BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skripsi ini akan membahas mengenai apa saja bentuk kerjasama militer antara Australia dan Amerika Serikat sebagai upaya counter-terrorism. Skripsi ini lebih lanjut akan menjelaskan tentang apa saja kepentingan politik dan keamanan Australia yang menjadi dasar dalam mengambil kebijakan luar negeri, terutama kebijakan Australia untuk menjalin kerjasama militer dengan Amerika Serikat sebagai upaya counter-terrorism. Ancaman terorisme telah lama menjadi isu terpenting yang mempengaruhi kestabilan keamanan dan hubungan antar negara-negara internasional 1. Peristiwa 11 September 2001, menjadi titik awal bagi negara-negara barat dalam melakukan langkah-langkah dalam negeri untuk menanggapi ancaman terorisme internasional, tidak terkecuali Australia 2. Ancaman terorisme itu jelas bisa mengganggu stabilitas negaranya. Gerakan anti-terorisme (perang global melawan terorisme) pasca 11 September 2001 gencar dilakukan oleh Amerika Serikat setelah peristiwa tragis tersebut menimpa negaranya, operasi militer semakin gencar dilakukan oleh Amerika Serikat yang bertujuan untuk memburu para anggota organisasi-organisasi teroris, seperti yang dilakukan di Afghanistan terhadap kelompok fundamentalis Islam AL-Qaeda 3. Melihat adanya upaya Amerika Serikat dalam memerangi terorisme, Australia yang juga merasakan ancaman terorisme terhadap negaranya, dan tidak memiliki kekuatan militer yang massive seperti Amerika Serikat, segera melakukan active engagement dengan Amerika Serikat. Australia dan Amerika Serikat semakin dekat dengan adanya kejadian 9/11. Dimana keduanya bekerjasama untuk 1 A.R Tunggal, Ilmu Hubungan Internasional: Politik, Ekonomi, dan Isu Global Kontemporer, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2011, hal Associate Professor Jenny Hocking Director, National Centre For Australian Studies, Australian Terror Laws: An Historical Critique National Forum: The War on Terrorism and Rule of Law NSW Parliament House, Sydney. 3 Bonython, John, Has History Restarted Since September 2011, The 19th Annual John Bonython Lecture,

2 menyuarakan peperangan terhadap aksi dan tindakan terorisme di dunia internasional dengan melakukan beberapa kegiatan di dalam kerangka kerjasama di bidang militer. Politik luar negeri merupakan produk dari politik domestik suatu negara. Karakter dasar politik luar negeri Australia dapat dikatakan cukup unik, karena telah sejak lama menggantungkan diri pada negara lain, terutama negara super power seperti Inggris dan Amerika Serikat. Amerika Serikat dipilih Australia didasari oleh berbagai faktor, baik faktor domestik maupun keadaan internasional yang sedang berkembang. Selain dari bagaimana situasi internasional yang tengah berkembang, dapat dikatakan pula bahwa yang mendasari terjalinnya hubungan yang erat antara Australia dan Amerika Serikat ini adalah karena adanya kepentingan nasional Australia sendiri. Hubungan kerjasama dan aliansi ini diharapkan dapat mendukung dan menyokong kepentingan Australia dalam hal keamanan dan pertahanan, khususnya ancaman atas regionalnya. Karena asumsinya adalah jika regional aman maka kekhawatiran Australia terhadap ancaman keamanan selama ini akan hilang. Oleh sebab itu, merupakan suatu hal yang menarik untuk dibahas terkait apa saja kepentingan politik dan keamanan yang ingin dicapai Australia dari kerjasama militer yang selama ini dibangun dengan Amerika Serikat, khususnya dalam hal memerangi terorisme. Keputusan Australia untuk menjalin kerjasama militer dengan Amerika Serikat merupakan bagian dari politik luar negeri Australia. Kebijakan luar negeri Australia tersebut tidak bisa terlepas dari kepentingan nasional Australia terhadap Amerika Serikat. Keamanan nasional dan kepentingan nasional merupakan prinsip utama dan tujuan strategis dalam menyusun suatu kebijakan luar negeri 4. Kebijakan pemerintah Australia untuk menjalin kerjasama militer dengan Amerika Serikat sebagai upaya counter-terrorism bisa dipandang sebagai sarana untuk maksimalisasi kepentingan nasionalnya. Secara politis, hubungan Australia dan Amerika Serikat dapat menguntungkan Australia, dimana kedekatan dengan negara super power dan hagemoni utama akan mempermudah Australia dalam mencapai tujuan nasionalnya. Dalam segi keamanan, hubungan dan kerjasama militer antara Australia dan Amerika Serikat membuat Australia menjadi lebih aman dari ancaman-ancaman dari luar, dimana kerjasama dalam menjaga kawasan dari ancaman dan kerjasama dalam 4 Graham T. Allison, Essence of Decisison: Explaining the Cuban Missile Crisis, Little Brown and Company, Boston, 1971, p.33. 2

3 perkembangan teknologi militer membuat Australia menjadi semakin kuat di kawasan, dan semakin maju dalam hal militer. Amerika Serikat menjadi aliansi terpenting bagi Australia, terutama dalam upaya counter-terrorism. Didalam White Paper 2003, tertulis Australia membuat sebuah kebijakan politik yang disebut dengan US Alliance : Australia is commited to the international campaign to eliminate the global threat of terrorism because terrorism threatens Australians at home and overseas 5. Berdasar pada White Paper tersebut, kerjasama yang dilakukan oleh Australia dan Amerika Serikat, terfokus pada kerjasama militer sebagai upaya counter-terrorism untuk menjaga keamanan di wilayah kedua negara, khususnya di wilayah Australia. Dalam White Paper 2003 juga tertulis adanya kepentingan Australia atas terjalinnya kerjasama militer dengan Amerika Serikat, dalam dokumen milik pemerintah ini terdapat pernyataan prioritas yang pemerintah Australia tempatkan pada keamanan domestik dan kemakmuran Australia, serta pada pemeliharaan Angkatan Pertahanan Australia yang tangguh guna memenuhi tantangan keamanan nasional yang dihadapi oleh Australia 6. Bagi Australia, yang terpenting adalah membangun pertahanan keamanan regional, karena melalui terwujudnya keamanan regional dapat menjaga stabilitas regional, dan hal tersebut juga akan berdampak pada terjaminnya kelancaran pembangunan nasional. Melihat dari hal tersebut, dalam elemen politik luar negeri Australia, maka salah satu aspek fundamentalnya adalah mencari keamanan. B. Rumusan Masalah Skripsi ini akan melihat apa saja bentuk-bentuk kerjasama yang dilakukan oleh Australia dengan Amerika Serikat untuk menjaga keamanan di wilayah negara Australia, 5 White Paper 2003, Fighting Terrorism and Global Threats to Our Security 6 Ibid 3

4 khususnya upaya untuk mengatasi isu terorisme. Selanjutnya akan dilakukan analisis, mengapa Australia melakukan hubungan kerjasama militer dengan Amerika Serikat, trade off apa saja yang bisa dicapai oleh Australia dari kebijakan tersebut. Pertanyaan penelitiannya adalah : 1. Apa saja bentuk kerjasama militer yang dilakukan oleh Australia dan Amerika Serikat dalam upaya counter-terrorism? 2. Apa kepentingan politik dan keamanan Australia dalam kerjasama militer dengan Amerika Serikat sebagai upaya memerangi terorisme? C. Landasan Konseptual Untuk menjawab rumusan masalah diatas, saya menggunakan konsep mengenai kepentingan nasional (national interest). Konsep kepentingan nasional mengemukakan bahwa kepentingan nasional merupakan dasar yang menentukan perilaku luar negeri suatu negara. Perilaku politik luar negeri yang berdasarkan pada kepentingan nasional akan cenderung mengarah pada upaya-upaya mengejar kekuasaan atau power. Para pemikir realis mengemukakan bahwa power merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk memelihara dan mengembangkan kontrol suatu negara terhadap negara lain. Charles O. Lerche dan Abdul Said telah mencoba menjumlahkan kapabilitas negara menurut komponen yang terlihat (tangible) dan tidak terlihat (intangible) 7. Beberapa elemen power yang terlihat (tangible) seperti penduduk, wilayah, SDA, kapasitas industri, dan kekuatan militer. Sedangkan beberapa elemen power yang tidak terlihat seperti kepemimpinan, efisiensi organisasi atau birokrasi, persatuan rakyat, dukungan luar negeri dan ketergantungan. Selain itu, Frederick Schuman berpendapat bahwa dalam sebuah sistem internasional yang tidak memiliki 7 T. Couloumbis and Wolfe, J., Pengantar Hubungan Internasional: Keadilan dan Power, Prentice Hall Inc., USA, 1986, p

5 pemerintahan bersama, masing-masing unit harus mencari keselamatan dengan bersandar pada kekuatannya sendiri dan melihat kekuatan tetangga sekitarnya dengan rasa khawatir 8. Dikatakan disini oleh para teoritis realis bahwa lokasi atau posisi geografis suatu negara juga mempengaruhi kapabilitas nasionalnya dan juga orientasi politik luar negerinya dimana disatu sisi, merunut pada posisi geografisnya, terdapat negara-negara yang mudah diserang oleh negara lain (selalu terancam) dan disisi lain terdapat negara dengan posisi geografis lebih strategis dari yang lainnya. Sehingga pada akhirnya untuk dapat survive di dalam sistem internasional yang anarki, maka dalam mengejar kepentingan nasionalnya tiap-tiap negara perlu meningkatkan power untuk mempertahankan kontrol terhadap negara lain dan membentuk benteng dari ancaman sistem internasional yang anarki. Salah satu contoh kepentingan nasional yang mendasar ditiap-tiap negara adalah keamanan negara. Kepentingan nasional merupakan konsep mendasar yang terdapat dalam hubungan internasional. Kepentingan nasional sangat berperan dalam menentukan perilaku suatu negara. Kepentingan nasional ini juga seringkali menjadi pembenaran dari setiap kebijakan yang dipilih oleh negara. Kepentingan nasional merupakan bentuk dari tujuan kebijakan luar negeri negara atau sebagai suatu bentuk kekuatan strategis.- E.H. Carr Kepentingan Nasional (National Interest) adalah tujuan-tujuan yang ingin dicapai sehubung dengan kebutuhan bangsa/negara atau sehubungan dengan hal yang dicita-citakan. Dalam hal ini kepentingan nasional yang relatif tetap dan sama diantara semua negara/bangsa adalah keamanan (mencakup kelangsungan hidup rakyatnya dan kebutuhan wilayah) serta kesejahteraan. Kedua hal pokok ini, yaitu keamanan (security) dari kesejahteraan (prosperity), pasti terdapat serta merupakan dasar dalam merumuskan atau menetapkan kepentingan nasional bagi setiap negara. T. May Rudy 9 8 H. Dahlan, Teori-Teori Hubungan Internasional, Penerbit Garasi, Yogyakarta, 1997, p T. May Rudy. Studi Strategis Dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang Dingin. Bandung: Refika Aditama hlm

6 Konsep kepentingan menurutnya diartikan dalam istilah kekuasaan. - Hans J. Morgenthau. 10 Kepentingan nasional didefinisikan sebagai konsep abstrak yang meliputi berbagai kategori/keinginan dari suatu negara yang berdaulat. Kepentingan nasional terbagi ke dalam beberapa jenis, yakni 11 : 1. Core/basic/vital interest; kepentingan yang sangat tinggi nilainya sehingga suatu negara bersedia untuk berperang dalam mencapainya. Melindungi daerah-daerah wilayahnya merupakan contoh dari core/basic/vital interest ini. 2. Secondary interest; meliputi segala macam keinginan yang hendak dicapai masingmasing negara, namun mereka tidak bersedia berperang dimana masih terdapat kemungkinan lain untuk mencapainya melalui jalan perundingan misalnya. Dapat disimpulkan bahwa kepentingan nasional adalah kebutuhan dasar suatu negara dalam mempertahankan negaranya dengan menggunakan berbagai macam cara untuk mencapai kebutuhan dasar tersebut. Dalam memenuhi kepentingan nasional diatas, negara merumuskan kebijakannya 12. Setiap negara memerlukan politik luar negeri, selain sebagai sarana untuk melakukan interaksi dengan negara lain dalam sistem internasional, kebijakan luar negeri juga merupakan alat untuk memenuhi kepentingan nasional. Kepentingan nasional sendiri merupakan suatu entitas yang selalu berubah. Hal ini bisa terjadi karena dipengaruhi oleh perubahan kondisi domestik dimana proses pembuatan kebijakan luar negeri juga senantiasa berubah, serta kondisi politik dan keamanan internasional (faktor eksternal) yang selalu berubah. Sejalan dengan definisi Mark R. Amstutz yakni foreign policy as explicit and implicit actions of governmental officials designed to promote national interest beyond a 10 Hans,J. Morgenthau, Politic Among Nations, the Struggle for Power and Peace, edisi Bahasa Indonesia, diterjemahkan oleh S.Maimoen, A.M. Fatwan, Cecep Sudrajat, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta, 2010, p Ibid, hal Teuku May Rudy, 1993, Teori Etika dan Kebijakan Hubungan Internasional, Bandung: Angkasa, hal

7 country s territorial boundaries 13. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa politik luar negeri adalah aksi nyata yang dirancang oleh para pembuat kebijakan untuk memenuhi dan menjaga kepentingan nasionalnya dalam percaturan internasional. Dalam kajian politik luar negeri sebagai suatu sistem, rangsangan dari lingkungan eksternal dan domestik menjadi input yang mempengaruhi politik luar negeri suatu negara dan dikonversi oleh para pembuat keputusan menjadi output yang dapat berupa berbagai macam kerjasama diantaranya adalah kerjasama bilateral, trilateral, multilateral dan regional demi memenuhi kepentingan nasionalnya dalam dunia internasional. Rosenau mendefinisikan kebijakan luar negeri yakni upaya suatu negara melalui keseluruhan sikap dan aktivitasnya untuk mengatasi dan memperoleh keuntungan dari lingkungan eksternalnya. Dalam skripsi ini yang akan menjadi fokus analisis adalah bagaimana isu terorisme bisa memengaruhi kebijakan luar negeri yang diambil Australia untuk melakukan kerjasama militer dengan Amerika Serikat. Bagi Australia ada dua hal penting yang menjadi bagian dari kepentingan nasional sebagai tujuan dari pembuatan kebijakan luar negeri. Pertama, kebutuhan untuk memenuhi keamanan nasional sebagai akibat dari situasi tidak aman yang dirasakan negara dalam lingkungan domestik. Kedua, meskipun merupakan hal yang fundamental, keamanan bukanlah satu-satunya tujuan karena kemakmuran (prosperity) merupakan tujuan yang lainnya 14. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Joseph S. Nye Jr., yaitu:...foreign policy is an effort to accomplish several objectives security and economic benefits as well as humanitarian results 15. Meskipun demikian, selain kedua hal tersebut masih ada tujuan-tujuan lain dalam penentuan kebijakan luar negeri, namun kepentingan nasional-lah yang umumnya menjadi prioritas dalam kebijakan luar negeri. Sebagai komponen dalam pembuatan kebijakan luar negeri, Graham T. Allison menyebutkan bahwa: National security and national interests are 13 Mark R.Amstutz, 1998, International Conflict and Cooperation: an introduction to world politics, McGraw Hill, hal William J. Keef, Hanry J. Abraham, et all, Australian Democracy : Institution, Politics, and Policies, The Dorsey Press, 1983, p Joseph S. Nye Jr. The Paradox of American Power: Why the World s Only Superpower Can t Go It Alone, Oxford University Press, New York, 2002, p

8 the principal categories in which strategic goals are conceived. National seek security and a range of other objectives 16. Pada setiap proses pembuatan kebijakan luar negeri (decision making process) memang bisa dipengaruhi banyak faktor. Proses pembuatan kebijakan luar negeri juga melibatkan banyak aktor domestik yang berasal dari berbagai institusi. Tidak jarang dari berbagai aktor yang terlibat dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri memiliki kepentingan yang berbeda-beda sehingga terjadi proses tarik-menarik kepentingan. Namun, kebijakan luar negeri yang dihasilkan tetap merupakan satu kebijakan yang diyakini bisa memenuhi kepentingan nasional secara maksimal berdasarkan pertimbangan konsekuensi-konsekuensi yang bisa ditimbulkan dari kebijakan tersebut. Dalam hal ini Allison mengatakan bahwa: Governments select the action that will maximize strategic goals and objectives 17. Menurut Allison, goals and objectives dalam pembuatan kebijakan luar negeri merupakan tujuan dari kebijakan yang akan dibuat. Dengan demikian, kebijakan luar negeri yang akan diambil merupakan kebijakan yang dinilai bisa memaksimalkan pencapaian kepentingan strategis negara. Asumsi bahwa kebijakan luar negeri merupakan tindakan value-maximizing menjadikan negara atau pemerintah sebagai aktor rasional. Robert Dahl dan Charles Lindbolm mendefinisikan perilaku rasional sebagai berikut: Suatu tindakan disebut rasional kalau tindakan itu secara tepat diarahkan untuk memaksimalkan pencapaian tujuan, berdasarkan pertimbangan tentang tujuan itu dengan kenyataan dimana tindakan itu dilakukan 18. Dalam proses pembuatan kebijakan, pemerintah dihadapkan pada berbagai pilihan kebijakan dimana masing-masing pilihan kebijakan tersebut memiliki konsekuensi. Negara sebagai aktor rasional akan memilih alternatif kebijakan yag memiliki konsekuensi paling tinggi (menguntungkan) dalam memenuhi tujuan yang ingin dicapai (goals and objectives) 19. Kebijakan Australia untuk melakukan hubungan kerjasama militer dengan Amerika Serikat sebagai upaya counter-terrorism, dilakukan berdasarkan asumsi bahwa kerjasama 16 Allison, op cit, p Ibid. P Robert Dahl and Charles Lindbolm, Politics, Economics, and Welfare ( Harper, 1953 ), hal. 38. Dalam Mohtar Mas oed, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, LP3ES, Jakarta, 1994, p Allison, op cit. p

9 yang dilakukan bisa dipakai sebagai sarana untuk mengakomodasikan kepentingan nasional. Dalam hal ini kebijakan militer yang bersifat non-kekerasan atau non-perang seperti melakukan kerjasama militer antar negara, salah satunya yaitu dengan Amerika Serikat, bertujuan untuk mengakomodasi kepentingan Australia. Kerjasama antara Australia dan Amerika Serikat dilihat sebagai bentuk pencapaian kepentingan nasional Australia dan hal ini dapat dilihat dalam White Paper 2003, The Government will continue to stand up for our interests where our views differ from US views 20. Untuk menjawab pertanyaan penelitian diatas, akan dilakukan analisis terhadap tujuan dari kebijakan Australia untuk melakukan hubungan kerjasama militer dengan Amerika Serikat. Tujuan dari kebijakan kerjasama militer Australia dengan Amerika Serikat dapat dilihat dari konsekuensi-konsekuensi kebijakan tersebut, yang merupakan dampak dari kebijakan yang diambil sekaligus merupakan kepentingan nasional yang melatarbelakangi terjalinnya kerjasama militer antara Australia dengan Amerika Serikat. Dengan demikian, penelitian ini merupakan eksplanasi terhadap kebijakan-kebijakan luar negeri Australia dalam menjalin hubungan kerjasama militer dengan Amerika Serikat sebagai upaya counterterrorism, karena dengan mengetahui tujuan dari kebijakan tersebut dan melihat apa saja bentuk-bentuk kerjasama militer yang dilakukan oleh kedua negara, maka akan dapat diketahui pula kepentingan strategis Australia dalam kebijakan tersebut D. Argumen Utama Argumen yang diajukan dalam penelitian ini adalah, kebijakan Australia untuk melakukan kerjasama militer dengan Amerika Serikat sebagai upaya counter-terrorism didasari oleh alasan kepentingan nasional yang dipercaya oleh Australia bisa terpenuhi dengan melakukan kerjasama militer dengan Amerika Serikat. 20 Australia White Paper 2003, Strengthening Our Alliance with The United States, pg 86. 9

10 Australia merupakan negara yang memiliki kekhawatiran tinggi terhadap masalah keamanan dan pertahanannya baik domestik maupun internasional. Hal ini dilatarbelakangi oleh ketidakmampuan Australia dalam membangun kekuatan pertahanan dan keamanannya sendiri. Sehingga apa yang terjadi di wilayah regional kemudian sangat memengaruhi pertahanan dan keamanan Australia. Untuk menjaga kestabilan keamanan dan pertahanan regional tersebut, Australia melihat bahwa dengan adanya aliansi keamanan dan pertahanan dengan Amerika Serikat akan dapat mendukung dan membantu Australia dalam menjaga kestabilan regional sekaligus keamanan wilayahnya. Asumsinya adalah jika Amerika Serikat dapat hadir sebagai hegemon di wilayah tersebut, maka secara otomatis Amerika Serikat mempunyai kekuasaan yang besar terhadap wilayah ini. Jika hal itu terjadi maka Amerika Serikat mempunyai kepentingan untuk terus menjaga kestabilan keamanan regional tersebut dan hal ini kemudian selaras dengan kepentingan nasional Australia. Sehingga dapat dikatakan bahwa tindakan atau kebijakan yang dikeluarkan Australia dalam rangka menjalin hubungan kerjasama atau aliansi dengan Amerika Serikat sangat sarat akan kepentingan nasional dibelakangnya, yaitu terciptanya keamanan nasional. Kepentingan nasional yang menjadi latar belakang kebijakan Australia untuk melakukan kerjasama militer dengan Amerika Serikat, dipengaruhi oleh kondisi internasional yang berubah, terutama di bidang keamanan, salah satunya ancaman terorisme. Kepentingan tersebut bisa terlihat dari keuntungan (trade-off) apa saja yang bisa dicapai pemerintah Australia bagi kepentingan nasionalnya dengan melakukan kerjasama militer dengan Amerika Serikat dalam memerangi terorisme. Bentuk-bentuk kerjasama yang dilakukan Australia dan Amerika Serikat seperti latihan militer gabungan, pendirian basis militer Amerika Serikat di Australia, dan pengiriman pasukan militer ke Irak dan Afghanistan, pada akhirnya dapat memenuhi kepentingan yang ingin dicapai oleh Australia, seperti kepentingan politik dan kepentingan keamanan. Kepentingan keamanan yang diperoleh oleh Australia yaitu dimana Amerika Serikat menjanjikan keuntungan bagi Australia dengan mendirikan pangkalan militer dan pangkalan drone di Australia, menambah jumlah personel militer di Australia, pengembangan senjata bersama, dan penjualan senjata militer ke Australia, beserta pembagian informasi intelijen, kerjasama ini mampu meningkatkan kapabilitas militer Australia dan meningkatkan keamanan Australia. 10

11 Dalam hal kepentingan politik, kerjasama militer ini dapat meningkatkan bargaining position Australia di lembaga-lembaga internasional, seperti PBB. E. Metode Penelitian Dalam skripsi ini, penulis melakukan beberapa proses penelitian. Pertama, proses pengumpulan data. Penulis mengumpulkan data dengan menggunakan metode pengamatan dan klasifikasi dari berbagai sumber yang dipublikasikan melalui buku, jurnal, artikel, dan referensi online dari internet. Penulis menggunakan referensi literatur dan online dari berbagai macam sumber yang dapat dipercaya kebenarannya. Kedua, pengolahan data. Pada proses ini, penulis melakukan olah data berdasarkan tujuan skripsi ini. Setelah memperoleh data, penulis melakukan analisis sumber secara mendalam seputar bentuk-bentuk kerjasama militer antara Australia dan Amerika Serikat sebagai upaya memerangi terorisme, penulis juga akan melihat apa saja kepentingan politik dan keamanan yang ingin dicapai Australia dalam kerjasama militer tersebut. Ketiga, pelaporan data. Dalam tahap akhir, penulis menggabungkan data yang telah dikumpulkan dan diolah ke dalam penjelasan sistematis di skripsi ini, yang bersifat deskriptif-analitis. F. Sistematika Penulisan Dalam penulisannya, skripsi ini akan dibagi menjadi empat bagian : BAB I : Pendahuluan Bab ini akan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, landasan konseptual, argumen utama, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Bentuk Kerjasama Militer Australia-Amerika Serikat Sebagai Upaya Counter- Terrorism Pada bab ini akan memaparkan bagaimana kebijakan pemerintah Australia untuk menjalin kerjasama militer antar negara, terutama dengan Amerika Serikat. Selanjutnya akan 11

12 dibahas bagaimana bentuk kerjasama militer yang dilakukan oleh kedua negara dalam memerangi isu terorisme, dalam bab ini akan dijelaskan bagaimana hubungan bilateral antar kedua negara, kerjasama bilateral apa saja yang sudah dilakukan oleh Australia dan Amerika Serikat, dan selanjutnya akan dibahas secara khusus bentuk kerjasama militer yang dilakukan dalam memerangi isu terorisme, seperti adanya kerjasama latihan militer gabungan, pendirian basis militer Amerika Serikat di Australia, dan pengiriman pasukan militer ke Irak dan Afghanistan. BAB III : Analisis Kepentingan Politik dan Keamanan Australia Dalam Kerjasama Militer Dengan Amerika Serikat Pada bab ini akan menganalisis bagaimana kebijakan kerjasama militer bisa dipakai sebagai sarana untuk mengakomodasikan kepentingan nasional, terutama kepentingan strategis Australia dalam kerjasama militer yang dilakukan dengan Amerika Serikat sebagai langkah untuk memerangi isu terorisme, seperti kepentingan yang berkaitan kepentingan politik dan kepentingan keamanan. BAB IV : Penutup Merupakan bab penutup yang menyimpulkan seluruh pembahasan sekaligus jawaban dari rumusan masalah yang diangkat. 12

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Six Party Talks merupakan sebuah mekanisme multilateral yang bertujuan untuk mewujudkan upaya denuklirisasi Korea Utara melalui proses negosiasi yang melibatkan Cina,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini akan membahas mengenai kerja sama keamanan antara pemerintah Jepang dan pemerintah Australia. Hal ini menjadi menarik mengetahui kedua negara memiliki

Lebih terperinci

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM Sebelum PD I studi Hubungan Internasional lebih banyak berorientasi pada sejarah diplomasi dan hukum internasional Setelah PD I mulai ada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan BAB V KESIMPULAN Dari penjelasan pada Bab III dan Bab IV mengenai implementasi serta evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan bahwa kebijakan tersebut gagal. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan. dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan. dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memilih judul skripsi DAMPAK KERJASAMA ANTARA PEMERINTAH INDONESIA DENGAN PEMERINTAH AUSTRALIA DALAM BIDANG

BAB I PENDAHULUAN. memilih judul skripsi DAMPAK KERJASAMA ANTARA PEMERINTAH INDONESIA DENGAN PEMERINTAH AUSTRALIA DALAM BIDANG BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Ada beberapa pertimbangan yang mendorong penulis tertarik untuk memilih judul skripsi DAMPAK KERJASAMA ANTARA PEMERINTAH INDONESIA DENGAN PEMERINTAH AUSTRALIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi regional di kawasan Asia Tenggara yang telah membangun mitra kerjasama dengan Tiongkok dalam berbagai

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. BAB I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang. BAB I : Pendahuluan BAB I : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan barangkali merupakan salah satu kebijakan pemerintahan Obama yang paling dilematis. Keputusan untuk menarik pasukan

Lebih terperinci

UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 Negara Bangsa Dalam Politik Luar Negeri Teori-Teori Level Negara Bangsa Dalam Politik

Lebih terperinci

Realisme dan Neorealisme I. Summary

Realisme dan Neorealisme I. Summary Realisme dan Neorealisme I. Summary Dalam tulisannya, Realist Thought and Neorealist Theory, Waltz mengemukakan 3 soal, yaitu: 1) pembentukan teori; 2) kaitan studi politik internasional dengan ekonomi;

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai respon negara terhadap terorisme serta upaya-upaya yang dilakukan negara untuk menangani terorisme.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Chauvel, Richard H. Budaya dan Politik Australia, terj.oleh Harlinah, Sujinah,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1992.

DAFTAR PUSTAKA. Chauvel, Richard H. Budaya dan Politik Australia, terj.oleh Harlinah, Sujinah,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1992. DAFTAR PUSTAKA Buku: Chauvel, Richard H. Budaya dan Politik Australia, terj.oleh Harlinah, Sujinah,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1992. Firth, Stewart. Australian in International Politics: Introduction

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Australia begitu gencar dalam merespon Illegal, Unreported, Unregulated Fishing (IUU Fishing), salah satu aktivitas ilegal yang mengancam ketersediaan ikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan

Lebih terperinci

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia

Lebih terperinci

BAB I. diduga oleh seluruh rakyat dunia terutama rakyat Amerika. Dalam hitungan waktu

BAB I. diduga oleh seluruh rakyat dunia terutama rakyat Amerika. Dalam hitungan waktu BAB I A. LATAR BELAKANG Peristiwa 11 September 2001 merupakan tragedi nasional yang tidak pernah diduga oleh seluruh rakyat dunia terutama rakyat Amerika. Dalam hitungan waktu ribuan jiwa terluka dan jutaan

Lebih terperinci

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat Kesimpulan Amerika Serikat saat ini adalah negara yang sedang mengalami kemunduran. Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat relatif; karena disaat kemampuan ekonomi dan

Lebih terperinci

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang. BAB V KESIMPULAN Asia Tenggara merupakan kawasan yang memiliki potensi konflik di masa kini maupun akan datang. Konflik perbatasan seringkali mewarnai dinamika hubungan antarnegara di kawasan ini. Konflik

Lebih terperinci

Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan. Recovery Act

Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan. Recovery Act Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan Terlibat Dalam Lord's Resistance Army Disarmament and Northern Uganda Recovery Act Lord s Resistance Army (LRA) suatu kelompok pemberontak

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 5 KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini akan disampaikan tentang kesimpulan yang berisi ringkasan dari keseluruhan uraian pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya, dalam kesimpulan ini juga akan dipaparkan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME Dinamika politik internasional pasca berakhirnya Perang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan internasional itu mengacu terhadap hubungan yang terjadi antar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan internasional itu mengacu terhadap hubungan yang terjadi antar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Internasional Istilah Hubungan Internasional secara umum dapat didefinisikan bahwa hubungan internasional itu mengacu terhadap hubungan yang terjadi antar pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca serangan kelompok teroris Al Qaeda di pusat perdagangan dunia yaitu gedung WTC (World Trade Centre) pada 11 September 2001 lalu, George Walker Bush sebagai Presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and

BAB I PENDAHULUAN. memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Skripsi ini akan membahas tentang kebijakan pemerintah Malaysia dalam memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and Syiria) yang

Lebih terperinci

S I L A B U S. Jurusan/Program Studi : Ilmu Administrasi Negara : Organisasi dan Administrasi Internasional Kode : SAN 224 SKS : Teori: 2 Praktek: -

S I L A B U S. Jurusan/Program Studi : Ilmu Administrasi Negara : Organisasi dan Administrasi Internasional Kode : SAN 224 SKS : Teori: 2 Praktek: - S I L A B U S Fakultas : Ilmu Sosial Jurusan/Program Studi : Ilmu Administrasi Negara Mata Kuliah : dan Administrasi Kode : SAN 224 SKS : Teori: 2 Praktek: - Semester : V Mata Kuliah Prasyarat : - Dosen

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin

BAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin BAB IV KESIMPULAN Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin memiliki implikasi bagi kebijakan luar negeri India. Perubahan tersebut memiliki implikasi bagi India baik pada

Lebih terperinci

DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 Tinjauan Umum Teori Kepentingan Nasional Teori National Interest Versi Hans J. Morgenthau Teori National Interest Versi Donald Nuchterlin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jepang merupakan negara yang unik karena konsep pasifis dan anti militer yang dimilikinya walaupun memiliki potensi besar untuk memiliki militer yang kuat. Keunikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. J. Suatma, Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Jurnal STIE Semarang, vol.4 no.1, 2012.

BAB I PENDAHULUAN. J. Suatma, Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Jurnal STIE Semarang, vol.4 no.1, 2012. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerjasama ASEAN telah dimulai ketika Deklarasi Bangkok ditandatangani oleh Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filiphina pada tahun 1967. Sejak saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peacebuilding. Tulisan-tulisan terebut antara lain Aid, Conflict, and Peacebuilding

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peacebuilding. Tulisan-tulisan terebut antara lain Aid, Conflict, and Peacebuilding 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini lebih mengacu pada tulisan-tulisan yang berkaitan dengan peran organisasi internasional dalam peacebuilding.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terhadap perkembangan penetapan hukum di dunia ini, dimana

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terhadap perkembangan penetapan hukum di dunia ini, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serangan 11 September pada tahun 2001 telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan penetapan hukum di dunia ini, dimana serangan teroris tertentu telah

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK Mada Sutapa *) Abstract In the context of public goods, education is publicly owned goods and services, which the public has a right to get education

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat berlangsungnya Perang Dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur, Vietnam ikut terlibat dalam Perang Vietnam melawan Amerika Serikat (AS). Blok barat

Lebih terperinci

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi telah menjadi fenomena yang terjadi secara global yang cukup mempengaruhi tatanan dunia hubungan internasional dewasa ini. Globalisasi merupakan proses

Lebih terperinci

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global. BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya

Lebih terperinci

REALISM. Theoretical Intrepretations of World Politics. By Dewi Triwahyuni

REALISM. Theoretical Intrepretations of World Politics. By Dewi Triwahyuni REALISM Theoretical Intrepretations of World Politics By Dewi Triwahyuni Theory in Brief REALISM & NEOREALISM Key Actors View of the individual View of the state View of the international system Beliefs

Lebih terperinci

Sumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya.

Sumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya. Politik Luar Negeri Amerika Serikat Interaksi antarnegara dalam paradigma hubungan internasional banyak ditentukan oleh politik luar negeri negara tersebut. Politik luar negeri tersebut merupakan kebijaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama,

BAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama, BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dalam sejarah terorisme di abad ke-20, dikenal sebuah kelompok teroris yang cukup fenomenal dengan nama Al Qaeda. Kelompok yang didirikan Osama bin Laden dengan beberapa rekannya

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan BAB IV KESIMPULAN Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan kebijakan politik luar negeri Rusia terhadap keberadaan

Lebih terperinci

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan BAB V KESIMPULAN Arab Saudi merupakan negara dengan bentuk monarki absolut yang masih bertahan hingga saat ini. Namun pada prosesnya, eksistensi Arab Saudi sering mengalami krisis baik dari dalam negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu

BAB I PENDAHULUAN. pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Iran meluncurkan program pengembangan energi nuklir pertamanya pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu Iran dan Amerika Serikat memang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keterlibatan Australia dalam Perang Irak 2003 dianggap sebagai sebuah momentum bagi kembalinya prinsip forward defence policy sebagai basis kebijakan pertahanan Australia.

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK. Mada Sutapa *) Abstract

KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK. Mada Sutapa *) Abstract KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK Mada Sutapa *) Abstract In the context of public goods, education is publicly owned goods and services, which the public has a right to get education

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti terjadi penurunan ancaman dari luar yang akan dihadapi oleh banyak Negara

BAB I PENDAHULUAN. berarti terjadi penurunan ancaman dari luar yang akan dihadapi oleh banyak Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berakhirnya perang dingin yang diiringi menyebarnya demokratisasi juga berarti terjadi penurunan ancaman dari luar yang akan dihadapi oleh banyak Negara di dunia.

Lebih terperinci

Politik Global dalam Teori dan Praktik

Politik Global dalam Teori dan Praktik Politik Global dalam Teori dan Praktik Oleh: Aleksius Jemadu Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2008 Hak Cipta 2008 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki

Lebih terperinci

MATA KULIAH TEORI HUBUNGAN INTERNASIONAL

MATA KULIAH TEORI HUBUNGAN INTERNASIONAL SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEORI HUBUNGAN INTERNASIONAL DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 PERTEMUAN I Pengantar dan Orientasi Kelas Perkenalan / Introductions

Lebih terperinci

Politik Luar Negeri Indonesia dan Isu Terorisme Internasional

Politik Luar Negeri Indonesia dan Isu Terorisme Internasional Politik Luar Negeri Indonesia dan Isu Terorisme Internasional i ii Politik Luar Negeri Indonesia dan Isu Terorisme Internasional Politik Luar Negeri Indonesia dan Isu Terorisme Internasional iii iv Politik

Lebih terperinci

PERANAN MORAL DALAM SISTEM POLITIK INTERNASIONAL YANG ANARKI

PERANAN MORAL DALAM SISTEM POLITIK INTERNASIONAL YANG ANARKI PERANAN MORAL DALAM SISTEM POLITIK INTERNASIONAL YANG ANARKI A. Manusia, Politik dan Moral. Manusia adalah mahluk yang bermoral. Hal ini menjadi sesuatu yang mulai kabur dan berubah dalam hal keilmuan,

Lebih terperinci

BONUS DEMOGRAFI SEBAGAI ANCAMAN KONFLIK. Disusun sebagai Karya Esai Kritis Limas Oleh: Elsa Safira Hestriana Ilmu Hubungan Internasional 2013

BONUS DEMOGRAFI SEBAGAI ANCAMAN KONFLIK. Disusun sebagai Karya Esai Kritis Limas Oleh: Elsa Safira Hestriana Ilmu Hubungan Internasional 2013 BONUS DEMOGRAFI SEBAGAI ANCAMAN KONFLIK Disusun sebagai Karya Esai Kritis Limas 2015 Oleh: Elsa Safira Hestriana Ilmu Hubungan Internasional 2013 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU PUITIK UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi peneliti yang berjudul Peran New Zealand dalam Pakta ANZUS (Australia, New Zealand, United States) Tahun 1951-.

Lebih terperinci

There are no translations available.

There are no translations available. There are no translations available. Kapolri, Jenderal Polisi H. Muhammad Tito Karnavian, Ph.D menjadi salah satu pembicara dalam Panel Discussion yang diselenggarakan di Markas PBB New York, senin 30

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri Arab Saudi pada dasarnya berfokus pada kawasan Timur Tengah yang dapat dianggap penting dalam kebijakan

Lebih terperinci

MODUL IV PENGATURAN KEAMANAN REGIONAL

MODUL IV PENGATURAN KEAMANAN REGIONAL MODUL IV PENGATURAN KEAMANAN REGIONAL PENDAHULUAN Kajian tentang strategi keamanan juga melandaskan diri pada perkembangan teori-teori keamanan terutama teori-teori yang berkembang pada masa perang dingin

Lebih terperinci

NATIONAL INSECURITY ; THREATS AND VULNERABILITIES (Ketidakamanan Nasional : Ancaman-Ancaman dan Kemudahan-Kemudahan (peluang) Untuk Diserang)

NATIONAL INSECURITY ; THREATS AND VULNERABILITIES (Ketidakamanan Nasional : Ancaman-Ancaman dan Kemudahan-Kemudahan (peluang) Untuk Diserang) NATIONAL INSECURITY ; THREATS AND VULNERABILITIES (Ketidakamanan Nasional : Ancaman-Ancaman dan Kemudahan-Kemudahan (peluang) Untuk Diserang) Ketidakamanan (insecurity) merupakan perpaduan dari threats

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepentingan Nasional Dalam kepentingan nasional peran negara sebagai aktor yang mengambil keputusan dan memerankan peranan penting dalam pergaulan internasional berpengaruh bagi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AS-MEKSIKO DALAM UPAYA MEMBERANTAS DRUGS DI TAHUN 2007

KEBIJAKAN AS-MEKSIKO DALAM UPAYA MEMBERANTAS DRUGS DI TAHUN 2007 KEBIJAKAN AS-MEKSIKO DALAM UPAYA MEMBERANTAS DRUGS DI TAHUN 2007 Ni Luh Damaitri Nusa Bangsa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana Email: may.pooh8@gmail.com ABSTRAK Meksiko merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekuatan militer merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga stabilitas negara. Semua negara termasuk Indonesia membangun kekuatan militernya untuk menjaga keamanan

Lebih terperinci

Para Kepala Kepolisian, Ketua Delegasi, Para Kepala National Central Bureau (NCB),

Para Kepala Kepolisian, Ketua Delegasi, Para Kepala National Central Bureau (NCB), Sambutan Y. M. Muhammad Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Umum Interpol Ke-85 Dengan Tema Setting The Goals Strengthening The Foundations: A Global Roadmap for International Policing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian New Zealand merupakan negara persemakmuran dari negara Inggris yang selama Perang Dunia I (PD I) maupun Perang Dunia II (PD II) selalu berada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kajian Hubungan-Internasional, hubungan bilateral maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kajian Hubungan-Internasional, hubungan bilateral maupun BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul. Dalam kajian Hubungan-Internasional, hubungan bilateral maupun multilateral antar negara biasanya mengalami suatu kondisi dinamika pasangsurut yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010. BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB II POLITIK LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA DI ASIA TENGGARA

BAB II POLITIK LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA DI ASIA TENGGARA BAB II POLITIK LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA DI ASIA TENGGARA Setiap negara tidak dapat berdiri sendiri untuk memenuhi segala kebutuhannya, oleh karena itu negara tersebut harus berinteraksi dengan negara

Lebih terperinci

Pengertian Dasar & Jenisnya. Mata Kuliah Studi Keamanan Internasional. By Dewi Triwahyuni

Pengertian Dasar & Jenisnya. Mata Kuliah Studi Keamanan Internasional. By Dewi Triwahyuni Pengertian Dasar & Jenisnya Mata Kuliah Studi Keamanan Internasional By Dewi Triwahyuni Definisi : Keamanan (security) secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan mempertahankan diri (survival) dalam

Lebih terperinci

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN LAPORAN PENELITIAN KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN Oleh: Drs. Simela Victor Muhamad, MSi.

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA UPAYA JEPANG DALAM MENJAGA STABILITAS KEAMANAN KAWASAN ASIA TENGGARA RESUME SKRIPSI Marsianaa Marnitta Saga 151040008 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. <http://www.japantimes.co.jp/news/2013/06/01/world/the-evolution-of-ticad-since-its-inception-in-1993/>, diakses 16 Juni 2016.

BAB I PENDAHULUAN. <http://www.japantimes.co.jp/news/2013/06/01/world/the-evolution-of-ticad-since-its-inception-in-1993/>, diakses 16 Juni 2016. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak kebijakan ODA Jepang mulai dijalankan pada tahun 1954 1, ODA pertama kali diberikan kepada benua Asia (khususnya Asia Tenggara) berupa pembayaran kerusakan akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Politik Luar Negeri merupakan sikap dan komitmen suatu Negara terhadap lingkungan eksternal, strategi dasar untuk mencapai tujuan kepentingan nasional yang harus

Lebih terperinci

Pertemuan V : Perspektif Teoritis Regionalisme. Diplomasi HI di Kawasan Asia Pasifik Sylvia Octa Putri, S.IP

Pertemuan V : Perspektif Teoritis Regionalisme. Diplomasi HI di Kawasan Asia Pasifik Sylvia Octa Putri, S.IP Pertemuan V : Perspektif Teoritis Regionalisme Diplomasi HI di Kawasan Asia Pasifik Sylvia Octa Putri, S.IP Mengapa teori menjadi penting? Teori adalah pernyataan yang dibuat untuk menjawab pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I - PENDAHULUAN. 1 Perjanjian Westphalia pada tahun 1648 menciptakan konsep kedaulatan Westphalia

BAB I - PENDAHULUAN. 1 Perjanjian Westphalia pada tahun 1648 menciptakan konsep kedaulatan Westphalia BAB I - PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ini ingin melihat kebijakan eksternal Uni Eropa (UE) di Indonesia yang dapat dikategorikan sebagai bentuk implementasi dari konsep kekuatan normatif. Konsep

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Analisa penelitian ini ditujukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan membuktikan jawaban awal yang telah dirumuskan. Penelitian ini menjelaskan alasan Venezeula menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008 BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Sangat jelas terlihat bahwa Asia Tengah memerankan peran penting dalam strategi China di masa depan. Disamping oleh karena alasan alasan ekonomi, namun juga meluas menjadi aspek

Lebih terperinci

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi, BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dengan berbagai aspek yang telah dinilai oleh pembuat kebijakan di Montenegro untuk bergabung dalam NATO, terdapat polemik internal dan eksternal yang diakibatkan oleh kebijakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. negara kepulauan yang beriklim tropis, dan bukan suatu yang aneh jika. pun dapat tumbuh dan berkembang di Indonesia.

PENDAHULUAN. negara kepulauan yang beriklim tropis, dan bukan suatu yang aneh jika. pun dapat tumbuh dan berkembang di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang beriklim tropis, dan bukan suatu yang aneh jika pelbagai penyakit, baik

Lebih terperinci

BAB I PENGERTIAN DAN PENGGOLONGAN ORGANISASI INTERNASIONAL 1

BAB I PENGERTIAN DAN PENGGOLONGAN ORGANISASI INTERNASIONAL 1 BAB I PENGERTIAN DAN PENGGOLONGAN ORGANISASI INTERNASIONAL 1 A. Pendahuluan Organisasi Internasional adalah kolektivitas dari entitas-entitas yang independen, kerjasama yang terorganisasi (organized cooperation)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disusun dalam suatu sistem pertahanan semesta, tidak agresif dan tidak. besar Indonesia ke dalam jajaran militer terkuat di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. disusun dalam suatu sistem pertahanan semesta, tidak agresif dan tidak. besar Indonesia ke dalam jajaran militer terkuat di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan sistem pertahanan dan keamanan terbaik. Seperti menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap

Lebih terperinci

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang Bab V KESIMPULAN Dalam analisis politik perdagangan internasional, peran politik dalam negeri sering menjadi pendekatan tunggal untuk memahami motif suatu negara menjajaki perjanjian perdagangan. Jiro

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun 1980. Globalisasi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak yang mengkhawatirkan bagi negara yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai aktor utama melakukan kerjasama dengan negara lain yang bersifat lintas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai aktor utama melakukan kerjasama dengan negara lain yang bersifat lintas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Internasional Kebutuhan suatu negara tidak dapat dipenuhi sepenuhnya dari dalam negeri. Guna memenuhi kebutuhan suatu negara, kadangkala pihak pemerintah sebagai aktor

Lebih terperinci

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk BAB IV KESIMPULAN Sejak berakhirnya Perang Dingin isu-isu keamanan non-tradisional telah menjadi masalah utama dalam sistem politik internasional. Isu-isu keamanan tradisional memang masih menjadi masalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. II, di era 1950-an ialah Perdana Menteri Yoshida Shigeru. Ia dikenal karena

BAB I PENDAHULUAN. II, di era 1950-an ialah Perdana Menteri Yoshida Shigeru. Ia dikenal karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasca kekalahan dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha bangkit menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Perdana Menteri yang berpengaruh pasca PD II, di

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

TINJAUAN UMUM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2015 TINJAUAN UMUM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI TINJAUAN UMUM ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL Sejarah Lahirnya Nation State / Negara Bangsa Transformasi

Lebih terperinci

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia iv DAFTAR ISI DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR SINGKATAN... viii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Batasan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PERTAHANAN AUSTRALIA DI PASIFIK SELATAN (BERDASARKAN AUSTRALIAN DEFENCE WHITE PAPER TAHUN 2013)

KEBIJAKAN PERTAHANAN AUSTRALIA DI PASIFIK SELATAN (BERDASARKAN AUSTRALIAN DEFENCE WHITE PAPER TAHUN 2013) KEBIJAKAN PERTAHANAN AUSTRALIA DI PASIFIK SELATAN (BERDASARKAN AUSTRALIAN DEFENCE WHITE PAPER TAHUN 2013) Abdul Rizki Firmansyah / 209000222 & Jaka Andhika Syahputra / 209000147 Abstrak Australian Defence

Lebih terperinci

2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p

2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang semakin maju ini ada banyak isu-isu yang berkembang. Bukan hanya isu mengenai hard power yang menjadi perhatian dunia, tetapi isu soft

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. internasional, sebagai aktor dalam hubungan internasional, dalam hal pembentukan

BAB V KESIMPULAN. internasional, sebagai aktor dalam hubungan internasional, dalam hal pembentukan BAB V KESIMPULAN Penelitian ini merupakan sarana eksplanasi tentang perilaku organisasi internasional, sebagai aktor dalam hubungan internasional, dalam hal pembentukan suatu program atau agenda yang diimplementasikan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA AND AUSTRALIA ON THE FRAMEWORK FOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti telah menjadi rahasia umum, Arab Saudi dan Iran adalah dua negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Seperti telah menjadi rahasia umum, Arab Saudi dan Iran adalah dua negara yang BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL Seperti telah menjadi rahasia umum, Arab Saudi dan Iran adalah dua negara yang mempunyai pengaruh yang sangat besar di kawasan Timur Tengah. Selain tiu, kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh United Nations Security Council yang menyebabkan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. oleh United Nations Security Council yang menyebabkan berkembangnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan organisasi internasional sebagai subjek hukum internasional, tidak terlepas dari munculnya berbagai organisasi internasional pasca Perang Dunia ke II. Terjadinya

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. internasional, baik itu oleh pelaku negara (state actor) maupun oleh pelaku-pelaku

BAB I. Pendahuluan. internasional, baik itu oleh pelaku negara (state actor) maupun oleh pelaku-pelaku BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pola interaksi hubungan internasional tidak dapat dipisahkan dengan segala bentuk interaksi yang berlangsung dalam pergaulan masyarakat internasional, baik itu oleh

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. perekonomian suatu bangsa. Indonesia sebagai negara berkembang memandang

BAB I. Pendahuluan. perekonomian suatu bangsa. Indonesia sebagai negara berkembang memandang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Kerjasama merupakan salah satu jalan untuk meningkatkan perekonomian suatu bangsa. Indonesia sebagai negara berkembang memandang pentingnya kerjasama dengan

Lebih terperinci

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- 166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Eropa Barat membuat suatu kebijakan dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Eropa Barat membuat suatu kebijakan dengan memberikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Skripsi ini akan mengupas mengenai alasan kebijakan luar negeri Uni Eropa memberikan dukungan terhadap Ukraina dalam kasus konflik gerakan separatisme pro-rusia di Ukraina.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Diplomasi Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang

BAB V KESIMPULAN. Diplomasi Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang BAB V KESIMPULAN Diplomasi Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dihadapkan pada berbagai perubahan dan pergeseran kekuatan dalam lingkungan strategis global dan regional sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia Tengah dan Asia Tenggara yang terlingkup dalam satu kawasan, yaitu Asia Selatan. Negara-negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkembang. Dahulu dalam interaksinya hanya melibatkan aktor negara, namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkembang. Dahulu dalam interaksinya hanya melibatkan aktor negara, namun BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan internasional Hubungan internasional merupakan salah satu bentuk interaksi antar aktor yang saling berkepentingan, yang dapat berupa kerjasama, konflik, ataupun perang.

Lebih terperinci

AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA

AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA Oleh: Dewi Triwahyuni, S.Ip., M.Si. Saran Bacaan: Eugene R. Wittkopf, The Future of American Foreign Policy,, Second Edition (New York: St. Matin s Press, 1992).

Lebih terperinci