BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca serangan kelompok teroris Al Qaeda di pusat perdagangan dunia yaitu gedung WTC (World Trade Centre) pada 11 September 2001 lalu, George Walker Bush sebagai Presiden Amerika Serikat saat itu bertekad untuk memerangi terorisme. Sebagai suatu respon, maka George Walker Bush menyusun kebijakan luar negeri terkait pemberantasan terorisme yang dikenal sebagai War on terror. Perubahan agenda kebijakan keamanan Amerika Serikat ini otomatis merubah persepsi ancaman keamanan bagi negara Amerika itu sendiri dimana sejak saat itu terorisme menjadi fokus utama dalam kebijakan keamanan Amerika Serikat. Dalam pelaksanaan kebijakan War on terror ini, ditunjukan penekanan pada kekuatan militer dengan memerangi negara atau siapapun yang diindikasikan melindungi dan berhubungan baik dengan pelaku terorisme (Prilian, 2010). Mengutip pidato Bush yang menyatakan bahwa You are either with us or you are against us in fight against terror, pada kenyataannya berdampak luas bagi orientasi kebijakan luar negeri negara lain dalam konfigurasi politik internasional khususnya dalam kebijakan keamanan terkait memerangi aksi terorisme (Daulay, 2009). Setelah kebijakan perang melawan terorisme direalisasikan, Amerika Serikat melalui tindakan penyerangannya ke Afghanistan berupaya membebaskan Afghanistan dari kekuasaan Taliban yang diketahui telah memfasilitasi kelompok terorisme Al-Qaeda, dimana Al-Qaeda merupakan jaringan terorisme global yang dipimpin oleh Osama Bin Laden Namun sayangnya, dampak penyerangan ke Afghanistan lebih terlihat memberi kerusakan bagi Afghanistan itu sendiri, dan penyerangan tersebut tidak membuat Amerika Serikat menemukan Osama Bin Laden. Sampai pada peristiwa penyerangan Afghainstan, kebijakan George Walker Bush masih sejalan dengan tujuan kebijakan War on terror itu sendiri (Rahmat, 2015). Namun, mulai ada perubahan fokusnya ketika George Walker memutuskan untuk melakukan invasi ke Irak. Banyak pihak tidak mendukung rencana invasi Amerika Serikat ke Irak, sebab invasi terhadap Irak jika tanpa adanya bukti dan alasan yang jelas akan berdampak buruk bagi Amerika Serikat itu sendiri serta dapat memicu masalah baru seperti bencana atau krisis kemanusiaan di kedua negara yang terlibat. Meski 1

2 2 demikian, ternyata Bush tetap bersikeras untuk melakukan invasi ke Irak, bahkan ketika memasuki periode kedua masa pemerintahannya, Bush masih terfokus untuk tetap melakukan invasi ke Irak (Sihbudi, 2007). Berdasarkan pembahasan tersebut, adapun alasan ketertarikan penulis tentang penelitian pengaruh Pengaruh idiosinkratik George Walker Bush dalam kebijakan invasi Irak tahun 2003 sebagai fokus penelitian. Pertama, Bush merupakan aktor utama yang berperan dalam pembentukan kebijakan melawan terorisme dan termasuk keputusan invasi ke Irak karena posisinya yang menjabat sebagai presiden Amerika Serikat, dimana seorang presiden merupakan peran inti dari pengambilan suatu keputusan atau kebijakan. Kedua, faktor Idiosinkratik merupakan sebuah analisa yang menekankan faktor-faktor individu atau seorang pemimpin dapat mempengaruhi sikap politik individu dalam mengambil suatu keputusan. Dalam konteks penelitian ini, akan menganalisa pengaruh aspek tersebut dalam kebijakan invasi terhadap Irak tahun Penelitian ini akan mempunyai batasan waktu dimana dari tahun 2003 terjadinya Invasi Amerika ke Irak dan sampai dengan 2009, dimana merupakan masa berdirinya pemerintahan presiden George Walker Bush yang bersamaan juga dengan berakhirnya invasi Amerika Serikat di Irak atas keputusan presiden Amerika Serikat saat itu. 1.2 Permasalahan Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut adapun rumusan penelitian yang penulis ajukan sebagai berikut: 1. Mengapa George Walker Bush melakukan invasi terhadap Irak tahun 2003? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu: 1. Mengetahui faktor penyebab terjadinya invasi Irak tahun Menganalisa pengaruh idiosinkratik George Walker Bush dalam invasi ke Irak tahun Signifikasi Penelitian 1. Signifikasi teoritis, penelitian ini dapat menjadi dasar untuk mempengaruhi lebih mendalam tentang bagaimana pengaruh

3 3 Idiosinkratik seorang pemimpin dalam mengambil suatu kebijakan atau keputusan politik. 2. Signifikasi praktis, penelitian ini dapat menambah suatu sumber ide dalam penelitian ilmu hubungan internasional terkait kebijakan luar negeri atau keputusan seorang pemimpin yang berfokus pada individu yang membuat kebijakan atau keputusan politik. 1.5 Tinjauan Pustaka Adapun dalam penelitian ini penulis mengambil tinjauan pustaka yang relevan dengan topik penelitian yang berjudul Pengaruh Idiosinkratik George Walker Bush dalam Kebijakan Invasi Irak tahun 2003 di antaranya, Pertama tulisan Daniel Lieberfeld yang berjudul Theory of Conflict and the Iraq War 2003 pada tahun 2005, memfokuskan pada invasi Amerika Serikat terhadap Irak dengan analisa keputusan Amerika Serikat untuk menyerang Irak yang menampilkan perspektif liberal dan juga realisme. Tulisan tersebut melihat kepentingan elit, pengaruh ideologis, psikologi pribadi dan sosial - agar lebih mudah untuk memahami penyebab keputusan Amerika Serikat menginvasi Irak pada tahun 2003 yang dikenal juga sebagai perang teluk III. Teori perang merupakan alat dalam menjelaskan berbagai penyebab atas penyerangan Amerika Serikat ke Irak. Lieberfeld juga membandingan perspektif seperti Realisme yang lebih menekankan motif yang berkaitan dengan keamanan nasional, kekuasaan, dan sumber daya. Sedangkan, liberalisme cenderung melihat perbedaan antara demokrasi dan negara-negara non-demokrasi. Selain itu, ia menjelaskan bagaimana perspektif realisme menganalisa serangan Amerika Serikat ke Irak yang diasumsikan bahwa jika suatu invasi merupakan cara rasional bagi Amerika Serikat untuk mencapai kepentingannya yaitu menunjukkan kekuatannya kepada sekutu dan pesaingnya, serta menghindari serangan terorisme seperti 9/11 yang telah terjadi. Seperti juga pencegahan kerjasama Irak dengan jaringan teroris anti Amerika Serikat. Dalam tulisan ini, Lieberfeld juga menganalisa bahwa pemerintahan Bush telah mengumumkan bahwa perubahan rezim di Irak merupakan suatu prioritasnya karena menurut Amerika Serikat membiarkan rezim Saddam Hussein tetap utuh adalah suatu kelemahan Amerika Serikat sehingga Bush membuat perang yang percuma dan juga untuk kepentingan keamanan nasionalnya. Dalam menjelaskan mengapa Irak menjadi target invasi Amerika Serikat, realisme juga menjelaskan

4 4 jawabannya, yaitu dengan adanya geostrategic Irak dan sumber daya minyak yang tidak tertandingi sehingga hal-hal tersebut menjadi alasan Amerika Serikat untuk perang ke Irak. Realisme dalam tulisan ini juga menjelaskan bahwa pemimpin memilih berperang pada saat mereka percaya bahwa perang demi keamanan nasionalnya. Namun, pada pemerintahan Bush hal itu menjadi rumit karena sikap pemerintahan Bush yang menyudutkan Irak cenderung berlebihan. Sedangkan menurut padangan liberalisme, keputusan berperang berasal dari karakteristik internal suatu pemerintahan. Lieberfeld juga menuliskan pada tulisannya bahwa banyak demokrasi menyebabkan perdamaian dan tidak bermusuhan sehingga menuai suatu konflik. Dalam kasus invasi Amerika Serikat ke Irak, mengubah pemerintahan Irak yang otoritarian menjadi negara demokrasi dan menyebarkan hak asasi manusia akan meningkatkan keamanan nasional Amerika Serikat. (Lieberfeld, 2005). Kedua, tulisan dari Zana Tofiq Kaka yang berjudul Why did United State lead an Invasion of Iraq in 2003 pada tahun Dalam tulisan ini lebih memfokuskan pada mengapa Amerika Serikat melakukan invasi terhadap Irak dimana sebagian besar alasan yang dibahas dalam tulisan ini terkait dengan kepentingan Amerika Serikat atas minyak Irak. Hal ini banyak dikemukakan karena sudah banyak bukti jika Irak bukanlah negara yang mendukung terorisme dibalik serangan 9/11 dan juga tidak terbukti mengembangkan nuklir yang berbahaya. Sebagian besar inti dalam tulisan ini juga membahas alasan Amerika Serikat melakukan invasi ke Irak atas alasan yang sama yang menjadi penyebab invasi Amerika Serikat ke Irak dapat terjadi. Faktor yang dijelaskan dalam tulisan ini juga berputar pada faktor karena Amerika Serikat ingin melindungi Israel yang menjadi aliansi Amerika Serikat di kawasan Timur tengah yang berputar dengan segala hal yang menyebabkan Invasi Amerika Serikat ke Irak sampai terjadi. Jelasnya, dalam tulisan ini terdapat lima alasan Amerika Serikat menginvasi Irak. Alasan pertama terkait tuduhan Amerika Serikat terhadapt Irak yang menurutnya menyimpan senjata pemusnah massal secara rahasia dan berpotensi menimbulkan ancaman bagi Amerika Serikat. Pasca peristiwa 9/11, Amerika Serikat bersikap selalu waspada dengan sumber kejahatan yang mengancam keamanan nasionalnya. Namun Irak terbukti tidak menyimpan senjata yang dipikirkan Amerika Serikat. sebelum atau sesudah invasi Amerika Serikat terhadap Irak senjata yang dimaksud Amerika Serikat tidak pernah diketemukan. Alasan yang kedua, dugaan Amerika Serikat terhadap Irak terkait adanya hubungan Saddam Hussein dengan

5 5 jaringan terorisme, Zana menjelaskan bahwa perang ke Irak merupakan perpanjangan perang melawan terorisme yang dibentuk Bush. Serangan terorisme pada peristiwa 9/11 menyebabkan perubahan fokus dan menjadi langkah baru untuk membentuk suatu kebijakan luar negeri Amerika Serikat dan strategi keamanan nasional. Alasan untuk membenarkan perang ke Irak selanjutnya penyebaran demokrasi di Irak. Bahwa pada dasarnya alasan tersebut tidak menghasilkan perdamaian di Irak seperti yang dikatakan Bush. Lalu dilanjutkan dengan adanya keinginan Amerika Serikat melindungi Israel dan kepentingan minyak di Irak oleh Amerika Serikat. Tidak jauh beda dengan tulisan-tulisan yang sudah ada mengenai invasi Amerika Serikat ke Irak, tulisan ini juga beranggapan pemerintah Amerika Serikat dalam kasus invasi terhadap Irak hanya berusaha membuat kasus persuasif dan memanipulasi opini publik bahwa perang di Irak merupakan suatu bentuk tindakan Amerika Serikat menanggapi suatu ancaman. (Kaka, 2014). Dalam tinjauan pustaka pada penelitian ini ada salah satu jurnal yang menggunakan analisa idiosinkratik dimana hal tersebut memang masih sangat jarang digunakan untuk suatu pembahasan penelitian. Salah satu contoh penerapan idiosinkratik ada dalam tulisan yang berjudul Pengaruh Idiosinkretik Ahmadinejad Terhadap Kebijakan Pengembangan Nuklir Iran Tahun pada tahun 2016, oleh Muzainiyeh. Berfokus pada pembahasan tentang hal-hal apa saja yang menjadi pengaruh dalam keputusan Ahmadinejad terkait pengembangan nuklir di Iran, serta bagaimana sikap politik Ahmadinejad dalam membawa negaranya dalam memandang suatu kondisi internasional atau negara lain. Dalam kebijakannya mengenai pengembangan nuklir di negaranya, Ahmadinejad menegaskan bahwa pengembangan nuklir tersebut bertujuan damai dan tidak adanya unsur-unsur keinginannya untuk menjadi senjata pemusnah massal. Hingga akhirnya pada tanggal 10 Januari 2006, Iran membuka program pengembangan nuklirnya dimulai dengan pembukaan segel penutup yang diletakkan oleh IAEA di fasilitas pengayaan uranium Natanz. Meskipun dalam pengembangan kembali program nuklirnya Ahmadinejad mendapat kecaman dari negara lain terutama Amerika Serikat, Ahmadinejad tetap bersikeras untuk tetap membangun kembali nuklir negaranya. Amerika Serikat yang dalam proses tersebut, sangat menentang keputusan Ahmadinejad tersebut menegaskan bahwa Iran harus menunda program

6 6 pengembangan nuklirnya sampai IAEA melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Ahmadinejad berpendapat bahwa Iran sebagai negara berdaulat merasa keberatan terhadap sikap negara-negara yang menentang program nuklirnya, ia berpendapat bahwa sudah pasti tujuan pokoknya bernegosiasi untuk penundaan program nuklir Iran. Resolusi demi resolusi telah dibentuk oleh dewan keamanan PBB yang berisikan peringatan terhadap Iran agar mengentikan program nuklirnya jika tidak penekanan terhadap Iran akan meningkatkan sanksinya terhadap Iran. Negara-negara penentang seperti Amerika Serikat memutuskan hubungannya terhadap Iran dengan memberikan sanksi perdagangan. Muzainiyeh menjelaskan aspek idiosinkratik Ahmadinejad dengan persepsi, dimana individu akan membentuk persepsi dengan cara fisik yang melakukan suatu hubungan dengan dengan apa yang mereka lihat atau yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Tetapi sayangnya, informasi yang didapat oleh penglihatan individu tidak selalu dicerna oleh pemikiran individu dengan baik sehingga akan berpengaruh pada pembentukan suatu persepsi. Dalam kasus Ahmadinejad tersebut yang memiliki pembentukan suatu persepsi yang dapat dipengaruhi dipengaruhi oleh situasi yang sedang terjadi, dimana persepsi juga terdiri dari sistem keyakinan yang meliputi citra mengenai negaranya, citra mengenai musuhnya, citra apa yang seharusnya terjadi seperti prinsip akan kemajuan ilmu pengetahuan dan keadilan ilmu universal yang akhirnya hal-hal tersebut mempengaruhi persepsi Ahmadinejad sehingga mendorongnya dalam melakukan penolakan terhadap pertentangan pengembangan nuklir negaranya. Jika dilihat dari citra negaranya, yang terbentuk dalam persepsi Ahmadinejad bahwa jika ia mengembangkan nuklir Iran, ia akan membawa Iran ke dalam negara islam yang modern dan mengejar ketertinggalan negaranya. Ahmadinejad juga berfikir bahwa ketika ia memerintah Iran, Iran menjadi negara yang sangat membanggakan karena walaupun Iran mendapat isolasi ekonomi terkait pembangunan nuklirnya, Iran tetap dapat mampu megembangan nuklirnya. Muzainiyeh juga menjelaskan persepsi Ahmadinejad membentuk persepsi yang negatif terhadap lawan politiknya yang menentang pengembangan nuklir negaranya terutama Amerika Serikat yang menurut Ahmadinejad terlalu menekan PBB dalam melakukan sanksi terhadap Iran. Ahmadinejad melihat bahwa sikap Amerika Serikat yang terlihat sangat antusias dalam pertentangan nuklir Iran lebih cenderung menunjukkan jika (Amerika Serikat) tidak menyukai kemajuan yang dibentuk oleh Iran demi kebaikan bangsanya (Muzainiyeh, 2016).

7 7 Berdasarkan ketiga studi literatur yang penulis gunakan sebagai acuan dalam penelitian ini, tulisan pertama yang ditulis oleh Daniel Lieberfeld lebih cenderung menjelaskan alasan Amerika Serikat menginvasi Irak dengan analisanya melalui perspektif realisme dan liberalisme setelah itu, Lieberfeld berusaha untuk membandingkan kedua perspektif tersebut tetapi tetap didalam kasus invasi Amerika Serikat terhadap Irak. Metode penelitian yang disusun oleh Lieberfeld ini menggunakan penelitian kualitatif yang didukung oleh sumber dari buku, jurnal atau website resmi yang akan dianalisa oleh penulis. Lalu tulisan yang kedua dalam studi literatur ini ditulis oleh Zana Tofiq Kaka berfokus kepada hal-hal yang menjadi alasan Amerika Serikat mengapa menyerang Irak. Dalam tulisan ini, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan didukung oleh wawancara serta data-data sekunder yang didapat dari buku,jurnal dan juga website resmi. Studi literatur ketiga dalam penelitian ini jurnal dari Muzainiyeh cenderung menjelaskan tentang pengaruh aspek idiosinkratik Ahmadinejad yang membentuk kebijakannya terhadap pengembangan nuklir Iran. Fokus dalam tulisan ini cenderung pada persepsi Ahmadinejad dalam mengambil suatu keputusan untuk mengembangkan nuklirnya dan melakukan penolakan terhadap siapapun yang menentang program nuklir negaranya tersebut. Dapat dikatakan bahwa pada ketiga literature review tersebut memiliki relevansi dengan topik penelitian ini. Namun yang menjadi fokus pembeda penelitia ini ialah penelitian ini lebih menonjolkan pada pengaruh aspek idiosinkratik George Walker Bush dalam kebijakan Invasi Irak tahun Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini kerangka pemikiran yang digunakan adalah aspek idiosinkratik yang merupakan bagian dari level analisis individu. Menurut Rourke, aspek idiosinkratik menunjukkan bahwa manusia sebagai individu dalam mengambil keputusan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor pendorong dalam diri individu tersebut. Sebelum melihat aspek idiosinkratik, level analisis individu Human as species yang menjelaskan bagaimana sifat manusia dapat mempengaruhi suatu pengambilan keputusan. Contohnya seperti mengambil keputusan untuk masuk ke universitas dimana pertimbangan tidak sepenuhnya dari pikiran rasional dengan biaya, lokasi, suasana sosial, ukuran kelas, kualifikasi fakultas dan, persyaratan program. Namun ada juga yang dipengaruhi oleh emosi misalnya, seberapa jauh

8 8 jarak dari rumah ke sekolah. Pada kenyataannya suatu keputusan tidak hanya terbentuk secara rasional namun ada hal-hal dalam diri individu seperti aspek kognitif, emosional, psikologis, dan terkadang bahkan faktor biologis yang akan dijelaskan lebih lanjut oleh penulis Aspek Idiosinkratik Di dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri, terdapat suatu pendekatan yang cenderung dipengaruhi oleh aspek-aspek yang ada dalam level individu, inilah yang dipahami sebagai bentuk aspek idiosinkratik. Aspek idiosinkratik merupakan studi yang melihat bahwa manusia sebagai individu yang mempunyai karakteristik atau sifat yang dapat mempengaruhi keputusannya, selain itu bahwa suatu karakteristik personal seorang individu dapat menjadi aspek pendorong dalam mengambil keputusan serta analisa aspek idiosinkratik ini yang akan difokuskan dalam penelitian ini. Beberapa faktor yang dapat digunakan dalam melihat karakteristik personal atau analisa idiosinkratik, antara lain pertama, personality and political leadership style dimana setiap pemimpin akan menghandapi berbagai tantangan dalam mencapai kepentingan negaranya, oleh karena itu seorang pemimpin dituntut untuk membentuk suatu strategi kepemimpinan yang efektif (Rourke, 2007). Tindakan para aktor pemimpin merupakan tindakan yang krusial jika ditambahkan dengan karakteristik pemimpin, dimana perilaku pemimpin juga dapat mempengaruhi tipe kepemimpinannya dan cara pengambilan keputusannya. Menurut Alex Mintz mengklasifikasikan kepribadian seorang pemimpin tersebut yang dikaitkan dengan tipe-tipe kepemimpinan dalam klasifikasi sebagai berikut : - Crusader, dimana dalam tipe kepemimpinan ini lebih mengabaikan informasi yang berlawanan dengan pemikirannya dan cenderung memberikan respon pada peristiwa yang menjadi kepentingannya. - Strategic, dalam tipe ini cenderung terbuka dalam suatu informasi dan menganggap permasalahan politik sebagai suatu tantangan dalam pemerintahannya. Tipe kepemimpinan ini juga cenderung sangat memahami yang menjadi tujuannya sekaligus mempunyai ambisi yang kuat dalam mencapai tujuannya.

9 9 - Pragmatic, tipe ini membatasi informasi yang muncul dari pihak lain dan juga lebih respect pada political constrains. - Opportunistic, dalam tipe ini menjelaskan adanya penekanan political bargaining sebagai fokus dalam tipe kepemimpinan ini. Pemimpin akan mengambil langkah mengabaikan lawan politik mereka dalam tipe kepemimpinan ini (Hermann M., 2001). Rourke juga menambahkan bahwa idiosinkratik yang Kedua, ada ego and ambition adanya keinginan yang ingin diwujudkan disertai kepentingan individu yang besar ketika membuat keputusan. Ketiga, political history and personal experience dimana pengalaman politik individu secara historik mempengaruhi pembuatan keputusan, disertai dengan pengalaman pribadinya. Misalnya Bush menginvasi Irak ingin menjatuhkan kekuasaan Saddam Hussein karena pengalaman Ayahnya yang berusaha demikian pada saat invasi Irak di Kuwait yang belum berhasil. Keempat, perception dan operational reality dimana persepsi mempengaruhi individu dalam mengambil keputusan. Persepsi sendiri terbentuk dengan adanya pandangan individu sendiri dan juga emosi. Persepsi memainkan peran kunci dalam kebijakan karena mereka membentuk realitas operasional. Realitas operasional dibentuk oleh kepercayaan individu atas persepsi atau pandangannya. Seperti contoh, persepsi Bush tentang Irak yang melihat bahwa Irak mengembangkan senjata nuklir yang membahayakan dan operasional realitasnya akan berkembang dengan adanya invasi Amerika Serikat terhadap Irak untuk menghentikan pembangunan nuklirnya.

10 Kerangka Operasionalitas Personality and political Leadership Ego and ambition Faktor Idiosinkratik Bush Invasi Irak Politic History and personal experience Perception and realitas operasional Gambar 1.1 Kerangka Operasionalitas 1.7 Hipotesis Keputusan George Walker Bush menginvasi Irak tahun 2003 disebabkan oleh aspek personal didalam dirinya yaitu dari segi personality and political leadership style, ego and ambition, political history and personal experience dan perception.

11 Metode Penelitian Adapun hal-hal yang terdapat didalam metode penelitian ini, yaitu : A. Tipe penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif akan lebih mengembangkan sifat deskriptif dengan detail penuh tanpa adanya perhitungan statistik serta bertujuan untuk menerangkan suatu peristiwa yang menghasilkan hal yang informatif (Santana, 2007) dimana akan dihubungkan dengan topik penelitian ini tentang Invasi Amerika Serikat ke Irak yang akan penulis paparkan apa saja faktor penyebab terjadinya Invasi Amerika Serikat ke Irak oleh George Walker Bush dilihat dari analisa Idiosinkratik. B. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data dibagi menjadi dua berdasarkan jenis data, yaitu data sekunder dan primer. Dimana data sekunder merupakan pengumpulan data yang diperoleh dari pemikiran orang lain melalui buku, ejournal, website resmi, dan artikel. Sedangkan data primer merupakan pengumpulan data yang diperoleh secara langsung yang berkaitan dengan topik penelitian perolehan data primer menggunakan cara seperti langsung ke lapangan dan melakukan wawancara (Sugiyono, 2016). Penelitian ini akan menggunakan data sekunder yang berbentuk data pasti. Pengumpulan data sekunder lebih dilakukan dengan cara mencari data ke perpustakaan, toko buku atau internet dimana penulis akan memilah data yang baik untuk dijadikan sumber penelitian. Seperti buku, ejournal, website resmi, dan artikel yang berkaitan dengan topik penulis seperti invasi Irak dan tentang pemikiran-pemikiran George Walker Bush. Serta, data dari hasil pengamatan orang lain yang berkaitan dengan invasi Irak yang dilakukan oleh Amerika Serikat. C. Teknik analisis data Penelitian ini menggunakan teknik analisis data secara eskplanatif, dimana teknik analisis eksplanatif bertujuan untuk memberi suatu penjelasan tentang mengapa sesuatu hal dapat terjadi. Langkah awal, penulis akan mengumpulkan data-data yang penulis butuhkan yang relevan dengan topik

12 12 penelitian ini lalu penulis akan mengolah data-data tersebut sehingga dapat menarik suatu kesimpulan. Seperti pada penelitian ini yang akan menjelaskan penyebab-penyebab George Walker Bush melakukan invasi terhadap Irak tahun 2003 yang ternyata dipengaruhi oleh aspek idiosinkratik. 1.9 Pembabakan BAB 1, berupa pendahuluan yang berisi latar belakang dalam secara garis besar menjelaskan alasan topik penelitian, lalu pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, batasan penelitian, literature review, kerangka pemikiran, hipotesis, metode penelitian, serta pembabakan. BAB 2, bab ini akan memberikan gambaran pengaruh sejarah terjadinya invasi Irak tahun 2003 oleh Amerika Serikat beserta faktor dan dampak dari invasi Irak tersebut. BAB 3, bab ini berisi tentang pembahasan atau analisa tentang aspek idiosinkratik George Walker Bush yang mempengaruhi keputusannya dalam kebijakan invasi terhadap Irak tahun BAB 4, berisi kesimpulan dan saran hasil penelitian.

BAB 2 SEJARAH DAN KONTEKS

BAB 2 SEJARAH DAN KONTEKS BAB 2 SEJARAH DAN KONTEKS 2.1 Gambaran umum invasi Irak tahun 2003 Irak merupakan negara merdeka setelah perang dunia I berakhir mempunyai daratan yang subur dan sumber daya minyak yang melimpah. Sebelum

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan BAB V KESIMPULAN Dari penjelasan pada Bab III dan Bab IV mengenai implementasi serta evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan bahwa kebijakan tersebut gagal. Pada

Lebih terperinci

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 Oleh: Muh. Miftachun Niam (08430008) Natashia Cecillia Angelina (09430028) ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME Dinamika politik internasional pasca berakhirnya Perang

Lebih terperinci

Realitas di balik konflik Amerika Serikat-Irak : analisis terhadap invasi AS ke Irak Azman Ridha Zain

Realitas di balik konflik Amerika Serikat-Irak : analisis terhadap invasi AS ke Irak Azman Ridha Zain Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership) Realitas di balik konflik Amerika Serikat-Irak : analisis terhadap invasi AS ke Irak Azman Ridha Zain Deskripsi Dokumen: http://lib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=93120&lokasi=lokal

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008. BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang

Lebih terperinci

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu

Lebih terperinci

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki

Lebih terperinci

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan BAB V KESIMPULAN Arab Saudi merupakan negara dengan bentuk monarki absolut yang masih bertahan hingga saat ini. Namun pada prosesnya, eksistensi Arab Saudi sering mengalami krisis baik dari dalam negeri

Lebih terperinci

PERAN MEDIA MASSA DI AMERIKA SERIKAT DALAM MEMPENGARUHI KEBIJAKAN INVASI KE IRAK PADA TAHUN Oleh R.A Cintya Nurma Juwita

PERAN MEDIA MASSA DI AMERIKA SERIKAT DALAM MEMPENGARUHI KEBIJAKAN INVASI KE IRAK PADA TAHUN Oleh R.A Cintya Nurma Juwita PERAN MEDIA MASSA DI AMERIKA SERIKAT DALAM MEMPENGARUHI KEBIJAKAN INVASI KE IRAK PADA TAHUN 2003 Oleh R.A Cintya Nurma Juwita Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010. BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi

Lebih terperinci

berkumpul, kebebasan beragama, dan kebebasan bergerak dalam suatu wilayah sering kali diabaikan dalam kebijakan pemerintah melawan terorisme.

berkumpul, kebebasan beragama, dan kebebasan bergerak dalam suatu wilayah sering kali diabaikan dalam kebijakan pemerintah melawan terorisme. BAB V KESIMPULAN Terorisme kembali menjadi wacana dan perhatian publik dan negaranegara di dunia setelah tragedi WTC, 11 September 2001. Peristiwa ini, dengan bantuan media massa, telah mengingatkan masyarakat

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Oleh: Ekram Pawiroputro' M.Pd. Samsuri, M.Ag. FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVBRSITAS NBGERI YOGYAKARTA 2004

LAPORAN PENELITIAN. Oleh: Ekram Pawiroputro' M.Pd. Samsuri, M.Ag. FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVBRSITAS NBGERI YOGYAKARTA 2004 LAPORAN PENELITIAN PERANG MELAWAN TERORISME: STUDI KOMPARATIF PENERAPAN HUKUM IIUMANITER TERHADAP PERAN AMERIKA SERIKAT DALAM PERANG DI AFGTIANISTAN (2001) DAN rrak (2003) Oleh: Ekram Pawiroputro' M.Pd.

Lebih terperinci

Kebijakan luar negeri..., Sri Winingsih, FISIP UI, BAB 4 KESIMPULAN

Kebijakan luar negeri..., Sri Winingsih, FISIP UI, BAB 4 KESIMPULAN BAB 4 KESIMPULAN Dari uraian bab-bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa alasan Amerika Serikat begitu menentang program pengembangan nuklir Iran karena Amerika Serikat menganggap Iran dapat menghalangi

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. BAB I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang. BAB I : Pendahuluan BAB I : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan barangkali merupakan salah satu kebijakan pemerintahan Obama yang paling dilematis. Keputusan untuk menarik pasukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu

BAB I PENDAHULUAN. pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Iran meluncurkan program pengembangan energi nuklir pertamanya pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu Iran dan Amerika Serikat memang

Lebih terperinci

Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional

Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional Pengertian ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Historis Kekalahan Uni Soviet dalam perang dingin membuatnya semakin lemah sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini dimanfaatkan oleh negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Februari 2003, Iran mengumumkan program pengayaan uranium yang berpusat di Natanz. Iran mengklaim bahwa program pengayaan uranium tersebut akan digunakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. menolak Islamophobia karena adanya citra buruk yang ditimbulkan oleh hard

BAB V KESIMPULAN. menolak Islamophobia karena adanya citra buruk yang ditimbulkan oleh hard BAB V KESIMPULAN Riset ini membahas salah satu isu yang berkaitan dengan fenomena Islamophobia yang berkembang di Amerika Serikat pasca 9/11 dikarenakan kebijakan hard diplomacy George W.Bush dan motivasi

Lebih terperinci

BAB IV FAKTOR-FAKTOR IRAN MEMPERTAHANKAN PROGRAM PENGEMBANGAN NUKLIR. Iran dibawah kepemimpinan Ahmadinejad memilih untuk mempertahankan

BAB IV FAKTOR-FAKTOR IRAN MEMPERTAHANKAN PROGRAM PENGEMBANGAN NUKLIR. Iran dibawah kepemimpinan Ahmadinejad memilih untuk mempertahankan BAB IV FAKTOR-FAKTOR IRAN MEMPERTAHANKAN PROGRAM PENGEMBANGAN NUKLIR Iran dibawah kepemimpinan Ahmadinejad memilih untuk mempertahankan program pengembangan nuklirnya meskipun Iran mendapat kecaman dari

Lebih terperinci

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- 166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama,

BAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama, BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dalam sejarah terorisme di abad ke-20, dikenal sebuah kelompok teroris yang cukup fenomenal dengan nama Al Qaeda. Kelompok yang didirikan Osama bin Laden dengan beberapa rekannya

Lebih terperinci

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cadangan minyak bumi nomer dua terbesar di dunia dan gas alamnya yang

I. PENDAHULUAN. cadangan minyak bumi nomer dua terbesar di dunia dan gas alamnya yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irak merupakan sebuah kawasan yang subur yang terletak didaerah lembah sungai Eufrat dan Tigris. Irak berpotensi menjadi sebuah Negara terkaya di dunia, karena cadangan

Lebih terperinci

KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT MENINGKATKAN HUBUNGAN DENGAN NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN BARRACK OBAMA

KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT MENINGKATKAN HUBUNGAN DENGAN NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN BARRACK OBAMA KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT MENINGKATKAN HUBUNGAN DENGAN NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN BARRACK OBAMA (STUDI TERHADAP KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TENTANG ISLAM DAN TERORISME) Dewasa

Lebih terperinci

SERANGAN AMERIKA SERIKAT KE AFGHANISTAN DAN IMPLIKASINYA DITINJAU DARI SUDUT PANDANG HUKUM INTERNASIONAl

SERANGAN AMERIKA SERIKAT KE AFGHANISTAN DAN IMPLIKASINYA DITINJAU DARI SUDUT PANDANG HUKUM INTERNASIONAl SKRIPSI Jr.;.)?~ /Ol M~!' MOHAMAD BESAR NIKO SERANGAN AMERIKA SERIKAT KE AFGHANISTAN DAN IMPLIKASINYA DITINJAU DARI SUDUT PANDANG HUKUM INTERNASIONAl FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2002

Lebih terperinci

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM Sebelum PD I studi Hubungan Internasional lebih banyak berorientasi pada sejarah diplomasi dan hukum internasional Setelah PD I mulai ada

Lebih terperinci

UNIT EKSPLANASI INDIVIDU DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

UNIT EKSPLANASI INDIVIDU DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI UNIT EKSPLANASI INDIVIDU DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 Individu Dalam Politik Luar Negeri Teori-Teori Level Individu Dalam Politik Luar Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and

BAB I PENDAHULUAN. memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Skripsi ini akan membahas tentang kebijakan pemerintah Malaysia dalam memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and Syiria) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. listrik dalam wujud reaktor nuklir. Pengembangan teknologi nuklir tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. listrik dalam wujud reaktor nuklir. Pengembangan teknologi nuklir tidak hanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal abad ke-20, perkembangan teknologi telah mendatangkan beragam inovasi baru. Salah satunya adalah pengolahan beberapa unsur kimia menjadi senyawa radioaktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, tren utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua terjadi Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008 BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Sangat jelas terlihat bahwa Asia Tengah memerankan peran penting dalam strategi China di masa depan. Disamping oleh karena alasan alasan ekonomi, namun juga meluas menjadi aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemeluk agama Islam di Amerika Serikat merupakan percampuran dari beberapa kelompok etnis, bahasa, serta ideologi, baik penduduk asli Amerika Serikat, ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti telah menjadi rahasia umum, Arab Saudi dan Iran adalah dua negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Seperti telah menjadi rahasia umum, Arab Saudi dan Iran adalah dua negara yang BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL Seperti telah menjadi rahasia umum, Arab Saudi dan Iran adalah dua negara yang mempunyai pengaruh yang sangat besar di kawasan Timur Tengah. Selain tiu, kedua

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 5 KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini akan disampaikan tentang kesimpulan yang berisi ringkasan dari keseluruhan uraian pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya, dalam kesimpulan ini juga akan dipaparkan

Lebih terperinci

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan BAB V KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini, penulis akan menyimpulkan jawaban atas pertanyaan pertama yaitu mengapa Kanada menggunakan norma keamanan manusia terhadap Afghanistan, serta pertanyaan kedua yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang didirikan pada abad ke 12. Pada awalnya Rusia berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang didirikan pada abad ke 12. Pada awalnya Rusia berbentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rusia merupakan negara di bagian Timur Eropa dan Asia bagian Utara yang didirikan pada abad ke 12. Pada awalnya Rusia berbentuk kerajaan yang bernama kerajaan

Lebih terperinci

SENGKETA INTERNASIONAL

SENGKETA INTERNASIONAL SENGKETA INTERNASIONAL HUKUM INTERNASIONAL H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si Indonesia-Malaysia SENGKETA INTERNASIONAL Pada hakikatnya sengketa internasional adalah sengketa atau perselisihan yang terjadi antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tertangkapnya kapal barang berbendera kamboja bernama So San yang

BAB I PENDAHULUAN. Tertangkapnya kapal barang berbendera kamboja bernama So San yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proliferation Security Initiative (PSI) merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat pada masa pemerintahan George W. Bush. Tertangkapnya kapal barang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri BAB V KESIMPULAN Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri Indonesia Terhadap Pembentukan Negara Federasi Malaysia dan Dampaknya bagi Hubungan Indonesia-Amerika Serikat Tahun

Lebih terperinci

BAB IV RESPON AMERIKA SERIKAT TERHADAP PERKEMBANGAN NUKLIR IRAN PADA MASA AHMADINEJAD

BAB IV RESPON AMERIKA SERIKAT TERHADAP PERKEMBANGAN NUKLIR IRAN PADA MASA AHMADINEJAD BAB IV RESPON AMERIKA SERIKAT TERHADAP PERKEMBANGAN NUKLIR IRAN PADA MASA AHMADINEJAD Pada Bab IV menjelaskan mengenai respon Amerika Serikat, negara barat dalam program nuklir Iran melalui latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di dunia. Negara para mullah ini menduduki posisi ke-5 didunia setelah mengalahkan negara

Lebih terperinci

PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN

PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN 1947-1988 Skripsi Oleh: RINI SUBEKTI NIM 020210302011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Bab V. Kesimpulan. Namun hal ini berubah di tahun 2005 saat Mahmoud Ahmadinejad terpilih sebagai Presiden

Bab V. Kesimpulan. Namun hal ini berubah di tahun 2005 saat Mahmoud Ahmadinejad terpilih sebagai Presiden Bab V Kesimpulan Iran merupakan satu dari sekian negara yang memiliki hak untuk mengembangkan tenaga nuklirnya. Tergabung dalam NPT menjadi salah satu alasan kuat mengapa negara para Mullah itu memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meyampaikan pendapatnya di pertemuan rakyat terbuka untuk kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. meyampaikan pendapatnya di pertemuan rakyat terbuka untuk kepentingan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media dan demokrasi merupakan dua entitas yang saling melengkapi. Media merupakan salah satu produk dari demokrasi. Dalam sejarah berkembangnya demokrasi, salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no Tatakai) pada tahun 1600, menjadikan Tokugawa Ieyasu sebagai shogun 1 dan tanda dimulainya Tokugawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York,

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terorisme di dunia bukanlah merupakan hal baru, namun menjadi aktual terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York, Amerika Serikat

Lebih terperinci

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik.

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. RESUME Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. Salah satu kasus yang mengemuka adalah tergulingnya presiden Honduras, Manuel Zelaya pada

Lebih terperinci

AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA

AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA Oleh: Dewi Triwahyuni, S.Ip., M.Si. Saran Bacaan: Eugene R. Wittkopf, The Future of American Foreign Policy,, Second Edition (New York: St. Matin s Press, 1992).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasca berakhirnya Perang Dingin pada akhir tahun 1990, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasca berakhirnya Perang Dingin pada akhir tahun 1990, dengan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Pasca berakhirnya Perang Dingin pada akhir tahun 1990, dengan runtuhnya Uni Soviet sebagai kekuatan penyeimbang (buffer), peran Amerika Serikat (AS) sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah BAB IV PENUTUP Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah melalui bukti-bukti dari beberapa blue print, pidato dan peryataan-peryataan maupun penjelasan-penjelasan maka

Lebih terperinci

BAB II POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT. dan melindungi negara sekutu. Politik luar negeri Amerika Serikat selalu sejalan

BAB II POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT. dan melindungi negara sekutu. Politik luar negeri Amerika Serikat selalu sejalan BAB II POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT Kebijakan luar negeri Amerika Serikat tak lepas dari kepentingan nasionalnya yaitu untuk melindungi warga negara, teritorial, mata pencaharian, dan melindungi

Lebih terperinci

MENGAPA TERORIS MUSLIM SEDIKIT? P r o j e c t. i t a i g. D k a a n. Rizal Panggabean. Edisi 012, Maret 2012 Review Buku

MENGAPA TERORIS MUSLIM SEDIKIT? P r o j e c t. i t a i g. D k a a n. Rizal Panggabean. Edisi 012, Maret 2012 Review Buku l Edisi 012, Maret 2012, Edisi 012, Maret 2012 P r o j e c t i t a i g D k a a n MENGAPA TERORIS MUSLIM SEDIKIT? Rizal Panggabean 1 Edisi 012, Maret 2012 Informasi Buku: Charles Kurzman, The Missing Martyrs;

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN OLEH TERORIS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan

Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan Menilai dari jumlah korban sipil dan penyebaran teror terhadap warga sipil terutama rakyat Gaza yang dilakukan oleh Israel selama konflik sejak tahun 2009 lalu

Lebih terperinci

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan 138 BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan Ideologi Posmarxisme Dalam Perkembangan Gerakan Anti Perang Masyarakat Global. Kesimpulan tersebut merujuk

Lebih terperinci

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL Resolusi disahkan oleh konsensus* dalam Sidang IPU ke-128 (Quito, 27 Maret 2013) Sidang ke-128 Inter-Parliamentary

Lebih terperinci

Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional

Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional Kasus perburuan Osama merupakan contoh kesekian kalinya yang menunjukkan bahwa hukum internasional merupakan aturan yang sangat multiinterpretasi. Kesepakatan

Lebih terperinci

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Bapak Presiden SMU PBB, Saya ingin menyampaikan ucapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Invasi dan pendudukan Vietnam ke Kamboja yang dilakukan pada akhir tahun 1978 merupakan peristiwa yang begitu mengejutkan baik bagi Kamboja sendiri maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kajian hubungan internasional, perkembangan dan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kajian hubungan internasional, perkembangan dan bahkan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Dalam kajian hubungan internasional, perkembangan dan bahkan perubahan yang terjadi di lingkungan internasional, merupakan faktor-faktor signifikasi yang perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan bernegara, aspek pertahanan merupakan faktor yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut. Tanpa mampu mempertahankan diri terhadap

Lebih terperinci

Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah.

Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah. Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah. Ideologi tak pernah mati. Begitu juga Islam. Meski telah kehilangan institusinya sejak 3 Maret 1924, ideologi Islam tetap tertanam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kepribadian Mahmoud Ahmadinajed Berdasarkan Teori

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kepribadian Mahmoud Ahmadinajed Berdasarkan Teori BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kepribadian Mahmoud Ahmadinajed Berdasarkan Teori Idiosyncratic Faktor idiosyncratic digambarkan sebagai All those aspects of decision maker, his values,

Lebih terperinci

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia Lebih dari dua abad lamanya Negara Rusia tidak pernah jauh dari pusat perpolitikan Iran, baik itu sebagai musuh politik dan terkadang menjadi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

BAB IV KEGAGALAN OKI DALAM MENANGANI KONFLIK ARAB/PALESTINA-ISRAEL

BAB IV KEGAGALAN OKI DALAM MENANGANI KONFLIK ARAB/PALESTINA-ISRAEL BAB IV KEGAGALAN OKI DALAM MENANGANI KONFLIK ARAB/PALESTINA-ISRAEL Dalam Bab 4 ini akan membahas tentang Kegagalan OKI (Organisasi Kerjasama Islam) sebagai Organisasi Internasional dalam menangani konflik

Lebih terperinci

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 SEJARAH PEAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Perang 30 Tahun & Perang Napoleon Perang Dunia I & Perang Dunia II Perang Dingin & Perang Global Melawan Terorisme

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Sociology and Education Policy

Indonesian Journal of Sociology and Education Policy Vol. 1, No. 1, Juli 2016 Resensi Buku ISSN 2503-3336 Terorisme: Kekerasan Politik Sadomasokisme dan Dramatisme Penulis: Syaifudin Dipublikasikan oleh: Jurusan Sosiologi, FIS, UNJ Diterima: Februari 2016;

Lebih terperinci

yang dihadapi pasukan mereka. Tingginya jumlah korban jiwa baik dari pihak sipil maupun pasukan NATO serta besarnya dana yang harus dialirkan menjadi

yang dihadapi pasukan mereka. Tingginya jumlah korban jiwa baik dari pihak sipil maupun pasukan NATO serta besarnya dana yang harus dialirkan menjadi BAB V PENUTUP Penelitian ini berawal dari sebuah keputusan berani yang dikeluarkan oleh Presiden Perancis Nicholas Sarkozy pada tahun 2012 terkait penarikan pasukan Perancis dari Afghanistan. Dikatakan

Lebih terperinci

Media Massa: Teror Is Me

Media Massa: Teror Is Me Media Massa: Teror Is Me Departemen Ilmu Hubungan Internasional UMM Penulis : Heavy Nala Estriani Dian Rivia Sari Eka Tarina Khairunnisa Musfiroh Fajrin N.S Salasiwa Lucky Dwi Novita Ardo Putra Indhana

Lebih terperinci

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global. BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan BAB IV KESIMPULAN Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan kebijakan politik luar negeri Rusia terhadap keberadaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka, dapat disimpulkan bahwa, Rusia merupakan negara yang memiliki latar belakang sejarah Islam. Islam masuk

Lebih terperinci

UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 Negara Bangsa Dalam Politik Luar Negeri Teori-Teori Level Negara Bangsa Dalam Politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang merupakan suatu konflik dua pihak atau lebih dan dapat melalui kontak langsung maupun secara tidak langsung, biasanya perang merupakan suatu hal yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti terjadi penurunan ancaman dari luar yang akan dihadapi oleh banyak Negara

BAB I PENDAHULUAN. berarti terjadi penurunan ancaman dari luar yang akan dihadapi oleh banyak Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berakhirnya perang dingin yang diiringi menyebarnya demokratisasi juga berarti terjadi penurunan ancaman dari luar yang akan dihadapi oleh banyak Negara di dunia.

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menekankan pada proses peredaan ketegangan dalam konflik Korea Utara dan Korea Selatan pada rentang waktu 2000-2002. Ketegangan yang terjadi antara Korea Utara

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. negara dalam rangka mencapai tujuan tujuan tertentu telah banyak dipraktekan.

BAB I. PENDAHULUAN. negara dalam rangka mencapai tujuan tujuan tertentu telah banyak dipraktekan. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam hubungan pergaulan masyarakat internasional, kerjasama antar negara dalam rangka mencapai tujuan tujuan tertentu telah banyak dipraktekan. Namun demikian,

Lebih terperinci

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM MUHAMMAD NAFIS 140462201067 PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM Translated by Muhammad Nafis Task 8 Part 2 Satu hal yang menarik dari program politik luar negeri Jokowi adalah pemasukan Samudera Hindia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial anak pertamatama masih sangat

Lebih terperinci

PANDUAN MENULIS TUGAS AKHIR/ SKRIPSI JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FISIP, UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PANDUAN MENULIS TUGAS AKHIR/ SKRIPSI JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FISIP, UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PANDUAN MENULIS TUGAS AKHIR/ SKRIPSI JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FISIP, UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN KOMISI TUGAS AKHIR JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. serta kerugian harta benda, sehingga menimbulkan pengaruh yang tidak. hubungan Indonesia dengan dunia Internasional.

I. PENDAHULUAN. serta kerugian harta benda, sehingga menimbulkan pengaruh yang tidak. hubungan Indonesia dengan dunia Internasional. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa pengeboman yang terjadi di Wilayah Negara Republik Indonesia telah menimbulkan rasa takut masyarakat secara luas. Mengakibatkan hilangnya nyawa serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini akan membahas mengenai kerja sama keamanan antara pemerintah Jepang dan pemerintah Australia. Hal ini menjadi menarik mengetahui kedua negara memiliki

Lebih terperinci

Sejak Edisi Pertama diterbitkan pada tahun 2008 sudah banyak perubahan yang terjadi baik

Sejak Edisi Pertama diterbitkan pada tahun 2008 sudah banyak perubahan yang terjadi baik Politik Global; Dalam Teori dan Praktik Edisi 2 oleh Aleksius Jemadu Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id

Lebih terperinci

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi, BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dengan berbagai aspek yang telah dinilai oleh pembuat kebijakan di Montenegro untuk bergabung dalam NATO, terdapat polemik internal dan eksternal yang diakibatkan oleh kebijakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai respon negara terhadap terorisme serta upaya-upaya yang dilakukan negara untuk menangani terorisme.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENDANAAN TERORISME,

Lebih terperinci

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME I. UMUM Sejalan dengan tujuan nasional Negara Republik Indonesia sebagaimana

Lebih terperinci

DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 Tinjauan Umum Teori Kepentingan Nasional Teori National Interest Versi Hans J. Morgenthau Teori National Interest Versi Donald Nuchterlin

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Menilik segi geografi yang sangat strategis, kebijakan yang dirancang Pemerintah Iran sering kali berpengaruh besar pada dunia. Bukan hanya masalah lokasi negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN Skripsi ini akan membahas mengenai hubungan antar kelompok di Irak pasca penarikan pasukan Amerika Serikat dari negara tersebut pada tahun 2011. Bagaimana hubungan antar kelompok yaitu

Lebih terperinci