170 TAHUN KARYA MARX-ENGELS: "IDEOLOGI JERMAN"

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "170 TAHUN KARYA MARX-ENGELS: "IDEOLOGI JERMAN""

Transkripsi

1 Suar Suroso: 170 TAHUN KARYA MARX-ENGELS: "IDEOLOGI JERMAN" Lahirnya Materialisme Historis, Senjata filsafat klas pekerja demi pembebasan dan pembangunan sosialisme.. Pada tahun Marx dan Engels menulis "Ideologi Jerman". Dalam karyanya ini, Marx dan Engels mengembangkan lebih lanjut pembalikan dalam filsafat. Lebih luas diuraikan lagi prinsip-prinsip materialisme historis. Diuraikan dasar-dasar ajaran tentang susunan ekonomi kemasyarakatan. Dengan karya ini, Marx dan Engels mengadakan perlawanan terhadap filsafat idealis yang berkuasa di Jerman waktu itu, terutama terhadap filsafat Hegel serta para pengikut kaum Hegelian muda. Dengan menggunakan dialektika dalam menganalisa hubungan-hubungan kapitalis serta tentang dasar-dasar klas masyarakat burjuis, Marx dan Engels mengajukan dasar-dasar teori, bahwa terdapat hukum objektif perjuangan klas, dan secara umum berlaku hukum dialektika -- hukum kesatuan dan perjuangan dari segi-segi yang bertentangan. Mereka melakukan studi yang mendalam tentang kontradiksi antara kerja dan kapital, antara proletariat dan burjuasi, kontradiksi dasar dari masyarakat burjuis yaitu kontradiksi dari dua segi: yang pertama segi yang revolusioner yang ingin merobah sistim masyarakat, yang kedua segi konservatif yang ingin mempertahankan sistim yang berlaku. Maka Marx dan Engels sampai pada kesimpulan, bahwa menurut keharusan objektif, perkembagan kontradiksi itu, akan menuju ke revolusi sosialis. Dalam perjuangan melawan kaum Hegelian muda, Marx dan Engels pertama-tama melawan konsepsi mereka yang anti rakyat. Kaum Hegelian muda berpendapat, bahwa kekuatan penggerak proses sejarah kemasyarakatan adalah kesadaran, adalah ide-ide. Marx dan Engels membuktikan, bahwa ide itu sendiri, tanpa dihubungkan dengan masyarakat, dengan kebutuhan materiil adalah tidak berdaya; bahwa kekuatan yang menentukan bagi perkembangan masyarakat adalah massa rakyat, yang peranannya meningkat menurut hukumnya, sesuai dengan perkembangan masyarakat, serta bahwa tokoh-tokoh sejarah yang terkemuka adalah memanifestasikan kebutuhan masyarakat, yaitu memenuhi kepentingan klas tertentu, dan demi klas itulah terdapat tokoh-tokoh terkemuka yang sesungguhnya. Dalam "Ideologi Jerman" Marx dan Engels juga menunjukkan, bahwa ide-ide yang berkuasa dalam masyarakat adalah ide-ide klas penguasa, bahwa negara (tidak tergantung pada bentuk pemerintahan -- monarkhi, republik demokratis dsb.) selalu merupakan diktatur klas tertentu yang menguasai alat-produksi. Dari pandangan ini, Marx dan Engels tampil dengan ide tentang diktatur proletariat. Dalam karyanya ini Marx dan Engels mengembangkan dan menancapkan pandangan, 1

2 bahwa produksi material merupakan dasar dari kehidupan masyarakat. Diuraikannya dan dianalisanya bentuk-bentuk pemilikan yang terdapat dalam sejarah, yaitu pemilikan dalam masyarakat primitif, pemilikan dalam masyarakat perbudakan, pemilikan dalam masyarakat feodal dan pemilikan dalam masyarakat burjuasi. Perkembangan bentuk-bentuk pemilikan harus dipandang tak terlepas dari (tergantung pada) tingkat perkembangan tenaga-tenaga produksi. Dalam uraiannya ini Marx dan Engels mengemukakan ciri-ciri proses pembagian kerja kemasyarakatan. Dengan teliti Marx dan Engels menganalisa tingkat-tingkat dasar perkembangan kapitalisme yaitu tingkat manufaktur, tingkat produksi mesin-mesin besar-besaran dan tingkat yang dirintangi oleh peranan khusus kapital dagang. Dari studinya tentang ketergantungan hubungan-hubungan produksi pada ciri-ciri dan tingkat perkembangan alat-alat produksi, Marx dan Engels menemukan keharusan selarasnya hubungan-hubungan produksi dengan sifat-sifat tenaga produktif. Di sini, Marx dan Engels telah melihat bahwa dalam masyarakat berklas, tenaga penggerak perkembangan masyarakat terletak dalam kontradiksi-kontradiksi antara tenaga-tenaga produksi dan hubungan-produksi. Dengan tajam Marx dan Engels menulis, bahwa tingkat-tingkat perbedaan dalam pembagian kerja adalah sesuai dengan perbedaan bentuk pemilikan, karena tiap tingkat menetapkan hubungan antara sesamanya dan hubungannya terhadap sasaran kerja, alat kerja serta produk kerja. Bentuk pertama dari pemilikan dikenal dalam masyarakat primitif. Sesuai dengan tingkat produksi yang belum berkembang, di mana manusia hidup dari perburuan, penangkapan ikan, pemeliharaan ternak, maka kerja yang paling maju waktu itu adalah, berupa pengolahan tanah. Muncullah sejumlah besar massa yang belum cekatan dalam mengolah tanah. Pada masa itu, pembagian kerja berkembang dengan sangat lambat. Perkembangannya menjurus ke arah pembagian kerja dalam keluarga. Struktur masyarakatnya masih terbatas, yaitu hanyalah berupa lingkungan keluarga yang diperluas: kepala keluarga patriarkal dengan bawahannya anggota-anggota keluarga, akhirnya kaum budak. Perbudakan dalam bentuk tertutup terdapat dalam lingkungan keluarga, dan berkembang setapak demi setapak. Bersamaan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan konsumsi serta dengan meluasnya hubungan-hubungan keluar dalam bentuk peperangan-peperangan ataupun perdagangan. Pemilikan yang berlaku adalah pemilikan umum yang primitif, pemilikan bersama yang muncul dengan jalan penyatuan berbagai suku atas dasar persetujuan sukarela atau atas dasar penaklukan-penaklukan. Dalam pada itu, muncul dan berkembanglah pemilikan perseorangan, yaitu bentuk kedua dari pemilikan. Pemilikan perseorangan berkembang seiring dengan perkembangan sistim perbudakan. Pembagian kerja juga berkembang dengan sangat cepat. Terjadilah hubungan-hubungan kemasyarakatan berupa hubungan antara budak dan tuan budak. Hubungan-hubungan ini adalah hubungan-hubungan klas, hubungan antara yang dimiliki dengan si pemilik, hubungan antara yang dikuasai dengan si penguasa, hubungan antara si terhisap dengan si penghisap, hubungan antara klas terhisap dan klas penghisap. Pada masa ini, berlangsung pemusatan pemilikan tanah, yaitu pemusatan pemilikan atas alat produksi yang utama dengan sistim perbudakan sebagai dasar semua produksi. 2

3 Bentuk ketiga dari pemilikan adalah pemilikan feodal. Bentuk utama pemilikan di zaman feodal adalah pemilikan tanah. Dengan perkembangan pemilikan perseorangan, maka terjadilah pemilikan tanah secara pemusatan besar-besaran di tangan perseorangan. Sebagaimana pemilikan kekeluargaan dan pemilikan umum bersama, pemilikan feodal juga mengalami masa tenang untuk waktu panjang, dalam syarat-syarat klas feodal penguasa tanah berkontradiksi dengan klas produsen yang tak memiliki alat produksi, yaitu dengan kaum tani. Seiring dengan perkembangan feodalisme sepenuhnya, maka muncullah kontradiksi antara desa dan kota. Bentuk ke-empat adalah pemilikan burjuis. Suatu bentuk yang tak terhindarkan, menggantikan pemilikan feodal. Akibat yang langsung dari pembagian kerja antara berbagai kota dan desa adalah munculnya manufaktur-manufaktur. Berlangsunglah pemusatan penduduk serta konsentrasi kapital. Hubungan-hubungan patriarkhal pertukangan dalam manufaktur-manufaktur berobah menjadi hubungan-uang antara kaum pekerja dan kaum kapitalis. Penemuan benua Amerika dan jalan laut ke Hindia Timur telah mempercepat perkembangan perdagangan dan manufaktur. Perdagangan dan manufaktur melahirkan burjuasi-burjuasi besar. Pemilikan burjuasi adalah bibit yang melahirkan perindustrian besar dan persaingan kapital yang menyeluruh. Negara modernpun lahir sesuai dengan kebutuhan untuk melindungi milik perseorangan burjuasi yang kian berkembang. Sementara itu, terbentuklah pandangan-pandangan, ideologi yang cocok dengan keadaan masyarakat. Perkembangan produksi materiil, dan kebutuhan hidup materiil telah merobah tingkah laku serta fikiran-fikiran dan hasil pemikiran manusia. Ternyata dalam sejarah, bahwa "bukan kesadaran yang menentukan penghidupan, tetapi penghidupanlah yang menentukan kesadaran manusia" 1. Syarat-syarat ekonomi mempengaruhi ideologi. Pada setiap zaman, klas yang berkuasa adalah menguasai ekonomi, maka fikiran klas yang berkuasa juga menjadi fikiran yang berkuasa. 2 Itu berarti bahwa klas yang merupakan kekuatan materiil berkuasa dari masyarakat, adalah juga merupakan kekuatan idiil yang berkuasa. Dan ide-ide, fikiran-fikiran yang berkuasa pada suatu zaman, tidak bisa lain adalah manifestasi idiil dari hubungan-hubungan materiil yang berkuasa. Dalam "Ideologi Jerman" ini dikemukakan, bahwa bukanlah kritik, tetapi revolusilah yang merupakan tenaga penggerak sejarah. Revolusi merupakan suatu keharusan dalam masyarakat berklas, bukan saja karena tidak ada jalan lain yang mungkin untuk menggulingkan klas yang berkuasa, tetapi karena klas terhisap hanya dengan revolusi dapat melemparkan dari dirinya semua kehinaan lama, dan dapat mendirikan dasar-dasar baru masyarakat. 1 Marx-Engels: NYEMYETSKAYA IDEOLOGIYA, Socinyeniya, Tom 3, Izdaniye vtoroye, IDEOLOGI JERMAN, Kumpulan Karya Marx-Engels jilid III, edisi kedua bahasa Russia, hal 25, 28 dan 74, Balai Penerbitan Negara untuk Literatur Politik, Moskow, Idem., hal 45 3

4 Dalam karyanya ini, Marx dan Engels mengemukakan banyak ide-ide baru. Materialisme-historis diajukan dalam rumusan-rumusan yang tegas. Dinyatakannya, bahwa produksi materiil merupakan titik pangkal dan faktor menentukan perkembangan sejarah. Diajukan pengertian tentang cara produksi yang mempunyai ciri khusus menentukan bagi hubungan antara sesama manusia. Tergantung pada cara produksi inilah berlangsung pembentukan klas-klas dan terjadi perobahan struktur masyarakat. Dan sesuai dengan itu terbentuklah negara, serta ide-ide klas penguasa tak dapat tidak menjadi ide yang berkuasa. Dengan dasar-dasar baru Marx dan Engels meneruskan kritik terhadap milik perseorangan atas alat produksi. Mereka menyelidiki secara mendalam patung berhala pujaan para ahli ekonomi burjuis, dan menunjukkan, bahwa milik perseorangan atas alat produksi adalah gejala yang muncul relatif belum terlalu lama dalam sejarah manusia. Sebaliknya, selama ribuan tahun berlalu, bentuk pemilikan yang lain, yang bersifat milik umum bersama, milik negara sudah ada. Analisa mendalam tentang bermacam-macam bentuk pemilikan adalah jasa besar dari Marx dan Engels. Penemuan Marx dan Engels yang besar, yang mempunyai peranan menjungkir-balikkan ilmu ekonomi-politik adalah penguraian tentang berbagai susunan ekonomi kemasyarakatan yang membagi tingkat-tingkat perkembangan sejarah menjadi masyarakat komune primitif, masyarakat perbudakan, masyarakat feodal dan masyarakat burjuis; serta menunjukkan keharusan perobahan susunan ekonomi kemasyarakatan yang satu ke yang lainnya sebagai hukum perkembangan sejarah. Perkembangan kapitalisme itu sendiri melahirkan syarat-syarat objektif, syarat pendahuluan untuk revolusi. Kekuatan yang paling tangguh dalam revolusi ini adalah proletariat, klas yang paling dirugikan oleh burjuasi. Revolusi ini secara prinsipiil berbeda dengan revolusi anti-feodal. Revolusi anti-feodal memberi jaminan bagi pengakuan atas hak milik perseorangan burjuasi, jaminan bagi kebebasan perekonomian mereka. Sebaliknya, proletariat menghancurkan syarat-syarat perbudakan bagi eksistensinya, dan itu berarti bahwa revolusi ini adalah yang paling radikal dalam sejarah dunia. Maka demikianlah, dalam tingkat sejarah ini, revolusi memainkan peranan sebagai tenaga penggerak dalam proses perkembangan sejarah. Dengan penemuan Marx dan Engels tentang susunan-susunan ekonomi kemasyarakatan, maka terbukalah pintu bagi pemecahan problim-problim ekonomi-politik kapitalisme. Dapat didalami masalah perkembangan tenaga produktif dan bentuk-bentuk pemilikan, serta dapat diungkap masalah asal-usul kapitalisme, dan dapat diterangkan peranan manufaktur bagi perkembangan kapitalisme. Dalam "Ideologi Jerman", Marx dan Engels telah menggunakan pengertian hubungan-produksi dengan pakai istilah "bentuk-bentuk saling hubungan dalam ekonomi". Dengan mengajukan tugas merebut kekuasaan politik bagi proletariat, Marx dan Engels telah mempersiapkan semboyan untuk menegakkan diktatur proletariat. Dalam karyanya ini, Marx dan Engels mengkritik dengan tajam anarkhisme, ide-ide yang dikemukakan oleh kaum Hegelian muda, dengan tokohnya Max Stirner. Juga 4

5 mengkritik "sosialisme sejati" dengan tokohnya Karl Grun. Karl Grun berpendapat, bahwa "produksi dan konsumsi adalah selaras". Marx dan Engels menyatakan, bahwa produksi dan konsumsi justru adalah berkontradiksi, yaitu terdapat hubungan-hubungan yang berbeda dari produksi dan konsumsi, terdapat kontradiksi-kontradiksi antara keduanya. Kontradiksi-kontradiksi ini tidak bisa diketahui tanpa mempelajari tiap-tiap cara produksi dan bangunan masyarakat yang didasarkan padanya. Dan memecahkan kontradiksi itu, hanya mungkin dengan jalan perobahan-perobahan praktis dari cara produksi serta bangunan masyarakatnya. Demikianlah, "Ideologi Jerman" bukan saja adalah karya Marx dan Engels mengenai ekonomi-politik, tetapi juga merupakan karya filsafat yang bersejarah. Dalam karyanya ini mereka mengkritik idealisme kaum Hegelian muda serta mengkritik keterbatasan materialisme Feuerbach. Feuerbach menganut materialisme dalam ilmu pengetahuan alam, tetapi idealis dalam mengungkap gejala-gejala masyarakat. Dalam mengungkap pandangan dunia yang rumit, dalam karya ini Marx dan Engels untuk pertama kalinya menguraikan pemahamannya yang materialistis tentang sejarah. Dengan mengembangkan lebih lanjut ide-ide yang sudah dikemukakannya dalam "Keluarga Suci", Marx dan Engels mengemukakan, bahwa idealisme adalah berhubungan dengan klas-klas yang bermusuhan terhadap proletariat, dan bahwa dalam banyak hal filsafat kaum Hegelian muda Jerman adalah mencerminkan kekerdilan dan ketidak-berdayaan burjuasi Jerman. Dalam mengkritik materialisme Feuerbach yang pasif, Marx dan Engels menunjukkan bahwa dalam pandangannya mengenai sejarah, Feuerbach adalah idealis, oleh karena itu, sebagaimana kaum Hegelian muda, dia tidak bisa memahami tenaga penggerak perkembangan masyarakat. Dalam "Ideologi Jerman" terdapat kritik yang tak kenal ampun terhadap individualisme burjuis dari kaum anarchis Stirner, demikan juga terhadap "sosialisme sejati" yang reaksioner dari Karl Grun, M.Hess dan lain-lain. Marx dan Engels menunjukkan, bahwa sebagaimana Stirner, kaum "sosialis sejati" membenci proletariat yang revolusioner dan mereka berorientasi bukan kepada masa depan Jerman, tetapi kepada masa lampaunya. Dalam karya ini diuraikan nasionalisme dari kaum "sosialis sejati", dan ditunjukkan bahwa keangkuhan nasional yang sombong dari kaum Hegelian muda adalah sesuai dengan selera kaum pertukangan dan kaum kerajinan tangan kecil-kecilan yang dipraktekkan kaum burjuis Jerman masa itu. Dalam perjuangan melawan musuh-musuh proletariat, Marx dan Engels telah menunjukkan dalam "Ideologi Jerman" berbagai segi dari dasar-dasar sosialisme ilmiah, mengajarkan agar proletariat bertindak menurut hukum objektif perkembangan masyarakat. Dalam karyanya ini telah dikemukakan masalah pokok materialisme-historis, yaitu masalah susunan-susunan ekonomi kemasyarakatan, serta ditunjukkan sebab-sebab perobahan susunan itu. Disini diajukan tesis utama materialisme-historis yang menyatakan bahwa keadaan masyarakatlah yang menentukan kesadaran manusia. Marx dan Engels meramalkan, bahwa kemenangan perjuangan proletariat melawan burjuasi adalah suatu keharusan menurut hukum ekonomi yang berlaku, yang terdapat di luar keinginan manusia. 5

6 170 tahun yang lampau, Marx telah menegakkan pangkal filsafat materialisme historis, pentrapan materialisme dialektis dalam masalah kemasyarakatan.. Materialisme Marxis dikembangkan Lenin dengan karya klasiknya Materialisme dan Empiriokritisisme, 3 serta Tentang Masalah Dialektika, 4 Mao Zedong memperkayanya lagi dengan karya-karyanya Tentang Praktek, Tentang Kontradiksi, Tentang Mengurus Secara Tepat Kontradiksi Di Kalangan Rakyat, serta Dari Mana Datangnya Fikiran Yang Tepat. 5 Deng Xiaoping dalam karya-karyanya sangat tangguh membela Materialisme Dialektis dan Historis, dengan gigih mengajarkan pandangan Bebaskan Fikiran, Cari Kebenaran Dari Kenyataan, dan Segala-galanya Harus Bertolak Dari Kenyataan. Deng Xiaoping mengemukakan: Membangun sosialisme haruslah menjunjung Materialisme Dialektis dan Materialisme Historis. 6 Berlawanan dengan revisionis Gorbacyov yang mencampakkan diktatur proletariat dalam Kongres ke-xxviii PKUS tahun 1990, yang menyebabkan URSS hancur, Deng Xiaoping membela diktatur proletariat dengan Empat Prinsip Dasarnya, yaitu 1. menempuh jalan sosialis, menjunjung diktatur proletariat, 3. di bawah pimpinan Partai Komunis, dan 4 dengan ideoloigi pembimbing Marxisme-Leninisme Fikiran Mao Zedong; serta bertindak tegas mematahkan huru-hara berdarah Tian An Men yang bermaksud meruntuhkan diktatur proletariat Tiongkok, hingga RRT tetap berjaya. Dari negeri miskin dan terbelakang di pertengahan abad ke-xx, melejit jadi negeri kedua terbesar di dunia di bidang ekonomi mengungguli Jepang. Dengan menjunjung materialisme dialektis dan historis, berideologi pembimbing Marxisme-Leninisme, Fikiran Mao Zedong, Teori Deng Xiaoping, Fikiran Penting Tiga Mewakili dan Pandangan Ilmiah Tentang Perkembangan, Partai Komunis Tiongkok memimpin negara RRT, berpenduduk seperlima penduduk dunia, maju membangun sosialisme berciri Tiongkok. Mengikuti gagasan Lenin bahwa sosialisme dapat mengungguli kapitalisme liwat hidup berdampingan dan bersaing secara damai, di abad ke-xxi bergelora pembangunan sosialisme berciri Tiongkok. Berkat pelaksanaan gagasan Deng Xiaoping Reform dan politik terbuka, satu demi satu, mulai dari ekonomi, ilmu pengetahuan, tekhnologi, keuangan, olahraga, sampai-sampai penerbangan antariksa, kapitalisme mulai dapat diungguli oleh sosialisme Dalam sejarah Indonesia, dengan berdasarkan pandangan dunia materialisme dialektik dan materialisme histori, PKI menerima secara kritis peninggalan-peninggalan sejarah Indonesia maupun luarnegeri dan menentang pandangan dunia idealisme dan metafisika. 7 3 V.I.Lenin, Socinyeniya, Izdaniye Cyetvyertoye, Tom 14; Kumpulan Karya, edisi ke-empat, jilid 14, 1947, hal V.I.Lenin, Polnoye Sobraniye Socinyeniye, Izdaniye Pyatoye, Tom 29, Fisosofskiye Tyetradhi, Kumpulan Karya Lengkap, edisi ke-lima, jilid 29, Catatan Filsafat, Moskow 1963, hal Pustaka Bahasa Asing, Empat Karya Filsafat Ketua Mao Tjetung, Peking, Baca Zhong Gong Zhong Yang Dang Xiao Chu Ban She, Deng Xiaoping Zhe Xue Si Xiang, Fikiran Filsafat Deng Xiaoping, terbitan Balai Penerbitan Sekolah Sentral PKT, Beijing, 1996, hal Konstitusi (AD-ART) PKI, disahkan oleh Kongres Nasional ke-vi Partai Komunis Indonesia, September 1959, 6

7 Dalam Ideologi Jerman Marx dan Engels menunjukkan arti penting dan mengungkap banyak studi mengenai tenaga produktif. Dipaparkan catatan mengenai masalah perkembangan tenaga produktif dalam sejarah, tentang kontradiksi-kontradiksinya dengan hubungan-hubungan produksi, hubungannya dengan masalah pembagian kerja, hubungan bangsa-bangsa yang tergantung pada pertumbuhan tenaga produktifnya, tingkat-tingkat perkembangan tenaga produktif suatu bangsa, tingkat perkembangan tenaga produktif akibat dari pembagian kerja, tentang pelenyapan milik pribadi (swasta). Jelas-jemelas, manusia hidup berkat adanya produksi. Produksi adalah hasil kerja tenaga produktif. Pelaksanaan prinsip distribusi sosialisme kerja menurut kemampuan, menerima menurut hasil kerja hanya bisa dijalankan di kala produksi sudah melimpah ruah. Ini hanya bisa tercapai dengan kerja tenaga produktif yang mahabesar. Tanpa tenaga produktif yang maju tak mungkin mencapai hal ini. Dasawarsa demi dasawarsa, materialisme tampil merebut kemenangan demi kemenangan. Pengenalan manusia akan alam raya sudah menembus langit ke-tujuh. Penerbangan antariksa mendemonstrasikan kekuatan materialisme dalam menguasai alam semesta. Abad ke-xx menunjukkan kemenangan-kemenangan besar materialisme historis. Terbentuknya negara diktatur proletariat, URSS, adalah perwujudan dalam kenyataan pandangan dasar yang sudah ditampilkan Marx-Engels dan karyanya Ideologi Jerman. Awal abad ke-xxi menyaksikan kemenangan materialisme dengan digali dan dimakamkannya kembali Nikolai Kopernikus. Sesudah enam ratus tahun dibenam dalam kubur, Kopernikus yang dipersalahkan agama Katolik, direhabilitir dengan upacara pemakamannya kembali serta dengan pengakuan akan kebenaran ajarannya, bahwa bukan matahari yang mengitari bumi, tapi bumilah yang mengitari matahari. Kemenangan materialisme adalah pangkal dari kemenangan materialisme historis,. kemenangan Marxisme, Inilah pangkal pandangan kemenangan dan kejayaan sosialisme. ***** hal. 4 7

IMPERIALISME, TINGKAT TERTINGGI KAPITALISME

IMPERIALISME, TINGKAT TERTINGGI KAPITALISME Suar Suroso SATU ABAD KARYA KLASIK LENIN IMPERIALISME, TINGKAT TERTINGGI KAPITALISME Oom, Tiongkok itu bukan lagi sahabat. Sudah jadi imperialis, karena sudah melakukan ekspor kapital. Demikianlah dengan

Lebih terperinci

PENGANTAR PENULIS. Buku Pikir Itu Pelita Hati

PENGANTAR PENULIS. Buku Pikir Itu Pelita Hati PENGANTAR PENULIS Buku Pikir Itu Pelita Hati KARYA Pikir Itu Pelita Hati lahir dari hasrat untuk melawan pembodohan dan pembiadaban yang melanda bangsa Indonesia akibat sepertiga abad berkuasanya rezim

Lebih terperinci

FUKUYAMA SEJARAWAN ANTI KOMUNIS YANG KESIANGAN

FUKUYAMA SEJARAWAN ANTI KOMUNIS YANG KESIANGAN FUKUYAMA SEJARAWAN ANTI KOMUNIS YANG KESIANGAN Suar Suroso I Baru saja Francis Fukuyama menampilkan ramalannya tentang masa depan sejarah. Ditegaskannya, Marxisme sudah mati bertahun-tahun yang lalu. Harapannya

Lebih terperinci

TENTANG KOEKSISTENSI SECARA DAMAI ANTARA SOSIALISME DAN KAPITALISME DARI LENIN SAMPAI SEKARANG..

TENTANG KOEKSISTENSI SECARA DAMAI ANTARA SOSIALISME DAN KAPITALISME DARI LENIN SAMPAI SEKARANG.. TENTANG KOEKSISTENSI SECARA DAMAI ANTARA SOSIALISME DAN KAPITALISME DARI LENIN SAMPAI SEKARANG.. Suar Suroso Jauh di tahun 1916, sebelum kemenangan Revolusi Oktober 1917, Lenin sudah memiliki gagasan tentang

Lebih terperinci

GAGASAN GORBACYOV YANG MENGHANCURKAN UNI SOVYET: SOSIALISME DEMOKRATIS

GAGASAN GORBACYOV YANG MENGHANCURKAN UNI SOVYET: SOSIALISME DEMOKRATIS GAGASAN GORBACYOV YANG MENGHANCURKAN UNI SOVYET: SOSIALISME DEMOKRATIS Suar Suroso Belajar dari kehancuran Uni Sovyet, ada yang mencuatkan sosialisme demokratis. Menginginkan Tiongkok mencampakkan sistimnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian

Lebih terperinci

Konflik Politik Karl Marx

Konflik Politik Karl Marx Konflik Politik Karl Marx SOSIALISME MARX (MARXISME) Diantara sekian banyak pakar sosialis, pandangan Karl Heindrich Marx (1818-1883) dianggap paling berpengaruh. Teori-teorinya tidak hanya didasarkan

Lebih terperinci

TENTANG TEORI Deng XiaoPing

TENTANG TEORI Deng XiaoPing TENTANG TEORI Deng XiaoPing Dian Su Eropa sedang buncah dilanda krisis moneter tularan Amerika. Kepala Bank Dunia pun memberi peringatan: bahaya sedang mengancam perekonomian dunia. Kapitalisme kian semrawut.

Lebih terperinci

EKLEKTISISME, METODOLOGI PSEUDO-ILMIAH PEMALSU SEJARAH

EKLEKTISISME, METODOLOGI PSEUDO-ILMIAH PEMALSU SEJARAH EKLEKTISISME, METODOLOGI PSEUDO-ILMIAH PEMALSU SEJARAH Suar Suroso Setengah abad Perang Dingin digalakkan Amerika Serikat untuk membasmi komunisme dunia. Sasaran terpusatnya adalah Uni Republik-Republik

Lebih terperinci

CRITICAL THEORIES Bagian II

CRITICAL THEORIES Bagian II CRITICAL THEORIES Bagian II 1 MARXISME Jalur Pengaruh Pemikiran Karl Mark & Teori Kritis Hegel Neo Marxisme Teori Kritis II Marks Muda Karl Mark Marks Tua Engels Kautsky Korsch Lukacs Gramsci Hokheimer

Lebih terperinci

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara IDEOLOGI POLITIK TUJUAN NEGARA Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara tersebut MINGGU DEPAN 1. Ideologi : Anarkisme dan Komunisme

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Dampak Nasakom Terhadap Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966, penulis menarik kesimpulan bahwa Sukarno sebagi

Lebih terperinci

FILSAFAT PENDIDIKAN SOSIAL DALAM PERSPEKTIF MATERIALISME HISTORIS. Aniek Nurhayati Dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya

FILSAFAT PENDIDIKAN SOSIAL DALAM PERSPEKTIF MATERIALISME HISTORIS. Aniek Nurhayati Dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya FILSAFAT PENDIDIKAN SOSIAL DALAM PERSPEKTIF MATERIALISME HISTORIS ABSTRAK Aniek Nurhayati Dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya Penerapan materialisme dialektis oleh Marx untuk menganalisis sejarah masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001) hal 44. Universitas Indonesia. 1 S.Suroso, Asal Usul Teori Sosialisme, Marxisme sampai Komune Paris (Jakarta : Pustaka Pena,

BAB I PENDAHULUAN. 2001) hal 44. Universitas Indonesia. 1 S.Suroso, Asal Usul Teori Sosialisme, Marxisme sampai Komune Paris (Jakarta : Pustaka Pena, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak kemenangan Partai Komunis Cina (PKC) dan berdirinya Republik Rakyat Cina (Cina) pada tahun 1949, Cina secara resmi menggunakan ideologi sosialis-komunis

Lebih terperinci

Peran Tenaga Kerja dalam Konsep Kapitalis, Sosialis dan Pancasila

Peran Tenaga Kerja dalam Konsep Kapitalis, Sosialis dan Pancasila PAPER HUBUNGAN INDUSTRIAL Peran Tenaga Kerja dalam Konsep Kapitalis, Sosialis dan Pancasila Oleh : Agnes Yosephine Saragih (125030207111004) Kelas A PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi berjudul Perbandingan pemikiran sosialisme Joseph Stalin dengan Leon Trotsky di Uni Soviet 1924-1929. Kesimpulan

Lebih terperinci

Modul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU

Modul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU Modul ke: Pancasila Pancasila sebagai Ideologi Negara Fakultas MKCU Finy F. Basarah, M.Si Program Studi MKCU Pancasila sebagai Ideologi Negara Pancasila Abstract: Pancasila sebagai Ideologi, dan ideologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

SOSIOLOGI PENDIDIKAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF STRUKTURAL KONFLIK TOKOH PEMIKIR ANTARA LAIN: 1. KARL MARX (1818-1883) 5. JURGEN HABERMAS 2. HEGEL 6. ANTONIO GRAMSCI 3. MAX HORKHEIMER (1895-1973) 7. HERBERT

Lebih terperinci

TEORI DENG XIAOPING PENGEMBANGAN MARXISME

TEORI DENG XIAOPING PENGEMBANGAN MARXISME Suar Suroso: TEORI DENG XIAOPING PENGEMBANGAN MARXISME Menyambut ulasan-ulasan Tatiana, Lusi dan Tan Sit Tiek Yang bersemangat membela Marxisme. I. MENGUBAH dunia! Itulah tujuan manusia berpikir ilmiah.

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

Tiga Komponen Marhaenisme

Tiga Komponen Marhaenisme Tiga Komponen Marhaenisme http://www.berdikarionline.com/bung-karnoisme/20150630/tiga-komponen-marhaenisme.html?fb_ref=default Selasa, 30 Juni 2015 21:57 WIB 0 Komentar 541 Views Salah satu karya agung

Lebih terperinci

BAB II PERUBAHAN SOSIAL KARL MARX. menunjuk pada perubahan sosial yang telah terjadi pada masyarakat

BAB II PERUBAHAN SOSIAL KARL MARX. menunjuk pada perubahan sosial yang telah terjadi pada masyarakat 40 A. Teori Perubahan Sosial BAB II PERUBAHAN SOSIAL KARL MARX Kehidupan sosial itu sendiri tidak pernah bisa terlepas dari adanya suatu proses untuk menuju dalam perkembangan. Sebagaimana perubahan sosial

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB IV PENUTUP. Universitas Indonesia BAB IV PENUTUP Berdasarkan pemaparan yang telah diberikan pada bab II dan III, maka kita dapat melihat beberapa poin penting: Dalam pandangan Jiang Zemin sebagai Sekretaris Jenderal partai pada tahun 2000,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad pencerahan (Aufklarung) telah membawa sikap kritis atas metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- 19) di Jerman,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Sosialisme di China Tahun , maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi

BAB V KESIMPULAN. Sosialisme di China Tahun , maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi BAB V KESIMPULAN Dari pembahasan mengenai Pemikiran Mao Tse Tung Dalam Menanamkan Sosialisme di China Tahun 1935-1976, maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi historis maupun dari segi pedagogis sebagai

Lebih terperinci

Wawancara Oriana Fallaci dengan Deng Xiaoping pada Agustus 1980

Wawancara Oriana Fallaci dengan Deng Xiaoping pada Agustus 1980 Wawancara Oriana Fallaci dengan Deng Xiaoping pada Agustus 1980 http://yinnihuarendeshehuigeming.blogspot.ca/2011/12/wawancara-deng-xiaoping-pada-agustus.html Oriana Fallaci: Akankah potret Ketua Mao akan

Lebih terperinci

Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme

Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme KRITIK TERHADAP SISTEM EKONOMI SOSIALISME fakta Sosialisme Muncul Akibat Kezhaliman Kapitalisme thd Masyarakat Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme (1) Mewujudkan Kesamaan (Equity) Secara Riil (2)

Lebih terperinci

ANTI TEORI PERJUANGAN KLAS DI DUNIA

ANTI TEORI PERJUANGAN KLAS DI DUNIA Suar Suroso: ANTI TEORI PERJUANGAN KLAS DI DUNIA Pada pertengahan abad ke-xx sejumlah cendekiawan burjuis di Eropa secara serius melawan Marxisme. Marxisme diserang dari segi filsafat, teori ekonomi, dan

Lebih terperinci

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi. PANCASILA Modul ke: PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA ABSTRACT Menjelaskan ideologi

Lebih terperinci

TEORI UTAMA PEMBANGUNAN

TEORI UTAMA PEMBANGUNAN TEORI UTAMA PEMBANGUNAN MENURUT TODARO (1991;1994) Teori pertumbuhan linear. Teori perubahan struktural. Teori Dependensia. Teori neo-klasik. Teori-teori baru. Teori pertumbuhan linear Dasar pemikiran

Lebih terperinci

SISTEM EKONOMI SUATU PERBANDINGAN DAN APLIKASI SISTEM EKONOMI INDONESIA DEFINISI SISTEM EKONOMI

SISTEM EKONOMI SUATU PERBANDINGAN DAN APLIKASI SISTEM EKONOMI INDONESIA DEFINISI SISTEM EKONOMI SISTEM EKONOMI SUATU PERBANDINGAN DAN APLIKASI SISTEM EKONOMI INDONESIA DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM DEFINISI SISTEM EKONOMI Gregory Grossman (1984) : Sekumpulan komponen-komponen atau unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II DASAR-DASAR AJARAN IDEOLOGI KOMUNISME. Ideologi berasal dari kata idea dan logos, secara harfiah dapat diartikan sebagai

BAB II DASAR-DASAR AJARAN IDEOLOGI KOMUNISME. Ideologi berasal dari kata idea dan logos, secara harfiah dapat diartikan sebagai 29 BAB II DASAR-DASAR AJARAN IDEOLOGI KOMUNISME A. Pengertian Ideologi Ideologi berasal dari kata idea dan logos, secara harfiah dapat diartikan sebagai aturan atau hukum tentang ide. Istilah ideologi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan PKI lahir sebagai organisasi kepartaian yang memiliki banyak tujuan. Di samping untuk menguasasi politik domestik negara, PKI juga memiliki misi untuk menghapus pengaruh kapitalisme

Lebih terperinci

Berikut ini saya teruskan karangan yang ditulis oleh Kawan Eddi Sugianto.

Berikut ini saya teruskan karangan yang ditulis oleh Kawan Eddi Sugianto. Kawan- Kawan yang baik, Berikut ini saya teruskan karangan yang ditulis oleh Kawan Eddi Sugianto. Pada tahun 1965 ia adalah aktivis CGMI, pernah ditahan di Kamp interogasi Operasi Kalong, Rumah Tahanan

Lebih terperinci

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Surat Kepercayaan Gelanggang SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Kami adalah ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia dan kebudayaan ini kami teruskan dengan cara kami sendiri. kami

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

Sistem Sistem Ekonomi. Pengantar Ekonomi Julius Nursyamsi

Sistem Sistem Ekonomi. Pengantar Ekonomi Julius Nursyamsi Sistem Sistem Ekonomi Pengantar Ekonomi Julius Nursyamsi Pengertian Sistem Ekonomi Gregory Grossman 1984 Sekumpulan komponen-komponen atau unsurunsur terdiri atas unit-unit atau agen-agen ekonomi serta

Lebih terperinci

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Handout 4 Pendidikan PANCASILA SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PANCASILA sebagai Sistem Filsafat Kita simak Pengakuan Bung Karno tentang Pancasila Pancasila memuat nilai-nilai universal Nilai-nilai

Lebih terperinci

Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni

Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni PERBANDINGAN IDEOLOGI Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni MAKNA IDEOLOGI KARL MARX Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. HAROLD H. TITUS

Lebih terperinci

Sosialisme Indonesia

Sosialisme Indonesia Sosialisme Indonesia http://sinarharapan.co/news/read/140819049/sosialisme-indonesia 19 Agustus 2014 12:50 Ivan Hadar* OPINI Sosialisme-kerakyatan bisa diterapkan di Indonesia. Terpilihnya Jokowi sebagai

Lebih terperinci

Padukan Keunggulan Kapitalisme dan Sosialisme

Padukan Keunggulan Kapitalisme dan Sosialisme Padukan Keunggulan Kapitalisme dan Sosialisme Pada Sabtu, 16 Januari 2016 11:40, "'Chan CT' SADAR@netvigator.com [nasional-list]" menulis: Jangan menolak mentah-mentah,...

Lebih terperinci

Mengapa Sosialisme? Albert Einstein

Mengapa Sosialisme? Albert Einstein Mengapa Sosialisme? Albert Einstein Apakah pantas bagi seseorang yang bukan merupakan pakar di bidang persoalan sosial dan ekonomi mengemukakan pandangannya berkaitan dengan sosialisme? Karena berbagai

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ilmu ekonomi dan ilmu politik, maka tujauan orientasinya adalahanalisa kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. ilmu ekonomi dan ilmu politik, maka tujauan orientasinya adalahanalisa kebijakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam memahami ekonomi politik sebagai sebuah disiplin ilmu antara ilmu ekonomi dan ilmu politik, maka tujauan orientasinya adalahanalisa kebijakan ekonomi melalui

Lebih terperinci

TEORI POLITIK DAN IDEOLOGI SOSIALISME-KOMUNISME

TEORI POLITIK DAN IDEOLOGI SOSIALISME-KOMUNISME 10 TEORI POLITIK DAN IDEOLOGI SOSIALISME-KOMUNISME Pengertian Sosialisme. Istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis sekitar tahun 1830, yakni adanya keinginan agar alat-alat produksi dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk

Lebih terperinci

ARTI SEJARAH, DAMPAK GLOBAL DAN VALIDITAS ABADI DARI REVOLUSI BESAR SOSIALIS YANG DIPIMPIN LENIN

ARTI SEJARAH, DAMPAK GLOBAL DAN VALIDITAS ABADI DARI REVOLUSI BESAR SOSIALIS YANG DIPIMPIN LENIN ARTI SEJARAH, DAMPAK GLOBAL DAN VALIDITAS ABADI DARI REVOLUSI BESAR SOSIALIS YANG DIPIMPIN LENIN Oleh Prof. Jose Maria Sison Ketua Komite Koordinator Internasional Liga Internasional Perjuangan Rakyat

Lebih terperinci

PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri

PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri LIMA ALIRAN PEMIKIRAN POLITIK DI INDONESIA Terdapat lima aliran pemikiran politik di Indonesia,

Lebih terperinci

SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 YOGYAKARTA

SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 YOGYAKARTA PENDIDIKAN PANCASILA SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 YOGYAKARTA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA PENGERTIAN IDEOLOGI DAN IDEOLOGI TERBUKA IDEOLOGI-IDEOLOGI BESAR DI DUNIA: LIBERALISME-KAPITALISME, SOSIALISME,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan analisis pembahasan dalam penelitian pemikiran Musso dan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan analisis pembahasan dalam penelitian pemikiran Musso dan 122 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan analisis pembahasan dalam penelitian pemikiran Musso dan Aidit tentang komunisme di Indonesia, maka penulis menyusun kesimpulan. Adapun Kesimpulan yang dapat ditarik adalah

Lebih terperinci

Konsep Politik Menurut Pemikiran Filsuf Barat. By : Amaliatulwalidain, MA

Konsep Politik Menurut Pemikiran Filsuf Barat. By : Amaliatulwalidain, MA Konsep Politik Menurut Pemikiran Filsuf Barat By : Amaliatulwalidain, MA NEGARA KOTA Apakah negara-negara kota itu? Terlebih dahulu perlu dijelaskan bahwa persepsi kita mengenai negara saat ini jelas berbeda

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan diikuti keadaan politik yang semakin rawan dengan munculnya rasa tidak puas dari daerah terhadap

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau

Lebih terperinci

Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini

Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Ilustrasi: Moh. Dzikri Handika Melalui buku Peranan Koperasi Dewasa Ini (PKDI), Aidit secara tegas meletakkan koperasi sebagai gerakan sosial dan ekonomi

Lebih terperinci

Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori. marxism. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM

Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori. marxism. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori marxism This diagram from 1867 perfectly illustrates the inherent genius within the capitalist system and how it is indestructible: it has a strong base built on

Lebih terperinci

APA KOMUNISME BISA DIBASMI?

APA KOMUNISME BISA DIBASMI? Kolom IBRAHIM ISA Rabu Sore, 10 Juni 2015 --------------------- APA KOMUNISME BISA DIBASMI? Dengan sendirinya! Kalau, sebuah tulisan (oleh

Lebih terperinci

2016 PERBAND INGAN SOSIALISME JOSEPH STALIN D AN LEON TROTSKY D I UNI SOVIET

2016 PERBAND INGAN SOSIALISME JOSEPH STALIN D AN LEON TROTSKY D I UNI SOVIET BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Eropa adalah tempat yang sangat unik, banyak paham-paham yang lahir di benua tersebut. Membicarakan tentang sosialisme tidak terlepas dari pahampaham seperti

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI DEPENDENSI Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS Latar Belakang Sejarah Teori Modernisasi

Lebih terperinci

JALAN SUTERA ABAD KE-XXI

JALAN SUTERA ABAD KE-XXI Suar Suroso: JALAN SUTERA ABAD KE-XXI KEMENANGAN KOEKSISTENSI DAMAI ATAS BENTROKAN-BENTROKAN PERADABAN 1. Sosialisme Lawan Kapitalisme. Dunia tersentak oleh gagasan Satu Jalur dan Satu Jalan, yaitu membangun

Lebih terperinci

BAB II TEORI KONFLIK KARL MARX DAN DAHRENDORLF. proletar yang memperebutkan sumber-sumber ekonomi (alat-alat produksi).

BAB II TEORI KONFLIK KARL MARX DAN DAHRENDORLF. proletar yang memperebutkan sumber-sumber ekonomi (alat-alat produksi). 37 BAB II TEORI KONFLIK KARL MARX DAN DAHRENDORLF A. Teori Konflik Karl Marx Konflik merupakan pertentangan antara kelas borjuis melawan kelas proletar yang memperebutkan sumber-sumber ekonomi (alat-alat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,

Lebih terperinci

PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Revolusi Industri / Inggris Revolusi Perancis Revolusi Bolshevik / Rusia 2 INDUSTRI TERJADI PADA ABAD 18 DAN 19 TEPATNYA

Lebih terperinci

2014 PEMIKIRAN MUBYARTO TENTANG EKONOMI INDONESIA

2014 PEMIKIRAN MUBYARTO TENTANG EKONOMI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan Ekonomi disuatu Negara memang sudah menjadi sebuah keharusan yang tidak bisa ditinggalkan atau dikesampingkan karena pada hakikatnya kesejahteraan

Lebih terperinci

Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD

Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD 11 Oleh: Sulthan Zainuddin ABSTRAK Dalam bukunya Social Origins of

Lebih terperinci

BAB V PERBANDINGAN IDEOLOGI

BAB V PERBANDINGAN IDEOLOGI BAB V PERBANDINGAN IDEOLOGI A. Pengertian Ideologi Ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Edios yang berarti cita-cita dan Logos yang berarti pengatahuan atau ilmu dan paham. Dalam pengertian sempit

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, Sangsekerta, dan Latin. Dimana istilah kebijakan ini memiliki arti menangani masalah-masalah publik

Lebih terperinci

PEMIKIRAN EKONOMI PANCASILA

PEMIKIRAN EKONOMI PANCASILA PEMIKIRAN EKONOMI PANCASILA Disusun oleh NAMA : HAMDANI DHARMA YUNA RIMOSAN NIM : 11.11.4844 Kelompok : c JURUSAN : S1-teknik informatika DOSEN : drs. Tahajudin soedibyo STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012

Lebih terperinci

Sebuah Pengantar. I. Pendahuluan

Sebuah Pengantar. I. Pendahuluan F I L S A F A T Sebuah Pengantar I. Pendahuluan Filsafat / filosofi berasal dari kata Yunani yaitu philos (suka) dan sophia (kebijaksanaan), yang diturunkan dari kata kerja filosoftein, yang berarti :

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang BAB V KESIMPULAN Sutan Sjahrir dan Tan Malaka merupakan dua contoh tokoh nasional yang memberikan segenap tenaga dan pikirannya pada masa kemerdekaan. Kajian terhadap pemikiran dua tokoh tersebut, tidak

Lebih terperinci

Imperialisme Tingkat Tinggi Kapitalisme

Imperialisme Tingkat Tinggi Kapitalisme Imperialisme Tingkat Tinggi Kapitalisme Setelah teori diadu dengan teori, menurut saya benar-tidak TEORI itu tetap harus di BUKTIKAN dalam PRAKTEK! Tidak hanya karena apa yang dijalankan Deng dan RRT sekarang

Lebih terperinci

FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( )

FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( ) FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE (1866-1952) Filsafat Sejarah Croce (1) Benedetto Croce (1866-1952), merupakan pemikir terkemuka dalam mazhab idealisme historis. Syafii Maarif mengidentifikasi empat doktrin

Lebih terperinci

Pendekatan Historis Struktural

Pendekatan Historis Struktural Teori modernisasi ternyata mempunyai banyak kelemahan sehingga timbul sebuah alternatif teori yang merupakan antitesis dari teori modernisasi. Kegagalan modernisasi membawa kenajuan bagi negara dunia ketiga

Lebih terperinci

PENGANTAR DEMOGRAFI 1 Oleh: Omas Bulan Rajagukguk 2. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata

PENGANTAR DEMOGRAFI 1 Oleh: Omas Bulan Rajagukguk 2. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata PENGANTAR DEMOGRAFI 1 Oleh: Omas Bulan Rajagukguk 2 1. Pendahuluan: Asal-usul ilmu demografi Kata demografi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata - demos, yang artinya rakyat/penduduk - grafein,

Lebih terperinci

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA,

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA, KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR VIII/MPRS/1965 TAHUN 1965 TENTANG PRINSIP-PRINSIP MUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT DALAM DEMOKRASI TERPIMPIN SEBAGAI PEDOMAN BAGI LEMBAGA-LEMBAGA

Lebih terperinci

Pemikiran Politik Soetan Sjahrir

Pemikiran Politik Soetan Sjahrir CUT JUNIANTY SYAHRA Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan, Jl. Dr. Sofyan No.1 Medan, 20155, Telepon: 061-8220760, Email: cut_fadden@yahoo.com Diterima

Lebih terperinci

Kritik Terhadap Sistem Ekonomi Sosialis

Kritik Terhadap Sistem Ekonomi Sosialis Kritik Terhadap Sistem Ekonomi Sosialis Disusun oleh: Riza Anggraeni (054440) Santi Nurbayanti (054449) Yani Oktaviani (054941) Yolanda Avrilia (055153) Wiwin Wina (055237) Sistem Ekonomi Sosialis A. Pengertian

Lebih terperinci

SISTEM EKONOMI INDONESIA: KAPITALISME MEDIA

SISTEM EKONOMI INDONESIA: KAPITALISME MEDIA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA MODUL (3 SKS) POKOK BAHASAN : SISTEM EKONOMI INDONESIA: KAPITALISME MEDIA Oleh : DESKRIPSI Indonesia, bersistem ekonomi campuran dengan nama Sistem

Lebih terperinci

2

2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Hukum adalah pembatasan kebebasan setiap orang demi kebebasan semua orang... Kaidah hukum mengarahkan diri hanya pada perbuatanperbuatan lahiriah. Jadi. saya berbuat sesuai dengan

Lebih terperinci

PERANG SAUDARA DI RUSIA

PERANG SAUDARA DI RUSIA 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada tahun 1917, Rusia mengalami sebuah peristiwa yang menandai munculnya sebuah pemerintahan baru yang berbentuk Republik Sosialis. Peristiwa itu yakni

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju.

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju. BAB I PEDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju. Kemajuan negara Cina tentu tidak terjadi begitu saja, ada suatu proses yang cukup panjang untuk

Lebih terperinci

Pijar-Pijar Gagasan Soekarno

Pijar-Pijar Gagasan Soekarno Peringatan Hari Lahir Pancasila - 01 Juni 2015 11:20 wib Pijar-Pijar Gagasan Soekarno Faisal Ismail, Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta PADA sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan

Lebih terperinci

1. Oleh: 2. Taat Wulandari 3.

1. Oleh: 2. Taat Wulandari 3. 1. Oleh: 2. Taat Wulandari 3. E-mail: taat_wulandari@uny.ac.id Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah

Lebih terperinci

PENGANTAR CARAA BERPIKIR DASAR

PENGANTAR CARAA BERPIKIR DASAR 2008 PENGANTAR CARAA BERPIKIR DASAR BERSAMA BERJUANG BERSATU MELAWAN TUNTASKAN REVOLUSI DEMOKRATIK IEBE PARASIT I. PENDAHULUAN 1. Apakah Filsafat itu? Banyak orang mengira bahwa filsafat itu tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU FILSAFAT ILMU. Artikel Filsafat. Oleh ABDUH ARIF NUR FAQIH ARROBBANI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

TUGAS INDIVIDU FILSAFAT ILMU. Artikel Filsafat. Oleh ABDUH ARIF NUR FAQIH ARROBBANI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK TUGAS INDIVIDU FILSAFAT ILMU Artikel Filsafat Oleh ABDUH ARIF NUR FAQIH ARROBBANI 125524227 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2014 Sebuah Pengantar I. Pendahuluan

Lebih terperinci

Kebenaran Manusia Sebagai Kerja : Selayang Pandang Kemanusiaan Menurut Marxisme Klasik

Kebenaran Manusia Sebagai Kerja : Selayang Pandang Kemanusiaan Menurut Marxisme Klasik Kebenaran Manusia Sebagai Kerja : Selayang Pandang Kemanusiaan Menurut Marxisme Klasik Sandy Hardian. S.H. Manusia pertama kali harus makan, minum, mempunyai tempat tinggal, dan pakaian sebelum berpolitik,

Lebih terperinci

NATURALISME Naturalisme 'natura' naturalisme supernaturalisme

NATURALISME Naturalisme 'natura' naturalisme supernaturalisme NATURALISME Naturalisme adalah teori yang menerima 'natura' (alam) sebagai keseluruhan realitas. Istilah naturalisme adalah kebalikan dari dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik

Lebih terperinci

pengatur seluruh sumber-sumber kegiatan perekonomian. Setiap orang tidak diperbolehkan

pengatur seluruh sumber-sumber kegiatan perekonomian. Setiap orang tidak diperbolehkan Sistem Perekonomian Komunisme Komunisme adalah suatu sistem perekonomian di mana peran pemerintah sebagai pengatur seluruh sumber-sumber kegiatan perekonomian. Setiap orang tidak diperbolehkan memiliki

Lebih terperinci

BAB III PEMIKIRAN MATERIALISME

BAB III PEMIKIRAN MATERIALISME BAB III PEMIKIRAN MATERIALISME A. Pengertian Materialisme Materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa atom materi bergerak dan berkembang sebagai pembentuk awal dari alam, akal dan kesadaran merupakan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Marhaenisme merupakan salah satu paham yang pernah ada dan berkembang di Indonesia. Paham ini merupakan gagasan pemikiran dari Soekarno yang menjadi tonggak

Lebih terperinci

HUKUM ACARA PEMBUBARAN PARTAI POLITIK

HUKUM ACARA PEMBUBARAN PARTAI POLITIK HUKUM ACARA PEMBUBARAN PARTAI POLITIK dikerjakan untuk memenuhi tugas tersruktur 2 mata kuliah Hukum Acara Mahkamah Konstitusi Oleh: Harits Jamaludin 115010100111125 PENGANTAR Pada umumnya tujuan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

BAB III PERALIHAN SISTEM EKONOMI SOSIALISME CINA MENUJU SISTEM EKONOMI KAPITALISME

BAB III PERALIHAN SISTEM EKONOMI SOSIALISME CINA MENUJU SISTEM EKONOMI KAPITALISME BAB III PERALIHAN SISTEM EKONOMI SOSIALISME CINA MENUJU SISTEM EKONOMI KAPITALISME Pasca Perang Dunia II, sulit bagi negeri penjajah untuk mempertahankan bentuk penjajahan langsung, sebab masyarakat di

Lebih terperinci

RANGKUMAN Penggolongan Filsafat Pendidikan menurut Theodore Brameld: 1. Tradisi filsafat klasik yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh dari teori Plato,

RANGKUMAN Penggolongan Filsafat Pendidikan menurut Theodore Brameld: 1. Tradisi filsafat klasik yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh dari teori Plato, RANGKUMAN Penggolongan Filsafat Pendidikan menurut Theodore Brameld: 1. Tradisi filsafat klasik yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh dari teori Plato, Aristoteles, thomas Aquinas muncullah Perenialisme.

Lebih terperinci

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Feni Fasta, SE, M.Si SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Feni Fasta, SE, M.Si SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA Perangkat kelembagaan dimaksud, meliputi lembaga atau wadah tempat subjek (objek) itu berhubungan, cara kerja dan mekanisme yang menjalin hubungan subjek (objek) tadi, secara kaidah atau norma yang mengatur

Lebih terperinci

KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo

KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN Slamet Widodo Teori modernisasi ternyata mempunyai banyak kelemahan sehingga timbul sebuah alternatif teori yang merupakan antitesis dari teori modernisasi. Kegagalan

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Chalik Hamid

KATA SAMBUTAN. Chalik Hamid JALAN SUTERA ABAD 21 KATA SAMBUTAN Chalik Hamid UNTUK memberikan kata sambutan atas terbitnya buku baru Bung Suar Suroso yang diberi judul Jalan Sutera Abad 21, saya berusaha menampilkan sebuah negara

Lebih terperinci