Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017:"

Transkripsi

1 ANALISIS HUBUNGAN VARIABEL MAKRO DENGAN PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA DI PERBANKAN UMUM Danil Maulana 1*, Fakhruddin 2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, danielmaulanahamdani@yahoo.com 2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, fakhruddin@unsyiah.ac.id Abstract The purpose of this study is to determine how the relationship of inflation, exchange rates and interest rates on deposits with third-party funds (DPK) in commercial banking Indonesia. The data used is secondary data obtained from Bank Indonesia (BI) and Central Agency Statistics (Badan Pusat Statistik) in the period of January 2005 to December Model used in this study is Vector Autoregression (VAR). Research result using Granger Causality test show that, the variable of third-party fund does not have a casual relationship with the variables of inflation and exchange rate, while the variables of third-party fund with interest rate on deposits have a one-way relationship. Impulse Response Function (IRF) test indicates that the variables of third-party fund responds negatively to the shock variable inflation and it respond positively to the shock variable interest rate on deposits. As for the shock variable exchange rates, thirdparty funds respond fluctuatively (positive and negative) in the short term. Forecast Error Variance Decomposition test indicates that shock of variable interest rate on deposits, provide the greatest impact to variable third-party funds during the study period. Keyword: DPK, Inflation, Exchange Rate, Interest Rate on Deposit, VAR Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan inflasi, nilai tukar dan suku bunga deposito dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) di perbankan umum Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS) pada periode Januari 2005 sampai Desember Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Vector Autoregression (VAR). Hasil penelitian menggunakan uji Granger Causality menunjukkan bahwa, variabel dana pihak ketiga tidak memiliki hubungan kausalitas dengan variabel inflasi dan nilai tukar, sedangkan antara variabel dana pihak ketiga dengan variabel suku bunga deposito terdapat hubungan satu arah. Uji Impulse Response Function (IRF) menunjukkan bahwa variabel dana pihak ketiga merespon secara negatif terhadap shock variabel inflasi dan merespon secara positif terhadap shock variabel suku bunga deposito. Sedangkan untuk shock variabel nilai tukar, dana pihak ketiga merespon secara fluktuatif (positif dan negatif) dalam jangka pendek. Uji Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) menunjukkan bahwa shock variabel suku bunga deposito memberikan pengaruh yang paling besar kepada variabel dana pihak ketiga dibanding variabel inflasi dan nilai tukar selama periode penelitian. Kata Kunci: DPK, Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga Deposito, VAR 227

2 PENDAHULUAN Perbankan merupakan salah satu lembaga yang memiliki peran besar dalam menggerakkan roda perekonomian dan menfasilitasi pertumbuhan ekonomi suatu negara (Siringoringo, 2012). Sari (2013) menyatakan bahwa perkembangan dan pembangunan ekonomi disuatu negara sangat bergantung pada perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Perbankan merupakan lembaga intermediasi yang menghimpun, menyalurkan dan mengedarkan uang didalam masyarakat. Perbankan menjadi perantara keuangan dalam mempertemukan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang kekurangan dana (Ayomi, 2013). Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga penyalur uang, bank harus terlebih dahulu memiliki dana agar fungsi tersebut dapat terlaksana dengan baik. Oleh karena itu bagi sebuah bank, dana merupakan faktor penting yang harus tersedia untuk dapat menjalankan kegiatan usaha. Ketika dana tidak tersedia maka fungsi bank sebagai lembaga keuangan tidak dapat berjalan. Menurut Dendawijaya (Damayanti, 2013) sumber dana bank tidak hanya berasal dari pihak bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari pihak lain yang sewaktu-waktu dapat diambil kembali sekaligus, atau diambil secara berangsur-angsur sesuai kesepakatan bersama antara nasabah dan pihak perbankan. Salah satu dana tersebut adalah dana yang bersumber dari masyarakat atau lebih dikenal sebagai dana pihak ketiga yaitu berupa tabungan, giro, dan deposito. Untuk mendapatkan dana masyarakat tersebut perbankan harus memiliki kinerja yang baik, karena dengan kinerja yang baik bank akan mudah mendapakan kepercayaan dari para nasabah. Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada perbankan umum Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu berdampak dari pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita masyarakat yang terus membaik. Naiknya pertumbuhan ekonomi nasional salah satunya disebabkan oleh investasi yang juga terus meningkat didalam negeri. Investor yang melakukan investasi tentunya membutuhkan perbankan untuk menutupi kekurangan dana saat melakukan kegiatan investasi. Oleh karena itu, permintaan terhadap kredit juga akan meningkat seiring dengan pertumbuhan investasi. Peningkatan DPK menggambarkan kepercayaan masyarakat terhadap bank semakin baik, hal itu membuat kegiatan operasional perbankan menjadi lebih maksimal dan tentunya akan meningkatkan profit bank. Namun, perbankan harus berhati-hati dengan gejolak perekonomian yang sering berubah dan sulit di prediksi di dalam perekonomian. Variabel makroekonomi yang sulit ditebak seperti nilai tukar, inflasi, dan suku bunga menjadi tantangan tersendiri bagi bank untuk dapat bertahan menghadapi gejolak tersebut. Menurut Rosvitasari (2015) Stabilitas Makroekonomi akan meningkatkan minat masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 menyebabkan kondisi makroekonomi terganggu. Suku bunga, Inflasi, Nilai tukar maupun pertumbuhan ekonomi mengalami perubahan yang cukup tajam. Suku bunga saat itu meningkat hingga mencapai 68,76 persen pada tahun 1998, demikian pula inflasi yang juga naik mencapai kisaran 77 persen pada 1998, serta nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat terdepresiasi dari kisaran Rp rupiah pada awal tahun 1997 meningkat menjadi Rp rupiah per dollar pada awal Januari tahun Selain itu, krisis tersebut juga berpengaruh terhadap menurunnya pertumbuhan ekonomi nasional dari 4 persen menjadi -6 persen (Rosvitsari, 2015). Perubahan makro ekonomi yang ekstrim pada masa itu berdampak pada menurunnya kinerja keuangan lembaga perbankan, bahkan banyak bank yang tidak bisa dipertahankan pada masa itu. Imbasnya kondisi tersebut menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional. 228

3 Akibat krisis kepercayaan tersebut terjadi penarikan secara besar-besaran oleh masyarakat sehingga banyak bank yang mengalami liquiditas yang sangat parah. Fenomena tersebut sangat mengkhawatirkan terutama bagi masyarakat yang mempercayakan bank sebagai tempat yang aman untuk menyimpan tabungan mereka. Ketika adanya variabel makroekonomi yang bergejolak, maka masyarakat akan mempertimbangkan untuk tidak melakukan tabungan pada perbankan karena mengangap akan mengurangi kenyamanan dan keuntungan mereka. Menurut Pohan (Muttaqiena, 2013) mengatakan bahwa fenoma inflasi yang terus menerus meningkat akan membuat investor tidak tertarik untuk menabung di bank karena tidak memberikan keuntungan. Pada masa inflasi harga-harga barang menjadi lebih mahal sehingga akan menurunkan nilai uang, maka investor akan beralih kepada investasi di bidang lain yang dianggap lebih menguntungkan. Fenomena nilai tukar rupiah juga menjadi pertimbangan tersendiri masyarakat didalam melakukan tabungan pada bank. Depresiasi nilai tukar dalam negeri membuat investasi di dalam negeri kurang menguntungkan dan akan mengurangi nilai rill uang masyarakat, sehingga masyarakat akan menarik uang mereka dan menginvestasikannya ke luar negeri (Muttaqiena, 2013). Berbeda halnya dengan nilai tukar, Muhklis (2012) mengatakan bahwa suku bunga tabungan yang tinggi akan menarik minat masyarakat untuk menabung dana di bank, sehingga DPK pada bank akan meningkat. Hal yang sama juga dikatakan oleh kaum klasik, bahwa suku bunga yang tinggi akan membuat masyarakat mengurangi konsumsinya dan memilih untuk menabung dananya di bank karena akan dianggap lebih menguntungkan untuk masa mendatang. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank Pengertian Bank menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan (Republik Indonesia, 1998) : a) Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk - bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. b) Bank Umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sumber Dana Bank (Dana Pihak Ketiga) Sumber dana bank merupakan usaha bank dalam memperoleh dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasi bank tersebut. Bergerak dalam bidang keuangan, maka sumber dana bank juga tidak terlepas dari bidang keuangan. Menurut Sinungan (Hanifeliza, 2004), dana-dana bank yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional bank bersumber dari dana-dana berikut: a) Dana Pihak Kesatu, merupakan dana modal bank yang bersumber dari pemegang saham. b) Dana Pihak Kedua, merupakan dana modal bank yang bersumber dari pinjaman pihak luar. c) Dana Pihak Ketiga, merupakan dana modal bank yang bersumber dari tabungan masyarakat. Sumber dana bank (Dana Pihak Ketiga) merupakan dana yang dihimpun oleh lembaga keuangan yang berasal dari masyarakat dalam arti luas, meliputi masyarakat individu, maupun badan usaha (Saputra, 2014). Menurut Undang Undang Perbankan RI Nomor. 10 Tahun 1998, 229

4 sumber dana pihak ketiga yang meliputi simpanan giro, tabungan dan deposito, memiliki pengertian sebagai berikut: a) Simpanan Giro (Demand Deposit) merupakan simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunaka cek, bilyet giro, dan sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. b) Tabungan (Saving) merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik menggunakan cek maupun bilyet giro. c) Simpanan Deposito (Time Deposit) merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah dengan bank. Teori Efek Fisher Salah satu ekonom terkenal yang menjelaskan pengaruh dari inflasi terhadap tabungan pada perbankan yaitu Irving Fisher. Menurut Fisher, terdapat hubungan erat antara inflasi, uang dan suku bunga. Suku bunga terbagi dalam dua kategori yaitu suku bunga nominal dan suku bunga riil. Suku bunga nominal merupakan suku bunga yang dibayar oleh bank kepada nasabahnya, sedangkan suku bunga rill yaitu perbedaan diantara suku bunga nominal dan inflasi. Fisher mengatakan bahwa tingkat bunga bisa berubah karena dua alasan yaitu karena tingkat suku bunga nominal atau tingkat inflasi yang berubah. Pada teori kuantitas uang menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan uang menentukan tingkat inflasi. Persamaan Fisher menambahkan tingkat suku bunga riil dan tingkat inflasi untuk menentukan tingkat suku bunga nominal. Menurut teori kuantitas uang, kenaikan dalam tingkat pertumbuhan uang sebesar satu persen menyebabkan kenaikan satu persen tingkat inflasi. Menurut persamaan Fisher, kenaikan satu persen dalam tingkat inflasi sebaliknya akan menyebabkan kenaikan satu persen dalam tingkat bunga nominal. Penyesuaian suku bunga nominal terhadap laju inflasi disebut efek Fisher (Mankiw, 2006). Persamaan Fisher, ì = r + π (1) Berdasarkan pandangan Fisher tersebut, ketika inflasi (π) naik, maka bank harus menaikkan suku bunga nominal (ì) yang sesuai dengan perubahan inflasi. Sehingga suku bunga rill (r) akan terlihat, dan menjadi keuntungan bagi nasabah perbankan. Teori Paritas Daya Beli ( Purchasing Power Parity) Teori paritas daya beli adalah salah satu teori keuangan internasional yang menjelaskan bahwa perubahan pergerakan nilai tukar akan sebanding dengan perubahan selisih tingkat inflasi antara kedua negara. Teori paritas daya beli terdiri dari dua bentuk, yaitu absolut dan relatif. Versi absolut menyatakan bahwa nilai tukar harus sebanding dengan selisih tingkat inflasi domestik dan asing, sedangkan teori paritas daya beli versi relatif menyatakan bahwa perubahan nilai tukar mata uang antar dua negara akan sebanding dengan perubahan rasio tingkat inflasi di kedua negara tersebut (Kartikanigtiyas, 2014). Teori Suku Bunga Menurut teori klasik, suku bunga adalah premi yang akan diterima karena menunda konsumsi pada masa yang akan datang. Adapun tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari suku bunga, makin tinggi suku bunga maka makin besar keinginan masyarakat untuk menabung. artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi, masyarakat akan terdorong untuk mengurangi pengeluaran berlebih untuk konsumsi guna menambah tabungan. Investasi menurut teori klasik juga merupakan fungsi dari suku bunga. Makin tinggi suku bunga (suku bunga kredit), maka keinginan masyarakat untuk melakukan investasi semakin kecil. Investor hanya akan 230

5 berinvestasi apabila keuntungan yang diperoleh lebih besar dari pada bunga yang harus dibayar atas pinjaman investasi tersebut. Sedangkan menurut Keynes, teori suku bunga Keynes atau lebih dikenal dengan teori liquidity preference mengatakan bahwa suku bunga semata mata merupakan fenomena moneter yang mana pembentukannya terjadi di pasar uang. Artinya tingkat suku bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang. Menurut teori Keynes tentang tingkat bunga adalah balas jasa yang diterima oleh seseorang karena orang tersebut tidak menimbun uang atau balas jasa yang diterima seseorang karena orang tersebut mengorbankan liquidity preferencenya. Semakin besar liquidity preference seseorang, semakin besar pula keinginan orang tersebut untuk menahan uang tunai, maka makin besar suku bunga yang diterima orang tersebut bilamana dia meminjamkan uang tersebut kepada orang lain (Damayanti, 2013). METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data time series dari bulan Januari tahun 2005 hingga bulan Desember tahun Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS). Model Analisis Data Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Vector Autoregressive (VAR). Model tersebut digunakan dalam bentuk : DPK t = α 1 + β 1 DPK t-i + β 2 INF t-i + β 3 ER t-i + β 4 SBD t-i + e t...(2) INF t = α 2 + β 1 DPK t-i + β 2 INF t-i + β 3 ER t-i + β 4 SBD t-i + e t...(3) ER t = α 3 + β 1 DPK t-i + β 2 INF t-i + β 3 ER t-i + β 4 SBD t-i + e t... (4) SBD t = α 4 + β 1 DPK t-i + β 2 INF t-i + β 3 ER t-i + β 4 SBD t-i + e t... (5) Keterangan : DPK = Dana Pihak Ketiga INF = Inflasi ER = Nilai Tukar SBD = Suku Bunga Deposito 231

6 HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Akar Unit (Unit Root Test) Tabel. 1 Uji Akar Unit Variabel Stasioner Level First Difference Dana Pihak Ketiga (DPK) Tolak Diterima Inflasi (INF) Tolak Diterima Nilai Tukar (ER) Tolak Diterima Suku Bunga Deposito (SBD) Diterima - Sumber: Hasil Uji Menggunakan E-Views, 2016 (diolah) Hasil uji menggunakan uji akar unit Phillips-Perron test menunjukkan bahwa INF stasioner pada tingkat level, sedangkan DPK, ER dan SBD stasioner pada tingkat first difference. Uji Kointegrasi Trace Statistic Tabel. 2 Hasil Uji Kointegrasi 0,05 Critical Value Max-Eigen Statistic 0,05 Critical Value Sumber: Hasil Uji Menggunakan EViews, 2016 (diolah) Hasil uji kointegrasi yang dilakukan dengan menggunakan Johansen s cointegration test menunjukkan bahwa, nilai trace statistic lebih besar dari pada nilai critical value, begitu juga dengan nilai maximum eigenvalue lebih besar dari nilai critical value. Hal ini berarti bahwa dalam jangka panjang terdapat kointegrasi di dalam model persamaan tersebut. maka analisis selanjutnya akan menggunakan model analisis VECM karena terdapat kointegrasi. Uji Lag Optimal Tabel 3. Hasil Lag Information Criteria L ag LogL LR FPE AIC SC HQ e+12* * * Sumber: Hasil Uji Menggunakan Eviews, 2016 (diolah) Berdasarkan Tabel 3 uji Lag Information Criteria, didapatkan bahwa lag yang optimal adalah pemilihan lag yang terkecil dan paling banyak bintang (*). Pada hasil pengujian diperoleh lag sebesar 3. Pemilihan lag 3 dimaksudkan agar semua informasi dapat dimasukkan ke dalam model analisis. Jumlah sampel yang panjang memungkinkan untuk menggunakan lag 3 dalam pengujian ini. Uji Kausalitas Granger Pengujian kausalitas Granger digunakan untuk melihat hubungan kausalitas antara variabel dalam penelitian yaitu dana pihak ketiga, inflasi, nilai tukar, dan suku bunga deposito. Apabila hasil pengujian menunjukkan H a diterima, maka terdapat hubungan kausalitas antara variabel dana pihak ketiga, inflasi, nilai tukar dan suku bunga deposito. 232

7 Tabel 4. Hasil Uji Kausalitas Granger Uji F-statistik Probabilitas 5% - 10% SBD DPK 4, ,0060 DPK SBD 0, ,5914 SBD INF 4, ,0030 INF SBD 2, ,0341 SBD ER 5, ,0009 ER SBD 0, ,8767 Sumber: Hasil Uji Kausalitas Granger Menggunakan EViews, 2016 (diolah) Hasil penelitian menggunakan uji kausalitas Granger diatas yaitu variabel Suku bunga Deposito (SBD) secara statistik signifikan mempengaruhi variabel dana pihak ketiga (DPK) dengan nilai probabilitas 0,0060 (menerima H a ). Sebaliknya, varaiabel dana pihak ketiga (DPK) secara statistik tidak signifikan mempengaruhi suku bunga deposito (SBD) dengan nilai probabilitas 0,5914. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat cenderung masih memperhatikan tingkat suku bunga dalam menentukan kegiatan menabung pada perbankan. Dengan demikian, tingkat suku bunga deposito dapat mempengaruhi kondisi jumlah dana pihak ketiga pada perbankan. Variabel suku bunga deposito (SBD) secara statistik signifikan mempengaruhi variabel inflasi (INF) dengan nilai probabilitas 0,0030 dan begitupun sebaliknya, variabel inflasi (INF) secara statistik signifikan mempengaruhi variabel suku bunga deposito (SBD) dengan nilai probabilitas 0,0341. Hal ini menunjukkan bahwa, tingkat suku bunga deposito dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian yang akhirnya akan dapat mendorong terjadinya inflasi jika uang yang beredar terlalu banyak dalam perekonomian. Begitu juga dengan inflasi yang tinggi dapat menaikkan suku bunga deposito pada perbankan dalam jangka panjang untuk menarik minat masyarakat untuk melakukan tabungan. Variabel suku bunga deposito (SBD) secara statistik signifikan mempengaruhi variabel nilai tukar (ER) dengan nilai probabilitas 0,0009. Sebaliknya, variabel nilai tukar (ER) secara statistik tidak signifikan mempengaruhi variabel suku bunga deposito (SBD) dengan nilai probabilitas 0,8767. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat suku bunga deposito menjadi daya tarik masyarakat dalam melakukan tabungan, sehingga apabila tingkat suku bunga deposito meningkat maka permintaan terhadap mata uang rupiah menjadi meningkat dan akhirnya akan membuat rupiah terapresiasi. Uji Impulse Response Function a. Uji Impulse Response Function Dana Pihak Ketiga (DPK) Berdasarkan hasil uji Impulse Response Function (IRF) pada Gambar 1, menunjukkan respon dana pihak ketiga (DPK) terhadap variabel inflasi, nilai tukar dan suku bunga deposito. Garis merah menunjukkan DPK merespon secara negatif terhadap shock variabel inflasi pada periode kedua. Artinya dalam jangka pendek, DPK akan menurun pada saat terjadinya inflasi karena masyarakat harus memegang lebih banyak uang pada masa terjadinya inflasi. Garis hijau menunjukkan DPK merespon secara negatif terhadap shock variabel nilai tukar pada periode ketiga dan kembali merespon positif pada periode keempat. Artinya pada jangka pendek, apresiasi dan depresiasi nilai tukar dapat mempengaruhi minat masyarakat memegang mata uang rupiah, sehingga DPK pada perbankan akan berpengaruh. Garis hitam menunjukkan DPK merespon secara positif terhadap shock variabel suku bunga deposito pada periode ketiga. Artinya, dalam waktu yang singkat kenaikan tingkat suku bunga deposito dapat meningkatkan jumlah tabungan masyarakat pada perbankan sehingga DPK ikut meningkat. 233

8 Sumber: Hasil Uji Menggunakan Eviews, 2016 (diolah) Gambar 1. Hasil Uji Impulse Response Function Dana Pihak Ketiga b. Uji Impulse Response Function (IRF) Inflasi Hasil uji Impulse Response Function (IRF) pada Gambar 2, menunjukkan respon variabel inflasi terhadap shock dana pihak ketiga, nilai tukar dan suku bunga deposito. Garis biru menunjukkan inflasi merespon negatif terhadap shock variabel DPK pada periode pertama. Artinya dalam jangka pendek, kenaikan jumlah tabungan masyarakat (DPK) pada perbankan dapat menurunkan laju inflasi. Garis hijau menunjukkan inflasi merespon negatif terhadap shock variabel nilai tukar, namun respon negatif tersebut cenderung kecil dan bergerak stabil selama periode penelitian, artinya depresiasi nilai tukar secara perlahan dapat menimbulkan inflasi dalam perekonomian terutama terhadap barang-barang impor yang harganya akan meningkat. Garis hitam menunjukkan inflasi merespon positif terhadap shock variabel suku bunga deposito pada periode kedua. Itu berarti dalam jangka pendek, tingkat suku bunga dapat memengaruhi laju inflasi. Tingkat suku bunga bunga yang rendah membuat masyarakat tidak tertarik untuk melakukan tabungan pada perbankan, sehingga jumlah uang yang beredar dalam perekonomian meningkat hingga akhirnya dapat membuat laju inflasi meningkat dan begitupun sebaliknya. Sumber: Hasil Uji Menggunakan Eviews, 2016 (diolah) Gambar 2. Hasil Uji Impulse Response Function Inflasi c. Hasil Uji Impulse Response Function (IRF) Nilai Tukar 234

9 Sumber: Hasil Uji Menggunakan Eviews, 2016 (diolah) Gambar 3. Hasil Uji Impulse Response Function Nilai Tukar Hasil uji Impulse Response Function (IRF) pada gambar diatas menunjukkan respon variabel nilai tukar terhadap shock variabel dana pihak ketiga, inflasi dan suku bunga deposito. Garis biru menunjukkan nilai tukar merespon secara positif terhadap shock variabel DPK pada periode pertama. Kenaikan jumlah DPK dalam jangka pendek membuat nilai tukar terapresiasi karena banyak masyarakat yang ingin memegang mata uang rupiah, sehingga mata uang menguat. Garis merah menunjukkan nilai tukar merespon secara negatif terhadap shock variabel inflasi pada periode keempat. Artinya, pada saat inflasi naik harga-harga barang dalam perekonomian mengalami kenaikan sehingga masyarakat membutuhkan lebih banyak uang untuk melakukan transaksi, inflasi membuat nilai rill mata uang rupiah menurun sehingga akan menurunkan kesejahteraan masyarakat. Garis hitam menunjukkan nilai tukar merespon secara positif terhadap shock variabel suku bunga deposito pada periode kedua dan ketiga. Itu berarti dalam jangka pendek, kenaikan tingkat suku bunga deposito membuat masyarakat tertarik melakukan tabungan pada perbankan, sehingga permintaan terhadap mata uang rupiah meningkat dan akhirnya dapat membuat nilai mata uang rupiah terapresiasi. d. Hasil Uji Impulse Response Function (IRF) Suku Bunga Deposito Sumber: Hasil Uji Menggunakan Eviews, 2016 (diolah) Gambar 4. Hasil Uji Impulse Response Function Suku Bunga Deposito Hasil uji Impulse Response Function (IRF) pada gambar diatas menunjukkan respon variabel suku bunga deposito terhadap shock variabel dana pihak ketiga, inflasi dan nilai tukar. Garis biru menunjukkan suku bunga deposito merespon secara negatif terhadap shock variabel DPK pada periode ketiga. Artinya dalam jangka pendek, tingkat suku bunga akan diturunkan oleh pihak perbankan pada saat masyarakat yang melakukan tabungan terus meningkat, hal tersebut dilakukan untuk mengurangi beban bunga yang harus dibayar oleh bank kepada nasabahnya. Garis merah menunjukkan suku bunga deposito merespon secara positif terhadap shock variabel inflasi pada periode pertama dan ketiga. Artinya pada saat terjadinya inflasi yang 235

10 terus menerus, jumlah uang yang beredar dalam perekonomian meningkat sehingga perbankan menaikkan suku bunganya untuk menarik minat masyarakat melakukan tabungan. Garis hijau menunjukkan suku bunga deposito merespon secara positif terhadap shock variabel nilai tukar dan cenderung stabil pada setiap periodenya. Artinya, guncangan nilai tukar tidak memberikan respon yang signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito didalam perekonomian. Uji Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) Forecast Error Variance Decomposition dalam model VAR bertujuan untuk menganalisis seberapa besar guncangan sebuah variabel dalam mempengaruhi variabel lain. Dengan kata lain, FEVD digunakan untuk mengetahui variabel mana yang berperan penting dalam menjelaskan shock suatu variabel. 1. Uji Forecast Error Variance Decomposition Dana Pihak Ketiga (DPK) Tabel 5. Hasil Uji Forecast Error Variance Decomposition DPK Periode Forecast Error Variance Decomposition DPK INF ER SBD ,7 5,0 2,9 12, ,7 4,3 1,0 10, ,6 4,1 0,5 10,6 Sumber: Hasil Uji FEVD DPK menggunakan EViews, 2016 (diolah) Berdasarkan Tabel 5 hasil uji FEVD dana pihak ketiga (DPK) menunjukkan bahwa, shock suku bunga deposito memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap DPK daripada shock inflasi dan nilai tukar deposito yaitu sebesar 10,6 persen. 2. Uji Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) Inflasi Pada Tabel 6 hasil uji FEVD inflasi (INF) menunjukkan bahwa shock suku bunga deposito memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap inflasi daripada shock DPK dan nilai tukar, yaitu sebesar 38 persen. Tabel 6. Hasil Uji Forecast Error Variance Decomposition Inflasi Periode Forecast Error Variance Decomposition DPK INF ER SBD 1 3,8 96,1 0 0, ,6 55,3 2,8 24, ,1 29,5 4,6 36, ,4 26,6 4,8 38,0 Sumber : Hasil Uji FEVD INF menggunakan EViews, 2016 (diolah) 3. Hasil Uji Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) Nilai Tukar Pada Tabel 7 hasil uji FEVD nilai tukar (ER) menunjukkan bahwa shock DPK memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap nilai tukar daripada shock inflasi dan suku bunga deposito, yaitu sebesar 11,2 persen. Tabel 7. Hasil Uji Forecast Error Variance Decomposition Nilai Tukar Periode Forecast Error Variance Decomposition DPK INF ER SBD 1 7,0 0,6 92,3 0, ,2 2,3 75,8 10, ,2 2,4 75,3 11, ,2 2,4 75,2 11,0 Sumber : Hasil Uji FEVD ER menggunakan EViews, 2016 (diolah) 4. Hasil Uji Forecast Error Variance Decomposition Suku Bunga Deposito Tabel 8. Hasil Uji Forecast Error Variance Decomposition SBD Periode Forecast Error Variance Decomposition DPK INF ER SBD 236

11 1 0,6 27,0 1,0 71,2 30 1,4 8,3 4,9 85, ,3 6,9 5,1 86, ,3 6,8 5,1 86,9 Sumber : Hasil Uji FEVD SBD menggunakan EViews, 2016 (diolah) Berdasarkan Tabel 8 hasil uji FEVD suku bunga deposito (SBD) menunjukkan bahwa, shock inflasi memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap suku bunga deposito daripada shock DPK dan nilai tukar yaitu sebesar 6,8 pesen. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Hasil uji kausalitas granger menunjukkan variabel inflasi dan suku bunga deposito memiliki hubungan kausalitas selama periode penelitian. Variabel DPK memiliki hubungan satu arah dengan variabel SBD, dan juga variabel nilai tukar memiliki hubungan satu arah dengan variabel SBD. Variabel DPK tidak memiliki hubungan kausalitas dengan variabel nilai tukar dan inflasi, begitu juga variabel inflasi dan nilai tukar tidak memiliki hubungan kausalitas. 2. Hasil uji Impulse Response Function (IRF) menunjukkan variabel DPK merespon secara negatif terhadap shock variabel inflasi dalam jangka pendek. Variabel DPK merespon secara positif terhadap shock variabel SBD dalam jangka pendek. Namun, variabel DPK terhadap shock variabel nilai tukar memiliki respon yang fluktuatif dalam jangka pendek. 3. Hasil uji FEVD DPK dan FEVD inflasi menunjukkan bahwa shock SBD memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap DPK dan inflasi dari pada shock variabel lain. Uji FEVD nilai tukar menunjukkan bahwa shock DPK memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap nilai tukar dibandingkan variabel lain dan uji FEVD SBD menunjukkan bahwa shock variabel inflasi memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap SBD dibandingkan variabel lain. Saran 1. Pemerintah harus menjaga inflasi pada posisi ideal (posisi/target yang telah ditetapkan) agar terbentuk jumlah DPK yang optimal. Dalam proses menjaga inflasi tersebut, pemerintah juga harus mempertimbangkan kondisi suku bunga deposito. 2. Pemerintah perlu menjaga tingkat suku bunga deposito karena perubahan suku bunga deposito dapat memengaruhi ketiga variabel lain secara bersamaan. Pada saat yang bersamaan suku bunga deposito merupakan instrumen kebijakan pemerintah yang efektif untuk memengaruhi ketiga variabel tersebut. DAFTAR PUSTAKA Ayomi, Sri dan Bambang Hermanto. (2013). Mengukur Risiko Sistemik dan Keterkaitan Finansial Perbankan di Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan: Bank Indonesia. Damayanti, Ratna. (2013). Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Terhadap Suku Bunga Deposito dan Deposito Bank Umum Indonesia Tahun Jurnal Ilmiah. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. 237

12 Hanifeliza, Rury.(2004). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Total Tabungan Masyarakat yang Dihimpun Perbankan Di Indonesia. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Kartikaningtiyas, N., Suhadak, dan Rustam Hidayat. (2014). Pengujian Teori Paritas Daya Beli Nilai Tukar Empat Mata Uang Utama Terhadap Rupiah Indonesia. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.10. No.1. Malang: Universitas Brawijaya. Mankiw, N. Gregory. (2006). Pengantar Ekonomi Makro Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat. Mukhlis, M., dan Agus Irmanto. (2012). Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan PDRB Terhadap Deposito di Provinsi Aceh Berdasarkan Data Tahun Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1(ISSN : ). Bireuen: Universitas Almuslim. Muttaqiena, Abida. (2013). Analisis Pengaruh PDB, Inflasi, Tingkat Bunga dan Nilai Tukar Terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia Econimics Development Analysis Journal. Vol 2 No.3 (ISSN ). Semarang: Universitas Negeri Semarang. Republik Indonesia. (1998). Undang-Undang Tentang Perbankan, Jakarta: Sekretariat Negara. Rosvitasari, Dessy Widya. (2015). Analisis Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Dana Deposito pada Bank Umum Konvensional di Indonesia. Jurnal Ilmiah. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sari, Normala. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Bank Umum di Indonesia (Periode ). Jurnal EMBA. Vol.1 No.3 Hal (ISSN: ). Manado: Universitas Sam Ratulangi. Saputra, I. Putu Eka., Wayan, C., dan Ni, Nyoman Y. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Penyaluran Kredit, dan Kredit Bermasalah Terhadap Profitabilitas pada Lembaga Pengkreditan Desa (LPD). E-Journal Bisma. Universitas Pendidikan Ganesha. Siringoringo, Renniwaty. (2012). Karakteristik dan Fungsi Intermediasi Perbankan di Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan: Bank Indonesia. Taufik, M., dan Bastia Sufa K. (2013). Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap Kredit Pada Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia. Jurnal Ekonomi-Manajemen- Akuntansi. No.35 (ISSN: ). Semarang: STIE Dharmaputra. Widarjono, Agus. (2007). Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi Kedua. Yogyakarta: Ekonisia. 238

KAUSALITAS INFLASI DAN KURS DI INDONESIA Mirza Winanda 1, Chenny Seftarita 2* Abstract

KAUSALITAS INFLASI DAN KURS DI INDONESIA Mirza Winanda 1, Chenny Seftarita 2* Abstract KAUSALITAS INFLASI DAN KURS DI INDONESIA Mirza Winanda 1, Chenny Seftarita 2* 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Email: Mirza.winanda38@gmail.com 2)

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas. Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit 48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Kestasioneritasan Data Uji stasioneritas data dilakukan pada setiap variabel yang digunakan pada model. Langkah ini digunakan untuk menghindari masalah regresi lancung

Lebih terperinci

KAUSALITAS KURS, IHSG DAN HARGA EMAS DI INDONESIA Muhammad Iqbal 1*, Chenny Seftarita 2. Abstract

KAUSALITAS KURS, IHSG DAN HARGA EMAS DI INDONESIA Muhammad Iqbal 1*, Chenny Seftarita 2. Abstract KAUSALITAS KURS, IHSG DAN HARGA EMAS DI INDONESIA Muhammad Iqbal 1*, Chenny Seftarita 2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, email : ibal.2911@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Stasioneritas Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji VECM, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas. Uji stationaritas yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious 48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) Pengujian akar unit merupakan tahap awal sebelum melakukan estimasi model time series. Pemahaman tentang pengujian akar unit ini mengandung

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 56 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Dalam mendapatkan estimasi model VECM, tahap pertama yang harus dilakukan pada pengujian data adalah dengan

Lebih terperinci

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12)

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12) Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005:01 2015:12) DISUSUN OLEH : SITI FATIMAH 27212052 LATAR BELAKANG Kebijakan moneter

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioner Test Variabel Level t-statistik Sumber: Data Diolah Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data Prob ULN 2.065415 0.9998

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Unit Root Test Augmented Dickey Fuller (ADF-Test) BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilakukan untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing variabel,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Obyek/Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah Pembiayaan Modal Kerja UMKM dengan variabel independen DPK, NPF, Margin, dan Inflasi sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Produk Domestik Bruto Nasional Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam kurun waktu

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini 51 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Error Correction (VEC) yang dilengkapi dengan dua uji lag structure tambahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskriptif Data 1. Analisis Bank Indonesia Rate Bank Indonesia rate atau yang disebut dengan suku bunga Bank Indonesia (BI) merupakan kebijakan moneter (keuangan) yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang 40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi 4.1.1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang telah ditentukan harus dipenuhi. Salah satu asumsi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan pelaksanaan tahapan-tahapan metode VECM yang terbentuk dari variabel-variabel capital gain IHSG (capihsg), yield obligasi 10 tahun (yieldobl10)

Lebih terperinci

2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh,

2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, HUBUNGAN SUKU BUNGA KREDIT KONSUMSI DAN INFLASI TERHADAP PENAWARAN KREDIT KONSUMSI Abdi Dzil Ikram 1*, Fakhruddin 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ekonomi dunia dewasa ini berimplikasi pada eratnya hubungan satu negara dengan negara yang lain. Arus globalisasi ekonomi ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu (timeseries) bulanan dari periode 2008:04 2013:12 yang diperoleh dari laporan Bank

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Kualitas Instrumen 1. Hasil Uji Stasioneritas Data (Unit Root Test) Uji stasioneritas data menggunakan metode pengujian ADF (Augmented Dickey Fuller)

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. langkah yang penting sebelum mengolah data lebih lanjut. Data time series yang 60 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini akan didasarkan pada langkahlangkah yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab III. Langkah pertama merupakan

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS

V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS 59 V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS 5.1 Pengujian Asumsi Time Series 5.1.1 Uji Stasioneritas Uji Stasioneritas merupakan uji awal untuk setiap data time series yang masuk dalam model dalam

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Saham Syariah

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Saham Syariah BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia Nilai tukar rupiah adalah perbandingan nilai mata uang rupiah dengan negara lain. Nilai tukar mencerminkan keseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan industri perbankannya, karena kinerja dari perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan industri perbankannya, karena kinerja dari perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah perkembangan perekonomian Indonesia pada dasarnya di mulai seiring dengan industri perbankannya, karena kinerja dari perekonomian Indonesia secara dinamis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan sektor perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional dalam mengumpulkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. badan di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

I. PENDAHULUAN. badan di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Menurut SK Menkeu RI No.791 Tahun 1990, lembaga keuangan adalah semua badan di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE Disusun Oleh : NURING TYAS KUSUMO WARDANI B

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE Disusun Oleh : NURING TYAS KUSUMO WARDANI B ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE 2015.7-2017.12 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

ANALISIS DETERMINASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA PERIODE

ANALISIS DETERMINASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA PERIODE ANALISIS DETERMINASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA PERIODE 3-214 JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Virda Oktalara Rosalina 1152471115 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock 40 III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock kredit perbankan, pembiayaan pada lembaga keuangan non bank dan nilai emisi saham pada pasar modal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang relevan dengan penelitian. Semua data yang digunakan merupakan data deret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu negara. Nilai tukar mata uang memegang peranan penting dalam perdagangan antar negara, dimana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 51 Universitas Indonesia. Keterangan : Semua signifikan dalam level 1%

BAB 4 PEMBAHASAN. 51 Universitas Indonesia. Keterangan : Semua signifikan dalam level 1% BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Hasil Uji Stasioneritas Data Data yang akan digunakan untuk estimasi VAR perlu dilakukan uji stasioneritasnya terlebih dahulu. Suatu data dikatakan stasioner jika nilai rata-rata

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung akar-akar unit atau tidak. Data yang tidak mengandung akar unit 32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Estimasi VAR 4.1.1 Uji Stasioneritas Uji kestasioneran data pada seluruh variabel sangat penting dilakukan untuk data yang bersifat runtut waktu guna mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Sedangkan subjek penelitian menggunakan perbankan syariah di Jawa Tengah diproxykan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. Hasil Uji Stasioneritas/ Unit Root Test Uji stasioneritas dalam penelitian ini adalah menggunakan uji akar-akar unit (Unit Root Test) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan dengan cara mengukur variabel yang di lingkari oleh teori atau satu

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 18 III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Mengetahui kointegrasi pada setiap produk adalah salah satu permasalahan yang perlu dikaji dan diteliti oleh perusahaan. Dengan melihat kointegrasi produk,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Umum Suku Bunga Keynes berpendapat bahwa suku bunga itu adalah semata-mata gejala moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena tingkat bunga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Monetaris berpendapat bahwa inflasi merupakan fenomena moneter. Artinya,

BAB I PENDAHULUAN. Monetaris berpendapat bahwa inflasi merupakan fenomena moneter. Artinya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal memiliki peran utama dalam mempertahankan stabilitas makroekonomi di negara berkembang. Namun, dua kebijakan tersebut menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang menerima simpanan dan membuat pinjaman serta sebagai lembaga perantara interaksi antara pihak yang kelebihan dana dan kekurangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini akan menganalisis kinerja kebijakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Intrumen Data. 1. Uji Stasioner Data. Tahap pertama dalam metode VECM yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setiap masing-masing variabel,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat. Dalam kehidupannya, manusia memerlukan uang untuk melakukan kegiatan ekonomi, karena uang

Lebih terperinci

PENGARUH BI RATE, THE FED RATE,

PENGARUH BI RATE, THE FED RATE, PENGARUH BI RATE, THE FED RATE, DAN KURS TERHADAP KESEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Ratna Mutia Dewi 1* 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, e-mail:

Lebih terperinci

Economics Development Analysis Journal

Economics Development Analysis Journal EDAJ 6 (1) (2017) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj ANALISIS PENGARUH VOLATILITAS CAPITAL INFLOW DAN VARIABEL MAKRO EKONOMI TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal ini dikarenakan adanya faktor keanekaragaman masyarakat. Target utama dari kegiatan perbankan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan atau Financial Intermediatary antar dua pihak, yaitu pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. keuangan atau Financial Intermediatary antar dua pihak, yaitu pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan atau Financial Intermediatary antar dua pihak, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penilitian ini adalah pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 61 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Stasioneritas Dalam meneliti data time series, yang pertama harus dilakukan adalah dengan menggunakan uji stasioneritas. Uji stasioneritas yang digunakan

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS KAUSALITAS DAN KOINTEGRASI ANTARA TINGKAT SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATE) DENGAN SUKU BUNGA BANK AMERIKA SERIKAT (THE FED) OLEH

SKRIPSI ANALISIS KAUSALITAS DAN KOINTEGRASI ANTARA TINGKAT SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATE) DENGAN SUKU BUNGA BANK AMERIKA SERIKAT (THE FED) OLEH SKRIPSI ANALISIS KAUSALITAS DAN KOINTEGRASI ANTARA TINGKAT SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATE) DENGAN SUKU BUNGA BANK AMERIKA SERIKAT (THE FED) OLEH Lasma Melinda Siahaan 100501046 PROGRAM STUDI EKONOMI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi

I. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kehidupan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari keberadaan serta peran penting sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dinamika Perbankan Syariah di Jawa Tengah Perkembangan sistem ekonomi syariah di Indonesia terlihat semakin pesat. Fenomena perbankan syariah di Indonesia dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin lama semakin tak terkendali. Setelah krisis moneter 1998, perekonomian Indonesia mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Bank Bank pada dasarnya dikenal dan diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dana dari masyarakat baik dalam bentuk giro, tabungan maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih impor beras sebagai objek melakukan riset di Indonesia pada tahun 1985-2015. Data bersumber dari Badan Pusat Statistika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor perbankan telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Dahulu sektor perbankan hanya sebagai fasilitator kegiatan pemerintah dan beberapa perusahaan besar,

Lebih terperinci

TESIS PIHAK CORRECTION PROGRAM

TESIS PIHAK CORRECTION PROGRAM TESIS ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA, CAR, NPLs DAN MARKET SHARE TERHADAP PERTUMBUHAN KREDIT MODAL KERJA DENGAN MODEL VECTOR ERROR CORRECTION (STUDI PADA BANK PERSERO 2004:1-2012:6) ALBERT

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series 30 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series bulanan periode Mei 2006 sampai dengan Desember 2010. Sumber data di dapat dari Statistik

Lebih terperinci

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Kredit Konsumsi Bank Persero di Indonesia Tahun

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Kredit Konsumsi Bank Persero di Indonesia Tahun Prosiding Ilmu Ekonomi ISSN: 2460-6553 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Kredit Konsumsi Bank Persero di Indonesia Tahun 2001 2016 1 Raisa Awalliatu Rahmah, 2 Dr. Ima Amaliah SE., M.Si, 3 Meidy

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN 70 BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1. Uji Stasioneritas Uji stasioneritas merupakan tahap yang paling penting dalam menganalisis data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data kuartalan. Periode waktu penelitian ini dimulai dari kuartal pertama tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kunci penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang sehat adalah sinergi antara sektor moneter, fiskal dan riil. Bila ketiganya dapat disinergikan

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS EFEKTIVITAS TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER GANDA DI INDONESIA OLEH INGRIT MAGDALENA

SKRIPSI ANALISIS EFEKTIVITAS TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER GANDA DI INDONESIA OLEH INGRIT MAGDALENA SKRIPSI ANALISIS EFEKTIVITAS TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER GANDA DI INDONESIA OLEH INGRIT MAGDALENA 100501098 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data 23 III. METODE PENELITIN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember 2009. Data

Lebih terperinci

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN 1990Q1 1991Q1 1992Q1 1993Q1 1994Q1 1995Q1 1996Q1 1997Q1 1998Q1 1999Q1 2000Q1 2001Q1 2002Q1 2003Q1 2004Q1 2005Q1 2006Q1 2007Q1 2008Q1 2009Q1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator penting

Lebih terperinci

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA BI RATE DENGAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA BI RATE DENGAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA ANALISIS KAUSALITAS ANTARA BI RATE DENGAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA Maria Alvyonita Paidi Hidayat Abstract : This research has a purpose to analyze causality relationship between BI Rate and money

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang masih memiliki tingkat kesejahteraan penduduk yang relatif rendah. Oleh karena itu kebutuhan akan pembangunan nasional sangatlah diperlukan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas 5.1.1 Uji Akar Unit ( Unit Root Test ) Tahap pertama dalam metode VAR yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setipa masing-masing variabel,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN Skripsi Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Manajemen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, kebijakan moneter yang dijalankan di Indonesia adalah dengan cara menetapkan kisaran BI Rate yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk menggambarkan bagaimana pengaruh capital gain IHSG dengan pergerakan yield obligasi pemerintah dan pengaruh tingkat suku bunga terhadap IHSG dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN NOTA DINAS... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN NOTA DINAS... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN NOTA DINAS... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR GAMBAR... i

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif deskripstif merupakan pengujian hipotesis

Lebih terperinci

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil yang diperoleh dari estimasi VECM pada periode penerapan base

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil yang diperoleh dari estimasi VECM pada periode penerapan base 130 V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang didapat terkait dengan tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Hasil

Lebih terperinci

STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H

STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H14103001 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 STABILITAS MONETER PADA SISTEM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika setelah

I. PENDAHULUAN. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika setelah 1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika setelah diterapkannya kebijakan sistem nilai tukar mengambang bebas di Indonesia pada tanggal 14 Agustus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu badan hukum yang memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai salah satunya yaitu mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan memberikan kontribusi yang besar di Indonesia. Lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan memberikan kontribusi yang besar di Indonesia. Lembaga keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perbankan telah berkembang pesat, bank berperan sangat penting mendorong pertumbuhan perekonomian suatu negara. Bank sebagai lembaga keuangan memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak perekonomian yang mempengaruhi seluruh aspek masyarakat. Salah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini 27 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini bersumber dari Bank Indonesia (www.bi.go.id), Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id).selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang memiliki spesialisasi yang tinggi. Hal ini berarti tidak ada seorangpun yang mampu memproduksi semua apa yang dikonsumsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apabila suatu negara memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil maka selain

BAB I PENDAHULUAN. apabila suatu negara memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil maka selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara menunjukkan pencapaian tingkat kemakmuran dan kesejahteraan dalam suatu negara. Salah satu tolak ukur keberhasilan dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Sumber Data Keselurahan data yang diterima sebelumnya belum mengindikasikan dinamika perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang berintegrasi dengan banyak negara lain baik dalam

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian. dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian. dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini BAB IV Hasil dan Pembahasan A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Analisis Deskriptif Saham Sektor Pertanian Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur untuk mengukur kinerja suatu

Lebih terperinci