Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus"

Transkripsi

1 Meningkatkan Kompetensi Siswa Dalam Perawatan Dan Perbaikan Sistem Stater Melalui Contextual Teaching And Learning (CTL) Dengan Panel Peraga Multifungsi Pada Siswa Teguh Riyadi ( ST) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Hasil ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal pembelajaran kompetensi dasar sistem stater masih rendah ini dibuktikan dengan hanya 5 dari 30 siswa yang berkompeten dalam kompetensi dasar sistem stater. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dasar sistem stater kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati dengan menggunakan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan panel peraga multifungsi dan mengetahui peranan Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan panel peraga multifungsi dalam meningkatkan kompetensi dasar sistem stater kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati Tahun Ajaran 2012/2013.Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dilaksanakan dikelas XI SMK Taruna Bangsa Pati yang memiliki 30 siswa. Penelitian ini nantinya diharapkan terjadi peningkatan kompetensi, serta penguasaan yang lebih baik bagi siswa pada kompetensi dasar sistem stater, dan pada akhirnya siswa lulus 100% pada Ujian Kompetensi Kejuruan Hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada peningkatan kompetensi siswa pada kompetensi dasar sistem stater, setelah diadakan penelitian tindakan kelas di kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati. Pada kondisi awal ketuntasan belajar siswa hanya 50 % dan siklus I pada job praktek Pemeriksaan Komponen Armature, Pemeriksaan Field Coil, Pemeriksaan Kopling Stater dan Roda Gigi, dan Pengujian Tanpa Beban dan Dengan Beban prosentase hasil belajar siswa adalah 80% ini belum memenuhi target yang ditetapkan yaitu minimal rata rata 85 % siswa yang hadir menguasai kompetensi tersebut. Nilai rata rata kemampuan perawatan dan perbaikan sistem stater pada siklus I adalah 2,40. Ini belum memenuhi target karena target yang ditetapkan adalah 2,5. Pada Siklus II didapatkan peningkatan terhadap ketuntasan belajar siswa, nilai rata rata seluruh siswa sudah memenuhi target yang ditetapkan yaitu minimal nilai rata rata 2.50 siswa yang hadir menguasai kompetensi tersebut. Nilai rata rata kemampuan merawat dan memperbaiki system stater pada siklus II adalah 2,95 dan ketuntasan belajar siswa pada siklus II adalah 98,3%. Dengan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan panel peraga multifungsi berperan dalam meningkatkan kompetensi sistem stater kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati. Hal ini dapat diketahui dari seluruh siklus PTK yang dilakukan komponen pembelajaran CTL, modeling, tanya jawab, komunitas belajar, inkuiri, refleksi dan penilaian otentik memberikan pemahaman yang besar bagi siswa dalam melaksanakan praktek perawatan dan perbaikan sistem stater. Pendidikan karakter siswa, penampilan dan pelaksanaan pembelajaran guru pada kondisi awal masih cukup, Pada siklus I dari hasil observasi nilai rata-rata 1,83 kategori yang didapat adalah cukup dan dari siklus II dari hasil observasi nilai rata-rata 3,33 kategori yang didapat adalah baik sekali. Ini sudah mencapai target karena peneliti menargetkan pada penelitian ini adalah dengan kategori baik. Dengan Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan panel peraga multifungsi dapat meningkatkan kompetensi sistem stater kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati terbukti adanya peningkatan kompetensi dasar sistem stater. Hal ini dapat diketahui dari keterampilan guru dalam memotifasi siswa, keterampilan guru dalam mengolah kelas, keterampilan guru dalan praktek, keterampilan guru dalam membimbing siswa, keterampilan guru dalam menjawab pertanyaan dari siswa, keterampilan guru dalam memainkan peran sebagai fasilitator secara keseluruhan. Pada siklus I hasil observasi tidakan guru nilai rata-rata 2,5 kategori yang didapat adalah cukup dan dari siklus II hasil observasi tindakan guru nilai rata-rata 4,16 kategori yang didapat adalah baik sekali. Ini sudah mencapai target karena peneliti menargetkan pada penelitian ini adalah dengan kategori baik. Kata Kunci : kompetensi siswa, system stater, Contextual Teaching And Learning (CTL) Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

2 PENDAHULUAN Pelajaran kelistrikan otomotif di sekolah menengah kejuruan (SMK) jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) meliputi banyak Standar kompetensi dan kompetensi dasar. Diantara kompetensi dasar tersebut adalah memasang sistem stater dan pengetesan motor stater, yang meliputi pembongkaran, pemeriksaan, pemasangan, pengetesan pull in coil, hold in coil, tanpa beban dan dengan beban. Siswa harus kompeten dalam semua kompetensi tersebut sehingga dapat melanjutkan ke kompetensi berikutnya yang ada didalam mata pelajaran produktif otomotif. Dalam proses pembelajaran, mengajarkan kompetensi dasar sistem stater dan pengetesan motor stater merupakan hal yang susah dan rumit. Didalam kompetensi tersebut mempelajari pemeriksaan pemeriksaan dan rangkaian rangkaian yang sangat komplek, Sehingga diperlukan kretifitas guru yang lebih ekstra didalam memberi materi pelajaran tersebut kepada siswa, agar siswa dapat melakukan pengetesan dan memasang kelistrikan dengan membaca buku manual yang ada dengan benar. Pada akhirnya diharapkan siswa dapat mempraktekkan apa yang dipelajari pada kondisi yang nyata di kehidupan sehari hari jika menemukan permasalahan dengan sistem stater pada kendaraan. Siswa Kelas XI TKR di SMK Taruna Bangsa Pati juga merupakan contoh siswa yang mengalami kesulitan dalam mencapai kompetensi dasar sistem stater dan pengetesan motor stater. Mereka mengungkapkan sulit menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru mata pelajaran tersebut. Setelah diadakan evaluasi hasilnya beraneka ragam, tetapi relatif kepada kecenderungan mereka menyatakan mencapai kompetensi dasar sistem stater susah pada pemeriksaan, pengetesan, dan mengaplikasikannya pada kendaraan. Dari evaluasi tersebut dapat diketahui bahwa diantara 30 siswa kelas XI TKR didapatkan data sebanyak 21 siswa tidak kompeten, 9 orang kompeten dengan kompetensi dasar sistem stater yang disampaikan. Selama ini guru mapel yang mengajarkan kompetensi dasar sistem stater dan pengetesan motor stater menggunakan media modul sistem stater dan praktek pada sebuah mobil kijang. Dalam modul sistem stater tersebut berisi tentang teori atau materi tentang semua komponen sistem stater dan pengetesan motor stater. Siswa diberi arahan untuk mempelajari modul tersebut dengan bantuan guru. Pada waktu praktek guru juga menyampaikan hal - hal yang kurang jelas dengan modul tersebut tentang bagaimana membaca gambar kerja, bagaimana metode pengujian sistem stater serta memahami alur dari sistem stater. Apabila dirasa perlu selain dengan mempelajari modul, sesekali guru juga menggambar cara pengetesan motor stater di papan tulis untuk dijelaskan kepada siswa, siswa diajak proaktif untuk mempelajari pengetesan motor stater dan mengaplikasikannya pada kendaraan praktek. Setelah diadakan evaluasi hasil belajar ternyata diketahui mayoritas siswa belum kompeten dalam kompetensi sistem stater tersebut. Ini artinya nilai sistem stater masih kurang dari KKM yang ditetapkan yaitu 75. Oleh karena hal tersebut,penulis mencoba berkolaborasi dengan guru mapel tersebut untuk mengembangkan metode penggunaan panel peraga multifungsi untuk meningkatkan Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

3 kompetensi siswa. Panel peraga multifungsi merupakan panel bantu sistem stater yang berfungsi sesuai dengan keadaan nyata pada sistem kendaraan. Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran autentik ( real word learning, bukan artifisal). Pembelajaran autentik dimaksutkan sebagai pembelajaran yang mengutamakan pengalaman nyata, pengetahuan bermakna dalam kehidupan, dekat dengan kehidupan nyata. Oleh karena itu fungsi panel peraga sangatlah penting dalam proses pelajar, dengan adanya panel peraga ini diharapkan siswa mampu mempraktekkan di dalam lingkungan sekolah dan menerapkannnya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan tempat mereka tinggal. Panel peraga multifungsi berisi komponen accu, kunci kontak, fuse, dan motor stater. Komponen tersebut nantinya bisa berfungsi setelah dirangkai menurut cara pengetesannya. Panel peraga digunakan untuk mempermudah siswa praktek sistem stater. Panel peraga bisa memberikan gambaran yang lebih mudah dimengerti bagi siswa dalam merangkai dan cara membaca pengetesan sistem stater. Atas dasar tersebut penulis mengadakan penelitian tentang Meningkatkan Perawatan dan Perbaikan Sistem Motor Stater Melalui Contextual Teaching And Learning (CTL) Dengan Panel Peraga Multifungsi Pada Siswa Kelas XI TKR SMK Taruna Bangsa Pati. Penelitian dibantu oleh guru mapel otomotif dan dilakukan berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK), di kelas tersebut yang memiliki 30 siswa. Semoga dengan diadakannya penelitian ini nantinya diharapkan terjadi peningkatan nilai kompetensi siswa, serta penguasaan yang lebih baik siswa pada kompetensi sistem stater. Pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching And Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran kontekstual merupakan prosedur pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya masyarakat. KAJIAN PUSTAKA Prinsip Kerja Sistem Motor Stater Karena mesin tidak dapat berputar dengan sendirinya dibutuhkan tenaga dari luar untuk mengengkol dan membantunya untuk hidup. Diantara berbagai peralatan yang ada, sekarang auto mobil menggunakan motor listrik yang dikombinasikan dengan magnetic switch untuk mendorong pinion gear yang berputar ke dalam atau keluar dari / hubungannya dengan ring gear yang ada pada roda penerus (flywheel) mesin. Motor stater harus dapat membangkitkan momen puntir yang besar dar sumber tenaga baterai yang terbatas. Pada waktu yang bersamaan harus ringan dan kompak. Oleh karena itu dipergunakanlah motor serie DC (Direct Current). Mesin tidak dapat start sebelum Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

4 melakukan siklus operasionalnya secara berulang-ulang yaitu langkah hisap, kompresi, pembakaran dan buang. Langkah pertama untuk menghidupkan mesin, kemudian memutarkannya dan menyebabkan siklus pembakaran pendahuluan. Motor stater minimal harus dapat memutarkan mesin pada kecepatan minimal yang diperlukan untuk memperoleh pembakaran awal. Kecepatan putar minimal yang diperlukan untuk menghidupkan mesin berbeda tergantung pada konstruksi dan kondisi operasinya tetap pada umumnya 40 sampai 60 rpm untuk motor bensin dan 80 rpm untuk motor diesel. (Anonim Electrical Group Step 2 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor). Pada saat starting mesin diperlukan daya untuk intake awal dan langkah kompresi harus disuplai dari luar untuk memutar crankshaft. Pada saat tersebut diperlukan battery, starting motor, ignition switch dan wiring. Gambar 1. Diagram Sirkuit Starting Panel Peraga Multifungsi Media pembelajaran merupakan alat bantu dalam kegiatan pembelajaran untuk mempermudah dalam penyaimpaian suatu materi yang sulit dipahami oleh peserta didik. Media pembelajaran ini biasanya disajikan dalam berbagai bentuk seperti meja, miniatur ataupun berupa panel gambar yang dapat menjelaskan materi yang disampaikan yang disebut dengan panel peraga. Dalam menggunakan media alat peraga hendaknya harus memperhatikan prinsip tertentu agar menggunakan alat peraga tersebut dapat mencapai hasil yang baik. Menurut Sudjana dalam ( rangkuman buku dasar dasar-proses.html, 3 Februari 2010) prinsip-prinsip penggunaan alat peraga adalah a. Menentukan jenis alat peraga dengan tepat, artinya sebaiknya guru memilih terlebih dahulu alat peraga manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang hendak diajarkan. b. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat, artinya perlu diperhitungkan tingkat kemampuan/kematangan anak didik. c. Menyajikan alat peraga dengan tepat. d. Menempatkan dan memperlihatkan alat peraga pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat. Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

5 METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian. Kompetensi sistem stater di kelas XI TKR SMK Taruna Bangsa termasuk rendah. Melalui analisa yang dilakukan peneliti, disimpulkan bahwa rendahnya kompetensi diakibatkan banyak faktor termasuk diantaranya adalah metode pembelajaranya. Metode praktek pada mobil, modul dan jobsheet dirasa kurang bagi siswa untuk dapat menangkap materi praktek yang disampaikan. Oleh karena itu perlu adanya metode baru agar kompetensi dan hasil belajar siswa dapat meningkat atau bertambah baik. Metode tersebut adalah berupa pembelajaran menggunakan media panel peraga multifungsi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan terhadap kelas tersebut dengan menggunakan metode baru yaitu praktek menggunakan panel peraga. Siswa diajak merangkai sistem stater dengan cara praktek menggunakan peraga bukan pada kendaraan secara langsung. Rangkaian Sistem stater di buat oleh siswa sesuai dengan jobsheet yang ada, siswa praktek dengan membaca wiring diagram sistem sater tersebut. Siswa dinyatakan kompeten apabila dapat merangkai sistem stater sehingga bisa berfungsi dan bisa membaca wiring diagramnya. Subjek Penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti adalah guru mapel produktif otomotif di SMK Taruna Bangsa Pati yang akan memberikan tindakan dengan siswa XI TKR yang berjumlah 30 siswa dimana diketahui sebanyak 21 siswa belum kompeten, dan 9 orang kompeten dengan kompetensi sistem stater. Pada penelitian kali ini peneliti juga dibantu oleh guru mapel produktif pendamping sebagai Observer. Tempat dan waktu pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan di SMK Taruna Bangsa Pati tahun ajaran 2013/2014. Adapun waktu pelaksanaan penelitiannya dapat dilihat pada table berikut ini. Tabel 1. Waktu pelaksanaan No Kegiatan Agustus September Oktober November Desember Januari Persiapan x 2 Pengajuan Judul 3 Penyusunan Proposal 4 Pengumpulan Data x X x x X x x x x X x x x Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

6 5 Pengolahan Data 6 Penyusunan Laporan x x x x x x Prosedur Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yang masing masing siklus memiliki empat tahapan,yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengumpulan data dan tahap refleksi. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan menerapkan PTK yang dapat dilihat pada Skema berikut ini: Gambar 1. skema siklus pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan 1 Siklus Selanjutnya Pelaksanaan 1 Perbaikan Dari Refleksi 1 Pengumpulan Data 1 Refleksi 1 Perbaikan Dari Pengumpulan Data 1 Perbaikan Dari Perencanaan 1 Perbaikan Dari Pelaksanaan 1 Instrumen penelitian 1. Silabus Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas yang digunakan sebagai landasan dalam penyusunan RPP. 2. Jobsheet Jobsheet merupakan panduan yang disusun untuk mempermudah melaksanakan kegiatan praktek. Jobsheet berisi rangkaian kegiatan dan metode yang digunakan dalam praktek. Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

7 3. Lembar Observasi Siswa Lembar observasi siswa ini berisi tentang kegiatan pembelajaran, aspek aspek yang dinilai anatara lain keaktifan siswa,kemampuan merangkai rangkaian, kemampuan memeriksa sistem stater. Semua aspek tersebut ditulis dilembar pengamatan. Lembar observasi digunakan untuk memantau setiap perkembangan siswa mengenai kemampuan siswa yang menjadi patokan dalam pengukuran tingkat kecerdasan belajar siswa. 4. Lembar Observasi Guru Lembar observasi ini disusun untuk memantau perkembangan dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Penguasaan terhadap metode yang dipakai serta penguasaan kelas dalam menerapkan metode. Didalam lembar observasi guru berisi beberapa aspek penilaian meliputi : Keterampilan dalam memotivasi siswa Keterampilan dalam mengelola kelas Keterampilan dalam mempraktekkan penggunaan panel peraga Keterampilan dalam menyampaikan materi memeriksa system stater kepada siswa Keterampilan dalam memberikan bimbingan Keterampilan sebagai fasilisator secara keseluruhan. Teknik Analisa Data Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu dilakukan analisis data.pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis deskriptif deskripsi kualitatif, yaitu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan mengetahui keefektifan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan penggunaan alat peraga multifungsi sistem stater untuk meningkatkan kompetensi siswa di kompetensi dasar sistem stater. Analisis ini dihitung menggunakan statistik sederhana,penilaian rata rata sebagai berikut. Guru menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa kemudian dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata rata. Nilai rata rata dapat menggunakan rumus: Keterangan: X = Nilai rata rata X = Jumlah semua nilai siswa N = jumlah siswa Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

8 HASIL PENELITIAN Siklus I 1. Tahap perencanaan Peneliti merencanakan siklus I. Pada perencanaan peneliti melibatkan guru produktif pendamping juga selaku kepala kejuruan teknik kendaraan ringan untuk merencanakan pelaksanaan praktek, dengan tujuan agar peneliti mendapat bimbingan praktek yang efektif agar pada akhirnya mengetahui dimana letak kesalahan dan kekurangan dalam pelaksanaan praktek nantinya. 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran praktek selama 3 pertemuan yaitu pada tanggal 27, 28 November dan 04 Desember Praktek dilaksanakan di bengkel sekolahan. Kegiatan pada siklus I dapat dijelaskan seperti dibawah ini Pertemuan 1 Dilaksanakan pada 27 November 2013, di Bengkel sekolahan kegiatannya dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Guru memulai kegiatan praktek dengan baris, presensi dan guru menyampaikan secara singkat tentang teori bagaimana merawat dan memperbaiki sistem stater. Selanjutnya guru menjelaskan isi job sheet praktek sistem stater, setelah itu guru memberikan kesempatan siswa bertanya mengenai job sheet yang diberikan, pada kesempatan kali ini Mohammad Alex bertanya tentang bagaimana memeriksa kumparan armature, Anton Adi Romansyah bertanya tentang cara kerja magnetic switch, guru menjawab pertanyaan Mohammad Alex dengan cara mempraktekkan cara mengukur diameter kumparan armature yaitu dengan menggunakan jangka sorong yang tingkat kepresisiannya 0,05 mm, kemudian diukur pada bagian diameter komutator dan didapat dengan ukuran 27,9 mm. Ukuran tersebut masih standart karena masih diatas diameter minimumnya yaitu 27 mm dan guru menjelaskan cara kerja magnetic switch untuk menjawab pertanyaan Anton Adi Romansyah, sebelum guru mempraktekkan pemeriksaan kumparan kumparan pada magnetic switch terlebih dahulu memberitahukan terminal yang ada pada magnetic swicth yaitu terminal 30, terminal C dan terminal 50/ST kemudian guru mempraktekkan cara memeriksa magnetic switch dengan menggunakan multitester yang pertama di periksa yaitu kumparan pull in coil, kabel multitester yang merah mendapat terminal C dengan terminal 50 dan kumparan hold in coil yaitu terminal 50/ST dengan massa (ground). 2) Guru mempraktekkan cara meawat dan memperbaiki sistem stater. Guru menjelaskan cara pengetesan berdasarkan diagram rangkaian kelistrikan sistem stater yang ada pada buku praktek sistem stater. Selain mempraktekkan sistem stater guru juga memberikan pemahaman cara merawat dan memperbaiki sistem stater berdasarkan metode pemahaman Contextual Teaching And Learning (CTL) Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

9 Pertemuan II Dilaksanakan pada tanggal 28 November 2013, di Bengkel sekolahan kegiatannya dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Kegiatan praktek dimulai dengan baris, presensi, berdoa. 2) Guru memulai kegiatan praktek dengan memotivasi siswa bahwa pelaksaan praktek ini sebagai latihan uji kompetensi kejuruan sistem stater pada kelas XII nanti dan mendorong setiap siswa agar lebih serius dan sungguh sungguh mengerahkan kemampuan yang ada dalam melaksanakan praktek sehingga mendapatkan hasil praktek yang maksimal. 3) Siswa melaksanakan kegiatan praktek secara individual. Setiap siswa diberi alokasi waktu 30 menit untuk melaksanakan praktek berdasarkan job sheet dan report sheet yang ada. Pada pelaksanaan praktek, guru mendampingi dan menilai pelaksanaan kegiatan praktek berdasarkan format penilaian yang sudah disiapkan. Guru pendamping mendampingi siswa praktek job sheet yang lain. 4) Siswa melaksanakan sesuai urutan absensi yang ada, semua siswa melaksanakan kegiatan praktek sampai semua waktu jam pelajaran praktek habis. 5) Pada kesempatan kali ini sebanyak 16 siswa selesai melaksanakan praktek. Siswa yang lain menunggu kesempatan pada jam pelajaran praktek minggu depannya. 6) Kegiatan praktek selesai, guru memberikan beberapa pengarahan dan kesimpulan, presensi, dan berdo a. Pertemuan III Dilaksanakan pada tanggal 04 Desember 2013, di Bengkel sekolahan kegiatannya dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Guru memulai dengan berdoa, presensi dan menyampaikan beberapa hal tentang kekurangan pelaksanaan praktek pada minggu yang kemarin. 2) Siswa melanjutkan kegiatan praktek individu, 3) Guru menilai kegiatan praktek berdasarkan format penilaian yang ada. 4) Pada kesempatan praktek kali ini praktek dilaksanakan melebihi jam pelajaran pulang (jam 14.30) untuk menyelesaikan kegiatan praktek. Kegiatan pelajaran selesai pukul dan sebanyak 14 siswa selesai melaksanakan praktek. 5) Pada pertemuan kali ini sebanyak 14 siswa yang melaksanakan praktek dapat menyelesaikan job sheet dengan baik. 6) Kegiatan praktek selesai guru menyimpulkan, absensi dan berdo a. 3. Hasil Observasi dan Evaluasi Adapun proses belajar praktek mengacu pada skenario pembelajaran yang telah dibuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah teruraikan. Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran praktek berlangsung menghasilkan data format penilaian. Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

10 Pada kegiatan memperbaiki sistem stater ini, pembongkaran dan perakitan motor stater menjadi job praktek yang mendapatkan hasil yang paling maksimal. Siswa tidak mengalami kesulitan dalam membongkar dan merakit motor stater. Pada kesempatan penilaian praktek kali ini, sebanyak 2 siswa masih membutuhkan sedikit bimbingan dalam membongkar dan merakit motor stater, dan sebanyak 28 siswa dapat membongkar dan merakit motor stater tanpa bimbingan. Dengan kata lain tingkat ketercapaian siswa yaitu 100%. Pada pemeriksaan komponen armature menjadi job praktek yang mendapatkan hasil yang kurang maksimal. Siswa mengalami kesulitan dalam memeriksa dengan menggunakan alat ukur jangka sorong dan multitester, diketahui 15 siswa tidak bisa memeriksa dengan cara membaca jangka sorong dan multitester yang masih banyak membutuhkan banyak bantuan dari guru dalam membaca alat tersebut. Mereka mengungkapkan jarang sekali diajarkan cara membaca jangka sorong dan multitester, disamping itu 10 siswa sedikit membutuhkan bantuan dalam memeriksa komponen armature. Sisanya 5 siswa dapat dengan baik memeriksa komponen armature denagn menggunakan jangka sorong dan multitester. Pemeriksaan field coil mendapatkan hasil yang kurang baik, dalam memeriksa field coil siswa yang banyak bimbingannya sebanyak 9 siswa, sementara yang sedikit bimbingan 6. Sedangkan yang tanpa bimbingan sebanyak 15 anak atau dengan kata lain dari seluruh siswa yang memeriksa field coil baru mencapai 73,3% yang bisa memeriksa field coil tersebut. Pada job sheet memeriksa sikat dan pemegang sikat, banyak siswa yang sudah memahami bagaimana cara untuk memeriksa panjang sikat tetapi juga ada beberapa siswa yang masih kurang memahami pemeriksaannya. Hal ini siswa yang tanpa bimbingan sebanyak 25 siswa, sedangkan yang membutuhkan banyak bimbingan sebanyak 2 siswa. Sisanya yaitu 3 siswa yang membutuhkan sedikit bantuan dan pengarahan dari guru pendamping. Sub kompetensi pemeriksaan kopling stater dan roda gigi sudah cukup baik karena dari 30 siswa tersebut, hanya 5 siswa yang kurang paham untuk memeriksa kopling stater dan roda gigi. Sebanyak 3 siswa masih mendapat sedikit bimbingan dan 22 siswa lainnya tanpa bimbingan, Memeriksa magnetic switch hampir sama dengan pemeriksaan kopling stater dan roda gigi tetapi ada beberapa perbedaan pada jumlah siswa yang masih banyak mendapatkan bimbingan yaitu 3 siswa sementara yang sedikit bimbingan sebanyak 5 siswa dan 22 siswa tanpa bimbingan. Pengujian tanpa beban dan dengan beban pada motor stater ini masih harus mendapatkan perhatian karena dari 30 siswa, 9 diantaranya masih membutuhkan banyak bimbingan dikarenakan mereka kurang memahami rangkaian yang ada di job sheet, 10 siswa juga masih membutuhkan bimbingan walaupun sedikit, dan siswa yang tanpa bimbingan sebanyak 11 siswa. Pada pegujian dengan beban ini ditambahkan sebuah relay, siswa banyak yang kurang paham dalam merangkai dan memasang rangkaian yang menggunakan sebuah relay. Pada relay terdapat terminal yang harus dihubungkan antara terminal 30 dengan positif baterai, 87 dengan beban, 85 terminal ST pada kunci kontak dan 86 mendapat massa (ground) Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

11 4. Tahap Refleksi Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pada siklus I didapatkan bahwa sebanyak 30 siswa mengikuti praktek dengan hasil sebagai berikut: 1) Pembongkaran dan perakitan system stater Pada pembongkaran dan perakitan system stater semua siswa dapat membongkar dan merakit system stater kembali dengan pencapaian 97,7% dan semua siswa dinyatakan kompeten karena dapat membongkar dan merakit system stater lebih dari 85%. Hal ini merupakan hal yang baik dan butuh perhatian agar merambat ke sub kompetensi yang lain. 2) Pemeriksaan komponen armature Berdasarkan penilaian yang dilakukan selama praktek dapat diperoleh data sekitar 55,7% dari siswa banyak membutuhkan bantuan dalam memeriksa komponen armature. Siswa mengalami kesulitan pada pengukuran dengan menggunakan jangka sorong dan multitester pada segmen komutator atau kumparan armature. Hal ini berarti pada pemeriksaan komponen armature perlu perhatian lebih karena pencapaian target ketuntasan di bawah 85% agar siswa dapat memeriksa komponen armature dengan baik. 3) Pemeriksaan field coil Data yang diperoleh tercatat 73,3% atau 15 siswa sudah bisa memeriksa field coil, 6 siswa sedikit bantuan dan ada 9 siswa yang masih banyak membutuhkan bantuan dalam memeriksa field coil. Dalam pemeriksaan fidld coil pencapaian target ketuntasan di bawah 85%. 4) Pemeriksaan sikat dan pemegang sikat Data yang diperoleh sebanyak 92,3% dari 30 siswa sudah bisa memeriksa sikat dan pemegang sikat dan tinggal 2 siswa yang banyak membutuhkan bimbingan dalam memeriksa sikat dan pemegang sikat alias 2 siswa kurang paham pada memeriksa siakt dan pemegang sikat. Kesulitan siswa dalam memeriksa terutama pada bagaimana memeriksa pemegang sikatnya. Pemegang sikat ini ada kutub positif dan negative, kebanyakan siswa memeriksanya terbalik antara kutub positif dan kutub negative. Akan tetapi pencapaian target ketuntasan untuk pemeriksaan sikat dan pemegang sikat sudah diatas 85%. 5) Pemeriksaan kopling stater dan roda gigi Dari data diperoleh 85,7% siswa sudah bisa memeriksa kopling stater dan roda gigi. Hasil ini kurang baik karena kurang dari 85%, 5 orang siswa yang belum bisa memeriksa kopling stater dan roda gigi dan ini membutuhkan perhatian agar siswa ini juga bisa memeriksa kopling stater dan roda gigi. 5 siswa ini masih kurang paham cara memeriksa kopling stater yaitu bagaimana cara memutar kopling stater tersebut. Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

12 6) Pemeriksaan magnetic switch Pada praktek pemeriksaan magnetic switch, hampir semua siswa dapat memeriksa magnetic switch atau 92,3% siswakompeten dan dapat memeriksanya. Hal ini merupakan hal yang cukup baik karena sudah melebihi 85% dari target yang ditentukan dan butuh perhatian agar merambat ke kompetensi yang lain agar sub kompetensi yang lain mendapatkan nilai yang baik. 7) Pengujian tanpa beban dan dengan beban Pengujian tanpa beban dan dengan beban menurut siswa merupakan sub kompetensi yang agak rumit karena harus menyambungkan dengan kabel jamper dan pemasanagn sebuah relay, dari data yang didapat 9 siswa masih membutuhkan banyak bimbingan dan 10 siswa sedikit bimbingan, sementara 11 siswa tanpa bimbingan dalam pengujian motor stater tanpa beban dan dengan menggunakan beban.hasil yang didapat kurang bagus karena cuma 69% siswa yang dinyatakan tuntas sedangkan target yang harus dicapai adalah 85%. Dikarenakan pencapaian target keberhasilan belajar siswa yang ditentukan belum tercapai yaitu kurang dari 85% dan hanya tercapai 80% ini terjadi karena ada beberapa kendala. Karakter siswa yang rata rata masih kurang teliti, kreatif, dan kurang kerjasama, guru yang melakukan kegiatan pembelajaran yang kurang ketrampilan dalam mengelola kelas dan waktu dalam kegiatan belajar mengajar. Kendala yang dihadapi siswa dan guru : 1) Siswa masih kesulitan dalam merawat dan memperbaiki sistem stater dalam hal cara pembacaan jangka sorong dan multitester. 2) Siswa kurang paham dalam pengujian tanpa beban dan dengan beban yang dirangkai menggunakan relay. 3) Siswa masih grogi dalam melaksanakan praktek. Kendala yang dihadapi guru: 1) Terbatasnya waktu dan jumlah sarana praktek 2) Penyampaian materi tentang memperbaiki sistem stater kurang jelas 3) Cara pendekatan kepada siswa yang praktek kurang. Rekomendasi Untuk siklus kedua : (1) Siswa diberikan pengertian tentang cara membaca jangka sorong dan multitester dalam menetukan selector multitester, siswa diajak belajar secara mandiri untuk lebih mendalami cara merangkai menggunakan komponen relay pada pengujian dengan beban. (2) Siswa diberikan motivasi agar lebih percaya diri dalam melaksanakan praktek, karena praktek ini merupakan persiapan menghadapi UKK yang akan dilaksanakan di kelas XII (3) Guru menambah jumlah jam praktek setelah jam sekolah demi terselesaikannya kegiatan praktek (4) Guru lebih detail dalam menyampikan praktek sistem stater menggunakan metode Contekstual Teaching And Learning (CTL) Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

13 (5) Guru lebih aktif memberi pendekatan kepada siswa dalam melaksanakan praktek sistem stater. Semua rekomendasi tersebut demi keberhasilan ketuntasan belajar baik berupa materi maupun praktek perbaikan sistem stater. Siklus II a. Tahap Perencanaan Pada Siklus II ini guru memperbaiki kekurangan berdasarkan rekomendasi dari siklus I, yaitu dengan mengadakan beberapa langkah kegiatan: 1) Tanggal 05 Desember 2013, mengedit, merevisi Job sheet praktek sistem stater berdasarkan rekomendasi siklus I, Job sheet diperbaiki, diberi keterangan yang jelas dan lengkap tentang cara pemeriksaan relay, cara pembacaan jangka sorong, serta pemeriksaan magnetic switch. Memeriksa kontinuitas menggunakan range 1Ω pakai multitester. Memeriksa pada kumparan armature dan field coil, arah dari tiap sambungan pada terminal relai. Selain itu pada job sheet diberi keterangan yang lebih rinci tentang cara membongkar, merakit memeriksa dan pengetesan motor stater. 2) Tanggal 05 Desember 2013, malam harinya memfotocopy job sheet yang sudah direvisi sejumlah siswa praktek, yaitu 30 buah job sheet sebagai pegangan siswa. Selain itu juga memfotocopy blangko report sheet praktek sistem stater yang berisi 2 lembar, sejumlah 30 buah sebagai laporan siswa. Memfotocopy format penilaian praktek sistem stater, sebanyak 30 buah sebagai pegangan guru. 3) Tanggal 05 Desember 2013, membuat skenario praktek sistem stater, sesuai dengan rekomendasi dari siklus I. Pada kesempatan ini dibuat cara bagaimana menyampikan,menerangkan job sheet secara rinci, Penekanan penjelasan pada terminal pada relay yaitu terminal 30 disambung positif baterei, 85 disambung negatif baterei, 86 disambung input (kunci kontak ST) dan 87 disambung output (beban) cara membongkar, merakit, memeriksa dan pengetesan sistem stater dijelaskan dengan jelas pada job sheet. Siswa membongkar berdasarkan job sheet yang sudah direvisi tentang bagaimana merangkai kelistrikan sistem stater dengan ditambahkan sebuah relay. Kemudian mengeprint lembar observasi penilaian tindakan pada siklus II, dan mengeprint lembar observasi untuk guru/kolaborator untuk mengetahui kondisi pembelajaran di kelas pada siklus II. 4) Tanggal 05 Desember 2013, mempersiapkan panel peraga multifungsi (1 unit). Mengecek seluruh komponen sistem stater, setiap komponen motor stater, kunci kontak, baterai, sekring (fuse), relay, kabel kelistrikan, dicek dengan teliti apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak, pada kesempatan ini guru mengganti kabel-kabel dan fuse yang terbakar akibat hubungan pendek (konsleting). Setelah selesai kemudian mempersiapkan dan membersihkan bengkel tempat praktek. 5) Masih di tanggal 07 Desember 2013, guru mempersiapkan alat dan bahan Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

14 b. Tahap Pelaksanaan Adapun pelaksanaan pembelajaran praktek selama 3 pertemuan pada tanggal 11, 12 dan 18 Desember Praktek seperti pada siklus I tetap dilaksanakan di bengkel sekolahan. c. Hasil Observasi dan Evaluasi Proses belajar dan praktek yang mengacu pada rencana pembelajaran menggunakan panel peraga multifungsi sistem stater menggunakan Job sheet yang telah disiapkan dapat berjalan dengan baik. Observasi yang dilakukan pada saat proses pelaksanaan praktek berlangsung menghasilkan fakta bahwa semua kompetensi system stater meningkat hasil belajarnya pada siklus II. Pada siklus II job memeriksa komponen kumparan armature mendapatkan hasil yang meningkat signifikan dibanding siklus I. Hanya terdapat 4 siswa yang sedikit membutuhkan bimbingan dalam memeriksa komponen kumparan armature. Mereka salah dalam membaca pengukuran dengan menggunakan jangka sorong kemudian diberikan bimbingan sedikit mereka dapat membaca pengukuran kumparan komutator dengan benar. 26 Siswa yang lain dapat memeriksa komponen kumparan armature dengan baik. Memeriksa field coil sudah tidak menjadi masalah lagi pada siklus II, terbukti 28 siswa dapat memeriksa field coil dengan baik dan hanya ada 2 siswa yang membutuhkan sedikit bimbingan dalam memeriksa field coil,mereka tidak tahu mana yang terminal positif dan mana yang terminal negative dan ketika ditanya tentang kebocoran pada pemeriksaan field coil mereka menjawab dengan grogi dan masih ada kesalahan sedikit. Setelah dibimbing sedikit akhirnya pemeriksaan field coil dapat mereka lakukan dengan baik dan benar. Hasil siklus II pada pemeriksaan sikat dan pemegang sikat sangat baik. Dari keseluruhan siswa hanya ada satu siswa yang sedikit membutuhkan bimbingan dalam memeriksa sikat dan pemegang sikat. Siswa ini hanya sedikit bingung untuk menentukat panjang sikat, apakah panjang sikat ini dilepas dari dudukannya atau tetap terpasang pada dudukannya. Setelah dibimbing guru, siswa ini melepas sikat kemudian diukur dengan menggunakan jangka sorong, hal ini karena siswa kurang paham antara melepas atau tetap pada kedudukan pada sikat (brush). Pada pengetesan tanpa beban dan dengan beban dengan menggunakan sebuah relay sudah menunjukan peningkatan yang segnifikan. Dari keseluruhan siswa ada 2 siswa yang masih bingung menentukan terminal pada relay untuk disambungkan ke komponen komponen sistem stater, dengan sedikit bimbingan guru tentang terminal terminal pada relay. Mereka dapat merangkai sistem stater dengan baik dan 28 siswa lainnya tidak mendapatkan bimbingan karena bisa menyelesaikan dengan baik. Pada pembongkaran dan perakitan motor stater, pemeriksaan kopling stater dan roda gigi dan pemeriksaan magnetic switch hasilnya sangat memuaskan. Seluruh siswa dapat membongkar dan merakit motor stater dengan baik, memeriksa kopling stater dengan cara diputar searah jarum jam dapat berputar dengan baik jika dibalik putarannya maka tidak bisa berputar, siswa dapat Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

15 melakukannya dengan baik tanpa bimbingan sedikitpun. Sementara pada pemeriksaan magnetic switch ini juga mendapatkan hasil yang maksimal. Siklus II pada kompetensi ini sukses 98,3%, dan siswa dapat mendapatkan nilai yang maksimal. d. Tahap Refleksi Pada siklus II ditunjukkan bahwa sudah 98,3% siswa tuntas belajar, melampaui indicator pencapaian 85% siswa.keberhasilan pada siklus II ini terkait dengan usaha guru yang sungguh sungguh dalam memberikan materi praktek dan usaha siswa yang maksimal sebagai upaya menyongsong Ujian Kompetensi Kejuruan di kelas XII nantinya. Dikarenakan pencapaian target yang ditentukan sudah tercapai dengan hasil yang maksimal, maka penelitian ini dilakukan sampai siklus II, karena indicator yang ingin dicapai sudah memenuhi keinginan yaitu 85% dan pencapaiannya 98,3%. Penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil. Jadi terbukti bahwa Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan panel peraga multifungsi meningkatkan kompetensi dasar sistem stater pada siswa kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati. KESIMPULAN 1. Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan panel peraga multifungsi dapat meningkatkan kompetensi sistem stater kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati terbukti adanya peningkatan kompetensi dasar sistem stater. Ini dibuktikan pada kondisi awal siswa yang berkompeten terhadap kompetensi dasar sistem stater adalah 50% dari 30 siswa, pada siklus I rata rata prosentase keberhasilan siswa yang berkompeten adalah 80 % ini menunjukkan bahwa pada siklus I belum menunjukkan keberhasilan siswa yang berkompeten dalam kompetensi dasar system stater. Pada siklus II prosentase keberhasilan siswa yang berkompeten sudah mencapai 98,3% ini menunjukkan adanya peningkatan dari pada siklus I karena indicator keberhasilan siswa yang berkompeten harus mencapai lebih dari 85%. 2. Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan panel peraga multifungsi berperan dalam meningkatkan kompetensi sistem stater kelas XI SMK Taruna Bangsa Pati. Hal ini dapat diketahui dari seluruh siklus PTK yang dilakukan komponen pembelajaran CTL, modeling, tanya jawab, komunitas belajar, inkuiri, refleksi dan penilaian otentik memberikan pemahaman yang besar bagi siswa dalam melaksanakan praktek perawatan dan perbaikan sistem stater. Tindakan kelas yang dilakukan guru, pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan urutan pada rencana pelaksanaan pembelajaran, dan pendidikan karakter siswa menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi awal guru yang mengajar tanpa metode pembelajaran dan karakter siswa yang pasif. Pada siklus I dari hasil observasi nilai rata-rata 1,83 kategori yang didapat adalah cukup dan dari siklus II dari hasil observasi nilai rata-rata 3,33 kategori yang didapat adalah baik sekali. Ini sudah mencapai target karena peneliti menargetkan pada penelitian ini adalah dengan kategori baik. Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

16 DAFTAR PUSTAKA Admin, Alat Peraga Pembelajaran. From : ( pembelajaran_/proses/alat-peraga-pembelajaran), 3 Februari Arief, Alat Peraga Pengajaran. From : ( 2009/02/rangkumanbuku-dasar-dasar-proses.html), 3 Februari Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Darsono, Max Belajar dan Pembelajaran. Semarang:IKIP Semarang Press. Djamarah, Syaiful Bahri Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri & Jaini, Aswar Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hartanti, Weni Lembar Kompetensi siswa. Malang: Citra Mentari Group. Mikrotul Jamilah. Penerapan Pendekatan Ctl Melalui Metode Inquiry Dan Tanya Jawab Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Bunyi Pada Siswa Kelas Iv Mi Al Fatah Banjarejo Pakis Malang (skripsi). Rusda Koto Sutadi dkk Belajar dan Pembelajaran. Semarang: FIP IKIP Semarang. Sanjaya, Wina Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Kencana. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3S. Slameto Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana Metode Statiska. Bandung : Tarsito. Suhardiman, A. M Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Teguh Setiawan Peningkatan Sistem Pengapian Engine Dengan Pendekatan Contekstual Teaching And Learning Berbasis Media Realita Pada Siswa Kelas XI Otomotif Smk Negeri 1 Ampelgading.(skripsi). Tim Toyota Materi Pelajaran Engine Group STEP 1. Jakarta: PT. Toyota-Astra Motor Buku Praktek Untuk STM. Jakarta: PT. Toyota-Astra Motor. Zulkifli L Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian. Jakarta: Rieneka Cipta. Muchith, M. Saekhan,2008,Pembelajaran Kontekstual, Semarang: RaSAII. (Anonim Electrical Group Step 2 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor). Gardan. Vol. 4 No. 1, Agustus

Meningkatkan Kompetensi Dasar Sistem Stater Melalui Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Panel Peraga Multifungsi Pada Siswa

Meningkatkan Kompetensi Dasar Sistem Stater Melalui Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Panel Peraga Multifungsi Pada Siswa Meningkatkan Kompetensi Dasar Sistem Stater Melalui Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Panel Peraga Multifungsi Pada Siswa Tri Setyonugroho (10320109) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang

Lebih terperinci

Kelengkapan JobSheet Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Kelistrikan Otomotif Pada Siswa

Kelengkapan JobSheet Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Kelistrikan Otomotif Pada Siswa Kelengkapan JobSheet Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Kelistrikan Otomotif Pada Siswa M. Aris Abdillah(10320023) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang masalah.

Lebih terperinci

Meningkatkan Kompetensi Dasar Sistem Penerangan Melalui Contextual. Teaching And Learning (Ctl) Dengan Panel Peraga Multifungsi Pada Siswa

Meningkatkan Kompetensi Dasar Sistem Penerangan Melalui Contextual. Teaching And Learning (Ctl) Dengan Panel Peraga Multifungsi Pada Siswa Meningkatkan Kompetensi Dasar Sistem Penerangan Melalui Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Panel Peraga Multifungsi Pada Siswa Mustaghfirin (10320013) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH. 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova. yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih bekerja

BAB III ANALISIS MASALAH. 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova. yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih bekerja BAB III ANALISIS MASALAH 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova Setelah melakukan pengamatan di pada objek cara kerja sistem starter yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih

Lebih terperinci

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997 MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997 Ari Meicipto 1, Agus Suprihadi 2, Muh. Nuryasin 3 DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE. Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE. Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga Untuk mencapai Gelar Ahli Madya Disusun oleh : Nama : Agus Wakit Hasim NIM : 5211312001

Lebih terperinci

Peningkatan Kompetensi Dasar Memperbaiki Sistem Rem Melalui Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation Pada Siswa

Peningkatan Kompetensi Dasar Memperbaiki Sistem Rem Melalui Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation Pada Siswa Peningkatan Kompetensi Dasar Memperbaiki Sistem Rem Melalui Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation Pada Siswa Ichsan Busri (07320037) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang ABSTRAK

Lebih terperinci

Kelas pada Sistem Starter

Kelas pada Sistem Starter SMK NEGERI 2 CILACAP MEKANIK OTOMOTIF SEMESTER JOB I. LISTRIK OTOMOTIF Nama Perawatan Dan Perbaikan Kelas pada Tgl Praktek Sistem Starter Tgl Periksa TUJUAN 1. Siswa dapat mengetahui rangkaian sistem starter.

Lebih terperinci

SISTEM STATER ELEKTRIK

SISTEM STATER ELEKTRIK SISTEM STATER ELEKTRIK Fungsi dan Jenis Sistem Stater System stater berfungsi sebagai penggerak mula agar mesin bias bekerja. Ada beberapa jenis stater, diantarannya : a. Stater mekanik Adalah stater yang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM STARTER PADA TOYOTA KIJANG INNOVA ENGINE 1 TR-FE

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM STARTER PADA TOYOTA KIJANG INNOVA ENGINE 1 TR-FE TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM STARTER PADA TOYOTA KIJANG INNOVA ENGINE 1 TR-FE Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Progam Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. dengan rahmat, karunia dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan

KATA PENGANTAR. dengan rahmat, karunia dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat, karunia dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir, yang

Lebih terperinci

PENERAPAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN KOMPETENSI PEMERIKSAAN DAN TROUBLESHOOTING MOTOR STARTER TIPE PLANETARI SKRIPSI. Oleh :

PENERAPAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN KOMPETENSI PEMERIKSAAN DAN TROUBLESHOOTING MOTOR STARTER TIPE PLANETARI SKRIPSI. Oleh : PENERAPAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN KOMPETENSI PEMERIKSAAN DAN TROUBLESHOOTING MOTOR STARTER TIPE PLANETARI SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

SISTEM STARTER KONVENSIONAL PADA MITSUBISHI LANCER 4G-13 SOHC 12 VALVE

SISTEM STARTER KONVENSIONAL PADA MITSUBISHI LANCER 4G-13 SOHC 12 VALVE SISTEM STARTER KONVENSIONAL PADA MITSUBISHI LANCER 4G-13 SOHC 12 VALVE Proyek Akhir Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Diploma Tiga guna meraih gelar Ahli Madya Teknik Mesin Disusun Oleh : Moh. Misbakhudin

Lebih terperinci

Peningkatan Kompetensi Sistem Pengapian Konvensional Melalui Media Animasi

Peningkatan Kompetensi Sistem Pengapian Konvensional Melalui Media Animasi Peningkatan Kompetensi Sistem Pengapian Konvensional Melalui Media Animasi Mardanu Eko Prasetyo (10320011) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Masalah penelitian yang diajukan adalah apakah

Lebih terperinci

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan BAB 7 SISTEM STARTER (STARTING SYSTEM) 7.1. Pendahuluan Saat mesin dalam keadaan mati, tidak ada tenaga yang dihasilkannya. Karena itu mesin tidak dapat memutarkan dirinya sediri pada saat akan dihidupkan.

Lebih terperinci

MEKANISME DAN TROUBLESHOOTING SERTA PENGUJIAN ARUS MOTOR STARTER PADA TOYOTA KIJANG SERI 5K

MEKANISME DAN TROUBLESHOOTING SERTA PENGUJIAN ARUS MOTOR STARTER PADA TOYOTA KIJANG SERI 5K MEKANISME DAN TROUBLESHOOTING SERTA PENGUJIAN ARUS MOTOR STARTER PADA TOYOTA KIJANG SERI 5K TUGAS AKHIR Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Diploma III Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh : Nama

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KK 018 Memperbaiki Sistim Stater dan Pengisian RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) Teknik Kendaraan Ringan ( TKR) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

Fakultas Teknik UNY. Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif SISTEM STARTER. Penyusun : Beni Setya Nugraha, S.Pd.T.

Fakultas Teknik UNY. Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif SISTEM STARTER. Penyusun : Beni Setya Nugraha, S.Pd.T. KODE MODUL SPD. OTO 225-03 Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif SISTEM STARTER Penyusun : Beni Setya Nugraha, S.Pd.T. Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan Penganggaran (SP4) Jurusan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 Muhammad Hafidz Anshori 1 dan Misbachudin 1 1) Program Studi D3 Teknik Otomotif Politeknik Hasnur Banjarmasin ABSTRAK Tingkat pencurian mobil

Lebih terperinci

Oleh: Budi Setiawan, Suyitno Progaram Studi Pendidikan Teknik Otomotif, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo Budi

Oleh: Budi Setiawan, Suyitno Progaram Studi Pendidikan Teknik Otomotif, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo   Budi Vol.06/No.01/Juni 2015 ISSN: 2303-3738 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA MATA PELAJARAN SISTEM REM SISWA KELAS XI TKR II DI SMK MUHAMMADIYAH PURWODADI PURWOREJO

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal. Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal. Terhadap Prestasi Belajar Siswa Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Prestasi Belajar Siswa Hamsa Wicaksana (10320093) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Kegiatan pendidikan hakekatnya merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah BAB III METODE PELAKSANAAN 1.1 Tempat Pelaksanaan Dalam pelaksanaan serta pengujian tugas akhir ini, penulis melakukan pengerjaan merangkai dan menguji sistem pengapian dan pengisian sepeda motor Yamaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 06 Koto Gadang Guguk Kabupaten Solok semester II tahun ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 06 Koto Gadang Guguk Kabupaten Solok semester II tahun ajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tindakan kelas dalam tahapan berupa siklus-siklus dalam proses pembelajaran yang dilakukan di kelas IV

Lebih terperinci

146 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo. Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

146 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo. Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN STAND ALAT PERAGA SISTEM WIPER WASHER GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TKR DI SMK MA ARIF 2 GOMBONG TAHUN 2015/2016 Oleh : Pradipta Yafi Atprivema, Bambang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang SMK Pelita merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan bisnis dan manajemen yang ada di kota Salatiga. SMK Pelita memiliki beberapa program keahlian yaitu Perhotelan,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan PENERAPAN ALAT PERAGA BERBASIS LED UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PENGETAHUAN PEMERIKSAAN DAN TROUBLESHOOTING MOTOR STARTER TIPE PLANETARI SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (3)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (3) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (3) Nama sekolah Mata Pelajaran Prog. Studi Keahlian Kompetensi Keahlian Kelas/Semester kode/ Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : SMKN 1 Kendit : Produktif

Lebih terperinci

Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun Suprihadi Agus

Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun Suprihadi Agus Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 Suprihadi Agus Teknik Mesin D3. Politeknik Harapan Bersama Tegal. ABSTRAK Suatu mesin tidak dapat hidup dengan

Lebih terperinci

metode pembelajaran yang dipilih peneliti merupakan salah satu cara yang memungkinkan peningkatan prestasi belajar siswa.

metode pembelajaran yang dipilih peneliti merupakan salah satu cara yang memungkinkan peningkatan prestasi belajar siswa. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Praktek Kompetensi Perbaikan Sistem Injeksi Common Rail Diesel pada Mata Pelajaran Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan bagi Siswa Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun harkat dan martabat suatu bangsa. Dengan pendidikan yang bermutu, akan tercipta sumber daya

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGHIDUP MULA (STARTING SISTEM)

BAB III SISTEM PENGHIDUP MULA (STARTING SISTEM) BAB III SISTEM PENGHIDUP MULA (STARTING SISTEM) a. Fungsi Starting sistem yang dilengkapkan pada kendaraan bermotor berfungsi untuk memutarkan motor sebelum terjadi proses pembakaran gas campuran udara

Lebih terperinci

Peningkatan Kompetensi Membaca Gambar Teknik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Siswa

Peningkatan Kompetensi Membaca Gambar Teknik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Siswa Peningkatan Kompetensi Membaca Gambar Teknik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Siswa Felix Juni Sutrisman (11320021 ST) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Gambar teknik merupakan

Lebih terperinci

Andhi Supriyanto ( ) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang

Andhi Supriyanto ( ) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Perbedaan Prestasi yang Menggunaan Alat Peraga dan Tidak Menggunakan Alat Peraga Stand AC Mobil Pada Standar Kompetensi Sistem Air Conditioner Di SMK Al Musyaffa Kendal Andhi Supriyanto (09320061) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K. untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap hidup.

BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K. untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap hidup. BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K 3.1 Pengertian Kelistrikan mesin ialah sistem kelistrikan otomatisasi dipergunakan untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci

Pengaruh Penguasaan Alat Praktik Terhadap Hasil Praktik Siswa

Pengaruh Penguasaan Alat Praktik Terhadap Hasil Praktik Siswa Pengaruh Penguasaan Alat Praktik Terhadap Hasil Praktik Siswa Agus Sunyoto (08320005) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Prosedur penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Information Book Perbaikan Sistem Starter

PENDAHULUAN. Information Book Perbaikan Sistem Starter PENDAHULUAN Modul ini di desain dari 3 buah buku yaitu buku informasi, buku kerja dan buku penilaian. Ketiga buku ini saling terkait dan menjadi referensi dalam pelatihan. 1. Buku informasi adalah salah

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun 24 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan PTK. Penelitian ini bersifat kualitatif karena berupaya menghasilkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO Oleh: Nengah saputra wijaya Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif e-mail: nengahsaputrawijaya@gmail.com

Lebih terperinci

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik Khaerul Anam (0700) Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang masalah

Lebih terperinci

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis. MESIN LISTRIK 1. PENDAHULUAN Motor listrik merupakan sebuah mesin yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik atau tenaga gerak, di mana tenaga gerak itu berupa putaran dari pada

Lebih terperinci

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM DAMPAK PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SENI MUSIK DENGAN TEKNIK BERMAIN ALAT MUSIK RECORDER DI KELAS VII 1 SMP NEGERI MATARAM SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Secara umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

Lebih terperinci

PENERAPAN ALAT PERAGA MOTOR STARTER TIPE REDUKSI BERBASIS LED UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SKRIPSI

PENERAPAN ALAT PERAGA MOTOR STARTER TIPE REDUKSI BERBASIS LED UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SKRIPSI PENERAPAN ALAT PERAGA MOTOR STARTER TIPE REDUKSI BERBASIS LED UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SKRIPSI Disusun dalam Rangka Penyelesaian Strata 1 Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian tindakan kelas (PTK) pada siswa kelas VIIB SMP Negeri 3 Tempel dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

Lebih terperinci

SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER

SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER PENGETESAN KERJA TANPA BEBAN Jepitlah starter dengan catok untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. 1. Hubungkan starter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pun dengan teknologi yang masih sederhana. Kendaraan kendaraan dijaman dahulu cara menghidupkan engine

BAB I PENDAHULUAN. pun dengan teknologi yang masih sederhana. Kendaraan kendaraan dijaman dahulu cara menghidupkan engine BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi yang serba maju sekarang ini banyak sekali jenis kendaraan kendaraan yang beredar dipasaran, dari kendaraan roda dua sampai roda empat. Sebelum teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Achmad Hasbi Ash Shiddiq. Program studi pendidikan

Lebih terperinci

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat 1. Menurut gambar di bawah ini jaket air (water jacket) ditunjukkan oleh 1 5 7 2 8 9 6 3 4 a. No. 1 b. No. 2 c. No. 3 d. No.

Lebih terperinci

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek Mulyani, Penggunaan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan... 45 PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG RANGKAIAN LISTRIK SERI DAN PARALEL PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VI

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM STARTER PADA MESIN HONDA GRAND CIVIC

ANALISIS SISTEM STARTER PADA MESIN HONDA GRAND CIVIC ANALISIS SISTEM STARTER PADA MESIN HONDA GRAND CIVIC PROYEK AKHIR Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Diploma III Untuk Mencapai Gelar Ahli Madya Oleh Andhika Yudhiarto 5250304541 TEKNIK MESIN D3

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MEMELIHARA KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MEMELIHARA KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 15, No. 2, Desember 2015 (82-86) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MEMELIHARA KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBANTUAN MEDIA LKS MATERI LINGKARAN Endang Susilowati E-mail: end_degroovy@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen dengan Metode Video Animasi Tahun Pelajaran 2013/2014.

Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen dengan Metode Video Animasi Tahun Pelajaran 2013/2014. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen dengan Metode Video Animasi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh Eko Budiono Program studi Teknik Otomotif FKIP Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Berbicara tentang proses

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK 247 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK Subhan Nur Sobah Ch 1, Amay Suherman 2, Ono Wiharna 3 Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN HASIL ANALISIS

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN HASIL ANALISIS BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN HASIL ANALISIS Kegiatan PPL merupakan program kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi mahasiswa sebagai calon pendidik atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMK Kristen Salatiga merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan 470 orang siswa. SMK Kristen

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Tentang Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa Kelas XI Program Keahlian TKR Standar Kompetensi Pemeliharaan dan Penyetelan Mesin

Studi Deskriptif Tentang Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa Kelas XI Program Keahlian TKR Standar Kompetensi Pemeliharaan dan Penyetelan Mesin Studi Deskriptif Tentang Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa Kelas XI Program Keahlian TKR Standar Kompetensi Pemeliharaan dan Penyetelan Mesin Arief Wijayanto (09320084-ST) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK T & I KRISTEN SALATIGA. Disusun Oleh : Nama : Giyanto NIM : Prodi : Pendidikan Teknik Mesin

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK T & I KRISTEN SALATIGA. Disusun Oleh : Nama : Giyanto NIM : Prodi : Pendidikan Teknik Mesin LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK T & I KRISTEN SALATIGA Disusun Oleh : Nama : Giyanto NIM : 5201407044 Prodi : Pendidikan Teknik Mesin PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...6 1. Umum...6 2. Kejuruan...7 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...9 SUBSTANSI PEMELAJARAN...11 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MI Miftahul Ulum, Tutur, Pasuruan. Pemilihan tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MI Miftahul Ulum, Tutur, Pasuruan. Pemilihan tempat 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di MI Miftahul Ulum, Tutur, Pasuruan. Pemilihan tempat tersebut didasarkan pada pertimbangan : a. Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Pengertian Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab (Pasal 3, Undang-undang nomor 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab (Pasal 3, Undang-undang nomor 20 tahun 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional Indonesia berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945, yang bertujuan untuk berkembangnya

Lebih terperinci

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri PENINGKATAN EFEKTIFITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA INDIKATOR KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN NGLETIH KABUPATEN KEDIRI YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KERJA MOTOR STARTER TIPE PLANETARY PADA MESIN TOYOTA KIJANG SERI 5K

ANALISIS SISTEM KERJA MOTOR STARTER TIPE PLANETARY PADA MESIN TOYOTA KIJANG SERI 5K ANALISIS SISTEM KERJA MOTOR STARTER TIPE PLANETARY PADA MESIN TOYOTA KIJANG SERI 5K PROYEK AKHIR Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga Untuk Mencapai Gelar Ahli Madya Teknik Mesin Oleh Zaenal

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI (PTK Pembelajaran Ekonomi di Kelas VIII B Semester Gasal SMP Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI 163086 TEBING TINGGI Helmina Siagian Surel: hrmnsiagian@gmail.com ABSTRACT This aim of this

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V tahun pelajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang. Sedangkan objek dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 5, Oktober 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI SD Negeri Kedungpatangewu, Kecamatan Kedungwuni,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. stand dari pengapian ac dan pengisian dc yang akan di buat. Dalam metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. stand dari pengapian ac dan pengisian dc yang akan di buat. Dalam metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Perancangan Proses perancangan adalah proses pembuatan sketsa atau gambar awal bentuk stand dari pengapian ac dan pengisian dc yang akan di buat. Dalam metode perancangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra Tindakan Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Perawatan Sistem Pendingin Dengan. Metode Diskusi Kelompok Pada Siswa

Peningkatan Hasil Belajar Perawatan Sistem Pendingin Dengan. Metode Diskusi Kelompok Pada Siswa Peningkatan Hasil Belajar Perawatan Sistem Pendingin Dengan Metode Diskusi Kelompok Pada Siswa Supriyadi (10320009 ST) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Keberhasilan proses pembelajaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN JOB SHEET BERBASIS PERFORMANCE ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI CONVENTIONAL ENGINE TUNE UP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN JOB SHEET BERBASIS PERFORMANCE ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI CONVENTIONAL ENGINE TUNE UP PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN JOB SHEET BERBASIS PERFORMANCE ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI CONVENTIONAL ENGINE TUNE UP Putri Laxmita Devi 1, M. Burhan Rubai Wijaya 2, Suwahyo 3 1.2.3 Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CTL DALAM MATERI AJAR KONSEP PERUBAHAN PADA BENDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI. Umi Jaenab

PENERAPAN MODEL CTL DALAM MATERI AJAR KONSEP PERUBAHAN PADA BENDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI. Umi Jaenab Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 5, Oktober 2016 ISSN 0854-2172 PENERAPAN MODEL CTL DALAM MATERI AJAR KONSEP PERUBAHAN PADA BENDA DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek Industri B. Tujuan Praktek Industri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek Industri B. Tujuan Praktek Industri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek Industri Perkembangan teknologi yang semakin canggih khususnya dibidang otomotif, diharapkan adanya sumber daya manusia yang mampu menjalankan dan menciptakan

Lebih terperinci

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Standar Kompetensi. Menerapkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Penggunaan Media VCD

Peningkatan Hasil Belajar Standar Kompetensi. Menerapkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Penggunaan Media VCD Peningkatan Hasil Belajar Standar Kompetensi Menerapkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Penggunaan Media VCD Budi Ressanto (10320007) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak

Lebih terperinci

Oleh: Nur Adha Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Oleh: Nur Adha Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Peningkatan Keterampilan Menulis Syair Tembang Macapat Menggunakan Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) Melalui Media Gambar Siswa Kelas XI MAN Kutowinangun Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Oleh: Nur

Lebih terperinci

Denny Farisman Subagyo

Denny Farisman Subagyo STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR KELISTRIKAN OTOMOTIF MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI DENGAN MEDIA KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH SECANG MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013 Denny Farisman Subagyo

Lebih terperinci

JURNAL TAMAN VOKASI VOL. 4 NO. 2 DESEMBER

JURNAL TAMAN VOKASI VOL. 4 NO. 2 DESEMBER MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM STATER PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS XI TKR SMK TAMANSISWA JETIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjun ke dunia kerja. Di SMK terdapat banyak bidang kejuruan, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. terjun ke dunia kerja. Di SMK terdapat banyak bidang kejuruan, salah satunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sekolah yang memfokuskan siswa mempelajari satu bidang kejuruan tertentu dan menjadikan siswa siap terjun ke dunia kerja.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Pra siklus Pada tahap pra siklus ini yang dilakukan oleh peneliti berupa pendokumentasian daftar nama, daftar nilai peserta didik, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian terdiri atas lebih dari satu siklus, tergantung

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN NO. 1 OTI MENULIS SURAT DINAS MELALUI PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN NO. 1 OTI MENULIS SURAT DINAS MELALUI PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN NO. 1 OTI MENULIS SURAT DINAS MELALUI PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING Asdir, Gazali, dan Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 3, No. 2, Desember 2016 256 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Saepuloh 1, Dede Suhayat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING LEARNING

PENGGUNAAN STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING LEARNING PENGGUNAAN STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS II SDN 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PULBIKASI

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM. Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY

PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM. Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY 1 PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY Pendahuluan Elektronik Control Unit (ECU) atau Electronic Control Modul (ECM) pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe pasangan dalam praktik pengulangan

BAB III METODE PENELITIAN. penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe pasangan dalam praktik pengulangan BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV A di SD Negeri 181 Pekanbaru. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN ABSTRAK FLORA Guru SD Negeri 38 Ampenan e-mail: flora.60@yahoo.com Untuk mengatasi masalah rendahnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 004 Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas telah dilaksanakan di SMK Negeri 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas telah dilaksanakan di SMK Negeri 1 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas telah dilaksanakan di SMK Negeri 1 Gorontalo khususnya di Kelas XI Pemasaran-1. Siklus I berlangsung

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA ORGAN TUBUH MANUSIA (TORSO) PADA SISWA KELAS V SDN MANGGISAN 01 TANGGUL KABUPATEN JEMBER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA ORGAN TUBUH MANUSIA (TORSO) PADA SISWA KELAS V SDN MANGGISAN 01 TANGGUL KABUPATEN JEMBER MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA ORGAN TUBUH MANUSIA (TORSO) PADA SISWA KELAS V SDN MANGGISAN 01 TANGGUL KABUPATEN JEMBER Siswanto 18 Abstrak. Dalam rangka untuk mencapai hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setiap tahap pelaksanaan tindakan merupakan tahapan yang dilaksanakan sebagai realisasi dari perencanaan yang telah disusun. Perencanaan yang telah disusun, belum

Lebih terperinci