Peningkatan Kompetensi Sistem Pengapian Konvensional Melalui Media Animasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peningkatan Kompetensi Sistem Pengapian Konvensional Melalui Media Animasi"

Transkripsi

1 Peningkatan Kompetensi Sistem Pengapian Konvensional Melalui Media Animasi Mardanu Eko Prasetyo ( ) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Masalah penelitian yang diajukan adalah apakah melalui media animasidapat meningkatkan kompetensi siswa mata pelajaran sistem pengapian konvensional materi cara kerja sistem pengapian siswa kelas XII jurusan TKR SMK Katolik Santopius Kabupaten Blora tahun pelajaran 2012 / Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.subjek yang diteliti adalah sejumlah 33 anak.model PTK yang digunakan model Kemmis dantargat dengan 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri atas tiga tahapan yaitu perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting) dan pengamatan (observing),dan refleksi (reflecting). Data penelitian untuk hasil belajar dan data tingkat keaktifan siswa diperoleh melalui pengamatan dari pembelajaran pada siklus, Kemudian data yang telah terkumpul diolah dengan analisis melalui presentase kenaikan setiap siklusnya. Hasil penelitian menunjukkan melalui media animasi dapat meningkatkan kompetensi siswa mata pelajaran sistem pengapian konvensional materi cara kerja sistem pengapian siswa kelas XII jurusan TKR SMK Katolik Santo pius Kabupaten Blora tahun pelajaran 2012 / 2013.Pada tiap siklus hasil penelitian melalui pengamatan baik individu atau kelompok serta hasil dan kompetensi siswa mengenai cara kerja pengapian konvensional menunjukkan peningkatkan. Hal ini dapat terlihat dari sejumlah 33 siswa pada pra siklus siswa yang tuntas KKM mencapai 30,30% dengan siswa tuntas 10 siswa tuntas, dan 23 belum tuntas. Pada siklus 1 siswa yang tuntas KKM mencapai 60,60% dengan siswa tuntas 20 siswa tuntas,dan 13 siswa belum tuntas disebabkan keaktifan siswa dan kompetesni guru dalam hal suara dan strategi bertanya. Pada sikus 2 mengalami perubahan setelah dilakukan peningkatan keaktifan siswa dalam hal bertanya dan menjawab dan kompetensi guru dalam hal suara dan metode bertanya sehingga siklus ke 2 mencapai 93,94%. Demikian penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui media animasi dapat meningkatkan kompetensi siswa mata pelajaran sistem pengapian konvensional materi cara kerja sistem pengapian siswa kelas XII jurusan TKR SMK Katolik Santopius Kabupaten Blora tahun pelajaran 2012 / Kata Kunci: komptensi siswa,media animasi PENDAHULUAN Tujuan pembelajaran yang dilakukan di sekolah-sekolah secara umum adalah untuk mentransfer ilmu dalam bentuk pengetahuan maupun keterampilan kepada peserta didik dengan melalui berbagai proses. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan berbagai metode untuk mencapai tujuan tersebut tidak selalu cocok pada semua siswa. Penyebabnya bisa saja karena latar belakang pendidikan siswa, kebiasaan belajar, minat, sarana, lingkungan belajar, metode mengajar guru dan sebagainya. Hampir semua mata pelajaran produktif yang diajarkan di SMK Teknologi harus dilaksanakan dengan cara praktek secara langsung ke benda kerja untuk tujuan memberikan keterampilan sebagai penerapan teori yang telah diajarkan sebelumnya. Dalam pelaksanaannya sangat banyak faktor pendukung yang akan ikut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Faktor faktor pendukung Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei

2 tersebut antara lain berupa ketersediaan sarana dan prasarana praktek, kenyamanan belajar, lingkungan yang mendukung dan lain-lain. Semua itu bertujuan untuk memperkaya pengalaman belajar siswa. Kenyataan yang dihadapi dilapangan terkait dengan prestasi siswa kelas II Jurusan Teknik Mekanik Otomotif SMK Katolik ST Pius Blora pada umumnya mengalami kesulitan untuk pencapaian nilai lulus pada mata pelajaran Sistem Pengapian Konvensional. Ketika ditanya tentang masalah kesulitan belajar, pada umumnya siswa memiliki jawaban yang sama tentang kesulitan belajar sistem kelistrikan, yaitu karena cara kerja rangkaian kelistrikan tidak bisa diamati secara kasat mata, tetapi melalui pengukuran dan pengujian. Berbeda dengan pelajaran produktif lainnya di jurusan otomotif yang secara umum bisa dipelajari dengan memperhatikan konstruksi dan mekanismenya. Sebagai contoh, untuk nilai rata-rata mata diklat sistem pengapian konvensional diperoleh siswa di dalam kelas itu adalah 60. Masih belum mencapai standar minimal kelulusan yang ditentukan, yaitu sebesar 74. Sedangkan mata diklat produktif yang lain bisa dicapai siswa dengan nilai rata-rata 75. Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa dalam mata pelajaran tersebut diatas disebabkan oleh berbagai faktor. Antara lain kurangnya media yang memadai sebagai sarana praktek sistem pengapian konvensional, sehingga pembelajaran dalam bentuk pengalaman tidak cukup diperoleh siswa. Salah satu peluang untuk memberikan pengalaman kepada siswa adalah dengan menggunakan media yang bisa menunjukkan dengan jelas kepada siswa tentang cara kerja sistem pengapian konvensional dalam bentuk tayangan video maupun animasi. Cara ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang cara kerja tiap komponen pada rangkaian yang dipelajarinya. Sistem pengapian ini digunakan khususnya kendaraan berbahan bakar bensin. Hal ini disebabkan karena pada motor bensin campuran bahan bakar dengan udara yang dikompresikan pada ruang bakar tidak bisa terbakar jika tidak ada percikan bunga api. Dengan demikian pada motor bensin diperlukan sistem pengapian agar dapat menghasilkan percikan bunga api pada busi diwaktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan mesin. Berdasarkan kondisi yang telah diuraikan di atas, maka diidentifikasikan penyebab kurangnya pencapaian hasil belajar siswa pada mata diklat sistem pengapian konvensional di kelas XII Teknik Mekanik Otomotif SMK Katolik ST Pius Blora, diantaranya adalah sebagai berikut: Metode pembelajaran yang diterapkan belum tepat sasaran, model pembelajaran kurang menarik bagi siswa, terlalu banyak siswa di dalam kelas, perlu adanya media pembelajaran audio visual seperti animasi, video, dan media interaktif, Minat belajar siswa kurang. Untuk mengatasi itu menggunakan media animasi dalam proses pembelajaran pada kompetensi system pengapian konvensional. Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei

3 TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pengapian Konvensional Sistem pengapian konvensional merupakan salah satu mata kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa jurusan teknik otomotif. Selain sebagai syarat untuk lulus dalam ujian, kompetensi ini harus dikuasai oleh siswa karena merupakan sistem utama yang akan menentukan apakah sebuah mesin bisa hidup atau tidak. Kesulitan yang paling umum pada proses pembelajaran sistem pengapian konvensional adalah memberikan pemahaman kepada siswa tentang proses kerja dan menunjukkan kapan dan dalam kondisi bagaimana masing-masing komponen pada rangkaian sistem pengapian konvensional akan mulai atau berhenti bekerja. Karena itu siswa jurusan teknik otomotif tidak boleh memiliki penguasaan yang lemah di dalam bidang sistem kelistrikan, khususnya sistem pengapian konvensional. Media Animasi Animasi adalah susunan gambar diam (static graphics) yang dibuat efek sehingga seolah-olah tampak bergerak. Tulisan yang meluncur dari samping ke tengah layar, atau gambar yang dapat bergerak-gerak dari menghadap kiri berubah ke kanan atau gambar yang seolah-olah menunjukan gambar kartun yang sedang berlari-lari atau juga berjalan, itu adalah contoh animasi yang sederhana. Dalam aplikasinya gambar yang dianimasikan bisa dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menampilkan perubahan dari suatu bentuk kebentuk lain. Kelebihan utama media animasi adalah kemampuan memberikan kesan hidup pada terhadap gambar yang ditampilkan untuk memperjelas penyampaian pesan pelajaran. METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Suatu penelitian digunakan rancangan dan teknik tertentu dengan tujuan agar penelitian yang dilakukan mempunyai arah yang tidak menyimpang dari tujuan yang akan digunakan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan desain eksperimen yang semu/quasi Eksperiment dengan pola pre test - post test one group design. Dalam rancangan ini yang digunakan adalah satu rombel pengikut yaitu kelas XII mata pelajaran system pengapian konvensional dengan pemberian media animasi sebelum pre test dan setelah post test, maka digunakann penelitian tindakan kelas ( PTK ). Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di kelas XII TKR 2 Jurusan Teknik Mekanik Otomotif SMK Katolik ST Pius Blora. Mata pelajaran Perbaikan Sistem Pengapian dipelajari di kelas XII jurusan Teknik Mekanik Otomotif. 2. Waktu Bulan Mei s/d Oktober 2012 Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei

4 3. Subyek Penelitian Siswa kelas XII TKR 2 kerena nilai rata-rata siswa rendah pada kompetensi system pengapian konvensional. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini diperoleh dengan cara melakukan tes tulis dan non tulis : a. Data primer tentang hasil belajar Sistem Pengapian Konvensional diambil dari tes akhir siklus satu (1) dan hasil tes akhir siklus dua (2). b. Data skunder mengenai perubahan sikap, kehadiran dan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran diambil dengan cara pengamatan dan observasi. HASIL PENELITIAN Deskripsi Hasil Siklus I a. Perencanaan Tindakan Pada siklus 1 persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah : a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sistem pengapian konvensional b) Melakukan koordinasi dengan teman sejawat sehubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan c) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa d) Menyiapkan instrumen penilaian yang meliputi tes, catatan perilaku. e) Menyiapkan soal evaluasi sistem pengapian konvensional, sebanyak 10 soal di kumpulkan dalam map untuk mengumpulkan hasil ulangan dari masing-masing siswa. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus satu 3 kali pertemuan : Pertemuan ke 1 (Tanggal 16 mei 2012) Pertemuan ke 2 (Tanggal 23 mei 2012) Pertemuan ke 3 (Tanggal 30 mei 2012) c. Hasil Pengamatan dan Evaluasi Pengamatan terhadap tindakan siklus 1 dilakukan selama proses kegiatan berlangsung. Observer, yaitu teman sejawat di SMK Katolik Santopius Kabupaten Blora mengikuti keseluruhan proses tindakan. Pengamatan diklasifikasikan menjadi 2, yaitu : Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei

5 Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Siswa : a. Kompetensi: Setelah siswa mendapatkan materi pada siklus satu mengalami peningkatan dalam hal pemahaman kompetensi system pengapian konvensional 30,30% dalam memahami kompetensi system pengapian konvensional. Table 1. Nilai sebelum dan setelah menggunakan Media animasi Sebelum menggunakan Setelah menggunakan media animasi media animasi Nilai minimum Nilaimaksimum Nilai KKM 10 siswa nilai diatas KKM ( 30,30 %) 23 siswa dibawah KKM (69,70 %) 20 siswa Nilai diatas KKM (60,60 % ) 13 siswa Nilai dibawah KKM ( 39,40% ) Gambar 1. Grafik perkembangan media animasi , 30% 60,70% ,60% 39,40% Tuntas Belum Tuntas Kondisi Awal Siklus I Jumlah Siswa Dari grafik diatas dapat di deskripsikan siswa yang tuntas belajar mengalami kenaikan dari 30,30%, siswa tuntas menjadi 60,60% siswa tuntas pada siklus 1, sehinggga ada kenaikan 30,30%. Dari grafik diatas terlihat melalui media animasi dapat meningkatkan kompetensi siswa namun perlu tindakan lanjutan pada siklus berikutnya. b. Pendidikan Karakter : Setelah siswa mendapatkan materi pada siklus satu dari pengamatan, dalam hal pendidikan karakter yang didapat siswa adalah sikap saling menghargai, toleransi, demokrasi dan berjiwa pemimpin dalam kerjasama berkelompok. Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei

6 Tabel 2. Pendidikan Karakter Pendidikan Kurang Cukup Baik Karakter Saling menghargai 3 siswa 2 siswa 2 siswa Toleransi 3 siswa 2 siswa 6 siswa Berjiwa pemimpin 2 siswa 3 siswa 3 siswa Demokrasi 2 siswa 4 siswa 1 siswa Jumlah 10 siswa 11 siswa 12siswa Dari table diatas dapat diketahui sikap-sikap yang ada pada siswa melalui pengamatan sesuai dengan pendidikan karakter yang telah di tentukan dari 33 siswa didapatkan 10 siswa kurang dalam pendidikan karakter, 11 siswa cukup dalam menerapkan pendidikan karakter, dan 12 siswa baik dalam menerapkan pendidikan karakter. dan prosentase pendidikan karakter dapat dilihat pada diagram dibawah ini: Gambar 2. Prosentase pendidikan karakter siklus 1 100% Column2 80% 60% 40% 20% 0% Column1 Prosentase pendidikan karakter Guru : a. Rencana Pelaksaan Pembelajaran ( RPP ) Perencanaan yang baik dari guru mata pelajaran dari silabus dijabarkan masing-masing kompetensi dasar, indicator, tujuan pembelajaran, dan materi ajar harus sesuai dengan kompetensi yang diajarkan dengan metode yang tepat yaitu meliputi prosedur kebijakan dan sesuai SOP dan K3 pada materi pengapian. b. Cara Penyampaian Cara penyampaian materi oleh guru dapat dinilai, Tujuannya agar siswa selalu fokus dan siswa tidak bosan dalam menerima materi yang diajarkan. Dan dari pengamatan terhadap hasil belajar berupa data kuanlitatif yang diperoleh dari rekap hasil ulangan siswa pada akhir tindakan siklus 1 dan pengamatan terhadap proses belajar yang diperoleh dari hasil pengamatan (observasi),catatan harian dan selama kegiatan siklus 1. Pengamatan terhadap hasil belajar ini dilakukan sendiri oleh peneliti. Sedangkan pengamatan terhadap proses belajar dilakukan oleh teman sejawat atau observer. Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei

7 Tabel 3. Kompetensi guru melakukan pembelajaran siklus 1 Kompetensi guru Hasil Yang dicapai Indicator keberhasilan Presentasi 3 3 Pembelajaran tidak 3 3 langsung Pembelajaran langsung 3 3 suara 2 3 Strategi bertanya 4 3 Pemberian Balikan 2 3 Penguasaan Bahan 3 3 Tuntutan pencapaian 3 3 Jumlah Rata-rata 2,9 3 Kategori Cukup Baik Gambar 3. Diagram kompetensi guru. 4,2% 95,8% kompet ensi guru dalam pembel ajaran 95,8 Dari table diatas dapat diketahui kelengkapan / kompetensi guru dalam melakukan pembelajaran seperti perangkat pembelajaran guru baik, cara penyampaian guru cukup, penguasaan materi guru cukup dan kesesuaian materi yang diajarkan cukup yaitu pada prosentase 95,8 %. Keterampilan mengajar guru pada siklus pertama masih mengalami kekurangan dikarenakan jumlah penilaian 23 sehingga masih dibawah kategori baik, dengan rincian nilai terendah 2 pada penilaian suara dan strategi bertanya, sedangkan untuk nilai tida dengan kategori baik dicapai pada penilaian presentasi, pembelajaran tidak langsung, pembelajaran langsung, penguasaan bahan dan tuntutan pencapaian. Pada penilaian kategori baik yaitu 4 diperoleh pada penilaian strategi bertanya guru mampu memancing pertanyaan kepada siswa sehingga para siswa mampu menjawab pertanyaan guru. d. Refleksi Hasil tes pada siklus 1 tersebut apabila dianalisa berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk tabel 4 berikut ini. Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei

8 Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase No Tabel 4. Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus Ketuntasan Belajar Jumlah siswa Frekuensi Persentase Indikator 1. Tuntas 10 30,30 % Diatas KKM Belum Tuntas 23 69,69% Dibawah KKM Jumlah % No Tabel 5. Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus 1 Ketuntasan Belajar Jumlah siswa Frekuensi Persentase Indicator 1. Tuntas 20 60,60% Diatas KKM Belum Tuntas 13 39,40% Dibawah KKM Jumlah % Gambar 4. Grafik hasil belajar siklus , 30% 60,70% 60,60% 39,40% Tuntas Belum Tuntas Kondisi Awal Siklus I Jumlah Siswa Terlihat siswa yang tuntas belajar mengalami kenaikan dari 30,30% siswa tuntas pada kondisi awal menjadi 60,60% siswa tuntas pada siklus 1, sehinggga ada kenaikan 30,30%. Data ketuntasan belajar siswa pada tabel 6 dapat disajikan dalam bentuk diagram seperti tampak pada gambar 5. 39,40% 60,60% Tuntas Belum Tuntas Gambar 5. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus 1 Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei

9 Berdasarkan pengamatan tentang ketuntasaan belajar tersebut dapat diketahui dari sebanyak 33 siswa, yang sudah tuntas belajar sebanyak 60,60% atau 20 siswa dan yang belum tuntas sebanyak 39,40% atau 13 siswa. Pengamatan selama proses tindakan yaitu pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat atau observer. Pengamatan keaktifan siswa terutama pada keterampilan tentang kesulitan yang dialami dan menjawab pertanyaan dari guru ataupun dari temannya. Adapun hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut: No Tabel 6. Distribusi Keaktifan Siswa pada Siklus 1 Tingkat Keaktifan siswa Jumlah siswa Frekuensi Persentase 1 Aktif 18 54,55% 2 Kurang aktif 7 21,21% 3 Tidak aktif 8 24,24% dibawah ini. Data keaktifan belajar siswa pada tabel diatas dapat disajikan dalam bentuk diagram seperti Aktif 7,54,55% 21,21% 24,24% Kurang aktif 8 Tidak aktif Jumlah Siswa Frekuensi Jumlah Siswa Prosentase Gambar 6. Diagram Keaktifan Siswa pada Siklus 1 Refleksi dari hasil belajar siswa terlihat ada kemajuan sejumlah %, namun hasil ini belum maksimal sehingga perlu adanya siklus ke dua untuk menguji apakah media animasi dapat meningkatkan kompetensi siswa serta untuk memperbaiki serta untuk membuktikan materi pengapian Deskripsi Hasil Siklus II a. Perencanaan Tindakan Pada siklus 2 persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah : a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran b. Melakukan koordinasi dengan teman sejawat sehubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan c. Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei

10 d. Meyiapkan instrumen penilaian yang meliputi tes teori, catatan. b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana (Siklus Dua 3 kali pertemuan) : Pertemuan ke 1 (Tanggal 6 Juni 2012) Pertemuan ke 2 (Tanggal 13 juni 2012) Pertemuan ke 3 (Tanggal 20 juni 2012) c. Hasil Pengamatan dan Evaluasi Kegiatan observasi / pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Observer, yaitu teman sejawat yang mengikuti keseluruhan proses tindakan yang dilaksankan di kelas. Observasi dilaksanakan secara detail keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan catatan harian siswa. Hasil observasi dan catatan harian siswa digunakan sebagai bahan refleksi dan simpulan penelitian. Pengamatan diklasifikasikan menjadi 2, yaitu : Siswa : a. Kompetensi: Setelah siswa mendapatkan materi pada siklus 2 mengalami peningkatan dalam hal pemahaman kompetensi system pengapian konvensional pada siklus 1 peningkatan hasil belajar 30,30% dan pada siklus 2 hasil belajar siswa menjadi 93,94 % dalam memahami kompetensi system pengapian konvensional b. Pendidikan Karakter : Setelah siswa mendapatkan materi pada siklus 2 dari pengamatan, dalam hal pendidikan karakter yang didapat siswa adalah sikap saling menghargai pendapat orang lain dalam kerjasama berkelompok dan mempunyai jiwa kepemimpinan. Tabel 7. Pendidikan Karakter Pendidikan Kurang Cukup Baik Karakter Saling menghargai 1 siswa 1 siswa 10 siswa Toleransi 1 siswa 2 siswa 5 siswa Berjiwa pemimpin 2 siswa 1 siswa 3 siswa Demokrasi 1 siswa 2 siswa 5 siswa Jumlah 4 siswa 6 siswa 23 siswa Dari table diatas setelah dilakukan siklus 2 dapat diketahui ada peningkatan pada pendidikan karakter sikap-sikap yang ada pada siswa melalui pengamatan sesuai dengan pendidikan karakter yang telah di tentukan dari 33 siswa didapatkan 4 siswa kurang dalam pendidikan karakter, 6 siswa cukup dalam menerapkan pendidikan karakter, dan 23 siswa baik dalam menerapkan pendidikan karakter. dan prosentase pendidikan karakter dapat dilihat pada diagram dibawah ini: Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei

11 Gambar 7. Prosentase Pendidikan karakter siklus 2 100% 80% 60% 40% 20% 0% Column2 Column1 Guru : a) Rencana Pelaksaan Pembelajaran ( RPP ) Perencanaan yang baik dari guru mata pelajaran dari silabus dijabarkan masing-masing kompetensi dasar, indicator, tujuan pembelajaran, dan materi ajar harus sesuai dengan kompetensi yang diajarkan dengan metode yang tepat. b) Cara Penyampaian Cara penyampaian materi guru harus baik dan atraktif, menyenangkan dalam penyapaian secara lisan, maksud dan tujuan yang di ajarkan harus sesuai dengan kompetensi dasar yang diajarkan. Tujuannya agar siswa selalu fokus dan siswa tidak bosan dalam menerima materi yang diajarkan. Tabel 8. Kompetensi guru melakukan pembelajaran siklus 2 Kompetensi guru Hasil Yang dicapai Indicator keberhasilan Presentasi 4 3 Pembelajaran tidak 4 3 langsung Pembelajaran langsung 3 3 suara 4 3 Strategi bertanya 4 3 Pemberian Balikan 3 3 Penguasaan Bahan 3 3 Tuntutan pencapaian 3 3 Jumlah Rata-rata 3,5 3 Kategori Baik Baik Keterampilan mengajar guru pada siklus kedua mengalami peningkatan yang signifikan dikarenakan semula jumlah penilaian yaitu 23 anak naik menjadi 28 sehingga memperoleh kategori baik. Hasil tes pada siklus 2 apabila dianalisa berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk tabel 9. Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei

12 Tabel 9. Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa pada siklus 2 No Ketuntasan Jumlah siswa Belajar Frekuensi Persentase Indikator 1. Tuntas 31 93,94% Diatas KKM Belum Tuntas 2 6,06% Dibawah KKM Jumlah % Data ketuntasan belajar pada tabel 9 dapat disajikan dalam bentuk diagram seperti gambar 8. 6,06% Tuntas Belum Tuntas 93,94% Gambar 8. Diagram Ketuntasan Belajar pada Siklus 2 Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar tersebut dapat diketahui dari jumlah siswa kelas XII jurusan TKR sebanyak 33 siswa, yang sudah tuntas sebanyak 93,94%atau 31siswa dan yang belum tuntas sebanyak 6,06% atau 2 siswa. Pengamatan selama proses tindakan yaitu pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat. Adapun hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa selama proses pembelajaran dapat ditunjukkkan pada tabel 10. Tabel 10. Distribusi Keaktifan Siswa pada Siklus 2 Jumlah siswa No Tingkat Keaktifan siswa Frekuensi Persentase 1 Aktif 27 82% 2 Kurang aktif 6 18% 3 Tidak aktif 0 0% Data keaktifan siswa pada tabel dapat disajikan dalam bentuk diagram seperti dibawah ini. Gambar 9. Diagram Keaktifan siswa Aktif 6 82% 18% 0 0% Kurang aktif Tidak aktif Jumlah siswa Frekuensi Jumlah siswa Persentase Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei

13 Berdasarkan data di atas, pada siklus 2 ini sebanyak 27 (82 %) siswa aktif, sebanyak 6 (18%) siswa kurang aktif dan siswa yang tidak aktif sudah tidak terlihat lagi. Fokus pengamatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran adalah keterampilan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan.pengamatan terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran dengan media animasi menunjukkan hasil yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. d. Refleksi Berdasarkan hasil tes siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat adanya peningkatan perolehan nilai siswa.juga ada pengurangan jumlah siswa yang nilainya masih dibawah KKM.Perbandingan ketuntasan belajar dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel 11. Distribusi perbandingan ketuntasan belajar siklus 1 dan siklus 2 Jumlah Siswa No Ketuntasan Siklus 1 Siklus 2 Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1. Tuntas 20 60,60 % 31 93,94 % 2. Belum Tuntas 13 39,40 % 2 6,06 % Jumlah % % Data perbandingan ketuntasan belajar pada tabel di atas dapat diperjelas pada diagram berikut ini Gambar 10. Diagram perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus 1 dan siklus 2 Dari tabel dan diagram ketuntasan belajar tersebut terlihat siswa yang tuntas belajar mengalami kenaikan dari 60,60% siswa tuntas belajar pada siklus 1 menjadi 93,94% siswa tuntas pada siklus 2, sehingga ada kenaikan sebesar 33,34%. KESIMPULAN Hipotesis tindakan dalam penelitian ini menyebutkan bahwa melalui media anaimasi dapat meningkatkan kompetensi siswa matapelajaran sistem pengapian konvensional. Hipotesis tersebut ternyata didukung oleh kebenaran empirik yang berupa hasil tindakan kelas dalam dua siklus. 1. Hasil akhir tindakan tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan ketuntasan belajar telah terjadi peningkatan prestasi belajar.nilai rata-rata siklus 1 meningkat 10,14% dari kondisi awal, dan nilai Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei

14 rata-rata siklus 2 meningkat 11,37% dari siklus 1. Secara keseluruhan dari kondisi awal sampai akhir tindakan siklus 2 terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 21,51%. Sedangkan ketuntasan belajar pada siklus 1 ada peningkatan sebesar 30,30% dari kondisi awal, dan siklus 2 meningkat 33,34% dari siklus 1. Secara keseluruhan dari kondisi awal sampai akhir siklus 2 ketuntasan belajar meningkat sebesar 63,64% dari kondisi awal. Dan hasil tindakan tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan ketuntasan belajar kondisi awal % peningkatan pada siklus 1 sebesar 60.60% dan siklus 2 93,94% siswa sudah tuntas belajar dan lebih dari indicator keberhasilan 75%. 2. Penerapan media animasi dapat meningkatkan motivasi serta minat siswa dalam mengikuti mata pelajaran sistem pengapian konvensional. 3. Adapun hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran menunjukkan perubahan yang positif yaitu siswa lebih aktif dan bersemangat selama proses pembelajaran berlangsung serta siswa meningkatkan kompetensi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, (1990) manajemen Penelitian, Jakarta: Renika Cipta Gulo.W, (2003), Media Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Hari Pratama, (2004). Korelasi antara Kebiasaan Belajar Efektif dengan Prestasi Belajar Siswa. Palangkaraya : Skripsi Media Pembelajaran Diambil tanggal 20 November Kusriyanto Adi, (2006). Memakai Macromedia Flash Professional 8. Jakarta : Media Elek Komputindo. Slameto Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Wardhani, IGAK Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka. ( Suharsimi Arikunto 1996 : 99 ) Diambil tanggal 13 November (pengertian media pembelajaran) Diambil tanggal 13 November Hakim, ( 1998 : 1 ). Belajar Adalah Suatu Proses Peningkatan Kualitas Tingkah Laku. Jakarta. Muhibbin syah ( 1997: 141 ). Prestasi Belajar Merupakan Taraf Keberhasilan Murid. Jakarta : Rineka cipta. Benjamin S. Bloom ( 1956 : 1-10 ). Klasifikasi Hasil Belajar. Jakarta. Soedjarto. Hasil Belajar Adalah Tingkat Penguasaan. Jakarta. Sanjaya ( 2008 : 147 ). Metode Ceramah Menyajikan Penutura Secara Lisan. Jakarta. Ramadhan ( 2004 : 115 ). Animasi Adalah Proses Pergerakan Objek. Jakarta. Muslich ( 2007 : 203 ). Membiasakan Siswa Menghadapi Dan Memecahkan Masalah. Jakarta. Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei

IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika ISSN : 2086-2407 Vol. 3 No. 1 April 2012 IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 3, No. 2, Desember 2016 256 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Saepuloh 1, Dede Suhayat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional atau hanya menggunakan ceramah saja. Guru cenderung

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS HASIL BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSIN

EFEKTIFITAS HASIL BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSIN Dinamika Vol. 5, No. 4, April 2015 ISSN 0854-2172 EFEKTIFITAS HASIL BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSIN Nadifian Saputra 1, Fr. Sri Sartono 1 dan Yeni

Lebih terperinci

Vol.10/No.01/Juli 2017 ISSN:

Vol.10/No.01/Juli 2017 ISSN: BAKAR BENSIN KARBURATOR DENGAN MEDIA VIDEO ANIMASI DI KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN 1 SMK NAHDLATUL ULAMA LASEM KABUPATEN REMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh : Arif Dimyati Pendidikan Teknik Otomotif,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional atau hanya menggunakan ceramah saja. Guru cenderung mentransfer

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR DASAR OTOMOTIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR DASAR OTOMOTIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR DASAR OTOMOTIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING Oleh: Lukmannul Hakim, Arif Susanto Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif e-mail: choesnoel_chitimah@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif (statistic). Pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi kondisi awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kondisi pra siklus di kelas IV SD Negeri Kalipancur 02 yang berjumlah 30

Lebih terperinci

Peningkatan Kompetensi Dasar Memperbaiki Sistem Rem Melalui Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation Pada Siswa

Peningkatan Kompetensi Dasar Memperbaiki Sistem Rem Melalui Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation Pada Siswa Peningkatan Kompetensi Dasar Memperbaiki Sistem Rem Melalui Metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation Pada Siswa Ichsan Busri (07320037) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Diskripsi Kondisi Awal Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Growong Lor 3 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. SD ini merupakan SD di tengah desa yang terletak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dimagsudkan untuk memecahkan masalah pada proses pembelajaran, dengan aplikasi simulator kelistrikan sistem starter pada kompetensi dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peran yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peran yang penting bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peran yang penting bagi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagaimana ditegaskan

Lebih terperinci

Desnaeni Dyah Winastiti, Eko Setyadi Kurniawan, Arif Maftukhin

Desnaeni Dyah Winastiti, Eko Setyadi Kurniawan, Arif Maftukhin Peningkatan Motivasi Belajar Fisika Melalui Pemanfaatan Media Pembelajaran Animasi Yang Diproduksi Pustekkom Pada Siswa Kelas VIII SMP Setya Budi Purworejo Tahun Pelajaran 2011/2012 Desnaeni Dyah Winastiti,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peningkatan Pemahaman Materi Sistem Peredaran Darah Manusia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peningkatan Pemahaman Materi Sistem Peredaran Darah Manusia 75 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini dipaparkan hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Peningkatan Pemahaman Materi Sistem Peredaran Darah Manusia Menggunakan

Lebih terperinci

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII G SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 TOROH GROBOGAN 1 Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2 Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 3 ISSN 2354-614X Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli

Lebih terperinci

Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen dengan Metode Video Animasi Tahun Pelajaran 2013/2014.

Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen dengan Metode Video Animasi Tahun Pelajaran 2013/2014. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen dengan Metode Video Animasi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh Eko Budiono Program studi Teknik Otomotif FKIP Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA ANIMASI PADA PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR MEMPERBAIKI SISTEM STARTER TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA ANIMASI PADA PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR MEMPERBAIKI SISTEM STARTER TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMK 183 PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA ANIMASI PADA PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR MEMPERBAIKI SISTEM STARTER TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Hery Maksudi 1, Ono Wiharna 2, Dedi Rohendi 3 Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian Tindakan Kelas merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Wina Sanjaya ( 2009 : 26) mengartikan bahwa penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data hasil penelitian yang akan di paparkan peneliti adalah data hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data hasil penelitian yang akan di paparkan peneliti adalah data hasil BAB IV HASIL PENELITIAN Data hasil penelitian yang akan di paparkan peneliti adalah data hasil rekaman tentang seluruh aktifitas dari pelaksanaan tindakan yang berlangsung di MI Roudlotus Salafiyah Pucung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan tematik tentang materi pengalaman melalui model Pembelajaran SQ3R pada siswa kelas III SD 2 Ngemplak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah instansi pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah instansi pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah instansi pendidikan yang berupaya untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, terampil, profesional, dan berdisiplin

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : SUGENG RIYADI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012

SKRIPSI. Oleh : SUGENG RIYADI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 IMPLEMENTASI TEKNIK TSTS (TWO STAY TWO STRAY) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERAWATAN DAN PERBAIKAN MOTOR OTOMOTIF SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF SMK N 2 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS TUGAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK TUNAS NUSANTARA PURWOREJO

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS TUGAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK TUNAS NUSANTARA PURWOREJO PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS TUGAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK TUNAS NUSANTARA PURWOREJO Oleh: Aji Budi Santoso, Arif Susanto, Pendidikan Teknik Otomotif, FKIP, Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN DKKTGB SISWA X TGB SMK NEGERI 4 SUKOHARJO

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN DKKTGB SISWA X TGB SMK NEGERI 4 SUKOHARJO PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN DKKTGB SISWA X TGB SMK NEGERI 4 SUKOHARJO Dewi Septyarini, Waluyo*), dan Aryanti Nurhidayati*) Program

Lebih terperinci

Vol.10/No.01/Juli 2017 ISSN:

Vol.10/No.01/Juli 2017 ISSN: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MOTOR BAKAR TORAK MELALUI PENGGUNAAN METODE RESITASI PADA SISWA KELAS X SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Ikhbal Awaludin, Arif Susanto Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan. Begitu

Lebih terperinci

Peningkatan Kompetensi Membaca Gambar Teknik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Siswa

Peningkatan Kompetensi Membaca Gambar Teknik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Siswa Peningkatan Kompetensi Membaca Gambar Teknik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Siswa Felix Juni Sutrisman (11320021 ST) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Gambar teknik merupakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM REM UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMK YEPEKA PURWOREJO

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM REM UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMK YEPEKA PURWOREJO PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM REM UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMK YEPEKA PURWOREJO Oleh : Henry Cahyo Sumargo, Widiyatmoko Pendidikan Teknik Otomotif, FKIP, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjun ke dunia kerja. Di SMK terdapat banyak bidang kejuruan, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. terjun ke dunia kerja. Di SMK terdapat banyak bidang kejuruan, salah satunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sekolah yang memfokuskan siswa mempelajari satu bidang kejuruan tertentu dan menjadikan siswa siap terjun ke dunia kerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh siswa atau peserta didik.

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu : a. Membuka pelajaran Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen, mengatur

Lebih terperinci

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan : 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Wringingintung 01 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode Student Teams Achievmet Division (STAD). Guru mengawali pembelajaran

Lebih terperinci

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PERBAIKAN DIFFERENTIAL

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PERBAIKAN DIFFERENTIAL 239 PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PERBAIKAN DIFFERENTIAL Fatwa T. Radityan 1, Iwa Kuntadi 2, Mumu Komaro 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA KELAS X SMAN KESAMBEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA KELAS X SMAN KESAMBEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA KELAS X SMAN KESAMBEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional atau hanya menggunakan ceramah saja. Guru cenderung mentransfer

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang peneliti laksanakan dapat peneliti uraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh dari setiap

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar. 35 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitihan Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan sumbangan nyata bagi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: FELLA ULYA FAHMA A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: FELLA ULYA FAHMA A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL BERBASIS MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN IPA KELAS V PADA SISWA SD NEGERI 3 GAGAKSIPAT TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN.. i ABSTRAK.. ii KATA PENGANTAR.. UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR ISI.. LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN.. i ABSTRAK.. ii KATA PENGANTAR.. UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN.. i ABSTRAK.. ii KATA PENGANTAR.. UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Latar Belakang Masalah.

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Opi Pradita, Mestawaty, As, dan Sarjan N. Husain Mahasiswa

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key Words: Learning achievement, Small group discussion/buzz group strategies

ABSTRACT. Key Words: Learning achievement, Small group discussion/buzz group strategies PENERAPAN STRATEGI BELAJAR DISKUSI KELOMPOK KECIL/BUUZ GROUP UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN DASAR OTOMOTIF MATA DIKLAT ALAT UKUR DI KELAS 10 TKR D SMK N 1 SEDAYU TAHUN 2014/2015

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sesuai dengan program yang telah dilaksanakan di SDN Cisalak 2 Cimanggis Depok dengan jumlah dan jam pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Tlogodalem. SD Negeri Tlogodalem terletak di Dusun Ngadisari, Desa Tlogodalem, Kecamatan Kertek, Kabupaten

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DALAM UPAYA DALAM MATERI AJAR PENGGABUNGAN FOTOGRAFI DIGITAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DALAM UPAYA DALAM MATERI AJAR PENGGABUNGAN FOTOGRAFI DIGITAL Dinamika Vol. 5, No. 1, Juli 2014 ISSN 0854-2172 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DALAM UPAYA DALAM MATERI AJAR PENGGABUNGAN FOTOGRAFI DIGITAL Uthiya Rahma Mardlatika 1, Sutarno 2, Rahmawan Hatmantrika

Lebih terperinci

Pengaruh Media Animasi pada Kompetensi Sistem Bahan Bakar Motor Bensin Terhadap Pemahaman Siswa

Pengaruh Media Animasi pada Kompetensi Sistem Bahan Bakar Motor Bensin Terhadap Pemahaman Siswa Pengaruh Media Animasi pada Kompetensi Sistem Bahan Bakar Motor Bensin Terhadap Pemahaman Siswa Slamet Anwar (09320090) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Permasalahan yang diungkap dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG SUDUT DWELL DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA SISTEM PENGAPIAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG SUDUT DWELL DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA SISTEM PENGAPIAN PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG SUDUT DWELL DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA SISTEM PENGAPIAN Lutfil Hakim Prodi Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Negeri Semarang Dwi Widjanarko Email: dwi2_otosmg@yahoo.com,

Lebih terperinci

JurusanFisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

JurusanFisika FMIPA, Universitas Negeri Malang. 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI-IPA 3 SMA NEGERI 1 PULUNG PONOROGO Nila Oktamia 1, Wartono 2, Bambang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di kelas VI SD Perintis 2 Pematang Sawa pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di kelas VI SD Perintis 2 Pematang Sawa pada BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas VI SD Perintis 2 Pematang Sawa pada mata pelajaran matematika dengan jumlah siswa 14 orang yang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Penelitian Sebelum Tindakan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Penelitian Sebelum Tindakan BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Penelitian Sebelum Tindakan Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Peneliti melakukan wawancara dengan Kepala MI Al Khoiriyyah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Achmad Hasbi Ash Shiddiq. Program studi pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1 Dalam Siklus 1 terdapat 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning) Pada siklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal Berdasarkan data dan dokumentasi hasil nilai ulangan diketahui siswa memperoleh hasil belajar atau prestasi yang kurang. Hal ini

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS MELALUI METODE DEMONSTRASI. Sri Yanti

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS MELALUI METODE DEMONSTRASI. Sri Yanti Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian. 2. Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian. 2. Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Wonogiri, Jl. Raya Wonogiri -Ngadirojo km. 3 Bulusari Bulusulur Wonogiri 57651.

Lebih terperinci

Action Research Literate ISSN : Vol. 1, No 1 Desember 2017

Action Research Literate ISSN : Vol. 1, No 1 Desember 2017 Action Research Literate ISSN : 2613-9898 Vol. 1, No 1 Desember 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TYPE PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN JARINGAN

Lebih terperinci

JURNAL TAMAN VOKASI VOL. 4 NO. 2 DESEMBER

JURNAL TAMAN VOKASI VOL. 4 NO. 2 DESEMBER MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM STATER PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS XI TKR SMK TAMANSISWA JETIS

Lebih terperinci

Andhi Supriyanto ( ) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang

Andhi Supriyanto ( ) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Perbedaan Prestasi yang Menggunaan Alat Peraga dan Tidak Menggunakan Alat Peraga Stand AC Mobil Pada Standar Kompetensi Sistem Air Conditioner Di SMK Al Musyaffa Kendal Andhi Supriyanto (09320061) Mahasiswa

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK 247 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK Subhan Nur Sobah Ch 1, Amay Suherman 2, Ono Wiharna 3 Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah kelas 4 SD N Kemambang 02 Kecamtan Banyubiru Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menyangkut suatu proses pengumpulan sampai penulisan laporan.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menyangkut suatu proses pengumpulan sampai penulisan laporan. 25 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiono ( 2009 : 48 ) Dalam penelitian metode merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan suatu keberhasilan, karena metode menyangkut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

Lebih terperinci

Automotive Science and Education Journal

Automotive Science and Education Journal ASEJ 1 (1) (2012) Automotive Science and Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/asej MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hekekatnya untuk membangun suatu Negara dibutuhkan individu individu yang

BAB I PENDAHULUAN. hekekatnya untuk membangun suatu Negara dibutuhkan individu individu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang, saat ini berada pada masa pembangunan. Pembangunan ini meliputi segala bidang, baik fisik maupun mental yang

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang Kamelia, Arif Firmansyah, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MACRO MEDIA FLASH 8 PADA PEMBELAJARAN TUNE UP SEPEDA MOTOR DI SMK YPE SAWUNGGALIH KUTOARJO

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MACRO MEDIA FLASH 8 PADA PEMBELAJARAN TUNE UP SEPEDA MOTOR DI SMK YPE SAWUNGGALIH KUTOARJO PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MACRO MEDIA FLASH 8 PADA PEMBELAJARAN TUNE UP SEPEDA MOTOR DI SMK YPE SAWUNGGALIH KUTOARJO Oleh: Ari Zulmi Hidayat, Bambang Sudarsono, Program Studi Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan suatu bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang memiliki karakteristik antara lain : 1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

DANIN MUSLIMAH NIM A54A100125

DANIN MUSLIMAH NIM A54A100125 0 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 JETIS JATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 JURNAL ILMIAH Oleh:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Tempat Penelitian ini berlokasi di SD Negeri 01 Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh adalah berupa data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning dan pengamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Tematik Tema Lingkungan Sekitar Pada Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Tematik Tema Lingkungan Sekitar Pada Pra Siklus 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum siklus I dilaksanakan, perlu diketahui data skor siswa pada pra siklus dari pembelajaran yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

Denny Farisman Subagyo

Denny Farisman Subagyo STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR KELISTRIKAN OTOMOTIF MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI DENGAN MEDIA KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH SECANG MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013 Denny Farisman Subagyo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SDN Randuacir 01 Salatiga semester 2 tahun 2013/2014 nampak

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA Fuadil Kirom, Hasan Mahfud, Hadiyah PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail: fuadilkirom@rocketmail.com

Lebih terperinci

MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK 207 MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Bangkit A. Setyo 1, Mumu Komaro 2, Ariyano 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pra Siklus Pelaksanaan pra siklus pada minggu ke-2 dan ke-3 bulan Oktober 2012 mata pelajaran IPA tentang tumbuhan hijau dengan hasil belajar yang sangat mengecewakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu pelajaran yang sampai saat ini kurang diminati siswa adalah pelajaran fisika. Padahal fisika adalah salah satu bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam yang sangat

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MEMELIHARA KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MEMELIHARA KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 15, No. 2, Desember 2015 (82-86) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MEMELIHARA KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DENGAN CUTTING ENGINE

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DENGAN CUTTING ENGINE PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DENGAN CUTTING ENGINE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI SMK PERINDUSTRIAN YOGYAKARTA Lucky Jati Padmanaba, Ir. Drs. Suparmin, MT

Lebih terperinci

Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN: EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN METODE CERAMAH DAN METODE KERJA KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF PADA SISWA DI SMKN 1 PURWOREJO Oleh E_mail : Agung Purwo Sucipto,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Masalah diidentifikasi bersama-sama dengan rekan sejawat guru berdasarkan studi kasus yang ditulis guru. Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS Siswa Sebelum Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS Siswa Sebelum Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan data nilai dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas V sebelum dilaksanakan tindakan adalah 57,19. Siswa kelas V SD Negeri Koripan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Instrumen penelitian yang diuji coba berupa soal tes hasil belajar siswa, terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Subyek Tindakan 3.1.1 Subyek Penelitian Subyek penelitian dilakukan di kelas V SDN 1 Kedungrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora dengan jumlah peserta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan keguaan tertentu. Cara ilmiah berdasarkan hal tersebut

Lebih terperinci

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga

Lebih terperinci

Key words: method, activity, achivement i

Key words: method, activity, achivement i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI SMK AL-MADANI KEPIL WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE GIVE THE REAL (GTR) Mundasah

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE GIVE THE REAL (GTR) Mundasah Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI SD Negeri

Lebih terperinci

Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Sistem Pemindah Tenaga Kelas 2 Melalui Penggunaan Media Video Pembelajaran Dan Animasi

Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Sistem Pemindah Tenaga Kelas 2 Melalui Penggunaan Media Video Pembelajaran Dan Animasi Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Sistem Pemindah Tenaga Kelas 2 Melalui Penggunaan Media Video Pembelajaran Dan Animasi Dheni Anggoro Putro (09320089) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Secara umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang peneliti lakukan dapat diuraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh setiap siklus dari

Lebih terperinci

Kata Kunci : Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, PAIKEM A. PENDAHULUAN

Kata Kunci : Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, PAIKEM A. PENDAHULUAN Implementasi Pendekatan PAIKEM Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa Kelas XI SMKN 1 Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013. Oleh M. Hajar Anwari. Pendidikan Teknik Otomotif. e-mail: mhajaranwari@yahoo.co.id

Lebih terperinci