Lampiran Tanggapan Temuan BPKP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran Tanggapan Temuan BPKP"

Transkripsi

1 KMW 11 (LAMPUNG) DAFTAR TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO IND DAN LOAN IBRD NO IND 1. KABUPATEN LAMPUNG SELATAN 1. Terdapat prosedur penyusunan BAPPUK dan BAPPD tidak sesuai ketentuan. Dokumen yang perlu dilampirkan dalam pencairan dana BLM I P2KP-3 diantaranya adalah Berita Acara Penetapan Prioritas Usulan Kegatan (BAPPUK) dan Berita Acara Penarikan/ Penggunaan Dana BLM (BAPPD BLM). Dari hasil pemeriksaan dijumpai adanya permasalahan sebagai berikut: Prosedur penyusunan BAPPUK di 4 (empat) BKM yang dijadikan sampel audit disusun sebelum adanya pengajuan usulan dari KSM kepada BKM dengan nama dan nilai kegiatan yang tercantum pada BAPPUK diambil dari dokumen Perencanaan Jangka Menengah (PJM). Dalam dokumen BAPPD, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PjOK) dan Ketua BKM menyatakan telah melakukan penelitian bahwa KSM telah siap melaksanakan kegiatan yang diusulkan, padahal pada saat itu KSM belum menyampaikan usulannya. Seharusnya sesuai pedoman umum P2KP-3 penyusunan BAPPUK dan BAPPD berdasarkan pengajuan usulan dari KSM yang telah melalui proses analisa kelayakan usulan KSM. Hal ini disebabkan adanya kelalaian Penanggung Jawab Operasional Kegiatan dan Ketua BKM dalam menjalankan tugasnya serta kurang cermatnya Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Lampung dalam melakukan verifikasi. Permasalahan tersebut mengakibatkan BAPPUK dan BAPPD tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya dan pencairan dana menyalahi ketentuan serta adanya pengendapan dana di rekening BKM sampai dengan KSM mengajukan usulan kegiatan dan siap melaksanakan kegiatan. Terhadap permasalahan tersebut pihak auditan telah sepakat dan akan menindaklanjuti sesuai rekomendasi yang diberikan. Ketua Tim Koordinasi P2KP Kabupaten Lampung Selatan kami rekomendasikan agar: a. Menginstruksikan secara tertulis kepada PjOK dan Ketua BKM Kalianda Sejahtera, Agung Jaya, Juwita, dan Palemm serta agar pada pelaksanaan BLM tahap II prosedur penyusunan BAPPUK dan BAPPD dilaksanakan sesuai ketentuan. b. Menginstruksikan secara tertulis kepada Kepala Satker SNVT/Sementara /Kuasa Pengguna Anggaran agar dalam memberikan persetujuan pencairan dana dengan memverifikasi pengajuan BAPPUK dan BAPPD telah dilampiri usulan kegiatan. Menanggapi temuan dari Tim Audit BPKP Propinsi yang melakukan uji petik di wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Kecamatan Kalianda terkait dengan prosedur penyusunan Bappuk BLM I dengan ini kami perlu menyampaikan klarifikasi sebagai berikut : Ada Perbedaan Mekanisme antara Penyusunan Bappuk BLM I dengan BLM II, BLM III. Pada Penyusunan BLM I dilakukan berdasarkan hasil PJM Pronangkis yang telah menjadi kesepakatan seluruh masyarakat di Kelurahan/Desa, PJM Pronangkis ini merupakan hasil usulan masyarakat ditingkat Basis yang terdata pada Siklus Pemetaan Swadaya ( PS ) demikian Juga BLM II dan III. Namun Untuk BLM I ini merupakan pembelajaran awal bagi BKM dan KSM dalam implementasi Dana BLM I sehingga format Bappuk yang ada pada Pedoman Teknis Pencairan BLM tidak mencantumkan nama KSM namun langsung nama kegiatan usulan. Berbeda dengan format Bappuk BLM II dan III Prosedurnya yang sudah mencantumkan nama KSM artinya harus melalui usulan yang dibuat oleh KSM. Hal itu telah kami lakukan pada BLM tahap II yang sedang berjalan dan rencana BLM III. Tidak benar kalau Bappuk tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya, karena yang tersusun di Bappuk berdasarkan PJM Pronangkis yang telah menjadi kesepakatan Masyarakat dalam Lokakarya PJM Pronangkis yang difasilitasi oleh BKM dan Tim Perencanaan Partisipatif.

2 2. Pemilihan lokasi sasaran yang mendapatkan bantuan P2KP-3 tidak sesuai ketentuan. Penerima bantuan BLM P2KP-3 di Kabupaten Kalianda terdiri dari satu Kecamatan yaitu Kecamatan Kalianda dengan lokasi Kelurahan/Desa penerima 22 Kelurahan/Desa dari 27 Kelurahan/Desa yang ada di Kecamatan Kalianda. Penentuan lokasi penerima sasaran ini, sesuai ketentuan dilakukan oleh Satuan Kerja Sementara P2KP (Pusat) setelah mendapatkan hasil konfirmasi dan masukan dari Pemda atas evaluasi data yang telah dilakukan dengan salah satu kriterianya adalah penduduk miskin di kelurahan/desa > 35%. Namun dari hasil pemeriksaan dijumpai permasalahan sebagai berikut: Dari hasil konfirmasi Pemda Lampung Selatan dalam hal ini Bappeda sebagai Tim Koordinasi P2KP Kabupaten memberikan keterangan bahwa Pemkab Lampung Selatan tidak pernah memberikan usulan mengenai lokasi kelurahan/desa calon penerima bantuan BLM P2KP-3, tidak pernah dikonfirmasi oleh Satker P2KP Pusat dan memberikan masukan berupa perubahan atau tambahan sehubungan dengan penentuan lokasi sasaran penerima BLM serta tidak mengetahui pertimbangan ditetapkannya 22 kelurahan/desa penerima atau tdak ditetapkannya 5 kelurahan/desa lainnya. Disamping itu dari 22 kelurahan/desa penerima dana BLM P2KP-3 terdapat 6 kelurahan/desa yang prosentase penduduk miskinnya kurang dari 35% dengan rincian sebagai berikut: Jumlah No Nama Kel./Desa Penduduk (Jiwa) Penduduk Miskin (Jiwa) % Miskin 1 Bulok ,59 2 Kalianda ,93 3 Merak ,06 Belantung 4 Pauh Tanjung ,21 Iman 5 Tengkujuh ,33 6 Way Urang ,84 Seharusnya sesuai pedoman umum proses penentuan lokasi penerima sasaran ini dilakukan oleh Satker P2KP Pusat setelah mendapatkan hasil konfirmasi dan masukan dari Pemda atas evaluasi data yang telah dilakukan dengan salah satu Sehubungan dengan permasalahan tersebut kami rekomendasikan kepada Bupati Lampung Selatan melalui Ketua Tim Koordinasi P2KP-3 Kabupaten Lampung Selatan kami rekomendasikan agar menginformasikan permasalahan tersebut secara tertulis kepada SNVT Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Lampung untuk: Melaporkan permasalahan tersebut secara tertulis kepada Satuan Kerja Sementara P2KP-3 Pusat dan mempertimbangkan untuk dilakukan evaluasi kembali kelurahan calon penerima bantuan dana P2KP-3. Meminta kepada Satker Sementara P2KP-3 Pusat agar dalam penetapan lokasi dilakukan konfirmasi kepada pemerintah daerah sesuai prosedur. Namun kami secara terbuka menerima kritikan dan masukan semua pihak terkait dengan proses pelaksanaan program P2KP di wilayah Koorkot 1 khusunyadan KMW XI pada Umumnya demi perbaikan dan sempurnanya Program P2KP. Menanggapi temuan dari Tim Audit BPKP Propinsi yang melakukan uji petik di wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Kecamatan Kalianda terkait dengan pemilihan lokasi sasaran yang mendapat bantuan P2KP tidak sesuai ketentuan dengan ini kami perlu menyampaikan klarifikasi sebagai berikut : Untuk Menentukan Lokasi sasaran P2KP telah ada mekanisme yang berjenjang ( Tujuh langkah ) berdasarkan data Podes tahun 2003 yang dipublikasikan oleh Biro Pusat Statistik selaku instansi yang berwenang. ( Buku Panduan Umum P2KP halaman ) Data menjadi persoalan yang sangat penting, yang sampai sekarang masih menjadi perdebatan yang belum tuntas mengenai akurasi antara data yang masuk dengan kondisi riil dilapangan. Daftar nama lokasi telah tercetak pada buku panduan Umum P2KP yang sudah disosialisasikan kesemua pihak termasuk aparat tingkat kelurahan/desa termasuk masyarakat luas. Belum ada mekanisme perubahan lokasi atau revisi perubahan lokasi yang mampu menjawab persoalan yang muncul dilapangan dan tetap menciptakan suasana kondusif di masyarakat yang wilayahnya dibatalkan atau direvisi. Perubahan lokasi sasaran bukan menjadi wewenang / kapasitas konsultan ( KMW XI Lampung ) sebagai penentu pengambil keputusan. Akan dikoordinasikan ke Satker / Kepala SNVTT PBL Propinsi Lampung.

3 kriterianya adalah penduduk miskin di kelurahan/desa > 35%. Permasalahan ini disebabkan kurang cermatnya Satker P2KP-3 Pusat dalam melakukan evaluasi data calon penerima bantuan BLM. Hal ini mengakibatkan kurang tepatnya sasaran kelurahan penerima program P2KP-3, dan terdapat potensi hilangnya kesempatan bagi desa/kelurahan yang tidak mendapatkan dana BLM. 3. Terdapat perubahan kegiatan yang tidak sesuai ketentuan. Pelaksanaan kegiatan P2KP oleh KSM berdasarkan kepada BAPPUK (Berita Acara Penetapan Prioritas Usulan Kegiatan). Berdasarkan hasil pemeriksaan dijumpai adanya perubahan kegiatan ekonomi yang dilakukan hanya dengan melalui proses pembuatan Berita Acara Perubahan di tingkat Kelurahan/Desa yang belum mendapatkan verifikasi dari KMW. Seharusnya sesuai surat perjanjian penyaluran dana disebutkan bahwa setiap perubahan kegiatan yang tercantum pada BAPPUK harus melalui persetujuan BKM dan verifikasi dari KMW. Hal ini disebabkan kelalaian BKM yang menyetujui perubahan kegiatan tanpa melalui verifikasi KMW. Akibatnya kelayakan atas rencana kegiatan belum sepenuhnya dapat diyakini kewajarannya 4. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana coaching dan laporan keuangan BKM belum dipublikasikan kepada masyarakat. Transparansi dalam pelaksanaan P2KP-3 pada dasarnya dapat dilakukan dengan memberikan akses kepada semua pihak yang membutuhkan informasi yang terkait dengan pelaksanaan P2KP. Dari hasil pemeriksaan dijumpai permasalahan yang terkait dengan transparansi diantaranya penggunaan dana fixed cost untuk coaching tata cara penyusunan PJM pronangkis dan laporan keuangan BKM yang belum disebarluaskan kepada masyarakat luas di 5 tempat Kepada Bupati Lampung Selatan malalui Ketua Tim Koordinasi P2KP-3 Kabupaten Lampung Selatan kami rekomendasikan untuk mengintruksikan secara tertulis kepada PJOK/BKM/KSM agar setiap perubahan kegiatan melalui verifikasi dari KMW. Terhadap permasalahan tersebut kepada Bupati Lampung Selatan melalui Ketua Tim Koordinasi P2KP-3 Kabupaten Lampung Selatan kami rekomendasikan agar menginstruksikan secara tertulis kepada PjOK/BKM, untuk mengumumkan seluruh informasi yang berkaitan dengan kegiatan dan keuangan P2KP minimal di 5 tempat strategis. Menanggapi temuan dari Tim Audit BPKP Propinsi yang melakukan uji petik di wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Kecamatan Kalianda terkait dengan Adanya perubahan kegiatan yang tidak sesuai ketentuan dengan ini kami perlu menyampaikan klarifikasi sebagai berikut : Dalam proses pembelajaran dimasyarakat banyak kendala dan permasalahan yang muncul diantaranya perubahan kegiatan, mekanisme perubahan telah kami intruksikan / informasikan ke semua Pihak baik BKM,UP-UP termasuk jajaran KMW mulai dari TA, Koorkot/Askorkot dan Tim Faskel. Hal ini telah kami lakukan pada tingkat lapangan. Untuk lebih efektifnya mekanisme verifikasi telah dilakukan oleh KMW melalui Tim faskel mengingat secara geografis antara kantor KMW dan kelurahan/desa sangat berjauhan, Tim faskel yang berdomisili di wilayah dampingan dan sebagai bagian dari KMW mempunyai peran yang sama pentingnya untuk melakukan verifikasi dalam kelancaran program P2KP. Perubahan kegiatan tersebut pasti telah diketahui dan diverifikasi oleh Tim faskel sebagai kepanjangan tangan KMW. Menanggapi temuan dari Tim Audit BPKP Propinsi yang melakukan uji petik di wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Kecamatan Kalianda terkait dengan Adanya Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana coaching dan laporan keuangan BKM belum dipublikasikan. dengan ini kami perlu menyampaikan klarifikasi sebagai berikut :

4 strategis. Dalam pedoman umum disebutkan bahwa penggunaan dana fixed cost untuk coaching tata cara penyusunan PJM pronangkis dan laporan keuangan BKM dipertanggungjawabkan dan diumumkan di lima tempat strategis. Permasalahan ini disebabkan BKM dan relawan belum sepenuhnya mengetahui kewajiban tersebut dan terlambatnya papan informasi yang diterima dari KMW. Hal ini mengakibatkan kurangnya kontrol sosial dari masyarakat untuk mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan. 5 Terdapat keterlambatan pelaksanaan kegiatan P2KP-3 dari waktu yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan P2KP-3 di Kabupaten Lampung Selatan dimulai Bulan Agustus yaitu sejak mobilisasi Konsultan Manajemen Wilayah. Dari Laporan Bulan Desember 2006 yang disusun oleh Konsultan Manajeman Wilayah (KMW) XI Provinsi Lampung diketahui adanya keterlambatan capaian target waktu pelaksanaan sejumlah kegiatan yang tertuang dalam Master Schedule (MS). Keterlambatan ini berlanjut sampai dengan saat audit. Keterlambatan sejumlah kegiatan P2KP ini antara lain disebabkan oleh: Akumulasi keterlambatan dari siklus sebelumnya yang dimulai dengan keterlambatan mobilisasi konsultan yang seharusnya Bulan Juni 2006 terealisasi Bulan Agustus Tersendatnya support konsultan manajemen pusat terhadap biaya-biaya siklus, BOP dan gaji.yang sangat berdampak besar terhadap kinerja Fasilitator Kelurahan. Permasalahan ini mengakibatkan:pelaksanaan kegiatan siklus berikutnya menjadi terlambat dan pencapaian target kegiatan P2KP-3 menjadi kurang optimal. Terhadap permasalahan tersebut pihak auditan telah sepakat dan akan menindaklanjuti sesuai rekomendasi yang diberikan. dengan permasalahan tersebut kepada Bupati Lampung Selatan melalui Ketua Tim Koordinasi P2KP-3 Kabupaten Lampung Selatan kami rekomendasikan agar menginformasikan secara tertulis kepada Kepala Satker SNVT Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Lampung untuk: - Menginstruksikan secara tertulis kepada KMW untuk dibahas lebih lanjut dengan KMP mengenai upaya-upaya mengurangi deviasi antara rencana dan realisasi. - Menyampaikan permasalahan tersebut kepada SKS P2KP-3 Pusat dan mempertimbangkan dilakukan evaluasi kembali penggunaan Konsultan Manajemen PT Artama Interkonsultindo atas kinerjanya di Provinsi Lampung khususnya di Kabupaten Lampung Selatan. Pada dasarnya dana fixed cost seperti pelatihan relawan / coaching Tim PP ( Penyusunan PJM Pronangkis dalam penggunaannya telah dilakukan transparansi dengan melibatkan para Relawan dan BKM dalam kepanitiaan dan mengetahui betul berapa dana yang dipergunankan dalam kegiatan tersebut. Informasi bisa Bias apabila pertanyaan yang dilontarkan saat Uji petik tidak dimengerti oleh responden atau yang bersangkutan tidak aktif dalam kepanitiaan kegiatan yang dimaksud. Pada saat Uji Petik oleh Tim Audit dari BPKP, BKM dan KSM sedang melaksanakan BLM I ( Juni ). Laporan pertanggungjawaban sedang disusun dan dibuat baik oleh KSM maupun BKM. Saat tanggapan ini disusun ( September ), telah disebarluaskan laporan pertanggungjawaban keuangan BKM di lima titik strategis. Menanggapi temuan dari Tim Audit BPKP Propinsi yang melakukan uji petik di wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Kecamatan Kalianda terkait dengan Adanya keterlambatan pelaksanaan kegiatan P2KP- 3 dari waktu yang telah ditentukan. dengan ini kami perlu menyampaikan klarifikasi sebagai berikut : Betul memang ada permasalah yang tejadi saling keterkaitan antara satu dengan yang lainnya, tidak hanya masalah keterlamatan mobilisasi KMW XI Lampung, tetapi antara support manajement dengan Persyaratan pengambilan dana Invoice oleh menajement adalah sesuatu yang bertolakbelakang, bagaimana data bisa tepat waktu kalau support juga terlambat, sedangkan data ini dipergunakan untuk persyaratan penagihan Invoice. Selama mekanisme ini tidak diperbaharui selamanya progress akan terlambat. Miskipun dengan kondisi tersbut diatas Tim KMW XI selalu komit terhadap pelaksanaan

5 P2KP di Lampung baik secara subtansi maupun selalu mengejar keterlambatan progress agar sesuai dengan Mailstones. 6. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) belum membuat laporan kegiatan Kegiatan P2KP-3 di Kabupaten Lampung Selatan yang terdiri dari kegiatan lingkungan, ekonomi dan sosial dilaksanakan oleh KSM dimana pengelolaan dananya dipertanggung-jawabkan dengan membuat laporan bulanan dan laporan akhir kepada BKM. Dari hasil pemeriksaan dijumpai masih adanya sejumlah 37 KSM yang belum membuat laporan pertanggungjawabannya (LPJ) dengan rincian sebagai berikut: N Jml LPJ KSM Nama BKM Kelurahan o KSM Sdh Blm 1 Kalianda Sejahtera Kalianda Agung Jaya Bumi Agung Juwita Bulok Palemm Munjuk Sempurna Jumlah Seharusnya sesuai Surat Perjanjian Penyaluran Dana BLM P2KP antara BKM dengan KSM disebutkan bahwa KSM wajib melaporkan kegiatan secara berkala dan membuat laporan akhir kegiatan. Dari hasil konfirmasi, permasalahan ini antara lain disebabkan oleh: Adanya KSM yang masih kesulitan menyusun laporan karena kendala kemampuan SDM di KSM dan belum mendapat pelatihan penyusunan laporan yang cukup memadai serta format laporan yang berubah-ubah. Adanya persepsi yang keliru dari KSM bahwa laporan pertanggungjawaban dibuat setelah selesainya kegiatan. Permasalahan ini mengakibatkan pencairan kegiatan BLM tahap ke-2 menjadi terhambat dan PJOK tidak dapat membuat laporan kegiatannya. 7. Terdapat sebagian tugas dari Tim Koordinasi P2KP-3 Kabupaten Lampung Selatan dan PJOK yang belum dilaksanakan Dalam pelaksanaan kegiatan P2KP-3, Bupati Lampung Selatan telah membentuk Tim Koordinasi P2KP sesuai Keputusan Bupati Lampung Selatan No:224/BAPPEDA/HK-LS/2006 tanggal 1 September 2006 dan menunjuk Penanggungjawab Operasional Kegiatan sesuai Keputusan Bupati Nomor:225/BAPPEDA/HK-LS/ 2006 tanggal 1 September Dari hasil pemeriksaan dijumpai adanya sebagian tugas Tim Koordinasi P2KP-3 dan PjOK yang belum dilaksanakan untuk pelaksanaan kegiatan P2KP tahun 2007, yakni: Sehubungan dengan permasalahan tersebut kepada Bupati Lampung Selatan melalui Ketua Tim Koordinasi P2KP-3 Kabupaten Lampung Selatan kami rekomendasikan agar Menginstruksikan secara tertulis kepada PjOK/BKM/KSM supaya membuat laporan berkala dan laporan akhir kegiatan yang selanjutnya disampaikan kepada BKM/PJOK. Menginformasikan secara tertulis kepada Satker SNVT Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Lampung mengenai kendala di lapangan yakni format laporan yang berubah-ubah dan sulit dipahami KSM, serta mengusulkan kepada SKS P2KP-3 Pusat mempertimbangkan untuk memperbaiki format laporan agar lebih mudah dipahami Terhadap permasalahan tersebut pihak auditan telah sepakat dan akan menindaklanjuti sesuai rekomendasi yang diberikan. Sehubungan dengan permasalahan tersebut kepada Bupati Lampung Selatan melalui Ketua Tim Koordinasi P2KP-3 Kabupaten Lampung Selatan kami rekomendasikan agar: Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program P2KP-3 Menginstruksikan secara tertulis kepada PjOK untuk Menanggapi temuan dari Tim Audit BPKP Propinsi yang melakukan uji petik di wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Kecamatan Kalianda terkait dengan Adanya Kelompok Swadaya Masyarakat ( KSM ) belum membuat laporan kegiatan, dengan ini kami perlu menyampaikan klarifikasi sebagai berikut : Perlu di ketahui bahwa pencairan dana BLM I ke KSM efektif baru dimulai pada bulan Apri, Mei dan sebagian bulan Juni karena harus menunggu pelatihan UP-UP yang dilaksanakan pada bulan Maret karena permasalahan dana. Sedangkan uji petik oleh Tim Audit BPKP ( Mulai Bulan Juni ) BKM dan KSM sebagian telah melaksanakan pencairan dan pelaksanaaan kegiatan BLM I dan sebagian sedang berjalan. Tentu untuk membuat LPJ bagi masyarakat desa di Lampung Selatan memerlukan kesabaran dalam pendampingan dan pembelajaran pada saat uji petik ada yang sudah membuat LPJ dan ada yang masih berproses. Artinya dari empat kelurahan yang menjadi wilayah uji petik bias dilihat dari table temuan BPKP, tidak semuanya belum membuat LPJ, tapi ada yang sudah selesai. Saat laporan/ tanggapan ini dibuat kegiatan BLM I untuk Lampung Selatan ( Kalianda ) dan Laporan Pertanggungjawaban ( LPJ ) KSM telah selesai 100 %. Menanggapi temuan dari Tim Audit BPKP Propinsi yang melakukan uji petik di wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Kecamatan Kalianda terkait dengan Adanya sebaqgian tugas dari tim koordinasi P2KP-3 Kabupaten Lampung Selatan dan PJOK yang belum dilaksanakan. dengan ini kami perlu menyampaikan klarifikasi sebagai berikut : Pada saat uji petik olek Tim Audit dari

6 Tim Koordinasi belum melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pelaksanaan P2KP PjOK belum membuat laporan bulanan pelaksanaan tugas yang diserahkan sebelum tanggal 15 tiap bulannya kepada Bupati Lampung Selatan Cq Bappeda dengan tembusan kepada Camat, Lurah dan BKM-BKM di wilayah kerjanya. Seharusnya sesuai uraian tugas yang tercantum dalam: Keputusan Bupati Lampung Selatan No:224/BAPPEDA/HK-LS/2006 tanggal 1 September 2006 mengenai pembentukan Tim Koordinasi disebutkan bahwa salah satu tugas Tim Koordinasi adalah melakukan monitoring dan evaluasi. Keputusan Bupati Nomor:225 /BAPPEDA/HK-LS/ 2006 tanggal 1 September 2006 mengenai penunjukan PjOK bahwa salah satu tugas PjOK adalah membuat laporan bulanan pelaksanaan tugas yang diserahkan sebelum tanggal 15 tiap bulannya kepada Bupati Lampung Selatan Cq Bappeda dengan tembusan kepada Camat, Lurah dan BKM-BKM di wilayah kerjanya. Permasalahan ini disebabkan anggaran pendamping untuk operasional Tim Koordinasi P2KP belum dapat terealisasi karena menunggu pengesahan APBD 2007 serta belum lengkapnya data yang dterima PjOK karena masih adanya BKM/KSM yang belum menyerahkan laporan bulanannya. Hal ini mengakibatkan pelaksanaan P2KP-3 belum optimal dan Bupati sebagai penasehat program P2KP-3 tidak mendapatkan informasi yang memadai mengenai pelaksanaan program. membuat laporan bulanan BPKP propinsi sebetulnya monitoring sudah dilakukan oleh Tim Koordinasi P2KP-3 Tingkat Kabupaten dan PJOK, namun memang belum maksimal dan belum menyentuh semua desa dan kelurahan di Kecamatan Kalianda Lampung Selatan. Pada saat Tanggapan ini dibuat telah ditindaklanjuti dan dikoordinasikan ke PJOK dan TKPP ( Bappeda ), secara serentak dilakukan monitoring bersama yang terbagi dalam beberapa Tim masing masing Tim terdiri dari 3 5 personil untuk melakukan monitoring pada 6 7 kelurahan / Desa oleh Tim Koordinasi P2KP-3 Lampung Selatan. Tim monitoring sudah melaksanakan uji petik pada 22 kelurahan/ Desa di Kabupaten Lampung Selatan. ( 100 % ). 8. Terdapat KSM yang belum menyelesaikan kegiatannya. Dalam pelaksanaan P2KP-3 di Kabupaten Lampung Selatan, BKM telah menyalurkan seluruh dana BLM-1 kepada KSM sesuai usulannya. dan KSM akan menyelesaikan pekerjaan sesuai Surat Perjanjian Penyaluran Dana BLM P2KP. Dari hasil pemeriksaan fisik dijumpai masih adanya KSM yang belum menyelesaikan fisiknya 100% yang seharusnya sesuai waktu yang tercantum dalam Surat Perjanjian Penyaluran Dana (SPPD) sudah selesai. Permasalahan ini terjadi di BKM Juwita (Kelurahan Bulok) pada 4 KSM, yakni: N o Nama KSM Nama Kegiatan Waktu penyelesaian menurut SPPD 1 Jaya Abadi Pembuatan MCK 13 April Mandiri Pembuatan MCK 14 April Sentosa Pembangunan Rumah Tidak 28 April 2007 Layak Huni 4 Terpadu Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni 28 April 2007 Sehubungan dengan permasalahan tersebut kepada Bupati Lampung Selatan melalui Ketua Tim Koordinasi P2KP-3 Kabupaten Lampung Selatan kami rekomendasikan agar menginstruksikan secara tertulis kepada PJOK/BKM/KSM supaya KSM segera menyelesaikan pekerjaannya. Menanggapi temuan dari Tim Audit BPKP Propinsi yang melakukan uji petik di wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Kecamatan Kalianda terkait dengan Adanya Kelompok Swadaya Masyarakat ( KSM ) yang belum menyelesaikan kegiatannya, dengan ini kami perlu menyampaikan klarifikasi sebagai berikut : Pada saat uji petik dilakukan memang ada 4 kegiatan KSM yang belum selesai dilaksanakan di Desa Bulok karena beberapa hal diantaranya kegiatan yang dilakukan secara gotong royong terhambat karena bersamaan dengan musim panen, namun sampai laporan/tanggapan ini dibuat ke empat kegiatan tersebut telah selesai dilaksanakan 100 %. Seharusnya penyelesaian pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan waktu yang tercantum dalam Surat Perjanjian Penyaluran Dana (SPPD).

7 Hal tersebut disebabkan pekerjaan dilaksanakan secara gotong royong dimana sejumlah personil KSM tersebut adalah petani yang saat ini sedang masa panen sehingga lebih mendahulukan mengerjakan kegiatan panen. Permasalahan ini mengakibatkan hasil kegiatan yang akan dicapai tidak dapat dinikmati sesuai rencana dan akan menghambat dalam pencairan dana BLM tahap ke-2.

8 2. KABUPATEN TANGGAMUS 1. Pemilihan Lokasi Sasaran Yang Mendapatkan Bantuan P2KP III dan Alokasi Dana Tidak Sesuai Ketentuan Penerima bantuan P2KP III Kabupaten Tanggamus Tahun 2006 telah ditetapkan berdasarkan SK Satker P2KP Pusat terdiri dari 3 Kecamatan yaitu Kota Agung, Kota Agung Barat dan Kota Agung Timur, serta 34 BKM yang tersebar pada 3 kecamatan tersebut. Dari hasil verifikasi terhadap data profile lokasi sasaran yang mendapat bantuan P2KP III dijumpai lokasi sasaran dan alokasi dana BLM tidak sesuai ketentuan, sebagai berikut: (1) Peta 3 (Tiga) kecamatan sasaran yang mendapat bantuan P2KP III di Kabupaten Tanggamus, adalah sebagai berikut: Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan Desa Kelurahan Jumlah - Kota Agung Kota Agung Barat Kota Agung Timur Sesuai ketentuan, pemilihan kecamatan urban/perkotaan didasarkan pada kecamatan yang memiliki jumlah kelurahan lebih banyak dari pada jumlah desa. Dari data tersebut menunjukkan 3 (tiga) kecamatan tersebut tidak termasuk dalam kategori kecamatan urban/perkotaan. Di Kabupaten Tanggamus tidak terdapat kecamatan yang memenuhi kategori kecamatan urban/perkotaan. Terdapat 1 (satu) kecamatan yang mendekati kategori kecamatan urban/pekotaan yaitu Kecamatan Pringsewu dengan jumlah kelurahan 5 buah dan jumlah desa sebanyak 8 buah. Disamping itu, berdasarkan data penduduk desa/kelurahan yang mendapat bantuan terdapat 4 (empat) desa/kelurahan di kecamatan Kota Agung Barat yang penduduk miskinnya kurang dari 35%, yaitu : Sehubungan dengan permasalahan tersebut kepada Bupati Tanggamus melalui Ketua Tim Koordinasi P2KP Kabupaten Tanggamus kami rekomendasikan agar menginformasikan secara tertulis kepada SNVT Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Lampung untuk: 1. Melaporkan permasalahan tersebut secara tertulis kepada Satker Sementara P2KP-3 Pusat dan mempertimbangkan untuk dilakukan evaluasi kembali kelurahan calon penerima bantuan dana P2KP-3 dan alokasi dananya. 2. Meminta kepada Satker Sementara P2KP-3 Pusat agar dalam penetapan lokasi dan alokasi dilakukan konfirmasi kepada pemerintah daerah sesuai prosedur. 1. Peta 3 kecamatan yang mendapat bantuan p2kp3 di kabupaten Tanggamus adalah: Kecamatan Jumlah Pekon / Kelurahan Pekon Kelurahan Jumlah Kota Agung Kota Agung Barat Kota Agung Timur Total keseluruhan yang mendapat alokasi adalah 34,terdiri dari 32 pekon dan 2 kelurahan. Menurut hasil data podes tahun 2003, 4 pekon di kecamatan kota agung barat memang penduduknya kurang dari 35 %. hasil dari pemetaan swadaya tahun 2006 bahwa ke 4 pekon tersebut lebih dari 50 % miskin. No Desa/ Jumlah % Penddk Kelurahan Penduduk Miskin Miskin (1) Banjarmasin ,87 (2) Kanyangan ,18 (3) Negara Batin ,67 (4) Telagening ,68 (2) Alokasi dana BLM tahap I P2KP Kabupaten Tanggamus telah ditetapkan dan sesuai pencairan dana dari KPPN kepada BLM sebesar Rp ,00 untuk 34 BKM/Kelurahan pada 3 (tiga) kecamatan. Jumlah seluruh desa/kelurahan di 3 (tiga) kecamatan tersebut sebanyak 39 desa/kelurahan, sehingga terdapat 5 desa/kelurahan yang tidak mendapat BLM. Dari hasil verifikasi terhadap penetapan jumlah alokasi dana yang diterima masingmasing BKM/Kelurahan tersebut dijumpai pengalokasian dana yang tidak tepat (terlalu besar) sebesar Rp ,00 kepada 3 (tiga) BKM/Kelurahan yaitu, sebagai berikut: 2. Alokasi dana BLM tahap 1 untuk 3 kecamatan di kabupaten tanggamus adalah sebesar 1,6 milyar untuk 32 pekon dan 2 kelurahan dari jumlah seluruh pekon dan kelurahan di 3 kecamatan adalah sebanyak 35 pekon dan 3 kelurahan. 1 kelurahan dan 3 pekon tidak mendapatkan alokasi BLM P2KP (kel. Baros di kecamatan kota agung, pekon kandang besi dan pekon teba bunuk serta pekon kalimiring yang berada di kecamatan kota agung barat).

9 No Kelurahan /Profile hasil pendataan Alokasi (Rp) Hasil Audit (Rp) Selisih (Rp) 1 Kuripan (Jmlh penduduk tahun 2003: jiwa, KK miskin: 758 KK) 2 Kota Agung (Jmlh penduduk tahun 2003 : jiwa, KK miskin 286 KK) 3 Payung (Jmlh penduduk tahun 2003 : jiwa, KK miskin 216 KK) Jumlah kelebihan alokasi dana Menurut Tim Koordinasi P2KP Kabupaten Tanggamus, pada PODES 2003, 3 (tiga) kecamatan tersebut merupakan kecamatan yang sama yaitu kecamatan Kota Agung yang dimekarkan menjadi 3 (tiga) pada tahun Disamping itu, lokasi penerima dana BLM dan jumlah alokasi dananya ditetapkan oleh pusat (Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dengan Direktorat Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat Desa Ditjen PMD Departemen Dalam Negeri) dan tidak dilakukan konfirmasi ulang kepada Pemerintah Kabupaten Tanggamus. Seharusnya berdasarkan ketentuan sebagai berikut: 1. Pedoman Umum P2KP Bab II poin Proses evaluasi penetapan lokasi sasaran P2KP III antara lain adalah sebagai berikut: - Langkah I: dipilih kecamatan urban/perkotaan (dengan menggunakan kriteria BPS; kec. yang memiliki jumlah kelurahan lebih banyak dari pada jumlah desa) dan ditambah kec. yang menjadi ibukota kabupaten, serta keduanya bukan lokasi PPK. - Langkah II; Berdasarkan skor kemiskinan, disusun peringkat kemiskinan antar kecamatan per kota/kabupaten. Setelah itu, 20% kecamatan terkaya dikeluarkan. Hasilnya diperoleh daftar kelurahan/ desa pada kecamatan calon lokasi sasaran P2KP III. Dari daftar tersebut dipilih desa/ kelurahan dengan jumlah penduduk miskin 35%, yang hasilnya adalah daftar kelurahan/ desa calon lokasi sasaran P2KP III. - Langkah III; Dilakukan konfirmasi ulang daftar calon lokasi kepada pemerintah daerah setempat, dan diolah dengan kriteria bukan wilayah PPK dan memiliki peringkat kemiskinan tinggi berdasarkan variabel PODES. - Penetapan lokasi sasaran oleh Direktort Penataan Bangunan dan Lingkungan Ditjen Cipta Karya Departemen PU dengan Direktorat Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat Desa Ditjen PMD Depdagri yang difasilitasi Bappenas tanggal 28 Juni Pedoman Umum P2KP Bab III poin ).a. tentang Alokasi dana BLM. Permasalahan terse-ut disebabkan kesa-lahan perencanaan oleh pusat (Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dengan Direktorat Kelembagaan dan Pelatihan Masyarakat Desa Ditjen PMD Departemen Dalam Negeri) dan tidak berjalannya proses evaluasi penetapan lokasi. Akibatnya: 1. Tujuan dan sasaran P2KP yaitu meningkatnya akses bagi masyarakat miskin perkotaan ke

10 pelayanan sosial, prasarana dan sarana serta pendanaan (modal) tidak tercapai. 2. Penggunaan dana tidak sesuai dengan kriteria/persyaratan dalam NPPHLN. 3. Hilangnya kesempatan bagi desa/kelurahan lain yang tidak mendapat alokasi dana BLM. 2. Pelaksanaan Prosedur Pencairan Dana Tahap I Tidak Sesuai Ketentuan Pencairan dana tahap I (30%) sebesar Rp ,00 dari KPPN kepada BKM di seluruh Kabupaten Tanggamus berdasarkan data telah dilaksanakan melalui 3 (tiga) tanggal tahap pencairan yaitu: No Tanggal SP2D Jumlah Jumlah Dana SP2D BKM (Rp) 1 18 Desember Desember April Total Dokumen yang perlu dilampirkan dalam pencairan dana BLM I P2KP-3 diantaranya adalah Berita Acara Penetapan Prioritas Usulan Kegatan (BAPPUK) dan Berita Acara Penarikan/ Penggunaan Dana BLM (BAPPD BLM). Dari hasil pemeriksaan dijumpai adanya permasalahan sebagai berikut: (1) Prosedur penyusunan BAPPUK di Kabupaten Tanggamus yang dijadikan dasar untuk mencairkan tahap I disusun sebelum adanya pengajuan usulan dari KSM kepada BKM dengan nama dan nilai kegiatan yang tercantum pada BAPPUK diambil dari dokumen Perencanaan Jangka Menengah (PJM). (2) Dalam dokumen BAPPD, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PjOK) dan Ketua BKM menyatakan telah melakukan penelitian bahwa KSM telah siap melaksanakan kegiatan yang diusulkan, padahal pada saat itu KSM belum menyampaikan usulannya. (3) Persetujuan pencairan dana tahap I oleh SNVT (Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu) Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Lampung, tanpa memverifikasi apakah dalam pengajuan BAPPUK dan BAPPD telah dilampiri dengan usulan kegiatan. Sampai dengan saat audit di lapangan, usulan kegiatan (proposal) lingkungan masih dalam proses penyusunan & verifikasi oleh Koorkot 2. Seharusnya sesuai pedoman umum P2KP-3 pencairan dana menggunakan BAPPUK dan BAPPD yang berdasarkan pengajuan usulan dari KSM yang telah melalui proses analisa kelayakan usulan KSM. Hal ini disebabkan adanya kelalaian Penanggung Jawab Operasional Kegiatan, Ketua BKM dalam menjalankan tugasnya dan kurangnya verifikasi yang dilakukan oleh Satker SNVT Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Lampung. Permasalahan tersebut mengakibatkan: (1) BAPPUK dan BAPPD tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya dan pencairan dana menyalahi ketentuan NPHLN. (2) Terdapat pengendapan dana di rekening BKM sampai dengan KSM mengajukan usulan kegiatan dan siap melaksanakan kegiatan. Sehubungan dengan permasalahan tersebut kepada Bupati Tanggamus melalui Ketua Tim Koordinasi P2KP Kabupaten kami rekomendasikan agar: (1) Menginstruksikan secara tertulis kepada PjOK dan Ketua BKM agar pada pelaksanaan BLM tahap II prosedur penyusunan BAPPUK dan BAPPD dilaksanakan sesuai ketentuan. (2) Menginstruksikan secara tertulis kepada Kepala Satker SNVT/Sementara/Kuasa Pengguna Anggaran agar dalam memberikan persetujuan pencairan dana dengan memverifikasi pengajuan BAPPUK dan BAPPD telah dilampiri usulan kegiatan. Prosedur penyusunan BAPPUK Kab Tanggamus yang dijadikan dasar untuk pencairan tahap 1 disusun setalah adanya pengajuan usulan dari KSM ke BKM. Hal itu terjadi karena embrio KSM telah ditetapkan pada waktu penyusunan PS sesuai dengan siklus sehingga apa yang tercantum pada bappuk sesuai dengan apa yang ada di PJM.

11 3. Laporan Kegiatan dan Penggunaan dana Belum Dipertanggungjawabkan sesuai Ketentuan Dari hasil audit secara sampel terhadap 4 (empat) BKM/Kelurahan dijumpai laporan kegiatan dan peggunaan dana kegiatan P2KP belum dipertanggungjawabkan melalui media sesuai ketentuan, yaitu pada BKM/Kelurahan sebagai berikut: (1) BKM/Kelurahan Gedung Jambu, laporan kegiatan dan penggunaan dana hanya ditempel pada 2 (dua) lokasi/dusun. (2) BKM/Kelurahan Kuripan, laporan kegiatan dan penggunaan dana hanya ditempel di dalam kantor sekretariat BKM. Berdasarkan Pedoman Umum P2KP-3 Bab VI poin huruf c). seharusnya untuk menjaga transparansi pengelolaan kegiatan dan penggunaan dana BLM oleh BKM wajib menyebarluasakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan, PJM dan Renta Pronangkis, perkembangan organisasi dan kegiatan BKM/UP-UP, serta laporan posisi keuangan ditempelkan melalui papan-papan informasi di tempat strategis, minimal 5 (lima) lokasi, dengan ukuran dan bentuk yang mudah dilihat dan dibaca oleh semua warga. Permasalahan tersebut disebabkan kurangnya sosialisasi kepada anggota BKM oleh faskel maupun relawan mengenai pertanggungjawaban laporan kegiatan dan penggunaan dana oleh tim fasilitator kelurahan dan terlambatnya papan informasi yang diterima dari KMW. Akibatnya prinsip-prinsip P2KP mengenai transparan dan akuntabilitas tidak terpenuhi. 4. Terdapat perbedaan antara rencana kegiatan dalam Renta Pronangkis dengan usulan kegiatan pada pencairan dana BLM/BAPPUK Berdasarkan hasil verifikasi terhadap data PJM Renta Pronangkis dan proposal/usulan pencairan dana BLM terdapat perbedaan antara usulan kegiatan/biaya dalam Renta Pronangkis dengan usulan pencairan dana BLM/BAPPUK pada BKM Jejama, Pekon Gedung Jambu. Perubahan tersebut tidak didukung dengan Berita Acara Perubahan. Yaitu untuk kegiatan sebagai berikut: 1. Kegiatan Lingkungan dalam Renta Pronangkis direncanakan 8 kegiatan sedangkan menurut usulan pencairan dana menjadi 9 kegiatan, selain itu rencana /anggaran biaya masing-masing unsur kegiatan terdapat perubahan antara Renta Pronagkis dengan usulan pencairan dana. 2. Usulan kegiatan ekonomi pada proposal pencairan dana rencana/anggaran biaya kegiatan lebih kecil dibandingkan rencana biaya Program Pengembangan Ekonomi Produktif dalam Renta Pronangkis, sebaliknya untuk usulan kegitan sosial pada proposal pencairan dana rencana/anggaran biaya kegiatan lebih besar dibandingkan rencana biaya Program Pengembangan Ekonomi Produktif dalam Renta Pronangkis. Seharusnya usulan pencairan dana/ BAPPUK berpedoman pada kegiatan dalam PJM dan Renta Pronangkis, apabila terdapat perubahan prioritas kegiatan dan biaya maka dapat dilakukan melalui rembug warga dan dituangkan dalam Berita Acara Perubahan. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan waktu antara perubahan Renta Pronangkis dengan proses rembug warga dan masih lemahnya review yang dilakukan oleh PJOK, KMW/Korkot. Sehubungan dengan permasalahan tersebut kepada Bupati Tanggamus melalui Ketua Tim Koordinasi P2KP Kabupaten Tanggamus kami rekomendasikan agar menginstruksikan secara tertulis kepada PjOK/BKM untuk mengumumkan seluruh informasi yang berkaitan dengan kegiatan dan keuangan P2KP minimal di 5 tempat strategis. Sehubungan dengan permasalahan tersebut kepada Bupati Tanggamus melalui Ketua Tim Koordinasi P2KP Kabupaten Tanggamus kami rekomendasikan agar menginstruksikan secara tertulis kepada PJOK dan BKM bersama fasilitator kelurahan dan Koorkot 2 untuk melakukan evaluasi ulang terhadap Renta Pronangkis dan BAPPUK, serta menyampaikan hasilnya kepada masyarakat dan menuangkan hasilnya dalam Berita Acara Perubahan. Kedua BKM yang belum melaporkan kegiatan melalui papan informasi saat ini telah dilaksanakan sesuai dengan rekomendasi memberikan teguran kepada fasilitator dan BKM agar memasang papan informasi minimal 4 tempat yang strategis. 1. Telah dilakukan evaluasi terhadap renta pronangkis dan BAPPUK dan telah melaluai remuk warga yang dituangkan dalam berita acara kesepakatan, hal itu terjadi karena perencanaan kegitan sudah dilakukan dari dimulai Pemetaan Swadaya, sedangkan pelaksanaanya di lakukan pada bulan ke 4, dan sudah terbiasa di masyarakat bahwa setelah ada uangnya bermunculan kegiatankegiatan yang diusulkan oleh masyarakat dan ini dsepakati oleh semua mayarakat

12 Akibatnya proses pembelajaran masyarakat untuk menyusun prioritas kegiatan masalah kemiskinan melalui praktek perencanaan kegiatan (PJM dan Renta Pronangkis) dengan didukung dana BLM belum sepenuhnya tercapai. 5. Terdapat Pelaksanaan Kegiatan Bagi Individu Warga Miskin yang Dilaksanakan pada Tahap I Berdasarkan hasil verifikasi data PJM Pronangkis terdapat usulan kegiatan bagi warga individu miskin berupa perbaikan rumah tidak layak huni yang dilaksanakan pada pencairan dana tahap 1. Kondisi tersebut terjadi di Pekon Negeri Ratu. Pada saat pemeriksaan usulan kegiatan tersebut telah direalisasikan. Padahal sesuai ketentuan penerimaan dana BLM tahap I hanya digunakan untuk membiayai usulan kegiatan yang sifat kemanfaatannya bagi kepentingan umum masyarakat miskin. Berdasarkan Pedoman Umum P2KP, seharusnya pencairan dana BLM tahap 1 hanya dapat dimanfaatkan untuk membiayai usulan kegiatan yang sifat kemanfaatannya jelas-jelas bagi kepentingan umum masyarakat miskin (kolektif) dan pengelolaannya pun dilakukan secara kolektif/bersama.sedangkan usulan-usulan kegiatan yang sifat kemanfaatannya bagi individu masyarakat miskin yang tergabung dalam KSM hanya dapat dilaksanakan pada pencairan dana tahap ke-2 (sebesar 50%). Hal ini disebabkan masih lemahnya pembinaan yang dilakukan oleh fasilitator kelompok yang bersangkutan dan kurangnya review yang dilakukan oleh PJOK, KMW/Korkot. Akibatnya proses pembelajaran masyarakat untuk menyusun prioritas kegiatan masalah kemiskinan melalui praktek perencanaan kegiatan (PJM dan Renta Pronangkis) dengan didukung dana BLM belum sepenuhnya tercapai. 6. Terdapat bunga bank atas dana yang belum digunakan oleh BKM/KSM yang masih tersimpan di bank belum ada ketentuan mengenai penggunaannya Dari hasil verifikasi terhadap saldo rekening BKM di Bank BRI Cabang Kota Agung dijumpai saldo rekening yang didalamnya termasuk bunga bank atas belum digunakannya dana tersebut oleh KSM. Atas bunga bank tersebut belum dapat digunakan oleh BKM maupun KSM. Jumlah bunga bank di rekening BKM atas 4 (empat) BKM yang disampel sampai dengan bulan April 2007 sebesar Rp ,00. Sampai dengan berakhirnya audit di lapangan tidak diperoleh total bunga bank pada rekening seluruh BKM, akan tetapi telah terdapat penyimpanan dana di rekening bank karena belum terealisasinya kegiatan selama 1 s.d. 5 bulan. Seharusnya terhadap penerimaan yang berasal dari dana program diatur penggunaannya. Permasalahan tersebut disebabkan belum adanya ketentuan mengenai penggunaan bunga bank di rekening BKM. Akibatnya terdapat dana di rekening BKM yang belum diketahui statusnya dan prosedur penggunaannya. Sehubungan dengan permasalahan tersebut kepada Bupati Tanggamus melalui Ketua Tim Koordinasi P2KP Kabupaten Tanggamus kami rekomendasikan agar (1) Menginstruksikan secara tertulis kepada PJOK supaya dalam melakukan reviu mengacu pada ketentuan. (2) Menginstruksikan secara tertulis kepada fasilitator untuk meningkatkan pembinaan dan pendampingan kepada BKM dalam penyusunan PJM Pronangkis. Sehubungan dengan permasala-han tersebut kami rekomen-dasikan kepada Bupati Tanggamus melalui Ketua Tim Koordinasi P2KP Tanggamus agar menginformasikan secara tertulis kepada Kepala Satker SNVT Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Lampung untuk melaporkan permasalahan tersebut kepada Satker Sementara P2KP-3 Pusat serta meminta penetapan status dan prosedur penggunaan bunga bank tersebut. Hal itu tidak menyalahi atura dan prosedur P2KP bahwa semua tahapan harus meliputi Tri Daya yaitu sosial,ekonomi dan lingkungan. Perbaikan rumah tidak layak huni di negiri ratu bukan termasuk katagori lingkungan, tapi kata gori sosial (bantuan rumah tidak layak huni yang besaran dananya hanya berkisar RP yang berupa asbes / semen atau bahan matrial) Sampai saat ini belum dikeluarkan ketentuan yang mengatur penggunaan bunga BANK oleh pusat. Hal itu terjadi karena asumsi dasar pembuatan rekening P2KP tidak mendapatkan bunga karena rekeningnya tanpa saldo. Sedangkan di daerah sep Kab Tanggamus yang notabane BRI unit diharapakn ada biaya administrasi sehinga waktu pembukaan rekening harus ada saldo dan setiap bulan dipotong biaya administrasi.

13 7. Capaian Target Kegiatan P2KP III Masih Kecil Dari hasil audit terhadap capaian target kegiatan dijumpai hal-hal berikut: (1) Sampai dengan berakhirnya audit di lapangan (tanggal 31 Mei 2007) capaian target kegiatan tahap I baru tercapai sebesar 30,79% atau terealisasi sebesar Rp ,00 dari target sebesar Rp ,00. Rendahnya capaian target tersebut terutama untuk kegiatan lingkungan masih 0%. Sampai saat audit di lapangan atas kegiatan lingkungan, baru pada tahap penyusunan prosposal/usulan kegiatan oleh KSM. Sesuai dengan ketentuan, pencairan dana tahap II (50%) baru dapat dilakukan apabila dana tahap I telah terserap minimal 90%. Sesuai dengan Master Schedule (MS) yang ditetapkan, seharusnya penyelesaian kegiatan tahap I yang diakhiri dengan tahapan Rembug warga (Evaluasi Partisipatif) pelaksanaan kegiatan BLM sudah diselesaikan pada tanggal 26 Februari Disamping itu tahapan kegiatan yang seharusnya telah diselesaikan per 30 Mei 2007 berupa penyaluran dana BLM ke KSM / Panitia tahap III (20%). (2) Pelaksanaan kegiatan P2KP-3 dimulai Bulan Juni 2006 yaitu sejak mobilisasi Konsultan Manajemen Wilayah. Dari Laporan Bulan Desember 2006 yang disusun oleh Konsultan Manajeman Wilayah (KMW) XI Provinsi Lampung diketahui adanya keterlambatan capaian target waktu pelaksanaan sejumlah kegiatan yang tertuang dalam Master Schedule (MS). (3) Sedangkan status tahapan-tahapan kegiatan yang belum diselesaikan oleh BKM di Kabupaten Tanggamus sampai dengan saat audit, sebagai berikut: Jadwal BKM belum No Uraian Penyelesai an menyelesaika n 1020 Pelaksanaan kegiatan oleh KSM / Panitia 21-Feb Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Panitia / KSM kepada BKM 23-Feb Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban 1022 pelaksanaan kegiatan penggunaan dana BLM 24-Feb Tahap-1 oleh BKM 1023 Rembug warga ( Evaluasi Partisipatif ) pelaksanaan kegiatan BLM 26-Feb Rapat BKM menentukan penetapan prioritas usulan kegiatan 21-Feb Penyebarluasan (pengumuman) hasil keputusan rapat BKM tentang penetapan prioritas usulan 22-Feb kegiatan KSM melalui media warga 1103 Verifikasi kelengkapan dokumen pencairan BLM oleh PJOK 25-Feb Verifikasi dokumen pencairan BLM oleh korkot dan approval (persetujuan) KMW 26-Feb Verifikasi dan penerbitan SPP oleh Pejabat Pembuat Komitmen di Kab/Kota 1-Mar Proses SPPB dan penerbitan SPM oleh 1106 SatkerPropinsi 4-Mar Sehubungan dengan permasa-lahan tersebut kepada Bupati Tanggamus melalui Ketua Tim Koordinasi P2KP Tanggamus kami rekomenda-sikan agar menginformasikan secara tertulis kepada Kepala Satker SNVT Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Lampung untuk: (1) Menginstruksikan secara tertulis kepada KMW untuk dibahas lebih lanjut dengan KMP mengenai upayaupaya mengurangi deviasi antara rencana dan realisasi. (2) Menyampaikan permasalahan tersebut kepada SKS P2KP-3 Pusat dan mempertingkan untuk dilakukan evaluasi kembali penggunaan Konsultan Manajemen PT Artama Interkonsulindo atas kinerjanya di Provinsi Lampung, khususnya di Kabupaten Tanggamus. (3) Menginstruksikan secara tertulis kepada KMW dan Koorkot untuk memberikan pelatihan penyegaran kepada faskel, terutama mengenai infrastruktur dan penyusunan proposal kegiatan lingkungan. Disebabkan: 1. Adanya adat istiadat yang kurang mendukung. 2. Rendahnya SDM terutama penduduk asli 3. Tersendatnya suport dari manajemen 4. Rentang kendali pendampingan jauh (para petani berada kebun / ladang yang jauh dari rumah yang pulang dari kebun atau ladang

14 1107 Proses dokumen BLM oleh Satker ke KPPN 6-Mar Proses pencairan dana dari KPPN ke rekening BKM 7-Mar BKM mensosialisasikan (Pengumuman) ke 1109 masyarakat bahwa dana BLM telah diterima dan 9-Mar rencana pencairan ke KSM terpilih 1110 Pengorganisasian tentang kesiapan Panitia / KSM oleh UP-UP BKM 10-Mar Bantuan teknis pendetilan rencana kegiatan dan manajemen panitia 14-Mar Sosialisasi tentang pelaksanaan kegiatan KSM kepada masyarakat oleh KSM 17-Mar Pertemuan warga dalam rangka penyerahan BLM kepada Panitia / KSM 18-Mar Penyaluran dana BLM ke KSM / Panitia 27-Mar Pelaksanaan kegiatan oleh KSM / Panitia 3-May Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Panitia / KSM kepada BKM 4-May Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban 1117 pelaksanaan kegiatan penggunaan dana BLM Tahap-2 oleh BKM 6-May Rembug warga ( Evaluasi Partisipatif ) pelaksanaan kegiatan BLM 8-May Rapat BKM menentukan penetapan prioritas usulan kegiatan 25-Jun Penyebarluasan (pengumuman) hasil keputusan rapat BKM tentang penetapan prioritas usulan kegiatan KSM melalui media warga 27-Apr Verifikasi kelengkapan dokumen pencairan BLM oleh PJOK 28-Apr Verifikasi dokumen pencairan BLM oleh korkot dan approval (persetujuan) KMW 5-May-07 34

15 1205 Verifikasi Pejabat Pembuat Komitmen di Kab/Kota 6-May Proses SPPB dan penerbitan SPM oleh SatkerPropinsi 7-May Proses dokumen BLM oleh Satker ke KPPN 8-May Proses pencairan dana dari KPPN ke rekening BKM 10-May BKM mensosialisasikan (Pengumuman) ke masyarakat bahwa dana BLM telah diterima dan rencana pencairan ke KSM terpilih 11-May Pengorganisasian tentang kesiapan Panitia / KSM oleh UP-UP BKM 13-May Seharusnya dalam memberikan pendampingan Fasilitator Kelurahan (faskel), Koorkot 2 dan KMW (Konsultan Manajemen Wilayah) memperhatikan tahapan-tahapan dan target waktu penyelesaian tahapan kegiatan tersebut. Permasalahan tersebut disebabkan: (1) Kecilnya capaian target terutama untuk kegiatan lingkungan karena kesulitan penyusunan proposal dan RAB oleh KSM maupun oleh fasilitator kelurahan. Dari hasil wawancara disimpulkan faskel kurang memahami penyusunan proposal lingkungan dan RAB standar. (2) Akumulasi keterlambatan dari siklus sebelumnya yangdimulai dengan keterlambatan mobilisasi konsultan (Fasilitator Kelurahan) ke Kabupaten/Kota (3) Tersendatnya support konsultan manajemen pusat (PT Artama Interkonsulindo) terhadap biaya-biaya siklus, BOP dan gaji yang sangat berdampak besar terhadap kinerja Fasilitator Kelurahan. Akibatnya: (1) Pencapaian tujuan kegiatan P2KP-3 menjadi kurang optimal. (2) Potensi tidak terserapnya alokasi seluruh dana tahun I pelaksanaan P2KP Kabupaten Tanggamus oleh BKM/KSM.

16 8. Penyajian Data Administrasi, data Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Quick Status Kurang Valid Dari hasil verifikasi data SIM (Sistem Informasi Manajemen) P2KP III Kabupaten Tanggamus yang diinput oleh Koorkot 2 dibandingkan dengan data sumber dan hasil konfirmasi dijumpai data SIM tidak akurat, sebagai berikut: (1) Pelatihan BKM Menurut SIM, di BKM Kuripan diikuti oleh seluruh anggota BKM (9 orang). Dari hasil konfirmasi kepada anggota BKM tidak seluruhnya mengikuti pelatihan (antara lain Koordinator BKM). (2) Kegiatan Konsultasi PJM Pronangkis Tingkat Kabupaten Menurut hasil konfirmasi kepada fasilitator dan BKM, konsultasi (coaching) tersebut telah dilaksanakan. Namun tidak dijumpai data fisik kegiatan tersebut dan pencatatan dalam SIM. (3) Status penyelesaian kegiatan Status realisasi kegiatan pada data Quick Status terdiri dari Belum, Proses, Selesai. Status realisasi kegiatan pada data Quick Status, mulai kegiatan penyusunan usulan KSM dan penyampaian usulan KSM ke UP BKM telah ditandai dengan Selesai sebanyak 118 kelurahan (termasuk 34 kelurahan/desa di Kabupaten Tanggamus. Pada kenyataannya status realisasi kegiatan lingkungan belum dilaksanakan. Permasalahan tersebut disebabkan: (1) Kelalaian Tim faskel dalam menyediakan data akurat yang akan disajikan dalam data SIM serta kurangnya pembinaan administrasi penyelenggaraan kegiataan oleh faskel. (2) Kelemahan dalam SIM, yaitu status realisasi kegiatan Proses hanya akan terjadi apabila Asmandat (Asisten Manajemen Data) telah memasukkan data bahwa proses kegiatan mulai dilaksanakan. Permasalahan tersebut disebabkan: (1) Kelalaian Tim faskel dalam menyediakan data akurat yang akan disajikan dalam data SIM serta kurangnya pembinaan administrasi penyelenggaraan kegiataan oleh faskel. (2) Kelemahan dalam SIM, yaitu status realisasi kegiatan Proses hanya akan terjadi apabila Asmandat (Asisten Manajemen Data) telah memasukkan data bahwa proses kegiatan mulai dilaksanakan. Sehubungan dengan permasalahan tersebut kepada Bupati Tanggamus melalui Ketua Tim Koordinasi P2KP Kabupaten Tanggamus kami rekomendasikan agar menginformasikan secara tertulis kepada Kepala Satker SNVT Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Lampung untuk: (1) Memberikan teguran kepada faskel yang tidak melakukan tugas sesuai ketentuan dan memerintahkan kepada KMW untuk meningkatkan pembinaan administrasi kepada faskel. (2) Memerintahkan KMP untuk dilakukan evaluasi dan pembenahan terhadap SIM Seluruhnya mengikuti, tetapi idak semuanya full hadir setiap hari, karena pelaksananya sampai 4 hari atau oleh karena peserta pelatihan bergantian Akibatnya data SIM tidak mencerminkan kondisi sebenarnya dan pengambilan keputusan dengan data tersebut menjadi kurang optimal. 9. Terdapat sebagian tugas BKM dan Tim Koordinasi P2KP-3 Kabupaten Tanggamus dan PJOK yang belum Dilaksanakan Dalam pelaksanaan kegiatan P2KP-3, Bupati Tanggamus telah membentuk Tim Koordinasi P2KP sesuai Keputusan Bupati Tanggamus No:B.134/16/03/2006 tanggal 17 Juli 2006 dan menunjuk Penanggungjawab Operasional Kegiatan sesuai Keputusan Bupati No:B.180/10/03/2006 tanggal 30 Agustus Dari hasil pemeriksaan dijumpai adanya sebagian tugas Tim Koordinasi P2KP-3 dan PjOK yang belum dilaksanakan sebagai berikut: (1) PjOK belum membuat laporan bulanan pelaksanaan tugas yang diserahkan sebelum tanggal 15 tiap bulannya kepada Bupati Tanggamus. Laporan tersebut dikirim sebagai tembusan kepada Camat, lurah dan BKM -BKM di wilayah kerjanya. (2) Berdasarkan hasil konfirmasi kepada BKM, PJOK Kecamatan Kota Agung Timur kurang Sehubungan dengan permasalahan tersebut kepada Bupati Kabupaten Tanggamus melalui Tim Koordinasi P2KP- 3 Kabupaten Tanggamus kami rekomendasikan agar: (1) Meningkatkan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Proyek P2KP-3 serta menganggarkan kegiatannya dalam dana APBD. (2) Menginstruksikan secara tertulis kepada PjOK, Tim Koordinasi TKPP Kab Tanggamus sudah melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program P2KP serta mengaggarkan kegiatannya dalam dana APBD (hanya 2,5 % dari tahapan pencairan BLM).

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 Latar Belakang Audit Sempit: Pemenuhan kewajiban Loan/Grant Agreement.

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM merupakan dukungan dana stimulan

Lebih terperinci

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 Gambaran Umum Secara umum proses kegiatan di lokasi baru mengalami keterlambatan rata-rata 1,5 bulan dari master schedule, sementara

Lebih terperinci

P2KP REALISASI KEGIATAN KMW-02 P2KP UPP-2 ( PNPM KELURAHAN BARU ) Quick Status. Status data: / 04-Mar-08

P2KP REALISASI KEGIATAN KMW-02 P2KP UPP-2 ( PNPM KELURAHAN BARU ) Quick Status. Status data: / 04-Mar-08 : KMW-2 P2KP UPP-2 ( PNPM KELURAHAN BARU ) KMW-2 : PROPINSI 1. PERSIAPAN OLEH KMW s/d 11. PEMANFAATAN BLM TAHAP-2 kel. SEBARAN PROGRES PER TIM-FASILITATOR ( 1 TIM, Kel. ) 9 () Quick Status P2KP Status

Lebih terperinci

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND KMW 7 ( BENGKULU) 1. KABUPATEN BENGKULU UTARA 1. Penyelesaian

Lebih terperinci

SELESAI Pelatihan pra-tugas KMW Rekruitmen Fasilitator Identifikasi lokasi kelurahan sasaran

SELESAI Pelatihan pra-tugas KMW Rekruitmen Fasilitator Identifikasi lokasi kelurahan sasaran KMW-4 P2KP UPP-2 ( PNPM KELURAHAN BARU ) KMW-4 : PROPINSI 1. PERSIAPAN OLEH KMW s/d 11. PEMANFAATAN BLM TAHAP-2 kel. Quick Status SEBARAN PROGRES PER TIM-FASILITATOR ( 8 TIM, Kel. ) P2KP Status data: 1-28

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009-2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 1. KEGIATAN REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review) Partisipatif merupakan

Lebih terperinci

PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015

PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015 PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015 Oleh : Kasubdit Perencanaan Teknis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Disampaikan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) Februari 2011 1 P a g e I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK PEMANFAATAN BLM (BANTUAN

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Oktober 2010 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 1 I. MENGAPA POB DIPERLUKAN? a. Untuk Meningkatkan kemampuan personil konsultan

Lebih terperinci

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK KEGIATAN SIKLUS MASYARAKAT PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Periode : Bulan Juli - September 2010 I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM

Lebih terperinci

PE T U N J U K T EKNIS

PE T U N J U K T EKNIS PE T U N J U K T EKNIS PENDAMPINGAN, PENCAIRAN & PEMANFAATAN DANA BLM BERSAMA MEMBANGUN KEMANDIRIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN PETUNJUK TEKNIS PENDAMPINGAN, PENCAIRAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 28 TAHUN 2015jgylyrylyutur / SK / 2010 TENTANG MEKANISME PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) Desember 2010 1 P a g e I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK PEMANFAATAN BLM (BANTUAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

Oleh : Kepala PMU P2KP. Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, Agustus 2013

Oleh : Kepala PMU P2KP. Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, Agustus 2013 Oleh : Kepala PMU P2KP Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, 28-30 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1. KETENTUAN UMUM 2 1. LOKASI SASARAN Lokasi

Lebih terperinci

Oleh : Kepala PMU P2KP Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Oleh : Kepala PMU P2KP Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN Oleh : Kepala PMU P2KP Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1. KETENTUAN UMUM 2 1. LOKASI SASARAN Lokasi sasaran

Lebih terperinci

4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU)

4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU) PNPM Mandiri Perkotaan merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari PNPM Mandiri Nasional oleh sebab itu pengelolaan program ini juga merupakan bagian dari pengelolaan program nasional PNPM Mandiri

Lebih terperinci

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 KEGIATAN & SUB-KEGIATAN MILESTONE 1.1. PENDAMPINGAN TINGKAT PEMDA KOTA/ KAB 1.1.1. SERANGKAIAN LOBBY-LOBBY, SILATURAHMI SOSIAL DAN SOSIALISASI AWAL TINGKAT

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM

Lebih terperinci

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP KMW 13 (KALIMANTAN TIMUR) DAFTAR TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND 1. KOTA BONTANG No. KONDISI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP Bahan Presentasi pada Lokakarya & Pelatihan Tim Peneliti Strudy Tematik Evaluasi P2KP, Maret 2009 I. Mengapa Pembangunan Infrastruktur dilakukan dalam program pemberdayaan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Februari 2011 1 P a g e LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah singkatan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT) Oktober 2010 1 P a g e I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK PEMANFAATAN BLM (BANTUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komponen pengembangan kapasitas (Capacity Building) merupakan salah satu pilar program PNPM Mandiri Perkotaan, karena program ini yang meyakini bahwa pembelajaran merupakan

Lebih terperinci

KLARIFIKASI KMW-1 P2KP-3 PROVINSI NAD ATAS TEMUAN BPKP PROVINSI NAD KUNJUNGAN PERTAMA (KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH JAYA, DAN KOTA SABANG)

KLARIFIKASI KMW-1 P2KP-3 PROVINSI NAD ATAS TEMUAN BPKP PROVINSI NAD KUNJUNGAN PERTAMA (KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH JAYA, DAN KOTA SABANG) KLARIFIKASI KMW-1 P2KP-3 PROVINSI NAD ATAS TEMUAN BPKP PROVINSI NAD KUNJUNGAN PERTAMA (KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH JAYA, DAN KOTA SABANG) No Temuan 1 Terdapat Pelatihan (Coaching) Keberlanjutan Program

Lebih terperinci

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP KMW 9 (JAMBI) DAFTAR TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND 1. KABUPATEN TANJUNGPINANG No KONDISI

Lebih terperinci

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu Konsep Dasar Paham Mau Pelatihan yang berorientasi pada penumbuhan pemahaman, motivasi, dan kemampuan dari Fasilitator untuk penanganan program secara partisipatif, transparan, akuntabel, mandiri dan berkelanjutan.

Lebih terperinci

Laporan Lapangan KOTA MEDAN TIM KAJIAN PERAN PEMDA DALAM PENGUATAN KAPASITAS APARAT MENDUKUNG PROGRAM P2KP/PNPM

Laporan Lapangan KOTA MEDAN TIM KAJIAN PERAN PEMDA DALAM PENGUATAN KAPASITAS APARAT MENDUKUNG PROGRAM P2KP/PNPM Laporan Lapangan KOTA MEDAN TIM KAJIAN PERAN PEMDA DALAM PENGUATAN KAPASITAS APARAT MENDUKUNG PROGRAM P2KP/PNPM PP1: Bagaimanan koordinasi antara berbagai badan pemerintah, Komite Belajar Perkotaan (KBP)

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2012 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Juni 2012 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut:

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGELOLAAN PELATIHAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PNPM Mandiri Perkotaan telah menetapkan tujuan Membantu masyarakat miskin perkotaan di kelurahan/desa peserta

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

Halaman Tanggapan dan Langkah-Langkah yang telah diambil oleh Askot CD dan Tim Faskel PNPM P2KP Kab. Biak

Halaman Tanggapan dan Langkah-Langkah yang telah diambil oleh Askot CD dan Tim Faskel PNPM P2KP Kab. Biak Halaman 1-10 1. Pemerintah Kabupaten Biak Numfor tidak optimal dalam melaksanakan upaya penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Biak Numfor Pemerintah Kabupaten Biak Numfor tidak optimal dalam melaksanakan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Januari 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Maret 2011 1 P a g e 1. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah Rembug/Rapat

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) April 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah singkatan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.57, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT. Peningkatan. Pengawasan. Pengendalian. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor: 01/PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA KELURAHAN

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA KELURAHAN Menimbang : BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, a. bahwa dalam rangka menunjang kelancaran

Lebih terperinci

( BAPKPP & BAPPUK ) Nama Kelompok : KEMBANGSONGO I Kelurahan/Desa :... Kota/Kabupaten :. : Daerah Istimewa Yogyakarta NO. NAMA JABATAN KETERANGAN

( BAPKPP & BAPPUK ) Nama Kelompok : KEMBANGSONGO I Kelurahan/Desa :... Kota/Kabupaten :. : Daerah Istimewa Yogyakarta NO. NAMA JABATAN KETERANGAN I BERITA ACARA PEMBENTUKAN KELOMPOK DAN PENGURUS POKMAS & PENETAPAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN REHABILITASI/REKONSTRUKSI RUMAH ( BAPKPP & BAPPUK ) Nama Kelompok : KEMBANGSONGO I Kelurahan/Desa :... Kecamatan

Lebih terperinci

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah Lorong/Dusun

Lebih terperinci

PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 2017 PANDUAN PETUNJUK

Lebih terperinci

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP 6.1 Prioritas Aspek yang Berperan dalam Penyempurnaan Pemanfaatan Dana Pinjaman Bergulir P2KP Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN STIMULAN UNTUK PERUMAHAN SWADAYA BAGI MASYARAKAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 01 /PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 01 /PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 01 /PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT, Menimbang

Lebih terperinci

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah

Lebih terperinci

P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS

Lebih terperinci

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah I. PENDAHULUAN Selama kurun waktu tahun 2012 pengaduan yang berkaitan dengan penyimpangan dana cenderung meningkat dari jumlah dana yang terekam di dalam SIM PPM Pengaduan. Penyimpangan dana hasil temuan

Lebih terperinci

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif 1 Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif (a) Perencanaan Partisipatif disebut sebagai model perencanaan yang menerapkan konsep partisipasi, yaitu pola perencanaan yang melibatkan semua pihak (pelaku)

Lebih terperinci

STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA

STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA Logical Framework PERAN PEMERINTAH DAERAH PERTANYAAN PENELITIAN 1. Bagaimana koordinasi antara berbagai badan pemerintah dengan KBP dapat diperkuat

Lebih terperinci

REKAPITULASI (DATA SUMBER) UJI PETIK KMP P2KP ADVANCED PERIODE STATUS : FEBRUARI 2010

REKAPITULASI (DATA SUMBER) UJI PETIK KMP P2KP ADVANCED PERIODE STATUS : FEBRUARI 2010 REKAPITULASI (DATA SUMBER) UJI PETIK KMP P2KP ADVANCED PERIODE 2009-2010 STATUS : FEBRUARI 2010 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 N0 Kategori Pertanyaan Kunci Responden Konawe Belitung

Lebih terperinci

III. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

III. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah I. Anlist.asp II. PENDAHULUAN Pengelolaan pengaduan masyarakat di wilayah I di bulan Januari 2013 dilaporkan hanya oleh 7 Propinsi. Pada bulan Januari 2013 ini seluruh tenaga ahli telah didemobilisasi

Lebih terperinci

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan I. PENDAHULUAN Sampai dengan periode Juli 2013 pengelolaan pengaduan masyarakat di PNPM Mandiri Perkotaan wilayah I sampai dengan bulan Juli 2013 telah mencapai 34.600 pengaduan. Pengaduan yang telah selesai

Lebih terperinci

ISU-ISU STRATEGIS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011

ISU-ISU STRATEGIS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 ISU-ISU STRATEGIS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 (Disampaikan dalam acara Pembukaan Workshop NMC - NCEP 2011) haripras Didiet Arief Achdiat Kepala PMU P2KP Program Penanggulangan Kemiskinan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Oktober 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAA N UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

Seleksi pemilihan lokasi sasaran adalah sebagai berikut:

Seleksi pemilihan lokasi sasaran adalah sebagai berikut: 2.1. PENETAPAN LOKASI SASARAN Lokasi sasaran PNPM Mandiri Perkotaan 2008 meliputi 8.813 kelurahan/desa di 955 Kecamatan perkotaan yang tersebar di 245 kota/kabupaten di 33 provinsi di seluruh Indonesia.

Lebih terperinci

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :.

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :. PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor. Pada hari ini. tanggal.. bulan. tahun 20, kami yang bertanda tangan di bawah ini

Lebih terperinci

DAFTAR KABUPATEN/ KOTA LOKASI UJI PETIK

DAFTAR KABUPATEN/ KOTA LOKASI UJI PETIK DAFTAR KABUPATEN/ KOTA LOKASI UJI PETIK Periode Juni-Juli 2010 No PROPINSI Kab/ Kota 1 NTB 1 Kabupaten Lombok Timur 2 KALTENG 2 Kabupaten Palangkaraya 3 NAD 3 Kota LANGSA 4 Kota SABANG 4 D I Y 5 Kabupaten

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN STIMULAN UNTUK PERUMAHAN SWADAYA BAGI MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP 7.1. STIMULAN P2KP 7.1.1. Tingkat Bantuan Dana BLM untuk Pemugaran Rumah, Perbaikan Fasilitas Umum dan Bantuan Sosial Salah satu indikator keberhasilan P2KP yaitu

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN USK FMR

LAPORAN KEMAJUAN USK FMR LAPORAN KEMAJUAN USK FMR (Periode Agustus 2009).. A. Kemajuan Kegiatan Kemajuan atas pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan pada Bulan Agustus 2009 khususnya terkait dengan menagemen pengelolaan dana

Lebih terperinci

Thn Thn Thn Thn JUMLAH 91

Thn Thn Thn Thn JUMLAH 91 I. PENDAHULUAN Pada bulan September 2013 direncanakan akan dilakukan penutupan data SIM PPM sampai dengan akhir tahun 2010. Penutupan data tersebut bertujuan data di bawah tahun 2010 tidak ada lagi data

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 6 TAHUN 2013TAHUN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RS-RTLH) TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN

Lebih terperinci

Tabel.1. Pengaduan Informatif Pada Siklus BLM

Tabel.1. Pengaduan Informatif Pada Siklus BLM A. Pelaksanaan PPM di PNPM Mandiri Perkotaan ICDD Phase I Pengelolaan Pengaduan Masyarakat pada phase I oleh KMP ICDD Wilayah I di mulai pada periode Agustus 2010. Jumlah pengaduan yang diserah-kelolakan

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017 BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan i ii PEDOMAN SELEKSI DAN PENETAPAN LOKASI PPMK Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 29 /PB/2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN

Lebih terperinci

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah I. PENDAHULUAN Pengelolaan Pengaduan pada periode Maret tahun 2013 telah mencapai 2.005 pengaduan. Sedangkan pengaduan informatif berjumlah 1972 pengaduan dan pengaduan masalah berjumlah 23 pengaduan.

Lebih terperinci

Matrik Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Percepatan Penanganan Kumuh Di Lokasi PLPBK Lanjutan

Matrik Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Percepatan Penanganan Kumuh Di Lokasi PLPBK Lanjutan Matrik Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Percepatan Penanganan Kumuh Di Lokasi PLPBK Lanjutan Kabupaten / Kota : Bantaeng Kelurahan : Onto Nama BKM : Balla Tujua No Tahapan Kegiatan PELAKU HASIL KEGIATAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, 28-30 Agustus 2013 Pada Tahun 2013, Pemerintah telah menetapkan berbagai

Lebih terperinci

Frequently Asked Questions (F.A.Q) Seputar Lokasi dan Alokasi PNPM Mandiri

Frequently Asked Questions (F.A.Q) Seputar Lokasi dan Alokasi PNPM Mandiri Frequently Asked Questions (F.A.Q) Seputar Lokasi dan Alokasi PNPM Mandiri 1. Permintaan Penambahan besaran Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Besarnya Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) untuk masing-masing

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1

KERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1 KERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1 I.Latar Belakang Salah satu tahapan pelaksanaan P2KP adalah Pembangunan BKM, yang dipandang menjadi bagian yang merupakan tahapan yang

Lebih terperinci

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP DAFTAR TEMUAN AUDIT TAHUN ANGGARAN 2006 PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN II (P2KP II) IDA CREDIT NO. 4063-IND DAN LOAN IBRD NO. 4779-IND KMW 10 (SUMATERA SELATAN) 1. KABUPATEN BANYUASIN 1

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PMK.05/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PMK.05/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PMK.05/2012 TENTANG PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN LANJUTAN PROGRAM/KEGIATAN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DI KABUPATEN

Lebih terperinci

Peran dan Tanggung Jawab Pelaku Dalam Kegiatan Pengendalian PLPBK

Peran dan Tanggung Jawab Pelaku Dalam Kegiatan Pengendalian PLPBK Peran dan Tanggung Jawab Pelaku Dalam Kegiatan Pengendalian PLPBK Pelaku Tingkat Pusat 1. Project Management Unit PMU P2KP adalah unit kerja yang bertanggung atas keberhasilan pelaksanaan program PLP BK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.95, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Penyusunan. Daftar Isian. Pelaksanaan. Anggaran. Pemberdayaan Masyarakat. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PMK.05/2012

Lebih terperinci

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Upaya Peningkatan Partisipasi Perempuan UPP 1 dan awal UPP 2 ( 1999 2003), belum ada upaya yang jelas dalam konsepnya

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH BAGI DESA DI KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Format F-01 BERITA ACARA PEMBENTUKAN PANITIA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT

Format F-01 BERITA ACARA PEMBENTUKAN PANITIA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT Format F-01 BERITA ACARA PEMBENTUKAN PANITIA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT Desa/Kelurahan BKM/LKM Kecamatan Kota/Kabupaten Berdasarkan hasil kesepakatan antara BKM/LKM, Aparat Desa/Kelurahan,

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DI KABUPATEN

Lebih terperinci

P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN

P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN BERSAMA MEMBANGUN KEMANDIRIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN 2 1.4. 3 Gampong adalah wilayah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PENDAMPING PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN TERPADU PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Lebih terperinci

10/9/09. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA

10/9/09. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA 1 A. PROSES DAN METODOLOGI Proses Koordinasi di lapangan SKPD/ TKPKD FASKEL BKM PROP SNVT PROP BAPEDA RELAWAN KORKOT KMW Proses

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

STATUS 28 NOVEMBER 2011

STATUS 28 NOVEMBER 2011 CAPAIAN PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PENATAAN PERMUKIMAN (RPP) PASCA ERUPSI MERAPI PELAKSANAAN BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL) DAN PELAKSANAAN BANTUAN DANA RUMAH (BDR) STATUS 28 NOVEMBER 2011 PENYUSUNAN DOKUMEN

Lebih terperinci

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI KINERJA PINJAMAN DAN HIBAH LUAR NEGERI THIRD KECAMATAN DEVELOPMENT PROJECT

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI KINERJA PINJAMAN DAN HIBAH LUAR NEGERI THIRD KECAMATAN DEVELOPMENT PROJECT LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI KINERJA PINJAMAN DAN HIBAH LUAR NEGERI THIRD KECAMATAN DEVELOPMENT PROJECT DISUSUN OLEH : DIREKTORAT EVALUASI, AKUNTANSI DAN SETELMEN SUBDIREKTORAT MONITORING DAN EVALUASI

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 KEGIATAN REMBUG KESIAPAN MASYARAKAT (RKM) Bulan Agustus 2009

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 KEGIATAN REMBUG KESIAPAN MASYARAKAT (RKM) Bulan Agustus 2009 LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 KEGIATAN REMBUG KESIAPAN MASYARAKAT (RKM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN RKM RKM merupakan tahapan awal dari keseluruhan intervensi pembelajaran

Lebih terperinci

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA Pemetaan Swadaya adalah suatu pendekatan parisipatif yang dilakukan masyarakat untuk menilai serta merumuskan sendiri berbagai persoalan yang dihadapi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013 Tahun Propinsi Kota Kelurahan 2008 (Pilot) Lokasi Kegiatan

Lebih terperinci

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN LATAR BELAKANG Pada Tahun

Lebih terperinci

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir? Lampiran Wawancara Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : 1. Apa ukuran kebijakan dalam program penanggulangan kemiskinan di Ukuran dan tujuan kebijakan yang dilakukan dalam program P2KP

Lebih terperinci

Gambaran Informan Kunci!

Gambaran Informan Kunci! Gambaran Informan Kunci! Elemen Masyarakat Pemanfaat langsung BKM/KSM Elemen Pemerintah Kelurahan Kecamatan/PJOK Kota/Kabupaten (SATKER,PPK) Propinsi (SATKER,PPK) Elemen Konsultan faskel Infra Askot Infra/

Lebih terperinci

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per No.478, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana. Desa. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PMK.07/2016 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN, PENYALURAN,

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci