IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Usaha Jaya Printing Garment bergerak di bidang industri pakaian jadi yang dirintis sejak tahun Dalam menjalankan usahanya pemilik dibantu oleh istrinya. Usaha berbentuk perusahaan perseorangan dengan sistem manajemen yang sederhana dimana seluruh tanggung jawab dan pengendalian usaha ditangani langsung oleh pemilik beserta istrinya. Sampai saat ini usaha berkembang dengan baik dan telah mampu bertahan ditengah persaingan usaha yang cukup ketat serta kondisi perekonomian global yang memburuk di tahun 2008 dan 2009 dimana banyak perusahaan sejenis yang gulung tikar. Perusahaan ini adalah salah satu yang bertahan. Jenis produk yang dihasilkan antara lain baju tidur dewasa dan anak-anak, kaos oblong, dan lain-lain. Produk yang dihasilkan ditujukan untuk pasar menengah ke bawah dan dijual secara grosir ke pelanggan melalui agen. Sejak pertengahan tahun 2010, perusahaan telah melakukan ekspansi usaha di bidang perdagangan pakaian yang diimpor dari China dengan nama Toko Indanno yang berlokasi di Pasar Metro Tanah Abang. Usaha tersebut telah berjalan sejak pertengahan tahun 2010 dan sampai saat ini menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Ekspansi usaha dilatar belakangi adanya CAFTA yang membuat pasar di Indonesia dipenuhi oleh produk-produk dari China. Hal ini menyebabkan sebagian masyarakat beralih menggunakan produk dari China yang relatif murah, berkualitas cukup baik dan model yang lebih beragam, segmen pasar inilah yang ingin dibidik oleh Jaya Printing Garment. Sejak pertama kali dikembangkan usaha berjalan dengan cukup baik, namun pemilik mempunyai permasalahan dalam hal memperoleh persediaan karena saat ini pembelian dilakukan langsung di China dengan sistem pembayaran tunai di awal. Hal ini menyebabkan persediaan yang ada jumlahnya sangat sedikit mengingat adanya keterbatasan modal.

2 26 Permohonan modal kerja ini akan dipergunakan untuk mengembangkan usaha perdagangan pakaian impor yaitu untuk menambah jumlah persediaan produk China sehingga dapat memenuhi permintaan pasar. Lokasi usaha saat ini berada di beberapa tempat antara lain : - Jl. Wader No.24-25, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara yang berstatus milik sendiri. Lokasi ini digunakan untuk tempat usaha sekaligus tempat tinggal. - Jl.Moa No.51, Pejagalan, Penjaringan, Jakut yang berada di belakang bangunan Jl. Wader No yang merupakan milik kerabat pemilik. - Jl. Rosela 1 Blok B No. 63, Jelambar, Jakarta Barat yang berstatus sewa. Lokasi ini digunakan sebagai tempat sablon. - 1 unit kios yang berada di Pasar Metro Tanah Abang lantai 1 Blok B No. 26 yang berstatus sewa. Tempat ini digunakan untuk menjual pakaian impor. B. Hal yang Dikaji 1. Aspek operasional a. Sarana dan prasarana Sarana dan Prasarana yang dimiliki cukup menunjang kelancaran usaha, terdiri dari workshop, gudang, inventaris kantor, listrik, air, telpon dan sarana lainnya, antara lain: - 1 unit mobil box, 1 unit mobil Fortuner dan 1 unit mobil CR-V. - Mesin-mesin terdiri dari 50 unit mesin jahit, 40 mesin obras, 3unit mesin bordir dengan sistem komputer, 4 unit mesin cam, 1 unit mesin karet, 1unit mesin lubang kancing, 1 unit mesin pasang kancing. - Seluruh sarana usaha yang dimiliki masih layak dipakai. b. Proses dan kapasitas produksi Proses produksi terdiri dari dua bagian, yaitu : 1) Tahap Pra Produksi Tahap pra produksi dimulai dari pembuatan design oleh bagian design. Untuk mengetahui design yang up to date, pemilik selalu mencari informasi tentang perkembangan mode, misalnya melalui

3 27 majalah. Selanjutnya dibuatkan contoh untuk design tersebut. Contoh akan dikirim kepada agen penjual, apabila tersebut disetujui maka akan ditentukan jumlah yang harus diproduksi. Setelah itu pemilik akan melakukan pembelian bahan baku dan bahan pendukung lainnya. Pembelian secara tunai atau DP dan sisanya kredit dengan jangka waktu sampai 1 bulan. Pembayaran secara tunai akan mendapat potongan harga sampai dengan 5%. Gambar 3. Tahapan proses pra produksi Pengadaan bahan baku disupply oleh beberapa pemasok antara lain Parisma, Pratama, Herotex, PT. Sinar Bumi Khatulistiwa, Bintang Terang dan Karina Knitting. Hubungan bisnis ini telah berjalan lebih dari 5 tahun dan sampai saat ini masih berjalan lancar dan baik. Pengangkutan bahan baku dikirim langsung oleh supplier ke tempat usaha. Manajemen persediaan dilakukan dengan cukup baik dengan menggunakan sistem manual (kartu kontrol). 2) Tahap Produksi Tahap produksi dimulai dengan pembuatan pola sesuai dengan ukuran yang dikehendaki yang dilanjutkan dengan pemotongan bahan. Setelah bahan dipotong akan dilakukan sablon dan atau bordir pada bahan yang telah dipotong sesuai dengan design yang telah dibuat sebelumnya. Setelah itu kain yang telah disablon dan atau bordir akan dijahit. Tahap selanjutnya adalah pembuatan lubang kancing serta pemasangan kancing. Kemudian dilakukan finishing yaitu dengan membersihkan sisa-sisa benang, setrika dengan menggunakan setrika

4 28 uap, dan pemasangan tag merk. Setelah itu produk akan dipacking dan siap untuk didistribusikan. Gambar 4. Tahapan proses produksi Kapasitas produksi yang dihasilkan per hari sebanyak +200 lusin. Saat ini kapasitas mesin terpakai saat ini sudah 90% (Tabel 3), dimana 1 Shift dimulai pukul wib). Tabel 3. Jumlah mesin dan kapasitas produksi Mesin terpasang Mesin terpakai Jumlah Mesin (unit) Kapasitas/unit/hari (lusin) Total Kapasitas (lusin) % % % Hal ini memberikan gambaran tentang proses pengolahan produk sampai dengan pemasaran. Selain itu, untuk mengetahui kapasitas produksi dan mutu produk, maka perlu diamati sejauhmana kapasitas produksi sudah dapat memenuhi permintaan pasar. c. Sumber daya manusia Perusahaan dengan nama badan Jaya Printing Garmen memiliki struktur organisasi yang sederhana dengan pembagian kerja yang jelas dan penempatan posisi pegawai sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Namun untuk pengambil keputusan, pengawas keuangan, pengendalian usaha dan pencatatan administrasi masih ditangani sendiri dan istri.

5 29 Jumlah karyawan yang ada sebanyak 80 orang yang terdiri dari bagian design, bagian potong, bagian jahit, bagian sablon, bagian bordir, bagian finishing dan bagian packing. Sistem pengupahan adalah sistem pengupahan harian dimana uoah dibayarkan setiap satu minggu sekali. Selama ini kredibilitas manajemen debitur dinilai cukup baik karena pemilik dikenal cukup baik karakter dan integritasnya, serta cukup terbuka dalam menjelaskan kondisi usahanya dan cukup kooperatif dalam memberikan data-data keuangan. Selain itu juga mempunyai citra yang positif di mata pemasok dan pelanggannya. Namun hingga saat ini pembinaan kader belum dilakukan dengan serius dikarenakan putra pertama masih duduk di bangku kuliah serta umur pemilik dan istri yang masih dalam usia produktif, yaitu 54 dan 44 tahun. d. Keuangan Berdasarkan analisis past performance dan hasil proyeksi, dapat dilihat kinerja keuangan perusahaan (Tabel 4) berdasarkan kriteria berikut : Rasio Likuiditas 1) CR rata-rata perusahaan di atas CR minimal yang disyaratkan dan hutang lancar perusahaan masih dapat dicover oleh aset lancar. CR 2010 sebesar 9,26x meningkat dibanding periode Desember 2009 sebagai akibat meningkatnya harta lancar perusahaan dan menurunnya hutang lancar. Harta lancar mayoritas terdistribusikan ke dalam piutang dan persediaan, hal ini dikarenakan ada peningkatan jumlah produksi dan adanya pembelian persediaan dalam jumlah cukup besar sebagai antisipasi adanya kenaikan harga. 2) Quick Ratio 2010 sebesar 4,20x meningkat dibanding periode Desember 2009 karena adanya peningkatan piutang. Dengan nilai QR sebesar 4,20x, artinya di luar persediaan barang yang mungkin masih jauh dari tunai, setiap Rp.1 Kewajiban Lancar dijamin oleh Aktiva Lancar sebesar Rp.4,20,-.

6 30 Tabel 4. Kinerja keuangan perusahaan TANGGAL/BULAN/TAHUN RASIO LIKIDITAS RASIO LIKUIDITAS CURRENT RATIO (X) CURRENT RATIO QUICK RATIO (X) QUICK RATIO RASIO LEVERAGE RASIO LEVERAGE DER (TOTAL LIABILITY/MODAL) (X) LONGTERM LEVERAGE (LT.DEB/MODAL) (X) RASIO CASH FLOW RASIO CASH FLOW EBITDA : TOTAL DEBT (%pa) % % % EBITDA : INTEREST (%pa) % % EBITDA : INTEREST DSC (EAT + BUNGA) : (ANGSURAN + BUNGA) (X) PROFITABILITAS PROFITABILITAS PROFIT MARGIN (EAT : PENJUALAN BERSIH) (%pa) 10.58% 9.58% 7.19% ROE (EAT : MODAL) (%pa) 16.44% 14.05% ROE (EAT : MODAL) PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN TINGKAT PERTUMBUHAN PENJUALAN BERSIH (%pa) 12.55% 1.66% 1.75% EFISIENSI EFISIENSI LAMA TERTAGIHNYA PIUTANG (Hari) LAMANYA PENGENDAPAN PERSEDIAAN (Hari) CAPACITY CAPACITY TANGIBLE NET WORTH (Rp.Jt) MODAL KERJA NETTO (Rp.Jt) Rasio Solvabilitas DER rata-rata perusahaan masih dibawah DER maksimal yang disyaratkan yaitu 2,10 x. DER semester 2010 sebesar 0.16x. Hal ini merepresentasikan bahwa modal usaha yang bersangkutan masih mampu untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.

7 31 Rasio Coverage 1) EBITDA/DEBT 2010 sebesar 117,36% menurun jika dibanding Desember 2009 dikarenakan meningkatnya HPP pada tahun Peningkatan HPP ini disebabkan oleh meningkatnya harga bahan baku. 2) EBITDA/interest 2010 sebesar 1450,53%, meningkat dibandingkan tahun 2009 dikarenakan switching fasilitas kreditnya. 3) DSC 2010 sebesar 3 yang berarti kemampuan membayar kewajiban (bunga dan pokok) bisa dipenuhi sebanyak 3 kali dari EAT ditambah bunga (pendapatan bersih ditambah bunga). Rasio Profitabilitas 1) Profit Margin 2010 menurun menjadi 7,19% dikarenakan HPP mengalami peningkatan akibat adanya kenaikan harga bahan baku sehingga perusahaan mengambil kebijakan untuk menurunkan profit margin supaya tetap bisa bersaing di pasar dan menambah volume penjualan untuk tetap meraih keuntungan. 2) ROE perusahaan 2010 mengalami penurunan menjadi sebesar 9,87%. Kondisi ini diakibatkan oleh menurunnya profit margin yang diambil oleh perusahaan. Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan pada 2010 meningkat 1,75% dibandingkan dengan Hal ini lebih disebabkan karena ada peningkatan permintaan dari pelanggan exisiting. Rasio Aktivitas 1) Lama tertagih piutang 2010 terlihat semakin lama, yaitu menjadi 81 hari. Namun hal ini dinilai masih wajar karena masih berada dalam batas ketentuan pembayaran piutang yang ditentukan, yaitu selama 90 hari.

8 32 2) Lama pengendapan persediaan terlihat semakin lambat yaitu menjadi 102 hari. Hal ini disebabkan karena adanya pembelian persediaan di awal sebagai antisipasi adanya kenaikan harga kain. Modal Kerja Netto 1) Tangible Net Worth 2010 mengalami peningkatan karena bertambahnya laba dan perolehan proceed tahun berjalan. 2) Modal kerja Netto (NWC) tahun 2009 dan 2010 tidak meningkat sebesar laba yang diperoleh karena adanya prive. Secara keseluruhan kondisi keuangan perusahaan 2010 menunjukkan gejala positif yang akan terjadi di periode selanjutnya. Proyeksi Berdasarkan perhitungan kebutuhan modal kerja dengan menggunakan metode Cash Flows dengan asumsi : - Penjualan tahun 2011 diperkirakan akan meningkat sebesar 20%. Asumsi ini dibuat dengan pertimbangan bahwa penjualan dari industri pakaian jadi tetap sedangkan penjualan dari perdagangan pakaian jadi meningkat 100% seiring adanya tambahan modal untuk pembelian persediaan. Pertumbuhan penjualan tahun kedua disumsikan meningkat 10% dan tahun ketiga sebesar 5% serta tahun keempat dan kelima diasumsikan sama dengan tahun ketiga dengan pertimbangan pertumbuhan penjualannya relatif stabil. - Proporsi penjualan tiap bulannya diasumsikan berdasarkan siklus permintaan. Permintaan akan meningkat terutama menjelang hari raya idul fitri dan natal. - Rata jumlah persediaan barang tahun 2011 diperkirakan sama dengan periode sebelumnya. - HPP sebesar 76.5% yang diasumsikan meningkat dari periode tahun Hal ini terkait dengan adanya kenaikan harga bahan baku kain. - Biaya umum dan operasional meningkat menjadi sebesar 10%. Asumsi kenaikan ini dengan pertimbangan adanya kenaikan tariff dasar listrik, kenaikan harga bahan bakar minyak dan kenaikan UMR.

9 33 e. Aspek pengembangan usaha Pembelian barang untuk usaha perdagangan pakaian impor dilakukan langsung di China. Kurang lebih setiap 2 bulan sekali pemilik datang ke China sehingga pemilihan model pakaian dilakukan langsung. Rata-rata sekali pembelian sebesar Rp 100 juta dan dibayar secara tunai. Pengiriman barang diserahkan sepenuhnya kepada jasa ekspedisi, sehingga perusahaan tidak perlu mengurus dokumen-dokumen berkaitan dengan import. Pengiriman barang biasanya memakan waktu kurang lebih satu bulan. f. Aspek Pemasaran 1) Sistem Distribusi, Pelanggan dan Syarat Penjualan Pemasaran produk dilakukan dengan memakai sistem agen/ penampung. Perusahaan menjual produknya kepada agen/penampung dan agen inilah yang akan mendistribusikan produk kepada para pedagang. Rata-rata pelanggan adalah pedagang pakaian yang menjual kembali baik secara eceran maupun secara grosir. Daerah pemasaran meliputi seluruh wilayah Indonesia. Produk yang ditawarkan antara lain baju tidur anak-anak, baju tidur dewasa, kaos oblong dewasa, kaos oblong anak-anak, baju kaos untuk promosi, jasa sablon, serta jasa border. Gambar 5. Sistem distribusi produk Jaya Printing Garment Kualitas dari produk yang diproduksi cukup baik dan diakui oleh pelanggannya. Harga produk berkisar Rp ,- s/d Rp ,- per lusin. Syarat pembayaran sebagian besar dilakukan secara kredit dengan jangka waktu 1-3 bulan. Piutang yang ada seluruhnya merupakan piutang lancar. Pola/sifat permintaan relatif stabil dan bersifat repeat order, karena pelanggan rata-rata merupakan pedagang lama di Pasar Tanah Abang dan

10 34 mereka secara kontinu melakukan order untuk memenuhi permintaan dari pelanggan. Namun ada permintaan pada bulan-bulan tertentu yang relatif lebih banyak yaitu beberapa bulan menjelang lebaran, akhir tahun dan liburan sekolah. Daya beli pelanggan juga cukup baik dapat terlihat dari pemenuhan kewajiban pembayaran selama ini dengan rata-rata piutang 1-3 bulan. Pada tahun 2010 dominasi pemasaran dikirim ke Solo melalui agen mereka yang kemudian akan dijual secara grosir kepada penjual di sekitar Solo. Untuk penjualan ke daerah Sumatera terutama ke Lampung saat ini, jumlah pemasaran masih sedikit, karena belum lama berjalan. Beberapa pelanggan saat ini adalah pedagang di Tanah Abang antara lain Toko Surya Busana, Toko Fallen Timber, dan Toko Allycia. 2) Posisi Persaingan Persaingan usaha cukup ketat, dimana di kawasan tempat usaha terdapat beberapa usaha sejenis, namun jenis produk dan pelanggan yang dilayani berbeda-beda. Persaingan masih dapat diatasi dengan berbekal kreativitas dalam membuat desain pakaian yang disesuaikan dengan segala sesuatu yang sedang digemari pasar saat ini. Pengalaman menjalankan bisnis selama +13 tahun ini cukup membantu dalam mengatasi persaingan usaha yang semakin ketat. 3) Prospek Usaha Prospek usaha kedepan dinilai masih cukup baik, mengingat produk yang ditawarkan adalah kebutuhan utama (sandang). Meskipun persaingan cukup ketat namun telah memiliki pelanggan tetap dan merupakan pemain cukup lama dan cukup menguasai bisnis. Selain itu potensi pasar untuk pakaian anak-anak dan dewasa dari bahan kaos dengan segmen pasar menengah kebawah yang dibidik masih cukup terbuka, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pusat perbelanjaan yang semakin eksis dan baru, baik di Jakarta maupun di daerah lain. Hampir disetiap pusat perbelanjaan terdapat pakaian yang diproduksinya, hal ini menunjukkan pasar untuk produk yang dihasilkan masih terbuka.

11 35 Realisasi pencapaian omset perusahaan dari tahun terus mengalami peningkatan (Tabel 5). Tabel 5. Realisasi omset perusahaan tahun (juta Rp) Tahun Realisasi Omset Omset/bulan Pertumbuhan (%) Des 2008 Rp ,00 Rp 1.047,08 10,5 Des 2009 Rp ,15 Rp.1.064,51 1,66 Des 2010 Rp ,69 Rp.1.083,17 1,75 Realisasi penjualan tahun 2010 sebesar Rp ,51 juta atau atau 97,15% dari target penjualan ditetapkan Rp ,75 juta per bulan dengan pertumbuhan naik hanya 1,66%, hal ini dikarenakan adanya krisis global, sehingga menyebabkan omset penjualan relatif stabil dibandingkan dengan tahun 2008 selain itu tingkat persaingan saat ini sangat ketat. 2. Identifikasi Faktor Strategi Internal dan Eksternal Hasil identifikasi faktor strategi internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) akan dievaluasi sehingga menghasilkan alternatif strategi. 1) Kekuatan a. Tenaga kerja Secara konseptual, seorang pekerja dalam perusahaan yang memiliki kompetensi tinggi akan dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang hendak diwujudkan. Fadhilah (1997) mengemukakan lima ciri atau karakteristik yang melekat dalam diri orang yang mempunyai kompetensi tinggi, yaitu (1) Bersifat terbuka, (2) Siap menerima kritik, (3) Tanggap terhadap perubahan serta kemajuan ilmu dan teknologi, terutama yang berkaitan dengan bidang keahliannya, (4) Berpikir obyektif rasional dan (5) Bersedia mengabdikan keahliannya untuk kepentingan umum.

12 36 b. Mutu produk Mutu merupakan kesesuaian serangkaian karakteristik produk dengan standar yang ditetapkan perusahaan berdasarkan syarat, kebutuhan dan keinginan konsumen (Muhandri dan Kadarisman, 2006). Menghasilkan produk bermutu merupakan langkah awal dalam mengembangkan dan memelihara keunggulan produk dalam persaingan bisnis. Mutu produk yang dihasilkan sudah diakui pelanggan cukup baik. c. Pengalaman berusaha Perusahaan yang telah dirintis sejak 1997 ini, dapat dikatakan telah memiliki pengalaman berusahan yang cukup lama. Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, dapat bertahan dan survive hingga saat ini merupakan bukti nyata ketangguhan perusahaan dalam menjalani usaha. Dengan kemampuan berusaha ditambah dukungan fasilitas yang semakin lengkap, lebih memberikan kemudahan dalam mengembangkan usahanya. d. Loyalitas karyawan Aset organisasi paling penting yang harus dimiliki oleh perusahaan dan sangat diperhatikan oleh manajemen adalah aset manusia dari organisasi tersebut. Menurut Simamora (2004), bagaimanapun perusahaan memiliki keunggulan lainnya, perusahaan tidak akan dapat memaksimalkan produktivitas dan laba usahanya tanpa adanya komunitas karyawan kompeten yang berdedikasi tinggi terhadap terhadap keinginan perusahaan. Salah satu penyebab tingginya loyalitas karyawan adalah sistem kompensasi manajemen perusahaan yang baik sehingga karyawan mendapat kepuasan kerja. e. Ketersediaan bahan baku Dalam memenuhi bahan baku produksi, hingga kini perusahaan tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hal ini dikarenakan perusahaan telah menjalin hubungan baik dengan para suppliernya.

13 37 2) Kelemahan a. Manajemen bersifat kekeluargaan Sifatnya kurang formal karena ada keterlibatan pihak keluarga yang lain. Intervensi pihak keluarga terhadap kepemimpinan perusahaan tetap tinggi meskipun sudah ada eksekutif profesional sehingga dapat membingungkan anak buah. Keterlibatan anggota keluarga yang malas dan hanya menginginkan bagian keuntungan dari perusahaan keluarga akan dapat menimbulkan konflik dan dapat menghambat perkembangan perusahaan, bahkan dapat menyebabkan berhentinya perusahaan. b. Tenaga pemasaran Pengalokasian sumber daya pemasaran produk merupakan aspek strategi pemasaran yang paling penting agar produk dapat lebih cepat berkembang dan dikenal masyarakat luas. Tenaga pemasaran Jaya Printing Garment saat ini masih dilakukan langsung oleh pemilik langsung dan menganggap masih belum perlu, mengingat posisi perusahaan dalam pasar dan fokus bisnisnya, serta bagaimana mereka secara individual memberikan kontribusi kesuksesan dan pertumbuhannya. Untuk itu, kedepannya pemilik harus mencari dan menempatkan pegawainya sebagai staf khusus dalam bagian pemasaran, Staf pemasaran harus mampu membuat fungsi riset pasar, membuat dasar yang kuat untuk ide dan rencana pemasaran. Kegiatan riset rutin dan interaksi dengan peminat akan membentuk berbagai peluang. Interaksi antara staf pemasaran dengan konsumen sebenarnya bermakna sebuah proses penghantar pengetahuan dan pembelajaran. Konsumen memiliki berbagai cara untuk berhubungan dengan perusahaan sebagai usaha menyampaikan pendapat dan reaksi mereka. Jika perhatian pada makna kompetisi, maka sebaiknya staf pemasaran tahu benar siapa pesaing utamanya dan apa yang dapat mereka perbuat. Manajemen perusahaan juga harus paham bagaimana penilaian konsumen terhadap kompetisi itu.

14 38 c. Modal usaha Industri TPT merupakan industri padat karya, dimana sebagian besar proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi atau setengah jadi masih digunakan tenaga manusia, hal ini menyebabkan kurang efisien dan tinggi biaya. Selama ini biaya pengembangan usaha dan permodalan untuk operasional perusahaan masih didominasi dari pinjaman bank. Tidak tertutup kemungkinan apabila kondisi perusahaan tidak stabil, bank akan berpikir ulang untuk memberikan dana pinjaman, sementara persaingan dalam perkembangan usaha membutuhkan biaya tinggi. d. Promosi Konsumen merupakan stakeholder utama yang menentukan suatu 3) Peluang bisnis bisa survive atau tidak. Promosi merupakan sebuah aktifitas menawarkan produk atau jasa yang bertujuan menarik orang lain untuk membeli, menggunakan atau bahkan hanya melirik produk atau jasa yang ditawarkan. Menurut Boyd et al (2000), promosi diartikan sebagai upaya membujuk orang untuk menerima produk, konsep dan gagasan. Program pemasaran yang biasa dikembangkan oleh suatu perusahaan antara lain penggunaan iklan baik media cetak maupun elektronik, penjualan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat. Perusahaan Jaya Printing Garment sendiri dalam aktivitas promosi dirasa belum maksimal. Kegiatan promosi yang telah dilakukan berupa penjualan produk langsung. a. Kapasitas produksi Kapasitas produksi yang terpakai perusahaan saat ini sebesar 90%, sehinga tidak menutup kemungkinan untuk memaksimalkan kapasitas yang ada untuk meningkatkan hasil produksinya. b. Pangsa pasar Pangsa pasar merupakan besarnya bagian pasar yang dikuasai suatu perusahaan. Pangsa pasar ini dapat dipecah-pecah menurut wilayah politis, kawasan geografis yang lebih besar, ukuran, pelanggan, tipe

15 39 pelanggan dan teknologinya. Hingga saat ini pangsa pasar difokuskan untuk kalangan menengah ke bawah. Dari data di atas dapat dikatakan bahwa peluang untuk mengembangkan produksi masih cukup besar. Bila perusahaan mampu memenangkan persaingan dengan industri sejenis, dengan kemampuan berproduksi dan pengalaman berusahan yang cukup lama, kesempatan merebut pasar masih terbuka lebar. c. Kemajuan teknologi Salah satu sumber utama perubahan yaitu teknologi, karena dengan itu akan melahirkan penemuan-penemuan baru. Dalam kaitannya dengan proses produksi, perubahan ini dapat mempengaruhi bahan baku, operasi dan produk perusahaan. Namun demikian, perubahan teknologi dapat memberikan peluang besar untuk peningkatan hasil dan tujuan perusahaan. Teknologi yang terus berkembang memberikan kontribusi yang besar bagi keberadaan perusahaan. Faktor teknologi turut membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional seharihari seperti mesin-mesin yang dapat membantu percepatan dan mutu produksi. Peluang yang tidak terbatas dari perubahan teknologi menjadi tantangan bagi perusahaan untuk mampu menghasilkan produk yang lebih baik dan sesuai dengan keinginan konsumen. Perusahaan Jaya Printing Garment sendiri saat ini telah memiliki mesin-mesin produksi modern yang siap dioperasikan dalam rangka pemenuhan pangsa pasar yang masih terbuka. Dengan begitu, selain dapat meluaskan pangsa pasar, dukungan dan loyalitas konsumen terhadap produk perusahaan akan dapat ditingkatkan. d. Demografi dan sosial Arus informasi yang semakin cepat dan global akibat berkembangnya teknologi informasi menyebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat. Masyarakat lebih mengutamakan hal-hal yang praktis, temasuk dalam memilih pakaian. Produk lokal dengan segala kelebihannya merupakan pilihan terbesar saat ini.

16 40 e. Diversifikasi produk Industri garment adalah industri yang memproduksi pakaian jadi dan perlengkapan pakaian. Pakaian jadi yang dimaksud adalah segala macam pakaian dari bahan tekstil untuk laki-laki, wanita, anak-anak dan bayi. Bahan bakunya adalah kain tenun atau kain rajutan dan produknya antara lain berupa kemeja (shirts), blus (blouses), rok (skirts), kaus (tshirts, polo shirt, sportswear), pakaian dalam (underwear) dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan perlengkapan pakaian meliputi kaus kaki, sarung tangan, syal, selendang, kerudung, cadar, saputangan, dasi dan sebagainya. Perubahan dalam selera konsumen, teknologi dan persaingan yang cepat, membuat perusahaan harus mengembangkan arus produk secara terus menerus (Kotler dan Amstrong, 2001). Pengembangan produk baru atau modifikasi produk merupakan peluang bagi Jaya Printing Garment untuk menghadapi persaingan usaha sejenis. 4) Ancaman a. Keberadaan perusahaan sejenis Banyak perusahaan garmen sejenis dengan Jaya Printing Garment dengan mengambil sementasi pasar dan target yang sama. Kondisi ini menumbuhkan persaingan yang semakin ketat dan bila tidak diantisipasi dengan baik, bukan tidak mungkin perusahanaan akan menutup kegiatan produksinya. b. Daya tawar menawar Semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dalam produk sejenis menyebabkan persaingan semakin ketat, baik dalam merebut pasar maupun dalam persaingan dalam pemenuhan bahan baku. Oleh karena itu, pemasok bahan baku memiliki peran penting dalam tingkat persaingan perusahaan, sehingga bargaining position para pemasok bahan baku semakin tinggi dan strategis. Begitupula dengan beragam produk yang dihasilkan, akan mempengaruhi harga yang ditawarkan kepada konsumen yang memiliki kekuatan penawaran. Kekuatan tawar menawar

17 41 konsumen tersebut harus menjadi pertimbangan agar perusahaan mampu mengatasi persaingan. c. Perusahaan pendatang baru Industri garment dapat dimasuki oleh siapa saja. Selain itu, pangsa pasar industri garment dan pakaian jadi dapat dikatakan masih cukup luas, terlihat dari perkembangan jumlah penduduk yang cukup tinggi, yang berbanding lurus dengan kebutuhan akan pakaian, sehingga akan terus mengalami peningkatan. Kondisi ini membuka peluang bagi perusahaan baru untuk mencoba masuk dengan menawarkan produk yang lebih bervariasi dan harga yang relatif bersaing. Dapat dikatakan, tingkat persaingan dalam merebut pangsa pasar akan semakin tinggi. d. Kondisi ekonomi dan politik Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja suatu industri. Faktor ekonomi suatu negara akan bercermin pada strategi dan langkah perusahaan, dimana kesehatan suatu industri turut mempengaruhi kesehatan negara, hal ini berarti antara negara dan perusahaan terjadi hubungan yang saling bersinergi. Perekonomian Indonesia sangat dipengaruhi oleh perekonomian global, hal ini disebabkan karena negara-negara di dunia, termasuk Indonesia banyak melakukan hubungan bisnis dengan negara besar di pasar keuangan maupun kegiatan ekspor dan impor. e. Kebijakan pemerintah Sejak di berlakukannya pasar bebas Asean dan Cina (CAFTA), cukup banyak mengganggu kinerja industri dalam negeri khususnya garment. Pemerintah dengan kebijakannya mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan/industri. Dengan dibukanya arus globalisasi, banyak produk import yang mempunyai harga pokok jauh lebih murah tidak bisa disaingi oleh produk domestik.

18 42 3. Perumusan Strategi Pemasaran a. Analisis Matriks IFE dan EFE Analisis matriks IFE dan EFE dilakukan terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan, sehingga diperoleh faktor-faktor kunci yang termasuk ke dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamannya. Skor yang diperoleh dari matriks ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang dimiliki serta menunjukkan kemampuan dalam meraih peluang dan mengatasi ancaman eksternalnya. 1) Matriks IFE Faktor yang menjadi kekuatan utama Jaya Printing Garment adalah tenaga kerja dengan bobot sebesar 0,139 dan rating 4,000 sehingga diperoleh skor 0,556. Selain itu, faktor kekuatan lain yang dapat dimanfaatkan perusahaan adalah mutu produk (0,500), ketersediaan bahan baku (0,472), loyalitas karyawan (0,444), dan pengalaman berusaha (0,292). Kelemahan utama adalah tenaga pemasaran dengan bobot sebesar 0,097 dan rating 1,000 sehingga diperoleh skor 0,097. Secara lebih rinci hasil perhitungan faktor strategi internal dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Matriks IFE Jaya Printing Garment FAKTOR INTERNAL Bobot Rating Skor (a) (b) (axb) A. Tenaga kerja 0,139 4,000 0,556 B. Mutu produk 0,125 4,000 0,500 C. Fasilitas penunjang 0,097 3,000 0,292 D. Loyalitas karyawan 0,111 4,000 0,444 E. Ketersediaan bahan baku 0,118 4,000 0,472 F. Perusahaan keluarga 0,104 2,000 0,208 G. Tenaga marketing 0,097 1,000 0,097 H. Modal usaha 0,111 2,000 0,222 I. Promosi 0,097 1,000 0,097 TOTAL 1,000 2,889

19 43 Dari hasil analisis perhitungan faktor-faktor internal didapatkan total skor sebesar 2,889, nilai ini berada di atas rata-rata sebesar 2,50, menunjukkan posisi internal perusahaan cukup kuat, dimana perusahaan memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan mengantisipasi kelemahan internal. 2) Matriks EFE Kemajuan teknologi merupakan peluang utama Jaya Printing Garment dengan bobot 0,117 dan rating 4,000 sehingga diperoleh skor sebesar 0,467. Sementara itu, faktor yang menjadi ancaman utama perusahaan adalah kebijakan pemerintah dengan bobot 0,078 dan rating 1,000 sehingga diperoleh skor 0,078 (Tabel 7). Tabel 7. Matriks EFE Jaya Printing Garment FAKTOR EKSTERNAL Bobot Rating Skor (a) (b) (axb) A. Kapasitas produksi 0,106 4,000 0,422 B. Pangsa pasar 0,106 4,000 0,422 C. Kemajuan teknologi 0,117 4,000 0,467 D. Demokrafi dan social 0,078 4,000 0,311 E. Diversifikasi produk 0,100 3,000 0,300 F. Keberadaan perusahaan sejenis 0,111 1,000 0,111 G. Daya tawar menawar 0,117 1,000 0,117 H. Perusahaan pendatang baru 0,094 1,000 0,094 I. Kondisi ekonomi dan politik 0,094 2,000 0,189 J. Kebijakan pemerintah 0,078 1,000 0,078 TOTAL 1,000 2,511 Dari hasil analisis perhitungan faktor strategi eksternal didapatkan total skor sebesar 2,511. Nilai ini berada di atas rata-rata sebesar 2,50, ini berarti menunjukkan bahwa perusahaan memiliki strategi efektif yang dapat memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancaman/pengaruh negatif dari lingkungan eksternalnya. b. Analisis Matriks IE Penentuan posisi strategi perusahaan dalam matriks IE didasarkan pada hasil total nilai matriks IFE yang diberi bobot pada sumbu x dan total nilai

20 44 matriks EFE pada sumbu y (David, 2006). Total nilai matriks IFE sebesar 2,889 dan nilai matriks EFE sebesar 2,511. Dengan demikian posisi perusahaan terletak pada sel V. Strategi yang sesuai untuk diterapkan pada sel ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil identifikasi dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan serta posisi persaingannya yang berada pada sel V, selanjutnya akan digunakan untuk merumuskan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Posisi perusahaan berdasarkan matriks IE dapat dilihat pada Gambar 6. Total Skor Faktor Strategi Internal Total Skor Faktor Strategi Eksternal Kuat Rata-rata Lemah 4,0 3,0 2,0 Tinggi I II III 3,0 Menengah IV V VI 2,0 Rendah VII VIII IX 1,0 1,0 Gambar 6. Matriks IE Jaya Printing Garment c. Analisis Matriks SWOT Pengembangan strategi pada matriks ini dilakukan sesuai hasil matriks IE, dimana posisi perusahaan terletak pada kuadran V. Pencocokan faktor strategi internal dan eksternal dilakukan dalam lingkup strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE, EFE dan IE, maka dapat disusun matriks SWOT yang akan menghasilkan empat tipe strategi yang dapat dilakukan, yaitu strategi S-O, W-O, S-T dan W-T. Hasil analisis SWOT dapat dilihat pada Tabel 8.

21 45 Tabel 8. Matriks SWOT Jaya Printing Garment Kekuatan (S) Kelemahan (W) Faktor Internal Faktor Eksternal Peluang (O) 1. Kapasitas produksi 2. Pangsa pasar 3. Kemajuan teknologi 4. Demografi dan sosial 5. Diversifikasi produk Ancaman (T) 1. Keberadaan perusahaan sejenis 2. Daya tawar menawar 3. Perusahaan pendatang baru 4. Kondisi ekonomi dan politik 5. Kebijakan pemerintah 1. Tenaga kerja 2. Mutu produk 3. Pengalaman berusaha 4. Loyalitas karyawan 5. Ketersediaan bahan baku Strategi S-O - Menjaga hubungan dengan pelanggan dan pemasok (S1,S3,S5; O2,O4,O5) - Menjaga kualitas produk (S1,S2,S5; O1,O2,O3) Strategi S-T - Meningkatkan kreativitas dalam menciptakan desain produk yang baru (S1,S2,S3;T1,T3) - Memberikan harga yang bersaing (S2,S5; T1,T2,T3) 1. Manajemen bersifat kekeluargaan 2. Tenaga pemasaran 3. Modal usaha 4. Promosi Strategi W-O - Memaksimalkan kapasitas produksi yang masing ada (W1,W3; O1,O2,O3,O5) - Peningkatan kegiatan promosi (W2,W4; O2,05) Strategi W-T Memberikan kemudahan pembayaran bagi pelanggan yang mempunyai sejarah pembayaran yang baik (W1,W3; T4,T5) Strategi Kekuatan-Peluang (SO) 1. Menjaga hubungan dengan pelanggan dan pemasok (S1,S3,S5; O2,O4,O5) Kondisi pasar yang semakin kompetitif saat ini, untuk mencari keuntungan kompetitif tidak hanya dengan memperluas pengembangan usaha, menjaga bagi kelangsungan hidup perusahaan lebih penting. Komunikasi yang baik dan tidak membuat catatan hitam sangat penting dalam menjaga hubungan baik dengan para pelanggan dan stakeholder. Selain itu, sistem pembayaran tepat waktu adalah kunci menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga keberlanjutan pasokan bahan baku agar terjamin ketersediaan pasokan barang dan jasa yang dibutuhkan untuk kelancaran operasi perusahaan.

22 46 Memberikan perlakuan istimewa terhadap seluruh pelanggan, serta bersikap jujur dan adil dalam menjalankan transaksi jual-beli, merupakan nilai tambah yang dapat dilakukan untuk menjaga loyalitas pelanggan. Dengan terciptanya hubungan yang harmonis dengan para pelanggan, memungkinkan menarik konsumen lain untuk menjadi mitra bisnis. 2. Menjaga kualitas produk (S1,S2,S5; O1,O2,O3) Hasil pengamatan di lapangan, daya saing produk Jaya Printing Garment cukup baik dibanding perusahaan sejenis karena produk yang dihasilkan terlihat sudah berada di hampir setiap toko/departemen store yang ada di kota-kota besar. Dengan pengalaman usaha dan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki, baik tenaga kerja maupun ketersediaan bahan baku, serta dukungan teknologi yang semakin canggih dapat dimanfaatkan perusahaan untuk meningkatkan mutu produk dalam rangka peningkatan daya saing. Strategi Kelemahan-Peluang (WO) 1. Memaksimalkan kapasitas produksi yang masing ada (W3; O1,O2, O3,O5) Dengan dukung teknologi yang semakin modern, memungkinkan perusahaann dapat meningkatkan kapasitas produksinya, karena saat ini kapasitas produksi yang dihasilkan sekitar 90%. Namun demikian, peningkatan produksi harus tetap menjaga mutu produk dan sesuai spesifikasi yang diharapkan konsumen, berbeda dengan produk pesaingnya. 2. Peningkatan kegiatan promosi (W2,W4; O2,05) Peningkatan mutu produk sesuai spesifikasi yang diminta, serta variasi produk, dapat menjadi sarana promosi yang efektif dalam mengenalkan produk di pasaran. Untuk mengantisipasi persaingan dengan pemain lama maupun baru, peningkatan kegiatan promosi merupakan suatu keharusan agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan dan produk tetap eksis di pasaran.

23 47 Strategi Kekuatan-Peluang (WO) 1. Meningkatkan kreativitas dalam menciptakan desain produk yang baru (S1,S2,S3; T1,T3) Kekuatan dalam hal tenaga kerja dimiliki, kualitas produk dan didukung pengalaman berusaha, memungkinkan perusahaan Jaya Printing Garment melakukan inovasi baru dan berkreativitas dalam menciptakan desain produk baru. Pengembangan produk juga dalam rangka memperpanjang daur hidup produk, agar produk dapat terus diterima konsumen. 2. Memberikan harga yang bersaing (S2,S5; T1,T2,T3) Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama, persaingan penetapan harga jual menjadi semakin ketat. Penetapan harga jual produk di pasaran, walaupun dengan sedikit perbedaan, sangat menentukan pilihan masyarakat dalam membeli produk di pasar. Penetapan harga yang kompetitif dan bersaing dengan para pesaing dapat dilakukan, selain melakukan potongan harga bila pembelian melebihi batas tertentu. Strategi Kelemahan-Ancaman (WT) 1. Memberikan kemudahan pembayaran bagi pelanggan yang mempunyai sejarah pembayaran yang baik (W1,W3; T4,T5) Konsumen merupakan aset berharga yang harus dijaga dan dipertahankan. Dengan semakin banyakya perusahaan sejenis yang bermunculan menyebabkan posisi tawar konsumen semakin kuat. Kekuatan bersaing pembeli bisa bergerak dari posisi lemah sampai kuat. Untuk itu perlu dilakukan tindakan antisipasi untuk menjaga agar konsumen tetap loyal, diantaranya dengan memberikan kemudahan bagi pelanggan yang dinilai memiliki catatan yang baik dalam bertransaksi.

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Jaya Printing Garment, Jakarta

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Jaya Printing Garment, Jakarta LAMPIRAN 51 53 Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Jaya Printing Garment, Jakarta KUESIONER : BAGI MANAJEMEN PERUSAHAAN KAJIAN KINERJA DAN

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data akan dilakukan disebuah industri pengolahan dengan sub sektor industri pakaian jadi yang berlokasi di Jl. Wader Blok G.II No. 25 RT/RW 010/012

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK S. Marti ah / Journal of Applied Business and Economics Vol. No. 1 (Sept 2016) 26-4 KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka dapat diketahui secara jelas mengenai gambaran kondisi perusahaan dan langkahlangkah apa saja yang

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan CV Mokolay Mitra Utama sendiri merupakan salah satu unit usaha yang bergerak di bidang perkebunan manggis dan durian di Desa Samongari Kabupaten,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini dirintis oleh suami istri Ngadiman di Jakarta. Maka tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF FRANSISKA SISWANTARI,

RINGKASAN EKSEKUTIF FRANSISKA SISWANTARI, RINGKASAN EKSEKUTIF FRANSISKA SISWANTARI, 2003. Alternatif Strategi Bisnis Merchandising Bank A Card Center (Studi kasus pada Bank A Card Center). Di bawah bimbingan UJANG SUMARWAN dan E. GUMBIRA SAID.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM INDUSTRI KERUDUNG ATIKA COLLECTION. Nama Atika diambil dari nama putri ketiga pemilik Atika Collection yang

BAB III GAMBARAN UMUM INDUSTRI KERUDUNG ATIKA COLLECTION. Nama Atika diambil dari nama putri ketiga pemilik Atika Collection yang BAB III GAMBARAN UMUM INDUSTRI KERUDUNG ATIKA COLLECTION A. Profil Perusahaan Atika Collection adalah sebuah industri kerudung siap pakai yang terletak di Desa Keduyung, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan pedoman untuk mempertajam rencana rencana yang

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan pedoman untuk mempertajam rencana rencana yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Bisnis merupakan alat yang sangat penting bagi pengusaha maupun pengambilan keputusan kebijakan perusahaan. Tujuan perencanaan bisnis adalah agar kegiatan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penilaian kinerja yang telah diterapkan

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penilaian kinerja yang telah diterapkan BAB 4 PEMBAHASAN Penilaian kinerja ialah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukkan apakah seorang karyawan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya dan sebagai sarana

Lebih terperinci

Koppontren. Pengembangan Rami

Koppontren. Pengembangan Rami 14 III. METODE KAJIAN 1 Diagram Alir Kajian Kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan bahan baku alami (back to nature) dan kebutuhan serat alam selain kapas untuk bahan baku tekstil semakin dirasakan. Rami

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO 1. Risiko Keuangan Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan apabila tidak di antisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sering kali dihubungkan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sering kali dihubungkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sering kali dihubungkan dengan modal yang terbatas, yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang dalam melakukan sebuah usaha.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA Diberlakukannya ACFTA sebagai sebuah perdagangan bebas, memaksa setiap industri atau perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga dunia. Semua negara ingin mengambil keuntungan semaksimal mungkin

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF Tipri Rose Kartika. ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT SEPATU SATA DALAM RANGKA PENGEMSANGAN USAHA. Dibawah bimbingan DJONI TANOPRUWITO dan HARIANTO PT Sepatu Bata adalah perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2016 menjadi awal mula pemberlakuan MEA (Masyarakat Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2016 menjadi awal mula pemberlakuan MEA (Masyarakat Ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tahun 2016 menjadi awal mula pemberlakuan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) di Indonesia. MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) atau AEC (ASEAN Economic Community)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS UNIT PT. BANK XYZ DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR MULYADI

STRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS UNIT PT. BANK XYZ DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR MULYADI LAMPIRAN 69 70 Lampiran 1. Kuesioner kajian. STRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS UNIT PT. BANK XYZ DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR MULYADI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu mengirinkan barang dalam skala besar. Sejarah serta perkembangannya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN

BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN 4.1 Faktor Strategi Eksternal 4.1.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Eksternal Penentuan faktor strategi eksternal bertujuan untuk mengetahui berbagai peluang serta ancaman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri produk kertas yang juga termasuk dalam industri stasioneri adalah salah satu industri manufaktur yang mengolah kertas menjadi barang dari kertas seperti buku,

Lebih terperinci

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan antara lain: faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai tanggal 1 Oktober 2005 mempengaruhi kinerja perekonomian Indonesia. Dampak kenaikan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memulai sebuah usaha memang harus didahului dengan taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu membutuhkan modal yang besar. Mengawalinya dengan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 123 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data-data dan pembahasan pada bab sebelum ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan : 1. Karakteristik dan Kondisi Industri Tenun

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Pada tahun 1995, permintaan ekspor pakaian jadi (garment) khususnya kemeja ke negara timur tengah semakin bertambah dan keadaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 28 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Obyek penelitian ini adalah Evan s Bakery yang berlokasi di Jalan Kaligarang, Semarang. Evan s Bakery berdiri sejak tahun 2005 sebagai

Lebih terperinci

PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN

PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN 2009-2011 Oleh: Soraya Imaniar N. H. (26210661) Pembimbing: Agustin Rusiana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik unit usaha yang bergerak dalam penjualan barang maupun jasa, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. baik unit usaha yang bergerak dalam penjualan barang maupun jasa, tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seluruh unit usaha mempunyai tujuan untuk tetap hidup dan berkembang, baik unit usaha yang bergerak dalam penjualan barang maupun jasa, tujuan tersebut dapat dicapai

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dapat diketahui faktor eksternal PT. Gema Shafa Marwa adalah: a. Faktor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk 36 BAB IV HASIL ANALISIS DATA 4.. Gambaran Umum Perusahaan Bisnis Air Isi Ulang BERKAH merupakan salah satu UKM yang bergerak di bidang air minum isi ulang dan didirikan pada tanggal Mei 204 dengan pemilik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bersaing ketat dalam memperebutkan pasar, karena tidak ada lagi pembatasan barang

I. PENDAHULUAN. bersaing ketat dalam memperebutkan pasar, karena tidak ada lagi pembatasan barang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu berkembang membuat setiap perusahaan harus bersaing ketat dalam memperebutkan pasar, karena tidak ada lagi pembatasan barang keluar masuk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 29 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum 1. Sejarah CV. Hayashi Toys (HT) merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai macam boneka. Usaha ini dimulai sejak tahun 1998, awalnya key person (Sdr. Nana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya dengan menggunakan teknik analisis laporan keuangan, yaitu analisis horizontal, analisis vertikal, dan analisis rasio, dapat

Lebih terperinci

Solusi Bisnis. Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia. secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat

Solusi Bisnis. Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia. secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat BAB III Solusi Bisnis Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat disimpulkan bahwa persaingan yang terjadi sangat

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 1. Data keuangan perusahaan. 2. Data kegiatan operasional Perusahaan. ini dapat berupa:

BAB III METODOLOGI. 1. Data keuangan perusahaan. 2. Data kegiatan operasional Perusahaan. ini dapat berupa: BAB III METODOLOGI III.1 Tehnik Pengumpulan Data III.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penyusunan GFP ini dibagi 2, yaitu :! Data Primer Merupakan data internal yang didapat dari PT. QCC.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan perusahaan sejenis untuk terus mengembangkan skala usahanya. Dalam menghadapi persaingan ini perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bersaing ketat dalam memperebutkan pasar, karena tidak ada lagi pembatasan

I. PENDAHULUAN. bersaing ketat dalam memperebutkan pasar, karena tidak ada lagi pembatasan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu berkembang membuat setiap perusahaan harus bersaing ketat dalam memperebutkan pasar, karena tidak ada lagi pembatasan barang keluar masuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Industri Kecil

II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Industri Kecil 6 II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Industri Kecil Industri kecil menurut Biro Pusat Statistik (BPS, 1997) adalah sebuah perusahaan industri yang memiliki jumlah tenaga kerja 5-19 orang, termasuk pekerja yang

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY 7.1. Tahapan Masukan Tahapan masukan terdiri dari matriks EFE (External Factors Evaluation) dan IFE (Internal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang didapat pada bab IV, penulis telah melihat bahwa hubungan harga jual dalam persaingan harga menghadapi daya saing usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan mempengaruhi suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar. Untuk dapat bertahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan dewasa ini dituntut agar lebih inovatif dan kreatif dalam bersaing agar mampu memenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan industri otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun ini berkembang dengan sangat pesat dan diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan industri ini kurang

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Suhartini Teknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis pengolahan data, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Dapat diketahui faktor eksternal dan internal Hotel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Profil Perusahaan.1.1 Sejarah PT. Surya Banyu Wetan PT. Surya Banyu Wetan adalah perusahaan yang menyediakan sebuah alat filter yang untuk membantu menangani pengolahan dan

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN SEBAGAI DASAR DALAM PENENTUAN STRATEGI PENGADAAN BAHAN BAKU PADA PT. GLOBAL TROPICAL SEAFOOD KAPEDI SUMENEP ( ENDANG WIDYASTUTI )

ANALISIS LINGKUNGAN SEBAGAI DASAR DALAM PENENTUAN STRATEGI PENGADAAN BAHAN BAKU PADA PT. GLOBAL TROPICAL SEAFOOD KAPEDI SUMENEP ( ENDANG WIDYASTUTI ) ANALISIS LINGKUNGAN SEBAGAI DASAR DALAM PENENTUAN STRATEGI PENGADAAN BAHAN BAKU PADA PT. GLOBAL TROPICAL SEAFOOD KAPEDI SUMENEP ( ENDANG WIDYASTUTI ) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Wiraraja Sumenep

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Rasio Likuiditas Sebelum dan Sesudah memperoleh Sistem Manajemen Mutu Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban lancarnya.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan umum Industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk merupakan usaha perorangan home industri yang memproduksi brownies dan sekaligus menjual produknya secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini menyebabkan iklim pesaingan antar perusahaan juga semakin ketat. Setiap perusahaan harus memikirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi 1.1.1 Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia PT Leoco Indonesia didirikan pada tahun 1981, Leoco adalah produsen kelas dunia interkoneksi dan mencapai

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembentukan klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil pada Bab IV. Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap model

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Raya Sport merupakan usaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang konveksi, khususnya pakaian olahraga. CV. Raya Sport didirikan pada tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Raya Sport merupakan usaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang konveksi, khususnya satu set pakaian olahraga. CV. Raya Sport didirikan

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG A. LATAR BELAKANG Business Plan merupakan suatu usulan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP A. SIMPULAN. Rasio lancar PT Matahari Department Store Tbk dari tahun 2010

BAB IV PENUTUP A. SIMPULAN. Rasio lancar PT Matahari Department Store Tbk dari tahun 2010 80 BAB IV PENUTUP A. SIMPULAN Rasio lancar PT Matahari Department Store Tbk dari tahun 2010 sampai tahun 2014 setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Walaupun berfluktuasi, rasio lancar cenderung menurun

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan CV HAN MAJU JAYA BLOCK merupakan salah satu usaha produksi batako dan memperdagangkannya untuk keperluan pembangunan rumah sederhana

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Sejarah dan Perkembangan Usaha PT Retota Sakti, didirikan pada tahun 1988, bergerak di bidang manufaktur dan mengekspor produk-produk yang terbuat dari serat alami. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diketahui sebagai kekuatan strategis

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diketahui sebagai kekuatan strategis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diketahui sebagai kekuatan strategis dan penting untuk mempercepat pembangunan daerah. Strategi pengembangan usaha merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 5 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Pemasaran Pemasaran adalah suatu proses sosial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diberikan pada penelitian ini merupakan jawaban dari perumusan masalah yang terdapat pada Bab 1. 1. Persepsi Konsumen Terhadap Produk DONATELLO

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 82 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Bedasarkan tujuan penelitian serta pembahasan dari bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kinerja PT HM Sampoern, Tbk sangat baik dan jika dibandingkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 45 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum PT. Bank XYZ adalah bank milik pemerintah Republik Indonesia yang merupakan gabungan dari empat bank milik Pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 40 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan National Garment merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan barang fashion seperti kaos,kemeja,celana,jaket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong banyak perusahaan untuk semakin memperluas usahanya dengan meraih pangsa pasar. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi secara efektif dan efisien serta tetap memiliki usaha bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi secara efektif dan efisien serta tetap memiliki usaha bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini keadaan perekonomian dunia sudah memasuki era globalisasi, dimana sangat dirasakan persaingan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya sangat

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tekstil merupakan industri penting sebagai penyedia kebutuhan sandang manusia. Kebutuhan sandang di dunia akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan yang sangat pesat dan menjadi lebih baik dalam persaingan bisnis. Setiap perusahaan saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi seperti ini menuntut perusahaan untuk mampu mengelola

BAB I PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi seperti ini menuntut perusahaan untuk mampu mengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi perekonomian dunia pada saat ini menyebabkan peningkatan perkembangan dunia usaha yang sangat pesat di Indonesia. Perkembangan yang sangat pesat

Lebih terperinci

Bisnis Sampingan Pakaian Anak

Bisnis Sampingan Pakaian Anak Bisnis Sampingan Pakaian Anak Memilih segementasi pasar yang tepat bisa menjadi cara yang jitu merebut pasar. Di antaranya adalah pasar anak-anak antara umur 1-15 tahun. Anak-anak seumuran ini menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia telah memasuki perdagangan bebas lebih awal dibandingkan negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah menandatangani Letter

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indraprasta PGRI Jakarta

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini menyebabkan persaingan diantara para pelaku usaha juga semakin kompetitif. Persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi di

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Industri farmasi merupakan industri yang secara ketat diatur dengan pertimbangan perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana telah dikemukakan di muka, bahwa pengaturan tata cara

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana telah dikemukakan di muka, bahwa pengaturan tata cara BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagaimana telah dikemukakan di muka, bahwa pengaturan tata cara restrukturisasi pinjaman PDAM / penyelesaian piutang negara pada PDAM telah ditetapkan dalam PMK nomor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah mengalami peningkatan yang pesat yang terjadi di berbagai Negara, dengan adanya perkembangan

Lebih terperinci