HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
|
|
- Devi Sucianty Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Enzim Invertase Enzim adalah senyawa yang struktur dan aktivitasnya berintegrasi dengan protein yang berfungsi sebagai katalisator reaksi organik (Lehninger, 1993). Enzim bekerja secara spesifik yaitu berbeda pada setiap jenis substrat. Salah satunya adalah enzim invertase. Enzim invertase atau ß-D-Fructofuranosidase fructohidrolase adalah enzim yang dapat menghidrolisis sukrosa. Sumber enzim invertase adalah mikroba, tanaman ataupun hewan. Nama trivial lain dari enzim ini adalah sukrase atau sakkarase (Cantarella, Alfani, dan Cantarell, dalam Whitaker et, al., 2003). Gambar 1. Struktur Kimia Sukrosa (demann, 1999) Menurut Cantarella, Alfani, dan Cantarell (2003), hidrolisis sukrosa adalah reaksi utama yang dikatalis oleh enzim invertase. Raffinosa dan stakhiosa dihidrolisis menjadi tingkat yang lebih rendah. Bentuk asam dari enzim invertase yang terbentuk mampu mengkatalis reaksi transfruktosilase. Reaksi hidrolisis sukrosa adalah sebagai berikut: Sukrosa + H2O ß D-glukosa + D-fruktosa 6 FTIP001640/018
2 7 2.2 Aktivitas Enzim Enzim adalah protein yang memiliki sifat katalis. Beberapa enzim hanya terdiri dari protein, tetapi kebanyakan enzim mengandung komponen nonprotein seperti karbohidrat, lipid, logam, fosphat, atau beberapa bagian organik. Struktur enzim yang lengkap disebut haloenzim, bagian protein disebut apoenzim, dan bagian nonprotein disebut kofaktor. Komponen yang dibuat selama reaksi enzimatis disebut substrat (demann, 1999). Substrat Apoenzim Haloenzim Kofaktor Kompleks Apoenzim-Substrat Kompleks Haloenzim-Substrat Kompleks Haloenzim-Produk Produk Gambar 2. Reaksi Enzimatis pada Substrat (demann, 1999) FTIP001640/019
3 8 Menurut Shyu, Tzen, dan Jeang dalam Hui (2006), Hampir keseluruhan bagian protein dari enzim bertugas untuk mengkatalis reaksi kecuali bagian asam ribonuklet yang berfungsi sebagai media reaksi kimia di dalam sel. Reaktan yang terlibat dalam reaksi membutuhkan energi yang cukup untuk menyebrangi energi potensial yang ada untuk merusak ikatan kimia pada awal reaksi yang disebut energi aktivasi (EA). Beberapa memiliki energi yang cukup untuk menyebrangi reaksi energi penghalang sampai enzim membentuk keaadaan transisi dengan pereaksi untuk menurunkan energi aktivasi. Energi aktivasi juga diartikan sebagai perbedaan energi bebas antara substrat dan tingkat transisi. Kerja enzim pada umumnya mempercepat reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi (Winarno, 2010). Menurut Winarno (2010), cara menurunkan energi aktivasi biasanya dengan pembentukan kompleks enzim-substrat (ES). Substrat terikat dengan enzim pada bagian tertentu yang sangat spesifik dan disebut lokasi aktif. Terjadinya kompleks ES dapat dibuktikan dengan berbagai cara diantaranya dengan cara sifat-sifat fisik, sifatsifat spektroskopik, dan stereospecity. a. Sifat-sifat fisik enzim misalnya daya larut, ketahanan terhadap panas, dan sebagainya. b. Spektroskopi berbagai enzim dan substrat berubah dengan terjadinya kompleks ES. Kejadian itu sama seperti yang dialami oleh deoksihemoglobin ketika mengikat oksigen atau ketika teroksidasi menjadi hemin (bentuk feri). FTIP001640/020
4 9 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim Pengaruh Konsentrasi Substrat dan Enzim Reaksi enzim mengikuti salah satu dari kinetika orde nol atau kinetika orde satu. Ketika konsentrasi subtrat relatif tinggi, konsentrasi dari kompleks enzimsubstrat akan bertahan pada tingkat yang konstan dan keseluruhan produk yang terbentuk adalah mengikuti fungsi linear pada beberapa interval waktu (demann, 1999). Pada umumnya, konsentrasi substrat harus lebih tinggi dari enzim agar mencegah subtrat habis pada saat konsentrasi substrat rendah sebelum reaksi enzim berakhir. Namun untuk enzim invertase pada konsentrasi sukrosa yang tinggi (1M) sisa ß-D-fructofuranosyl diubah menjadi golongan etanol primer (metanol, etanol, npropanol) dan menjadi isopropanol sebagai etanol sekunder (Cantarella, Alfani, dan Cantarell dalam Whitaker et. al., 2003). Kecepatan reaksi menjadi tidak tergantung pada konsentrasi sukrosa apabila konsentrasi sukrosa terlalu tinggi daripada enzim (Pancoast, 1980 dikutip Widipratomo, 2006). Laju reaksi katalis oleh enzim akan linear pada konsentrasi enzim tertentu selama konsentrasi substrat konstan. Laju reaksi tidak akan menunjukkan linear apabila substrat telah habis, dan penentuan laju reaksi awal tidak akan akurat (Shyu, Tzen, dan Jeang dalam Hui, 2006) Pengaruh Suhu Suhu adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi aktivitas enzim. Pada reaksi yang terjadi di suhu ruang tanpa adanya enzim, molekul reaktan dalam FTIP001640/021
5 10 proporsi kecil akan membutuhkan energi yang cukup untuk dapat beraksi. Suhu yang meningkat di atas suhu ruang akan menyebabkan molekul reaktan mendapatkan energi tambahan untuk terlibat di dalam suatu reaksi. Energi aktivasi tidak berubah, tetapi distribusi energi yang cukup dari reaktan bergeser ke tingkat energi rata-rata yang lebih tinggi. Ketika enzim terlibat sebagian di dalam reaksi, aktivasi energi menurun secara signifikan dan proporsi dari molekul reaktan pada tingkat energi tertentu yang berada di atas energi aktivasinya juga meningkat sangat tajam (Shyu, Tzen, dan Jeang dalam Hui, 2006). Peningkatan laju reaksi dan stabilitas termal dari enzim pada reaksi katalis enzim dipengaruhi oleh peningkatan suhu, kemudian saat berada di atas suhu kritis, suhu kritis, aktivitas enzim akan terjadi pada tingkat yang relatif tinggi, dan inaktivasi enzim tidak akan terjadi. Oleh karena itu laju reaksi akan meningkat karena suhu meningkat dengan menurunnya energi aktivasi (Shyu, Tzen, dan Jeang dalam Hui, 2006). Aktivitas enzim invertase meningkat secara bertahap seiring dengan meningkatnya suhu dan mencapai titik maksimum pada suhu 60º C. Kemudian aktivitasnya menurun secara drastis pada suhu 70º C (Gambar 2). Aktivitas realtif (%) aktivitas enzim akan berkurang secara signifikan. Ketika berada di dalam kisaran Suhu ( C) Gambar 3. Kurva Pengaruh Suhu terhadap Aktivitas Invertase (Rahman et al., 2004) FTIP001640/022
6 Pengaruh ph Menurut Shyu, Tzen, dan Jeang dalam Hui (2006) Enzim akan menunjukkan aktivitas maksimal dalam kisaran ph yang terbatas dan berubah secara relatif dalam kisaran ph yang lebih luas. Setiap enzim memiliki nilai ph optimum. Enzim invertase umumnya memiliki ph optimum (4,5-5,0) atau ph netral (alkalin 7,0-7,8). Enzim invertase yang berasal dari Saccharomyces cereviceae memiliki ph aktif optimal 3,5-5,5 dan stabil pada ph 3,0-7,5 (Cantarella, Alfani, dan Cantarell, 2003). Enzim adalah protein dengan sifat katalis. Protein dapat mengalami denaturasi yaitu proses dimana struktur molekul berubah tanpa memutus ikatan peptida pada protein. Denaturasi biasanya menyebabkan berkurangnya aktivitas biologi dan perubahan signifikan pada beberapa sifat fisik dan sifat fungsional. Salah satu penyebab denaturasi adalah perubahan ph. Oleh karena itu perubahan ph akan mempengaruhi aktivitas enzim secra langsung (deman, 1999). Menurut Stauffer (1989) dikutip Widipratomo (2006), hubungan perubaan ph dengan laju reaksi enzim dapat disebabkan oleh tiga hal, yaitu: 1. Protonasi sisi aktif rantai asam amino pada kompleks enzim-substrat (ES) berubah, mengakibatkan perubahan kemampuan kompleks ES dalam menghasilkan produk. 2. Berubahnya muatan ion molekul atau sisi aktif enzim sehingga mempengaruhi kecenderungan pembetukan kompleks ES. FTIP001640/023
7 12 3. Pergeseran nilai ph dari kondisi netral dapat melemahkan stabilitas konformasi protein, menyebabkan terjadinya denaturasi enzim yang bersifat irreversible. Menurut Rahman et al. (2004), enzim invertase hasil pemurnian dari nira tebu memiliki aktivitas maksimum pada ph 7,2 dan aktivitasnya menurun secara bertahap pada ph asam namun menurun dengan cepat pada ph basa. Hal ini menunjukkan bahwa enzim invertase hasil pemurnian ini lebih stabil pada ph asam hingga netral dari pada ph basa. Aktivitas realtif (%) ph Gambar 4. Kurva Pengaruh Nilai ph Terhadap Aktivitas Invertase (Rahman et al., 2004) Pengaruh Garam Logam Penambahan garam logam dapat menyebabkan penurunan atau peningkatan aktivitas enzim. Beberapa jenis ion logam yang dapat meningkatkan aktivitas enzim adalah Ca2+, Mg2+, Zn2+, Mn2+, Fe2+, dan Cu2+. Ion logam tersebut berperan sebagai kofaktor. Kofaktor merupakan grup non-protein yang dapat digunakan oleh enzim FTIP001640/024
8 13 untuk mempengaruhi reaksi kalalis oleh enzim (Shyu, Tzen, dan Jeang dalam Hui, 2006). 2.4 Akar Kawao Kawao (Millettia) merupakan tanaman perdu yang memanjat, tegak, panjang m, tumbuh di dalam hutan dan tepi-tepi sungai. Tanaman kawao dapat tumbuh di dataran rendah hingga ± 1000 m di atas permukaan laut (Menninger, 1970 dikutip Fillianty, 2007). Taksonomi tanaman akar kawao adalah Divisi Magnoliophyta, Kelas Magnoliopsida, Ordo Rosales, Famili Caesalpiniaceae, Genus Milletiia, Spesies Millettia sericea (Herbarium Bandungense, 2012). daun bunga batang akar Gambar 5. Tanaman Kawao (Millettia sericea) (Filianty, 2007) Genus Millettia kemungkinan memiliki 260 spesies yang terdapat di berbagai wilayah yaitu di Afrika (139 spesies) dan Asia (121 spesies). Tanaman Milletia yang banyak tumbuh di Afrika umumnya berbentuk pohon (49%) atau semak belukar, merambat (38%) atau tidak merambat (13%). Daunnya majemuk dan menyirip genap FTIP001640/025
9 14 terdapat di bagian ujung-ujung ranting (imparipenate) dengan seluruh daun berbentuk lembaran dan biasanya tumbuh berlawanan arah. Panjang bunga umumnya lebih dari 1 cm berwarna violet, merah muda, biru, dan bergaris putih di bagian luar. Kawao umumnya digunakan sebagai obat tradisional. Bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan adalah daun, ranting, batang, dan akar (Banzouzi, Prost, Rajemiarimiraho, dan Ongoka, 2008). Menurut Ngamga et.al (2004), tanaman genus Milletia mengandung senyawa fitokimia alkaloid, furanonaftoquinon, dan isoflavonoid sebagai komponen utamananya. Bagian akar tanaman umumnya juga mengandung senyawa calcone dan beberapa jenis isoflavonoid yang memiliki efek anti-inflamasi. Selain akar, bagian biji tanaman ini juga mengandung senyawa fitokimia lain seperti 7-methoksibenosin dan griffonianon E yang termasuk jenis isoflavonoid. Oleh karena itu selain sebagai obat, akar kawao dapat digunakan sebagai pengawet alami dalam bahan pangan yaitu nira (Wibowo, 2006). 2.5 Ekstraksi Bahan Alam Ekstraksi adalah cara untuk mengisolasi metabolit atau isolat dari bahan alam yang dapat teridentifikasi sebagai komponen dengan berbagai jenis ikatan atau dapat juga senyawa fitokimia (Seidel dalam Sarker, 2006). Ekstraksi adalah pemisahan bagian yang aktif jaringan tanaman atau hewan dari komponen inaktif atau inert menggunakan pelarut tertentu sesuai standar prosedur ekstraksi. Prinsip dari ekstraksi adalah ketika komponen padatan bersentuhan dengan pelarut, komponen terlarut di FTIP001640/026
10 15 dalam padatan akan berpindah ke dalam pelarut. Hasil dari ekstraksi adalah perpindahan massa komponen terlarut ke dalam pelarut sehingga akan menimbulkan peningkatan konsentrasi. Laju perpindahan masa akan berkurang seiring dengan meningkatnya konsentrasi komponen terlarut di dalam pelarut hingga mencapai titik kesetimbangan (Handa, 2008). Menurut Seidel dalam Sarker (2006), terdapat berbagai metode ekstraksi bahan alam dengan menggunakan ekstraksi-solvent (ekstraksi menggunakan pelarut) yaitu maserasi, perkolasi, ekstraksi soxhlet, refluks, dan distilasi. Pada ektraksi menggunakan pelarut, terdapat beberapa perlakuan pendahuluan yang harus dilakukan yaitu pengeringan, dan pengecilan ukuran. Pengeringan bertujuan untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme kontaminan, mencegah terjadinya kerusakan metabolit, dan menghambat reaksi enzimatis. Sedangkan proses pengecilan ukuran bertujuan untuk meningkatkan proses ekstraksi selanjutnya dengan sampel yang lebih homogen, meningkatkan luas permukaan, dan memfasilitasi penetrasi pelarut ke dalam sel. Metode ekstraksi yang sederhana dan banyak digunakan adalah metode maserasi. Maserasi merupakan proses ekstraksi menggunakan pelarut diam atau dengan beberapa kali pengocokan pada suhu ruang (Singh, 2008). Ekstraksi akhirnya berhenti ketika keseimbangan terjadi antara konsentrasi metabolit dalam ekstrak dan bahan tanaman. Setelah ekstraksi, sisa bahan tanaman harus dipisahkan dari pelarut dan senyawa yang diekstrak dipisahkan lebih lanjut dari pelarutnya (Seidel, 2006, dalam Sarker, 2006). Pemisahan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 30-40º C (Harborne, 1987). FTIP001640/027
11 16 Proses ekstraksi dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jenis pelarut, temperatur, rasio pelarut dan bahan baku, dan ukuran partikel. Jenis pelarut memengaruhi senyawa yang tersaring, jumlah solut yang terekstrak, dan kecepatan ekstraksi. Secara umum, kenaikan temperatur akan meningkatkan jumlah zat terlarut ke dalam pelarut. Sedangkan rasio pelarut yang semakin besar akan memperbesar pula jumlah senyawa yang terlarut. Faktor lain seperti ukuran partikel akan meningkatkan laju ekstraksi apabila ukuran partikel bahan baku semakin kecil (Lansida, 2011). Metode pemisahan secara ektraksi ini membutuhkan pelarut sebagai media perpindahan komponen sehingga disebut solvent extraction. Jika produk yang dihasilkan akan digunakan dalam produk pangan maka harus menggunakan pelarut yang sesuai dengan aturan. Menurut European Union and Governmental regulations, pelarut yang diperbolehkan adalah air dan pelarut lain seperti propane, butane, etil asetat, etanol, CO2, N2O, aseton (Bart, 2011). Pelarut yang dipilih harus memenuhi syarat sebagai seperti tidak mudah bereaksi, tidak beracun, tidak mudah terbakar, ekonomis, dan mudah didaur ulang dengan metode evaporasi (Seidel, 2006, dalam Sarker, 2006) Pelarut Pelarut memiliki beberapa fungsi selama reaksi kimia. Pelarut adalah tempat dimana reaktan dan reagen bereaksi untuk mengubah reaktan menjadi produk. Fungsi pelarut dapat meningkat dengan pengaturan suhu dimana meningkat karena adanya FTIP001640/028
12 17 gesekan antar molekul sehingga meningkatkan laju reaksi. Pemilihan pelarut yang tepat dilakukan berdasarkan teori dan pengalaman. Secara umum, pelarut yang baik harus seusai dengan kriteria berikut: Pelarut harus inert terhadap reaksi kimia. Pelarut harus melarutkan reaktan dan reagen. Pelarut harus memiliki titik didih yang sesuai. Pelarut harus mudah dipisahkan. Kriteria lainnya dari pelarut adalah keseuaian sifat kepolaran antara pelarut dan komponen terlarut. Komponen polar akan terlarut oleh pelarut polar dan komponen non-polar akan terlarut oleh pelarut non-polar. Terdapat tiga langkah yang dapat menentukan suatu pelarut adalah polar atau non-polar, yaitu dipole moment, konstanta dielektrik, dan kelarutannya dengan air. Molekul dengan dipole momen yang luas dan konstanta dielektriknya tinggi adalah polar. Sedangkan molekul yang dipole momennya rendah dan konstanta dielektriknya kecil diklasifikasikan sebagai non-polar. Cara lainnya adalah ketika pelarut tersebut dapat bercampur dengan air maka diklasifikasikan sebagai pelarut polar, sedangkan yang tidak bercampur adalah pelarut non-polar. Berdasarkan kepolaran secara kimia, pelarut dibedakan menjadi pelarut polar, dipolar, dan non-polar (Anonima, 2004) Pelarut Air Air merupakan pelarut yang baik untuk senyawa ion seperti garam, karena daya tarik antara komponen ion dari molekul dan dipolar air cukup untuk mengatasi FTIP001640/029
13 18 tarikan antara ion-ion itu sendiri. Gugusan fungsional polar, seperti gugus hidroksil, dari senyawa non-ionik dengan mudah mengikat hidrogen dengan molekul air, mendispersikan senyawa di antara molekul air (Armstrong, 1983). Menurut DeMann (1999), atom di dalam air tersusun dengan sudut ikatan 105 dan jarak antara atom hidrogen dengan oksigen adalah 0,0957 nm. Hal menyebabkan bentuknya hampir tetrahedral dan setiap molekul air secara potensial dapat mengikat hidrogen dengan empat molekul lainnya. Pada sutau molekul air, atom oksigen yang sangat elektronegatif menarik elektron pengikat dari masingmasing dua atom hidrogen, mempolarisasikan ikatan. Daerah positif parsial dan daerah negatif parsial di sekeliling atom oksigen menjadikan air suatu molekul dipolar. Sifat polar dari air inilah yang memungkinkan tarikan elektrostatik antara molekul-molekulnya (Armstrong, 1983) Pelarut Etanol Menurut Shakashiri (2009), Ethanol (Ch3CH2OH) adalah jenis alkohol yang ikatan kimianya terdiri dari grup hidroksil (-OH) yang berikatan dengan atom karbon. Etanol memiliki titik didih 78,9º C dan densitas 0,789 g/ml pada suhu ruang. Etanol dapat bercampur dengan air dan dengan pelarut organik lain. Sifat-sifat fisika etanol utamanya dipengaruhi oleh keberadaan gugus hidroksil dan pendeknya rantai karbon etanol. Gugus hidroksil dapat berpartisipasi ke dalam ikatan hidrogen sehingga membuatnya cair dan lebih sulit menguap dari pada senyawa organik lainnya dengan massa molekul yang sama. Sifat gugus hidroksil yang polar menyebabkannya dapat FTIP001640/030
14 19 larut dalam banyak senyawa ion, utamanya natrium hidroksida, kalium hidroksida, magnesium klorida, kalsium klorida, amonium klorida, amonium bromida, dan natrium bromida. Penambahan beberapa persen etanol dalam air akan menurunkan tegangan permukaan air secara drastis. Etanol termasuk ke dalam pelarut polar dengan dipole momen 1,69 dan konstranta dielektri 24,3 (Anonima, 2004). FTIP001640/031
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri gula di Indonesia pernah berjaya di tahun 1930-an, yang mampu mengekspor sekitar 2,4 juta - 3 juta ton gula (Sudana et al., 2000 dikutip Rachma, 2006). Namun
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
V. HASIL PEMBAHASAN 5.1. Sukrosa Perubahan kualitas yang langsung berkaitan dengan kerusakan nira tebu adalah penurunan kadar sukrosa. Sukrosa merupakan komponen utama dalam nira tebu yang dijadikan bahan
Lebih terperinciRangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb.
Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb. Anabolisme = (biosintesis) Proses pembentukan senyawa
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
III. KERANGKA PIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Pikiran Salah satu permasalahan yang menyebabkan rendemen gula rendah di pabrik-pabrik gula di Indonesia adalah masalah downtime pabrik yang disebabkan
Lebih terperinciJ. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-
Anggaran Tabel 2. Rencana Anggaran No. Komponen Biaya Rp 1. Bahan habis pakai ( pemesanan 2.500.000,- daun gambir, dan bahan-bahan kimia) 2. Sewa alat instrument (analisa) 1.000.000,- J. Gaji dan upah
Lebih terperinciSMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME Metabolisme adalah seluruh reaksi kimia yang dilakukan oleh organisme. Metabolisme juga dapat dikatakan sebagai proses
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolat Actinomycetes Amilolitik Terpilih 1. Isolat Actinomycetes Terpilih Peremajaan isolat actinomycetes dilakukan dengan tujuan sebagai pemeliharaan isolat actinomycetes agar
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolasi Enzim α-amilase Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan menanam isolat bakteri dalam media inokulum selama 24 jam. Media inokulum tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Durian 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian Menurut Rahmat Rukmana ( 1996 ) klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi
Lebih terperinciProtein ENZIM Mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan tenaga aktivasi Tidak mengubah kesetimbangan reaksi Sangat spesifik
E N Z I M Sukarti Moeljopawiro Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Protein ENZIM Mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan tenaga aktivasi Tidak mengubah kesetimbangan reaksi Sangat spesifik ENZIM
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. s n. Pengujian Fitokimia Biji Kelor dan Biji. Kelor Berkulit
8 s n i1 n 1 x x i 2 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Fitokimia Kelor dan Kelor Berkulit s RSD (%) 100% x Pengujian Fitokimia Kelor dan Kelor Berkulit Pengujian Alkaloid Satu gram contoh dimasukkan ke dalam
Lebih terperinciUJIAN MASUK BERSAMA (UMB) Mata Pelajaran : Kimia Tanggal : 07 Juni 009 Kode Soal : 9. Penamaan yang tepat untuk : CH CH CH CH CH CH OH CH CH adalah A. -etil-5-metil-6-heksanol B.,5-dimetil-1-heptanol C.
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Proksimat Komposisi rumput laut Padina australis yang diuji meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar abu tidak larut asam dilakukan
Lebih terperinciENZIM Enzim : adalah protein khusus yang mengkatalisis reaksi biokimia tertentu
ENZIM Enzim : adalah protein khusus yang mengkatalisis reaksi biokimia tertentu terikat pada satu atau lebih zat-zat yang bereaksi. Dengan demikian enzim menurunkan barier energi (jumlah energi aktivasi
Lebih terperinci1.3 Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan amil asetat dari reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat
1.1 Latar Belakang Senyawa ester hasil kondensasi dari asam asetat dengan 1-pentanol akan menghasilkan senyawa amil asetat.padahal ester dibentuk dari isomer pentanol yang lain (amil alkohol) atau campuran
Lebih terperinciAir adalah wahana kehidupan
Air Air adalah wahana kehidupan Air merupakan senyawa yang paling berlimpah di dalam sistem hidup dan mencakup 70% atau lebih dari bobot semua bentuk kehidupan Reaksi biokimia menggunakan media air karena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rusak serta terbentuk senyawa baru yang mungkin bersifat racun bagi tubuh.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lipida merupakan salah satu unsur utama dalam makanan yang berkontribusi terhadap rasa lezat dan aroma sedap pada makanan. Lipida pada makanan digolongkan atas lipida
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa, dan (7) Waktu
Lebih terperinci(2) kekuatan ikatan yang dibentuk untuk karbon;
Reaksi Subsitusi Nukleofilik Alifatik Reaksi yang berlangsung karena penggantian satu atau lebih atom atau gugus dari suatu senyawa oleh atom atau gugus lain disebut reaksi substitusi. Bila reaksi substitusi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK OLEH NAMA : ISMAYANI NIM : F1F1 10 074 KELOMPOK : III ASISTEN : SYAWAL ABDURRAHMAN, S.Si. LABORATORIUM FARMASI FAKULTAS
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)
IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat) Abstrak Kulit buah langsat diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut yang berbeda
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Preparasi Sampel Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan
Lebih terperinciREAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK
REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi enzim fibrinolitik Cacing tanah P. excavatus merupakan jenis cacing tanah yang agresif dan tahan akan kondisi pemeliharaan yang ekstrim. Pemeliharaan P. excavatus dilakukan
Lebih terperinciPEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI
PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI TUJUAN Mempelajari pengaruh konsentrasi katalisator asam sulfat dalam pembuatan etil asetat melalui reaksi esterifikasi DASAR TEORI Ester diturunkan dari
Lebih terperinciKROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography
KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography Merupakan pemisahan senyawa senyawa polar dan ion berdasarkan muatan Dapat digunakan untk hampir semua molekul bermuatan termasuk proteins, nucleotides
Lebih terperinciKomponen Materi. Kimia Dasar 1 Sukisman Purtadi
Komponen Materi Kimia Dasar 1 Sukisman Purtadi Pengamatan ke Arah Pandangan Atomik Materi Konservasi Massa Komposisi Tetap Perbandingan Berganda Teori Atom Dalton Bagaimana Teori Dalton Menjelaskan Hukum
Lebih terperinciSAP-GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
SAP-GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Mata kuliah : Kimia Kode : Kim 101/3(2-3) Deskripsi : Mata kuliah ini membahas konsep-konsep dasar kimia yang disampaikan secara sederhana, meliputi pengertian
Lebih terperinciSoal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)
Bidang Studi Kode Berkas : Kimia : KI-L01 (soal) Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Tetapan Avogadro N A = 6,022 10 23 partikel.mol 1 Tetapan Gas Universal R = 8,3145 J.mol -1.K -1 = 0,08206
Lebih terperinciD. 4,50 x 10-8 E. 1,35 x 10-8
1. Pada suatu suhu tertentu, kelarutan PbI 2 dalam air adalah 1,5 x 10-3 mol/liter. Berdasarkan itu maka Kp PbI 2 adalah... A. 4,50 x 10-9 B. 3,37 x 10-9 C. 6,75 x 10-8 S : PbI 2 = 1,5. 10-3 mol/liter
Lebih terperinciDIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010
DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010 DIKTAT 2 METABOLISME Standar Kompetensi : Memahami pentingnya metabolisme pada makhluk hidup Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan fungsi enzim dalam proses
Lebih terperinci4. Hasil dan Pembahasan
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Isolasi Kitin dan Kitosan Isolasi kitin dan kitosan yang dilakukan pada penelitian ini mengikuti metode isolasi kitin dan kitosan dari kulit udang yaitu meliputi tahap deproteinasi,
Lebih terperinciISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia
ISOLASI BAHAN ALAM Bahan kimia yang berasal dari tumbuhan atau hewan disebut bahan alam. Banyak bahan alam yang berguna seperti untuk pewarna, pemanis, pengawet, bahan obat dan pewangi. Kegunaan dari bahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Sampel Sampel daging buah sirsak (Anonna Muricata Linn) yang diambil didesa Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, terlebih
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Penentuan Kadar Glukosa Darah Oleh : Kelompok 4 - Offering C Desy Ratna Sugiarti (130331614749) Rita Nurdiana (130331614740)* Sikya Hiswara (130331614743) Yuslim Nasru S. (130331614748)
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan konsumen terhadap makanan dengan kualitas tinggi tanpa pengawet kimia merupakan suatu tantangan bagi industri pangan saat ini. Pencemaran mikroorganisme pada
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciKelarutan & Gejala Distribusi
PRINSIP UMUM Kelarutan & Gejala Distribusi Oleh : Lusia Oktora RKS, S.F.,M.Sc., Apt Larutan jenuh : suatu larutan dimana zat terlarut berada dalam kesetimbangan dengan fase padat (zat terlarut). Kelarutan
Lebih terperinciStruktur atom, dan Tabel periodik unsur,
KISI-KISI PENULISAN USBN Jenis Sekolah : SMA/MA Mata Pelajaran : KIMIA Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah : Pilihan Ganda : 35 Essay : 5 1 2 3 1.1. Memahami struktur atom berdasarkan teori
Lebih terperinciBY SMAN 16 SURABAYA : Sri Utami, S. P LAJU REAKSI KESIMPULAN
BY SMAN 16 SURABAYA : Sri Utami, S. P LAJU REAKSI KESIMPULAN STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan
Lebih terperinciTugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Mulai dari industri makanan, tekstil, kimia hingga farmasi. Dalam proses produksinya, beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras yang berasal dari tanaman padi merupakan bahan makanan pokok bagi setengah penduduk dunia termasuk Indonesia. Oleh karena itu, tanaman padi banyak dibudidayakan
Lebih terperincia. Pengertian leaching
a. Pengertian leaching Leaching adalah peristiwa pelarutan terarah dari satu atau lebih senyawaan dari suatu campuran padatan dengan cara mengontakkan dengan pelarut cair. Pelarut akan melarutkan sebagian
Lebih terperinciMENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI
MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI Materi ( zat ) adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Batu, kayu, daun, padi, nasi, air, udara merupakan beberapa contoh materi. Sifat Ekstensif
Lebih terperinciFISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1)
FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1) OLEH : PIENYANI ROSAWANTI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2017 METABOLISME Metabolisme adalah proses-proses
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
49 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kandungan Klorofil Pada Ekstrak Sebelum Pengeringan dan Bubuk Klorofil Terenkapsulasi Setelah Pengeringan Perhitungan kandungan klorofil pada ekstrak sebelum pengeringan
Lebih terperinciENZIM. Ir. Niken Astuti, MP. Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, UMB YOGYA
ENZIM Ir. Niken Astuti, MP. Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, UMB YOGYA ENZIM ENZIM ADALAH PROTEIN YG SANGAT KHUSUS YG MEMILIKI AKTIVITAS KATALITIK. SPESIFITAS ENZIM SANGAT TINGGI TERHADAP SUBSTRAT
Lebih terperinciReaksi Esterifikasi. Oleh : Stefanus Dedy ( ) Soegiarto Adi ( ) Cicilia Setyabudi ( )
Reaksi Esterifikasi Oleh : Stefanus Dedy (5203011003) Soegiarto Adi (5203011006) Cicilia Setyabudi (5203011014) Macam Reaksi Senyawa Organik Reaksi Substitusi Reaksi penggantian (penukaran) suatu gugus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enzim merupakan suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Katalisator didefinisikan sebagai percepatan reaksi kimia oleh beberapa senyawa dimana senyawanya
Lebih terperinciPENGARUH KATALISIS TERHADAP TETAPAN LAJU
PENGARUH KATALISIS TERHADAP TETAPAN LAJU Laju reaksi sering dipengaruhi oleh adanya katalis Contoh : Hidrolisis sukrosa dalam air Suhu kamar lama (bisa beberapa bulan) Namun jika hidrolisis dilakukan dalam
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL USBN
KISI-KISI PENULISAN USBN Jenis Sekolah : SMA/MA Mata Pelajaran : KIMIA Kurikulum : 2013 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah : Pilihan Ganda : 35 Essay : 5 1 2 3 4 3.4 Menganalisis hubungan konfigurasi elektron
Lebih terperinciMetode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan
4 Metode Penelitian ini dilakukan pada beberapa tahap yaitu, pembuatan media, pengujian aktivitas urikase secara kualitatif, pertumbuhan dan pemanenan bakteri, pengukuran aktivitas urikase, pengaruh ph,
Lebih terperinciFaktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sebagai berikut. Konsentrasi Jika konsentrasi suatu larutan makin besar, larutan akan mengandung jumlah partikel
Lebih terperinciStruktur Aldehid. Tatanama Aldehida. a. IUPAC Nama aldehida dinerikan dengan mengganti akhiran a pada nama alkana dengan al.
Kamu tentunya pernah menyaksikan berita tentang penyalah gunaan formalin. Formalin merupakan salah satu contoh senyawa aldehid. Melalui topik ini, kamu tidak hanya akan mempelajari kegunaan aldehid yang
Lebih terperinciPAKET UJIAN NASIONAL 9 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit
PAKET UJIAN NASIONAL 9 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Isotop terdiri dari A. 13 proton, 14 elektron dan 27
Lebih terperinciMacam macam mikroba pada biogas
Pembuatan Biogas F I T R I A M I L A N D A ( 1 5 0 0 0 2 0 0 3 6 ) A N J U RORO N A I S Y A ( 1 5 0 0 0 2 0 0 3 7 ) D I N D A F E N I D W I P U T R I F E R I ( 1 5 0 0 0 2 0 0 3 9 ) S A L S A B I L L A
Lebih terperinciTINJAUAN MATA KULIAH MODUL 1. TITRASI VOLUMETRI
iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH MODUL 1. TITRASI VOLUMETRI Kegiatan Praktikum 1: Titrasi Penetralan (Asam-Basa)... Judul Percobaan : Standarisasi Larutan Standar Sekunder NaOH... Kegiatan Praktikum
Lebih terperinciSELEKSI OLIMPIADE NASIONAL MIPA PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2014 TINGKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA BIDANG KIMIA
SELEKSI OLIMPIADE NASIONAL MIPA PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2014 TINGKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA BIDANG KIMIA Hari, tanggal: Rabu, 2 April 2014 Waktu: 60 menit Nama: NIM: A. PILIHAN GANDA [nilai
Lebih terperinci30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.
30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lemak dan minyak adalah trigliserida yang berarti triester (dari) gliserol. Perbedaan antara suatu lemak adalah pada temperatur kamar, lemak akan berbentuk padat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hidup sehat, tuntutan terhadap bahan pangan juga bergeser. Bahan pangan yang banyak diminati konsumen
Lebih terperinciUntuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam
Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam klorida 0,1 N. Prosedur uji disolusi dalam asam dilakukan dengan cara
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.
Tegangan Permukaan (dyne/cm) Tegangan permukaan (dyne/cm) 6 dihilangkan airnya dengan Na 2 SO 4 anhidrat lalu disaring. Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan radas uap putar hingga kering.
Lebih terperinciR E A K S I U J I P R O T E I N
R E A K S I U J I P R O T E I N I. Tujuan Percobaan Memahami proses uji adanya protein (identifikasi protein) secara kualitatif. II. Teori Dasar Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan
Lebih terperinciII. KARAKTERISTIK ENZIM
II. KARAKTERISTIK ENZIM 2.1. Definisi Enzim Enzim merupakan katalisator suatu reaksi, artinya dapat mempercepat suatu reaksi tanpa terjadinya perubahan yang permanen dalam struktur enzim itu sendiri. Kata
Lebih terperinciANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1
ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung
Lebih terperinciOLIMPIADE SAINS NASIONAL CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) Yogyakarta Mei Lembar Jawab.
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) 2016 Yogyakarta 18-24 Mei 2015 Lembar Jawab Kimia TEORI Waktu: 240 menit KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak
15 HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Penentuan kadar air berguna untuk mengidentifikasi kandungan air pada sampel sebagai persen bahan keringnya. Selain itu penentuan kadar air berfungsi untuk mengetahui
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakterisasi Tepung Onggok Karakterisasi tepung onggok dapat dilakukan dengan menganalisa kandungan atau komponen tepung onggok melalui uji proximat. Analisis proximat adalah
Lebih terperinciHubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan
STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim Protease dari Penicillium sp.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim Protease dari Penicillium sp. Enzim merupakan suatu protein yang memiliki aktivitas biokimia sebagai katalis suatu reaksi. Enzim sangat
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN KIMIA
KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN KIMIA Kompetensi Menguasai karakteristik peserta Mengidentifikasi kesulitan belajar didik dari aspek fisik, moral, peserta didik dalam mata pelajaran spiritual,
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISASI AWAL BAHAN Karakterisistik bahan baku daun gambir kering yang dilakukan meliputi pengujian terhadap proksimat bahan dan kadar katekin dalam daun gambir kering.
Lebih terperinciKondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin
Laporan Praktikum Senyawa Organik Polifungsi KI2251 1 Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin Antika Anggraeni Kelas 01; Subkelas I; Kelompok C; Nurrahmi Handayani
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan
dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 03 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH SERTA UJI ALKALOID
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 03 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH SERTA UJI ALKALOID Nama : Anca Awal Sembada NIM : 11214003 ` Kelompok : 1 (Shift
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Molase Molase adalah hasil samping dari proses pembuatan gula tebu. Meningkatnya produksi gula tebu Indonesia sekitar sepuluh tahun terakhir ini tentunya akan meningkatkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.
49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Determinasi Tanaman Bahan baku utama dalam pembuatan VC pada penelitian ini adalah buah kelapa tua dan buah nanas muda. Untuk mengetahui bahan baku
Lebih terperinciLAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR I SENTESIS BENZIL ALKOHOL DAN ASAM BENZOAT
LAPRAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA RGANIK DASAR I SENTESIS BENZIL ALKL DAN ASAM BENZAT LABRATRIUM KIMIA RGANIK FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAUAN ALAM UNIVERSITAS GADJA MADA YGYAKARTA 2005 SINTESIS BENZIL
Lebih terperinciBIOETHANOL. Kelompok 12. Isma Jayanti Lilis Julianti Chika Meirina Kusuma W Fajar Maydian Seto
BIOETHANOL Kelompok 12 Isma Jayanti Lilis Julianti Chika Meirina Kusuma W Fajar Maydian Seto PENGERTIAN Bioethanol adalah ethanol yang bahan utamanya dari tumbuhan dan umumnya menggunakan proses farmentasi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)
I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian
Lebih terperinciAMALDO FIRJARAHADI TANE
DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2013 Page 1 1. 2. MATERI: HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA Di soal diketahui dan ditanya: m (NH 2 ) 2 CO = 12.000 ton/tahun (pabrik) m N 2 = ton/tahun?
Lebih terperinciAMALDO FIRJARAHADI TANE
DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2013 Page 1 1. 2. MATERI: TERMOKIMIA Pada soal diketahui dan ditanya: ΔH c C 2 H 5 OH = -1380 kj/mol ΔH d C 6 H 12 O 6 = -60 kj/mol ΔH c C
Lebih terperinciSenyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si
Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter Sulistyani, M.Si sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Senyawa Organik Senyawa organik adalah senyawa yang sumber utamanya berasal dari tumbuhan, hewan, atau sisa-sisa organisme
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian
Lebih terperinciKIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum
KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA Keteraturan sifat keperiodikan unsur dalam satu periode dapat diamati pada unsur-unsur periode
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA 4
88 LEMBAR KERJA SISWA 4 Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Submateri Pokok Alokasi Waktu : Kimia : I/ganjil : Laju Reaksi : Teori Tumbukan : 2 x 45 menit Standar Kompetensi Memahami Kinetika Reaksi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hidup sehat, tuntutan terhadap bahan pangan juga bergeser. Bahan pangan yang banyak diminati konsumen
Lebih terperinciPAKET UJIAN NASIONAL 8 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit
PAKET UJIAN NASIONAL 8 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Di antara unsur-unsur 12 P, 16 Q, 19 R, 34 S dan 53
Lebih terperinciEnzim dan koenzim - 3
Enzim dan koenzim Macam-macam enzim Cara kerja enzim Sifat kinetik enzim Faktor-faktor yang mempengaruhi katalisis enzim Regulasi dan aktivitas enzim Enzim dan koenzim - 2 Enzim dan koenzim - 3 Substansi
Lebih terperinciEnzim dan koenzim Macam-macam enzim Cara kerja enzim Sifat kinetik enzim Faktor-faktor yang mempengaruhi katalisis enzim Regulasi dan aktivitas enzim
Enzim dan koenzim Macam-macam enzim Cara kerja enzim Sifat kinetik enzim Faktor-faktor yang mempengaruhi katalisis enzim Regulasi dan aktivitas enzim Enzim dan koenzim - 2 Substansi yang terdapat didalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logam Berat Istilah "logam berat" didefinisikan secara umum bagi logam yang memiliki berat spesifik lebih dari 5g/cm 3. Logam berat dimasukkan dalam kategori pencemar lingkungan
Lebih terperinciI. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein
I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein II. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini adalah : 1. Menganalisis unsur-unsur yang menyusun protein 2. Uji Biuret pada telur III. DASAR
Lebih terperinciBAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA
BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB VI 1. Padatan NH 4 NO 3 diaduk hingga larut selama 77 detik dalam akuades 100 ml sesuai persamaan reaksi berikut: NH 4 NO 2 (s) + H 2 O (l) NH
Lebih terperinciOLIMPIADE SAINS NASIONAL Manado September 2011 LEMBAR JAWAB. UjianTeori. Bidang Kimia. Waktu 210 menit
OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2011 Manado 11-16 September 2011 LEMBAR JAWAB UjianTeori Bidang Kimia Waktu 210 menit Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL
TEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL Ani Suryani FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENDAHULUAN Sumber Enzim Tanaman dan Hewan Mikroba Enzim dari Tanaman Enzim dari Hewan Enzim dari Mikroba
Lebih terperinciKISI-KISI UN KIMIA SMA/MA
KISI-KISI UN KIMIA SMA/MA 2015-2016 Siswa mampu memahami, menguasai pengetahuan/ mengaplikasikan pengetahuan/ menggunakan nalar dalam hal: Struktur Atom Sistem Periodik Unsur Ikatan Kimia (Jenis Ikatan)
Lebih terperinciKehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2
Kehidupan 7 karakteristik kehidupan Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi Aspek kimia dalam tubuh - 2 Aspek kimia dalam tubuh - 3 REPRODUKSI: Penting untuk kelangsungan hidup spesies.
Lebih terperinci