EFISIENSI PENGGUNAAN ALAT PENGUPAS NENAS (Ananas comosus L.) TIPE RUMAH TANGGA BERDASARKAN CULTIVAR LOKAL DI PROVINSI ACEH
|
|
- Vera Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2
3 EFISIENSI PENGGUNAAN ALAT PENGUPAS NENAS (Ananas comosus L.) TIPE RUMAH TANGGA BERDASARKAN CULTIVAR LOKAL DI PROVINSI ACEH Indera Sakti Nasution 1, Agus A. Munawar 2, Nalirah 3 1 Jurusan Teknik Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh ( saktinst@gmail.com) 2 Jurusan Teknik Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh ( aamtep@yahoo.com) 3 Mahasiswa Teknik Pertanian Unsyiah Abstract Pineapple (Ananas comosus L.) is one of the tropical fruit that famous in Indonesia because of its attractive flavor and aroma, and also the prices more cheaper. The main problem for consumers in consuming pineapple is the difficulty during peeling of pineapple. This study aims to determine the efficiency of pineapple peeler by using two blades, the capacity of pineapple peeler during peeling process, yield of pineapple, and economic analysis of pineapple peeler. The results shows that the yield of peeling using pineapple peeler was 46%, while the yield using a kitchen knife reach 58%. In terms of time, pineapple peeler more efficient than using kitchen knife. Key words : pineapple, peeler, efficiency. 1. Pendahuluan Latar Belakang Nenas (Ananas Comosus L.) merupakan salah satu buah khas tropis yang banyak digemari masyarakat karena mempunyai rasa dan aroma menarik, serta harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Ditambah lagi peningkatan produksi nenas secara nasional meningkat secara tajam sejak tahun 2005 hingga tahun 2007 dengan rata-rata peningkatan sebanyak 64,3 % (Biro Pusat Statistik, 2009). Di Provinsi Aceh, produksi nenas baru mengalami peningkatan sejak tahun 2007 dengan jumlah produksi 515 ton per tahun setelah mengalami penurunan produksi sejak tahun 2004 (Biro Pusat Statistik, 2009). Selain itu nenas dapat dimanfaatkan sebagai konsumsi segar maupun olahan buah. Masalah utama bagi konsumen dalam mengkonsumsi buah nenas adalah sulitnya dalam proses pengupasan buah nenas yang membutuhkan waktu untuk mengangkat mata-mata yang terdapat pada buah nenas tersebut. Selain itu pengupasan yang dilakukan secara manual (tanpa bantuan alat khusus) membutuhkan waktu yang lama. Menurut Fellows (2000), pengupasan buah dan sayuran adalah memisahkan material yang tidak diinginkan dan juga bagian yang tidak bisa dimakan untuk meningkatkan penampilan akhir dari produk. Kemudian, pertimbangan utama dalam pengupasan buah yaitu dengan meminimalkan biaya dan energi, tenaga kerja, serta biaya bahan seminim mungkin. Pada penelitian ini digunakan alat pengupas nenas sederhana dmenggunakan dua mata pisau. Perancangan alat ini diharapkan selain murah, cepat, peningkatan rendemen, juga akan diperoleh hasil potongan buah yang menarik. Dengan penelitian ini diharapkan akan diperoleh sebuah alat pengupas ne- Rona Teknik Pertanian Vol. 2 No. 1 Tahun
4 nas yang mudah dan efisien dalam penggunaannya sehingga para petani dapat menjual buah nenas segar ke pasar dalam bentuk yang baik dan memudahkan konsumen dalam mengkonsumsi buah nenas yang segar. Disamping itu diharapkan dapat menambah pendapatan dan kesejahteraan para petani dari hasil penjualan nenas tersebut. dengan gagang. Mata pisau yang memotong kulit nenas juga bisa dirubah diameter pemotongannya (tergantung besarkecilnya diameter buah nenas tersebut). Bahan yang digunakan untuk pembuatan mata pisau adalah stainless steel dengan tinggi 20 mm, dan tebalnya 1,4 mm Tumpuan Tumpuan ini terletak sejajar dengan mata pisau pertama. Tumpuan ini juga berfungsi untuk membantu proses pemotongan inti yang terbuat dari besi plat, dan juga sebagai penahan pada saat pemotongan kulit nenas Tempat Penyetelan Tempat penyetelan ini berfungsi untuk Gambar 1. Rangka Alat Pengupas Nenas Tipe Rumah Tangga 2. Metode Penelitian 2.1. Skematis Alat Pengupas Nenas Alat pengupas nenas ini terdiri dari gagang, tempat penyetelan pisau, mata pisau, dan tumpuan. Keterangan: 1.Tumpuan 2.Tempat penyetelan mata pisau pemotong kulit 3. Gagang 4. Tempat penahan penyetelan 2.2. Mata Pisau Dalam penelitian ini terdapat 2 mata pisau dengan bentuk dan ukuran yang sama, pisau pertama berfungsi sebagai pengupas kulit nenas bagian luar, sedangkan pisau kedua untuk memisahkan inti buah nenas. Mata pisau ini berbentuk vertikal dan berhubungan langsung menyetel mata pisau sesuai dengan besar kecilnya buah nenas berbahan besi plat Perancangan Alat Ukuran Gagang Pengupas Nenas Gagang yang baik harus mempunyai bentuk yang ergonomis. Berat gagang dibuat ringan sehingga energi yang digunakan tidak besar. Letak daerah pegangan tangan pada gagang (bt) disesuaikan dengan rata-rata lebar telapak tangan 106 Rona Teknik Pertanian Vol. 2 No. 1 Tahun 2010
5 (tb) manusia Indonesia. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: bt = tb mm bt : Panjang gagang pada alat pengupas nenas tb : rata-rata telapak tangan manusia Mata Pisau Pengupas kulit Panjang mata pisau pengupas kulit yang dirancang disesuaikan dengan panjang rata-rata hasil buah nenas yang di potong dengan pisau dapur dan ditambah 2 mm, sedangkan pisau pemotong inti nenas disesuaikan dengan pisau pemotong kulit. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: Pmp = DP + 2 mm Pmp = Penjang mata pisau pengupas kulit DP = Diameter potongan nenas setelah dibagi 8 yang di potang dengan pisau dapur Penyetelan Alat Pengupas Nenas Jarak penyetelan pada alat pengupas nenas yang dirancang disesuaikan dengan jari-jari rata-rata buah nenas (r). Sehingga dapat dirumuskan menjadi sebagai berikut : Jarak penyetelan = r +15 mm Penancap Alat Pengupas Nenas Jarak antara mata pisau pemotong inti dengan penancap yang dirancang disesuaikan dengan diameter inti (dalam) nenas. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: Penentuan Jarak antara Mata Pisau Pertama dengan Mata Pisau Kedua Jarak antara mata pisau pertama dengan mata pisau kedua didasarkan pada pengukuran diameter nenas varietas lokal Provinsi Aceh. Hasil pengukuran diameter terbesar buah nenas dijadikan sebagai acuan jarak terjauh antara mata pisau pertama dan kedua Penentuan dan Pemilihan Bahan Alat Pengupas Nenas. Alat pengupas nenas yang akan dibuat terdiri dari bagian rangka, gagang dan tempat penyetelan dibuat dari besi, sedangkan mata pisau dibuat dari stainlessteel agar tidak mudah berkarat Bahan Nenas yang digunakan adalah nenas yang sudah matang yang diperoleh dari pedagang dipasar Lamyong, Banda Aceh dengan tingkat kematangan yang sama, dimensi buah rata-rata tinggi nenas 160 mm dan lebarnya 110 mm Pengujian Alat Panelis diminta untuk mengupas nenas satu buah dengan menggunakan alat pengupas nenas yang telah dirancang dan dibandingkan dengan menggunakan pisau dapur Kapasitas Produksi Kapasitas produksi diperoleh dengan cara menghitung waktu yang diperoleh untuk mengupas nenas oleh panelis sebagaimana rumus dibawah ini: Dimana: K = Kapasitas produksi (buah/jam) Rona Teknik Pertanian Vol. 2 No. 1 Tahun
6 Rendemen Rendemen dengan menggunakan pisau dapur diperoleh dengan cara menghitung efisiensi nenas dengan persamaan sebagai berikut : R = Efisiensi (%), S = Massa buah nenas setelah dikupas (kg), P = Massa buah nenas sebelum dikupas (kg) 2.8. Analisis Ekonomi Analisis ekonomi dilakukan untuk mengetahui apakah ini layak digunakan untuk mengupas nenas. Analisis ekonomi dihitung berdasarkan biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan satu satuan berat bahan. Dalam penelitian ini analisis ekonomi yang dihitung adalah analisis Biaya Tetap, Biata Tidak Teta, Biaya Pokok Pengupasan Biaya Pokok Biaya pokok adalah biaya yang diperlukan oleh suatu mesin untuk setiap unit produksi. Secara garis besar biaya pokok dibagi atas biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada operasi alat, mencakup biaya penyusutan, bunga modal, pajak, bangunan, dan asuransi. Sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya-biaya yang bervariasi menurut pengoperasian alat, biaya ini hanya dikeluarkan apabila alat dioperasikan, yang mencakup biaya perbaikan dan perawatan, upah operator. a. Biaya Tetap (BT) per tahun (Irwanto, 1980) Biaya Penyusutan (Depresiasi) Menurut Irwanto (1980), deprisiasi adalah harga pembelian dikurangi nilai sisa dengan umur teknis mesin. Nilai sisa diperkirakan sebesar 10% dari harga pembelian. Biaya penyusutan ditentukan dengan persamaan metode garis lurus (MGL) karena metode garis lurus menganggap penurunan jumlah penyusutan suatu mesin berlangsung dengan tingkat penurunan penyusutan yang tetap (linier) selama umur pemakaiannya, selain itu biaya penyusutan alat dan mesin pertanian setiap tahunnya sama dengan persamaan berikut. Biaya penyusutan dapat dihitung dengan menggunakan metode garis lurus dengan rumus : D = Biaya penyusutan (Rp/tahun), P = Harga awal alat (Rp), S = Harga akhir alat (Rp), N = Umur ekonomis (tahun) Bunga modal Bunga modal dihitung dengan modal dianggap divestigasikan di tempat lain dengan tingkat bunga tertentu. Irwanto (1980), menyatakan bahwa biaya modal (interest) diperhitungkan untuk mengembalikan bunga modal yang ditanam sehingga akhir umur peralatan diperoleh satu nilai uang yang Present Valuenya (nilai pemberian) sama dengan nilai modal yang ditanam. Persamaan yang digunakan dalam perhitungan biaya ini adalah: P = Harga awal mesin (Rp), Menurut Wijanto (1996) biaya perbaikan dan 108 Rona Teknik Pertanian Vol. 2 No. 1 Tahun 2010
7 perawatan setiap 100 jam kerja peralatan diperkirakan 2 4 %. Biaya Pajak dan Garasi Biaya pajak diperkirakan 2% dari harga pembelian per tahun dan biaya garasi sebesar 1% dari harga pembelian 3. Pembahasan 3.1. Alat pengupas nenas Alat pengupas nenas ini dirancang untuk mengupas nenas yang berukuran kecil dan menengah. Tampilan alat pengupas nenas menggunakan tenaga manusia dapat dilihat pada Gambar 1. per tahun dengan persamaan : PG = (2%+1%) (P) Dimana: P = Harga pembelian mesin (Rp) Sehingga jumlah Biaya tetap (Bt) adalah: Bt = D + I + PG b. Biaya tidak Tetap (BTT) Rp/jam Biaya Pokok Pengupasan Dari persamaan diatas maka dapat ditentukan biaya pokok dari pengupasan, sebagai berikut: P = Harga awal mesin (Rp) Menurut Wijanto (1996) biaya perbaikan dan perawatan setiap 100 jam kerja peralatan diperkirakan 2 4 %. Biaya Pokok Pengupasan Dari persamaan diatas maka dapat ditentukan biaya pokok dari pengupasan, sebagai berikut : Dimana: BP = Biaya pokok pengeringan (Rp/ jam), BT = Biaya tetap (Rp/tahun), BTT = Biaya tidak tetap (Rp/jam), KP = Kapasitas pengupasan (buah/jam), X = Jam kerja/tahun (jam/tahun). Secara umum, alat pengupas nenas tipe rumah tangga terdiri dari (a) gagang, (b) tempat penyetelan mata pisau pemotong kulit dan (c) mata pisau pemotong inti (d) mata pisau pemotong kulit dan mata nenas. Selama ini pengupasan nenas dilakukan dengan memakai pisau yang membutuhkan waktu lama karena harus melalui dua proses, yaitu pengupasan kulit dan pembersihan mata. Solusi untuk masalah tersebut yaitu dengan mengganti penggunaan pisau dengan alat mekanis berupa alat pengupas nenas tipe rumah tangga. Alat pengupas nenas tipe rumah tangga ini dirancang untuk mempermudah dan mempercepat proses pengupasan nenas. Tenaga yang digunakan untuk memutar alat pengupas nenas pada saat pengupasan yaitu menggunakan tenaga manusia Kapasitas kerja alat Kapasitas pengupasan merupakan kemampuan pengupasan suatu mesin atau alat pengupas untuk menghasilkan produk tiap satuan waktu (buah/menit, kg/jam, ton/hari). Hasil perlakuan dengan menggunakan alat mekanis dan pisau terhadap kapasitas pengupasan nenas dengan menggunakan tenaga manusia dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Gambar 2 di atas menjelaskan bahwa kapasitas pengupasan dengan Rona Teknik Pertanian Vol. 2 No. 1 Tahun
8 Gambar 1. Rangka Alat Pengupas Nenas Gambar 2. Kapasitas Produksi Alat Pengupas Nenas Tipe Rumah Tangga dan Pisau Dapur menggunakan alat mekanis lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan pisau. Hal ini dipengaruhi oleh kecepatan pengupasan. Semakin cepat proses pengupasan maka kapasitas alat menjadi semakin tinggi pula, sebaliknya semakin lambat proses pengupasan maka kapasitas alat menjadi semakin rendah. Kapasitas pengupasan pada grafik di atas yaitu pada perlakuan alat mekanis (hasil rancangan) diperoleh 19 buah/jam, sedangkan terendah pada perlakuan pisau yaitu 15 buah/jam. Secara statistik kedua alat tersebut berbeda nyata, pengujian statistik dilakukan dengan uji t. Semakin banyak kapasitas pengupasan semakin baik kinerja suatu mesin atau alat. Mc. Cabe et al. (1993), suatu mesin atau alat yang mampu menghasilkan kapasitas pengupasan dan rendemen yang tinggi, mesin atau alat tersebut merupakan mesin dan alat yang beroperasi secara ideal. Besarnya kapasitas pengupasan dengan menggunakan alat hasil rancangan disebabkan karena pangupasan dengan pisau membutuhkan dua kali kerja yaitu pengupasan kulit dan pembersihan mata buah nenas, pengupasan dengan hasil rancangan hanya memerlukan sekali kerja saja. Manurut Rahmatullah (2009), telah membandingkan kapasitas pengupasa antara pengupas manual dengan pengupasan menggunakan alat. Pengupasan 110 Rona Teknik Pertanian Vol. 2 No. 1 Tahun 2010
9 secara manual membutuhkan waktu pengupasan rata-rata 154 detik/buah, sedangakan pada pengupasan menggunakan alat hanya membutuhkan waktu pengupasan rata-rata 70,9 detik/buah atau kapasitas pengupasan dengan menggunakan alat pengupas nenas mampu mengupas nenas 50 buah /jam. Jadi proses pengupasan dengan alat lebih efisien dan lebih cepat dibandingkan dengan pengupasan secara manual Rendemen Rendemen pada penelitian ini menunjukkan total hasil pengupasan yang diperoleh setelah proses pengupasan. Rendemen yang dihasilkan pada alat pengupas nenas (hasil rancangan) dan pisau dapur dapat dilihat pada Gambar 3. Rendemen pada alat pengupas nenas (hasil rancangan) lebih rendah yaitu dengan hasil rendemen 46%, apabila dibandingkan dengan pisau dapur yang lebih tinggi dengan hasil rendemen sekitar 58%. Hal ini disebabkan karena, Berat buah nenas yang tidak seragam, sehingga mempengaruhi berat rendemen yang dihasilkan antara pisau dapur dan alat pengupas nenas. Selain itu, tidak semua bentuk buah nenas itu simetris dan ada juga yang berbentuk tidak simetris. Sehingga pada saat pengupasan nenas dengan menggunakan alat mekanis (hasil rancangan) buah nenas dengan bentuk simetris banyak daging nenas yang terbuang bersama dengan kulit nenas, apabila buah nenas berbentuk bulat, daging yang terbuang menjadi sedikit. Hal ini disebabkan putaran mata pisau berbentuk lingkaran. Jadi dapat diperkirakan dagingnya tidak banyak terbuang. Secara statistik kedua alat tersebut berbeda nyata, pengujian statistik dilakukan dengan uji t. Alat hasil rancangan bisa dilakukan dengan asumsi bentuk dan ukuran nenas yang bulat dan simetris Perhitungan Biaya Tetap (Rp/tahun) Biaya Penyusutan Biaya penyusutan yang terjadi pada alat pengupas nenas dalam sampel penelitian ini menunjukkkan bahwa biaya penyusutan adalah antara Rp /tahun. Dari hasil survey dapat dilihat bah- Gambar 3. Rendemen Hasil Penelitian Rona Teknik Pertanian Vol. 2 No. 1 Tahun
10 wa semakin lama umur ekonomis suatu mesin tersebut maka penyusutannya semakin kecil dan dipengaruhi juga dengan harga mesin. Wijanto (1996) menyatakan untuk menentukan nilai sisa sebuah alat penggerak yaitu dengan menghitung harga jual alat penggerak setelah mencapai umur teknisnya sebesar 10% dari harga awal pada saat pembeliannya Bunga Modal Pada saat ini tingkat bunga bank pada umumnya sebesar 9%. Bunga modal ini sangatlah dipengaruhi oleh tingkat bunga bank yang berlaku di daerah setempat. Tingkat bunga bank ini berubahubah untuk setiap tahunnya. Semakin tinggi bunga bank, maka akan semakin tinggi tingkat bunga modal yang akan dikeluarkan untuk setiap tahunnya. Dari hasil survey dapat dilihat harga mesin yang ada di pasaran, maka didapat nilai bunga modal adalah Rp / tahun Biaya Pajak dan Garansi Biaya pajak dan garasi harus dibebankan pada mesin/alat pertanian walaupun sukar untuk menentukanya. Biaya pajak diperkirakan 2% dari harga pembelian per tahun dan biaya garasi sebesar 1% dari harga pembelian per tahun. Dengan harga mesin yang ada di pasaran, maka didapat biaya pajak dan garasi mesin berkisar antara Rp 7.500/ tahun. Jelasnya dapat kita bayangkan bagaimana keadaan mesin/alat tanpa adanya garasi atau gudang, maka akan menyebabkan kerusakan yang berat. Hal ini akan memberikan kerugian yang besar. Adanya garasi/gedung menyebabkan biaya perbaikan menjadi lebih kecil bila dibandingkan dengan peralatan yang tidak ada garasi/gudang. Di Amerika Serikat beban garasi/gudang terhadap mesin/alat persamaan diperkirakan 0,5-1% dari harga awal per tahun. Umumnya digunakan 1% P/tahun, untuk mesin/alat pertanian (Irwanto, 1980) Perhitungan Biaya Tidak Tetap Biaya Perbaikan Biaya perbaikan dan perawatan adalah biaya yang dikeluarkan untuk memberikan kondisi kerja yang baik bagi mesin dan peralatan. Pada umumnya biaya perbaikan untuk alat atau mesin diperkirakan 2-4% dari harga pembelian mesin - nilai sisa untuk setiap 100 jam kerja. Biaya perbaikan dan perawatan suatu mesin sangat dipengaruhi dengan pemakaian suatu mesin. Wijanto (1996), juga menyatakan bahwa biaya perbaikan dan perawatan setiap 100 jam kerja mesin diperkirakan 2-4% dari (harga pembelian mesin - nilai sisa) Biaya Pokok Pengupasan Biaya pokok pengupasan merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk pengupasan nenas tiap kilogramnya. Biaya pokok pengupasan dapat dihitung setelah biaya tetap dan biaya tidak tetap dihitung dan dibagi dengan jam kerja alat selama satu tahun dan kapasitas pengupasan. Biaya pokok pengupasan yang diperoleh sebesar Rp. 0,0566 /buah. 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1) Alat pengupas nenas tipe rumah tangga yang dirancang ini telah berfungsi dengan baik untuk membantu kerja manusia dalam mengupas nenas, sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja. 2) Kapasitas alat pengupas nenas hasil rancangan lebih efisien dari segi 112 Rona Teknik Pertanian Vol. 2 No. 1 Tahun 2010
11 waktu. 3) Rendemen yang diperoleh setelah pengupasan dengan menggunakan alat pengupas nenas mencapai 46%, sedangkan dengan menggunakan pisau dapur mencapi 58%. 4) Biaya pokok pengupasan yang diperoleh sebesar Rp. 0,0566 /buah. Daftar Pustaka Biro Pusat Statistik Produksi Buahbuahan di Indonesia dan Nanggroe Aceh Darussalam. Diambil dari shtml pada tanggal 8 Februari Fellows, P Food Processing and technology principles and Practice, 2nd edition. CRC Press, Wood Publishing Limited, Cambridge-England, Hal 95. Irwanto, K Ekonomi Enjiniring di Bidang Mekanisasi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Penerbit Gramedia, Jakarta. McCabe. W., L Operasi Teknik Pertanian. Erlangga. Jakarta. Rahmatullah, I Desain Alat Pengupas Nenas (Ananas comosus Merr). Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian. Unsyiah. Banda Aceh. Wijanto Ekonomi Teknik. Penerbit Universitas Sriwijaya, Palembang. Rona Teknik Pertanian Vol. 2 No. 1 Tahun
BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan September- Oktober
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Mei 2012 di bengkel Apppasco Indonesia, cangkurawo Dramaga Bogor. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciMODIFIKASI ALAT PENGUPAS KULIT DAN PEMOTONG BUAH NANAS TIPE MANUAL SKRIPSI
MODIFIKASI ALAT PENGUPAS KULIT DAN PEMOTONG BUAH NANAS TIPE MANUAL SKRIPSI OLEH : RIZKY ADRIAN RAMADHAN LUBIS 100308061 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk Alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Persiapan bahan dan alat. Mengukur bahan yang akan digunakan
41 Lampiran 1. flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk Alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Persiapan bahan dan alat Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT NANAS
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No. 2 Th. 2015 RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT NANAS (Design of Pineapple Peeler Machine) Yuli Noersalim 1*), Achwil Putra Munir 1, Ainun Rohanah
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan
43 Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan
38 Lampiran 1. Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Alat Tipe Tampah, Engkol Semi Mekanis, dan Mekanis Pengujian kapasitas lapang alat pengupas dilakukan di Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna (BPTTG), provinsi
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat
Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat Memilih bahan yang akan digunakan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan
LAMPIRAN Lampiran 1.Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai
Lebih terperinciLampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian. Mulai. Menyiapkan alat dan bahan. Mengambil data anthropometri 10 orang operator
48 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Menyiapkan alat dan bahan Mengambil data anthropometri 10 orang operator Mengambil data dimensi alat Menguji kapasitas efektif alat Menganalisis hasil
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. sangat penting, yaitu untuk menghilangkan kulit atau penutup luar buah atau
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Pengupasan Pengupasan merupakan pra-proses dalam pengolahan agar didapatkan bahan panganyang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang sangat penting,
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang
50 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan
Lampiran 1. Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan
40 Lampiran 1.Flowchart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang akan dirangkai Merangkai
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan
52 Lampiran 1.Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar
39 Lampiran 1. Flowchart pengerjaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN
RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Email: zulnadiujeng@gmail.com ABSTRAK Dalam rangka mempertahankan usaha peternak ayam di Kabupaten
Lebih terperinciBAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI
BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI 5.1 PENDAHULUAN Pengembangan usaha pelayanan jasa pengeringan gabah dapat digolongkan ke dalam perencanaan suatu kegiatan untuk mendatangkan
Lebih terperinciPengujian alat. Pengukuran parameter. Analisis data. selesai
47 b a Pengujian alat tidak Uji kelayakan ya Pengukuran parameter Analisis data selesai 48 Lampiran 2. Kapasitas Efektif Alat dan Persentase Bahan Rusak Kapasitas efektif alat menunjukkan produktivitas
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MEKANIS
RANCANG BANGUN AAT PENGIRIS BAWANG MEKANIS (Design and construction of mechanical onion slicing machine) Anthoni umbantobing 1*, Saipul Bahri Daulay 1, dan Sulastri Panggabean 1 1 Program Studi Keteknikan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR
RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi 1* Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Pengupasan Pengupasan merupakan pra-proses dalam pengolahan agar didapatkan bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang sangat penting,
Lebih terperinciLampiran 2. Flowchart perencanaan penelitian. Mulai iii. Menimbang Biji Kedelai. Menyiapkan 2 jenis Mata Pisau yang Akan.
43 Lampiran 2. Flowchart perencanaan penelitian Mulai iii Menimbang Biji Kedelai Menyiapkan 2 jenis Mata Pisau yang Akan Digunakan Dihidupkan Alat Pembuat Sari Kedelai Dimasukkan Bahan Kedalam Alat Kondisi
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PENGUPAS KULIT KOPI MEKANIS
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.1 No. 4 Th. 2013 RANCANG BANGUN ALAT PENGUPAS KULIT KOPI MEKANIS (Design of Mechanical Coffee Pulper Equipment) Johannes Mikael Simanullang 1, Achwil
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen dan di Laboratorium Mekanisasi
Lebih terperinciSTUDI PERLAKUAN PANAS PADA ALAT PENGUPAS KULIT GELONDONG UNTUK BIJI KOPI (Coffea sp.) Renny Eka Putri, Mislaini dan Andri Syaputra 1 1) ABSTRAK
STUDI PERLAKUAN PANAS PADA ALAT PENGUPAS KULIT GELONDONG UNTUK BIJI KOPI (Coffea sp.) 1 1) Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas Limau Manis, Pauh, Sumatera Barat
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PENGUPAS KULIT NANAS SISTEM PRESS MANUAL
RANCANG BANGUN ALAT PENGUPAS KULIT NANAS SISTEM PRESS MANUAL (Design of Pineapple Peeler with Manual Press System) Nando Edi Pramono Lingga 1*, Achwil Putra Munir 1, Nazif Ichwan 1 1) Program Studi Keteknikan
Lebih terperinciMulai. Dirancang bentuk alat. Digambar dan ditentukan ukuran alat. Dipilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. dirangkai alat.
42 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Dirancang bentuk alat Digambar dan ditentukan ukuran alat Dipilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan sesuai ukuran yang sudah ditentukan
Lebih terperinciModifikasi Pemarut pada Mesin Penyuwir Daging Ikan untuk Bahan Baku Abon Ikan
Modifikasi Pemarut pada Mesin Penyuwir Daging Ikan untuk Bahan Baku Abon Ikan Mustaqimah *, Diswandi Nurba, Irwansyah Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam,
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. Merangkai alat. Pengelasan. Pengecatan
Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan
Lebih terperinciMulai. Perancangan bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Pengukuran bahan yang akan digunakan
Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Perancangan bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Pengukuran bahan yang akan digunakan Dipotong, dibubut, dan dikikir bahan
Lebih terperinciANALISIS MESIN PENGIRIS TEMPE DENGAN VARIASI SUDUT PISAU TERHADAP KETEBALAN IRISAN
18 ANALISIS MESIN PENGIRIS TEMPE DENGAN VARIASI SUDUT PISAU TERHADAP KETEBALAN IRISAN Catur Pramono 1), Endang Mawarsih 2), Hendi Kurniawan 3) 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tidar
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PEMBUAT BUBUR KERTAS
RANCANG BANGUN ALAT PEMBUAT BUBUR KERTAS (Design And Construction of Pulp Maker) Jerry Simanjuntak 1,2), Saipul Bahri Daulay 1), Achwil Putra Munir 1) 1) Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian
Lebih terperinciMODIFIKASI ALAT PENGUPAS SABUT KELAPA MEKANIS
MODIFIKASI ALAT PENGUPAS SABUT KELAPA MEKANIS (Modification of Mechanical Coconut Fiber Peeler) Annisa Purnamasari Damanik 1,2), Achwil Putra Munir 1), dan Lukman Adlin Harahap 1) 1) Program Studi Keteknikan
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan. Menggambar alat. Memilih bahan yang akan digunakan
Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan Menggambar alat Memilih bahan yang akan digunakan Mengukur bahan yang akan digunakan
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan
39 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan
Lebih terperinciSelesai. Merangkai alat
32 Lampiran 1. Flow Chart pelaksanaan penelitian Selesai Merancang bentuk alat Menggambar dan menetukan dimensi alat Memilih dan mengukur bahan yang akan digunakan Memotong, membubut dan mengikir bahan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR
RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Observasi desain dan rancangan Alat Destilasi bioetanol pada literatur Penyusunan desain dan rancangan Alat Destilasi bioetanol Pemilihan bahan
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan
Lampiran 1. Flow Chart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong, dibubut dan dikikir bahan yang
Lebih terperinciLampiran 1. Data Pengamatan Kapasitas Material (kg/jam) Ulangan I II III
Lampiran 1. Data Pengamatan Kapasitas Material (kg/jam) Perlakuan Ulangan I II III Total Rataan P1T1 6.96 6.71 7.23 21 6.96 P1T2 7.01 6.96 7.06 21 7.01 P1T3 7.46 7.71 7.34 23 7.50 P2T1 7.64 7.77 6.96 22
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. Merangkai alat. Pengelasan. Pengecatan
45 Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan Merangkai alat Pengelasan
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar proses pembuatan tahu
LAMPIRAN 35 Lampiran 1. Gambar proses pembuatan tahu 1. Pemanenan Kedelai* 2. Perontokan Biji Kedelai** 3. Pencucian Kedelai 4. Pengupasan Kulit Ari Kedelai 5. Kedelai Setelah Dicuci 6. Penggilingan Kedelai
Lebih terperinciMesin Pengupas Apel Otomatis
142 Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol.I, No.2, Oktober 2013, 142-149 Mesin Pengupas Apel Otomatis Muhammad Randi 1), Jupri Yanda Zaira 2) 1,2 Program Studi Teknik Mekatronika Politeknik Caltex Riau,
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Teknik 4.1.1. Kebutuhan Daya Penggerak Kebutuhan daya penggerak dihitung untuk mengetahui terpenuhinya daya yang dibutuhkan oleh mesin dengan daya aktual pada motor
Lebih terperinciMETODOLOGI. Jakarta Serang. Km 68 Kaw. Modern Industry Kav. 8 Cikande, Serang Indonesia.
METODOLOGI 3.1. Latar Belakang PT. Sumigita Inwha Consortium PT. Sumigita Inwha Consortium atau disingkat dengan PT. SIC merupakan gabungan dari dua perusahaan yaitu, PT. Sumigita Jaya dan PT. Inhwa Indonesisa.
Lebih terperinciLampiran 1. Data pencetakan kompos dengan variasi bentuk cetakan. Tabel 2. Data penelitian. Waktu pencetakan (detik) I Bintang
Lampiran 1. Data pencetakan kompos dengan variasi bentuk cetakan Tabel 2. Data penelitian Ulangan Berat Kompos yang dicetak (gr) Waktu pencetakan (detik) Berat kompos yang rusak (gr) Hasil cetakan yang
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Edamame merupakan tanaman sejenis kedelai yang berasal dari Jepang, tanaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda dengan varietas kedelai biasa yaitu mempunyai ukuran
Lebih terperinciLampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51
38 Lampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) 2 4 6 Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51 Bahan yang rusak (%) 0 0 11 39 Lampiran 2. Kapasitas alat (buah/jam)
Lebih terperinciANALISIS JARAK RUJI PADA MESIN PENGUPAS POLONG KACANG TANAH TERHADAP HASIL KUPASAN
ANALISIS JARAK RUJI PADA MESIN PENGUPAS POLONG KACANG TANAH TERHADAP HASIL KUPASAN Xander Salahudin, Sri Widodo, Muhammad Hasan Zuhdi, Danang Henri Wibowo, Rachman Satya Pamungkas, Bagas Dwi Prakoso Jurusan
Lebih terperinciANALISIS TEKNIS DAN EKONOMI RICE MILLING UNIT ONE PHASE (STUDI KASUS DI UD. BELEKE MAJU KABUPATEN LOMBOK BARAT NTB)
FLYWHEEL: JURNAL TEKNIK MESIN UNTIRTA Homepage jurnal: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMI RICE MILLING UNIT ONE PHASE (STUDI KASUS DI UD. BELEKE MAJU KABUPATEN LOMBOK
Lebih terperinciMulai. Merancang Ulang / Modifikasi bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan yang akan digunakan
Lampiran 1.Flowchart penelitian Mulai Merancang Ulang / Modifikasi bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan yang akan digunakan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong dan dihaluskan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanankan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Mei 2010 sampai dengan bulan Juli 2010. Objek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Penanganan pascapanen adalah tindakan yang dilakukan atau disiapkan agar hasil pertanian siap
Lebih terperinciKajian Biaya Produksi Pemindahan Material Batugamping dari Room of Material ke Crusher di PT Lafarge Cement Indonesia, Lhoknga, Aceh Besar
Kajian Biaya Pemindahan Material Batugamping dari Room of Material ke Crusher di PT Lafarge Cement Indonesia, Lhoknga, Aceh Besar Devi Pratiwi*, Hendra Harisman Program Studi Teknik tambangan, Jurusan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT DAN PEMOTONG DAGING BUAH NANAS SEMI OTOMATIS DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK KAPASITAS 12 BUAH/MENIT
RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT DAN PEMOTONG DAGING BUAH NANAS SEMI OTOMATIS DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK KAPASITAS 12 BUAH/MENIT LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG LONTONG KERUPUK MENGGUNAKAN TALI SENAR
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 1 RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG LONTONG KERUPUK MENGGUNAKAN TALI SENAR Eska Hiola 1), Evi Sunarti Antu 2), Yunita Djamalu 2) 1) Mahasiswa Politeknik Gorontalo,
Lebih terperinciBAB V HASIL PENGUJIAN MESIN PENGUPAS DAN PEMISAH. KULIT BUAH KOPI KERIabelNG
BAB V HASIL PENGUJIAN MESIN PENGUPAS DAN PEMISAH KULIT BUAH KOPI KERIabelNG 5.1. Pengujian Mata Pisau Pengujian dilakukan setelah melalui proses pembuatan dan perakitan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk
Lebih terperinciDESAIN MESIN KOMPOSTER SKALA INDUSTRI KECIL
DESAIN MESIN KOMPOSTER SKALA INDUSTRI KECIL Gatot Pramuhadi 1), Abdul Wahhaab 2), Gina Rahmayanti 2), Nurwan Wahyudi 2), Syahidin Nurul Ikhwan 2) 1) Dosen Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau telo jendal adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga euphorbiaceae.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Singkong dikenal juga dengan nama cassava, ubi kayu, ketela pohon, telo puhung atau telo jendal adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga euphorbiaceae.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Singkong Singkong merupakan tumbuhan umbi-umbian yang dapat tumbuh di daerah tropis dengan iklim panas dan lembab. Daerah beriklim tropis dibutuhkan singkong untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGGORENGAN HAMPA TERHADAP MUTU DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK IKAN LEMURU Penelitian tahap satu ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penggorengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman jagung Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika Tengah (Meksiko Bagian Selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini, lalu teknologi
Lebih terperinciJurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG
Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: 2355-3553 PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG Sukadi* Novarini** *Dosen Teknik Mesin Politeknik Jambi **Dosen Teknik Mesin
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan bulan September 2014 di
18 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan bulan September 2014 di Laboratorium Daya, Alat, dan Mesin Pertanian (DAMP) dan Laboratorium Teknik
Lebih terperinciLAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu
LAMPIRAN I ATA PENGAMATAN. ata Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu Berikut merupakan tabel data hasil penepungan selama pengeringan jam, 4 jam, dan 6 jam. Tabel 8. ata hasil tepung selama
Lebih terperinciLampiran 1. Pengukuran panjang 150 contoh buah mete gelondong. Tabel 23. Data ukuran panjang buah mete
LAMPIRAN liv Lampiran 1. Pengukuran panjang 150 contoh buah mete gelondong Data hasil pengukuran panjang 150 contoh buah mete gelondong adalah sebagai berikut: Tabel 23. Data ukuran panjang buah mete No
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. GAMBAR TEKNIK ALAT PENGGILING KEDELAI
2 SKALA SATUA TANGG 50 LAMPIRAN 1. GAMBAR TEKNIK ALAT PENGGILING KEDELAI 11 12 1 5 4 7 68 CM 6 9 10 8 8 10 CM 48 CM TAMPAK DEPAN 82 CM TAMPAK SAMPING FP USU P 36 51 LAMPIRAN 2. LANJUTAN GAMBAR TEKNIK ALAT
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM ALAT PEMBERSIH SISIK IKAN DENGAN PENGGERAK DINAMO DAN SUMBER TENAGA BATU BATERAI BIDANG KEGIATAN: PKM-GT
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM ALAT PEMBERSIH SISIK IKAN DENGAN PENGGERAK DINAMO DAN SUMBER TENAGA BATU BATERAI BIDANG KEGIATAN: PKM-GT Diusulkan oleh: Arie Tambosoe F14070107 (2007, Ketua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, batasan masalah, asumsi yang yang diangkat dalam penelitian serta sistematika
Lebih terperinci1 PENGGUNAAN SISTEM PEMANAS DALAM PENGEMBANGAN ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH Renny Eka Putri *), Andasuryani, Santosa, dan Riki Ricardo Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: padi, konfigurasi penggilingan, susut penggilingan, rendemen giling PENDAHULUAN
Konfigurasi Mesin Penggilingan Padi Untuk Menekan Susut dan Meningkatkan Rendemen Giling (Rice Milling Machine Configuration to Reduce Losses and Increase Milling Yield) Rokhani Hasbullah, Anggitha Ratri
Lebih terperinciMODIFIKASI ALAT PENGUPAS KULIT KOPI MEKANIS
MODIFIKASI ALAT PENGUPAS KULIT KOPI MEKANIS (Modification of Mechanical Coffee Pulper Equipment) William Putra Marbun 1,2, Achwil Putra Munir 1, Lukman Adlin Harahap 1 1Program Studi Keteknikan Pertanian,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret
20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret 2013. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pembuatan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PENGGILING BIJI KOPI TIPE FLAT BURR MILL
RANCANG BANGUN ALAT PENGGILING BIJI KOPI TIPE FLAT BURR MILL (Design Of Flat Burr Type Coffee Bean Grinder Mill) Samuel Haposan Napitupulu 1*), Saipul Bahri Daulay 1, Adian Rindang 1 1) Departemen Teknologi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Lebih terperinciKentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan
Lampiran 1. Prosedur penelitian Kentang yang seragam dikupas dan dicuci Ditimbang kentang sebanyak 1 kg Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Kentang dimasukkan ke dalam mesin melalui hopper
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanankan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Juli - September 2010. Objek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah usaha
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG KELAPA MUDA TIPE MANUAL
RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG KELAPA MUDA TIPE MANUAL SKRIPSI M. REZEKI MURAD MALDINI DAULAY 120308081 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017 RANCANG BANGUN
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. buah dan sayur termasuk produk yang cepat rusak (perishable).
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui bersama, kita kaya sekali akan berbagai macam buah dan sayur. Hampir di setiap daerah menghasilkan komoditas ini, bahkan di beberapa daerah mempunyai
Lebih terperinciPEMBUATAN MESIN EMPING MELINJO SISTEM ROLL BERMOTOR LISTRIK UNTUK USAHA KECIL DAN MENENGAH
PEMBUATAN MESIN EMPING MELINJO SISTEM ROLL BERMOTOR LISTRIK UNTUK USAHA KECIL DAN MENENGAH Pram Eliyah Yuliana, S. Tigor B. Tambunan, Sri Rahayu Jurusan Teknik dan Manajemen Industri Sekolah Tinggi Teknik
Lebih terperinciVI. RANCANGAN KERJA DAN TATA LETAK. A. Prinsip Rancangan dan Kerja Industri Penggergajian
VI. RANCANGAN KERJA DAN TATA LETAK A. Prinsip Rancangan dan Kerja Industri Penggergajian Agar suatu industri penggergajian yang didirikan dapat berjalan lancar, sesuai dengan rencana, selama jangka waktu
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2011 pada PT Socfindo yang berlokasi di Jalan KL. Yos Sudarso No.27 Medan
Lebih terperinciCahyo Budi Nugroho*, Nidia Yuniarsih, Soni Widiawan
PENGARUH KECEPATAN PUTAR POROS TERHADAP MASSA DAN OLUME BAKSO YANG DHASLKAN PADA ERTCAL MEATBALLS MACHNE Cahyo Budi Nugroho*, Nidia Yuniarsih, Soni Widiawan Program Studi Diploma Teknik Mesin, Jurusan
Lebih terperinciALAT PEMISAH BIJI KAKAO SEDERHANA DITINJAU DARI SEGI KUALITAS DAN KAPASITAS HASIL
ALAT PEMISAH BIJI KAKAO SEDERHANA DITINJAU DARI SEGI KUALITAS DAN KAPASITAS HASIL 1. Pendahuluan Kabupaten Donggala merupakan produsen kakao utama untuk propinsi Sulawesi Tengah. Luas pertanaman kakao
Lebih terperinciANALISIS TEKNIS DAN BIAYA OPERASIONAL ALAT PENYULING NILAM DENGAN SUMBER BAHAN BAKAR KAYU DI ACEH BARAT DAYA
ANALISIS TEKNIS DAN BIAYA OPERASIONAL ALAT PENYULING NILAM DENGAN SUMBER BAHAN BAKAR KAYU DI ACEH BARAT DAYA Mustaqimah 1*, Rahmat Fadhil 2, Rini Ariani Basyamfar 3 1 Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas
Lebih terperinciPENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG
PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (2017) TUJUAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciUJI JARAK ROTOR DAN VARIASI BENTUK MATA PISAU PADA ALAT PENGUPAS KULIT KOPI MEKANIS SILINDER TUNGGAL
UJI JARAK ROTOR DAN VARIASI BENTUK MATA PISAU PADA ALAT PENGUPAS KULIT KOPI MEKANIS SILINDER TUNGGAL (Test of Rotor Gap and Varian of Knife Edge Shape on Mechanical Coffee Pulper Equipment Singular Cylinder)
Lebih terperinciM T. 1 liter air, Kebutuhan bahan bakar. 3 liter air, Kebutuhan bahan bakar
34 Lampiran 1. Kebutuhan bahan bakar Kebutuhan bahan bakar M T 1 liter air, Kebutuhan bahan bakar 67gr 372dtk 0, 18 gr/dtk 3 liter air, Kebutuhan bahan bakar 127gr 1011dtk 0, 12 gr/dtk 5 liter air, Kebutuhan
Lebih terperinci2. Persentase Bahan yang Tidak Terparut
Lampiran 1. Data Pemarutan Singkong Tabel 1. Data penelitian Ulangan Berat Bahan Waktu Bahan Terparut Bahan Tidak Terparut (Kg) (menit) (Kg) (Kg) I 10 16,46 8,6 0,7 II 10 16,02 9,2 0,4 III 10 16,52 9,1
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN
Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 1 2017 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN ALAT ANGKUT TABUNG LPG 3 KG YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI UD. X) Ronal Natalianto Purnomo, Julius Mulyono *, Hadi Santosa Jurusan
Lebih terperinciTINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN ALAT PEMOTONG KERUPUK RAMBAK SISTEM DOBEL PISAU DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH FIBER DI UKM KERUPUK RAMBAK
TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN ALAT PEMOTONG KERUPUK RAMBAK SISTEM DOBEL PISAU DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH FIBER DI UKM KERUPUK RAMBAK Wachid Yahya, S.Pd, M.Pd Sfaf Pengajar, Program Studi D3 Mesin Otomotif
Lebih terperinciPerancangan dan Pembuatan Mesin Penggiling Daging dan Pengaduk Adonan Bakso
JURNAL TEKNIK MESIN INSTITUT TEKNOLOGI PADANG http://ejournal.itp.ac.id/index.php/tmesin/ e-issn : 2089-4880 Vol. 7, No. 1, April 2017 p-issn : 2089-4880 Perancangan dan Pembuatan Mesin Penggiling Daging
Lebih terperinciUlangan I II III. Daftar analisa sidik ragam SK db JK KT Fhitung F0.05 F0.01 Perlakua K
Lampiran 1. Data pengamatan kapasitas olah (kg/jam) Perlakuan Ulangan I II III Total Rataan N1K1 37.27 33.80 36.36 107 35.81 N2K1 47.43 48.58 41.96 138 45.99 N3K1 80.54 83.92 87.59 252 84.01 N1K2 8.57
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG KUNYIT UNTUK SIMPLISIA DI KLASTER BIOFARMAKA KARANAGANYAR
PENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG KUNYIT UNTUK SIMPLISIA DI KLASTER BIOFARMAKA KARANAGANYAR 1 Fakhrina Fahma, 2 Retno Wulan Damayanti, 3 Desy Meilina Fulani 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN. limbah pertanian. Limbah pertanian merupakan sisa hasil pertanian yang
BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN A. Latar Belakang Masalah Potensi sumber daya alam yang sangat melimpah, salah satunya adalah limbah pertanian. Limbah pertanian merupakan sisa hasil pertanian yang biasanya
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Variasi Jarak Mata Pisau Dengan Piringan Terhadap Hasil Irisan Singkong Pada Slicing Machine
Analisa Pengaruh Variasi Jarak Mata Pisau Dengan Piringan Terhadap Hasil Irisan Pada Slicing Machine Yoga Punanda Hidayat *, Hendra Saputra*Naufal Abdurrahman Batam Polytechnics Mechanical Engineering
Lebih terperinci