BAB I PENDAHULUAN. ilmu ekonomi dan ilmu politik, maka tujauan orientasinya adalahanalisa kebijakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. ilmu ekonomi dan ilmu politik, maka tujauan orientasinya adalahanalisa kebijakan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam memahami ekonomi politik sebagai sebuah disiplin ilmu antara ilmu ekonomi dan ilmu politik, maka tujauan orientasinya adalahanalisa kebijakan ekonomi melalui proses politik.tidak lain sebagai syarat untuk memajukan kekuatan kesejahteraan negara dan masyarakatnya. Perkembangantentang sistem corak produksi masyarakat dan negara tidak boleh dilepaskan dari perkembangan sistem ekonomi masyarakatnya. Ketika sistem ekonominya bersifat kolektif seperti halnya dizaman komunal primitif maka sistem politik yang digunakan juga bersifat kolektif. Atau sebaliknya ketika sistem ekonominya monopoli seperti hanya dizaman kapitalisme maka sistem politik yang digunakan juga bersifat monopoli.ekonomi Politik adalah bagian terpenting dari dasar kehidupan bermasyarakat. Ekonomi sebagai basis ilmu yang mempengaruhi segala aspek dari kehidupan masyarakat, sedangkan ilmu politik sebagai ilmu yang menentukan segala aspek dari kehidupan masyarakat. Meskipun telah mengalami kemajuan besar, ekonomi politik pada masa lalu hanya terbatas pada kepemilikan alat produksi atas perseorangan dan sistem kapitalis yang sama sekali tidak berbicara tentang sistem kepemilikan bersama.

2 Dimulai dari sistem ekonomi politik merkantilisme, keynes, maupun liberal yang tidak dapat menjelaskan dengan komplit hukum-hukum ekonomi atas kepemilikan pribadi dan menghiraukan sistem-sistem ekonomi kolektif. Dalam sejarahnya perkembangannya ekonomi politik mengalami penajaman selama abad ke 17 sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Akan tetapi sebagai ilmu modern dan ilmiah baru ekonomi politik mendapat kedudukan pada abad ke 18. Namun yang menjadi titik tonggak awal sistem yang sampai saat ini masih terus eksis adalah sistem ekonomi politik kapitalisme. Sistem ekonomi politik kapitalisme merupakan sistem ekonomi politik yang terus berkembang dengan corak hubungan produksi antara si pemilik modal dengan si penjual tenaga kerja. Sejalan dengan defenisi yang dikatakan oleh Dudley Dillard, bahwakapitalisme merupakan hubungan diantara pemilik pribadi atas alat-alat produksi (tanah, tambang, instalasi, industri yang secara keseluruhan disebut modal) dengan para tenaga kerja yang bebas yang menjual tenaga kerjanya kepada majikan. 1 Sistem ekonomi politik kapitalisme lahir dari keruntuhan hubungan produksi feodalisme antara tuan tanah dengan tani hamba. Perkembangan hubungan produksi dimasa feodalisme telah dimulai sejak abad ke-4m dan akhirnya mengalami kehancuran akibat penguasaan alat produksi yang terus berkepanjangan yang dilakukan tuan tanah terhadap tani-tani hamba. 1 Dudley Dillard.1988.The Barter Illusion in Classical and Neoclassical Economics. Eastern Economics Journal Vol. XIV, No. 4 Oktober-Desember. Hal. 309

3 Hal ini ditandai dengan pergolakan tani-tani hamba yang terus termodrenkan akibat perkembangan ilmu pengetahuan atas praktek produksi feodalisme. Ilmu pengetahuan yang semakin berkembang sejak dimulainya era pencerahan (renaisains) dari era kegelapan (dark age) telah menciptakan bentukbentuk praktek produksi baru dari pengolahan tanah secara tradisional menuju praktek kerja yang lebih modern. Hasil pengolahan tanah dapat dikembangkan menjadi barang yang memiliki nilai guna lebih tinggi. Karenanya kemunculan gilde-gilde atau industri rumah tangga di sekitar abad ke 17 ini menjadi cikal bakal lahirnya sistem ekonomi politik kapitalisme. 2 Sistem kapitalisme tidak jauh berbeda dengan sistem masyarakat feodal dimana alat produksi masih dimonopoli oleh sekelompok orang. Akan tetapi sistem kapitalisme dengan sistem feodal, lebih bercirikan atas monopoli modal yang dilakukan oleh kaum pemodal sebagai usaha memperkaya diri. Sistem kapitalisme terus berkembang pesat sejalan dengan perkembangan industri yang dikuasai oleh kaum borjuasi. Sampai akhirnya pada abad 19, sistem kapitalisme mencapai tahapan tertingginya yaitu sistem imperialisme dari perkembangan dari kapitalisme modren. Ditengah kondisi persaingan pasar dan kesenjangan antara klas masyarakat, telah menciptakan kontradiksi baru antara klas pekerja dengan klas pemodal. Atas dasar ini Karl Marx mengeluarkan teorinya tentang ekonomi politik sosialisnya yang menjadi sebuah studi ilmu ekonomi dan politik yang 2 Frederick Engels. Dialektika Alam.Jakarta: Hasta Mitra Hal 48

4 menghapuskan kepemilikan alat produksi atas perseorangan yang sudah berkembang sejak lama. Karl Marx dengan ilmiah dan menyeluruh menyelidiki kompleksitas hubungan produksi dan pertukaran barang-barang dalam sistem kapitalis juga terhadap sistem ekonomi lain sebelumnya. Ketika sistem ekonomi sebelumnya melegalkan sisem ekonomi dengan corak produksi kepemilikan pribadi, maka Marx beranggapan bahwa kepemilikan pribadi adalah cikal bakal penghisapan manusia atas manusia. Dalam sistem ekonomi sosialis, Marx beranggapan bahwa kontradiksi antara pemilik alat produski dan golongan yang tidak memiliki alat produksi telah melahirkan kesenjangan sosial yang begitu tinggi. Akan tetapi disatu sisi lain kondisi kemiskinan adalah dasar terbangunnya persatuan untuk menciptakan formula perkembangan sosialisme dan kebangkrutan yang akan dialami oleh sistem kapitalisme yaitu melalui jalan revolusi sosial. Berlandaskan kepada dialektika histori perkembangan masyarakat, Marx berdalil bahwa masa depan sosialisme adalah anti thesis dari sistem kapitalisme. 3 Berdasarkan penemuan Marx, revolusi sosialis memiliki fondasi yang kokoh dan ilmiah sebagai satu-satunya jalan menuju sistem ekonomi politik sosialisme. Perkembangannya revolusi sosial mulai merebah di mulai dari dataran benua Eropa sampai ke Asia. Pergerakan-pergerakan nasional untuk 3 Nur Santoso Sayid. Negara Marxis dan Revolusi Proletariat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal 292

5 membebaskan diri dari sistem kapitalisme dan feodal telah membawa pembebasan nasional dibeberapa negara. Seperti halnya di Prancis melalui Revolusi Paris dibawah kepemimpinan Karl Marx, Uni Soviet melakukan Revolusi Oktober 1917 dibawah kepemimpinan Vladimir Lennin, dan Revolusi Tiongkok dibawah kepemimpinan Mao Zedong yang memiliki ciri khusus jika dibandingkan dengan revolusi di Prancis maupun Uni Soviet. Dalam kepemimpinannya Mao melakukan strategi rekonstruksi tehadap pemikiran dasar gerakan komunis Cina yang berbasis pada petani yaitu mengutamakan petani sebagai kekuatan pokok revolusi, mementingkan pembentukan tentara komunis secara tersendiri untuk melindungi keutuhan hidup partai, menjadikan daerah pedesaan dimana sebagian besar petani tinggal sebagai basis perjuangan. Sebab kedudukan Cina sebagai negara dibawah kekuasaan dinasti masih mempertahankan corak produksi pertanian. Sehingga secara kuantitatas jumlah kaum tani lebih besar dari jumlah klas buruh. Berdirinya negara Cina sebagai Republik Rakyat Cina pada tanggal 1 Oktober 1949 sendiri menandai berakhirnya masa penguasa militer dan Republik Cina Nasionalis. Pada tahun 1949 ini, Partai Kuo Min Tang sebagai penguasa Republik Cina Nasionalis yang dipimpin oleh Presiden Chiang Kai Shek akhirnya harus menyingkir ke Pulau Taiwan akibat gerakan rakyat yang merambat dari desa mengepung kota. 4 Berdirinya RRC juga menandai berubahnya sistem ekonomi politik Cina pada saat itu. Yaitu dari berbagai sistem ekonomi politik 4 Ririn Daraini. Garis Besar Sejarah Cina Era Mao. Yogyakarta Hal 25

6 yang liberal menjadi sistem ekonomi politik sosialis dengan ciri kesetaraan bagi seluruh lapisan masyarakat di negara Cina. Untuk tujuan itu, Mao melakukan konsolidasi untuk dapat menghilangkan hubungan produksi yang eksploitatif yang sudah ditanamkan sejak sistem kapitalisme. Salah satunya dengan melakukan sistem pembaharuan kepemilikan tanah (land reform) yang dinilai perlu untuk membangun hubungan produksi kaum tani bagi pembentukan pola pertanian kolektif. Kampanye land reform ini sekaligus untuk menghapus kekuasaan klas tuan tanah yang selama ini menguasai tanah-tanah di pedesaan. Berlandaskan kepada cita-cita akan terwujudnya masyarakat modern tanpa klas, Mao membangun industri nasional sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Industri nasional dibangun oleh negara tanpa campur tangan klas pemodal. Selain itu juga Mao mencoba untuk memainkan peran negara untuk mengatasi adanya kontradiksi dalam masyarakat melalui revolusi kebudayaan, dari budaya individualis ke budaya kolektif. Negara yang menganut sistem ekonomi politik sosialis dalam pemikiran Mao adalah negara diktator demokrasi rakyat yang dipimpin oleh kelas buruh atas persekutuan dengan kaum tani. Sedangkan fungsi negara menurut Mao adalah sebagai alat penindas klas borjuasi dan kaum reaksioner serta klas penghisap yang melawan revolusi sosialis. Ini memecahkan kontradiksi dalam negeri, memelihara

7 ketertiban dan melindungi kepentingan rakyat serta membela negara dari agresi luar negeri terutama kapitalis. Untuk itulah Mao menggunakan istilah Sentralisme Demokrat sebagai sarana untuk mengatasi realitas internalnya. Dibawah kepemimpinan Mao Zedong kedudukan klas perlahan mulai menghilang sejalan dengan kedudukan negara dalam mendiktatori kedudukan klas borjuasi. Pada Desember 1957, Mao mendeklarasikan program pembangunan ekonomi yang disebut The Great Leap Forward atau Lompatan Jauh Ke Depan. Melalui program lompatan jauh kedepan, Mao menjalankan kedudukan kaum tani sebagai tenaga kolektif dalam menjalankan kerja produksi pertanian 5. Para masyarakat diajak untuk bekerja di satu lahan kolektif, kemudian berpindah ke lahan yang lain. Tujuannya untuk mempertajam nilai kolektifitas dalam masyarakat tani. Walaupun pasca kematian Mao, doktrin tentang kemiskinan Cina dihubungkan dengan kegagalan program ini. Menurut ekonom Minqi Li seorang ekonom liberal beranggapan bahwa program Lompatan Jauh ke Depan dan seluruh kegagalannya, karena Mao memaksakan versi utopian komunisnya kepada para pemimpin partai. Melalui program-program yang tak ada justifikasi ilmiah dan bukti historis, Mao telah memaksa para pemimpin partai di tingkat provinsi dan lokal untuk memenuhi target produksi besar-besaran yang tidak realistis kepada para petani. 5 Ibid Hal. 39

8 Tidak adanya komunikasi yang efektif dan desentralisasi yang tidak masuk akal telah menyebabkan aktivitas ekonomi nasional mengalami kekacauan dan terjadi misalokasi sumberdaya yang luar biasa. Sementara itu rangsangan kepada petani untuk berproduksi semakin menurun akibat penentuan level pendapatan secara besar-besaran melalui sistem komune. 6 Sampai akhirnya, tidak lama setelah Mao meninggal pada tahun 1976, kubu pimpinan dalam Partai dan Negara Cina digantikan oleh Deng Xiaoping sebagai tokoh utama. Keberhasilan Deng juga diikutin dengankeberhasilan dalam menghapuskan garis proletar revolusioner Mao. Deng menggantikan sistem sosialisme dengan sistem yang lebih liberal. Sejak mereka berkuasa, berbagai kebijakan reformis kaum kapitalis diterapkan dalam pertanian dan perburuhan untuk melapangkan jalan bagi kembalinya sistem ekonomi politik kapitalis, yang bertentangan dengan kepentingan klas buruh dan rakyat pekerja di Cina. Setelah Deng berkuasa, seiring dengan penghancuran sendi-sendi ekonomi sosialisme di dalam negeri, politik luar negeri Cina sebenarnya juga berubah seratus delapan puluh derajat. Kaum revisionis Cina menjalankan komunikasi kerja sama dengan rezim-rezim negara liberal. Sisi kapitalisasi Deng di lain sisi terlihat ketika Cina bersedia membuka pasar pada awal 1990-an untuk kemudian menjadi anggota WTO. Prinsip-prinsip idelogi sosialisme perlahan tapi pasti 6 Mao Zedong dan Korban 70 juta Jiwa, Diakses melalui: pada tanggal 1 November 2016

9 mulai ditinggalkan oleh Cina pada periode Deng Xiaoping, untuk kemudian digantikan dengan prinsip ekonomi yang kapitalisme. Internasionale Proletar yang menjadi cita-cita seluruh negara sosialisme tidak akan pernah diwujudkan oleh Deng. Pemimpin Partai dan Negara Cina kembali mengambil jalan kapitalisme yang sudah ditinggalkan sejak revolusi sosial Cina. Sosialisme yang dibangun rakyat Cina di bawah pimpinan Mao, kemudian di revisi oleh Deng yang esensinya adalah revisi atas sosialisme menuju restorasi kapitalisme, termasuk mereka yang pernah tinggal di Cina pada masa saat ini, beranggapan dan percaya bahwa Cina saat Deng berkuasa sampai saat ini merupakan negara Sosialisme Dengan Ciri Khusus Tiongkok. Konsep Deng ini juga yang akhirnya telah membawa perubahan dalam konstitusi Cina. Pada tahun 1982 dengan dukungan mayoritas anggota Kongres Rakyat Nasional, dan pimpinan PKC akhirnya ide tentang sosialisme pasar mulai diterima. Sistem pertanian kolektif kemudian digantikan oleh sistem sewa pakai. Tanah pertanian milik negara boleh digunakan oleh masyarakat secara mandiri dengan sistem sewa 5 hingga 10 tahun. Kemudian diberikan juga penghargaan kepada petani (atau kelompok petani) yang berhasil meningkatkan hasil panennya. 7 Dampaknya kembali terjadi dengan adanya persaingan antara komunitas kelompok tani. 7 Hikmatul Akbar. Politik Identitas: Perkembangan Kapitalisme Sebagai Identitas Baru Cina Pada Abad 21 Yogyakarta.Hal 10

10 Peralihan ekonomi politik Cina dari sosialis menjadi kapitalis dapat terlihat pada perubahan konstitusi Cina sendiri. Konstitusi Cina pertama kali diberlakukan pada tahun Setelah itu mengalami perubahan pada tahun 1975, 1978, 1982 dan akhirnya mendapat amandemen pada tahun Sebenarnya dalam perubahan dari sosialisme pasar ke kapitalisme masih terdapat tiga kali lagi amandemen konstitusi Cina, yaitu pada tahun 1988, 1993 dan Kesemuanya mencerminkan tingkat perubahan Cina dalam proses menuju identitas kapitalis itu sendiri. 8 Di Cina, pemikiran Mao Zedong adalah bagian dari doktrin resmi Partai Komunis Cina pada masa itu.namun sejak 1978 adalah permulaan pembaruan Deng Xiaoping dengan konsep "sosialisme dengan ciri khas Cina".Dalam aspek politik, diberlakukanlah pembaruan ekonomi Cinasecara langsung sama halnya dengan mengubah peranan ideologi asli Mao di Cina. Ideologi Mao yang secara radikal telah diubah dan dikurangi kearah yang lebih reformis dengan modal luar negeri. Di bidang industri, perubahan yang dijalankan kaum revisionis Cina telah melemahkan sistem perencanaan negara. Penerapan dari norma-norma kapitalisme seperti laba sebagai unsur untuk meregulasi produksi, perubahan dalam harga yang semakin mencerminkan nilai (yaitu biaya produksi dan laba rata-rata), penerapan rangsang material yang semakin luas, dan kebebasan semakin besar dalam pengelolaan perusahaan yang 8 Ibid

11 memproduksi untuk pasar demi mencapai laba, telah semakin melemahkan dasardasar masyarakat sosialis Cina. 9 Dewasa ini sejalan dengan kondisi Cina yang tumbuh dengan kapitalisme bahkan menjelma menjadi kapitalisme maju tidaklah terlepas dari keberhasilan pembangunan industri di negara Cina di masa Mao. Dampaknya Cina telah berubah menjadi negara dengan industri maju. Keberhasilan Cina dalam membangun industri telah membawa Cina menjadi kekuatan baru kapitalisme di dataran Asia. Hal yang menarik lain terlihat dari sikap Cinadalam mendeklarasikan diri sebagai negara dengan sistem ekonomi kapitalis, tetapi tidak kapitalis secara politik.cina masih mempertahankan sosialisme sebagai ideologi negara. Kajian Marx dalam melihat ekonomi dan politik adalah sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Marx berdalil bahwa kekuatan basis adalah suatu sistem ekonomi. Faktor-faktor dari sistem ekonomi yaitu pemilikan alat produksi, distribusi hasil produksi dan pertukaran hasil produksi. Dari ketiga faktor tersebut maka yang paling mempengaruhi adalah pemilikan alat produksi. Adapun bangunan atas adalah suatu pencerminan dari basis. 10 Maka seharusnya sistem politik Cina sejalan dengan sistem ekonominya pula yaitu kapitalisme sebagai basis dari sistem politik. 9 Tatiana Lukman. Alternatif. Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat. Jakarta Hal Dr.Darsono.SE.SF.MA.MM. Karl Marx: Ekonomi Politik dan Aksi Revolusi. Diadit Media: Jakarta Hal.76

12 Kondisi paradoks ini terlihat dengan jelas selepas kepemimpinan Mao dan digantikan oleh Deng sebagai ketua partai.kebijakan yang dilahirkan oleh Deng sangat berbeda dan saling bertolak belakang dengan kebijakan Mao sebagai bapak komunis Cina. Cina dimasa Mao lebih menekankan pada persoalan agraria dan pembangunan industri dengan mengutamakan modal dalam negeri. Sedangkan pada masa Deng, Cina lebih didominasi oleh modal luar negeri maupun pinjaman dari lembaga internasional. Tidak hanya dalam aspek kebijakan, dengan tegas Deng mengganti konstitusi yang sudah dibuat semasa Mao dengan tujuan untuk mengikis dominasi ideologi sosialis yang bertentangan dengan semangat Deng dalam membangun ekonomi liberal di Cina. Dari perbandingan Cina dimasa Mao maupun Deng jika dikaji secara umum perbedaan paling mendasar terlerak pada kepemimpinan kembali klas borjuasi pada Partai Komunis Cina. Juga yang perlu untuk ditekankan dari pernyataan diatas bahwa kelahiran klas borjuasi dalam Partai Komunis Cina sebagai cikal bakal beralihnya sistem ekonomi politik Cina tidaklah tanpa sebab. Berangkat dari situasi diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang peralihan sistem ekonomi politik Cina dari Sosialisme menuju Kapitalisme. Dalam pengkajian penelitian ini, sajian akan diawali dengan eksplorasi tentang kondisi negara Cina dengan sistem ekonomi politik sosialisme dibawah kekuasaan Mao Zedong dan eksplorasi tentang kondisi negara Cina dengan sistem ekonomi politik kapitalisme dibawah kekuasaan Deng Xiaoping. Eksplorasi tersebut

13 kemudian dihubungkan dengan perbandingan berbagai kebijakan yang lahir di masa kepemimpinan Mao dan dimasa kepemimpinan Deng. Kemudian pengkajian diakhiri dengan analisis tentang peralihan sistem ekonomi politik Cina dari sosialisme menuju kapitalisme Perumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana peralihansistem ekonomi politik Cina di masa Sosialisme dibawah kepemimpinan Mao Zedong dan sistem ekonomi politik Cina di masa Kapitalisme dibawah kepemimpinan Deng Xiaoping? 1.3. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih terkonsentrasi terhadap peralihansistem ekonomi politik Cina di era Kapitalisme dan Sosialisme, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini menggunakan kajianperbandingan untuk melihat analisis peralihan sistem ekonomi politik Cina dari Sosialisme ke Kapitalisme, dan faktor-faktor yang mempengaruhi peralihan system ekonomi sosialisme menuju system ekonomi kapitalisme. 2. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan sistem ekonomi politik sosialisme Cina adalah di saat Cina dibawah kepemimpinan Mao Zedong,

14 dan yang dimaksud dengan sistem ekonomi politik kapitalisme Cina adalah saat Cina dibawah kepemimpinan Deng Xiaoping Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan : 1. Untuk menganalisis peralihan sistem ekonomi politik Cina dari sosialisme menuju sistem ekonomi politik kapitalisme. 2. Untuk melihat perbedaan sistem ekonomi politik sosialisme Cina dimasa Mao Zedong dan sistem ekonomi politik kapitalisme Cina dimasa Deng Xiaoping Manfaat Penelitian Penelitian ini sungguh diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Secara teoritis, penelitian ini merupakan kajian ilmu politik yang sungguh diharapkan mampu memberikan sebuah sumbangsih mengenai peralihan sistem ekonomi politik sosialisme menuju sistem ekonomi kapitalisme. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi serta pisau analisis bagi pegiat ilmu ekonomi dan politik, aktivis sosial dan lainlain dalam membedah persoalan ekonomi yang bersinggungan dengan kajian ilmu politik.

15 3. Secara akademis, penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Kerangka Teori Sebagaimana telah dipaparkan pada landasan pemikiran di atas yang kemudian melahirkan rumusan masalah sebagai upaya menganalisis secara kritis perbandingan tentang peralihan sistem ekonomi politik Cina di era sosialisme menuju kapitalisme. Kemudian dibutuhkan teori analisis untuk membedah masalah dan mencari asumsi pokok yang mendasar suatu penelitian atau jawaban, dan pemecahan untuk masalah dibutuhkan sebuah teori Teori Ekonomi Politik Ekonomi diartikan dengan banyak arti. Pertama, ada yang memaknai ekonomi sebagai cara melakukan sesuatu, seperti dalam istilah ekonomis atau kalkulasi ekonomi yang konotasinya adalah efisiensi. Kedua, ada yang memaknai ekonomi sebagai aktivitas, yang biasanya ditujukan untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan. Ketiga, ada yang melihat ekonomi sebagai institusi seperti dalam istilah ekonomi pasar atau ekonomi komando. 11 Politik juga terkait dengan banyak hal. Ada yang mengaitkan politik dengan kekuasaan dan otoritas, bisa juga dikaitkan dengan kehidupan publik, 11 Deliarnov. Ekonomi Politik. Jakarta : Erlangga, Hal 6

16 pemerintah, negara, konflik, serta resolusi konflik. Dari berbagai definisi tersebut, yang potensial untuk dikaitkan dengan ekonomi adalah pemaknaan politik sebagai pemerintah, politik sebagai kehidupan publik dan politik sebagai otoritas untuk mengalokasikan sumber-sumber dan nilai-nilai. 12 Caporaso & Levine (1993), ekonomi politik dimaksudkan untuk memberikan saran mengenai pengelolaan masalah-masalah ekonomi kepada para penyelenggara negara. Hal ini sesuai dengan pemaknaan ekonomi politik pada waktu itu sebagai pengelolaan masalah-masalah ekonomi negara (political economy referred to the management of economic affairs of the state). Selanjutnya ekonomi politik oleh pakar-pakar ekonomi politik baru lebih diartikan sebagai analisis ekonomi terhadap proses politik. Dalam kajian tersebut mereka mempelajari institusi politik sebagai entitas yang bersinggungan dengan pengambilan keputusan ekonomi politik, yang berusaha mempengaruhi pengambilan keputusan dan pilihan publik, baik untuk kepentingan kelompoknya maupun untuk kepentingan masyarakat luas. 13 Aristoteles dalam bukunya Politics mengatakan bahwa ilmu ekonomi merupakan bagian dari politik, sedangkan Politik sendiri merupakan bagian dari Etika dan Falsafah. Ekonomi berasal dari dua kata Yunani, yaitu oikos dan nomos, yang dapat diartikan sebagai seni mengelola rumah tangga. Dari 12 Ibid. Hal 7 13 Ibid. hal 9

17 definisi Ekonomi inilah Ilmu Ekonomi Politik berkembang, yang awalnya diartikan sebagai seni mengelola negara. 14 Menurut Mochtar Mas oed, hubungan antara ekonomi dan politik dapat diterjemahkan ke dalam isu tentang hubungan antara kekayaan dan kekuasaan. Ekonomi terkait dengan penciptaan dan pendistribusian kekayaan, sedangkan politik terkait dengan penciptaan dan pendistribusian kekuasaan. Kekayaan terdiri dari aset fisik (kapital,tanah) dan aset non fisik (sumber daya manusia, termasuk ilmu pengetahuan), sedangkan kekuasaan bisa muncul dalam bentuk militer, ekonomi, maupun psikologis. 15 Roger Tooze, menggunakan istilah ekonomi politik untuk mengacu pada seperangkat masalah yang timbul dari interaksi antara aktivitas ekonomi dan politik. Charles Lindblom menyebut hakekat atau konsep pokok dari ekonomi politik adalah pertukaran (exchange) dan kewenangan (authority). Klaus Knorr, menggunakan konsep kekayaan (wealth) dan kekuasaan / kekuatan (power) sebagai hakekat dari ekonomi dan politik. 16 Ada empat perspektif yang berkembang dalam studi Ekonomi Politik Internasional Ibid, hal Ibid. hal 7 16 Umar, Suryadi Bakry. Ekonomi Politik Internasional. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Jayabaya Hal 2 17 Mochtar Mas oed. Ekonomi Politik Internasional dan Pembangunan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar hal 30

18 a). Perspektif Merkantilis, Perspektif ini memandang bahwa Negara menjadi aktor utama yang secara aktif dan rasional mengatur ekonomi demi meningkatkan kekuatan kekuasaan Negara. Membangun suatu Negara bangsa yang kuat diperlukan akumulasi capital sebanyak-banyaknya. Sehingga pembangunan ekonomi diprioritaskan. Apabila untuk memenuhi capital yang diinginkan tersebut tidak bisa dicukupi dengan pemanfaatan sumber-sumber capital dalam negeri, maka dilakukanlah perdaganagan internasional. Demi mendapatkan keuntungan maksimal, maka pemerintah harus memainkan kebijaksanaan nasionalis-ekonomis. Yaitu dengan (a) pemerintah mengendalikan (menekan) sepenuhnya harga barang dan gaji buruh, sehingga bisa dijual dengan harga bersaing di pasar internasional, (b) menerapkan strategi prduksi substitusi barang impor, (c) memaksimalkan ekspor dan meminimalkan impor. Strategi ini juga bisa dilakukan oleh negera-negara yang lemah dengan alas an membiarkan pasar bebeas berlaku, sementara posisi sendiri lemah, hanya akan menghancurkan diri sendiri. Para pengkritik ini terutama datang dari kaum liberal. b). Perspektif Liberal. Dipelopori oleh David Ricardo dan Adam Smith, mereka mengkritik pengendalian ekonomi yang berlebihan oleh Negara. Perspektif liberal mengajukan argument bahwa cara yang paling efektif untuk meningkatkan kekayaan suatu Negara adalah dengan membiarkan individu-individu di dalamnya

19 secara bebas berinteraksi dengan para individu Negara lain. Mereka menganjurkan pasar bebas. Konsepsi liberal ini didasarkan pada gagasan mengenai kedaulatan pasar dalam ekonomi, dengan mengasumsikan bahwa semua manusia secara alamiah memiliki keselarasan kepentingan. Karena itu, kalau individu dibiarkan mengejar kepentingan masing-masing yang didasarkan pada suatu pembagian kerja dan pada struktur atau komposisi factor-faktor produksinya sendiri, maka kesejahteraan individu, nasional akan meningkat. Kaum liberal percaya bahwa dengan saling berinteraksinya Negara-negara melalui perdagangan internasional, konflik bisa terhindarkan. Bahkan bisa membawa keuntungan bersama sehingga kesejahteraan mereka akan meningkat. Keputusan para pelaku ekonomi mengenai apa yang harus diproduksi dan dijual berdasarkan pertimbangan keunggulan koparatif (comparative advantage). Yakni setiap Negara harus memiliki spesialisasi dalam produksi barang sehingga memiliki keuntungan komparatif (harga terendah, waktu produksi tercepat) tertinggi dari pada rekanan dagang yang lain. Dan inilah yang dijadikan komoditas ekspor. Sedangkan Negara tersebut lebih baik mengimpor barang-barang luar negeri yang memiliki posisi keuntungan komparatif lebih baik. Sehingga dari sini efisiensi terjadi. Peran Negara sangat terbatas pada penyediaan fondasi bagi bekerjanya system pasar, seperti pembangunan infrastruktur, penegakkan hukum, menjamin keamanan, mencegah persaingan tidak sehat, dan menyelenggarakan pendidikan. Dengan demikian, menurut persektif liberal, ekonomi dan politik merupakan bidang yang terpisah.

20 c). Perspektif Radikal Basis pokok perspektif ini adalah gagasan Marxisme. Sementara perspektif liberal memandang pasar bisa memungkinkan individu memaksimalkan perolehan, kaum Marxis meilhat kapitaslisme dan pasar telah menciptakan kekayaan untuk kepitalis dan kemiskinan untuk kaum buruh. Perpektif ini memiliki tujuan kegiatan ekonomi (dan politik) untuk redistribusi kekayaan dan kekuasaan. Kaum radikal membuat beberapa asumsi berikut. Pertama, bahwa kelas social adalah actor dominan dalam ekonomi dan politik. Kedua, bahwa kelas-kelas tersebut bertindak berdasarkan kepentingan materiil mereka. Ketiga. Bahwa basis dari ekonomi kapitalis adalah eksploitasi kelas buruh oleh kapitalis. Asumsi ketiga ini membawa kesimpulan bahwa baginya, buruh dan kapitalis merupakan dua actor antagonis. d).perspektif Reformis Perspektif ini mengusung konsepsi Tata Ekonomi Internasional Baru (TEIB), muncul sebagai kritik atas ketiga perspektif di atas. Mereka tidak setuju dengan penekan berlebihan kaum liberal terhadap pertimbangan efisiensi sehingga merugikan actor yang lebih lemah. Mereka tidak setuju dengan kaum radikal untuk melakukan perubahan revolusioner menentang system kapitalis. Karena mereka lebih percaya pada reformasi struktur hubungan internasional. Dan walaupun mereka setuju dengan gagasan merkantilis mengenai peran aktif Negara

21 dalam urusan ekonomi internasional, mereka lebih bersikap internasionalis daripada nasionalis. Dewasa ini, terdapat banyak perspektif dalam ekonomi politik, namun perspektif yang hingga saat ini masih eksis atau dapat bertahan adalah pandangan tentang konsep ekonomi politik liberalisme dan sosialisme. Dua perspektif yang telah lama dibicarakan berabad-abad. Kedudukan sistem ekonomi politik liberal yang dibangun atas kedudukan corak produksi industrial yang melahirkan hubungan produksi klas pekerja dan klas pemodal telah bertahan sejak lama dan didalilkan. Kedudukan sistem liberal kemudian disempurnakan dengan sistem politik demokrasi dan kebudayaan liberal.lahirnya sistem ekonomi sosialismeadalah sebagai kritikan terhadap sistem ekonomi liberalisme/kapitalisme, yang oleh Marx menganggap bahwa kapitalisme hanya menyebabkan jurang yang semakin lebar bagi dua kelas yang bertentangan. Kedua sistem ekonomi politik ini terus tetap eksis dan berkembang di beberapa negara. Untuk itu dalam kajian berikutnya kajian tentang sosialisme dan kapitalisme menjadi titik tekan dalam penelitian ini: A. Ekonomi Politik Liberalisme Pemikiran ekonomi politik liberal klasik sesuai pandangan Adam Smith ialah bahwa tiap pelaku ekonomi (baik konsumen maupun produsen) haruslah diberi kebebasan untuk mengejar kepentingan pribadinya masing-masing. Walau kedua pihak (konsumen dan produsen) memiliki motivasi yang bertolak belakang,

22 tetapi kalau perekonomian dibiarkan bebas sesuai kekuatan mekanisme pasar tanpa campur tangan pemerintah maka akan tercipta suatu keseimbangan atau ekuilibrium. 18 Fungsi paling utama dari pasar adalah untuk mengalokasikan sumber daya yang ada secara rasional. Menurut Arthur Sheldon dalam Capitalism, empat tugas sistem-sistem ekonomi adalah : (1) mengembangkan tekhnik-tekhnik untuk menilai sumber-sumber yang langka, (2) membuat insentif untuk berkonsentrasi pada metode-metode yang paling produktif, (3) menyediakan alat-alat untuk merakit dan mendistribusikan informasi, dan (4) menciptakan prinsip-prinsip mengalokasikan output pada penggunaan yang paling penting atau bernilai paling tinggi. Inilah persisnya, metode dan alat-alat yang dikembangkan oleh pasar. 19 Kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang dicirikan dengan kepemilikan hak milik privat atas alat-alat produksi dan distribusi yang pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam kondisi yang sangat kompetitif. Sistem ekonomi kapitalis juga memberikan kebebasan bagi pelaku-pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan bagi kepentingan individual atas sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi. 20 Pada sistem ekonomi ini, terdapat keleluasan bagi perorangan untuk memiliki sumberdaya, seperti kompetisi antar individu dalam memenuhi 18 Ibid. Hal Ibid. Hal Agustiati. Sistem Ekonomi Kapitalisme. Portal Garuda. ISSN Hal. 154

23 kebutuhan hidup, persaingan antar badan usaha dalam mencari keuntungan. Secara umum kedudukan sistem ekonomi politik kapitalisme ditekankan pada kepemilikan individu untuk berhak atas pengolahan kapital yang dimilikinya. Akan tetapi kebebesan ini telah menciptakan sistem monopoli terhadap alat produksi. B. Ekonomi Politik Sosialisme Sosialisme dilihat sebagai suatu sistem ekonomi-politik adalah sebuah sistem sosial yang dilandaskan pada prinsip komune atau kebersamaan, di mana pemilikan alat-alat produksi (means of production) dan distribusi adalah bersifat kolektif 21. Di dalam masyarakat sosialis sangat ditonjolkan yang namanya kebersamaan dalam bentuk komunisme, dimana keputusan-keputusan ekonomi disusun, direncanakan, dan sekaligus dikontrol oleh Negara. Konsep kelas sangat sentral dalam teori Marx, kelas-kelas yang diorganisir secara politik tidak muncul spontan dibawah kapitalisme. Bagi Marx, kelas-kelas yang sadar tentang kondisi kolektif adalah prasyarat tidak hanya bagi tindakan politik, tetapi juga untuk ekonomi politik. 22 Bagi Marx, kapitalisme pasar bukan hanya tidak bersifat self organizing, tetapi karena ketamakan kaum kapitalis justru menjadikan sistem ini mengandung sifat menghancurkan diri sendiri (self-destruction). Akumulasi modal oleh 21 Op.Cit. Ekonomi Politik. hal Ibid. Hal. 45

24 kapitalis di satu sisi adalah akumulasi penderitaan, kesengsaraan, dan degradasi mental di sisi buruh. Buruh yang sadar sebagai kelas yang tertindas harus bersatu dan secara bersama-sama memperjuangkan kepentingan kolektif mereka melalui wadah politik. 23 Kedudukan kelas buruh dalam sistem ekonomi politik sosialisme memiliki peran sebagai pimpinan tertinggi di negara sosialis. Kepemilikan kolektif atas alat produksi telah menghaspuskan sistem monopoli yang dikembangkan dari sistem kapitalisme. Kesimpulannya sistem politik sosialisme adalah sistem yang tidak meletakan kedudukan individu sebagai penentu utama corak produski ekonomi suatu negara Sosialisme Marxisme Seperti hal nya kebangkitan liberalisme atau kapitalisme, sosialisme atau marxisme juga bangkit sebagai suatu respons terhadap era industrialisasi. Marx dengan gencar mengkritik ekonomi pasar yang dikembangkan oleh Adam Smith. Marx menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk membuktikan bahwa kapitalisme adalah sebuah sistem yang tidak adil dan busuk dari dalam. Secara esensi kelahiran sistem sosialisme adalah cara untuk menghancurkan kapitalisme yang tumbuh pesat pasca revolusi industri atau biasa disebut sebagai revolusi borjuasi tipe lama. Dalam sejarahnya kelahiran sosialisme digambarkan oleh Karl Marx harus dijalankan melalui perjuangan klas melalui revolusi sosial. Revolusi 23 Ibid. Hal 46

25 sosial digambarkan oleh Marx merupakan bagian dari hukum dialektika histori atas perkembangan masyarakat. Menurut Karl Marx sejarah perjuangan dan perkembangan masyarakat adalah sejarah perjuangan kelas. Teori kelas merupakan analisis Karl Marx dan Friedirch Engles terhadap kapitalisme dan pada mulanya memfokuskan pada corak produksi. Analisis Marx tertuju pada inti ketidakadilan yang tersembunyi dari hubungan masyarakat dalam sistem ekonomi kapitalisme di mana ia melihat hubungan tersebut bersifat eksploitatif, Sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh pemikir sosial lainnya. Masyarakat di mana-mana terbagi menjadi klas penghisap dan terhisap. Sementara itu, kelas penghisap karena kepemilikan monopolinya atas alat produksi, mereka mendapat bagian terbesar dari barang yang diproduksi dalam masyarakat untuk keuntungannya sendiri sekalipun tidak bekerja. Sementara, ada kelas yang terhisap yang hanya memiliki tidak memiliki sama sekali, sekalipun mereka yang bekerja untuk memproduksi barang akan tetapi mereka hanya mendapat bagian yang sangat kecil bahkan tidak cukup untuk bertahan hidup. Perjuangan klas lahir dari pertentangan kepentingan klas-klas dalam masyarakat secara keseluruhan. Ini adalah pertarungan antara klas yang mengeruk keuntungan dan karenanya mempertahankan hubungan produksi yang lama dengan klas yang berusaha menghancurkan hubungan produksi yang lama dan menggantikannya dengan yang baru. Perjuangan antara klas penghisap dan klas

26 terhisap terpusat pada penghilangan tipe penghisapan tertentu dalam sebuah sistem kemasyarakatan. Dan karena penghisapan itu berasal dari sebuah tipe tertentu dari monopoli atas alat produksi, maka perjuangan klas berlangsung di seputar pihak-pihak yang mempertahankan dan menentang monopoli tersebut. Marx menganggap bahwa kapitalis mewarisi ketidakadilan dari dalam, hal ini dikarenakan sistem liberal tidak perduli tentang masalah kepincangan dan kesenjangan sosial. Dengan menerapkan sistem upah besi kaum buruh dalam sistem perekonomian liberal tidak akan pernah mampu mengangkat derajatnya lebih tinggi karena sebagaimana yang diucapkan Marx pasar bebas memang telah mentakdirkannya demikian. Sistem perekonomian liberal-kapitalis harus digantikan dengan sistem lain yang lebih memperhatikan masalah pemerataan bagi semua untuk semua, yaitu sistem perekonomian sosialis-komunis 24. Sistem liberal yang lebih menyebabkan kaum buruh menderita haruslah diperbaiki, atau diganti dengan sistem sosialis yang lebih berpihak pada golongan kaum buruh. Akumulasi kapital akan semakin berhasil jika para kapitalis bisa menindas kaum buruh, yaitu dengan memberikan tingkat upah yang sangat rendah. Disini tampak perbedaan yang sangat nyata antara Marx dan Smith dalam memandang persaingan. Smith menganggap persaingan bebas sebagai prasyarat bagi terbentuknya masyarakat sejahtera. Sebaliknya Marx memandangnya sebagai penyebab terjadinya konsentrasi-konsentrasi ekonomi atau monopoli Deliarnov. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Hal Ibid. Hal 79

27 Basis adalah suatu sistem ekonomi. Factor-faktor dari sistem ekonomi yaitu pemilikan alat produksi, distribusi hasil produksi dan pertukaran hasil produksi. Dari ketiga factor tersebut maka yang paling mempengaruhi adalah pemilikan alat produksi. Adapun bangunan atas adalah suatu pencerminan dari basis. Bangunan atas dipengaruhi oleh kekuatan basis. Bangunan atas terdiri dari factor ide dan factor pelaksana ide (realisasikan ide). Namun yang paling penting dari kedua tersebut adalah factor alat pelaksana ide atau alat realisasi ide, atau negara, karena negara mempunyai birokrasi, tentara, dan penjara. Marx menjelaskan secara keseluruhan hubungan produksi menentukan sistem ekonomi masyarakat. Basis menentukan bangunan atas kemudian melahirkan kesadaraan sosial. Cara produksi barang-barang materil untuk memenuhi kebutuhan hidup menentukan karakter kehidupan sosial, politik, spiritual. Bukan kesadaraan sosial yang menentukan keadaan sosial, tetapi keadaan sosial yang menentukan kesadaraan sosial. Sementara itu pengubahan bangunan atas itu menurut Karl Marx harus dengan jalan Perjuangan atau tepatnya melalui revolusi politik. sebab bangunan atas yaitu negara, kekuasaan politik, hukum, moral, dan ideologi, itu dicipta untuk melindungi basis, terutama sistem pemilikan alat-alat produksi. Dengan demikian basis harus dihancurkan untuk melahirkan sebuah sistem sosial yang baru. Paham pemikiran Karl Marx mengenai basis dan bangunan atas kemudian dikembangkan menjadi teori kelas dan perjuangan kelas.menurut Marx, sistem yang tidak baik

28 akan digantikan oleh sistem yang lebih maju. Perbudakan akan digantikan oleh feodalisme, feodalisme akan digantikan oleh kapitalisme, dan kapitalisme akan digantikan oleh sistem yang lebih maju lagi, yaitu sosialisme dan komunisme. Permasalahan seperti kelangkaan (scarcity) dan insentif pribadi dengan sendirinya akan hilang jika masyarakat sudah sampai pada tahap komunisme penuh. Bahkan, uang tidak perlu lagi digunakan. Dalam tahap komunisme penuh, tidak ada lagi soal kelangkaan, tidak ada lagi kelas-kelas masyarakat, penghisapan dari suatu kelompok masyarakat terhadap kelompok masyarakat lainnya. Bahkan negara dengan sendirinya akan hilang. 26 Negara dan revolusi adalah pengembangan Karl Marx oleh Lenin. Marx memiliki konsep pemikirannya, Lenin yang mempraktekkannya. Negara dan revolusi bagaiakan dua sisi pada satu keeping mata uang. Negara lahir karena adanya revolusi, dan revolusi lahir karena adanya negara yang menghisap dan menindas rakyatnya. Revolusi borjuis lahir karena negara feudal menindas rakyatnya, sementara revolusi sosialis lahir karena negara borjuis menindas rakyatnya. Revolusi kemerdekaan lahir karena negara colonial menindas rakyat yang dijajah. a). Negara Negara adalah bangunan atas masyarakat. Negara merupakan suatu organisasi yang menguasai masyarakat. Negara itu lahir karena pertentangan kelas-kelas sosial yang tidak dapat diselesaikan. ia berdiri di atas pertentangan kelas sosial. 26 Ibid. Hal 87

29 Manusia secara orang per orang tidak mampu melawan negara. Negara menurut pandangan Karl Marx merupakan bangunan atas, yaitu pelaksana ide, alat sesuatu kelas yang berkuasa untuk menindas dan menguasai kelas lain, guna mempertahankan dan melindungi kepentingan dan kekuasaan kelas yang berkuasa. oleh karena itu negara merupakan suatu lembaga yang tidak berada di atas masyarakat, tetapi merupakan lembaga yang digunakan oleh kelas ekonomi yang berkuasa untuk melawan kelas-kelas lain. Atau negara adalah badan pelaksana kelas ekonomi yang dominan dalam suatu masyarakat. Negara lahir sebagai akibat dari suatu perjuangan kelas antara terhisap dan penghisap yang tidak bisa didamaikan. Untuk bisa mengatasi penghisapan tersebut, maka negara sebagai alat legitimasi penghisap untuk mengatasi perlawanan dari kelas terhisap yang terus-menerus semakin besar. 27 b). Revolusi Revolusi adalah keharusan karena kelas yang berkuasa tidak mampu digulingkan secara diplomasi, tetapi penguasa hanya bisa digulingkan dengan revolusi. Kelas yang melakukan revolusi mengulingkan penguasa lama dan membangun kembali masyarakat baru. Revolusi hakikatnya pergantian kekuasaan politik dengan kekerasaan. Mengubah sistem sosial lama menjadi sistem sosial yang baru. Oleh sebab itu harus melalui revolusi politik. 27 Cahyono Edi. Njoto Marxisme Ilmu dan Amalnya. Harian Rajat Hal 25

30 1.8. Metodologi Penelitian Metode Penelitian Berdasarkan metode yang diterapkan, maka penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Sebab metode penelitian deskriptif adalah suatu metode dimana data yang diperoleh disusun dan kemudian diinterpretasikan. Sehingga data yang terkumpul dapat memberikan keterangan-keterangan terhadap masalah-masalah yang aktual berdasarkan fakta dan analisis yang ada. Langkah yang diambil dalam penelitian ini terlebih dahulu mendeskripsikan tentang kondisi negara Cina dimasa kepemimpinan Mao Zedong dengan sistem ekonomi politik sosialisme dan kondisi negara Cina dimasa kepemimpinan Deng Xiaoping dengan sistem ekonomi politik kapitalisme. Kemudian dari data tersebut, penulis akan mengkaji tentang kebijakan ekonomi politik Cina di masa Mao maupun Deng dengan tujuan untuk dapat melihat perbandingan dan ciri dari kedua sistem ekonomi politik sosialisme maupun kapitalisme. Sehingga penulis dapat menganalisis tentang peralihan sistem ekonomi politik Cina dari sosialisme menuju kapitalisme Jenis Penelitian Menurut Hadari Nawawi, metode penelitian deskritif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subjek atau objek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagai mana

31 adanya. Penelitian deskriptif melakukan analisis dan menyajikan data-data dan fakta-fakta secara sistematis sehingga dapat dipahami dan disimpulkan. 28 Penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan bagaimana peralihansistem ekonomi politik Cina sosialisme menuju sistem ekonomi politik kapitalisme. Tentunya penelitian menggunakan data-data, konsep-konsep yang berguna sebagai kerangka acuan untuk menjelaskan hasil penelitian, menganalisis dan sekaligus untuk menjawab persoalan yang diteliti Teknik Pengumpulan Data Data-data, keterangan atau fakta-fakta yang diperlukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan sumber data pustaka yang berasal dari buku-buku ekonomi politik dari perspektif liberal maupun sosialis, internet, jurnal ilmiah lokal maupun jurnal ilmiah internasional, serta literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian.ini Teknik Analisis Data Teknik analisa data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah menggunakan analisa kualitatif. Sebab penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau 28 Hadar Nawawi. Metodelogi Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press. Yogyakarta Hal 63

32 kemanusiaan 29. Dalam konteks ini tehnik komparatif digunakan untuk menganalisis sistem ekonomi politik sosialisme Cina dengan sistem ekonomi politik kapitalisme Cina. Hal tersebut karena perbandingan digunakan untuk menganalisis peralihan sistem ekonomi politik sosialisme menuju kapitalisme di Cina. 29 John W. Creshwell. Research Design. Pustaka Pelajar. Yogyakarta hal 4

33 1.9. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab satu ini akan menguraikan dan membahas latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, teknik pengumpulan data, jenis penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : PROFIL NEGARA CINA Bab kedua ini akan membahas sejarah negara Cina dalam bentuk periode sistem perkembangan masyarakat secara khusus tentang Cina dibawah kepemimpinan Mao Zedong dan Deng Xiaoping.Dalam sub bagiannya akan lebih membahas tentang dinamika sejarah peralihan sistem ekonomi politik Cina dari sosialisme menuju kapitalisme. BAB III : PERALIHANEKONOMI POLTIK SOSIALISME CINA MENUJU SISTEM EKONOMI POLITIK KAPITALISME Di dalam bab ketiga akan memuat analisa data penelitian tentang peralihan sistem ekonomi politik sosialisme Cina menuju sistem ekonomi kapitalisme. Dalam sub bagiannya akan melihat tentang perbandingan sistem ekonomi politik sosialisme dan sistem ekonomi politik kapitalisme di Cina untuk melihat faktor yang menyebabkan peralihan sistem ekonomi di Cina.

34 BAB IV : PENUTUP Bab keempat yaitu penutup akan meliputi kesimpulan-kesimpulan dari ulasan pembahasan sebelumnya, serta saran-saran bagi penulis yang berguna nantinya.

Konflik Politik Karl Marx

Konflik Politik Karl Marx Konflik Politik Karl Marx SOSIALISME MARX (MARXISME) Diantara sekian banyak pakar sosialis, pandangan Karl Heindrich Marx (1818-1883) dianggap paling berpengaruh. Teori-teorinya tidak hanya didasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL

Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL 1 2 BAB I Memahami Ekonomi Politik Internasional A. Pendahuluan Negara dan pasar dalam perkembangannya menjadi dua komponen yang tidak terpisahkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001) hal 44. Universitas Indonesia. 1 S.Suroso, Asal Usul Teori Sosialisme, Marxisme sampai Komune Paris (Jakarta : Pustaka Pena,

BAB I PENDAHULUAN. 2001) hal 44. Universitas Indonesia. 1 S.Suroso, Asal Usul Teori Sosialisme, Marxisme sampai Komune Paris (Jakarta : Pustaka Pena, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak kemenangan Partai Komunis Cina (PKC) dan berdirinya Republik Rakyat Cina (Cina) pada tahun 1949, Cina secara resmi menggunakan ideologi sosialis-komunis

Lebih terperinci

Modul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU

Modul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU Modul ke: Pancasila Pancasila sebagai Ideologi Negara Fakultas MKCU Finy F. Basarah, M.Si Program Studi MKCU Pancasila sebagai Ideologi Negara Pancasila Abstract: Pancasila sebagai Ideologi, dan ideologi

Lebih terperinci

Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme

Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme KRITIK TERHADAP SISTEM EKONOMI SOSIALISME fakta Sosialisme Muncul Akibat Kezhaliman Kapitalisme thd Masyarakat Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme (1) Mewujudkan Kesamaan (Equity) Secara Riil (2)

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

Sosialisme Indonesia

Sosialisme Indonesia Sosialisme Indonesia http://sinarharapan.co/news/read/140819049/sosialisme-indonesia 19 Agustus 2014 12:50 Ivan Hadar* OPINI Sosialisme-kerakyatan bisa diterapkan di Indonesia. Terpilihnya Jokowi sebagai

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI DEPENDENSI Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS Latar Belakang Sejarah Teori Modernisasi

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, Sangsekerta, dan Latin. Dimana istilah kebijakan ini memiliki arti menangani masalah-masalah publik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang 134 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Globalisasi ekonomi adalah proses pembentukan pasar tunggal bagi barang, jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang juga sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB IV PENUTUP. Universitas Indonesia BAB IV PENUTUP Berdasarkan pemaparan yang telah diberikan pada bab II dan III, maka kita dapat melihat beberapa poin penting: Dalam pandangan Jiang Zemin sebagai Sekretaris Jenderal partai pada tahun 2000,

Lebih terperinci

Etika Bisnis dan Globalisasi

Etika Bisnis dan Globalisasi Etika Bisnis dan Globalisasi Globalization: the process by which the economic and social systems of nations are connected together so that goods, services, capital, and knowledge move freely between nations.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Sosialisme di China Tahun , maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi

BAB V KESIMPULAN. Sosialisme di China Tahun , maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi BAB V KESIMPULAN Dari pembahasan mengenai Pemikiran Mao Tse Tung Dalam Menanamkan Sosialisme di China Tahun 1935-1976, maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi historis maupun dari segi pedagogis sebagai

Lebih terperinci

Kritik Terhadap Sistem Ekonomi Sosialis

Kritik Terhadap Sistem Ekonomi Sosialis Kritik Terhadap Sistem Ekonomi Sosialis Disusun oleh: Riza Anggraeni (054440) Santi Nurbayanti (054449) Yani Oktaviani (054941) Yolanda Avrilia (055153) Wiwin Wina (055237) Sistem Ekonomi Sosialis A. Pengertian

Lebih terperinci

Peran Tenaga Kerja dalam Konsep Kapitalis, Sosialis dan Pancasila

Peran Tenaga Kerja dalam Konsep Kapitalis, Sosialis dan Pancasila PAPER HUBUNGAN INDUSTRIAL Peran Tenaga Kerja dalam Konsep Kapitalis, Sosialis dan Pancasila Oleh : Agnes Yosephine Saragih (125030207111004) Kelas A PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 )

EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 ) EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 ) Dosen: 1. Dr. Ir. Aceng Hidiayat MT (Koordinator) 2. Dessy Rachmawatie SPt, MSi 3. Prima Gandhi SP, MSi KULIAH 3 : Teori Ekonomi Politik Marxian

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan PKI lahir sebagai organisasi kepartaian yang memiliki banyak tujuan. Di samping untuk menguasasi politik domestik negara, PKI juga memiliki misi untuk menghapus pengaruh kapitalisme

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Kebijakan The Great Leap Forward dan Dampaknya Terhadap Industri China Tahun 1958-1962. Kesimpulan

Lebih terperinci

SISTEM EKONOMI SUATU PERBANDINGAN DAN APLIKASI SISTEM EKONOMI INDONESIA DEFINISI SISTEM EKONOMI

SISTEM EKONOMI SUATU PERBANDINGAN DAN APLIKASI SISTEM EKONOMI INDONESIA DEFINISI SISTEM EKONOMI SISTEM EKONOMI SUATU PERBANDINGAN DAN APLIKASI SISTEM EKONOMI INDONESIA DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM DEFINISI SISTEM EKONOMI Gregory Grossman (1984) : Sekumpulan komponen-komponen atau unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB III PERALIHAN SISTEM EKONOMI SOSIALISME CINA MENUJU SISTEM EKONOMI KAPITALISME

BAB III PERALIHAN SISTEM EKONOMI SOSIALISME CINA MENUJU SISTEM EKONOMI KAPITALISME BAB III PERALIHAN SISTEM EKONOMI SOSIALISME CINA MENUJU SISTEM EKONOMI KAPITALISME Pasca Perang Dunia II, sulit bagi negeri penjajah untuk mempertahankan bentuk penjajahan langsung, sebab masyarakat di

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Marhaenisme merupakan salah satu paham yang pernah ada dan berkembang di Indonesia. Paham ini merupakan gagasan pemikiran dari Soekarno yang menjadi tonggak

Lebih terperinci

BAB II PERUBAHAN SOSIAL KARL MARX. menunjuk pada perubahan sosial yang telah terjadi pada masyarakat

BAB II PERUBAHAN SOSIAL KARL MARX. menunjuk pada perubahan sosial yang telah terjadi pada masyarakat 40 A. Teori Perubahan Sosial BAB II PERUBAHAN SOSIAL KARL MARX Kehidupan sosial itu sendiri tidak pernah bisa terlepas dari adanya suatu proses untuk menuju dalam perkembangan. Sebagaimana perubahan sosial

Lebih terperinci

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara IDEOLOGI POLITIK TUJUAN NEGARA Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara tersebut MINGGU DEPAN 1. Ideologi : Anarkisme dan Komunisme

Lebih terperinci

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

SOSIOLOGI PENDIDIKAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF STRUKTURAL KONFLIK TOKOH PEMIKIR ANTARA LAIN: 1. KARL MARX (1818-1883) 5. JURGEN HABERMAS 2. HEGEL 6. ANTONIO GRAMSCI 3. MAX HORKHEIMER (1895-1973) 7. HERBERT

Lebih terperinci

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

Materi Minggu 3. Teori Perdagangan Internasional (Merkantilisme Klasik)

Materi Minggu 3. Teori Perdagangan Internasional (Merkantilisme Klasik) E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 15 Materi Minggu 3 Teori Perdagangan Internasional (Merkantilisme Klasik) Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ideologi marxisme pada saat ini telah meninggalkan pemahaman-pemahaman pertentangan antar kelas yang dikemukakan oleh Marx, dan menjadi landasan

Lebih terperinci

Pengertian dan Definisi Ekonomi Menurut Para Ahli

Pengertian dan Definisi Ekonomi Menurut Para Ahli Pengertian dan Definisi Ekonomi Menurut Para Ahli Secara umum, bisa dibilang bahwa ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Feni Fasta, SE, M.Si SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Feni Fasta, SE, M.Si SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA Perangkat kelembagaan dimaksud, meliputi lembaga atau wadah tempat subjek (objek) itu berhubungan, cara kerja dan mekanisme yang menjalin hubungan subjek (objek) tadi, secara kaidah atau norma yang mengatur

Lebih terperinci

Sistem Sistem Ekonomi. Pengantar Ekonomi Julius Nursyamsi

Sistem Sistem Ekonomi. Pengantar Ekonomi Julius Nursyamsi Sistem Sistem Ekonomi Pengantar Ekonomi Julius Nursyamsi Pengertian Sistem Ekonomi Gregory Grossman 1984 Sekumpulan komponen-komponen atau unsurunsur terdiri atas unit-unit atau agen-agen ekonomi serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

TEORI UTAMA PEMBANGUNAN

TEORI UTAMA PEMBANGUNAN TEORI UTAMA PEMBANGUNAN MENURUT TODARO (1991;1994) Teori pertumbuhan linear. Teori perubahan struktural. Teori Dependensia. Teori neo-klasik. Teori-teori baru. Teori pertumbuhan linear Dasar pemikiran

Lebih terperinci

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Handout 4 Pendidikan PANCASILA SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PANCASILA sebagai Sistem Filsafat Kita simak Pengakuan Bung Karno tentang Pancasila Pancasila memuat nilai-nilai universal Nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi berjudul Perbandingan pemikiran sosialisme Joseph Stalin dengan Leon Trotsky di Uni Soviet 1924-1929. Kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis, tujuan penelitian, jangkauan penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis, tujuan penelitian, jangkauan penelitian, dan sistematika penelitian. BAB I PENDAHULUAN Merupakan pendahuluan yang di dalamnya diuraikan mengenai alasan pemilihan judul, latar belakang masalah, perumusan masalah, kerangka dasar teori, hipotesis, tujuan penelitian, jangkauan

Lebih terperinci

Sistem Ekonomi sebagai Alat untuk Memecahkan Masalah Ekonomi. Bab. Warta Ekonomi

Sistem Ekonomi sebagai Alat untuk Memecahkan Masalah Ekonomi. Bab. Warta Ekonomi Bab II Sistem Ekonomi sebagai Alat untuk Memecahkan Masalah Ekonomi Warta Ekonomi Relevansi Platform Ekonomi Pancasila Menuju Penguatan Peran Ekonomi Rakyat Ekonomi Rakyat dan Reformasi Kebijakan Maret

Lebih terperinci

Tugas Kajian Keislaman dan Keindonesiaan OPINI TERHADAP SISTEM EKONOMI PASAR Diena Qonita

Tugas Kajian Keislaman dan Keindonesiaan OPINI TERHADAP SISTEM EKONOMI PASAR Diena Qonita Tugas Kajian Keislaman dan Keindonesiaan OPINI TERHADAP SISTEM EKONOMI PASAR Diena Qonita Teori Adam Smith, yang menyatakan bahwa pasar memiliki kekuatan tidak terlihat yang akan membawa pasar kepada keseimbangan,

Lebih terperinci

Tiga Komponen Marhaenisme

Tiga Komponen Marhaenisme Tiga Komponen Marhaenisme http://www.berdikarionline.com/bung-karnoisme/20150630/tiga-komponen-marhaenisme.html?fb_ref=default Selasa, 30 Juni 2015 21:57 WIB 0 Komentar 541 Views Salah satu karya agung

Lebih terperinci

Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang

Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang PASAR BEBAS Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan

Lebih terperinci

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi. PANCASILA Modul ke: PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA ABSTRACT Menjelaskan ideologi

Lebih terperinci

SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 YOGYAKARTA

SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 YOGYAKARTA PENDIDIKAN PANCASILA SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 YOGYAKARTA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA PENGERTIAN IDEOLOGI DAN IDEOLOGI TERBUKA IDEOLOGI-IDEOLOGI BESAR DI DUNIA: LIBERALISME-KAPITALISME, SOSIALISME,

Lebih terperinci

PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Revolusi Industri / Inggris Revolusi Perancis Revolusi Bolshevik / Rusia 2 INDUSTRI TERJADI PADA ABAD 18 DAN 19 TEPATNYA

Lebih terperinci

DIMENSI KEKUASAAN DALAM EKONOMI. Christy Damayanti Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Slamet Riyadi Surakarta

DIMENSI KEKUASAAN DALAM EKONOMI. Christy Damayanti Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Slamet Riyadi Surakarta DIMENSI KEKUASAAN DALAM EKONOMI Christy Damayanti Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Political economy approach to place the state as a formal institution that

Lebih terperinci

170 TAHUN KARYA MARX-ENGELS: "IDEOLOGI JERMAN"

170 TAHUN KARYA MARX-ENGELS: IDEOLOGI JERMAN Suar Suroso: 170 TAHUN KARYA MARX-ENGELS: "IDEOLOGI JERMAN" Lahirnya Materialisme Historis, Senjata filsafat klas pekerja demi pembebasan dan pembangunan sosialisme.. Pada tahun 1845-1846 Marx dan Engels

Lebih terperinci

SISTEM EKONOMI INDONESIA. Ilmu Hubungan Internasional Semester III

SISTEM EKONOMI INDONESIA. Ilmu Hubungan Internasional Semester III SISTEM EKONOMI INDONESIA Ilmu Hubungan Internasional Semester III Suatu sistem ekonomi mencakup nilai-nilai, kebiasaan, adat istiadat, hukum, norma-norma, peraturan-peraturan yang berkenaan dengan pemanfaatan

Lebih terperinci

Persoalan Ekonomi dan Sosiologi

Persoalan Ekonomi dan Sosiologi SOSIOLOGI EKONOMI Persoalan Ekonomi dan Sosiologi Economics and sociology; Redefining their boundaries: Conversations with economists and sociology (Swedberg:1994) Tiga pembagian kerja ekonomi dengan sosiologi:

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Dampak Nasakom Terhadap Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966, penulis menarik kesimpulan bahwa Sukarno sebagi

Lebih terperinci

Tugas Resume Hubungan Industrial

Tugas Resume Hubungan Industrial A. Sistem Ekonomi Sosialis Tugas Resume Hubungan Industrial Sosialis adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

PEMIKIRAN EKONOMI PANCASILA

PEMIKIRAN EKONOMI PANCASILA PEMIKIRAN EKONOMI PANCASILA Disusun oleh NAMA : HAMDANI DHARMA YUNA RIMOSAN NIM : 11.11.4844 Kelompok : c JURUSAN : S1-teknik informatika DOSEN : drs. Tahajudin soedibyo STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi atas dampak peristiwa Revolusi Perancis (1789-1795) dan Revolusi Industri (1750-1850). Para

Lebih terperinci

Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni

Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni PERBANDINGAN IDEOLOGI Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni MAKNA IDEOLOGI KARL MARX Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. HAROLD H. TITUS

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Keberadaan partai politik merupakan salah satu faktor pendukung utama berjalan lancarnya pemerintahan suatu negara. Sistem partai politik yang diadopsi oleh negara-negara

Lebih terperinci

Gerakan Sosial. -fitri dwi lestari-

Gerakan Sosial. -fitri dwi lestari- Gerakan Sosial -fitri dwi lestari- (Bruce J. Cohen - 1992) Gerakan yang dilakukan sekelompok individu yang terorganisir untuk merubah (properubahan) ataupun mempertahankan (konservatif) unsur tertentu

Lebih terperinci

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya) PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya) Apakah Sistem Demokrasi Pancasila Itu? Tatkala konsep

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai BAB V KESIMPULAN Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai masa penjajahan Belanda merupakan hal yang sangat kompleks. Tan Malaka sedikit memberikan gambaran mengenai kondisi

Lebih terperinci

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang melahirkan aliran feminisme, yakni: 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik * *Tokoh : Robert Merton & Talcott Parsons. *Teori

Lebih terperinci

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau

Lebih terperinci

Persoalan Ekonomi dan Sosiologi

Persoalan Ekonomi dan Sosiologi SOSIOLOGI EKONOMI Persoalan Ekonomi dan Sosiologi Economics and sociology; Redefining their boundaries: Conversations with economicts and sociology (Swedberg:1994) Tiga pembagian kerja ekonomi dengan sosiologi:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

BAB III SISTEM EKONOMI

BAB III SISTEM EKONOMI BAB III SISTEM EKONOMI INSTRUCTIONAL OBJECTIVES Students are able to describe the economic system Students are able to distinguish the kinds of economic system SISTEM EKONOMI Sistem + ekonomi = sistem

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA Modul ke: PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA BAHAN TAYANG MODUL 7 SEMESTER GASAL 2016 Fakultas FAKULTAS TEKNIK RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi Teknik SIPIL www.mercubuana.ac.id Dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan pasca- perang dingin ini juga mempunyai implikasi strategis baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan pasca- perang dingin ini juga mempunyai implikasi strategis baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Internasional Runtuhnya Uni Soviet sebagai negara komunis utama pada tahun 1990-an memunculkan corak perkembangan Hubungan Internasional yang khas. Perkembangan pasca-

Lebih terperinci

Adam Smith Sebuah Primer Bagian 3: Tentang Wealth of Nations

Adam Smith Sebuah Primer Bagian 3: Tentang Wealth of Nations Adam Smith Sebuah Primer Bagian 3: Tentang Wealth of Nations Keuntungan Bersama yang diperoleh dari Perdagangan Ide utama Smith dari Bab II menjelaskan bagaimana pertukaran (perdagangan) materil menyebarkan

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP KAJIAN EKONOMI POLITIK

RUANG LINGKUP KAJIAN EKONOMI POLITIK Tugas Makalah RUANG LINGKUP KAJIAN EKONOMI POLITIK OLEH Nama : Azizah Nim : 08C20201043 Jurusan : ADM 1 FAKULTAS ILMU SOSIAL POLITIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH TAHUN AKADEMIK 2011/2012 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Hubungan Buruh, Modal, dan Negara By: Dini Aprilia, Eko Galih, Istiarni

Hubungan Buruh, Modal, dan Negara By: Dini Aprilia, Eko Galih, Istiarni Hubungan Buruh, Modal, dan Negara By: Dini Aprilia, Eko Galih, Istiarni INDUSTRIALISASI DAN PERUBAHAN SOSIAL Industrialisasi menjadi salah satu strategi pembangunan ekonomi nasional yang dipilih sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah, kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar

Lebih terperinci

Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori. marxism. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM

Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori. marxism. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori marxism This diagram from 1867 perfectly illustrates the inherent genius within the capitalist system and how it is indestructible: it has a strong base built on

Lebih terperinci

Yang menentukan bentuk sistem ekonomi kecuali dasar falsafah negara dijunjung tinggi maka yang dijadikan kriteria adalah lembaga-lembaga khususnya

Yang menentukan bentuk sistem ekonomi kecuali dasar falsafah negara dijunjung tinggi maka yang dijadikan kriteria adalah lembaga-lembaga khususnya Yang menentukan bentuk sistem ekonomi kecuali dasar falsafah negara dijunjung tinggi maka yang dijadikan kriteria adalah lembaga-lembaga khususnya lembaga ekonomi yang menjadi perwujudan atau realisasi

Lebih terperinci

ILYA-ALGHAZALI; 1986 ABASY SYAIKH IBNU HIBBAN & IBNU ABDIL BARR

ILYA-ALGHAZALI; 1986 ABASY SYAIKH IBNU HIBBAN & IBNU ABDIL BARR SISTEM EKONOMI ILYA-ALGHAZALI; 1986 ABASY SYAIKH IBNU HIBBAN & IBNU ABDIL BARR PELAJARILAH ILMU; BARANG SIAPA MEMPELAJARINYA KARENA ALLAH, ITU TAQWA; MENUNTUTNYA, ITU IBADAH; MENGULANG-NGULANGNYA, ITU

Lebih terperinci

Warisan Bung Karno Untuk Rakyat Indonesia

Warisan Bung Karno Untuk Rakyat Indonesia Warisan Bung Karno Untuk Rakyat Indonesia http://www.bergelora.com/opini-wawancara/artikel/2096-warisan-bung-karno-untuk-rakyat-indonesia.html Minggu, 14 Juni 2015 Presiden RI, Soekarno (Ist) Ditengah

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Dampak krisis..., Adjie Aditya Purwaka, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Dampak krisis..., Adjie Aditya Purwaka, FISIP UI, Universitas Indonesia 90 BAB 5 KESIMPULAN Republik Rakyat Cina memiliki sejarah perkembangan politik, sosial dan ekonomi yang sangat dinamis semenjak ribuan tahun yang silam. Republik Rakyat Cina atau RRC adalah merupakan salah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. revolusi 1952 dalam novel al-lish-shu wal-kila b karya Najib Machfuzh, maka

BAB V PENUTUP. revolusi 1952 dalam novel al-lish-shu wal-kila b karya Najib Machfuzh, maka 5.1 Kesimpulan BAB V PENUTUP Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan dan dijabarkan, dalam kaitannya dengan kemiskinan dan pertentangan kelas masayarakat Mesir pasca revolusi 1952 dalam novel al-lish-shu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seluruh kegiatan politik berlangsung dalam suatu sistem. Politik, salah

BAB I PENDAHULUAN. Seluruh kegiatan politik berlangsung dalam suatu sistem. Politik, salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seluruh kegiatan politik berlangsung dalam suatu sistem. Politik, salah satunya bertujuan melembagakan penyelesaian konflik agar konflik itu tidak melebar menjadi

Lebih terperinci

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita

Lebih terperinci

Ditulis oleh AdminMaI.Com Sabtu, 26 November :43 - Pemutakhiran Terakhir Selasa, 13 Desember :01

Ditulis oleh AdminMaI.Com Sabtu, 26 November :43 - Pemutakhiran Terakhir Selasa, 13 Desember :01 NASIB KAUM TANI Oleh: A. Ponta, Aktivis Tani, Tinggal di Bandung Bagi kaum sosialis ilmiah, perjuangan untuk mewujudkan sosialisme, mengandung pengertian bahwa terjadinya transformasi kepemilikan alat

Lebih terperinci

BAB II TEORI KONFLIK KARL MARX DAN DAHRENDORLF. proletar yang memperebutkan sumber-sumber ekonomi (alat-alat produksi).

BAB II TEORI KONFLIK KARL MARX DAN DAHRENDORLF. proletar yang memperebutkan sumber-sumber ekonomi (alat-alat produksi). 37 BAB II TEORI KONFLIK KARL MARX DAN DAHRENDORLF A. Teori Konflik Karl Marx Konflik merupakan pertentangan antara kelas borjuis melawan kelas proletar yang memperebutkan sumber-sumber ekonomi (alat-alat

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju.

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju. BAB I PEDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju. Kemajuan negara Cina tentu tidak terjadi begitu saja, ada suatu proses yang cukup panjang untuk

Lebih terperinci

Pendekatan Historis Struktural

Pendekatan Historis Struktural Teori modernisasi ternyata mempunyai banyak kelemahan sehingga timbul sebuah alternatif teori yang merupakan antitesis dari teori modernisasi. Kegagalan modernisasi membawa kenajuan bagi negara dunia ketiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh sangat besar bagi ekonomi dunia. Secara politik, Amerika Serikat merupakan negara demokrasi

Lebih terperinci

Jalan Tengah Sosialisme

Jalan Tengah Sosialisme Jalan Tengah Sosialisme Paling tidak, terdapat empat penyebab krisis ideologi pembangunan. http://sinarharapan.co/news/read/150409102/-i-jalan-tengah-sosialisme-i- 09 April 2015 19:48 Ivan Hadar OPINI

Lebih terperinci

Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini

Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Ilustrasi: Moh. Dzikri Handika Melalui buku Peranan Koperasi Dewasa Ini (PKDI), Aidit secara tegas meletakkan koperasi sebagai gerakan sosial dan ekonomi

Lebih terperinci

Perjuangan Front dan Perjuangan Demokratisasi Kampus

Perjuangan Front dan Perjuangan Demokratisasi Kampus Perjuangan Front dan Perjuangan Demokratisasi Kampus Ditulis oleh Toni Triyanto Dalam setiap fase pergolakan politik di tanah air ini sebenarnya tidak lepas dari peran kaum pemuda dan Mahasiswa, sepanjang

Lebih terperinci

BAB II CHINA DAN POLITIK LUAR NEGERINYA

BAB II CHINA DAN POLITIK LUAR NEGERINYA BAB II CHINA DAN POLITIK LUAR NEGERINYA Di abad ke-20 situasi politik internasional semakin kompleks. Pasca dunia dilanda krisis pada abad ke-19, berbagai negara di belahan bumi berkompetisi untuk kembali

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X KONSEP ILMU EKONOMI KTSP & K-13 A. KEBUTUHAN MANUSIA Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X KONSEP ILMU EKONOMI KTSP & K-13 A. KEBUTUHAN MANUSIA Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X ekonomi KONSEP ILMU EKONOMI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan,

Lebih terperinci

Materi Bahasan. n Pengertian Ideologi. n Fungsi Ideologi. n Komponen Ideologi. n Klasifikasi Ideologi.

Materi Bahasan. n Pengertian Ideologi. n Fungsi Ideologi. n Komponen Ideologi. n Klasifikasi Ideologi. Ideologi Politik Cecep Hidayat cecep.hidayat@ui.ac.id - www.cecep.hidayat.com Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Materi Bahasan Pengertian Ideologi. Fungsi

Lebih terperinci

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik.

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. RESUME Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. Salah satu kasus yang mengemuka adalah tergulingnya presiden Honduras, Manuel Zelaya pada

Lebih terperinci

Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang. By Dewi Triwahyuni

Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang. By Dewi Triwahyuni Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang By Dewi Triwahyuni Jika Teori Modernisasi cenderung menjadikan negara2 maju/industri sebagai model pembangunan, sebaliknya teori dependensia

Lebih terperinci

Etika Sosial. Dosen : Rudy Wawolumaja Disiapkan: Ferly David, M.Si

Etika Sosial. Dosen : Rudy Wawolumaja Disiapkan: Ferly David, M.Si Etika Sosial Dosen : Rudy Wawolumaja Disiapkan: Ferly David, M.Si Bagian I PANDANGAN TENTANG INDIVIDU DAN MASYARAKAT 1. INDIVIDUALISME Nilai tertinggi manusia adalah perkembangan dan kebahagiaan individu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peneliti karena sangat sulit sekali menemukan sumber-sumber yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. peneliti karena sangat sulit sekali menemukan sumber-sumber yang berkaitan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Penulisan sejarah Amerika Latin merupakan sebuah tantangan bagi peneliti karena sangat sulit sekali menemukan sumber-sumber yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik internasional antar dua negara cukup terdengar akrab di telinga kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih terganggu akibat

Lebih terperinci

6 KESIMPULAN DAN SARAN

6 KESIMPULAN DAN SARAN 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil studi yang dilakukan pada dua komunitas yaitu komunitas Suku Bajo Mola, dan Suku Bajo Mantigola, menunjukkan telah terjadi perubahan sosial, sebagai

Lebih terperinci

Pertemuan ke-2 Sistem Perekonimian. Sumber : Presentasi Husnul Khatimah Laporan Bank Indonesia Buku Aris Budi Setyawan

Pertemuan ke-2 Sistem Perekonimian. Sumber : Presentasi Husnul Khatimah Laporan Bank Indonesia Buku Aris Budi Setyawan Pertemuan ke-2 Sistem Perekonimian Sumber : 2. Presentasi Husnul Khatimah 3. Laporan Bank Indonesia 4. Buku Aris Budi Setyawan Pengertian Sistem Ekonomi Menurut Dumairy (1996) Sistem ekonomi adalah suatu

Lebih terperinci

BAB 5 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

BAB 5 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA BAB 5 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA Modul ke: Mengapa mempelajari? Agar memahami Pancasila sebagai ideologi negara yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Fakultas Program Studi Rina Kurniawati,

Lebih terperinci