PENERAPAN BLENDED LEARNING DALAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN BLENDED LEARNING DALAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO"

Transkripsi

1 PENERAPAN BLENDED LEARNING DALAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO Oleh: Wiwin Sunarsi Tubagus, S.Si Widyaiswara Pertama Balai Diklat Keagamaan Manado Abstrak : Artikel ini membahas mengenai penerapan Blended Learning dalam pendidikan dan pelatihan di Balai Diklat Keagamaan Manado.Blended Learning merupakan suatu metode kombinasi antara metode pembelajaran tatap muka di kelas dengan online training. Dengan menggunakan metode ini diharapkan pembelajaran pada pendidikan dan pelatihan di Balai Diklat Keagamaan Manado dapat mencapai hasil yang lebih optimal. Kata Kunci: blended learning, metode pembelajaran, online training, diklat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Metode belajar dan pembelajaran berubah dan berkembang menjadi lebih baik dari masa ke masa.metode-metode tersebut berkembeng sesuai dengan perkembangan zaman selain itu karena munculnya teori-teori baru yang lebih kompleks dan lebih baik untuk digunakan. Untuk terwujudnya sebuah kegiatan pembelajaran yang baik maka dibutuhkan peran dari keseluruhan pihak yang terkait dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan di dalam maupun di luar kelas, entah dari pendidik maupun peserta didik. Pendidik harus berperan lebih aktif dalam memberikan materi pembelajaran dengan metode dan media pembelajaran yang tepat sedangkan peserta didik berperan dengan sama aktifnya ketika menerima informasi yang diberikan oleh Pendidik. Perkembangan teknologi di dunia yang semakin tinggi ikut memengaruhi terbentuknya beberapa metode pembelajaran yang baru. Salah satu metode pembelajaran yang saat ini kerap dipakai yaitu metode Blended Learning, merupakan suatu metode pembelajaran yang mengkombinasikan metode pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online atau online learning.metode pembelajaran bisa berupa tatap muka

2 sehari hari, kemudian ada beberapa komponen pembelajaran e learning yang disisipkan, maupun sebaliknya, kebanyakan pembelajaran e- learning, lalu disisipkan metode tatap muka untuk review atau untuk ujian.ada yang perlu diperhatikan oleh peserta saat hendak mengikuti metode pembelajaran ini adalah komitmen waktu untuk mempelajari suatu topik, kemampuan untuk beradaptasi dengan metode pembelajaran yang berbeda dari biasanya.metode pembelajaran ini bisa jadi menjadi suatu solusi yang baik untuk memenuhi kebutuhan peserta didik, dimana metode pembelajaran tatap muka dirasa sulit karena adanya kendala waktu maupun tempat, adanya pengurangan biaya operasional, peserta dapat menentukan sendiri kecepatan mereka dalam belajar, tidak terikat waktu namun tetap harus memiliki komitmen. Metode Blended Learning diharapkan dapat diterapkan dalam pembelajaran pada pendidikan dan pelatihan di Balai Diklat Keagamaan Manado, sehingga kualitas hasil pembelajaran diharapkan dapat lebih optimal. B. IDENTIFIKASI MASALAH Menghadapi tantangan dunia pendidikan yang semakin maju pesat diharapkan adanya inovasi dalam pembelajaran khususnya metode pembelajaran.metode konvensional yang hanya mengandalkan tatap muka di dalam kelas yang terikat ruang dan waktu dinilai sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman yang ada.perlu adanya suatu metode yang dapat mengakomodir kebutuhan peserta didik yang terkendala waktu maupun tempat. C. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang dirumuskan adalah bagaimana menerapkan suatu metode pembelajaran yang dapat mengkombinasikan metode pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online atau online learning.

3 D. TUJUAN PENULISAN Mengacu pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan metode Blended Learning dalam pembelajaran pada pendidikan dan pelatihan di Balai Diklat Keagamaan Manado. BAB II KONSEP DAN PEMBAHASAN A. KERANGKA TEORETIS 1. Blended Learning Blended Learning berasal dari Bahasa inggris kata blendedyang berarti kombinasi atau campuran dan learningyang berarti belajar. Istilah lain yang sering digunakan adalah hybrid course (hybrid = campuran/kombinasi, course = mata kuliah). Blended Learning dapat diartikan sebagai suatu metode pembelajaran yang mengkombinasikan metode pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online atau online learning. Thorne (2003) menggambarkan blended learning sebagai "It represents an opportunity to integrate the innovative and technological advances offered by online learning with the interaction and participation offered in the best of traditional learning. Sedangkan Bersin (2004) mendefinisikan blended learning sebagai: the combination of different training media (technologies, activities, and types of events) to create an optimum training program for a specific audience. The term blended means that traditional instructor-led training is being supplemented with other electronic formats. In the context of this

4 book, blended learning programs use many different forms of e-learning, perhaps complemented with instructor-led training and other live formats. Istilah blended learning pada awalnya digunakan untuk menggambarkan mata kuliah yang mencoba menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online. Saat ini istilah blended menjadi populer, maka semakin banyak kombinasi yang dirujuk sebagai blended learning. Dalam metodologi penelitian, digunakan istilah mixing untuk menunjukkan kombinasi antara penelitian kuantitatif dan kualitatif.adapula yang menyebut di dalam pembelajaran adalah pendekatan eklektif, yaitu mengkombinasi berbagai pendekatan dalam pembelajaran. Namun, pengertian pembelajaran berbasis blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasi strategi penyampaian pembelajaran menggunakan kegiatan tatap muka, pembelajaran berbasis komputer (offline), dan komputer secara online (internet dan mobile learning). Pembelajaran berbasis Blended learning berkembang sekitar tahun 2000 dan sekarang banyak digunakan di Amerika Utara, Inggris, Australia, kalangan perguruan tinggi dan dunia pelatihan. Melalui blended learning semua sumber belajar yang dapat memfasilitasi terjadinya belajar bagi orang yang belajar dikembangkan. Pembelajaran blended dapat menggabungkan pembelajaran tatap muka (face-toface) dengan pembelajaran berbasis komputer. Artinya, pembelajaran dengan pendekatan teknologi pembelajaran dengan kombinasi sumber-sumber belajar tatap muka dengan pengajar maupun yang dimuat dalam media komputer, telpon seluler atau iphone, saluran televisi satelit, konferensi video, dan media elektronik lainnya. Pebelajar dan pengajar/fasilitator bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran blended adalah memberikan kesempatan bagi berbagai karakteristik peserta didik agar terjadi belajar mandiri, berkelanjutan, dan berkembang sepanjang hayat, sehingga belajar akan menjadi lebih efektif, lebih efisien, dan lebih menarik.

5 Sejarah Blended Learning dimulai sejak ditemukan komputer, walaupun sebelum itu juga sudah terjadi adanya kombinasi (blended). Terjadinya pembelajaran awalnya karena adanya tatap muka dan interaksi antara pendidik dan peserta didik, setelah ditemukan mesin cetak maka guru memanfaatkan media cetak.pada saat ditemukan media audio visual, sumber belajar dalam pembelajaran mengkombinasi antara pengajar, media cetak, dan audio visual. Namun terminologi blended learning muncul setelah berkembangnya teknologi informasi sehingga sumber dapat diakses oleh peserta didik secara offline maupun online. 2. Blended Learning dalam Pendidikan dan Pelatihan Saat ini, pembelajaran berbasis blended learning dilakukan dengan menggabungkan pembelajaran tatap muka, teknologi cetak, teknologi audio, teknologi audio visual, teknologi komputer, dan teknologi m-learning (mobile learning). Bersin (2004) menggambarkan sejarah blended learning yang berkembang di dunia pelatihan pada awalnya juga seperti yang dilakukan pada lembaga pendidikan yaitu sumber belajar utama adalah pelatih/fasilitator. Dengan ditemukannya teknologi komputer, pelatihan dilakukan menggunakan mainframe based yang dapat melakukan kegiatan pelatihan secara individual tidak bergantung pada waktu dan materi yang sama (tidak sinkron). Perkembangan berikutnya pembelajaran yang tetap menggunakan basis komputer tetapi daya jangkaunya menjadi lebih luas melintasi pulau dan benua karena perkembangan teknologi satelit.demikian pula, isi pelatihan dilakukan duplikasinya melalui CD ROM dan internet. Saat ini pelatihan menggabungkan semua itu agar pembelajaran menjadi lebih efektif, efisien dengan konsep kombinasi (blended). Unsur-Unsur Blended Learning Pembelajaran berbasis blended learning mengkombinasikan antara tatap muka dan e-learning tinggi paling tidak memiliki 6 (enam) unsur, yaitu: tatap muka

6 belajar mandiri, aplikasi, tutorial, kerjasama, dan evaluasi. Pembelajaran Tatap muka Pembelajaran tatap muka dilakukan seperti yang sudah dilakukan sebelum ditemukannya teknologi cetak, audio visual, dan komputer, pengajar sebagai sumber belajar utama.widyaiswara menyampaikan isi pembelajaran, melakukan tanya jawab, diskusi, memberi bimbingan, tugas-tugas kuliah, dan ujian. Semua dilakukan secara sinkron (synchronous), artinya semua peserta belajar isi pembelajaran pada waktu dan tempat yang sama. Dengan menggunakan pendekatan berpusat pada peserta, pembelajaran dilakukan dengan tutorial, buku kerja, menulis makalah, dan penilaian.pembelajaran Mandiri dalam pembelajaran tatap muka, untuk mengakomodasi perbedaan individual kemudian berkembang dengan memberikan tugas belajar mandiri melalui pembelajaran menggunakan modul, sekarang di sekolah digunakan Lembar Kerja Siswa. Tujuannya tentu agar siswa yang berlainan karakteristik kecerdasannya akan belajar sesuai dengan kecepatan belajarnya. Dalam sumber belajar untuk pembelajaran mandiri ini, kebanyakan pengajar memerlukan buku teks 2 atau atau lebih sebagai sumber belajar. Dalam pembelajaran berbasis blended learning, akan banyak sumber belajar yang harus diakses oleh pebelajar, karena sumber-sumber tersebut tidak hanya terbatas pada sumber belajar yang dimiliki pengajar, perpustakaan lembaga pendidikannya saja, melainkan sumber-sumber belajar yang ada di perpustakaan seluruh dunia. Pengajar yang profesional dan kompeten dalam disiplin ilmu tentu dapat merancang sumber-sumber belajar mana saja yang dapat diakses untuk mengkombinasikan dengan buku, multi media, dan sumber belajar lain. Pembelajaran Berbasis Masalah Aplikasi dalam pembelajaran berbasis blended learning dapat

7 dilakukan melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Melalui pembelajaran berbasis masalah, pebelajar akan belajar berdasarkan masalah yang harus dipecahkan, kemudian melacak konsep, prinsip, dan prosedur yang harus diakses untuk memecahkan masalah tersebut. Ini berbeda dengan pembelajaran konvensional, yang di tahap awal disajikan konsep, prinsip, dan prosedur yang diakhiri dengan menyajikan masalah.asumsinya, peserta dianggap belum memiliki pengetahuan prasyarat untuk memecahkan masalah, sehingga konsep-konsep tersebut disajikan terlebih dahulu. Melalui pembelajaran berbasis masalah, pebelajar akan secara aktif mendefinisikan masalah, mencari berbagai alternatif pemecahan, dan melacak konsep, prinsip, dan prosedur yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut. B. PEMBAHASAN Balai Diklat Keagamaan Manado pesertanya berasal dari tiga provinsi yang berbeda yakni Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Gorontalo. Kegiatan pembelajaran yang selama ini dilakukan yaitu pembelajaran secara konvensional tatap muka di depan kelas. Dengan menerapkan blended learning pada pembelajaran dapat memfasilitasi terjadinya belajar dengan menyediakan berbagai sumber belajar dengan memperhatikan karakteristik peserta dalam belajar. Pembelajaran juga dapat mendorong peserta untuk memanfaatkan sebaik-baiknya kontak tatap muka dalam mengembangkan pengetahuan.lalu, persiapan dan tindak-lanjutnya dapat dilakukan secara offline dan online. Program belajar yang total online tidak dianjurkan untuk pembelajaran yang masih mempertimbangkan perlunya kontak tatap muka antara fasilitator dan peserta. Namun, dalam pembelajaran ada kalanya peserta tidak dapat datang karena berbagai kendala, maka pembelajaran berbasis offline dan online menjadi memungkinkan untuk dilakukan pada kelas pembelajaran.

8 Menurut Wasis D. Dwiyogo dalam Pembelajaran Berbasis Blended Learning, berbagai tipe pembelajaran blended learning yang dapat diterapkan di Balai Diklat Keagamaan Manado diantaranya: Tipe I: Pembelajaran tatap Muka. Pembelajaran dilakukan dengan adanya kehadiran fisik widyaiswara yang melakukan presentasi materi secara fisik tetapi tidak melakukan komunikasi elektronik. Ini merupakan tipe kelas tatap muka di kelas secara tradisional.pengajar atau instruktur dan orang yang belajar secara fisik hadir di kelas setiap saat penyajian materi pembelajaran. Komunikasi antara peserta dan widyaiswara terjadi di kelas secara bersama-sama, dalam waktu dan tempat yang sama. Pembelajaran ini dimasukkan sebagai e-learning karena walaupun pembelajaran lebih didominasi oleh kegiatan tatap muka, namun sudah menggunakan media elektronik sebagai kegiatan penyampaian isi pembelajaran, misalnya melalui slide PowerPoint, klip video, dan multimedia untuk memberikan penjelasan dan contoh-contoh isi pembelajaran. Tipe II: Pembelajaran Mandiri. Pembelajaran dilakukan tanpa presentasi dan kehadiran pengajar dan tanpa komunikasi elektronik, artinya pebelajar belajar sendiri. Pendekatan ini disebut sebagai belajar mandiri (self-learning).peserta menerima isi/materi pembelajaran melalui belajar sendiri.tidak ada orang yang membantu dalam format belajar mandiri, juga tidak ada komunikasi elektronik antara pebelajar dan pengajar/instruktur.dalam format ini e-learning pelajar biasanya menerima konten pra-rekaman atau mengakses arsip rekaman konten.komunikasi antara peserta dan widyaiswara tidak dilakukan.contoh pembelajaran tipe ini, isi disampaikan pada peserta menggunakan media rekaman seperti CD ROM atau DVD. Tipe III: Pembelajaran Tidak Sinkron. Pembelajaran dilakukan tanpa kehadiran pengajar namun dilakukan degan komunikasi elektronik yang tidak sinkron (asynchronous). Yang dimaksud dengan tidak sinkron adalah komunikasi elektronik antara pengajar dan pebelajar tidak dilakuksan pada

9 waktu dan tempat yang sama. Dalam format ini, pengajar dan pebelajar tidak secara bersamasama bertemu dalam suatu ruang yang sama. Namun, pengajar dan pebelajar melakukan komunikasi yang dapat dilakukan melalui dan pebelajar tidak perlu hadir secara fisik di kelas. Contoh jenis ini adalah pembelajaran e-learning dengan menggunakan ruang kelas tradisional di mana pengajar dan pebelajar pada saat yang sama menggunakan . Tipe IV: Pembelajaran Sinkron.Pembelajaran dilakukan secara maya dan komunikasi elektronik yang sinkron (synchronous). Format ini disebut sinkron, karena pengajar dan pebelajar selalu hadir secara real-time, walau tidak ada kehadiran visi. Teknologi yang digunakan untuk komunikasi sinkron mencakup semua teknologi yang digunakan dalam e-learning asynchronous selain dilakukan real-time e-learning, juga penggunaan instant messaging, chat, live audio, dan video langsung. Contoh tipe ini adalah sebuah kelas virtual dengan video audio, pengajar dan pebelajar bertatap muka melalui video, disertai dengan chatting. Tipe V: Blended Learning Tidak Sinkron. Pembelajaran dilakukan dengan kehadiran pengajar sesekali dan komunikasi elektronik yang dikombinasi atau capuran (Blended/Hybridasynchronous). Ini adalah format e-learning blended atau hybrid dengan kehadiran pengajar sesekali. Dalam format ini komunikasi elektronik digunakan dalam format asinkron dan sinkron.kehadiran pengajar yang kadang-kadang, di mana beberapa pertemuan dilakukan dengan kehadiran fisik (yaitu tatap kelas-muka) dan pada pertemuan yang dilakukan tanpa kehadiran pengajar (asynchronous).kehadiran fisik pengajar mirip dengan kelas tatap muka tradisional, di mana baik pengajar maupun pebelajar secara fisik hadir di kelas. Contoh tipe ini, isi pembelajaran disampaikan kadang-kadang melalui pertemuan tatap muka dan melalui teknologi e-learning yang dilakukan secara tidak sinkron Tipe VI: Pembelajaran Blended Learning Sinkron. Pembelajaran dilakukan dengan kehadiran pengajar dan dengan komunikasi elektronik (Blended/Hybrid-sinkron). Dalam format ini

10 komunikasi elektronik dikemas dalam format asinkron dan sinkron.kehadiran pengajar dapat dilakukan bergantian antara fisik dan virtual.beberapa pertemuan kelas dilakukan dengan kehadiran fisik (dalam ruang kelas tradisional yaitu tatap muka langsung) dan pertemuan lainnya dilakukan secara maya (sinkron). Dalam format ini pebelajar dan pengajar selalu bertemu di saat yang sama, kadang-kadang secara fisik dan waktu lainnya melalui tatap muka maya. Contoh tipe ini adalah tempat pengajar dan pebelajar menggunakan kelas untuk beberapa waktu dan menggunakan live audio/video untuk pertemuan maya. Pertemuan pada yang lain di kombinas tatap muka dan tidak tatap muka. Dalam Blended/ hibrida Learning, kehadiran fisik dan virtual dapat dikombinasi (dicampur) dengan format tidak sinkron dan sinkron.jumlah waktu tatap muka dapat sangat bervariasi dari program pembelajaran yang satu ke program lainnya.beberapa kali melakukan pertemuan kelas tatap muka pertama dan terakhir dalam satu semester. Pembelajaran Blended dapat dilakukan dengan dua puluh lima persen melalui kehadiran pengajar dan tujuh puluh lima persen tanpa kehadiran. Ada juga yang melakukan pembelajaran dengan lima puluh persen tatap muka dan lima puluh persen melalui e-learning. Demikian pula, ada yang melakukan seratus persen kehadiran tatap muka dengan kombinasi kehadiran fisik dan maya. Meskipun tidak ada standar proporsi kehadiran tatap muka dan letidakkehadiran secara fisik, namun yang pasti dalam pembelajaran berbasis blended learning selalui mengkombinasi kegiatan tatap muka dan e- learning sebagai upaya untuk memfasilitasi terjadinya belajar (Ranganathan, Negash, dan Wilcox, 2007).

11 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari apa yang diuraikan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan blended learning di Balai Diklat Keagamaan Manado dapat memfasilitasi terjadinya belajar dengan menyediakan berbagai sumber belajar dengan memperhatikan karakteristik peserta dalam belajar. Pembelajaran juga dapat mendorong peserta untuk memanfaatkan sebaik-baiknya kontak tatap muka dalam mengembangkan pengetahuan. 2. Berbagai tipe pembelajaran blended learning yang dapat diterapkan di Balai Diklat Keagamaan Manado diantaranya: Tipe I: Pembelajaran tatap Muka, Tipe II: Pembelajaran Mandiri, Tipe III: Pembelajaran Tidak Sinkron, Tipe IV: Pembelajaran Sinkron, Tipe V: Blended Learning Tidak Sinkron, Tipe VI: Pembelajaran Blended Learning Sinkron. B. Rekomendasi Setelah membahas secara utuh tentang penerapan blended learning dalam pembelajaran pada pendidikan dan pelatihan di Balai Diklat Keagamaan Manado, maka rekomendasi yang dapat diberikan yaitu peserta harus memperhatikan komitmen waktu untuk mempelajari suatu topik, kemampuan untuk beradaptasi dengan metode pembelajaran yang berbeda dari biasanya. Metode pembelajaran ini bisa jadi menjadi suatu solusi yang baik untuk memenuhi kebutuhan peserta,

12 dimana metode pembelajaran tatap muka dirasa sulit karena adanya kendala waktu maupun tempat, adanya pengurangan biaya operasional, peserta dapat menentukan sendiri kecepatan mereka dalam belajar, tidak terikat waktu namun tetap harus memiliki komitmen sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan mendapatkan hasil yang lebih optimal.

13 DAFTAR PUSTAKA Bersin, Josh The Blended Bearning Book:Best Bractices, Proven Methodologies, and Lessons Learned. San Francisco: Pfeiffer Dwiyogo, D. Wasis Pembelajaran Berbasis Blended Learning Desember 2013 Soekartawi, A. Haryono dan F. Librero Greater Learning OpportunitiesThrough Distance Education:Experiences in Indonesia and thephilippines. Southeast Journal ofeducation. Thorne, Kaye Blended Learning: How to integrate online & traditional learning. London: Kagan Page Limited.

BLENDED LEARNING. MAKALAH Dipresentasikan pada mata kuliah Tekhnologi Informasi ( IT ) Dalam Pendidikan Agama Islam

BLENDED LEARNING. MAKALAH Dipresentasikan pada mata kuliah Tekhnologi Informasi ( IT ) Dalam Pendidikan Agama Islam BLENDED LEARNING MAKALAH Dipresentasikan pada mata kuliah Tekhnologi Informasi ( IT ) Dalam Pendidikan Agama Islam Dosen Pembimbing: Dr. Ahmad Juhaidi, M.Pd Oleh: F A T H U R R A H M A N NIM : 1402521367

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MODEL BLENDED LEARNING. Husni Idris

PEMBELAJARAN MODEL BLENDED LEARNING. Husni Idris PEMBELAJARAN MODEL BLENDED LEARNING Husni Idris Abstrak A blended approach to a traditional, face to face course might mean that the class meets once per week instead of the usual three-session format.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana yang dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana yang dapat mewujudkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang dapat mewujudkan peningkatan sumber daya manusia sebagai tenaga terdidik dan terampil. Pendidikan juga merupakan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING

PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING Oleh: Dr. Wasis D. Dwiyogo, M.Pd Email: wasisdd@yahoo.com; wasiddwiyogo@ymail.com Web: www.pembelajaranvisioner.com HP. 081 2323 9743 Kecenderungan pembelajaran masa

Lebih terperinci

Analisi Kebutuhan Pengembangan Model Rancangan Pembelajaran Berbasis Blended Learning (PBBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pemecahan Masalah

Analisi Kebutuhan Pengembangan Model Rancangan Pembelajaran Berbasis Blended Learning (PBBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pemecahan Masalah Wasis D. Dwiyogo, Analisi Kebutuhan Pengembangan Model... 71 Analisi Kebutuhan Pengembangan Model Rancangan Pembelajaran Berbasis Blended Learning (PBBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pemecahan Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology) telah membawa perubahan pada dunia pendidikan. Saat ini terdapat suatu

Lebih terperinci

SEBAGAI ALTERNATIF TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI. Ika Maryani 1 Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UAD Yogyakarta

SEBAGAI ALTERNATIF TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI. Ika Maryani 1 Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UAD Yogyakarta SEBAGAI ALTERNATIF TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI Ika Maryani 1 Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UAD Yogyakarta ABSTRAK Makalah ini berisi tentang gagasan dan gambaran awal implementasi

Lebih terperinci

PELATIHAN PEMBELAJARAN PENJASORKES BERBASIS BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENGAJAR GURU-GURU PENJASORKES SD SE-KOTAMADYA DENPASAR

PELATIHAN PEMBELAJARAN PENJASORKES BERBASIS BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENGAJAR GURU-GURU PENJASORKES SD SE-KOTAMADYA DENPASAR PELATIHAN PEMBELAJARAN PENJASORKES BERBASIS BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENGAJAR GURU-GURU PENJASORKES SD SE-KOTAMADYA DENPASAR I Made Satyawan 1, I Nyoman Sudarmada 2, I Wayan Muliarta

Lebih terperinci

BLENDED LEARNING INDONESIA HASIL PENELITIAN 2013

BLENDED LEARNING INDONESIA HASIL PENELITIAN 2013 HASIL PENELITIAN 2013 ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN MODEL RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING (PBBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMECAHAN MASALAH Peneliti: Wasis D. Dwiyogo dkk Abstrak.

Lebih terperinci

untuk mengembangkan kualifikasi tenaga kesehatan

untuk mengembangkan kualifikasi tenaga kesehatan PJJ& TIK untuk mengembangkan kualifikasi tenaga kesehatan Direktorat Pembelajaran, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, KEMENRISTEKDIKTI, 2017 Uwes A. Chaeruman Pendidikan Jarak Jauh proses

Lebih terperinci

MODEL INTERAKSI DALAM E-LEARNING

MODEL INTERAKSI DALAM E-LEARNING MODEL INTERAKSI DALAM E-LEARNING Rahmi Eka Putri Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas e-mail : rahmi230784@gmail.com Abstrak E-Learning atau electronic learning

Lebih terperinci

Alat Bahasa isyarat alat peraga gambar Bahasa verbal Teks (symbol atau huruf) Interaksi: Langsung Tidak langsung. sumber media tujuan

Alat Bahasa isyarat alat peraga gambar Bahasa verbal Teks (symbol atau huruf) Interaksi: Langsung Tidak langsung. sumber media tujuan KholidA.Harras Alat Bahasa isyarat alat peraga gambar Bahasa verbal Teks (symbol atau huruf) Interaksi: Langsung Tidak langsung sumber media tujuan 2 Media tak langsung (Offline) Orang lain Buku Kaset

Lebih terperinci

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1 Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1 A. Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem e-learning untuk

Lebih terperinci

Mengapa menggunakan ICT. Bagaimana level kompetensi ICT bagi seorang guru? Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5/24/12. Learning: dahulu vs sekarang

Mengapa menggunakan ICT. Bagaimana level kompetensi ICT bagi seorang guru? Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5/24/12. Learning: dahulu vs sekarang Learning: dahulu vs sekarang Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kepala Puskom UNY hermansurjono@uny.ac.id http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org

Lebih terperinci

Analisis E-Learning Sebagai Media Bantuan Pengajaran di Lingkungan Kampus

Analisis E-Learning Sebagai Media Bantuan Pengajaran di Lingkungan Kampus Analisis E-Learning Sebagai Media Bantuan Pengajaran di Lingkungan Kampus Rachmat Aulia Jurusan Teknik Informatika Sekolah tinggi Teknik Harapan Medan Jl. HM Joni No 70 A Medan 20152 Indonesia Email :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya bisa dilakukan dalam ruang dan waktu yang terbatas kini dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. hanya bisa dilakukan dalam ruang dan waktu yang terbatas kini dapat dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informatika (TI) dapat begitu cepat mengubah pola interaksi manusia. Interaksi melalui kegiatan berkomunikasi yang pada mulanya hanya

Lebih terperinci

BLENDED LEARNING. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ICT Dosen Pembimbing: Saiful Amien, M. Pd

BLENDED LEARNING. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ICT Dosen Pembimbing: Saiful Amien, M. Pd BLENDED LEARNING Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ICT Dosen Pembimbing: Saiful Amien, M. Pd Disusun Oleh Kelompok 4: NASRAN ADZIDZAH HAMZAH 201410010311062 RENDY ORCHIDA TRIHANI 201410010311064

Lebih terperinci

SAINS & TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KONTEKS PENDIDIKAN SEJARAH. Hansiswany Kamarga

SAINS & TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KONTEKS PENDIDIKAN SEJARAH. Hansiswany Kamarga SAINS & TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KONTEKS PENDIDIKAN SEJARAH Hansiswany Kamarga Posisi Informasi dalam KBM A Informasi Guru Siswa B Guru Siswa Informasi Konsep Belajar Pendidikan adalah proses dinamis

Lebih terperinci

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran Dalam Rangka Menuju Profesionalitas Guru Hardi Santoso 3)

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran Dalam Rangka Menuju Profesionalitas Guru Hardi Santoso 3) ISSN : 1693 1173 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran Dalam Rangka Menuju Profesionalitas Guru Hardi Santoso 3) Abstrak Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

S Pembelajaran berbasis komputer (CBL) S CD pembelajaran S Multimedia pembelajaran S Aplikasi tutorial S Games, dll. S Pembelajaran berbasis web (WBL)

S Pembelajaran berbasis komputer (CBL) S CD pembelajaran S Multimedia pembelajaran S Aplikasi tutorial S Games, dll. S Pembelajaran berbasis web (WBL) Belajar: dahulu vs sekarang Perkembangan Teknologi E-Learning Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kepala Puskom UNY http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org http://www.facebook.com/hermands

Lebih terperinci

e-learning: Konsep dan Pemanfaatan Outline Definisi E-learning Konsep e-learning

e-learning: Konsep dan Pemanfaatan Outline Definisi E-learning Konsep e-learning 1 2 3 4 e-learning: Konsep dan Pemanfaatan Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. http://blog.uny.ac.id/hermansurjono Outline Definisi e-learning Konsep e-learning E-learning framework Komponen e-learning Pemanfaatan

Lebih terperinci

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS SISTEM BELAJAR MENGAJAR ON-LINE Pembelajaran on-line adalah pembelajaran yang menggunakan internet untuk menyampaikan bahan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA.

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA. IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA munir@upi.edu PENGANTAR e-learning suatu istilah yang digunakan terhadap proses belajar mengajar berbasis online tanpa dibatasi

Lebih terperinci

Implementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi

Implementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi Implementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi komputer dan informasi telah merambah dunia pendidikan. Dengan

Lebih terperinci

UPI Bandung. Tugas Kuliah Komputer Masyarakat

UPI Bandung. Tugas Kuliah Komputer Masyarakat UPI Bandung Beberapa Definisi Pembelajaran jarak jauh Pembelajaran dengan perangkat komputer Pembelajaran formal vs informal Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli dibidang masing-masing Definisi E-Learning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, fitur dan layanan teknologi komunikasi sudah demikian maju.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, fitur dan layanan teknologi komunikasi sudah demikian maju. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, fitur dan layanan teknologi komunikasi sudah demikian maju. Teknologi komunikasi dapat membawa seorang individu melintasi batas ruang dan waktu

Lebih terperinci

BLENDED E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

BLENDED E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN BLENDED E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN Disusun oleh: 1. Khairina Faidah Q (201510010311021) 2. Velia Nursyah H (201510010311022) 3. Shafna Aulia Y (201510010311023) 4. Alfiya Senja (201510010311024) 5.

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGEMBANGAN E-LEARNING

PELATIHAN PENGEMBANGAN E-LEARNING PELATIHAN PENGEMBANGAN E-LEARNING Manajemen Pembelajaran Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) Sabtu, 30 April 2016 M. Udin Harun Al Rasyid, Ph.D http://udinharun.lecturer.pens.ac.id/

Lebih terperinci

1 P edo m a n P J J S 2 A p t i k o m T e k n o l o g i P e m b e l a j a r a n

1 P edo m a n P J J S 2 A p t i k o m T e k n o l o g i P e m b e l a j a r a n 1 P edo m a n P J J S 2 A p t i k o m T e k n o l o g i P e m b e l a j a r a n Kebutuhan Teknologi Seperti telah diketahui bersama, dalam e-learning peserta didik tidak memiliki kesempatan bertatap muka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satu arah di kelas. Pandangan baru seperti active learning dan student-centered

BAB 1 PENDAHULUAN. satu arah di kelas. Pandangan baru seperti active learning dan student-centered BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbagai konsep dan teknik baru dalam pembelajaran telah banyak dikembangkan untuk menggantikan metode tradisional yang hanya mengandalkan pada kuliah satu

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PENDIDIKAN GURU KEJURUAN

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PENDIDIKAN GURU KEJURUAN PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PENDIDIKAN GURU KEJURUAN Disarikan Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Univesitas Negeri Yogyakarta Judul ini merupakan artikel yang disarikan dari Journal of Vocational

Lebih terperinci

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN BAB I BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting dalam pendidikan di Indonesia. Dalam pembelajaran terdapat berbagai macam strategi dan metode yang dapat digunakan

Lebih terperinci

Pengantar E-learning dan Learning Management System (LMS)

Pengantar E-learning dan Learning Management System (LMS) Pengantar E-learning dan Learning Management System (LMS) Nurkhamid Email: nurkhamid@uny.ac.id Blog: http://nurkhamid.blogspot.com E-learning dan LMS E-learning merupakan sarana pembelajaran melalui teknologi,

Lebih terperinci

Referensi PJJ Konsorsium Aptikom Standar Teknologi Pembelajaran Versi Maret 2014 disusun oleh Konsorsium APTIKOM

Referensi PJJ Konsorsium Aptikom Standar Teknologi Pembelajaran Versi Maret 2014 disusun oleh Konsorsium APTIKOM PEDOMANPJJ 004 Referensi PJJ Konsorsium Aptikom 1 Kebutuhan Teknologi Seperti telah diketahui bersama, dalam e-learning peserta didik tidak memiliki kesempatan bertatap muka langsung secara fisik dengan

Lebih terperinci

TUTORIAL PEMBELAJARAN DARING MENGGUNAKAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS)

TUTORIAL PEMBELAJARAN DARING MENGGUNAKAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) TUTORIAL PEMBELAJARAN DARING MENGGUNAKAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar itu terjadi dalam diri seseorang, yang dipengaruhi oleh latar belakang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar itu terjadi dalam diri seseorang, yang dipengaruhi oleh latar belakang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar itu terjadi dalam diri seseorang, yang dipengaruhi oleh latar belakang, kemampuan prasyarat, kondisi fisik, dan pengalaman seseorang, minat dan motivasi,

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka 5 Bab II Tinjauan Pustaka II.1. Definisi E-Learning Terdapat berbagai definisi mengenai e-learning. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut : 1. E-learning adalah proses belajar yang difasilitasi

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS BLENDED LEARNING

RANCANGAN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS BLENDED LEARNING RANCANGAN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS BLENDED LEARNING Nurhidayati Universitas Negeri Malang Email: nurhid1@yahoo.com Abstrak: Pembelajaran berbasis blended learning merupakan pilihan terbaik untuk

Lebih terperinci

PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BERBASIS BLENDED LEARNING

PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BERBASIS BLENDED LEARNING PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BERBASIS BLENDED LEARNING Mohammad Syamsul Anam (Pendidikan Olahraga, Progam Pascasarjan, Universitas Negeri Malang) syamsulanam42@gmail.com Abstrak: Seiring

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Blended Learning Menggunakan Rubric Quality Matters (RQM) (Studi Kasus Telkom-PJJ) Merlina Dewi S ( )

Analisis Kualitas Blended Learning Menggunakan Rubric Quality Matters (RQM) (Studi Kasus Telkom-PJJ) Merlina Dewi S ( ) Analisis Kualitas Blended Learning Menggunakan Rubric Quality Matters (RQM) (Studi Kasus Telkom-PJJ) Merlina Dewi S (110310163) Abstrak Dalam dunia pendidikan dikenal adanya sistem pembelajaran yang senantiasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah kegiatan inti institusi pendidikan dan sangat berpengaruh pada mutu pendidikan secara keseluruhan. Berbagai metode telah dikembangkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Pemanfaatan ICT untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

Pemanfaatan ICT untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pemanfaatan ICT untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Herman Dwi Surjono, Ph.D. hermansurjono@uny.ac.id http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org http://www.facebook.com/hermands

Lebih terperinci

Software User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa

Software User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa Software User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa [E-learning Mahasiswa] Page 0 KATA PENGANTAR Pendidikan merupakan salah satu pilar bangsa yang perlu diselenggarakan dan ditingkatkan pelaksanaannya.

Lebih terperinci

Materi Pembelajaran Bina Nusantara

Materi Pembelajaran Bina Nusantara Materi Pembelajaran Bina Nusantara Yanti, S.Kom., MM Instructional Development Center () yanti@binus.edu 1 Learning Outcome Pada akhir sesi ini, peserta diharapkan mampu: Menjelaskan Konsep Multi Channel

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOTYPE MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN

PERANCANGAN PROTOTYPE MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN PERANCANGAN PROTOTYPE MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN Penulis Janner Simarmata 1, As ari Djohar 2, Janulis Paulus Purba 3, Enjang A. Juanda 4 Program

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA.

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA. IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA munir@upi.edu PENGANTAR Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya media pembelajaran dapat menghantarkan

Lebih terperinci

PROSES PEMBELAJARAN MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (e-learning)

PROSES PEMBELAJARAN MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (e-learning) PROSES PEMBELAJARAN MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (e-learning) Oleh : Dwi Heri Sudaryanto, S.Kom *) ABSTRAK Konsep dan mekanisme kegiatan pembelajaran di jaman sekarang sudah bergeser ke proses pembelajaran

Lebih terperinci

Materi Pembelajaran Bina Nusantara. Induksi Dosen Baru

Materi Pembelajaran Bina Nusantara. Induksi Dosen Baru Materi Pembelajaran Bina Nusantara Induksi Dosen Baru Andreas Soegandi (soegandi@binus.edu) Instructional Development Center () 1 Learning Outcome Pada akhir sesi ini, i peserta diharapkan mampu: Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan bahan ajar inovatif berbasis multimedia perlu mendapat perhatian dalam memenuhi tuntutan peningkatan kualitas pendidikan dan mendukung pembelajaran

Lebih terperinci

Metode Belajar di MEDIU

Metode Belajar di MEDIU Metode Belajar di MEDIU Dalam proses belajar mengajar di MEDIU, ada 4 metode utama yang digunakan: a) Aktifitas belajar mengajar : i- Kuliah ii- Tutorial iii- Kuliah Online b) Aktifitas pendukung belajar:

Lebih terperinci

Pengembangan Model Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web pada Perkuliahan

Pengembangan Model Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web pada Perkuliahan Pengembangan Model Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web pada Perkuliahan Purwono Hendradi 1, Kanthi Pamungkas Sari 2, Sutejo 3 1 Teknik Informatika, Fakultas Teknik 2 Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP THE DEVELOPMENT OF INTERACTIVE LEARNING MULTIMEDIA IN SCIENCE FOR EIGHTH GRADE STUDENT

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh blended learning berbasis edmodo terhadap hasil belajar

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh blended learning berbasis edmodo terhadap hasil belajar 101 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh blended learning berbasis edmodo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak diragukan lagi pendapat yang menyatakan bahwa internet telah mengubah cara berkomunikasi. Bagi banyak orang, penggunaan email atau surat elektronik

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOTYPE MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN

PERANCANGAN PROTOTYPE MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN PERANCANGAN PROTOTYPE MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN Penulis Janner Simarmata 1, As ari Djohar 2, Janulis Paulus Purba 3, Enjang A. Juanda 4 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tidak terelakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menganalisis merupakan bagian penting dalam kemampuan berfikir tingkat tinggi, hal ini disebabkan karena jika siswa sudah memiliki kemampuan berfikir analitis,

Lebih terperinci

Pendahuluan. Buku Panduan WebCT 4.1 Untuk Pengajar. Definisi e-learning :

Pendahuluan. Buku Panduan WebCT 4.1 Untuk Pengajar. Definisi e-learning : 1 Pendahuluan Definisi e-learning Banyak perubahan dengan sangat cepat tentang e-learning, sebelum kata Elearning menjadi popular banyak kata-kata pembelajaran yang telah digunakan dan masih tetap digunakan

Lebih terperinci

No Makalah : 247 PERKEMBANGAN TELEMATIKA DALAM PENGGUNAAN E-MEDIA BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBANGUNAN SISTEM E- LEARNING GERAK OSILASI

No Makalah : 247 PERKEMBANGAN TELEMATIKA DALAM PENGGUNAAN E-MEDIA BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBANGUNAN SISTEM E- LEARNING GERAK OSILASI No Makalah : 247 PERKEMBANGAN TELEMATIKA DALAM PENGGUNAAN E-MEDIA BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBANGUNAN SISTEM E- LEARNING GERAK OSILASI Hana Alfiyanthi 1, Laily Azharul Jannah 2, Nuke 3, Kemal Ade Sekarwati

Lebih terperinci

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 1. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M.

Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD. Kegiatan Belajar 1. Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan. IKA KURNIAWATI, M. Modul Pelatihan PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KEMDIKBUD Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi Pendidikan Kegiatan Belajar 1 IKA KURNIAWATI, M.Pd Modul Pelatihan 7 PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR KB 1 KONSEP,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Berbagai konsep dan teknik baru dalam pembelajaran telah banyak dikembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Berbagai konsep dan teknik baru dalam pembelajaran telah banyak dikembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbagai konsep dan teknik baru dalam pembelajaran telah banyak dikembangkan untuk menggantikan metode tradisional yang hanya mengandalkan pada kuliah satu

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI dalam PENDIDIKAN di INDONESIA

PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI dalam PENDIDIKAN di INDONESIA PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI dalam PENDIDIKAN di INDONESIA Dela Putri Lestari delaputrilestari@raharja.info :: http://www.this-is-dela.tumblr.com Abstrak Pengolahan informasi dan pendistribusiannya

Lebih terperinci

PERANAN GURU DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

PERANAN GURU DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PERANAN GURU DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN Prof. Udin S. Sa ud, Ph.D UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 RASIONAL Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak positif terhadap peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siap pakai dan berkualitas. Berkaitan dengan itu, pendidikan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. siap pakai dan berkualitas. Berkaitan dengan itu, pendidikan diharapkan mampu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penggunaan teknologi dalam bidang pendidikan semakin meluas seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang begitu pesat menuntut untuk dapat

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GURU SEKOLAH MENENGAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM PEMBUATAN SUMBER BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS WEB

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GURU SEKOLAH MENENGAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM PEMBUATAN SUMBER BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS WEB UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GURU SEKOLAH MENENGAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM PEMBUATAN SUMBER BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS WEB Oleh: Kuswari Hernawati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Lebih terperinci

Oleh: Nila Kusuma Windrati

Oleh: Nila Kusuma Windrati PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI BERBASIS INTERNET PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET MDGS 2015 BIDANG PENDIDIKAN (Kasus Penggunaan Skype sebagai media Bantuan Belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Yuli Sopianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Yuli Sopianti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan sistem pendidikan dalam suatu Negara tidak terlepas dari peran serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dewasa ini, perkembangan IPTEK berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pertukaran informasi di dunia maya ini dapat juga diterapkan pada proses belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. pertukaran informasi di dunia maya ini dapat juga diterapkan pada proses belajar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berkembangnya teknologi informasi, maka proses belajarpun mengalami perubahan. Adanya media internet memudahkan kita untuk dapat mengakses ke berbagai sumber

Lebih terperinci

PERSIAPAN PEMBELAJARAN ONLINE. Pembelajaran online diwajibkan untuk semua mahasiswa kelas paralel (karyawan)

PERSIAPAN PEMBELAJARAN ONLINE. Pembelajaran online diwajibkan untuk semua mahasiswa kelas paralel (karyawan) PERSIAPAN PEMBELAJARAN ONLINE Pembelajaran online diwajibkan untuk semua mahasiswa kelas paralel (karyawan) semester 2, 3, 4 dan seterusnya. Apabila mahasiswa semester 1 atau kelas reguler mengikuti mata

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNOLOGI DAN MEDIA SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN

PENERAPAN TEKNOLOGI DAN MEDIA SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN PENERAPAN TEKNOLOGI DAN MEDIA SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN Oleh: Wiwin Sunarsi Tubagus, S.Si Widyaiswara Pertama Balai Diklat Keagamaan Manado Abstrak : Artikel ini membahas mengenai penerapan teknologi dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ONLINE. Harto Malik Dosen Faklutas Sastra dan Budaya, UNG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ONLINE. Harto Malik Dosen Faklutas Sastra dan Budaya, UNG 118 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ONLINE Harto Malik Dosen Faklutas Sastra dan Budaya, UNG I. PENDAHULUAN Salah satu penentu mutu layanan akademik di perguruan tinggi adalah terciptanya suasana akademik (academic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan perubahan dan pertumbuhan kehidupan ke arah yang lebih kompleks. Kemajuan teknologi juga membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi siswa. Pendidikan juga merupakan suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam

Lebih terperinci

Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet. Oleh: Ali Muhtadi *)

Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet. Oleh: Ali Muhtadi *) Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet Oleh: Ali Muhtadi *) Abstrak Kegiatan pembelajaran yang selalu dilaksanakan di dalam ruangan kelas secara

Lebih terperinci

Pemanfaatan Komputer di Bidang Pendidikan

Pemanfaatan Komputer di Bidang Pendidikan Pemanfaatan Komputer di Bidang Pendidikan 1. Pemanfaatan Komputer Untuk Pembelajaran Kemajuan teknologi komputer membuat aktivitas menjadi serba cepat serta menjadikan dunia seperti tanpa batas. Berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bukan hanya kegiatan guru dalam menyampaikan materi dan tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru, siswa dan sumber

Lebih terperinci

WORKGROUP COMPUTING DAN GROUPWARE

WORKGROUP COMPUTING DAN GROUPWARE WORKGROUP COMPUTING DAN GROUPWARE Sebagai tugas mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi oleh Chusnul Chotimah (06.2012.1.06017) Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Bagi kebanyakan orang, istilah workgroupcomputing

Lebih terperinci

Evolusi Sistem Informasi Pendidikan: Pembuatan Template e- Learning untuk Pendidikan Tinggi

Evolusi Sistem Informasi Pendidikan: Pembuatan Template e- Learning untuk Pendidikan Tinggi Evolusi Sistem Informasi Pendidikan: Pembuatan Template e- Learning untuk Pendidikan Tinggi Leo Willyanto Santoso Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

PENERAPAN BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN DI KELAS X TGB SMK NEGERI 7 SURABAYA

PENERAPAN BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN DI KELAS X TGB SMK NEGERI 7 SURABAYA Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan Vol 1 Nomer 1/JKPTB/15 (2015) : 40-49 PENERAPAN BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN DI KELAS X TGB SMK NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya dalam bidang teknologi yang merupakan alat bantu

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya dalam bidang teknologi yang merupakan alat bantu 12 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan di zaman modern saat ini telah berkembang dengan sangat pesat, salah satunya dalam bidang teknologi yang merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran.

Lebih terperinci

Disampaikan oleh: Awan Sundiawan. pada BIMTEK Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme 9:26 PM

Disampaikan oleh: Awan Sundiawan. pada BIMTEK Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme 9:26 PM Disampaikan oleh: Awan Sundiawan pada BIMTEK Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme 9:26 Madiknas PM Kosgoro Sumber: www.internetworldstat.com 2001-2012 Sumber: www.internetworldstat.com

Lebih terperinci

Pusdiklat Keuangan Umum 2016

Pusdiklat Keuangan Umum 2016 Pusdiklat Keuangan Umum 2016 BLENDED LEARNING??? BLENDED LEARNING Blended: campuran, bersama untuk meningkatkan kualitas agar bertambah baik (collins dictionary) Learning: belajar Pola pembelajaran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) hadir sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) hadir sebagai bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) hadir sebagai bentuk tanggapan terhadap perubahan lingkungan luar dunia pendidikan, mulai dari lingkungan sosial, ekonomi,

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN. Pengisian Survei Pembelajaran dalam Jaringan

BUKU PANDUAN. Pengisian Survei Pembelajaran dalam Jaringan BUKU PANDUAN Pengisian Survei Pembelajaran dalam Jaringan Disusun Oleh: Tim Kemenristekdikti Jakarta, 2017 Tujuan dan Daftar Istilah Buku Panduan ini disusun untuk memandu pengisian survei pembelajaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VIDEO TERMEDIASIKAN AUGMENTED REALITY SEBAGAI ELECTRONICPERFORMANCE SUPPORT SYSTEM DALAM PEMBELAJARAN

PENGEMBANGAN VIDEO TERMEDIASIKAN AUGMENTED REALITY SEBAGAI ELECTRONICPERFORMANCE SUPPORT SYSTEM DALAM PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN VIDEO TERMEDIASIKAN AUGMENTED REALITY SEBAGAI ELECTRONICPERFORMANCE SUPPORT SYSTEM DALAM PEMBELAJARAN Yerry Soepriyanto 1, Basith Rahmatullah 2 Jurusan Teknologi Pendidikan FIP UM, Jl. Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil observasi pembelajaran di SMA N 1 Kasihan menunjukkan bahwa terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar khususnya pada pembelajaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI Husni Mubarok, S.Pd., M.Si. Tadris Biologi IAIN Jember PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI CHAPTER 6 Pengembangan Ajar Berbasis Web/ Internet/ Elektronik Jenis Software OS/ Operating System: software yang

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BLOG DALAM PEMBELAJARAN. Oleh : Drs. Mulyo Wiharto, MM

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BLOG DALAM PEMBELAJARAN. Oleh : Drs. Mulyo Wiharto, MM EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BLOG DALAM PEMBELAJARAN Oleh : Drs. Mulyo Wiharto, MM Kata kunci : efekvitas, manfaat, blog mata kuliah, blog dosen, visitor blog, visit blog ABSTRAK Penulisan artikel yang terdapat

Lebih terperinci

Perubahan Peranan Asisten Dalam Pelaksanaan Blended Learning Pada Praktikum Mekatronika

Perubahan Peranan Asisten Dalam Pelaksanaan Blended Learning Pada Praktikum Mekatronika Perubahan Peranan Asisten Dalam Pelaksanaan Blended Learning Pada Praktikum Mekatronika Agung Nugroho Adi Program Studi Teknik Mesin Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Jl. Kaliurang Km. 14 Sleman Yogyakarta

Lebih terperinci

Virtual Office Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. caca.e.supriana@unpas.ac.id

Virtual Office Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. caca.e.supriana@unpas.ac.id Virtual Office Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas i Pasundan Caca E Supriana S Si MT Caca E. Supriana, S.Si., MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id Kantor virtual 2 Kantor

Lebih terperinci

PEMANFAATAN APLIKASI WHATSAPP PADA PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING DI SMK N 1 SRAGEN. Baskoro Hadi S.E M.Pd SMK N 1 Sragen

PEMANFAATAN APLIKASI WHATSAPP PADA PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING DI SMK N 1 SRAGEN. Baskoro Hadi S.E M.Pd SMK N 1 Sragen PEMANFAATAN APLIKASI WHATSAPP PADA PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING DI SMK N 1 SRAGEN Baskoro Hadi S.E M.Pd SMK N 1 Sragen Abstrak Guru memiliki aktivitas yang tinggi. Selain mengajar di kelas guru

Lebih terperinci

Analisa Perbandingan Kualitas Belajar - Mengajar Antara Metode Face to Face dan Video Conference

Analisa Perbandingan Kualitas Belajar - Mengajar Antara Metode Face to Face dan Video Conference Analisa Perbandingan Kualitas Belajar - Mengajar Antara Metode Face to Face dan Video Conference Yoice Silitonga 1, Eminency D V 2, 1,2 Alumni Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Unsri 1 e-mail:

Lebih terperinci

M-Learning : Alternatif Media Pembelajaran di LPTK

M-Learning : Alternatif Media Pembelajaran di LPTK M-Learning : Alternatif Media Pembelajaran di LPTK Ida Sriyanti Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unsri Jln. Palembang-Prabumulih Km. 32 Inderalaya OI (Sum-Sel) ida_sriyanti@yahoo.com Abstrak Pemanfaatan

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN PAI TREND DALAM TEKNOLOGI DAN MEDIA UNTUK PEMBELAJARAN PAI

MEDIA PEMBELAJARAN PAI TREND DALAM TEKNOLOGI DAN MEDIA UNTUK PEMBELAJARAN PAI MEDIA PEMBELAJARAN PAI TREND DALAM TEKNOLOGI DAN MEDIA UNTUK PEMBELAJARAN PAI makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah media pembelajaran pai Dosen Pengampu: Saiful Amien, S. Ag, M.Pd.

Lebih terperinci

Berikut adalah 8 langkah perisai (proteksi) yang dapat dilakukan para orang tua untuk meminimalisasi peluang anak menjadi korban:

Berikut adalah 8 langkah perisai (proteksi) yang dapat dilakukan para orang tua untuk meminimalisasi peluang anak menjadi korban: BISNIS INFORMASI Salah satu ciri bisnis digital modern adalah kekaburan peran sebagai mitra dan kompetitor bisnis, artinya disuatu kesempatan batasan sebagai produsen konsumen distributor advokator dan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI

PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI TEKNOLOGI INFORMASI Pengertian Teknologi Menurut Vaza (2007) teknologi adalah suatu proses yang dilaksanakan dalam upaya mewujudkan sesuatu secara rasional, teknologi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membantu aktivitas manusia. Melalui internet, manusia

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membantu aktivitas manusia. Melalui internet, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi begitu pesat dan penggunaannya sudah mencakup seluruh bidang kehidupan. Teknologi informasi yang berkembang saat ini dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

Digital Library & Distance Learning Lab. Petunjuk Teknis Penggunaan Sistem E-Learning untuk Peserta Ajar

Digital Library & Distance Learning Lab. Petunjuk Teknis Penggunaan Sistem E-Learning untuk Peserta Ajar Petunjuk Teknis Penggunaan Sistem E-Learning untuk Peserta Ajar KATA PENGANTAR Pendidikan merupakan salah satu pilar bangsa yang perlu diselenggarakan dan ditingkatkan pelaksanaannya. Perguruan Tinggu

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN STUDI KELAYAKAN TERHADAP PENGEMBANGAN KURIKULUM ONLINE

IDENTIFIKASI DAN STUDI KELAYAKAN TERHADAP PENGEMBANGAN KURIKULUM ONLINE IDENTIFIKASI DAN STUDI KELAYAKAN TERHADAP PENGEMBANGAN KURIKULUM ONLINE PENGANTAR Oleh: Munir Universitas Pendidikan Indonesia munir@upi.edu Pengembangan kurikulum online memerlukan perencanaan yang hati-hati

Lebih terperinci