Kebenaran Manusia Sebagai Kerja : Selayang Pandang Kemanusiaan Menurut Marxisme Klasik
|
|
- Budi Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kebenaran Manusia Sebagai Kerja : Selayang Pandang Kemanusiaan Menurut Marxisme Klasik Sandy Hardian. S.H. Manusia pertama kali harus makan, minum, mempunyai tempat tinggal, dan pakaian sebelum berpolitik, ilmu pengetahuan, seni, agama, dan sebagainya. - F. Engels dalam Pidato di Pemakaman Karl Marx, 17 Maret 1883 I. Pendahuluan Pandangan Marxisme klasik seperti yang dijadikan judul pada tinjauan ini adalah pandangan klasik yang mengemuka setelah dipergunakan oleh V.I. Lenin dalam The Three Sources and Three Component Parts of Marxism, yang termuat dalam V.I. Lenin Selected Works : Volume I yang diterbitkan oleh Foreign Languages Publishing House ( sebuah lembaga propaganda penerbitan tulisan berbahasa asing, utamanya berbahasa Inggris yang dimiliki oleh Uni Sovyet ) di Moscow. Ketiga komponen sumber itu adalah : - Filsafat Jerman, yang terdiri dari idealisme Hegel, dan kritik materialisme Feurbach terhadap Hegel, yang diramu oleh Marx untuk merumuskan konsepsinya tentang materialisme yang berciri dialektis yang menyejarah. - Ekonomi Politik Inggris ( Adam Smith, dan David Ricardo ), dimana Marx mengambil gagasan tentang teori nilai lebih, yang diganti menjadi teori nilai kerja. - Sosialisme Perancis ( Seringkali juga disebut sebagai sosialisme utopis ), yang menghasilkan imaji tugas kenabian seorang Marx, yaitu politik perjuangan kelas. Tradisi menerapkan ketiga komponen ini sempat disebutkan oleh Martin Suryajaya dalam Makalah Mengupas Marxisme Sesi I : Menalar Marx sebagai sumber pembacaan yang tidak kreatif. Martin Suryajaya berpendapat, semustinya juga dibahas Materialisme Aristoteles, Naturalisme Epicurus ( digunakan dalam disertasi doktoral Marx ), juga Materialisme Inggris sebagai pembanding bacaan lainnya. Akan tetapi, mengingat akan keterbatasan waktu, maka ada baiknya sumber klasik ini diterima dalam rangka menalar teori kerja Marx. Pembahasan dalam tinjauan ini diawali dengan membedah inti konsep filsafat Marx melalui pisau analisis Lenin, lalu mengungkap kesimpulan Marx tentang kerja, lalu membahas penyimpangan kerja menurut Marx, diakhiri dengan kesimpulan Marxisme klasik tentang kebenaran kerja. II. Ontologi Marx
2 Ontologi Marx seringkali disebut sebagai Materialisme Historis. Secara singkat Marx menyatakan bahwa basis menentukan suprastruktur. Basis menurut Marx, berdasarkan pandangan materialismenya adalah realitas material mempengaruhi realitas mental, yang berarti basis berupa kegiatan ekonomi ( menurut Marx adalah perbatasan dari realitas material menuju mental ) menentukan superstruktur berupa kebudayaan, agama, dan politik. Pandangan ini memang terkesan determinis, materialisme semacam ini kerap kali disebut sebagai materialisme kuno yang terlalu reduksionis, karena seolah olah segala sesuatu akan selesai dengan memperbaiki basis-nya. Althusser dalam Contradiction and Overdetermination ( 1997 ) mengatakan bahwa adakalanya terdapat overdeterminasi dari basis menuju superstruktur, akan tetapi karena batasan pembahasan ini adalah telaah Marxisme klasik ala Lenin, maka ontologi tereduksi ini dipegang sebagai kebenaran. III. Epistemologi Marx Dalam Das Kapital jilid III halaman 956, dinyatakan bahwa, Seluruh ilmu pengetahuan akan mubazir, apabila bentuk penampakan sesuatu identik dengan esensinya.. Singkatnya, jika totalitas kenyataan telah tercakup dalam penampakan empirik, maka ilmu tidak lagi diperlukan. Maka setiap pengalaman kita sebagai manusia merupakan realitas utama tentang dunia. Berarti dapat ditarik kesimpulan bahwasanya, sains haruslah memiliki sikap kemanusiaan, sebagaimana kenyataan objektif haruslah berguna bagi kenyataan subjektif. IV. Pandangan Marx tentang Kerja Manusia sebagai realitas di alam merupakan bagian dari dunia materi. Manusia yang merupakan kenyataan material mempunyai konsepsi, dan ide yang terdapat dalam otaknya. Kemanusiaan manusia berdasarkan ontologi Marxisme klasik berarti dalah menjadikan ide ( realitas mental ) menjadi ciptaan ( realitas material ). Itulah kerja menurut Marx, yaitu purna nya ide dalam diri manusia menjadi objek nyata ( objektivasi ide ). Pekerjaan diandaikan oleh Marx adalah suatu kegiatan yang sangat membahagiakan, sangat khas manusia sebagai makhluk berpikir. Hasil kerja manusia tersebut, karena hakikat pemenuhan kebutuhan manusia yang luas ( agar dapat hidup ), maka seringkali dipertukarkan dengan hasil objektivasi ide manusia lain. Penghargaan akan kualitas hasil kerja ditentukan dengan seberapa besar keseriusan manusia dalam mencipta, serta penghargaan dari manusia lainnya, karena hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Dunia kerja menurut pandangan Marx adalah dunia penuh kemanusiaan, dunia dimana setiap orang dapat mencipta dengan leluasa, sambil pula tetap hidup karena apresiasi hasil ciptanya yang diganti dengan hasil cipta manusia lain yang digunakan sebagai kebutuhan manusia tersebut.
3 V. Penyimpangan Kerja Realitas dunia saat ini jauh dari gambaran Marx tentang kerja. Pengalaman penulis sebagai mahasiswa sebagai contohnya lebih menginginkan libur kuliah ketimbang hari masuk, suntuk rasanya saat harus mendapat tugas belajar demi memperoleh angka ujian, pun begitu dengan pekerjaan lainnya, seorang buruh pabrik misalnya lebih memilih menghabiskan liburnya dengan menghambur hamburkan uang di sarana rekreasi ( artinya kembali menjadi kreatif ), ketimbang untuk mempersiapkan peralatan yang menyokong kerjanya pasca libur. Mengapa terjadi demikian? Salahkah pendapat Marx di atas? Yang terjadi adalah pekerja kini kehilangan makna kerja. Kerja bukan lagi kegiatan manusiawi dengan mengobjektivasi ide diri menjadi benda, melainkan mengobjektivasi ide orang untuk menjadi benda. Rasa terasing dari diri sebagai makhluk kreatif umum dijumpai jika kerja menjadi sedemikian rupa. Mengapa hal ini dapat terjadi? Kapital merupakan jawabannya. Adanya pemanfaatan nilai lebih hasil kerja menyebabkan pemodal ( pemilik kapital ) yang dalam realitanya tidak bekerja, memiliki buruh yang bekerja demi mendapatkan sarana pemuas keinginan manusia akan benda, yaitu uang. Hasil kerja buruh tersebut justru nantinya akan dipertukarkan lagi dengan sarana pemuas keinginan ( uang ) yang lebih besar yang nantinya akan digunakan untuk kapital pemodal yang nantinya lagi akan digunakan untuk menghasilkan lebih banyak barang ( komoditas ), serta lebih banyak sarana untuk mendapatkan barang ( uang ), begitu seterusnya. Sampai pemodal semakin sedikit ( benar benar merupakan raksasa uang ), menciptakan jutaan buruh yang bergantung kerja padanya yang akhirnya menciptakan jutaan komoditas yang harus dibeli oleh jutaan buruh lain, pun dengan mereka yang membeli komoditas hasil kerja buruh lainnya. Dengan proses komodifikasi kerja ini, manusia merasa tidak nyaman karena kemanusiaannya direnggut. Hasil kerja yang dilakukan sendiri pun tidak dapat dinikmati secara langsung, melainkan ditukar dengan sarana ( uang ) untuk mendapatkan hasil kerja manusia lain. Berikut dibawah ini merupakan contoh kasusnya : Si X merupakan Insinyur Mesin pabrik otomotif A, si Y merupakan Insinyur Perminyakan perusahaan B. Suatu hari Y yang sedang libur kerja, memiliki banyak uang hasil kerjanya selama ini untuk membeli Mobil rancangan Insinyur X keluaran pabrik A, hasilnya adalah uang untuk pemilik pabrik A, yang sejumlah kecilnya dibayarkan pada X, serta buruh lainnya, sementara segelintir dinikmati untuk pemilik pabrik A. Suatu ketika, X yang mempunyai sepeda motor pribadi ingin mengisi bensin di Pom perusahaan B, lalu mengeluarkan uang hasil gaji dari perusahaan A yang hasilnya diserahkan hanya sebagian kecil kepada Y sementara sebagian besar menjadi milik pemilik perusahaan B. Pemilik perusahaan A dan B bertambah banyak uang, yang akan digunakan untuk memperluas moda produksi, sementara X dan Y merasa senang karena kebutuhannya terpenuhi, dan terus bekerja meskipun tidak nyaman.
4 Berikut persamaan aliran sederhananya : Pada Pekerja : C1 M1 C2 Pada Pemodal : M1 C1 M2 Dimana pada pemodal M2 > M1, sedangkan pada pekerja C1 < C2. Dimana M : Uang, dan C : komoditas. Urutan menunjukan keberurutan waktu penerimaan. Disini tampak ketimpangan yang ada, dimana buruh saling bersaing satu sama lain untuk mendapatkan uang, untuk membeli komoditas yang nilainya pasti lebih kecil dari keseluruhan komoditas produksi dirinya ( yang digantikan gaji ). Sementara pemodal semakin bertambah kaya. Dengan demikian kerja bukan lagi memanusiakan, melainkan mengalienasi manusia terhadapa dirinya sendiri, juga terhadap orang lain. Jurang kemiskinan bertambah parah, yang menguasai modal sebagai moda produksi akan semakin kaya, sementara yang tidak menguasai akan dipermiskin, dan teralienasi ( amin ala lumpen). Kerja seperti ini jelas merupakan kesalahan yang menyejarah dalam kemanusiaan pasca feodal ( dimana Tuan atas nama Tuhan membenarkan penindasan ). Jadi apakah kebenaran bagi kemanusiaan menurut epistemologi Marxisme klasik? VI. Kesimpulan : Revolusi Sebagai Tugas Kenabian Menegakan Kebenaran Seperti yang telah dibahas pada pasal III, kebenaran tidak akan menampakan diri hanya pada dirinya sendiri. Dengan demikian pengaminan sains dalam teori ekonomi tentang kewajaran kerja manusia saat ini sudah menyalahi epistemologi klasik Marxisme. Dapat dinyatakan bahwa ilmu ekonomi seperti itu bukanlah sains, dan dapat difalsifikasi sebagai pseudo sains. Sains yang benar adalah sains yang memihak pada hakikat kenyataan, sementara hakikat kenyataan manusia adalah kerja, maka penyimpangan kerja harus disalahkan. Cukupkah dengan hanya mengamini bahwa hal tersebut salah? Tentu tidak, karena jawaban sebagaimana ontologi Marx haruslah berupa jawaban yang material. Jadi jawaban haruslah memulihkan kembali materialisme kemanusiaan yang hilang akibat penyimpangan kerja dari sang pemodal. Jadi apa jawabannya? Atau lebih tepat bagaimana cara menjawabnya? Penulis yang mecoba menalar Marx sedari sekolah menengah punya kelakar tentang jawaban pertanyaan itu. Suatu ketika penulis membaca artikel pada komik filsfat yang penulis lupa judulnya yang menanyakan hal yang sama. Jawabannya adalah ada 47 cara untuk menuntaskan dunia yang sama sekali tidak manusiawi ini. Apakah itu?
5 Sumber : Diakses pada 18/03/15 pukul WIB Yap, benar Avtomat Kalashnikova 47 ( AK 47 ) adalah salah satu jawabannya hahaha Sekedar kelakar, karena senapan serbu rancangan Kolonel Mikhail Kalashnikov ini banyak digunakan dalam pemberontakan Gerliyawan Marxis. Sebagai contoh kemenangan NVA dan Vietcong atas AS juga dipercaya akibat jasa senapan buatan Rusia IZhMASh ini. Baik, kembali ke topik. Cara satu satunya menurut Lenin adalah.hingga mereka membentuk kelas baru, yaitu kelas proletar. Sementara jurang kekayaan semakin lebar, semakin banyak pula buruh, semakin sedikit pemodal, yang akhirnya jika disulut ( dikatalisasi ) oleh diktator proletariat maka kaum buruh ini dapat menggulingkan tatanan moda produksi menjadi kepemilikan bersama, hingga menghasilkan dunia penuh kemanusiaan kembali, dimana kerja betul betul mengobjektivasi kehendak tiap individu manusia, dengan apresiasi manusia lainnya. Satu dunia tanpa penindasan, satu bumi kemanusiaan hanya dapat dicapai lewat revolusi internasional, dimana seluruh pekerja di dunia bersatu menumbangkan rezim kapital. Inilah suatu tugas kenabian, suatu tugas dari sains dan filsafat kebenaran menurut Marxisme klasik. Daftar Pustaka - Althusser, Louis Contradiction and Overdetermination dalam Louis Althusser. For Marx diterjemahkan oleh Ben Brewster. London : Verso.
6 - Lenin, V.I The Three Sources and Three Component Parts of Marxism dalam V.I. Lenin. Selected Works : Volume I. Moscow : Foreign Languages Publishing House. - Marx, Karl Capital Volume III diterjemahkan oleh David Fernbach. Middlesex : Penguin Books. - Suryajaya, Martin Menalar Marx dalam Makalah Mengupas Marxisme. Bandung : Tanpa Penerbit.
Konflik Politik Karl Marx
Konflik Politik Karl Marx SOSIALISME MARX (MARXISME) Diantara sekian banyak pakar sosialis, pandangan Karl Heindrich Marx (1818-1883) dianggap paling berpengaruh. Teori-teorinya tidak hanya didasarkan
Lebih terperinciCRITICAL THEORIES Bagian II
CRITICAL THEORIES Bagian II 1 MARXISME Jalur Pengaruh Pemikiran Karl Mark & Teori Kritis Hegel Neo Marxisme Teori Kritis II Marks Muda Karl Mark Marks Tua Engels Kautsky Korsch Lukacs Gramsci Hokheimer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan manusia menjadi penunjang keberlangsungan hidup manusia. Manusia dengan akal budinya
Lebih terperinciTUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara
IDEOLOGI POLITIK TUJUAN NEGARA Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara tersebut MINGGU DEPAN 1. Ideologi : Anarkisme dan Komunisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad pencerahan (Aufklarung) telah membawa sikap kritis atas metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- 19) di Jerman,
Lebih terperinciHUKUM SEBAGAI IDEOLOGI KELAS. (Studi Analisi atas Pemikiran Marx dan Engels Vs Islam) Oleh :Elan Sumarna
HUKUM SEBAGAI IDEOLOGI KELAS (Studi Analisi atas Pemikiran Marx dan Engels Vs Islam) Oleh :Elan Sumarna A. Pendahuluan Pengertian tentang idiologi kelas sebenarnya berawal dari renaisanse di Barat, yang
Lebih terperinciModul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU
Modul ke: Pancasila Pancasila sebagai Ideologi Negara Fakultas MKCU Finy F. Basarah, M.Si Program Studi MKCU Pancasila sebagai Ideologi Negara Pancasila Abstract: Pancasila sebagai Ideologi, dan ideologi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. revolusi 1952 dalam novel al-lish-shu wal-kila b karya Najib Machfuzh, maka
5.1 Kesimpulan BAB V PENUTUP Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan dan dijabarkan, dalam kaitannya dengan kemiskinan dan pertentangan kelas masayarakat Mesir pasca revolusi 1952 dalam novel al-lish-shu
Lebih terperinciZAMAN BURUK BAGI PUISI : SAJAK-SAJAK MARXIS BERTOLT BRECHT OLEH: NURJAMIATI NIM: A1B12001 PENDAHULUAN Muniroh dalam Membongkar Selubung Ideologi (No
ZAMAN BURUK BAGI PUISI : SAJAK-SAJAK MARXIS BERTOLT BRECHT OLEH: NURJAMIATI NIM: A1B12001 PENDAHULUAN Muniroh dalam Membongkar Selubung Ideologi (No Compromise edisi April 2004) menyimpulkan bahwa manusia,
Lebih terperinciKOMUNIS; SEJARAH GERAKAN SOSIAL DAN IDIOLOGI KEKUASAAN. Oleh: Erdi Rujikartawi. Kata Kunci : Komunisme, Idiologi, dan Gerakan Sosial
KOMUNIS; SEJARAH GERAKAN SOSIAL DAN IDIOLOGI KEKUASAAN Oleh: Erdi Rujikartawi Abstrak Kekuasaan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari hirukpikuk kehidupan dunia. Dalam kekuasaan dominasi idiologi menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman lahir maupun pengalaman batin. Pengetahuan bisa berasal dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara filosofis pengetahuan manusia bersumber dari pengalaman, entah pengalaman lahir maupun pengalaman batin. Pengetahuan bisa berasal dari pengalaman langsung dengan
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, Sangsekerta, dan Latin. Dimana istilah kebijakan ini memiliki arti menangani masalah-masalah publik
Lebih terperinciNATURALISME Naturalisme 'natura' naturalisme supernaturalisme
NATURALISME Naturalisme adalah teori yang menerima 'natura' (alam) sebagai keseluruhan realitas. Istilah naturalisme adalah kebalikan dari dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik
Lebih terperinciBAB II TEORI KONFLIK KARL MARX DAN DAHRENDORLF. proletar yang memperebutkan sumber-sumber ekonomi (alat-alat produksi).
37 BAB II TEORI KONFLIK KARL MARX DAN DAHRENDORLF A. Teori Konflik Karl Marx Konflik merupakan pertentangan antara kelas borjuis melawan kelas proletar yang memperebutkan sumber-sumber ekonomi (alat-alat
Lebih terperinciPERAN TENAGA KERJA MENURUT TEORI KAPITALIS, SOSIALIS, DAN PANCASILA
Nama : Novita NIM : 125030200111177 Kelas : A, Hubungan Industrial PERAN TENAGA KERJA MENURUT TEORI KAPITALIS, SOSIALIS, DAN PANCASILA 1. Pemikiran Ekonomi Marx Sebagai Kritik Terhadap Kapitalisme KRITIK
Lebih terperinciNATURALISME (1) Naturalisme 'natura' Materialisme
NATURALISME (1) Naturalisme adalah teori yang menerima 'natura' (alam) sebagai keseluruhan realitas. Naturalisme adalah kebalikan dari dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik
Lebih terperinciBAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN
BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri. Namun demikian, mengapa manusia harus hidup bermasyarakat. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya,
Lebih terperinciKritik Marxist Dalam Sastra - Esai - Horison Online. Ditulis oleh Sastri Sunarti Jumat, 09 Maret :48
Kritik Sastra Marxist dalam kesusasteraan mempunyai sejarah yang panjang. Kritik teori Marxist ini berawal dari tiga teks besar dan terkenal. Dua diantaranya terdapat dalam surat-surat pujian dari Engels
Lebih terperinciBAB II PERUBAHAN SOSIAL KARL MARX. menunjuk pada perubahan sosial yang telah terjadi pada masyarakat
40 A. Teori Perubahan Sosial BAB II PERUBAHAN SOSIAL KARL MARX Kehidupan sosial itu sendiri tidak pernah bisa terlepas dari adanya suatu proses untuk menuju dalam perkembangan. Sebagaimana perubahan sosial
Lebih terperinciKekerasan Atas Nama Agama : Bentuk Pemaksaan Akan Adaan
Kekerasan Atas Nama Agama : Bentuk Pemaksaan Akan Adaan Sandy Hardian.S.H. I. Pendahuluan Kekerasan atas nama agama merupakan permasalahan yang begitu marak di kurun dimana sains, dan teknologi sungguh
Lebih terperinciPERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI
FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Revolusi Industri / Inggris Revolusi Perancis Revolusi Bolshevik / Rusia 2 INDUSTRI TERJADI PADA ABAD 18 DAN 19 TEPATNYA
Lebih terperinciBAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari
BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan PKI lahir sebagai organisasi kepartaian yang memiliki banyak tujuan. Di samping untuk menguasasi politik domestik negara, PKI juga memiliki misi untuk menghapus pengaruh kapitalisme
Lebih terperinciCHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Letters. English Department. Strata I Program
CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Letters English Department Strata I Program 2003 THE POSITIVE AND NEGATIVE EFFECTS OF MARXISM IN GEORGE i,., ORWELL'S ANIMAL FARM Skripsi mengkaji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk mengatur sebuah negara, tentu tidak terlepas dari sistem ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan sosial masyarakat di Indonesia hingga saat ini mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Dengan berkembangnya berbagai hal diberbagai aspek, selalu
Lebih terperinciKomunisme dan Pan-Islamisme
Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat
Lebih terperinci170 TAHUN KARYA MARX-ENGELS: "IDEOLOGI JERMAN"
Suar Suroso: 170 TAHUN KARYA MARX-ENGELS: "IDEOLOGI JERMAN" Lahirnya Materialisme Historis, Senjata filsafat klas pekerja demi pembebasan dan pembangunan sosialisme.. Pada tahun 1845-1846 Marx dan Engels
Lebih terperinciFILSAFAT PENDIDIKAN SOSIAL DALAM PERSPEKTIF MATERIALISME HISTORIS. Aniek Nurhayati Dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya
FILSAFAT PENDIDIKAN SOSIAL DALAM PERSPEKTIF MATERIALISME HISTORIS ABSTRAK Aniek Nurhayati Dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya Penerapan materialisme dialektis oleh Marx untuk menganalisis sejarah masyarakat
Lebih terperinciEKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 )
EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 ) Dosen: 1. Dr. Ir. Aceng Hidiayat MT (Koordinator) 2. Dessy Rachmawatie SPt, MSi 3. Prima Gandhi SP, MSi KULIAH 3 : Teori Ekonomi Politik Marxian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia dilahirkan dengan dibekali potensi rasa, karsa, dan cipta. Potensi ini terus dikembangkannya, sejalan dengan pertambahan pengalaman atau usia dan proses
Lebih terperinciPeran Tenaga Kerja dalam Konsep Kapitalis, Sosialis dan Pancasila
PAPER HUBUNGAN INDUSTRIAL Peran Tenaga Kerja dalam Konsep Kapitalis, Sosialis dan Pancasila Oleh : Agnes Yosephine Saragih (125030207111004) Kelas A PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Simpulan BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi berjudul Perbandingan pemikiran sosialisme Joseph Stalin dengan Leon Trotsky di Uni Soviet 1924-1929. Kesimpulan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari beragam bentuk dan kisah-kisah pahlawan super yang sudah menjadi
142 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari beragam bentuk dan kisah-kisah pahlawan super yang sudah menjadi konsumsi penulis sejak kecil hingga dewasa, dan akhirnya penulis pun dapat membuat karakter pahlawan
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA. Novia Kencana, S.IP, MPA
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA Novia Kencana, S.IP, MPA novia.kencana@gmail.com Ideologi mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga membentuk masyarakat menuju
Lebih terperinciSEJARAH PEREKONOMIAN
2 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA MODUL (2 SKS) POKOK BAHASAN : SEJARAH PEREKONOMIAN Oleh : DESKRIPSI Pertemuan kali ini akan di bahas mengenai mahzab-mahzab dalam sejarah perekonomian,
Lebih terperinciTatanan Politik Komunisme dan teoriteori. marxism. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM
Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori marxism This diagram from 1867 perfectly illustrates the inherent genius within the capitalist system and how it is indestructible: it has a strong base built on
Lebih terperinciKritik Terhadap Sistem Ekonomi Sosialis
Kritik Terhadap Sistem Ekonomi Sosialis Disusun oleh: Riza Anggraeni (054440) Santi Nurbayanti (054449) Yani Oktaviani (054941) Yolanda Avrilia (055153) Wiwin Wina (055237) Sistem Ekonomi Sosialis A. Pengertian
Lebih terperinciSOSIOLOGI PENDIDIKAN
SOSIOLOGI PENDIDIKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF STRUKTURAL KONFLIK TOKOH PEMIKIR ANTARA LAIN: 1. KARL MARX (1818-1883) 5. JURGEN HABERMAS 2. HEGEL 6. ANTONIO GRAMSCI 3. MAX HORKHEIMER (1895-1973) 7. HERBERT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penciptaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Penciptaan Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna diciptakan oleh Allah Subhanallah Wa Ta ala. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia dengan makhluk lainnya
Lebih terperinciBAB II DASAR-DASAR AJARAN IDEOLOGI KOMUNISME. Ideologi berasal dari kata idea dan logos, secara harfiah dapat diartikan sebagai
29 BAB II DASAR-DASAR AJARAN IDEOLOGI KOMUNISME A. Pengertian Ideologi Ideologi berasal dari kata idea dan logos, secara harfiah dapat diartikan sebagai aturan atau hukum tentang ide. Istilah ideologi
Lebih terperinciWANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI
WANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Masyarakat dunia pada
Lebih terperinci2016 PERBAND INGAN SOSIALISME JOSEPH STALIN D AN LEON TROTSKY D I UNI SOVIET
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Eropa adalah tempat yang sangat unik, banyak paham-paham yang lahir di benua tersebut. Membicarakan tentang sosialisme tidak terlepas dari pahampaham seperti
Lebih terperinciPusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Feni Fasta, SE, M.Si SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
Perangkat kelembagaan dimaksud, meliputi lembaga atau wadah tempat subjek (objek) itu berhubungan, cara kerja dan mekanisme yang menjalin hubungan subjek (objek) tadi, secara kaidah atau norma yang mengatur
Lebih terperinciDitulis oleh AdminMaI.Com Sabtu, 26 November :43 - Pemutakhiran Terakhir Selasa, 13 Desember :01
NASIB KAUM TANI Oleh: A. Ponta, Aktivis Tani, Tinggal di Bandung Bagi kaum sosialis ilmiah, perjuangan untuk mewujudkan sosialisme, mengandung pengertian bahwa terjadinya transformasi kepemilikan alat
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
15 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, Penulis ingin menjabarkan usaha kekerasan negara dalam menyebarkan kebencian terhadap Lekra, yang selanjutnya akan menimbulkan stigmatisasi
Lebih terperinciTugas Filsafat. Mohamad Kashuri M
Tugas Filsafat Mohamad Kashuri 090810530M PROGRAM STUDI ILMU FARMASI FAKULTAS FARMASI PASCA SARJANA UNIVERSITAS AIRLANGGA 2008 1. Pendahuluan Sejalan dengan kemajuan pola berpikir manusia saat ini, ilmu
Lebih terperinciTEORI POLITIK DAN IDEOLOGI SOSIALISME-KOMUNISME
10 TEORI POLITIK DAN IDEOLOGI SOSIALISME-KOMUNISME Pengertian Sosialisme. Istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis sekitar tahun 1830, yakni adanya keinginan agar alat-alat produksi dimiliki
Lebih terperinciDr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 7: Life Style dan Social Class
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi pasar sasaran. Jika pemasar dapat mengidentifikasi gaya hidup sekelompok konsumen, maka berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aliran karya sastra menggambarkan prinsip, pandangan hidup ataupun hal lain yang dianut oleh sastrawan dalam membuat karya sastra. Aliran dalam karya sastra
Lebih terperinciPijar-Pijar Gagasan Soekarno
Peringatan Hari Lahir Pancasila - 01 Juni 2015 11:20 wib Pijar-Pijar Gagasan Soekarno Faisal Ismail, Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta PADA sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Lebih terperinciALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS 1. PROGRESSIVISME a. Pandangan Ontologi Kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu,
Lebih terperinciKapitalisme atau Sosialisme Pelajaran dari Dua Korea
Kapitalisme atau Sosialisme Pelajaran dari Dua Korea Arief Budiman * KOREA Selatan dan Korea Utara merupakan dua negara yang sangat menarik untuk diperbandingkan. Beberapa data ekonomi yang dapat kita
Lebih terperinciKELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2
KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 SOSIOLOGI??? APA MANFAAT LETAK LAHIRNYA SOSIOLOGI Sosiologi lahir manakala muncul perhatian terhadap masyarakat karena perubahan yang terjadi Terdapat peristiwa besar di
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Sudut pandang teori materialisme historis dalam filsafat sejarah
174 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sudut pandang teori materialisme historis dalam filsafat sejarah Marx yang mengulas arsitektural pemerintahan sebagai objek material membuahkan hasil yang menunjukkan pemerintahan
Lebih terperinciBagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL
Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL 1 2 BAB I Memahami Ekonomi Politik Internasional A. Pendahuluan Negara dan pasar dalam perkembangannya menjadi dua komponen yang tidak terpisahkan.
Lebih terperinciFilsafat Ilmu dan Logika
Modul ke: Filsafat Ilmu dan Logika Pokok Bahasan: Cabang-cabang Filsafat Fakultas Fakultas Masyhar zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Cabang-cabang Filsafat Pokok Permasalahan yang
Lebih terperinciSosialisme Indonesia
Sosialisme Indonesia http://sinarharapan.co/news/read/140819049/sosialisme-indonesia 19 Agustus 2014 12:50 Ivan Hadar* OPINI Sosialisme-kerakyatan bisa diterapkan di Indonesia. Terpilihnya Jokowi sebagai
Lebih terperinciFilsafat dan Teori Pendidikan. Oleh. Fauzan AlghiFari / / TP-B
Filsafat dan Teori Pendidikan Oleh Fauzan AlghiFari / 15105241008 / TP-B http://fauzanfari.blogs.uny.ac.id Berikut aliran-aliran dalam filsafat pendidikan : A. Filsafat Pendidikan Progresivisme Progresivisme
Lebih terperinciDISKUSI MARXISME DI INDONESIA MARK MUDA DAN MARX TUA RUANG GRANADA JUMAT, 15 JUNI 2007
DISKUSI MARXISME DI INDONESIA MARK MUDA DAN MARX TUA RUANG GRANADA JUMAT, 15 JUNI 2007 Moderator: Abdul Hakim Dubun Assalamu'alaikum Wr. Wb. Setelah minggu kemarin kita tidak melakukan reading course,
Lebih terperinciSAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Handout 4 Pendidikan PANCASILA SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PANCASILA sebagai Sistem Filsafat Kita simak Pengakuan Bung Karno tentang Pancasila Pancasila memuat nilai-nilai universal Nilai-nilai
Lebih terperinciTidak ada tindakan politik bebas dari kepentingan ekonomi dan tidak ada pula sebuah kebijakan ekonomi terlepas dari kepentingan politik Contoh : Ekspo
KONSEPSI EKONOMI POLITIK Mata kuliah Ekonomi Politik Internasional Universitas Muhammadiyah Jakarta 2010 Aminah, M.Si Tidak ada tindakan politik bebas dari kepentingan ekonomi dan tidak ada pula sebuah
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, terdapat suatu fenomena yang terjadi yaitu para pemilik modal berlomba-lomba menginvestasikan modal mereka guna mengincar keuntungan
Lebih terperinciFILSAFAT SOSIAL KARL MARX
FILSAFAT SOSIAL KARL MARX Supawi Pawenang Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Karl Marx lahir di Trier, sebuah kota di Jerman, di dekat perbatasan Perancis pada tahun 1818.
Lebih terperinciTiga Komponen Marhaenisme
Tiga Komponen Marhaenisme http://www.berdikarionline.com/bung-karnoisme/20150630/tiga-komponen-marhaenisme.html?fb_ref=default Selasa, 30 Juni 2015 21:57 WIB 0 Komentar 541 Views Salah satu karya agung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pemikiran Yoga dapat dilihat sebagai suatu konstelasi pemikiran filsafat, bukan hanya seperangkat hukum religi karena ia bekerja juga mencapai ranah-ranah
Lebih terperinciIMPERIALISME, TINGKAT TERTINGGI KAPITALISME
Suar Suroso SATU ABAD KARYA KLASIK LENIN IMPERIALISME, TINGKAT TERTINGGI KAPITALISME Oom, Tiongkok itu bukan lagi sahabat. Sudah jadi imperialis, karena sudah melakukan ekspor kapital. Demikianlah dengan
Lebih terperinciPara filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.
Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau
Lebih terperinci2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Hukum adalah pembatasan kebebasan setiap orang demi kebebasan semua orang... Kaidah hukum mengarahkan diri hanya pada perbuatanperbuatan lahiriah. Jadi. saya berbuat sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. PERMASALAHAN Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN 1. 1. Latar Belakang Permasalahan Pendidikan merupakan suatu hal yang mendasar dalam kehidupan manusia karena pendidikan dan kehidupan manusia selalu berjalan bersama.
Lebih terperinciBAB III PEMIKIRAN MATERIALISME
BAB III PEMIKIRAN MATERIALISME A. Pengertian Materialisme Materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa atom materi bergerak dan berkembang sebagai pembentuk awal dari alam, akal dan kesadaran merupakan
Lebih terperinciPANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.
PANCASILA Modul ke: PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA ABSTRACT Menjelaskan ideologi
Lebih terperinciBAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN (MEMBANGUN KESADARAN PENGRAJIN BATU MERAH TERHADAP BELENGGU JURAGAN) A. Melepas Belenggu Monopoli Modal Juragan
95 BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN (MEMBANGUN KESADARAN PENGRAJIN BATU MERAH TERHADAP BELENGGU JURAGAN) A. Melepas Belenggu Monopoli Modal Juragan Problem terbesar pengrajin batu merah Pelem adalah terbelenggunya
Lebih terperinciPendekatan Historis Struktural
Teori modernisasi ternyata mempunyai banyak kelemahan sehingga timbul sebuah alternatif teori yang merupakan antitesis dari teori modernisasi. Kegagalan modernisasi membawa kenajuan bagi negara dunia ketiga
Lebih terperinciMatakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : Pertemuan 14
Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : 2008 Pertemuan 14 MASYARAKAT MATERI: Pengertian Masyarakat Hubungan Individu dengan Masyarakat Masyarakat Menurut Marx Masyarakat Menurut Max Weber
Lebih terperinciEPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR
EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN Veteran Jawa Timur Pengantar Epistemologi merupakan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak sekali pandangan para pemikir dan sejarawan tentang nasionalisme.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak sekali pandangan para pemikir dan sejarawan tentang nasionalisme. Sebagian kalangan menyebut nasionalisme sebagai barang dagangan yang menipu. Nasionalisme
Lebih terperinciMemaknai (lagi) Agama adalah Candu Milik Marx
Memaknai (lagi) Agama adalah Candu Milik Marx 3 August 2017 Dhianita Kusuma Pertiwi Harian IndoPROGRESS https://indoprogress.com/2017/08/memaknai-lagi-agama-adalah-candu-milik-marx/ BAHASAN ini, saya akui,
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Pertemuan ke : 1 (satu) Tujuan Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mampu mengenal aluralur berpikir dalam kegiatan keilmuan dan mencoba menerapkannya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perdagangan Antarnegara Tingkat perekonomian yang paling maju ialah perekonomian terbuka, di mana dalam perekonomian terbuka ini selain sektor rumah tangga, sektor perusahaan,
Lebih terperinciPENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri
PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri LIMA ALIRAN PEMIKIRAN POLITIK DI INDONESIA Terdapat lima aliran pemikiran politik di Indonesia,
Lebih terperinciOleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si.
Teori Pembangunan Ekonomi Macam-Macam Teori Pembangunan Ekonomi Teori Pembangunan Ekonomi (Keynesian) Teori Pembangunan Ekonomi (Rostow) Tahapan - Tahapan Pembangunan Ekonomi Oleh: Hendry Wijaya, SE.,
Lebih terperinciPemikiran Politik (Madilog) Tan Malaka Menuju Kemerdekaan Indonesia
Pemikiran Politik (Madilog) Tan Malaka Menuju Kemerdekaan Indonesia Muhammad Fajrul Islam Sekolah Tinggi Agama Islam YPBWI Surabaya Email: fajrulmuhammad85@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma Kritis merupakan salah satu paradigma yang di munculkan oleh Mazhab Frankurt, dengan seting landasan yang melatar belakanginya yaitu, adanya
Lebih terperinciekonomi Kelas X KONSEP ILMU EKONOMI KTSP & K-13 A. KEBUTUHAN MANUSIA Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-13 Kelas X ekonomi KONSEP ILMU EKONOMI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan,
Lebih terperinciSISTEM EKONOMI INDONESIA: KAPITALISME MEDIA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA MODUL (3 SKS) POKOK BAHASAN : SISTEM EKONOMI INDONESIA: KAPITALISME MEDIA Oleh : DESKRIPSI Indonesia, bersistem ekonomi campuran dengan nama Sistem
Lebih terperinciILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI Oleh NIM : Boni Andika : 10/296364/SP/23830 Tulisan ini berbentuk critical review dari Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Filsafat, Teori dan Metodologi
Lebih terperinci2.2 Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara...7
DAFTAR ISI COVER DAFTAR ISI...1 BAB 1 PENDAHULUAN...2 1.1 Latar Belakang Masalah...2 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan Penulisan...3 BAB 2 PEMBAHASAN...4 2.1 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional Bangsa...4
Lebih terperinciPERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK
31 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 31-36 PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK Fadhil Hikmawan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada fadhil_hikmawan@rocketmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita hidup ditengah derasnya perkembangan sistem komunikasi. Media massa adalah media atau sarana penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat
Lebih terperinciCHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1
CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 2012 MATERIAL DOMINANCE AND ITS IMPACTS ON THE MAIN CHARACTER LIFE IN THE HOUSE OF MIRTH BY EDITH WHARTON Penulisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang. Adapun proses kreatif itu berasal dari pengalaman pengarang sebagai manusia yang hidup di
Lebih terperinciTEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL (Merkantilisme Klasik)
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL (Merkantilisme Klasik) 1 Merkantilisme suatu kelompok yang mencerminkan cita-cita dan ideologi kapitalisme komersial, serta pandangan tentang politik kemakmuran suatu negara
Lebih terperinciTugas Akhir Kuliah Pendidikan Pancasila
Tugas Akhir Kuliah Pendidikan Pancasila Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara NAMA : HERI SULISTIYO NIM : 11.11.5539 KELOMPOK : F PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN : SI TI 13 DOSEN : Abidarin
Lebih terperinciKONTRAK KULIAH ETIKA PROFESI D O S E N : M A I M U N A H, S S I, M K O M
KONTRAK KULIAH ETIKA PROFESI D O S E N : M A I M U N A H, S S I, M K O M KULIAH 1. Kuliah selama 2 x 50 menit 2. Keterlambatan masuk kuliah maksimal 30 menit dari jam masuk kuliah 3. Selama kuliah tertib
Lebih terperinciTeori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan
Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan Setiap negara bekerja keras untuk pembangunan. Kemajuan ekonomi adalah komponen utama pembangunan tetapi bukan merupakan satu-satunya. Pembangunan bukan hanya
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia
68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan
Lebih terperinciEVOLUSI TEORI ORGANISASI DAN ADMINISTRASI IKA RUHANA
EVOLUSI TEORI ORGANISASI DAN ADMINISTRASI IKA RUHANA PENDEKATAN KLASIK Teori-teori organisasi klasik adalah teori-teori yang berkembang di akhir abad 18, pada periode yang sering disebut Revolusi Industri,
Lebih terperinci