BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
|
|
- Djaja Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Berdasarkan penelitian terdahulu, diketahui bahwa logam memegang peranan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh makhluk hidup (Siu dkk., 2002), misalnya membantu kerja enzim (Lippard dan Berg, 2000), berfungsi sebagai antibakteri (Marcus dkk., 1989), bahan aktif anti kanker/tumor (Knottnerus dkk, 2002), dan bahan pembuatan obat asma (Shaw dkk., 2006). Logam yang paling banyak berperan dalam proses metabolisme makhluk hidup sebagian besar berasal dari golongan logam transisi, sebagai contoh: besi (Fe) yang terdapat dalam enzim hidrogenase dan sel darah merah (Huheey, 1978), tembaga (Cu) dalam enzim untuk reaksi redoks (Huheey, 1978), kobalt (Co) yang berperan dalam pembentukan sel darah merah (Huheey, 1978) dan sebagainya. Salah satu logam transisi yang berperan penting dalam metabolisme makhluk hidup adalah skandium (Sc). Senyawa kompleks skandium dapat berfungsi sebagai antibakteri dalam menekan pembentukan bakteriostatik yang merugikan dalam Klebsiella pneumoniae yang terdapat dalam serum darah, selain itu juga dapat memberikan efek terapi terhadap infeksi bacteriostasis P. aeruginosa (Roger dkk., 1980). Skandium juga dapat berfungsi sebagai antibodi (Kolsky dkk., 1998). Secara teoritis skandium tidak beracun, namun perlu diwaspadai, karena beberapa senyawa skandium diduga bersifat karsinogenik pada manusia (Horovitz, 2012). Akumulasi skandium di hati dapat menyebabkan kerusakan. Proses metabolisme yang berada dalam tubuh makhluk hidup, senantiasa melibatkan berbagai pelarut baik air maupun non air. Tubuh manusia sebagian besar (lebih dari 80%) terdiri atas zat cair, sehingga proses metabolisme dalam tubuh manusia melibatkan solvasi antara zat pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute) baik dalam bentuk ion maupun senyawa. Interaksi antara zat pelarut dengan zat terlarut dikenal dengan istilah solvasi. Solvasi yang hanya melibatkan pelarut air disebut hidrasi.
2 2 Penelitian tentang solvasi ion dalam air telah banyak dilakukan. Misalnya: Simulasi dinamika molekuler (DM) mekanika kuantum/mekanika molekuler (MK/MM) telah dilakukan terhadap ion V 2+ (Loeffler dkk., 2002), ion tembaga Cu 2+ (Texler dan Rode, 1995), ion krom Cr 3+ (Kritayakornupong dkk, 2003a), ion kadmium Cd 2+ (Kritayakornupong dkk., 2003a), ion kobalt Co 2+ (Armunanto dkk., 2003), ion air raksa Hg 2+ (Kritayakornupong dkk., 2003), ion Zn 2+ (Marini dkk., 1996), ion kalsium Ca 2+ (Schwenk dkk., 2001), ion rubidium Rb + (Hofer dkk, 2005), ion emas Au + (Armunanto dkk, 2004a), ion mangan Mn 2+ (Loeffler dkk., 2002), dan sebagainya. Penelitian solvasi ion dalam amoniak cair juga sudah pernah dilakukan, misalnya: ion kobalt Co 2+ (Armunanto dkk., 2004a), ion tembaga Cu 2+ (Pranowo dan Rode, 2001), ion litium (Tograar dan Rode, 2008), dan sebagainya. Penelitian solvasi ion dalam campuran amoniak-air sekalipun masih jarang, namun juga sudah ada yang meneliti, misalnya: ion nikel Ni 2+ dalam air dan amoniak (Aguilar dkk., 2008). Penelitian tentang solvasi ion logam dengan simulasi DM MK/MM menjadi penting, karena simulasi tersebut dapat mengakses informasi tentang dinamika solvasi dalam skala femtodetik, dimana instrumen dan eksperimen belum mencapainya (Rode dan Hofer, 2006). Peristiwa solvasi melibatkan beberapa lapisan larutan yang disebut dengan sel pelarutan (Gambar 1.1). Lapisan paling dekat dengan kation logam merupakan lapisan (sel) pertama, lapisan selanjutnya disebut lapisan kedua, dan seterusnya hingga sampai fasa ruah (luar). Fasa ruah merupakan lapisan yang tidak dipengaruhi oleh kekuatan muatan kation, dalam fasa ini hanya terjadi solvasi antar pelarut saja (Armunanto dkk., 2004d). Kajian solvasi dalam komputasi kimia umumnya dilakukan pada larutan yang encer. Zat terlarut yang berada dalam lapisan pertama mempunyai solvasi cukup kuat dengan kation (ion) pusat. Zat terlarut yang berada dalam lapisan pertama ini merupakan ligan yang bersolvasi dengan ion pusat (kation). Ligan (zat terlarut) dalam lapisan pertama dapat bergerak (bertukar) menuju lapisan kedua, dan sebaliknya zat terlarut yang berada dalam lapisan kedua dapat menuju lapisan pertama membentuk kompleks. Pergerakan ligan di lapisan pelarutan tersebut
3 3 merupakan kajian yang menarik, karena proses pertukaran ligan dapat mempengaruhi reaktivitas. Hal inilah yang menjadi dasar banyaknya penelitian yang mengkaji tentang masalah solvasi, baik dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan peralatan yang serba canggih maupun teoritis dengan bantuan komputer dan program perangkat lunak yang sudah maju (Pranowo dan Rode, 2001). Gambar 1.1 Struktur hidrasi Model Frank-Wen, tanda positif adalah ion (kation), molekul di sekitarnya adalah air, huruf A, B. dan C menggambarkan lapisan hidrasi pertama, kedua dan fasa ruah (Hirata, 2003) Secara garis besar struktur dan dinamika solvasi dapat ditentukan melalui dua cara, yaitu dengan eksperimen dan simulasi komputer. Penentuan struktur dan dinamika solvasi melalui eksperimen memerlukan beberapa peralatan, antara lain: difraksi sinar-x, difraksi sinar neutron, difraksi elektron, spektroskopi, NMR dan beberapa peralatan yang berdasarkan metode hamburan yang lain, sedangkan melalui simulasi komputer dapat dilakukan dengan dua cara yang terkenal, yaitu: simulasi Monte Carlo (MC) dan Molecular Dynamics (MD) (Pranowo dan Hetadi, 2011). Melalui teknik difraksi (sinar-x, neutron, atau elektron) dapat diketahui informasi yang baik tentang struktur solvasi misalnya jarak ikatan ion-ligan dan bilangan koordinasi kompleks ion-ligan, sedangkan melalui NMR dapat diketahui
4 4 informasi sifat dinamik misalnya waktu tinggal ligan rata-rata di lapisan solvasi. Informasi lain dari NMR adalah bilangan koordinasi (jika ion terikat kuat dengan ligan), tetapi peralatan NMR tidak dapat mengikuti proses pertukaran ligan yang sangat cepat (Armunanto dkk., 2004). Alat NMR tidak dapat mendeteksi dinamika solvasi yang terjadi dalam satuan waktu di bawah nanodetik. Informasi ini menandakan bahwa cara eksperimen mempunyai kelemahan dalam batas deteksi pergerakan molekul-molekul dalam larutan. Kelemahan yang terdapat pada cara eksperimen dapat diselesaikan dengan simulasi komputer (Rode dan Hofer, 2006). Simulasi Monte Carlo dapat memberikan informasi tentang sifat struktur molekul dalam keadaan stabil (setimbang). Simulasi dengan metode dinamika molekuler selain dapat memberikan informasi bentuk struktur molekul, juga dapat memberikan informasi dinamika molekul, karena metode ini menggambarkan sifat struktur molekul sebagai fungsi waktu (Armunanto, dkk., 2004a). Pada awalnya simulasi dinamika molekuler dilakukan berdasarkan perhitungan mekanika molekuler (MM), karena keterbatasan teknologi prosesor. Metode MM dapat menghitung seluruh molekul dalam sistem simulasi yang dilakukan. Metode MM juga tidak memerlukan peralatan komputer dengan prosesor dan memori besar, sehingga dari segi biaya sangat efisien. Namun demikian, metode simulasi MM ketika divalidasi dengan metode eksperimen, beberapa hasil analisisnya terutama dalam menentukan jumlah ligan banyak mengalami perbedaan yang signifikan, sehingga kesimpulan hasil analisis simulasi dengan metode MM menjadi kurang akurat. Simulasi dinamika molekuler yang kemudian dikembangkan adalah simulasi dinamika molekuler mekanika kuantum (DM MK). Simulasi molekuler mekanika kuantum ini terbukti memiliki keakuratan yang tinggi. Hasil analisis yang diperoleh tidak menyimpang jauh dengan hasil yang diperoleh dengan eksperimen. Namun demikian, simulasi dinamika molekuler mekanika kuantum membutuhkan spesifikasi komputer yang tinggi, sehingga memerlukan biaya dan waktu komputasi yang lama. Selanjutnya dikembangkan metode simulasi
5 5 komputer dengan dana yang relatif murah, waktu relatif cepat, serta mempunyai keakuratan hasil analisis yang tinggi, yaitu metode gabungan mekanika molekuler dan mekanika kuantun yang dikenal dengan simulasi dinamika molekuler mekanika kuantum/mekanika molekuler (DM MK/MM). Prinsip utama simulasi DM MK/MM adalah dengan membagi daerah simulasi menjadi dua bagian, yaitu bagian yang dihitung dengan metode mekanika kuantum (bagian MK) dan bagian mekanika molekuler (bagian MM). Bagian MK merupakan daerah yang paling dekat dengan ion pusat/lapisan solvasi pertama, sedangkan bagian MM di daerah yang lebih jauh dari ion pusat (lapisan kedua dan seterusnya hingga fasa ruah). Dengan mengkombinasikan metode MK dan MM maka akan diperoleh informasi yang lebih akurat dan waktu analisis yang relatif lebih cepat. Salah satu logam transisi yang belum banyak dipelajari proses solvasinya adalah logam skandium. Sampai saat ini belum ada literatur yang membahas tentang struktur solvasi ion skandium monopositif dan juga dinamikanya yang terjadi dalam larutan. Dengan demikian informasi struktur ion skandium monopositif sangat diperlukan, demikian juga informasi dinamikanya. Pengetahuan tentang struktur dan dinamika proses solvasi dari ion skandium monopositif merupakan salah satu petunjuk untuk mengetahui pola solvasi yang melibatkan pelarut air dan zat cair non air yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup. Solvasi ion skandium yang dilakukan meliputi solvasi ion skandium dalam air, amoniak cair, dan campuran amoniak-air. Solvasi ion skandium dalam campuran amoniak-air perlu dilakukan, karena solvasi ini sangat menarik. Sistem solvasi terdiri atas campuran pelarut air dan amoniak cair, sehingga akan terjadi kompetisi solvasi antara ion logam (skandium) dengan ligan air dan amoniak. Sistem yang terdiri atas lebih dari satu pelarut ini, yang dinamakan dengan solvasi preferensial, telah banyak diteliti sebagaimana telah diuraikan di atas. Ion skandium yang diteliti adalah ion skandium dengan muatan monopositif (Sc + ). Ditinjau dari konfigurasi elektronnya, ion skandium monopositif (Sc + ), dapat berada dalam dua bentuk, yaitu bentuk singlet dan
6 6 triplet. Ion skandium monopotitif singlet atau ditulis ion Sc + singlet ( 1 D) berasal dari ion skandium triplet atau ion Sc + triplet ( 3 D) yang tereksitasi. Dalam keadaan dasar ion Sc + triplet ( 3 D) memiliki konfigurasi elektron 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 6 3d 1 4s 1. Ion Sc + triplet ( 3 D) yang semula memiliki dua elektron yang tidak berpasangan dan arah spin (s) paralel elektron terluarnya dapat menjadi berpasangan dengan arah spin (s) yang berlawanan oleh adanya energi. Dalam kondisi ini ion skandium monopositif ini disebut ion Sc + singlet ( 1 D). Ion Sc + triplet ( 3 D) berbeda dengan ion Sc + singlet ( 1 D). Ion Sc + triplet ( 3 D) mempunyai dua elektron yang tidak berpasangan, dengan demikian ion Sc + triplet ( 3 D) bersifat paramagnetik, dua elektron yang tidak berpasangan dengan posisi paralel, maka resultan dari momen angularnya sama dengan 1 sehingga nilai spin multiplisitasnya sama dengan 3 (triplet). Ion Sc + singlet ( 1 D) memiliki spin yang berpasangan dengan posisi kedua spin tersebut anti parallel ( ), maka resultan dari momen angularnya adalah 0. Dengan demikian nilai spin multiplisitasnya sama dengan 1 (singlet). Akibat dari semua elektron ion Sc + singlet ( 1 D) dalam keadaan berpasangan, maka ion Sc + singlet ( 1 D) bersifat diamagnetik. Dua keadaan tersebut menarik untuk diteliti, oleh karena itu penelitian ini dilakukan pada kedua bentuk tersebut yaitu: solvasi ion Sc + singlet ( 1 D) dan Sc + triplet ( 3 D) dalam air, amoniak cair, dan campuran amoniak-air. Metode yang digunakan adalah metode dinamika molekuler MK/MM. Metode ini dipilih dengan harapan akan diperoleh kesimpulan yang akurat sesuai dengan eksperimen, namun waktu yang diperlukan relatif cepat. Diharapkan pula hasil penelitian ini dapat menyumbang khasanah ilmu tentang solvasi ion Sc + singlet ( 1 D) dan ion Sc + triplet ( 3 D) baik dalam air, amoniak cair, maupun campuran amoniak-air yang sampai sekarang masih jarang dilakukan penelitiannya. 1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat struktur dan dinamika solvasi ion Sc + singlet ( 1 D) dan Sc + triplet ( 3 D) dalam air, amoniak cair, dan campuran amoniak-air dengan metode simulasi DM MK/MM. Penelitian ini
7 7 melibatkan 6 sistem solvasi ion Sc + singlet ( 1 D) dan Sc + triplet ( 3 D). Tiga sistem solvasi untuk ion Sc + singlet ( 1 D), yaitu: solvasi ion Sc + singlet ( 1 D) dalam air, amoniak cair, dan campuran amoniak-air dan tiga sistem solvasi untuk ion Sc + triplet ( 3 D), yaitu: solvasi ion Sc + triplet ( 3 D) dalam air, amoniak cair, dan campuran amoniak-air. Ada tiga tujuan utama yang akan dicapai dalam penelitian ini. Tiga tujuan utama penelitian ini adalah memperoleh informasi yang akurat dalam tingkat teoritis tentang: a. Pengaruh keadaan konfigurasi elektron ion Sc + singlet ( 1 D) dan Sc + triplet ( 3 D) terhadap sifat struktur dan dinamika solvasinya dalam pelarut air dan amoniak cair. b. Pengaruh keadaan konfigurasi elektron ion Sc + singlet ( 1 D) dan Sc + triplet ( 3 D) terhadap waktu tinggal ligan dalam solvasinya dengan air dan amoniak cair. c. Pengaruh keadaan konfigurasi elektron ion Sc + singlet ( 1 D) dan Sc + triplet ( 3 D) terhadap sifat struktur dan dinamika solvasinya dalam campuran preferensial (kompetisi antar ligan) pelarut amoniak dan air Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan signifikan bagi pengembangan ilmu dalam bidang kimia komputasi dan terapan. Dengan dilakukan penelitian ini maka sifat struktur dan dinamik solvasi Sc + singlet ( 1 D) dan ion Sc + triplet ( 3 D) baik dalam air, amoniak cair, maupun campuran amoniak-air dapat diketahui. Pada aplikasinya peristiwa solvasi ion skandium yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup misalnya: proses penekanan bakteri yang merugikan dalam tubuh oleh skandium dan proses lain yang berkaitan dengan solvasi skandium dalam makhluk hidup akan dapat dipelajari. 1.3 Keaslian dan Kebaruan Penelitian Penelitian tentang struktur solvasi ion skandium Sc 3+ telah dilakukan oleh Rudolph and Pye (2000) dengan menggunakan spektroskopi Raman, dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa ion skandium (Sc 3+ ) mengikat enam (6) air
8 8 yang stabil dalam larutan perklorat. Dalam waktu yang hampir bersamaan Patric Lindqvist-Reis (2000) juga melakukan penelitian tentang ion skandium (Sc 3+ ) dengan menggunakan Extended X-ray Absorption Fine Structure (EXAFS), diketahui bahwa hidrasi ion skandium (Sc 3+ ) dapat mengikat lebih dari enam molekul air, tujuh atau delapan ligan air. Penelitian yang berkaitan dengan ion skandium monopositif (Sc + ) juga pernah diteliti oleh Russo dan Sicilia (2000). Kedua peneliti tersebut menggunakan teori fungsi kerapatan (DFT) untuk mempelajari reaksi antara skandium singlet ( 1 D) dan triplet ( 3 D) dengan H 2 O, NH 3, dan CH 4. Disimpulkan bahwa baik keadaan singlet ( 1 D) maupun keadaan triplet ( 3 D), pada awal reaksi menghasilkan kompleks ion-molekul yang stabil, kemudian pada reaksi lebih lanjut terjadi pelepasan gas hidrogen. Sampai saat ini, penelitian tentang solvasi ion skandium monopositif (Sc + ), baik dalam keadaan singlet maupun triplet belum pernah dilakukan, dengan demikian penelitian tentang solvasi ion skandium dalam air, amoniak cair, maupun campuran amoniak-air merupakan hal yang menarik untuk diteliti. Solvasi ion skandium yang diteliti meliputi ion Sc + singlet ( 1 D) dan ion Sc + triplet ( 3 D), hal tersebut dilakukan karena terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Ion Sc + singlet ( 1 D) merupakan ion yang mempunyai konfigurasi elektron dengan semua elektronnya berpasangan, sehingga molekul ion kompleks yang dihasilkan akan bersifat diamagnetik, zat ini akan bersifat tidak tertarik oleh medan magnetik. Ion Sc + triplet ( 3 D), dalam konfigurasi elektronnya mempunyai dua elektron yang tidak berpasangan, adanya elektron yang tidak berpasangan ini akan mempengaruhi perilakunya dalam medan magnet. Ion molekul kompleks yang dihasilkan akan bersifat paramagnetik, yang dapat ditarik oleh medan magnet. Penelitian ini akan memperoleh hasil utama sifat struktur dari solvasi ion Sc + singlet ( 1 D) dan Sc + triplet ( 3 D) dalam air, amoniak cair, dan campuran amoniak-air. Sifat dinamik dari solvasi ion Sc + singlet ( 1 D) dan Sc + triplet ( 3 D) dalam air, amoniak cair, dan campuran amoniak-air juga akan diketahui. Penelitian ini menjadi penting mengingat solvasi ion logam termasuk skandium
9 9 mempunyai peran yang sangat penting dalam sistem biomolekuler. Dengan demikian dapat dijadikan salah satu rujukan dalam mempelajari sistem biomolekuler di dalam tubuh makluk hidup. Beberapa informasi yang dihasilkan dalam penelitian ini misalnya: bentuk persamaan potensial pasangan, dan potensial 3-badan antara ion Sc + singlet ( 1 D) dan Sc + triplet ( 3 D) dalam air dan amoniak cair, laju pertukaran ligan, serta informasi bermanfaat yang lain dapat disediakan. Penelitian ini akan memberikan andil yang cukup signifikan bagi pengembangan teori kimia komputasi pada khususnya dan kajian solvasi pada umumnya.
Struktur dan Dinamika Solvasi Ion Scandium(I) Singlet Dalam Air Dengan Metode AB INITIO QM/MM MD
Profesionalisme Peneliti dan Pendidik dalam Riset dan Pembelajaran yang Berkualitas dan Berkarakter Yogyakarta, 30 Oktober 2010 prosiding seminar nasional Kimia dan Pendidikan Kimia 2010 ISBN: 978-979-98117-7-6
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemodelan molekul untuk mempelajari sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia sistem molekul dengan perlakuan komputasi merupakan penelitian yang banyak diminati. Pemodelan
Lebih terperinciKIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum
KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA Keteraturan sifat keperiodikan unsur dalam satu periode dapat diamati pada unsur-unsur periode
Lebih terperinciKegiatan Belajar 4 Kimia Unsur. Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada materi Kimia Unsur.
1 Kegiatan Belajar 4 Kimia Unsur Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada materi Kimia Unsur. Subcapaian pembelajaran: 1. Menjelaskan sifat unsur golongan
Lebih terperinciBANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB I STRUKTUR ATOM
BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB I 1. Suatu partikel X memiliki 16 proton, 16 neutron, dan 18 elektron. Partikel tersebut dapat dikategorikan sebagai A. Anion X bermuatan -1
Lebih terperinciTINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit
OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) BIDANG KIMIA SUB KIMIA FISIK 16 Mei 2017 Waktu : 120menit Petunjuk Pengerjaan H 1. Tes ini terdiri atas
Lebih terperincikimia KONFIGURASI ELEKTRON
K-13 Kelas X kimia KONFIGURASI ELEKTRON Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami konfigurasi elektron kulit dan subkulit. 2. Menyelesaikan
Lebih terperinciSTRUKTUR SOLVASI ION SKANDIUM(I) DALAM AMMONIA BERDASARKAN METODE MEKANIKA KUANTUM DAN MEKANIKA KLASIK
STRUKTUR SOLVASI ION SKANDIUM(I) DALAM AMMONIA BERDASARKAN METODE MEKANIKA KUANTUM DAN MEKANIKA KLASIK Crys Fajar Partana [1] email : crsfajar@gmail.com [1] Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang dan Masalah Penelitian
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang dan Masalah Penelitian Senyawa kompleks oktahedral yang mengandung ion logam pusat transisi seri pertama dengan konfigurasi d 4 d 7 dapat berada dalam dua keadaan elektronik
Lebih terperinciNo. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI
No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan
Lebih terperinciCiri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup
DASAR-DASAR KEHIDUPAN Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup 1.Reproduksi/Keturunan 2.Pertumbuhan dan perkembangan 3.Pemanfaatan energi 4.Respon terhadap lingkungan 5.Beradaptasi dengan lingkungan 6.Mampu
Lebih terperinciSoal-soal Redoks dan elektrokimia
1. Reaksi redoks : MnO 4 (aq) + C 2 O 4 2- (aq) Mn 2+ (aq) + CO 2 (g), berlangsung dalam suasana asam. Setiap mol MnO 4 memerlukan H + sebanyak A. 4 mol B. 6 mol D. 10 mol C. 8 mol E. 12 mol 2. Reaksi
Lebih terperinciMengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif
TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi
Lebih terperinciMekanika Kuantum. Orbital dan Bilangan Kuantum
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Mendeskripsikan struktur atom dan sifat-sifat periodik serta struktur molekul dan sifat-sifatnya. Menerapkan teori atom mekanika kuantum untuk menuliskan konfigurasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sedikit, biasanya dinyatakan dalam satuan nanogram/liter atau mikrogram/liter
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ion renik (trace) adalah ion yang terdapat di perairan dalam jumlah yang sangat sedikit, biasanya dinyatakan dalam satuan nanogram/liter atau mikrogram/liter (Haslam, 1995).
Lebih terperinciSISTEM PERIODIK UNSUR
SISTEM PERIODIK UNSUR Abad 18, baru 51 unsur diketahui (gas mulia belum ditemukan) John Newland (1864) : Penyusunan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom. Di alam ada 109 unsur, bagaimana penyusunan
Lebih terperinciOksidasi dan Reduksi
Oksidasi dan Reduksi Reaksi kimia dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara antara lain reduksi-oksidasi (redoks) Reaksi : selalu terjadi bersama-sama. Zat yang teroksidasi = reduktor Zat yang tereduksi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengembangan (swelling) tanah lempung tanpa elektrokinetik Hasil pengujian pengembangan tanah lempung tanpa elektrokinetik dapat dilihat pada Lampiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi. Air digunakan hampir di setiap aktivitas makhluk hidup. Bagi manusia, air
Lebih terperinciOLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) Bidang Kimia Sub bidang Kimia Anorganik
OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2017 Bidang Kimia Sub bidang Kimia Anorganik 16 Mei 2017 Waktu : 120 menit Petunjuk Pengerjaan 1. Tes ini berlangsung
Lebih terperinciUJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111)
KIMIA TAHAP PERSIAPAN BERSAMA Departemen Kimia, Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung E-mail: first-year@chem.itb.ac.id UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111) http://courses.chem.itb.ac.id/ki1111/ 22 Oktober
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. 1. Pengembangan Tanah (Swelling) Lempung Ekspansif tanpa Metode Elektrokinetik
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengembangan Tanah (Swelling) Lempung Ekspansif tanpa Metode Elektrokinetik Hasil pengujian berikut dilakukan sebagai pembanding bagaimana nilai pengembangan
Lebih terperinciLOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION
LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION By Djadjat Tisnadjaja 1 Jenis analisis Analisis makro Kuantitas zat 0,5 1 g Volume yang dipakai sekitar 20 ml Analisis semimikro Kuatitas zat sekitar 0,05 g Volume
Lebih terperinciBab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O Garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O telah diperoleh dari reaksi larutan kalsium asetat dengan
Lebih terperinciBAB I P ENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I P ENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tembaga dalam tubuh manusia mempunyai peranan yang sangat penting, walaupun dalam jumlah yang sedikit (Caret, R.L.; Denniston,K.J.; Topping, J.J., 1993 : 61).
Lebih terperincikimia Kelas X REVIEW I K-13 A. Hakikat Ilmu Kimia
K-13 Kelas X kimia REVIEW I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami hakikat ilmu kimia dan metode ilmiah. 2. Memahami teori atom dan
Lebih terperinciDaerah radiasi e.m: MHz (75-0,5 m)
NMR = NUCLEAR MAGNETIC RESONANCE = RESONANSI MAGNET INTI PENEMU: PURCELL, DKK (1945-1950), Harvard Univ. BLOCH, DKK, STANFORD. UNIV. Guna: - Gambaran perbedaan sifat magnet berbagai inti. - Dugaan letak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya. Namun dalam pemanfaatannya, manusia cenderung melakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan
Lebih terperinciPersamaan Redoks. Cu(s) + 2Ag + (aq) -> Cu 2+ (aq) + 2Ag(s)
Persamaan Redoks Dalam reaksi redoks, satu zat akan teroksidasi dan yang lainnya tereduksi. Proses ini terkadang mudah untuk dilihat; untuk contoh ketika balok logam tembaga ditempatkan dalam larutan perak
Lebih terperinciMAKALAH KARAKTERISTIK POTENSIAL BADAN-3: SISTEM Zn(II)-AIR-AMONIAK
MAKALAH KARAKTERISTIK POTENSIAL BADAN-3: SISTEM Zn(II)-AIR-AMONIAK Dipresentasikan dalam SEMINAR NASIONAL KIMIA 2002 JURUSAN KIMIA FMIPA UNIVERSITAS GAJAHMADA 6 MARET 2002 OLEH: HIMMATUL BARROROH, S.Si.
Lebih terperinciSenyawa Koordinasi (senyawa kompleks)
Senyawa Koordinasi (senyawa kompleks) Salah satu keistimewaan logam transisi adalah dapat membentuk senyawa klompeks, yaitu senyawa yang paling sedikit terdiri dari satu ion kompleks (terdiri dari kation
Lebih terperinciSel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4
KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN Sel Volta (Bagian I) Pada sesi 3 sebelumnya, kita telah mempelajari reaksi redoks. Kita telah memahami bahwa reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi
Lebih terperinciBAHAN AJAR KIMIA KONFIGURASI ELEKTRON DAN BILANGAN KUANTUM
BAHAN AJAR KIMIA KONFIGURASI ELEKTRON DAN BILANGAN KUANTUM CHEMISTRY IS FUN Oleh : Hana Nazelia AfrianI 1 Konfigurasi Elektron dan Bilangan KONFIGURASI ELEKTRON Konfigurasi elektron adalah susunan elektron
Lebih terperinciKimia Koordinasi Teori Ikatan Valensi
Kimia Koordinasi Teori Ikatan Valensi Beberapa teori telah dirumuskan untuk menjelaskan ikatan dalam senyawaan koordinasi dan untuk merasionalisasi serta meramalkan sifat-sifatnya: teori ikatan valensi,
Lebih terperinciI.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.
BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya
Lebih terperinciC. Reaksi oksidasi reduksi berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Bilangan Oksidasi (biloks)
97 Nama : Kelompok : Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X 5 /2 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit. Materi pokok : Konsep Redoks Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Praktikum Skala-Kecil Seperti kita ketahui bahwa tidak mungkin mengukur potensial elektroda mutlak tanpa membandingkannya terhadap elektroda pembanding. Idealnya elektroda
Lebih terperinciUJI KOMPETENSI A. PILIHAN GANDA
UJI KOMPETENSI A. PILIHAN GANDA 1. percobaan yang mendasari teori atom Bohr adalah a. percobaan tabung pembawa muatan b. percobaan penghamburan sinar c. percobaan tetesan minyak d. percobaan sepectrum
Lebih terperinciUNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE EMPAT : TEMBAGA
Nama : Laurensius E. Seran NIM : 607332411998 UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE EMPAT : TEMBAGA lah soal-soal berikut dengan cara menjodohkan dengan jawaban-jawaban yang telah disiapkan dikolom pilihan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Matahari adalah sumber energi yang sangat besar dan tidak akan pernah habis. Energi sinar matahari yang dipancarkan ke bumi dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
Lebih terperinciElektrokimia. Tim Kimia FTP
Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan
Lebih terperinciIkatan kimia. 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia. Ikatan kimia
Ikatan kimia 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia Ikatan kimia Gaya tarik menarik antara atom sehingga atom tersebut tetap berada bersama-sama dan terkombinasi dalam senyawaan. gol 8 A sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan baik udara, tanah, ataupun air banyak terjadi akibat dari aktivitas manusia. Menurut UU No.32 tahun 2009, yang dimaksud dengan pencemaran adalah
Lebih terperinciSIFAT FISIS DAN SIFAT KIMIA UNSUR-UNSUR
SIFAT FISIS DAN SIFAT KIMIA UNSUR-UNSUR ALKALI Sifat Fisika Unsur Golongan Alkali Jari-jari atom dan massa jenis bertambah sedangkan titik Lebur dan titik didih. Sementara energi ionisasi dan keelektronegatifan
Lebih terperinciPersiapan UN 2018 KIMIA
Persiapan UN 2018 KIMIA 1. Perhatikan gambar berikut! Teori atom yang muncul setelah percobaan tersebut menyatakan bahwa... A. Atom-atom dari sebuah unsur identik dan berbeda dengan atom unsur lain B.
Lebih terperinciSMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN Latihan Soal 2.2
SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN Latihan Soal 2.2 1. Image not found http://latex.codecogs.com/gif.latex?w_{^3}^+ Unsur W mempunyai nomor atom 13 dan massa 27, maka Ion mempunyai...
Lebih terperinciTES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)
TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10
Lebih terperinciBAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM
L A M P I R A N 268 BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM PARAMETER KADAR MAKSIMUM BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (gram/ton) TSS 20 0,40 Sianida Total (CN) tersisa 0,2 0,004 Krom Total (Cr) 0,5
Lebih terperinciRedoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP
Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya
Lebih terperinciSOLVATION STRUCTURE DETERMINATION OF Ni 2+ ION IN WATER BY MEANS OF MONTE CARLO METHOD
16 SOLVATION STRUCTURE DETERMINATION OF Ni 2+ ION IN WATER BY MEANS OF MONTE CARLO METHOD Penentuan Struktur Solvasi Ion Ni 2+ di dalam Air dengan Metode Monte Carlo Tutik Arindah, Bambang Setiaji, Harno
Lebih terperinciELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi
Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciContoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I
Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I Soal No.1 Diketahui potensial elektrode perak dan tembaga sebagai berikut Ag + + e Ag E o = +0.80 V a. Tulislah diagram sel volta yang dapat disusun dari kedua
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA KIMIA DASAR JURUSAN D3 TEKNIK KOMPUTER
SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA KIMIA DASAR JURUSAN D3 TEKNIK KOMPUTER Minggu Ke- Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan dan Tujuan Intruksional Khusus Teknik Pembelajaran Media Pembelajaran
Lebih terperinci30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.
30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi
Lebih terperinciUJIAN MASUK BERSAMA (UMB) Mata Pelajaran : Kimia Tanggal : 07 Juni 009 Kode Soal : 9. Penamaan yang tepat untuk : CH CH CH CH CH CH OH CH CH adalah A. -etil-5-metil-6-heksanol B.,5-dimetil-1-heptanol C.
Lebih terperinci3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)
3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan
Lebih terperinciBilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan Kuantum Utama (n) Menyatakan nomer kulit tempat elektron berada atau bilangan ini juga menyatakan ukuran orbital/ jarak/ jari-jari atom. Dinyatakan dengan bilangan bulat positif. Mempunyai dua
Lebih terperinciLARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
KIMIA DASAR I PERTEMUAN 1 Tujuan Perkuliahan: Setelah proses pembelajaran ini selesai, diharapkan mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan pengertian dari larutan beserta contohnya. 2. Menjelaskan perbedaan larutan
Lebih terperinciIkatan Kimia. 2 Klasifikasi Ikatan Kimia :
Ikatan Kimia Ikatan Kimia : Gaya tarik yang menyebabkan atom-atom yang terikat satu sama lain dalam suatu kombinasi untuk membentuk senyawa yang lebih kompleks. 2 Klasifikasi Ikatan Kimia : 1. Ikatan ion
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan komponen alami yang terdapat di kulit bumi yang tidak dapat didegradasi atau dihancurkan (Agustina, 2010). Logam dapat membahayakan bagi kehidupan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH KIMIA DASAR 1 (ID) KODE / SKS : KD / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan Khusus
1 1. Materi 1.1. Pengertian materi 1.2. Sifat dan perubahan materi 1.3. Klasifikasi materi 1.4. Hukum-hukum yang berhubungan dengan materi Memahami pengertian materi, massa dan gunaan ilmu kimia Memahami
Lebih terperinciPEMODELAN INTERAKSI ETER MAHKOTA BZ15C5 TERHADAP KATION Zn 2+ BERDASARKAN METODE DENSITY FUNCTIONAL THEORY
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 (Creativity and Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Oktober 2017 PEMODELAN
Lebih terperinciKIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )
KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 3 ) R I N I T H E R E S I A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 2 ) Menetukan Sistem Periodik Sifat-Sifat Periodik Unsur Sifat periodik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran logam berat sangat berbahaya bagi lingkungan. Banyak laporan yang memberikan fakta betapa berbahayanya pencemaran lingkungan terutama oleh logam berat pada
Lebih terperinciPENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT
PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT Desi Eka Martuti, Suci Amalsari, Siti Nurul Handini., Nurul Aini Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal
Lebih terperinciLAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion
LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion 1 IKATAN ION A. KECENDERUNGAN ATOM UNTUK STABIL Gas mulia merupakan sebutan untuk unsur golongan VIIIA. Unsur unsur ini bersifat inert (stabil). Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciSulistyani, M.Si.
Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,
Lebih terperinciBAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM
BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM 1.1 Teori Atom Perkembangan teori atom merupakan sumbangan pikiran dari banyak ilmuan. Konsep dari suatu atom bukanlah hal yang baru. Ahli-ahli filsafah Yunani pada tahun
Lebih terperinciSILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 4 September 2015
SILABUS MATAKULIAH Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 4 September 2015 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : Kimia Industri 2. Program Studi : Teknik Industri 3. Fakultas : Teknik 4. Bobot sks : 2 SKS 5. Elemen
Lebih terperinciSIFAT SIFAT ATOM DAN TABEL BERKALA
SIFAT SIFAT ATOM DAN TABEL BERKALA 1. Hukum Berkala dan Tabel Berkala SIFAT SIFAT HUKUM BERKALA Sifat - sifat hukum berkala melibatkan sifat yang di kenal sebagai volume atom yang dimana bobot atom suatu
Lebih terperinci1. Bilangan Oksidasi (b.o)
Reaksi Redoks dan Elektrokimia 1. Bilangan Oksidasi (b.o) 1.1 Pengertian Secara sederhana, bilangan oksidasi sering disebut sebagai tingkat muatan suatu atom dalam molekul atau ion. Bilangan oksidasi bukanlah
Lebih terperinciNama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto.
Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto III Non Reguler JURUSAN ANALISA FARMASI DAN MAKANAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
Lebih terperinciKIMIA ELEKTROLISIS
KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di
Lebih terperinciBAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI
BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI A. STANDAR KOMPETENSI Mendiskripsikan hukumhukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia. B. Kompetensi Dasar : Menuliskan nama senyawa anorganik
Lebih terperinciKimia Koordinasi SOAL LATIHAN. Jawab soal sudah tersedia. Selesaikan soalnya, dan pelajari mengapa dipilih jawaban tersebut
Kimia Koordinasi SOAL LATIHAN Jawab soal sudah tersedia. Selesaikan soalnya, dan pelajari mengapa dipilih jawaban tersebut 1. Suatu logam nickel dapat ditulis sebagai [Ar] 4s 2 3d 8, manakah representasi
Lebih terperinciSenyawa Koordinasi. Ion kompleks memiliki ciri khas yaitu bilangan koordinasi, geometri, dan donor atom:
Senyawa Koordinasi Terdiri dari atom pusat (kation logam transisi), ligan(molekul yang terikat pada ion kompleks) dan di netralkan dengan bilangan koordinasi. Dari gambar [Co(NH 3 )6]CI 3, 6 molekul NH3
Lebih terperinciSOAL KIMIA 2 KELAS : XI IPA
SOAL KIMIA KELAS : XI IPA PETUNJUK UMUM. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja. Kerjakanlah soal anda pada lembar jawaban
Lebih terperinciReview I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan:
KIMIA KELAS XII IPA KURIKULUM GABUNGAN 06 Sesi NGAN Review I Kita telah mempelajari sifat koligatif, reaksi redoks, dan sel volta pada sesi 5. Pada sesi keenam ini, kita akan mereview kelima sesi yang
Lebih terperincikimia Kelas X TABEL PERIODIK K-13
K-13 Kelas X kimia TABEL PERIODIK Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami perkembangan sistem periodik unsur dan kelemahannya. 2. Menentukan
Lebih terperinciAPLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4
APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 A. DESKRIPSI Anda tentu pernah mengalami kekecewaan, karena barang yang anda miliki rusak karena berkarat. Sepeda,
Lebih terperinciPenyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK
Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.
Lebih terperinciSOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016)
SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016) Bagian I: Pilihan Ganda 1) Suatu atom yang mempunyai energi ionisasi pertama bernilai besar, memiliki sifat/kecenderungan : A. Afinitas elektron rendah
Lebih terperinciSenyawa Koordinasi. Kompleks ion dengan pusat d B memiliki empat ligan dengan dengan bentuk persegi planar (B)
Senyawa Koordinasi Aspek umum dari logam transisi adalah pembentukan dari senyawa koordinasi (kompleks). Senyawa koordinasi ini setidaknya memiliki satu ion kompleks yang terdiri dari logam kation yang
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 1. Dra. Sukmriah M & Dra. Kamianti A, Kimia Kedokteran, edisi 2, Penerbit Binarupa Aksara, 1990
DAFTAR PUSTAKA 1. Dra. Sukmriah M & Dra. Kamianti A, Kimia Kedokteran, edisi 2, Penerbit Binarupa Aksara, 1990 2. Drs. Hiskia Achmad, Kimia Unsur dan Radiokimia, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, 2001 3.
Lebih terperinciSENYAWA KOMPLEKS. Definisi. Ion Kompleks. Bilangan koordinasi, geometri, dan ligan RINGKASAN MATERI
KIMIA ANORGANIK 14 OKTOBER 2012 RINGKASAN MATERI SENYAWA KOMPLEKS Definisi Senyawa kompleks itu: Ada ion logam sebagai atom pusat Ada ligan yang berupa anion atau molekul netral Memiliki counter ion supaya
Lebih terperinciUJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111)
KIMIA TAHAP PERSIAPAN BERSAMA Departemen Kimia, Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung E-mail: first-year@chem.itb.ac.id UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111) http://courses.chem.itb.ac.id/ki1111/ 20 Oktober
Lebih terperinciPAKET UJIAN NASIONAL 9 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit
PAKET UJIAN NASIONAL 9 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Isotop terdiri dari A. 13 proton, 14 elektron dan 27
Lebih terperinciD. 4,50 x 10-8 E. 1,35 x 10-8
1. Pada suatu suhu tertentu, kelarutan PbI 2 dalam air adalah 1,5 x 10-3 mol/liter. Berdasarkan itu maka Kp PbI 2 adalah... A. 4,50 x 10-9 B. 3,37 x 10-9 C. 6,75 x 10-8 S : PbI 2 = 1,5. 10-3 mol/liter
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya. Udara
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya. Udara mengandung sejumlah oksigen, yang merupakan komponen esensial bagi kehidupan,
Lebih terperinciYAYASAN PEMBINA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA SMA LABSCHOOL KEBAYORAN
YAYASAN PEMBINA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA SMA LABSCHOOL KEBAYORAN ULANGAN HARIAN TERPROGRAM Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Program : X / Reguler Hari, Tanggal : Selasa, 9 September 05 Waktu : 07.30 09.00
Lebih terperinci4.1. Penentuan Konsentrasi Gel Pektin dalam Cookies
4. PEMBAHASAN Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah buah jeruk keprok Malang yang masih mentah. Hal ini disebabkan karena pada buah yang belum matang lamella belum mengalami perubahan struktur
Lebih terperinciLARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut.
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat digolongkan
Lebih terperinciElektron maksimal: 2(3 2 ) = Elektron maksimal: 2(4 2 ) = 32 elektron = elektron terakhir: 2 golongan II A 10 sisa 10
Struktur Atom Isotop: atom/ion yang memiliki jumlah proton (no atom) yang sama. Contoh: 17 Cl dan 17 Cl Isoton: atom/ion yang memiliki jumlah neutron (no massa-no atom) yang sama. Contoh: 14 6C dan 16
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logam Berat Istilah "logam berat" didefinisikan secara umum bagi logam yang memiliki berat spesifik lebih dari 5g/cm 3. Logam berat dimasukkan dalam kategori pencemar lingkungan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Praktikum Kegiatan praktikum ini mempunyai tujuan yaitu agar siswa dapat membuktikan Hukum Kekekalan Massa pada suatu reaksi.
PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Praktikum Kegiatan praktikum ini mempunyai tujuan yaitu agar siswa dapat membuktikan Hukum Kekekalan Massa pada suatu reaksi. 1.2 Dasar Teori HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER
Lebih terperinciPAKET UJIAN NASIONAL 8 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit
PAKET UJIAN NASIONAL 8 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Di antara unsur-unsur 12 P, 16 Q, 19 R, 34 S dan 53
Lebih terperinciBAB II ZAT DAN WUJUDNYA
BAB II ZAT DAN WUJUDNYA Zat adalah : Sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Wujud zat ada 3 macam : padat, cair, dan gas 1. MASSA JENIS ZAT ( ) Yaitu perbandingan antara massa dan volume zat
Lebih terperinciLAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA Disusun oleh : Faiz Afnan N 07 / XII IPA 4 SMA NEGERI 1 KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I. Praktikum ke : II ( Kedua ) II. Judul Praktikum : Beda
Lebih terperinci