KEBIJAKAN PERTAHANAN AUSTRALIA DI PASIFIK SELATAN (BERDASARKAN AUSTRALIAN DEFENCE WHITE PAPER TAHUN 2013)
|
|
- Herman Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEBIJAKAN PERTAHANAN AUSTRALIA DI PASIFIK SELATAN (BERDASARKAN AUSTRALIAN DEFENCE WHITE PAPER TAHUN 2013) Abdul Rizki Firmansyah / & Jaka Andhika Syahputra / Abstrak Australian Defence White Paper (ADWP) adalah sebuah rencana strategi pertahanan yang dibuat oleh Departemen Pertahanan Australia, dan dibuat dalam kerangka menganggapi isu-isu terkini dengan ketahanan nasional Australia. Melalui ADWP, pemerintah Australia merancang sebuah strategi pertahanan negara untuk menghadapi isu-isu keamanan dimasa mendatang. Letak Pasifik Selatan yang strategis, yaitu bersinggungan langsung dengan jalur laut internasional membuat pemeritah Australia berkonsentrasi untuk mengamankan wilayah Pasifik Selatan. Sementara itu, kepentingan nasional Australia yang pertama adalah menjaga stabilitas politik, ekonomi, sosial domestik. Kepentingan yang kedua adalah penanaman pengaruh Australia di negara-negara Pasifik Selatan merupakan sebuah rangkaian kepentingan nasional Australia untuk mempertahankan kekuasaan regional di Pasifik Selatan dengan cara berkontribusi memberikan perlindungan dan bantuan kepada negara-negara Pasifik Selatan. Kata kunci : Australia, Pasifik Selatan, Pertahanan, Kepentingan Nasional, dan Politik Luar Negeri, Regionalisme. 1
2 PENDAHULUAN Negara adalah sebuah wilayah teritori yang memiliki kedaulatan, dan memiliki badanbadan hukum yang bertujuan untuk melindungi rakyatnya yang dtunjang oleh instrumen pertahanan negara. Dalam ilmu negara, ada banyak pemikir yang berupaya mendefinisikan negara, tugas, fungsi serta tujuannya. Salah satunya Hugo Grotius, menurutnya negara ialah suatu persekutuan yang sempurna dari orang-orang yang merdeka untuk memperoleh perlindungan hukum. Dan negara bertujuan untuk menciptakan ketertiban dan kemanan umum. 1 Berdasarkan pandangan Hugo Grotius tersebut, dapat dimaknai bahwa negara bertugas melindungi setiap warga negaranya dari segala ancaman terlebih, bagi sebuah negara merdeka yang dimana kedaulatan merupakan sebuah nilai inti (core values) bagi pemerintah dan rakyatnya. Maka, dalam menjaga kedaulatannya, sebuah negara haruslah memiliki sebuah sistem pertahanan dan keamanan setidaknya untuk menjaga wilayah (territorial). Hingga era Perang Dunia ke II, dalam menjaga pertahanan dan keamanan sebuah negara hanya meliputi kekuatan militer. Namun, setelah berakhirnya Perang Dingin dimana menjadi start point era globalisasi, memberikan warna baru dalam ilmu hubungan internasional. Demikian pula dalam konsep keamanan, sebelumnya konsepsi keamanan hanyalah meliputi negara atau dapat dikatakan hanya berfokus pada militer. Menurut Barry Buzan, keamanan pada dasarnya berkaitan dengan keberlangsungan hidup manusia (survival). 2 Sehingga, isu-isu yang mengancam keberlangsungan hidup manusia memberikan efek domino seperti halnya virus yang menular, bencana alam dan isuisu lainnya yang dapat dikatakan sebagai ancaman. Lebih lanjut, Buzan membagi keamanan ke dalam lima dimensi, yaitu, politik, militer, ekonomi, sosial dan lingkungan. Setiap dimensi keamanan tersebut memiliki unit keamanan, nilai, karakteristik dan ancaman yang berbedabeda, sehingga diperlukannya tindakan untuk memprioritaskan isu tersebut agar ditangani sesegera mungkin dan menggunakan sarana-sarana yang ada untuk menangani masalah tersebut. 3 1 Boli Sabon, Max. (2012) Ilmu Negara : Bahan Pendidikan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Universitas Atma Jaya, hlm Buzan, Barry. (1991) People, States, and Fear: An Agenda for International Security Studies in the Post-Cold War Era. Hempstead : Harvester Wheatsheaf, hlm Ibid, hlm
3 Dewasa kini, perkembangan isu yang bergulir di era globalisasi beriringan pula dengan isu-isu keamanan. Dimana, militer bukan lagi satu-satunya dimensi utama dalam hal keamanan sebuah negara. Munculnya isu HAM, demokratisasi, lingkungan hidup, ekonomi dan sosial-budaya juga kian penting bagi sebuah negara dalam menjaga pertahanan dan keamanan serta kepentingan nasional (national interest). Namun, ketika berbicara dalam konteks kedaulatan sebuah negara, isu tradisional (militer) tetap menjadi garda terdepan dalam menjaga territorial serta menjaga human security di negara tersebut. Pemerintah Australia melihat bahwa isu-isu tersebut memiliki dampak terhadap kedaulatan Australia, sehingga peran militer untuk menjaga pertahanan agar kedaulatan Australia tetap utuh. Maka dari itu penting bagi pemerintah Australia merancang sebuah gagasan pertahanan sebagai landasan dasar bagi badan/lembaga yang bertanggung jawab, dan panduan pertahan tersebut diharapakan dapat memberikan orientasi pertahanan dan keamanan secara mendalam. Lebih lanjut, seluruh elemen negara pada nantinya akan memiliki kesamaan orientasi pemeritahan agar dapat mendukung kinerja badan-badan pemerintahan terkait. Dalam orientasi pertahanan negara, badan pertahanan seperti Australia Defence Force (ADF) dapat kiranya mengetahui prioritas mengamankan negara seperti yang dikatakan oleh Kevin Rudd, Freedom from attack or the threat of attack; the maintenance of our territorial integrity; the maintenance of our political sovereignty; the preservation of our hard won freedoms; and the maintenance of our fundamental capacity to advance economic prosperity for all Australian. 4 Pernyataan Kevin Rudd yang telah dikutip, dapat diartikan bebas dari ancaman, dalam menjaga integritas territorial untuk mempertahankan kedaulatan politik dan melestarikan kebebasan yang telah diperoleh dengan susah payah, memelihara kemampuan fundamental ekonomi untuk memajukan kesejahteraan ekonomi seluruh rakyat Australia. Berdasarkan pernyataan Kevin Rudd, dapat kita maknai bahwa Australia berkepentingan dalam menjaga stabilitas kawasan agar menciptakan kesejahteraan dan perdamaian. Dan yang terpenting adalah, untuk menjaga kepentingan nasional Australia di dalam negeri maupun di luar negeri. Demi melindungi kepentingan nasional, pemerintah Australia pun mengeluarkan Defence White Paper terbarunya di tahun 2013 setelah tahun 4 Kevin Rudd s statements. diakses pada 15 Desember 2013, pukul WIB. 2
4 2009 sebelumnya mengeluarkan dokumen yang sama. Australia Defence White Paper (ADWP) merupakan sebuah dokumen resmi yang dikeluarkan pemerintah, dalam hal ini Departemen Pertahanan yang berisi strategi jangka panjang sebagai komitmen pemerintah, menentukan kebijakan dalam menjaga kepentingan nasionalnya. Serta berisikan rencana pengembangan militer yang lebih terperinci, kapabilitas militer, postur kekuatan militer dan juga alokasi dana yang akan dan telah digunakan. 5 Pemerintah Australia berkomitmen mengeluarkan Defence White Paper nya dalam jangka waktu per lima tahun 6, apabila dikalkulasikan seharusnya Australia mengeluarkan Defence White Paper pada tahun Pembuatan ADWP pada tahun 2013 dapat dikatakan tidak sesuai dengan rencana pembuatan per 5 tahun sekali, karena sebelumnya pada tahun 2009 Australia sudah mengeluarkan dokumen yang sama. Namun, pemerintah Australia memiliki urgensi tersendiri untuk mengeluarkan Defence White Paper. Mungkin saja, pemerintah Australia tengah mempersiapkan stabilitas politik domestik dan kawasan untuk menghadapi tantangan politik global. Ketika Julia Gillard masih menjabat sebagai Perdana Menteri, Australia mengeluarkan White Paper yang bertema Australian in the Asian Century. Hal ini berarti pemerintah Australia menaruh perhatiannya terhadap kemajuan yang dialami Asia. Untuk menjaga eksistensinya di dalam tatanan politik global, Australia harus memperbaharui kebijakan dalam negeri maupun luar negerinya. Terlebih lagi, Australia merupakan sekutu Amerika Serikat di bidang militer. Tak pelak, ideologi yang mereka gunakan hampir sama sehingga kebijakan politik yang dikeluarkan Australia secara tidak langsung untuk mendukung kepentingan Amerika Serikat. Sebut saja seperti penolakan ratifikasi Protokol Kyoto, serta Australia pun menempatkan pasukan militernya di Afganistan dan juga Irak untuk mendukung apa yang diinginkan oleh Amerika Serikat. Akan tetapi, pada dasarnya Australia bertugas menjaga stabilitas di kawasan Pasifik. Secara geografis, Australia berada di kawasan Pasifik Selatan yang diapit oleh Benua Asia dan juga Benua Amerika. Kawasan Pasifik seperti yang diketahui merupakan jalur inti perdagangan negara-negara Amerika dan Eropa untuk menuju Asia, demikian pula sebaliknya. Sehingga, sebagai aliansi Amerika Serikat, Australia berkepentingan untuk 5 Defence White Paper. Diakses pada 15 Desember 2013, pukul WIB. 6 Ibid, Diakses pada 15 Desember 2013, pukul WIB. 3
5 menjaga stabilitas kawasan Pasifik agar Amerika Serikat mampu mempertahankan pengaruhnya di kawasan Asia. Bagi kawasan Pasifik Selatan, Australia merupakan negara yang paling kuat secara politik, ekonomi maupun militer lalu peringkat kedua diikuti oleh Selandia Baru. Negaranegara Pasifik Selatan pada umumnya merupakan negara kecil yang sedikit terisolasi, karena letak geografisnya yang berjauhan serta dibatasi oleh laut lepas yang membentang di kawasan Pasifik Selatan. Instabilitas politik dan ekonomi domestik di negara-negara Pasifik Selatan memberikan dampak buruk pada kerja sama antar negara di kawasan ini, terlebih lagi banyaknya permasalahan seperti transnational crime yang berakar pada kemiskinan dan tingginya tingkat korupsi di negara-negara Pasifik Selatan dapat menjadikan hal tersebut sebagai ancaman bagi Australia. Upaya menjaga stabilitas kawasan Pasifik Selatan agar Australia dapat melanggengkan kepentingan nasionalnya merupakan hal yang sangat penting, karena dengan tidak stabilnya kondisi politik dan ekonomi di negara-negara Pasifik Selatan dapat mempengaruhi terhadap hasil yang maksimal dari kepentingan nasional Australia. Dan hal tersebut membutuhkan strategi tersendiri bagi pemerintah Australia terutama Departemen Pertahanan Australia untuk menjaga rakyat dan kepentingan nasional Australia dari segala ancaman. 4
6 I. Australian Defence White Paper PEMBAHASAN Australia adalah negara yang secara geografis juga merupakan sebuah benua, letak geografisnya berhadapan langsung dengan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Batas-batas laut lepas yang dimiliki Australia, berbatasan langsung dengan Timor Lesste, Indonesia, Selandia Baru, Papua Nugini, serta negera-negara Pasifik Selatan. hubungan antar negara sahabat cukup dinamis, keuntungan strategis yang dimiliki oleh Australia adalah dataran teritorial yang luas dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara dan Pasifik Selatan. Australia saat ini adalah negara strategis yang memiliki bargaining politik yang dapat mengimbangi negara-negara tetangganya hingga Tiongkok. Hubungan baik antara Austalia dan Amerika Serikat (AS) merupakan sebuah strategi politik luar negeri Amerika melalui Australia, untuk menghadapi kekuatan yang berkembang di Asia Tenggara dan Pasifik Selatan. Dengan adanya kerjasama yang erat antara Australia dan Amerika Serikat, pemerintah Australia melihat peluang dan menyusun strategi politik luar negeri dengan memaparkan peran Amerika Serikat dalam mendukung pertahanan Australia pada ADWP. Seiring berjalannya waktu, Perang Dingin telah menjadi simbol runtuhnya Uni Soviet dan saat ini menjadi Rusia. Pada saat ini salah satu the new emerging power adalah Tiongkok, baik segi militernya ataupun pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang pesat. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok merupakan sebuah pencapaian atas bangkitnya sebuah negara yang telah dilanda krisis perekonomian domestik, sehingga pemerintah Australia melihat bahwa Tiongkok pada tahun 2020 akan dapat menggantikan kedudukan AS. 7 Australia Defence White paper (ADWP) telah dibuat oleh Departemen pertahanan Australia sebagai strategi pertahanan, sehingga bertujuan untuk menaggulangi dan menghadapi segala bentuk aktifitas yang dapat mengancam kepentingan Australia didalam maupun diluar negeri. ADWP pertama kali dibuat pada tahun 2000 dalam konteks menghadapi isu-isu pada abad 21, salah satunya adalah isu terorisme yang muncul sebagai sebuah isu global. Pemerintah Australia menanggapi isu terorisme dengan serius, kemudian isu terorisme semakin kuat ketika 9/11 8 terjadi dan kebijakan luar negeri yang dikeluarkan pemerintah AS 7 Australian Government, Department of Defence (2009). Defending Australia In The Asia Pacific Century: Force Commonwealth of Australia 2009, hlm Penabrakan pesawat oleh kelompok teroris Al-Qaeda, ke gedung WTC di Amerika Serikat pada tanggal 11 September
7 paska kejadian tersebut adalah War On Terrorism. Kebijakan luar negeri AS tersebut secara tidak langsung mempropagandakan anti terorisme kepada seluruh dunia sekaligus mendukung pemerintah AS memberantas terorisme di dunia, sehingga kebijakan tersebut secara tidak langsung menguatkan latar belakang dan tujuan ADWP dibuat. Pemerintah Australia menyebutkan prinsip kekuatan Ausrtralia Defence Force (ADF) antara lain adalah, act independently, lead military coalitions, dan make tailored contributions. Adapun prinsip pertahanan pada ADF sebagai berikut: 9 1. Bertugas untuk menghalangi dan mengalahkan ancaman senjata yang mengarah kepada Australia, 2. Bertugas dengan cara berkontribusi untuk mengjaga stabilitas dan keamanan wilayah Pasifik Selatan dan Timor Leste, 3. Bertugas dengan cara berkontribusi pada kontingen militer di regional Asia Pasifik, 4. Bertugas dengan cara berkontribusi pada kontingen militer di seluruh dunia. ADF dapat dikatakan sebagai tim implemetasi dari ADWP, sementara itu tujuan Departemen Pertahan Australia merancang ADWP adalah sebagai pedoman yang menjelaskan bagaimana cara Australia mengembangkan strategi pertahananya untuk menghadapi tantangan masa depan baik dari internal maupun eksternal dan cara untuk mendapatkan kepentingannya. ADWP memiliki tujuan untuk mempersiapkan pertahanan Australia tahun 2030, dimana Australia melakukan investasi pertahanan dengan cara memaparkan sumber pertahanan yang setiap tahunnya ada pengembangan. 10 Prinsip pertahanan ADF dan tujuan dari ADWP 2009 dapat kita analisa bahwa, kontribusi yang diberikan oleh Australia adalah upaya untuk menguasai negara lain dengan cara menunjukan kapasitas kekuatan militernya. Melalui ADWP, orientasi politik pemerintah Australia dengan cara menunjukan kekuatan militernya dalam cakupan global adalah untuk mendapatkan dan mempertahankan pengaruhnya. Pengaruh sebuah negara selalu dilatarbelakangi oleh power, dan digunakan oleh negara tersebut untuk mencapai kepentingan nasional. Menurut realisme klasik, power merupakan instrumen penting untuk mencapai 9 Ibid, hlm Morgenthau, Hans J. (1968) Politic Among Nation: Struggle for Power and Peace. New York : Knopf, hlm. 25 6
8 kepentingan negaranya, seperti Morgenthau katakan negara selalu mengejar kepentingannya seperti manusia dan istilah tersebut sering didengar sebagai struggle for power. 11 Dalam ADWP telah disebutkan, latar belakang mengapa ADWP dibutuhkan. Alasan yang pertama telah disebutkan pada paragraf sebelumnya, bahwa Australia menanggapi isu terorisme sebagai sebuah prioritas dan ADWP adalah sebagai bukti kontra terorisme. Kemudian latar belakang selanjutnya antara lain: Untuk mempersiapkan strategi pertahanan dalam mengahadapi abad ke-21, 2. Adanya distribusi kekuatan global yang semakin jelas, munculnya Tiongkok dan dibuktikan dengan ekonomi, politik, militernya yang berkembang di Asia Pasifik, 3. Kerapuhan sebuah negara seperti, negara-negara Pasifik Selatan dan Timor Leste membutuhkan perhatian khusus dar Australia, 4. Australia juga melihat adanya area baru yang beresiko seperti perang cyber, perang semesta, dan senjata penghancur masal atau weapon of mass destruction (WMD), 5. Serta krisis keuangan global tahun 2008 yang mempengaruhi perkembangan pertahanan Australia. Prinsip pertahanan ADF dan latar belakang ADWP tahun 2009 tersebut menjelaskan kepentingan nasional Australia berorientasi pada keamanan global, regional, kemudian domestik. Pada intinya kepentingan nasional pertahanan Australia ingin menghidari ancaman eksternal yang mengancam keamanan nasional, sehingga Australia merancang strategi pertahanan dengan cara membangun aliansi sebagai benteng pertahanan Australia. Definisi kepentingan nasional merupakan sebuah tujuan fundamental dan faktor penentu akhir oleh para pembuat keputusan dari suaru negara dalam merumuskan politik luar negerinya. 13 Kepentingan nasional merupakan unsur-unsur yang membentuk kebutuhan negara yang paling vital seperti pertahanan, keamanan dan kesejahteraan ekonomi. Jack C. Plano dan Ray Olton mengatakan bahwa, kepentingan nasional adalah the fundamental objective and ultimate determinant that guide the decision maker of state in making foreign policy. 14 Tugas ADF dan Tujuan ADWP merefleksikan gagasan menurut Jack Plano dan Roy Olton, mereka menyebutkan ada beberapa elemen kekuatan nasional yang harus diperhatikan 11 Morgenthau, Hans J. (1966) American Foreign Policy: A Critical Examination. London : Methuen, hlm Ibid, hlm Banyu, Anak Agung & Mochamad, Yanyan (2003) Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, hlm Plano, Jack C. & Olton, Roy (1999) Kamus Hubungan Internasional. Bandung : CV Putra A Bardin, hlm. 9 7
9 oleh setiap negara dalam mempehitungkan proses pencapaian kepentingan nasionalnya. Elemen tersebut terdiri dari ; pertahanan diri (self preservation), kemandirian (independence), integritas teritorial (territorial integrity), keamanan militer (militer security) dan kemakmuran ekonomi (economic wellbeing). 15 Dapat dimengerti bahwa kepentingan nasional merupakan sistem nilai yang diperhatikan pada keseluruhan kondisi yang dihadapi oleh suatu negara terhadap negara lain. Dalam konteks keamanan di Benua Australia akan selalu terkait dengan letak geografis Australia yang menghadap pada dua samudra luas. Kekawatiran tersebut telah diantisipasi dengan bekerjasama dengan Amerika Serikat untuk mengamankan lautan pasifik, kemudian Australia juga memiliki hubungan dengan negara-negara Pasifik Selatan. Dalam ADWP tahun 2009 telah disebutkan mengapa letak geografis memiliki pengaruh yang kuat, sehingga pemerintah Australia mengantisipasi kejahatan dengan cara menciptakan sebuah ikatan khususnya di Asia Pasifik dengan cara membentuk sebuah regulasi keamanan yang seragam. Dengan adanya hubungan kerjasama yang didukung dengan regulasi keamanan general, Australia dapat meningkatkan pengawasan keamanan di Asia Pasifik dan menguatkan pertahan di Australia sendiri. 16 Pada tahun 2013 pemerintah Australia merancang ADWP baru yang seharusnya dilakukan selama lima tahun sekali, akan tetapi kurang dari lima tahun Departemen Pertahan Australia telah merevisinya. Menteri pertahanan Australia melihat bahwa ADWP tahun 2009 sudah cukup lama, selain itu beberapa alasan Pemerintah Australia membuat ADWP 2013 antara lain: Australia melihat, bahwa mereka secara geografis dikelilingi oleh negara-negara yang sedang mengalami perkembangan pesat baik ekonomi dan perubahan sosial, seperti Tiongkok, India, Indonesia, dan Republik Korea. 2. Tidak ada prioritas pertahanan lain, selain kedaulatan, masyarakat, kepentingan nasional, dan keamanan nasional pada abad Holsti, K.J. (1967) International Politics: A Framework for Analysis. New Jersey : Prentince Hall terjemahan Azhari, Tahir, M. (1998) Politik Internasional Kerangka Untuk Analisa. Jakarta : Erlangga, hlm Australian Government, Depertment of Defence (2009). Defending Australia In The Asia Pacific Century: Force Commonwealth of Australia 2009, hlm Australian Government Department of Force (2013) Defence White Paper Canberra : Commonwealth of Australia, hlm
10 3. Australia juga harus peka terhadap perkembangan global saat ini dimana harus melihat keamanan dan keuntungan, sehingga dapat memprioritaskan economic prospirity dan Social Development. 4. Mendukung kinerja ADF sebagai aktor pelaksana ADWP, dan bertugas untuk melakukan determinasi terhadap ancaman nasional Australia. Dukungan pemerintah terhadap ADF seperti, kebijakan pertahanan, postur kekuatan militer, anggaran, serta keuangan. 5. Hubungan antar AS dan Tiongkok merupakan faktor yang mempengaruhi arah kebijakan pertahanan selanjutnya. 6. Kemudian pertumbuhan pesat yang terjadi pada saat ini adalah pertumbuhan ekonomi dan modernisasi militer, pertumbuhan tersebut berasal dari negara-negara Asia yang secara tidak langsung menguntungkan Australia. Berkembangnya regional saat ini memicu hubungan kerjasama yang erat karena kepentingan yang sama dan akan mendapatkan dukungan. 7. Meningkatakan hubungan dengan AS sebagai regional partner adalah komponen penting. 8. Munculnya Tiongkok sebagai kekuatan global baru dan India sebagai new emerging power telah menciptakan sebuah tren apabila dalam waktu bersamaan, India juga dapat menciptakan strategi Indo-Pasifik. 9. Isu-isu seperti perdagangan manusia, penyelundupan, dan kriminalitas transnasional semakin banyak karena didukungan dengan era globalisasi, dimana kemudahan akses informasi lebih mudah, interaksi masyarakat, serta barang. 10. Prioritas utama dalam strategi keamanan nasional adalah, menjalin kerjasama efektif dengan lembaga pertahanan nasional lain. Sebelum ADWP 2013 terbentuk, Departemen Pertahanan Australia telah menggambarkan hal-hal yang perlu dipertimbangkan seperti, Strategi pertahanan nasional, 2. The Australian in The Asian Century White Paper, 3. Panduan rencana pertahanan, merupakan dokumen strategi untuk mengklasifikasi prioritas pertahan Australia, 18 Australian Government Department of Force (2013) Defence White Paper Canberra : Commonwealth of Australia, hlm. 4. 9
11 4. Hasil penilaian intelijen oleh organisasi intelijen pertahanan dan badan pengawasan nasional, 5. Pengamatan struktur serangan oleh ADF, seperti menentukan faktor yang relevan dalam merancang strategi serangan, termasuk merubah strategi sesuai kondisi dan pengembangan teknologi. 6. Mengevaluasi postur ADF, dimana mengevaluasi pemetaan posisi pertahanan Australia, 7. Mengevaluasi kemampuan pertahan Australia, 8. Kemudian mereview anggaran pertahanan Australia. Rancangan tersebut merupakan persiapan pertahanan Australia dari segi kesiapan negara memperpersiapkan kekuatannya, akan tetapi Australia juga melihat pentingnya untuk menjaga stabilitas kawasan untuk kemajuan Indo-Pasifik. Dimana Australia juga fokus membantu mengawasi dan mengamankan Pasifik Selatan dari ancaman domestik maupun luar negeri, Australia melihat bahwa pertumbuhan yang terjadi di Pasifik Selatan sangat signifikan. Dampak pertumbuhan populasi yang cepat menjadi salah satu tantangan Pasifik Selatan dan Australia dalam pengamanan, kemudian kesepakatan kapasitas pengamanan di Pasifik selatan adalah dengan cara memberikan bantuan terbatas dan nanti akan disesuaikan dengan perjanjian selanjutnya. 19 Kontribusi yang dilakukan oleh Australia ke negara-negara Pasifik Selatan merupakan sebuah pengkondisian stabilitas kawasan agar memudahkan Australia melakukan integrasi regional Pasifik Slelatan. Menurut Cantori dan Speigel, ada empat variabel interaksi antarnegara dalam kawasan, yaitu ; sifat dan tingkat kohesivitas aktor yang menentukan tingkat interaksi diantara mereka, sifat komunikasi dalam kawasan, tingkat power yang dimiliki aktor kawasan dan struktur hubungan antar aktor dalam kawasan. 20 Australia mengakui bahwa dialah aktor utama dalam menjaga keamanan Pasifik Selatan, sehingga Australia tetap konsisten untuk memberikan bantuan secara berkala baik bantuan ekonomi, bantuan diplomatik, dan bila perlu dukungan militer. Membuka peluang bagi negara lain untuk membantu Pasifik Selatan, merupakan langkah Australia untuk menciptakan integrasi kawasan dalam konteks pertahanan di Indo-Pasifik. Dewasa kini, 19 Australian Government Department of Force (2013) Defence White Paper Canberra : Commonwealth of Australia, hlm Banyu, Anak Agung & Mochamad, Yanyan (2003) Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, hlm
12 integrasi beberapa negara kedalam sebuah kawasan sangat penting untuk dilakukan mengingat adanya kerja sama yang lebih aktif di dalam regional tersebut. Maka, ketidakstabilan domestik dapat menyebabkan dinamika konflik regional yang ada sehingga, diperlukannya ketahanan nasional yang kuat agar stabilitas kawasan dapat terjaga. Karena, pada dasarnya ketahanan kawasan merupakan kelanjutan dari ketahanan nasional sebuah negara yang ada di kawasan tersebut. 21 Australia mengakui bahwa potensi yang ada pada Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) memiliki potensi ekonomi yang bermanfaat bagi negara-negara Pasifik Selatan, contohnya Australia mendukung program Pacific Maritime Security Program. 22 Kami menganalisa, dengan menjalin kerjasama pertahan maritim dengan negara-negara Pasifik Selatan pemerintah Australia mendapatkan dua keuntungan yaitu, lebih mudah menjaga aset dan secara tidak langsung menguasai wilayah teritori Pasifik Selatan atas kesepakatan kerjasama. II. Australian Defence White Paper 2013 dan Kepentingannya di Pasifik Selatan Kemajuan ekonomi dan sosial yang ada di Asia, membuat Australia mengkonstruksikan kembali kepentingan nasional dan pertahanannya. Dan, tidak ada yang lebih penting selain menjaga kedaulatan Australia, keamanan rakyat dan kepentingan nasional Australia. 23 Dalam menjaga keamanan Australia, pasukan keamanan Australia atau Australian Defence Force (ADF) sebagai petugas di garda terdepan. ADF bertujuan untuk mencegah dan melawan tindakan yang dapat mengancam wilayah teritorial Australia, serta berkontribusi dalam stabilitas keamanan kawasan yang merupakan tanggung jawab pemerintah Australia terhadap dunia internasional. 24 Dalam tahapan perumusan politik luar negeri menurut Graham T. Allison yang pertama yaitu, menjabarkan kepentingan nasional dalam bentuk dan tujuan yang spesifik. 25 Dan telah diimplemetasikan melalui Australia Defence White Paper (ADWP) 2013 sebagai panduan menjaga keamanan dan kedaulatan Australia, sementara itu kepentingan Australia 21 Bandoro, Bantarto (1996) Agenda dan Penataan Keamanan di Pasifik Selatan. Jakarta : CSIS, hlm Ibid, hlm Ibid, hlm Ibid, hlm Waltz, Kenneth. (1979) Theory of International Politics, Reading Mass: Addison-Wesley, hlm
13 dalam konteks Pasifik Selatan adalah ingin mempertahankan pengaruhnya untuk melancarkan kepentingan Australia melalui negara-negara Pasifik Selatan. Apabila kita mengidentifikasi peran Australia dan Pasifik Selatan dari konsep regionalisme menurut Louis Cantori dan Steven Speigel, mereka mendefinisikan kawasan sebagai dua atau lebih negara yang saling berinteraksi dan memiliki kedekatan geografis, kesamaan etnis, bahasa, budaya, keterkaitan sosial dan sejarah. Lebih lanjut, dalam mengkategorikan negara menurut Cantori dan Speigel membaginya kedalam tiga bagian antara lain, core sector (negara inti kawasan), peripheral sector (negara pinggiran kawasan), dan intrusive system (negara eksternal kawasan yang dapat berpartisipasi dalam interaksi kawasan). 26 Kami melihat negara yang berperan sebagai core sector adalah Australia, kemudian yang berperan sebagai peripheral sector adalah negara-negara Pasifik Selatan, sedangkan negara yang berperan sebagai intrusive system salah satunya adalah Amerika Serikat. Dalam ADWP yang merupakan rencana strategis untuk kepentingan pertahanan nasional Australia, disebutkan bahwa Australia telah memperbaharui postur pasukan keamanannya. Australia berpandangan bahwa negara-negara di Pasifik Selatan memiliki kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi di kawasan Indo- Pasifik. Meningkatnya permintaan sumber daya kelautan, mineral dan energi, serta sektor kehutanan dari Pasifik Selatan yang berpotensi untuk dikonsumsi oleh negara-negara maju. Maka, Australia yang merupakan negara terkuat sceara politik, ekonomi dan militer memiliki peranan yang amat penting untuk membantu perdagangan negara-negara di Pasifik Selatan yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi negara-negara Pasifik Selatan lebih lanjut Cantori, Louis J. & Speigel, Steven. (1970) The International Politics of Regions: A Comparative Approach. New Jersey : Prentince Hall, hlm Australian Government Department of Force (2013) Defence White Paper Canberra : Commonwealth of Australia, hlm. 2 12
14 Sumber 28 : Pacific EEZ Minerals. Diakses tanggal 25 November 2014, pukul WIB. Dalam tahapan kedua perumusan politik luar negeri, Australia menetapkan faktor yang situasional di lingkungan domestik dan internasional yang memiliki kaitan dengan tujuan kebijakan luar negeri. 29 Australia menilai negara-negara di Pasifik Selatan mengalami tantangan yang cukup besar saat ini dikarenakan pertumbuhan populasi yang meningkat, serta 28 Peta Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Pasifik, dimana yang berwarna ungu adalah wilayah ZEE pasifik yang berafiliasi dengan Amerika Serikat. 29 Waltz, Kenneth. (1979) Theory of International Politics, Reading Mass: Addison-Wesley, hlm
15 banyaknya golongan muda yang menganggur. Hal tersebut mengakibatkan, meningkatnya tindak kriminal serta terhambatnya kinerja pemerintah domestik yang kian tidak efektif. Belum lagi dampak perubahan iklim yang sangat terasa di negara-negara kepulauan Pasifik Selatan. Kemampuan pertahanan dan keamanan di negara-negara tersebut pada umumnya sangat terbatas, baik untuk menangani ancaman internal, eksternal maupun transnasional. Dan, besar kemungkinan negara-negara tersebut hanya mampu mengandalkan bantuan asing untuk beberapa dekade yang akan datang. 30 Australia memiliki peranan penting di Pasifik Selatan, karena sejauh ini Australia memberi dukungan sumber ekonomi, politik dan militer jika diperlukan. Setengah dari wilayah kawasan Pasifik Selatan mendapatkan bantuan dari pemerintah Australia, dalam hal ini Australia akan terus melanjutkan bantuan tersebut. Dalam tahap ketiga, menganalisis kemampuan atau kepabilitas nasional Australia agar dapat menjangkau kepentingan nasionalnya. 31 Dan telah diketahui bahwa pengaruh dan peran Australia dapat mengintervensi Pasifik Selatan dengan mudah, sementara itu tujuan Australia membantu Pasifik Selatan tentunya bukanlah suatu bantuan yang cuma-cuma, ada transaksi politik atau investasi politik yang ingin dilakukan Australia tentunya untuk mendapatkan keuntungan politik dari Pasifik Selatan untuk kedepannya. Akan tetapi, mengingat adanya bantuan asing dari Asia kian deras untuk Pasifik Selatan yang dapat mempengaruhi pengaruh Australia di kawasan tersebut. Maka untuk mempertahankan pengaruhnya di Pasifik Selatan, Australia pun berkeinginan setidaknya menyetarakan bantuan yang telah diberikan negara lain. Meski demikian, kesamaan historis, kerjasama bisnis dan kontak people to people membuat hubungan Australia dengan negara di Pasifik Selatan sangat erat. Maka, Australia tetap berkomitmen untuk memperkuat kedaulatan, membantu menjaga keamanan dan stabilitas keamanan di kawasan Pasifik Selatan bersama mitra kerja nya, yakni Selandia Baru. 32 Kepentingan Australia di kawasan Pasifik Selatan ialah menjaga keamanan, stabilitas dan kohesi di kawasan tersebut. Hal tersebut sangat strategis bagi pemerintahan Australia karena untuk memastikan bahwa kawasan Pasifik Selatan tidak menjadikan sumber ancaman bagi Australia sendiri melainkan sebagai halam rumah bagi Australia, dan untuk 30 Australian Government Department of Force (2013) Defence White Paper Canberra : Commonwealth of Australia, hlm Waltz, Kenneth. (1979) Theory of International Politics, Reading Mass: Addison-Wesley, hlm Australian Government Department of Force (2013) Defence White Paper Canberra : Commonwealth of Australia, hlm
16 meyakinkan bahwa tidak ada kekuatan besar lainnya yang berniat mengkonfrontir Australia di Pasifik Selatan. Dalam memainkan peran utama di Pasifik Selatan, Australia berfokus dalam membantu negara-negara di Pasifik Selatan, bantuan tersebut merupakan sebuah kepentingan strategis dan mengedepankan isu-isu kemanusiaan seperti bantuan bencana alam. Dalam hal ini, Australia tetap menjalin kerjasama dengan Selandia Baru yang juga bekepentingan untuk menjaga keamanan kawasan. 33 Berdasarkan kepentingan nasional Australia di atas, maka Australian Defence Force (ADF) memiliki beberapa tugas pokok yaitu: 1. ADF berkontribusi langsung dalam menjaga stabilitas dan keamanan di Pasifik Selatan dan tidak menutup kemungkinan untuk bekerjasama dengan negara lain yang memiliki kepentingan yang sama, 2. Operasi yang dilaksanakan bisa mencakupi bantuan kemanusiaan maupun bantuan bencana alam, operasi tersebut bertujuan untuk melindungi warga Australia dan juga warga asing, dan 3. Operasi stabilitas keamanan yang sudah dilakukan Australia seperti di Timor Leste dan Kepulauan Solomon. 34 Tugas pokok yang dilakukan oleh ADF merupakan sebuah upaya mengembangkan strategi dalam menggunakan kapabilitas nasional agar dapat menanggulangi variabel-variabel tertentu demi mencapai tujuan yang ditetapkan, dan merupakan tahapan keempat dalam konsep perumusan politik luar negeri Graham T. Allison. 35 Dengan meningkatkan kemampuan amfibi nya, pemerintah Australia mengharapkan kondisi yang ideal di kawasan tersebut. Serta Australia pun akan melakukan kerjasama militer baik bilateral maupun multilateral yang mencakupi pula pelatihan militer. Selain itu, Australia juga memperhatikan pentingnya Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) bagi perekonomian negara Kepulauan Pasifik. Kemudian sikap pemerintah Australia dalam menghadapi tantangan yang mengancam dalam ZEE adalah, akan menjamin keamanan sumber daya alam negara-negara tersebut yang diimplementasikan ke dalam Pacific Maritime Security Program Ibid, hal Ibid, hal Ibid, hlm Ibid, hlm
17 Sumber 37 : Australian Government Department of Force (2013) Defence White Paper Canberra : Commonwealth of Australia, hal 13. Selain itu, pemerintah Australia juga akan melanjutkan kembali hubungan pertahanan dengan Papua Nugini. Australia akan memberikan bantuan kepada Angkatan Pertahanan Papua Nugini di bidang pengawasan maritim, pengembangan skills, perencanaan dan manajemen pertahanan. Kerjasama ini dilakukan bertujuan untuk memastikan bahwa Papua Nugini sebagai garis terdepan secara geografis dapat membantu Australia dalam menciptakan keamanan kawasan. 38 Lebih lanjut, Australia juga akan tetap melakukan pelatihan rutin di Kepulauan Solomon, melanjutkan hubungan kerjasama di bidang pertahanan dengan Tonga dan Vanuatu. Selanjutnya, Australia akan kembali melakukan kerjasama militer dengan Fiji setelah negara tersebut kembali demokratis. 39 Demi mencapai kepentingan nasionalnya, sebuah negara biasanya memperhitungkan kekuatan nasional (national power) yang dimilikinya. Menurut Jack Plano dan Roy Olton 37 Intensitas jalur perkapan di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. 38 Australian Government Department of Force (2013) Defence White Paper Canberra : Commonwealth of Australia, hlm Ibid, hal
18 menyebutkan ada beberapa elemen kekuatan nasional yang harus diperhatikan oleh setiap negara dalam mempehitungkan proses pencapaian kepentingan nasionalnya. Elemen tersebut terdiri dari; pertahanan diri (self preservation), kemandirian (independence), integritas teritorial (territorial integrity), keamanan militer (militer security) dan kemakmuran ekonomi (economic wellbeing). 40 Aktifitas militer yang dilakukan oleh Australia dengan Papua Nugini, Solomon, Tonga, Vanuatu, dan Fiji merupakan sebuah refleksi pemikirin Jack C. Plano dan Roy Olton. Elemen-elemen tersebut diaplikasikan oleh Australia dengan cara menciptakan kerjasama militer dengan negara di Pasifik Selatan agar dapat memagari ancaman yang mengarah ke Australia, sehingga Australia menggunakan powernya untuk menciptakan garda pertahanan negara di negara lain. Beberapa tindakan yang dilakukan Australia terkait dengan perumusan politik luar negeri Graham T. Allison tahap lima, dimana pemerintah Australia melaksanakan tindakantindakan yang diperlukan dengan perhitungan matang dan rasional dengan cara mengajak kerjasama dalam konteks pertahanan untuk menciptakan keamanan kawasan di Pasifik Selatan dan wilayah maritim yang bersinggungan langsung dengan Benua Australia. 41 Berdasarkan teori dan konsep-konsep yang penulis gunakan, pemerintah Australia tetap memiliki motivasi untuk terus memiliki pengaruh di kawasan Pasifik Selatan. Terlebih lagi, Australia beraliansi dengan Amerika Serikat di bidang militer. Hal tersebut sangat mendukung kepentingan nasional Australia untuk menciptakan stabilitas kawasan Pasifik Selatan karena, perekonomian Australia yang terbilang maju dibanding negara tetangganya menjadikan Australia sebagai negara dengan kekuatan militer nomor satu di Pasifik Selatan. Maka, siapapun pemegang kekuasaan di Australia akan dengan mudah menentukan kebijakan luar negerinya dalam hal menjaga pertahanan dan keamanan kawasan. 40 Holsti, K.J. (1967) International Politics: A Framework for Analysis. New Jersey : Prentince Hall terjemahan Azhari, Tahir, M. (1998) Politik Internasional Kerangka Untuk Analisa. Jakarta : Erlangga, hlm Waltz, Kenneth. (1979) Theory of International Politics, Reading Mass: Addison-Wesley, hlm
19 PENUTUP Berdasarkan pemaparan sebelumnya, Australia sebagai negara terkuat secara ekonomi maupun militer sangat jelas dalam mengejar status quo. Kondisi negara-negara di Pasifik Selatan sebenarnya akan berdampak pada instabilitas domestik Australia, terlebih bagi stabilitas kawasan. Seperti yang diketahui, banyaknya transnational crimes di Pasifik Selatan, suatu waktu bisa saja menyerang Australia. Untuk itu, Australia berjibaku bersama Selandia Baru untuk menjaga kawasan Pasifik Selatan. Hal tersebut ditindaklanjuti oleh Australia dengan membuat Pacific Maritime Security Program, dimana Australia memberikan bantuan serta pelatihan kepada negara-negara kepualauan dalam menjaga wilayah laut mereka agar sumber daya alam terbesar mereka aman. Yang pada akhirnya, negara-negara kepulauan tersebut mampu membangun perekonomiannya melalui perdagangan. Berdasarkan konsep regionalisme yang sudah dijelaskan di atas, kondisi domestik sebuah negara akan berdampak pada kondisi kawasan. Dan hal tersebut dibenarkan ketika kita melihat kondisi Pasifik Selatan yang dimana sebagian besar di kawasan tersebut merupakan negara miskin yang memiliki berbagai permasalahan. Maka, tak heran bila organisasi regional yang ada di Pasifik Selatan tidak berkembang. Seharusnya, Australia menjadi role model bagi negara-negara tersebut. Tapi kenyataannya, Australia hanya menitikberatkan kepentingan nasionalnya kepada keamanan dan stabilitas kawasan yang sebenarnya itu semua bertujuan untuk melanggengkan eksistensi Australia di kawasan dan juga dunia internasional. Bantuanbantuan dan kerjasama yang dilakukan Australia kepada negara-negara di Pasifik Selatan hanyalah sebatas insentif untuk menjaga pertahanan dan keamanan nasional Australia baik di dalam negeri maupun di luar negeri. 18
20 REFERENSI Buku Bandoro, Bantarto (1996) Agenda dan Penataan Keamanan di Pasifik Selatan. Jakarta : CSIS. Banyu, Anak Agung & Mochamad, Yanyan (2003) Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Boli Sabon, Max. (2012) Ilmu Negara : Bahan Pendidikan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Universitas Atma Jaya. Buzan, Barry. (1991) People, States, and Fear: An Agenda for International Security Studies in the Post-Cold War Era. Hempstead : Harvester Wheatsheaf. Cantori, Louis J. & Speigel, Steven. (1970) The International Politics of Regions: A Comparative Approach. New Jersey : Prentince Hall. Holsti, K.J. (1967) International Politics: A Framework for Analysis. New Jersey : Prentince Hall terjemahan Azhari, Tahir, M. (1998) Politik Internasional Kerangka Untuk Analisa. Jakarta : Erlangga. Jackson, Robert, H. & Sorensen, George. (2007) Introduction to International Relation. London : Oxford University Press. Morgenthau, Hans J. (1966) American Foreign Policy: A Critical Examination. London : Metheun. Morgenthau, Hans J. (1968) Politic Among Nation: Struggle for Power and Peace. New York: Knopf. Plano, Jack C. & Olton, Roy. (1999) Kamus Hubungan Internasional. Bandung : CV Putra A Bardin. Waltz, Kenneth. (1979) Theory of International Politics, Reading Mass: Addison-Wesley. Internet Commercial Marine Diakses tanggal 25 November 2014, pukul WIB. Defence White Paper. Diakses pada 15 Desember 2013, pukul WIB. 19
21 Hans J. Morgenthau. Diakses pada 15 Desember 2013, pukul WIB. Kevin Rudd s statements. Diakses pada 15 Desember 2013, pukul WIB. Pacific EEZ Minerals. Diakses tanggal 25 November 2014, pukul WIB. Dokumen Pemerintah Australian Government Department of Force (2013) Defence White Paper Canberra : Commonwealth of Australia. 20
KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN
LAPORAN PENELITIAN KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN Oleh: Drs. Simela Victor Muhamad, MSi.
Lebih terperincisebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.
BAB V KESIMPULAN Asia Tenggara merupakan kawasan yang memiliki potensi konflik di masa kini maupun akan datang. Konflik perbatasan seringkali mewarnai dinamika hubungan antarnegara di kawasan ini. Konflik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan. dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional
Lebih terperincimemperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.
BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya
Lebih terperinciJURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA
UPAYA JEPANG DALAM MENJAGA STABILITAS KEAMANAN KAWASAN ASIA TENGGARA RESUME SKRIPSI Marsianaa Marnitta Saga 151040008 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA
Lebih terperinciDOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI
DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 Tinjauan Umum Teori Kepentingan Nasional Teori National Interest Versi Hans J. Morgenthau Teori National Interest Versi Donald Nuchterlin
Lebih terperinciANALISIS POLITIK LUAR NEGERI. Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP UNJANI
ANALISIS POLITIK LUAR NEGERI POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI PARLEMENTER : STUDI KASUS KONFERENSI ASIA AFRIKA BANDUNG ANALISIS KEPENTINGAN NASIONAL Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP
Lebih terperinciPERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM
PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM Sebelum PD I studi Hubungan Internasional lebih banyak berorientasi pada sejarah diplomasi dan hukum internasional Setelah PD I mulai ada
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Bary, Buzan, People, State, Fear : an Agenda For International Secirity
DAFTAR PUSTAKA Buku-Buku : Bary, Buzan, 1991. People, State, Fear : an Agenda For International Secirity Studies in The Post Cold War Era, New York, London, Tokyo, Sidney, Singapore: Harpvester Wheatsheaf.
Lebih terperinciUNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI
UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 Negara Bangsa Dalam Politik Luar Negeri Teori-Teori Level Negara Bangsa Dalam Politik
Lebih terperincibilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika
BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya
BAB V KESIMPULAN Keamanan energi erat hubungannya dengan kelangkaan energi yang saat ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya industrialisasi dan kepentingan militer. Kelangsungan
Lebih terperinciNATIONAL INSECURITY ; THREATS AND VULNERABILITIES (Ketidakamanan Nasional : Ancaman-Ancaman dan Kemudahan-Kemudahan (peluang) Untuk Diserang)
NATIONAL INSECURITY ; THREATS AND VULNERABILITIES (Ketidakamanan Nasional : Ancaman-Ancaman dan Kemudahan-Kemudahan (peluang) Untuk Diserang) Ketidakamanan (insecurity) merupakan perpaduan dari threats
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin
BAB IV KESIMPULAN Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin memiliki implikasi bagi kebijakan luar negeri India. Perubahan tersebut memiliki implikasi bagi India baik pada
Lebih terperincimengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea
BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia
Lebih terperinciturut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dengan berbagai aspek yang telah dinilai oleh pembuat kebijakan di Montenegro untuk bergabung dalam NATO, terdapat polemik internal dan eksternal yang diakibatkan oleh kebijakan
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Six Party Talks merupakan sebuah mekanisme multilateral yang bertujuan untuk mewujudkan upaya denuklirisasi Korea Utara melalui proses negosiasi yang melibatkan Cina,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berarti terjadi penurunan ancaman dari luar yang akan dihadapi oleh banyak Negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berakhirnya perang dingin yang diiringi menyebarnya demokratisasi juga berarti terjadi penurunan ancaman dari luar yang akan dihadapi oleh banyak Negara di dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Australia begitu gencar dalam merespon Illegal, Unreported, Unregulated Fishing (IUU Fishing), salah satu aktivitas ilegal yang mengancam ketersediaan ikan
Lebih terperinciEfektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang
PASAR BEBAS Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan
Lebih terperinciRESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,
RESUME Australia adalah sebuah negara yang terdapat di belahan bumi bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan
BAB IV KESIMPULAN Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan kebijakan politik luar negeri Rusia terhadap keberadaan
Lebih terperinciPERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME
PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME Dinamika politik internasional pasca berakhirnya Perang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan
Lebih terperinciKemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat
Kesimpulan Amerika Serikat saat ini adalah negara yang sedang mengalami kemunduran. Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat relatif; karena disaat kemampuan ekonomi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang melimpah membuat beberapa Negara di Eropa mempunyai niat untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak Asia Tenggara yang sangat strategis serta memiliki kekayaan alam yang melimpah membuat beberapa Negara di Eropa mempunyai niat untuk menguasai wilayah di Asia
Lebih terperincicambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan
BAB V KESIMPULAN Arab Saudi merupakan negara dengan bentuk monarki absolut yang masih bertahan hingga saat ini. Namun pada prosesnya, eksistensi Arab Saudi sering mengalami krisis baik dari dalam negeri
Lebih terperinciOEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA
OEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA 2008 DAFTAR 151 PEN D A H U l U A N... 1 Latar Belakang Buku Putih.................................. 1 Esensi Buku Putih..............................4
Lebih terperinci2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi telah menjadi fenomena yang terjadi secara global yang cukup mempengaruhi tatanan dunia hubungan internasional dewasa ini. Globalisasi merupakan proses
Lebih terperinciuntuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang
Bab V KESIMPULAN Dalam analisis politik perdagangan internasional, peran politik dalam negeri sering menjadi pendekatan tunggal untuk memahami motif suatu negara menjajaki perjanjian perdagangan. Jiro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memilih judul skripsi DAMPAK KERJASAMA ANTARA PEMERINTAH INDONESIA DENGAN PEMERINTAH AUSTRALIA DALAM BIDANG
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Ada beberapa pertimbangan yang mendorong penulis tertarik untuk memilih judul skripsi DAMPAK KERJASAMA ANTARA PEMERINTAH INDONESIA DENGAN PEMERINTAH AUSTRALIA
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk kegiatan malpraktek
BAB V KESIMPULAN Illegal Fishing merupakan kegiatan penangkapan yang dilakukan oleh nelayan yang tidak bertanggung jawab dan bertentangan oleh kode etik penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai respon negara terhadap terorisme serta upaya-upaya yang dilakukan negara untuk menangani terorisme.
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA AND AUSTRALIA ON THE FRAMEWORK FOR
Lebih terperinciRealisme dan Neorealisme I. Summary
Realisme dan Neorealisme I. Summary Dalam tulisannya, Realist Thought and Neorealist Theory, Waltz mengemukakan 3 soal, yaitu: 1) pembentukan teori; 2) kaitan studi politik internasional dengan ekonomi;
Lebih terperinciBAB I. Tenggara dengan luas wilayah sebesar km 2 serta terletak di posisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang ada di kawasan Asia Tenggara dengan luas wilayah sebesar 1.904.569 km 2 serta terletak di posisi strategis yang diapit
Lebih terperinciBAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-
166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme
Lebih terperinciSumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya.
Politik Luar Negeri Amerika Serikat Interaksi antarnegara dalam paradigma hubungan internasional banyak ditentukan oleh politik luar negeri negara tersebut. Politik luar negeri tersebut merupakan kebijaksanaan
Lebih terperinciAMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA
AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA Oleh: Dewi Triwahyuni, S.Ip., M.Si. Saran Bacaan: Eugene R. Wittkopf, The Future of American Foreign Policy,, Second Edition (New York: St. Matin s Press, 1992).
Lebih terperinciMUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM
MUHAMMAD NAFIS 140462201067 PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM Translated by Muhammad Nafis Task 8 Part 2 Satu hal yang menarik dari program politik luar negeri Jokowi adalah pemasukan Samudera Hindia sebagai
Lebih terperinci2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Neg
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.200, 2015 PERTAHANAN. Pertahanan Negara. 2015-2019 Kebijakan Umum. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013
Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PRASETYA PERWIRA TENTARA NASIONAL INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekuatan militer merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga stabilitas negara. Semua negara termasuk Indonesia membangun kekuatan militernya untuk menjaga keamanan
Lebih terperinciDEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA
DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA Jakarta, 1 Juli 2011 - 1 - Untuk menandai 60 tahun hubungan diplomatik dan melanjutkan persahabatan antara kedua negara, Presiden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konteks hubungan internasional guna mengatasi berbagai masalah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peluang kerjasama dalam era globalisasi saat ini sangat diperlukan dalam konteks hubungan internasional guna mengatasi berbagai masalah dengan meningkatkan hubungan
Lebih terperinciBAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL
BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional, penegakan hukum dan penghormatan HAM
Lebih terperinciBAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL
BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi regional di kawasan Asia Tenggara yang telah membangun mitra kerjasama dengan Tiongkok dalam berbagai
Lebih terperinciPUSAT KAJIAN ADMINISTRASI INTERNASIONAL LAN (2006) 1
ABSTRAK KAJIAN KERJASAMA ANTARA PEMERINTAH INDONESIA, MALAYSIA DAN SINGAPURA DALAM MENANGANI MASALAH KEAMANAN DI SELAT MALAKA Selat Malaka merupakan jalur pelayaran yang masuk dalam wilayah teritorial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini akan membahas mengenai kerja sama keamanan antara pemerintah Jepang dan pemerintah Australia. Hal ini menjadi menarik mengetahui kedua negara memiliki
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Rusia memiliki luas wilayah sebesar 17,098,242 km² dan merupakan negara
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Rusia merupakan salah satu dari negara yang tergabung dalam rezim Uni Soviet pada masanya. Setelah runtuhnya Uni Soviet Rusia menjadi negara eks- Soviet terbesar
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. internasional, sebagai aktor dalam hubungan internasional, dalam hal pembentukan
BAB V KESIMPULAN Penelitian ini merupakan sarana eksplanasi tentang perilaku organisasi internasional, sebagai aktor dalam hubungan internasional, dalam hal pembentukan suatu program atau agenda yang diimplementasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Melalui Buku Pegangan yang diterbitkan setiap tahun ini, semua pihak yang berkepentingan diharapkan dapat memperoleh gambaran umum tentang proses penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciPidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016
Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Bapak Presiden SMU PBB, Saya ingin menyampaikan ucapan
Lebih terperinciBAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.
BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat dikatagorikan sebagai salah satu negara yang maju dari benua Eropa. Republik Perancis saat ini adalah
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN OLEH TERORIS,
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY, Bandung-Jabar, Selasa, 08 Desember 2009
Sambutan Presiden RI pada ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY, Bandung-Jabar, 8-12-09 Selasa, 08 Desember 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY DI GEDUNG MERDEKA,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Laut China Selatan sebagai perairan semi tertutup telah berstatus konflik. Konflik yang
BAB V KESIMPULAN Fenomena hubungan internasional pada abad ke-20 telah diwarnai dengan beberapa konflik. Terutama di Kawasan Asia Pasifik atau lebih tepatnya kawasan Laut China Selatan. Laut China Selatan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.
BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat
Lebih terperincipenduduk yang berada di bawah garis kemiskinan yang kemudian menimbulkan masalah yang harus dihadapi pemerintah yaitu permasalahan gizi. Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era global saat ini, sistem internasional telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Era globalisasi yang muncul bukan hanya memudarkan batas-batas negara
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN 1. Umum. Pertahanan negara sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara merupakan
Lebih terperinciENVIRONMENT CHANGE, SECURITY & CONFLICT
ENVIRONMENT CHANGE, SECURITY & CONFLICT Isu Lingkungan = Perluasan Konsep Keamanan? By: Dewi Triwahyuni 1 Isu Lingkungan = Perluasan Konsep Keamanan? Sejak 1920an, adanya pergerakan negara totaliter di
Lebih terperinciInternalisasi ASEAN dalam Upaya Penguatan Integrasi Kawasan Abstrak
Internalisasi ASEAN dalam Upaya Penguatan Integrasi Kawasan Abstrak Dengan telah dimulainya ASEAN Community tahun 2015 merupakan sebuah perjalanan baru bagi organisasi ini. Keinginan untuk bisa mempererat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat
BAB V KESIMPULAN Kerjasama Internasional memang tidak bisa terlepaskan dalam kehidupan bernegara termasuk Indonesia. Letak geografis Indonesia yang sangat strategis berada diantara dua benua dan dua samudera
Lebih terperincimenjadi katalisator berbagai agenda ekonomi Cina dengan negara kawasan Indocina yang semuanya masuk dalam agenda kerja sama Cina-ASEAN.
BAB V KESIMPULAN Kebangkitan ekonomi Cina secara signifikan menguatkan kemampuan domestik yang mendorong kepercayaan diri Cina dalam kerangka kerja sama internasional. Manuver Cina dalam politik global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, tren utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua terjadi Amerika
Lebih terperinciKeterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011
Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011 KETERANGAN PERS BERSAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DENGAN PERDANA MENTERI PERANCIS, Y.M. FRANÃ
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat berlangsungnya Perang Dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur, Vietnam ikut terlibat dalam Perang Vietnam melawan Amerika Serikat (AS). Blok barat
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. sekaligus (Abdullah, 2006: 77). Globalisasi telah membawa Indonesia ke dalam
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perubahan yang terjadi di Indonesia selama setengah abad ini sesungguhnya telah membawa masyarakat ke arah yang penuh dengan fragmentasi dan kohesi sekaligus (Abdullah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skripsi ini akan membahas mengenai apa saja bentuk kerjasama militer antara Australia dan Amerika Serikat sebagai upaya counter-terrorism. Skripsi ini lebih lanjut akan
Lebih terperinciBAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME
BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME A. KONDISI UMUM Keterlibatan dalam pergaulan internasional dan pengaruh dari arus globalisasi dunia, menjadikan Indonesia secara langsung maupun tidak langsung
Lebih terperinci"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"
H T T P : / / U S. A N A L I S I S. V I V A N E W S. C O M / N E W S / R E A D / 2 8 4 0 2 5 - I N D O N E S I A - B I S A - J A D I - M A S A L A H - B A R U - B A G I - A S I A "Indonesia Bisa Jadi Masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ternyata tidak membuat situasi perpolitikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berakhirnya Perang Dunia II ternyata tidak membuat situasi perpolitikan dunia menjadi aman. Justru pada masa itulah situasi politik yang mencekam semakin terasa,
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008
BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Sangat jelas terlihat bahwa Asia Tengah memerankan peran penting dalam strategi China di masa depan. Disamping oleh karena alasan alasan ekonomi, namun juga meluas menjadi aspek
Lebih terperinciSTUDI KAWASAN: TEORI DAN KONSEP DASAR DIPLOMASI
Diplomasi HI di Asia Pasifik STUDI KAWASAN: TEORI DAN KONSEP DASAR DIPLOMASI Yesi Marince, S.IP., M.Si Dalam Studi Kawasan 2 (dua) hal yang harus disimak yaitu : 1. Sistem Sub Ordinasi (Sub-Ordinate System)
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN
Lebih terperinciPERAN ASEAN MARITIME FORUM (AMF) DALAM KEAMANAN PERAIRAN DI ASIA TENGGARA
http://labhi.staff.umm.ac.id/2011/05/12/peran-asean-maritime-forum-amf-dalam-keamanan-peraira n-di-asia-tenggara/ PERAN ASEAN MARITIME FORUM (AMF) DALAM KEAMANAN PERAIRAN DI ASIA TENGGARA Penciptaan keamanan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pertahanan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia
BAB 5 KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini akan disampaikan tentang kesimpulan yang berisi ringkasan dari keseluruhan uraian pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya, dalam kesimpulan ini juga akan dipaparkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penetapan batas wilayah teritorial laut telah menjadi permasalahan antar negaranegara bertetangga sejak dulu. Kesepakatan mengenai batas teritorial adalah hal penting
Lebih terperinciNo b. pemanfaatan bumi, air, dan udara serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; c. desentralis
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.4925 WILAYAH NEGARA. NUSANTARA. Kedaulatan. Ruang Lingkup. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177 ) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. signifikan terhadap perkembangan penetapan hukum di dunia ini, dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serangan 11 September pada tahun 2001 telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan penetapan hukum di dunia ini, dimana serangan teroris tertentu telah
Lebih terperinciAncaman Terhadap Ketahanan Nasional
Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional Pengertian ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional
Lebih terperinciRENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011
LAMPIRAN : PERATURAN KEPALA BNPP NOMOR : 4 TAHUN 2011 TANGGAL : 7 JANUARI 2011 RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011 A. LATAR BELAKANG Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu
BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Iran meluncurkan program pengembangan energi nuklir pertamanya pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu Iran dan Amerika Serikat memang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi
Lebih terperinciThere are no translations available.
There are no translations available. Kapolri, Jenderal Polisi H. Muhammad Tito Karnavian, Ph.D menjadi salah satu pembicara dalam Panel Discussion yang diselenggarakan di Markas PBB New York, senin 30
Lebih terperinciPara Kepala Kepolisian, Ketua Delegasi, Para Kepala National Central Bureau (NCB),
Sambutan Y. M. Muhammad Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Umum Interpol Ke-85 Dengan Tema Setting The Goals Strengthening The Foundations: A Global Roadmap for International Policing
Lebih terperinciBAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME
BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME A. KONDISI UMUM Keterlibatan dalam pergaulan internasional dan pengaruh dari arus globalisasi dunia, menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini akan dibagi menjadi sembilan sub bab, yang meliputi sebagai berikut: Alasan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab satu ini penulis akan memaparkan mengenai Pendahuluan. Bab ini akan dibagi menjadi sembilan sub bab, yang meliputi sebagai berikut: Alasan penulisan judul, tujuan penulisan,
Lebih terperinciBAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME
BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME A. KONDISI UMUM Gerakan pemisahan diri (separatisme) dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di wilayah Aceh, Papua, dan Maluku merupakan masalah
Lebih terperinciLAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
7 2012, No.54 LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2012 NOMOR : 2 TAHUN 2012 TANGGAL : 6 JANUARI 2012 RENCANA
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia
BAB V KESIMPULAN Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia berubah dari super power state menjadi middle-power state (negara dengan kekuatan menengah). Kebijakan luar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan Indonesia terkait dengan prinsip Wawasan Nusantara telah membuahkan hasil dengan diakuinya konsep negara kepulauan atau archipelagic state secara
Lebih terperinciTabel 1. Potensi Ancaman Perang Asimetris di Indonesia Ditinjau dari Berbagai Aspek Pelaku Sasaran Skala Metode Motif Dampak
PERANG ASIMETRIS (Disarikan dari Nugraha, A & Loy, N 2013, Pembangunan Kependudukan untuk Memperkuat Ketahanan Nasional dalam Menghadapi Ancaman Asymmetric War, Direktorat Analisis Dampak Kependudukan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan Eropa Barat membuat suatu kebijakan dengan memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Skripsi ini akan mengupas mengenai alasan kebijakan luar negeri Uni Eropa memberikan dukungan terhadap Ukraina dalam kasus konflik gerakan separatisme pro-rusia di Ukraina.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Akhir-akhir ini masalah yang menjadi keprihatinan umat manusia di seluruh dunia dan
BAB V PENUTUP 4.1. Kesimpulan Akhir-akhir ini masalah yang menjadi keprihatinan umat manusia di seluruh dunia dan masyarakat di Asia Tenggara meluas mencangkup persolan-persoalan yang tidak terbatas pada
Lebih terperinci