FILSAFAT PENDIDIKAN SOSIAL DALAM PERSPEKTIF MATERIALISME HISTORIS. Aniek Nurhayati Dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FILSAFAT PENDIDIKAN SOSIAL DALAM PERSPEKTIF MATERIALISME HISTORIS. Aniek Nurhayati Dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya"

Transkripsi

1 FILSAFAT PENDIDIKAN SOSIAL DALAM PERSPEKTIF MATERIALISME HISTORIS ABSTRAK Aniek Nurhayati Dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya Penerapan materialisme dialektis oleh Marx untuk menganalisis sejarah masyarakat dikenal sebagai materialisme historis. Ini menjadi breakthrough bagi proletariat dalam memperlihatkan bagaimana kerumitan sejarah dan masyarakat dapat diblejeti dan dipahami secara ilmiah. Materialisme historis, untuk pertama kalinya meletakkan sejarah masyarakat pada landasan yang benar-benar materialis. Dikatakan bahwa sumber utama dari segala perkembangan sosial adalah kondisi material dari masyarakat, khususnya proses produksi sosial dan hubungan kelas serta pertentangan kelas yang muncul dari proses itu. Materialisme historis juga menjelaskan sumber-sumber perubahan dan kemajuan dalam sejarah manusia, dan juga bahwa perubahan dan kemajuan adalah satu yang tidak terelakkan. I. PENDAHULUAN Materialisme historis jelas bertentangan dengan pandangan borjuis tentang sejarah, yang didominasi oleh idealisme dan metafisika. Satu hal yang terus dipertahankan dalam sejarah borjuis adalah pernyataan bahwa ada gagasangagasan dan orang-orang besar yang menentukan jalannya sejarah. Pandangan ini melihat gagasan dan orang di luar konteks sosialnya, dan terlebih lagi, di luar hubungan kelasnya. Satu tema lain dari sejarah borjuis adalah bahwa kekejaman dan penyerangan bersifat abadi dan merupakan ciri mendasar dari alam manusia, dan dengan begitu selalu menjadi faktor pendorong dalam sejarah. Pandangan Marxis tentang sejarah tidak mengecilkan peranan gagasan dan orang dalam membentuk sejarah. Namun, yang dijelaskan olehnya adalah basis material dari gagasan dan kehendak manusia. Studi materialisme historis begitu penting karena memberikan pemahaman tentang basis material bagi perubahan masyarakat yang revolusioner sifatnya dan dasar-dasar yang membentuk proses itu, kepada kaum revolusioner yang tergerak untuk mengakhiri eksploitasi dan penindasan kelas. Tuntunan ini akan menguraikan beberapa bagian utama dalam materialisme historis seperti tercantum di bawah ini. 1. Produksi sosial barang-barang kebutuhan hidup adalah kegiatan manusia yang paling dasar, dan membentuk semua aspek kehidupan sosial. 2. Pertentangan kelas sangat menentukan dalam gerak sejarah manusia. 1

2 3. Masyarakat berkembang maju melalui cara-cara produksi yang berbeda-beda karena kemanusiaan telah memajukan kapasitasnya menyesuaikan diri dengan alam untuk memenuhi kebutuhan hidup. 4. Proletariat memainkan peran penting dalam memajukan masyarakat dari kapitalisme menuju sosialisme. II. PEMBAHASAN A. Potret Dinamika 1. Produksi sosial barang-barang kebutuhan hidup adalah kegiatan manusia yang paling dasar, dan membentuk semua aspek kehidupan sosial. Engels menulis tentang sumbangan Marx terhadap sejarah:"ia menemukan kenyataan yang sederhana... bahwa manusia pertama harus makan dan minum, punya tempat berlindung dan pakaian, sebelum dapat mengembangkan politik, ilmu, agama, dan seni..." --Pidato di sisi makam Karl Marx Kegiatan manusia yang paling dasar adalah perjuangan mengubah alam untuk mendapat kebutuhan hidupnya --makanan, tempat berlindung, dan pakaian. Yang membedakan manusia dari hewan lainnya adalah kenyataan bahwa kegiatan ini dilakukan dengan sadar dan melibatkan produksi untuk membangun dan mengubah apa yang disediakan alam ketimbang langsung menikmatinya seperti dilakukan hewan. Dua faktor inilah yang mendorong perkembangan alat-alat yang membantu manusia berhadapan dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhannya. Lebih lanjut, produksi adalah proses sosial, di mana manusia harus bergabung untuk menghasilkan dan menukar barang, karena mereka sendiri tidak sanggup memenuhi kebutuhan dengan tindakan-tindakan individual yang terpisah. 2. Kekuatan produksi dan hubungan produksi membentuk cara produksi masyarakat. Ketika menghasilkan kebutuhan hidup, manusia pertama-tama memasuki hubungan dengan lingkungan alam. Kekuatan produksi adalah elemen-elemen yang digunakan manusia ketika bekerja mengubah alam. Cara lain untuk memahami konsep ini adalah dengan mengacu pada tingkat teknologi suatu masyarakat. Ini termasuk alat-alat dan mesin, tanah dan bahan mentah, serta ilmu dan teknologi. Kerja manusia, tentu saja adalah kekuatan produksi yang sangat penting. Perkembangan sejarah manusia membawa kemajuan kekuatan produksi yang terus menerus. Kapitalisme, khususnya, telah membawa kemajuan-kemajuan yang luar biasa dalam bidang teknologi, mesin, bentuk-bentuk tenaga, dan sebagainya yang telah meningkatkan kapasitas produksi manusia. Hubungan produksi dibentuk oleh kekuatan-kekuatan produksi ini, seperti dijelaskan Marx: "Dalam produksi sosial, manusia memasuki satu hubungan tertentu yang niscaya sifatnya, yang tidak bergantung pada keinginan mereka. Hubungan ini disebut hubungan produksi yang berhubungan dengan tahap perkembangan kekuatan produksi material tertentu." Alterations dan kemajuan alat-alat yang dipakai masyarakat untuk berproduksi (kekuatan produksinya) pada akhirnya akan membawa perubahan dalam cara orang-orang bekerjasama dalam produksi (hubungan-hubungan 2

3 produksi). Karena perubahan dalam teknologi dan ilmu bersifat alamiah dan tidak terelakkan, maka kebutuhan hubungan-hubungan produksi untuk selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan kekuatan produksi menjadi hukum dasar dari sejarah manusia, dan sumber utama dari semua perubahan sosial. Satu contoh untuk pernyataan ini adalah revolusi industri, di mana penyempurnaan mesin uap, khususnya membawa perubahan-perubahan proses kerja yang berarti dalam masa awal industri, dan berpengaruh besar bagi kondisi kerja dan kondisi hidup proletariat industri. Kesatuan dari kedua faktor ini --kekuatan dan hubungan produksi --yang menentukan cara produksi masyarakat. Marxisme memandang masyarakat berdasarkan cara produksinya, misalnya feodalisme, kapitalisme, dan sosialisme, karena cara produksi adalah faktor mendasar bagi terbentuknya seluruh kehidupan masyarakat. 3. Hubungan basis ekonomi masyarakat dengan bangunan politik, budaya dan ideologi Manusia memasuki hubungan produksi melalui serangkaian lembaga sosial yang gunanya membenarkan, mengatur dan melindungi hubungan-hubungan itu. Karena itu, para produsen kemakmuran sosial juga anggota keluarga, dengan nilai-nilai budaya tertentu, yang bertindak berdasarkan satu perangkat hukum dan sebagainya. Hubungan produksi dalam masyarakat membentuk basis ekonomi bagi masyarakat, dan menjadi dasar bagi superstruktur, atau kehidupan sosial, politik dan ideologi dari masyarakat. "Keseluruhan hubungan produksi ini membentuk struktur ekonomi masyarakat, landasan nyata yang menimbulkan superstruktur hukum dan politik. Landasan ini juga berhubungan dengan bentukbentuk kesadaran sosial tertentu. Cara produksi secara umum menentukan proses kehidupan sosial, politik dan intelektual. Bukan kesadaran manusia yang menentukan keberadaannya, melainkan sebaliknya keberadaan sosialnya yang menentukan kesadaran." (Marx) Kunci untuk memahami setiap masyarakat terletak bukan pada politik atau gagasannya, tapi pada watak hubungan produksinya. Dengan mempelajari ini, kita bisa tahu mengapa masyarakat memiliki budaya, struktur keluarga dan sistem politik tertentu. Misal-nya, di Amerika Serikat bukan hal yang aneh bahwa penindasan rasial begitu penting dalam perkembangan hubungan kapitalis (yang dimulai dengan perbudakan) dan membentuk superstruktur rasis --yang terdiri atas gagasan, ketidakadilan, dan penindasan politik yang rasis. Peranan yang paling mendasar dari superstruktur dalam masyarakat kelas adalah untuk membenarkan, melindungi dan melembagakan hubungan kelas dalam masyarakat. Walaupun basis ekonomi adalah penyebab utama dari perkembangan, tapi ia tidak menjadi satu-satunya penyebab perkembangan sosial. Basis dan superstruktur suatu masyarakat harus diamati bersama-sama; superstruktur muncul dari basis ekonomi yang ada, dan balik bereaksi terhadap hubungan ekonomi. Jadi, kita tidak dapat memahami imperialisme Amerika dan Jepang hanya dengan mengamati kapitalis-kapitalis monopoli dan perusahaan-perusahaan multinasional. Kita juga harus memahami demokrasi borjuis Amerika dan Jepang, peranan militer, media dan sebagainya. 4. Pertentangan kelas sangat menentukan gerak sejarah manusia 3

4 Kita sudah memberi tekanan bahwa kehidupan ekonomi masyarakat, cara kebutuhan material manusia diproduksi itu yang penting untuk memahami masyarakat. Namun, tidak semua anggota masyarakat memainkan peranan yang sama dalam produksi; sejumlah orang melakukan produksi, dan sebagian menikmatinya, tanpa ikut berproduksi. Kelas adalah kelompok orang seperti itu, yang memiliki hubungan yang sama terhadap alat-alat produksi (milik, alat-alat dan mesin) dan memainkan peranan dalam pemisahan kerja secara sosial, atau singkatnya, kondisi ekonomi yang sama. Seperti dijabarkan Lenin: "Kelas adalah sekelompok besar orang yang berbeda satu sama lain karena tempatnya dalam sistem produksi yang ditentukan secara historis (dalam kebanyakan kasus ditetapkan dan dirumuskan dalam hukum-hukum), posisinya terhadap alat-alat produksi, perananannya dalam organisasi kerja secara sosial, dan karena itu juga ditentukan oleh dimensi-dimensi kemakmuran sosial yang mereka peroleh dan metode mendapatkan bagiannya. Kelas adalah kelompok orang yang memungkinkan kelas yang satu menikmati hasil kerja kelas lain, bergantung pada posisi yang mereka tempati dalam sistem sosial ekonomi tertentu." (Lenin) Kelas-kelas tidak selalu ada dalam sejarah. Masyarakat manusia pada awalnya tidak memiliki kelas, dan oleh kaum Marxis disebut tahap komunisme primitif.istilah "primitif" di sini mengacu pada tingkat perkembangan alat-alat dan pengetahuan ilmiah; bukan suatu penilaian terhadap budaya dan cara hidup masyarakat tersebut. Karena manusia saat itu hanya memiliki alat-alat dan pengetahuan tentang alam yang primitif, kegiatan semua anggota masyarakat masuk ke dalam perjuangan bersama untuk bertahan hidup. Baik kerja masyarakat maupun hasilnya dibagi rata. Tidak ada basis bagi satu kelompok untuk menikmati hasil kerja kelompok lain, tidak ada kelebihan yang dihasilkan. Masyarakat kelas muncul ketika kekuatan-kekuatan produksi berkembang sampai sebuah titik di mana ada produksi berlebih dari kerja sosial, yang ditimbulkan misalnya oleh perbaikan cara-cara bertani. Begitu ada kelebihan produksi dari yang sebenarnya diperlukan untuk keperluan langsung, muncul basis untuk "waktu senggang", kelas tidak bekerja yang mengambil alih surplus yang diciptakan oleh anggota masyarakat yang lain. Keadaan ini tidak muncul dalam suasana damai, tapi melibatkan penundukan secara paksa maupun melalui cara-cara lain (politik, hukum, agama dan sebagainya) oleh kelas penguasa untuk memperkuat klaimnya atas pemilikan pribadi dan atas kerja dan produk yang dihasilkan kelas pekerja.hubungan kelas inilah --di mana ada satu kelompok mengambil hasil produksi kelompoj lain --yang kita sebut eksploitasi Masyarakat kelas mengalami tahap-tahap perkembangan yang berbedabeda, mulai dari perbudakan kuno, feodalisme dan kapitalisme. Dalam setiap tahap ini, ada dua kelas utama yang berhadapan satu sama lain dalam proses produksi dan semua hubungan sosialnya: dalam perbudakan --budak dan pemilik budak; dalam feodalisme --hamba dan tuan; dalam kapitalisme --proletariat dan borjuis. Ketika kekuatan produksi terus berkembang sampai titik di mana kebutuhan semua anggota masyarakat telah dapat dipenuhi, maka sudah terbentuk basis 4

5 material bagi masyarakat untuk maju ke tahap komunisme. Dalam masyarakat komunis kemakmuran sosial diproduksi dan didistribusi secara adil kepada semua. Karena itu, pada tahap ini eksploitasi, penindasan dan kelas sudah lenyap. Kita bisa lihat bahwa kelas-kelas tidak terletak dalam hubungan yang netral. Dalam hubungan itu, tidak terelakkan suatu hubungan pertentangan karena satu kelas menempati posisi dominan (mengontrol alat-alat produksi dan hidup dari surplus yang dihasilkan kelompok lain) sementara kelas yang lain menempati posisi subordinat. Walaupun kelas-kelas dapat menempati posisi yang sama selama beratus-ratus tahun, selalu ada pertentangan yang terus menerus untuk mengubah hubungan kelas ini. Marx menulis dalam Manifesto Komunis bahwa, "Sejarah dari semua masyarakat yang ada adalah sejarah pertentangan kelas. Orang bebas dan budak, patrician dan plebeian, tuan dan hamba, pemilik gilda dan pedagang keliling, singkatnya, penindas dan yang ditindas, berada dalam oposisi yang terus menerus, yang membawa sebuah perseteruan yang tak ada putusnya, kadang tertutup, kadang terbuka, satu perseteruan yang selalu berakhir, baik dalam pembentukan kembali masyarakat secara revolusioner, atau kehancuran bersama dari kelaskelas yang bertentangan." Jelas, kelas penguasa, sebagai kelas akan terus berjuang mempertahankan hak-hak istimewanya sebagai penguasa, dan membuat kelas-kelas subordinat tetap ada dalam posisinya. Tapi akhirnya, hubungan sosial dari suatu masyarakat akan memasuki konflik dengan seluruh kemajuan masyarakat, karena itu menetapkan basis bagi masyarakat untuk diubah dan tumbangnya kelas penguasa yang lama. Misalnya, pada titik tertentu, hubungan feodal menahan-nahan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Hanya mereka yang menerima izin khusus dari tuan tanah-tuan tanah (atau gereja) yang dapat pursue pendekatan-pendekatan baru dan inovatif dalam manufaktur. Karena itu, kondisi-kondisi sudah disiapkan untuk menumbangkan hirarki feodal yang lama oleh kelas borjuis yang... (belum selesai). Konflik kelas dan transformasi masyarakat adalah ciri-ciri yang tidak terhindarkan dalam sejarah manusia. Ini karena kemanusiaan terus menerus didorong oleh perbaikan kondisi hidup yang terus menerus memerlukan perbaikan teknik-teknik produksi (kekuatan produksi),ini tidak berarti bahwa sejarah manusia selalu mengikuti kemajuan yang linear. Ada beberapa periode panjang di mana tidak ada kemajuan teknologi dan bahkan banyak kemunduran-kemunduran. Namun proses menuju kemajuan tidak terhindarkan karena manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan untuk bertahan hidup dengan cara yang paling efektif, dan selalu akan terlibat dalam konflik dengan hubungan-hubungan sosial yang ada (hubungan produksi). Ketegangan antara kekuatan dan hubungan produksi dijalankan oleh manusia melalui perjuangan kelas. "Pada tahap perkembangan masyarakat tertentu, kekuatan produksi material dari masyarakat akan berkonflik dengan hubungan produksi yang ada atau --satu sebutan legal bagi hal yang sama --dengan hubungan pemilikan dalam kerangka di mana mereka beroperasi. Dari bentuk perkembangan kekuatan produksi, hubungan-hubungan ini menjadi penghalang. Pada saat itulah sebuah revolusi sosial dimulai." 5

6 B. Masyarakat Produksi Sejarah masyarakat ditandai oleh tahap-tahap atau cara-cara produksi yang progresif. Secara umum, cara produksi yang ada adalah: komunisme primitif, perbudakan kuno, feodalisme, kapitalisme, dan sosialisme. "Dalam garis besar", menurut Marx, "cara-cara produksi bisa digambarkan sebagai rentang waktu yang menandai kemajuan dalam perkembangan masyarakat." Melalui tahap-tahap inilah ada kemajuan dalam arti bahwa teknologi, ilmu dan pengetahuan manusia bergerak maju, menciptakan dasar-dasar untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota masyarakat. Masyarakat maju dari masyarakat tanpa kelas yang primitif (komunisme primitif), melalui berbagai masyarakat kelas, dan kini memasuki masa sosialisme, atau tahap pertama dari komunisme, masyarakat tanpa kelas yang sudah berkembang penuh. Walau kita tidak akan mengamati detil-detil dalam tiap cara produksi, kita akan menggambarkan dengan singkat kekuatan produksi dan hubungan-hubungan kelasnya. Seperti disebutkan sebelumnya, komunisme primitif adalah tahap masyarakat dengan kekuatan produksi yang belum berkembang. Kerja dari semua anggota masyarakat digunakan untuk produksi kebutuhan-kebutuhan yang paling dasar, dan reproduksi kehidupan manusia. Karena tidak ada kelas, dan tidak ada eksploitasi maka semua orang terlibat dalam perjuangan melawan alam untuk bertahan hidup. Dengan berkembangnya kekuatan produksi, dan adanya produksi surplus (lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan yang paling dasar) maka muncul bentuk paling awal dari masyarakat kelas. Perbudakan kuno (Yunani dan Romawi adalah contoh paling baik) adalah awal bagi pemilikan pribadi atas tanah dan budak. Perbaikan kekuatan produksi muncul pada dasarnya melalui penggunaan besi dalam membuat alat dan senjata. Kelas penguasa pemilik budak juga bersifat ekspansif dan merupakan suatu kelas yang membangun kerajaan-kerajaan besar. Negara pertama kali berkembang dalam masyarakat budak, untuk melindungi "hak" warga (pria yang memiliki sesuatu); khususnya pemilik budak. Di masa feodalisme ekonomi didasarkan pada pertanian. Dua kelas utama pada masa ini adalah tuan tanah feodal, yang memiliki wilayah tanah dan ternak yang luas, dan mengontrol kehidupan hamba-hambanya; dan hamba yang bekerja menggarap tanah, memiliki alat-alat dan menghasilkan barang untuk konsumsi dan untuk diserahkan sebagai persembahan (hasil pertanian) untuk tuan-tuan mereka. Selama masa tertentu dalam era feodal ini, ada kemandekan dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Namun, bagian akhir dari periode ini menyaksikan kemajuan-kemajuan besar dalam kekuatan produksi: kemajuankemajuan dalam metode pertanian dan ternak, demikian pula pemanfaatan tenaga air dan angin, penciptaan alat bajak modern, mesin pemintal, meiu, mesin cetak pers, dsb. Kekuasaan politik dibawah feodalisme terpecah-belah. Monarki, yang secara resmi memimpin negara tidak punya lagi sumber-sumber untuk 6

7 memperluas kekuasaannya dan tuan tanah feodal yang tercerai-berai itu menguasai tanah milik dan para bangsawan. Dalam konteks ini, gereja katolik adalah pemilik tanah paling luas, dan pemegang kekuasaan politik dan legal paling terpusat, serta pejuang ideologi dominan paling terkemuka. Raja dan tuan tanah feodal, dalam kerjasamanya dengan gereja katolik, melaksanakan kontrol menyeluruh atas ekonomi, politik, sosial dan agama terhadap massa para hamba. Runtuhnya feodalisme dan bangkitnya kapitalisme terjadi lebih dari satu abad (dari sekitar abad 14 sampai abad 17). Berkembangnya perdagangan dan kelas pedagang, tumbuhnya kota-kota serta kegiatan manufaktur, membuat makin kokohnya pembentukan borjuis. Perjuangan kelas antara borjuis yang sedang bangkit dan bangsawan feodal/gereja katolik merupakan tantangan utama yang mendorong keruntuhan feodalisme. Pada tahap sejarah ini, kelas borjuis merupakan kelas yang progresif, dalam hal kepentingan kelasnya yang sejalan dengan perkembangan kekuatan produktif dan ilmu pengetahuan, demikian pula lembaga-lembaga budaya dan politik masyarakat. Dalam cara produksi kapitalis, "masyarakat secara keseluruhan lebih dan lebih lagi terbelah ke dalam dua kubu besar yang saling bermusuhan, ke dalam dua kelas besar yang secara langsung berhadapan satu sama lain: Borjuis dan Proletariat" (dikutip dari Communist Manifesto). Di bawah kapitalisme, borjuis memiliki semua alat produksi, dan karenanya mampu menarik keuntungan dan mengakumulasi kekayaan dengan cara menghisap kerja proletariat, kelas pekerja yang tidak punya pilihan lain selain menjual tenaga kerjanya pada kapitalis supaya dapat bertahan hidup. Borjuis, dan perkembangan kapitalisme memacu kemajuan luar biasa kekuatan produksi masyarakat. Revolusi industri selama abad-abad 17 dan 18 di Eropa Barat merefleksikan perkembangan kapitalisme tersebut, dengan ditemukannya tenaga uap, pabrik berskala luas, dan kemajuan pesat dalam ilmu pengetahuan dan industri. Struktur politik kapitalis jadi makin kompleks dari pada sebelumnya. Kekuasaan politik feodal yang terdesentralisasi diganti oleh bentuk kekuasaan negara nasional yang terpusat semasa periode refolusi borjuis abadabad 18 dan 19. Ideologi borjuis, yang menekankan "kebebasan berusaha" juga telah mengembangkan cita-cita kemerdekaan dan demokrasi, meskipun dalam prakteknya, kemampuan untuk bisa melaksanakan "hak-hak" tersebut sepenuhnya tergantung posisi kelas seseorang dalam masyarakat kapitalis. Proletariat memainkan peran revolusioner dalam memajukan masyarakat dari kapitalisme menuju sosialisme Di samping kemajuan-kemajuan utama yang dibuat pada jaman kapitalisme, cara produksi ini telah bertahan hidup lebih daripada kegunaannya sendiri. Kemajuan pesat yang terbentuk dalam kekuatan produksi telah membawa kekuatan untuk memenuhi kebutuhan semua umat manusia. Tapi kekuatan ini telah dibuat tidak berdaya oleh hubungan ekonomi kapitalis, karena kemakmuran sosial yang berlimpah hanya membuat produksi menguntungkan segelintir kapitalis. Kita lihat suatu krisis ekonomi yang tak masuk akal dan terus menerus dan bukan suatu produksi untuk memenuhi kebutuhan rakyat yang dilakukan dengan terencana. Kita lihat pula produksi komoditi yang kacau balau tapi menghasilkan keuntungan an bukan produksi barang-barang yang memang 7

8 dibutuhkan rakyat. Maka akhirnya hubungan produksi kapitalis menjadi penghalang utama perkembangan kekuatan produksi. Proletariat, sebagai kekuatan utama penentang borjuis adalah kelas yang paling mampu mendobrak penghalang hubungan ekonomi kapitalis. Lantaran menderita di bawah penghisapan masyarakat kapitalis, maka untuk menghapus sistem itu sekali dan selamanya pun dilakukan atas kepentingan proletariat. Tapi proletariat tidak berupaya mengganti masyarakat yang menghisap ini dengan bentuk masyarakat menghisap lainnya. Sebagai sebuah kelas, proletariat tidak punya kepentingan untuk menjadi kelas penghisap yang baru, tapi lebih punya kepentingan untuk mengakhiri semua bentuk hubungan ekonomi yang menghisap. Ini adalah tujuan utama perjuangan bagi terciptanya sosialisme, yang merupakan tahap pertama cara produksi komunis. Di sini Engels menjabarkan hal-hal yang mungkin bagi proletariat untuk mengakhiri penghisapan sekali dan selamanya: "Bagaimanapun juga konsepsi sejarah yang baru ini adalah konsepsi dari sesuatu yang punya arti tertinggi bagi cara pandang sosialis. Konsepsi itu menunjukan bahwa semua sejarah sebelumnya bergerak dalam antagonisme kelas dan perjuangan kelas, bahwa selalu ada kelas yang menguasai dan dikuasai, yang menghisap dan dihisap dan bahwa mayoritas umat manusia telah senantiasa dikutuk untuk melakukan kerja yang sulit dengan sedikit kenikmatan. Mengapa begini: sederhananya ini karena pada semua tahap awal perkembangan manusia, produksi begitu sedikit dikembangkan. Perkembangan historis hanya dapat berlangsung dalam bentuk yang antagonis itu, kemajuan historis secara keseluruhan tergantung pada aktivitas minoritas yang memiliki hak istimewa, sementara sebagian besar massa tetap dikutuk untuk memproduksi oleh kerja mereka alat mereka untuk bertahan hidup yang pas-pasan itu dan juga alat golongan berhak istimewa yang semakin mewah itu. Tapi penyelidikan sejarah yang sama,...juga membawa ke suatu kenyataan bahwa, akibat perkembangan kekuatan produksi yang dahsyat saat sekarang ini, bahkan apa yang paling akhir menjadi patokan telah lenyap lantaran pembelahan manusia ke dalam kelas penguasa dan yang dikuasai, kelas penghisap dan dihisap, paling tidak di negaranegara paling maju; bahwa borjuis utama yang berkuasa telah memenuhi misi sejarahnya, bahwa borjuis tersebut tidak lagi mampu memimpin masyarakat dan justru menjadi penghalang perkembangan produksi,...bahwa kepemimpinan sejarah telah beralih ke tangan proletariat, suatu kelas yang karena posisinya di masyarakat hanya bisa membebaskan dirinya sendiri dengan menghapuskan secara bersama semua penghisapan; dan bahwa kekuatan produktif masyarakat yang tumbuh melampaui kendali borjuis tinggal menunggu bersatunya proletariat untuk merebut milik mereka supaya bisa merubah keadaan masyarakat dimana tiap anggota masyarakat akan dimungkinkan ikut serta tidak hanya dalam produksi tetapi juga ikut serta dalam distribusi dan administrasi kemakmuran rakyat, dan yang karena ini akan mampu meningkatkan kekuatan sosial produksi masyarakat dan hasil-hasilnya melalui suatu pelaksanaan seluruh produksi secara terencana, sehingga pemuasan semua kebutuhan yang masuk diakal akan dijamin bagi semua orang dalam ukuran yang semakin meningkat." dari "Karl Marx" 8

9 Sosialisme sekarang ini lebih dari suatu visi revolusioner sebuah masyarakat yang dapat mengakhiri penghisapan kapitalisme; sosialisme telah menjadi kenyataan bagi berjuta rakyat di dunia ini. Bagian paling berarti dari kelas pekerja internasional, yang mulai dengan Rusia tahun 1917, telah memberi kemajuan revolusioner bagi sosialisme. Sosialisme adalah tahap pertama dari cara produksi komunis. Di bawah sosialisme, sisa-sisa hubungan produksi sebelumnya masih ada; kelas-kelas itu sendiri masih ada, dan perjuangan kelas melawan borjuis terus berlangsung. Tapi bagaimanapun juga di bawah kepemimpinan proletariat, basis jika memang diletakan, adalah untuk pengurangan secara menyeluruh pemilikan pribadi dan kelas-kelas. Obyek perjuangan kelas di bawah sosialisme adalah untuk mewujudkan tahapan sejarah komunis. C. Garis Besar Materialisme Historis Cara Produksi Cara dimana produksi (termasuk distribusi dan konsumsi) untuk hidup diorganisir dalam tiap masyarakat. Alat untuk hidup, termasuk makanan, pakaian, tempat berlindung, peralatan produksi; semua benda-benda yang dibutuhkan orang dan demi keberadaan dan perkembangan masyarakat. Sistem produktif terletak pada basis dan menentukan karakter tatanan sosial. Marx mengidentifikasi lima cara produksi utama: komunisme primitif, perbudakan, feodalisme, kapitalisme dan komunisme. Tiap cara produksi baru menandai tahap perkembangan yang lebih tinggi dalam sejarah masyarakat. Cara produksi memiliki dua komponen utama: kekuatan dan hubungan produksi. Kekuatan Produksi Mengacu pada kapasitas manusia untuk merubah alam menciptakan bendabenda yang dibutuhkan hidup. Kekuatan produksi terdiri dari: Alat Produksi: tanah, bahan-bahan mentah, perangkat kerja, mesin-mesin, transportasi. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: yang terus maju sepanjang waktu, menyediakan orang suatu pengetahuan yang terus maju tentang alam dan tentang bagaimana menyesuaikan diri dan merubah sumber-sumber yang ada untuk kebutuhan manusia. Hubungan Produksi Hubungan produksi adalah hubungan di antara orang dalam proses produksi sosial, pertukaran dan distribusi kemakmuran material. Hubungan ini pada dasarnya adalah hubungan kelas, yang punya keterkaitan dengan pemilikan dan kontrol atas alat produksi dan atas kekayaan sosial yang berasal dari hubungan tersebut. Hubungan produksi yang utama dalam kapitalisme adalah antara borjuis, yang memiliki dan mengontrol alat produksi dan produk kerja, dan kelas pekerja yang memperoduksi tapi tidak memiliki sendiri kekayaan sosial itu. Hubungan produksi yang sekunder mengacu pada organisasi proses kerja itu sendiri dan pertaliannya di antara pekerja dalam proses produksi. Manusia adalah binatang yang unik baik karena kualitas fisiknya maupun karena kelemahan fisiknya. Disatu sisi manusia memiliki posisi berdiri yang 9

10 tegak, tangan dengan sebuah jempol yang bebas dan fleksibel, mata menonjol yang dapat melihat secara jauh dan mendalam, lidah, tenggorokan dan pita suara yang memungkinkannya mengeluarkan berbagai bunyi-bunyian secara terpisah maupun secara terpadu, kulit otak yang sudah tinggi perkembangannya, cuping otak yang menonjol keluar dan belitan-belitan serebral, selubung batok kepala, dan permukaan wajah yang menyusut, yang memungkinkan semua perkembangan ini. Semua kualitas fisik ini tak pelak berguna bagi pembuatan alat-alat secara tekun dan hati-hati. Kualitas fisik ini telah secara progresif disempurnakan segera bersama dengan disempurnakannya alat-alat dan kerja produktif. Interaksi, perpaduan dari ciri-ciri ini bersifat menentukan. Ada primata seperti manusia yang menggunakan alat-alat dan bahkan kadang-kadang melampaui tingkat perkembangan elementer mereka yang biasanya. Ada beberapa spesies yang bisa tahu bentuk-bentuk kerja sama kolektif secara instingtif. Dan masih ada banyak spesies, yang tampak punya bentuk komunikasi elementer. Tapi spesies manusia adalah satu-satunya yang secara progresif membuat alat-alat dengan cara yang lebih terencana, menyempurnakannya setelah mereka dapat dipahami dengan cara yang sadar, berdasarkan pengalaman berturut-turut, yang juga dialihkan ke pihak lain sebagai hasil dari makin dan makin banyak dan sempurnanya komunikasi. Perkembangan alat-alat membebaskan mulut. Mulut menyempurnakan bahasa dan kemampuan abstraksi, yang pada gilirannya memungkinkan alat-alat diperbaiki dan alat-alat baru ditemukan. Tangan mengembangkan otak, yang dengan memperbaiki penggunaan tangan bisa menciptakan kondisi-kondisi bagi perbaikan otak itu sendiri. Meskipun transformasi primata anthropoid menjadi manusia dikondisikan oleh keberadaan suatu infrastruktur anatomis dan neurologis, tapi transformasi itu tidak bisa dipandang semata karena infrastruktur ini. Dialektika 'produksi/komunikasi' menciptakan kemungkinan perkembangan tak terbatas dalam menghasilkan, menemukan dan menyempurnakan alat-alat dan karenanya dalam produksi manusia, menciptakan kemungkinan perkembangan tanpa batas dalam pengalaman manusia, belajar dan mengantisipasi dan karenanya memungkinkan kekenyalan dan adaptabilitas spesies manusia tanpa batas secara praktis. Masyarakat material dan budaya manusia merupakan sifat kedua dari transformasi tersebut. III. PENUTUP Materialisme historis menyodorkan suatu penjelasan mengenai evolusi masingmasing lingkaran kegiatan ini, mengenai saling ketergantungannya dan hubungan timbal-baliknya. Penjelasan ini menggabungkan empat tingkat: a. Semua produksi pikiran dalam satu atau lain cara berkait dengan proses kerja material. b. Semua produksi pikiran bergerak maju mengikuti sebuah dialektika internal yang sesuai dengan sejarahnya sendiri. c. Perubahan itu didorong, dikondisikan atau yang paling akhir dimajukan oleh kebutuhan dan konteks sosio-ekonomik. Evolusi dari animisme ke monoteisme tidak terjadi di suatu komunitas primitif kecil yang kegiatan produksinya terbatas pada berburu dan mengumpulkan bahan makanan. Teori 10

11 ilmiah tentang nilai kerja tidak bisa disempurnakan sebelum munculnya kapitalisme modern. d. Evolusi produksi spiritual itu akhirnya ditentukan oleh pertikaian antara kepentingan-kepentingan sosial. DAFTAR PUSTAKA Baktiar, Amsal Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Cipta Dick Hartoko. Mamanusiakan Manusia Muda: Tinjauan Pendidikan Humaniora. Yogyakarta: Kanisius Hadi Supeno. Pendidikan Dalam Belenggu Kekuasaan. Magelang: Pustaka Paramedia Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme Islam, Jakarta: Bulan Bintang, Hasan Langgulung. Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan. Jakarta: Al-Husna Zikra. M. Djuransjah. Pengantar Filsafat Pendidikan. Malang: Bayu Media Publishing Muhyiddin Ibnu Arabi, Fushush al-hikam, Kairo, Pustaka Sinar Harapan Salam, Burhanudin Logika Materiil Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Rineka Susriasumantri, Jujun S Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: 11

Konflik Politik Karl Marx

Konflik Politik Karl Marx Konflik Politik Karl Marx SOSIALISME MARX (MARXISME) Diantara sekian banyak pakar sosialis, pandangan Karl Heindrich Marx (1818-1883) dianggap paling berpengaruh. Teori-teorinya tidak hanya didasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme

Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme KRITIK TERHADAP SISTEM EKONOMI SOSIALISME fakta Sosialisme Muncul Akibat Kezhaliman Kapitalisme thd Masyarakat Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme (1) Mewujudkan Kesamaan (Equity) Secara Riil (2)

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

BAB II PERUBAHAN SOSIAL KARL MARX. menunjuk pada perubahan sosial yang telah terjadi pada masyarakat

BAB II PERUBAHAN SOSIAL KARL MARX. menunjuk pada perubahan sosial yang telah terjadi pada masyarakat 40 A. Teori Perubahan Sosial BAB II PERUBAHAN SOSIAL KARL MARX Kehidupan sosial itu sendiri tidak pernah bisa terlepas dari adanya suatu proses untuk menuju dalam perkembangan. Sebagaimana perubahan sosial

Lebih terperinci

PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Revolusi Industri / Inggris Revolusi Perancis Revolusi Bolshevik / Rusia 2 INDUSTRI TERJADI PADA ABAD 18 DAN 19 TEPATNYA

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan PKI lahir sebagai organisasi kepartaian yang memiliki banyak tujuan. Di samping untuk menguasasi politik domestik negara, PKI juga memiliki misi untuk menghapus pengaruh kapitalisme

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI DEPENDENSI Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS Latar Belakang Sejarah Teori Modernisasi

Lebih terperinci

Modul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU

Modul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU Modul ke: Pancasila Pancasila sebagai Ideologi Negara Fakultas MKCU Finy F. Basarah, M.Si Program Studi MKCU Pancasila sebagai Ideologi Negara Pancasila Abstract: Pancasila sebagai Ideologi, dan ideologi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Dampak Nasakom Terhadap Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966, penulis menarik kesimpulan bahwa Sukarno sebagi

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel. BAB VIII KESIMPULAN Puisi Maḥmūd Darwīsy merupakan sejarah perlawanan sosial bangsa Palestina terhadap penjajahan Israel yang menduduki tanah Palestina melalui aneksasi. Puisi perlawanan ini dianggap unik

Lebih terperinci

Peran Tenaga Kerja dalam Konsep Kapitalis, Sosialis dan Pancasila

Peran Tenaga Kerja dalam Konsep Kapitalis, Sosialis dan Pancasila PAPER HUBUNGAN INDUSTRIAL Peran Tenaga Kerja dalam Konsep Kapitalis, Sosialis dan Pancasila Oleh : Agnes Yosephine Saragih (125030207111004) Kelas A PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

Lebih terperinci

Tiga Komponen Marhaenisme

Tiga Komponen Marhaenisme Tiga Komponen Marhaenisme http://www.berdikarionline.com/bung-karnoisme/20150630/tiga-komponen-marhaenisme.html?fb_ref=default Selasa, 30 Juni 2015 21:57 WIB 0 Komentar 541 Views Salah satu karya agung

Lebih terperinci

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara IDEOLOGI POLITIK TUJUAN NEGARA Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara tersebut MINGGU DEPAN 1. Ideologi : Anarkisme dan Komunisme

Lebih terperinci

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

SOSIOLOGI PENDIDIKAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF STRUKTURAL KONFLIK TOKOH PEMIKIR ANTARA LAIN: 1. KARL MARX (1818-1883) 5. JURGEN HABERMAS 2. HEGEL 6. ANTONIO GRAMSCI 3. MAX HORKHEIMER (1895-1973) 7. HERBERT

Lebih terperinci

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi. PANCASILA Modul ke: PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA ABSTRACT Menjelaskan ideologi

Lebih terperinci

Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL

Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL 1 2 BAB I Memahami Ekonomi Politik Internasional A. Pendahuluan Negara dan pasar dalam perkembangannya menjadi dua komponen yang tidak terpisahkan.

Lebih terperinci

Mengapa Sosialisme? Albert Einstein

Mengapa Sosialisme? Albert Einstein Mengapa Sosialisme? Albert Einstein Apakah pantas bagi seseorang yang bukan merupakan pakar di bidang persoalan sosial dan ekonomi mengemukakan pandangannya berkaitan dengan sosialisme? Karena berbagai

Lebih terperinci

EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 )

EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 ) EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 ) Dosen: 1. Dr. Ir. Aceng Hidiayat MT (Koordinator) 2. Dessy Rachmawatie SPt, MSi 3. Prima Gandhi SP, MSi KULIAH 3 : Teori Ekonomi Politik Marxian

Lebih terperinci

BAB II DASAR-DASAR AJARAN IDEOLOGI KOMUNISME. Ideologi berasal dari kata idea dan logos, secara harfiah dapat diartikan sebagai

BAB II DASAR-DASAR AJARAN IDEOLOGI KOMUNISME. Ideologi berasal dari kata idea dan logos, secara harfiah dapat diartikan sebagai 29 BAB II DASAR-DASAR AJARAN IDEOLOGI KOMUNISME A. Pengertian Ideologi Ideologi berasal dari kata idea dan logos, secara harfiah dapat diartikan sebagai aturan atau hukum tentang ide. Istilah ideologi

Lebih terperinci

NATURALISME Naturalisme 'natura' naturalisme supernaturalisme

NATURALISME Naturalisme 'natura' naturalisme supernaturalisme NATURALISME Naturalisme adalah teori yang menerima 'natura' (alam) sebagai keseluruhan realitas. Istilah naturalisme adalah kebalikan dari dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peneliti karena sangat sulit sekali menemukan sumber-sumber yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. peneliti karena sangat sulit sekali menemukan sumber-sumber yang berkaitan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Penulisan sejarah Amerika Latin merupakan sebuah tantangan bagi peneliti karena sangat sulit sekali menemukan sumber-sumber yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Surat Kepercayaan Gelanggang SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Kami adalah ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia dan kebudayaan ini kami teruskan dengan cara kami sendiri. kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ideologi marxisme pada saat ini telah meninggalkan pemahaman-pemahaman pertentangan antar kelas yang dikemukakan oleh Marx, dan menjadi landasan

Lebih terperinci

Pijar-Pijar Gagasan Soekarno

Pijar-Pijar Gagasan Soekarno Peringatan Hari Lahir Pancasila - 01 Juni 2015 11:20 wib Pijar-Pijar Gagasan Soekarno Faisal Ismail, Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta PADA sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,

Lebih terperinci

Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni

Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni PERBANDINGAN IDEOLOGI Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni MAKNA IDEOLOGI KARL MARX Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. HAROLD H. TITUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

Teori Perubahan Sosial Budaya.

Teori Perubahan Sosial Budaya. Teori Perubahan Sosial Budaya Herbert Spencer Lahir Derby, England 27 April 1820 Social Darwinism yang menerapkan teori Darwin dalam bidang sosial. Pandangan Herbert Spencer Dalam Pandangan Spencer masyarakat

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia 68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan

Lebih terperinci

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Handout 4 Pendidikan PANCASILA SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PANCASILA sebagai Sistem Filsafat Kita simak Pengakuan Bung Karno tentang Pancasila Pancasila memuat nilai-nilai universal Nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, Sangsekerta, dan Latin. Dimana istilah kebijakan ini memiliki arti menangani masalah-masalah publik

Lebih terperinci

TEORI UTAMA PEMBANGUNAN

TEORI UTAMA PEMBANGUNAN TEORI UTAMA PEMBANGUNAN MENURUT TODARO (1991;1994) Teori pertumbuhan linear. Teori perubahan struktural. Teori Dependensia. Teori neo-klasik. Teori-teori baru. Teori pertumbuhan linear Dasar pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad pencerahan (Aufklarung) telah membawa sikap kritis atas metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- 19) di Jerman,

Lebih terperinci

Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori. marxism. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM

Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori. marxism. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori marxism This diagram from 1867 perfectly illustrates the inherent genius within the capitalist system and how it is indestructible: it has a strong base built on

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau

Lebih terperinci

Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini

Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Ilustrasi: Moh. Dzikri Handika Melalui buku Peranan Koperasi Dewasa Ini (PKDI), Aidit secara tegas meletakkan koperasi sebagai gerakan sosial dan ekonomi

Lebih terperinci

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia Mukadimah Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan

Lebih terperinci

170 TAHUN KARYA MARX-ENGELS: "IDEOLOGI JERMAN"

170 TAHUN KARYA MARX-ENGELS: IDEOLOGI JERMAN Suar Suroso: 170 TAHUN KARYA MARX-ENGELS: "IDEOLOGI JERMAN" Lahirnya Materialisme Historis, Senjata filsafat klas pekerja demi pembebasan dan pembangunan sosialisme.. Pada tahun 1845-1846 Marx dan Engels

Lebih terperinci

SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 YOGYAKARTA

SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 YOGYAKARTA PENDIDIKAN PANCASILA SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 YOGYAKARTA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA PENGERTIAN IDEOLOGI DAN IDEOLOGI TERBUKA IDEOLOGI-IDEOLOGI BESAR DI DUNIA: LIBERALISME-KAPITALISME, SOSIALISME,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi berjudul Perbandingan pemikiran sosialisme Joseph Stalin dengan Leon Trotsky di Uni Soviet 1924-1929. Kesimpulan

Lebih terperinci

PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA

PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA MUKADIMAH Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan

Lebih terperinci

Ditulis oleh AdminMaI.Com Sabtu, 26 November :43 - Pemutakhiran Terakhir Selasa, 13 Desember :01

Ditulis oleh AdminMaI.Com Sabtu, 26 November :43 - Pemutakhiran Terakhir Selasa, 13 Desember :01 NASIB KAUM TANI Oleh: A. Ponta, Aktivis Tani, Tinggal di Bandung Bagi kaum sosialis ilmiah, perjuangan untuk mewujudkan sosialisme, mengandung pengertian bahwa terjadinya transformasi kepemilikan alat

Lebih terperinci

Kritik Terhadap Sistem Ekonomi Sosialis

Kritik Terhadap Sistem Ekonomi Sosialis Kritik Terhadap Sistem Ekonomi Sosialis Disusun oleh: Riza Anggraeni (054440) Santi Nurbayanti (054449) Yani Oktaviani (054941) Yolanda Avrilia (055153) Wiwin Wina (055237) Sistem Ekonomi Sosialis A. Pengertian

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA PEREKONOMIAN Modul ke: Fakultas FEB INDONESIA Sistem Ekonomi Indonesia a. Perbandingan sistem (Kapitalis, Sosialis dan campuran) b. Sistem perekonomian Indonesia Sitti Rakhman, SP., MM Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. FALSAFAH PANCASILA (Pancasila Ideologi Bangsa dan negara) Modul 3

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. FALSAFAH PANCASILA (Pancasila Ideologi Bangsa dan negara) Modul 3 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Materi Kuliah FALSAFAH PANCASILA (Pancasila Ideologi Bangsa dan negara) Modul 3 21 1. Tujuan Pembelajaran Umum Mahasiswa mampu memahami nilai-nilai jati diri bangsa melalui pengkajian

Lebih terperinci

Sistem Sistem Ekonomi. Pengantar Ekonomi Julius Nursyamsi

Sistem Sistem Ekonomi. Pengantar Ekonomi Julius Nursyamsi Sistem Sistem Ekonomi Pengantar Ekonomi Julius Nursyamsi Pengertian Sistem Ekonomi Gregory Grossman 1984 Sekumpulan komponen-komponen atau unsurunsur terdiri atas unit-unit atau agen-agen ekonomi serta

Lebih terperinci

Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD

Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD 11 Oleh: Sulthan Zainuddin ABSTRAK Dalam bukunya Social Origins of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan manusia menjadi penunjang keberlangsungan hidup manusia. Manusia dengan akal budinya

Lebih terperinci

sepenuhnya mempengaruhi dinamika dalam sistem. Dengan demikian, pastinya terdapat perilaku politik yang lebih beragam pula.

sepenuhnya mempengaruhi dinamika dalam sistem. Dengan demikian, pastinya terdapat perilaku politik yang lebih beragam pula. Industri Politik Sejak awal dibentuknya, politik digunakan sebagai aturan bermain dalam kenegaraan. Pada dasarnya politik lahir secara alamiah melalui proses yang panjang, dengan evolusi yang cukup rumit

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai BAB V KESIMPULAN Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai masa penjajahan Belanda merupakan hal yang sangat kompleks. Tan Malaka sedikit memberikan gambaran mengenai kondisi

Lebih terperinci

PENDIDIKAN DAN PEMBEBASAN DALAM PANDANGAN PAULO FREIRE

PENDIDIKAN DAN PEMBEBASAN DALAM PANDANGAN PAULO FREIRE PENDIDIKAN DAN PEMBEBASAN DALAM PANDANGAN PAULO FREIRE Pandangan Freire tentang Netralitas Kelompok Netralitas yang memiliki ideologi yang sama Netralitas gereja yang berkaitan dengan sejarah dan politik

Lebih terperinci

CRITICAL THEORIES Bagian II

CRITICAL THEORIES Bagian II CRITICAL THEORIES Bagian II 1 MARXISME Jalur Pengaruh Pemikiran Karl Mark & Teori Kritis Hegel Neo Marxisme Teori Kritis II Marks Muda Karl Mark Marks Tua Engels Kautsky Korsch Lukacs Gramsci Hokheimer

Lebih terperinci

Pendekatan Historis Struktural

Pendekatan Historis Struktural Teori modernisasi ternyata mempunyai banyak kelemahan sehingga timbul sebuah alternatif teori yang merupakan antitesis dari teori modernisasi. Kegagalan modernisasi membawa kenajuan bagi negara dunia ketiga

Lebih terperinci

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Sistem ekonomi demokrasi pancasila Kajian ilmiah tentang

Lebih terperinci

Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang. By Dewi Triwahyuni

Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang. By Dewi Triwahyuni Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang By Dewi Triwahyuni Jika Teori Modernisasi cenderung menjadikan negara2 maju/industri sebagai model pembangunan, sebaliknya teori dependensia

Lebih terperinci

KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo

KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN Slamet Widodo Teori modernisasi ternyata mempunyai banyak kelemahan sehingga timbul sebuah alternatif teori yang merupakan antitesis dari teori modernisasi. Kegagalan

Lebih terperinci

BAB II TEORI KONFLIK KARL MARX DAN DAHRENDORLF. proletar yang memperebutkan sumber-sumber ekonomi (alat-alat produksi).

BAB II TEORI KONFLIK KARL MARX DAN DAHRENDORLF. proletar yang memperebutkan sumber-sumber ekonomi (alat-alat produksi). 37 BAB II TEORI KONFLIK KARL MARX DAN DAHRENDORLF A. Teori Konflik Karl Marx Konflik merupakan pertentangan antara kelas borjuis melawan kelas proletar yang memperebutkan sumber-sumber ekonomi (alat-alat

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara. Masih ingatkah Anda, apa yang dimaksud dengan ideologi? Mungkin

Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara. Masih ingatkah Anda, apa yang dimaksud dengan ideologi? Mungkin Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara 1. Konsep Pancasila sebagai Ideologi Negara Masih ingatkah Anda, apa yang dimaksud dengan ideologi? Mungkin Anda pernah membaca atau mendengar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blokade ekonomi adalah perang ekonomi yang pernah diterapkan oleh Napoleon Bonaparte di Eropa pada saat memerintah Prancis tahun 1806-. Penulis ingin mengetahui

Lebih terperinci

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Feni Fasta, SE, M.Si SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Feni Fasta, SE, M.Si SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA Perangkat kelembagaan dimaksud, meliputi lembaga atau wadah tempat subjek (objek) itu berhubungan, cara kerja dan mekanisme yang menjalin hubungan subjek (objek) tadi, secara kaidah atau norma yang mengatur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sistem Feodalisme Feodalisme di Indonesia dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia (1997) merupakan penjelasan yang berkaitan dengan pandangan kolot kelanjutan pada tata cara bangsawan

Lebih terperinci

TEORI POLITIK DAN IDEOLOGI SOSIALISME-KOMUNISME

TEORI POLITIK DAN IDEOLOGI SOSIALISME-KOMUNISME 10 TEORI POLITIK DAN IDEOLOGI SOSIALISME-KOMUNISME Pengertian Sosialisme. Istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis sekitar tahun 1830, yakni adanya keinginan agar alat-alat produksi dimiliki

Lebih terperinci

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 SOSIOLOGI??? APA MANFAAT LETAK LAHIRNYA SOSIOLOGI Sosiologi lahir manakala muncul perhatian terhadap masyarakat karena perubahan yang terjadi Terdapat peristiwa besar di

Lebih terperinci

Materi Bahasan. n Pengertian Ideologi. n Fungsi Ideologi. n Komponen Ideologi. n Klasifikasi Ideologi.

Materi Bahasan. n Pengertian Ideologi. n Fungsi Ideologi. n Komponen Ideologi. n Klasifikasi Ideologi. Ideologi Politik Cecep Hidayat cecep.hidayat@ui.ac.id - www.cecep.hidayat.com Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Materi Bahasan Pengertian Ideologi. Fungsi

Lebih terperinci

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia Lebih dari dua abad lamanya Negara Rusia tidak pernah jauh dari pusat perpolitikan Iran, baik itu sebagai musuh politik dan terkadang menjadi

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Marhaenisme merupakan salah satu paham yang pernah ada dan berkembang di Indonesia. Paham ini merupakan gagasan pemikiran dari Soekarno yang menjadi tonggak

Lebih terperinci

Apakah pancasila sebagai pembangunan sudah diterapkan di Indonesia atau belum?

Apakah pancasila sebagai pembangunan sudah diterapkan di Indonesia atau belum? PANCASILA SEBAGAI PEMBANGUNAN BANGSA TEORI Pengertian Paradigma Paradigma adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif),

Lebih terperinci

Adam Smith Sebuah Primer Bagian 3: Tentang Wealth of Nations

Adam Smith Sebuah Primer Bagian 3: Tentang Wealth of Nations Adam Smith Sebuah Primer Bagian 3: Tentang Wealth of Nations Keuntungan Bersama yang diperoleh dari Perdagangan Ide utama Smith dari Bab II menjelaskan bagaimana pertukaran (perdagangan) materil menyebarkan

Lebih terperinci

PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT

PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT INTERAKSI SOSIAL DAN PERUBAHAN SOSIAL PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT 1. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial 2. Manusia berada di dalam sistem

Lebih terperinci

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bila masa depan adalah kenyataan, apakah masa depan akan dialami oleh setiap orang? Jawabannya bisa iya bisa tidak. Tetapi yang paling terpenting adalah masa depan itu

Lebih terperinci

Kebenaran Manusia Sebagai Kerja : Selayang Pandang Kemanusiaan Menurut Marxisme Klasik

Kebenaran Manusia Sebagai Kerja : Selayang Pandang Kemanusiaan Menurut Marxisme Klasik Kebenaran Manusia Sebagai Kerja : Selayang Pandang Kemanusiaan Menurut Marxisme Klasik Sandy Hardian. S.H. Manusia pertama kali harus makan, minum, mempunyai tempat tinggal, dan pakaian sebelum berpolitik,

Lebih terperinci

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita

Lebih terperinci

PEMIKIRAN EKONOMI PANCASILA

PEMIKIRAN EKONOMI PANCASILA PEMIKIRAN EKONOMI PANCASILA Disusun oleh NAMA : HAMDANI DHARMA YUNA RIMOSAN NIM : 11.11.4844 Kelompok : c JURUSAN : S1-teknik informatika DOSEN : drs. Tahajudin soedibyo STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH Pokok Bahasan : Perkembangan teori sosiologi dan antropologi. Pertemuan ke- : 1 dan 2 Mahasiswa memiliki pemahaman dan wawasan mengenai perkembangan teori sosiologi dan antropologi. 1. Menjelaskan pengertian

Lebih terperinci

Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : Pertemuan 14

Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : Pertemuan 14 Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : 2008 Pertemuan 14 MASYARAKAT MATERI: Pengertian Masyarakat Hubungan Individu dengan Masyarakat Masyarakat Menurut Marx Masyarakat Menurut Max Weber

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. revolusi 1952 dalam novel al-lish-shu wal-kila b karya Najib Machfuzh, maka

BAB V PENUTUP. revolusi 1952 dalam novel al-lish-shu wal-kila b karya Najib Machfuzh, maka 5.1 Kesimpulan BAB V PENUTUP Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan dan dijabarkan, dalam kaitannya dengan kemiskinan dan pertentangan kelas masayarakat Mesir pasca revolusi 1952 dalam novel al-lish-shu

Lebih terperinci

Kapitalisme adalah ideologi yang cacat dan terbukti gagal membawa kebahagiaan bagi manusia di muka bumi ini.

Kapitalisme adalah ideologi yang cacat dan terbukti gagal membawa kebahagiaan bagi manusia di muka bumi ini. Kapitalisme adalah ideologi yang cacat dan terbukti gagal membawa kebahagiaan bagi manusia di muka bumi ini. Mungkin hanya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang menentang kedatangan Presiden Barack Obama

Lebih terperinci

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI Matakuliah : Agama (Islam, Kristen, Khatolik)* Deskripsi :Matakuliah ini mengkaji tentang

Lebih terperinci

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang melahirkan aliran feminisme, yakni: 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik * *Tokoh : Robert Merton & Talcott Parsons. *Teori

Lebih terperinci

DESAIN DAN UU HAKI. Artikel HU Pikiran Rakyat, Oleh: Yan Yan Sunarya

DESAIN DAN UU HAKI. Artikel HU Pikiran Rakyat, Oleh: Yan Yan Sunarya DESAIN DAN UU HAKI_Yan Yan Sunarya --- 1 DESAIN DAN UU HAKI Artikel HU Pikiran Rakyat, 2000 Oleh: Yan Yan Sunarya Dewasa ini pemerintah telah meningkatkan mutu desain produk unggulan, melalui pengembangan

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Slamet Widodo

SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Slamet Widodo SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI Slamet Widodo Kita terlalu sering menggunakan istilah ilmu pengetahuan, bahkan sejak kecil kita mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang BAB V KESIMPULAN Sutan Sjahrir dan Tan Malaka merupakan dua contoh tokoh nasional yang memberikan segenap tenaga dan pikirannya pada masa kemerdekaan. Kajian terhadap pemikiran dua tokoh tersebut, tidak

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman lahir maupun pengalaman batin. Pengetahuan bisa berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman lahir maupun pengalaman batin. Pengetahuan bisa berasal dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara filosofis pengetahuan manusia bersumber dari pengalaman, entah pengalaman lahir maupun pengalaman batin. Pengetahuan bisa berasal dari pengalaman langsung dengan

Lebih terperinci

Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan

Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan Oleh Hardy Merriman Aksi tanpa kekerasan menjadi salah satu cara bagi masyarakat pada umumnya, untuk memperjuangkan hak, kebebasan, dan keadilan. Pilihan tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain.

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain. TUHAN? Gagasan manusia tentang Tuhan memiliki sejarah, karena gagasan itu selalu mempunyai arti yang sedikit berbeda bagi setiap kelompok manusia yang menggunakannya di berbagai periode waktu. Gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melarat, dan mereka yang berada ditengah tengahnya. Uraian yang dikemukakan Aristoteles itu

BAB I PENDAHULUAN. melarat, dan mereka yang berada ditengah tengahnya. Uraian yang dikemukakan Aristoteles itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak terjadi perubahan dalam kehidupan, kehidupan yang berlangsung di dunia bersifat dinamis. Namun, kita dapat mengetahui perubahan-perubahan yang telah terjadi

Lebih terperinci

SISTEM EKONOMI SUATU PERBANDINGAN DAN APLIKASI SISTEM EKONOMI INDONESIA DEFINISI SISTEM EKONOMI

SISTEM EKONOMI SUATU PERBANDINGAN DAN APLIKASI SISTEM EKONOMI INDONESIA DEFINISI SISTEM EKONOMI SISTEM EKONOMI SUATU PERBANDINGAN DAN APLIKASI SISTEM EKONOMI INDONESIA DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM DEFINISI SISTEM EKONOMI Gregory Grossman (1984) : Sekumpulan komponen-komponen atau unsur-unsur

Lebih terperinci

Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Kelas Menengah *

Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Kelas Menengah * Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Kelas Menengah * Farchan Bulkin 1. Gejala kelas menengah dan sektor swasta tidak bisa dipahami dan dianalisa tanpa pemahaman dan analisa kapitalisme. Pada mulanya, dewasa ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan

Lebih terperinci

PANCASILA MENGATASI KONFLIK IDEOLOGI-IDEOLOGI NEGARA

PANCASILA MENGATASI KONFLIK IDEOLOGI-IDEOLOGI NEGARA PANCASILA MENGATASI KONFLIK IDEOLOGI-IDEOLOGI NEGARA Dosen Nama : M.Khalis Purwanto, Drs, MM : Dion Indra Mustofa NIM : 10.02.7763 Kelompok Jurusan : A : D3 - Manajemen Informatika SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN

Lebih terperinci

Modul ke: Masyarakat Madani. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

Modul ke: Masyarakat Madani. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi. Modul ke: Masyarakat Madani Fakultas Rusmulyadi, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id Pengertian Masyarakat Madani Masyarakat madani berasal dari bahasa Inggris, civil society. Kata civil society sebenarnya

Lebih terperinci