BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana telah dikemukakan di muka, bahwa pengaturan tata cara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana telah dikemukakan di muka, bahwa pengaturan tata cara"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagaimana telah dikemukakan di muka, bahwa pengaturan tata cara restrukturisasi pinjaman PDAM / penyelesaian piutang negara pada PDAM telah ditetapkan dalam PMK nomor 120/PMK.05/2008 tentang Penyelesaian Piutang Negara Yang Bersumber Dari Penerusan Pinjaman Luar Negeri, Rekening Dana Investasi dan Rekening Pembangunan Daerah Pada Perusahaan Daerah Air Minum. Dalam peraturan tersebut di atas, disebutkan bahwa restrukturisasi Piutang Negara yang didasarkan pada hasil evaluasi terhadap kondisi keuangan PDAM dan hasil evaluasi Rencana Perbaikan Kinerja PDAM dalam rangka penyehatan PDAM dengan meminimalisasi berkurangnya penerimaan Negara. Oleh karena itu, pada bab ini evaluasi atau analisa untuk PDAM Kabupaten Wonosobo dilihat dari dua sisi yaitu evaluasi terhadap kinerja perusahaan dengan melihat laporan keuangan PDAM 3 (tiga) tahun terakhir dan evaluasi Business Plan yang telah dibuat oleh PDAM Kabupaten Wonosobo. A. Analisis Terhadap Kinerja PDAM Kabupaten Wonosobo sebelum pelaksanaan restrukturisasi Evaluasi terhadap kondisi kinerja PDAM dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan PDAM selama 3 (tiga) tahun terakhir serta menggunakan beberapa rasio keuangan yang mampu menggambarkan kemampuan PDAM dalam membayar utang kepada Pemerintah. 35

2 36 1. Analisis Laporan Laba / Rugi PDAM Kabupaten Wonosobo Ikhtisar laporan Laba Rugi PDAM Kabupaten Wonosobo selama 3 tahun terakhir adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Laporan Laba /Rugi PDAM Kabupaten Wonosobo 3 Tahun Terakhir (Dalam Ribu Rupiah)! " #$$ % & $'( ) * & $+,'-! " & $! ". $ )/,0) "1 " 2 ",. +, % )" ) 3 4 #. " % 1$ 4) %! ",. $ 5 +04(67. 04(6 & $.,& $. - +2'43 8 6*( &:3(3 & 3& 8, $ % 0 +2'43 8 6*( & 8, );- ;!# < +2'43 8 6*(00+3 9!1 '* '* '* '* # % 8 '* '* '* '* Sumber: Laporan Laba Rugi PDAM Kabupaten Wonosobo Dari laporan laba rugi PDAM Kabupaten Wonosobo tersebut di atas, dapat dilihat bahwa pada selama 3 tahun PDAM Kabupaten Wonosobo masih mengalami kerugian sebesar Rp5.635,64 juta untuk tahun 2005, sebesar Rp6.112,11 juta untuk tahun 2006 dan Rp4.622,04 juta untuk tahun 2007.

3 37 Kerugian perusahaan tersebut disebabkan pendapatan operasi tidak mampu mencover (menutup) biaya operasi yang terlalu tinggi terutama disebabkan beban bunga dan denda pinjaman kepada Departemen Keuangan dalam jumlah yang cukup signifikan. 2. Analisis Laporan Arus Kas PDAM Kabupaten Wonosobo Ikhtisar Laporan Arus Kas PDAM Kabupaten Wonosobo Selama 3 tahun terakhir adalah sebagai berikut : No. Tabel 4.2 Laporan Arus Kas PDAM Kabupaten Wonosobo 2 Tahun Terakhir (Dalam Ribu Rupiah) Uraian Tahun Rata-rata I PENERIMAAN KAS Penerimaan Operasi Penerimaan Non operasi II PENGELUARAN KAS Pengeluaran Operasi Pengeluaran Non operasi Kenaikan/ (penurunan) kas ( ) 631,761 ( ) Saldo Awal Kas Saldo Akhir Kas Sumber: Laporan Arus Kas PDAM Kabupaten Wonosobo Laporan arus kas PDAM Kabupaten Wonosobo menggunakan sistem tidak langsung, sehingga yang lebih menonjol adalah besarnya kenaikan/penurunan kas yang terjadi akibat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh PDAM Kabupaten Wonosobo selama 1 tahun. Dilihat dari laporan arus kas PDAM Kabupaten Wonosobo selama 2 (dua) tahun terakhir, kondisi kas PDAM Kabupaten Wonosobo sebenarnya sudah cukup baik dengan adanya surplus di akhir periode. Namun demikian, karena kebutuhan investasi yang semakin tahun semakin besar, maka surplus dari kegiatan operasional belum cukup mampu untuk memenuhi

4 38 kebutuhan kas PDAM Kabupaten Wonosobo. Sehingga PDAM Kabupaten Wonosobo masih sangat bergantung pada pendanaan dari luar PDAM Kabupaten Wonosobo. 3. Analisis Neraca PDAM Kabupaten Wonosobo Ikhtisar Neraca PDAM Kabupaten Wonosobo Selama 3 tahun terakhir adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Neraca PDAM Kabupaten Wonosobo 3 Tahun Terakhir (Dalam Ribu Rupiah) No. Uraian AUDIT AUDIT Actual Rata-rata A. ASSETS 1. AKTIVA LANCAR a. Kas 5,111,181 1,468,175 2,099,936 2,893,097 b. Deposito 970,000 5,620,000 6,370,000 4,320,000 c. Piutang Air - Bersih 935,554 1,098,311 1,484,671 1,172,846 d. Piutang Non Air - Bersih 5,012 10,652 8,168 7,944 e. Piutang Lain-lain 233, ,667 91, ,556 f. Uang Muka 39,162 68,412 97,083 68,219 g. Persediaan 28,459 20,858 24,432 24,583 Jumlah Aktiva Lancar 7,322,701 8,428,074 10,175,957 8,642, AKTIVA TETAP a. Tanah 593, , , ,039 b. Aktiva tetap air minum diluar Tanah 33,361,983 34,558,294 36,742,151 34,887,476 c. Akumulasi Penyusutan aktiva tetap air minum (24,480,545) (25,805,423) (27,133,245) (25,806,404) d. Aktiva Tetap air limbah/kotor diluar tanah e. Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap air limbah f. Nilai Buku Aktiva Tetap 9,474,700 9,384,798 10,240,833 9,700,111 g. Aktiva Dalam Penyelesaian 165, ,546 16, ,741 h. Aktiva Lain-lain 1,608,991 2,075,307 2,356,734 2,013,677 JUMLAH AKTIVA 18,572,237 20,061,725 22,790,355 20,474,772 B. KEWAJIBAN & MODAL 1. KEWAJIBAN LANCAR a. Hutang Usaha 8, ,798 b. Hutang Lancar Lain-lain 84,951 59,171 43,299 62,473 c. Hutang Pajak d. Hutang Pajak Ps e. Hutang Bunga Pinjaman jatuh tempo 14,885,230 17,273,337 19,661,445 17,273,337 f. Hutang Denda (Bunga, Pokok & Komitmen) 13,231,707 17,243,746 21,804,356 17,426,603 g. Hutang Biaya Komitmen h. Hutang Jasa Bank i. Hutang Jangka Panjang Jatuh Tempo 12,508,285 14,036,012 15,563,739 14,036,012 j. Hutang yang akan Jatuh Tempo 1,527,727 1,527,727 1,527,727 1,527,727 JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 42,246,154 50,140,133 58,600,566 50,328,951

5 39 2. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG a. Hutang Jangka Panjang - Blm Jatuh Tempo 9,640,135 8,112,408 6,584,681 8,112,408 b. Hutang Jangka Panjang - Tunggakan c. Hutang Jangka Panjang Lainnya d. Hutang Jasa Bank e. Hutang Tunggakan Biaya Komitmen f. Hutang Tunggakan Bunga & BMT Pinjaman g. Hutang Tunggakan Denda(Bunga+Pokok) JUMLAH HUTANG JANGKA PANJANG 9,640,135 8,112,408 6,584,681 8,112, KEWAJIBAN LAIN-LAIN a. Jaminan Langganan b. Cadangan Dana Meter 3,359,424 4,594,773 5,012,741 4,322,313 c. Kewajiban Lain-lain 22,120 22,120 22,120 22,120 Jumlah Kewajiban Lain-lain 3,381,544 4,616,893 5,034,861 4,344, MODAL a. Revaluasi Aset b. Penyertaan Pemerintah Daerah 641, , , ,303 c. Penyertaan Pemerintah Pusat/Hibah 371, , , ,532 d. Keuntungan (Kerugian) Luar Biasa e. Cadangan Dana 341, , , ,133 f. Akumulasi Rugi/Laba (32,413,920) (38,049,565) (44,161,678) (38,208,388) g. Rugi/Laba Tahun Berjalan (5,635,646) (6,112,112) (4,622,044) (5,456,600) Jumlah Modal (36,695,597) (42,807,709) (47,429,753) (42,311,020) JUMLAH KEWAJIBAN & MODAL 18,572,237 20,061,725 22,790,355 20,474,772 Sumber: Neraca PDAM Kabupaten Wonosobo Dari neraca PDAM Kabupaten Wonosobo di atas, kita dapat melihat beberapa informasi penting sebagai berikut : a. Tingkat likuiditas PDAM Kabupaten Wonosobo Kemampuan keuangan jangka pendek PDAM Kabupaten Wonosobo dalam memenuhi kewajibannya terlihat dalam beberapa rasio berikut : 1. Current ratio Nilai kekayaan lancar PDAM Kabupaten Wonosobo untuk membayar kewajiban jangka pendek adalah sebagai berikut : Tahun 2005 : 7.322,701 (jumlah aktiva lancar dlm ribu Rp) ,154 (jumlah kewajiban lancar dlm ribu Rp) X 100% = 17,33%

6 40 Tahun 2006 : 8.428,074 (jumlah aktiva lancar dlm ribu Rp) ,133 (jumlah kewajiban lancar dlm ribu Rp) X 100% = 16,81% Tahun 2007 : ,957 (jumlah aktiva lancar dlm ribu Rp) ,566 (jumlah kewajiban lancar dlm ribu Rp) Rata-rata current ratio selama 3 tahun sebesar 17.17% X 100% = 17.36% Dari kondisi current ratio selama 3 (tiga) tahun terakhir dapat kita lihat bahwa nilai kekayaan lancar perusahaan masih belum mampu digunakan untuk membayar kewajiban jatuh tempo pada tahun bersangkutan. 2. Quick ratio Nilai kekayaan lancar diluar persediaan PDAM Kabupaten Wonosobo untuk membayar kewajiban jangka pendek adalah sebagai berikut : Tahun 2005 : 7.322,701 (jml aktiva lancar) - 28,459 (persediaan) ,154 (jumlah kewajiban lancar) X 100% = 17.27% Tahun 2006 : 8.428,074 (jml aktiva lancar) - 20,858 (persediaan) ,133 (jumlah kewajiban lancar) X 100% = 16.77% Tahun 2007 : ,957 (jml aktiva lancar) - 24,432 (persediaan) X 100% = 17.32% ,566 (jumlah kewajiban lancar dlm ribu Rp) Rata-rata quick ratio selama 3 tahun sebesar 17.12% Kondisi PDAM Kabupaten Wonosobo dilihat dari quick ratio tidak berbeda jauh dengan current ratio-nya. Selama 3 (tiga) tahun terakhir

7 41 menunjukkan ketidakmampuan PDAM Kabupaten Wonosobo untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. b. Tingkat solvabilitas PDAM Kabupaten Wonosobo Analisis rasio solvabilitas dilakukan guna mengetahui kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut di likuidasi. Tahun 2005 : (36,695,597) (jumlah modal sendiri dlm ribu Rp) ,154 (jumlah hutang dlm ribu Rp) X 100% = (86.86)% Tahun 2006 : (42.807,709) (jumlah modal sendiri dlm ribu Rp) ,133 (jumlah hutang dlm ribu Rp) X 100% = (85.38)% Tahun 2007 : (47.429,753) (jumlah modal sendiri dlm ribu Rp) ,566 (jumlah hutang dlm ribu Rp) Rata-rata solvabilitas selama 3 tahun sebesar (84.39)% X 100% = (80.94)% Solvabilitas PDAM Kabupaten Wonosobo 3 (tiga) tahun terakhir menunjukkan kecenderungan nilai negatif yang semakin besar karena modal sendiri telah bersaldo negatif. Hal tersebut disebabkan perusahaan mengalami kerugian terus menerus sejak tahun 1994 hingga 2007 sebagai akibat beban keuangan yang tidak diimbangi kenaikan pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kesulitan dalam membayar hutang. c. Tingkat profitabilitas PDAM Kabupaten Wonosobo Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan

8 42 perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian profitabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Tahun 2005 : (5.635,646) (laba/rugi setelah pajak dlm ribu Rp) (36,695,597) (jumlah modal sendiri dlm ribu Rp) X 100% = 15.36% Tahun 2006 : (6.112,112) (laba/rugi setelah pajak dlm ribu Rp) (42.807,709) (jumlah modal sendiri dlm ribu Rp) X 100% = 14.28% Tahun 2007 : (4.622,044) (laba/rugi setelah pajak dlm ribu Rp) (47.429,753) (jumlah modal sendiri dlm ribu Rp) Rata-rata profitabilitas selama 3 tahun sebesar 13.13% X 100% = 9.75% Kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam 3 (tiga) tahun terakhir menunjukkan kecenderungan merugi. B. Analisis faktor yang menyebabkan PDAM Kabupaten Wonosobo mempunyai tunggakan kepada Pemerintah Pusat Dari Business Plan yang diajukan oleh PDAM Kabupaten Wonosobo, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang menyebabkan tunggakan pinjaman PDAM Kabupaten Wonosobo kepada pemerintah pusat. Permasalahan tersebut sebagai berikut : 1. Aspek Teknis a. Turunnya debit mata air setiap tahunnya cukup tinggi

9 43 Tahun 2008 dibanding tahun 2007 sebesar 4,6% yang disebabkan oleh rusaknya daerah resapan air karena penggundulan hutan dan penambangan pasir yang tidak terkendali. b. Sistem jaringan transmisi distribusi belum sesuai kaedah teknis dari panjang pipa trans distribusi KM Disebabkan perencanaan awal yang kurang baik dan terbatasnya dana dalam pembangunan jaringan awal. c. Sebagian jaringan transmisi distribusi sudah tua (di wilayah perkotaan) sehingga berakibat tingkat kehilangan air masih tinggi yaitu sebesar 46,2%. d. Tekanan air di jaringan kurang merata (0,7 bar s.d 1,5 bar) disuatu tempat tekanan sangat tinggi mencapai 17 bar sedangkan di lain tempat sangat rendah mencapai 0,5 bar yang berakibat sering terjadi kerusakan jaringan yang disebabkan kondisi topografi wilayah pelayanan sangat ekstrim. e. Beberapa wilayah pelayanan kapasitas pipa transmisi distribusi kurang yang disebabkan jauhnya daerah pelayanan dari sumber air dan keterbatasan dana. 2. Aspek Manajemen a. Tingkat kehilangan air masih tinggi 46,2% Disebabkan oleh kemampuan untuk memasang water meter sumber dan water meter pelanggan sangat terbatas dan sering terjadi kerusakan jaringan transmisi distribusi karena tekanan air dalam pipa kuat.

10 44 b. Tarif dasar A rendah yaitu sebesar Rp475/m 3 Disebabkan oleh sulit dan lambatnya kenaikan tarif dari rencana studi yang dibuat dan kenaikan tarif masih sangat dipengaruhi oleh stakeholder. c. Cakupan pelayanan yang masih rendah yaitu sebesar 35% Berdasarkan penduduk administrasi yang disebabkan terbatasnya dana untuk membuka daerah pelayanan baru dan banyaknya program air bersih yang dikelola langsung oleh masyarakat yang berada di wilayah pelayanan PDAM Kabupaten Wonosobo. 3. Aspek keuangan a. Pendapatan rendah karena tarif dasar sebesar Rp.475/m 3. b. Nilai ekuitas perusahaan mengalami minus Pada tahun 2007 telah minus sebesar Rp.(47,429) juta yang disebabkan akumulasi kerugian sejak tahun 1994 akibat dari beban bunga dan denda pinjaman yang tidak mampu bayar serta kecilnya modal penyertaan dari Pemda. c. Banyaknya tunggakan pokok, bunga dan denda pinjaman yang terus membengkak per cut off date (19 Agustus 2008) sebesar Rp juta serta hutang pokok yang belum jatuh tempo per cut off date (19 Agustus 2008) sebesar Rp juta yang disebabkan kurangnya kemampuan keuangan untuk membayar hutang jatuh tempo.

11 45 C. Analisis restrukturisasi pinjaman yang diajukan dalam Business Plan PDAM Kabupaten Wonosobo Restrukturisasi pinjaman PDAM kepada Pemerintah yang tengah dilakukan oleh Departemen Keuangan tidak hanya bertujuan untuk mengoptimalkan penerimaan negara. Namun juga untuk memperbaiki kinerja PDAM dalam menyediakan fasilitas air bersih kepada masyarakat. Oleh karena itu, dalam menilai suatu usulan restrukturisasi pinjaman yang diusulkan oleh PDAM tidak lepas dari penilaian terhadap evaluasi rencana perbaikan kinerja PDAM. Dalam mengevaluasi efektivitas rencana perbaikan kinerja PDAM, tidak lepas dari analisa terhadap proyeksi keuangan yang disusun oleh PDAM. Adapun proyeksi keuangan yang harus dibuat oleh PDAM adalah selama masa pembayaran kembali pinjaman. Dalam kasus PDAM Kabupaten Wonosobo, proyeksi keuangan yang dibuat oleh PDAM adalah selama 5 tahun. Hal ini mengingat PDAM Kabupaten Wonosobo mengajukan permohonan penghapusan tunggakan non pokok sebesar Rp ,01 dan penjadualan kembali tunggakan pokok sebesar Rp ,85 melalui surat Nomor 690/249/PDAM/XII/2008 tanggal 17 Desember Dari proyeksi keuangan yang dibuat oleh PDAM adalah selama 5 tahun dapat kita peroleh beberapa informasi sebagai berikut : 1. Analisis Proyeksi Laporan Laba / Rugi PDAM Kabupaten Wonosobo Ikhtisar Proyeksi Laporan Laba / Rugi PDAM Kabupaten Wonosobo selama 5 tahun adalah sebagai berikut :

12 46 Tabel 4.4 Proyeksi Laporan Laba /Rugi PDAM Kabupaten Wonosobo 5 Tahun (Dalam Ribu Rupiah)! ". $! ",. $ 5 +04(67. 04(6 - +2'43 8 6*( &:3(3&3&8, +2'43 8 6*( &8 +2'43 8 6*( <!1 # 8 *untuk tabel proyeksi laba rugi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1 a. Pergerakan laba bersih PDAM Kabupaten Wonosobo dapat terlihat dalam grafik berikut ini : Grafik 4.1 Rencana Pencapaian Target tahun 2010 s.d 2014

13 47 Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa laba bersih selama 5 tahun mengalami penurunan hal ini disebabkan kenaikan biaya operasi tidak sebanding dengan kenaikan pendapatan operasi. b. Perbandingan pergerakan pendapatan operasional dengan biaya operasional adalah sebagai berikut : Grafik 4.2 Perbandingan Pendapatan Operasional Dan Biaya Operasional PDAM Kabupaten Wonosobo tahun 2010 s.d.2014 Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa pergerakan pendapatan operasional mengalami peningkatan yang sebanding dengan peningkatan biaya operasional. Namun demikian, pada tahun 2011 kenaikan pendapatan operasional tidak sebesar kenaikan biaya opeasional, hal ini mengakibatkan pada tahun 2011 PDAM Kabupaten Wonosobo mengalami penurunan laba. 2. Analisis Proyeksi Laporan Arus Kas PDAM Kabupaten Wonosobo Ikhtisar Proyeksi Laporan Arus Kas PDAM Kabupaten Wonosobo selama 5 tahun adalah sebagai berikut :

14 48 Tabel 4.5 Proyeksi Laporan Arus Kas PDAM Kabupaten Wonosobo tahun 2010 s.d 2014 (Dalam Ribu Rupiah) No. Uraian Tahun Rata-rata A Arus Kas dari Aktivitas Operasi B Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi C Arus Kas Bersih yang digunakan untuk aktivitas Investasi Arus Kas dari Aktivitas D Pendanaan Kenaikan/ (penurunan) kas Saldo Awal Kas Saldo Akhir Kas *untuk tabel proyeksi arus kas secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2 Dilihat dari proyeksi arus kas PDAM Kabupaten Wonosobo selama 5 tahun, kondisi kas PDAM Kabupaten Wonosobo cukup baik meningkat sampai dengan akhir periode. Namun demikian, PDAM Kabupaten Wonosobo masih sangat bergantung pada pendanaan dari luar PDAM Kabupaten Wonosobo. 3. Analisis Proyeksi neraca PDAM Kabupaten Wonosobo Dari proyeksi neraca PDAM Kabupaten Wonosobo (Lampiran 3) dapat diketahui tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas dan tingkat profitabilitas sebagai berikut: a. Tingkat likuiditas Tabel 4.6 Tingkat Likuiditas PDAM Kabupaten Wonosobo Tahun Rasio Rata-rata Current Ratio % % % 472,23% 1065,61% % Quick ratio % % % 469,96% 1062,32% %

15 49 Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa nilai kekayaan lancar perusahaan tahun 2010 s.d 2014 diatas 300%. Hal ini disebabkan pada tahun PDAM Kabupaten Wonosobo sudah tidak membayar hutangnya. b. Tingkat solvabilitas Tabel 4.7 Tingkat Solvabilitas PDAM Kabupaten Wonosobo Tahun Rasio Rata-rata Total debt to total assets ratio 143.6% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 28.72% Total Debt To Total Equity Ratio (223.4)% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% (44.69)% Times Interest Earned Ratio 515% % Solvabilitas PDAM Kabupaten Wonosobo tahun menunjukkan kecenderungan nilai positif. Hal tersebut disebabkan perusahaan mengalami keuntungan sebagai akibat beban keuangan yang semakin menurun apabila hutang PDAM Kabupaten Wonosobo dihapus. c. Tingkat Profitabilitas Tabel 4.8 Tingkat Profitabilitas PDAM Kabupaten Wonosobo Tahun Rasio Rata-rata Net Profit Margin 33,36% 26,50% 27,74% 17,84% 13,69% 23.83% Return on assets 24,22% 12,07% 14,44% 11,85% 9,01% 14.32% Return on equity -41.1% 22.8% 22.6% 13,2% 10,2% 5.54%

16 50 Rasio profitabilitas merupakan perbandingan antara laba perusahaan dengan investasi atau ekuitas yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Rasio profitabilitas PDAM Kabupaten Wonosobo menunjukkan angka yang semakin meningkat yang disebabkan efisiensi perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan. D. Pembahasan Dari analisis yang telah dilakukan penulis, restrukturisasi piutang pada PDAM Kabupaten Wonosobo telah sesuai dengan teori yang penulis kemukanan pada Bab II sebelumnya, antara lain: 1) Analisa Rasio keuangan PDAM Kabupaten Wonosobo pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 menunjukkan kinerja keuangan PDAM Kabupaten Wonosobo cukup buruk ini terlihat pada rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas menunjukkan angka yang cukup kecil. Sehingga PDAM Kabupaten Wonosobo tidak mampu membayar kewajibannya dan menghasilkan laba dari kegiatan usaha yang dilakukan. Sedangkan dalam Business Plan yang diajukan PDAM Kabupaten Wonosobo menunjukkan angka yang membaik. Hal ini dapat ditunjukkan pada perbandingan angka rata-rata nilai laporan keuangan PDAM Kabupaten Wonosobo dan nilai kinerja sebelum dan setelah restrukturisasi sebagai berikut:

17 51 Tabel 4.9 Perbandingan Laporan Keuangan dan Nilai Kinerja Sebelum dan Setelah Restrukturisasi No. Uraian Rata-rata sebelum Rata-rata setelah restrukturisasi restrukturisasi A. Laporan Keuangan 1. Laporan Laba/rugi -laba/rugi bersih (5,456,601) Laporan Arus Kas -saldo akhir kas Neraca -jumlah aktiva 20,474,772 42,197,488 B. Nilai Kinerja 1. current ratio 17.17% % 2. quick ratio 17.12% % 3. solvabilitas (84.39)% 28.72% 4. profitabilitas 13.13% 23.83% Sumber: Data Laporan Keuangan dan Business Plan PDAM Kabupaten Wonosobo 2) Analisa Kualitatif a) Analisa terhadap usaha debitur menunjukkan bahwa PDAM Kabupaten Wonosobo tidak membayarkan kewajibannya dikarenakan buruknya kinerja perusahaan dan bukan dari kesengajaan manajemen untuk tidak membayarkan kewajibannya. Hal ini menjadikan dasar pertimbangan penting bagi pengambil keputusan di Departemen Keuangan bahwa permohonan penyelesaian piutang negara pada PDAM Kabupaten Wonosobo dapat disetujui. b) Analisis Itikad Baik Debitur PDAM Kabupaten Wonosobo bersifat kooperatif yang antara lain ditunjukkan dengan secara aktif berusaha menyelesaikan hutang dengan mengajukan permohonan penyelesaian piutang negara pada PDAM Kabupaten Wonosobo melalui surat Nomor 690/249/PDAM/XII/2008

18 52 tanggal 17 Desember Dengan melampirkan business plan yang mengungkapkan permasalahan, penyebab masalah dan rencana tindak perbaikan yang realitis.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014 pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Nama : R. Hudy Adinurwijaya Npm : 25210478 Kelas : 4EB23 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro Lestari Tbk. yang selanjutnya dibandingkan dengan PT. PP London Sumatra Tbk. dengan menggunakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk

LAMPIRAN. 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk LAMPIRAN 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk Tabel 1.1 Neraca Konsolidasi PT. Holcim Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan (Disajikan dalam Jutaan Rupiah) AKTIVA ASET LANCAR Kas dan Setara

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan yang telah dibahas pada bab analisis dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN Analisis Rasio Keuangan Fakultas Ekonomi & Bisnis Riska Rosdiana SE., M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengantar Sebelum manajer keuangan mengambil keputusan

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE )

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE ) ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE 2012-2014) Nama : Yogie Pratama NPM : 29213478 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Lana Sularto, SE, MMSI LATAR BELAKANG MASALAH Laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab sebelumnya di jelaskan bahwa laporan keuangan merupkan sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil usaha suatu badan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. Nama : Annisa Damayanti Puspitasari NPM : 21213127 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penelitian ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN PDAM PROVINSI/KABUPATEN/KOTA PERIODE X sampai dengan. X+4

BUSINESS PLAN PDAM PROVINSI/KABUPATEN/KOTA PERIODE X sampai dengan. X+4 11 2012, No.682 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114/PMK.05/2012 TENTANG PENYELESAIAN PIUTANG NEGARA YANG BERSUMBER DARI PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI, REKENING DANA INVESTASI,

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui

Lebih terperinci

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 p-issn: 2337-7887 Article History Received May, 2014 Accepted June, 2014 Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Lebih terperinci

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Analisis Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelahaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan

Lebih terperinci

BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K YAT

BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K YAT BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K YAT OUTLINE 1 2 3 PENDAHULUAN PENJELASAN MENGENAI PENILAIAN KINERJA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penulisan dalam bab ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

Shantylana Butar-butar

Shantylana Butar-butar ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT MATAHARI DEPARTEMENT STORE, Tbk PERIODE 2010-2014 Shantylana Butar-butar 26212957 Latar Belakang Laporan keuangan

Lebih terperinci

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13 ANALISA KINERJA KEUANGAN PT. PEGADAIAN Tbk BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS Nama : Martha Romadoni NPM : 16209473 Kelas : 3EA13 LATAR BELAKANG Mengingat pegadaian merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan penghitungan dan analisis terhadap kinerja keuangan PT. MCP, maka pada bab ini akan diberikan kesimpulan dari pembahasan dan analisis diatas serta saran-saran

Lebih terperinci

Analisis Rasio Keuangan Likuiditas, Solvabilitas, & Rentabilitas Pada PT. Lerindro Internasional

Analisis Rasio Keuangan Likuiditas, Solvabilitas, & Rentabilitas Pada PT. Lerindro Internasional Analisis Rasio Keuangan Likuiditas, Solvabilitas, & Rentabilitas Pada PT. Lerindro Internasional Nama : Debby Nur ainy Kosasih NPM : 41209419 Pembimbing : Dr. Lana Sularto, SE, MMSI BAB I PENDAHULUAN Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT Aneka Tambang, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) , FAX

BAB III METODE PENELITIAN. tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) , FAX BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Artha Jaya tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) 427 009, FAX (0343) 422

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional merupakan gambaran tentang bagaimana suatu variabel diukur. Definisi operasional ditunjukkan pada variabel-variabel

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014.

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. L A M P I R A N 41 Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. 2013 MARKET RATIO PER 31,09 31,56 DY 2% 3% PBV 1,58 6,52 2014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. Nama : Joko Prayitno NPM : 24213668 Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani Latar Belakang Masalah Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

NUR AZIZ MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT.

NUR AZIZ MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT. NUR AZIZ 19210415 MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT. GARUDAFOOD Latar Belakang Tujuan penyusunan laporan keuangan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk 30 BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Laporan Keuangan PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk mengelola operasi sistem tenaga listrik Jawa Bali, mengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan petunjuk atau gambaran tentang bagaimana suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan petunjuk atau gambaran tentang bagaimana suatu BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional merupakan petunjuk atau gambaran tentang bagaimana suatu variabel diukur. Definisi operasional ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE 2011-2015 Disusun oleh : Nama : Dilla Marta Yulia NPM : 22213462 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Bani Zamzami,

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa dalam rangka perbaikan kondisi keuangan Perusahaan Daerah Air Minum sebagaimana dimaksud dalam huruf b, perlu meningkatkan e

2016, No c. bahwa dalam rangka perbaikan kondisi keuangan Perusahaan Daerah Air Minum sebagaimana dimaksud dalam huruf b, perlu meningkatkan e BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 280, 2016 KEMENKEU. PDAM. Piutang Negara. Penyelesaian. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN i iii vi vii viii I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Identifikasi Masalah 5 C. Batasan Masalah 6 D. Rumusan Masalah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan bisnis di Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa mungkin mempertahankan

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

LABA/(RUGI) KONSOLIDASIAN TAHUN

LABA/(RUGI) KONSOLIDASIAN TAHUN Hasil Penjualan Uraian LABA/(RUGI) KONSOLIDASIAN TAHUN 2011 2012 Tahun 2012 Tahun 2011 1 2 4 Penjualan 21.694.257,72 16.195.196,22 Harga Pokok Penjualan (17.202.941,16) (12.982.513,98) Laba kotor 4.491.316,56

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. i ii iv vi viii x xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Perumusan Masalah.

Lebih terperinci

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga 174,309,061,823 pihak relasi piutang lain - lain pihak hubungan istimewa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan dalam suatu periode produksi perlu dilakukan evaluasi untuk melihat dan mengetahui pencapaian yang telah dilakukan perusahaan baik dari

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. GUDANG GARAM TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO KEUANGAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. GUDANG GARAM TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO KEUANGAN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. GUDANG GARAM TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO KEUANGAN Nama : Nova Aisyah Npm : 26213505 Kelas : 3EB05 Pembimbing : Ratih Juwita, SE., MM. Latar Belakang Masalah Industri

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan Penilaian kinerja keuangan bagi manajemen dapat diartikan sebagai pengukiran atas kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian pencapaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI :

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : TANGGAL : 2 BULAN : 1 TAHUN : 2008 SINTENREMEN.COM PERUSAHA DAFTAR AKUN Per : 02 Januari 2008 NO AKUN NAMA AKUN SALDO AWAL 1111 Kas di

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap entitas usaha, baik badan hukum maupun perseorangan, tidak dapat terlepas dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi

Lebih terperinci

Analisa Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada PT. Bukit Asam, Tbk

Analisa Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada PT. Bukit Asam, Tbk Analisa Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada PT. Bukit Asam, Tbk Nama : Mutiara Yuang Triani NPM : 25212189 Kelas : 3EB24 Pembimbing : Feny Fidyah, SE.,MMSI LATAR BELAKANG Dalam dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern seperti saat ini banyak masyarakat indonesia yang ingin berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh, mahasiswa, bahkan pelajar.

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id DEPRESIASI PENGERTIAN Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan transaksi yang terjadi pada periode tertentu yang berguna untuk evaluasi dan perencanaan. Laporan

Lebih terperinci

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO PENGERTIAN Rasio dapat dihitung berdasarkan financial statement yang telah tersedia yang terdiri dari : Balance sheet atau neraca, yang menunjukkan posisi finansial

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Penilaian kinerja dengan menggunakan perspektif finansial yaitu

BAB V PENUTUP. 1. Penilaian kinerja dengan menggunakan perspektif finansial yaitu BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan perspektif finansial dan non finansial yang telah dilakukan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penilaian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka dapat diketahui secara jelas mengenai gambaran kondisi perusahaan dan langkahlangkah apa saja yang

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan 2007 PT Asahimas Flat Glass Tbk Rusli Pranadi Manager Corporate Finance Samuel Rumbajan Direktur Keuangan NERACA (Tidak diaudit) 30 September 2008

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi PENJUALAN 3000$ HPP 30% PENJUALAN BIAYA ADMINISTRASI = HPP KAS = 30% MODAL PAJAK 10% LABA DITAHAN 30% TOTAL MODAL = LABA DITAHAN X2 BIAYA BUNGA 30% HPP PERSEDIAAN = 3 X KAS PIUTANG = KAS HUTANG LANCAR

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk NAMA : APRILIA ENDAH SUSANTY NPM : 21211018 JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : HARYONO, SE., MM PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH : 1. Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis terhadap laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. adalah di bawah ini. Berdasarkan analisis rasio likuiditas,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Rasio Likuiditas Sebelum dan Sesudah memperoleh Sistem Manajemen Mutu Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban lancarnya.

Lebih terperinci

Perhitungan Rasio Keuangan BPR Konvensional. Kas (0%) Sertifikat Bank Indonesia (0%) 0 0 0

Perhitungan Rasio Keuangan BPR Konvensional. Kas (0%) Sertifikat Bank Indonesia (0%) 0 0 0 Lampiran 1 Perhitungan Rasio Keuangan BPR Konvensional 1. Permodalan (Capital) Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko BPR Konvensional Tahun 2008-2010 Komponen 2008 2009 2010 Kas (0%) 0 0 0 Sertifikat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Latar Belakang Masalah 1. Keuangan merupakan sarana yang penting bagi suatu perusahaan untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM.

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM. PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM. TEKNIK ANALISIS RATIO MERUPAKAN TEKNIK ANALISIS YANG MENGGAMBARKAN HUBUNGAN MATEMATIKAL ANTARA SUATU JUMLAH TERTENTU DENGAN JUMLAH YANG LAIN

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : BAB IV Analisis dan Pembahasan Berdasarkan laporan keuangan PT. Astra Internasional pada tahun 2011 dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Rasio ini menunjukkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan yang sangat ketat, keunggulan kompetitif telah berkembang dan melibatkan pada pentingnya kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu sangat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 yaitu penilaian kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang akan dibandingkan dengan rata-rata

Lebih terperinci