PENGEMBANGAN SENYAWA TURUNAN BENZALASETON SEBAGAI SENYAWA TABIR SURYA DEVELOPMENT OF BENZALACETON DERIVATIVE AS SUNSCREEN AGENT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN SENYAWA TURUNAN BENZALASETON SEBAGAI SENYAWA TABIR SURYA DEVELOPMENT OF BENZALACETON DERIVATIVE AS SUNSCREEN AGENT"

Transkripsi

1 Pengembangan Senyawa Turunan Benzalaseton... (Susy Yunita Prabawati, dkk) 31 PENGEMBANGAN SENYAWA TURUNAN BENZALASETN SEBAGAI SENYAWA TABIR SURYA DEVELPMENT F BENZALACETN DERIVATIVE AS SUNSCREEN AGENT Susy Yunita Prabawati 1, A. Wijayanto 2, Aria Wirahadi 1 1 Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2 Laboratorium Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta Telp susyprabawati@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa turunan benzalaseton yaitu4-dimetilaminodibenzalaseton yang diharapkan dapat meningkatkan nilai gunanya yaitu sebagai senyawa tabir surya. Sintesis senyawa turunan benzalaseton ini dilakukan melalui reaksi kondensasi aldol dengan bahan dasar 4-dimetilaminobenzaldehida, benzaldehida, aseton dan NaH sebagai katalis pada berbagai variasi waktu reaksi yaitu 3, 4 dan 6 jam. Karakterisasi senyawa dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer FTIR dan 1 H-NMR. Produk diperoleh sebagai suatu padatan berwarna orange kekuningan dengan titik lebur antara C. Uji aktivitas sebagai senyawa tabir surya menunjukkan bahwa senyawa 4-dimetilamino-dibenzalaseton mempunyai panjang gelombang maksimum pada 340 nm sehingga aktif sebagai tabir surya pada sinar UV-A. Dari hasil analisis diperoleh nilai SPF pada konsentrasi 15 ppm sebesar 17,409 dengan tipe proteksi ultra. Kata kunci: benzalaseton, tabir surya, proteksi ultra ABSTRACT The goal of this research was to synthesize benzalaceton derivative i.e. 4-dimethyl-aminodibenzalaceton to increase the potency as sunscreen agent. The synthesis was carried out through aldol condensation reaction with 4- dimetilamino-benzaldehida as a starting material and NaH as catalyst at various reaction times i.e. 3, 4 and 6 hours. The characterizations of the product was observed by melting point, FTIR and 1 H NMR spectrometers. The product was obtained as a yellowish orange solid with a melting point between C. The activity assay as sunscreen agent showed that the 4 dimethylamino-dibenzalaseton have a maximum wavelength at 340 nm, so its can be active as a sunscreen in the UV - A rays. The SPF value at 15 ppm was with ultra protection type. Keywords: benzalaceton, sunscreen, ultra protection PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara beriklim tropis sehingga paparan sinar matahari tidak dapat dihindari sepanjang tahun. Radiasi sinar matahari dapat mempengaruhi kesehatan kulit karena sinar matahari yang memancar ke bumi merupakan sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kulit menjadi coklat (dampak dari UV-A), terbakarnya sel-sel kulit (dampak dari UV-B), bahkan menyebabkan kanker kulit (dampak dari UV-C) (Tanjung,1997). Dalam upaya untuk melindungi kulit dari pengaruh sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari, seringkali digunakan suatu senyawa tabir surya. Penggunaan tabir surya terus bertambah sejak dekade terakhir oleh karena kesadaran akan bahayanya sinar ultraviolet yang ditimbulkan.

2 32 Pharmaçiana, Vol. 4, No. 1, 2014 : Mekanisme perlindungan sinar ultraviolet dari suatu senyawa tabir surya berupa penyerapan energi sinar UV yang digunakan untuk eksitasi keadaan elektronik senyawa (Tahir, 2004). Menurut Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, efektifitas tabir surya suatu zat dibagi atas lima kelompok berdasarkan harga SPF(Sun Protecting Factor), yakni proteksi minimal (SPF 2-< 4), proteksi sedang (SPF 4-< 6), proteksi ekstra (SPF 6-<8), proteksi maksimum (8-<15) dan proteksi ultra ( 15) (James, 1981). Dewasa ini, senyawa tabir surya yang banyak digunakan adalah senyawa dari turunanalkil sinamat. Kemampuan dari senyawa ini dalam menyerap sinar UV dikarenakan adanya gugus fungsi benzena dan gugus fungsi karbonil yang dapat saling berkonjugasi. Hasil penelitian Handayani (2009) menunjukkan bahwa pada konsentrasi 15 ppm sinamat dapat memberikan proteksi maksimum dengan nilai SPF 10,97. Sementara itu turunan sinamat dapat memberikan nilai SPF ultra sebesar 20,89 pada konsentrasi 17 ppm. Senyawa benzalaseton mempunyai struktur yang mirip dengan alkil sinamat sebagaimana terlihat pada Gambar 1. Senyawa ini juga memiliki cincin benzena dan gugus karbonil yang dapat saling berkonjugasi. Hal ini memberikan peluang untuk mengembangkan senyawa-senyawa baru yang diharapkan juga dapat dimanfaatkan sebagai senyawa tabir surya. Gambar 1. C (a) (b) Struktur senyawa benzalaseton (a), dan turunan sinamat (b) Senyawa 4-dimetilamino benzalaseton merupakan turunan dari senyawa benzalaseton yang telah berhasil disintesis dan a dioptimasi dengan variasi kecepatan dan waktu reaksi dengan menggunakan katalisator natrium hidroksida (Sardjiman dkk, 2007). Dewanty (2011) juga telah berhasil mensintesis 4-hidroksidibenzalaseton dengan bahan dasar senyawa 4- hidroksibenzaldehida, benzaldehida dan aseton dengan perbandingan mol 1:1:1 dengan katalis NaH. Sintesis dilakukan selama 6 jam dan menghasilkan rendemen sebesar 0,145% dengan kemurnian sebesar 87,09%. Pada penelitian ini senyawa yang akan disintesis adalah senyawa dibenzalaseton yang mempunyai 2 (dua) buah gugus fungsi benzena yang terikat pada aseton. Struktur senyawa sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2. CH 3 H 3 C N Gambar 2. Struktur senyawa 4- dimetilaminodibenzalaseton Adanya 2 gugus fungsi aromatik memungkinkan terjadinya resonansi yang lebih banyak sehingga senyawa ini diharapkan akan memiliki aktivitas yang lebih baik sebagai senyawa tabir surya. METDE PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas, penyaring buchner, chamber, magnetic stirer, evaporator Buchi, spektrometer inframerah, spektrometer 1 H-NMR 300 MHz,dan spektrometer UV-Visibel. Bahan Bahan-bahan yang digunakan adalah benzaldehida, aseton, 4-dimetilaminobenzaldehida, NaH, etanol, metanol, kloroform. Semua bahan dengan kualitas analytical grade kecuali akuades. Jalannya Penelitian 1. Sintesis senyawa 4-dimetilaminodibenzalaseton Sebanyak 4,91 (0,03 mol) gram 4- dimetilaminobenzaldehida, 3,18 gram (0,03 mol)

3 Pengembangan Senyawa Turunan Benzalaseton... (Susy Yunita Prabawati, dkk) 33 benzaldehida dan 1,74 gram(0,03 mol) aseton dimasukan ke dalam gelas piala secara perlahan. Sintesis dilakukan didalam lemari asam selanjutnya ditambahkan larutan NaH 10% yang telah dilarutkan dengan etanol:akuades (1:1) tetes demi tetes dan didiamkan selama 1 jam dalam keadaan ditutup rapat dengan alumunium foil. Campuran kemudian diaduk dengan menggunakan magnetic stirer selama variasi waktu yaitu 3, 4 dan 6 jam dalam wadah yang berisi es. Endapan yang diperoleh dicuci dengan akuades, disaring, dan dikeringkan di bawah lampu pijar kemudian ditimbang berat hasil sintesisnya. Produk yang diperoleh diukur titik leburnya dan dikarakterisasi menggunakan spektrometer IR dan 1 H-NMR. 2. Uji potensi senyawa hasil sintesis sebagai senyawa tabir surya Uji potensi senyawa tabir surya dilakukan dengan membuat variasi konsentrasi 1, 2, 5, 10 dan 15 ppm. Langkah awal yang dilakukan adalah dibuat menjadi larutan baku sebesar 100 ppm dengan cara melarutkan 10 mg sampel dengan pelarut etanol pada labu takar 100 ml hingga volume 100 ml. Kemudian dilakukan pengenceran untuk mendapatkan larutan dengan variasi yang diinginkan. Pengukuran panjang gelombang maksimum dilakukan pada konsentrasi 1 ppm pada panjang gelombang nm dengan menggunakan spektrofotometer UV-Visdengan interval 5nm sampai dihasilkan nilai absorbansi 0,05. Rata-rata nilai serapan dari masing masing larutan merupakan harga log SPF yang selanjutnya dapat dikonversi menjadi harga SPF. HASIL DAN PEMBAHSAN 1. Hasil Sintesis Senyawa 4-Dimetilamino- Dibenzalaseton Sintesis senyawa 4-dimetilaminodibenzalaseton dilakukan dengan menggunakan katalis basa kuat yaitu NaH 10% dengan kondisi di bawah suhu kamar. Bahan dasar yang digunakan adalah senyawa 4-dimetilamino-benzaldehida, benzaldehida dan aseton dengan perbandingan mol 1:1:1. Saat proses reaksi, katalis NaH 10% ditambahkan secara tetes demi tetes ke dalam larutan. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat proses reaksi karena NaH selain berfungsi sebagai katalis juga sebagai basa yang merebut Hα dari aseton sehingga membentuk ion enolat. Warna pada awal reaksi hijau kemudian perlahan berubah menjadi kecoklatan setelah penambahan katalis. Larutan diaduk dengan magnetik stirer selama 3, 4 dan 6 jam di dalam wadah berisi es. Waktu yang dipilih merupakan range waktu yang disesuaikan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu berkisar antara 1 hingga 6 jam. Hasil sintesis dicuci dengan akuades yang bertujuan untuk menghilangkan basa dari NaH agar sisa-sisa bahan yang digunakan tidak beresonansi kembali sehingga membentuk senyawa lainnya. Uji kemurnian dilakukan dengan pengukuran titik leleh. Setelah proses reaksi selesai, pengadukan dihentikan dan larutan didiamkan selama 1 jam agar endapan terbentuk sempurna. Produk hasil sintesis ditunjukkan dalam Tabel I. Selanjutnya dilakukan karakterisasi dengan menggunakan spektrometer IR dan 1 H-NMR. Tabel I. Hasil sintesis senyawa 4-dimetilaminodibenzalaseton Waktu reaksi (jam) Warna Bentuk Fisik Rendemen (%) Titik Lebur ( o C) 3 orange padatan kristal 66,87 62,3 64,6 4 orange kekuningan padatan kristal 40,29 62,5 64,2 6 orange pekat padatan jeli 44,23 62,8 64,8 Produk hasil sintesis berbentuk padatan dengan warna orange, memiliki bau yang khas, dan mempunyai titik leleh antara o C. Proses reaksi telah berlangsung membentuk produk baru dengan terlihatnya perubahan fisik dari bentuk cair menjadi padatan. Sintesis senyawa 4-dimetilamino-dibenzalaseton ini terjadi melalui reaksi kondensasi aldol silang.

4 34 Pharmaçiana, Vol. 4, No. 1, 2014 : Kondensasi aldol silang terjadi karena senyawa aseton mempunyai atom hidrogen α (Hα) di kedua sisi karbonil. Dengan adanya basa kuat NaH maka akan membentuk ion enolat. Enolat inilah kemudian yang bereaksi dengan aldehida aromatik. Reaksi ini berjalan sangat cepat dan juga reversible. Reaksi kondensasi aldol juga biasanya diikuti dengan reaksi dehidrasi aldol(sitorus, 2010). Mekanisme reaksi pembentukan senyawa sebagaimana terlihat pada Gambar 3. H 2 H CH 3 N H 3 C CH 3 Gambar 3. Mekanisme reaksi pembentukan 4-dimetilamino-dibenzalaseton Ion enolat yang terbentuk dari reaksi antara aseton dengan NaH akan bertindak sebagai nukleofil yang menyerang atom C gugus karbonil dari dimetilamino-benzaldehida dan menghasilkan senyawa β-hidroksi keton. Senyawa β-hidroksi keton ini masih mempunyai atom Hα pada gugus metil (CH 3 ), sehingga dapat terjadi kembali pembentukan ion enolat pada keadaan basa. Ion enolat inilah yang akan berperan sebagai nukleofil dan akan bereaksi dengan benzaldehida untuk menghasilkan senyawa β-dihidroksi keton. Senyawa aldol (β-dihidroksiketon) hasil dari reaksi adisi lebih mudah terdehidrasi karena ikatan rangkap dalam produk terdehidrasi berkonjugasi dengan gugus karbonil. Konjugasi meningkatkan kestabilan produk dan oleh sebab itu senyawa karbonil α, β keton mudah diperoleh sebagai produk kondensasi aldol (Fessenden, 1982). Dengan demikian produk yang terbentuk adalah senyawa 4-dimetilaminodibenzalaseton. Identifikasi terhadap produk sintesis dilakukan dengan menggunakan spektrometer FTIR yang bertujuan untuk mengetahui gugus fungsi yang terdapat dalam senyawa target hasil sintesis. Spektrum FTIR dari senyawa target ditampilkan pada Gambar 4.

5 Pengembangan Senyawa Turunan Benzalaseton... (Susy Yunita Prabawati, dkk) 35 Gambar 4. Spektrum IR senyawa hasil sintesis Berdasarkan spektrum pada Gambar 4 terlihat adanya serapan tajam pada daerah 1666,50 cm -1 yang karakteristik untuk rentangan C= gugus karbonil. Serapan pada daerah 3055,24 cm -1 disebabkan adanya vibrasi rentangan C-H tak jenuh aromatik, sedangkan serapan rentangan cincin C=C aromatik muncul pada serapan di daerah 1597,06 cm -1 yang diperkuat munculnya serapan pada bilangan gelombang 725,23 cm -1 yang menunjukkan cincin aromatik tersubstitusi pada kedudukan para (Sastrohamidjojo, 2007). Serapan pada daerah sekitar 2908,65 cm - 1 dan 2816,07 cm -1 merupakan rentangan dari C-H (sp 3 ) alifatik. Sementara itu serapan C-N terlihat pada daerah 1311,59 cm -1 dan serapan bengkokan gugus metilen (-CH 2 -) muncul pada bilangan gelombang 1442,74 cm -1. Hal ini mempertegas bahwa jembatan metilen dari produk reaksi telah terbentuk. Serapan gugus fungsi metil ( CH 3 ) muncul pada bilangan gelombang 1365,60 cm -1. Spektrum IR dari senyawa hasil sintesis ini tidak menunjukkan adanya serapan N-H tetapi masih menunjukkan adanya serapan C-N. Identifikasi lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan spektrometer 1 H-NMR. Spektrum 1 H-NMR dari senyawa 4-dimetilaminodibenzalaseton sebagaimana terlihat pada Gambar 5. Pada Gambar 5 terlihat serapan pada daerah pergeseran kimia 9,718 ppm yang menunjukkan serapan proton Hb yaitu proton yang terikat pada C gugus alkena. Serapan doublet muncul pada pergeseran kimia 7,719 ppm menunjukkan proton-proton Hd pada cincin aromatik A yang mengikat substituen dimetil amino. Sedangkan untuk cincin aromatik B yang mengikat proton Ha muncul dengan serapan doublet pada pergeseran kimia 6,684 ppm. Serapan yang muncul pada pergeseran kimia 1,338 ppm menunjukkan proton-proton Hc yaitu proton yang terikat pada C nomor 1 setelah C karbonil. Pada pergeseran kimia 3,066 ppm terlihat pola dengan serapan singlet yang menunjukkan serapan proton dari gugus fungsi CH 3 (metil) yang terikat pada subsituen amino pada cincin benzena. Berdasarkan data-data fisik yang telah diperoleh dan dengan melihat hasil analisis spektrum FTIR, dan 1 H NMR maka dapat menguatkan bahwa produk reaksi adalah 4- dimetilamino-dibenzalaseton.

6 36 Pharmaçiana, Vol. 4, No. 1, 2014: Gambar 5 Spektrum 1 H-NMR senyawa hasil sintesis 2. Hasil Uji Potensi Senyawa Tabir Surya Uji aktivitas sebagai senyawa tabir surya dilakukan terhadap senyawa 4-dimetilaminodibenzalaseton pada waktu reaksi 4 jam. Hal ini dikarenakan produk hasil reaksi lebih murni karena range titik lebur produk tidak terlalu jauh berbeda. Dari hasil pengukuran panjang gelombang maksimum menggunakan spektrofotometer UV- Visdiperoleh nilai λ maks yaitu 340 nm. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa 4-dimetilaminodibenzalaseton aktif sebagai tabir surya yaitu terhadap sinar UV-A (James, 1981). Nilai absorbansi yang muncul pada λ maks berbanding lurus dengan nilai konsentrasi dari senyawa 4- dimetilamino-dibenzalaseton. Nilai absorbansi yang diperoleh kemudian digunakan untuk menghitung nilai SPF dan tersaji pada Tabel II. Berdasarkan hasil analisis uji potensi senyawa tabir surya didapatkan bahwa senyawa 4-dimetilaminodibenzalaseton memiliki aktivitas yang cukup baik. Hal ini terlihat dari data nilai SPF yang diperoleh yaitu pada konsentrasi 15 ppm, senyawa 4-dimetilaminodibenzalaseton memiliki nilai SPF yang cukup tinggi yaitu sebesar 17,409 dengan tingkat proteksi ultra. Tabel II. Nilai SPF dan tipe proteksi dari senyawa 4-dimetilaminodibenzalaseton Konsentrasi Nilai SPF Tipe proteksi (ppm) 1 1,34 minimum 2 1,53 minimum 5 2,95 minimum 10 6,88 ekstra 15 17,41 ultra Suatu senyawa dapat memberikan perlindungan yang baik dari paparan sinar surya apabila pada konsentrasi rendah dapat memberikan tingkat proteksi yang optimal. Hal ini dapat dilihat dari nilai SPF yang tinggi. Semakin besar konsentrasi akan semakin berbahaya pada kulit hingga dapat mengakibatkan iritasi dan pada kulit. Pada penelitian ini, uji aktivitas dilakukan pada range konsentrasi yang cukup kecil yaitu 1-15 ppm sehingga masih dalam batas yang relatif aman dan baik untuk digunakan pada kulit.

7 Pengembangan Senyawa Turunan Benzalaseton... (Susy Yunita Prabawati, dkk) 37 Apabila dibandingkan dengan hasil penelitian lain yang sejenis maka nilai SPF dari senyawa 4-dimetilaminodibenzalaseton memberikan hasil yang lebih baik. Senyawa parametoksi sinamat pada konsentrasi 15 ppm mempunyai nilai SPF 9,77 sehingga baru memberikan tingkat proteksi maksimum (Suyatno, 2012). Sementara itu hasil penelitian Handayani (2009), menyebutkan bahwa hasil uji aktivitas sebagai tabir surya terhadap turunan sinamat memberikan nilai SPF ultra sebesar 20,89 pada konsentrasi 17 ppm. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa senyawa 4- dimetilaminodibenzalaseton cukup potensial untuk digunakan sebagai senyawa tabir surya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa senyawa 4- dimetilaminodibenzalaseton berhasil disintesis dan diperoleh produk berupa padatan orange dengan titik leleh antara o C. Senyawa 4- dimetilamino-dibenzalaseton mempunyai λ maks pada 340 nm sehingga aktif sebagai tabir surya pada sinar UV-A. Nilai SPF yang diperoleh pada konsentrasi 15 ppm yaitu sebesar 17,409 dengan tipe proteksi ultra. UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah mendanai penelitian ini melalui Hibah Penelitian Kompetitif Dana BPTN Tahun James, CN and Midleton, J.G Determination of Sun Protection Factor in the Heirless Mouse.Intern. J Cosm Sci Sardjiman dkk ptimasi sintesis 4- dimetilamino benzalaseton dengan variasi kecepatan dan waktu reaksi menggunakan katalisator natrium hidroksida. Majalah Farmasi Indonesia. Yogyakarta. Sastrohamidjojo, H Spektroskopi, Yogyakarta: Penerbit Liberty. Sitorus, Marham Kimia rganik Umum. Graha ilmu. Yogyakarta. Suyatno, Handayati, N., Syarif H., Rinaningsih dan Wakidah, N.H Uji in Vitro Aktivitas Tabir Surya Turunan Sinamat Hasil Isolasi dari Rimpang Kencur (Kaemferia galanga L.). Universitas Negeri Surabaya. Surabaya. Tahir, I dan Wijaya, K Analisis in Silica Senyawa Senyawa Tabir Surya Alkil Sinamat Berdasarkan Metode Perhitungan Elektronik dengan metode Zindo. Majalah Farmasi Indonesia Tanjung, M Isolasi dan Rekayasa Senyawa Turunan Sinamat dari (Kaemferia Galanga L.) Sebagai Tabir Surya. Laporan penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Airlangga. Surabaya. DAFTAR PUSTAKA Dewanty, Tyas Sintesis dan karakterisasi Senyawa 4-hidroksidibenzalaseton dengan menggunakan reaksi kondensasi aldol silang. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. Fessenden dan Fessenden Kimia organik jilid 2. Edisi ke-3. Eirlangga. Jakarta. Handayani, S Sintesis Senyawa dibenzalaseton. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. hidup semua makhluk hidup, ternyata juga memberikan efek yang merugikan,

BAB I PENDAHULUAN. hidup semua makhluk hidup, ternyata juga memberikan efek yang merugikan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sinar matahari selain merupakan sumber energi bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup, ternyata juga memberikan efek yang merugikan, antara lain menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara menghindari paparan berlebihan sinar, yaitu tidak berada di luar rumah pada

BAB I PENDAHULUAN. cara menghindari paparan berlebihan sinar, yaitu tidak berada di luar rumah pada 17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang terletak di daerah tropis dengan paparan sinar matahari sepanjang musim. Sebagian penduduknya bekerja di luar ruangan sehingga mendapat

Lebih terperinci

SINTESIS SENYAWA 4-DIMETILAMINODIBENZALASETON DENGAN REAKSI KONDENSASI ALDOL SILANG SERTA UJI POTENSI SEBAGAI SENYAWA TABIR SURYA

SINTESIS SENYAWA 4-DIMETILAMINODIBENZALASETON DENGAN REAKSI KONDENSASI ALDOL SILANG SERTA UJI POTENSI SEBAGAI SENYAWA TABIR SURYA SINTESIS SENYAWA 4-DIMETILAMINODIBENZALASETON DENGAN REAKSI KONDENSASI ALDOL SILANG SERTA UJI POTENSI SEBAGAI SENYAWA TABIR SURYA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Kimia

Lebih terperinci

SINTESIS SENYAWA 4-(3-HIDROKSIFENIL)-3-BUTEN-2-ON DAN UJI POTENSINYA SEBAGAI TABIR SURYA

SINTESIS SENYAWA 4-(3-HIDROKSIFENIL)-3-BUTEN-2-ON DAN UJI POTENSINYA SEBAGAI TABIR SURYA SINTESIS SENYAWA 4-(3-HIDROKSIFENIL)-3-BUTEN-2-ON DAN UJI POTENSINYA SEBAGAI TABIR SURYA SYNTHESIS OF 4-(3-HYDROXYPHENYL)BUT-3-EN-2-ONE COMPOUND AND ITS POTENCY TEST AS SUNSCREEN Yuli Ivanto Saputro, Sri

Lebih terperinci

2018 UNIVERSITAS HASANUDDIN

2018 UNIVERSITAS HASANUDDIN Konversi Etil p-metoksisinamat Isolat dari Kencur Kaempferia galanga L. Menjadi Asam p-metoksisinamat Menggunakan Katalis Basa NaH Murtina*, Firdaus, dan Nunuk Hariani Soekamto Departemen Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Meneguhkan Peran Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dalam Memuliakan Martabat Manusia

Prosiding Seminar Nasional Meneguhkan Peran Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dalam Memuliakan Martabat Manusia OPTIMASI WAKTU REAKSI PADA SINTESIS SENYAWA BENZILIDENSIKLOHEKSANON DENGAN MENGGUNAKAN KATALISATOR NATRIUM HIDROKSIDA Erika Rahmawati, Sri Handayani, C. Budimarwanti dan Winarto Haryadi Universitas Negeri

Lebih terperinci

OPTIMASI WAKTU REAKSI SINTESIS SENYAWA BENZILIDENSIKLOHEKSANON MENGGUNAKAN KATALISATOR NATRIUM HIDROKSIDA

OPTIMASI WAKTU REAKSI SINTESIS SENYAWA BENZILIDENSIKLOHEKSANON MENGGUNAKAN KATALISATOR NATRIUM HIDROKSIDA OPTIMASI WAKTU REAKSI SINTESIS SENYAWA BENZILIDENSIKLOHEKSANON MENGGUNAKAN KATALISATOR NATRIUM HIDROKSIDA OPTIMIZATION FOR REACTION TIME OF BENZYLIDENECYCLOHEXANONE S COMPOUND SYNTHESIS USING SODIUM HYDROXIDE

Lebih terperinci

Optimasi sintesis 4-dimetilamino benzalaseton dengan variasi kecepatan dan waktu reaksi menggunakan katalisator natrium hidroksida

Optimasi sintesis 4-dimetilamino benzalaseton dengan variasi kecepatan dan waktu reaksi menggunakan katalisator natrium hidroksida Majalah Sardjiman Farmasi Indonesia, 18(4), 176 182, 2007 Optimasi sintesis 4-dimetilamino benzalaseton dengan variasi kecepatan dan waktu reaksi menggunakan katalisator natrium hidroksida Optimization

Lebih terperinci

SINTESIS TURUNAN KALKON DARI MIRISTISIN MINYAK PALA

SINTESIS TURUNAN KALKON DARI MIRISTISIN MINYAK PALA SINTESIS TURUNAN KALKON DARI MIRISTISIN MINYAK PALA Hery Muhamad Ansory *, Anita Nilawati Jurusan Analisis Farmasi dan Makanan, Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Surakarta Jl. Let. Jend. Sutoyo,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aseton merupakan keton yang paling sederhana, digunakan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aseton merupakan keton yang paling sederhana, digunakan sebagai 23 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Aseton Aseton merupakan keton yang paling sederhana, digunakan sebagai pelarut polar dalam kebanyakan reaksi organik. Aseton dikenal juga sebagai dimetil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Struktur khalkon dan asam sinamat

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Struktur khalkon dan asam sinamat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Khalkon merupakan suatu senyawa organik golongan flavonoid yang dapat dengan mudah ditemukan di alam khususnya pada tumbuh-tumbuhan. Senyawa golongan flavonoid termasuk

Lebih terperinci

SINTESIS (E)-3-(4-HIDROKSIFENIL)-1-(NAFTALEN-1-IL)PROP-2-EN-1-ON DARI ASETILNAFTALEN DAN 4-HIDROKSIBENZALDEHID. R. E. Putri 1, A.

SINTESIS (E)-3-(4-HIDROKSIFENIL)-1-(NAFTALEN-1-IL)PROP-2-EN-1-ON DARI ASETILNAFTALEN DAN 4-HIDROKSIBENZALDEHID. R. E. Putri 1, A. SINTESIS (E)-3-(4-HIDROKSIFENIL)-1-(NAFTALEN-1-IL)PROP-2-EN-1-ON DARI ASETILNAFTALEN DAN 4-HIDROKSIBENZALDEHID R. E. Putri 1, A. Zamri 2, Jasril 2 1 Mahasiswa Program S1 Kimia FMIPA-UR 2 Bidang Kimia Organik

Lebih terperinci

PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO

PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO Septi Nur Diana 10510036 K-02 Kelompok J septinurdiana92@yahoo.com Abstrak Pada percobaan ini telah dilakukan sintesis senyawa organik dengan

Lebih terperinci

Andi Suryana, Ngadiwiyana, Ismiyarta Kimia Organik, Jurusan Kimia Universitas Diponegoro, Semarang. Abstrak

Andi Suryana, Ngadiwiyana, Ismiyarta Kimia Organik, Jurusan Kimia Universitas Diponegoro, Semarang. Abstrak Sintesis Metil Sinamat dari Sinamaldehida dan Uji Aktivitas Sebagai Bahan Aktif Tabir Surya ( Synthesis Methyl innamic of innamic Aldehyde and To Determine The Activity of Sunscreen Agent) Andi Suryana,

Lebih terperinci

Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin

Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin Laporan Praktikum Senyawa Organik Polifungsi KI2251 1 Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin Antika Anggraeni Kelas 01; Subkelas I; Kelompok C; Nurrahmi Handayani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aseton merupakan keton yang paling sederhana, digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aseton merupakan keton yang paling sederhana, digunakan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Aseton Aseton merupakan keton yang paling sederhana, digunakan sebagai pelarut polar dalam kebanyakan reaksi organik. Aseton dikenal juga sebagai dimetil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebar luas di alam. Sekitar 5-10% metabolit sekunder tumbuhan adalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebar luas di alam. Sekitar 5-10% metabolit sekunder tumbuhan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Flavonoid merupakan metabolit sekunder yang paling beragam dan tersebar luas di alam. Sekitar 5-10% metabolit sekunder tumbuhan adalah flavonoid, dengan struktur kimia

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia Analitik dan laboratorium penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, mulai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCBAAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk membuat, mengisolasi dan mengkarakterisasi derivat akrilamida. Penelitian diawali dengan mereaksikan akrilamida dengan anilin sulfat.

Lebih terperinci

PATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 2013

PATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 2013 1 PATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P00147 Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 13 2, bis(4 HIDROKSI KLORO 3 METOKSI BENZILIDIN)SIKLOPENTANON DAN 2, bis(4 HIDROKSI 3 KLOROBENZILIDIN)SIKLOPENTANON

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA Unila, dan

Lebih terperinci

Efektivitas Katalis Asam Basa Pada Sintesis 2-hidroksikalkon, Senyawa yang Berpotensi Sebagai Zat Warna

Efektivitas Katalis Asam Basa Pada Sintesis 2-hidroksikalkon, Senyawa yang Berpotensi Sebagai Zat Warna Profesionalisme Peneliti dan Pendidik dalam Riset dan Pembelajaran yang Berkualitas dan Berkarakter Yogyakarta, 30 ktober 2010 prosiding seminar nasional Kimia dan Pendidikan Kimia 2010 ISBN: 978-979-98117-7-6

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Struktur khalkon

Gambar 1.1 Struktur khalkon BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Senyawa khalkon (C 15 H 12 O) atau benziliena asetofenon atau E-1,3- difenilprop-2-en-1-on, merupakan senyawa golongan flavonoid yang ditemukan dalam tanaman

Lebih terperinci

SINTESIS SENYAWA 4-(4-HIDROKSI-3-METOKSIFENIL)-3-BUTEN-2- ON DENGAN KATALIS BASA SERTA UJI POTENSINYA SEBAGAI TABIR SURYA

SINTESIS SENYAWA 4-(4-HIDROKSI-3-METOKSIFENIL)-3-BUTEN-2- ON DENGAN KATALIS BASA SERTA UJI POTENSINYA SEBAGAI TABIR SURYA 1 SINTESIS SENYAWA 4-(4-HIDROKSI-3-METOKSIFENIL)-3-BUTEN-2- ON DENGAN KATALIS BASA SERTA UJI POTENSINYA SEBAGAI TABIR SURYA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

4 Pembahasan. 4.1 Sintesis Resasetofenon

4 Pembahasan. 4.1 Sintesis Resasetofenon 4 Pembahasan 4.1 Sintesis Resasetofenon O HO H 3 C HO ZnCl 2 CH 3 O Gambar 4. 1 Sintesis resasetofenon Pada sintesis resasetofenon dilakukan pengeringan katalis ZnCl 2 terlebih dahulu. Katalis ZnCl 2 merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat-alat 1. Alat Destilasi 2. Batang Pengaduk 3. Beaker Glass Pyrex 4. Botol Vial 5. Chamber 6. Corong Kaca 7. Corong Pisah 500 ml Pyrex 8. Ekstraktor 5000 ml Schoot/ Duran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Determinasi Tumbuhan Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung untuk mengetahui dan memastikan famili dan spesies tumbuhan

Lebih terperinci

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris BAB IV ASIL DAN PEMBAASAN 4.1. Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris Serbuk daun (10 g) diekstraksi dengan amonia pekat selama 2 jam pada suhu kamar kemudian dipartisi dengan diklorometan.

Lebih terperinci

SINTESIS SENYAWA METOKSIFLAVON MELALUI SIKLISASI OKSIDATIF HIDROKSIMETOKSIKALKON

SINTESIS SENYAWA METOKSIFLAVON MELALUI SIKLISASI OKSIDATIF HIDROKSIMETOKSIKALKON SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Meneguhkan Peran Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dalam Memuliakan Martabat Manusia

Prosiding Seminar Nasional Meneguhkan Peran Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dalam Memuliakan Martabat Manusia OPTIMASI SINTESIS SENYAWA BENZILIDENSIKLOHEKSANON MELALUI VARIASI KONSENTRASI NATRIUM HIDROKSIDA Winarni, Sri Handayani, C. Budimarwanti dan Winarto Haryadi Universitas Negeri Yogyakarta, wind03113@gmail.com,

Lebih terperinci

PEMANJANGAN SISTEM TERKONJUGASI SINAMALDEHID DAN UJI AKTIVITAS SEBAGAI BAHAN AKTIF TABIR SURYA

PEMANJANGAN SISTEM TERKONJUGASI SINAMALDEHID DAN UJI AKTIVITAS SEBAGAI BAHAN AKTIF TABIR SURYA PEMANJANGAN SISTEM TERKNJUGASI SINAMALDEID DAN UJI AKTIVITAS SEBAGAI BAAN AKTIF TABIR SURYA Ngadiwiyana, Ismiyarto, Khairul Anam Laboratorium Kimia rganik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolasi Senyawa Fenolik Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar tumbuhan kenangkan yang diperoleh dari Desa Keputran Sukoharjo Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari sampai Juni 2014. Lokasi penelitian dilakukan di berbagai tempat, antara lain: a. Determinasi sampel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1. Uji fitokimia daun tumbulian Tabernaenwntana sphaerocarpa Bl Berdasarkan hasil uji fitokimia, tumbuhan Tabemaemontana sphaerocarpa Bl mengandung senyawa dari

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3 SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3 1 Universitas Diponegoro/Kimia, Semarang (diannurvika_kimia08@yahoo.co.id) 2 Universitas

Lebih terperinci

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52 I. Pustaka 1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52 2. Ralph J. Fessenden, Joan S Fessenden. Kimia Organic, Edisi 3.p.42 II.

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Mensintesis Senyawa rganotimah Sebanyak 50 mmol atau 2 ekivalen senyawa maltol, C 6 H 6 3 (Mr=126) ditambahkan dalam 50 mmol atau 2 ekivalen larutan natrium hidroksida,

Lebih terperinci

SINTESIS SENYAWA METIL β-(p-hidroksifenil)akrilat DARI ASAM β- (p-hidroksifenil)akrilat DAN METANOL MENGGUNAKAN METODE DEAN STARK TRAP

SINTESIS SENYAWA METIL β-(p-hidroksifenil)akrilat DARI ASAM β- (p-hidroksifenil)akrilat DAN METANOL MENGGUNAKAN METODE DEAN STARK TRAP SINTESIS SENYAWA METIL β-(p-hidroksifenil)akrilat DARI ASAM β- (p-hidroksifenil)akrilat DAN METANOL MENGGUNAKAN METODE DEAN STARK TRAP Herlina Rasyid 1, Firdaus, Nunuk Hariani S. Jurusan Kmia, Fakultas

Lebih terperinci

Sintesis 2,5-dibenzilidinsiklopentanon dari benzaldehid dan siklopentanon dengan variasi pelarut

Sintesis 2,5-dibenzilidinsiklopentanon dari benzaldehid dan siklopentanon dengan variasi pelarut Majalah Pudjono Farmasi Indonesia, 17(1), 45 49, 2006 Sintesis 2,5-dibenzilidinsiklopentanon dari benzaldehid dan siklopentanon dengan variasi pelarut Synthesis of 2,5-dibenzilidin cyclopentanone from

Lebih terperinci

Penentuan struktur senyawa organik

Penentuan struktur senyawa organik Penentuan struktur senyawa organik Tujuan Umum: memahami metoda penentuan struktur senyawa organik moderen, yaitu dengan metoda spektroskopi Tujuan Umum: mampu membaca dan menginterpretasikan data spektrum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari

BAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matahari sebagai sumber cahaya alami memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan, tetapi selain mempunyai manfaat sinar matahari juga dapat

Lebih terperinci

... t"f~,t.'" -rf PERBANDINGAN BASIL SINTETIS KNOEVENACEL DENGAN KATALIS PIRIDINA. ly..i."'~oo~ \ ~\t.y1js't'" ~~!I\,r'

... tf~,t.' -rf PERBANDINGAN BASIL SINTETIS KNOEVENACEL DENGAN KATALIS PIRIDINA. ly..i.'~oo~ \ ~\t.y1js't' ~~!I\,r' /'/ i" FZI1) l,(/."; -rf KKI3 /Ck::.. 4\KRIPSI I) MVMUN MAEMVNAH PERBANDINGAN BASIL SINTETIS ASAMp-METOKSI SINAMAT MELALlfl REAKSI KNOEVENACEL DENGAN KATALIS PIRIDINA DAN KATALIS PIRIDINA..PIPERIDINA...

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Artonin E (36)

BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Artonin E (36) BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Artonin E (36) Artonin E (36) diperoleh berupa padatan yang berwarna kuning dengan titik leleh 242-245 o C. Artonin E (36) merupakan komponen utama senyawa metabolit sekunder yang

Lebih terperinci

4 PEMBAHASAN. (-)-epikatekin (5, 7, 3, 4 -tetrahidroksiflavan-3-ol) (73). Penentuan struktur senyawa tersebut

4 PEMBAHASAN. (-)-epikatekin (5, 7, 3, 4 -tetrahidroksiflavan-3-ol) (73). Penentuan struktur senyawa tersebut 4 PEMBAHASAN Penelitian yang telah dilakukan terhadap fraksi non-alkaloid kulit batang Litsea javanica, berhasil mengisolasi 4 senyawa, satu diantaranya adalah senyawa murni yaitu (-)-epikatekin (5, 7,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian ini menjelaskan proses degradasi fotokatalis

Lebih terperinci

4 Pembahasan Artokarpin (35)

4 Pembahasan Artokarpin (35) 4 Pembahasan Pada penelitian yang dilakukan terhadap kayu akar tumbuhan Kelewih (A. communis) telah berhasil diisolasi dua senyawa turunan flavonoid, yaitu artokarpin (35), dan kudraflavon C (77). Kedua

Lebih terperinci

Optimalisasi Proses Isolasi Etil Parametoksisinamat (EPMS) Dari Rimpang Kencur dengan Variasi Proses dan Konsentrasi Pelarut

Optimalisasi Proses Isolasi Etil Parametoksisinamat (EPMS) Dari Rimpang Kencur dengan Variasi Proses dan Konsentrasi Pelarut Optimalisasi Proses Isolasi Etil Parametoksisinamat (EPMS) Dari Rimpang Kencur dengan Variasi Proses dan Konsentrasi Pelarut Mohammad Istnaeny Hudha, Elvianto Dwi Daryono, Muyassaroh Jurusan Teknik Kimia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar

Lebih terperinci

Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain

Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain Safira Medina 10512057; K-01; Kelompok IV shasamedina@gmail.com Abstrak Sintesis ester etil p-aminobenzoat atau benzokain telah dilakukan melalui

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik Paraf Asisten Judul JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik Tujuan Percobaan : 1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik

Lebih terperinci

Makalah Pendamping: Kimia Paralel E PENGARUH PELARUT POLAR APROTIK PADA SINTESIS TETRAHIDROPENTAGAMAVUNON-0 (THPGV-0)

Makalah Pendamping: Kimia Paralel E PENGARUH PELARUT POLAR APROTIK PADA SINTESIS TETRAHIDROPENTAGAMAVUNON-0 (THPGV-0) 282 PENGARUH PELARUT POLAR APROTIK PADA SINTESIS TETRAHIDROPENTAGAMAVUNON-0 (THPGV-0) Ritmaleni, Yekti Agustina* Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Sekip Utara, Jogjakarta 55281 Email: ritmaleni@ymail.com

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong

Lebih terperinci

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat NP 5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat NH 4 HC 3 + + 2 C 2 C 2 C 2 H CH 3 H 3 C N CH 3 H + 4 H 2 + C N 3 C 7 H 6 C 6 H 10 3 C 19 H 23 4 N C 2 (79.1) (106.1) (130.1)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reaksi oksidasi merupakan reaksi yang memiliki peranan penting dalam metabolisme tubuh manusia. Reaksi oksidasi ini disebabkan oleh senyawa reactive oxygen species

Lebih terperinci

Sintesis Senyawa Metil β-(p-hidroksifenil)akrilat dari Asam β-(p- Hidroksifenil)akrilat dan Metanol Menggunakan Metode Dean Stark Trap

Sintesis Senyawa Metil β-(p-hidroksifenil)akrilat dari Asam β-(p- Hidroksifenil)akrilat dan Metanol Menggunakan Metode Dean Stark Trap Sintesis Senyawa Metil β-(p-hidroksifenil)akrilat dari Asam β-(p- Hidroksifenil)akrilat dan Metanol Menggunakan Metode Dean Stark Trap Herlina Rasyid, Firdaus, dan Nunuk Hariani S. Jurusan Kmia, Fakultas

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas Lampung. Analisis XRD di Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif

Lebih terperinci

BAB III. eksperimental komputasi. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang

BAB III. eksperimental komputasi. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian yang termasuk gabungan dari penelitian jenis eksperimental laboratorik dan eksperimental

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di 30 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 - Januari 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS DISUSUN OLEH : NAMA : FEBRINA SULISTYORINI NIM : 09/281447/PA/12402 KELOMPOK : 3 (TIGA) JURUSAN : KIMIA FAKULTAS/PRODI

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh :

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh : LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Disusun Oleh : Nama : Veryna Septiany NPM : E1G014054 Kelompok : 3 Hari, Jam : Kamis, 14.00 15.40 WIB Ko-Ass : Jhon Fernanta Sipayung Lestari Nike Situngkir Tanggal Praktikum

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Penelitian yang dilakukan terhadap kayu akar dari Artocarpus elasticus telah berhasil mengisolasi dua senyawa flavon terprenilasi yaitu artokarpin (8) dan sikloartokarpin (13). Penentuan

Lebih terperinci

KAJIAN AKTIVITAS BENTONIT SEBAGAI

KAJIAN AKTIVITAS BENTONIT SEBAGAI KAJIAN AKTIVITAS BENTONIT SEBAGAI MATRIKS DALAM SEDIAAN FARMASI TABIR SURYA TURUNAN SINAMAT Heti Fidiyawati dan Titik Taufikurohmah Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK Telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Matahari melalui radiasi yang dipancarkan merupakan sumber energi utama bagi sebagian besar organisme di permukaan bumi baik langsung maupun tidak langsung. Radiasi

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren (PS) Pada proses sintesis ini, benzoil peroksida berperan sebagai suatu inisiator pada proses polimerisasi, sedangkan stiren berperan sebagai monomer yang

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Ligan H AdBP dan H SbBP Pada penelitian ini dilakukan sintesis senyawa H AdBP dan H SbBP berdasarkan metode Jensen yang telah dimodifikasi. CH 3 1 H H H 3 CH 3 -H H

Lebih terperinci

PENGARUH NATRIUM HIDROKSIDA PADA SINTESIS 2,6-BIS-(4'-METOKSIBENZILIDIN)SIKLOHEKSANON MELALUI REAKSI CLAISEN-SCHMIDT

PENGARUH NATRIUM HIDROKSIDA PADA SINTESIS 2,6-BIS-(4'-METOKSIBENZILIDIN)SIKLOHEKSANON MELALUI REAKSI CLAISEN-SCHMIDT PENGARUH NATRIUM HIDROKSIDA PADA SINTESIS 2,6-BIS-(4'-METOKSIBENZILIDIN)SIKLOHEKSANON MELALUI REAKSI CLAISEN-SCHMIDT Oleh : Bofa Widya Octovianto NIM 11307144021 Pembimbing : Dr. Sri Handayani ABSTRAK

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Uji pendahuluan Uji pendahuluan terhadap daun Artocarpus champeden secara kualitatif dilakukan dengan teknik kromatografi lapis tipis dengan menggunakan beberapa variasi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN III SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN III SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN III SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON OLEH NAMA : HABRIN KIFLI HS. STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK ASISTEN : VI (ENAM) : HERIKISWANTO LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT Desi Eka Martuti, Suci Amalsari, Siti Nurul Handini., Nurul Aini Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal

Lebih terperinci

5009 Sintesis tembaga ftalosianin

5009 Sintesis tembaga ftalosianin P 59 Sintesis tembaga ftalosianin (H H ) 6 Mo 7 2 2. H2 + 8 + CuCl H 2-8 H 3-8 C 2 - H 2 - HCl Cu C 8 H 3 CH 2 CuCl H 2 Mo 7 6 2. H 2 C 32 H 16 8 Cu (18.1) (6.1) (99.) (1235.9) (576.1) Literatur Classic

Lebih terperinci

PEMANJANGAN SISTEM TERKONJUGASI SINAMALDEHID DAN UJI AKTIVITAS SEBAGAI BAHAN AKTIF TABIR SURYA

PEMANJANGAN SISTEM TERKONJUGASI SINAMALDEHID DAN UJI AKTIVITAS SEBAGAI BAHAN AKTIF TABIR SURYA Ngadiwiyana: PEMANJANGAN SISTEM TERKNJUGASI SINAMALDEID PEMANJANGAN SISTEM TERKNJUGASI SINAMALDEID DAN UJI AKTIVITAS SEBAGAI BAAN AKTIF TABIR SURYA Ngadiwiyana, Ismiyarto, Khairul Anam Laboratorium Kimia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Sampel Sampel daging buah sirsak (Anonna Muricata Linn) yang diambil didesa Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, terlebih

Lebih terperinci

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LAMPIRAN

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Contoh Perhitungan A. Penimbangan Bahan 1. Asetofenon 5 mmol ( BM = 120,15 ; BJ = 1,028 g/cm 3 ) 0,005 mol = g = 0,60 gram Volume = = 0,58 ml 0,6 ml 2. Benzaldehida 6 mmol ( BM = 106,12;

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi 2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan

Lebih terperinci

4013 Sintesis benzalasetofenon dari benzaldehida dan asetofenon

4013 Sintesis benzalasetofenon dari benzaldehida dan asetofenon 4013 Sintesis benzalasetofenon dari benzaldehida dan asetofenon KSF/ + + H 2 C 8 H 8 C 7 H 6 C 15 H 12 (120.2) (106.1) (208.3) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Reaksi pada gugus karbonil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya adalah gelas kimia 100 ml (Pyrex), corong Buchner (Berlin), Erlenmeyer

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorim Fisika Material Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, Laboratorium Metalurgi ITS Surabaya

Lebih terperinci

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS)

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS) KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS) 1.PENDAHULUAN 2.KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI 3.SPEKTROSKOPI UV-VIS 4.SPEKTROSKOPI IR 5.SPEKTROSKOPI 1 H-NMR 6.SPEKTROSKOPI 13 C-NMR 7.SPEKTROSKOPI MS 8.ELUSIDASI STRUKTUR Teknik

Lebih terperinci

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DEWI ASRI SETYANINGRUM

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DEWI ASRI SETYANINGRUM DEWI ASRI SETYANINGRUM PERBANDINGAN BASIL REAKSI KNOEVENAGEL PADA SINTESIS ASAM SINAMA T DAN ASAM-3,4-METILENDIOKSI SINAMA T FAKUL T AS F ARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA BAGIAN KIMIA FARMASI SURABAYA 2003

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah dilakukan. Sub bab pertama diuraikan mengenai waktu dan lokasi penelitian, desain penelitian, alat dan bahan

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein 57 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein CH H H + 2 + 2 H 2 H C 8 H 4 3 C 6 H 6 2 C 2 H 12 5 (148.1) (11.1) (332.3) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Reaksi pada gugus

Lebih terperinci

4 Hasil dan pembahasan

4 Hasil dan pembahasan 4 Hasil dan pembahasan 4.1 Sintesis dan Pemurnian Polistiren Pada percobaan ini, polistiren dihasilkan dari polimerisasi adisi melalui reaksi radikal dengan inisiator benzoil peroksida (BPO). Sintesis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat

Lebih terperinci

SINTESIS SENYAWA orto-fenilazo-2-naftol SEBAGAI INDIKATOR DALAM TITRASI. I W. Suirta. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran ABSTRAK

SINTESIS SENYAWA orto-fenilazo-2-naftol SEBAGAI INDIKATOR DALAM TITRASI. I W. Suirta. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran ABSTRAK ISSN 1907-9850 SINTESIS SENYAWA orto-fenilazo-2-naftol SEBAGAI INDIKATOR DALAM TITRASI I W. Suirta Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang sintesis

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor) 23 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Penyiapan Sampel Kualitas minyak kastor yang digunakan sangat mempengaruhi pelaksanaan reaksi transesterifikasi. Parameter kualitas minyak kastor yang dapat menjadi

Lebih terperinci

MEMPELAJARI SINTESIS 4-(HIDROKSI FENIL)-3-BUTEN-2-ON

MEMPELAJARI SINTESIS 4-(HIDROKSI FENIL)-3-BUTEN-2-ON 93 MEMPELAJARI SINTESIS 4-(IDRKSI FENIL)-3-BUTEN-2-N Deni Pranowo, M. Yusuf Affandi, Wahyu andraningrum, M. Muchalal Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014, III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Tahap Sintesis Biodiesel Pada tahap sintesis biodiesel, telah dibuat biodiesel dari minyak sawit, melalui reaksi transesterifikasi. Jenis alkohol yang digunakan adalah metanol,

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA) PENULIS : 1. Nur Chamimmah Lailis I,S.Si 2. Dr. rer. nat. Irmina Kris Murwani ALAMAT : JURUSAN KIMIA ITS SURABAYA JUDUL : SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap diazinon, terlebih dahulu disintesis adsorben kitosan-bentonit mengikuti prosedur yang telah teruji (Dimas,

Lebih terperinci

I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI

I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI Pendahuluan Spektroskopi adalah studi mengenai antaraksi cahaya dengan atom dan molekul. Radiasi cahaya atau elektromagnet dapat dianggap menyerupai gelombang. Beberapa sifat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Produksi Furfural Bonggol jagung (corn cobs) yang digunakan dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur 4-5 hari untuk menurunkan kandungan airnya, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini melibatkan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan sampel, tahap

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembuatan Asap Cair Asap cair dari kecubung dibuat dengan teknik pirolisis, yaitu dekomposisi secara kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan

Lebih terperinci

SINTESIS 2,6-BIS(2 -HIDROKSIBENZILIDIN)SIKLOHEKSANON DARI HIDROKSIBENZALDEHID DAN SIKLOHEKSANON DENGAN KATALIS NATRIUM HIDROKSIDA

SINTESIS 2,6-BIS(2 -HIDROKSIBENZILIDIN)SIKLOHEKSANON DARI HIDROKSIBENZALDEHID DAN SIKLOHEKSANON DENGAN KATALIS NATRIUM HIDROKSIDA SINTESIS 2,6-BIS(2 -HIDROKSIBENZILIDIN)SIKLOHEKSANON DARI HIDROKSIBENZALDEHID DAN SIKLOHEKSANON DENGAN KATALIS NATRIUM HIDROKSIDA Adam M. Ramadhan 1, Dwi Utami 2, Sardjiman 3 1 Laboratorium Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Pemisahan dengan VLC Hasil pemisahaan dengan VLC menggimakan eluen heksan 100% sampai diklorometan : metanol (50 : 50) didiperoleh 11 fraksi. Pengujian KLT

Lebih terperinci