BAB IV PEMBAHASAN. dengan aset tetaplah, hampir semua kegiatan operasional dapat dilakukan. Oleh karena

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. dengan aset tetaplah, hampir semua kegiatan operasional dapat dilakukan. Oleh karena"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasa Aset tetap berperan sangat penting dalam kehidupan sebuah perusahaan, karena dengan aset tetaplah, hampir semua kegiatan operasional dapat dilakukan. Oleh karena itu pengelolaan dan pencatatan setiap transaksi terkait dengan aset tetap merupakan hal yang penting. Setiap pengelolaan dan pencatatan transaksi tersebut mengarah ke pengambilan keputusan manajemen yang akan mempengaruhi arah perkembangan dan kebijakan perusahaan. PT Patra Jasa merupakan salah satu perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar, karena bergerak di bidang properti dan perhotelan. Penting bagi perusahaan ini untuk mengelola dan melakukan prosedur akuntansi menurut standar PSAK. Aset tetap PT Patra Jasa merupakan bagian terbesar dari keseluruhan aset perusahaan (sekitar 83%). Oleh karena itu akan menjadi suatu masalah jika aset tetap tidak dikelola dan dilakukan prosedur akuntansi yang sesuai standar, apalagi mengingat seluruh kegiatan operasional yang menghasilkan pendapatan bagi PT Patra Jasa berasal dari penggunaan aset tetap. Tentunya PT Patra Jasa harus mempunyai kebijakan akuntansi yang mendukung pencatatan dan pengelolaan serta pengungkapan aset tetap yang sesuai dengan PSAK. Mengenai pencatatan mulai dari perolehan aset tetap, pengeluaran setelah perolehan awal, penyusutan aset tetap, hingga pada penghapusbukuan aset tetap akan dibahas oleh penulis satu per satu. 39

2 1. Klasifikasi Aset Tetap Berdasarkan pengamatan dari penulis, aset tetap pada PT Patra Jasa telah terklasifikasikan dengan baik. Adapun klasifikasi daripada aset tetap dan nilainya beserta dengan total transaksi penambahan, pengurangan, reklasifikasi, dan akumulasi penyusutannya adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Tabel Klasifikasi Aset Tetap 28 Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir Biaya perolehan : Tanah 44,421,769,214 1,49,857,7 43,371,911,514 Bangunan 31,969,578,841 4,472,295, ,596,84 35,995,277,948 Kendaraan 2,337,547, ,35, ,, 2,319,898,476 Inventaris 135,492,16,627 8,465,319,91 1,45, 143,946,976,537 Asset dalam penyelesaian 1,27,54,621 86,857, ,878,882 2,622,277,362 Jumlah 485,248,543,191 13,946,823, ,, 773,24,92 498,256,341, Akuntansi Perolehan Aset Tetap Penulis akan menjelaskan mengenai prosedur pencatatan akuntansi yang dilakukan saat terjadi perolehan aset tetap. Dalam menentukan harga perolehan sebuah aset tetap, adalah semua biaya yang diperlukan untuk membuat sebuah aset tetap siap digunakan dijumlahkan, kemudian hasilnya adalah harga perolehan aset tetap tersebut. A. Tanah Penentukan harga perolehan tanah, meliputi harga tanah itu sendiri ditambah dengan berbagai biaya terkait dalam perolehan tanah tersebut sampai tanah itu siap digunakan. Biaya-biaya tersebut meliputi semua biaya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap untuk digunakan, tetapi biaya legal atas pengurusan hak atas tanah tidak dimasukkan ke dalam nilai perolehan tanah tetapi diamortisasi secara terpisah. 4

3 Contoh : PT Patra Jasa pada tahun 1978 membeli tanah di jalan Dukuh Patra II no. 72 dengan harga tanah sebesar Rp dan sertifikat tanah sebesar Rp untuk dibangun menjadi perumahan. Pada saat pembelian tanah tersebut, kedua transaksi dipisahkan dengan jurnal sebagai berikut : Tanah Jalan Dukuh Patra II No.72 Rp Kas Rp Sertifikat Tanah Jalan Dukuh Patra II No.72 Rp Kas Rp B. Bangunan Semua biaya terkait yang berhubungan dengan pembelian atau konstruksi bangunan didebitkan ke dalam harga perolehan bangunan. Semua biaya yang diperlukan untuk menyiapkan sebuah bangunan hingga dapat dipakai dimasukkan ke dalam harga perolehan bangunan, termasuk biaya untuk komisi, dan pajak. Sedangkan untuk bangunan yang dikonstruksi, maka biaya yang termasuk adalah biaya persiapan lahan, pembangunan kabel dan tiang listrik, pipa air, pembayaran jasa arsitek, serta pembayaran bunga pinjaman untuk pembiayaan dilakukannya pembangunan. Untuk beban bunga pinjaman dalam periode dikonstruksinya bangunan, dimasukkan ke dalam harga perolehan bangunan. Tetapi setelah pembangunan selesai dilakukan, maka beban bunga dicatat sebagai beban bunga biasa (Interest expense). Contoh : PT Patra Jasa pada tahun 1973 membangun sebuah gedung perkantoran dengan 22 lantai di Jalan Gatot Subroto Kav Keseluruhan 41

4 biaya konstruksi mulai dari biaya pembayaran jasa arsitek, pembelian lahan, pembersihan, hingga instalasi semuanya ditotal sebesar Rp Maka dilakukan penjurnalan seperti berikut : Gedung Perkantoran Gatot Subroto Kav Rp Kas Rp C. Kendaraan Untuk biaya perolehan kendaraan, sama seperti aset tetap lainnya, pencatatan atas harga perolehan adalah semua biaya yang dikeluarkan sampai kendaraan tersebut siap digunakan. Tetapi biaya STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) dan biaya asuransi kendaraan tidak boleh dimasukkan ke dalam harga perolehan kendaraan. Pada April 22, PT Patra Jasa melakukan pembelian kendaraan Toyota Kijang LSX bekas dengan nomor kendaraan B 8419 HV untuk kegiatan operasional perusahaan. Nilai perolehan kendaraan tersebut adalah Rp , sudah termasuk pajak, dan biaya-biaya lainnya. Jurnal yang dibuat adalah: Toyota Kijang LSX B 8419 HV Rp Kas Rp D. Inventaris/ Peralatan Inventaris meliputi mesin, peralatan, dan furniture. Pada tanggal 15 April 24 dilakukan pembelian terhadap Pompa Air Hydropur-Grundfos 1.5 kw dengan harga Rp , di dalamnya sudah termasuk biaya pemasangan, maka pencatatannya adalah sebagai berikut: Pompa Air Hydropur-Grundfos 1.5 kw Rp Kas Rp

5 3. Akuntansi Penyusutan pada Aset Tetap Nilai dari aktiva tetap dapat berkurang karena berkurangnya kemampuan dari aset tetap tersebut dalam memberikan kontribusi terhadap pendapatan perusahaan. Dalam akuntansi, berkurangnya kemampuan tersebut dinilai dalam nominal dan disebut sebagai beban penyusutan/ depresiasi. Beban penyusutan biasanya dicatat/ dibukukan pada saat penutupan buku. Berdasarkan kebijakan perusahaan, maka penyusutan terhadap semua aset tetap pada PT Patra Jasa dilakukan dengan menggunakan metode SLN (Straight Line Method). Metode ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata (tanpa fluktuasi) disepanjang masa penggunaannya, sehingga aktiva tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode hingga aktiva ditarik dari penggunaannya. Rumus dari penyusutan dengan SLN adalah : D = A C SV LT D = Depreciation (beban depresiasi) AC = Acquisition Cost (harga beli) SV = Salvage Value (nilai sisa) LT = Life Time (masa manfaat aset) Berikut kebijakan penentuan masa manfaat ekonomis aset tetap PT Patra Jasa: Tabel 4.2 Tabel Kebijakan Akuntansi Depresiasi Jenis Aset Tetap Masa Manfaat Persentase penyusutan /tahun Rumah dan gedung 2 tahun 5.% Kendaraan 8 tahun 12.5% Mesin dan peralatan berat 8 tahun 12.5% Inventaris dan peralatan 8 tahun 12.5% 43

6 Berikut adalah perhitungan penyusutan pada salah satu sampel aset tetap PT Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel Patra Jasa dengan harga Rp yang dibeli tahun 21. Berikut perkiraan penyusutan untuk rumah pompa tersebut: Tabel 4.3 Tabel Depresiasi Rumah Pompa No. Tahun Beban Depresiasi /tahun Nilai buku 51,34, ,565,2 48,738, ,565,2 46,173, ,565,2 43,68, ,565,2 41,43, ,565,2 38,478, ,565,2 35,912, ,565,2 33,347, ,565,2 3,782, ,565,2 28,217, ,565,2 25,652, ,565,2 23,86, ,565,2 2,521, ,565,2 17,956, ,565,2 15,391, ,565,2 12,826, ,565,2 1,26, ,565,2 7,695, ,565,2 5,13, ,565,2 2,565, ,565,2 Penyusutan juga dilakukan dengan cara yang sama terhadap semua jenis aset tetap PT Patra Jasa, yang membedakannya hanya masa manfaat daripada aset tetap tersebut yang mempengaruhi persentase penyusutan tiap tahun. Misalnya pada kendaraan yang masa manfaatnya 8 tahun; sebuah mobil Kijang LGX B 415 MB yang dibeli pada 1 Februari 23 dengan harga Rp , maka penyusutannya adalah sebagai berikut: 44

7 Tabel 4.4 Tabel Depresiasi Kijang LGX B 415 MB No. Tahun Beban Depresiasi /tahun Nilai buku Feb 3 143,9, 1 Des 23 11/12 x 17,987,5 = 16,488, ,411,458 2 Des 24 17,987,5 19,423,958 3 Des 25 17,987,5 91,436,458 4 Des 26 17,987,5 73,448,958 5 Des 27 17,987,5 55,461,458 6 Des 28 17,987,5 37,473,958 7 Des 29 17,987,5 19,486,458 8 Des 21 17,987,5 1,498,958 9 Feb 11 1/12 x 17,987,5 = 1,498,958 Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa apabila sebuah aset tetap diperoleh pada bulan X, maka sesuai dengan jadwal depresiasi, nilai dari aset itu juga akan berakhir pada bulan X juga, kecuali apabila terjadi biaya/ pengeluaran yang dapat meningkatkan nilai / masa manfaat dari aset tetap tersebut. Penulis juga ingin menunjukkan bahwa PT Patra Jasa yang sebagian besar asetnya berupa tanah dan bangunan, dalam depresiasinya bagian-bagian dari aset tetap tersebut ada yang disusutkan secara terpisah. Hal ini diperbolehkan oleh PSAK apabila biaya perolehan setiap bagian dari aset tetap mempunyai nilai yang cukup signifikan. Dalam hal ini, penulis mengambil sampel dari Buku penyusutan Hotel Patra Jasa pada tahun 28 sebagai berikut: 45

8 Tabel 4.5 Tabel Depresiasi Kamar Hotel Patra Jasa AKUMULASI BEBAN TOTAL AKUM. NILAI BUKU NO. NAMA ASET JML TAHUN NILAI DEPRESIASI PENYUSUTAN PENYUSUTAN S/D (UNIT) PEROLEHAN PEROLEHAN S/D 31 DES 27 TAHUN 28 S/D DES DES 28 1 Kamar 21 ; Kamar 23 ; Kamar 25 ; Kamar 27 ; Kamar 29 ; Kamar 31 ; Kamar 33 ; Kamar 35 ; Kamar 37 ; Kamar 39 ; Kamar 41 ; Kamar 43 ; Kamar 45 ; Kamar 47 ; Kamar 49 ; Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penyusutan bangunan hotel Patra Jasa dipisahkan atas kamar-kamar sehingga penyusutan kamar yang satu pada dasarnya dibedakan dari kamar yang lainnya. Sedangkan aset tetap berupa tanah tidak didepresiasi, sesuai dengan PSAK kecuali berkaitan dengan syarat-syarat tertentu yang ditentukan dalam PSAK. 46

9 4. Akuntansi Pembiayaan Aset Tetap setelah Perolehan Setelah pembelian/ konstruksi aset tetap selesai, pembiayaan terhadap aset tetap tidak berhenti di situ. Setelah perolehan, aset tetap harus tetap dipelihara dan dirawat. Akan ada beban dan pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk mengoperasikan/ mendayagunakan aset tetap tersebut. Pembiayaan setelah perolehan awal aset tetap dilakukan dapat digolongkan menjadi dua bagian: 1. Revenue Expenditure, yaitu pengeluaran yang bersifat rutin dan dilakukan untuk menjaga efisiensi operasi dari aktiva tetap. Pembiayaan ini biasanya hanya menghabiskan sedikit dana. Pembiayaan seperti ini contohnya adalah Reparasi kendaraan minor, ganti oli pada kendaraan, pengecatan ruangan, service A/C rutin, dan lain-lain. Pembiayaan seperti ini biasanya dimasukkan ke dalam akun Beban Perbaikan, dan dibebankan ke dalam Laporan Laba/Rugi pada periode akuntansi berjalan. 2. Capital Expenditure, yaitu pengeluaran yang biasanya berupa penambahan kemampuan maupun kualitas terhadap aktiva tetap yang sudah ada, dan mempunyai tujuan untuk meningkatkan efisiensi operasi, kapasitas produksi, ataupun umur ekonomis dari aset tetap. Biasanya pembiayaan jenis ini besar jumlah nominalnya dan bukan merupakan kejadian yang sering terjadi. Pembiayaan jenis ini akan mempengaruhi kegiatan operasi perusahaan di masa mendatang, sehingga pembiayaan ini akan menambah nilai dari aset tetap. Jurnalnya adalah dengan 47

10 mendebitkan Akumulasi penyusutan aset tetap sehingga nilai akumulasinya berkurang. Untuk lebih detailnya, penulis mengemukakan 5 jenis pengeluaran yang dilakukan terhadap aset tetap setelah perolehan dan bagaimana 5 jenis pengeluaran ini dikelompokkan, apakah termasuk beban tahun berjalan atau perlu dikapitalisasi. 1. Pemeliharaan (Maintanance) Merupakan tindakan atau aktivitas yang ditujukan hanya semata-mata agar membuat suatu aktiva tetap berfungsi sebagaimana mestinya dan pengeluaran yang timbul hendaknya di bebankan pada periode berjalan yang ditandingkan dengan pendapatan. Misalnya PT Patra Jasa membayar sebesar Rp 5. untuk membersihkan 5 unit AC di ruangan kantor sekaligus menambah Freon sebanyak 5 psi. Aktivitas ini adalah dimaksudkan hanya untuk membuat AC tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka atas pengeluaran tersebut dicatat sebagai berikut : Beban pemeliharaan kantor Rp. 5. Kas Rp Perbaikan (Repair) Perbaikan diperhitungkan sebagai aktivitas yang lebih besar dibandingkan dengan pemeliharaan (maintenance). Suatu aktivitas dapat dikatakan sebagai perbaikan apabila untuk membuat aktiva tersebut berfungsi sebagaimana mestinya diperlukan tindakan pemulihan kondisi atas bagian/ komponen yang mengalami penurunan fungsi, akan tetapi belum diperlukan suatu 48

11 penggantian. Aktivitas perbaikan ini dapat dikapitalisasi tergantung daripada jumlah biaya yang dikeluarkan, apakah material atau tidak. Biaya perbaikan ini dapat dibagi menjadi biaya perbaikan minor dan biaya renovasi. Biaya perbaikan minor akan dibebankan pada laporan laba rugi pada periode berjalan, sedangkan biaya renovasi yang biasanya nilainya material akan dikapitalisasi. Misalnya renovasi gedung Poncowati di Hotel Patra Jasa pada tanggal 1 Januari 21 dengan biaya Rp dijurnal sebagai berikut: Akumulasi penyusutan Gedung Poncowati Rp Kas Rp Penggantian Komponen (Replacement) Aktivitas ini ditandai dengan adanya penggantian atas satu komponen atau lebih dari suatu aset tetap. Misalnya beberapa monitor CPU yang rusak diputuskan untuk digantikan dengan yang baru. Penggantian ini harus dikapitalisasi. Maka pencatatannya adalah sebagai berikut : Akumulasi penyusutan CPU Rp Kas Rp Pengangkatan Kapasitas (Upgrading) Pada fase pertumbuhan perusahaan, biasanya disertai dengan peningkatan produksi, sebagai konsekuensinya, tidak jarang perusahaan harus melakukan peningkatan kapasitas terhadap aset tetap yang digunakan (entah itu mesin, peralatan atau bahkan gedungnya). Suatu upgrading, tentu akan memicu adanya pengeluaran-pengeluaran yang biasanya cukup material. Misalnya 49

12 karena keperluan listrik yang meningkat maka dilakukan penambahan daya, dan terjadi pengeluaran kas dengan rincian : 1 unit Generator 3 KWH = Rp unit panel MCB = Rp meter Kabel = Rp 5. Biaya pemasangan = Rp 1.. Total Pengeluaran = Rp 21.. Maka dilakukan pencatatan sebagai berikut : Peralatan listrik Rp 21.. Kas Rp Turun Mesin (Overhaul) Istilah turun mesin terjadi pada aset tetap yang menggunakan mesin. Misalnya mobil, kendaraan, mesin produksi, dan peralatan produksi. Dikatakan mengalami turun mesin apabila untuk membuatnya berfungsi lebih baik, diperlukan tindakan pembongkaran terhadap hampir seluruh komponen atau komponen utama dari aktiva tersebut, untuk kemudian dilakukan pemasangan kembali. Pada proses turun mesin hampir pasti akan terjadi sekaligus tindakan pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian koponen. Aktivitas turun mesin biasanya terjadi pada saat aset tetap tersebut mengalami penurunan fungsi yang sangat signifikan akibat penggunaan yang sudah relatif lama. Aktifitas turun mesin (overhaul) sudah pasti akan membuat umur ekonomis aktiva tersebut menjadi bertambah. Untuk itu, pengeluaran-pengeluaran yang timbul hendaknya dikapitalisasi. 5

13 Selain itu, apabila terjadi overhaul hamper bisa dipastikan aset tetap tersebut akan bertambah masa manfaatnya karena pergantian mesin yang dilakukan akan menambah keefektifan aset itu sendiri. Misalnya harus dilakukan turun mesin pada sebuah mobil operasional kantor. Biaya turun mesin adalah Rp dan diperkirakan akan menambah umur produktif sampai 5 tahun mendatang. Maka dilakukan pencatatan sebagai berikut: Akumulasi penyusutan mobil Rp Kas Rp Berikut adalah faktor-faktor yang juga perlu dipertimbangkan untuk memilah apakah suatu pengeluaraan setelah perolehan aset tetap termasuk Revenue Expenditure atau Capital Expenditure : 1. Tingkat Keseringan Jika jenis pengeluaran tersebut sering terjadi dan sifatnya rutin (repetitive), sebaiknya pengeluaran tersebut dibiayakan saja. 2. Materialitas Jika pengeluaran tersebut sifatnya material, maka sebaiknya dikapitalisasi. Dan apabila tidak material, cukup dicatat sebagai beban pada periode berjalan. 3. Lama Manfaat Jika pengeluaran tersebut diperkirakan akan memberikan manfaat lebih dari satu tahun buku/ satu periode buku, maka sebaiknya di kapitalisasi, jika hanya satu tahun buku atau kurang, sebaiknya dibebankan di periode berjalan. 51

14 4. Pengaruhnya terhadap Umur Ekonomis atau kapasitas Jika pengeluaran tersebut diperkirakan akan menambah umur ekonomis atau meningkatkan kapasitas operasi daripada aset tetap tersebut, maka sebaiknya di kapitalisasi. Meskipun PT Patra Jasa telah memiliki kebijaksanaan, apabila pembiayaan/ pengeluarannya melebihi dari Rp. 4.. maka akan dikapitalisasi, sedangkan apabila pembiayaannya kurang dari Rp. 4.. maka dibukukan sebagai beban. 5. Akuntansi Pembiayaan Aset Tetap setelah Perolehan Penghapusbukuan suatu aset tetap dapat terjadi dengan beberapa kondisi: a) Masa manfaat aset tetap tersebut telah habis, tetapi aset tetap tersebut masih dapat digunakan. b) Masa manfaat aset tetap tersebut masih ada tetapi harus digantikan dengan aset tetap sejenis yang lebih baru karena pertimbangan efisiensi dan efektivitas dikarenakan perkembangan teknologi. c) Aset tetap tersebut tidak dapat digunakan lagi, mungkin karena hilang, rusak, terkena bencana alam, ataupun kecelakaan. Metode penghapusbukuan ini dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu: 1. Retirement, aset tetap yang ada dibuang. 2. Dijual, aset tetap yang ada dijual dengan harga tertentu ke pihak luar perusahaan. 3. Ditukar aset tetap ditukar dengan aset tetap, baik sejenis maupun tidak sejenis. Apapun metode yang digunakan dalam penghapusbukuan, harus diketahui nilai buku dari aset tetap yang dihapusbukukan tersebut. Nilai buku adalah selisih dari harga pembelian aset tetap terhadap akumulasi depresiasi yang dikenakan terhadap aset tetap. Pada saat penghapusbukuan, beban depresiasi tahun berjalan perlu dihitung dan dicatat. 52

15 Dalam penelitian, penulis juga menemukan bahwa aset tetap pada PT Patra Jasa yang sebagian besar adalah bangunan mengalami depresiasi hingga mencapai nilai buku nihil, tetapi masih tetap digunakan dalam operasional perusahaan. Penulis kembali menampilkan buku penyusutan Hotel Patra Jasa 28: Tabel 4.6 Tabel Depresiasi Kamar Hotel Patra Jasa 2 AKUMULASI BEBAN TOTAL AKUM. NILAI BUKU NO. NAMA ASET JML TAHUN NILAI DEPRESIASI PENYUSUTAN PENYUSUTAN S/D (UNIT) PEROLEHAN PEROLEHAN S/D 31 DES 27 TAHUN 28 S/D DES DES 28 1 Kamar 21 ; Kamar 23 ; Kamar 25 ; Kamar 27 ; Kamar 29 ; Kamar 31 ; Kamar 33 ; Kamar 35 ; Kamar 37 ; Kamar 39 ; Kamar 41 ; Kamar 43 ; Kamar 45 ; Kamar 47 ; Kamar 49 ; Dari penyusutan di atas, penulis ingin menunjukkan bahwa PT Patra Jasa tidak menghapusbukukan aset yang telah habis nilai bukunya dikarenakan aset tersebut masih 53

16 dapat digunakan untuk operasional perusahaan meskipun sudah habis nilai bukunya. Hal ini wajar terjadi dan tidak menyalahi PSAK. Adapun penulis mendapati tabel penyusutan lain untuk properti perumahan di Jakarta, sebagai berikut: Tabel 4.7 Tabel Depresiasi Perumahan Taman Patra AKUMULASI BEBAN TOTAL AKUM. NILAI BUKU NO. NAMA ASET TAHUN NILAI DEPRESIASI PENYUSUTAN PENYUSUTAN S/D S/D 31 DES PEROLEHAN PEROLEHAN 27 TAHUN 28 S/D DES DES 28 1 RUMAH JL.TAMAN PATRA V/2 377M 2 RUMAH JL.TAMAN PATRA V/3 347M 3 RUMAH JL.TAMAN PATRA V/4 377M 4 RUMAH JL.TAMAN PATRA V/5 358M 5 RUMAH JL.TAMAN PATRA V/1 342M 6 RUMAH JL.TAMAN PATRA V/14 377M 7 RUMAH JL.TAMAN PATRA V/16 368M 8 RUMAH JL.TAMAN PATRA VI/1 342M 9 RUMAH JL.TAMAN PATRA VI/2 345M 1 RUMAH JL.TAMAN PATRA VI/3 357M RUMAH JL.TAMAN PATRA VIII/1 347M RUMAH JL.TAMAN PATRA VIII/2 347M RUMAH JL.TAMAN PATRA X/1 367M Penulis mendapati bahwa adanya ketidakseragaman dalam mencatat aset tetap yang sudah habis terdepresiasi tapi masih dapat dipakai. Sebenarnya bukan masalah yang terlalu besar, tetapi sesuai dengan kebijakan akuntansi perusahaan, seharusnya nilai buku tercantum disisakan sebesar Rp

17 Berikut penulis akan membahas tentang jenis-jenis kejadian yang menyebabkan terjadinya penghapusbukuan aset tetap pada PT Patra Jasa beserta dengan perlakuan akuntansinya. 1. Penghapusbukuan akibat kerusakan/ kehilangan/ kebakaran/ kecelakaan pada aset tetap. Kejadian seperti itu akan dijurnal dengan mendebet Akumulasi Penyusutan Aset Tetap dan Kerugian penghapusan karena kerusakan/ kehilangan/ kebakaran/ kecelakaan, dan mengkredit Aset Tetap tersebut. Pada Juni 28 lampu sorot tebal untuk dekorasi taman Hotel Patra Jasa Jasa pecah. Lampu tersebut dibeli pada tahun 23 dengan harga Rp dan telah mengalami penyusutan sebesar Rp Nilai buku lampu tersebut sekarang Rp Maka yang harus dilakukan pertama kali adalah menghitung beban depresiasi yang belum diakumulasikan untuk tahun berjalan. Perhitungannya adalah sebagai berikut: Lampu sorot tersebut disusutkan selama 8 tahun, yang berarti penyusutan satu tahunnya: Rp / 8 tahun = Rp Sedangkan periode tahun ini sudah berjalan 6 bulan, berarti beban depresiasi yang dihitung adalah: Rp x 6/12 tahun = Rp Jurnal untuk beban depresiasi tahun berjalan hingga lampu tersebut pecah adalah: Beban depresiasi Bollard Lamp Rp Akumulasi depresiasi Bollard Lamp Rp Jurnal untuk melakukan penghapusbukuan adalah sebagai berikut : Akumulasi penyusutan Bollard Lamp Rp Kerugian penghapusan Bollard Lamp Rp Bollard Lamp Rp

18 2. Penghapusbukuan akibat penjualan aset tetap. Pada tahun 24 terjadi penjualan aset tetap berupa tanah Rp yang dijual dengan harga Rp Pencatatan adalah sebagai berikut: Kas Rp Keuntungan penjualan atas tanah Rp Tanah Rp Penghapusbukuan dengan cara pertukaran dengan aset tetap lainnya. Berdasarkan wawancara, penghapusbukuan jenis ini tidak pernah terjadi di PT Patra Jasa. Oleh karena itu penulis tidak membahas lebih lanjut mengenai penghapusbukuan aset tetap dengan cara ditukarkan dengan aset tetap lainnya, baik aset tetap sejenis maupun tidak. IV.2 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasa a. Kondisi Dalam penelitian penulis menemukan beberapa transaksi yang kurang tepat dalam pencatatannya. 1. Pada pembangunan sebuah kolam renang yang berlokasi di perumahan mandala tanggal 1 Juni 23, dengan nama aset Kolam Renang JMR 41 senilai Rp , dijurnal terpisah dari biaya disainnya sebesar Rp dan biaya pengawasan pembangunan sebesar Rp Kolam Renang JMR 41 pada awalnya didepresiasi dengan perhitungan sebagai berikut: Tahun 23 = 5% x Rp x 7/12 = Rp Tahun 24 = 5% x Rp = Rp

19 Tahun 25 = 5% x Rp = Rp Tahun 26 = 5% x Rp = Rp Tahun 27 = 5% x Rp = Rp Tahun 28 = 5% x Rp = Rp Total = Rp Pengecatan ruangan Yudistira di kantor pusat Gatot Subroto pada tahun 1996 dengan biaya sebesar Rp Perusahaan bahkan melakukan penyusutan terhadap aktivitas pengecatan ruang Yudistira ini, dengan menjurnal : Beban penyusutan pengecatan Yudistira room Rp Ak. penyusutan pengecatan Yudistira room Rp Dan akumulasi hingga tahun berjalan telah mencapai Rp , dan menyisakan Rp Pencatatan pada kendaraan dengan masa manfaat 8 tahun; sebuah mobil Kijang LGX B 415 MB yang dibeli pada 1 Februari 23 dengan harga Rp Pada tahun 25 dilakukan pelapisan kaca film warna hitam V Cool serta reparasi A/C dan radio yang rusak sehingga menambah nilai jual dari mobil tersebut sebesar biaya yang dikeluarkan untuk pelapisan kaca film warna hitam V Cool dan reparasi A/C yaitu Rp Transaksi di atas dicatat sebagai revenue expenditure dan dibebankan ke rugi laba tahun berjalan. 4. Penulis mendapati bahwa adanya ketidakseragaman dalam mencatat aset tetap yang sudah habis terdepresiasi tapi masih dapat dipakai. Sebenarnya bukan masalah yang terlalu besar, tetapi sesuai dengan kebijakan akuntansi perusahaan, seharusnya nilai buku tercantum disisakan sebesar Rp. 1. Terlihat terjadinya inkonsistensi yang melanggar prinsip dasar akuntansi. 57

20 b. Kriteria 1. Seharusnya biaya disain dan pengawasan pembangunan dimasukkan ke dalam nilai perolehan dari Kolam Renang JMR 41 tersebut. Sehingga nilai dari bangunan Kolam Renang JMR 41 tersebut menjadi senilai: Rp Rp Rp = Rp Pembiayaan ini harusnya merupakan Revenue Expenditure dan tidak menambah nilai aset tetap bangunan kantor pusat Gatot Subroto karena bentuk pengeluaran ini hanya bersifat minor, tidak material dibandingkan dengan nilai bangunan kantor pusat Gatot Subroto. 3. Transaksi yang terjadi pada tahun 25 adalah transaksi capital expenditure karena menambah nilai aset tetap tersebut dan cukup material. 4. Seharunya semua aset tetap yang sudah habis terdepresiasi tapi masih dapat dipakai dicatat dengan nilai 1. c. Sebab 1. Ketidaktelitian dalam menelaah biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan kolam renang, dan akuntan tidak menyadari harus digabungkannya biaya-biaya tersebut ke dalam nilai perolehan aset. 2. Kebijakan akuntansi perusahaan yang tidak diterapkan dengan baik akibat kesalahan akuntan. 3. Kebijakan akuntansi perusahaan yang tidak diterapkan dengan baik akibat kesalahan akuntan. 4. Sosialisasi kebijakan akuntansi untuk setiap daerah yang membuat laporan keuangan dan laporan aset sendiri kurang, sehingga tidak terjadi keseragaman dalam pencatatan. 58

21 d. Akibat 1. Terjadi kesalahan dalam pencatatan akuntansi aset tetap dalam mencatat nilai perolehan kolam renang JMR Terdapat pencatatan transaksi yang sebetulnya bukan merupakan aset tetap dalam buku aset tetap. 3. Nilai akumulasi penyusutan mobil kijang tidak sesuai dengan keadaan riilnya. Akibat secara keseluruhan adalah penyajian laporan keuangan yang berhubungan dengan aset tetap akan terpengaruh dan nilai yang tersaji kurang tepat dan akan mempengaruhi laporan keuangan tahun-tahun berikutnya. 4. Terjadinya inkonsistensi dalam pencatatan aset tetap yang sudah habis terdepresiasi tapi masih dapat dipakai, hal ini melanggar prinsip dasar akuntansi mengenai konsistensi. e. Rekomendasi 1. Perlu dilakukan jurnal koreksi dengan terlebih dahulu membenarkan tabel depresiasi kolam renang JMR 41 sebagai berikut : Tahun 23 = 5% x Rp x 7/12 = Rp Tahun 24 = 5% x Rp = Rp Tahun 25 = 5% x Rp = Rp Tahun 26 = 5% x Rp = Rp Tahun 27 = 5% x Rp = Rp Tahun 28 = 5% x Rp = Rp Total = Rp Terdapat selisih antara Rp dan Rp yaitu sebesar Rp Maka jurnal koreksi yang harus dilakukan adalah 59

22 Laba ditahan Rp Ak. depresiasi Kolam Renang JMR 41 Rp Untuk selanjutnya, setiap kali dilakukan pembangunan atas aset tetap maka segala biaya yang diperlukan harus dianggarkan dan dihitung pada akhir proyek dan setiap biaya yang berkaitan langsung dengan pembangunan aset tetap tersebut dimasukkan ke dalam nilai perolehan aset tetap tersebut. Berikut adalah tabel perhitungan nilai kolam renang JMR 41 pada buku aset : Tabel 4.8 Tabel Nilai Kolam Renang JMR 41 Pada Buku Aset Tahun Nilai kolam renang JMR 41 Beban depresiasi Akumulasi depresiasi 23 Rp 124,, Rp 3,616,667 Rp 3,616, Rp 12,383,333 Rp 6,2, Rp 9,816, Rp 114,183,333 Rp 6,2, Rp 16,16, Rp 17,983,333 Rp 6,2, Rp 22,216, Rp 11,783,333 Rp 6,2, Rp 28,416, Rp 95,583,333 Rp 6,2, Rp 34,616, Rp 89,383,333 Berikut adalah perhitungan yang seharusnya : Tabel 4.9 Tabel Nilai Kolam Renang JMR 41 Seharusnya Tahun Nilai kolam renang JMR 41 Beban depresiasi Akumulasi depresiasi 23 Rp 13,132, Rp 3,795,517 Rp 3,795, Rp 126,336,483 Rp 6,56,6 Rp 1,32, Rp 119,829,883 Rp 6,56,6 Rp 16,88, Rp 113,323,283 Rp 6,56,6 Rp 23,315, Rp 16,816,683 Rp 6,56,6 Rp 29,821, Rp 1,31,83 Rp 6,56,6 Rp 36,328, Rp 93,83,483 Berikut adalah selisih nilai buku dengan yang seharusnya : 6

23 Tabel 4.1 Tabel Selisih Nilai Kolam Renang JMR 41 Dengan Seharusnya Tahun Selisih nilai kolam renang Selisih Akumulasi Selisih Beban depresiasi JMR 41 depresiasi 23 Rp 6,132, Rp 178,85 Rp 178,85 24 Rp 5,953,15 Rp 36,6 Rp 485,45 25 Rp 5,646,55 Rp 36,6 Rp 792,5 26 Rp 5,339,95 Rp 36,6 Rp 1,98,65 27 Rp 5,33,35 Rp 36,6 Rp 1,45,25 28 Rp 4,726,75 Rp 36,6 Rp 1,711,85 29 Rp 4,42,15 Dari tabel sebelumnya dapat dilihat bahwa laporan keuangan pada tahun 23 sampai pada tahun 28 tidak mencerminkan nilai aset tetap kolam renang JMR 41 dengan tepat. 2. Menghapuskan aset Pengecatan Yudistira room dari buku aset tetap dengan menjurnal jurnal koreksi sebagai berikut : Ak. penyusutan pengecatan Yudistira room Rp Pengecatan Yudistira room Rp Laba ditahan Rp Untuk selanjutnya, setiap kali dilakukan aktivitas pengecatan ruangan, maka harus diklasifikasikan sebagai revenue expenditure. Apabila pengecatan terhadap ruangan bersifat rutin maka dianggarkan saja dalam beban tahun berjalan. 3. Harus dilakukan pembenahan terhadap pencatatan nilai Kijang LGX B 415 MB bersangkutan sebagai berikut : 61

24 Tabel 4.11 Tabel Depresiasi Kijang LGX B 415 MB Seharusnya No. Tahun Beban Depresiasi /tahun Nilai buku Feb 3 143,9, 1 Des 23 11/12 x 17,987,5 = 16,488, ,411,458 2 Des 24 17,987,5 19,423,958 3 Tahun 25 Penambahan nilai Rp. 5,, 114,423,958 4 Des 25 18,89,418 95,614,54 5 Des 26 18,89,418 76,85,122 6 Des 27 18,89,418 57,995,74 7 Des 28 18,89,418 39,186,286 8 Des 29 18,89,418 2,376,868 9 Des 21 18,89,418 1,567,45 1 Feb 11 1/12 x 18,89,418 = 1,567,45 Perhitungan untuk beban depresiasi satu tahun sejak tahun 23 sampai 24 adalah: Rp / 8 tahun = Rp Perhitungan beban depresiasi pada tahun 23 adalah: 11/12 x Rp = Rp Hal ini dikarenakan pembelian dilakukan pada bulan Februari sehingga perhitungan depresiasi untuk tahun 23 hanya terjadi selama 11 bulan yaitu dari bulan Februari ke bulan Desember 23. Pada tahun 25 terjadi pengeluaran Capital Expenditure yang mengakibatkan kenaikan nilai kendaraan sebesar Rp. 5.. Sehingga pada tahun 25, terjadi perubahan nilai depresiasi juga, dengan perhitungan: Rp. 5../ 73 bulan = Rp x 12 bulan = Rp Penyusutan sekarang: Rp Rp = Rp Dan pada Februari 211, nilai aset tetap tersebut akan terdepresiasi hingga mencapai. 62

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan Untuk mengetahui pengertian yang jelas mengenai aktiva tetap tanaman menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika BAB 2 LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Penggolongan dan Perolehan Aset Tetap 1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika suatu aset digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Aset Tetap Pengertian aset tetap menurut IAI, PSAK No 16 (2011 : 16.2) adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya BAB III PEMBAHASAN A. AKTIVA TETAP 1. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya pengertian aktiva tetap ini memiliki makna dan tujuan yang sama. Ada

Lebih terperinci

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16).

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16). 51 pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya Sentosa, Penyesuaian dengan PSAK No.16 dan Metode penyusutan sesuai dengan PSAK No.16. 2. Metode Kualitatif Yaitu analisa yang dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN. ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN (Skripsi) OLEH Nama : Veronica Ratna Damayanti NPM : 0641031138 No Telp :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian dan Karakteristik Aset Tetap Aset tetap adalah aset yang memiliki masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perlakuan Akuntansi Perolehan, Pemeliharaan dan Penyusutan Aktiva Tetap 1. Analisis Perlakuan Akuntansi Perolehan Aktiva Tetap Dalam melakukan perolehan

Lebih terperinci

JAWABAN AKUNTANSI BISNIS PENGANTAR 1

JAWABAN AKUNTANSI BISNIS PENGANTAR 1 JAWABAN AKUNTANSI BISNIS PENGANTAR 1 SIKLUS PADA AKHIR PERIODE: PENYIAPAN LAPORAN KEUANGAN JAWABAN SOAL 1 Besarnya laba/rugi PT IBADAH untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2012 adalah: Penghasilan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Definisi Aset Tetap Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih dari satu

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I DEFINISI ASET TETAP, AKUISISI ASET TETAP, PENILAIAN ASET TETAP, BIAYA SETELAH AKUISISI, DISPOSISI ASET TETAP Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL & PEMBAHASAN. 1. Kebijakan Akuntansi Aktiva Tetap Perusahaan

BAB IV ANALISA HASIL & PEMBAHASAN. 1. Kebijakan Akuntansi Aktiva Tetap Perusahaan BAB I ANALISA HASIL & PEMBAHASAN 1. Kebijakan Akuntansi Aktiva Tetap Perusahaan Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan adalah sebagai berikut: a. Tanah Tanah yang dimiliki oleh PT AIM Trust digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akutansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak

Lebih terperinci

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan apapun jenis usahanya pasti memiliki kekayaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan sifatnya relatif tetap atau jangka waktu perputarannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Aktiva Menurut Mardiasmo (2009:158) Aktiva merupakan (harta) kekayaan, baik yang berupa uang maupun benda lain yang dapat dinilai dengan uang ataupun yang tidak berwujud

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.

Lebih terperinci

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP Edisi : IX/September 2009 LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP Oleh: Ikhlasul Manna Muhammad Fahri Keduanya Auditor pada KAP Syarief Basir & Rekan I. PENDAHULUAN PSAK 16 (Revisi

Lebih terperinci

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya.

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya. BAB 7 ASET TETAP Pendahuluan Aset tetap mempunyai karakteristik: digunakan untuk operasi, berumur lebih dari satu tahun, mempunyai substansi fisik Perusahaan bisnis ingin mengelola aset yang dimilikinya

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran II I. PEDOMAN UMUM A TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN 1 Pengurus Dana Pensiun bertanggung jawab atas laporan keuangan Dana

Lebih terperinci

Siklus Akuntansi. Transaksi Bukti. Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar. Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian.

Siklus Akuntansi. Transaksi Bukti. Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar. Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian. PENYESUAIAN Siklus Akuntansi Transaksi Bukti Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian Jurnal Penutup Neraca Saldo setelah penutupan Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB 7 PENYESUAIAN DAN KOREKSI AKUN

BAB 7 PENYESUAIAN DAN KOREKSI AKUN BAB 7 PENYESUAIAN DAN KOREKSI AKUN A. Kebutuhan Penyesuaian Penentuan besarnya pendapatan dan beban yang harus dilaporkan pada akhir periode akuntansi bisa mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan para

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP (FIXED ASSETS )

AKTIVA TETAP (FIXED ASSETS ) AKTIVA TETAP AKTIVA TETAP (FIXED ASSETS ) MEMPUNYAI MASA GUNA LEBIH DARI 1 PERIODE AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE FIXED ASSET) Mempunyai bentuk fisik, dpt dikenali melalui panca indra MEMPUNYAI

Lebih terperinci

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan baik perusahaan yang bergerak dibidang industri, dagang, dan jasa pasti memiliki harta kekayaan

Lebih terperinci

REVALUASI & PELEPASAN ASET TETAP

REVALUASI & PELEPASAN ASET TETAP REVALUASI & PELEPASAN ASET TETAP Revaluasi Aset Tetap Merupakan penilaian kembali aset tetap Sesuai dengan IFRS (International Financial Reporting Standards) Apabila perusahaan akan melaksanakan revaluasi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori a. Pengertian Akuntansi Manfaat akuntansi dalam menyediakan informasi keuangan sangat berguna untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan serta memudahkan pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Menurut Reeve, Warren, dkk (2013:2) Aset tetap (fixed asset) adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Akuntansi Menurut Dwi (2012:4) Akuntansi adalah informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada

Lebih terperinci

jumlah yang sangat besar. Hal ini dikarenakan peranannya yang sangat penting

jumlah yang sangat besar. Hal ini dikarenakan peranannya yang sangat penting 51 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Yang Diterapkan Oleh PT. X Dalam perusahaan industri, aktiva tetap adalah merupakan bagian aktiva yang sangat besar jumlahnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, dalam buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomer 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain paragraf 5 tahun

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur BAB II BAHAN RUJUKAN Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur sebagai landasan untuk melakukan pembahasan dalam permasalahan yang dijadikan topik tugas akhir ini. 2.1. Kebijakan

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET) AKTIVA TETAP (FIXED ASSET) PENGERTIAN AKTIVA TETAP sebagai aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap Beberapa pendapat ahli dan sumber lain memberikan pengertian mengenai aktiva tetap, antara lain : Dalam Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode. VIII.1 ASET TETAP A. Definisi 01. Aset tetap adalah aset berwujud yang: a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Kebijakan Akuntansi Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tercantum sebagai berikut: Kebijakan akuntansi meliputi pilihan-pilihan, dasar-dasar, konvensi peraturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset Aset sebagai sumber ekonomi sangat diharapkan oleh seluruh perusahaan dapat memberikan manfaat jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan di kemudian hari. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets) BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets) Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian aktiva tetap berwujud 2. Menerangkan penentuan harga

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) Pelatihan APHI 18 MEI 2011 Dwi Martani & Taufik Hidayat Staf Pengajar Departemen Akuntansi FEUI Tim Penyusun

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda JURNAL PENYESUAIAN Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda Pada akhir topik ini mahasiswa diharapkan dapat: Memahami maksud dan tujuan dibuatnya jurnal penyesuaian Menentukan rekening/perkiraan apa

Lebih terperinci

IV. PENYESUAIAN. Universitas Gadjah Mada

IV. PENYESUAIAN. Universitas Gadjah Mada IV. PENYESUAIAN mencatat (menjurnal dan mengakunkan) data-data transaksi akhir tahun sehingga jumlah yang terdapat dalam tiap rekening sesuai dengan kenyataannya. Manfaat penyesuaian: 1. Kepraktisan Jika

Lebih terperinci

PERTEMUAN KEENAM. Pengertian Aktiva Tetap

PERTEMUAN KEENAM. Pengertian Aktiva Tetap PERTEMUAN KEENAM AKTIVA TETAP BERWUJUD (1) Pengertian Aktiva Tetap Definisi Aktiva Tetap Yaitu Aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dulu, yang digunakan dalam operasi

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA CV. KRUWING INDAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA CV. KRUWING INDAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA CV. KRUWING INDAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA Maria Anastasia Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin Jl. Ahmad Yani Km 5,5 Banjarmasin, Kalimantan

Lebih terperinci

Laporan Gabungan Neraca (Aset)

Laporan Gabungan Neraca (Aset) Laporan Gabungan Neraca Kota/Kabupaten Kab. Grobogan Laporan Akhir Bulan Desember 2016 Laporan Gabungan Neraca (Aset) (Ribuan Rp) Aset 1 Kas 100 14,520,805 2 Kas dalam valuta asing 102 0 3 Surat berharga

Lebih terperinci

Laporan Gabungan Neraca (Aset)

Laporan Gabungan Neraca (Aset) Laporan Gabungan Neraca Kota/Kabupaten Kab. Grobogan Laporan Akhir Bulan Desember 2015 Laporan Gabungan Neraca (Aset) (Ribuan Rp) Aset 1 Kas 100 9,600,376 2 Kas dalam valuta asing 102 0 3 Surat berharga

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer

Lebih terperinci

BAGIAN IX ASET

BAGIAN IX ASET - 81 - BAGIAN IX ASET IX.1 ASET TETAP A. Definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang: 1. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan 2. diharapkan akan digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SRI AGUNG MULIA PEKANBARU

ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SRI AGUNG MULIA PEKANBARU SKRIPSI ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SRI AGUNG MULIA PEKANBARU Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Sosial Universitas Islam Negeri Sultan

Lebih terperinci

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI Koperasi sebagai badan usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat haruslah dikelola secara profesional dengan menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan

Lebih terperinci

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Aktiva a. Pengertian Aktiva Aktiva/harta adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, yang lebih dikenal dengan istilah asset perusahaan. Jadi, aktiva (asset)

Lebih terperinci

Kunci Jawaban Siklus Akuntansi_LKS Akuntansi Kota Tangerang Tahun 2014

Kunci Jawaban Siklus Akuntansi_LKS Akuntansi Kota Tangerang Tahun 2014 No. Akun Kunci Jawaban Siklus Akuntansi_LKS Akuntansi Kota Tangerang Tahun 2014 Nama Akun PT. STAPI MOTOR NERACA LAJUR (SETELAH PAJAK) 31 December 2013 Daftar Saldo Ayat Jurnal Penyesuaian Daftar Saldo

Lebih terperinci

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a.

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a. ekonomi 18 Sesi KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN N JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo-saldo

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI LAPORAN KEUANGAN SEMESTERAN TAHUN 2016 DAFTAR ISI Neraca Laporan Operasional Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan

Lebih terperinci

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. Jurnal Buku Besar Neraca Laporan Saldo Keuangan

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. Jurnal Buku Besar Neraca Laporan Saldo Keuangan 1 MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Jurnal Buku Besar Neraca Laporan Saldo Keuangan Jurnal Neraca Penyesuaian Lajur PRINSIP DAN KONSEP YANG BERKAITAN DENGAN PENENTUAN

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : 28 Februari 2017 POS POS 28Feb2017 1. Kas 185,688 2. Penempatan pada Bank Indonesia 10,915,847 3. Penempatan pada

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD

AKTIVA TETAP BERWUJUD AKTIVA TETAP BERWUJUD A. PENGERTIAN Aktiva tetap berwujud adalah aktivaaktiva yang mempunyai wujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Karakteristik utama

Lebih terperinci

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4. Kebijakan Akuntansi Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Grobogan terkait dengan perlakuan akuntansi dalam sistem pencatatan administrasi pengelolaan keuangan daerah yang

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS)

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS) Dosen : Christian Ramos Kurniawan AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS) INTERMEDIATE ACCOUNTING L/O/G/O Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Definisi Aktiva

Lebih terperinci

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas MATERI K.D 1.5 Kompetensi Dasar : 1.5 Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Kegiatan akhir dari proses akuntansi perusahaan dagang di antaranya adalah membuat laporan keuangan. Secara umum komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Berbagai definisi aset tetap yang dikemukakan oleh para ahli, semuanya mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu merumuskan pengertian aset tetap agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, dunia usaha telah mengalami perubahan dengan kecepatan yang luar biasa. Selain globalisasi dan perubahan teknologi, kita juga dapat menyaksikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen, seperti peralatan, tanah, bangunan, gedung, dimana merupakan

Lebih terperinci

BAB 11 MATEMATIKA LAPORAN KEUANGAN

BAB 11 MATEMATIKA LAPORAN KEUANGAN BAB 11 MATEMATIKA LAPORAN KEUANGAN A. Ragam Laporan Keuangan Akuntansi menyajikan berbagai jenis informasi keuangan, diantaranya adalah laporan keuangan (financial statements). Terdapat empat macam laporan

Lebih terperinci

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk. : Frischa Lamria NPM :

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk. : Frischa Lamria NPM : ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk. Nama : Frischa Lamria NPM : 23213587 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Anne Dahliawati, SE., MM PENDAHULUAN o Latar

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 Oktober 1971 di Jakarta,

Lebih terperinci

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH X.1 ASET TETAP A. Definisi Aset Tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa, disewakan kepada pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan salah satu harta kekayaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu:

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Analisis Pengertian Analisis Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu: Menurut Kamus Bahasa Indonesia : Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aset Tetap Definisi Aset Tetap

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aset Tetap Definisi Aset Tetap BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aset Tetap 2.1.1. Definisi Aset Tetap Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, seperti

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penjelasan Umum Aset Tetap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 16 adalah Standar Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

Lebih terperinci

NERACA BULANAN BPR BESERTA REKENING ADMINISTRATIF

NERACA BULANAN BPR BESERTA REKENING ADMINISTRATIF NERACA BULANAN BPR BESERTA REKENING ADMINISTRATIF Form - 01 01 601857 001 No. Aset Sandi Jumlah Aset 1 Kas 100 3,712,408 2 Kas dalam valuta asing 3) 102 0 3 Surat berharga 4) 110 0 4 Pendapatan bunga yang

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Aset Tetap Pengertian Aset Tetap

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Aset Tetap Pengertian Aset Tetap BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam oprasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.

Lebih terperinci

Materi: 12 ASET: PENGHENTIAN. (Dihapus, Dijual, Ditukar)

Materi: 12 ASET: PENGHENTIAN. (Dihapus, Dijual, Ditukar) Materi: 12 ASET: PENGHENTIAN (Dihapus, Dijual, Ditukar) 2 Tujuan Pembelajaran 1. Menggambarkan kontrol internal terhadap aset tetap. 2. Menghitung dan menjurnal penghentian aset tetap; dipusan, dijual,

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : POS POS 1. Kas 186,852 2. Penempatan pada Bank Indonesia 10,726,033 3. Penempatan pada bank lain 719,138 4. Tagihan

Lebih terperinci

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah)

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah) Berikut di bawah ini merupakan (contoh) ilustrasi sederhana penyajian laporan keuangan yang terdiri atas: 1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Komparatif; 2. Laporan Laba Rugi Komparatif; 3. Catatan Atas

Lebih terperinci

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa (Service Company) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan jasa keahlian. Contoh perusahaan jasa seperti kantor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Aktiva Tetap A. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal,

Lebih terperinci

BANK METRO EXPRESS LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal 29 Februari 2016 dan 31 Desember 2015

BANK METRO EXPRESS LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal 29 Februari 2016 dan 31 Desember 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) ASET 1. Kas 18,172 17,859 2. Penempatan pada Bank Indonesia 166,785 168,240 3. Penempatan pada bank lain 1,128,825 1,118,035 4. Tagihan spot dan derivatif 5. Surat berharga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dipimpinnya.

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dipimpinnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan untuk dapat terus berkembang dalam era globalisasi harus mampu menyajikan laporan keuangan terutama pada pihak manajemen. Dengan laporan keuangan

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi

Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi 1. Pengertian dan klasifikasi akun (rekening). Akun merupakan suatu formulir yang digunakan untuk mencatat pengaruh perubahan nilai (penambahan atau

Lebih terperinci

PT. BPR BUMIASIH NBP 13 STABAT ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP

PT. BPR BUMIASIH NBP 13 STABAT ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP Tabel.1 ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP (Dalam Ribuan Rupiah) NO BIAYA OPERASIONAL ANGGARAN REALISASI VARIANS % Pertumbuhan 1 Bunga a. Kepada Bank Indonesia - - - - b. Kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma), BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem informasi Akuntansi Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma), artinya suatu kesatuan komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan

Lebih terperinci

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA Pengertian Tujuan Fungsi Pencatatan Jurnal Penyesuain Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Akuntansi Menurut Suwardjono (2013:4), mengatakan: kata akuntansi berasal dari kata bahasa inggris to account yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA CV. AGUNG PERKASA MANDIRI PANGKALAN KERINCI SKRIPSI

ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA CV. AGUNG PERKASA MANDIRI PANGKALAN KERINCI SKRIPSI ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA CV. AGUNG PERKASA MANDIRI PANGKALAN KERINCI SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Oral Komprehensive Sarjana Lengkap Pada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Kebijakan Akuntansi Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tercantum sebagai berikut : Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasardasar, konvensi peraturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap perusahaan menggunakan berbagai aktiva tetap, seperti peralatan, perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan, dan tanah. Aset tetap (fix asset)

Lebih terperinci

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. JURNAL BUKU BESAR NERACA LAPORAN SALDO KEUANGAN

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. JURNAL BUKU BESAR NERACA LAPORAN SALDO KEUANGAN MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. JURNAL BUKU BESAR NERACA LAPORAN SALDO KEUANGAN 1 MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci