembaga konsuil. Penelitian diawali dengan memahami karakteristik sistem secara umum melalui Big Picture Mapping. Setelah itu dilakukan Root Cause Analysis untuk mengetahui akar penyebab masalah yang terjadi. Dari hasil penelitian yang didapatkan waste kritis yang sering terjadi yaitu waiting, defect dan unnecessary inventory. Berdasarkan hasil Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) didapatkan penyebab kritis dari waste waiting adalah kurangnya petugas pemeriksa lapangan dan proses validasi data yang berlebihan, penyebab kritis waste defect adalah pemasangan instalasi listrik yang tidak sesuai dan penyebab kritis dari unnecessary inventory adalah berkas yang tidak segera diproses oleh koordinator lapangan. Berdasarkan FMEA terbangun tiga rekomendasi perbaikan dari masingmasing waste kritis. Kata kunci: Lean, Big Picture Mapping, Root Cause Analysis, dan Failure Mode and Effect Analysis. PENDAHULUAN Lembaga Konsuil (Komite Nasional Keselamatan Untuk Instalasi Listrik) di Banyuwangi adalah perusahaan jasa yang berperan sebagai lembaga pemeriksa instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan rendah, guna memenuhi kaidah keselamatan ketenagalistrikan dengan menerbitkan Sertifikat Laik Operasi (SLO). Sesuai dengan undangundang no.30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan. pasal 44 ayat (4) : setiap instalasi tenaga listrik yang beroperasi wajib memiliki Sertifikat Laik Operasi (SLO). Lembaga Konsuil dituntut untuk dapat menerapkan konsep efektivitas dan efisiensi di setiap lini agar menghasilkan jasa dengan kualitas yang baik, sehingga dapat menjamin kepuasan pelanggan. Dalam kaitanya faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, Tjiptono (1996:159) mengatakan bahwa ketidakpuasan pelanggan disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang relatif dapat dikendalikan oleh perusahaan misalnya : karyawan yang kasar, jam karet, kesalahan pencatatan transaksi, sebaliknya faktor eksternal yang diluar kendali perusahaan seperti cuaca, aktivitas kriminal dan masalah pribadi A-15-1

2 konsumen. Dimana faktor-faktor tersebut yang harus selalu dilakukan evaluasi sebagai langkah continous improvement. Proses-proses pengelolaan jasa beserta faktornya dalam keadaan ideal dilakukan secara efektif dan efisien. Untuk menghasilkan layanan yang berkualitas, perusahaan perlu melakukan sebuah metodologi proses yang efisien sehingga aktivitas yang berupa pemborosan (waste) yang terdapat dalam proses dapat dikurangi dan memiliki lingkungan kerja yang aman sehingga produktivitas yang tinggi dapat dicapai oleh perusahaan.salah satunya dengan mengaplikasikan konsep lean dalam suatu perusahaan Akan tetapi keadaan saat ini Lembaga Konsuil di Banyuwangi belum menerapkan konsep lean sehingga masih banyak ketidakefisienan dalam proses jasanya. Hal ini disebabkan karena adanya non value added activity (waste) dalam perusahaan. Seperti jurnal penelitian Francesca,M (2009) yang menerapkan lean service sebagai upaya perbaikan unit pelayanan teknik di PT. PLN APJ Surabaya Selatan dari hasil penelitian didapatkan alternatif perbaikan yang telah merubah unit pelayanan jaringan (UPJ) yang tidak efisien menjadi efisien, hal ini dibuktikan dengan perubahan nilai skala efisiensi dari 0,972 menjadi 1. Salah satu lean tools yang dapat digunakan oleh peneliti adalah dengan big pitcure mapping akan dapat diketahui gambaran besar proses secara keseluruhan, seperti aliran informasi, aliran nilai dan kualitas dalam setiap proses dalam pemeriksaan instalasi listrik konsumen tegangan rendah. Dari aliran tersebut aktivitas dalam proses dapat digolongkan menjadi aktivitas value added dan non value added, sehingga dari pemetaan tersebut dapat dilakukan perbaikan yang tepat sasaran. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi waste yang dihasilkan dari proses pelayanan pemeriksaan instalasi listrik pada Lembaga Konsuil di Banyuwangi, mengetahui waste kritis yang terjadi pada pelayanan pemeriksaan instalasi listrik dan memberikan rekomendasi perbaikan terhadap waste kritis yang terjadi. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lembaga Konsuil (Komite Nasional Keselamatan Untuk Instalasi Listrik) Jl. Kalasan No.11 Penganjuran Banyuwangi kode pos pada bulan Januari-Juli METODE IdentifIkasi Awal Tahapan awal yang dilakukan oleh peneliti setelah memperoleh topik yang ingin diteliti adalah melakukan identifikasi pendahuluan terhadap obyek penelitian. Identifikasi awal bertujuan untuk mengetahui gambaran secara umum obyek penelitian seperti kondisi exisiting perusahaan dan masalah yang dialami perusahaan tersebut. Setelah mengetahui masalah yang dihadapi penulis dapat menentukan tujuan dari penelitian ini. Obyek penelitian dalam hal ini adalah mengenai jasa pelayanan pemeriksaan instalasi listrik baru milik konsumen pada Lembaga Konsuil (Komite Nasional keselamatan untuk instalasi listrik) di Banyuwangi. Tujuan Penelitian Dari perumusan masalah dilanjutkan dengan tujuan penelitian terhadap permasalahan yang mengacu pada latar belakang dan berorientasi pada kepentingan perusahaan. Untuk menentukan tujuan penelitian mengacu pada perumusan masalah yang sudah ada, sehingga tujuan penelitian yang dilaksanakan memiliki arah dan tujuan yang tepat. A-15-2

3 Studi Pustaka Studi pustaka digunakan oleh penulis untuk dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penelitian. Sumber bisa didapatkan dari buku, jurnal penelitian dari internet dan artikel ilmiah. Studi pustaka dapat membantu untuk penyelesaian serta mempermudah dalam melakukan pendekatan guna pemecahan masalah dalam penelitian. Beberapa teori dalam penelitian ini antara lain konsep lean service, big picture mapping, root cause analysis, dan failure mode and effect analysis. Studi Lapangan Studi lapangan adalah langkah pertama untuk menyelesaikan masalah yang ada di dalam penelitian. Studi lapangan bertujuan untuk mengetahui kondisi nyata perusahaan, dan mendapatkan informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengetahui proses pelayanan secara keseluruhan untuk mengidentifikasi waste yang terjadi. Studi lapangan perlu sekali dilakukan untuk menemukan permasalahan yang sebenarnya terjadi pada proses pelayanan pemeriksaan instalasi listrik tegangan rendah milik konsumen pada Lembaga Konsuil di Banyuwangi. Populasi dan Sampel Menurut Arikunto (2006) populasi adalah keseluruhan subyek dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Konsuil Area Banyuwangi yang berjumlah 18 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden (Sugiyono, 2009). Dengan demikian peneliti mengambil sampel dari seluruh karyawan Konsuil Area Banyuwangi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 18 orang. Metode Pengumpulan Data Berdasarkan data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini, metode pengumpulan data terdiri dari : 1) Wawancara, digunakan untuk mendapatkan informasi tentang proses pelayanan yang dilakukan serta penyebab dari waste yang terjadi.dalam hal pelaksanaan wawancara, narasumbernya adalah orang-orang yang bertanggung jawab dan kompeten dalam bidangnya masing masing. 2) Penyebaran kuisioner, dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang seberapa sering waste yang terjadi. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat tertutup.hasil dari kuesioner digunakan sebagai input untuk melakukan pembobotan waste, sehingga didapatan waste kritis yang terjadi. Responden adalah orang orang yang menjadi objek dalam penelitian yaitu seluruh karyawankonsuil Area Banyuwangi. 3) Data historis,yang digunakan untuk menunjang pengolahan data. Metode Analisis Data Adapun yang dilakukan dalam tahapan ini antara lain : 1) Big Picture Mapping digunakan untuk menggambarkan proses yang ada dalam pelayanan pemeriksaan intsalasi listrik konsumen tegangan rendah di Lembaga Konsuil di Banyuwangi. Dengan Big Picture Mapping akan didapatkan gamabaran rangkaian proses, aliran informasi, aliran material yang ada di Lembaga Konsuil Banyuwangi. Dari Big Picture Mapping akan diperoleh suatu informasi dimana terjadinya waste, dan seluruh aktivitas yang tergolong aktivitas value added, non value added, necessary but non value added. Dari Big Picture Mapping akan dapat di identifikasi aktivitas yang termasuk dalam kategori waste. 2) Pembobotan waste, dari identifikasi aktivitas yang tergolong waste dalam pelayanan pemeriksaan intsalasi listrik baru, dilakukan pembobotan berdasarkan frekuensi kemunculan dan dampak yang akan timbul nantinya. 3) RCA, digunakan untuk mencari dan menganalisa penyebab dan dampak dari permasalahan yang terjadi. 4) FMEA, digunakan untuk mengevaluasi potensial kegagalan dari produk ataupun proses dan efek yang ditimbulkan dari kegagalan tersebut. A-15-3

4 HASIL DAN DISKUSI Big Picture Mapping dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi proses yang ada pada Lembaga Konsuil di Banyuwangi. Adapun Big Picture Mapping adalah sebagai berikut : Gambar 1. Big Picture Mapping Lembaga Konsuil (Current State) Berdasarkan Big Picture Mapping pada gambar 1. maka proses pelayanan pemeriksaan instalasi listrik baru pada Lembaga Konsuil di Banyuwangi dapat dibagi menjadi 5 proses utama yaitu, proses pengisian form SPPI, proses administrasi, proses pemeriksaan instalasi listrik, proses verifikasi hasil pemeriksaan, dan proses entry dan sertifikasi. proses pelayanan tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa sub proses sebagai berikut : 1) Proses pengisian form SPPI, terdiri dari proses sebagai berikut : a) Pengisian form SPPI oleh konsumen, b) Penyerahan form SPPI kepada bagian administrasi, c) Bagian administrasi melakukan pemeriksaan kelengkapan berkasa data PPIL yang diajukan konsumen. 2) Proses administrasi, terdiri dari proses sebagai berikut : a) Penumpukan form SPPI di bagian administrasi, b) Input data SPPI konsumen, c) pembayaran biaya administrasi, d) Penyerahan from SPPI kepada kordinator pemeriksa. 3) Proses pemeriksaan instalasi listrik, terdiri dari proses sebagai berikut : a) Kordinator pemeriksa menyerahkan data PPIL kepada petugas pemeriksa, b) Petugas pemeriksa melaksanakan pemeriksaan dilapangan, c) Pemeriksaan PHB (perangkat hubung bagi), d) A-15-4

5 Pengukuran tahanan isolasi kabel, e) Pemeriksaan saklar lampu, f) Pemeriksaan fiting lampu, g) Pemeriksaan kotak kontak, h) Pengukuran tahanan pembumian dengan alat Earth Teaster, i) mengisi laporan pada LHP (Lembar Hasil Pemeriksaan), j) Menuggu laporan hasil pemeriksaan. 4) Proses Verifikasi Laporan Hasil Pemeriksaan, terdiri dari proses sebagai berikut : a) Validasi data PPIL hasil pemeriksaan oleh Kordinator pemeriksa lapangan, b) Validasi data PPIL hasil pemeriksaan oleh Kaur Sertifikasi, c) Validasi data PPIL hasil pemeriksaan oleh Kepala Area. 5) Proses entry dan sertifikasi, terdiri dari proses sebagai berikut : a) Entry data PPIL dari hasil pemeriksaan instalasi listrik, b) Proses pencetakan/penerbitan SLO (Sertifikat Laik Operasi), c) Penyerahan SLO kepada konsumen. Tabel 1. Identifikasi Aktivitas Pelayanan Pemeriksaan Listrik Baru Kode Tipe Aktivitas VA NVA NNVA A. Pengisian Form SPPL A.1 Pengisian form SPPI oleh konsumen X A.2 Penyerahan form SPPI kepada bagian administrasi X A.3 Bagian administrasi melakukan pemeriksaan kelengkapan berkas data PPIL yang diajukan konsumen X B. Pembayaran/Administrasi B.1 Penumpukan form SPPI di bagian administrasi X B.1 Input data SPPI konsumen X B.2 Pembayaran biaya pemeriksaan instalasi listrik baru X B.3 Penyerahan form SPPI kepada Kordinator pemeriksa X C. Pemeriksaan C.1 Kordinator pemeriksa lapangan menyerahkan data PPIL ke pada petugas pemeriksa X C.2 Petugas pemeriksa melaksanakan pemeriksaan dilapangan X C.3 Pemeriksaan PHB (Perangkat Hubung Bagi) X C.4 Pengukuran tahanan isolasi kabel X C.5 Pemeriksaan saklar lampu X C.6 Pemeriksaan fiting lampu X C.7 Pemeriksaan kotak kontak X C.8 Pengukuran tahanan pembumian X C.9 Mengisi LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan) X C.10 Menunggu laporan hasil pemeriksaan X D. Verifikasi laporan hasil pemeriksaan D.1 Validasi data PPIL oleh Kordinator pemeriksa lapangan X D.2 Validasi data PPIL oleh Kaur. Sertifikasi X D.3 Validasi data PPIL oleh Kepala Area X E. Entry data sertifikasi E.1 Entry data PPIL dari hasil pemeriksaan instalasi listrik X E.2 Proses penerbitan SLO (Sertifikat Laik Operasi) X E.3 Penyerahan SLO ke konsumen X Aktivitas-aktivitas pada proses pelayanan pemeriksaan instalasi listrik baru milik konsumen dapat dilihat pada tabel 1. Dasar pengklasifikasian aktivitas didasarkan pada tipe A-15-5

6 aktivitas dalam organisasi (Hines dan Taylor, 2000) dan hasil pengklasifikasian tipe aktivitas dicocokkan dengan pihak Lembaga Konsuil Banyuwangi. Aliran Fisik Proses Pemeriksaan Instalasi Listrik Baru Berdasarkan hasil pengamatan, kondisi exiting aliran fisik yang terjadi pada proses pelayanan pemeriksaan listrik baru adalah sebagai berikut : 1. Aliran fisik dimulai dengan datangnya instalatir/konsumen ke kantor Lembaga Konsuil di Banyuwangi. 2. Instalatir/Konsumen mengisi form SPPI (Surat Permohonan Pemeriksaan Instalasi) baru dan memberikan kelengkapan data administrasi yang diperlukan. 3. Instalatir/konsumen membayar biaya administrasi pemeriksaan instalasi listrik sesuai dengan daya yang terpasang. 4. Petugas pemeriksa dari Lembaga Konsuil akan mendatangi rumah konsumen dengan membawa berkas permohonan pemeriksaan untuk melaksanakan pemeriksaan instalasi listrik. 5. Pemeriksa yang telah dibekali dengan atribut identitas dan surat tugas menemui pemilik rumah, kemudian memperkenalkan diri serta menjelaskan maksud kedatangan mereka untuk melakukan pemeriksaan instalasi listrik sesuai dengan Surat Permohonan Pemeriksaan Instalasi (SPPI), yang telah diajukan. 6. Petugas pemeriksa membuat Laporan Hasil Pemeriksaan dengan cara mengisi formulir LHP sesuai dengan kondisi dan fakta yang ada. 7. Setelah Petugas pemeriksa selesai melaksanakan pemeriksaan dan mengisi form Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP), kemudian meminta tandatangan kepada pemilik rumah sebagai saksi yang melihat bahwa pekerjaan pemeriksaan instalasi listrik telah dilaksanakan. 8. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari para petugas pemeriksa dievaluasi oleh tim Verifikasi. 9. Berkas-berkas yang telah diverifikasi oleh Verifikator kemudian masuk dan diproses oleh operator komputer di bagian Sertifikasi, setelah seluruh berkas yang masuk diproses di bagian Sertifikasi, hasilnya : Sertifikat Laik Operasi (SLO), Laik Operasi Dengan Catatan (LOC), Surat keterangan (SK), Rumah Terkunci (R.T), Alamat Tidak Ketemu (A.T.K). 10. Hasil dari sertifikasi berupa Sertifikat Laik Operasi (SLO) dapat diambil oleh instalatir/konsumen di Kantor Lembaga Konsuil satu hari kemudian setelah dilakukan pemeriksaan di rumah konsumen. Aliran Informasi Proses Pelayanan Pemeriksaan Instalasi Listrik Baru Berdasarkan hasil pengamatan, kondisi eksiting aliran fisik yang terjadi pada proses pelayanan pemeriksaan instalasi listrik baru pada Lembaga Konsuil di Banyuwangi adalah sebagai berikut : 1. Aliran informasi dimulai dengan datangnya instalatir/konsumen ke Customer Service Center (CSC) untuk mengajukan permohonan pemeriksaan instalasi listrik baru. 2. Instalatir/konsumen mengambil form SPPI (Surat Permohonan Pemeriksaan Instalasi) pada Customer Service Center. 3. Instalatir/Konsumen mengisi data pada form SPPI secara mandiri beserta melampirkan data-data lainya yang dibutuhkan untuk kelengkapan administrasi Dan setelah selesai melakukan pengisian form SPPI beserta kelengkapan data-data lainya, Instalatir/Konsumen menyerahkan form SPPI ke bagian administrasi. 4. Bagian administrasi menerima form SPPI beserta data-data yang dibutuhkan untuk kelengkapan administrasi, operator melakukan pengecekan dan memasukan data konsumen ke dalam database registrasi. 5. Instalatir/Konsumen membayar biaya administrasi pemeriksaan instalasi listrik sesuai dengan daya yang terpasang pada rumah konsumen. A-15-6

7 6. Data PPIL (Pengajuan Pemeriksaan Instalasi Listrik) yang telah terdaftar diserahkan ke bagian kordinator lapangan untuk nantinya diteruskan ke bagian petugas pemeriksa yang akan datang ke rumah konsumen untuk melakukan pemeriksaan Instalasi Listrik Baru. 7. Setelah dilakukan pemeriksaan Instalalasi Listrik Baru di rumah konsumen oleh petugas pemeriksa. petugas pemeriksa mengisi Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang nantinya dibawa kembali ke kantor Lembaga Konsuil. 8. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari para petugas pemeriksa dievaluasi oleh tim Verifikasi. 9. Berkas-berkas yang telah diverifikasi oleh Verifikator kemudian masuk dan diproses oleh operator komputer di bagian Sertifikasi, setelah seluruh berkas yang masuk diproses di bagian Sertifikasi, hasilnya : Sertifikat Laik Operasi (SLO), Laik Operasi Dengan Catatan (LOC), Surat keterangan (SK), Rumah Terkunci (R.T), Alamat Tidak Ketemu (A.T.K). 10. Bagian Customer Service Center (CSC) mengubungi Instalatir/Konsumen untuk mengambil hasil dari pemeriksaan yaitu berupa Sertifikat Laik Operasi (SLO). Identifikasi Waste Pada Proses Pelayanan Pemeriksaan Instalasi Listrik Baru Berdasarkan hasil brainstorming dan pengamatan terhadap aliran dan aliran informasi dalam proses pelayanan pemeriksaan instalasi listrik pada Lembaga Konsuil, maka dapat diidentifikasi waste yang terjadi di dalam proses pelayanan pemeriksaan instalasi listrik baru yaitu : 1. Defect Cacat yang terjadi pada proses kerja pelayanan pemeriksaan instalasi listrik, meliputi : a. Persyaratan administrasi tidak lengkap b. Adanya permasalahan dilapangan saat melakukan pemeriksaan instalasi seperti : Pemasangan material tidak rapi, jenis material non SNI dan jumlah titik beban yang terpasang tidak sesuai dengan gambar dari data PPIL. 2. Waiting a. Proses menunggu dalam waktu yang cukup lama, permasalahan tersebut diakibatkan terjadinnya penumpukan form SPPI di bagian administrasi. b. menunggu hasil pemeriksaan dilapangan c. menunggu hasil validasi data PPIL oleh tim verifikator dan menunggu proses penerbitan SLO (Sertifikat Laik Operasi). 3. Unnecessary Inventory Terjadinya inventory yang berlebih. Inventory disini adalah terjadinya Penumpukan berkas PPIL yang bermasalah di kordinator pemeriksa yang belum terselesaikan. 4. Unappropiate processing Terjadinya kesalahan proses yang diakibatkan oleh kesalahan penggunaan tools dan atau kesalahan prosedur. aplikasi dilapangan adalah Proses pengukuran tahanan isolasi kabel dengan alat megger (Pengukur tahanan isolasi kabel) secara berulang ulang. 5. Unnecessary motion Adalah Pergerakan staf/pegawai yang tidak produktif (Berpindah, Mencari, dan Berjalan, pegawai meninggalkan pekerjaan saat jam kerja). 6. Transportation Adalah kegiatan yang membutuhkan transportasi, seperti perpindahan data hasil pemeriksaan listrik dari satu meja ke meja yang lain, dan penyerahan SLO ke konsumen. 7. Over production seperti jumlah data yang PPIL yang masuk melebihi jumlah kapasitas pelayanan sehingga penanganan menjadi lama. A-15-7

8 Identifikasi Waste Kritis Dalam Pelayanan Pemeriksaan Instalasi Listrik Dalam tahapan ini dilakukan pengukuran waste yang paling sering terjadi dan berpengaruh terhadap proses pelayanan pemeriksaan instalasi listrik baru pada Lembaga Konsuil di Banyuwangi berdasarkan hasil penyebaran kuesioner. Gambar 2. Diagram Ranking Waste Pada Proses Pelayanan Pemeriksaan Instalasi Listrik Baru Berdasarkan urutan waste diatas maka waiting, defect dan unnecessary inventory, merupakan jenis waste yang paling sering terjadi pada proses pelayanan pemeriksaan instalasi listrik baru pada Lembaga Konsuil di Banyuwangi.. Root Cause Analysis (RCA) Root cause analysis dalam penelitian ini hanya membahas jenis waste yang tertinggi yaitu waiting dengan nilai bobot sebesar 0,21. Adapun RCA waste waiting sbb: Tabel 3 Root Cause Analysis Waste Waiting Jenis Gangguan Why 1 Why 2 Why 3 Why 4 Why 5 Delay Penumpukan form SPPI di bagian administrasi Delay Menunggu laporan hasil pemeriksaan di lapangan Delay menunggu hasil validasi data PPIL oleh tim verifikator Delay menunggu Proses penerbitan SLO (Sertifikat Laik Operasi) Jumlah data PPIL yang masuk melebihi kapasitas petugas masih melaksanakan pemeriksaan dilapangan Proses verifikasi yang berlebihan. SLO yang dicetak banyak jumlahnya Banyak pengajuan permohanan pemeriksaan instalasi listrik baru Karena keterbatasan jumlah petugas pemeriksa Masih banyak konsumen yang belum memasang instalasi listrik Lembaga Konsuil masih belum menambah jumlah petugas pemeriksa Belum diadakannya recruitment pegawai baru A-15-8

9 Berdasarkan hasil Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) terbangun rekomendasi perbaikan untuk ketiga waste yang sering terjadi. a. Rekomendasi perbaikan untuk waste waiting Waste waiting disebabkan karena adanya delay menunggu laporan hasil validasi data PPIL oleh tim verifikator. Penyebab dari permasalahan diatas dikarenakan salah satu tim verifikator yang bertugas untuk validasi data PPIL tidak ada di tempat, untuk menghilangkan waste tersebut verifikator yang bertugas sebagai validasi data PPIL difungsikan satu verifikator saja. Pengurangan jumlah petugas verifikator diharapkan dapat mempercepat waktu proses validasi data PPIL (Permohonan Pemeriksaan Instalasi Listrik). b. Rekomendasi perbaikan untuk waste defect Waste defect, dikarenakan adanya kendala/permasalahan saat pemeriksaan di lapangan. Penyebab kritis subwaste ini adalah cara pemasangan instalasi listrik yang tidak rapi atau tidak sesuai dengan PUIL (Peraturan umum untuk instalasi listrik) dan material listrik yang terpasang non SNI, untuk menghilangkan waste tersebut petugas pemeriksa segera memberikan konfirmasi kepada intsalatir/petugas yang mengerjakan pemasangan instalasi listrik di rumah konsumen agar supaya cepat untuk memperbaiki kekurangan/kesalahan dalam pengerjaan pemasangan instalasi listrik dirumah konsumen. c. Rekomendasi perbaikan untuk waste unnecessary inventory Waste unnecessary inventory disebabkan adanya penumpukan berkas data PPIL yang bermasalah di kordinator pemeriksa lapangan. Penyebab dari permasalahan diatas dikarenakan kordinator pemeriksa masih belum menghubungi konsumen agar supaya cepat memperbaiki kesalahan dalam pemasangan inststalasi listrik baru yang sudah terpasang. Penyebab ke dua adalah dari pihak konsumen sendiri masih belum memperbaiki kesalahan pemasangan instalasi listrik yang sudah terpasang. Untuk menghilangkan waste tersebut kordinator pemeriksa harus segera menghubungi dan memberikan sosialisasi kepada pihak konsumen agar cepat memperbaiki kesalahan dalam pemasangan instalasi listrik yang sudah terpasang. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Dari hasil identifikasi dan brainstorming dengan perusahaan didapatkan waste yang terjadi pada proses pelayanan pemeriksaan instalasi listrik baru pada Lembaga Konsuil antara lain Waiting, Defect, Unnecessary Inventory, Over Production, Transportation, Unapropiate Processing dan Unnecessary Motion, 2) Dari hasil pengumpulan data waste yang sering terjadi (waste kritis) pada proses pelayanan pemeriksaan instalasi listrik baru pada Lembaga Konsuil adalah waiting, defect dan unnecessary inventory.3)hasil identifikasi aktivitas pada Lembaga konsuil terdapat 20 (duapuluh) aktivitas.yang tergolong value adding activity sebanyak 14 aktivitas, necessary but not value adding activity sebanyak 2 aktivitas dan yang non value adding activity sebanyak 4 aktivitas. Saran Beberapa saran dan masukan yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :1) Lembaga Konsuil perlu meningkatkan efisiensi pelayanan pada pemeriksaan instalasi listrik baru demi kepuasan konsumennya. 2) Perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan secara berkala untuk meningkatkan mutu pelayanan misal dengan melakukan kuisioner terhadap konsumen lembaga konsuil. A-15-9

10 Daftar Pustaka Arikunto, 2006, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Aksara. Francesca M, (2009/2010). Upaya Perbaikan Kualitas Unit Pelayanan Teknik Dengan Pendekatan Lean Service (Studi Kasus : PT. PLN APJ Surabaya Selatan). Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya. Hines, P dan Taylor, D Going Lean. Cardiff, UK : Lean Enterprise Research Centre, Cardiff Business School. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Tjiptono. F, 1996, Prinsip-prinsip Total Quality Service, Penerbit Andi. Yogyakarta. Undang-undang No.30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. A-15-10

ANALISA LEAN SERVICE DALAM MEMINIMALKAN WASTE PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BANYUWANGI

ANALISA LEAN SERVICE DALAM MEMINIMALKAN WASTE PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BANYUWANGI ANALISA LEAN SERVICE DALAM MEMINIMALKAN WASTE PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BANYUWANGI Harliwanti Prisilia 1) dan Putu Dana Karningsih 2) 1) Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

Analisis Pemborosan pada Unit Pelayanan Kesehatan Poliklinik dengan Pendekatan Lean Service

Analisis Pemborosan pada Unit Pelayanan Kesehatan Poliklinik dengan Pendekatan Lean Service Petunjuk Sitasi: Sugiono, S., Himawan, R., & Fadla, A. (2017). Analisis Pemborosan pada Unit Pelayanan Kesehatan Poliklinik dengan Pendekatan Lean Service. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F178-183).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang dihadapi

Lebih terperinci

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK Krisna Ardi Wibawa, I Nyoman Pujawan Program Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto 12 A Surabaya E-mail: WibawaCTI@yahoo.com

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul : ANALISA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi dituntut untuk meningkatkan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI

IDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI IDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI DISUSUN OLEH : WAHYU EKO NURCAHYO 0632010198 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT. PT. Barata Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dengan salah satu proyek dengan tipe job order, yaitu pembuatan High Pressure Heater (HPH) dengan pengerjaan pada minggu ke 35 yang seharusnya sudah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas

KATA PENGANTAR. persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kasih sayangnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul IMPLEMENTASI KONSEP LEAN THINKING

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V

IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V Prita Lukitasari 1) dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1) Program

Lebih terperinci

UPAYA PENGURANGAN PEMBOROSAN DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING

UPAYA PENGURANGAN PEMBOROSAN DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UPAYA PENGURANGAN PEMBOROSAN DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING Arik Hariyanto 1) dan Dwi Iryaning Handayani 2 Jurusan Teknik Industri Universitas Panca Marga Probolinggo

Lebih terperinci

Analisa Lean Service Guna Mengurangi Waste Pada Perusahaan Daerah Air Minum Banyuwangi

Analisa Lean Service Guna Mengurangi Waste Pada Perusahaan Daerah Air Minum Banyuwangi Analisa Lean Service Guna Mengurangi Waste Pada Perusahaan Daerah Air Minum Banyuwangi Harliwantip Jurusan Teknik Industri Universitas 7 Agustus Banyuwangi Jl Adi Sucipto No 26 Banyuwangi Harliwantip@gmail.com

Lebih terperinci

Implementasi Lean Healthcare Untuk Meminimalkan Waste dalam Rumah Sakit (Siloam Hospital Surabaya)

Implementasi Lean Healthcare Untuk Meminimalkan Waste dalam Rumah Sakit (Siloam Hospital Surabaya) Implementasi Lean Healthcare Untuk Meminimalkan Waste dalam Rumah Sakit (Siloam Hospital Surabaya) Gilang Rembulan dan Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENERAPAN LEAN SIX SIGMA CONCEPT UNTUK PERBAIKAN LINI PRODUKSI

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENERAPAN LEAN SIX SIGMA CONCEPT UNTUK PERBAIKAN LINI PRODUKSI PENERAPAN LEAN SIX SIGMA CONCEPT UNTUK PERBAIKAN LINI PRODUKSI H HARISUPRIYANTO Industrial Engineering Department Faculty of Industrial Technology Sepuluh Nopember Institute of Technology Kampus ITS Sukolilo,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan landasan atau acuan agar proses penelitian berjalann secara sistematis, terstruktur, dan terarah. Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PENGURANGAN WASTE DAN NON VALUE ADDED ACTIVITY DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DI PT. SRIWIJAYA AIR DISTRICT SURABAYA

IDENTIFIKASI DAN PENGURANGAN WASTE DAN NON VALUE ADDED ACTIVITY DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DI PT. SRIWIJAYA AIR DISTRICT SURABAYA IDENTIFIKASI DAN PENGURANGAN WASTE DAN NON VALUE ADDED ACTIVITY DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DI PT. SRIWIJAYA AIR DISTRICT SURABAYA SKRIPSI Oleh : MURTAFI' RIZQI 0532010142 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, penjelasan mengenai permasalahan yang diangkat yaitu berupa perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, batasan masalah, dan sistematika

Lebih terperinci

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 03, pp.-8 ISSN 30-495X Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 0J Untuk Meningkatkan Produktivitas Ridwan Mawardi, Lely Herlina, Evi Febianti 3,,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PROSES PRODUKSI UNTUK MEREDUKSI NON VALUE ADDING ACTIVITY

IDENTIFIKASI PROSES PRODUKSI UNTUK MEREDUKSI NON VALUE ADDING ACTIVITY IDENTIFIKASI PROSES PRODUKSI UNTUK MEREDUKSI NON VALUE ADDING ACTIVITY DAN DEFECT PADA PRODUK SEPATU DENGAN METODE LEAN SIX SIGMA DI PT.CITRA HARAPAN SEMESTA KRIAN SKRIPSI Oleh : RAKHMAT WIRA YUDHA NPM.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1 Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai suatu konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki tahun 1990, Lean Production System yang lahir dari Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. Dimana tujuan dari sebuah

Lebih terperinci

MODEL INTEGRASI LEAN MANUFACTURING DAN LEAN SERVICE UNTUK MEMINIMALKAN WASTE PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BANYUWANGI

MODEL INTEGRASI LEAN MANUFACTURING DAN LEAN SERVICE UNTUK MEMINIMALKAN WASTE PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BANYUWANGI MODEL INTEGRASI LEAN MANUFACTURING DAN LEAN SERVICE UNTUK MEMINIMALKAN WASTE PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BANYUWANGI Harliwanti Prisilia Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas 17 Agustus

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI Oleh : BOBBY ALEXANDER NPM 0732010020 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI 4.1 Tahap Perancangan Sistem Terintegrasi Setelah dilakukan brainstorming dan studi pustaka, maka langkah selanjutnya adalah membuat sistem terintegrasi dari metode

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT.

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT. Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN 2337-4349 PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT. SUPRALITA MANDIRI Annisa Kesy Garside 1*, Faraningrum Restiana 2 1,2 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

ANALISIS RANTAI NILAI PROSES PEMENUHAN MATERIAL PERBEKALAN DI ARMATIM

ANALISIS RANTAI NILAI PROSES PEMENUHAN MATERIAL PERBEKALAN DI ARMATIM ANALISIS RANTAI NILAI PROSES PEMENUHAN MATERIAL PERBEKALAN DI ARMATIM Penelitian Thesis Oleh: MUTHMAINNAH 9108.201.308 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Untukmenjaminterselenggaranya tugaspokoktni

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN THINKING DALAM MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PEMENUHAN ORDER GUNA MENGURANGI BIAYA DAN WAKTU (Studi Kasus : PT Kasa Husada Wira Jatim)

PENDEKATAN LEAN THINKING DALAM MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PEMENUHAN ORDER GUNA MENGURANGI BIAYA DAN WAKTU (Studi Kasus : PT Kasa Husada Wira Jatim) PENDEKATAN LEAN THINKING DALAM MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PEMENUHAN ORDER GUNA MENGURANGI BIAYA DAN WAKTU (Studi Kasus : PT Kasa Husada Wira Jatim) Moses L. Singgih dan M.Vina Permata Laboratorium Sistem

Lebih terperinci

SIMULASI VALUE STREAM UNTUK PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI PELUMAS (Studi Kasus LOBP PT. PERTAMINA UPMS V)

SIMULASI VALUE STREAM UNTUK PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI PELUMAS (Studi Kasus LOBP PT. PERTAMINA UPMS V) SIMULASI VALUE STREAM UNTUK PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI PELUMAS (Studi Kasus LOBP PT. PERTAMINA UPMS V) Rika Ajeng Priskandana, I Nyoman Pujawan Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE Shanty Kusuma Dewi 1*,Tatok Dwi Sartono 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan terus tumbuh. Segmen yang menjanjikan yaitu pasar minuman ringan. Pasar minuman ringan di Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA Minto waluyo Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero)

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero) IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero) Ratnaningtyas, Moses Laksono Singgih Magister Managemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Implementasi Lean Healthcare Untuk Meminimalkan Waste dalam Rumah Sakit (Siloam Hospitals Surabaya)

Implementasi Lean Healthcare Untuk Meminimalkan Waste dalam Rumah Sakit (Siloam Hospitals Surabaya) Implementasi Lean Healthcare Untuk Meminimalkan Waste dalam Rumah Sakit (Siloam Hospitals Surabaya) Disusun oleh : Gilang Rembulan 2507100139 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Moses Laksono Singgih M. Sc.,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian bertujuan untuk memberikan kerangka penelitian yang sistematis sehingga dapat memberikan kesesuaian antara tujuan penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi Gawat Darurat merupakan instalasi yang paling sibuk di rumah sakit. IGD sebagai unit pertama yang akan menangani pasien dalam kondisi darurat sehingga dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri makanan

Lebih terperinci

Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d.

Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d. Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d. Langkah Tindakan Persamaan Hasil 1 Proses apa yang ingin diketahui? Produk kacang garing 2 Berapa jumlah Standart inventory (safety stock )?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Menurut data Bappenas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif kualitatif yaitu metode untuk menyelidiki objek yang dapat diukur dengan angka-angka

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA)

PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA) PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA) Nugroho Wicaksono, Moses L. Singgih Program Studi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURE DENGAN METODE VSM UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI KAPAL (Studi Kasus PT. PAL Divisi Kaprang)

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURE DENGAN METODE VSM UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI KAPAL (Studi Kasus PT. PAL Divisi Kaprang) IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURE DENGAN METODE VSM UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI KAPAL (Studi Kasus PT. PAL Divisi Kaprang) Nur Muflihah (Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN

PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN SKRIPSI Diajukan Oleh : Indah Mutiarahma NPM 0532010150 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan

Lebih terperinci

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1 B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada

Lebih terperinci

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu rangkaian kerangka pemecahan masalah yang dibuat secara sistematis dalam pemecahan masalah yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian.

Lebih terperinci

Alternatif kebijakan membuat SOP baru di bagian gravity dan sortir untuk standar refraksi serta set up mesin gravity secara berkala.

Alternatif kebijakan membuat SOP baru di bagian gravity dan sortir untuk standar refraksi serta set up mesin gravity secara berkala. Alternatif kebijakan membuat SOP baru di bagian gravity dan sortir untuk standar refraksi serta set up mesin gravity secara berkala. Adapun alternatif tersebut memiliki kelebihan antara lain : Mempercepat

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing :H. Hari Supriyanto, Ir.MSIE Diusulkan Oleh : Aqil Azizi Start

Dosen Pembimbing :H. Hari Supriyanto, Ir.MSIE Diusulkan Oleh : Aqil Azizi Start Reduksi waste Pada Produksi kacang garing Dengan pendekatan lean six sigma Menggunakan Metode FMEA (study kasus pada PT.Dua Kelinci) Dosen Pembimbing :H. Hari Supriyanto, Ir.MSIE Diusulkan Oleh : Aqil

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL OLAH DATA

BAB V ANALISIS HASIL OLAH DATA BAB V ANALISIS HASIL OLAH DATA 5.1 Analisis hasil Current State Value Stream Mapping Dari Current State Value Stream Mapping yang telah dibuat diketahui bahwa ada setidaknya 10 gate yang didalamnya masing-masing

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Metode penelitian adalah suatu prosedur atau kerangka yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang dirumuskan. Pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH 216 217 Pekerjaan instalasi listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak serta merta langsung boleh dioperasikan.

Lebih terperinci

WINTER. Template. Meningkatkan Kualitas Layanan Bank Dengan Pendekatan Lean Six Sigma dan Value (Studi Kasus : BNI Cabang Kota Malang)

WINTER. Template. Meningkatkan Kualitas Layanan Bank Dengan Pendekatan Lean Six Sigma dan Value (Studi Kasus : BNI Cabang Kota Malang) WINTER Meningkatkan Kualitas Layanan Bank Dengan Pendekatan Lean Six Sigma dan Value (Studi Kasus : BNI Cabang Kota Malang) Template 01 Peneliti Tugas Akhir : Yanuar Tri Nanda P. (2509 100 099) Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Perusahaan jasa layanan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi proses penerimaan order sampai dengan proses packing dengan mengeliminasi non-value added activities (aktivitas yang tidak bernilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lean Thinking Pada dasarnya konsep lean adalah konsep perampingan atau efisiensi. Konsep ini dapat diterapkan pada perusahaan manufaktur maupun jasa, karena pada dasarnya konsep

Lebih terperinci

DESAIN PERBAIKAN KINERJA LAYANAN PUBLIK BERBASIS KONSEP LEAN SERVICE (STUDI KASUS : PERPANJANGAN IMTA DISNAKER JATIM)

DESAIN PERBAIKAN KINERJA LAYANAN PUBLIK BERBASIS KONSEP LEAN SERVICE (STUDI KASUS : PERPANJANGAN IMTA DISNAKER JATIM) DESAIN PERBAIKAN KINERJA LAYANAN PUBLIK BERBASIS KONSEP LEAN SERVICE (STUDI KASUS : PERPANJANGAN IMTA DISNAKER JATIM) Lusi Zafriana, Hari Supriyanto dan Indung Sudarso Jurusan Teknik Industri Institut

Lebih terperinci

Pendekatan Konsep Lean untuk Mengidentifikasi Resiko pada Proyek Konstruksi Pembangunan Gedung SMUN 1 Giri Banyuwangi

Pendekatan Konsep Lean untuk Mengidentifikasi Resiko pada Proyek Konstruksi Pembangunan Gedung SMUN 1 Giri Banyuwangi Petunjuk Sitasi: Prisilia, H., & Purnomo, D. A. (2017). Pendekatan Konsep Lean untuk Mengidentifikasi Resiko pada Proyek Konstruksi Pembangunan Gedung SMUN 1 Giri Banyuwangi. Prosiding SNTI dan SATELIT

Lebih terperinci

OVER PRODUCTION. Toleransi 15 % Prosentase pernah mencapai 16 %

OVER PRODUCTION. Toleransi 15 % Prosentase pernah mencapai 16 % OVER PRODUCTION Toleransi 15 % Prosentase pernah mencapai 16 % No Tipe Pemborosan TL 1 TL 2 TL 3 TL 4 RATA-RATA RANKING 1 Produk Cacat (Defect) 3 3 2 2 2.5 1 2 Waktu Tunggu (Waiting) 1 1 1 0 0.75 6 3 Persediaan

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN HEALTHCARE UNTUK MEMINIMASI WASTE DI RUMAH SAKIT ISLAM UNISMA MALANG

PENDEKATAN LEAN HEALTHCARE UNTUK MEMINIMASI WASTE DI RUMAH SAKIT ISLAM UNISMA MALANG PENDEKATAN LEAN HEALTHCARE UNTUK MEMINIMASI WASTE DI RUMAH SAKIT ISLAM UNISMA MALANG LEAN HEALTHCARE APPROACH FOR WASTE MINIMIZATION AT MALANG ISLAMIC HOSPITAL OF UNISMA Yolla Adellia 1), Nasir Widha Setyanto

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Kajian Pendahuluan. Identifikasi & Perumusan masalah. Penetapan Tujuan & batasan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Kajian Pendahuluan. Identifikasi & Perumusan masalah. Penetapan Tujuan & batasan penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dirancang untuk mengetahui aliran supply chain management pada sereh wangi desa Cimungkal Kabupaten Sumedang. Penelitian ini bersifat kualitatif sehingga hal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan landasan agar proses penelitian berjalan secara sistematis, terstruktur, dan terarah. Metodologi penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Tingkat persaingan di dunia usaha yang semakin tinggi menuntut setiap perusahaan berperan sebagai penghasil nilai (value creator), dengan memperbaiki

Lebih terperinci

PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING

PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 45-50 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM.

PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM. PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE) DAN LEAN SIX SIGMA DI PT. XYZ TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam usaha peningkatan produktivitas, perusahaan harus mengetahui kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan jasa)

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-530

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-530 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-530 Penerapan Metode Lean Gainsharing Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Kinerja Karyawan Dengan Meningkatkan Produktivitas Maria Ulfa dan Moses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x ABSTRAK... xi BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri tekstil merupakan salah satu sektor industri di Indonesia yang memiliki potensi perkembangan yang tinggi. Menurut Kementerian Perdagangan dan Perindustrian

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012 MENGURANGI AKTIVITAS-AKTIVITAS YANG TIDAK BERNILAI TAMBAH UNTUK MEMPERBAIKI ALIRAN PROSES PENERAPAN COMPUTERIZED MAINTENANCE MANAGEMENT SYSTEM (CMMS) DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING Chauliah Fatma Putri,

Lebih terperinci

Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice Bandung, 20 Juli 2017

Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice Bandung, 20 Juli 2017 PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice Bandung, 20 Juli 207 MINIMASI WASTE MENGGUNAKAN VALUE STREAM MAPPING DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PADA PEMBUATAN PRODUK

Lebih terperinci

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut Gaspersz (2011, p.92), Lean Six sigma merupakan suatu filosofi bisnis, pendekatan sistemik dan sistematik dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Agronesia Divisi Industri Teknik Karet (INKABA) adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis produk teknik berbahan baku utama karet, salah satunya adalah produk karet damper.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN BANK DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DAN VALUE (STUDI KASUS : BNI CABANG KOTA MALANG)

MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN BANK DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DAN VALUE (STUDI KASUS : BNI CABANG KOTA MALANG) 1 MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN BANK DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DAN VALUE (STUDI KASUS : BNI CABANG KOTA MALANG) Yanuar Tri Nanda Perkasa dan Hari Supriyanto Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Berdasarkan diagram alir pada gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa dalam melakukan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilakukan mulai

Lebih terperinci

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tahun ke tahun, perkembangan dunia bisnis mengalami peningkatan yang mengakibatkan perusahaan terus bersaing untuk menawarkan produk berkualitas sesuai keinginan konsumen.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan ditarik mengenai kesimpulan dan saran dari hasil pengolahan data yang terdapat pada bab sebelumnya. Kesimpulan akan menjawab tentang tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. Agronesia (Divisi Industri Teknik Karet) merupakan perusahaan manufaktur industri pengolahan yang memproduksi berbagai jenis produk karet teknik untuk keperluan

Lebih terperinci

PERBAIKAN PROSES PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT

PERBAIKAN PROSES PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT PERBAIKAN PROSES PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT Rian Adhi Saputra 1*), Moses L. Singgih 2) Bidang Keahlian Manajemen Industri Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING

PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING Moses L. Singgih dan Andrie Sandi Pramono Jurusan Teknik Industri ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya email: moses@ie.its.ac.id;future_sandi@yahoo.com

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE PRODUK GRANIT DI DIVISI PRODUKSI PADA PT. IMPERO GRANITO UTAMA

TUGAS AKHIR PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE PRODUK GRANIT DI DIVISI PRODUKSI PADA PT. IMPERO GRANITO UTAMA TUGAS AKHIR PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE PRODUK GRANIT DI DIVISI PRODUKSI PADA PT. IMPERO GRANITO UTAMA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai

Lebih terperinci

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Maria Natalia 1, Nyoman Sutapa 2 Abstract: The thesis discusses the value added and non-value added of the

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian atau tahapan-tahapan penelitian yang akan dilalui dari awal sampai akhir. Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih

Lebih terperinci

Penerapan Lean Manufacturing untuk Mengidentifikasi dan Meminimasi Waste Pada Pt. Mutiara Dewi Jayanti

Penerapan Lean Manufacturing untuk Mengidentifikasi dan Meminimasi Waste Pada Pt. Mutiara Dewi Jayanti JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Penerapan Lean Manufacturing untuk Mengidentifikasi dan Meminimasi Waste Pada Pt. Mutiara Dewi Jayanti Hanum Febrilliani Valentine,

Lebih terperinci

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITY (NVAA) GUNA MEMPERBAIKI ALIRAN PROSES OPERASI PELAYANAN DENGAN PENDEKATAN LEAN SERVICE DI CV.PERMATA DARUSSALAM TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Lebih terperinci

PERBAIKAN PROSES PRODUKSI GULA AREN DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PABRIK GULA AREN MASARANG TOMOHON

PERBAIKAN PROSES PRODUKSI GULA AREN DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PABRIK GULA AREN MASARANG TOMOHON PERBAIKAN PROSES PRODUKSI GULA AREN DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PABRIK GULA AREN MASARANG TOMOHON Alfa Yohan Wailan Elean (1) dan Moses Laksono Singgih (2) 1) Program Pascasarjana Jurusan Teknik

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V

IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V IMPLEMENTATION OF LEAN THINKING IN IMPROVING THE QUALITY

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ilmiah memerlukan suatu kerangka penelitian yang sistematis dan terarah berdasarkan permasalahan yang ditinjau agar proses penelitian dan hasil yang diperoleh

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI BENANG KARET DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DI PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE DI PT. HILON SURABAYA SKRIPSI. Oleh : SABTA ADI KUSUMA

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE DI PT. HILON SURABAYA SKRIPSI. Oleh : SABTA ADI KUSUMA PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE DI PT. HILON SURABAYA SKRIPSI Oleh : SABTA ADI KUSUMA 05 32010 132 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping. material dalam sistem secara keseluruhan. Value Stream Mapping yang digambarkan

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping. material dalam sistem secara keseluruhan. Value Stream Mapping yang digambarkan BAB V ANALISA HASIL Pada bab ini akan dijabarkan hasil analisa dari pengolahan data yang telah dilakukan untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam pengembangan rekomendasi perbaikan pada sistem dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat pengumpulan data Pada penelitian ini, tempat pengambilan data di lakukan di Engine Maintenance PT. GMF Aeroasia. Metode pengambilan data dalam penelitian ini ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Lombok Gandaria merupakan perusahaan kecap dan saus dalam

BAB I PENDAHULUAN. PT. Lombok Gandaria merupakan perusahaan kecap dan saus dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Lombok Gandaria merupakan perusahaan kecap dan saus dalam kemasan yang merupakan unit usaha kecap kedelai dan saus dengan badan hukum Nomor 23. Kegiatan bisnis

Lebih terperinci

PENERAPAN LEAN THINKING GUNA MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT X SIDOARJO SKRIPSI

PENERAPAN LEAN THINKING GUNA MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT X SIDOARJO SKRIPSI PENERAPAN LEAN THINKING GUNA MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT X SIDOARJO SKRIPSI Oleh : R. ARDIAN PRADHANA 0732010009 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN PRODUCTION SYSTEM UNTUK MENGELIMINASI WASTE PADA PRODUKSI FILLING CABINET 4D DENGAN PENDEKATAN VALUE STREAM MAPPING

IMPLEMENTASI LEAN PRODUCTION SYSTEM UNTUK MENGELIMINASI WASTE PADA PRODUKSI FILLING CABINET 4D DENGAN PENDEKATAN VALUE STREAM MAPPING NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI LEAN PRODUCTION SYSTEM UNTUK MENGELIMINASI WASTE PADA PRODUKSI FILLING CABINET 4D DENGAN PENDEKATAN VALUE STREAM MAPPING (Studi kasus : Divisi Work Fitting PT ATMI Solo) Diajukan

Lebih terperinci

Analisis Perbaikan UKM X dengan Pendekatan Lean Manufacture Guna Mereduksi Waste di Lantai Produksi Aluminum

Analisis Perbaikan UKM X dengan Pendekatan Lean Manufacture Guna Mereduksi Waste di Lantai Produksi Aluminum Analisis Perbaikan UKM X dengan Pendekatan Lean Manufacture Guna Mereduksi Waste di Lantai Produksi Aluminum Sulung Rahmawan Wira Ghani 1, Sudjito Soeparman 2, Rudy Soenoko 3 Program Magister Teknik Dan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Jurnal dan referensi diperlukan untuk menunjang penelitian dalam pemahaman konsep penelitian. Jurnal dan referensi yang diacu tidak hanya dalam negeri namun juga

Lebih terperinci

PENERAPAN VALUE STREAM MAPPING UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI PADA PT. REMAJA PRIMA ENGINEERING (RPE)

PENERAPAN VALUE STREAM MAPPING UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI PADA PT. REMAJA PRIMA ENGINEERING (RPE) PENERAPAN VALUE STREAM MAPPING UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI PADA PT. REMAJA PRIMA ENGINEERING (RPE) Santi Nihayatur Rahmah, Moses L. Singgih MMT ITS, Surabaya Santy_nr@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci