BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya dalam bidang teknologi yang merupakan alat bantu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya dalam bidang teknologi yang merupakan alat bantu"

Transkripsi

1 12 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan di zaman modern saat ini telah berkembang dengan sangat pesat, salah satunya dalam bidang teknologi yang merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran. Perkembangan teknologi ini tentu sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, baik dalam hal kehidupan sehari-hari hingga pendidikan seperti penggunaan internet yang kini banyak diperbincangkan termasuk penggunaannya dibidang pendidikan. Sistem yang terdapat di internet berisi jaringan komputer yang terhubung di seluruh dunia, dan menyediakan informasi yang tak terhingga yang dapat diakses oleh murid. Internet juga mengandung informasi yang lebih baru ketimbang buku teks (Santrock, 2007). Oleh sebab itu internet tidak hanya digunakan sebagai sumber informasi tetapi juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang dikenal dengan istilah e-learning. Berbicara e-learning, kebanyakan orang akan berpikir bahwa pembelajaran ini adalah pembelajaran dengan menggunakan komputer, seperti menurut Clark dan Mayer (dalam Kose, 2010), e-learning adalah kegiatan belajar yang dilakukan dengan menggunakan internet atau hanya komputer. Model pembelajaran e-learning melibatkan semua aktivitas pembelajaran baik secara offline maupun online dan dapat dilakukan secara synchronous atau

2 13 asynchronous melalui jaringan ataupun komputer pribadi dan perangkat elektronik lainnya (Naidu, 2006). Teknologi online juga memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk mendapatkan tambahan informasi dalam rangka memenuhi tuntutan kompetensi dan juga pengayaan. Untuk itu, pendidik/pengajar harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumbersumber digital untuk membantu peserta didik agar mencapai standar akademik. Awalnya, pemanfaatan e-learning sangat diunggulkan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional secara tatap muka (Husamah, 2014). Hal ini karena dengan e-learning, pembelajaran dapat lebih terbuka, fleksibel dan dapat terjadi kapan saja, dan dengan siapa saja. Kendala terbesar e-learning adalah interaktivitas langsung antara peserta didik dengan instrukturnya. Peserta didik memerlukan umpan balik dari pengajar dan sebaliknya pengajar juga memerlukan umpan balik dari peserta didiknya. Oleh karena itu munculah model pendidikan yang baru yang disebut dengan blended learning, yang menggabungkan model pendidikan e-learning dan model pendidikan tatap muka. Blended learning adalah konsep yang relatif baru dalam pembelajaran, dimana pengajaran disampaikan melalui gabungan pembelajaran online dan tradisional yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh instruktur atau pengajar (Bielawski dan Metcalf, dalam Husamah, 2014). Blended learning adalah sebuah pendekatan yang mengintegrasikan pengajaran tatap muka dan kegiatan pembelajaran berbasis komputer dalam

3 14 sebuah lingkungan pedagogis. Hal ini mengungkapkan bagaimana pendidik/pengajar menjadi seorang literat pendidikan (sains), menemukan cara memberikan pembelajaran kepada peserta didik dengan mempertimbangkan dan berusaha mengintegrasikan keterampilan abad 21, yaitu kemampuan berpikir kritis, menguasai teknologi informasi dan mampu bekerjasama ke dalam proses belajar mengajar yang tepat untuk peserta didiknya (Graham dalam Husamah, 2014). Menurut Husamah (2014), blended learning memiliki empat komponen yaitu pertama tatap muka (face-to-face), yang merupakan kegiatan pembelajaran berupa proses interaksi langsung antara peserta didik dan pendidik. Kedua, e-learning online yang merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi dan fasilitasi serta didukung berbagai bentuk layanan belajar lainnya. Ketiga, e-learning offline yang merupakan pembelajaran yang dilaksanakan melalui media e-learning yang bersifat offline dapat diwujudkan dalam bentuk CD atau DVD. Keempat, m-learning yang merupakan pembelajaran memanfaatkan mobilitas dari perangkat handled/mobile, seperti ponsel, laptop dan notebook untuk memberikan fungsi pembelajaran yang dapat dilakukan dimana pun dan kapan pun. Menurut Faizal (dalam Husamah, 2014), manfaat blended learning antara lain proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka saja, tetapi ada penambahan waktu pembelajaran dengan memanfaatkan media online, mempermudah dan mempercepat komunikasi antara pengajar dan peserta

4 15 didik (mitra belajar), serta membantu memotivasi keaktifan peserta didik untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syarif (2012) mengenai pengaruh blended learning terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa SMK, menunjukkan bahwa motivasi dan prestasi belajar siswa meningkat secara signifikan karena penerapan model pembelajaran blended learning. Hal yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Novitayati (2014) mengenai pengaruh metode blended learning dan self-regulated terhadap hasil belajar kognitif IPS, ditemukan bahwa metode blended learning dapat meningkatkan self-regulated siswa dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Menurut Husamah (2014), blended learning ini sejalan dengan enam unsur pembelajaran abad 21 yaitu menekankan pada penerapan pelajaran utama (core subject knowledge), menekankan pada pengembangan keterampilan belajar, memanfaatkan alat belajar untuk mengembangkan keterampilan belajar abad 21 (penggunaan teknologi) untuk mengembangkan keterampilan belajar, memberikan pembelajaran kepada peserta didik dalam konteks abad 21 (penerapan dan pengalaman dunia nyata), memberikan pembelajaran konten abad 21 (pemahaman dalam bermasyarakat dan dunia kerja), dan menggunakan assesmen abad 21 yang mengukur keterampilan abad 21 (penggunaan teknologi dalam mengukur keterampilan siswa). Salah satu penerapannya seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2014) yang mengatakan bahwa penerapaan model pembelajaran blended learning terbukti efektif dilihat dari hasil belajar pada mata pelajaran KKPI

5 16 (Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi) dan peningkatan keaktifan serta motivasi belajar siswa. Namun, Noer (dalam Husamah, 2014) mengemukanan mengenai kekurangan blended learning salah satunya adalah kurangnya pengetahuan sumber daya pembelajaran (pengajar, peserta didik, dan orang tua) terhadap penggunaan teknologi. Pada SMK Tritech (Triadi Teknologi) informatika, model pembelajaran blended learning ini sudah diterapkan sejak berdirinya SMK tersebut pada tahun SMK Tritech ini adalah SMK berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi yang memiliki tiga kompetensi keahlian yaitu Teknik Keterampilan Jaringan, Multimedia dan Rekayasa Perangkat Lunak. Penggunaan model pembelajaran blended learning pada SMK Tritech Informatika Medan ini dapat dilihat dari terpenuhinya keempat komponen dari blended learning sendiri yaitu pertama, tatap muka (face-to-face) yang mana terjadi interaksi langsung antaara siswa dan guru di dalam kelas. Kedua, e- learning online yang mana siswa menggunakan jaringan internet selama proses belajar mengajar berlangsung dan siswa mengakses materi pembelajaran salah satunya dari website sekolah atau ebook. Ketiga, e- learning offlline yang mana terkadang guru menggunakan video/dvd dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Keempat, m-learning yaitu penggunan perangkat mobile seperti laptop atau notebook dalam menyampaikan materi atau mengakses materi ajar. Di SMK Tritech Informatika Medan, penyampaian materi pelajaran dilakukan oleh guru dengan menggunakan media laptop yang ditampilkan

6 17 pada TV LCD yang terdapat didalam kelas. Kemudian siswa dapat mengakses materi yang sedang diajarkan oleh guru melalui ebook, website sekolah ataupun melalui flashdisk. Selain penyampaian dan mengakses materi pembelajaran melalui website sekolah, penggunaan model pembelajaran blended learning juga digunakan ketika siswa mengikuti ujian, yang mana soal-soal ujiannya dapat diakses juga melalui website sekolah. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara dengan wakil kepala sekolah SMK Tritech Informatika Medan anak-anak disini diwajibkan satu orang satu membawa labtop, itu paling lama tiga bulan pertama masuk sekolah mereka harus sudah memiliki labtop masing-masing, karena guru akan menyampaikan materi belajar melalui TV LCD yang terdapat dimasing-masing ruangan kelas, dan anak-anak mengikuti proses belajar dengan membuka materi pembelajaran melalui labtop mereka masing-masing.ujian kita juga udah pake sistem online, nanti semua soal mata pelajaran dimasukkan ke dalam website, jadi ketika ujian siswa langsung buka dari website itu soal-soalnya. (komunikasi personal, November 2014) Selama proses belajar berlangsung, siswa diperbolehkan untuk menggunakan laptopnya. Hal ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengakses hal-hal yang tidak sesuai dengan materi yang sedang diajarkan oleh gurunya. Selain itu, juga terdapat siswa yang sedang memainkan handphone mereka ketika proses belajar di dalam kelas sedang berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan wakil kepala sekolah SMK Tritech Informatika, beliau juga mengatakan bahwa kendala yang mereka hadapi adalah ketika siswa-siswanya diberi kesempatan untuk mengakses internet dan diberikan kebebasan untuk menggunakan jaringan internet yang disediakan oleh pihak sekolah. Sehingga ketika proses belajar

7 18 mengajar berlangsung, para siswa berkesempatan untuk mengakses hal-hal yang tidak sesuai dengan isi materi yang sedang diajarkan. Berikut kutipan wawancara yang kemukakan oleh wakil kepala sekolah dan guru SMK Tritech Informatika Medan, disini, kendala yang kami hadapi adalah kesempatan anak-anak mengakases internet sepuasnya, yang setiap pagi mereka diberi voucher Rp untuk dipakai sepuasnya selama satu hari, terkadang kesempatan ini yang digunakan anak-anak ketika di dalam kelas, mereka membuka yang lain ketika guru sedang mengajar, makanya sekarang saya dan beberapa anggota saya berpatroli untuk memantau kegiatan belajar di kelas, jika ada yang ketahuan membuka yang lain, maka langsung kami tutup laptopnya dan kami sita. (komunikasi personal, November 2014) kendala yang kami hadapi di dalam kelas, kadang anak-anak ini suka membuka yang lain selain materi yang sedang kami ajarkan, karena itu tadi mereka bebas mengakses internet, terkadang mereka juga mengerjakan tugas dari mata pelajaran lain ketika guru sedang menerangkan. (komunikasi personal, Januari 2015) Seorang guru yang memiliki perspektif mengajar adalah mereka yang berpengalaman dalam pengaturan sekolah dan memiliki struktur konseptual untuk memahami siswa di kelas. Guru seperti ini biasanya sudah berpengalaman dan mampu mengelaborasi secara baik materi pembelajaran. Mereka tahu cara membaca kelas, memahami detail materi pembelajaran, mampu melihat apa yang terjadi di kelas dan mengetahui apa yang harus dilakukan mengenai apa yang dilihat (Danim, 2010). Pada penerapaan blended learning di SMK Tritech Informatika Medan, ada guru yang menggunakan strategi, yang mana beliau tidak memperbolehkan siswanya membuka laptop sebelum beliau memerintahkannya. Namun ada juga yang langsung mengambil laptop siswanya, jika siswanya ketahuan membuka materi yang lain selain materi yang sedang diajarkan oleh gurunya di dalam kelas.

8 19 Menurut Undang-undang No 14. Tahun 2005, mengatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademis, kompetensi (kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan professional), sertifikat akademis, sehat jasmani dna rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selain itu, guru haruslah memiliki kemampuan atau keahlian sebagai seorang pengajar dalam hal menjalankan tugas mereka. Untuk itu seorang guru dituntut memiliki kemampuan pedagogis yang baik, yang mana guru bertanggungjawab untuk mempromosikan pentingnya belajar bagi siswa, agar dapat mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk kemajuan dibidang pedagogi sendiri (Danim, 2010). Salah satu kerangka kerja yang dimungkinkan oleh guru dapat mengembangkan pendekatan mereka sendiri untuk pedagogi menurut Hallam dan Ireson (dalam Danim, 2010). Pertama, pertimbangan tujuan pendidikan dan nilai-nilai yang mendukung pengajaran. Kedua, pengetahuan tentang teori belajar. Ketiga, pengetahuan tentang konsep yang berbeda dari mengajar. Keempat, pengetahuan tentang model pengajaran dan pembelajaran serta interaksi dinamis karakteristik siswa, karakteristik lingkungan belajar, tuntutan tugas, proses pengajaran dan pembelajaran, dan jenis pembelajaran. Kelima, memahami bagaimana pedagogi dapat dioperasionalkan di dalam kelas. Keenam, pengetahuan dan keterampilan untuk mengevaluasi praktik, penelitian, dan teori yang berkaitan dengan pendidikan. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru di SMK Tritech Informatika Medan, mereka mengatakan bahwa mereka tidak

9 20 mengetahui atau tidak pernah mendengar istilah blended learning, padahal model pembelajaran blended learning ini sendiri sudah mereka jalankan atau mereka terapkan sejak awal sekolah tersebut didirikan. Berikut ini kutipan wawancaranya apa itu blended learning?. Mata pelajaran saya pake sistem online, siswa-siswanya nanti ngambil materi yang udah dimasukkan di website sekolah, kadang nanti mereka saya suruh cari bahan di internet, terus mereka diskusi perkelompok, nanti baru mereka presentasikan hasil diskusinya di depan kelas. (komunikasi personal, Januari 2015) apa itu?. Kalau mata pelajaran saya materinya sudah ada di website sekolah, karena guru-guru wajib memasukkan materi ajarnya ke wbsite sekolah, jadi anak-anak bisa akses terus mereka bisa baca bahan dulu sebelum masuk kelas (komunikasi personal, Januari 2015) apa itu blended learning?, saya baru dengar. Mata pelajaran saya sudah ada di website sekolah, jadi anak-anak tinggal akses materi yang akan saya bawakan di dalam kelas, kadang mereka mencari informasi tambahan dari sumber-sumber lain di internet juga (komunikasi personal, Januari 2016) Informasi ini mengisyaratkan bahwa mereka tidak mengetahui model pengajaran dan pembelajaran yang diterapkan oleh sekolah tempat mereka mengajar. Hal ini juga berkaitan dengan bagaimana seorang guru mempersepsikan sesuatu yang berdasarkan dengan pengetahuan dan pengalaman mereka sebelumnya. Persepsi didefinisikan oleh Atkinson (2000) sebagai proses pengorganisasian dan penafsiran stimulus dalam lingkungan dan menyangkut penilaian yang dilakukan individu baik positif maupun negatif terhadap suatu benda, manusia, atau kejadian. Lahey (2007) mendefinisikan persepsi sebagai proses pengorganisasian dan interpretasi informasi yang kita dapatkan dari luar. Menurut Itelson (dalam Bell, 2001) persepsi memiliki empat aspek, yaitu kognitif, afektif, interpretatif dan evaluatif. Aspek kognitif meliputi bagaimana

10 21 individu berpikir, mengorgansasikan dan menyimpan informasi. Aspek afektif meliputi perasaan yang mempengaruhi bagaimana individu mempersepsi sesuatu. Aspek interpretatif meliputi sejaumana individu memaknai sesuatu. Terkahir aspek evaluatif, meliputi bagaimana individu menilai sesuatu sebagai aspek yang baik dan buruk. Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru SMK Tritech Informatika Medan, cenderung mendukung penggunaan dari model pembelajaran blended learning di sekolah mereka, seperti kemudahan yang mereka rasakan ketika mengajar di dalam kelas, guru melihat bahwa siswasisnya menjadi lebih mandiri, dan dapat memperoleh informasi tambahan melalui penggunaan jaringan internet, berikut kutipan wawancara menurut saya bagus, karena anak-anak tidak hanya mendapatkan informasi dari guru, mereka dapat mencari informasi-informasi tambahan diinternet, dan model seperti ini juga tidak membuat anakanak bosan, karena mereka tidak hanya mendapatkan ceramah dari guru dan anak-anak menjadi aktif mencari informasi diinternet. (komunikasi personal, Januari 2015) menurut saya cukup bagus, karena anak-anak menjadi lebih mandiri ya, tidak banyak bergantung dengan yang lain. Istilahnya membuat anak-anak menjadi lebih aktif. (komunikasi personal, Januari 2015) kalau menurut saya bagus ya, karena ketika di dalam kelas anakanak dapat mencari apa yang saya suruh pada saat itu juga, misalnya saya suruh cari simufrasi, nah pada saat itu juga mereka bisa langsung cari apa itu simufrasi. (komunikasi personal, Januari 2015) Pengetahuan atau pengalaman sebelumnya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi bagaimana seseorang dalam mempersepsi sesuatu. Dalam hal ini adalah pengetahuan atau pengalaman guru-guru yang ada di SMK Tirtech informatika medan mengenai model pembelajaran blended learning yang merupakan model pembelajaran yang diterapkan di SMK tersebut.

11 22 Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Taiwo (2009) mengenai persepsi guru terhadap peran media dalam mengajar di dalam kelas, mengatakan bahwa guru-guru memerlukan pelatihan dalam penggunaan media teknologi yang akan diterapkan di dalam kelas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam penggunaan media teknologi di dalam kelas, guruguru masih memerlukan pelatihan dalam penerapan media teknologi di dalam kelas yang notabennya mereka memiliki latar belakang pendidikan guru. Sedangkan guru-guru yang ada di SMK Tritech Informatika Medan, sebagian mereka sudah memiliki kompetensi dalam hal penerapan media teknologi di dalam kelas, namun memiliki latar belakang pendidikan bukan guru, untuk itu mereka memerlukan adanya pembinaan dan pengembangan dalam kompetensi pedagogi. Hal ini sesuai dengan Undang-undang N0.14 Tahun 2005 pasal 32 yang berbunyi pembinaan dan pengembangan guru meliputi pengembangan profesi dan karier yaitu pengembangan dan pembinaan kompetensi pedagogi, kopetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional. Berdasarkan pengamatan peneliti, SMK Tritech Informatika Medan adalah SMK yang menggunakan model pembelajaran blended learning yaitu gabungan model pembelajaran tatap muka dan e-learning. Hal ini dilihat dari terpenuhinya keempat komponen blended learning itu sendiri yaitu face to face, e-learning online, e-learning offline, maupun m-learning. Model pembelajaran ini sudah diterapkan sejak awal berdirinya SMK Tritech Informatika Medan, yang mana guru-guru di SMK ini telah memiliki pengalaman dalam penerapan model pembelajaran blended learning hingga

12 23 saat ini. Namun, guru-guru yang ada di SMK Tritech ini tidak mengetahui istilah blended learning yang merupakan model pembelajaran yang diterapkan di SMK tersebut, dan model pembelajaran blended learning ini juga sudah mereka gunakan walaupun masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaanyanya. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran persepsi para guru terhadap model pembelajaran blended learning yang ada di SMK Tritech Informatika Medan. B. Rumusan Masalah Dari pemaparan di atas, maka dapat dirumuskan bagaimana persepsi guru terhadap blended learning pada SMK Tritech Informatika Medan?. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran persepsi guru terhadap blended learning pada SMK Tritech Informatika. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu psikologi terutama dalam psikologi pendidikan dan juga untuk memperkaya wawasan ilmu pengetahuan mengenai blended learning.selain itu penelitian ini diharapkan menambah kepustakaan dalam bidang psikologi pendidikan dan hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan untuk penelitian selanjutnya.

13 24 2. Manfaat praktis a) Pada pihak sekolah Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada pihak sekolah mengenai bagaimana persepsi guru terhadap blended learning pada SMK Tritech Informatika. Selain itu juga hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dalam penerapan model pembelajaran blended learning di SMK Tritech Informatika Medan. Sehingga dapat dilakukan adanya peningkatan kualitas dalam penerapan model pembelajaran blended learning itu sendiri. b) Pada Guru Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada para guru/staf pangajar mengenai persepsi mereka dan untuk lebih meningkatkan pengetahuan mengenai model pembelajaran blended learning dan mengoptimalkan proses belajar mengajar di dalam kelas yang sesuai dengan pedagogis. b) Pada penelitian selanjutnya Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang ingin meneliti mengenai blended learning.

14 25 E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan proposal penelitian ini adalah: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Pada bab ini, berisi penguraian teori-teori yang berkaitan dengan tujuan penelitian seperti teori persepsidan teori belended learning. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang penggunaan pendekatan kuantitatif, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, dan validas dan reliabilitas alat ukur. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi hasil penelitian baik gambaran umum maupun hasil utama dari penelitian. Pada Bab ini juga terdapat pembahasan mengenai hasil penelitian yang sudah didapatkan.

15 26 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil dari penelitian, juga saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, atau kejadian. Selanjutnya, Lahey (2007) mendefinisikan persepsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, atau kejadian. Selanjutnya, Lahey (2007) mendefinisikan persepsi 27 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERSEPSI 1. Definisi Persepsi Atkinson (2000) menyebutkan persepsi sebagai proses pengorganisasian dan penafsiran stimulus dalam lingkungan dan menyangkut penilaian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siap pakai dan berkualitas. Berkaitan dengan itu, pendidikan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. siap pakai dan berkualitas. Berkaitan dengan itu, pendidikan diharapkan mampu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penggunaan teknologi dalam bidang pendidikan semakin meluas seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang begitu pesat menuntut untuk dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Definisi persepsi Sensasi yang ditransmisikan ke otak adalah bentuk mentah dari energi yang harus diinterpretasi dan diorganisasi melalui sebuah proses yang disebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menganalisis merupakan bagian penting dalam kemampuan berfikir tingkat tinggi, hal ini disebabkan karena jika siswa sudah memiliki kemampuan berfikir analitis,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Layanan pendidikan menyangkut tentang keseluruhan upaya yang. dilakukan untuk mengubah tingkah laku manusia demi menjaga kesinambungan

PENDAHULUAN. Layanan pendidikan menyangkut tentang keseluruhan upaya yang. dilakukan untuk mengubah tingkah laku manusia demi menjaga kesinambungan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Layanan pendidikan menyangkut tentang keseluruhan upaya yang dilakukan untuk mengubah tingkah laku manusia demi menjaga kesinambungan dan peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana yang dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana yang dapat mewujudkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang dapat mewujudkan peningkatan sumber daya manusia sebagai tenaga terdidik dan terampil. Pendidikan juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terhadap dunia

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terhadap dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terhadap dunia pendidikan memberikan dukungan akselerasi pembelajaran semakin efektif dan efisien. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan oleh setiap negara. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ruangan kelas, dengan kondisi dimana guru atau pengajar mengajar di depan

BAB I PENDAHULUAN. ruangan kelas, dengan kondisi dimana guru atau pengajar mengajar di depan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum kegiatan belajar mengajar harus dilakukan hanya dalam ruangan kelas, dengan kondisi dimana guru atau pengajar mengajar di depan kelas sambil sesekali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti e-learning (Haverila, 2009). Saat membicarakan e-learning, banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. seperti e-learning (Haverila, 2009). Saat membicarakan e-learning, banyak orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi ini, teknologi telah berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan teknologi ini tentu saja memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan, contohnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indriyani Hargesta, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indriyani Hargesta, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan pada saat ini mendorong upaya pembaharuan teknologi yang dapat menunjang proses belajar. Beragam media sebagai alat bantu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh blended learning berbasis edmodo terhadap hasil belajar

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh blended learning berbasis edmodo terhadap hasil belajar 101 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh blended learning berbasis edmodo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi memberikan berbagai dampak positif bagi kemajuan dunia pendidikan. Teknologi informasi yang dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moch Ikhsan Pahlawan,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moch Ikhsan Pahlawan,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perbuatan dan pengalaman yang dialami oleh manusia merupakan pembelajaran bagi diri manusia itu sendiri. Proses belajar dalam kehidupan manusia sangat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. E-learning Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai pemanfaatan teknologi internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat

Lebih terperinci

V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan analisis

V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan analisis V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan analisis data yang telah dipaparkan pada bab terdahulu, penelitian ini dapat ditarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

Tatyana Dumova Point Park University, USA. Kegunaan Kuis Online : Mengevaluasi Persepsi Mahasiswa

Tatyana Dumova Point Park University, USA. Kegunaan Kuis Online : Mengevaluasi Persepsi Mahasiswa Tatyana Dumova Point Park University, USA Kegunaan Kuis Online : Mengevaluasi Persepsi Mahasiswa Abstrak Fokus studi ini adalah penilaian, komponen penting dari pengajaran dan pembelajaran. Mengkaji kegunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari peningkatan kualitas sumber daya manusia, komponen yang selama ini dianggap sangat berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan penggunaan teknologi informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan penggunaan teknologi informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran perlu diciptakan kondisi belajar yang menyenangkan agar proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Salah satu dengan pemanfaatan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI yang tidak dapat dihindari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN. Dalam bab ini disajikan tiga hal pokok, yaitu : (1) pengembangan

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN. Dalam bab ini disajikan tiga hal pokok, yaitu : (1) pengembangan BAB IV HASIL PENGEMBANGAN Dalam bab ini disajikan tiga hal pokok, yaitu : (1) pengembangan pembelajaran berbasis penggabungan, (blended) (2) analisis data, dan (3) revisi produk pengembangan, secara runtut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah RahmaAditya M Kurnia,2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah RahmaAditya M Kurnia,2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat menjadikan siswa untuk mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan khususnya dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan khususnya dalam sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan khususnya dalam sistem pembelajaran telah mengubah sistem pembelajaran pola konvensional menjadi pola modern yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijamah oleh teknologi. Teknologi informasi dan komunikasi telah masuk ke

BAB I PENDAHULUAN. dijamah oleh teknologi. Teknologi informasi dan komunikasi telah masuk ke 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat saat ini. Beberapa aspek kehidupan mulai dijamah oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata globalisasi sering dipakai sebagai salah satu ciri abad 21. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kata globalisasi sering dipakai sebagai salah satu ciri abad 21. Globalisasi BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar belakang Masalah Kata globalisasi sering dipakai sebagai salah satu ciri abad 21. Globalisasi adalah suatu fakta yang tidak dapat dihindari dan sekaligus merupakan suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memiliki pengaruh luas dalam dunia pendidikan. Di sekolah dia adalah pelaksana administrasi pendidikan yaitu bertanggung jawab agar pendidikan dapat berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting di dalam pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi kemajuan zaman. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan pendididikan dasar dan menengah, Geografi merupakan cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan siswa secara optimal baik secara kognitif, afektif dan. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan siswa secara optimal baik secara kognitif, afektif dan. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai peran yang sangat penting dalam mewujudkan manusia yang kritis, mandiri dan kreatif. Hal ini sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bila kita melihat kondisi sekarang ini, sudah mulai marak piranti atau alat bantu penunjang aktifitas yang semakin memiliki kecerdasan atau kemampuan komputasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan kegiatan menusia menjadi lebih efisien dan lebih efektif. Hal

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan kegiatan menusia menjadi lebih efisien dan lebih efektif. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini teknologi berkembang dengan pesat dalam memenuhi kebutuhan dan keperluan manusia. Teknologi yang ada mampu memudahkan kegiatan menusia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran sejarah di tingkat sekolah menengah atas pada dasarnya memberikan ruang yang luas kepada siswa untuk dapat mengoptimalkan berbagai potensi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan sebuah proses yang dilakukan individu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Niken Noviasti Rachman, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Niken Noviasti Rachman, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Makhluk Hidup khususnya pada Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan termasuk ke dalam materi yang sangat menarik, tetapi

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan BAB I LATAR BELAKANG MASALAH 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan yang sangat cepat di semua sektor kehidupan khususnya dunia kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan berlangsung kontinyu kearah membina manusia atau anak didik menjadi insan sempurna, dewasa dan berbudaya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Pendidikan itu sendiri bisa didapatkan melalui pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, setiap orang dihadapkan pada berbagai macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut maka setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, persoalan yang berkaitan dengan guru. senantiasa menjadi salah satu topik perbincangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, persoalan yang berkaitan dengan guru. senantiasa menjadi salah satu topik perbincangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, persoalan yang berkaitan dengan guru senantiasa menjadi salah satu topik perbincangan yang begitu menarik. Sehubungan dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. begitu pesatnya telah memberikan berbagai perubahan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. begitu pesatnya telah memberikan berbagai perubahan dalam bidang A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang begitu pesatnya telah memberikan berbagai perubahan dalam bidang kehidupan termasuk dalam dunia

Lebih terperinci

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN BAB I BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting dalam pendidikan di Indonesia. Dalam pembelajaran terdapat berbagai macam strategi dan metode yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Savitri Purbaningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Savitri Purbaningsih, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di kelas VIII-E SMP Negeri 44 Bandung, tentang pembelajaran IPS teridentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam abad dua puluh satu ini peranan Teknologi Informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam abad dua puluh satu ini peranan Teknologi Informasi dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam abad dua puluh satu ini peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam dunia pendidikan semakin penting. Pengaruh Teknologi Informasi dan Komunikasi

Lebih terperinci

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING

APLIKASI CISCO PACKET TRACER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DASAR JARINGAN KOMPUTER DALAM KONTEKS BLENDED LEARNING BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini banyak tersebar berbagai media pembelajaran yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah. Media pembelajaran adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Sesuai dengan Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Sesuai dengan Undang-undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keterlibatan guru dalam proses pembelajaran dan mengajar tidak lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber daya yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia merupakan syarat untuk mencapai pembangunan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah REZA FAUZI, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah REZA FAUZI, 2013 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

Teknik Presentasi Informasi, meliputi ceramah/kuliah, konferensi/diskusi, media audiovisual, pembelajaran jarak jauh/kursus korespondensi, internet

Teknik Presentasi Informasi, meliputi ceramah/kuliah, konferensi/diskusi, media audiovisual, pembelajaran jarak jauh/kursus korespondensi, internet Perubahan bekerja setiap saat dan salah satu tanda organisasi yang hebat adalah mereka memiliki komitmen untuk terusmenerus melatih dan mendidik orang-orangnya sehingga mereka memiliki pengetahuan yang

Lebih terperinci

2015 PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

2015 PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC Bab 1 Pendahuluan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil belajar merupakan hal penting dalam proses pembelajaran yang memberi indicator keberhasilan. Dokumen Naskah Akademik Kajian Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikanya berorientasi akademis dan umum, bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikanya berorientasi akademis dan umum, bermacam-macam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi/universitas menggunakan model pendidikan yang paling umum dan dikenal masyarakat yaitu sistem sekolah formal dimana penyelenggaraan pendidikannya

Lebih terperinci

METODE DAN JENIS PELATIHAN

METODE DAN JENIS PELATIHAN METODE DAN JENIS PELATIHAN Perubahan bekerja setiap saat dan salah satu tanda organisasi yang hebat adalah mereka memiliki komitmen untuk terus-menerus melatih dan mendidik orang-orangnya sehingga mereka

Lebih terperinci

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 TILAMUTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semua pihak dalam memfasilitasi sistem pendidikan seperti e-learning, e-consulting dan

BAB 1 PENDAHULUAN. semua pihak dalam memfasilitasi sistem pendidikan seperti e-learning, e-consulting dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman pada saat ini sangat pesat, terutama pada teknologi dan ilmu pengetahuan sehingga memberikan kemudahan bagi semua kalangan, salah satunya internet.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 197 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil-hasil penelitian, temuan-temuan dan pembahasan maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan secara umum dan kesimpulan yang mengacu pada pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah umum dan sekolah kejuruan sangat berpengaruh sekali dalam. murid yang sakit. Akan mengurangi proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah umum dan sekolah kejuruan sangat berpengaruh sekali dalam. murid yang sakit. Akan mengurangi proses belajar mengajar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan jaringan komputer semakin berkembang sangat pesat. Penemuan-penemuan terbaru seslalu muncul seiring berjalannya waktu. Apalagi di

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar-3 Belajar Berbasis Aneka Sumber

Kegiatan Belajar-3 Belajar Berbasis Aneka Sumber Kegiatan Belajar-3 Belajar Berbasis Aneka Sumber A. Petunjuk Belajar Perkembangan teknologi informasi yang pesat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap berbagai aktivitas kehidupan manusia termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi (TIK), dan lahirnya masyarakat berbasis ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi (TIK), dan lahirnya masyarakat berbasis ilmu pengetahuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu gelombang terdahsyat yang melanda kehidupan umat manusia dewasa ini adalah globalisasi yang diakibatkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern seperti saat ini perkembangan teknologi dan informasi sangatlah pesat. Namun dalam perkembangan yang pesat tersebut tidak diimbangi dengan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman yang serba modern sekarang ini, teknologi menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat umum, baik itu dalam mencari infomasi maupun mentransfer informasi ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat. Dengan berkembangnya jaman, pendidikan turut serta berkembang. Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN BAURAN (BLENDED LEARNING) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI

PENGARUH PEMBELAJARAN BAURAN (BLENDED LEARNING) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI Artikel Skripsi PENGARUH PEMBELAJARAN BAURAN (BLENDED LEARNING) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modern, teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan begitu

BAB I PENDAHULUAN. modern, teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan begitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin canggih dan modern, teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan begitu pesat. Teknologi informasi dan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan menjadi pilar pembangunan bagi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan menjadi pilar pembangunan bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam masa globalisasi, suatu negara dianggap maju apabila memiliki kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan menjadi pilar pembangunan bagi suatu negara untuk

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka 5 Bab II Tinjauan Pustaka II.1. Definisi E-Learning Terdapat berbagai definisi mengenai e-learning. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut : 1. E-learning adalah proses belajar yang difasilitasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi portal berita untuk menyampaikan informasi terbaru secara cepat

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi portal berita untuk menyampaikan informasi terbaru secara cepat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belakangan ini banyak sekali media online yang tujuannya adalah menjadi portal berita untuk menyampaikan informasi terbaru secara cepat kepada masyarakat salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun sebuah peradaban suatu bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. membangun sebuah peradaban suatu bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam membangun sebuah peradaban suatu bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan diartikan sebagai

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi menjadi ciri khas pada era globalisasi saat ini. Perkembangan sistem informasi saat ini sangat pesat khusunya dalam urusan bisnis manusia. Terlebih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan, baik metode pembelajaran secara personal, media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan, baik metode pembelajaran secara personal, media pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan yang sangat besar bagi kemajuan dunia pendidikan. Seiring dengan perkembangan tersebut metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang mendasar bagi pembangunan bangsa. Melalui pendidikan manusia dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan untuk menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat pesat telah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan manusia termasuk dalam bidang pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jejaring sosial, seperti facebook, twitter maupun instagram (data Puskakom UI).

BAB I PENDAHULUAN. jejaring sosial, seperti facebook, twitter maupun instagram (data Puskakom UI). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai angka 88,1 juta dan 87% diantaranya menggunakan internet dengan alasan utama untuk mengakses jejaring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Strategi belajar mengajar yang tepat sangat penting dilakukan untuk menunjang keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi efektif karena pelatihan ini tidak sarat dengan dengan teori teori melainkan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi efektif karena pelatihan ini tidak sarat dengan dengan teori teori melainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Outbound merupakan salah satu metode pembelajaran modern yang menggunakan keunggulan alam terbuka dengan pendekatan yang unik dan sederhana tetapi efektif karena pelatihan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. SIKAP 1. Definisi Sikap Sikap menurut Thurstone, Likert dan Osgood (dalam Azwar, 2005) adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. LaPierre (1934 dalam Azwar, 2005) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Suatu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan penting dan berpengaruh bagi kehidupan manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berkelakuan baik dan mandiri. Permasalahan dalam pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun ajaran 2013/2014. Pencapaian tujuan dari Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. tahun ajaran 2013/2014. Pencapaian tujuan dari Kurikulum 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai bentuk penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

Proses Belajar Mengajar Sistem Komputer Undip

Proses Belajar Mengajar Sistem Komputer Undip Misi Pembelajaran Proses Belajar Mengajar Sistem Komputer Undip a). Pengembangan /pelatihan kompetensi yang diharapkan. Dari visi Program Studi Teknik Sistem Komputer, diharapkan formulasi kurikulum yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Media Pembelajaran CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Media Pembelajaran CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Saat ini perkembangan zaman, teknologi dan khususunya dunia pendidikan sudah semakin pesat. Hal ini dibuktikan dengan adanya pergantian, perubahan, dan revisi-revisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan dan perkembangan kehidupan manusia. Melalui pendidikan akan dicetak sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan siswa dibandingkan dengan cara belajar mengajar yang konvensional.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan siswa dibandingkan dengan cara belajar mengajar yang konvensional. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini telah banyak digunakan dalam proses belajar dan mengajar, dengan harapan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi

Lebih terperinci

Disampaikan oleh: Awan Sundiawan. pada BIMTEK Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme 9:26 PM

Disampaikan oleh: Awan Sundiawan. pada BIMTEK Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme 9:26 PM Disampaikan oleh: Awan Sundiawan pada BIMTEK Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme 9:26 Madiknas PM Kosgoro Sumber: www.internetworldstat.com 2001-2012 Sumber: www.internetworldstat.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar yang efektif. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar yang efektif. Proses belajar mengajar ditandai dengan interaksi antara guru sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa Remaja terkadang mereka masih belum memikirkan tentang masa depan mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua bidang pekerjaan menggunakan teknologi komputer untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua bidang pekerjaan menggunakan teknologi komputer untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada abad ke-21 ini, teknologi komputer berkembang dengan sangat pesat. Hampir semua bidang pekerjaan menggunakan teknologi komputer untuk mempermudah dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pendidikan pada umumnya dilaksanakan disetiap jenjang pendidikan melalui pembelajaran. Oleh karena itu, ada beberapa komponen yang menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan suatu negara. Dengan pendidikan dibentuk SDM yang berkualitas. Untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan pendidik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengakuan dan penghargaan kedudukan guru sebagai tenaga pendidik profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan guru sertifikasi. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbincangan mengenai rendahnya mutu pendidikan di Indonesia bukanlah hal

BAB I PENDAHULUAN. Perbincangan mengenai rendahnya mutu pendidikan di Indonesia bukanlah hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbincangan mengenai rendahnya mutu pendidikan di Indonesia bukanlah hal yang baru lagi, khususnya bagi masyarakat Indonesia. Kualitas pendidikan di Indonesia

Lebih terperinci