ANALISIS KESESUAIAN PENCATATAN AKTIVA TETAP PADA HOTEL PINANGSIA PALEMBANG TERHADAP STANDAR STANDAR YANG BERLAKU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KESESUAIAN PENCATATAN AKTIVA TETAP PADA HOTEL PINANGSIA PALEMBANG TERHADAP STANDAR STANDAR YANG BERLAKU"

Transkripsi

1 ANALISIS KESESUAIAN PENCATATAN AKTIVA TETAP PADA HOTEL PINANGSIA PALEMBANG TERHADAP STANDAR STANDAR YANG BERLAKU Erlando Stevano Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530, Indonesia, Tel: (+62-21) , Fax: (+62-21) , Iswandi, SE., Ak., M.M., BKP, CA, CFE Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530, Indonesia, Tel: (+62-21) , Fax: (+62-21) ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kesesuaian pencatatan aktiva tetap berupa kendaraan, gedung, dan peralatan serta depresiasi yang diterapkan oleh Hotel Pinangsia Palembang telah sesuai dengan PSAK 16 tahun Metoda penelitian yang digunakan adalah metoda penelitian kualitatif dengan mengumpulkan data dengan cara studi pustaka (library research) dan studi lapangan (field research). Objek penelitian dilakukan di Hotel Pinagsia Palembang, jalan Jenderal Sudirman No.12 Palembang. Analisis yang dilakukan dengan melihat laporan laba rugi serta laporan posisi keuangan apakah sudah sesuai dengan PSAK 16 tahun Hasil yang dicapai adalah dalam laporan laba rugi Hotel Pinangsia Palembang tidak menambah biaya bea balik nama STNK pada kendaraan, biaya penambahan ruang kamar hotel pada gedung, dan menambah biaya pemasangan, biaya angkut, dan biaya pengecatan sebagai harga perolehan serta tidak menghitung biaya depresiasi, pada laporan posisi keuangan Hotel Pinangsia Palembang. Kesimpulan Pencatatan pada laporan keuangan yang dilakukan oleh Hotel Pinangsia Palembang tidak sesuai dengan PSAK 16 tahun 2011.(ES) Kata Kunci :Aktiva Tetap, Harga Perolehan, Biaya Penyusutan

2 ABSTRACT The research objective was to determine the suitability of property and equipment such as vehicles, buildings, and equipment and depreciation applied by Hotel Pinangsia Palembang in accordance with SFAS 16, The method used in this research is qualitative research methods to collect data by means of literature (library research) and field research. The object of research conducted at the Hotel Pinagsia Palembang, Palembang 12 Sudirman street. Analysis is done by looking at the income statement and statement of financial position if it is in accordance with SFAS 16, The results achieved are in the income statement Pinangsia Hotel Palembang do not add to the cost of the transfer tax vehicle registration in the vehicle, the cost of additional hotel rooms in the building space, and add to installation costs, freight costs, and the cost of painting as well as the acquisition price does not calculate the cost of depreciation, in the statement of financial position Pinangsia Hotel Palembang. Recording conclusion on the financial statements conducted by the Hotel Pinangsia Palembang is not in accordance with SFAS 16, (ES) Kata Kunci :Fixed Assets, Acquisition Cost, Depreciation Cost PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi dalam pencapaian tujuan yang di tetapkan, tidak terlepas dari kemampuannya mengolah sumber daya yang tersedia. Aktiva yang merupakan sumber daya potensial adalah sarana dan prasarana yang harus ada dalam kegiatan operasional perusahaan. Aktiva tetap merupakan aktiva yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang jangka penggunaannya lebih dari suatu periode akuntansi dan tidak dimaksudkan untuk di jual kembali dalam rangka operasional perusahaan. Aktiva tetap dalam suatu perusahaan dapat berupa tanah, gedung, mesin, dan peralatan. Pengaruh aktiva tetap sangat dominan bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perhotelan. Hal ini di sebabkan karena aktiva tetap di gunakan untuk memproduksi jasa. Dengan kata lain, pendapatan perusahaan berasal dari penyewaan aktiva tetapnya, baik berupa penyewaan ruang gedung, tempat menginap atau mengadakan pertemuan, kendaraan untuk transportasi tamu, dan berbagai aktiva lainnya yang mendukung terciptanya kenyamanan bagi pelanggan hotel tersebut. Untuk mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efisien dibutuhkan adanya manajemen yang baik dan terencana. Dalam perencanaan dan pengelolaan aktiva tetap, perusahaan sering mengalami beberapa masalah yang timbul antara lain mengenai cara perolehan aktiva tetap, penilaian aktiva tetap pembebanan biaya setelah aktiva tersebut digunakan, penyusutan dan penghentian operasianal aktiva yang tetap digunakan. Untuk itu dibutuhkan suatu perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pada prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum ini di jelaskan perlakuan akuntansi yang di terapkan dalam aktiva tetap yaitu tentang pengklasifikasian aktiva tetap, penentuan harga perolehan, pengeluaran setelah masalah perolehan, penyusutan, penghentian dan penghapusan aktiva tetap serta penyajiannya dalam laporan keuangan. Dalam perolehan aktiva tetap perusahaan harus mencatat sebesar harga perolehannya. Harga perolehan aktiva tetap meliputi semua pengeluaran yang di keluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap tersebut sampai siap untuk digunakan. Unsur-unsur yang terkait untuk mendapatkan aktiva tetap diantaranya seperti biaya balik nama, biaya angkut dan biaya-biaya lainnya harus di masukkan ke

3 dalam harga perolehan aktiva tetap. Setelah harga perolehan ditetapkan, pelaporan aktiva di neraca harus dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Untuk aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah, pada neraca akan dilaporkan sebesar harga perolehan dan untuk aktiva tetap lainnya yang umurnya terbatas seperti mesin akan disajikan di neraca sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Selama masa pemakaian aktiva tetap, perusahaan mungkin melakukan pengeluaranpengeluaran baik itu dalam hal penambahan, perbaikan, pemeliharaan, dan penggantian aktiva tetap. Hal yang harus di perhatikan sehubungan dengan pengeluaran ini adalah adanya perbedaan perlakuan akuntansi antara pengeluaran yang dicatat sebagai capital expenditure atau revenue expenditure. Jika pengeluaraan itu bertujuan untuk memperpanjang umur manfaat ekonomi aktiva tetap tersebut, bersifat penting dan jumlahnya relatif besar biasanya di anggap sebagai capital expenditure sedangkan jika manfaatnya hanya dalam tahun yang bersangkutan dan jumlahnya relatif kecil dianggap sebagai revenue expenditure. Seiring berjalannya waktu dan pemakainan aktiva tetap dalam kegiatan normal perusahaan, jenis aktiva tetap yang memiliki umur terbatas secara bersamaan nilainya akan turun. Hal ini terjadi karena berangsur-angsur aktiva tetap akan kehilangan kemampuannya untuk menghasilkan jasa. Masalah penyusutan merupakan masalah yang penting selama masa penggunaan aktiva tetap. Penyusutan merupakan sebagian dari harga perolehan aktiva tetap secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi. Suatu aktiva tetap seharusnya mengalami penyusutan berdasarkan taksiran masa manfaatnya. Hotel pinangsia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perhotelan. Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan memiliki aktiva tetap yang cukup besar, terdiri dari tanah, bangunan,peralatan hotel, inventaris, dan kendaraan. Pendapatan Hotel Pinangsia Palembang diperoleh dari penyewaan aktiva tetapnya baik berupa penyewaan ruang gedung, tempat menginap, atau mengadakan pertemuan, kendaraan untuk transportasi tamu, dan berbagai aktiva lainnya yang mendukung terciptanya kenyamanan bagi pelanggan hotel tersebut. Neraca Hotel Pinangsia per 31 Desember 2014 tercatat jumlah aktiva tetap sebesar Rp ,00 sedangkan total aktiva Rp ,00 berarti total aktiva tetap perusahaan lebih kurang 90% dari aktiva prusahaan. Pada bulan Juli 2013 perusahaan membeli kendaraan untuk aktivitas operasianalnya. Harga kendaraan tersebut dicatat sebesar harga bersih pembelian tunai yaitu Rp Untuk biaya kendaraan lainnya seperti biaya balik nama STNK sebesar Rp ,00 tidak dimasukan perusahaan sebagai harga perolehan melainkan dicatat sebagai biaya kendaraan kedalam laporan L/R sebagai biaya tahun berjalan periode tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum bahwa harga perolehan aktiva tetap meliputi semua pengeluaran yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap tersebut sampai aktiva tersebut digunakan termasuk biaya balik nama, biaya pemasangan, biaya angkut dan biaya-biaya lainnya. Perusahaan telah melakukan penambahan terhadap ruangan bangunan pada bulan Oktober 2014 dengan jumlah Rp ,00. Oleh perusahaan biaya tersebut tidak dimasukan untuk menambah harga perolehan bangunan, melainkan dicatat dalam laporan laba/rugi sebagai biaya perbaikan bangunan pada tahun berjalan. Ini tidak sesuai dengan Raja Adri Satriawan Surya (2012:161) yang menyatakan bahwa biaya perolehan aset tetap yang di konstruksi sendiri sama dengan biaya untuk memproduksi aset serupa untuk di jual. Apabila biaya membuat sendiri lebih rendah dari harga apabila aset tersebut dibeli, tidak boleh diakui sebagai laba. Karena laba berasal dari penjualan bukan karena membuat sendiri. Pada bulan April 2014 perusahaan membeli peralatan untuk aktifitas operasionalnya. Harga peralatan tersebut dicatat sebesar harga bersih pembelian tunai sebesar Rp ,00, untuk biaya lainnya seperti biaya pemasangan, biaya angkut dan biaya pengecatan senilai Rp ,00 tidak dimasukan perusahaan kedalam harga perolehan. Permasalahan selanjutnya berkaitan dengan penilaian dan penyajian aktiva tetap yaitu perusahaan tidak pernah memperhitungkan berapa beban penyusutan aktiva tetap setiap periodenya.

4 Hal ini bertentangan dengan perinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika nilai aktiva tetapnya dikaitakan dengan waktu dan pemakaian dalam kegiatan normal perusahaan, maka jenis aktiva tetap yang memiliki umur terbatas secara bersamaan nilainya akan turun. Hal ini terjadi karena berangsurangsur aktiva tetap akan kehilangan kemampuannya untuk menghasilkan jasa. Penurunan nilai taksiran masa manfaat tersebut merupakan penyusutan aktiva tetap dan nilai aktiva tersebut harus mengalami penyusutan secara sistematis berdasarkan taksiran masa manfaatnya. Setiap permasalahan diatas memiliki dampak dalam penyajian aktiva tetap, seperti perusahaan tidak pernah menghitung besarnya penyusutan aktiva tetap, di dalam laporan keuangan perusahaan tidak menampilkan akumulasi penyusutan aktiva tetap pada laporan posisi keuangan dan beban penyusutan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Selain itu, perusahaan tidak mencatat total nilai bangunan setelah penambahan ruangan hotel. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik mengkaji lebih lanjut mengenai masalah ini dalam suatu penelitian dengan judul Analisis Kesesuaian Pencatatan Aktiva Tetap Pada Hotel Pinangsia Palembang Terhadap Standar-standar Akuntansi Yang Berlaku Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dikemukakan penulis sebelumnya, maka penulis bermaksud mengangkat suatu permasalahan yang akan di bahas pada penulisan ini yaitu : 1. Apakah pencatatan aktiva tetap kecuali tanah pada Hotel Pinangsia Palembang telah sesuai dengan standar-standar akuntansi PSAK 16 revisi 2011? 2. Apakah Hotel Pinangsia Palembang telah menerapkan metode penyusutan aktiva tetap sesuai dengan PSAK 16 revisi 2011? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui kesesuaian pencatatan aktiva tetap kecuali tanah yang di terapkan oleh Hotel Pinangsia Palembang telah sesuai dengan PSAK 16 tahun Untuk menganalisis depresiasi aktiva tetap pada Hotel Pinangsia Palembang apakah telah sesuai dengan pencatatan aktiva tetap yang berlaku pada PSAK 16 tahun Kajian Pustaka No. Nama Peneliti Judul Objek Penelitian Metode Hasil 1. Nyoman Ari Surya Darmawan (2014) Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Pada Yayasan Dana Punia Singaraja. Yayasan Dana Punia Singaraja. Kualitatif dengan pengumpulan data literatur, survei, interview, dan observasi. Yayasan Dana Punia Singaraja tidak melakukan pencatatan aktiva tetap sesuai dengan PSAK 16 karena rendahnya kualitas sumber daya manusia, tidak ada tuntutan akuntabilitas, tidak ada pengawasan independen, serta tidak membutuhkan pertanggungjawaban

5 resmi. 2. Shanti Mellisa (2011) Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap dan Penerapan Metode Depresiasi Pada PT. Bakrie Sumatra Plantations. Tbk. PT. Bakrie Sumatra Plantations. Tbk. Kualitatif dengan pengumpulan data literatur, survei, interview, dan observasi. PT. Bakrie Sumatra Plantations. Tbk. Telah melaksanakan standar akuntansi aktiva tetap dan depresiasi. PT. Bakrie Sumatra Plantations. Tbk. Melakukan metode punyusutan garis lurus (straight line method) yang berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset. METODE PENELITIAN a.) Jenis penelitian Jenis penelitian yang di gunakan oleh penulis untuk meneliti kasus di atas adalah jenis penelitian kualitatif. b.) Objek penelitian Objek yang di teliti adalah penulis melakukan penelitian aktiva tetap pada Hotel Pinangsia yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No.12 Palembang. c.) Desain penelitian Dengan digunakan metode kualitatif ini maka data yang didapatkan akan lebih lengkap,lebih mendalam, dan bermakna, sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Desain penelitian kualitatif ini di bagi dalam empat tahap, yaitu: 1. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah analisis standar sarana dan prasarana, penyusunan rancangan penelitian, penetapan tempat penelitian, dan penyusunan instrumen penelitian. 2. Pelaksanaan Pada tahap ini penulis akan melaksanakan riset untuk mengumpulkan data-data kualitatif yang diperlukan untuk penelitian di Hotel Pinangsia Palembang dan juga akan melakukan wawancara dengan manajer keuangan dan mengumpulkan data secara langsung di Hotel Pinangsia Palembang 3. Analisis data Analisis data dilakukan setelah peneliti melakukan wawancara kepada manajer keuangan Hotel Pinangsia Palembang dan memperoleh data-data langsung dari Hotel Pinangsia Palembang.

6 4. Evaluasi Setelah data-data sudah di analisis penulis mencoba membuat sebuah kesimpulan dari temuan-temuan yang telah didapat sehingga dapat memberikan saran-saran dan kritik yang berguna untuk kemajuan perusahaan. Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data kualitatif berdasarkan : 1. Studi pustaka (library Research) Studi pustaka ini dilakukan penulis untuk mempelajari teori dan konsep-konsep dari berbagai literatur yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Hasil studi kepustakaan merupakan landasan teori dari penelitian. 2. Studi lapangan (field reserarch) Penulis melakukan studi lapangan ini menggunakan 2 metode yaitu: a) Metode observasi Cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap objek yang akan diteliti pada waktu terjadinya kejadian sehingga informasi yang diperoleh dapat lebih objektif untuk diteliti. b) Metode interview Cara pengumpulan data dengan melakukan wawancara dengan Manejer perusahaan yang bernama Bapak Sukron Tolib serta bagian umum yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas pada kasus ini. Tujuan dilakukannya wawancara ini agar penulis dapat mengetahui dengan jelas masalah yang sedang terjadi pada Hotel Pinangsia Palembang terutama pada permasalahan yang sedang dibahas pada skripsi ini. HASIL DAN BAHASAN 4.1. Pencatatan Akuntansi Aktiva Tetap Yang Diterapkan Hotel Pinangsia Palembang Kendaraan Daftar Kendaraan yang ada pada Hotel Pinangsia Palembang : No Jenis Kendaraan Tahun Pembuatan Tahun Pembelian Keadaan Harga Pembelian 1. Mobil Suzuki carry 2. Motor Honda Supra 2009 Juli 2013 Bekas Rp , Juli 2013 Bekas Rp ,00 Total Rp ,00 1.Pengukuran Menurut PSAK 16 par 16(a), Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan lain. Sebagai fakta yang ada di perusahaan adalah Perusahaan mencatat harga perolehan kendaraan sebesar Rp ,00. Sedangkan biaya yang telah dikeluarkan perusahaan atas kepemilikan kendaraan seperti biaya balik nama STNK sebesar Rp ,00 tidak dimasukan sebagai harga perolehan, melainkan dicatat

7 kedalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif sebagai biaya tahun berjalan periode tersebut. 2. Penilaian Kendaraan PSAK par 30 menyatakan bahwa setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Dalam fakta yang terjadi di Hotel Pinangsia Palembang, perusahaan tidak mencatat biaya perolehan yang dikurangi dengan akumulasi penyusutan. 3. Penyusutan Kendaraan Untuk semua jenis aktiva tetap kecuali tanah memiliki usia manfaat yang terbatas. Seiring berlalunya waktu, daya pakai aktiva tetap dan kemampuannya untuk menghasilkan akan semakin menurun secara bertahap. Dikarenakan hal tersebut maka diperlukan suatu pengalokasian jumlah suatu nilai aktiva tetap yang dapat menyusut secara bertahap sepanjang masa manfaatnya. Seperti yang diungkapkan dalam PSAK 16 par 45 bagian yang signifikan dari aset tetap mungkin memiliki umur manfaat dan metode penyusutan yang sama dengan umur manfaat dan metode penyusutan bagian signifikan lain dari aset tersubut. Bagian tersebut dapat dikelompokkan dalam penentuan beban penyusutan. Dalam fakta yang terjadi, perusahaan tidak pernah memperhitungkan besarnya peyusutan terhadap aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan operasionalnya. 4. Pengungkapan/Penyajian kendaraan Dalam penyajian aktiva tetap pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif, penulis menemukan permasalahan bahwa perusahaan hanya menampilkan aktiva tetap yang dihitung berdasarkan harga beli, perusahaan tidak menampilkan biaya depresiasi pada laporan laba rugi dan komprehensif lain dan tidak memperhitungkan akumulasi penyusutan kendaraan Gedung 1. Pengukuran Menurut PSAK 16 par 16(a), Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan lain.sebagai fakta yang terjadi Pada Hotel Pinangsia Palembang, perusahaan memperoleh aktiva tetapnya dengan cara pembelian, kecuali bangunan, yang digunakan sebagai kantor, diperoleh dengan cara dibangun sendiri yang selesai dibangun pada pertengahan tahun 1998 dengan biaya sebesar Rp ,000,00 dan digunakan pada awal Pada Oktober 2014 perusahaan telah melakukan penambahan terhadap ruang kamar hotel dengan biaya sebesar Rp ,00. Oleh perusahaan biaya tersebut tidak dimasukan untuk menambah harga perolehan bangunan melainkan dicatat dalam laporan laba rugi sebagai biaya perbaikan bangunan pada tahun berjalan, sehingga harga perolehan bangunan yang dicatat oleh perusahaan lebih rendah dari nilai seharusnya. 2. Penilaian Gedung PSAK 16 par 30 menyatakan setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Dalam fakta yang terjadi pada Hotel Pinangsia Palembang, bahwa perusahaan tidak pernah menghitung jumlah akumulasi penyusutan terhadap bangunan yang digunakan. Selain itu perusahaan tidak mengkapitalisasi biaya penambahan bangunan ke dalam jumlah yang tercatat, sehingga nilai pada bangunan di laporan posisi keuangan menjadi kecil. 3. Penyusutan Gedung

8 Dalam PSAK 16 par 45 bagian yang signifikan dari aset tetap mungkin memiliki umur manfaat dan metode penyusutan yang sama dengan umur manfaat dan metode penyusutan bagian signifikan lain dari aset tersubut. Bagian tersebut dapat dikelompokkan dalam penentuan beban penyusutan. Dalam fakta yang terjadi, perusahaan tidak pernah memperhitungkan besarnya peyusutan terhadap aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan operasionalnya. 4. Pengungkapan/Penyajian Gedung Dalam penyajian aktiva tetap pada laporan posisi keuangan dan laba rugi dan penghasilan komprehensif, penulis menemukan permasalahan bahwa perusahaan hanya menampilkan nilai aktiva tetap yang dihitung berdasarkan harga beli awal. Perusahaan tidak menampilkan total nilai bangunan setelah penambahan ruang hotel dan perusahaan tidak menampilkan akumulasi penyusutan pada laporan posisi keuangan dan beban penyusutan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif Peralatan 1. Pengukuran Peralatan Menurut PSAK 16 par 16(a), Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan lain. Sebagai fakta yang ada di perusahaan adalah Perusahaan mencatat harga perolehan kendaraan sebesar Rp ,00. Sedangkan biaya yang telah dikeluarkan perusahaan seperti Biaya pemasangan, biaya angkut, dan biaya pengecatan sebesar Rp ,00 tidak dimasukan sebagai harga perolehan. 2. Penilaian Peralatan PSAK par 30 menyatakan bahwa setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Dalam fakta yang terjadi di Hotel Pinangsia Palembang, perusahaan tidak mencatat biaya perolehan yang dikurangi dengan akumulasi penyusutan. 3. Penyusutan Peralatan Untuk semua jenis aktiva tetap kecuali tanah memiliki usia manfaat yang terbatas. Seiring berlalunya waktu, daya pakai aktiva tetap dan kemampuannya untuk menghasilkan akan semakin menurun secara bertahap. Dikarenakan hal tersebut maka diperlukan suatu pengalokasian jumlah suatu nilai aktiva tetap yang dapat menyusut secara bertahap sepanjang masa manfaatnya. Seperti yang diungkapkan dalam PSAK 16 par 45 bagian yang signifikan dari aset tetap mungkin memiliki umur manfaat dan metode penyusutan yang sama dengan umur manfaat dan metode penyusutan bagian signifikan lain dari aset tersubut. Bagian tersebut dapat dikelompokkan dalam penentuan beban penyusutan. Dalam fakta yang terjadi, perusahaan tidak pernah memperhitungkan besarnya peyusutan terhadap aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan operasionalnya 4. Pengungkapan/Penyajian Peralatan Dalam penyajian aktiva tetap pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif, penulis menemukan permasalahan bahwa perusahaan hanya menampilkan aktiva tetap yang dihitung berdasarkan harga beli, perusahaan tidak menampilkan biaya depresiasi pada laporan laba rugi dan komprehensif lain dan tidak memperhitungkan akumulasi penyusutan peralatan Analisis Kesesuaian Pencatatan Akuntansi Aktiva Tetap Kendaraan Pada Hotel Pinangsia Palembang Kendaraan 1. Pengukuran Kendaraan

9 Dalam penentuan harga perolehan aktiva tetap, Hotel Pinangsia Palembang hanya mencatat harga beli yang dibeli pada Juli 2013 sebesar Rp ,00, seharusnya harga perolehan yang dicatat Hotel Pinangsia palembang yaitu : Kendaraan Rp ,00 Biaya balik nama STNK Rp ,00 + Rp ,00 Untuk jurnal yang seharusnya dibuat oleh Hotel Pinangsia Palembang pada tahun 2013 untuk mencatat bea balik nama STNK adalah : Kendaraan Rp ,00 2. Penilaian Kendaraan Kas Rp ,00 Kemampuan setiap aset (kecuali tanah) untuk memberikan jasa dan untuk menghasilkan pendapatan akan menurun nilainya seiring dengan berlalunya waktu, semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva tetap sampai tiba ditempat dan siap dipakai harus dimasukan sebagai bagian dari harga perolehan aktiva yang bersangkutan. Penurunan taksiran manfaaat aktiva tetap tersebut merupakan penyusutan aktiva tetap dan harus dilakukan secara sistematis dan layak berdasarkan masa manfaat. Asumsi Penulis : a) Nilai sisa pada periode ke 5 adalah Rp ,00 b) Umur ekonomis 5 tahun Kendaraan diperoleh pada tanggal 1 Juli 2013 dengan harga perolehan sebesar Rp ,00 dan memiliki umur ekonomis 5 tahun (20%). Penyusutan = Harga perolehan Nilai Sisa Umur Ekonomis = Rp ,00 Rp ,00 = Rp ,00 5 Penyusutan 20% per tahun = 20% x Rp ,00 = Rp ,00. Besarnya biaya penyusutan untuk tahun 2013 yaitu 1 Juli s/d 31 Desember 2013 = 6/12 x Rp ,00 = Rp ,00. Ket : Biaya penyusutan Juli s/d Desember Biaya penyusutan 2014 :Rp ,00 + Rp ,00 = Rp ,00 Biaya lain seperti balik nama STNK pada kendaraan ini seharusnya menambah harga perolehan kendaraan dan didebetkan ke rekening aktiva yang bersangkutan. Jurnal koreksi pembelian kendaraan tahun 2015 yang seharusnya dicatat oleh perusahaan adalah : Kendaraan Rp ,00 Laba ditahan Rp ,00

10 Perusahaan tidak pernah melakukan penyusutan sampai tahun 2014 mengingat laporan keuangan tahun 2013 dan 2014 sudah ditutup, maka dilakukan jurnal koreksi tahun 2015 sebagai berikut : Laba ditahan Rp ,00 3. Penyusutan Kendaraan Tahun Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp ,00 Tabel Penyusutan Kendaraan Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1/ / / Analisis Kesesuaian Pencatatan Akuntansi aktiva Tetap Gedung Pada Hotel Pinangsia Palembang Gedung 1. Pengukuran Gedung Kebijakan yang diterapkan perusahaan terhadap penentuan biaya perolehan aktiva tetap terjadi kesalahan dalam memperlakukan biaya yang dimasukan kedalam unsur biaya perolehan aktiva tetap. Dari hasil penelitian perusahaan tidak memasukan biaya penambahan gedung kedalam harga perolehan aktiva tetap, sehingga harga perolehan aktiva tetap dibukukan lebih rendah dari nilai seharusnya. Pengalokasian biaya harus dilakukan dengan tepat, karena berpengaruh terhadap perhitungan laba untuk beberapa periode. Kebijaksanaan perusahaan dalam mencatat biaya perolehan aktiva tetap menyebabkan laba pada tahun berjalan (tahun pembelian aktiva tetap) akan kecil. Hotel Pinangsia Palembang mencatat harga perolehan gedung sebesar Rp ,00 sedangkan biaya penambahan atau perluasan bangunan kamar hotel sebesar Rp ,00 tidak ditambahkan kedalam harga perolehan gedung. Jurnal untuk penambahan gedung hotel yang seharusnya dicatat perusahaan pada tahun 2014 sebagai berikut : Gedung Rp ,00 2. Penilaian Gedung Kas Rp ,00 Gedung merupakan aktiva tetap yang memiliki umur terbatas dan nilainya akan menurun secara bertahap sehingga gdung juga memerlukan suatu pencatatan sistematis atas penyusutan yang terjadi.

11 Pada bulan Juli 1998 dengan harga prolehan Rp ,00 kemudian pada Oktober 2014 perusahaan melakukan penambahan bangunan senilai Rp ,00. Umur ekonomis 20 tahun (5%). Asumsi penulis : a) Nilai sisa pada periode ke 20 adalah Rp ,00 b) Umur ekonomis 20 tahun Penyusutan = Harga perolehan Nilai Sisa Umur Ekonomis = Rp ,00 Rp ,00 = Rp ,00 20 Penambahan ini langsung menambah nilai bangunan lama dan langsung dihitung penyusutannya sebagai berikut : Penyusutan tiap bulan = 1/12 x 5% x Rp ,00 = Rp ,00 Penyusutan tiap tahun = 5% x Rp ,00 = Rp ,00 Penyusutan dari 1 Juli Desember 2013 = 15 tahun 6 bulan. Jadi, 15 x Rp ,00 = Rp ,00 6 x Rp ,00 = Rp ,00 + Rp ,00 Nilai buku gedung per 30 September 2014 : 1 januari September 2014 = Rp ,00 x 9 = Rp ,00 Nilai buku gedung per 30 September 2014 : Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 = Rp ,00 Nilai penambahan gedung Rp ,00 + Nilai buku per 30 September 2014 Rp ,00 Umur ekonomis gedung selama 20 tahun yaitu dari 1 Juli 1998 dan berakhir pada 30 Juni Umur ekonomis gedung dikurangi penyusutan selama 16 tahun 3 bulan yaitu tersisa 3 tahun 9 bulan (45 bulan). Perhitungan penyusutan setelah penambahan gedung adalah sebagai berikut : Nilai buku gedung per 1 Oktober 2014 = Rp ,00 Penyusutan / bulan = Rp ,00 : 45 = Rp ,00 Penyusutan / tahun = Rp ,00 x 12 = Rp ,00 Sehingga akumulasi penyusutan setelah ada penambahan bangunan yaitu:

12 1 Juli Desember 2013 = Rp ,00 1 Januari September 2014 = Rp ,00 1 Oktober Desember 2014 (Rp ,00 x 3) = Rp ,00 + = Rp ,00 Perusahaan tidak pernah melakukan penyusutan sampai tahun 2014 mengingat laporan keuangan tahun 2013 dan 2014 sudah ditutup, maka dilakukan jurnal koreksi tahun 2015 sebagai berikut : Laba ditahan Rp ,00 Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp ,00 Ket : 1 Juli Desember 2013 = Rp ,00 1 Januari September 2014 = Rp ,00 1 Oktober Desember 2014 = Rp ,00 + = Rp ,00 Biaya penambahan gedung Hotel Pinangsia Palembang ini seharusnya menambah harga perolehan gedung dan di debetkan ke rekening aktiva yang bersangkutan. Jurnal koreksi penambahan ruang kamar gedung tahun 2015 yang seharusnya dicatat oleh perusahaan adalah: 3. Penyusutan Gedung Rp ,00 Laba ditahan Rp ,00 Tabel Depresiasi Gedung Tahun Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1/ /

13 Penyusutan Gedung 1 januari Desember 2018 Tahun Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1/ / / / Analisis Kesesuaian Pencatatan Akuntansi aktiva Tetap Peralatan Pada Hotel Pinangsia Palembang Peralatan 1. Pengukuran Peralatan Dalam penentuan harga perolehan aktiva tetap, Hotel Pinangsia Palembang hanya mencatat harga beli yang dibeli pada April 2014 sebesar Rp ,00, seharusnya harga perolehan yang dicatat Hotel Pinangsia palembang yaitu : Peralatan Rp ,00 Biaya pemasangan, angkut, dan pengecatan Rp ,00 + Rp ,00 Untuk jurnal yang seharusnya dibuat oleh Hotel Pinangsia Palembang pada tahun 2014 untuk mencatat biaya pemasangan, biaya angkut, dan biaya pengecatan adalah : Peralatan Rp ,00

14 2. Penilaian Peralatan Kas Rp ,00 Kemampuan setiap aset (kecuali tanah) untuk memberikan jasa dan untuk menghasilkan pendapatan akan menurun nilainya seiring dengan berlalunya waktu, semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva tetap sampai tiba ditempat dan siap dipakai harus dimasukan sebagai bagian dari harga perolehan aktiva yang bersangkutan. Penurunan taksiran manfaaat aktiva tetap tersebut merupakan penyusutan aktiva tetap dan harus dilakukan secara sistematis dan layak berdasarkan masa manfaat. Asumsi Penulis : a) Nilai sisa pada periode ke 5 adalah Rp ,00 b) Umur ekonomis 5 tahun Kendaraan diperoleh pada tanggal 1 April 2014 dengan harga perolehan sebesar Rp ,00 dan memiliki umur ekonomis 5 tahun (20%). Penyusutan = Harga perolehan Nilai Sisa Umur Ekonomis = Rp ,00 Rp ,00 = Rp ,00 5 Penyusutan 20% per tahun = 20% x Rp ,00 = Rp ,00. Besarnya biaya penyusutan untuk tahun 2014 yaitu 1 April s/d 31 Desember 2014 = 4/12 x Rp ,00 = Rp ,00. Ket : Biaya penyusutan Juli s/d Desember Biaya penyusutan 2014 :Rp ,00 + Rp ,00 = Rp ,00 Biaya lain seperti biaya pemasangan, biaya angkut, biaya pengecatan pada peralatan ini seharusnya menambah harga perolehan peralatan dan didebetkan ke rekening aktiva yang bersangkutan. Jurnal koreksi pembelian peralatan tahun 2015 yang seharusnya dicatat oleh perusahaan adalah : Peralatan Rp ,00 Laba ditahan Rp ,00 Perusahaan tidak pernah melakukan penyusutan sampai tahun 2014 mengingat laporan keuangan tahun 2013 dan 2014 sudah ditutup, maka dilakukan jurnal koreksi tahun 2015 sebagai berikut : Laba ditahan Rp ,00 Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp ,00 3. Penyusutan Peralatan Tabel Penyusutan Peralatan

15 Tahun Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1/ / / Pengungkapan/Penyajian Aktiva Tetap Pada laporan posisi keuangan dalam penyajian aktiva tetap perusahaan harus menampilkan total nilai kendaraan, gedung, dan peralatan setelah melakukan Biaya balik nama STNK, penambahan ruang kamar hotel, dan biaya pemasangan angkut dan pengecatan pada peralatan dan perusahaan menampilkan akumulasi penyusutan pada laporan posisi keuangan dan biaya penyusutan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif serta mengungkapkan dasar pemilihan yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto, metode penyusutan yang digunakan, dan akumulasi penyusutan pada awal periode. Tabel Umur Ekonomis Aktiva Tetap Jenis Aktiva Kendaraan Gedung Peralatan Umur Ekonomis 5 tahun 20 tahun 5 tahun 31 Desember 2014 Tabel Pengungkapan Aktiva Saldo Awal Penambahan / Koreksi Pengurangan Saldo Akhir

16 Harga Perolehan Gedung Tanah Kendaraan Peralatan Akumulasi Penyusutan Gedung Kendaraan Peralatan Nilai Buku Dikarenakan Hotel Pinangsia Palembang selama ini tidak pernah menerapkan metode penyusutan aktiva tetap maka oleh karena itu diperlukan perbaikan dalam sistem pengungkapan kendaraan, gedung, dan peralatan sesuai dengan PSAK 16 tahun Dengan cara menambahkan biaya balik nama STNK, biaya Penambahan Kamar Hotel, biaya pengecatan, biaya pemasangan dan perhitungan akumulasi penyusutan kendaraan, gedung, dan peralatan ke dalam tabel pengungkapan aktiva tetap Analisis kesesuaian Pencatatan Aktiva tetap Hotel Pinangsia Palembang Pada Laporan Posisi Keuangan Berikut adalah laporan Posisi keuangan pada Hotel Pinangsia Palembang sebelum dan sesudah di analisa sesuai perhitungan yang di bahas dalam sub bab di atas adalah : Perhitungan laba ditahan pada 31 Desember 2014 : Tabel Perhitungan Laba Ditahan 31 Desember 2014 Saldo laba ditahan Koreksi tahun 2013

17 Kendaraan Peralatan Koreksi Tahun Akumulasi Penyusutan : Ak. Dep Kendaraan Ak. Dep Peralatan Ak. Dep Gedung Laba di tahan setelah Koreksi ( ) ( ) ( ) ( ) HOTEL PINANGSIA PALEMBANG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Tabel Pencatatan Laporan Posisi Keuangan Perusahaan dan Penulis Keterangan Perusahaan Penulis 31 Desember Desember 2014 AKTIVA

18 Aktiva Lancar : Kas Bank (atas nama pemilik) Piutang Perlengkapan Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap : Gedung Ak. Dep. Gedung Tanah Kendaraan Ak. Dep. Kendaraan Peralatan Ak. Dep. Peralatan Total Aktiva Tetap TOTAL AKTIVA PASIVA Hutang Usaha Modal : Modal Pemilik Laba Ditahan Laba TOTAL PASIVA & MODAL ( ) ( ) ( ) ( ) Dampak Yang Terjadi Pada Laporan Keuangan Sesuai dengan hasil analisa di atas maka pada pelaporan keuangan pada Hotel Pinangsia Palembang terjadi beberapa dampak perubahan pada setiap pos yang bersangkutan terutama pada : a) Laporan Posisi Keuangan Sebelum adanya perbaikan metode pencatatan aktiva tetap perusahaan, terjadi understated pada akun aktiva tetap kendaraan, gedung, dan peralatan perusahaan, karena harga perolehan aktiva tetap kendaraan, gedung, dan peralatan tidak di tambahkan kedalam akun kendaraan dan gedung. Perusahan tidak menggunakan metode penyusutan, sehingga nilai buku akun gedung, kendaraan, dan peralatan menjadi overstated.

19 Setelah adanya perbaikan metode pencatatan aktiva tetap dan metode penyusutan aktiva tetap Sesuai PSAK 16 tahun 2011 maka nilai akun aktiva tetap berupa kendaraan dan gedung menjadi nilai yang seharusnya setelah ditambahkan harga perolehan yang seharusnya di tambahkan. Dan setelah dilakukan perhitungan metode penyusutan maka terjadi penambahan akun akumulasi depresiasi kendaraan, gedung, dan peralatan dan mengurangi nilai dari aktiva tetap kendaraan dan gedung itu sendiri, sehingga nilai yang didapat seharusnya menjadi lebih kecil dari sebelum dilakukannya perhitungan metode penyusutan. b) Laporan Laba Rugi dan penghasilan komprehensif Sebelum perusahaan mempunyai metode penyusutan, laba yang diperoleh menjadi overstated pada Laporan Laba Rugi dan penghasilan komprehensif. Pada akun laba ditahan sebelum dikoreksi menjadi overstated karena belum dikurangi nilai penyusutan. Dan biaya-biaya menjadi understated karena belum dimasukan nilai depresiasi. c) Laba ditahan Sebelum dikoreksi laba ditahan menjadi overstated, setelah dikoreksi nilai laba ditahan akan lebih kecil dari pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan karena terjadi penyesuaian pada tahun 2013 dan SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan penulis, maka kesimpulan yang didapat diambil tentang kesesuaian pencatatan aktiva tetap pada Hotel Pinangsia Palembang adalah sebagai berikut : a) Hotel Pinangsia Palembang melakukan pencatatan aktiva tetap tidak sesuai dengan standar PSAK 16 tahun b) Hotel Pinangsia Palembang tidak menerapkan Metode Peyusutan aktiva tetap kendaraan, gedung, dan peralatan sesuai dengan PSAK 16 tahun Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut : a) Sebaiknya dalam hal Pengukuran aktiva tetap, perusahaan harus memperhatikan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam kepemilikan aktiva tetap dan mengkapitalisasikan biaya-biaya tersebut kedalam harga perolehan. b) Hotel Pinangsia Palembang harus menghitung nilai penyusutan aktiva tetap,karena setiap aaktiva tetap yang digunakan akan mengalami penurunan nilai. c) Sebaiknya dalam hal pengukuran, penilaian dan penyajian aktiva tetap, perusahaan harus mengikuti standar PSAK 16 karena apabila jika perusahaan tidak mengikuti standar PSAK 16 maka akan terjadi dampak sebagai berikut : 1. Pada pengukuran akun aktiva tetap di laporan posisi keuangan tidak mencerminkan harga perolehan yang sesungguhnya. 2. Nilai net income menjadi overstated atau tidak akurat dan nilai akumulasi depresiasi menjadi understated. 3. Pada penyajian agar nilai angka dalam laporan keuangan dapat memberikan gambaran kondisi sesungguhnya yang terjadi.

20 d) Sebaiknya perusahaan melakukan koreksi terhadap laporan keuangan sesuai dengan PSAK 16 Tahun e) Untuk peneliti selanjutnya agar memperhatikan pencatatan laporan keuangan yang dilakukan oleh Hotel Pinangsia Palembang sesuai dengan standar PSAK 16. REFERENSI Darmawan, Nyoman Ari Surya. (2014). Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Pada Yayasan Dana Punia Singaraja. ( ). Dunia, A. Firdaus. (2010). Iktisar Lengkap Pengantar Akuntansi. Edisi ketiga. Cetakan Kedua Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2011). Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari Penerbit : Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Kieso, D. E., Weygandt, J. J. and Warfield,T. D. (2011). Intermediate Accounting IFRS Edition. United States of America : Wiley & Sons, Inc. Rudianto. (2012). Pengantar Akuntansi. Edisi Adaptasi IFRS. Jakarta : Penerbit Erlangga. Shanti Mellisa. (2011). Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap dan Penerapan Metode Depresiasi Pada PT. Bakrie Sumatra Plantations, Tbk. ( ). Surya, Raja Adri Satriawan. (2012). Akuntansi Keuangan Versi IFRS. Edisi Pertama. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu. Weygandt, J. J., Kimmel, P. D. And Kieso, D. E. (2011). Financial Accounting. IFRS Edition. United States of America : Wiley & Sons, Inc. RIWAYAT PENULISAN Nama : Erlando Stevano Tempat / Tanggal lahir : Jambi, 06 April 1993 Pendidikan S1 :Universitas Bina Nusantara, Akuntansi dan Keuangan ( ) Pekerjaan : -

ANALISIS PENERAPAN PSAK 16 REVISI 2011 ATAS ASET TETAP PADA PT. MITRA PALMA SEJAHTERA

ANALISIS PENERAPAN PSAK 16 REVISI 2011 ATAS ASET TETAP PADA PT. MITRA PALMA SEJAHTERA ANALISIS PENERAPAN PSAK 16 REVISI 2011 ATAS ASET TETAP PADA PT. MITRA PALMA SEJAHTERA Nursandy Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530, Indonesia, Tel:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian dan Karakteristik Aset Tetap Aset tetap adalah aset yang memiliki masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika BAB 2 LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Penggolongan dan Perolehan Aset Tetap 1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika suatu aset digunakan untuk

Lebih terperinci

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir Rizal Effendi Fakultas Ekonomi-Universitas Tridinanti Palembang rizaleffendi31@yahoo.co.id Abstract : This

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tujuannya. Untuk menunjang tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan mempunyai aktiva tetap tertentu untuk memperlancar

Lebih terperinci

Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Pt.XYZ Tanjungpinang Adelyana Agness Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Pt.XYZ Tanjungpinang Adelyana Agness Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Pt.XYZ Tanjungpinang Adelyana Agness 100462201036 Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Skripsi ini akan menampilkan perlakuan akuntansi aset tetap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Aset Tetap Pengertian aset tetap menurut IAI, PSAK No 16 (2011 : 16.2) adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I DEFINISI ASET TETAP, AKUISISI ASET TETAP, PENILAIAN ASET TETAP, BIAYA SETELAH AKUISISI, DISPOSISI ASET TETAP Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan

Lebih terperinci

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP Listian Nurbaeni Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, listian.nurbaeni@gmail.com Abstrak Tujuan_Untuk mengetahui bagaimana implementasi PSAK 16 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi adalah suatu sarana yang menjembatani antar pihak pimpinan dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses akuntansi akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan baik perusahaan yang bergerak dibidang industri, dagang, dan jasa pasti memiliki harta kekayaan

Lebih terperinci

BAB XVIII AKUNTANSI ASET TETAP

BAB XVIII AKUNTANSI ASET TETAP SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB XVIII AKUNTANSI ASET TETAP Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akutansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak

Lebih terperinci

ANALISIS PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA PT. GAS (GASINDO ARTHA SURYA) DI BALIKPAPAN

ANALISIS PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA PT. GAS (GASINDO ARTHA SURYA) DI BALIKPAPAN ANALISIS PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA PT. GAS (GASINDO ARTHA SURYA) DI BALIKPAPAN Saryanto Lubis, Elfreda Alponia Lau, Rina Masitho Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan sifatnya relatif tetap atau jangka waktu perputarannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam penyajian laporan keuangan. Didalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam penyajian laporan keuangan. Didalam mencapai tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sektor perekonomian teknologi yang semakin maju mempengaruhi perkembangan pada setiap perusahaan, baik perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah. Masalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perlakuan Akuntansi Perolehan, Pemeliharaan dan Penyusutan Aktiva Tetap 1. Analisis Perlakuan Akuntansi Perolehan Aktiva Tetap Dalam melakukan perolehan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap (fixed assets) merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen. Aset tetap sering disebut aset berwujud (tangible assets) karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring dengan kemajuan zaman sekarang ini, persaingan dunia usaha semakin berkembang dengan pesat. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan termotivasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya BAB III PEMBAHASAN A. AKTIVA TETAP 1. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya pengertian aktiva tetap ini memiliki makna dan tujuan yang sama. Ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (bussnines language). Akuntansi menghasilkan informasi

Lebih terperinci

Melisa Rahma Sari. Jl. Manyar No.3 D FLAT Komp. Krakatau Steel, Cilegon. ABSTRAK

Melisa Rahma Sari. Jl. Manyar No.3 D FLAT Komp. Krakatau Steel, Cilegon. ABSTRAK ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENYAJIAN, DAN PENGUNGKAPAN ASET TETAP DALAM LAPORAN KEUANGAN PT. DWI PUTRA JASA PRIMA DAN KESESUAIANNYA DENGAN PSAK NO.16 (REVISI 2007) Melisa Rahma Sari Jl. Manyar No.3

Lebih terperinci

TINJAUAN PADA CV. PURNAMA GEMILANG TERHADAP PENGAKUAN DAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP

TINJAUAN PADA CV. PURNAMA GEMILANG TERHADAP PENGAKUAN DAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP TINJAUAN PADA CV. PURNAMA GEMILANG TERHADAP PENGAKUAN DAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP Yustina Nainggolan luchiayustina@yahoo.com Emma Tampubolon emma.tampubolon@uki.ac.id Emerald G.M. Tobing emerald.tobing@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Akuntansi Menurut Suwardjono (2013:4), mengatakan: kata akuntansi berasal dari kata bahasa inggris to account yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD

AKTIVA TETAP BERWUJUD AKTIVA TETAP BERWUJUD A. PENGERTIAN Aktiva tetap berwujud adalah aktivaaktiva yang mempunyai wujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Karakteristik utama

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen, seperti peralatan, tanah, bangunan, gedung, dimana merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Keuangan Eksistensi suatu perusahaan sangat tergantung pada transaksitransaksi yang dilakukannya. Perusahaan yang dapat melakukan transaksi dengan baik berdasarkan

Lebih terperinci

PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP BERDASARKAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.16 PADA PT.WAHANA WIRAWAN MANADO

PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP BERDASARKAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.16 PADA PT.WAHANA WIRAWAN MANADO PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP BERDASARKAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.16 PADA PT.WAHANA WIRAWAN MANADO Oleh: Erni Damayanti Tupabiri 11 042 102 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PEMBUATAN NERACA FISKAL (PSAK No. 46) BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL (Studi Kasus Pada PT Razaaqi Selaras Persada Jakarta)

PEMBUATAN NERACA FISKAL (PSAK No. 46) BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL (Studi Kasus Pada PT Razaaqi Selaras Persada Jakarta) PEMBUATAN NERACA FISKAL (PSAK No. 46) BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL (Studi Kasus Pada PT Razaaqi Selaras Persada Jakarta) Hilda Amril Dr. Gustian Djuanda, S.E., M.M. Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a.

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a. ekonomi 18 Sesi KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN N JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo-saldo

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap Aset tetap merupakan aset tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, serta merupakan komponen aset yang paling besar nilainya

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG Ivana Cendra Universitas Bina Nusantara, Jln. KH Syahdan No.9 Palmerah Jakarta Barat 11480, telp (+62-21) 534-5830, fax (+62-21)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Aset Tetap 1. Pengertian Aset Tetap Menurut IAI, PSAK No.16 (2011:16) aset tetap merupakan aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang

Lebih terperinci

EVALUASI PERENCANAAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK PC

EVALUASI PERENCANAAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK PC EVALUASI PERENCANAAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK PC Surya Darma Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530, Indonesia, Tel: (+62-988141999),

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA CV. KRUWING INDAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA CV. KRUWING INDAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA CV. KRUWING INDAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA Maria Anastasia Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin Jl. Ahmad Yani Km 5,5 Banjarmasin, Kalimantan

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN HUBUNGANNYA TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT MULYA JATRA SIDOARJO

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN HUBUNGANNYA TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT MULYA JATRA SIDOARJO ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN HUBUNGANNYA TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT MULYA JATRA SIDOARJO Fina Rohmatul Ummah, Masyhad, Siti Rosyafah Prodi Akuntansi

Lebih terperinci

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda JURNAL PENYESUAIAN Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda Pada akhir topik ini mahasiswa diharapkan dapat: Memahami maksud dan tujuan dibuatnya jurnal penyesuaian Menentukan rekening/perkiraan apa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Menurut Reeve, Warren, dkk (2013:2) Aset tetap (fixed asset) adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta

Lebih terperinci

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan apapun jenis usahanya pasti memiliki kekayaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Akuntansi Menurut Dwi (2012:4) Akuntansi adalah informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada

Lebih terperinci

KOMPUTER AKUNTANSI ACCURATE Irsan Lubis, SE.Ak, BKP Suryani, SE. Lembaga Studi Akuntansi Perpajakan Indonesia

KOMPUTER AKUNTANSI ACCURATE Irsan Lubis, SE.Ak, BKP Suryani, SE. Lembaga Studi Akuntansi Perpajakan Indonesia Latihan SETUP DATABASE ACCURATE Pembahasan Soal Praktik menggunakan Program Accurate versii 4..1 Irsan Lubis, SE.Ak, BKP Suryani, SE 1 SOAL PRAKTIK - LATIHAN INFORMASI PERIODE PERUSAHAAN: Nama perusahaan

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN PSAK 16 MENGENAI ASET TETAP PADA PENCATATAN TANAH, BANGUNAN, DAN MESIN DI PT DONG BANG INDO TENGARAN

EVALUASI PENERAPAN PSAK 16 MENGENAI ASET TETAP PADA PENCATATAN TANAH, BANGUNAN, DAN MESIN DI PT DONG BANG INDO TENGARAN EVALUASI PENERAPAN PSAK 16 MENGENAI ASET TETAP PADA PENCATATAN TANAH, BANGUNAN, DAN MESIN DI PT DONG BANG INDO TENGARAN Steela Alfani Susyanti 1), Ari Pranaditya, SE, MM 2), Hartono, SE, M.Si 3) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD SERTA PENYAJIANNYA DALAM LAPORAN KEUANGAN PADA CV TANTERI KERAMIK DI KABUPATEN TABANAN TAHUN 2013

PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD SERTA PENYAJIANNYA DALAM LAPORAN KEUANGAN PADA CV TANTERI KERAMIK DI KABUPATEN TABANAN TAHUN 2013 PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD SERTA PENYAJIANNYA DALAM LAPORAN KEUANGAN PADA CV TANTERI KERAMIK DI KABUPATEN TABANAN TAHUN 2013 Ni Luh Wayan Desi Handayani1, Made Ary Meitriana1, Anjuman Zukhri2

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I DEPRESIASI ASET, PENURUNAN NILAI, REVALUASI ASET TETAP, PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Materi: 7, 8 & 10 PROSES/SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

Materi: 7, 8 & 10 PROSES/SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA Materi: 7, 8 & 10 PROSES/SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA AGENDA Pengantar Matching Concept Jurnal Penyesuaian Neraca Lajur Jurnal Penutup Daftar Bacaan Materi 7,8 & 10- PA I 2 PENGANTAR Materi 7,8 & 10-

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan Untuk mengetahui pengertian yang jelas mengenai aktiva tetap tanaman menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Berbagai definisi aset tetap yang dikemukakan oleh para ahli, semuanya mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu merumuskan pengertian aset tetap agar

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur BAB II BAHAN RUJUKAN Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur sebagai landasan untuk melakukan pembahasan dalam permasalahan yang dijadikan topik tugas akhir ini. 2.1. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS)

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS) Dosen : Christian Ramos Kurniawan AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS) INTERMEDIATE ACCOUNTING L/O/G/O Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Definisi Aktiva

Lebih terperinci

PENGAKUAN PENDAPATAN JASA PT. INFIMEDIA SOLUSI PRATAMA

PENGAKUAN PENDAPATAN JASA PT. INFIMEDIA SOLUSI PRATAMA PENGAKUAN PENDAPATAN JASA PT. INFIMEDIA SOLUSI PRATAMA Carla Gouzman carlagouzman@yahoo.com pembimbing Sunaryo, Drs., Ak., MM. ABSTRAK Kewajiban perusahaan setiap akhir periode adalah melaporkan kepada

Lebih terperinci

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets) BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets) Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian aktiva tetap berwujud 2. Menerangkan penentuan harga

Lebih terperinci

Analisis penerapan psak no. 45

Analisis penerapan psak no. 45 Available online: http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/jurnalmanajemen JURNAL MANAJEMEN Volume 9 (2) 2017, 55-61 Analisis penerapan psak no. 45 Endra Julianto 1, Nurita Affan 2, Ferry Diyanti 3 Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dengan aset tetaplah, hampir semua kegiatan operasional dapat dilakukan. Oleh karena

BAB IV PEMBAHASAN. dengan aset tetaplah, hampir semua kegiatan operasional dapat dilakukan. Oleh karena BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasa Aset tetap berperan sangat penting dalam kehidupan sebuah perusahaan, karena dengan aset tetaplah, hampir semua kegiatan operasional dapat

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP & PENYUSUTAN

AKTIVA TETAP & PENYUSUTAN AKTIVA TETAP & PENYUSUTAN Pelatihan Akuntansi Dasar Koperasi Simpan Pinjam & Unit Simpan Pinjam Jeneponto, Sulawesi Selatan 2011 Manado, Sulawesi Selatan 2010 Ari Widowati, Ola Anggitarini Effendy Aritonang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap perusahaan menggunakan berbagai aktiva tetap, seperti peralatan, perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan, dan tanah. Aset tetap (fix asset)

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO Ayu Lestari, Masthad, Arief Rahman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi,Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - teori 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi a. Pengertian Konvergensi Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan pandangan/ perspektif

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah suatu aktiva yang berwujud yang dipergunakan dalam operasi perusahaan sehari-hari dan merupakan aktiva tahan lama yang secara berangsur-angsur

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP PADA PT RAK PRIMA PATAMPANUA KABUPATEN PINRANG

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP PADA PT RAK PRIMA PATAMPANUA KABUPATEN PINRANG PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP PADA PT RAK PRIMA PATAMPANUA KABUPATEN PINRANG Diajukan Oleh : SRI HANDAYANI Email : sri16@yahoo.com Pembimbing I : MUKHTAR SAPIRI Email : muhtar.sapiri@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT. ARTHA KINDO PERKASA PALEMBANG

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT. ARTHA KINDO PERKASA PALEMBANG ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT. ARTHA KINDO PERKASA PALEMBANG Sintia Verginia (sintia.verginia@yahoo.com) Rika Lidyah (rika_msi@yahoo.com)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Pada awalnya, Yayasan Pendidikan Kalbe, atas dasar semangat dan pengabdian kepada ilmu pengetahuan sebagaimana yang tertuang alam motto PT. Kalbe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benar-benar sesuai dengan kebutuhan, sehingga investasi yang dilakukan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. benar-benar sesuai dengan kebutuhan, sehingga investasi yang dilakukan terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam aktivitas kegiatan usaha, aktiva tetap merupakan aset yang sangat penting dalam suatu perusahaan atau badan usaha. Pengadaan aktiva tetap harus benar-benar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penjelasan Umum Aset Tetap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 16 adalah Standar Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang maupun berupa jasa bagi masyarakat. Pada umumnya setiap perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA CV WIDITAMA MANDIRI. Hartono Saputra Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA CV WIDITAMA MANDIRI. Hartono Saputra Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA CV WIDITAMA MANDIRI Hartono Saputra Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Perusahaan adalah sebuah organisasi yang cenderung

Lebih terperinci

Materi: AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Materi: AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR Materi: 14-16 AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR JENIS PERUSAHAAN Perusahaan Jasa Perusahaan Dagang Perusahaan Manufaktur PERUSAHAAN MANUFAKTUR PRODUSEN BAHAN BAKU PERUSAHAAN MANUFAKTUR KONSUMEN JENIS PERSEDIAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset Aset sebagai sumber ekonomi sangat diharapkan oleh seluruh perusahaan dapat memberikan manfaat jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan di kemudian hari. Hal ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Hasjrat Abadi merupakan salah satu perusahaan swasta di Jakarta yang bergerak dalam bidang perdagangan umum. PT Hasjrat Abadi dahulunya berbentuk

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: sale and leaseback, early recognition, measurement, presentation.

ABSTRACT. Keywords: sale and leaseback, early recognition, measurement, presentation. ABSTRACT This study aimed to determine whether the accounting treatment for sale and leaseback transactions on fixed assets has been carried out by the company in accordance with accounting standards and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai. tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai. tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Kebijakan Akuntansi Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tercantum sebagai berikut: Kebijakan akuntansi meliputi pilihan-pilihan, dasar-dasar, konvensi peraturan

Lebih terperinci

Analisis Implementasi Akuntansi Belanja Modal Pada Pemerintah Kota Palembang

Analisis Implementasi Akuntansi Belanja Modal Pada Pemerintah Kota Palembang Analisis Implementasi Akuntansi Belanja Modal Pada Pemerintah Kota Palembang Lili Syafitri Universitas Tridinanti lili.syafitri@rocketmail.com Abstrak : Penelitian ini membahas apakah pengakuan dan pengukuran,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada triwulan II tahun 2015 tumbuh sebesar 4,67% atau melambat dibandingkan dengan triwulan II tahun 2014 yang mampu tumbuh 5,03%. Sementara

Lebih terperinci

Enti Megawati Suhadak Moch. Dzulkirom AR Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

Enti Megawati Suhadak Moch. Dzulkirom AR Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang. PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENYAJIANNYA PADA LAPORAN KEUANGAN (Studi pada PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Pabrik Gula Meritjan Kediri Periode 2012) Enti Megawati Suhadak Moch.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, dalam buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomer 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain paragraf 5 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ekonomi saat ini banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ekonomi saat ini banyak perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Semakin pesatnya perkembangan ekonomi saat ini banyak perusahaan yang tumbuh dan berkembang demi memajukan perusahaannya. Hal ini dapat di lihat dari banyaknya perusahaan

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET) AKTIVA TETAP (FIXED ASSET) PENGERTIAN AKTIVA TETAP sebagai aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan

Lebih terperinci

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA Pengertian Tujuan Fungsi Pencatatan Jurnal Penyesuain Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja

Lebih terperinci

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2018

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2018 SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP 2017 2018 PERIODE : JANUARI JUNI 2018 1. Kelompok Mata Kuliah : Akuntansi 2. Nama Mata Kuliah : Pengantar Akuntansi 2 3. Kode Mata Kuliah : EKO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat

BAB I PENDAHULUAN. unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Pasal 2 UU No. 17 tahun 23 tentang Keuangan negara, dan salah satu unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat berharga,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Definisi Aset Tetap Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih dari satu

Lebih terperinci

Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Menurut PSAK No.16 (Revisi 2011) di RSU Pancaran Kasih Manado

Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Menurut PSAK No.16 (Revisi 2011) di RSU Pancaran Kasih Manado Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Menurut PSAK No.16 (Revisi 2011) di RSU Pancaran Kasih Manado Oleh: Paulina Amanda Sadondang 1 Jullie J Sondakh 2 Novi Swandari Budiarso 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Aktiva Menurut Mardiasmo (2009:158) Aktiva merupakan (harta) kekayaan, baik yang berupa uang maupun benda lain yang dapat dinilai dengan uang ataupun yang tidak berwujud

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan informasi yang diperoleh mengenai Analisis dan Penerapan Pengakuan Awal Aset Tetap berdasarkan PSAK No. 16 Revisi 2011. Dan penelitian yang telah dilakukan

Lebih terperinci

jumlah yang sangat besar. Hal ini dikarenakan peranannya yang sangat penting

jumlah yang sangat besar. Hal ini dikarenakan peranannya yang sangat penting 51 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Yang Diterapkan Oleh PT. X Dalam perusahaan industri, aktiva tetap adalah merupakan bagian aktiva yang sangat besar jumlahnya.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori a. Pengertian Akuntansi Manfaat akuntansi dalam menyediakan informasi keuangan sangat berguna untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan serta memudahkan pengendalian

Lebih terperinci

Irsan Lubis, SE.Ak Suryani, SE

Irsan Lubis, SE.Ak Suryani, SE Latihan SETUP DATABASE ACCURATE Pembahasan Soal Praktik menggunakan Program Accurate versi 4..1 Irsan Lubis, SE.Ak Suryani, SE 1 SOAL PRAKTIK - LATIHAN INFORMASI PERIODE PERUSAHAAN: Nama perusahaan PT

Lebih terperinci

ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SRI AGUNG MULIA PEKANBARU

ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SRI AGUNG MULIA PEKANBARU SKRIPSI ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SRI AGUNG MULIA PEKANBARU Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Sosial Universitas Islam Negeri Sultan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK NO.16) ATAS ASET TETAP PADA PT PELAYARAN LIBA MARINDO TANJUNGPINANG

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK NO.16) ATAS ASET TETAP PADA PT PELAYARAN LIBA MARINDO TANJUNGPINANG ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK NO.16) ATAS ASET TETAP PADA PT PELAYARAN LIBA MARINDO TANJUNGPINANG ERNAWATI 100462201260 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Machine, PSAK No.16 Revision 2011, Recognition and Measurement. viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Machine, PSAK No.16 Revision 2011, Recognition and Measurement. viii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The purpose of doing the application of PSAK No. 16 is to find out how the initial recognition and presentation of fixed assets such as machinery in the financial statements. The object of research

Lebih terperinci

PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS)

PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS) PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS) Ruri Destianty Piliang, Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon

Lebih terperinci