BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang"

Transkripsi

1 BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam, 2008, hlm.55). Dari skema berikut ini, kerangka konsep dalam penelitian ini menggambarkan bahwa sikap ibu terhadap perawatan lanjutan bayi prematur dipengaruhi oleh pengetahuan ibu, sebagai berikut: Variabel Independen Pengetahuan ibu Variabel Dependen Sikap ibu terhadap perawatan lanjutan bayi prematur Skema 1. Kerangka Penelitian Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Terhadap Perawatan Lanjutan Bayi Prematur. B. Hipotesis Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipoteis alternatif (Ha) yaitu, ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu terhadap perawatan lanjutan bayi prematur.

2 C. ` Definisi Operasional No Variabel 1 Pengetahuan Ibu Definisi operasional Segala hal yang diketahui ibu terhadap perawatan bayi prematur. Cara ukur Pengisian kuesioner Alat Ukur Hasil Ukur Skala kuesioner 1. Baik bila responden mendapatkan skor tidak baik bila responden mendapatkan skor 0-5 Nominal 2 Sikap ibu Sikap ibu dalam perawatan lanjutan bayi prematur Pengisian kuesioner Kuesioner 1. Baik bila responden mendapatkan skor Tidak baik bila responden mendapatkan skor Nominal

3 BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional study, jenis penelitian ini tujuannya untuk menemukan ada atau tidak adanya hubungan, dan apabila ada, seberapa erat hubungannya serta berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2006, hlm.270). Rancangan dalam penelitian ini untuk mengidentifiksi hubungan pengetahuan dengan sikap ibu terhadap perawatan lanjutan bayi prematur. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008, hlm. 89). Populasi dalam penelitian ini ibu-ibu yang memiliki bayi prematur yang pernah dirawat di RSUD. Dr. Pirngadi Medan Periode September s/d Nopember 2010 dan telah dirawat di rumah sebanyak 30 orang.

4 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2007, hlm.79). Yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki bayi prematur yang pernah dirawat di RS. Pirngadi Medan dan telah di rawat dirumah, yaitu sebanyak 30 orang. Penelitian ini adalah menggunakan total sampling, yaitu keseluruhan jumlah populasi dijadikan sampel penelitian dengan kriteria yang telah ditentukan yaitu ibu-ibu yang memiliki bayi prematur yang pernah dirawat di RSUD. Dr. Pirngadi Medan dan telah dirawat di rumah. C. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah ibu-ibu yang memiliki bayi prematur yang pernah dirawat di RSUD. Dr. Pirngadi Medan dan sudah dirawat dirumah. D. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan mulai September 2010 sampai dengan Juni Penelitian dilakukan dari pengajuan judul, penelusuran pustaka, melakukan survei awal, konsultasi dengan dosen pembimbing, pengajuan proposal, pengolahan data, sidang akhir. E. Etika penelitian Penelitian ini dilakukan setelah penelitian mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin dari Kepala RSUD. Dr. Pirngadi Medan. Dalam penelitian ini terdapat

5 beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu: memberikan penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen, tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya diberi nomer kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden di jamin oleh peneliti ( Nursalam, 2001, hlm.119). F. Alat Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data pada penelitian ini peneliti menggunakan angket atau kuesioner tertutup. Di mana pada bagian awal instrumen berisi data demografi responden yang berisi umur, paritas, pendidikan, dan pekerjaan. Data demografi hanya bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden. Bagian pertama instrument berisi pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan responden tentang perawatan lanjutan bayi prematur, bagian ini terdiri dari 10 pertanyaan dengan pilihan Benar atau Salah. Jawaban yang benar di beri nilai 1 dan jawaban yang salah di beri nilai 0. Untuk mendapatkan kreteria digunakan perhitungan sebagai berikut :

6 a. Menentukan nilai terbesar dan terkecil Nilai terbesar : 10 Nilai terkecil : 0 b. Menentukan nilai rentang (R) Rentang = Nilai terbesar- nilai terkecil = 10 0 = 10 c. Menentukan nilai panjang kelas (i) Panjang Kelas (i) = ren tan g banyakkelas 10 = = 5 2 d. Menentukan Kategori pengetahuan berdasarkan perolehan nilai Baik = Jika responden mendapatkan skor 6-10 Tidak baik = Jika responden memdapatkan skor 0-5 Bagian instrumen ketiga berisi pernyataan untuk mengidentifikasi sikap responden terhadap perawatan lanjutan bayi prematur. Di mana terdapat 10 pertanyaan tentang tindakan ibu yang terdiri dari pertanyaan yang mendukung (Favourabel) dan pertanyaan yang tidak mendukung (unfavourabel) dengan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Penilaian diukur dengan menggunakan metode scoring terhadap kuesioner yang telah diberi bobot. Bila pertanyaan yang mendukung, jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai empat (skor 4), setuju (S) diberi nilai tiga (skor 3), tidak setuju (TS) diberi nilai dua (skor 2), dan sangat tidak setuju (STS) diberi

7 nilai satu (skor 1). Sebaliknya pertanyaan yang tidak mendukung, jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai satu (skor 1), setuju (S) diberi nilai dua (skor 2), tidak setuju (TS) diberi nilai 3 (skor 3), sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 4 (skor 4). Untuk menentukan panjang kelas (interval), dengan menggunakan rumus sebagai berikut ( Hidayat, 2007, hlm. 102). Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan sebagai berikut : e. Menentukan nilai terbesar dan terkecil Nilai terbesar : 40 Nilai terkecil : 10 f. Menentukan nilai rentang (R) Rentang = Nilai terbesar- nilai terkecil = = 30 g. Menentukan nilai panjang kelas (i) Panjang Kelas (i) = ren tan g banyakkelas 30 = = 15 2 h. Menentukan Kategori sikap berdasarkan perolehan nilai Baik = Jika responden mendapatkan skor Tidak baik = Jika responden mendapatkan skor 10-25

8 G. Validitas dan Reabilitas Instrumen Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen, maka perlu di lakukan pengujian terhadap instrumen penelitian. Uji validitas yang dilakukan adalah isi (content validity) dimana substansi pengukuran itu betul-betul mewakili konsep yang sudah dirumuskan dalam definisi operasional, yang didasarkan pada landasan teori dan pendapat para ahli, dalam hal ini uji validitas telah dilakukan oleh ahli kebidanan yaitu Dr. Sarma Lumbanraja, SpoG (K) dan didapatkan nilai validitas 0.80, diperoleh dari hasil perhitungan jumlah skor total dibagi jumlah seluruh item pertanyaan/pernyataan. Sedangkan untuk uji reabilitas, data dianalisis dengan uji cronbach s alfa dan instrumen diujikan pada 10 responden yang memiliki kriteria yang sama dengan responden yang diteliti, kemudian jawaban responden akan diolah dengan menggunakan bantuan program komputerisasi untuk mencari nilai koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. Dengan ketentuan apabila r hitung > r tabel (p) > 0.6 maka instrumen dinyatakan reliabel, dan apabila r hitung < r tabel (p) < 0.6 maka dinyatakan tidak reliabel (Hidayat, 2007, hlm.115). Untuk pertanyaan pengetahuan didapat nilai alpha cronbach Sedangkan pernyataan sikap didapat nilai alpha cronbach H. Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan prosedur sebagai berikut : Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada pendidikan (Program Studi D-IV Kebidanan Fakultas Keperawatan USU). Mengirim surat ijin penelitian dari fakultas ke tempat penelitian (Pimpinan RSUD. Dr. Pirngadi Medan).

9 Setelah mendapat persetujuan dari pimpinan RSUD. Dr. Pirngadi Medan, dan setelah peneliti mengetahui alamat ibu yang memiliki bayi prematur yang diperoleh dari rekam medis, peneliti langsung datang kerumah ibu yang memiliki bayi prematur lalu menjelaskan tentang prosedur, manfaat penelitian, dan cara pengisian kuesioner. Peneliti meminta kesediaan responden untuk mengikuti penelitian. Setelah mendapat persetujuan responden, pengumpulan data di mulai. Peneliti memberikan instrumen penelitian berupa kuesioner kepada responden yang terdiri dari kuesioner demografi, pengetahuan, dan sikap. I. Analisis Data 1. Pengolahan Data Semua data yang telah terkumpul dilakukan analisis data dengan memeriksa semua kuesioner apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi dengan mewawancarai ulang responden (editing). Kemudian data diberi kode secara manual sebelum diolah dengan komputer (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data. Data yang dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam program komputer (entri). Setelah data dimasukkan ke dalam komputer lakukan pemeriksaan terhadap semua data guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data (cleaning data). Tahap terakhir dilakukan melakukan penyimpanan data untuk siap dianalisis (saving). 2. Analisis Data Analisis data dengan melakukan pengukuran terhadap masing-masing responden, lalu ditampilkan dengan tabel distribusi frekuensi. Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

10 a. Statistik Univariat Analisis data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase tiap variabel yang diteliti. Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel independen yaitu pengetahuan ibu dan variabel dependen yaitu sikap ibu terhadap perawatan lanjutan bayi prematur. b. Statistik Bivariat Statistik bivariat adalah suatu prosedur yang digunakan untuk menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel (Arikunto, 2006, hlm.271). Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik Chi Square ( X 2 ), dengan nilai kemaknaan (α = 0.05). Pedoman dalam menerima hipotesis : Apabila nilai X 2 hitung > X 2 tabel atau nilai probalitas (p) < 0.05 maka hipotesis penelitian diterima, yaitu ada hubungan anatara variabel bebas dengan variabel terikat. Dan apabila nilai X 2 hitung < X 2 tabel atau nilai probalitas (p) > 0.05 maka hopotesis penelitian ditolak, yaitu tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Fisher exact digunakan bila: 1. Jumlah seluruh pengamatan (n) kurang dari Terdapat sel harapan (expected) kurang dari 5 dengan jumlah pengamatan antara 20 dan Jumlah pengamatan (n) > 40 dan terdapat sel harapan yang kurang dari satu. (Wahyuni, 2008, hlm.95)

11 Sedangkan untuk chi square digunakan bila: 1. Jumlah subjek total > 40, tanpa melihat nilai expected, yaitu nilai yang dihitung bila hipotesis 0 benar 2. Jumlah subjek antara 20 dan 40, dan semua nilai expected > 5. (Sastroasmoro, 2008, hlm.293)

12 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan pengetahuan dengan sikap ibu terhadap perawatan lanjutan bayi prematur dari RSUD Dr. Pirngadi Medan, pada 30 responden tahun A. Hasil penelitian Sesuai dengan hasil penelitian, maka hasil penelitian ini akan diuraikan gambaran data demografi responden yang terdiri atas umur, paritas, pendidikan, pengetahuan ibu, dan sikap ibu terhadap perawatan lanjutan bayi prematur dari RSUD. Dr. Pirngadi Medan tahun Karakteristik responden Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karaktiristik Responden dari RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011 Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%) Umur < 20 tahun tahun > 30 tahun

13 Sambungan Tabel 5.1. Paritas Primi Multi Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi Dari hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden berdasarkan umur adalah berumur < 20 tahun sebanyak 8 orang (26.7%), berumur antara tahun sebanyak 14 orang (46.7%), berumur > 30 tahun sebanyak 8 orang (26.7%). Hal ini berarti sebagian besar umur responden tahun sebanyak 14 orang (46.7%). Dari hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden berdasarkan paritas adalah primi sebanyak 12 orang (40.0%), multi sebanyak 18 orang (60.0%). Hal ini berarti sebagian besar paritas responden multi sebanyak 18 orang (60.0%). Dari hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan adalah SD sebanyak 6 orang (20.0%), SMP sebanyak 5 orang (16.7%), SMA sebanyak 11 orang (36.7%), dan Perguruan Tinggi sebanyak 8 orang (26.7%). Hal ini berarti sebagian besar responden berpendidikan SMA sebanyak 11 orang (36.7%). 2. Pengetahuan Ibu Terhadap Perawatan Lanjutan Bayi Prematur Berdasarkan hasil penelitian, distribusi jawaban responden tentang pengetahuan ibu terhadap perawatan lanjutan bayi prematur sebagian besar menjawab benar adalah pertanyaan tentang bayi prematur tidak memerlukan perawatan yang khusus, yaitu 26 orang (86.7%), sedangkan sebagian besar menjawab Salah adalah pertanyaan tentang

14 cara pemberian ASI yang baik pada bayi prematur yaitu jangan terlalu banyak tapi sering yaitu 12 orang (40%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Perawatan Lanjutan Bayi Prematur dari RSUD. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011 Berdasarkan Kuesioner Pengetahuan No Pertanyaan 1. Bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan ibu 9 bulan. 2. Bayi prematur tidak memerlukan perawatan yang khusus. 3. Apabila secara tiba-tiba tubuh bayi panas dan adanya rintihan pada bayi prematur itu merupakan hal yang harus diwaspadai. 4. Apabila bayi prematur pipis atau buang air besar tanpa pemberian ASI (Air Susu Ibu) itu merupakan hal yang wajar. 5. Mencuci tangan sebelum memegang bayi prematur bertujuan agar bayi tidak terinfeksi. 6. Cara pemberian ASI yang baik pada bayi prematur yaitu jangan terlalu banyak tapi sering. 7. Pemeriksaaan kehamilan secara teratur adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya kelahiran prematur. 8. Bayi prematur tidak mudah terserang infeksi. 9. Pada awalnya bayi prematur biasanya akan mudah lelah dan menyusu dengan lemah. 10. Nutrisi yang tidak mencukupi selama kehamilan akan dapat mengakibatkan kelahiran prematur. Jawaban Responden Benar Salah Jumlah n % n % n %

15 Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang ditetapkan, pengetahuan responden tentang perawatan lanjutan bayi prematur dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Tingkat pengetahuan Ibu Terhadap Perawatan Lanjutan Bayi Prematur dari RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011 Berdasarkan Kuesioner pengetahuan Kategori N Persentase (%) Baik Tidak baik Total Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan lanjutan bayi prematur berpengetahuan baik sebanyak 20 orang (66.7%), dan berpengetahuan tidak baik sebanyak 10 orang (33.3%). Hal ini berarti sebagian besar responden berpengetahuan baik yaitu sebanyak 20 orang (66.7%). 3. Sikap Ibu Terhadap Perawatan Lanjutan Bayi Prematur Berdasarkan hasil penelitian, distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuesioner sikap terhadap perawatan lanjutan bayi prematur dari 30 responden sebagian besar responden menjawab sangat setuju adalah pernyataan tentang hendaknya ibu harus menjaga lingkungan bayi agar tetap bersih yaitu 14 orang (46.7%), yang menjawab setuju pada pernyataan sebaiknya ibu memberikan ASI pada bayi prematur jangan terlalu banyak tapi sering yaitu sebanyak 13 orang (43.3%) sedangkan tidak setuju pada pernyataan jika tubuh bayi prematur panas secara tiba-tiba, ibu tidak perlu membawa ke dokter yaitu sebanyak 10 orang (33.3%). Sedangkan menjawab sangat tidak setuju adalah pernyataan untuk merangsang indra penglihatan bayi prematur ibu dapat

16 menunjukkan mainan berwarna cerah, yaitu 16 orang (53.3%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Perawatan Lanjutan Bayi prematur dari RSUD Dr. Pirngadi Tahun 2011 Berdasarkan Kuesioner Sikap No Pernyataan 1 Sebaiknya ibu memberikan ASI pada bayi prematur jangan terlalu banyak tapi sering. 2 Hendaknya ibu harus menjaga lingkungan bayi agar tetap bersih. 3 Untuk merangsang indra penglihatan bayi prematur ibu dapat menunjukkan mainan berwarna cerah. 4 Sebelum memengang bayi prematur, hendaknya ibu mencuci SS S TS STS n % n % n % n % tangan terlebih dahulu. 5 Kalau ada anggota keluarga yang sakit sebaiknya jauh-jauh dari si kecil. 6 Jika produksi ASI pada ibu tidak cukup, ibu perlu memberikan susu bantuan yang khusus untuk bayi prematur. 7. Jika bayi tidak dapat menghisap puting susu ibu dengan baik, hendaknya ibu dapat memberikan ASI yang diperas menggunakan

17 cangkir dan sendok. Sambungan Tabel Agar alat-alat yang digunakan dalam pemberian makan pada bayi itu bersih ibu hendaknya mencuci atau merebus alat-alat tersebut sebelum digunakan. 9 Jika tubuh bayi prematur panas secara tiba-tiba, ibu tidak perlu membawa ke dokter 10 Cara menyusukan bayi yang baik, hendaknya ibu menempelkan mulut bayi pada puting susu dan membiarkan bayi menyusu secara perlahan Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang ditetapkan, sikap responden tentang perawatan lanjutan bayi prematur dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.5 Distribusi frekuensi Sikap Ibu Terhadap Perawatan Lanjutan Bayi Prematur dari RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011 Berdasarkan Kuesioner Sikap Kategori N Persentase (%) Baik Tidak baik Total Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap ibu terhadap perawatan lanjutan bayi prematur memiliki sikap baik sebanyak 19 orang (63.3%), dan tidak baik sebanyak 11

18 orang (36.7%). Hal ini menunjukkan sebagian besar sikap responden baik yaitu 19 orang (63.3%). 4. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Terhadap Perawatan Lanjutan Bayi Prematur Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan dengan sikap ibu terhadap perawatan lanjutan bayi prematur diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 5.6 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Terhadap Perawatan Lanjutan Bayi Prematur dari RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011 Sikap Total Pengetahuan Baik Tidak Baik P N % n % n % Baik Tidak Baik Jumlah Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30 responden, ada 19 orang (63.3%) yang yang berpengetahuan baik memiliki sikap baik, dan yang berpengetahuan tidak baik ada 10 orang (33.3%) memiliki sikap yang tidak baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan baik memiliki sikap yang baik yaitu 19 orang (63.3%). Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Fisher exact test p = 0.01 < dari p 0.05 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap ibu terhadap perawatan lanjutan bayi prematur.

19 B. Pembahasan Dalam pembahasan ini, peneliti akan menjawab pertanyaan penelitian yaitu bagaimanakah hubungan pengetahuan dengan sikap ibu terhadap perawatan lanjutan bayi prematur. 1. Karakteristik Responden Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti terhadap 30 responden, diketahui sebagian besar umur responden tahun sebanyak 14 orang (46.7%). Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2007) bahwa umur seseorang berpengaruh terhadap kehidupannya. Maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat kesesuaian antara teori dan kenyataan di mana umur ibu mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap perawatan lanjutan bayi prematur. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar paritas responden multi sebanyak 18 orang (60.0%). Hal ini sesuai dengan teori Notoadmodjo (2007) bahwa paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan. Seseorang memperoleh pengetahuan dari pengalaman pada keadaan sebelumnya tentang pengalamannya. Semakin sering seseorang mengalaminya semakin tinggi pengetahuan orang tersebut. Maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat kesesuaian antara teori dan kenyataan di mana paritas ibu mempengaruhi tingkat pengetahuan pemahaman terhadap perawatan lanjutan bayi prematur. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pendidikan responden SMA sebanyak berpendidikan SMA sebanyak 11 orang (36.7%). Hal ini Sesuai pendapat Notoadmodjo (2007) yang mengatakan bahwa, pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Tingkat pendidikan masyarakat dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap dan menerima informasi dalam bidang kesehatan dan keluarga. Maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat kesesuaian antara teori dan

20 kenyataan di mana pendidikan ibu mempengaruhi tingkat pemahaman terhadap perawatan lanjutan bayi prematur. 2. Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Perawatan Lanjutan Bayi Prematur Jika dilihat secara rinci dari kuesioner pengetahuan sebagian besar responden menjawab benar pada pertanyaan yaitu tentang bayi prematur tidak mememerlukan perawatan yang intensif sebanyak 26 orang (86.7%). Ini menunjukkan bahwa hampir seluruh ibu mengetahui bahwa bayi prematur memerlukan perawatan yang intensif. Sedangkan sebagian besar menjawab salah pada pertanyaan yaitu tentang cara pemberian ASI yang baik pada bayi prematur jangan terlalu banyak tapi sering sebanyak 12 orang (40%). Hal ini kemungkinan masih kurangnya ibu mendapatkan sumber informasi tentang bagaimana cara menyusui yang baik, karena sumber informasi juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Berdasarkan hasil penelitian dari 30 responden menunjukkan sebagian besar responden berpengetahuan baik yaitu 20 orang (66.7%). Ini menunjukkan bahwa hampir seluruh ibu memiliki pengetahuan yang baik terhadap perawatan lanjutan bayi prematur. Pendidikan juga mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Tingkat pendidikan masyarakat dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap dan menerima informasi dalam bidang kesehatan dan keluarga. Hal ini bertujuan melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki ibu, maka semakin mudah dan berwawasan luas mengetahui tentang bagaimana perawatan lanjutan bayi prematur. Menurut Notoadmodjo (2007) pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia melalui mata dan telinga.

21 Peneliti berasumsi pengetahuan yang baik bisa diperoleh ibu dari pengalaman dan berdasarkan tingkat pendidikan. 3. Sikap Ibu Terhadap Perawatan Lanjutan Bayi Prematur Jika dilihat secara rinci dari kuesioner sikap, sebagian besar responden menjawab sangat setuju pada pernyataan hendaknya ibu harus menjaga lingkungan bayi prematur tetap bersih, sebanyak 14 orang (46.7%). Hal ini sesuai dengan pendapat Gupte (2004) bahwa untuk melakukan perawatan lanjutan dirumah, ibu harus yakin bahwa dia terlatih untuk memberi makan pada bayinya, menjaga lingkungan sekitarnya dalam keadaan aseptik dan mampu mempersiapkan perlengkapan untuk menjaga bayi agar tetap hangat. Berdasarkan hasil Penelitian dari 30 responden menunjukkan sebagian besar responden memiliki sikap baik yaitu 19 orang (63.3%). Ini menunjukkan bahwa hampir sebagian besar ibu-ibu sudah memiliki sikap yang baik terhadap perawatan lanjutan bayi prematur. Menurut Syaifrudin & Fratidhina (2009) sikap adalah merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya reaksi individu. Reaksi evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus (Azwar, 2005). Aspek yang tercakup dalam sikap adalah menerima orang (subjek) dan mau memperhatikan stimulus yang diberikan (objek) (Notoadmodjo,2007). Sikap juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal atau yang terdapat di dalam diri sendiri sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar (Maulana, 2009, hlm 196).

22 Peneliti berasumsi sikap yang baik diperoleh karena ibu mampu menerima keadaan bayinya dan rasa tanggung jawab yang besar terhadap perwatan lanjutan bayi prematur karena menyadari bahwa bayi prematur rentan terhadap infeksi. 4. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Perawatan Lanjutan Bayi Prematur Jika dilihat secara rinci jawaban responden pada kuesioner pengetahuan sebagian besar menjawab benar yaitu tentang bayi prematur tidak memerlukan perawatan yang khusus sebanyak 26 orang (86.7%), dan pada kuesioner sikap sebagian besar responden menjawab sangat setuju yaitu tentang hendaknya ibu harus menjaga lingkungan bayi agar tetap bersih yaitu sebanyak 14 orang (46.7%). Dari jawaban responden dapat di simpulkan ibu-ibu sudah mengetahui bahwa bayi prematur ini memerlukan perawatan yang khusus di karenakan bayi prematur ini mudah terserang infeksi, serta juga memiliki sikap yang baik yaitu ibu-ibu sangat setuju untuk menjaga lingkungan bayi tetap bersih. Sebagian besar menjawab salah pada kuesioner pengetahuan yaitu tentang cara pemberian ASI yang baik pada bayi prematur jangan terlalu banyak tapi sering sebanyak 12 orang (40%). Hal ini kemungkinan masih kurangnya ibu mendapatkan sumber informasi tentang bagaimana cara menyusui yang baik, karena sumber informasi juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Sedangkan pada kuesioner sikap sebagian besar menjawab sangat tidak setuju yaitu pada pernyataan untuk merangsang indra penglihatan bayi prematur ibu dapat menunjukkan mainan berwarna cerah sebanyak 16 orang (53.3%). Padahal dengan menunjukkan mainan berwarna cerah pada bayi prematur akan dapat membantu merangsang indra penglihatan dengan bagus, hal ini terjadi karena ibu dipengaruhi oleh tingkat kesadaran ibu sendiri yang masih kurang, orang lain, lingkungan, serta kebudayaan yang dimiliki oleh ibu.

23 Berdasarkan hasil analisis hubungan pengetahuan dengan sikap ibu terhadap perawatan lanjutan bayi prematur disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap dimana berdasarkan hasil Fisher exact test p = 0.01 < dari Dari hasil penelitian, responden yang berpengetahuan baik memiliki sikap baik yaitu sebanyak 19 orang (63.3%) dan bersikap tidak baik 1 orang (3.3%). Sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan tidak baik dengan sikap tidak baik sebanyak 10 orang (33.3%). Pengetahuan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan sikap seseorang. Akan tetapi sikap tidak hanya di pengaruhi oleh pengetahuan saja. Ada faktor internal dan faktor eksternal lain yang mempengaruhinya seperti kesadaran dan juga kondisi lingkungan (Purwanto hlm 63). Dengan demikian, seseorang yang mempunyai pengetahuan tinggi terhadap perawatan lanjutan bayi prematur akan membentuk sikap yang baik pula terhadap penerimaannya. Berarti ibu-ibu sudah memahami bagaimana perawatan lanjutan bayi prematur ini, dan menyadari bahwa bayi prematur memerlukan perawatan yang intensif dibandingkan dengan bayi yang tidak prematur, karena bayi prematur sangat rentan terhadap infeksi. Dengan kata lain sikap tidak baik akan lebih sedikit ditemukan pada responden yang memiliki pengetahuan tidak baik dibandingkan dengan pengetahuan baik, sehingga individu akan membentuk sikap yang baik terhadap hal-hal yang dirasakannya dan bersikap tidak baik terhadap hal-hal yang akan merugikan dirinya.

24 C. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti telah berupaya semaksimal mungkin untuk memperoleh data yang sebenarnya dan mengontrol kondisi yang berkaitan dengan proses dan hasil penelitian secara optimal, namun berbagai kendala tidak jarang muncul sehingga berbagai kelemahan dan keterbatasan pada saat melaksanakan penelitian ini antara lain yaitu, dalam melaksanakan penelitian ini menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden. Sehingga timbul keengganan responden dalam mengungkapkan keadaan yang sebenarnya. Sehingga perlu di jelaskan kepada responden bahwa penelitian dilakukan untuk pengembangan ilmu, segala rahasia tentang diri responden dijaga.

25 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan dengan sikap ibu terhadap perawatan lanjutan bayi prematur dari RSUD. Dr. Pirngadi Medan tahun 2011, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengetahuan yang dimiliki ibu menunjukkan bahwa dari 30 responden terdapat 20 responden (66.7%) memiliki pengetahuan baik dan 10 responden (33.3%) memiliki pengetahuan tidak baik terhadap perawatan lanjutan bayi prematur. 2. Sikap yang dimiliki ibu menunjukan bahwa dari 30 responden terdapat 19 responden (63.3%) memiliki sikap yang baik dan 11 responden lainnya (36.7%) memiliki sikap yang tidak baik terhadap perawatan lanjutan bayi prematur. 3. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap ibu terhadap perawatan lanjutan bayi prematur dari RSUD. Dr. Pirngadi Medan tahun 2011, karena dari 30 responden yang memiliki pengetahuan baik, 19 responden (63.3%) diantaranya bersikap baik dan 1 orang (3.3%) tidak baik. Sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan tidak baik dengan sikap tidak baik sebanyak 10 responden (33.3%).

26 B. Saran Saran yang dapat peneliti sampaikan pada karya tulis ilmiah ini adalah : 1. Bagi Peneliti Diharapkan akan menambah pengalaman bagi penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, serta sebagai masukan akan pengetahuan tentang perawatan lanjutan bayi prematur. 2. Bagi Pelayanan Kebidanan Diharapkan hasil penelitian yang diperoleh dapat menjadi masukan bagi setiap pelayanan kebidanan, diharapkan bidan mampu memberikan informasi dan pemahaman dalam perawatan lanjutan bayi prematur, sehingga meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. 3. Bagi Masyarakat Agar lebih meningkatkan pengetahuan khususnya tentang perawatan lanjutan bayi prematur. Sehingga bayi prematur mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan. 4. Bagi Penelitian Selanjutnya Diharapkan bagi peneliti lain yang ingin mengetahui penelitian yang lebih mendalam tentang perawatan lanjutan bayi prematur dapat memakai karya tulis ilmiah ini sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

BAB III KERANGKA KONSEP. adalah tentang kanker payudara. Sebagai berikut :

BAB III KERANGKA KONSEP. adalah tentang kanker payudara. Sebagai berikut : BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian dijelaskan dalam bentuk bagan, di mana sebagai variabel independen adalah pengetahuan Ibu, dan sebagai variabel dependen adalah tentang

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

= 141,1 dibulatkan menjadi 141 siswa

= 141,1 dibulatkan menjadi 141 siswa BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian komparasi untuk membandingkan pengetahuan dan sikap remaja perokok dan bukan perokok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kreativitas anak ditinjau dari ibu bekerja dan ibu

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR. Untuk

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP

BAB III KERANGKA KONSEP BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara variabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2003). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi karena menjelaskan hubungan korelatif antar variabel (Nursalam, 2008). Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi BAB III METODEOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi non-eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan metode cross sectional. Menurut

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka

BAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka BAB III KERANGKA KONSEP A. Konsep Penelitian Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka konsep. Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN

BAB III KERANGKA PENELITIAN BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu tentang sariawan (oral trush ) pada anak usia 0-3 tahun. Hal ini dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M Dunda Limboto Tahun 2012. 3.1.2. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODA PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah studi korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel (Nursalam, 2003).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dengan variabel terikat yang menggunakan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Nursalam (2008), desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian adalah keseluruhan dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. maka jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan studi

BAB III METODE PENELITIAN. maka jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan studi 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang hendak di capai, maka jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian cross sectional yaitu suatu metode pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang berbeda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian non ekperimental yaitu merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif mengenai hubungan dukungan kader

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen berupa deskriptif korelasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan diskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu menyusui dengan praktik pemberian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu metode menelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. tujuan penelitian, maka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dapat

BAB III KERANGKA KONSEP. tujuan penelitian, maka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dapat BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan dugaan adanya hubungan antara perawatan payudara dengan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk menganalisa adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei analitik yaitu suatu penelitian yang mencoba mengetahui mengapa masalah kesehatan bisa terjadi, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif analitik adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional (sekali waktu) antara faktor risiko/ paparan dengan penyakit.

BAB III METODE PENELITIAN. sectional (sekali waktu) antara faktor risiko/ paparan dengan penyakit. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang bertujuan mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif analityc dengan rancangan cross sectional study, yaitu setiap variabel diobservasi hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah diterapkan, Penelitian ini merupakan penelitian analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Analitik dengan desain penelitian cross sectional dimana variabel independen (umur,

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independent dan dependent, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi diskriptif korelasional untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar variabel dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan termasuk jenis penelitian non-eksperimental observasional bersifat diskriptif analitik (eksplanatori reseach),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode pendekatan survey yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu praktik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Dimana pengukuran dan pengamatan dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Ciri penelitian korelasional mengkaji hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penilitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui persepsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian akan dilakukan di pondok pesantren Darut Taqwa

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian akan dilakukan di pondok pesantren Darut Taqwa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif analityc dengan rancangan cross sectional study, yaitu setiap variabel diobservasi hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional, yaitu setiap variabel diobservasi hanya satu kali saja dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory research yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kepatuhan penderita kanker dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif antara variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek 72 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan jenis desain penelitian korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional. Desain penelitian ini dipilih karena peneliti mencoba mencari tahu hubungan tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Ilmu Biologi dan Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif studi korelasi (Correlation Study) dengan pendekatan belah lintang (Cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel (Alimul,

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003) BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah rancangan penelitian korelasi (hubungan/ asosiasi) yang mengkaji hubungan antara dua variabel dengan menggunakan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena. Fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Survei analitik merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik explanatory study dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparasi untuk mencari perbandingan dua sampel atau dua uji coba pada obyek penelitian. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Pada pendekatan cross sectional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan survei analitik yang mana penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner, serta terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan case-control. Studi kasus kontrol adalah rancangan epidemiologi yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran khususnya bidang ilmu biologi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran khususnya bidang ilmu biologi dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran khususnya bidang ilmu biologi dan ilmu kesehatan masyarakat. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif study korelasi (Correlation Study ) dengan pendekatan belah lintang (cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian pra ekspirimen dengan rancangan one group pra test post test. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini (Nursalam, 2008).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini (Nursalam, 2008). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design:

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design: BAB lll METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design: one group pre and post test design atau disebut juga rancangan sebelum dan sesudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik menggunakan metode cross sectional karena pengambilan data dilakukan dalam sekali waktu pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tilote Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. 3.1.2 Waktu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional. Penelitian observasional adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung di lapangan

Lebih terperinci

deskriptif korelation yaitu

deskriptif korelation yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasi antara variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Disain dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam, 2003).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menunjukkan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan penelitian retrospektif. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan penelitian retrospektif. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimen menggunakan metode rancangan penelitian retrospektif. Penelitian ini kebalikan dari penelitian kohort

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena jenis penelitian yang menggunakan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi )

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi ) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi

Lebih terperinci