BAB IV HASIL PENELITIAN
|
|
- Sukarno Hadi Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas dan diuraikan hasil observasi dan dokumentasi peneliti selama berada di lapangan. Data yang telah diperoleh melalui pedoman observasi dikelompokkan ke dalam masing-masing fokus pembahasan berdasarkan 8 (delapan) kategori ruang publik yang telah ditentukan. Hasil data yang diperoleh dipergunakan untuk menjelaskan penggunaan ruang publik FPTK sebagai tempat aktivitas mahasiswa. Gambar 4.1 Denah Area Observasi 37
2 38 Area observasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ruang publik di lantai satu gedung FPTK dan gazebo yang menjadi tempat mahasiswa melakukan berbagai macam aktivitas, baik aktivitas akademik maupun non-akademik. Untuk memudahkan pengamatan dan fokus penelitian yang menggunakan metode pemetaan perilaku (behavorial mapping), maka peneliti menentukan secara spesifik pembagian area yang diteliti antara lain; lobby, kantin, koridor selatan, koridor utara, serta empat buah gazebo yang terdapat pada area ruang terbuka. Waktu observasi: pengamatan dilakukan selama satu minggu (5 hari efektif) dimulai pada hari Senin, 11 Oktober 2010 sampai dengan hari Jumat, 15 Oktober 2010 yang dimulai dari jam pagi hingga jam sore. Melalui observasi, peneliti mencatat jumlah mahasiswa per jam yang berada di masing-masing area (setting). Di setiap satu jam, peneliti hanya mencatat jumlah maksimal mahasiswa yang beraktivitas di tempat tersebut dan mengamati kecenderungan pola aktivitas yang terjadi. Peneliti tidak menghitung jumlah mahasiswa yang sedang melintas ataupun hanya berjalan melewati area pengamatan. Berdasarkan data yang telah diperoleh, peneliti mengidentifiaksi penggunaan ruang publik berdasarkan jumlah mahasiswa pada ruang publik.
3 Fungsi dan Kondisi Fasilitas Ruang Publik FPTK Dalam memenuhi kebutuhan penghuni, sebuah rancangann bangunan perlu mempertimbangkan aspek kebutuhan ruang, salah satu diantaranya adalah ruang publik. Sebagai ruang yang berfungsi untuk menghubungkan antar ruang yang satu dengan ruang yang lainnya di dalam gedung FPTK, ruang publik FPTK juga berfungsi sebagai tempat aktivitas mahasiswa. Gambar 4..2 Fasilitas Penunjang pada Ruang Publik FPTK Dari kategori ruang publik yang telah ditentukan, masing-masing ruang publik memiliki fasilitas penunjang yang berfungsi mengakomoodasi kebutuhan aktivitas/kegiatan yang berlangsung di dalamnya, antara lain: 1. Lobby (fasilitas meja resepsionis, kursi dan meja tamu dengan kapasitas 5 orang, tanaman, serta televisi LCD)
4 40 2. Koridor Selatan (4 buah kursi di depan kantor administrasi fakultas dengan kapasitas masing-masing 3 orang dan 1 buah papan pengumuman di depan lift) 3. Koridor Utara (1 buah kursi di dekat lift dengan kapasitas 3orang) 4. Kantin (dua buah meja makan dengan kapasitas masing-masing 4 orang) 5. Gazebo (4 buah gazebo yang terdiri dari 2 buah gazebo dengan fasilitas kursi dan meja berkapasitas masing-masing 16 orang dan 2 buah gazebo lainnya tanpa kursi dan meja). Dari hasil pengamatan, dapat didentifikasi fungsi yang lebih spesifik dari setiap ruang publik FPTK. Fungsi-fungsi tersebut antara lain: Lobby, dipergunakan sebagai ruang penerima tamu. Pada lobby FPTK, berdasarkan keterangan pengelola, yang dimaksud dengan tamu yang diperbolehkan untuk menempati meja dan kursi tamu adalah pengunjung khusus (bukan mahasiswa). Disamping itu, mahasiswa tetap diperbolehkan untuk menggunakan lobby, misalnya dalam kegiatan pameran atau kegiatan lain yang memerlukan ruang publik. Koridor Selatan, sebagai ruang yang memiliki fungsi akses, area ini juga difungsikan sebagai ruang tunggu mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan administrasi di loket fakultas. Selain itu, koridor selatan juga memiliki fungsi yang fleksibel, misalnya untuk kegiatan pameran, browsing, dsb. Koridor Utara, serupa dengan koridor selatan dengan fungsi utama akses, hanya dibedakan dengan beberapa fasilitas lain seperti ruang pelayanan fotokopi dan area kantin. Kantin, memiliki fungsi pelayanan konsumsi sekaligus merupakan fasilitas laboratotium yang dikelola oleh Program Studi Pendidikan Tata Boga. Gazebo, adalah ruang publik aktif yang sengaja dirancang untuk memenuhi kebutuhan aktivitas mahsiswa di ruang publik.
5 Jumlah dan Aktivitas Mahasiwa Dalam observasi ini, peneliti membagi aktivitas mahasiswa menjadi dua jenis kegiatan. Pertama, aktivitas akademik (aktivitas yang berhubungan langsung dengan kegiatan akademik) antara lain: 1. Aktivitas mahasiswa mengerjakan tugas perkuliahan di ruang publik 2. Aktivitas mahasiswa melakukan kegiatan perkuliahan di ruang publik 3. Aktivitas mahasiswa yang berhubungan dengan kegiatan administrasi Kedua, aktivitas non-akademik (aktivitas yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan akademik) antara lain: 1. Aktifitas keperluan non-akademik (aktivitas yang bersifat pribadi/kelompok) contoh: browsing internet 2. Aktivitas opsional non-akademik (aktivitas yang bersifat rekreatif dan santai) contoh: mengobrol 3. Aktivitas sosial (aktivitas interaksi yang terjadi diantara dua orang atau lebih) 4.4 Pembahasan Hasil-Hasil Penelitian Lobby Sebagai ruang publik, lobby FPTK berfungsi sebagai ruang penerima sekaligus akses utama keluar masuk bangunan. Lobby dalam sebuah bangunan secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan akan keperluan sosial yang relatif singkat seperti menunggu, bertemu, dan berkomunikasi. Sebagai ruang transisi yang menjadi akses utama seluruh pengguna bangunan, lobby diharapkan dapat memenuhi fungsinya secara efektif dan efisien.
6 42 Gambar 4.5 Foto Suasana Lobby Sumber: Dokumentasi Penulis Sepanjang waktu observasi, penulis mengamati beberapa pola aktivitas mahasiswa yang terjadi pada lobby FPTK baik aktivitas akademik maupun non akademik, personal maupun kelompok. Pengamatan difokuskan pada pencatatan jumlah mahasiswa yang membentuk suatu behavior setting (perilaku) dengan lobby, sekaligus memerhatikan aktivitas/kegiatan apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut selama berada di dalam area lobby. Dalam beraktivitas di lobby, dari hasil pengamatan terlihat mahasiswa cenderung menggunakan lobby sebagai tempat bersosialisasi. Semakin banyak mahasiswa yang berkumpul dan berkelompok dalam suatu behavior setting, semakin tinggi pula nilai teritorialitas yang dipertahankan, hingga pada beberapa kasus tampak duduk bersama di lantai pada lobby dapat dianggap biasa atau wajar.
7 43 A. Tabulasi Data Tabel 4.1 Jumlah dan Aktivitas Mahasiswa di Lobby Waktu Pengamatan Hari Aktivitas Akademik Aktivitas Non-Akademik Jumlah S S R K J A B C D E F v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v Total Sumber: Hasil Observasi Penulis Keterangan Tabel: A. Mengerjakan tugas E. Aktivitas opsional non-akademik F. Aktivitas sosial B. Analisis dan Penafsiran Data Dari hasil pencatatan jumlah mahasiswa selama satu minggu (5 hari efektif), dapat diketahui aktivitas spesifik yang terjadi melalui pengamatan di setiap jam di setiap harinya. Jumlah rata-rata mahasiswa yang berada di lobby sekitar 2-3 orang setiap jam. Paling sedikit 0-1 orang dan paling banyak berjumlah 6 orang mahasiswa. Total selama 5 hari berjumlah 103 mahasiswa dengan rata-rata 21 orang mahasiswa yang beraktivitas di lobby dalam satu hari. Aktivitas mahasiswa tersebut antara lain; mengerjakan tugas, aktivitas santai/rekreatif, serta aktivitas sosial (mengobrol). Diantara mereka sebagian besar melakukan aktivitas browsing dengan notebook dan sebagian yang lain berbincang-bincang dengan topik informal (sehari-hari). Jumlah terbanyak
8 44 penggunaan lobby oleh mahasiswa adalah pada jam , hal ini dikarenakan bersamaan dengan berakhirnya jam perkuliahan. Gambar 4.6 Foto Kegiatan Mahasiswa di Lobby Sumber: Dokumentasi Penulis Setiap orang menginginkan adanya komunikasi dari aspek-aspek kepribadian mereka dengan orang lain yang mampu merefleksikan keterikatan mereka terhadap ruang. Sifat privasi dalam arsitektur cenderung dipersonalisasi dengan dukungan presentasi dan informasi dari lingkungan fisiknya. Dari Gambar 4.6 dapat diamati sejumlah mahasiswa yang sedang beraktivitas di lobby. Pada gambar sebelah kiri tampak sekelompok mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas di area meja resepsionis pada lobby. Sebagian diantara mereka ada yang browsing internet, menulis, membaca, dan sebagian yang lain berdiskusi. Teritori adalah ruang yang dikuasai/dikendalikan oleh individu atau kelompok dalam memuaskan motif atau kebutuhannya dan ditandai dengan sesuatu yang kongkrit atau simbolik serta dipertahankan (Deddy Halim, 2005). Dari aspek teknis, ruang dan meja resepsionis pada lobby berfungsi sebagai penerima tamu sekaligus pusat informasi. Namun dikarenakan fungsinya belum
9 45 tertata, sekelompok mahasiswa yang membutuhkan ruang untuk aktivitasnya tersebut secara alamiah menganggap area resepsionis sebagai pilihan teritorinya. Awalnya hanya 2-3 orang, namun seiring bertambahnya jumlah teman yang ikut masuk kedalam behavior setting tersebut maka seolah-olah menempati area resepsionis untuk beraktivitas menjadi lumrah Kantin Dalam setiap bangunan formal khususnya bangunan bertingkat, jika bangunan mengakomodasi jumlah pengguna yang relatif banyak dengan aktivitas yang cukup padat, pada umumnya memiliki fasilitas kantin, baik di luar ataupun di dalam bangunan. Hal ini dikarenakan manusia yang beraktivitas seharian penuh dalam bangunan tersebut dipastikan membutuhkan waktu untuk beristirahat sekaligus makan dan minum. Berdasarkan hal itu maka fasilitas kantin menjadi sangat strategis dan penting. Sebagai ruang publik, selain memiliki fungsi sebagai area untuk beristirahat, kantin juga dijadikan ruang untuk berkumpul dan bersosialisasi. Berdasarkan hasil pengamatan, sebagian besar mahasiswa memenuhi kebutuhan makan dan minumnya di luar bangunan FPTK. Hal ini disebabkan khususnya karena area kantin yang terbatas. Kantin FPTK menjadi bagian dari lab tata boga yang dikelola oleh Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Dari hasil pengamatan, fungsi kantin di gedung FPTK sebagai bagian dari laboratorium praktek mahasiswa belum dikelola secara khusus untuk melayani kebutuhan civitas FPTK, namun lebih cenderung sebagai sarana latihan dan praktek para mahasiswa PKK.
10 46 Gambar 4.7 Foto Suasana di Kantin Sumber: Dokumentasi Penulis Fasilitas pada kantin terdiri dari dua buah meja dengan masing-msing empat kursi. Artinya kapasitas maksimal jumlah mahasiswa yang dapat menempati kantin sebanyak 8 orang. A. Tabulasi Data Tabel 4.2 Jumlah dan Aktivitas Mahasiswa di Kantin Waktu Pengamatan Hari Aktivitas Akademik Aktivitas Non-Akademik Jumlah S S R K J A B C D E F v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v Total Sumber: Hasil Observasi Penulis Keterangan Tabel: D. Aktivitas keperluan (makan dan minum) E. Aktivitas opsional non-akademik (santai/rekreatif) F. Aktivitas sosial (mengobrol)
11 47 B. Analisis dan Penafsiran Data Dari hasil pencatatan jumlah mahasiswa selama satu minggu (5 hari efektif), dapat diketahui aktivitas spesifik yang terjadi melalui pengamatan di setiap jam di setiap harinya. Berdasarkan data hasil observasi, jumlah rata-rata mahasiswa yang berada di kantin sekitar 4 orang setiap jam. Paling sedikit 0-1 orang dan paling banyak berjumlah 10 orang mahasiswa. Total selama 5 hari berjumlah 197 mahasiswa dengan rata-rata 40 orang mahasiswa yang beraktivitas di lobby dalam satu hari. Aktivitas mahasiswa tersebut antara lain; aktivitas keperluan nonakademik, aktivitas santai/rekreatif, serta aktivitas sosial (mengobrol). Diantara mereka sebagian besar melakukan aktivitas makan dan minum dan sebagian yang lain berbincang-bincang dengan topik informal (sehari-hari). Jumlah terbanyak penggunaan kantin oleh mahasiswa adalah pada jam , hal ini dikarenakan pada jam tersebut bersamaan dengan jam istirahat Koridor Selatan Pada koridor selatan terdapat ruang kantor administrasi fakultas yang memiliki loket pelayanan. Sebagai koridor yang memiliki fungsi akses, koridor selatan juga memiliki ruang yang berfungsi melayani kegiatan administrasi mahasiswa. Fasilitas yang menjadi penunjang kegiatan administrasi ini adalah 4 buah kursi dengan kapasitas masing-masing 3 orang. Pada Gambar 4.8 sebelah kiri tampak sekelompok mahasiswa yang sedang beraktivitas di area ini. Selain sebagai ruang publik yang memiliki fungsi
12 48 formal (pelayanan administrasi) koridor selatan juga digunakan oleh mahasiswa sebagai ruang tunggu dan melakukan kegiatan sosial. Gambar 4.8 Foto Suasana di Koridor Selatan Sumber: Dokumentasi Penulis Dengan adanya fasilitas lift, koridor selatan memiliki tingkat akses yang cukup tinggi. Pada hari-hari tertentu, koridor selatan juga dipergunakan untuk aktivitas lain seperti kegiatan ekstrakulikuler mahasiswa khususnya pameran dan kegiatan lain seperti event promosi Kasoem Optical pada hari Rabu, tanggal 13 Oktober 2010 (Gambar 4.8) sebelah kanan. Kegiatan ini disertai dengan layanan periksa mata gratis untuk civitas. Berdasarkan hasil pengamatan pada waktu yang berbeda, pada area koridor selatan di bagian depan lift (Gambar 4.9) tampak dua orang mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan browsing internet sambil berbincang. Kedua mahasiswa tersebut lebih memilih duduk di lantai dibandingkan di kursi yang telah disediakan karena keperluan listrik (stop kontak) untuk notebook yang berada di lokasi.
13 49 Gambar 4.9 Foto Kegiatan Mahasiswa depan Lift Koridor Selatan Sumber: Dokumentasi Penulis Pada bagian barat koridor selatan (Gambar 4.10) sebelah kiri terdapat barang-barang sisa pameran mahasiswa yang belum dibersihkan atau ditempatkan pada ruang yang seharusnya. Demikian juga pada gambar sebelah kanan, tampak puluhan meja gambarar yang terletak pada ruang publik. Kedua hal ini disebabkan oleh kurangnya ruang. Akibatnya fungsi akses pada koridor tersebut terganggu serta dapat mengurangi tingkat kenyamanan para pengguna jalan yang melintas pada area tersebut. Gambar 4.10 Foto Suasana bagian Barat Koridor Selatan Sumber: Dokumentasi Penulis
14 50 A. Tabulasi Data Tabel 4.3 Jumlah dan Aktivitas Mahasiswa di Koridor Selatan Waktu Pengamatan Hari Aktivitas Akademik Aktivitas Non-Akademik Jumlah S S R K J A B C D E F v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v Total Keterangan Tabel: Sumber: Hasil Observasi Penulis C. Aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan administrasi (loket administrasi fakultas) D. Aktivitas keperluan non-akademik (browsing internet, menunggu lift, dll.) E. Aktivitas opsional non-akademik (santai/rekreatif: duduk, menunggu, dll.) F. Aktivitas sosial (mengobrol) B. Analisis dan Penafsiran Data Dari hasil pencatatan jumlah mahasiswa selama satu minggu (5 hari efektif), dapat diketahui aktivitas spesifik yang terjadi melalui pengamatan di setiap jam di setiap harinya. Berdasarkan data hasil observasi, jumlah rata-rata mahasiswa yang berada di koridor selatan sekitar 6 orang setiap jam. Paling sedikit 2 orang dan paling banyak berjumlah 17 orang mahasiswa. Total selama 5 hari berjumlah 264 mahasiswa dengan rata-rata dalam satu hari ada 53 orang mahasiswa yang beraktivitas di koridor selatan. Aktivitas mahasiswa tersebut antara lain; aktivitas keperluan nonakademik, aktivitas santai/rekreatif, serta aktivitas sosial (mengobrol). Diantara mereka sebagian besar melakukan aktivitas makan dan minum dan sebagian yang
15 51 lain berbincang-bincang dengan topik informal (sehari-hari). Jumlah terbanyak penggunaan koridor selatan sebagai tempat untuk beraktivitas oleh mahasiswa adalah pada jam Koridor Utara Perbedaan utama antara koridor selatan dengan koridor utara adalah fasilitas ruang yang terdapat pada masing-masing lokasi. Titik yang menjadi perhatian pada koridor utara adalah aktivitas mahasiswa di sekitar pintu keluar masuk lift hingga area di depan fasilitas fotokopi. Area ini menjadi tempat aktivitas mahsiswa yang cukup ramai karena adanya pelayanan yang umum diperlukan yaitu print dokumen, fotokopi, dan kebutuhan ATK lainnya. Gambar 4.12 Foto Suasana Koridor Utara Sumber: Dokumentasi Penulis Area di depan lift seperti tampak pada (Gambar 4.12) sebelah kiri menggambarkan suasana yang paling umum dan sering terlihat pada jam-jam efektif perkuliahan. Fasilitas yang dapat dipakai oleh mahasiswa pada area ini adalah 1 buah kursi dengan kapasitas 3 orang. Tempat duduk ini dekat dengan satu buah stop kontak yang melengkapi kebutuhan mahasiswa yang memerlukan listrik untuk keperluan browsing internet yang lebih lama.
16 52 Mirip pada area depan lift pada koridor selatan, area depan lift dilengkapi dengan satu buah stop kontak. Bedanya, koridor utara dilengkapi 1 buah kursi yang dapat meningkatkan kenyamanan, baik secara visual bagi orang yang melintas maupun secara akomodatif mahasiswa yang beraktivitas di ruang publik. Pada area ini (bagian depan lift) baik pada koridor utara maupun selatan dapat diamati sebuah ruang mati (ruang negatif) yaitu fungsi ruang publik yang belum optimal, khususnya permasalahan kurangnya tempat duduk. A. Tabulasi Data Tabel 4.4 Jumlah dan Aktivitas Mahasiswa di Koridor Utara Waktu Pengamatan Hari Aktivitas Akademik Aktivitas Non-Akademik Jumlah S S R K J A B C D E F v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v Total Sumber: Hasil Observasi Penulis Keterangan Tabel: D. Aktivitas keperluan non-akademik (browsing internet, menunggu lift, fotokopi, print, dll.) E. Aktivitas opsional non-akademik (santai/rekreatif: duduk, menunggu, dll.) F. Aktivitas sosial (mengobrol) B. Analisis dan Penafsiran Data Dari hasil pencatatan jumlah mahasiswa selama satu minggu (5 hari efektif), dapat diketahui aktivitas spesifik yang terjadi melalui pengamatan pada koridor selatan di setiap jam.
17 53 Berdasarkan data hasil observasi, jumlah rata-rata mahasiswa yang berada di koridor selatan sekitar 9 orang setiap jam. Paling sedikit 3 orang dan paling banyak berjumlah 27 orang mahasiswa. Total selama 5 hari berjumlah 364 mahasiswa dengan rata-rata dalam satu hari ada 73 orang mahasiswa yang beraktivitas di koridor selatan. Aktivitas mahasiswa tersebut antara lain; aktivitas keperluan nonakademik, aktivitas santai/rekreatif, serta aktivitas sosial (mengobrol). Diantara mereka sebagian besar melakukan aktivitas di ruang fotokopi dan sebagian yang lain berbincang-bincang dengan topik informal (sehari-hari). Jumlah terbanyak penggunaan koridor selatan sebagai tempat untuk beraktivitas oleh mahasiswa adalah pada jam Gazebo E Dari hasil pengamatan, ruang publik FPTK yang relatif nyaman dan cukup ideal bagi mahasiswa untuk beraktivitas adalah gazebo. Hal ini dapat dilihat dari tingginya jumlah mahasiswa yang beraktivitas di gazebo, selain itu juga karena gazebo memang dikhususkan sebagai ruang publik aktif yang berfungsi mewadahi aktivitas mahasiswa. Derajat privasi pada area ini sangat fleksibel, tergantung pada mahasiswa atau kelompok mahasiswa yang berada di dalamnya. Semakin banyak mahasiswa yang berada dalam suatu kelompok maka semakin tinggi nilai teritorial yang dipertahankan. Semakin sedikit jumlah kelompok mahasiswa yang menempati gazebo maka semakin tinggi nilai privasi yang diperoleh. Selain karena faktor
18 54 kapasitas dan fasilitas, beragamnya tingkat privasi yang dapat diperoleh membuat gazebo menjadi pilihan yang nyaman untuk beraktivitas. Gambar 4.11 Foto Suasana Gazebo E Sumber: Dokumentasi Penulis Kapasitas maksimal Gazebo E adalah 16 orang yang dapat menempati 4 buah meja dengan kapasitas masing-masing 4 orang. Setiap meja dilengkapi dengan satu buah stop kontak untuk memfasilitasi kebutuhan browsing internet. Pada Gambar 4.11 dapat dilihat suasana aktivitas yang dilakukan mahasiswa pada Gazebo E. Sebagaian besar kegiatan mahsiswa yang terlihat pada Gazebo E adalah browsing internet. Dari hasil observasi, sering ditemukan mahasiswa beraktivitas dengan notebook ataupun mengobrol dengan waktu kurang lebih 2 jam. Berbeda dengan kegiatan mahasiswa yang dilakukan di lobby atau koridor, mahasiswa yang beraktivitas pada Gazebo E menghabiskan waktu yang relatif lebih lama. Sebagai area behavior setting yang cukup ideal, Gazebo E memenuhi korelasi positif antara ruang dengan aktivitas di dalamnya; membentuk pola perilaku sesuai dengan fungsi dan tujuannya, dibuat berdasarkan tata ruang tertentu.
19 55 Hal utama yang menjadi catatan pada Gazebo E adalah kapasitas atau jumlah maksimal pengguna. Dari hasil pengamatan, terlihat pada waktu tertentu banyak mahasiswa yang berdiri atau duduk di meja karena tidak dapat kursi. A. Tabulasi Data Tabel 4.5 Jumlah dan Aktivitas Mahasiswa di Gazebo E Waktu Pengamatan Hari Aktivitas Akademik Aktivitas Non-Akademik Jumlah S S R K J A B C D E F v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v Total Sumber: Hasil Observasi Penulis Keterangan Tabel: A. Mengerjakan Tugas D. Aktivitas keperluan non-akademik (browsing internet.) E. Aktivitas opsional non-akademik (santai/rekreatif: duduk, menunggu, dll.) F. Aktivitas sosial (mengobrol) B. Analisis dan Penafsiran Data Dari hasil pencatatan jumlah mahasiswa selama satu minggu (5 hari efektif), dapat diketahui aktivitas mahasiswa pada Gazebo E. Berdasarkan data hasil observasi, jumlah rata-rata mahasiswa yang berada di Gazebo E sekitar 10 orang setiap jam. Paling sedikit 3 orang dan paling banyak berjumlah 16 orang mahasiswa. Total selama 5 hari berjumlah 401 mahasiswa dengan rata-rata dalam satu hari ada 80 orang mahasiswa yang beraktivitas di Gazebo E.
20 56 Aktivitas mahasiswa tersebut antara lain; mengerjakan tugas, aktivitas keperluan non-akademik, aktivitas santai/rekreatif, serta aktivitas sosial (mengobrol). Diantara mereka sebagian besar browsing internet dan sebagian yang lain mengerjakan tugas, dan berbincang-bincang dengann topik informal (sehari-hari). Jumlah terbanyak penggunaan Gazebo E sebagai tempat untuk beraktivitas oleh mahasiswa adalah pada jam Gazebo F Gazebo F sangat identik dengan Gazebo E, hal yang membedakan adalah Gazebo F menjadi area yang dilewati akses keluar masuk gedung melalui pintu yang terdapat pada koridor utara. Dekatnya lokasi Gazebo F dengan akses tersebut membuat Gazebo F terlihat relatif lebih sering berganti pemakai. Gambar 4.12 Foto Suasana Gazebo F Sumber: Dokumentasi Penulis Pada Gambar 4.12 dapat dilihat kegiatan mahasiswa yang beraktivitas pada Gazebo F. Pada Gambar sebelah kiri terdapat 5 orang mahasiswa yang beraktivitas dengan notebook, sedang yang lainnya tampak berbincang dan menunggu. Pada gambar sebelah kanan terlihat saat kapasitas Gazebo tidak dapat menampung jumlah mahasiswa lebih dari 16 orang.
21 57 A. Tabulasi Data Tabel 4.6 Jumlah dan Aktivitas Mahasiswa di Gazebo F Waktu Pengamatan Hari Aktivitas Akademik Aktivitas Non-Akademik Jumlah S S R K J A B C D E F v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v Total Keterangan Tabel: Sumber: Hasil Observasi Penulis A. Mengerjakan Tugas D. Aktivitas keperluan non-akademik (browsing internet.) E. Aktivitas opsional non-akademik (santai/rekreatif: duduk, menunggu, dll.) F. Aktivitas sosial (mengobrol) B. Analisis dan Penafsiran Data Dari hasil pencatatan jumlah mahasiswa selama satu minggu (5 hari efektif), dapat diketahui aktivitas mahasiswa pada Gazebo F. Berdasarkan data hasil observasi, jumlah rata-rata mahasiswa yang berada di Gazebo F sekitar 10 orang setiap jam. Paling sedikit 4 orang dan paling banyak berjumlah 20 orang mahasiswa. Total selama 5 hari berjumlah 392 mahasiswa dengan rata-rata dalam satu hari ada 79 orang mahasiswa yang beraktivitas di Gazebo F. Aktivitas mahasiswa tersebut antara lain; mengerjakan tugas, aktivitas keperluan non-akademik, aktivitas santai/rekreatif, serta aktivitas sosial (mengobrol). Diantara mereka sebagian besar browsing internet dan sebagian yang lain mengerjakan tugas, dan berbincang-bincang dengan topik informal
22 58 (sehari-hari). Jumlah terbanyak penggunaan Gazebo F sebagai tempat untuk beraktivitas oleh mahasiswa adalah pada jam Gazebo G Berdasarkan hasil observasi, pada Gazebo G dan H terlihat menjadi tempat dengan jumlah mahasiswa paling sedikit. Gazebo G terletak pada bagian tenggara plaza (ruang terbuka hijau) FPTK yang memiliki ketinggian yang lebih rendah dibandingkan dengan Gazebo E dan F. Gazebo G tidak memiliki akses langsung dari bagian dalam bangunan, akses untuk mencapai Gazebo G yaitu melalui plaza FPTK. Pada Gazebo G juga tidak dilengkapi meja dan tempat duduk sehingga sebagian besar mahasiswa yang beraktivitas di dalamnya harus duduk atau lesehan. Gambar 4.13 Foto Suasana Gazebo G Sumber: Dokumentasi Penulis Pada Gambar 4.13 sebelah kiri tampak sekelompok mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan ekstrakulikuler. Sekelompok mahasiswa tersebut sedang berdiskusi membentuk dua kelompok yang duduk melingkar. Berbeda dengan gambar sebelah kiri, pada gambar sebelah kanan terlihat sekelompok
23 59 mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan perkuliahan praktek mata kuliah Ilmu Ukur Tanah. A. Tabulasi Data Tabel 4.7 Jumlah dan Aktivitas Mahasiswa di Gazebo G Waktu Pengamatan Hari Aktivitas Akademik Aktivitas Non-Akademik Jumlah S S R K J A B C D E F v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v Total Sumber: Hasil Observasi Penulis Keterangan Tabel: A. Mengerjakan Tugas B. Aktivitas perkuliahan (Ilmu Ukur Tanah jurusan T. Sipil) D. Aktivitas keperluan non akademik (berdiskusi, browsing internet, dsb) E. Aktivitas opsional non-akademik (santai/rekreatif: duduk, menunggu, dll.) F. Aktivitas sosial (mengobrol) B. Analisis dan Penafsiran Data Dari hasil pencatatan jumlah mahasiswa selama satu minggu (5 hari efektif), dapat diketahui aktivitas mahasiswa pada Gazebo G. Berdasarkan data hasil observasi, jumlah rata-rata mahasiswa yang berada di Gazebo G sekitar 3 orang setiap jam. Paling sedikit 0-2 orang dan paling banyak berjumlah 12 orang mahasiswa. Total selama 5 hari berjumlah 112 mahasiswa dengan rata-rata dalam satu hari ada 22 orang mahasiswa yang beraktivitas di Gazebo G.
24 60 Aktivitas mahasiswa tersebut antara lain; mengerjakan tugas, kegiatan praktek mata kuliah, aktivitas keperluan non-akademik, aktivitas santai/rekreatif, serta aktivitas sosial (mengobrol). Diantara mereka sebagian besar duduk berkelompok lebih dari 2 orang sambil mengerjakan tugas dan sebagian yang lain berbincang-bincang dengan topik informal (sehari-hari). Jumlah terbanyak penggunaan Gazebo G sebagai tempat untuk beraktivitas oleh mahasiswa adalah pada jam Gazebo H Identik dengan Gazebo G, Gazebo H memiliki karakteristik dan aktivitas mahasiswa yang sama dengan Gazebo G. Gazebo G dan H memiliki karakter teritorialitas yang berbeda dengan Gazebo E dan F. Tidak adanya fasilitas meja dan tempat duduk membuat sekelompok mahasiswa lebih terlihat menguasai Gazebo walaupun sekelompok mahasiswa tersebut hanya terdiri dari tiga orang. Hal ini karena Gazebo E dan F tidak memiliki batas behavior setting yang jelas seperti meja dan kursi pada Gazebo E dan F. Tingkat kenyamanan yang dapat diperoleh pun relatif lebih beragam dan memberikan lebih banyak pilihan kegiatan yang dapat dilakukan pada gazebo E dan F. Namun tidak adanya stop kontak membuat kedua Gazebo ini terlihat sangat jarang digunakan sebagai tempat untuk sekedar browsing internet ataupun aktivitas lain yang berhungan dengan penggunaan notebook.
25 61 Gambar 4.14 Foto Suasana Gazebo H Sumber: Dokumentasi Penulis Pada Gambar 4.14 sebelah kiri dapat diamati suatu behavior setting sekelompok mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas. Sedangkan pada gambar sebelah kanan terlihat sekelompok mahasiswi PKK yang duduk membentuk lingkaran sedang berdiskusi dengan seorang dosen. Tidak adanya fasilitas meja dan tempat duduk yang menjadi batas suatu behavior setting seperti pada Gazebo E dan F membuat Gazebo G dan H terlihat lebih nyaman untuk kegiatan kelompok yang membutuhkan ruang publik untuk digunakan sebagai teritori dalam rentang waktu tertentu. A. Tabulasi Data Tabel 4.8 Jumlah dan Aktivitas Mahasiswa di Gazebo H Waktu Pengamatan Hari Aktivitas Akademik Aktivitas Non-Akademik Jumlah S S R K J A B C D E F v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v Total Sumber: Hasil Observasi Penulis
26 62 Keterangan Tabel: A. Mengerjakan Tugas B. Aktivitas perkuliahan (Mahasiswi PKK) D. Aktivitas keperluan non akademik (berdiskusi, browsing internet, dsb) E. Aktivitas opsional non-akademik (santai/rekreatif: duduk, menunggu, dll.) F. Aktivitas sosial (mengobrol) B. Analisis dan Penafsiran Data Dari hasil pencatatan jumlah mahasiswa selama satu minggu (5 hari efektif), dapat diketahui aktivitas mahasiswa pada Gazebo H. Berdasarkan data hasil observasi, jumlah rata-rata mahasiswa yang berada di koridor Gazebo H 3 orang setiap jam. Paling sedikit 0-2 orang dan paling banyak berjumlah 23 orang mahasiswa. Total selama 5 hari berjumlah 132 mahasiswa dengan rata-rata dalam satu hari ada 26 orang mahasiswa yang beraktivitas di Gazebo H. Aktivitas mahasiswa tersebut antara lain; mengerjakan tugas, kegiatan praktek mata kuliah, aktivitas keperluan non-akademik, aktivitas santai/rekreatif, serta aktivitas sosial (mengobrol). Diantara mereka sebagian besar duduk berkelompok lebih dari 2 orang sambil mengerjakan tugas dan sebagian yang lain berbincang-bincang dengan topik informal (sehari-hari). Jumlah terbanyak penggunaan Gazebo H sebagai tempat untuk beraktivitas oleh mahasiswa adalah pada jam
27 Temuan Penelitian Temuan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian telah didapatkan gambaran kondisi ruang publik serta bagaimana mahasiswa menggunakan dan beraktivitas di ruang publik FPTK. Terdapat banyak faktor yang dapat digunakan sebagai dasar pengamatan serta penilaian pada penggunaan masing-masing ruang publik. Berdasarkan objek utama penelitian yakni mahasiswa dan ruang publik, ditemukan beberapa permasalahan dari sisi aktivitas mahasiswa di ruang publik yang sangat dipengaruhi oleh fasilitas yang tersedia, antara lain: 1. Adanya fasilitas Hot Spot (WiFi) mendorong mahasiswa beraktivitas di ruang publik, serta adanya stop kontak pada beberapa titik ruang publik dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk beraktivitas dengan notebook. 2. Kantin pada koridor utara merupakan bagian dari laboratorium Tata Boga dengan fungsi pelayanan yang sangat terbatas dan mengganggu akses pada koridor. 3. Di waktu-waktu tertentu tejadi penumpukan atau kesesakan pada beberapa ruang publik di luar gedung dikarenakan kapasitas ruang publik yang terbatas. Hal ini membuat mahasiswa memanfaatkan ruang-ruang publik informal yang berada di luar area pengamatan seperti pada area kosong (di bawah pohon) yang teduh di bagian barat plaza. 4. Pada waktu-waktu tertentu terlihat mahsiswa duduk di lantai untuk memanfaatkan area yang tanpa dilengkapi tempat duduk. 5. Berdasarkan hasil observasi, ruang fotokopi pada koridor utara terlihat tidak dapat menjalankan pelayanannya dengan efisien dikarenakan adanya keterbatasan ruang. 6. Pada koridor selatan terdapat tumpukan barang sisa pameran dan meja gambar yang mengganggu akses pada koridor.
28 64 Efektif tidaknya fungsi ruang publik setelah bangunan selesai dibangun dan dipakai oleh penghuni selama periode waktu tertentu dapat diamati melalui beberapa hal antara lain; pertama, unsur teknis dan fungsional meliputi aspek kenyamanan, akses dan pencapaian, serta fasilitas yang ada, kedua, unsur perilaku (behavior setting) yang meliputi aspek sosial dan psikologis pengguna seperti; privasi, interaksi penghuni, persepsi lingkungan, rasa kepemilikan, pemahaman bangunan, kognisi, dan orientasi lingkungan penghuni. Ruang-ruang publik tersebut memiliki karakteristik tertentu, secara teknis dan fungsional maupun perilaku dapat digambarkan pada Tabel 4.10 berikut: Tabel 4.10 Unsur-Unsur Pengamatan No R. Publik Unsur Teknis dan Fungsional Pola Perilaku 1. Lobby 1. Memiliki fasilitas tempat duduk dan meja sebagai ruang tunggu tamu 2. Merupakan akses utama keluar masuk bangunan 3. Memiliki fasilitas meja resepsionis/penerima tamu Mahasiswa beraktivitas pada lobby dengan duduk di area resepsionis, di lantai, dan di tangga. 2. Kantin 1. Memiliki fasilitas meja makan dan tempat duduk 2. Area pelayanan berbagi tempat dengan akses koridor utara 3. Merupakan kantin lab. Tata Boga Jurusan PKK Pada jam-jam tertentu terjadi kepadatan pada area kantin sehingga mengganggu pengguna jalan. 3. Koridor Selatan 1. Memiliki fasilitas tempat duduk untuk mahasiswa di depan loket pelayanan fakultas 2. Terdapat tumpukan barang sisa pameran dan meja gambar yang mengganggu kenyamanan dan akses pada koridor Mahasiswa beraktivitas dengan duduk di lantai di depan lift untuk memenuhi kebutuhan listrik notebook.
29 65 4. Koridor utara 1. Memiliki fasilitas tempat duduk di depan lift 2. Memiliki fasilitas ruang fotokopi di sudut bangunan di bawah tangga dengan jumlah penghunjung yang melebihi kapasitas Terjadi penumpukan atau antrian mahasiswa di sekitar area fotokopi karena sempitnya ruang dan tingginya jumlah mahasiswa yang membutuhkan layanan foto kopi. 5. Gazebo E 1. Memiliki fasilitas tempat duduk dan meja 2. Dilengkapi dengan stop kontak untuk kebutuhan kegiatan yng membutuhkan listrik, khususnya penggunaan notebook 3. Kapasitas maksimal 16 orang Secara umum, fungsi ruang publik gazebo berjalan dengan ideal. Namun pada waktuwaktu tertentu terjadi penumpukan jumlah mahasiswa pada Gazebo E. 6. Gazebo F 1. Memiliki fasilitas tempat duduk dan meja 2. Dilengkapi dengan stop kontak untuk kebutuhan kegiatan yng membutuhkan listrik, khususnya penggunaan notebook 3. Kapasitas maksimal 16 orang Secara umum, fungsi ruang publik gazebo berjalan dengan ideal. Namun pada waktuwaktu tertentu terjadi penumpukan jumlah mahasiswa pada Gazebo F. 7 Gazebo G 1. Ruang publik fleksibel tanpa tenpat duduk dan meja 2. Tidak memiliki akses langsung dari dan ke dalam bangunan, tidak dihubungkan dengan jalan setapak Tanpa dilengkapi meja dan tempat duduk, menjadikan Gazebo G sebagai fasilitas ruang publik yang memberikan lebih banyak pilihan kegiatan. 8. Gazebo H 1. Ruang publik fleksibel tanpa tenpat duduk dan meja 2. Tidak memiliki akses langsung dari dan ke dalam bangunan, tidak dihubungkan dengan jalan setapak Tanpa dilengkapi meja dan tempat duduk, menjadikan Gazebo G sebagai fasilitas ruang publik yang memberikan lebih banyak pilihan kegiatan. Sumber: Hasil Observasi Penulis Secara umum, dapat diamati bahwa permasalahan utama pada ruang publik FPTK adalah kurangnya kapasitas dan fasilitas penunjang yang terdapat pada setiap ruang publik.
30 Pola Perilaku Mahasiswa Pada Ruag Publik Gambar 4.15 Akses Pada Ruang Publik FPTK Akses utama terdapat pada lobby keluar dan masuk gedung FPTK berjumlah 3 buah yang dan koridor utara bangunan. Sedangkan akses antar gazebo dihubungkan dengan jalan setapak seperti terlihat pada Gambar Akses penghubung antar ruang publik tersebut menjadi titik yang mendistribusikan pencapaian mahasiswa ke masing-masing ruang publik. Lobby sebagai ruang dengann tingkat akses yang tinggi menjadi ruang yang paling banyak diakses oleh pengguna bangunan, termasuk mahasiswa. Sebagai ruang penerima, idealnya lobby memiliki fungsi sebagai ruang tunggu, namun keterbatasan fasilitas seperti tempat duduk menjadikan fungsi lobby kurang maksimal. Terbatasnya fasilitass mendorong sebagian mahasiswa untuk memaksakan diri duduk di lantai untuk memenuhi kebutuhannya akan ruang publik.
31 67 Gambar 4.16 Kesan Fisik pada Ruang Publik FPTK Ruang negatif, yaitu ruang publik yang menyebar dan tidak berfungsi dengan jelas serta bersifat negatif, biasanya terjadi secara spontann tanpa kegiatan tertentu. Terbentuk dengan tidak terencanakan, tidak terlingkup dan tidak termanfaatkan dengann baik sesuai dengan kebutuhan. (Rustam Hakin, 2002) Pada Gambar 4.16 dapat diamati beberapa ruang negatif pada ruang publik gedung FPTK. Pada bagian C terdapat barang-barangg tumpukan sisa pameran, pada bagian D terdapat meja dan papan pengumuman yang tidak tertata, dan pada bagian F terdapat meja gambar yang mengganggu akses koridor seperti terlihat pada Gambar Pada bagian G dan H tidak terdapat akses menuju gazebo, menjadikan kurang optimalnya fungsi gazebo G dan H. Pada bagian A yaitu lobby menjadi area yang kurang optimal karena kurangnya fasilitas penunjang, khususnya tempat
32 68 duduk. Pada bagian B, E, dan F menjadi area koridor utara yang cukup padat pada jam-jam tertentu, khususnya pada tempat fotokopi yang menggunakan sisa ruang dibawah tangga. Gambar 4.17 Foto Suasana Area F pada Koridor Selatan Sumber: Dokumentasi Penulis Kurangnya fasilitas ruang publik pada area gedung membuat beberapa mahasiswa pada waktu-waktu tertentu memenuhi kebutuhan ruangnya dengan duduk-duduk dan melakukan aktivitas di bawah pohon yang terdapat pada area J, K, dan L. Dari hasil observasi dapat diamati bahwa sebelum dan sesudah mahasiswa melakukan kegiatan perkuliahan di dalam kelas, sebagian besar mahasiswa menggunakan waktunya untuk memanfaatkan ruang publik yang ada sebagai tempat beraktivitas. Baik untuk sekedar bersosialisasi maupun kegiatan lain yang berhubungan dengann kegiatan akademik. Berdasarkan temuan tersebut maka ruang publik menjadi bagian yang penting dan berhubungan secara tidak langsung terhadap kelangsungan kegiatan akademik mahasiswa.
33 69 A Q B P C O N D E F G M L K J I H Gambar 4.18 Pola Behavior Setting Mahasiswa Pada Ruang Publik FPTK Selama kegiatan observasi, peneliti mengamati titik-titik setting pada ruang publik yang menjadi tempat mahasiswa berkumpul untuk beraktivitas. Gambar 4.18 merupakan sketsa behavorial mapping pada ruang publik FPTK. No Tabel 4.11 Pola Perilaku Mahasiswa pada Ruang A - I Perilaku Mahasiswa 1. Duduk di Lantai 2. Duduk di Tangga Berdiskusi/Aktivitas Sosial Aktivitas dengan Notebook/ Mengerjakan Tugas Menggunakan Fasilitas Fotokopi 6. Makan dan Minum 7. Kegiatan Adm. Ruang Publik A B C D E F G H I K. Utara, Kantin, Lobby, K. Selatan, Gazebo G & H Koridor Utara, Lobby, koridor Selatan K. Utara, Lobby, K. Selatan, Gazebo E, F, G, dan H. K. Utara, Lobby, K. Selatan, Gazebo E, F, G, H. v - v - - v - v 4 v v 2 v v v v v v v v v 9 - v - - v v - v v 5 Koridor Utara v Kantin, Gazebo E, F, G, dan H. - v v v v Koridor Selatan Sumber: Hasil Observasi Penulis Setting
34 70 Tabel 4.12 Pola Perilaku Mahasiswa pada Ruang J - Q No Perilaku Mahasiswa 1. Duduk di Lantai 2. Duduk di Tangga Berdiskusi/Aktivitas Sosial Aktivitas dengan Notebook/ Mengerjakan Tugas Menggunakan Fasilitas Fotokopi 6. Makan dan Minum 7. Kegiatan Administrasi Ruang Publik J K L M N O P Q K. Utara, Kantin, Lobby, K. Selatan, Gazebo G & H Koridor Utara, Lobby, koridor Selatan K. Utara, Lobby, K. Selatan, Gazebo E, F, G, dan H. K. Utara, Lobby, K. Selatan, Gazebo E, F, G, H. Setting v v v v 4 v v 2 v v v v v v v v 8 v - - v - - v v 4 Koridor Utara Kantin, Gazebo E, F, G, dan H v - v 2 Koridor Selatan - v Sumber: Hasil Observasi Penulis Berdasarkan hasil observasi dan temuan penelitian dapat dipetakan pola perilaku mahasiswa yang terjadi. Terlihat pada tabel 4.11 dan 4.12 beberapa aktivitas mahasiswa pada titik-titik setting ruang publik FPTK. Perilaku mahasiswa tersebut dijelaskan sebagai berikut antara lain: 1. Duduk di Lantai, mahasiswa duduk di lantai karena kurangnya fasilitas tempat duduk. Disamping itu juga karena didorong oleh adanya fasilitas WiFi (Hot Spot) sekaligus kebutuhan terhadap ruang untuk melakukan kegiatan di ruang publik. Duduk di lantai dalam hal ini dapat membuat fokus kegiatan menjadi berkurang karena mahasiswa terganggu dengan akses, misalnya pada koridor. Akibatnya, misalnya pada kegiatan diskusi di lantai koridor yang dilakukan oleh 3 orang mahasiswa untuk menyelesaikan tugas, karena terganggu maka tahapan-tahapan proses dalam kegiatan bertukar informasi itu pun tidak berjalan dengan maksimal. 2. Duduk di Tangga, mahasiswa yang duduk di tangga pada umunya melakukan aktivitas yang bersifat santai, rekreatif, atau aktivitas sosial
35 71 lainnya. Adanya faktor kelelahan ataupun karena adanya keperluan untuk menunggu membuat mahasiswa duduk di tangga. Walau pada beberapa kasus ditemukan mahasiswa duduk di tangga sambil beraktivitas dengan notebook, namun hal ini jarang. Selain keterbatasan fasilitas tempat duduk, ketidakjelasan hierarki/batas behavior setting pada tangga juga mempengaruhi perilaku mahasiswa yang duduk di tangga. 3. Berdiskusi/Aktivitas Sosial, perilaku ini merupakan kebutuhan dasar setiap individu. Pada setiap titik setting di ruang publik FPTK dapat ditemukan mahasiswa yang melakukan kegiatan ini. Tingginya kebutuhan untuk melakukan aktivitas sosial idealnya harus diimbangi dengan tingkat privasi yang memadai. Privasi yang didapat = Privasi yang diinginkan (Altman, 1975). Pada ruang publik FPTK banyak ditemukan terjadinya isolasi sosial maupun kesesakan, namun karena adanya kebutuhan terhadap ruang publik, maka mahasiswa tetap menyesuaikan diri untuk beraktivitas (melakukan mekanisme kontrol) untuk memperoleh privasi di setiap titik ruang publik yang ada. 4. Aktivitas dengan Notebook/Mengerjakan Tugas, berdasarkan hasil observasi dapat diamati bahwa sebagian besar mahasiswa dalam setting yang memanfaatkan ruang publik untuk melakukan suatu aktivitas melakukan kegiatan dengan notebook. Ada yang bersifat santai, mengerjakan tugas, bersifat pribadi ataupun kelompok. Kegiatan ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi proses pembelajaran mahasiswa, karena umunya mahasiswa mengandalkan internet untuk mencari rujukan atau sumber-sumber informasi berkaitan dengan perkuliahan. Jika aktivitas
36 72 mahasiswa dalam hal ini dapat dioptimalkan, khususnya berkaitan dengan fasilitas ruang publik, maka kegiatan ini pun dapat berjalan dengan lebih baik. 5. Menggunakan Fasilitas Fotokopi, Sebagai sarana pelengkap fakultas di ruang publik, tempat fotokopi menjadi sangat strategis. Tempat fotokopi idealnya dapat melayani kebutuhan mahasiswa maupun civitas keseluruhan. Pada fasilitas ini, ruang yang dipergunakan sangat terbatas dan merupakan ruang sisa di bawah tangga koridor utara. Setiap hari pada jam-jam tertentu terjadi kesesakan yang mengakibatkan tidak terlayaninya kebutuhan untuk fotokopi dan print dokumen. Mahasiswa mengantri cukup panjang dan sering tidak sabar dan akhirnya lebih memilih tempat fotokopi di luar kampus walaupun jaraknya lebih jauh. 6. Makan dan Minum, Aktivitas ini sebagian besar terjadi di kantin/lab. Tata Boga yang memiliki fungsi kantin, namun tidak jarang ditemukan di beberapa fasiltas ruang publik seperti pada Gazebo E dan F, maupun G dan H. Kesesakan yang terjadi pada kantin terjadi karena keterbatasan fasilitas tempat duduk, hal ini juga karena fungsi kantin sebagai ruang publik yang belum terdefenisikan dengan jelas. 7. Kegiatan Administrasi, Secara khusus area di koridor selatan memiliki fungsi administratif. Berdasarkan hasil observasi sering terlihat sekelompok mahasiswa pada jam tertentu melakukan kegiatan di loket fakultas. Berdasarkan dari seluruh pola perilaku yang berhasil diamati, dapat ditarik kecenderungan pola aktivitas yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa yaitu
37 73 pada poin ke 3 dan 4, yaitu berdiskusi dan aktivitas sosial (19 setting dari 46 setting) dan aktivitas dengan notebook/mengerjakan tugas (9 setting dari 46 setting). Dua pola perilaku ini sangat berkaitan dengan kegiatan pembelajaran karena di ruang publik tersebutlah para mahasiswa dapat berbagi dan saling bertukar informasi mengenai kegiatan perkuliahan Jumlah Mahasiswa pada Ruang Publik Berikut pada Tabel 4.13 terlihat jumlah mahasiswa di setiap ruang publik selama waktu pengamatan berlangsung. Tabel 4.11 Jumlah dan Persentase Mahasiswa pada Ruang Publik No Ruang Publik S S R K J Jumlah % 1 Lobby Kantin K. Selatan K. Utara Gazebo E Gazebo F Gazebo G Gazebo H Sumber: Hasil Observasi Penulis % Dari hasil observasi ditemukan ruang publik dengan jumlah mahsiswa terbanyak (hasil penghitungan jumlah mahasiswa selama satu minggu efektif/5hari) yaitu pada Gazebo E (401 orang mahsiswa) dan F (392 orang mahasiswa). Dua Gazebo ini adalah ruang publik yang tidak pernah kosong mulai dari jam hingga Dengan kapasitas maksimal sebanyak 16 orang, di setiap jamnya Gazebo E dan F hampir selalu dipenuhi oleh mahsiswa. Sedangkan pada Gazebo G dan H, dengan luas area yang sama dengan Gazebo E dan F namun tanpa fasilitas tempat duduk dan stop kontak, digunakan
38 74 oleh 1/3 dari jumlah mahasiswa pada Gazebo E dan F. Yaitu pada G (112 orang mahasiswa) dan H (132 orang mahasiswa). Diagram 4.1 Persentase Jumlah Mahasiswa pada Ruang Publik Gazebo F 20% Gazebo H 7% Gazebo G 6% Lobby 5% Kantin 10% K. Selatan 13% Gazebo E 20% K. Utara 19% Sumber: Hasil Observasi Penulis Diagram 4.1 menggambarkan persentase jumlah mahasiswa pada tiap ruang publik yang di amati. 40% mahasiswa atau hampir dari setengah jumlah mahsiswa yang beraktivitas di ruang publik memanfaatkan Gazebo E dan F. Lobby menjadi ruang publik yang paling jarang digunakan oleh mahasiswa dikarenakan minimnya fasilitas yang tersedia. Sedangkan Gazebo G dan H menunjukkan perbedaan jumlah mahasiswa yang jauh dengan Gazebo E dan F dikarenakan selain tidak adanya fasilitas seperti stop kontak dan tempat duduk, juga karena minimnya akses untuk menuju Gazebo tersebut. Koridor selatan dan utara memiliki jumlah penggunaan ruang publik yang relatif sama, koridor utara lebih banyak 6% disebabkan adanya ruang publik aktif seperti kantin dan tempat fotokopi.
39 75 Bagan 4.1 Jumlah Rata-Rata Mahasiswa Perhari Lobby Kantin K. Selatan K. Utara Gazebo E Gazebo F Gazebo G Gazebo H Sumber: Hasil Observasi Penulis Bagan 4.1 dan 4.2 memberikan gambaran rata-rata perhari dan perjam jumlah mahasiswa yang berada di ruang publik. Lobby menjadi ruang publik dengan jumlah mahasiswa paling sedikit, sedangkan Koridor utara, Gazebo E, dan F menjadi area ruang publik dengan jumlah mahasiswa terbanyak. Bagan 4.2 Jumlah Rata-Rata Mahasiswa Perjam Lobby Kantin K. Selatan K. Utara Gazebo E Gazebo F Gazebo GGazebo H Sumber: Hasil Observasi Penulis
40 76 Bagan jumlah mahasiswa rata-rata perjam (Bagan 4.2) pada tiap ruang publik dapat menggambarkan tingkat preferensi pemilihan ruang publik untuk dijadikan sebagai tempat beraktivitas oleh para mahasiswa. Berdasarkan hasil observasi, tinggi rendahnya jumlah mahasiswa yang menempati ruang publik sangat dipengaruhi oleh fasilitas fisik atau fasilitas penunjang yang dapat mengakomodasi kegiatan didalamnya. Bagan 4.3 Jumlah Mahasiswa Setiap Jam di dalam Bangunan Lobby Kantin K. Selatan K. Utara Bagan 4.4 Jumlah Mahasiswa Setiap Jam pada Gazebo E F G H Bagan 4.3 dan 4.4 mengggambarkan tingkat penggunaan ruang pubik di setiap jam (berdasarkan jumlah mahasiswa) di setiap ruang publik.
BAB I PENDAHULUAN. Ruang publik sebagai sarana umum menjadi kebutuhan yang cukup vital
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ruang publik sebagai sarana umum menjadi kebutuhan yang cukup vital dan mendasar dalam memfasilitasi interaksi antar manusia. Respon seseorang terhadap lingkungannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampus sebagai lingkungan pendidikan (Learning Society) menjadi tempat untuk mahasiswa tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang aktif dan kreatif. Dalam proses
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sesuai dengan judul yang digunakan, penelitian ini bersifat kajian atau studi eksplorasi. Metodologi penyajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciFasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)
Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur
Lebih terperinciBAB IV PENGAMATAN PERILAKU
BAB IV PENGAMATAN PERILAKU 3.1 Studi Banding Pola Perilaku Pengguna Ruang Publik Berupa Ruang Terbuka Pengamatan terhadap pola perilaku di ruang publik berupa ruang terbuka yang dianggap berhasil dan mewakili
Lebih terperinciABSTRAK. Indonesia yang memiliki Grha Widya Maranatha sebagai pusat pembelajaran
ABSTRAK adalah salah satu universitas terkemuka di Indonesia yang memiliki Grha Widya Maranatha sebagai pusat pembelajaran mahasiswa. Ruangan lantai satu terutama pada area kantin dan entrance terasa padat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan zaman yang semakin maju menuntut manusia untuk dapat mengimbangi dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Saat ini, ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir ini akan disajikan hasil akhir dari penelitian yaitu simpulan dari data yang telah diperoleh dan hasil analisis penulis, serta memberikan saran-saran yang berkaitan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.2 Variabel Penelitian, Fokus Penelitian, Alur Berfikir Variabel Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dimana proses pengumpulan dan peringkasan datanya untuk menggambarkan berbagai karakteristik
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERANCANGAN
BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku
Lebih terperinci2014 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RUANG PUBLIK KAMPUS UPI BERDASARKAN AKTIVITAS MAHASISWA
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kampus sebagai lingkungan pendidikan menjadi tempat atau wadah bagi mahasiswa untuk berkembang menjadi pribadi yang aktif dan mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
174 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah Perpustakaan ITS Surabaya dan Perpustakaan UK Petra Surabaya melakukan pemanfaatan fungsi ruang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Widyatama merupakan salah satu Universitas di Kota Bandung yang memiliki kawasan wilayah yang cukup besar dan luas yang dapat dipergunakan untuk mahasiswa
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Hasil Survey Evaluasi Pemanfaatan Ruang di Jurusan Teknik. Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik UGM
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Hasil Survey Evaluasi Pemanfaatan Ruang di Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik UGM Adapun beberapa kesimpulan yang diperoleh
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :
BAB IV ANALISA IV.1. Aspek Non Fisik IV.1.1 Analisa Kegiatan Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : a) Kelompok
Lebih terperinci3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Akibat perkembangan jaman dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, membuat gaya hidup seseorang untuk mencari suatu hiburan menjadi berubah. Waktu mereka habis hanya untuk bekerja dan belajar sehingga
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN SETING PRILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN NOSTALGIA KUPANG. Oleh I Kadek Mardika
LAPORAN PENELITIAN SETING PRILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN NOSTALGIA KUPANG Oleh I Kadek Mardika UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG 2015 i KATA PENGANTAR Dunia arsitektur selama ini lebih banyak diketahui
Lebih terperinciSpatial Analysis Furniture Public Space. Shenly Riatna
Spatial Analysis Furniture Public Space Adhika W Ana Chanifah Josia Rajaguguk Hedianur F Shenly Riatna M Abdullah Bajri Putra Alit Rizky Aditya Syahnaz FN Public Furniture Furniture bekerja saat furniture
Lebih terperinciTUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU UNEJ 2015 DISKRIPSI TENTANG PSIK, MOTIVASI DIRI DI PSIK DAN KEGIATAN DI PSIK. oleh.
TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU UNEJ 2015 DISKRIPSI TENTANG PSIK, MOTIVASI DIRI DI PSIK DAN KEGIATAN DI PSIK oleh Winda Mufidayani NIM 152310101101 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinci/ N/1 \ BAB 3. TEKNIS FUNGSIONAL
/ N/1 \ BAB 3. TEKNIS FUNGSIONAL I m Perpustakaan mempunyai cakupan pengguna terbatas pada anak dengan tingkatan usia 5-15 tahun atau anak dengan tingkat pendidikan antara TK - SMP, dengan pertimbangan
Lebih terperinciDIMENSI 1 KEBIJAKAN AKADEMIK
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 16,29 DIMENSI 1 KEBIJAKAN AKADEMIK 59,52 9,11 0,79 SP 17,75 9,95 11,53 16,29 P 44,7 50,51 51,08 54,38 61,04 59,52 KP 38,9 41,16 25,97 21,00 24,07 9,11 TP 16,2 8,33 5,19 1,77 3,36 0,79
Lebih terperinciBAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)
BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan
Lebih terperinciSTANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN
Lampiran Surat Keputusan Ketua STMIK KHARISMA Makassar Nomor: 580/B/STMIK Ketua/VIII/2016 A. Dasar 1. Undang undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi 2. Peraturan Menteri
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN
BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN VI.1. KESIMPULAN Kegiatan pasar minggu pagi di kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada diminati oleh kalangan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat luas sebagai sarana relaksasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ
BAB VI KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini merupakan hasil dari analisis dan pembahasan terhadap penilaian komponen setting fisik ruang terbuka publik dan non fisik (aktivitas) yang terjadi yang
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1. Latar Belakang Pemilihan Tema Gambaran beberapa kata kunci dengan pengelompokan dalam tapak dan sekitarnya, dengan pendekatan pada tema : Diagram 3.1.Latar Belakang Pemilihan
Lebih terperinciB A B 4 A N A L I S I S
B A B 4 A N A L I S I S Pada bab ini saya ingin melakukan analisis terhadap data yang sudah didapat dari studi kasus berdasarkan tiga teori pada bab sebelumnya. Pertama, saya ingin melihat hubungan keempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahasiswa lebih sering menghabiskan hari-harinya dengan melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Hubungan antara manusia dengan lingkungannya mempunyai hubungan secara timbal balik. Lingkungan yang baik akan membentuk sikap mental dan manusia yang berbudi,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut:
BAB IV PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut: Ruang studio di kampus Ruang studio di kampus Tabel 4.1 Perbandingan ruang studio desain
Lebih terperinciPekerjaan Plat Lantai dan Instalasi Pipa Listrik pada Vihara Cinta Kasih Palembang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari sekian banyak mata kuliah yang ada, salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa/i Strata-1 Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Katolik Musi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan sekolah mempunyai peranan yang penting dalam kerangka pendidikan sebagai salah satu penentu mutu hasil pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas anak didik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Atlet dituntut untuk selalu memiliki kondisi tubuh yang prima, terutama pada musim pertandingan untuk mencapai hasil yang optimal. Seperti yang dikemukakan oleh Sajoto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas dan di dalamnya terjadi pola interaksi antara guru dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar dan mengajar yang berlangsung di dalam kelas dan di dalamnya terjadi pola interaksi antara guru dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Fokus penelitian ini adalah eksplorasi kematangan sosial anak peserta
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Fokus penelitian ini adalah eksplorasi kematangan sosial anak peserta homeschooling. Penelitian ini berusaha memberikan gambaran mengenai proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi yang dibutuhkan manusia begitu banyak dan tidak dapat dipisahkan dari keseharian kehidupan. Akan tetapi, pada kenyataannya, tidak semua masyarakat di Indonesia
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara,
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Upaya mencerdaskan bangsa yang diamanatkan UUD 1945 ditempuh pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal. Prioritas sasaran pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan
BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi dari penelitian yang berjudul Hubungan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Analisa Makro Lokasi Gedung : Bridging Campus Binus University Gambar 3.1 Lokasi Bridging Campus Sumber : google images Alamat : Jl. Alam Sutera Boulevard No. 1, Alam Sutera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Saat ini industri perhotelan di Indonesia terus berkembang seiring dengan perkembangan dunia usaha yang ditandai dengan terus bertambahnya jumlah hotel yang ada. Dengan
Lebih terperinciPENANDAAN TERITORI DAN INVASINYA TERHADAP RUANG PUBLIK
KARYA TULIS ILMIAH PENANDAAN TERITORI DAN INVASINYA TERHADAP RUANG PUBLIK (Study Kasus Mall Pasar Baru dan Istana Plaza Bandung) TODDY HENDRAWAN YUPARDHI S.Sn, M.Ds DOSEN TETAP PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR
Lebih terperinciBAB III : DATA DAN ANALISA
BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803
Lebih terperinciKAJIAN PERILAKU DAN TERITORI PADA SELASAR BIOSKOP EMPIRE XXI YOGYAKARTA
MAKALAH STUDI PERILAKU KAJIAN PERILAKU DAN TERITORI PADA SELASAR BIOSKOP EMPIRE XXI YOGYAKARTA HALAMAN JUDUL Oleh : Hendro Trieddiantoro Putro 13/356033/PTK/09150 PROGRAM STUDI S2 TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA
BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM
Lebih terperinciBAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Usia dini merupakan suatu masa keemasan (golden age) bagi setiap manusia. Hal ini dikarenakan, pada masa ini lah seseorang dapat membentuk perilaku dan kepribadiannya
Lebih terperinciGEDUNG PAMERAN SENI RUPA
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PAMERAN SENI RUPA DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
23 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Desain Lanskap kampus Fakultas Seni Rupa dan Desain menitikberatkan pada sebuah plaza dengan amphitheatre di bagian tengah kampus yang menghubungkan semua gedung
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Kegiatan PPL dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, tepatnya di Jalan Kapas No. 7, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta. Kegiatan PPL dimaksudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI
BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Mahasiswa sebelum melaksanakan program PPL, terlebih dahulu melakukan beberapa rangkaian kegiatan observasi, baik itu melalui pengamatan terhadap situasi dan lingkungan
Lebih terperinciPOLA PEMANFAATAN DAN PELAYANAN ALUN-ALUN KOTA PATI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TUGAS AKHIR TKPA 244
POLA PEMANFAATAN DAN PELAYANAN ALUN-ALUN KOTA PATI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TUGAS AKHIR TKPA 244 Oleh : INDRA KUMALA SULISTIYANI L2D 303 292 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Analisis Target pasar yang didapatkan melalui Hasil Interpretasi dari Pendekatan Psikografik, Demografik dan Perilaku Hasil yang diperoleh adalah 3 Cluster
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya
Lebih terperinciSetelah mengikuti sesi ini, pengawas diharapkan mampu: Mengenali pelaksanaan supervisi yang lebih baik
UNIT 5a PENDAMPINGAN UNIT 5a PENDAMPINGAN Pendahuluan Pengawas Mata Pelajaran (selanjutnya disebut Pengawas) mempunyai posisi dan peran yang sangat penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Pengawas adalah
Lebih terperinciVI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET
42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar belakang Di Indonesia, kopi menjadi komoditas perkebunan yang sangat digemari oleh penduduk. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan konsumsi kopi di Indonesia secara keseluruhan.
Lebih terperinciRUANG : VOLUME DENGAN BATAS-BATAS TERTENTU KARAKTER RUANG TERBUKA TERTUTUP SEMI TERBUKA SEMI TERTUTUP
RUANG : VOLUME DENGAN BATAS-BATAS TERTENTU KARAKTER RUANG TERBUKA TERTUTUP SEMI TERBUKA SEMI TERTUTUP Pencapaian sirkulasi untuk menuju tempat : Langsung Tersamar Berputar KENYAMANAN RUANG, dan SIRKULASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan aktivitas yang sangat padat. Pasar ini merupakan pusat batik dan tekstil yang menjadi tempat
Lebih terperinciPENGARUH LINGKUNGAN BUATAN PADA PERILAKU MANUSIA
PENGARUH LINGKUNGAN BUATAN PADA PERILAKU MANUSIA Pia Sri Widiyati Program Studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain InterStudi Jl. Kapten Tendean No. 2 Kebayoran Baru Jakarta Selatan Abstrak Para ahli
Lebih terperinciBab III. Judul Proyek : Perpustakaan Learning Society. Bandung. Jenis Proyek : Proyek Perancangan Fasilitas Rekreasi. Lokasi : Jl. Dr.
Bab III 3.1 Deskripsi Proyek Judul Proyek : Perpustakaan Learning Society Bandung Jenis Proyek : Proyek Perancangan Fasilitas Rekreasi & Kegiatan Budaya Sifat : Fiktif Lokasi : Jl. Dr. Setiabudi Timur
Lebih terperinciRuang Personal Pemustaka di Ruang Baca Perpustakaan Umum Kota Malang
Ruang Personal Pemustaka di Ruang Baca Perpustakaan Umum Kota Malang Iman Hidayatullah 1 dan Tito Haripradianto 2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan salah satu aktor dalam perguruan tinggi karena
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan salah satu aktor dalam perguruan tinggi karena aktivitasnya dalam perguruan tinggi tersebut, adapun mahasiswa dengan segala aktivitasnya dapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode pengumpulan data, metode analisis data serta metode penyajian hasil analisis data.
BAB III METODE PENELITIAN Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu optimalisasi peran dan fungsi ruang publik Taman Sungai Kayan kota Tanjung Selor Kalimantan Utara, maka diperlukan penajaman metode penelitian
Lebih terperinciPeranan Ibu Rumah Tangga Terhadap Terciptanya Ruang Publik Di Kawasan Padat Penduduk Pattingalloang Makassar
Received: March 2017 Accepted: March 2017 Published: April2017 Peranan Ibu Rumah Tangga Terhadap Terciptanya Ruang Publik Di Kawasan Padat Penduduk Pattingalloang Makassar Indah Sari Zulfiana 1* 1 Program
Lebih terperinciBAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang
BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang Setelah mendapatkan data dan menganalisisnya, hal yang kami lakukan selanjutnya adalah merancang program ruang. hal yang pertama yang kami lakukan adalah mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pariwisata, hotel mempunyai peran yang sangat penting dimana hotel merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih seseorang atau beberapa orang
Lebih terperinciPERENCANAAN BANGUNAN INFRAKSTRUKTUR PENDIDIKAN (GAZEBO) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
PERENCANAAN BANGUNAN INFRAKSTRUKTUR PENDIDIKAN (GAZEBO) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO Sari Utama Dewi Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Metro,
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis
185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa
Lebih terperinciTUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU (P2 MABA) ESAI TENTANG KAMPUS PSIK, MOTIVASI MASUK PSIK, DAN DESKRIPSI TENTANG PSIK.
TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU (P2 MABA) ESAI TENTANG KAMPUS PSIK, MOTIVASI MASUK PSIK, DAN DESKRIPSI TENTANG PSIK oleh Ifka Wardaniyah NIM 152310101114 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pepustakaan berperan sangat penting bagi perguruan tinggi sebagai jantung perguruan tinggi tidak dapat dipungkiri lagi. Perpustakaan merupakan sarana penunjang bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan sejumlah perangkat personalia, gedung, koleksi, serta anggarannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan masyarakat nonformal yang diselenggarakan dengan tujuan melayani masyarakat secara luas dan merata dengan menyediakan
Lebih terperinciDENAH ALTERNATIF 1 LANTAI 1
LANTAI 1 pada denah alt.1, area resepsionis menghadap ke arah entrance sehingga memudahkan akses bagi tamu hotel. Security & bellboy station diletakkan di sebelah kanan entrance juga memudahkan bellboy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya akan memberikan konsekuensi terhadap kebutuhan ruang. Pertumbuhan penduduk di kota besar
Lebih terperinciREDESAIN PENGADILAN NEGERI SEMARANG KELAS IA KHUSUS
REDESAIN PENGADILAN NEGERI SEMARANG KELAS IA KHUSUS Oleh : Siska Cahyani, Indriastjario, Budi Sudarwanto Pengadilan Negeri Semarang memiliki fungsi sebagai wadah peradilan untuk memberikan pelayanan hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Football Plus adalah organisasi non-profit yang didirikan pada tahun 2007, ketika John Hamilton dan keluarganya pindah ke Indonesia. Sebelumnya, Jon telah mengunjungi
Lebih terperinciDinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL
1. Peraturan Teknis a. Jarak bebas Bangunan Gedung / Industri KDB KLB 3 3 Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL GSB GSJ GSJ Intensitas bangunan (KDB/KLB), dimaksudkan agar menjaga
Lebih terperinciBAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY
81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental
Lebih terperinciBAB V STUDI KASUS. Pada bab ini dilakukan studi kasus untuk menerapkan model komunitas belajar learnercentered hasil perancangan pada bab IV.
BAB V STUDI KASUS Pada bab ini dilakukan studi kasus untuk menerapkan model komunitas belajar learnercentered hasil perancangan pada bab IV. V.1 Deskripsi Umum Studi Kasus Studi kasus dipilih adalah forum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PROYEK
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Luas Tapak : Pusat Kebugaran dan Spa : Arsitektur Tropis : Jl. Gandul Raya, Krukut, Depok : Fiktif : ± 15.000 m² (1,5
Lebih terperinciCitra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Citra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi Gina Asharina, Agus S. Ekomadyo Program Studi Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberadan ruang terbuka publik di dalam suatu kota semakin terbatas. Pembangunan gedung-gedung tinggi dan kawasan industri yang merupakan trademark dari kemajuan suatu
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. masyarakat global yang berdampak terhadap gaya hidup seseorang. termasuk dalam memenuhi kebutuhan hiburan. Rutinitas yang cukup
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika perkembangan zaman telah mengubah dimensi masyarakat global yang berdampak terhadap gaya hidup seseorang termasuk dalam memenuhi kebutuhan hiburan.
Lebih terperinciBAB IV IDENTIFIKASI MASALAH
BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH Sebelum mengidentifikasi permasalahan pada perpustakaan Pusat ITB, terleih dahulu harus dipelajari terlebih dahulu mengenai aktifitas yang terdapat pada perpustakaan. STUDI
Lebih terperinciAbstraksi. Dalam karya ilmiah ini akan di terangkan tentang peluangpeluang bisnis di area kampus, bagaimana memulai usaha di
Abstraksi Dalam karya ilmiah ini akan di terangkan tentang peluangpeluang bisnis di area kampus, bagaimana memulai usaha di lingkungan kampus. Dan dalam karya ilmiah ini diharapkan maha siswa dapat berpikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Sebagian besar manusia menghabiskan lima puluh persen dari hidup mereka dengan melakukan berbagai kegiatan di dalam lingkungan indoor. (Sundstrom dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2004) metode penelitian adalah suatu cara-cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan suatu data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
Lebih terperinciDATTA SAGALA WIDYA PRASONGKO, 2016 PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP SISTEM SIRKULASI GEDUNG FPTK UPI
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Arsitektur adalah ilmu dan seni dalam perencanaan dan perancangan lingkungan binaan, mulai dari lingkup makro hingga lingkup mikro. Dalam arti yang lebih sempit, arsitektur
Lebih terperinciBAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN DATA
BAB II TINJAUAN DATA A. Tinjauan Umum 1. Tinjauan terhadap Rumah Tinggal a. Pengertian Rumah tinggal 1. Salah satu sarana tempat tinggal yang sangat erat kaitannya dengan tata cara kehidupan masyarakat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Pos Indonesia yang selanjutnya disebut Kantor Pos merupakan badan usaha milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang layanan sarana komunikasi seperti mengirimkan
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN TANGGAPAN
BAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN TANGGAPAN 4.1 Kesimpulan Kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan tentang Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Kota Tangerang diatas adalah : 1. Pengadaan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-1 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data pada bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dari penelitian
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KOMPLEK PERKANTORAN BALAI KOTA DEPOK Mochamad Iqbal Permana
PENGEMBANGAN KOMPLEK PERKANTORAN BALAI KOTA DEPOK Mochamad Iqbal Permana 20303033 ABSTRAKSI Merupakan proyek tugas akhir yang mengangkat isu-isu yang beredar dimasyarakat serta berdasarkan analisa dan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Umum Perancangan Gambar 4. 1 Diagram Ilustrasi Konsep Umum Perancangan Berawal dari komunitas bernama generasi 90-an, muncul sebuah buku ilustrasi populer yang menjadi
Lebih terperinci