Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian. Mulai. Menyiapkan alat dan bahan. Mengambil data anthropometri 10 orang operator
|
|
- Dewi Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 48 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Menyiapkan alat dan bahan Mengambil data anthropometri 10 orang operator Mengambil data dimensi alat Menguji kapasitas efektif alat Menganalisis hasil pengujian Memodifikasi Alat Menguji kapasitas efektif alat Menganalisis hasil pengujian setelah modifikasi Tidak layak? Ya a
2 49 Lampiran 1. (Lanjutan) a Pengukuran Parameter Data Analisa data Selesai
3 50 Lampiran 2. Hasil pengukuran antropometri No Data Antropometri (cm) TB TP LG JK JD PJ DG 1 175,00 98,00 9,80 71,00 61,00 46,00 5, ,00 99,00 9,90 73,00 62,00 47,00 6, ,00 97,00 9,60 72,00 61,00 46,00 5, ,00 93,00 9,60 66,00 56,00 43,00 5, ,00 92,00 9,00 69,00 58,00 45,00 5, ,00 90,00 9,90 67,00 55,00 42,00 5, ,00 88,00 9,00 64,00 54,00 42,00 5, ,00 86,00 8,50 63,00 53,00 42,00 5, ,00 84,00 8,60 61,00 52,00 40,00 5, ,00 85,00 8,50 63,00 52,00 41,00 5,00 Total , ,1 Ratarata 164,9 91,2 9,24 66,9 56,4 43,4 5,31 St. Deviasi 9,29 5,51 0,58 4,20 3,86 2,41 0,35 BKA 183,48 102,22 10,4 75,3 64,12 48,22 6,01 BKB 146,32 80,18 8,08 58,5 48,68 38,58 4,61 persentil ke-5 153,35 84,45 8,5 61, ,45 5,00 persentil ke ,9 91,2 9,24 66,9 56,4 43,4 5,31 persentil ke ,65 98,55 9,9 72,55 61,55 46,55 5,91 Keterangan : TB TP LG : Tinggi badan : Tinggi pinggang : Lebar genggaman JK (T) : Jangkauan kedepan (Tangan) JD (M) : Jangkauan kedepan (Menggenggam) PJ DG : Panjang siku ke ujung jari : Diameter Genggaman Tangan
4 51 Lampiran 2. (Lanjutan) Uji Kecukupan data Antropometri No Pengukuran Simbol σ BKA BKB 1 Tinggi Badan TB 164,9 9,29 183,48 146,32 2 Tinggi Pinggang TP 91,2 5,51 102,22 80,18 3 Lebar Genggaman LG 9,24 0,58 10,4 8,08 4 Jangkauan ke depan JK 66,9 4,20 75,3 58,5 5 Jangkauan kedepan (Menggenggam) JD 56,4 3,86 64,12 48,68 6 Panjang siku ke ujung jari PJ 36,2 4,21 44,62 27,78 7 Diameter Genggaman Tangan DG 5,31 0,35 6,01 4,61 Uji Keseragaman data Antropometri No Pengukuran Simbol N N 1 Tinggi Badan TB 10 4,57 2 Tinggi Pinggang TP 10 5,26 3 Lebar Genggaman LG 10 5,71 4 Jangkauan ke depan JK 10 5,66 5 Jangkauan kedepan (Menggenggam) JD 10 6,76 6 Panjang siku ke ujung jari PJ 10 4,45 7 Diameter Genggaman Tangan DG 10 6,52
5 52 Lampiran 3. Data pengamatan pengupasan sabut kelapa Paired Samples Statistics Std. Error Mean N Std. Deviation Mean Pair 1 Sebelum Sesudah Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 Sebelum & Sesudah Paired Samples Test Pair 1 Sebelum - Sesudah Mean Std. Deviation Paired Differences Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper t df Sig. (2- tailed) t 0,05 = 2, t 0,01 = 3, Data waktu pengupasan kelapa 10 buah No Waktu pengupasan (detik) Total waktu pengupasan (Jam) Jumlah Sebelum Setelah Sebelum Setelah buah modifikasi modifikasi modifikasi modifikasi Total Rata-rata Kapasitas pengupasan = sebelum modifikasi = umlah buah dikupas aktu yang dibutuhkan 1 buah jam buah jam
6 53 = 145,45 buah/jam Kapasitas pengupasan = umlah buah dikupas aktu yang dibutuhkan sebelum modifikasi = 1 buah. 58 jam jam = 170,61 buah/jam
7 54 Lampiran 4. Biaya pemakaian alat sebelum modifikasi 1. Unsur produksi 1. Total biaya pembuatan alat = Rp Umur ekonomi (n) = 5 tahun 3. Nilai akhir alat (S) = Rp Jam kerja = 5 jam/hari 5. Produksi/hari = 727,25 buah/hari 6. Biaya operator = Rp /hari 7. Biaya perbaikan = Rp. 42,27/ jam 8. Biaya bahan bakar = Rp /jam 9. Bunga modal dan asuransi = Rp /tahun 10. Jam kerja alat per tahun = jam / tahun (asumsi 294 hari efektif berdasarkan 2015)
8 55 Lampiran 5. Biaya produksi Perhitungan Biaya Produksi a. Biaya Tetap (BT) 1. Biaya penyusutan D t = (P-S) (A/F, i, n) (F/P, i, n-1) Tabel perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund Akhir Tahun (A/F, (F/P, 7.5%, Nilai Mesin Tiap (P-S) (Rp) D ke 7.5%, n) n-1) t Akhir Tahun (Rp) , ,1722 1, ,1722 1, ,1722 1, ,1722 1, Bunga modal (7,5%) dan asuransi (2%) I = i P n 1 n = 9,5% p = Rp /tahun Tabel perhitungan biaya tetap tiap tahun 5 Tahun D (Rp) I(Rp)/tahun Biaya tetap (Rp)/tahun b. Biaya tidak tetap (BTT) 1. Biaya perbaikan alat (reparasi) Biaya reparasi = 1, % P-S jam = 1, % p p jam = Rp 42,27/jam
9 56 Lampiran 5. (Lanjutan) 2. Biaya bahan bakar Konsumsi bahan bakar = 1,84 liter/jam Jumlah pemakaian 1 hari = 6 jam Biaya bahan bakar = 1,84 L/jam x Rp /L = Rp /jam 3. Biaya operator Biaya operator = Rp /jam Total Biaya Tidak Tetap (BTT) = Rp ,27/jam c. Biaya Pengupasan Sabut Kelapa Biaya pokok = + BTT] C Tabel perhitungan biaya pokok tiap tahun Tahun BT X C BP BTT (Rp/jam) (Rp/tahun) (jam/tahun) (jam/buah) (Rp/buah) ,27 0, , ,27 0, , ,27 0, , ,27 0, , ,27 0, ,652
10 57 Lampiran 6. Break even point sebelum modifikasi Break even point atau analisis titik impas (BEP) umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol. Keterangan : S = S = sales variabel (produksi) (Buah) FC = fix cash (biaya tetap) per tahun (Rp) P = profit (keuntungan) (Rp) dianggap nol untuk mendapat titik impas. SP SP = selling per unit (penerimaan dari tiap unit produksi) (Rp) VC = Biaya tidak tetap (VC) variabel cash (biaya tidak tetap) per unit produksi (Rp) Penerimaan setiap produksi (SP) P = Rp ,27/jam (1 jam = 145,45 buah) = Rp 161,39/buah = Rp 400/buah SP-VC = Rp 238,61 Tahun Biaya Tetap (Rp/tahun) BEP (buah/tahun) , , , , ,248
11 58 Lampiran 7. Net present value sebelum modifikasi Net present value (NPV) adalah metode menghitung nilai bersih (netto) pada waktu sekarang (present). Asumsi present yaitu menjelaskan waktu awal perhitungan bertepatan dengan saat evaluasi dilakukan atau pada periode tahun ke nol (0) dalam perhitungan cashflow investasi. Keterangan : PWB = present worth of benefit PWC = present worth of cost NPV = PWB PWC Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak ekonomis atau tidak, diperlukan suatu ukuran atau kriteria tertentu dalam metode NPV, yaitu: NPV > 0 artinya investasi akan menguntungkan/ layak NPV < 0 artinya investasi tidak menguntungkan Investasi = Rp Nilai akhir = Rp Suku bunga bank = Rp 7.5% Suku bunga coba-coba = Rp 10% Umur alat Pendapatan Pembiayaan = 5 tahun = penerimaan x kapasitas alat x jam kerja alat 1 tahun dengan asumsi alat bekerja pada kapasitas penuh = Rp /tahun Tabel perhitungan pembiayaan tiap tahun = biaya pokok x kapasitas alat x jam kerja alat 1 tahun Tahun BP Kap. Alat (Rp/buah) (buah/jam) Jam kerja (jam/tahun) Pembiayaan 1 165, , , , , , , , , , , , , , ,43
12 59 Lampiran 7. (Lanjutan) Cash in Flow 7.5% 1. Pendapatan = Pendapatan x (P/A, 7.5%,5) = Rp x 4,04645 = Rp ,67 2. Nilai akhir = Nilai akhir x (P/F, 7.5%,5) = Rp x 0,6968 = Rp ,72 Jumlah CIF = Rp ,67 + Rp ,72 = Rp ,39 1. Investasi = Rp Pembiayaan = Pembiayaan x (P/F, 7.5%,n) Tabel perhitungan pembiayaan Tahun (n) Biaya (P/F, 7.5%, n) Pembiayaan (Rp) ,43 0, , ,36 0, , ,59 0, , ,91 0, , ,43 0, ,58 Total ,27 Jumlah COF = Rp Rp ,27 = Rp ,27 NPV 7.5% = CIF COF = Rp ,39 Rp ,27 = Rp ,12 Jadi besarnya NPV 7.5% adalah Rp ,12 > 0 maka usaha ini layak untuk dijalankan.
13 60 Lampiran 8. Internal rate of return sebelum modifikasi Internal rate of return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan tertentu. IRR adalah suatu tingkatan discount rate, dimana diperoleh B/C ratio = 1 atau NPV = 0. IRR = q% + Keterangan : - (q% - p%) (positif dan positif) p = suku bunga bank paling atraktif q = suku bunga coba-coba ( > dari p) X = NPV awal pada p Y = NPV awal pada q Suku bunga bank paling atraktif (i 1 ) = 7.5% Suku bunga coba-coba ( > dari i 1 ) (i 2 ) = 10% Cash in Flow 10% 1. Pendapatan = Pendapatan x (P/A, 10%,5) = Rp x 3,7908 = Rp ,68 2. Nilai akhir = Nilai akhir x (P/F, 10%,5) = Rp x 0,6209 = Rp ,86 Jumlah CIF = Rp ,68+ Rp ,86 = Rp ,54 Cash out flow 10 % 1. Investasi = Rp Pembiayaan = Pembiayaan x (P/A, 10%, 5)
14 61 Lampiran 8. (Lanjutan) Tabel perhitungan pembiayaan Tahun (n) Biaya (P/F, 10%, n) Pembiayaan (Rp) ,43 0, , ,36 0, , ,59 0, , ,91 0, , ,43 0, ,16 Total ,08 Jumlah COF = Rp Rp ,08 = Rp ,08 NPV 10 % = CIF COF = Rp ,54 Rp ,08 = Rp ,46 Karena nilai X dan Y adalah positif maka digunakan rumus: IRR = q% + = 10% + - (q% - p%) p ,1 p ,1 - p ,46 (10% - 7.5%) = 10% + (18,02 2,5 %) = 55,06 %
15 62 Lampiran 9. Biaya pemakaian alat sesudah modifikasi 1. Unsur produksi 1. Total biaya pembuatan alat = Rp Umur ekonomi (n) = 5 tahun 3. Nilai akhir alat (S) = Rp Jam kerja = 5 jam/hari 5. Produksi/hari = 727,25 buah/hari 6. Biaya operator = Rp /hari 7. Biaya perbaikan = Rp /jam 8. Biaya bahan bakar = Rp /jam 9. Bunga modal dan asuransi = Rp /tahun 10. Jam kerja alat per tahun = jam / tahun (asumsi 294 hari efektif berdasarkan 2015)
16 63 Lampiran 10. Biaya produksi alat setelah modifikasi Perhitungan Biaya Produksi a. Biaya Tetap (BT) 1. Biaya penyusutan D t = (P-S) (A/F, i, n) (F/P, i, n-1) Tabel perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund Akhir Tahun ke (P-S) (Rp) (A/F, 7.5%, n) (F/P, 7.5%, n-1) D t , , ,1722 1, , ,1722 1, , ,1722 1, , ,1722 1, , Bunga modal (7,5%) dan asuransi (2%) I = i P n 1 n = 9,5% p = Rp /tahun Tabel perhitungan biaya tetap tiap tahun Nilai Mesin Tiap Akhir Tahun (Rp) Tahun D (Rp) I(Rp)/tahun Biaya tetap (Rp)/tahun , , , , , , , , , ,46 b. Biaya tidak tetap (BTT) 1. Biaya perbaikan alat (reparasi) Biaya reparasi = 1, % P-S jam = 1, % p p jam = Rp 45.94/jam 2. Biaya bahan bakar Konsumsi bahan bakar = 1,87 liter/jam
17 64 Lampiran 10. (Lanjutan) Jumlah pemakaian 1 hari = 5 jam Biaya bahan bakar per tahun = 1,87 L/jam x Rp /L = Rp /jam 3. Biaya operator Biaya operator = Rp /jam Total Biaya Tidak Tetap (BTT) = Rp ,94/jam c. Biaya Pengupasan Sabut Kelapa Biaya pokok = + BTT] C Tabel perhitungan biaya pokok tiap tahun Tahun BT (Rp/tahun) X (jam/tahun) BTT (Rp/jam) C (jam/buah) BP (Rp/buah) , ,94 0, , , ,94 0, , , ,94 0, , , ,94 0, , , ,94 0, ,551
18 65 Lampiran 11. Break even point setelah modifikasi Break even point atau analisis titik impas (BEP) umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol. Keterangan : S = S = sales variabel (produksi) (Buah) FC = fix cash (biaya tetap) per tahun (Rp) P = profit (keuntungan) (Rp) dianggap nol untuk mendapat titik impas. SP = selling per unit (penerimaan dari tiap unit produksi) (Rp) VC = Biaya tidak tetap (VC) SP variabel cash (biaya tidak tetap) per unit produksi (Rp) Penerimaan setiap produksi (SP) P = Rp ,94/jam (1 jam = 170,61 buah) = Rp 138,895/buah = Rp 400/buah SP-VC = Rp 261,105 Tahun Biaya Tetap (Rp/tahun) BEP (buah/tahun) , , , , , , , , , ,417
19 66 Lampiran 12. Net present value setelah modifikasi Net present value (NPV) adalah metode menghitung nilai bersih (netto) pada waktu sekarang (present). Asumsi present yaitu menjelaskan waktu awal perhitungan bertepatan dengan saat evaluasi dilakukan atau pada periode tahun ke nol (0) dalam perhitungan cashflow investasi. Keterangan : PWB = present worth of benefit PWC = present worth of cost NPV = PWB PWC Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak ekonomis atau tidak, diperlukan suatu ukuran atau kriteria tertentu dalam metode NPV, yaitu: NPV > 0 artinya investasi akan menguntungkan/ layak NPV < 0 artinya investasi tidak menguntungkan Investasi = Rp Nilai akhir = Rp Suku bunga bank = Rp 7.5% Suku bunga coba-coba = Rp 10% Umur alat Pendapatan Pembiayaan = 5 tahun = penerimaan x kapasitas alat x jam kerja alat 1 tahun dengan asumsi alat bekerja pada kapasitas penuh = Rp /tahun Tabel perhitungan pembiayaan tiap tahun = biaya pokok x kapasitas alat x jam kerja alat 1 tahun Tahun BP Kap. Alat Jam kerja (Rp/buah) (buah/jam) (jam/tahun) Pembiayaan 1 141, , , , , , , , , , , , , , ,16
20 67 Lampiran 12. (Lanjutan) Cash in Flow 7.5% 3. Pendapatan = Pendapatan x (P/A, 7.5%,5) = Rp x 4,04645 = Rp ,7 4. Nilai akhir = Nilai akhir x (P/F, 7.5%,5) = Rp x 0,6968 = Rp ,72 Jumlah CIF = Rp ,7 + Rp ,72 = Rp ,4 3. Investasi = Rp Pembiayaan = Pembiayaan x (P/F, 7.5%,n) Tabel perhitungan pembiayaan Tahun (n) Biaya (P/F, 7.5%, n) Pembiayaan (Rp) ,67 0, , ,52 0, , ,31 0, , ,69 0, , ,16 0, ,29 Total ,18 Jumlah COF = Rp Rp ,18 NPV 7.5% = Rp ,18 = CIF COF = Rp ,4 - Rp ,18 = Rp ,22 Jadi besarnya NPV 7.5% adalah Rp ,22 > 0 maka usaha ini layak untuk dijalankan.
21 68 Lampiran 13. Internal rate of return setelah modifikasi Internal Rate of Return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan tertentu. IRR adalah suatu tingkatan discount rate, dimana diperoleh B/C ratio = 1 atau NPV = 0. IRR = q% + Keterangan : - (q% - p%) (positif dan positif) p = suku bunga bank paling atraktif q = suku bunga coba-coba ( > dari p) X = NPV awal pada p Y = NPV awal pada q Suku bunga bank paling atraktif (i 1 ) = 7.5% Suku bunga coba-coba ( > dari i 1 ) (i 2 ) = 10% Cash in Flow 10% 3. Pendapatan = Pendapatan x (P/A, 10%,5) = Rp x 3,7908 = Rp ,14 4. Nilai akhir = Nilai akhir x (P/F, 10%,5) = Rp x 0,6209 = Rp ,86 Jumlah CIF = Rp ,14 + Rp ,86 = Rp Cash out flow 10 % a. Investasi = Rp Pembiayaan = Pembiayaan x (P/A, 10%, 5)
22 69 Lampiran 13. (Lanjutan) Tabel perhitungan pembiayaan Tahun (n) Biaya (P/F, 10%, n) Pembiayaan (Rp) ,67 0, , ,52 0, , ,31 0, , ,69 0, , ,16 0, ,68 Total ,01 Jumlah COF = Rp Rp ,01 NPV 10 % = Rp ,01 = CIF COF = Rp Rp ,01 = Rp ,99 Karena nilai X dan Y adalah positif maka digunakan rumus: IRR = q% + = 10% + - (q% - p%) p , p , p ,99 (10% - 7.5%) = 10% + (15,44 2,5 %) = 48,61%
23 70 Lampiran 14. Spesifikasi alat pengupas sabut kelapa mekanis Dimensi Panjang Lebar Tinggi Roller pengupas Panjang Diameter Jarak Mata pisau Bentuk jumlah Tinggi Berat Kapasitas efektif : 116 cm : 51 cm : 91 cm : 70 cm : 10 cm : 3,2 cm : kerucut : 48 buah : 2,4 cm : 131 kg : 170,61 buah/jam
24 71 Lampiran 15. Foto buah kelapa dan alat pengupas sabut kelapa mekanis Kelapa setelah dikupas Sabut kelapa Alat tampak atas
25 72 Lampiran 15. (Lanjutan) Alat tampak depan Alat tampak belakang Alat tampak samping
26 73
27 74
28 75
29 76 Lampiran 17. Gambar teknik alat pengupas sabut kelapa mekanis setelah modifikasi Skala 1:1
30 77
31 78
Mulai. Merancang bentuk Alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Persiapan bahan dan alat. Mengukur bahan yang akan digunakan
41 Lampiran 1. flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk Alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Persiapan bahan dan alat Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan
43 Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan
40 Lampiran 1.Flowchart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang akan dirangkai Merangkai
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang
50 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi
Lebih terperinciLAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan
LAMPIRAN Lampiran 1.Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai
Lebih terperinciLampiran 2. Flowchart perencanaan penelitian. Mulai iii. Menimbang Biji Kedelai. Menyiapkan 2 jenis Mata Pisau yang Akan.
43 Lampiran 2. Flowchart perencanaan penelitian Mulai iii Menimbang Biji Kedelai Menyiapkan 2 jenis Mata Pisau yang Akan Digunakan Dihidupkan Alat Pembuat Sari Kedelai Dimasukkan Bahan Kedalam Alat Kondisi
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan
52 Lampiran 1.Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan
38 Lampiran 1. Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai
Lebih terperinciMulai. Dirancang bentuk alat. Digambar dan ditentukan ukuran alat. Dipilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. dirangkai alat.
42 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Dirancang bentuk alat Digambar dan ditentukan ukuran alat Dipilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan sesuai ukuran yang sudah ditentukan
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan
39 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. Merangkai alat. Pengelasan. Pengecatan
Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. Merangkai alat. Pengelasan. Pengecatan
45 Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan Merangkai alat Pengelasan
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar
39 Lampiran 1. Flowchart pengerjaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan
Lebih terperinciPengujian alat. Pengukuran parameter. Analisis data. selesai
47 b a Pengujian alat tidak Uji kelayakan ya Pengukuran parameter Analisis data selesai 48 Lampiran 2. Kapasitas Efektif Alat dan Persentase Bahan Rusak Kapasitas efektif alat menunjukkan produktivitas
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan. Menggambar alat. Memilih bahan yang akan digunakan
Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan Menggambar alat Memilih bahan yang akan digunakan Mengukur bahan yang akan digunakan
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat
Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Merancang bentuk alat - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat Memilih bahan yang akan digunakan
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Observasi desain dan rancangan Alat Destilasi bioetanol pada literatur Penyusunan desain dan rancangan Alat Destilasi bioetanol Pemilihan bahan
Lebih terperinciMulai. Merancang Ulang / Modifikasi bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan yang akan digunakan
Lampiran 1.Flowchart penelitian Mulai Merancang Ulang / Modifikasi bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan yang akan digunakan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong dan dihaluskan
Lebih terperinciLampiran 1. Data Pengamatan Kapasitas Material (kg/jam) Ulangan I II III
Lampiran 1. Data Pengamatan Kapasitas Material (kg/jam) Perlakuan Ulangan I II III Total Rataan P1T1 6.96 6.71 7.23 21 6.96 P1T2 7.01 6.96 7.06 21 7.01 P1T3 7.46 7.71 7.34 23 7.50 P2T1 7.64 7.77 6.96 22
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan
Lampiran 1. Flow Chart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong, dibubut dan dikikir bahan yang
Lebih terperinciMulai. Perancangan bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Pengukuran bahan yang akan digunakan
Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian Mulai Perancangan bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Pengukuran bahan yang akan digunakan Dipotong, dibubut, dan dikikir bahan
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan
Lampiran 1. Flow Chart pelaksanaan penelitian. Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan
Lebih terperinciMulai. Pembersihan kulit durian. Pencacahan kulit durian. Penimbangan kulit durian. Pemasakan kulit durian. Penambahan NaOH 5 %
38 Lampiran 1.Flowchart Prosedur Penelitian Mulai Sampah kertas 0%, 25%, 50%, 75%, 100% dari massa seluruh bahan baku Pembersihan kulit durian Pencacahan kulit durian Penimbangan kulit durian Perendaman
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan
Lampiran 1. Flow Chart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan
Lebih terperinci2. Persentase Bahan yang Tidak Terparut
Lampiran 1. Data Pemarutan Singkong Tabel 1. Data penelitian Ulangan Berat Bahan Waktu Bahan Terparut Bahan Tidak Terparut (Kg) (menit) (Kg) (Kg) I 10 16,46 8,6 0,7 II 10 16,02 9,2 0,4 III 10 16,52 9,1
Lebih terperinciLampiran 1. Data pencetakan kompos dengan variasi bentuk cetakan. Tabel 2. Data penelitian. Waktu pencetakan (detik) I Bintang
Lampiran 1. Data pencetakan kompos dengan variasi bentuk cetakan Tabel 2. Data penelitian Ulangan Berat Kompos yang dicetak (gr) Waktu pencetakan (detik) Berat kompos yang rusak (gr) Hasil cetakan yang
Lebih terperinciMODIFIKASI ALAT PENGUPAS SABUT KELAPA MEKANIS
MODIFIKASI ALAT PENGUPAS SABUT KELAPA MEKANIS (Modification of Mechanical Coconut Fiber Peeler) Annisa Purnamasari Damanik 1,2), Achwil Putra Munir 1), dan Lukman Adlin Harahap 1) 1) Program Studi Keteknikan
Lebih terperinciUlangan I II III. Daftar analisa sidik ragam SK db JK KT Fhitung F0.05 F0.01 Perlakua K
Lampiran 1. Data pengamatan kapasitas olah (kg/jam) Perlakuan Ulangan I II III Total Rataan N1K1 37.27 33.80 36.36 107 35.81 N2K1 47.43 48.58 41.96 138 45.99 N3K1 80.54 83.92 87.59 252 84.01 N1K2 8.57
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan September- Oktober
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanankan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Mei 2010 sampai dengan bulan Juli 2010. Objek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI
BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI 5.1 PENDAHULUAN Pengembangan usaha pelayanan jasa pengeringan gabah dapat digolongkan ke dalam perencanaan suatu kegiatan untuk mendatangkan
Lebih terperinciSelesai. Merangkai alat
32 Lampiran 1. Flow Chart pelaksanaan penelitian Selesai Merancang bentuk alat Menggambar dan menetukan dimensi alat Memilih dan mengukur bahan yang akan digunakan Memotong, membubut dan mengikir bahan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PENGUPAS PINANG TUA
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 3 Th. 2017 RANCANG BANGUN ALAT PENGUPAS PINANG TUA (Design and Construction of Ripe Areca Nut Peeler) Imade Silaban 1,2, Achwil Putra Munir 1,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Kebajikan Anak-Anak Yatim Kuching, Sarawak, Malaysia. sampel berpasangan. Prosedur Paired Samples Uji T digunakan untuk
85 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data hasil penelitian dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu pengaruh atau tidaknya Bimbingan Dan
Lebih terperinci5.3.1 Pengamatan Sistem Produksi WTP
III. METODOLOGI 5.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di sekitar Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat selama tiga bulan dari Agustus sampai Oktober 2010. 5.2 ALAT DAN BAHAN Alat-alat
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanankan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Juli - September 2010. Objek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah usaha
Lebih terperincix 100 %
1 Lampiran 1 Bank Rakyat Indonesia Perhitungan CAR CAR = Modal Bank ATMR x 100 % = (Rasio CAR - 8%) / 0,1 Modal ATMR CAR 22717959 180354035.8 12.60 23631435 199978126.2 11.82 22777053 205915392.2 11.06
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS KENTANG SCREW MEKANIS
RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS KENTANG SCREW MEKANIS (Design and Construction of Mechanical Screw Potato Slicer) Saud Pangihutan 1,2, Ainun Rohanah 1, Saipul Bahri Daulay 1 1) Program Studi Keteknikan Pertanian,
Lebih terperinciVIII. ANALISIS FINANSIAL
VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil print out SPSS proses pelanggan memesan DO
LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil print out SPSS proses pelanggan memesan DO Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Memesan_DO_sebelum,8000 10,14907,04714 Memesan_DO_setelah,7700
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. penelitian dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Bimbingan
BAB IV ANALISIS DATA Dari beberapa pembahasan yang sudah di paparkan oleh peneliti, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data hasil penelitian. Analisis data hasil penelitian dimaksudkan untuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. puyuh disebut juga Gemak (Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut Quail,
TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Burung Puyuh Perkembangan burung puyuh di Indonesia Sejarah singkat burung puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu efektif
76 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data hasil penelitian dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu efektif atau tidaknya Bimbingan dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Populasi penelitian adalah 139 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2009-2012 sebagai subject penelitian. Dari 139
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)
LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini: N a m a : U s i a : Alamat : Pekerjaan : No. KTP/lainnya: Dengan sesungguhnya
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERHITUNGAN BESAR SAMPEL
LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN BESAR SAMPEL Besar sample ditentukan berdasarkan taraf kepercayaan 95% dan power test (kekuatan uji) 80% dengan menggunakan rumus besar sampel untuk menguji perbedaan rata-rata data
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MEKANIS
RANCANG BANGUN AAT PENGIRIS BAWANG MEKANIS (Design and construction of mechanical onion slicing machine) Anthoni umbantobing 1*, Saipul Bahri Daulay 1, dan Sulastri Panggabean 1 1 Program Studi Keteknikan
Lebih terperinci6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI
6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya
Lebih terperinciMETODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada
METODE PERBANDINGAN EKONOMI METODE BIAYA TAHUNAN EKIVALEN Untuk tujuan perbandingan, digunakan perubahan nilai menjadi biaya tahunan seragam ekivalen. Perhitungan secara pendekatan : Perlu diperhitungkan
Lebih terperinciBerdasarkan data yang telah tersedia, dilakukan uji beda dua rata-rata data,
BAB IV ANALISIS DATA Berdasarkan data yang telah tersedia, dilakukan uji beda dua rata-rata data, karena dalam kasus ini terdapat dua data observasi dari subyek yang sama yang sampel satu tergantung (dependent)
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Pengertian Investasi Evaluasi Proyek... 9
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Kata Pengantar... iii Lembar Motto... vi Lembar Persembahan... vii Daftar Isi... viii Daftar Notasi... xii Daftar Tabel... xiii Daftar Gambar...
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PEMBUAT BUBUR KERTAS
RANCANG BANGUN ALAT PEMBUAT BUBUR KERTAS (Design And Construction of Pulp Maker) Jerry Simanjuntak 1,2), Saipul Bahri Daulay 1), Achwil Putra Munir 1) 1) Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ
STUDI KELAYAKAN BISNIS Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ PENDAHULUAN Arti Studi Kelayakan Bisnis??? Peranan Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan Bisnis memerlukan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Besar Sampel. Besar sampel ditentukan berdasarkan taraf kepercayaan 95 % tail Z1- = 1,96 dan untuk power test 80%, Z1-β = 0,84.
LAMPIRAN 1 Besar Sampel Besar sampel ditentukan berdasarkan taraf kepercayaan 95 % tail Z1- = 1,96 dan untuk power test 80%, Z1-β = 0,84. Diasumsikan nilai = 0,6 n= 26 Dari rumus besar sampel di bawah
Lebih terperinciLampiran 1. Data Pengamatan Hasil Penelitian. Tabel 1. Data pengamatan hasil penelitian. Persentase singkong yang tidak terriris sempurna (%)
38 Lampiran 1. Data Pengamatan Hasil Penelitian Tabel 1. Data pengamatan hasil penelitian Jarak Mata Pisau (mm) Ulangan Kapasitas efektif alat (kg/jam) Persentase singkong yang tertinggal di alat (%) A(1)
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,
Lebih terperinciUJI RPM PADA ALAT PARUTAN KELAPA KERING (DESICCATED COCONUT)
UJI PADA ALAT PARUTAN KELAPA KERING (DESICCATED COCONUT) ( Test of Mechanical Desiccated Coconut) Agra Izwan 1,2), Saipul Bahri Daulay 1), Sumono 1) 1) Departemen Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha pengolahan komoditi kelapa, dampaknya terhadap
Lebih terperinciMODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI Silvana Maulidah, SP, MP Lab of Agribusiness Analysis and Management, Faculty of Agriculture, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari
Lebih terperinciEKONOMI TEKNIK. Alternatif Ekonomi Investasi Net Present Value (NPV)
EKONOMI TEKNIK Alternatif Ekonomi Investasi Net Present Value (NPV) Pengantar Salah satu manfaat dari ekonomi teknik adalah mengevaluasi beberapa alternatif investasi pemilihan investasi Metode evaluasi
Lebih terperinciPertemuan 4 Manajemen Keuangan
MK MANAJEMEN BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 4 Manajemen Keuangan Tujuan Memahami mengenai manajemen keuangan, manfaat nilai waktu uang dan dapat membuat analisis laporan keuangan Manajemen Keuangan adalah
Lebih terperinciLAMPIRAN. Hasil penghitungan nilai amplitudo akomodasi dengan menggunakan SPSS.
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Hasil penghitungan nilai amplitudo akomodasi dengan menggunakan SPSS. Paired Samples Statistics Pair 1 amplitude sebelum Amplitude sesudah Mean 4.6928 3.9756 N 18 18 Std. Deviation.71285.35010
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Lebih terperinciRANCANGAN BANGUN ALAT PENGADUK SABUN CAIR BAHAN BAKU MINYAK JELANTAH
RANCANGAN BANGUN ALAT PENGADUK SABUN CAIR BAHAN BAKU MINYAK JELANTAH (Design and Construction of Liquid Soap Stirrer Made from Used Cooking Oil) Muhammad Imam Al Hakim 1,2, Ainun Rohanah 1, Lukman Adlin
Lebih terperinciPetunjuk dalam Pengisian Kuesioner. Lingkarilah salah satu jawaban yang paling sesuai menurut pendapat Bapak/Ibu, Saudara/Saudari.
Lampiran. Kuesioner Penelitian Penerimaan Kampung Sebelum dan Setelah Pelaksanaan Alokasi Dana Kampung Petunjuk dalam Pengisian Kuesioner Lingkarilah salah satu jawaban yang paling sesuai menurut pendapat
Lebih terperinciT-Test Tekanan Darah Sistolik
LAMPIRAN I T-Test Tekanan Darah Sistolik Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 sistolik serbuk biji mahoni sistolik sesudah minum serbuk biji mahoni 105.27 30 6.29 1.15
Lebih terperinciANALISIS HARAPAN DAN PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP KUALITAS YAMAHA MIO PADA SISWA SMA NEGERI 2 MEDAN. Jenis Kelamin : a. pria b.
Kuesioner ANALISIS HARAPAN DAN PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP KUALITAS YAMAHA MIO PADA SISWA SMA NEGERI 2 MEDAN No. Responden: I. Identitas Responden Nama : Umur : Jenis Kelamin : a. pria b. wanita Kelas
Lebih terperinciManajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT Manajemen Keuangan Agroindustri Riyanti Isaskar, SP, M.Si Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email : riyanti.fp@ub.ac.id
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini : Gambar 3.1 Tahapan Penelitian III-1 3.1 Penelitian Pendahuluan
Lebih terperinciKarisma Tejo Widaghdo
ANALISIS KOMPARATIF REAKSI PASAR SEBELUM DAN SETELAH PENGUMUMAN OPINI AUDIT PADA ENTITAS PUBLIK (Studi Kasus Pada Saham yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2013-2014) Karisma Tejo Widaghdo 23211906 LATAR
Lebih terperinciVII. RENCANA KEUANGAN
VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
30 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1.1 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 493/KMK.02/2009 KMK No. 493/KMK.02/2009 adalah suatu keputusan/aturan yang mengatur tentang persetujuan penggunaan sebagian dana Penerimaan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.
II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. Tempat Pengambilan sampel harga pokok produksi kopi luwak dilakukan di usaha agroindustri
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PENGUPAS KULIT TANDUK KOPI MEKANIS
RANCANG BANGUN ALAT PENGUPAS KULIT TANDUK KOPI MEKANIS (Design and Construction of Coffee Bean Huller) Annisa Fatin Amran 1,2), Achwil Putra Munir 1), Lukman Adlin Harahap 1) 1) Program Studi Keteknikan
Lebih terperinciM T. 1 liter air, Kebutuhan bahan bakar. 3 liter air, Kebutuhan bahan bakar
34 Lampiran 1. Kebutuhan bahan bakar Kebutuhan bahan bakar M T 1 liter air, Kebutuhan bahan bakar 67gr 372dtk 0, 18 gr/dtk 3 liter air, Kebutuhan bahan bakar 127gr 1011dtk 0, 12 gr/dtk 5 liter air, Kebutuhan
Lebih terperinciEVALUASI INVESTASI ANGKUTAN KOTA TRAYEK ST HALL - SARIJADI
EVALUASI INVESTASI ANGKUTAN KOTA TRAYEK ST HALL - SARIJADI Yudi Ardian NRP : 0321035 Pembimbing : Tan Lie Ing, ST, MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK
Lebih terperinciMETODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012. Tempat penelitian dan pengambilan data dilakukan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Blanakan, Kabupaten Subang. 3.2 Alat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. sumber data lain terkumpul. Dalam analisis data ini dimaksudkan pula untuk menguji
107 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Dalam analisis data ini dimaksudkan pula untuk menguji kebenaran hipotesis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penurunan produktivitas hutan alam telah mengakibatkan berkurangnya suplai hasil hutan kayu yang dapat dimanfaatkan dalam bidang industri kehutanan. Hal ini mendorong
Lebih terperinciLAMPIRAN I ANALISIS STATISTIK
34 LAMPIRAN I ANALISIS STATISTIK T-Test SISTOLE Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 kepok 99.40 30 5.184.946 Sesudah makan pisang kepok 91.87 30 5.171.944 Paired Samples
Lebih terperinciPendekatan Perhitungan Biaya, Pendapatan & Analisis Kelayakan Usahatani
Pendekatan Perhitungan Biaya, Pendapatan & Analisis Kelayakan Usahatani Pendekatan Analisis biaya dan Pendapatan Pendekatan nominal (nominal approach) Pendekatan nilai yang akan datang (Future value approach)
Lebih terperinciANALISIS TEKNIS DAN EKONOMI RICE MILLING UNIT ONE PHASE (STUDI KASUS DI UD. BELEKE MAJU KABUPATEN LOMBOK BARAT NTB)
FLYWHEEL: JURNAL TEKNIK MESIN UNTIRTA Homepage jurnal: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMI RICE MILLING UNIT ONE PHASE (STUDI KASUS DI UD. BELEKE MAJU KABUPATEN LOMBOK
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Welding Menurut Welding Handbook yang dinyatakan oleh Daryanto (2011, p3), proses pengelasan adalah proses penyambungan bahan yang menghasilkan peleburan bahan secara
Lebih terperinciBREAK EVEN POINT & ANALISIS SENSIVITAS EKOTEK - 08
BREAK EVEN POINT & ANALISIS SENSIVITAS EKOTEK - 08 Definisi : BEP (Titik Pulang Pokok) keadaan suatu usaha ketika tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (impas) Sebagai alat analisis untuk mengambil
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PEMASAK LEMANG TIPE VERTIKAL
RANCANG BANGUN ALAT PEMASAK LEMANG TIPE VERTIKAL (Design and Construction of Lemang Cook Vertical Type) Zultix Las Risanta 1,2), Saipul Bahri Daulay 1), Achwil Putra Munir 1) 1) Program Studi Keteknikan
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT KEPUTUSAN KOMISI ETIK PENELITIAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA - RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG
39 LAMPIRAN I SURAT KEPUTUSAN KOMISI ETIK PENELITIAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA - RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG 40 LAMPIRAN II BESAR SAMPEL Besar sampel ditentukan berdasarkan taraf
Lebih terperinciVIII. ANALISIS FINANSIAL
VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Panduan Kuesioner. A. Identitas Perusahaan. 1. Nama perusahaan. 2. Nama pemilik. 3. Alamat perusahaan. 4.
1 LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Panduan Kuesioner A. Identitas Perusahaan 1. Nama perusahaan 2. Nama pemilik 3. Alamat perusahaan 4. Tanggal berdiri 5. Jenis usaha 6. Struktur organisasi 7. Bentuk perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam menjalankan suatu usaha tidak bisa lepas dari kegiatan investasi.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Evaluasi Investasi 2.1.1 Pengertian Dalam menjalankan suatu usaha tidak bisa lepas dari kegiatan investasi. Kegiatan investasi seringkali memerlukan suatu biaya dan berdampak
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman
LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman db JK KT F hit F 0.05 F0.01 Perlakuan 3 13,23749 4,412497 48,60917 4,06618 7,590984 Linier 1 12,742 12,74204 140,3695 5,317645*
Lebih terperinciUJI ALAT PENYANGRAI MEKANIS TIPE ROTARI DENGAN KOMODITAS KACANG KEDELAI
UJI ALAT PENYANGRAI MEKANIS TIPE ROTARI DENGAN KOMODITAS KACANG KEDELAI (Test of Mechanical Roaster Rotary Type with Soybean Commodity) Syahnan Riady Nasution 1, Saipul Bahri Daulay 1 dan Lukman Adlin
Lebih terperinciDessy Ayu Arisman Fatmala*, Dr. Ir. Arief RM Akbar, M.Si dan Alia Rahmi, S.TP, M. EngSc
JTAM INOVASI AGROINDUSTRI April 208 Vol. No. (23-29) Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pengolahan Ikan Asin Sepat Rawa Menggunakan Batch Dryer (Financial Feasibility Analysis of Salted Sepat Rawa Processing
Lebih terperinciworth, disingkat EUAW), atau jumlah ekivalent kapital
Evaluasi biaya kapital/modal pada awal periode, atau jumlah nilai sekarang (Present Worth disingkat PW) atau nilai bersih pada awal periode (net present value disingkat NVP), atau nilai pada awal periode
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Lintang Utara, Lintang Selatan, Bujur Timur dengan
TINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Serdang Bedagai Secara geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 20 57 Lintang Utara, 30 16 Lintang Selatan, 980 33-990 27 Bujur Timur dengan ketinggian berkisar
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Penelitian Pendahuluan
LAMPIRAN Penelitian Pendahuluan Data Peningkatan Kadar Glukosa Darah BERAS MEMBERAMO NO Kadar Glukosa Darah Sebelum (mg/dl) Sesudah (mg/dl) Peningkatan (mg/dl) % Peningkatan 80 07 27 33,75 2 93 06 3 3,98
Lebih terperinci