HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Teknik Kebutuhan Daya Penggerak Kebutuhan daya penggerak dihitung untuk mengetahui terpenuhinya daya yang dibutuhkan oleh mesin dengan daya aktual pada motor penggerak untuk menggerakan silinder pengupas. Sehingga dengan terpenuhinya daya yang dibutuhkan silinder dapat berputar dan kacang kedelai edamamme dapat terkelupas dari kulitnya. Kebutuhan daya total secara teoritis dengan menggunakan perhitungan pada Persamaan 6 sebesar 75,30 Watt atau 0,369Hp dari hasil tersebut, maka secara teoritis motor penggerak tersebut dapat berputar dengan daya sebesar 0,369 Hp. Adapun daya yang tersedia dari motor penggerak sebesar 373 watt atau 0,50 Hp. Dengan demikian kebutuhan daya tercukupi secara teoritis untuk dapat berputar atau dapat menggerakkan silinder. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran Analisis Poros Pengukuran analisis poros bertujuan untuk mengetahui apakah poros yang digunakan secara aktual sudah sesuai dengan perhitungan poros secara teoritis. Untuk mengetahui kelayakan dari poros tersebut ada tiga komponen yang menjadi dasar pertimbangan antara lain diameter poros, putaran kritis dan defleksi yang dihasilkan dari putaran poros tersebut. Untuk mengetahui perbandingan antara hasil secara aktual dengan perhitungan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Perbandingan Data Spesifikasi Teknis dan Aktual Hasil Perhitungan Parameter Spesfikasi teknis Aktual hasil perhitungan Diameter poros Defleksi puntiran Putaran 17 mm Poros = 350 rpm 15,8 mm 0,70 Kritis =1490,16 rpm 43 FTIP001656/056

2 44 Gambar 8. Defleksi Puntiran Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa ketiga parameter yang menjadi dasar poros layak atau tidak digunakan sudah terpenuhi sehingga poros masih layak digunakan. Diameter poros yang digunakan oleh mesin pelecet kulit kacang kedelai edamame secara aktual sebesar 17 mm lebih besar dibandingkan dengan batas minimal diameter poros yang dapat digunakan yaitu 15,8 mm. Defleksi puntiran berdasarkan beban yang diterima seperti adanya pemasangan puli, sprocket/rantai, roda gigi, silinder pengupas dan putaran yang dihasilkan oleh poros dapat mengakibatkan poros berubah bentuk. Pada poros mesin pengupas ini terjadi defleksi sebesar 0,70 sedangkan batas maksimal dari defleksi yang diijinkan adalah 0,5 sampai 0,30o (Sularso dan Suga, 1997),. Sedangkan untuk parameter yang ketiga yaitu putaran kritis, berdasarkan hasil perhitungan mengenai batas putaran kritis yang dihasilkan ketika mesin beroperasi dengan kecepatan tertentu dapat mengakibatkan poros patah dengan batas tertentu. Untuk putaran kritis poros silinder pada mesin pelecet kulit kacang kedelai edamame diperoleh putaran kritis sebesar 1490,16 sedangkan menurut standar untuk putaran aktual tidak boleh melebihi 80 persen dari putaran kritis yang dihasilkan. Untuk mesin ini kecepatan putar poros silinder yang digunakan yaitu 350 rpm dan 80 persen dari putaran kritis 1.19 rpm. Oleh karena itu putaran poros silinder pengupas mesin pelecet kulit kedelai edamame masih jauh dari standar putaran kritis sehingga aman untuk digunakan dalam pengoprasiannya. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. FTIP001656/057

3 Analisis Pin Pin digunakan untuk menetapkan bagian-bagian mesin agar tidak bergeser, pada mesin pelecet kulit kacang kedelai edamame ini bagian-bagian yang menggunakan pin antara lain pada poros motor penggerak, sprocket, puli dan roda gigi. Dengan menggunakan Persamaan 16 maka dapat dihitung diameter pin pada bagian-bagian tersebut. Gambar 9. Tata Letak Pin di Komponen Mesin Tabel 8. Nilai Diameter Hitung dan Diameter Aktual yang Dipengaruhi Oleh Kecepatan Putar dan Diameter Poros. Diameter Diameter dari Kecepatan Diameter Aktual hitung spesifikasi putar (rpm) poros (mm) (mm) teknis (mm) ,76x Motor penggerak ,07 10 Puli ,07 10 Sprocket 591,6 17 5,48 10 Roda gigi Diameter pin yang digunakan pada ketiga bagian tersebut secara aktual sebesar 10 mm. Untuk pin yang terdapat pada motor penggerak dan roda gigi diameter pin hasil perhitungan lebih kecil dari diameter pin yang digunakan secara sehingga aman digunakan. Diameter pin yang mengikat puli pada poros dan juga sprocket tidak berbeda jauh sehingga masih aman untuk digunakan, namun disarankan pin pada puli dan sprocket diganti dengan pin yang lebih besar dari 10 mm agar tidak mengalami pergeseran ketika mesin beroperasi. Perhitungan lebih lengkap pada Lampiran 1. FTIP001656/058

4 Analisis Bantalan Bantalan merupakan suatu komponen mesin yang berfungsi untuk menopang dari putaran pada poros sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang umur. Jenis bantalan yang digunakan untuk menahan poros silinder pengupas adalah bantalan gelinding dengan nomor P6005 bantalan ini memiliki nilai kapasitas nominal dinamis spesifik C sebesar 790 kg. jenis beban yang di topang oleh bantalan merupakan beban radial. Dengan menghitung faktor kecepatan putar dan faktor umur bantalan maka umur bantalan yang dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 1 yaitu ,31 jam. Sedangkan rata-rata untuk umur bantalan pada mesin pertanian adalah 3000 jam, sehingga bantalan yang digunakan untuk menopang poros silinder pengupas tersebut layak digunakan. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Analisis Unit Transmisi Unit transmisi merupakan bagian mesin yang digunakan untuk menyalurkan putaran dari motor penggerak ke silinder pengupas. Berdasarkan kenyataan atau secara aktual sabuk yang digunakan oleh mesin pelecet kulit kacang kedelai edamame ini menggunakan satu buah sabuk dengan sabuk V tipe A 155 dengan luas penampang sabuk 8,98x10-6m. Sabuk ini akan mentransmisikan kecepatan putar dari motor penggerak sebesar 140 rpm untuk memutarkan poros silinder pengupas dan berdasarkan perhitungan maka besarnya kecepatan poros silinder pengupas sebesar 350 rpm. Dengan menggunakan perhitungan yang dapat dilihat pada Lampiran 1, sabuk memiliki panjang keliling (L) sebesar 148,04 mm, massa sabuk sebesar 0,1 kg, kecepatan linier sabuk sebesar 5,65 m/s. Besarnya tegangan sabuk sisi tarik ( T1 ) sebesar 130,48 N dan tegangan sisi kendor T adalah 14,78 N. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Persamaan 9 diperoleh bahwa 1 buah sabuk dapat menyalurkan daya sebesar 65,56 W sedangkan daya yang akan FTIP001656/059

5 47 ditrasnmisikan sebesar 0,50 Hp atau 373 W oleh karena itu, 1 buah sabuk dapat digunakan untuk menstransmisikan daya tersebut Analisis Kekuatan Rangka Pada mesin pelecet kulit kacang kedelai edamame rangka yang digunakan yaitu rangka yang terdiri dari besi siku sama berukuran 40 x 40 x 4 mm. dimana panjang rangka tegak yang digunakan yaitu 54 mm dan panjang baris 450 mm. Beban yang ditopang oleh rangka sebesar 45,04 kg. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Persamaan 31 maka lendutan yang terjadi pada rangka akibat beban yang ditopangnya adalah 0,076 mm sedangkan lendutan yang diizinkan berdasarkan Persamaan 3 yaitu sebesar 1,74 mm, sehingga nilai dari lendutan yang terjadi akibat beban yang ditopang lebih kecil dari pada lendutan yang diizinkan maka rangka dalam keadaan aman untuk digunakan. Beban kritis yang mampu ditopang oleh kolom berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Persamaan 34 adalah 6.133,5 N. Sedangkan beban yang ditopang kolom secara aktual adalah 441,84 N, sehingga dengan demikian kolom yang dibuat secara teknis layak digunakan. Perhitungan lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran Analisis Kekuatan Las Rangka penopang mesin pelecet kulit kacang kedelai edamame ini di las dengan menggunakan tipe las jenis temu. Beban yang ditopang oleh sambungan las sebesar 45,04 kg atau 441,84 N, tebal bidang las sebesar mm dengan panjang bidang las 40 mm, tegangan izin untuk logam dasar sebesar 145 MPa. Kekuatan las yang dihitung dengan menggunakan Persamaan 35 sebesar N. Kekuatan las tersebut lebih besar dari pada gaya yang bekerja pada rangka yang menopang mesin sebesar 441,84 N dan rangka yang menopang pompa sebesar 58,86 N, sehingga dengan demikian kekuatan las ini dapat menopang beban yang diterima oleh rangka perhitungan lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1. FTIP001656/060

6 48 Tabel 9. Data Kelayakan Analisis Teknik Mesin Pelecet Kacang Kedelai Edamame Spesifikasi Aktual hasil Parameter Keterangan Kesimpulan teknis perhitungan Motor 0,5 HP yang digunakan Kebutuhan cocok untuk menggerakan daya 0.5 Hp 0.76 Hp mesin dengan daya yang lebih penggerak besar dari kebutuhan aktualnya. POROS Diameter poros hasil perhitungan lebih kecil dari diameter poros yang Diameter 17 mm 15,8 mm digunakan sehingga poros aman digunakan Defleksi puntiran - Putaran Poros 350 rpm Motor penggerak Puli dan Sprocket Roda gigi 10 mm 10 mm 10 mm Umur bantalan Jumlah sabuk 1 buah Syarat defleksi puntiran poros menurut Sularso dan Suga yaitu , dari hasil 0 0,7 perhitungan defleksi puntiran tidak melebihi batas yang diizinkan. Syarat putaran poros spesifikasi teknis menurut Kritis Sularso dan Suga tidak 1490,16 rpm melebihi 80 persen dari putaran kritis aktual perhitungan PIN Untuk menghindari pin patah 6,76x10-3mm yang dapat mengakibatkan terganggunya kerja mesin 10,07 mm maka diameter pin hasil perhitungan (aktual) lebih kecil dari diameter pin 5,48 mm spesifikasi teknis. BANTALAN Menurut Sularso dan Suga ,31 syarat umur bantalan untuk jam mesin pertanian lebih besar dari 3000 jam UNIT TRANSMISI Jumlah sabuk aktual hasil perhitungan 0,57 sehingga 0,57 sabuk yang digunakan dibulatkan menjadi 1 buah sabuk. Tidak FTIP001656/061

7 49 Lendutan Beban kritis kolom 441,84 N Beban yang ditopang 441,84 N Rangka Syarat lendutan yang diizinkan 0,85 mm. lendutan 0,076 mm hasil perhitungan lebih kecil dari lendutan yang diizinkan sehingga rangka aman. Syarat beban kritis kolom maksimal 6.133,5 N ,5 N sedangkan dari hasil beban yang ditopang rangka 441,84 N sehingga rangka aman. LAS Syarat beban yang ditopang las maksimal N. sedangkan dari hasil beban N yang ditopang rangka 441,84 N sehingga kekuatan las aman. 4. Uji Kinerja 4..1 Kapasitas Teoritis Mesin Kapasitas teoritis merupakan perhitungan kapasitas yang dapat dilakukan oleh mesin berdasarkan perhitungan yang melibatkan bagian-bagian dari mesin dan juga bahan yang digunakan. Dari hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan Persamaan 36 hasil kapasitas teoritis dari ke lima pengulangan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil perhitungan kapasitas teoritis Pengulangan Kt (kg/jam) 1 303, Rata-rata 30,88 30,5 303,1 303,1 30,976± 0,8 Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat kapasitas teoritis yang dihasilkan oleh setiap pengulangan. Dapat dilihat dari hasil perhitungan kapasitas teoritis FTIP001656/06

8 50 didapatkan hasil rata rata dari lima pengulangan perhitungan sebesar 30,976± 0,8 kg/jam. Kapasitas teoritis ini dipengaruhi oleh diameter, lebar, jarak antara silinder, kerapatan kamba dan koefisien kontraksi bahan. Selain itu besarnya kecepatan putar dari silinder pengupas juga mempengaruhi besarnya kapasitas teoritis mesin. Perhitungan kapasitas teoritis disajikan pada lampiran. 4.. Kapasitas Aktual Mesin Kapasitas aktual mesin dihitung berdasarkan hasil pengupasan kacang kedelai edamame dalam selang waktu tertentu. Perhitungan kapasitas aktual mesin dilakukan dengan menggunakan Persamaan 37. Perhitungan kapasitas aktual mesin selengkapnya disajikan pada Lampiran. Hasil perhitungan kapasitas aktual mesin dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11. Hasil perhitungan Kapasitas aktual mesin Ulangan Wp (kg) t (jam) Ka (kg/jam) Rata-rata 1,98 1,96 1,98 1,98 1,99 1,978 0,053 0,053 0,054 0,051 0,050 0,05 37,1 36,98 36,33 38,3 39,14 37,57 ± 1,13 Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat bahwa hasil kapasitas aktual mesin (37,57 kg/jam) masih lebih kecil daripada kapasitas teoritis mesin (757,16 kg/jam). Hal ini dapat disebabkan karena jumlah bahan saat masuk kedalam rumah pelecet lebih sedikit dibandingkan volume rumah pelecetnya dan kondisi silinder pengupas pada rumah pelecet sudah sedikit tidak rata sehingga jarak celah antara silinder pengupas ada yang melebihi mm. Upaya meningkatkan jumlah kacang kedelai edamame hasil pelecetan dapat dilakukan dengan mengganti silinder pengupas dengan silinder yang lebih kasar dan memiliki alur sehingga dapat mengurangi kacang kedelai edamame yang tidak terkupas. FTIP001656/063

9 Efisiensi Mesin Efisiensi mesin merupakan perbandingan antara kapasitas teoritis mesin dengan kapasitas aktual mesin. Nilai kapasitas aktual diperoleh dari hasil pengamatan massa total biji kacang kedelai edamame yang keluar dari saluran pengeluaran dengan lama proses pengupasan. Sementara itu kapasitas teoritis di peroleh dari perkalian antara jarak antar celah, kecepatan silinder, keliling dari silinder pengupas dan densitas dari kacang kedelai edamame. Nilai efisiensi mesin dari kelima pengulangan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Perhitungan Efisiensi Mesin Ulangan Ka (kg/jam) Kt (kg/jam) Ef (%) Rata-rata 37,1 36,98 36,33 38,3 39,14 37,57 303,4 30,88 30,5 303,1 303,1 30,97 1,4 1,0 1,00 1,80 1,91 1,43 ± 0,40 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa efisiensi mesin rata-rata yaitu 1,43 ± 0,40 %. Mesin dikatakan baik apabila efisiensinya mendekati nilai 100%. Nilai efisiensi mesin yang sangat kecil ini disebabkan oleh nilai kapasitas aktual yang jauh lebih kecil dari pada nilai kapasitas teoritis. Pada kapasitas teoritis diasumsikan celah antara silinder pengupasan yaitu sebesar ± mm yang berarti kondisi silinder pengupas baik. Namun pada kenyataannya, silinder pengupas ini sudah tidak rata sehingga ada beberapa bagian yang memiliki jarak celah lebih dari mm dan mengakibatkan kapasitas aktual mesin sangat rendah. Selain hal tersebut kecepatan putaran silinder pengupas dirasakan terlalu tinggi sehingga mengakibatkan masih banyaknya kacang kedelai edamame yang tertahan pada rumah pelecet, hal ini dikarenakan gesekan antara silinder pengupas dengan kacang kedelai edamame berkurang sehingga efektivitas waktu pengupasan berlangsung lama dan menyebabkan berkurangnya jumlah kacang kedelai edamame yang dihasilkan. FTIP001656/064

10 Kebutuhan Daya Listrik Kebutuhan daya diperoleh berdasarkan perkalian antara arus dan tegangan yang dihasilkan pada saat mesin beroperasi. Pengukuran arus dan tegangan dilakukan dengan menggunakan tang ampere meter sebagai alat pengukurannya. Hasil pengukuran kebutuhan daya dari kelima pengulangan dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Kebutuhan Daya Aktual Pengulangan Tegangan listrik (V) Rata-rata Arus (A) Daya (W) 1,4 1,5 1,4 1,6 1,4 1,4 69,08 7,50 71,56 74,68 71,56 71,87 ±, ,0 Dikarenakan beban yang diberikan sama maka daya yang dihasilkan pun tidak berbeda jauh, sedangkan yang membedakan daya tersebut yaitu arus yang dihasilkan. Daya yang diperlukan dari kelima pengulangan tidak melebihi daya yang dimiliki oleh motor penggerak yaitu 1/ Hp atau 373 W. Oleh karena itu daya yang tersedia pada motor penggerak memenuhi kebutuhan daya untuk proses pengupasan Kebutuhan Energi Spesifik Pengupasan Energi spesifik pengupasan dihitung untuk mengetahui jumlah energi yang dibutuhkan untuk mengupas kg kacang kedelai edamame. Energi spesifik pengupasan dihitung menggunakan Persamaan 41. Perhitungan energi spesifik pengupasan selengkapnya disajikan pada Lampiran. FTIP001656/065

11 53 Tabel 14. Hasil Perhitungan Energi Spesifik Pengupasan Pengulangan Pb dengan beban (W) Ka (kg/jam) W (kj/kg) Rata-rata 69,08 7,5 71,56 74,68 71,56 71,87 37,1 36,98 36,33 38,3 39,14 37,57 6,08 6,5 6,90 5,79 4,97 6,05 ± 0,73 Berdasarkan Tabel 14, dapat dilihat bahwa energi spesifik rata-rata yang dibutuhkan untuk mengupas kg kacang kedelai edamame adalah sebesar 6,05 ± 0,73 kj/kg. Hasil tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan energi spesifik pengupasan pada mesin pengupas kacang kedelai yaitu sebesar 1,1 kj/kg (Hilmi, 010). Hal ini disebabkan karena perbedaan antara daya dan kapasitas aktual mesin cukup jauh. Secara teoritis, energi spesifik pengupasan akan meningkat jika kebutuhan daya listrik pada saat pengupasan meningkat sedangkan nilai kapasitas aktualnya semakin kecil Indeks Performansi Indeks performansi merupakan angka yang menunjukkan besarnya nilai kerja suatu mesin. Tujuan dari penggunaan indeks performansi ini yaitu untuk mengetahui atau menilai efiktifitas dan kinerja dari mesin yang diuji. Berdasarkan Persamaan 44. diperoleh nilai indeks performansi untuk mesin pengupas kulit kacang kedelai edamame untuk kelima pengulangan dapat dilihat pada tabel 15. Tabel 15. Hasil Perhitungan Indeks Performansi Pengulangan Indeks Performansi Rata-rata 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 ± 0 FTIP001656/066

12 54 Dari tabel 15 dapat dilihat hasil rata-rata indeks performansi yaitu 0,50. Nilai ini masih sangat jauh dari indeks performansi yang seharusnya yaitu sebesar satu, hal ini disebabkan masih rendahnya efisiensi pengupasan kulit kacang kedelai edamame. Rendahnya nilai efisiensi tersebut dapat dilihat dari besarnya fraksi biji yang utuh, rusak, dan biji yang terbuang di kulit. Sedangkan pada hasil penghitungan fraksi biji yang terkupas masih relatif mendekati jumlah total ketiga fraksi lainnya yang tidak diharapkan. Apabila kedua fraksi ini semakin rendah maka efisiensi pengupasan akan menurun dan berdampak pada penurunan indeks performansi. Artinya indeks performansi mesin pelecet kacang kedelai edamame dapat ditingkatkan dengan meningkatkan jumlah fraksi biji yang terkupas.. Penghitungan indeks performansi dapat dilihat pada lampiran Rendemen Pengupasan Rendemen pengupasan dihitung dengan membandingkan antara massa biji kacang kedelai edamame yang keluar dari saluran pengeluaran dengan massa kacang kedelai edamame yang dimasukkan kedalam hopper. Kacang kedelai edamame yang dimasukkan kedalam rendemen pengupasan hasil yaitu kacang kedelai edamame yang terkupas. Hasil perhitungan rendemen pengupasan kulit kacang kedelai edamame berdasarkan pengulangan dapat dilihat pada tabel 16. Tabel 16. Hasil Perhitungan Rendemen Pengupasan Pengulangan mt (kg) min (kg) Rk (%) Rata-rata 0,85 0,84 0,84 0,8 0,8 0,83 4,50 4,00 4,00 41,00 40,00 41,5 ± 1 Berdasarkan tabel 16, dapat dilihat bahwa rendemen pengupasan rata-rata yaitu sebesar 41,5 %. Menurut (SNI ) rendemen yang dihasilkan dari kacang kedelai harus mencapai 48% dari berat kacang kedelai. Nilai hasil FTIP001656/067

13 55 penghitungan rendemen pengupasan kacang kedelai edamame ini menyatakan masih terdapat bahan yang tidak terkupas. Hal ini dapat dihindari dengan menjaga kondisi silinder pengupas selalu pada keadaan normal sehingga jarak celah antara silinder pengupas tetap stabil. Tabel 17. Data hasil uji kinerja mesin pelecet kacang kedelai edamame Uraian Satuan Rata-rata Kapasitas teoritis Kg/jam 45,70 ± 0,74 Kapasitas aktual Kg/jam 37,57 + 1,13 Efisiensi mesin % 8,8 ± 0,6 Kebutuhan daya Listrik Tanpa beban W 187,89 + 3,11 Dengan beban W 71,87 +,01 Kebutuhan energi spesifik pengupasan kj/kg 6,05 + 0,73 Indeks performansi 0,50 + 0,00 Kadar air bahan % 16,4 + 1,01 Rendemen pengupasan % 41,50 + 1, Analisis Ekonomi Analisis ekonomi menggunakan data biaya dari penelusuran pustaka, dan survei lapangan. Analisis ekonomi menggunakan data panen kacang kedelai edamame di Kabupaten Jember dan pendanaan awal hanya untuk pengadaan mesin pelecet kacang kedelai edamame saja. Analisis ekonomi akan menghitung biaya pokok, titik impas usaha (BEP), analisis kelayakan ekonomis. Berdasarkan BI Rate bulan desember 011 yang digunakan dalam analisis ekonomi untuk penghitungan biaya tetap adalah tingkat suku bunga bank per tahun sebesar 1%, umur ekonomis mesin selama 5 tahun, nilai rongsok mesin 10% dari harga mesin, biaya perawatan dan perbaikan sebesar 8% dari harga mesin, asuransi 1% dari harga mesin. Survei lapangan untuk penghitungan biaya tidak tetap adalah kebutuhan energi listrik, upah operator per jam. Survei lapangan lainnya yang digunakan adalah, dalam satu tahun kacang kedelai edamame yang dihasilkan sebagai bahan baku dapat diproses seluruhnya dan jasa pengupasan seluruhnya dapat terjual. Penghitungan menggunakan survei lapangan FTIP001656/068

14 56 dan penelusuran pustaka diatas digunakan untuk memudahkan dalam penghitungan analisis ekonomi Biaya Pokok Biaya pokok produksi dihitung dengan menjumlahkan biaya tetap dan biaya tidak tetap, penghitungan terdapat pada lampiran 4. Penghitungan biaya pokok pengupasan kulit kacang kedelai edamame berdasarkan data dan survei lapangan adalah sebesar Rp ,86. Penerimaan kotor dalam satu tahun sebesar Rp ,00. Biaya pokok dan penerimaan kotor dalam satu tahun akan digunakan dalam penghitungan titik impas usaha (BEP), analisis kelayakan ekonomi. Biaya pokok dapat dilihat pada penghitungan lampiran Titik Impas Usaha (BEP) Titik impas usaha (BEP) dihitung berdasarkan besarnya produksi kacang kedelai edamame dalam satu tahun. Titik impas usaha (BEP) dicapai setelah mesin pelecet kacang kedelai edamame memproduksi 4.490,96 kg. Berdasarkan hasil penghitungan panen kacang kedelai edamame di Kab. Jember yaitu kg/tahun dan rendemen pengupasan kacang kedelai edamame yang sudah dikupas dan didapatkan hasil produksi kacang kedelai edamame sebesar kg/tahun. Penghitungan tersebut menunjukkan titik impas usaha (BEP) dapat dicapai setelah mesin pelecet kacang kedelai edamame beroperasi selama 0,36 tahun. Kondisi tersebut dapat dicapai bila kinerja mesin pengupas ditingkatkan sehingga semua data survei lapangan dapat dipenuhi. Penghitungan titik impas usaha (BEP) dapat dilihat pada lampiran 4. FTIP001656/069

15 Analisis Kelayakan Ekonomi Analisis kelayakan ekonomi dilihat dari tiga hal, yaitu NPV, IRR, dan B/C ratio. Untuk lebih jelasnya dijelaskan sebagai berikut : a) NPV (Net Present Value) Proses pengupasan untuk memproduksi biji kacang kedelai edamame dilihat dari nilai NPV dinyatakan layak karena NPV pengupasan bernilai positif yaitu sebesar Rp ,00 sehingga memenuhi kelayakan ekonomi NPV > 0 (Blank & Tarquin, 00). Nilai NPV yang bernilai positif disebabkan BEP yang tercapai pada tahun pertama. Kondisi tersebut menyebabkan nilai pendapatan sekarang lebih besar dari nilai pengeluaran sekarang selama lima tahun masa pakai mesin sehingga nilai akhir NPV bernilai positif. Penghitungan NPV dapat dilihat pada lampiran 4. b) IRR (Internal Rate of Return) Persyaratan kelayakan ekonomi untuk IRR jika nilai suku bunga IRR > MARR/Suku bunga bank (Blank & Tarquin, 00). Hasil penghitungan IRR sebesar 6,55 % sedangkan nilai suku bunga bank (MARR) yang berlaku adalah 1% (BRI, 011), maka proses pengupasan menggunakan mesin pelecet kacang kedelai edamame memenuhi kelayakan ekonomi IRR. Hasil penghitungan tersebut disebabkan oleh nilai NPV yang positif sehingga saat dicari suku bunga yang menyebabkan NPV bernilai nol atau negatif menjadi lebih besar dari suku bunga bank atau MARR. Penghitungan IRR dapat dilihat pada lampiran 4. c) B/C ratio Persyaratan kelayakan B/C ratio jika nilai B/C ratio > 1 sedangkan penghitungan B/C ratio dari proses pengupasan sebesar 1,08. Nilai tersebut sudah memenuhi kelayakan ekonomi B/C ratio dan menunjukan bahwa usaha tersebut mempunyai keuntungan (benefit) lebih besar dari biaya produksi (cost). Penghitungan B/C ratio dapat dilihat pada lampiran 4. FTIP001656/070

16 58 d) PBP (Pay Back Period) Penghitungan kelayakan metode pay back periode tercapai pada tahun ke 3, yaitu pada saat keuntungan bernilai positif sebesar Rp ,4. Dengan demikian untuk metode pay back periode, usaha tersebut mendapatkan keuntungan pada tahun ke 3. Hasil penghitungan analisis ekonomi dari mesin pengupas akan dibandingkan dengan standar kelayakan ekonomi. Hasil perbandingan hasil penghitungan kelayakan ekonomi dengan standar kelayakan ekonomi dapat dilihat pada tabel 18. Hasil perbandingan menyatakan seluruh kriteria kelayakan ekonomi terpenuhi. Kondisi ini dapat dicapai bila seluruh data penelusuran pustaka serta survei lapangan dalam penghitungan analisis ekonomi dapat dipenuhi atau dengan melakukan saran perbaikan dari mesin pelecet kacang kedelai edamame. Tabel 18. Perbandingan Hasil Analisis Ekonomi Mesin Pelecet Kacang Kedelai Edamame dengan Standar Kelayakan Ekonomi No Parameter NPV IRR B/C Ratio PBP Persyaratan NPV > 0 IRR > MARR B/C ratio > 1 PBP 5 tahun Hasil Uji Rp ,00 6,55% 1,08,71 Keterangan FTIP001656/071

SEMINAR KOMPREHENSIF ANALISIS TEKNIK, UJI KINERJA, DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PELECET KACANG KEDELAI EDAMAME. Angga Fajar S ( )

SEMINAR KOMPREHENSIF ANALISIS TEKNIK, UJI KINERJA, DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PELECET KACANG KEDELAI EDAMAME. Angga Fajar S ( ) SEMINAR KOMPREHENSIF ANALISIS TEKNIK, UJI KINERJA, DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PELECET KACANG KEDELAI EDAMAME Angga Fajar S (240110060041) Latar Belakang Kacang Kedelai Edamame Proses Pengupasan Kulit Manual

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Edamame merupakan tanaman sejenis kedelai yang berasal dari Jepang, tanaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda dengan varietas kedelai biasa yaitu mempunyai ukuran

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan 43 Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat Memilih bahan yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016 s.d. Maret 2017 di Bank Sampah Tasikmalaya, Desa Cikunir Kecamatan Singaparna, Kabupaten

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan September- Oktober

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan 52 Lampiran 1.Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar 39 Lampiran 1. Flowchart pengerjaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

Mulai. Dirancang bentuk alat. Digambar dan ditentukan ukuran alat. Dipilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. dirangkai alat.

Mulai. Dirancang bentuk alat. Digambar dan ditentukan ukuran alat. Dipilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. dirangkai alat. 42 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Dirancang bentuk alat Digambar dan ditentukan ukuran alat Dipilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan sesuai ukuran yang sudah ditentukan

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan 38 Lampiran 1. Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang 50 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Diagram Alur Perencanaan Proses perencanaan pembuatan mesin pengupas serabut kelapa dapat dilihat pada diagram alur di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram alur perencanaan

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIK DAN UJI KINERJA MESIN PENIRIS MINYAK (SPINNER) Technical Analysis and Test Performance of Oil Spinner Machine

ANALISIS TEKNIK DAN UJI KINERJA MESIN PENIRIS MINYAK (SPINNER) Technical Analysis and Test Performance of Oil Spinner Machine JRPB, Vol. 6, No. 1, Maret 2018, Hal. 17-26 DOI: https://doi.org/10.29303/jrpb.v6i1.65 ISSN 2301-8119, e-issn 2443-1354 Tersedia online di http://jrpb.unram.ac.id/ ANALISIS TEKNIK DAN UJI KINERJA MESIN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konstruksi Mesin Pengupas Kulit Kentang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konstruksi Mesin Pengupas Kulit Kentang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konstruksi Mesin Pengupas Kulit Kentang 1 7 2 6 5 3 4 Gambar 4.1. Desain Mesin Pengupas Kulit Kentang Komponen-komponen inti yang ada pada mesin pengupas kulit kentang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

Lampiran 2. Flowchart perencanaan penelitian. Mulai iii. Menimbang Biji Kedelai. Menyiapkan 2 jenis Mata Pisau yang Akan.

Lampiran 2. Flowchart perencanaan penelitian. Mulai iii. Menimbang Biji Kedelai. Menyiapkan 2 jenis Mata Pisau yang Akan. 43 Lampiran 2. Flowchart perencanaan penelitian Mulai iii Menimbang Biji Kedelai Menyiapkan 2 jenis Mata Pisau yang Akan Digunakan Dihidupkan Alat Pembuat Sari Kedelai Dimasukkan Bahan Kedalam Alat Kondisi

Lebih terperinci

2. Persentase Bahan yang Tidak Terparut

2. Persentase Bahan yang Tidak Terparut Lampiran 1. Data Pemarutan Singkong Tabel 1. Data penelitian Ulangan Berat Bahan Waktu Bahan Terparut Bahan Tidak Terparut (Kg) (menit) (Kg) (Kg) I 10 16,46 8,6 0,7 II 10 16,02 9,2 0,4 III 10 16,52 9,1

Lebih terperinci

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai Mesin penghancur kedelai dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp, mengapa lebih memilih memekai motor listrik 0,5 Hp karena industri yang di

Lebih terperinci

Pengujian alat. Pengukuran parameter. Analisis data. selesai

Pengujian alat. Pengukuran parameter. Analisis data. selesai 47 b a Pengujian alat tidak Uji kelayakan ya Pengukuran parameter Analisis data selesai 48 Lampiran 2. Kapasitas Efektif Alat dan Persentase Bahan Rusak Kapasitas efektif alat menunjukkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) Pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 19 BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 31 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pengupas serabut kelapa seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan

Lebih terperinci

UJI KINERJA DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PENGUPAS BAWANG MERAH (MPB TEP-0315)

UJI KINERJA DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PENGUPAS BAWANG MERAH (MPB TEP-0315) UJI KINERJA DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PENGUPAS BAWANG MERAH (MPB TEP-0315) Test Performance and Economical Analysis of Shallot Skin Sheller Machine (MBP TEP-0315) Wahyu Kristian Sugandi 1,*), M. Ade Moetangad

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan 39 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO ;

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO  ; RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG ANDRI YONO Email; Andriyono1974@yahoo.co.id Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Musamus Merauke ABSTRAK Rancang Bangun Mesin Pemisah Kulit Ari

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN

RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Email: zulnadiujeng@gmail.com ABSTRAK Dalam rangka mempertahankan usaha peternak ayam di Kabupaten

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan LAMPIRAN Lampiran 1.Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai

Lebih terperinci

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

MESIN PERUNCING TUSUK SATE MESIN PERUNCING TUSUK SATE NASKAH PUBLIKASI Disusun : SIGIT SAPUTRA NIM : D.00.06.0048 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 013 MESIN PERUNCING TUSUK SATE Sigit Saputra,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TIORI

BAB II LANDASAN TIORI BAB II LANDASAN TIORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Pemecah Kedelai Mula-mula biji kedelai yang kering dimasukkan kedalam corong pengumpan dan dilewatkan pada celah diantara kedua cakram yang salah satunya

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 14 METODOLOGI PENELITIAN Tahapan Penelitian Tahap-tahap penelitian terdiri dari : (1) proses desain, () konstruksi alat, (3) analisis desain dan (4) pengujian alat. Adapun skema tahap penelitian seperti

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM SKRIPSI

PERENCANAAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM SKRIPSI Artikel Skripsi PERENCANAAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t) BAB III PERANCANGAN 3.1. Perencanaan Kapasitas Penghancuran Kapasitas Perencanaan : 100 kg/jam PutaranMotor : 1400 Rpm Diameter Gerinda (D3) : 200 mm Diameter Puli Motor (D1) : 50,8 mm Tebal Permukaan

Lebih terperinci

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Lampiran 1. Prosedur penelitian Kentang yang seragam dikupas dan dicuci Ditimbang kentang sebanyak 1 kg Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Kentang dimasukkan ke dalam mesin melalui hopper

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan. Menggambar alat. Memilih bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan. Menggambar alat. Memilih bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan Menggambar alat Memilih bahan yang akan digunakan Mengukur bahan yang akan digunakan

Lebih terperinci

Jumlah serasah di lapangan

Jumlah serasah di lapangan Lampiran 1 Perhitungan jumlah serasah di lapangan. Jumlah serasah di lapangan Dengan ketinggian serasah tebu di lapangan 40 cm, lebar alur 60 cm, bulk density 7.7 kg/m 3 dan kecepatan maju traktor 0.3

Lebih terperinci

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan. BAB III PERANCANGAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pemipil jagung seperti terlihat pada Gambar 3.1 seperti berikut: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Alat Pencacah plastik Alat pencacah plastik polipropelen ( PP ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini memiliki

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

IV. ANALISA PERANCANGAN

IV. ANALISA PERANCANGAN IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK 3.1 Perancangan dan pabrikasi Perancangan dilakukan untuk menentukan desain prototype singkong. Perancangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE VDI Oleh TRIYA NANDA SATYAWAN

PERANCANGAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE VDI Oleh TRIYA NANDA SATYAWAN PERANCANGAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE VDI 2221 Oleh TRIYA NANDA SATYAWAN 22409793 Latar Belakang Sampah botol plastik merupakan limbah yang dihasilkan oleh rumah dan pabrik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Kapasitas Alat pencacah Plastik Q = 30 Kg/jam 30 kg = jam x 1 jam 60 menit = 0,5 kg/menit = 500 gr/menit Dimana : Q = Kapasitas mesin B. Perencanaan Putaran Pisau Jika

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER TUGAS SARJANA MESIN FLUIDA PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER OLEH NAMA : ERWIN JUNAISIR NIM : 020401047 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi 23 III METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan penelitian yaitu tahap pengumpulan data dan informasi, tahap pengkajian pengembangan produk, tahap pengkajian teknologi, tahap uji coba dan

Lebih terperinci

JURNAL PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS 300 KG/JAM

JURNAL PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS 300 KG/JAM JURNAL PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS 300 KG/JAM PLANNING AND CALCULATION COM SHELLER MACHINE WITH A CAPACITY OF 300 KG/HOUR Oleh: MUHAMMAD AZIIS LYAN SETYAJI 11.1.03.01.0057

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan 40 Lampiran 1.Flowchart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang akan dirangkai Merangkai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER 4.1 Perhitungan Blower Untuk mengetahui jenis blower yang digunakan dapat dihitung pada penjelasan dibawah ini : Parameter yang diketahui : Q = Kapasitas

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Singkat Alat Alat pembuat mie merupakan alat yang berfungsi menekan campuran tepung, telur dan bahan-bahan pembuatan mie yang telah dicampur menjadi adonan basah kemudian

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH 23411140 Latar Belakang Pemisahan biji jagung yang masih tradisional Kurangnya pemanfaatan bonggol jagung sebagai pakan ternak

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Perhitungan Biomassa Tanaman Kangkung di Laboratorium. a. Biomassa Tanaman Hari ke-15 Sebelum Dikeringkan

Lampiran 1. Hasil Perhitungan Biomassa Tanaman Kangkung di Laboratorium. a. Biomassa Tanaman Hari ke-15 Sebelum Dikeringkan Lampiran 1. Hasil Perhitungan Biomassa Kangkung di Laboratorium a. Biomassa Hari ke-15 Sebelum Dikeringkan Tabel Biomassa pada Alat Hari ke-15 Sebelum Dikeringkan Pot tanpa akar Panjang Akar Jumlah Daun

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flow Chart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk Alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Persiapan bahan dan alat. Mengukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk Alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Persiapan bahan dan alat. Mengukur bahan yang akan digunakan 41 Lampiran 1. flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk Alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Persiapan bahan dan alat Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS TALAS SEMIR

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS TALAS SEMIR RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS TALAS SEMIR Wahyu K. Sugandi, Asep Yusuf, Ahmad Thoriq Jurusan Teknik Pertanian dan Biosistem, FTIP, Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor 40600

Lebih terperinci

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah: Contoh soal: POROS:. Tentukan diameter sebuah poros bulat untuk meneruskan daya 0 (kw) pada putaran 450 rpm. Bahan diambil baja dingin S45C. Solusi: Daya P = 0 kw n = 450 rpm f c =,0 Daya rencana = f c

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG AGAM CHAIRUL ACHYAR

PERANCANGAN MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG AGAM CHAIRUL ACHYAR PERANCANGAN MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG AGAM CHAIRUL ACHYAR 20411296 Latar Belakang Di Indonesia, jagung banyak dimanfaatkan sebagai makanan pokok, tetapi bonggolnya masih belum termanfaatkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 36 HASIL DAN PEMBAHASAN Dasar Pemilihan Bucket Elevator sebagai Mesin Pemindah Bahan Dasar pemilihan mesin pemindah bahan secara umum selain didasarkan pada sifat-sifat bahan yang berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016

BAHAN DAN METODE. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi 1* Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com

Lebih terperinci

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada METODE PERBANDINGAN EKONOMI METODE BIAYA TAHUNAN EKIVALEN Untuk tujuan perbandingan, digunakan perubahan nilai menjadi biaya tahunan seragam ekivalen. Perhitungan secara pendekatan : Perlu diperhitungkan

Lebih terperinci

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan : A. POROS UTAMA IV. ANALISIS TEKNIK Menurut Sularso dan K. Suga (1997), untuk menghitung besarnya diameter poros yang digunakan adalah dengan menentukan daya rencana Pd (kw) dengan rumus : Pd = fcp (kw)...

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES TARTONO 202030098 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Kampus Terpadu UMY, Jl. Lingkar Selatan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV PERHITUGA DA HASIL PEMBAHASA Pada proses perancangan terdapat tahap yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu perancangan, yaitu tahap perhitungan. Perhitungan di lakukan untuk menentukan

Lebih terperinci

MODIFIKASI ALAT PENGUPAS KULIT KOPI MEKANIS

MODIFIKASI ALAT PENGUPAS KULIT KOPI MEKANIS MODIFIKASI ALAT PENGUPAS KULIT KOPI MEKANIS (Modification of Mechanical Coffee Pulper Equipment) William Putra Marbun 1,2, Achwil Putra Munir 1, Lukman Adlin Harahap 1 1Program Studi Keteknikan Pertanian,

Lebih terperinci

efektif alat (kg/jam)

efektif alat (kg/jam) Lampiran 1.Data pengamatan hasil penelitian Jumlah Mata Pisau Ulangan Kapasitas efektif alat (kg/jam) Persentase singkong yang tertinggal di alat (%) M1 I 48 3.2 3.2 II 46.95 3.3 4.16 III 42.51 4.26 3

Lebih terperinci

Modification of Peanut Epidermis Peeler Machine (Arachis Hypogaea L.) with Double Roll System ABSTRACT

Modification of Peanut Epidermis Peeler Machine (Arachis Hypogaea L.) with Double Roll System ABSTRACT 1 TEKNOLOGI PERTANIAN Modifikasi Mesin Pengupas Kulit Ari Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.) Sistem Double Roll Modification of Peanut Epidermis Peeler Machine (Arachis Hypogaea L.) with Double Roll System

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MEKANIS

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MEKANIS RANCANG BANGUN AAT PENGIRIS BAWANG MEKANIS (Design and construction of mechanical onion slicing machine) Anthoni umbantobing 1*, Saipul Bahri Daulay 1, dan Sulastri Panggabean 1 1 Program Studi Keteknikan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Mesin pencacah daging merupakan sebuah alat yang berfungsi. menjadi bahan utama pembuatan abon.

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Mesin pencacah daging merupakan sebuah alat yang berfungsi. menjadi bahan utama pembuatan abon. BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Produk Mesin pencacah daging merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai pencacah daging. hasil daging yang sudah dicacah bisa dibuat menjadi bahan utama pembuatan

Lebih terperinci

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung Mesin pemipil jagung merupakan mesin yang berfungsi sebagai perontok dan pemisah antara biji jagung dengan tongkol dalam jumlah yang banyak dan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :

Lebih terperinci

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan Di dalam merencanakan suatu alat perlu sekali memperhitungkan dan memilih bahan-bahan yang akan digunakan, apakah bahan tersebut sudah sesuai dengan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN Dani Prabowo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta E-mail: daniprabowo022@gmail.com Abstrak Perencanaan ini

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Pengamatan Hasil Penelitian. Tabel 1. Data pengamatan hasil penelitian. Persentase singkong yang tidak terriris sempurna (%)

Lampiran 1. Data Pengamatan Hasil Penelitian. Tabel 1. Data pengamatan hasil penelitian. Persentase singkong yang tidak terriris sempurna (%) 38 Lampiran 1. Data Pengamatan Hasil Penelitian Tabel 1. Data pengamatan hasil penelitian Jarak Mata Pisau (mm) Ulangan Kapasitas efektif alat (kg/jam) Persentase singkong yang tertinggal di alat (%) A(1)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI

PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI Diajukan kepada untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Teknik Mesin Oleh : HAFIZH ARDHIAN PUTRA

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci