PERILAKU SADARI WANITA PEDESAAN DAN WANITA PERKOTAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERILAKU SADARI WANITA PEDESAAN DAN WANITA PERKOTAAN"

Transkripsi

1 LAPORAN PENELITIAN PERILAKU SADARI WANITA PEDESAAN DAN WANITA PERKOTAAN Erniyati*, Suci Seniartika** ABSTRAK Penyakit kanker payudara menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Upaya penanggulangan masih banyak menemukan kendala karena sebagian besar penderita datang berobat pada stadium lanjut yang sulit disembuhkan. Dan sadari merupakan metoda yang paling efektif dan efisien untuk menemukan penyakit kanker payudara pada stadium dini. Wanita didapati beresiko lebih besar terkena kanker payudara dibandingkan laki-laki. Informasi dan edukasi memberi arah pada terbentuknya perilaku individu. Kemudahan akses informasi dan edukasi tentang sadari antara mereka yang tinggal desa dan kota dapat menyebabkan adanya perbedaan perilaku antara wanita desa dan wanita kota terhadap perilaku sadari. Penelitian deskriptif eksploratif untuk mengetahui gambaran dan perbedaan perilaku wanita desa dan kota terhadap perilaku sadari. Beberapa faktor yang terkait dengan pembentukan perilaku juga dianalisa pengaruhnya. Metoda convinient sampling digunakan untuk melibatkan seratus dua puluh enam wanita dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan rerata skor kognitif dan psikomotor responden desa dan kota termasuk dalam kategori tidak baik dan kurang baik. Namun demikian kecenderungan sikap responden desa dan kota terhadap sadari berada dalam rentang positif. Analisa t-test menunjukkan bahwa perbedaan skor kognitif, psikomotor dan afektif responden desa dan kota terhadap sadari tidak bermakna (ρ>,5). Kata kunci: Kanker payudara, perilaku sadari, kognitif, psikomotor dan afektif Penulis adalah * Dosen Keperawatan Maternitas PSIK FK USU ** Mahasiswa Program S- Keperawatan PSIK FK USU Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume, Mei 5

2 PENDAHULUAN Berbagai laporan penelitian menunjukkan bahwa kanker cenderung menjadi salah satu penyebab utama kematian pada usia produktif (Tambunan, 99). Dalam dua dasawarsa terakhir di Sumatera Utara penyakit ini menunjukkan angka kasus yang semakin meningkat. Dua puluh tahun yang lalu, sebagaimana angka nasional, kanker payudara baru menempati urutan kedua setelah kanker nasofaring (nasional, urutan kedua setelah kanker leher rahim) (Depkes RI, 9). Informasi terkini yang dicatat dari laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, kanker payudara pada tahun menunjukkan kenaikan drastis dan menjadikannya sebagai kasus kanker yang terbanyak (,7%, n=5 kasus). Sementara itu upaya penanggulangan kanker payudara masih banyak menemui kendala. Sebagian besar (75,5%) penderita datang berobat ke rumah sakit dalam stadium lanjut (Sukardja, 9 dikutip dari Tambunan, 99). Pada stadium ini, kanker payudara cenderung sukar atau praktis tidak dapat disembuhkan lagi (Arjoso, 99). Padahal diberikan pengobatan yang tepat dan adekuat sebenarnya kanker payudara pada stadium dini memiliki prognosis yang baik. Oleh karena itu upaya penanggulangan kanker payudara sebaiknya dititik beratkan pada deteksi dini saat kanker masih berukuran kecil (Tambunan, 99). Metode yang paling efektif digunakan adalah metode pemeriksaan payudara sendiri (sadari). Selain tanpa biaya, cara ini relatif mudah dilakukan. Keberhasilan sadari tergantung pada pengetahuan, keterampilan dan sikap individu dalam melakukan sadari. Ketiganya merupakan domain perilaku sadari yang seharusnya dimiliki oleh mereka yang beresiko terkena kanker payudara. Dari sebaran kasus di Sumatera Utara menunjukkan bahwa wanita mempunyai resiko lebih tinggi dibanding laki-laki. Selain itu, belum ada penelitian yang dapat memberikan informasi sejauh mana penguasaan ketiga domain perilaku sadari dimiliki para wanita. Hasil penelitian Depdikbud (99-997) menunjukkan bahwa 5% responden mendapatkan informasi kesehatan melalui surat kabar. Bisa jadi hal yang sama juga berlaku pada perilaku sadari. Padahal akses informasi kesehatan bagi wanita pedesaan dan wanita perkotaan tidaklah sama. Wanita pedesaan di sebagian besar wilayah di Indoensia, termasuk Sumatera Utara, cenderung lebih sulit mendapatkan informasi dibandingkan wanita perkotaan. Dengan demikian perilaku sadari wanita pedesaan kemungkinan berbeda yaitu lebih rendah nilainya dibanding wanita kota. Ironisnya kanker payudara menyerang tanpa mengenal batas geografis tempat wanita tinggal. Wanita di pedesaan maupun perkotaan mempunyai resiko yang sama menderita kanker payudara. Oleh karena itu, seharusnya wanita di pedesaan maupun perkotaan harus mempunyai perilaku sadari yang sama. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi perbedaan perilaku sadari wanita yang bertempat tinggal di desa dan wanita yang tinggal di kota. Jika terdapat perbedaan, maka akan dieksplorasi perbedaan perilaku sadari dalam domain, yaitu: pengetahuan, keterampilan dan sikap. KERANGKA PENELITIAN in dan Hipotesa Penelitian Daerah pedesaan dan daerah perkotaan memiliki perbedaan dalam ciriciri fisik dan sosial. Sarana informasi daerah perkotaan lebih banyak kemudahan jika dibandingkan dengan daerah pedesaan. Sarana informasi seperti koran, Jurnal, internet dan televisi lebih mudah untuk diperoleh di perkotaan. Perbedaan sarana informasi yang dapat diakses wanita pedesaan dan wanita perkotaan akan dapat menyebabkan perbedaan perilaku sadari. Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume, Mei 5

3 Wanita Pedesaan Perilaku Sadari Kognitif Afektif Psikomotor Wanita Perkotaan Ada/tidaknya perbedaan perilaku sadari? Hipotesis penelitian (H) dirumuskan untuk membuktikan adanya perbedaan perilaku sadari antara wanita perkotaan dengan wanita pedesaan. Uji hipotesa dilakukan dengan menggunakan independent t-test. Skor perilaku sadari wanita perkotaan secara kognitif, afektif dan psikomotor adalah lebih tinggi dari wanita pedesaan.. Definisi Operasional dan Instrumen Variabel yang menjadi fokus penelitian adalah perilaku sadari, baik yang dipersepsikan (kognitif dan afektif) oleh wanita pedesaan dan wanita perkotaaan maupun keterampilan psikomotor yang diobservasi oleh peneliti. Pertanyaan dan pernyataan instrumen dalam penelitian ini dimodifikasi dari penelitian Lita Andayani (99) yang berjudul efektifitas ceramah latihan sadari terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam upaya deteksi dini kanker payudara. Model pertanyaan domain kognitif diubah menjadi pilihan berganda. Untuk afektif dibedakan menjadi kecenderungan sikap, yaitu: positif, negatif dan netral. Sedangkan psikomotor didesain menjadi daftar tilik tindakan yang seharusnya terlihat ketika responden diminta untuk mendemonstrasikannya di hadapan peneliti. Boneka, cermin dan bantal kecil digunakan sebagai alat bantu responden dalam mendemonstrasikan perilaku sadari. Koefisien reliabilitas intrumen berturut-turut untuk domain pengetahuan, keterampilan dan sikap adalah,55,,55, dan,5. Menurut Polit & Hungler (995) kuesioner dinyatakan reliabel jika memiliki nilai reliabilitas lebih dari,7. PERTIMBANGAN ETIK Tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian dijelaskan kepada masing-masing responden yang sebelumnya telah menyatakan kesediaaannya untuk menjadi subyek penelitian. Lembar informed consent digunakan sebagai bukti persetujuan. Responden diperbolehkan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai responden dijamin dengan menggunakan kode responden dan memusnahkan instrumen penelitian setelah proses penelitian selesai. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. METODOLOGI PENELITIAN in penelitian deskriptif komparatif melibatkan populasi wanita pedesaan di Nagajaya Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun dan wanita perkotaan di Kelurahan Tegal Sari kecamatan Medan Area Medan. Kriteria sampel adalah wanita berusia di atas tahun, dipilih dengan teknik convenience sampling. Jumlah subyek yang direkrut dalam penelitian ini sudah memenuhi jumlah sampel minimal yang ditentukan power analisis dengan level of significance (α) sebesar,5, power sebesar % dan estimated effect (γ) sebesar 5% (Polit & Hungler, 995). Total subyek adalah wanita, masing-masing wanita perkotaan dan wanita pedesaan. Pengumpulan data yang digunakan adalah self report dan observasi. Izin penelitian diperoleh dari PSIK FK USU, Kepala Nagajaya dan Lurah Kelurahan Tegal Sari. Karaketristik demografik responden dianalisa menggunakan uji Mann Whitney U. Pengujian normalitas data tidak dilakukan pada tahapan eksplorasi analisa, karena jumlah sampel dalam penelitian ini adalah orang. Menurut Sudjana (99) dan Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume, Mei 5

4 Hadi (9) data yang diperoleh dianggap sudah normal dan dapat dilakukan uji Independent t-test apabila jumlah sampel lebih dari orang (Usman & Akbar, 995). HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan 9 April. Kelurahan Tegal Sari terdiri dari lingkungan, dengan luas keseluruhan,9 Ha dan jumlah penduduk 9.79 jiwa. Sebagian besar masyarakat di daerah ini mencari nafkah dalam bidang perdagangan. Sarana transportasi yang terdapat didaerah ini lancar, beraspal dan memadai. Untuk fasilitas pendidikan, ada SD dan SMP Swasta. Tepat diperbatasan kelurahan ini, terdapat pasar yang cukup besar, yaitu pasar Sukaramai (wawancara dengan Sekretaris lurah, Kelurahan Tegal sari pada tanggal 5 maret ). Nagajaya adalah satu dari 9 desa yang ada di Kecamatan Bandar Huluan dan terdiri dari dusun. Luas desa ini adalah 9 Ha dengan jumlah penduduk 5. jiwa. Nagajaya merupakan daerah agraris, sebahagian besar penduduknya memenuhi kebutuhan ekonomi dari pertanian. Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat, di desa ini terdapat SD Negri, SD Swasta, SLTP Swasta dan SMU Swasta. Sarana transportasi di desa ini masih sangat terbatas. Hanya terdapat tiga jenis mobil angkutan umum yang melalui jalan utama desa ini dan keberadaan angkutan ini hanya sampai pukul. WIB. Ikatan kekerabatan di daerah ini masih sangat erat. Hal ini terlihat dari masih adanya budaya gotong royong yang dilakukan masyarakat dalam membangun rumah ataupun masak bersama ketika ada acara pesta seperti pernikahan. Tabel Distribusi frekuensi karakteristik responden desa dan kota Kategori Usia a. b. 5 9 c. d. > Pendidikan a. Tdk tamat SD b. SD c. SLTP d. SLTA & Diploma Status Perkawinan a. Blm menikah b. Menikah c. Janda Pekerjaan a. Tidak bekerja b. Bekerja Wanita pedesaan Wanita perkotaan f % f % , 9,7 Tabel. Distribusi frekuensi pengetahuan responden desa dan kota Variabel f % f %. Sifat kanker. Tanda-tanda kanker. Manfaat sadari. Waktu sadari 5. Frekuensi sadari. Wajib sadari 7. Pelaksanaan. Cara melihat 9. Cara meraba. Pelaksana sadari ,,,9 57,,,7 9,, 7, 7, 5,7,,5,5 5,9,, 9,,7, ,, 9, 5, 9,7,, 7, 55,, 79,, 7, 5, 5, 7,, 79,,7, Tabel 5 Distribusi Sikap Responden dan Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume, Mei 5

5 Pernyataan f % f %. Pantang sadari. Biaya Sadari. Menyita waktu. Bahaya kanker 5. Bentuk. Sulit dilakukan 7. Malu. Melihat 9. Meraba. Manfaat sadari. Payudara lembek. Melakukan sadari Tabel Distribusi Tindakan Responden dan Melakukan sadari: a. Tidak pernah b. Pernah Frekuensi Sadari a. bulan b. bulan c. bulan d. Setiap hari e. Ketika nyeri f % f % Usia Pertama Sadari a. tahun b. 5-9 tahun c. - tahun d. 5 tahun Ketrampilan responden a. Nilai b. Nilai c. Nilai d. Nilai e. Nilai f. Nilai Perbedaaan perilaku sadari wanita dan wanita Hasil analisa data dengan menggunakan Independen t-test menunjukkan bahwa pengetahuan secara keseluruhan dari responden desa dan kota tidak berbeda (t =,55, p=,7, -tailed). Jika dilihat dari pengetahuan tentang kanker payudara (pertanyaan no dan ) dan tehnik pelaksanaan pemeriksaan payudara sendiri (pertanyaan no,,5,,7,,9,) hasilnya juga tidak menunjukkan adanya perbedaan. Ketrampilan responden desa dan kota dalam melaksanakan pemeriksaan payudara sendiri juga tidak berbeda secara signifikan (lihat tabel ). Tidak berbeda dengan pengetahuan, sikap responden desa dan kota juga tidak berbeda secara signifikan, yaitu t =,7, p=,7 (-tailed). Keikutsertaan responden dalam melaksanakan pemeriksaan payudara sendiri berbeda antara responden desa dan kota, yaitu t =,5, p=, (-tailed). Jumlah responden desa yang pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri lebih banyak jika dibandingkan dengan responden kota (lihat tabel ). Keterampilan responden dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri juga tidak berbeda secara signifikan. Dari hasil analisa data ditemukan bahwa nilai t = -,7, p=,9 (-tailed). Frekuensi pelaksanaan pemeriksaan payudara sendiri tidak berbeda antara responden kota dan desa (t =,9, p=,, -tailed). Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume, Mei 5 5

6 Tabel Hasil Uji Independen t-test Terhadap Perilaku Responden desa dan kota Variabel Mean Mean difference Pengetahuan Sikap Keikutsertaan Frekuensi Keterampilan. Pembahasan t p (-tailed) Penulisan pembahasan secara sistematika untuk membuktikan hipotesa dari masing-masing domain perilaku, yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Hipotesa null (Ho) dalam penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan antara pengetahuan, sikap dan tindakan ibu-ibu di desa dan di kota dalam upaya pemeriksaan payudara sendiri. Sedangkan hipotesa alternatif (Ha) adalah terdapat perbedaan antara pengetahuan, sikap dan tindakan ibu-ibu di desa dan di kota dalam upaya pemeriksaan payudara sendiri.. Perbedaan Pengetahuan Responden Uji statistik dengan menggunakan Independen t-test yang dilakukan terhadap hasil penelitian diperoleh nilai t untuk pengetahuan responden adalah,55 (p=,7, -tailed). Hal ini berarti bahwa Ho diterima dan H ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara pengetahuan ibu-ibu yang bertempat tinggal di kota dan di desa. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Lita Andayani (99). Hasil penelitian ditemukan bahwa pengetahuan ibu-ibu tentang pemeriksaan payudara sendiri masuk dalam kategori kurang baik, karena persentase kebenaran ibu-ibu dalam menjawab pertanyaan hanya, % (Arikunto,99). Ibu-ibu paling banyak menjawab salah pada pertanyaan tentang waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri, cara melihat payudara dan posisi tubuh saat meraba payudara. Padahal ketiga pertanyaan ini merupakan kunci keberhasilan dari usaha deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan payudara sendiri. Karena secara teoritis pemeriksaan payudara sendiri dilakukan melalui tahapan, yaitu melihat, meraba dan memijit puting susu (Manuaba, 99; Tambunan, 99). Apabila terjadi kesalahan pada tehnik pelaksanaan maka kemungkinan untuk menimbulkan hasil yang salah akan sangat besar. Waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri sangat penting untuk dipertimbangkan. Hal ini berhubungan dengan sifat payudara yang sangat dipengaruhi oleh hormon progesteron dan estrogen. Peningkatan kedua jenis hormon ini akan menyebabkan payudara lebih keras dan sulit untuk diraba. Oleh karena itu pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan pada saat kadar hormon ini paling minimal dalam siklus kehidupan seorang wanita, yaitu satu minggu setelah hari terakhir haid (Manuaba, 99; Tambunan, 99; external_link.asp/mei/) Cara melihat payudara sendiri pada pemeriksaan payudara sendiri juga perlu mendapatkan perhatian khusus. Sebahagian besar ibu-ibu berpendapat bahwa melihat payudara dapat dilakukan tanpa menggunakan cermin. Hal ini tidak dapat diterima, karena secara teori seorang individu tidak akan dapat melihat semua bagian dari payudara tanpa bantuan cermin. Apabila seorang ibu melihat payudara dengan tanpa menggunakan cermin, maka kemungkinan untuk dapat menemukan adanya perubahan pada payudara bagian bawah akan berkurang dan ini berarti pula bahwa efektifitas sadari untuk menemukan kanker payudara sedini mungkin menjadi berkurang Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume, Mei 5

7 ( mei/). Tanggapan tidak tepat lain yang diungkapkan oleh sebagian besar ibu-ibu adalah bahwa meraba payudara pada pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada posisi duduk ataupun berdiri. Tanggapan ini sangat tidak sesuai, karena meraba payudara pada pemeriksaan payudara sendiri baru akan efektif apabila dilakukan pada posisi tidur terlentang. Alasan yang mendasari pernyataan ini adalah karena dalam posisi tidur jaringan payudara akan tersebar pada lapisan dinding dada sehingga mudah untuk diraba dan apabila terdapat perubahan maka akan lebih terasa. Berbeda dengan ketika meraba payudara dalam posisi berdiri atau duduk. Dalam kedua posisi tersebut, terdapat kemungkinan tidak terabanya benjolan yang masih berukuran kurang dari cm, sehingga usaha untuk mendeteksi payudara sedini mungkin sedikit terlambat.. Perbedaan Sikap Responden Tidak berbeda dengan pengetahuan, sikap ibu-ibu di desa dan di kota juga tidak berbeda secara signifikan (t =,7, p=,7, -tailed). Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Andayani (99). Dari hasil penelitian juga diperoleh informasi bahwa secara rata-rata sikap ibu-ibu di kota dan desa terhadap pemeriksaan payudara sendiri berada dalam rentang sikap positif (Mueller, 99). Sikap yang positif dari ibu-ibu terhadap pemeriksaan payudara sendiri tidak sejalan dengan pengetahuan ibu-ibu yang masih sangat rendah. Padahal menurut Notoatmodjo () sikap yang positif terhadap suatu objek baru akan muncul ketika seseorang memiliki pengetahuan yang baik tentang objek tersebut. Oleh karena itu, perlu perhatian khusus dari Petugas kesehatan khususnya perawat komunitas untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri sehingga pengetahuan ibu-ibu menjadi lebih baik. Karena menurut Notoatmodjo (), pendidikan kesehatan merupakan intervensi utama terhadap pengetahuan. Pernyataan sikap yang paling menarik untuk dibahas adalah pernyataan nomor satu, yaitu pernyataan bahwa wanita yang belum menikah pantang untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Terdapat % ibu-ibu di desa dan kota yang setuju dengan pernyataan ini. Berdasarkan hasil ini, maka peneliti merekomendasikan untuk dilakukan penelitian lanjutan untuk menyelidiki apakah faktor-faktor yang menyebabkan masih adanya wanita yang menyatakan bahwa pemeriksaan payudara sendiri dilarang dilakukan pada wanita yang belum menikah... Perbedaan Tindakan Responden Tindakan ibu-ibu yang bertempat tinggal di desa maupun di kota tidak berbeda secara signifikan jika dipandang dari keterampilan dan frekuensi pelaksanaan (lihat tabel ). Keterampilan ibu-ibu di desa maupun di kota dalam upaya pemeriksaan payudara sendiri masih sangat rendah (tidak baik; kurang baik), terlihat dari hasil yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata keterampilan ibu-ibu desa adalah, dan ibu-ibu kota adalah,5. Hal ini mungkin dapat dihubungkan dengan sumber responden dalam mempelajari cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri (lihat tabel dan 9). Untuk memastikan dugaan ini, penulis merekomendasikan untuk dilakukan penelitian yang berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya keterampilan ibu-ibu dalam upaya pemeriksaan payudara sendiri. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ibu-ibu di desa lebih banyak yang pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri dibandingkan dengan ibu-ibu di kota. Sehingga rekomendasi peneliti untuk dilakukan penelitian lanjutan yang bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi ibu-ibu di kota sehingga tidak ikut serta dalam upaya pemeriksaan payudara sendiri. Rendahnya keterampilan ibu-ibu sejalan dengan rendahnya pengetahuan. Kesalahan ibu-ibu dalam menjawab pertanyaan tentang cara pelaksanaan pemeriksaan payudara sendiri, dibuktikan Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume, Mei 5 7

8 dengan buruknya keterampilan ibu-ibu. Hal ini sesuai dengan teori perubahan perilaku yang menyebutkan bahwa seseorang akan mempraktekkan apa yang diketahui setelah orang tersebut mengetahui stimulus atau objek kesehatan dan mengadakan penilaian terhadap apa yang diketahui tersebut (Notoatmodjo, ). Terdapat sebagian kecil ibu-ibu yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Sebagian besar dari ibu-ibu meraba payudara pada pemeriksaan payudara sendiri dalam posisi berdiri ataupun duduk. Yang lebih menarik adalah bahwa beberapa orang ibu-ibu ( responden desa, responden kota) ada yang menyatakan bahwa pemeriksaan payudara cukup dilakukan pada satu payudara saja, karena menurut mereka satu payudara telah mewakili keduanya. Padahal menurut Tambunan (99) meraba payudara harus dilakukan dalam posisi tidur terlentang dan harus pada kedua payudara. Karena kanker payudara sering terjadi hanya pada satu payudara. Sehingga perabaan payudara yang hanya dilakukan pada satu payudara, tidak dapat mewakili keduanya. Tidak terdapatnya perbedaan pengetahuan dan keterampilan yang signifikan antara ibu-ibu yang bertempat tinggal di desa dan di kota, menunjukkan bahwa kemudahan sarana informasi yang terdapat di kota tidak mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu tentang pemeriksaan payudara sendiri. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa hanya 9% ibu-ibu di kota yang memperoleh informasi tentang pemeriksaan payudara sendiri dari televisi (media massa). Angka ini tidak jauh berbeda dengan keadaan di desa, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang disebutkan oleh bintarto (99) tentanng terdapatnya perbedaan dalam kemudahan memperoleh sarana informasi (media massa) antara daerah pedesaan dan perkotaan. Terdapatnya ketidaksesuaian antara sikap dan tindakan ibu-ibu sangat disayangkan. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa meskipun secara rata-rata semua ibu bersikap positif dan pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri, tetapi tehnik pelaksanaan yang dilakukan tidak tepat. Sehingga manfaat dari pelaksanaan pemeriksaan payudara sendiri masih perlu dipertanyakan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai perilaku ibu-ibu yang bertempat tinggal di desa dan di kota dalam upaya pemeriksaan payudara sendiri sebagai berikut: Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan (t =,55, p =,7, -tailed ) antara pengetahuan ibu-ibu yang tinggal di desa dan di kota tentang pemeriksaan payudara sendiri. Pengetahuan ibu-ibu baik di kota maupun di desa masih rendah.. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan (t =,7, p =,7, -tailed) antara ibu-ibu yang bertempat tinggal di desa dan di kota dalam menyikapi pemeriksaan payudara sendiri. Jika dibandingkan dengan ibuibu di kota, Ibu-ibu di desa lebih bersikap positif terhadap pemeriksaan payudara sendiri.. Terdapat perbedaan yang signifikan (t =,5, p =,, -tailed) antara ibu-ibu yang tinggal di desa dan kota dalam keikutsertaan pemeriksaan payudara sendiri. ibu-ibu di desa lebih banyak yang pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri jika dibandingkan dengan ibu-ibu di kota.. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara frekuensi ibu-ibu di desa dan di kota dalam upaya pemeriksaan payudara sendiri (t =,9, p =,, -tailed). 5. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan (t = -,7, p=,9, - Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume, Mei 5

9 Saran tailed) antara ketrampilan ibu-ibu di desa dan di kota dalam pemeriksaan payudara sendiri. Berdasarkan hasil yang diperoleh dan keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, maka disarankan sebagai berikut:. Mengingat rendahnya pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu di desa dan di kota dalam upaya pemeriksaan payudara sendiri, maka disarankan kepada petugas pelayanan kesehatan komunitas, khususnya wilayah yang menjadi tempat penelitian ini untuk melaksanakan program pemberian informasi, edukasi dan motivasi kepada masyarakat tentang pemeriksaan payudara sendiri. Untuk meningkatkan efektifitas dari program ini maka perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi rendahnya pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu dan untuk mengidentifikasi model pendekatan yang lebih efektif. 7. Perlu untuk dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mencari tahu faktor-faktor yang menyebabkan wanita yang lebih tua beranggapan bahwa wanita yang belum menikah pantang untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri.. Karena cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling, maka terdapat kemungkinan terjadinya bias dalam pengambilan keputusan. Sehingga untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan untuk dilakukan tehnik probability sampling. 9. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu wilayah desa dan satu wilayah kota, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan untuk wilayah Sumatera Utara. Oleh karena itu peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian pada wilayah yang lebih luas. KEPUSTAKAAN Alisyawiya, R., dkk. (9). Registrasi kanker di 5 pusat patologi anatomi fakultas kedokteran/rumah Sakit di Indonesia. Jakarta: Balitbangkes Depkes RI. Baum, M. (9). Breast cancer: The facts (Ed.). Britain: Biddles Ltd. Beratha, N. (9)., masyarakat desa dan pembangunan desa. Jakarta: Ghalia Indonesia. Bintarto, R. (99). Interaksi desa-kota dan permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Cornain, S., dkk. (9). Tumor ganas pada wanita. Jakarta: Patologi Anatomi FKUI. Donegan, W.L., Spratt, J.S. (979). Cancer of the breast Second edition. Barcelona: Saunders Co. Jahi, A. (99). Komunikasi massa dan pembangunan pedesaan di Negaranegara dunia ketiga: suatu pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Koestoer, R.H. (997). Perspektif lingkungan desa-kota: teori dan kasus. Jakarta: UI Press. Manuaba, I.B.G. (99). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta: Arcan. Mueller, D.J. (99). Mengukur sikap sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Sugihen, B.T. (99). Sosiologi pedesaan: Suatu pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suryabrata, S. (). Pengembangan alat ukur psikologis. Yogyakarta: Andi. Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume, Mei 5 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling sering menyerang kaum wanita setelah kanker serviks. Kanker menjadi momok bagi semua orang selain

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN Indah Nur aini *, Rizqy Amelia 1, Fadhiyah Noor Anisa 1 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diketahui dan diobati. Hasil penelitian di Rumah Sakit Cipto. menunjukkan bahwa 80% penderita kanker payudara datang

BAB I PENDAHULUAN. diketahui dan diobati. Hasil penelitian di Rumah Sakit Cipto. menunjukkan bahwa 80% penderita kanker payudara datang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita. Penderita kanker payudara sudah tidak

Lebih terperinci

ABSTRAK. Nanik Widiawaty

ABSTRAK. Nanik Widiawaty HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA TENTANG KANKER PAYUDARA DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI BOROKULON BANYUURIP PURWOREJO ABSTRAK Nanik Widiawaty Kanker Payudara merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment BAB METODE PENELITIAN.. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas penyuluhan metode ceramah plus tanya jawab

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL Subang Aini Nasution Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima Korespondensi Penulis : subang_4ini@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN Wirdasari Hasibuan*, Ismayadi** ABSTRAK Program pelayanan posyandu

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK, HAMBATAN WANITA USIA SUBUR MELAKUKAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS KEDAI DURIAN

KARAKTERISTIK, HAMBATAN WANITA USIA SUBUR MELAKUKAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS KEDAI DURIAN KARAKTERISTIK, HAMBATAN WANITA USIA SUBUR MELAKUKAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS KEDAI DURIAN Fransiska Ompusunggu* Evi Karota Bukit ** * Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara ** Dosen Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara, atau disebut sebagai karsinoma mamae merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara, atau disebut sebagai karsinoma mamae merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kanker payudara, atau disebut sebagai karsinoma mamae merupakan kanker solid yang mempunyai insiden tertinggi nomer satu di negara barat/ maju. Di Indonesia, kanker

Lebih terperinci

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat :

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat : EFEKTIFITAS METODE CERAMAH DAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI KELURAHAN DWIKORA KECAMATAN MEDAN HELVETIA TAHUN 2015 Nama : Usia : Usia pada

Lebih terperinci

ADAPTASI PSIKOSOSIAL WANITA MENOPAUSE PEKERJA DAN BUKAN PEKERJA DI PERUMNAS MANDALA KECAMATAN PERCUT SEI TUAN, DELI SERDANG

ADAPTASI PSIKOSOSIAL WANITA MENOPAUSE PEKERJA DAN BUKAN PEKERJA DI PERUMNAS MANDALA KECAMATAN PERCUT SEI TUAN, DELI SERDANG LAPORAN PENELITIAN ADAPTASI PSIKOSOSIAL WANITA MENOPAUSE PEKERJA DAN BUKAN PEKERJA DI PERUMNAS MANDALA KECAMATAN PERCUT SEI TUAN, DELI SERDANG Rugun Simanjuntak*, Erniyati** ABSTRAK Menopause adalah periode

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI Indah Risnawati STIKES Muhammadiyah Kudus, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Dwi Helynarti, S.Si *) Abstrak Kanker serviks uteri merupakan penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks merupakan masalah kesehatan yang melanda negara negara di dunia termasuk Indonesia. Kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua setelah kanker payudara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis penelitian

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 6 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Salam Sejahtera Dengan Hormat, Nama Saya Ronario Situmorang, sedang menjalani pendidikan Kedokteran di Program S1 Ilmu Kedokteran FK USU. Saya

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PENERAPAN SADARI PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI PERTIWI PEMALANG TAHUN 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PENERAPAN SADARI PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI PERTIWI PEMALANG TAHUN 2017 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PENERAPAN SADARI PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI PERTIWI PEMALANG TAHUN 2017 Elqy Mei Zumaro 1) Ratna Dewi Handayani 2) elqi_mei@yahoo.co.id, ratna12-20@yahoo.co.id

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Inna Antriana, S.SiT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

Oleh: Dwi Sri Handayani (G2B004209) PSIK FK UNDIP 2008

Oleh: Dwi Sri Handayani (G2B004209) PSIK FK UNDIP 2008 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PARA WANITA DEWASA AWAL DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI KELURAHAN KALANGAN KECAMATAN PEDAN KLATEN Oleh: Dwi Sri Handayani (G2B004209)

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL SKRIPSI Disusun oleh: Indah Fitriyati 201510104077 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI MADRASAH ALIYAH PUTRI PUI TALAGA TAHUN 2014

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI MADRASAH ALIYAH PUTRI PUI TALAGA TAHUN 2014 STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI MADRASAH ALIYAH PUTRI PUI TALAGA TAHUN 2014 Oleh : Lina Siti Nuryawati, S.ST.,SKM ABSTRAK Pemeriksaan payudara

Lebih terperinci

PERSEPSI ORANGTUA TERHADAP PENDIDIKAN SEKS BAGI REMAJA DI LINGKUNGAN XVII KELURAHAN TANJUNG REJO, MEDAN

PERSEPSI ORANGTUA TERHADAP PENDIDIKAN SEKS BAGI REMAJA DI LINGKUNGAN XVII KELURAHAN TANJUNG REJO, MEDAN LAPORAN PENELITIAN PERSEPSI ORANGTUA TERHADAP PENDIDIKAN SEKS BAGI REMAJA DI LINGKUNGAN XVII KELURAHAN TANJUNG REJO, MEDAN Evi Karota-Bukit*, Yesi Ariani.** ABSTRAK Penelitian ini adalah deskriptif yang

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR. Untuk

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah tumor malignan yang berasal dari epitel duktus

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah tumor malignan yang berasal dari epitel duktus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor malignan yang berasal dari epitel duktus atau lobulus payudara. Tumor malignan atau tumor ganas merupakan sekumpulan sel kanker yang berkembang

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL 59 BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL Pada bab ini akan dijelaskan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan definisi operasional yang memberikan arah pada pelaksanaan

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI LUWUNGGEDE

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI LUWUNGGEDE PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI LUWUNGGEDE Juhrotun Nisa ABSTRAK Kanker serviks merupakan penyebab kematian utama kanker pada

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Pada Laki-laki di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala 3 Kecamatan Medan-Denai.

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Pada Laki-laki di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala 3 Kecamatan Medan-Denai. FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Persepsi Suami tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Laki-laki di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala 3 Kecamatan Medan-Denai Oleh : Desra Kasmarita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker payudara dan 5 juta orang meninggal karena kanker payudara. Kanker

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker payudara dan 5 juta orang meninggal karena kanker payudara. Kanker 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut (WHO 2005), penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit kardiovaskuler, setiap tahun terdapat 7 juta penderita kanker payudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan. Kebanyakan tidak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN PENELITIAN PENGETAHUAN KANKER PAYUDARA DENGAN MEMERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS Nurhayati* Kanker payudara merupakan salah satu jenis penyakit yang mempunyai prevalensi

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Quasi Experiment. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena eksperimen jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Penyakit ini didominasi oleh wanita (99% kanker payudara terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Penyakit ini didominasi oleh wanita (99% kanker payudara terjadi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan keganasan yang paling banyak terjadi pada wanita. Penyakit ini didominasi oleh wanita (99% kanker payudara terjadi pada wanita) dan juga berhubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka diharapkan masyarakat kelompok atau individu dapat memperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka diharapkan masyarakat kelompok atau individu dapat memperoleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Penyampaian Informasi 1. Pengertian Suatu kegiatan atau suatu usaha menyampaikan informasi kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan adanya informasi tersebut

Lebih terperinci

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN 2012 I. INFORMASI WAWANCARA Tanggal Wawancara.../.../... No. Urut Responden...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan observasional analitik, yaitu penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui pengajuan hipotesa

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN LEAFLET Survey TENTANG terakhir di PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) tiap TERHADAP 3 menit PENGETAHUAN MU ALLIMAAT MUHAMMADIYAH

PENGARUH PEMBERIAN LEAFLET Survey TENTANG terakhir di PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) tiap TERHADAP 3 menit PENGETAHUAN MU ALLIMAAT MUHAMMADIYAH PENGARUH PEMBERIAN LEAFLET Survey TENTANG terakhir di PEMERIKSAAN dunia menunjukkan PAYUDARA SENDIRI (SADARI) tiap TERHADAP 3 menit PENGETAHUAN ditemukan penderita SADARI PADA SISWI KELAS kanker XI payudara

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Lampiran 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Sofya Azharni Tempat / Tanggal Lahir : Manna/ 7 April 1994 Agama : Islam Alamat : Jalan Dr.Picauly No.6 Medan 20154 Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Dasar Negeri 17

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode korelasional. Kerangka penelitian ini menggambarkan korelasi

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP SIKAP IBU MELAKUKAN TINDAKAN SADARI DI DESA GENENGDUWUR GEMOLONG SRAGEN.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP SIKAP IBU MELAKUKAN TINDAKAN SADARI DI DESA GENENGDUWUR GEMOLONG SRAGEN. PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP SIKAP IBU MELAKUKAN TINDAKAN SADARI DI DESA GENENGDUWUR GEMOLONG SRAGEN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah suatu penyakit di mana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari selsel jaringan payudara (Novianti dan Purnami,

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI METODE CERAMAH DAN DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG KANKER PAYUDARA DAN KETRAMPILAN PRAKTIK SADARI (Studi pada Siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data atau informasi indikator-indikator perilaku dapat melalui beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data atau informasi indikator-indikator perilaku dapat melalui beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perilaku Perilaku merupakan respon dari makhluk hidup terhadap suatu rangsangan yang bisa diamati secara langsung atau tidak langsung, (Notoatmodjo, 2007).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari periode pubertas dimana hormone seksual mulai mempengaruhi tubuh. Dan di mulainya sesaat proses

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. adalah tentang kanker payudara. Sebagai berikut :

BAB III KERANGKA KONSEP. adalah tentang kanker payudara. Sebagai berikut : BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian dijelaskan dalam bentuk bagan, di mana sebagai variabel independen adalah pengetahuan Ibu, dan sebagai variabel dependen adalah tentang

Lebih terperinci

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Payudara (buah dada) adalah bagian tubuh manusia yang tidak asing lagi, terutama bagi pemiliknya. Kebanyakan orang berpikir bahwa pria tidak memiliki payudara. Faktanya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah descriptive comparative dengan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan hubungan antar

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan hubungan antar BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan hubungan antar variabel-variabel yang akan diamati dan diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu penelitian yang menggunakan seluruh subjek dalam kelompok untuk diberi perlakuan. Dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DEWASA TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DEWASA TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DEWASA TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA STUDI DESKRIPTIF DI POLIKLINIK DALAM WANITA DAN OBSGIN RSUP Dr. HASAN SADIKIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh dijaringan payudara, yakni didalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak hingga jaringan ikat pada payudara. Kanker

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan metode cross sectional merupakan penelitian dimana

BAB 3 METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan metode cross sectional merupakan penelitian dimana BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei, dengan menggunakan pendekatan metode cross sectional merupakan penelitian dimana pengukuran atau

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam Dalam Upaya Pendeteksian Dini Tumor Payudara (Periksa Payudara Sendiri)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kanker pada wanita. Kanker payudara merupakan keganasan terbanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kanker pada wanita. Kanker payudara merupakan keganasan terbanyak BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita. Kanker payudara merupakan keganasan terbanyak kedua pada wanita setelah kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu tahap perkembangan sudah dimulai, namun yang pasti setiap remaja

BAB I PENDAHULUAN. suatu tahap perkembangan sudah dimulai, namun yang pasti setiap remaja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa Remaja merupakan suatu periode rentan kehidupan manusia yang sangat kritis karena merupakan tahap transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada

Lebih terperinci

Disusun oleh: ERNY KURNIASIH

Disusun oleh: ERNY KURNIASIH PENGARUH PENYULUHAN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN METODE PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA IBU-IBU PKK DI RW IV KEMBANG BASEN KOTAGEDE YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kanker serviks atau kanker leher rahim atau disebut juga kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit yang ganas dibidang kebidanan dan penyakit kandungan yang masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sel-sel jaringan tubuh pada payudara dan tumbuh di luar kendali, yang bila tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sel-sel jaringan tubuh pada payudara dan tumbuh di luar kendali, yang bila tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah sekelompok penyakit sebagai akibat dari pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh pada payudara dan tumbuh di luar kendali, yang bila tidak cepat ditangani

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel 35 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. KANKER PAYUDARA 1.1. Defenisi Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel pada payudara. Munculnya sel kanker tersebut terjadi sebagai hasil dari

Lebih terperinci

Bab III. Metode Penelitian. menggunakan desain survey deskriptif. Penelitian survey deskriptif adalah

Bab III. Metode Penelitian. menggunakan desain survey deskriptif. Penelitian survey deskriptif adalah Bab III Metode Penelitian A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah non-eksperimen dengan metode kuantitatif menggunakan desain survey deskriptif. Penelitian survey deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pre-test and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pre-test and BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pre-test and post-test with control group design. Quasi eksperimen adalah jenis penelitian yang mengungkapkan

Lebih terperinci

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PRAKTIK SADARI PADA WANITA USIA SUBUR DI KELURAHAN KEMIJEN SEMARANG TIMUR KOTA SEMARANG Sri Mularsih 1, Frida Cahyaningrum 2, Endang Sri Rubiyanti 3 Email : srimularsih88@gmail.com

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI Mimatun Nasihah* dan Siti Rodliyatun** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

No. Responden: B. Data Khusus Responden

No. Responden: B. Data Khusus Responden KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN TEST IVA PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA KOTA MEDAN TAHUN 2016 A.

Lebih terperinci

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Christine Handayani Siburian*, Sri Eka Wahyuni** * Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan

Lebih terperinci

KUESIONER. 1. Ayah : a. Tidak Pernah Sekolah d. Tamat SLTP/MTS. b. Tidak tamat SD/MI e. Tamat SMA/MA. c. Tamat SD/MI f.

KUESIONER. 1. Ayah : a. Tidak Pernah Sekolah d. Tamat SLTP/MTS. b. Tidak tamat SD/MI e. Tamat SMA/MA. c. Tamat SD/MI f. KUESIONER Nama Responden :. Umur Responden :. Pendidikan terakhir Orang Tua : 1. Ayah : a. Tidak Pernah Sekolah d. Tamat SLTP/MTS b. Tidak tamat SD/MI e. Tamat SMA/MA c. Tamat SD/MI f. Tamat D1/D2/D3/PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang menyangkut baik secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya terbatas dari penyakit atau kecacatan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Antropologi secara harfiah dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. Antropologi secara harfiah dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Antropologi secara harfiah dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang manusia beserta kebudayaan. Penerapan dari ilmu antropologi mula mula adalah terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan di RW 03 Kelurahan Bulustalan Semarang Selatan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni. RW 03 ini terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah kanker yang dimulai di leher rahim, bagian dari rahim atau rahim yang membuka ke dalam vagina.

Lebih terperinci

Medan, Maret 2014 Hormat saya,

Medan, Maret 2014 Hormat saya, Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Fithri Hervianti NIM :101101131 No.Hp : 082376071573 Alamat : Fakultas Keperawatan USU Medan Adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi : inspeksi dan palpasi pada payudara. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi : inspeksi dan palpasi pada payudara. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) adalah suatu tindakan wanita dalam mengenali keadaan payudaranya guna mengetahui ada atau tidaknya benjolan yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. payudara mengalami rudimeter dan tidak penting, sedang milik wanita menjadi

BAB I PENDAHULUAN. payudara mengalami rudimeter dan tidak penting, sedang milik wanita menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Payudara dimiliki oleh setiap orang, lelaki maupun wanita. Pada lelaki payudara mengalami rudimeter dan tidak penting, sedang milik wanita menjadi berkembang dan penting.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena. Fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang di gunkan dalam penelitian ini survei analitik, yaitu penelitian yang menggali bagaimana tingkat pengetahuan dan kualitas hidup lansia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.jenis penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control group design. Pada

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan case-control. Studi kasus kontrol adalah rancangan epidemiologi yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif study korelasi (Correlation Study ) dengan pendekatan belah lintang (cross

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat dan tidak terkendali, dan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG SADARI DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI PONDOK PESANTREN ADDAINURRIYAH II SEMARANG

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG SADARI DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI PONDOK PESANTREN ADDAINURRIYAH II SEMARANG TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG SADARI DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI PONDOK PESANTREN ADDAINURRIYAH II SEMARANG Muliatul Jannah SST.,M.Biomed Dosen Universitas Islam Sultan Agung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian noneksperimental. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative dengan pendekatan

Lebih terperinci

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016 MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016 PEMBERDAYAAN POTENSI DAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT DALAM RANGKA MENCAPAI DERAJAT KESEHATAN BAYI DENGAN MENGGALAKKAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTEK SADARI SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA. Oleh

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTEK SADARI SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA. Oleh FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTEK SADARI SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA Oleh 1) Winarni 2) Rina SW 3) Suparmi Dosen Prodi DIII Kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta Bunda.aya06@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konferensi International tentang Kependudukan dan Pembangunan/ICPD (International Confererence on Population and Development) di Kairo tahun 1994 menyepakati perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian Quasy Experiment dengan menggunakan rancangan penelitian pretest-posttest with

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. Penelitian ini menggunakan 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. Penelitian ini menggunakan 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan digilib.uns.ac.id 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan sikap bagi wanita usia subur tentang

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Discharge Planning Pada Pasien

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Discharge Planning Pada Pasien LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Discharge Planning Pada Pasien Halusinasi Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara Saya yang bernama Tantri Mawarni

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara yang paling sering terjadi pada wanita. Umumnya kanker payudara menyerang pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI Nanik Nur Rosyidah Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : naniknurrosyidahdh@gmail.com

Lebih terperinci