BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
|
|
- Verawati Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Widyatama merupakan salah satu Universitas di Kota Bandung yang memiliki kawasan wilayah yang cukup besar dan luas yang dapat dipergunakan untuk mahasiswa dan mahasiswinya untuk kegiatan perkuliahan ataupun kegiatan mahasiswa lainnya. Dengan lokasi yang cukup luas, pihak Universitas memberikan fasilitas-fasilitas untuk memberikan kenyamanan bagi mahasiswa dan individu yang ada didalamnya untuk beraktifitas. Salah satu fasilitas yang diberikan oleh pihak Universitas Widyatama adalah taman-taman yang tersedia dibeberapa tempat dan sudut didalam sekitar Universitas Widyatama, hasilnya banyak mahasiswa maupun mahasiswi Universitas Widyatama yang mempergunakan fasilitas tersebut untuk segala keperluannya dilingkungan Universitas Widyatama. Taman-taman disekitar Universitas Widyatama dilengkapi oleh fasilitas lampu penerangan, meja dan kursi permanen yang didesain senyaman mungkin dengan ditunjang oleh saklar listrik dibeberapa meja dan kursi juga tempat sampah ditaman-taman sekitar Universitas Widyatama tersebut. Pihak Universitas Widyatama juga menambahkan koneksi internet Wi-fi secara gratis bagi mahasiswa dan mahasiswi yang dapat mengakses fasilitas tersebut (Hasil wawancara dengan Bapak Syarif selaku Staff IT Universitas Widyatama ; 2013). Dengan adanya berbagai macam fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh pihak Universitas Widyatama, terbukti dari pengamatan penulis bahwa banyak mahasiswa dan mahasiswi menggunakan taman-taman tersebut sebagai tempat berkumpul khususnya di taman gedung C atau biasa disebut taman LB, taman gedung K, deretan kursi di taman yang biasa disebut pantai, taman pustaka loka, dan taman sekitaran gedung F yaitu unit kegiatan mahasiswa. Namun taman-taman yang sudah disediakan oleh pihak Universitas Widyatama tidak dipergunakan dengan baik oleh mahasiswa dan mahasiswinya, terbukti dengan banyaknya sampah sisa jajanan yang telah dikonsumsi oleh 1
2 2 mahasiswa yang menggunakan fasilitas meja dan kursi ditaman-taman tersebut masih banyak sampah yang tidak dibuang pada tempatnya. Berikut adalah hasil foto-foto dokumentasi pada taman-taman yang sering digunakan sebagai tempat berkumpul oleh mahasiswa dan mahasiswi Universitas Widyatama. Gambar 1.1. Dokumentasi Dari Sampah Yang Tidak Dibuang Pada Tempatnya Dilingkungan Taman-taman Sekitar Universitas Widyatama Dari gambar diatas telah membuktikan bahwa beberapa mahasiwa dan mahasiswi yang mempergunakan fasilitas taman-taman dilingkungan Universitas Widyatama, banyak yang tidak peduli dan tidak membuang sampah pada tempatnya walaupun terdapat tempat sampah disekitar mereka. Padahal menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra ; 2006). Undang- Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/ atau dari proses alam yang berbentuk padat. Faktor dari meningkatnya sampah di Universitas Widyatama ini karena semakin banyak mahasiswa dan mahasiswi yang mempergunakan fasilitas taman-taman sekitar Universitas Widyatama. Selain itu banyaknya mahasiswa dan mahasiswi Universitas Widyatama yang kurang menyadari untuk membuang sampah pada
3 3 tempatnya, namun hal tersebut tidak dibarengi dengan pengetahuan mahasiswa dan mahasiswi akan bahaya dari sampah. Maka dari itu tidak heran menumpuknya sampah saat ini mengakibatkan banyak masalah. Banyak masalah yang ditimbulkan oleh sampah salah satunya terhadap lingkungan sekitar, yaitu: Pencemaran Udara Pencemaran Air Pencemaran Tanah Gangguan Estetika Kemacetan Lalu lintas Dampak Sosial Dari informasi yang sudah disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa sampah dapat menjadi masalah bagi siapa saja apabila tidak dikelola dengan baik. Tidak menutup kemungkinan sampah dapat menjadi masalah bagi mahasiswa dan mahasiswi dilingkungan taman-taman yang sudah disediakan oleh pihak Universitas Widyatama, karena telah ditemukan setiap harinya terdapat sampahsampah yang tidak dibuang tidak pada tempatnya pada taman-taman di Universitas Widyatama yang cenderung tersedia tempat sampah. Dari hasil wawancara dengan obrolan ringan dengan salah satu staf fasilitas yaitu Bapak Hendra, bahwa sampah-sampah yang telah dibersihkan dan dikumpulkan oleh pegawai kebersihan maupun perawat ruangan, segera dikumpulkan didalam satu bak tempat sampah besar disetiap sudut disetiap gedung dan setiap lantainya, lalu sampah-sampah tersebut kembali dikumpulkan pada tempat yang sudah disediakan oleh pihak Universitas Widyatama yaitu tempat pembakaran sampah yang terdapat dibagian belakang dekat halaman parkir mobil atau disekitaran gedung K dan gedung F. Sampah-sampah tersebut tidak seluruhnya dibakar di tempat pembakaran sampah, namun ada beberapa diantaranya sampah-sampah yang telah dipilah dan dipilih untuk dapat dijual kepada pemborong sampah dan rongsokan (Hasil wawancara dengan Bapak Yadi selaku Staff Fasilitas Universitas Widyatama ; 2016). Penulis juga sering menemukan perawat ruangan melakukan aktifitasnya secara rutin setiap hari dipagi harinya selama hari-hari perkuliahan, seperti
4 4 membersihkan menyapu, mengepel dan tidak jarang pula membersihkan sisa-sisa sampah dari mahasiswa yang telah mengadakan kegiatan dihari sebelumnya. Hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Universitas Widyatama sangat memperhatikan betul perihal kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah, karena jam kerja dari setiap perawat ruangan dimulai pada pukul pagi setiap harinya selama hari kerja (Hasil wawancara dengan Bapak Yadi selaku Staff Fasilitas Universitas Widyatama ; 2016). Mahasiswa dan mahasiswi seyogyanya memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas terhadap sesuatu yang memiliki dampak besar apabila tidak diperlakukan dengan bijaksana, dalam hal ini adalah sampah-sampah yang tidak dibuang pada tempatnya dilingkungan taman-taman Universitas Widyatama. Mahasiswa dan mahasiswi di Universitas Widyatama sebagian besar merupakan masyarakat yang berdomisili tinggal dan penduduk asli yang tersebar di Kota Bandung (Biro Akademik Universitas Widyatama ; 2014), namun pada saat dua tahun belakangan ini, pemerintah Kota Bandung sedang menerapkan tertib membuang sampah pada tempatnya sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Walikota Bandung nomor 03 tahun 2005 dan nomor 522 tahun 2007 dan hal tersebut menjadi trend saat ini dikalangan anak muda khususnya mahasiswa dan mahasiswi di media sosial. Aturan tersebut salah satunya menyebutkan bahwa apabila masyarakat berkedapatan membuang sampah tidak pada tempatnya akan didenda langsung dan apabila didalam kendaraan roda empat tidak dilengkapi dengan tempat sampah, juga akan dikenakan denda atau sanksi. Dari penerapan yang sudah dilakukan tersebut, menjadikan salah satu trending topic pada beberapa bulan pada akhir tahun 2014 (infobandung.com ; 2014). Dari dampak yang tersebar melalui media sosial di Kota Bandung tersebut, telah banyak berpengaruh terhadap wawasan dan pengetahuan anak-anak muda di Kota Bandung khususnya mahasiswa dan mahasiswi Universitas Widyatama. Telah terbukti bahwa pada bulan-bulan sebelumnya, pihak Universitas Widyatama dengan mahasiswanya bekerja sama dengan pemerintah Kota Bandung dan warga setempat untuk mengadakan program bebersih sungai Cidurian yang melewati Universitas Widyatama pada bulan Juni 2014 dimana pihak Universitas
5 5 Widyatama menegaskan perihal dari dampak berbahaya yang ditimbulkan oleh sampah apabila tidak dibuang pada tempatnya. hal tersebut seperti yang telah diungkapkan oleh Kotler (2012) dimana pengetahuan (dalam hal ini adalah peraturan mengenai sampah yang telah disosialisasikan) dapat merubah suatu perilaku individu atau masyarakat yang berasal dari pengalaman. Penulis melakukan wawancara singkat kepada mahasiswa dan mahasiswi di Universitas Widyatama yang sedang berkumpul di taman-taman yang tersedia meja, kursi dan tempat sampah, untuk membuktikkan kesadaran individu-individu tersebut terhadap membuang sampah pada tempatnyadengan pernyataanpernyataan pada tabel berikut ini. Wawancara singkat tersebut dilakukan oleh penulis selama satu minggu terhitung sejak tanggal 01 February 2016 hingga 06 February 2016 pada jam setelah atau sebelum kuliah kurang lebih pada pukul pagi hingga pukul WIB sore, wawancara tersebut dilakukan berlokasi di taman-taman yang banyak ditemukan sampah-sampah berserakan dan diselingi secara ringan melalui obrolan-obrolan singkat kepada teman dan kerabat penulis yang menjadi mehasiswa Universitas Widyatama. Berikut adalah hasil wawancara singkat yang dilakukan penulis kepada mahasiswa-mahasiswa Universitas Widyatama. Tabel 1.1. Wawancara Singkat Pra Survey No Pernyataan Ya Tidak 1. Kesadaran mahasiswa untuk membuang sampah pada tempatnya dilingkungan taman-taman Universitas Widyatama 2. Mahasiswa mengetahui tentang bahaya apabila tidak membuang sampah pada tempatnya dilingkungan tamantaman 30 0 Universitas Widyatama 3. Mahasiswa memutuskan membuang sampah pada tempatnya dilingkungan taman-taman Universitas Widyatama Dari hasil pra-survey yang dilakukan terhadap 30 (tiga puluh) orang responden di kampus Universitas Widyatama Bandung, didapat hasil seperti pada tabel diatas. Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa mahasiswa dan mahasiswi Universitas Widyatama mengetahui dampak besar dari membuang sampah
6 6 sembarangan dilingkungan kampus mereka khususnya tempat yang biasa mereka berkumpul yaitu taman-taman disekitar Universitas Widyatama, namun pada penerapannya masih banyak mahasiswa dan mahasisiwi yang membuang sampah sembarangan dan tidak pada tempatnya dilingkungan taman-taman Universitas Widyatama. Kesadaran mahasiswa dan mahasiswi Universitas Widyatama terhadap kebersihan lingkungan sangat minim walaupun mengetahui dengan dampak buruk yang dihasilkan sampah, menurut Enget et. al. (dalam Saladin ; 2012) faktor yang mempengaruhi individu dalam berperilaku adalah faktor lingkungan, psikologis, sosial, pribadi dan motivasi. Mahasiswa merupakan seorang individu yang pasti sudah melewati jenjang pendidikan menengah atas lalu dalam tahap melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, namun beberapa faktor yang mempengaruhi mahasiswa dan individu untuk ikut berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan tidak tercipta dalam lingkungan Universitas Widyatama walaupun didalamnya banyak individuindividu yang memiliki taraf pendidikan yang cukup tinggi dan dapat mengatasi masalah tersebut Identifikasi Masalah Sampah merupakan suatu hal yang berbahaya apabila tidak dikelola dengan baik, dan juga memiliki dampak yang sangat buruk bagi lingkungan. Khususnya dengan sampah-sampah yang dihasilkan oleh mahasiswa Universitas Widyatama, ketika mereka sedang berkumpul di taman-taman yang disediakan oleh pihak Universitas Widyatama dimana biasa menjadi tempat mereka bersenda gurau mereka dikala waktu sedang menunggu atau selepas jam perkuliahan berlangsung. Sejatinya seorang mahasiswa maupun mahasiswi merupakan orang-orang yang memiliki perilaku yang seharusnya lebih bijaksana karena memiliki pengetahuan dan taraf pendidikan yang tinggi. Namun tidak pada mahasiswa Universitas Widyatama apabila dihadapkan mengenai sampah, karena masih banyak sampah yang tidak dibuang pada tempatnya disekitar lingkungan tempat berkumpulnya mahasiswa di lingkungan kampus yaitu dilingkungan sekitar
7 7 taman-taman didalam wilayah atau area kampus Universitas Widyatama yang memiliki fasilitas kursi, meja, saklar listrik, lampu penerangan dan tempat sampah yang telah disediakan oleh pihak Universitas Widyatama untuk memberikan rasa nyaman dilingkungan kampus tersebut. Pengetahuan dan wawasan yang dimiliki oleh mahasiswa Universitas Widyatama seharusnya dapat mendominasi untuk memutuskan membuang sampah pada tempatnya (Gaffar ; 2014), namun pada kenyataannya masih banyak sampah yang tidak dibuang pada tempatnya dilingkungan taman-taman sekitar Universitas Widyatama. Walaupun memiliki petugas kebersihan, mahasiswa Universitas Widyatama juga memiliki peranan dan tanggung jawab atas sampah dimana sampah tersebut juga dihasilkan dan dibawa oleh mahasiswa itu sendiri, lalu membuang disekitar taman-taman dilingkungan Universitas Widyatama selepas mereka mempergunakannya. Sikap mahasiswa yang tidak peduli terhadap sampah tersebut dapat dipengaruhi oleh lingkungan, dimana lingkungan tersebut juga mempengaruhi individu tersebut untuk tidak ikut menjaga dan berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan (Kotler ; 2012). Faktor internal mahasiswa dapat menentukan keputusan untuk membuang sampah pada tempatnya dilingkungan taman-taman sekitar Universitas Widyatama, namun pada kenyataannya faktor internal mahasiswa Universitas Widyatama lebih menghiraukan untuk membuang sampah pada tempatnya (Amini ; 2012). Penulis menjadi tertarik untuk meneliti tentang pengetahuan dan faktor internal khususnya pada mahasiswa Universitas Widyatama karena tidak membuang sampah pada tempatnya dilingkungan tamantaman sekitaran Universitas Widyatama. Hal tersebut dapat diteliti karena mahasiswa memiliki pengetahuan mengenai bahaya dari sampah apabila tidak dibuang pada tempatnya dan faktor internal mahasiswa mengenai cara bersikap dalam menyikapi sampah untuk memutuskan membuang sampah pada tempatnya. Pada penelitian ini hanya dibatasi oleh variabel pengetahuan dan faktor internal mahasiswa mengenai sampah di lingkungan taman-taman Universitas Widyatama dalam menentukan untuk membuang sampah pada tempatnya. Pembatasan terhadap variabel-variabel penelitian ini juga diduga menyebabkan menurunnya keputusan pribadi mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran betapa
8 8 pentingnya membuang sampah pada tempatnya, khususnya dilingkungan pendidikan tinggi seperti di kampus Universitas Widyatama. Dari sisi waktu penelitian, penelitian ini hanya membatasi sumber informasi mengenai sampah pada tahun 2015 dilingkungan sekitar taman-taman didalam wilayah atau area Universitas Widyatama, dan wawancara singkat kepada narasumber yaitu mahasiswa-mahasiswa aktif yang sedang berkumpul disekitar taman-taman Universitas Widyatama oleh penulis pada bulan Februari tanggal 01 hingga tanggal 06 pada tahun Sebelum melakukan wawancara singkat kepada narasumber, penulis sudah memperhatikan kondisi taman-taman di Universitas Widyatama selama satu bulan yaitu pada bulan January dikarenakan keresahan penulis memperhatikan taman-taman yang selalu kotor dengan sampahsampah sisa jajanan mahasiswa dan mahasiswi apabila sedang berkumpul di taman-taman sekitar Universitas Widyatama tersebut Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pendahuluan yang menjadi latar belakang masalah pada penelitian ini dan yang sudah dikemukakan diatas maka pokok permasalahan yang yang dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengetahuan mahasiswa mengenai dampak membuang sampah tidak pada tempatnya. 2. Bagaimana faktor internal mahasiswa mengenai membuang sampah pada tempatnya. 3. Bagaimana keputusan mahasiswa mengenai membuang sampah pada tempatnya. 4. Bagaimana pengaruh pengetahuan mahasiswa dalam memutuskan untuk membuang sampah pada tempatnya. 5. Bagaimana pengaruh faktor internal mahasiswa mengenai sampah dalam memutuskan untuk membuang sampah pada tempatnya.
9 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data serta mengintrepretasikannya tentang pengetahuan dan faktor internal mahasiswa mengenai sampah dalam memutuskan untuk membuang sampah pada tempatnya dilingkungan taman-taman Universitas Widyatama yang di lakukan secara komprehensif. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mendapatkan hasil kajian mengenai pengetahuan mahasiswa mengenai bahaya dari sampah apabila tidak membuang sampah pada tempatnya dilingkungan taman-taman Universitas Widyatama. 2. Mendapatkan hasil kajian mengenai faktor internal mahasiswa mengenai membuang sampah pada tempatnya dilingkungan taman-taman Universitas Widyatama. 3. Mendapatkan hasil kajian mengenai keputusan mahasiswa mengenai membuang sampah pada tempatnya dilingkungan taman-taman Universitas Widyatama. 4. Mendapatkan hasil analisis mengenai pengaruh pengetahuan mahasiswa mengenai sampah dalam memutuskan untuk membuang sampah pada tempatnya dilingkungan taman-taman Universitas Widyatama. 5. Mendapatkan hasil analisis mengenai pengaruh faktor internal mahasiswa mengenai sampah dalam memutuskan untuk membuang sampah pada tempatnya dilingkungan taman-taman Universitas Widyatama.
10 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Implikasi Akademik Penelitian ini dapat mengungkapkan hubungan antara pengaruh pengetahuan dan faktor internal mahasiswa mengenai sampah dalam memutuskan untuk membuang sampah pada tempatnya dilingkungan taman-taman Universitas Widyatama. 2. Implikasi Manajerial Penelitian ini dapat menambah gagasan pemikiran dan masukan kepada mahasiswa Universitas Widyatama untuk berperan aktif menjaga kebersihan dan juga meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap dampak berbahaya dari sampah.
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rokok merupakan hal yang sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat Indonesia, dari berbagai kalangan masyarakat mengetahui dan juga banyak diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taman merupakan fasilitas publik yang disediakan oleh Pemerintah Kota, yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial dan memperindah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Rizal, 2012:2) yang menyatakan bahwa penerapan ilmu dan teknologi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan sarana penting di era modernisasi saat ini, sehingga menimbulkan ketergantungan manusia terhadap alat transportasi baik pribadi atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa yang patut dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia yang sangat besar dari Tuhan Yang Maha Esa yang patut dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan baik agar menjadi sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi yang sekarang selalu dihadapi kota-kota besar di Indonesia adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu komponen yang penting bagi kehidupan dan perkembangan ekonomi, sosial, politik dan mobilitas penduduk. Permasalahan transportasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari adalah masalah sampah. Setiap manusia, memiliki potensi untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah lingkungan merupakan masalah yang akan terus berkembang dan berproses. Salah satu masalah lingkungan yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Kota Garut merupakan salah satu Kabupaten Kota yang baik dalam menjalankan sektor properti. Kebutuhan akan hunian yang nyaman di Kabupaten Kota Garut mengalami
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAGIAN PERLENGKAPAN DAN RUMAH TANGGA dan Rumah Tangga merupakan salah satu bagian dari struktur organisasi Universitas Muhammadiyah Malang. Unit yang berkantor di kampus
Lebih terperinciD3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya kota dan tingginya populasi penduduk berdampak meningkatnya aktivitas perkotaan yang menimbulkan kemacetan lalu lintas. Kemacetan lalu lintas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah menjadi persoalan serius terutama di kota-kota besar, tidak hanya di Indonesia saja, tapi di seluruh
Lebih terperinciVI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET
42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai menggalakkan program re-use dan re-cycle atas sampah-sampah yang ada.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampah telah menjadi masalah klasik bagi setiap negara karena berkaitan dengan kondisi lingkungan negara itu sendiri. Tidak heran bila banyak negara mulai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang
BAB IV ANALISIS 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang Skema 1 : Organisasi ruang museum Keterkaitan atau hubungan ruang-ruang yang berada dalam perancangan museum kereta api Soreang dapat dilihat
Lebih terperinciPROPOSAL DESIGNING PROJECT PENANGANAN SAMPAH DAN PENCEMARAN SUNGAI BRANTAS DI KAWASAN SPLENDID-MALANG. Oleh. WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia)
PROPOSAL DESIGNING PROJECT PENANGANAN SAMPAH DAN PENCEMARAN SUNGAI BRANTAS DI KAWASAN SPLENDID-MALANG Oleh WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) (Untuk memenuhi tugas pengganti UTS mata kuliah Manajemen
Lebih terperinciBUPATI POLEWALI MANDAR
BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN KOTA KABUPATEN POLEWALI MANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperincikabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi yang sangat pesat menyebabkan kemajuan di segala bidang, dan sekaligus menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dampak kemajuan teknologi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam program pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah program lingkungan sehat, perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi secara langsung sehingga transportasi mempunyai peranan yang penting
15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi barang dan penumpang yang telah berkembang sangat dinamis serta berperan di dalam menunjang
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN 5.1 Kondisi Sistem Setting dan Livabilitas Ruang Terbuka Publik di Lapangan Puputan
BAB V KESIMPULAN Dari hasil analisis, peneliti menjawab pertanyaan penelitian yaitu bagaimana kondisi sistem setting dan livabilitas di ruang terbuka publik di Lapangan Puputan dan bagaimana bentuk persepsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berwarna hitam merupakan salah satu jenis plastik yang paling banyak beredar di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan, lingkungan, perilaku
Lebih terperinciGambar 2.1 Orang menyeberang jalan lewat zebra cross.
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TINGKAT PUSAT KELAS YUPITER SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA 1 HOTEL Gambar 2.1 Orang menyeberang jalan lewat zebra cross. Pada bab sebelumnya, kalian
Lebih terperinciGAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA
GAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA Riana Bintang Rozaaqi Universitas Airlangga: Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat, Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Teknologi informasi yang kini hampir digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring kemajuan zaman, perkembangan teknologi informasi pada saat ini berkembang dengan pesat. Teknologi informasi yang kini hampir digunakan diseluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan hidup yang semakin tinggi membuat manusia mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. Nomor: 2 Tahun 2006 Seri: B PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL PENUMPANG
KO T A P R A D J A JO J G A TA R A K LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor: 2 Tahun 2006 Seri: B PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 29 TAHUN 2003 T E N T A NG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN
PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 29 TAHUN 2003 T E N T A NG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dalam upaya
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil survey dan analisis parkir yang telah dilakukan pada pusat
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil survey dan analisis parkir yang telah dilakukan pada pusat perbelanjaan Mega Bekasi Hypermarket, maka diperoleh hasil sebagai berikut: A. Analisis kondisi
Lebih terperinciCONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA RUANG DI PUSAT PERTOKOAN
CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA RUANG DI PUSAT PERTOKOAN Pada hari ini ( ------------- ), tanggal [( ----- ) ( ------ tanggal dalam huruf ------ )] bulan ( ------------------- ) tahun [( ------ ) ( -----
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengoperasian fasilitas transportasi yang ada (Wahyuni.R, 2008 ).
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Kemacetan lalu lintas pada jalan perkotaan di kota-kota besar telah menjadi topik utama permasalahan di negara berkembang seperti Indonesia. Secara umum ada tiga faktor yang
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 14 TAHUN TENTANG SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH
PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 14 TAHUN 20097 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG, Menimbang Mengingat :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal melalui dial up, kemudian menyusul teknologi lain seperti leased line,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan perkembangan jaman, internet sudah menjadi salah satu kebutuhan utama manusia. Semakin hari semakin banyak teknologi pendukung yang mengarah pada cara-cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperilaku buruk tentang sampah. Masyarakat membuang sampah sembarangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepedulian masyarakat kita untuk menjaga kebersihan masih sangat rendah. Kondisi ini yang mestinya dibenahi lebih dulu agar timbul kepedulian masyarakat terhadap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Studi beberapa..., Annisa Putri Handayani, FKM UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan di jalan raya merupakan issue yang sedang berkembang saat ini. Menurut data dari WHO dalam Sutawi (2006) sejak penemuan kendaraan bermotor lebih dari seabad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah. menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di wilayah perkotaan. Salah satu aspek
Lebih terperinciBAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler
BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi barang dan penumpang yang telah berkembang sangat dinamis serta berperan di dalam menunjang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PENYAJIAN DATA
BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PENYAJIAN DATA 3.1 Umum Metodologi penelitian yang dilakukan untuk penelitian ini adalah dengan cara studi kasus. Yaitu dengan cara membuat pertanyaan-pertanyaan yang
Lebih terperinciBAB IV CARA CIVITAS AKADEMIKA UIN IMAM BONJOL MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN
BAB IV CARA CIVITAS AKADEMIKA UIN IMAM BONJOL MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN Kebersihan merupakan suatu kondisi yang menuntut adanya penjagaan yang berkelanjutan. Kebersihan erat kaitannya dengan sarana
Lebih terperinciLaporan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sumberjambe 2016 BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri, atau aktivitas manusia lainnya.
Lebih terperinciWALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA
WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI, Menimbang : a. bahwa keadaan
Lebih terperinciWALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercapai tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia tersebut yang tercantum didalam. UUD 1945 dan rencana pembangunan nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional pada dasarnya diupayakan untuk menciptakan masyarakat madani yang berperadaban modern, adil dan makmur. Oleh karena itu perlu adanya komitmen
Lebih terperinciBAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan a. Merancang bangunan Showroom dan Service Station Vespa di Semarang yang mengakomodasi segala
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. masyarakat yang bermukim di pedesaan, sehingga mereka termotivasi untuk
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota sebagai pusat aktivitas manusia memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang bermukim di pedesaan, sehingga mereka termotivasi untuk datang ke kota. Hal
Lebih terperinciNomor 27 Berita Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2010 WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 27 TAHUN 2010 PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG
Nomor 27 Berita Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2010 1 WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 27 TAHUN 2010 PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN BANGUNAN (OVER ALL PLANNING)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi daerah yang memiliki daya tarik tersendiri yang mampu menarik minat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang terkenal dengan sebutan kota budaya dan kota pelajar. Sebagai kota budaya dan kota pelajar, Yogyakarta menjadi daerah yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. SMK Negeri 2 Langsa dapat disimpulkan sebagai berikut: secara Profesional yang tercantum pada Misi sekolah
78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang Implementasi Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa dapat
Lebih terperinciANALISIS PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KELURAHAN SINDULANG SATU KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO
Sabua Vol.6, No.3: 321-331 November 2014 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN ANALISIS PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KELURAHAN SINDULANG SATU KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO Loisa Novany 1, Veronica A. Kumurur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Parkir Kata parkir berasal dari kata park yang berarti taman. Menurut kamus bahasa Indonesia, parkir diartikan sebagai tempat menyimpan. (Menurut Hobbs 1995, dalam Cahyono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalan beriringan, terlebih di Daerah Istimewa Yogyakarta. Arus perekonomian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu dan transportasi daerah adalah satu kesatuan yang berjalan beriringan, terlebih di Daerah Istimewa Yogyakarta. Arus perekonomian di daerah-daerah
Lebih terperinciBAB VI KONSEP RANCANGAN
BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisis terhadap fasilitas fisik dan lingkungan fisik yang terdapat pada Laboratorium 1 IT, Laboratorium 2 IT, dan Laboratorium 3 IT, ternyata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Terbuka Hijau atau RTH merupakan salah satu komponen penting perkotaan. Secara umum ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari ruang terbuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nelayan merupakan kelompok masyarakat yang mata pencahariannya sebagian besar bersumber dari aktivitas menangkap ikan dan mengumpulkan hasil laut lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kendaraan yang memenuhi persyaratan kelayakan. Lalu lintas memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lalu lintas terjadi atas beberapa komponen yaitu manusia sebagai pengguna, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan
Lebih terperinciCBDC TFI. Character Building: Kewarganegaraan LAPORAN KEGIATAN MEMBANTU MEMBERSIHKAN LINGKUNGAN. Identitas Kelompok
CBDC TFI Character Building: Kewarganegaraan LAPORAN KEGIATAN MEMBANTU MEMBERSIHKAN LINGKUNGAN Membersihkan Lingkungan Demi Kenyamanan Bersama Identitas Kelompok NIM Nama Jabatan (ketua, sekretaris, anggota)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat. Usaha ini merupakan usaha yang perlu didukung oleh ahli rekayasa secara
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG
PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DALAM WILAYAH KOTA PANGKAPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciTUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU UNEJ 2015 DISKRIPSI TENTANG PSIK, MOTIVASI DIRI DI PSIK DAN KEGIATAN DI PSIK. oleh.
TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU UNEJ 2015 DISKRIPSI TENTANG PSIK, MOTIVASI DIRI DI PSIK DAN KEGIATAN DI PSIK oleh Winda Mufidayani NIM 152310101101 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPOKOK-POKOK PELAKSANAAN PROGRAM KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA DI DALAM LINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS GUNADARMA
POKOK-POKOK PELAKSANAAN PROGRAM KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA DI DALAM LINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS GUNADARMA Dalam rangka melaksanakan Surat Keputusan Rektor Universitas Gunadarma No. 911.1/SK/REK/UG/2003
Lebih terperinciBUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN
BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA BUPATI SIMEULUE, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,
130 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulkan sebagai berikut: 1. Kawasan Cihampelas termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Antrian adalah suatu proses kegiatan manusia yang memerlukan waktu, tempat dan tujuan yang bersamaan, dimana kegiatan tersebut tidak adanya keseimbangan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. open dumping atau penimbunan terbuka, incenerator atau di bakar, sanitary landfill
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, sampah sudah menjadi masalah secara umum yang terjadi di kota-kota di Indonesia. Mulai dari pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, permasalahan pengangkutan,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER- 07/MEN/ IV/2005 TENTANG STANDAR TEMPAT PENAMPUNGAN CALON TENAGA
Lebih terperinciKEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Nomor LPM/SOP/ /2016 Tgl. Pembuatan September 2016 Tgl. Pemberlakuan September 2016 Tgl. Pemberlakuan STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 51 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 6
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 51 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 26 TAHUN 2003 TENTANG KETERTIBAN, KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk perkembangan suatu daerah, yaitu untuk mempermudah memindahkan barang dan manusia dari suatu tempat
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SINGKAWANG
PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 3 TAHUN 2006. TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN / KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB IV. A. Upaya yang Dilakukan Pemerintah dan Masyarakat dalam Mencegah dan. Menanggulangi Pencemaran Air Akibat Limbah Industri Rumahan sesuai
BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PENCEMARAN AIR YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI TAHU A. Upaya yang Dilakukan Pemerintah dan Masyarakat dalam Mencegah dan Menanggulangi Pencemaran Air Akibat Limbah
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KAWASAN Tinjauan Kawasan Kebon Kacang Raya dan Kebon Kacang 30 3.1 Gambaran Kawasan Proyek Nama : Kawasan Kebon Kacang dan sekitarnya. Lokasi : Jl. Kebon Kacang Raya dan Jl.Kebon Kacang
Lebih terperinciSecara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban
HOUSEKEEPING Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban Penerapan housekeeping yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. Housekeeping
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN. 34 tahun), lainnya masuk pada kategori dewasa muda (35-65 tahun) (39%) dan hanya
- 41 - BAB 7 KESIMPULAN 7.1. Kesimpulan Dari hasil pengumpulan, analisis, dan intepretasi data dalam pelaksanaan penelitian mengenai Sikap dan Perilaku Merokok Dosen UI di Depok Tahun 2008, dimana data
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN MAGANG
BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Penulis melakukan kegiatan magang pada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Jakarta Selatan pada fraksi PPP ( Partai Persatuan Pembangunan)
Lebih terperinciTENTANG PENYELENGGARAAN HARI BEBAS KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN HARI BEBAS KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa untuk mengurangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang berlangsung secara berkelanjutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang berlangsung secara berkelanjutan sejak seseorang masih berada dalam lingkungan keluarga. Pendidikan formal dimulai ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai program yang relevan. Peningkatan kualitas lingkungan terdiri dari berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini upaya peningkatan kualitas lingkungan telah dilaksanakan oleh sebagian besar Pemerintah Daerah dan kota di Indonesia melalui pencanangan berbagai program
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengembang, Kontraktor), maka diperoleh rating keseluruhan infrastruktur yang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan review dari 30 responden yang merupakan praktisi dan akademisi teknik sipil (Pemerintah DPU, Konsultan, Pengembang, Kontraktor),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah meningkatkan taraf kehidupan penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan pertumbuhan kegiatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas dan diuraikan hasil observasi dan dokumentasi peneliti selama berada di lapangan. Data yang telah diperoleh melalui pedoman observasi dikelompokkan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sehat 2015 adalah lanjutan dari visi pembangunan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sehat 2015 adalah lanjutan dari visi pembangunan kesehatan nasional 2010 yang menggambarkan masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam
Lebih terperinciW A L I K O T A Y O G Y A K A R T A
W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 63TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingginya kepadatan lalu lintas yang disebabkan mudahnya kepemilikan kendaraan bermotor serta perkembangan sarana dan prasarana lalu lintas yang lebih lambat
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 758 TAHUN : 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia yang sehat setiap harinya memerlukan makanan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga memiliki kesanggupan yang maksimal dalam menjalankan kehidupannya.
Lebih terperinciBAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting, antara lain sebagai sarana pemindahan barang dan jasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya pembangunan saat ini, maka sarana dan prasarana penunjang yang dibutuhkan juga semakin tinggi. Transportasi misalnya memegang peranan yang sangat penting,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan tidak lain merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinci2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena hampir semua aktivitas manusia selalu membutuhkan energi. Sebagian besar energi yang digunakan di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium Development
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium Development Goals (MDG s), lingkungan yang diharapkan pada masa depan adalah lingkungan yang kondusif bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini sebagian dari kita yang telah melupakan kenyamanan lingkungan sekitar. Padahal makna dari lingkungan yang bersahabat sangat besar manfaatnya untuk manusia.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa pertambahan penduduk
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga
19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian adalah suatu cara bagi peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan sejumlah perangkat personalia, gedung, koleksi, serta anggarannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan masyarakat nonformal yang diselenggarakan dengan tujuan melayani masyarakat secara luas dan merata dengan menyediakan
Lebih terperinciVI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung
VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Transformasi atau perubahan ruang komunal pada rumah susun berdasarkan kelebihan dan kekurangan pada rumah susun lain, sehingga didapat pola ruang komunal pada rumah
Lebih terperinci