I. PENDAHULUAN. badan di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENDAHULUAN. badan di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana"

Transkripsi

1 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Menurut SK Menkeu RI No.791 Tahun 1990, lembaga keuangan adalah semua badan di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Lembaga keuangan terdiri dari dua macam yaitu bank dan non bank, bank berfungsi sebagai lembaga intermediasi, dimana bank berperan dalam kebijakan moneter, sumber dana dan transaksi pembayaran. Bank sebagai lembaga keuangan depositor menghimpun dana secara langsung dari masyarakat, dalam bentuk simpanan (deposits) yaitu giro (demand deposit), tabungan (saving deposit), dan deposito berjangka (time deposit). Lembaga keuangan bank yang memiliki peran terbesar dalam dana pihak ketiga adalah bank umum, karena sumber dana bank umum lebih besar dibandingkan bank perkreditan rakyat. Sumber dana dari lembaga keuangan bermanfaat dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Masyarakat yang memiliki pendapatan lebih, tentu akan memiliki tabungan karena pendapatanya tidak habis dikonsumsi. Sementara masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam pendapatan, akan sulit menyisihkan uangnya untuk ditabung. Menurut Muchtolifah (2007), peran pemerintah dalam pemerataan pendapat masyarakat sangat penting, karena dengan

2 2 peningkatan pendapatan akan meningkatkan pola konsumsi masyarakat dan juga jumlah tabungan pada bank umum. Menurut model Solow, seberapa banyak negara menabung dan investasi adalah determinan penting dari standar kehidupan pendudukan (Mankiw, 2006). Peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak terlepas dari dana pihak ketiga yang memiliki peran dalam pembangunan perekonomian. Dana pihak ketiga di Lampung memiliki peran terbesar adalah tabungan, dan untuk daerah-daerah perekonomian yang maju masyarakat lebih menyukai menaruh di giro atau deposito UU No. 10 Tahun 1998 menjelaskan tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau lainya yang dapat dipersamakan dengan itu (Dendawijaya, 2005). Tabungan berkaitan dengan teori Klasik dan teori Keynes, teori Keynes berpendapat tabungan berhubungan erat dengan pendapatan. Teori Klasik menjelaskan tingkat bunga berfungsi sebagai penyeimbang antara tabungan dan investasi tanpa melihat tingkat pendapatan, sehingga teori ini menggunakan suku bunga di bank sebagai alat penarik nasabah. Menurut Muchtolifah (2007), dalam proses pembentukan modal secara teoritis setiap anggota masyarakat memerlukan modal dalam meningkatkan produksinya. Modal tersebut dihimpun dari tabungan yang diperoleh dari surplus pendapatan setelah dikurangi untuk konsumsi sehari-hari. Perekonomian yang sedang berkembang dapat ditingkatkan melalui, meningkatkan mutu sumber daya manusia dan pengoptimalan pengelolaan sumber daya alam. Modal dari

3 3 masyarakat akan berperan besar dalam peningkatan produktifitas dalam negeri, dana tabungan dipengaruhi oleh pendapatan dimana pemerintah yang memiliki peran dalam pemerataan kesejahteraan masyarakat. Kewenangan yang diberikan pemerintah kepada daerah membuat daerah harus mandiri seperti dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah. Kebijakan negara dan daerah harus satu arah, walaupun dengan kondisi wilayah Indonesia yang berkepulauan tetap harus satu, sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Wilayah Lampung terletak di Pulau Sumatra, serta jalur penghubung antara Pulau Sumatra dengan Pulau Jawa. Kondisi yang strategis ini dapat digunakan sebagai kekuatan untuk mengembangkan wilayah Lampung. Jumlah dana tabungan pada bank umum di Pulau Sumatra yang memiliki jumlah sumber dana bank terbesar terletak di Provinsi Sumatra Utara, Provinsi Riau selanjutnya Provinsi Lampung. Jumlah tabungan pada bank umum di Lampung merupakan sumber dana terbesar bank, yang dihimpun secara langsung dari masyarakat, dibandingkan antara provinsi-provinsi lain yang berada di Pulau Sumatra, seperti wilayah Provinsi Sumatra Selatan, sumber dana terbesar giro dan deposito sedangkan untuk jumlah tabungan setiap tahunnya rata-rata mengalami penurunan. Menurut Bank Indonesia, kecenderungan meningkatnya BI rate berpengaruh terhadap pertumbuhan dana masyarakat yang terhimpun di perbankan. Peran Bank Indonesia berpengaruh dalam perputaran uang, ketika Bank Indonesia ingin menghimpun uang masyarakat, kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia adalah dengan meningkatkan suku bunga acuan dasar menarik minat

4 4 masyarakat untuk menabung. Suku bunga pada Tahun 2006 sampai 2014 cenderung menurun, tetapi jumlah tabungan pada bank umum meningkat, berbeda pada tahun sebelumnya, ketika suku bunga meningkat maka jumlah tabungan meningkat. Hal ini menjadi alasan mengapa penulis mengambil penelitian dari tahun 2006 dan ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah tabungan. Deskripsi tentang perbandingan data jumlah tabungan pada bank umum dengan pendapatan perkapita Lampung di rangkum dalam Gambar JT PP Sumber: Bank Indonesia, Gambar 1. Rasio Data Jumlah Tabungan pada Bank Umum (Triliun) dengan Pendapatan Perkapita Lampung (Juta). Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa variabel terikat yang digunakan jumlah tabungan pada bank umum di Lampung, dan salah satu variabel bebas yang diteliti yaitu pendapatan perkapita Lampung. Tabungan adalah simpanan yang penarikan dana dilakukan dengan syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau lainya yang dapat dipersamakan dengan itu (Dendawijaya, 2005). Dana dihimpun melalui tabungan yang diperoleh

5 5 dari surplus pendapatan, tabungan yang ditingkatkan terus menerus dapat menjadi modal. Variabel bebas yang digunakan dalam peneltian ini adalah pendapatan perkapita Lampung. Menurut Muchtolifah (2007), pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara, dimana pendapatan nasional pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu negara pada tahun tertentu. Kegiatan penyusunan data pendapatan perkaita merupakan evaluasi dalam bentuk ukuran kuatitatif yang memberikan gambaran masa lalu yang bermanfaat untuk menyusun strategi masa yang akan datang data ekonomi yang bersifat makro di Provinsi Lampung. Penelitian ini menganalisis apakah pendapatan perkapita Lampung menentukan jumlah tabungan, hal ini terbukti pada tahun Pada saat pendapatan perkapita Lampung periode 2008.I sebesar Rp 9,671 juta jumlah tabungan pada bank umum Rp 5,3 triliun, dan pada periode 2008.II jumlah tabungan pada bank umum meningkat hinga Rp 5,85 triliun pada saat pendapatan perkapita Lampung juga meningkat sebesar Rp 9,671 juta. Periode 2009.IV jumlah tabungan pada bank umum Rp 7,56 triliun pada saat pendapatan perkapita Lampung sebesar Rp12,402 juta dan pada periode 2010.I jumlah tabungan pada bank umum Rp 6,68 triliun jumlah ini menurun tetapi untuk pendapatan perkapita Lampung meningkat sebesar Rp 13,674 juta. Bank Indonesia (2014), melaporkan kinerja perbankan di Provinsi Lampung pada periode triwulan 2014.IV masih tumbuh cukup baik, hal ini tercerminkan dari total aset yang meningkat. Selanjutnya untuk periode 2014.IV jumlah tabungan

6 6 pada bank umum mencapai Rp 16,53 triliun dan pendapatan perkapita Lampung Rp 27,502 triliun, dan dari penjelasan gambar, dapat disimpulkan jumlah tabungan pada bank umum dan Pendapatan perkapita Lampung dari periode 2006.I-2014.IV jumlahnya mengalami peningkatan. Variabel bebas lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu suku bunga tabungan pada bank umum. Menurut Wahyuningsih (2002), peningkatan suku bunga akan meningkatkan tabungan dan menurunkan investasi. Peningkatan suku bunga membuat investor meninggalkan investasi dengan tingkat pengembalian tinggi, sehingga pengendalian tingkat suku bunga harus dijaga. Proses ini akan terus berlangsung sampai tingkat bunga keseimbangan tercapai, yaitu tingkat bunga yang menjamin kesimbangan antara tabungan dan investasi. Perubahan laju suku bunga tabungan pada bank umum yang fluktuatif akan berdampak pada jumlah tabungan pada bank umum. Hal ini dikarenakan perubahan suku bunga tabungan pada bank umum yang tinggi akan membuat nasabah tertarik menyimpan uangnya di bank. Dapat disimpulkan bahwa suku bunga tabungan pada bank umum mempengaruhi jumlah tabungan pada bank umum. Deskripsi perbandingan data jumlah tabungan pada bank umum dengan suku bunga tabungan pada bank umum Lampung dirangkum dalam Gambar 2.

7 7 JT SBT Sumber:Bank Indonesia, Gambar 2. Rasio Data Jumlah Tabungan pada Bank Umum (Triliun) dengan Suku Bunga Tabungan (Persen). Pergerakan jumlah tabungan pada bank umum dan suku bunga tabungan pada bank umum mengalami perubahan setiap bulannya. Periode 2006.I suku bunga tabungan mencarapi 4,90%. Selanjutnya periode tahun 2007 suku bunga tabungan pada bank umum triwulan pertama mengalami penurunan 4,05% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,38%. Pada 2008.IV mengalami peningkatan yang cukup signifikan mencapai 3,33%, dari data suku bunga tabungan pada bank umum dapat dilihat krisis global tidak mempengaruhi tingkat suku bunga tabungan pada bank umum walaupun membuat perekonomian mengalami guncangan. Menurut teori Klasik suku bunga pada bank umum menentukan jumlah tabungan, hal ini terbukti pada tahun Saat suku bunga tabungan pada bank umum periode 2010.III sebesar 2,91% jumlah tabungan pada bank umum Rp 7,91 triliun, dan pada periode 2010.IV jumlah tabungan pada bank umum mengalami kenaikan

8 8 hinga Rp 9,1 triliun, karena suku bunga tabungan pada bank umum mengalami kenaikan pula sebesar 3,92%. Tetapi pada periode 2011.I teori Klasik tidak terbukti, pada periode 2011.II saat suku bunga tabungan pada bank umum sebesar 2,64% jumlah tabungan Rp 9,36 triliun, dan pada periode 2011.III jumlah tabungan pada bank umum mengalami kenaikan hinga Rp 9,94 triliun, karena suku bunga tabungan pada bank umum meningkat sebesar 2,47%. Penjelasan ini menujukan jumlah tabungan di bank umum tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh suku bunga tabungan pada bank umum. Pada periode 2006.I sampai dengan 2014.IV tingkat suku bunga tabungan pada bank umum cenderung mengalami penurunan, dan 2013.I suku bunga tabungan pada bank umum mencapai 1,76%. Pada tahun 2014 tingkat suku bunga tabungan pada bank umum cenderung stabil dari periode I-IV yaitu suku bunga tabungan pada bank umum 1,88%. Kondisi ini akan mempengaruhi perilaku nasabah dalam mengalokasikan uang. Variabel bebas lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu inflasi, meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus, berarti kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali jika kenaikan itu meluas pada kenaikan harga barang lainnya (Bank Indonesia, 2012). Sehingga, terjadinya perubahan laju inflasi yang fluktuatif akan berdampak pada jumlah tabungan masyarakat. Kondisi ini dikarenakan laju inflasi yang tinggi menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat menurun akibat nilai dari mata uang berkurang. Sehingga dapat dikatakan bahwa laju inflasi mempengaruhi

9 9 jumlah tabungan pada bank umum. Deskripsi perbandingan data jumlah tabungan pada bank umum dengan inflasi Lampung dirangkum dalam Gambar JT INF Sumber:Bank Indonesia, Gambar 3. Rasio Data Jumlah Tabungan pada Bank Umum (Triliun) dengan Inflasi Lampung (Persen). Berdasarkan Gambar 3, dapat dilihat bahwa inflasi mengalami pergerakan di setiap tahunnya dan mengalami penurunan secara umum, berbeda dengan jumlah tabungan pada bank umum yang mengalami kenaikan secara umum dari periode 2006.I-2014.IV. Bank Indonesia (2006), melaporkan tekanan inflasi pada 2006.I sebesar 19,35%, berasal dari perkiraan masyarakat akan harga dimasa akan datang, seperti kebijakan pemerintah yang merecanakan menaikan harga rokok pada 1 April 2006, rencana kenaikan tarif dasar listrik dan akibat kenaikan harga BBM pada periode sebelumnya. Bank Indonesia (2006), melaporkan kebijakan pemerintah di bidang harga komoditas strategis, cukup terjaganya pasokan kebutuhan pokok masyarakat, membaiknya optimisme masyarakat, dan stabilnya

10 10 pergerakan kurs menjadi faktor yang menyebabkan penurunan tekanan harga selama tahun Perubahan harga menentukan jumlah tabungan, deflasi menyebabkan kenaikan jumlah tabungan pada bank umum. Pada tahun 2007, jumlah tabungan pada bank umum di Lampung periode 2007.I sebesar Rp 3,86 triliun ketika inflsi Lampung 4,91%, dan pada periode 2007.II jumlah tabungan pada bank umum mengalami kenaikan hinga Rp 4,23 triliun sedangkan inflasi mengalami penurunan sebesa 3,87%. Tetapi pada periode 2008, inflasi menyebabkan kenaikan jumlah tabungan pada bank umum, pada periode 2008.I jumlah tabungan pada bank umum di Lampung sebesar Rp 5,3 triliun ketika inflasi Lampung 9,3%, dan pada periode 2008.II jumlah tabungan pada bank umum mengalami kenaikan hingga Rp 5,85 triliun pada saat inflasi 13,69%. Penjelasan ini menujukan jumlah tabungan di bank umum tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh inflasi. Gambar 3 menggambarkan inflasi yang mengalami penurunan dari dan jumlah tabungan pada bank umum yang mengalami kenaikan, inflasi yang berubah-ubah dipengaruhi kondisi perekonomian. Inflasi triwulan 2012.IV mencapai 4,3% lebih besar dibandingkan dengan periode inflasi sebelumnya 4,32%. Periode tahun inflasi triwulan 2013.IV mengalami peningkatan diatas target inflasi sebesar 7,68%. Bank Indonesia (2013), melaporkan inflasi disebabkan oleh kenaikan harga BBM di bulan Juni 2013 dan hari besar keagamaan yang bertepatan pada periode 2013.III. Inflasi pada periode tahun 2014 disebabkan oleh kenaikan pada BBM pada bulan November 2014, dan kenaikan biaya akademik karena ada UKT (Uang Kuliah Tungal) berdasarkan

11 11 SK Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 73 Tahun 2014 tanggal 18 Juli 2014 tentang peraturan biaya pendidikan sesuai dengan kemampuan ekonomi setiap individu (Bank Indonesia, 2014). Variabel bebas lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu suku bunga tabungan pada bank umum. Menurut Wahyuningsih (2002), peningkatan suku bunga akan meningkatkan tabungan dan menurunkan investasi. Peningkatan suku bunga membuat investor meninggalkan investasi dengan tingkat pengembalian tinggi, sehingga pengendalian tingkat suku bunga harus dijaga. Proses ini akan terus berlangsung sampai tingkat bunga keseimbangan tercapai, yaitu tingkat bunga yang menjamin kesimbangan antara tabungan dan investasi. Variabel bebas lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jumlah kantor bank umum menurut status kepemilikan. Jumlah kantor bank umum berkaitan dengan kemudahan fasilitas yang ditawarkan pada masyarakat, untuk meraih minat masyarakat pada bank harus dikembangkan jaringan kantor cabang dan cabang pembantu yang cukup luas yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat (Muchtolifah, 2007). Sehingga, terjadinya perluasan jaringann kantor bank akan berdampak pada jumlah tabungan pada bank umum. Hal ini dikarenakan semakin banyak jumlah kantor bank di Lampung maka kesempatan masyarakat untuk menabung semakin banyak dan meningkat. Deskripsi perbandingan data jumlah tabungan pada bank umum dengan jumlah kantor bank umum dirangkum dalam Gambar 4.

12 12 JT JK Sumber: Bank Indonesia, Gambar 4. Rasio Data Jumlah Tabungan pada Bank Umum (Triliun) dengan Jumlah Kantor Bank Umum (Unit). Berdasarkan Gambar 4, dapat dilihat bahwa jumlah kantor bank umum dan jumlah tabungan pada bank umum di Lampung selalu mengalami peningkata. Jumlah kantor yang menyebar akan membuat nasabah lebih mudah menyimpan uangnya di bank. Periode 2006.I jumlah kantor pelayanan berjumlah 146 unit, jumlah ini tersebar di seluruh Provinsi Lampung yang terdiri dari kantor pusat 1unit, kantor cabang 39 unit, kantor cabang pembantu 71 unit, dan kantor kas 35 unit. Perubahan jumlah kantor menentukan jumlah tabungan pada bank umum. Pada tahun 2010, jumlah tabungan pada bank umum di Lampung periode 2010.II sebesar Rp 7,38 triliun ketika jumlah kantor di Lampung 246 unit, dan pada periode 2010.III jumlah tabungan pada bank umum mengalami kenaikan hinga Rp 7,91 triliun, dan jumlah kantor mengalami kenaikan sebanyak 475 unit. Tetapi pada periode 2010.III-IV. Pada periode 2010.III jumlah tabungan pada bank umum di Lampung sebesar Rp 7,91 triliun ketika jumlah kantor Lampung 475

13 13 unit, dan pada periode 2010.IV jumlah tabungan pada bank umum mengalami kenaikan hinga Rp 9,1 triliun pada saat jumlah kantor 441 unit. Periode 2014.IV jumlah kantor bank umum 445 kantor pelayanan terdiri dari kantor pusat 1 unit, kantor cabang 60 unit, kantor cabang pembantu 336 unit, dan kantor kas 48 unit. Jumlah kantor cabang yang bertambah jumlahnya akan mempengaruhi jumlah tabungan pada bank umum, perilaku nasabah akan mempengaruhi jumlah aset di bank, sehinga fasilitas yang baik akan menarik nasabah untuk menyimapan uangnya. Lampung adalah satu provinsi yang terdiri dari beberapa kabupaten dan kota yang terletak di Pulau Sumatera yang sampai saat ini terus melakukan dan meningkatkan kegiatan pembangunan, dengan tujuan mencapai masyarakat Lampung yang hidup sejahtera. Penjelasan dari berbagai dasar latar belakang dan masalah ini, maka variabel bebas yang peneliti ambil adalah pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi dan, jumlah kantor bank umum sedangkan variabel terikatnya adalah jumlah tabungan pada bank umum di Lampung. Maka, peneliti tertarik untuk mengambil judul Skripsi Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Tabungan pada Bank Umum di Provinsi Lampung. B. Rumusan Masalah Permasalahan yang dapat ditarik dari penelitian ini yaitu ketika seorang nasabah ingin berinvestasi pada bank umum yang terletak di Lampung, penting untuk mengetahui bagaimana pergerakan naik turun pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi dan, jumlah kantor pada bank umum. Investor harus mengetahui

14 14 variabel ekonomi yang signifikan mempengaruhi jumlah tabungan pada bank umum, serta bagaimana pengaruh yang diberikan. Beberapa variabel menunjukkan bahwa ada beberapa data yang menunjukkan ketidaksesuaian dengan teori dan beberapa penelitian terdahulu terhadap jumlah tabungan pada bank umum. Dengan demikian, maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Apakah pendapatan perkapita berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung? 2. Apakah suku bunga tabungan berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung? 3. Apakah inflasi berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung? 4. Apakah jumlah kantor bank umum berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung? 5. Apakah pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi dan, jumlah kantor bank umum secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung? C.Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendapatan perkapita terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga tabungan terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.

15 15 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh inflasi terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh jumlah kantor bank umum terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung. 5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi dan, jumlah kantor bank umum secara bersama-sama terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain: 1. Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1) di FEB Universitas Lampung. 2. Sebagai informasi dan referensi serta pembanding bagi masyarakat untuk penelitian tabungan. 3. Sebagai masukan serta pertimbangan bagi pemerintah dalam pengambilan kebijakan di bidang ekonomi terutama perbankan. 4. Sebagai sarana dan bahan pembelajaran untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.

16 16 E. Kerangka Pemikiran 5. Pendapatan Perkapita (+) 6. Suku Bunga Tabungan (+) 7. Inflasi (-) Jumlah Tabungan Pada Bank Umum di Lampung Jumlah Kantor Bank Umum (+) Gambar 5. Model Kerangka Pemikiran Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Tabungan pada Bank Umum di Provinsi Lampung. Sebelum melakukan penelitian ini, penulis mencoba mencari referensi atau acuan dan pembelajaran penelitian-penelitian yang terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Variabel pendapatan perkapita diperoleh dari penelitian Muctolifah (2007), Isnowati (2012). Referensi variabel suku bunga tabungan diperoleh dari penelitian Taufiq (2014). Variabel inflasi diperoleh dari penelitian Isnowati (2012), Muctolifah (2007), dan Hendra (2012). Variabel jumlah kantor bank umum diperoleh dari referensi Muctolifah (2007). Menurut model Solow, seberapa banyak negara menabung dan investasi adalah determinan penting dari standar kehidupan penduduknya (Mankiw, 2006). Dana pihak ketiga yaitu giro, tabungan, deposito berjangka memiliki peran dalam pembangunan negara, sebagai sumber dana. Tabungan merupakan dana yang

17 17 paling tinggi dibandingkan dengan dana pihak ketiga lainya, oleh sebab itu semakin tinggi tabungan akan dapat mengurangi ketergantuan modal dari luar negeri. Jumlah tabungan di bank umum lebih tinggi dari pada BPR. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan memberikan jasa lalu lintas pembayaran (Kasmir, 2008). Menurut teori ada dua pendapat tentang tabungan yaitu teori Klasik dan teori Keynes. Keynes menjelaskan jumlah tabungan dipengaruhi oleh pendapatan, dan pendapatan perkapita dalam penelitian ini digunakan sebagai proksi dari pendapatan dan digunkan sebagai variabel bebas. Teori Klasik menjelaskan tingkat bunga berfungsi sebagai penyeimbang antara tabungan dan investasi tanpa melihat tingkat pendapatan, sehingga teori ini menggunakan suku bunga tabungan di bank umum sebagai variabel bebas. Perekonomian yang berkembang mengakibatkan nilai uang yang berubah, uang adalah suatu yang mengalir (money as flower concept ), oleh karenanya uang harus dioptimalkan fungsinya, agar menghasilkan profit yang diinginkan dan uang yang terus berputar akan menjaga stabilitas ekonomi, karena uang yang tidak diinvestasikan disektor riil akan berubah nilai uang. Adanya perubahan harga secara umum dapat menyebabkan inflasi atau deflasi, sehingga penelitian ini mengunakan inflasi sebagai variabel bebas dan ingin mengetahui pengaruh terhadap jumlah tabungan pada bank umum. Letak yang strategis dan pelayanan yang baik akan membuat nasabah semakin mudah melakukan kegiatan di perbankan, bank yang mampu memberikan fasilitas

18 18 yang diinginkan nasabah akan membuat nasabah tertarik menjadi investor di bank, sehingga penelitian ini menggunakan variabel jumlah kantor bank umum sebagai variabel bebas. Bank dituntut untuk menciptakan produk-produk yang baru lebih menarik bagi nasabah dan masyarakat (Bank Indonesia, 2006). Setiap bank mempunyai cara untuk menarik nasabah, agar menanamkan modal ke bank, bisa menggunakan media informasi seperti televisi, radio, atau media cetak. Penting membuat nasabah tertarik dan percaya dengan kesehatan perbankan, agar perbankan menjaga liquiditas perbankan. Kondisi satu bank yang tidak sehat, dapat cepat menyebabkan gangguan pada kondisi seluruh bank, oleh sebab itu penting bagi perbankan menjaga kesehatan untuk kesejahteraan bersama. Berdasarkan variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi, dan jumlah kantor bank umum serta variabel terikatnya yaitu jumlah tabungan pada bank umum di Lampung masing-masing variabel memiliki pengaruh yang berbeda-beda. F. Hipotesis 1. Diduga pendapatan perkapita berpengaruh positif terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung. 2. Diduga tingkat suku bunga tabungan berpengaruh positif terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung. 3. Diduga inflasi berpengaruh negatif terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.

19 19 4. Diduga jumlah kantor bank umum berpengaruh positif terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung. 5. Diduga pendapatan perkapita, suku bunga tabungan, inflasi dan jumlah kantor bank umum secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah tabungan pada bank umum di Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan khususnya bank umum merupakan inti dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan khususnya bank umum merupakan inti dari sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan khususnya bank umum merupakan inti dari sistem keuangan setiap negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara sedang berkembang yang sedang giat-giat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara sedang berkembang yang sedang giat-giat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara sedang berkembang yang sedang giat-giat Nya melaksanakan pembangunan segala bidang kehidupan, salah satunya adalah di bidang perekonomian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal ini dikarenakan adanya faktor keanekaragaman masyarakat. Target utama dari kegiatan perbankan adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan sektor perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional dalam mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan peningkatan total output dalam suatu perekonomian. Struktur. perekonomian Indonesia didominasi oleh Pulau Jawa.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan peningkatan total output dalam suatu perekonomian. Struktur. perekonomian Indonesia didominasi oleh Pulau Jawa. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Case dan Fair (2007:326) pertumbuhan ekonomi ditandai dengan peningkatan total output dalam suatu perekonomian. Struktur perekonomian Indonesia didominasi oleh

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi untuk mencapai peningkatan dan

1. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi untuk mencapai peningkatan dan 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi untuk mencapai peningkatan dan kemajuan serta kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah, tidak terlepas dari peran perbankan, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian suatu negara didukung oleh adanya suntikan dana dari pihak pemerintah baik melalui Lembaga Keuangan Bank (selanjutnya disingkat menjadi LKB) ataupun Lembaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha di Indonesia saat ini dapat dilihat bahwa semakin menunjukkan hasil yang baik. Perkembangan tersebut dalam prospektif mikro maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat pada tahun Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat pada tahun Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah pertama yang berdiri pertama di Indonesia adalah Bank Muamalat pada tahun 1992. Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis 1998, pemerintah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya

I. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan lembaga yang vital dalam mempengaruhi perkembangan perekonomian suatu negara. Melalui fungsi intermediasinya, perbankan mampu menghimpun dana dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi

I. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kehidupan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari keberadaan serta peran penting sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal tahun 1998 yakni pada awal masa orde baru perekonomian Indonesia mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga, CAR, ROA, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga, CAR, ROA, dan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga, CAR, ROA, dan NPL terhadap volume kredit pada bank yang go public di Indonesia (Studi kasus pada bank umum swasta nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, kebijakan moneter yang dijalankan di Indonesia adalah dengan cara menetapkan kisaran BI Rate yaitu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. emas, perak atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu

TINJAUAN PUSTAKA. emas, perak atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu 20 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengertian dan Motif Memegang Uang Menurut kamus umum bahasa Indonesia uang adalah alat penukar atau standar pengukur nilai yang dikeluarkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan perhatian yang serius dan bersungguh sungguh dalam mendorong perkembangan perbankan syariah. Semangat ini dilandasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang memiliki spesialisasi yang tinggi. Hal ini berarti tidak ada seorangpun yang mampu memproduksi semua apa yang dikonsumsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut UU Perbankan No.10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran KTSP Kelas X ekonomi KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami instrumen kebijakan moneter. 2. Memahami kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan memberikan kontribusi yang besar di Indonesia. Lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan memberikan kontribusi yang besar di Indonesia. Lembaga keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perbankan telah berkembang pesat, bank berperan sangat penting mendorong pertumbuhan perekonomian suatu negara. Bank sebagai lembaga keuangan memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kunci penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang sehat adalah sinergi antara sektor moneter, fiskal dan riil. Bila ketiganya dapat disinergikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri diikuti oleh kenaikan harga barang-barang dan jasa yang lain di

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri diikuti oleh kenaikan harga barang-barang dan jasa yang lain di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri diikuti oleh kenaikan harga barang-barang dan jasa yang lain di masyarakat. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara barat. Banyak kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor keuangan terutama industri perbankan merupakan elemen penting dalam pembangunan suatu negara. Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pasal 1 angka 2 menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk menggerakkan perekonomian. Modal dasar pembangunan dapat berupa kekayaan alam, sumberdaya manusia, teknologi,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan BAB V PENUTUP Sebagai penutup dari skripsi ini, akan disajikan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan disampaikan pula saran yang didasarkan pada hasil kesimpulan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apabila suatu negara memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil maka selain

BAB I PENDAHULUAN. apabila suatu negara memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil maka selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara menunjukkan pencapaian tingkat kemakmuran dan kesejahteraan dalam suatu negara. Salah satu tolak ukur keberhasilan dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Secara umum perekonomian Indonesia 2005 menghadapi tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan, terutama meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian di suatu negara. Pada perekonomian yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian di suatu negara. Pada perekonomian yang semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung oleh adanya perkembangan dinamis dan kontribusi nyata di sektor perbankan, alasannya karena kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan menjadi Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan menjadi Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peran perbankan di era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini benar benar amat dirasakan keberadaannya. Tingginya arus perputaran uang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor perbankan telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Dahulu sektor perbankan hanya sebagai fasilitator kegiatan pemerintah dan beberapa perusahaan besar,

Lebih terperinci

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan fungsi-fungsi perbankan sebenarnya telah menjadi tradisi sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan yang berfungsi melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan yang berfungsi melakukan penghimpunan dan penyaluran dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut keputusan menteri keuangan Republik Indonesia Nomor 792 Tahun 1990, lembaga keuangan merupakan badan yang kegiatannya berada di bidang keuangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan menjadi salah satu sektor penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan menjadi salah satu sektor penting dalam proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor perbankan menjadi salah satu sektor penting dalam proses pertumbuhan ekonomi disuatu negara. Sektor perbankan seperti Bank Indonesia berperan dalam hal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat. Dalam kehidupannya, manusia memerlukan uang untuk melakukan kegiatan ekonomi, karena uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan pada semester kedua tahun 2008 yang bermula dari

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan pada semester kedua tahun 2008 yang bermula dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis keuangan pada semester kedua tahun 2008 yang bermula dari Amerika Serikat kemudian merambat ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia dan kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara sangat berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara sangat berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu negara, dengan adanya pembangunan dapat diketahui suatu negara mengalami kemajuan atau kemunduran. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan mengenai pengaruh faktor suku bunga kredit, dana pihak ketiga, nilai tukar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bank merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah ditegaskan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Bank Bank pada dasarnya dikenal dan diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dana dari masyarakat baik dalam bentuk giro, tabungan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turunnya daya beli masyarakat tetapi juga karena tingginya inflasi.

BAB I PENDAHULUAN. turunnya daya beli masyarakat tetapi juga karena tingginya inflasi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gejolak ekonomi yang terjadi baik di dunia maupun di Indonesia memaksa pemerintah untuk bekerja lebih keras dalam memantau pertumbuhan ekonomi guna mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan dibutuhkan untuk menunjang kegiatan usaha di Indonesia, hal ini terlihat dari besarnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus dapat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus dapat berdampak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia menuju masyarakat yang makmur dan berkeadilan perlu adanya pembangunan ekonomi yang seimbang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan di Indonesia telah memberikan peranan penting yang sangat berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya menjaga keseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis perbankan syariah pada tahun 2015 memasuki fase menurun. Pertumbuhan aset yang sempat mencapai 49% pada tahun 2013 mengalami penurunan drastis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi suatu negara tidak lepas dari peran penting perbankan. Peranan penting perbankan dalam era pembangunan nasional adalah sebagai sumber permodalan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Peran perbankan dalam menggerakkan perekonomian suatu negara yang berdampak pada peningkatan pendapatan nasional adalah cermin efektifitas perbankan dalam menjalankan fungsinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pada perkembangan perekonomian saat ini bank banyak dikenal oleh masyarakat sebagai lembaga keuangan yang kegiatanya tidak terlepas dari transaksi keuangan. Sebagian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. secara parsial jumlah nominal deposito ib hasanah di PT. Bank BNI Syariah

BAB V PEMBAHASAN. secara parsial jumlah nominal deposito ib hasanah di PT. Bank BNI Syariah BAB V PEMBAHASAN A. Apakah tingkat inflasi, suku bunga, dan bagi hasil ib hasanah mempengaruhi secara parsial jumlah nominal deposito ib hasanah di PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya? Untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat. Perkembangan ini terjadi setelah Krisis Perbankan Indonesia sebagai akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis moneter pertengahan tahun 1997 perbankan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis moneter pertengahan tahun 1997 perbankan nasional 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Sejak krisis moneter pertengahan tahun 1997 perbankan nasional menghadapi masalah yang dapat membahayakan kelangsungan usaha perbankan serta merugikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja melalui penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beranggapan bahwa bank syariah belum memiliki perbedaan yang esensial dan

BAB I PENDAHULUAN. beranggapan bahwa bank syariah belum memiliki perbedaan yang esensial dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri perbankan syariah di Indonesia saat ini dihadapkan dengan situasi yang kompetitif. Kendala yang disebabkan oleh sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Unit Usaha Syariah (UUS)

I. PENDAHULUAN. Unit Usaha Syariah (UUS) I. PENDAHULUAN 1.I. Latar Belakang Sektor perbankan memiliki peran penting dalam menggerakkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia, hal tersebut dikarenakan industri ini menguasai 80 persen aset seluruh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia. Manusia melakukan kegiatan konsumsi berarti mereka juga melakukan pengeluaran. Pengeluaran untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang. Bank merupakan sektor penting dan berpengaruh dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang. Bank merupakan sektor penting dan berpengaruh dalam perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Bank merupakan sektor penting dan berpengaruh dalam perekonomian suatu Negara. Kegiatan usaha perbankan yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai perantara keuangan dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permintaan pinjaman bank atau kredit di Indonesia senantiasa mengalami

I. PENDAHULUAN. Permintaan pinjaman bank atau kredit di Indonesia senantiasa mengalami I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permintaan pinjaman bank atau kredit di Indonesia senantiasa mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal itu sangat wajar mengingat Indonesia sebagai Negara berkembang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Penawaran Uang Bank mempunyai fungsi sebagai lembaga perantara antara pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Bank dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri menyebabkan perubahan tata perekonomian dalam negeri yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri menyebabkan perubahan tata perekonomian dalam negeri yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri menyebabkan perubahan tata perekonomian dalam negeri yang drastis. Kenaikan harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan bank tersebut dimana dalam penilaian kesehatannya, Bank

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan bank tersebut dimana dalam penilaian kesehatannya, Bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Bank selain menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat berupa kredit, bank tersebut juga dituntut untuk menjaga kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang bekerja dengan cara mengumpulkan dana dari masyarakat untuk kemudian meminjamkannya lagi kepada masyarakat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter merupakan salah satu bagian integral dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting bagi suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting bagi suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting bagi suatu negara dan erat kaitanya dengan perkonomian, hampir semua kegiatan yang berkaitan dengan lalu lintas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun 1992, dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, yang mulai

Lebih terperinci

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA 4.1. Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia 4.1.1. Uang Primer dan Jumlah Uang Beredar Uang primer atau disebut juga high powered money menjadi sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu yang pendek dan jangka waktu yang panjang. Investasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu yang pendek dan jangka waktu yang panjang. Investasi dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan hal penting yang disiapkan untuk menghadapi masa yang akan datang. Investasi merupakan suatu kegiatan menabung dalam berbagai bentuk untuk menjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi menempati posisi yang sangat vital pada era perekonomian modern saat ini. Lalu lintas perdagangan dalam skala domestik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami goncangan akibat krisis ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami goncangan akibat krisis ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 1999 kondisi perekonomian nasional terlihat berangsur membaik setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami goncangan akibat krisis ekonomi dan moneter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini laju pertumbuhan ekonomi dunia dipengaruhi oleh dua elemen penting yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi yang menyebabkan persaingan diantara perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Syariah merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsipprinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Perkembangan Pembiayaan Modal Kerja UMKM Perbankan Syariah di Indonesia Bank syariah menyediakan Pembiayaan Modal Kerja bagi usaha-usaha yang membutuhkan tambahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk yang disebabkan oleh adanya krisis moneter (tahun 1997 tahun 1998),

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk yang disebabkan oleh adanya krisis moneter (tahun 1997 tahun 1998), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung oleh adanya perkembangan dinamis dan kontribusi nyata di sektor perbankan, alasannya karena kontribusi sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang sangat besar bagi perekonomian suatu negara, terutama di negara berkembang. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dimana kegiatannya hanya menghimpun dana atau kembali

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dimana kegiatannya hanya menghimpun dana atau kembali BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan merupakan perusahaan yang bergerak dibidang keuangan dimana kegiatannya hanya menghimpun dana atau kembali menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dana yang besar seringkali menjadi patokan oleh sebagian masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dana yang besar seringkali menjadi patokan oleh sebagian masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dana yang besar seringkali menjadi patokan oleh sebagian masyarakat untuk mencapai keberhasilan usaha. Makin besar dana yang tersedia membuat kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, tidak terlepas kaitannya dengan uang, sebab untuk menjalankan perekonomian, masyarakat membutuhkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... HALAMAN PENGESAHAN UJIAN... HALAMAN MOTTO...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... HALAMAN PENGESAHAN UJIAN... HALAMAN MOTTO... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... HALAMAN PENGESAHAN UJIAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... i ii iii iv v vi HALAMAN KATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan fungsi intermediasi. Keberadaan bank sangat penting dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang menerima simpanan dan membuat pinjaman serta sebagai lembaga perantara interaksi antara pihak yang kelebihan dana dan kekurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kantor, 24 Unit Usaha syariah (UUS) denga n 554 kantor, dan 160 Bank

BAB I PENDAHULUAN. kantor, 24 Unit Usaha syariah (UUS) denga n 554 kantor, dan 160 Bank 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Indonsia dalam kurun waktu dua windu terakhir telah menunjukkan tingkat pertumbuhan yang signifikan. Hal ini dibuktikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut UU Perbankan no.10 tahun 1998 Pasal 1: Menurut Ketut Rindjin pada penelitian Elionasari (2008) bank memiliki

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut UU Perbankan no.10 tahun 1998 Pasal 1: Menurut Ketut Rindjin pada penelitian Elionasari (2008) bank memiliki BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Menurut UU Perbankan no.10 tahun 1998 Pasal 1: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Sektor perbankan seperti Bank Indonesia

BAB I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Sektor perbankan seperti Bank Indonesia BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor perbankan menjadi salah satu sektor penting dalam proses pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Sektor perbankan seperti Bank Indonesia berperan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu Negara yaitu sebagai lembaga perantara keuangan. Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua ahli ekonomi berpendapat bahwa modal merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua ahli ekonomi berpendapat bahwa modal merupakan faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir semua ahli ekonomi berpendapat bahwa modal merupakan faktor yang penting dalam mewujudkan pembangunan ekonomi suatu negara. Papanek (2004) mengatakan bahwa jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stabilitas sistem keuangan memegang peran penting dalam perekonomian. Sebagai bagian dari sistem perekonomian, sistem keuangan berfungsi mengalokasikan dana dari pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-Teori 1. Pengertian, Fungsi Dan Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat a. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tujuan pembangunan nasional adalah membentuk masyarakat adil dan makmur dan meningkatkan stabilitas masyarakat indonesia, perekonomian indonesia yang saat ini bertumpu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kasmir (2014) mengemukakan kegiatan utama suatu bank dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kasmir (2014) mengemukakan kegiatan utama suatu bank dalam suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kasmir (2014) mengemukakan kegiatan utama suatu bank dalam suatu perekonomian adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan uang sangat penting dalam perekonomian. Seluruh barang dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan perkembangan perekonomian atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu

BAB I PENDAHULUAN. suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan adalah salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah. mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah. mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan semakin banyaknya bank pemerintah

Lebih terperinci