P E RA N A N S E KT OR P ER T A NI AN D A LAM P E NY E R APA N T E N A GA KE RJA D I KAB UP AT E N P A T I
|
|
- Susanti Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN PATI Indah Kusuma Wardani, Minar Ferichani, Wiwit Rahayu Program Studi Agribisnis - Universitas Sebelas Maret Surakarta Jalan Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta Telp./Fax (0271) mawardhani.ndah19@gmail.com. Telp Abstract : This study aims to analyze the role of agricultural sector in labor absorption in Pati Regency, to analyze its regional Development component during and to analyze the amount of employment opportunities agricultural sector in Pati Regency for five years ahead ( ). The basic method used in this Research is analitycal descriptive. The data used are secondery data. Method of data analyze used are employment multiplier, shift share and pure forecast. The results indicate that the employment multiplier agricultural sector years amount 1,83 that means during years for every There is an increase in agricultural employment opportunity 1 person can increase employment total as much as 1 to 2 person in Pati Regency. Based on analysis of growth the employment produce value shift clean ( PB ) by The value of shift clean (PB) showed that the growth of employment opportunities in the agricultural sector Pati in including sluggish. A projection of the amount of employment the agricultural sector Pati Regency in indicates the amount of starch in the year which had dropped low. The bigest declined occured in 2012 where the number of employment projection be the end of a projection until the year 2016 employment projection be person. Keywords : Labor the Agricultural Sector, Employment Multiplier, Shift Share, Pure Forecast Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja, menganalisis komponen pertumbuhan dan untuk menganalisis proyeksi penyerapan tenaga kerja oleh sektor pertanian lima tahun ke depan ( ) di Kabupaten Pati. Metode dasar yang digunakan adalah deskripsi analisis. Data yang digunakan adalah data sekunder. Metode analisis data yang digunakan yaitu pengganda tenaga kerja, Shift Share dan pure forecast. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ratarata angka pengganda tenaga kerja dalam kurun waktu sebesar 1,83, artinya bahwa selama tahun setiap peningkatan kesempatan kerja di sektor pertanian sebanyak 1 orang dapat meningkatkan kesempatan kerja total sebanyak 1 sampai 2 orang. Berdasarkan analisis menghasilkan nilai Pergeseran Bersih (PB) sebesar Nilai Pergeseran Bersih (PB) tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian di Kabupaten Pati Tahun termasuk lamban. Proyeksi Kabupaten Pati pada tahun menunjukkan jumlah yang menurun. Penurunan terbesar terjadi pada tahun 2012 dimana jumlah proyeksi kesempatan kerja menjadi hingga pada tahun akhir proyeksi yaitu tahun 2016 proyeksi kesempatan kerja menjadi orang. Kata Kunci : Tenaga Kerja Sektor Pertanian, Pengganda Tenaga Kerja, Shift Share, Pure Forecast
2 PENDAHULUAN Pembangunan nasional suatu bangsa yang dititikberatkan pada bidang ekonomi akan dapat berlangsung dalam jangka panjang dan makin lama makin maju jika dipenuhi sejumlah syarat pokok, diantaranya ada dua hal yang penting. Pertama, ada sumberdaya manusia yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dan semangat kerja yang cukup besar yang menggerakkan semua kegiatan dalam proses pembangunan secara serasi dan terpadu. Kedua, pasar yang cukup besar untuk menjual barang dan jasa yang dihasilkan dalam pembangunan (Maulana et al, 2005). Tenaga kerja merupakan salah satu sumber daya sosial yang dapat menentukan keberhasilan dari suatu pembangunan secara menyeluruh. Jumlah tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Pati berfluktuasi pada tahun , akan tetapi jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian memiliki jumlah terbesar dibandingkan sektor perekonomian lain yang ada di Kabupaten Pati. Pembangunan disuatu wilayah dikatakan berhasil jika dilihat dari banyaknya tenaga kerja yang terserap di wilayah tersebut. Penyerapan tenaga kerja dapat meningkatkan pendapatan perkapita penduduk yang akan meningkatkan kesejahteraan penduduk. Hal tersebut juga didukung dengan adanya kesempatan kerja yang merupakan sumber pendapatan masyarakat. Sektor pertanian sebagai pemegang peranan penting dalam perekonomian wilayah diharapkan menjadi sektor yang mampu menyerap tenaga kerja yang banyak. Oleh karena itu, informasi mengenai peranan sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja di Kabupaten Pati diperlukan dalam perencanaan perluasan kesempatan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja, menganalisis komponen sektor pertanian dan untuk menganalisis proyeksi penyerapan tenaga kerja oleh sektor pertanian lima tahun ke depan ( ) di Kabupaten Pati. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi analisis, yakni penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada dengan cara menyusun data yang telah dikumpulkan, setelah itu dijelaskan kemudian dianalisis (Surakhmad, 1998). Lokasi Penelitian Daerah penelitian yang diambil adalah Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder meliputi PDRB Kabupaten Pati tahun Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000, dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pati , Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pati Tahun yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pati, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
3 (BAPPEDA) Kabupaten Demak, dan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pati. Metode Analisis Data Analisis untuk menentukan besarnya peranan sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja, digunakan angka pengganda tenaga kerja dengan rumus : 1 k...(1) 1 S NP S N...(2) Dimana k adalah angka pengganda tenaga kerja pertanian, NP adalah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian Kabupaten Pati (orang), N adalah jumlah tenaga kerja total di Kabupaten Pati (orang), S adalah peranan sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja. Angka pengganda tenaga kerja yang diperoleh, dikalikan dengan perubahan tenaga kerja di sektor pertanian akan dihasilkan angka perubahan kesempatan kerja total dengan rumus : ΔY = k x ΔX...(3) Dimana ΔY adalah perubahan tenaga kerja total Kabupaten Pati dan ΔX adalah perubahan tenaga kerja sektor pertanian Kabupaten Pati. Analisis yang digunakan untuk mengatahui komponen pertumbuhan di Kabupaten Pati adalah analisis Shift Share (Budiharsono, 2005). Analisis Shift Share secara matematik dapat dinyatakan sebagai berikut: Yij = PNij + PPij +PPWij...(4) Y ij Yij = Yij...(5) = Yij (Ra 1) + Yij (Ri Ra) + Yij (ri Ri) Dimana ri adalah Y ij/yij, Ri adalah Y i/yi, Ra adalah Y /Y, PNij adalah (Ra 1) x Yij, PPij adalah (Ri Ra) x Yij, PPWij adalah (ri Ri) x Yij, Yij adalah pertumbuhan dalam Kabupaten Pati, Yij adalah kesempatan kerja di sektor pertanian Kabupaten Pati pada tahun dasar analisis tahun 2002 (Orang), Y ij adalah kesempatan kerja di sektor pertanian Kabupaten Pati pada tahun akhir analisis yaitu tahun 2011 (Orang), Yi. adalah kesempatan kerja sektor pertanian Provinsi Jawa Tengah tahun 2002 (Orang), Y i. Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 (Orang), Y adalah kesempatan kerja total Provinsi Jawa Tengah tahun 2002 (Orang), Y adalah kesempatan kerja total Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 (Orang), PNij adalah komponen pertumbuhan nasional, PPij adalah komponen pertumbuhan proporsional, PPWij adalah komponen pertumbuhan pangsa wilayah, Ra-1 adalah persentase perubahan kesempatan kerja yang disebabkan oleh komponen pertumbuhan nasional (%), Ri Ra adalah persentase perubahan kesempatan kerja yang disebabkan oleh komponen pertumbuhan proporsional (%), ri Ri adalah persentase perubahan kesempatan kerja yang disebabkan oleh komponen pertumbuhan pangsa wilayah (%). Dari penjumlahan komponen pertumbuhan proporsional dan komponen pertumbuhan pangsa
4 wilayah, dapat diperoleh nilai pergeseran bersih (PB) yang digunakan untuk mengidentifikasi sektor pertanian Kabupaten Pati. Pergeseran bersih dinyatakan dengan rumus: PBij = PPij + PPWij...(6) Dimana PBij adalah pergeseran bersih kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Pati. Analisis yang digunakan dalam penentuan perkiraan kesempatan kerja di sektor pertanian tahun 2012 sampai tahun 2016 adalah model proyeksi pure forecast seperti yang dirumuskan oleh Swasono dan Sulistyaningsih (1987) Secara sederhana dibuat persamaan : L it = L to (1+ k ) n...(7) Dimana L it adalah kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Pati tahun proyeksi, L to adalah Kabupaten Pati tahun 2011, k adalah tahun proyeksi, n adalah selisih tahun proyeksi dengan tahun akhir periode dasar proyeksi. Menurut Simanjutak (1985) dalam proyeksi tenaga kerja diasumsikan tingkat elastisitas kesempatan kerja dianggap sama antara periode dasar dengan periode analisis, sehingga: EKK = EKK (8) g = g (9) k = k (10) Dimana EKK adalah k / g, g adalah g / G, k adalah k / K, EKK yaitu elastisitas kesempatan kerja, k adalah, k adalah perubahan kesempatan kerja selama periode dasar (N 2011 dikurangi N 2002 ), K adalah kesempatan kerja tahun awal pada periode dasar (N = N 2002 ), g adalah pertumbuhan PDRB, g adalah perubahan PDRB selama periode dasar (PDRB 2011 dikurangi PDRB 2002 ), G adalah PDRB tahun awal pada periode dasar proyeksi (PDRB 2002 ). HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Pertanian dalam Penyerapan Tenaga Kerja Angka pengganda tenaga kerja tahun berfluktuatif. Ratarata angka pengganda tenaga kerja sektor pertanian (k) tahun diperoleh angka sebesar 1,83. Hal itu berarti selama tahun setiap peningkatan kesempatan kerja disektor pertanian sebanyak 1 orang maka dapat meningkatkan kesempatan kerja di seluruh sektor sebanyak 1 sampai 2 orang di wilayah Kabupaten Pati. Peningkatan terbesar terjadi tahun 2003 yaitu sebesar orang. Peningkatan tenaga kerja tersebut disebabkan oleh adanya penurunan jumlah tenaga kerja pada sektor perdagangan, komunikasi dan pertambangan galian sehingga penduduk beralih bekerja pada sektor pertanian. Hal tersebut juga didukung dengan adanya program pengembangan agribisnis dan peningkatan kesejahteraan masyarakat petani. Angka pengganda kesempatan kerja terendah pada kurun waktu terdapat pada tahun 2011 yaitu 1,56. Penurunan tenaga kerja sektor pertanian ini disebabkan karena adanya penambahan tenaga kerja di
5 sektor perdagangan, jasa dan keuangan. Pertumbuhan Kesempatan Kerja (1) Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian dan Perekonomian Lainnya Pertumbuhan nasional (PN) adalah perubahan kesempatan kerja suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan kesempatan kerja nasional secara umum. Nilai PN seluruh sektor perekonomian di Kabupaten Pati memiliki nilai lebih dari nol. Sektor pertanian memiliki nilai PN yang terbesar yaitu kemudian sektor perdagangan menempati urutan kedua yaitu dengan nilai PN sebesar Hal tersebut berarti terjadi perubahan kesempatan kerja di Kabupaten Pati yang disebabkan oleh perubahan kesempatan kerja di Jawa Tengah yaitu terjadi peningkatan sebanyak orang untuk sektor pertanian dan orang untuk sektor perdagangan. Perhitungan nilai pertumbuhan proporsional (PP) menunjukkan bahwa terdapat tiga sektor perekonomian yang bernilai negatif yaitu pertanian; pertambangan dan galian; komunikasi. Nilai negatif menandakan bahwa perubahan kesempatan kerja di Kabupaten Pati yang disebabkan oleh penurunan kesempatan kerja di Jawa Tengah. Pertumbuhan yang positif ditunjukkan oleh sektor industri; listrik gas dan air bersih; konstruksi; perdagangan; keuangan dan jasa. Nilai PP terbesar yaitu pada sektor perdagangan yaitu menunjukkan nilai (11,28%). Komponen pertumbuhan pangsa wilayah (PPW) timbul karena peningkatan atau penurunan kesempatan kerja di suatu wilayah. Hampir semua sektor di Kabupaten Pati memiliki daya saing yang baik kecuali sektor pertanian, industri dan konstruksi. Nilai PPW positif ditunjukkan oleh sektor pertambangan dan galian; listrik, gas dan air bersih; perdagangan; komunikasi; keuangan dan jasa. Nilai PPW tersebut menunjukkan bahwa sektor-sektor tersebut di Kabupaten Pati memiliki keunggulan untuk mendukung terjadinya peningkatan kesempatan kerja. Sektor yang memiliki nilai PPW positif terbesar ditunjukkan oleh sektor jasa yaitu (90,90%). Nilai PPW negatif ditunjukkan oleh sektor pertanian, industri dan konstruksi. Nilai Pergeseran bersih (PB) digunakan untuk mengidentifikasi setiap sektor apakah termasuk dalam kelompok progresif (maju) atau dalam kelompok lamban. Nilai PB positif atau masuk dalam pertumbuhan progresif ditunjukkan oleh sektor pertambangan dan galian; industri; listrik, gas dan air bersih; konstruksi; perdagangan; keuangan dan jasa.
6 (2) Komponen Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian Nilai PN sektor pertanian Kabupaten Pati sebesar Hal ini berarti bahwa peningkatan kesempatan kerja di sektor pertanian di Kabupaten Pati yang disebabkan oleh perubahan kesempatan kerja regional Jawa tengah adalah sebesar orang. Perhitungan pertumbuhan nasional dalam hal ini wilayah regional Jawa Tengah diperoleh persentase secara regional Jawa Tengah sebesar 7,90%. Nilai persentase pertumbuhan nasional ini sama untuk setiap sektor. Komponen pertumbuhan proporsional Kabupaten Pati bernilai , artinya perubahan di Kabupaten Pati dibanding sektor lainnya menurun sejumlah orang. Nilai komponen pertumbuhan proporsional bernilai negatif yang berarti pertumbuhan kesempatan kerja di sektor pertanian Kabupaten Pati termasuk dalam kelompok lambat. Nilai PPW sektor pertanian Kabupaten Pati sebesar , artinya selama tahun terjadi penurunan kesempatan kerja di sektor pertanian sebanyak orang. Nilai negatif pada nilai PPW Kabupaten Pati berarti sektor pertanian di Kabupaten Pati tidak memiliki daya saing. Tabel 1. Komponen Pertumbuhan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian Kabupaten Pati Tahun Komponen Pertumbuhan Nilai Persen Pertumbuhan Nasional (PNi) Pertumbuhan Proporsional (PPi) Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPWi) Pertumbuhan Kesempatan Kerja (Δyij) Pergeseran Bersih (Pbij) Sumber: Analisis data sekunder ,90-20,91-14,99-27,99-35,89 Pertumbuhan kesempatan kerja dalam penelitian ini adalah di sektor pertanian Kabupaten Pati tahun Selama kurun waktu tahun nilai pertumbuhan sektor pertanian sebesar , artinya selama tahun terjadi penurunan sebanyak orang. Nilai pergeseran bersih sektor pertanian di Kabupaten Pati tahun yaitu atau - 35,89%. Nilai PP dan PPW yang negatif menyebabkan nilai PB juga bernilai negatif. Nilai negatif tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan di Kabupaten Pati tergolong dalam kelompok lambat.
7 Proyeksi Kesempatan Kerja di Sektor Pertanian Menurut hasil perhitungan proyeksi kesempatan kerja dapat diketahui bahwa semakin lama semakin menurun. Penyerapan tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Pati tergolong tinggi akan tetapi pekerjaan di sektor pertanian belum dapat mencukupi kebutuhan hidup. Keadaan tersebut menjadikan sebagian besar penduduk hanya menjadikan bekerja di sektor pertanian hanya sebagai pekerjaan sampingan. Hal tersebut juga diperkuat dengan harga hasil pertanian yang berfluktuasi dimana harga akan menjadi turun saat musim panen kemudian pada musim produksi harga tersebut juga tidak mengalami peningkatan karena pemerintah memberlakukan adanya impor bahan pangan. Hal tersebut menjadikan pendapatan petani relatif tetap dan bahkan rendah sehingga sektor pertanian mulai dijadikan sebagai pekerjaan sampingan. Hal tersebut diungkapkan oleh Kasi Produksi Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pati. Menurut Selain itu menurut RPJMD Kabupaten Pati tahun hal yang dilakukan pemerintah Kabupaten Pati untuk mengembangkan sektor pertanian salah satunya yaitu mengembangkan sarana dan prasarana serta teknologi Tabel 2. Hasil Proyeksi Kesempatan Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Pati Tahun No Tahun Proyeksi Hasil Proyeksi Penurunan Sumber : Analisis Data Sekunder alat tangkap ikan. Pengembangan sarana dan prasarana serta teknologi tangkap ikan diwujudkan dengan pengembangan lahan budidaya ikan, pelabuhan, tempat pelelangan ikan, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Selain itu adanya rencana untuk memperbaiki sektor pertanian di Kabupaten Pati seperti meningkatkan peran dan fungsi penyuluh serta keterampilan kelompok tani dan nelayan. Hal tersebut bertujuan untuk mengefektifkan tenaga penyuluh untuk membantu kelompok tani maupun nelayan dalam menghadapi masalah-masalah yang berhubungan dengan ushanya serta menyampaikan inovasi terbaru terkait teknologi, cara budidaya dan lain sebagainya sehingga dapat berpengaruh terhadap produksi dan meningkatkan pendapatan masyarakat petani. Oleh karena itu diharapkan rencana pembangunan bidang pertanian tersebut diharapkan dapat menarik minat untuk bekerja di sektor pertanian. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
8 peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja yang dilihat dari angka pengganda selama tahun diperoleh hasil sebesar 1,83. Angka tersebut berarti bahwa setiap terjadi peningkatan 1 tenaga kerja pada sektor pertanian, maka akan membuka kesempatan kerja total sebanyak 1 hingga 2 orang di Kabupaten Pati. Komponen Pertumbuhan Proporsional (PP) sebesar berarti di sektor pertanian Kabupaten Pati termasuk dalam kelompok lambat. Nilai Perumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) sebesar berarti di Kabupaten Pati tidak memiliki daya saing. Nilai Pergeseran Bersih (PB) sebesar Nilai komponen tersebut menunjukkan bahwa di sektor pertanian Kabupaten Pati tergolong lamban. Proyeksi kesempatan kerja sektor pertanian Kabupaten Pati pada tahun menunjukkan jumlah yang menurun. Penurunan terbesar terjadi pada tahun 2012 dimana jumlah proyeksi kesempatan kerja menjadi dari tahun 2011 yaitu orang. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat penulis berikan untuk ketenagakerjaan sektor pertanian Kabupaten Pati adalah perlu adanya usaha dari pemerintah Kabupaten Pati dalam peningkatan revitalisasi usaha pertanian, perikanan, kelautan dan kehutanan yang berorientasi pada sistem agribisnis guna memperkuat posisi tawar petani melalui pemanfaatan lahan secara optimal dengan tetap memperhatikan daya dukung lahan dan kelestariannya sehingga tenaga kerja sektor pertanian dapat terus berusaha tani. DAFTAR PUSTAKA Budiharsono, S Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. Pradnya Paramita. Jakarta. Maulana. M, S. Mardianto dan A.H Malian Dinamika Tenaga Kerja Sektor Pertanian Di Indonesia. Jurnal Agroekonomika. XXXV : Simanjuntak, P Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. LPFEUI. Jakarta. Surakhmad, Winarno Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar, Metode, dan Teknik. Edisi Kedelapan. Tarsito. Bandung. Swasono, Y dan E Sulistyaningsih, Metode Perencanaan Tenaga Kerja Tingkat Nasional, Regional dan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta
ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN DEMAK
ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN DEMAK Khusnul Khatimah, Suprapti Supardi, Wiwit Rahayu Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
Lebih terperinciPERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN KEBUMEN
PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN KEBUMEN Fajar Ari Nugroho, Darsono, Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl.
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT
ANALISIS KINERJA SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Kiky Fitriyanti Rezeki, Wiwit Rahayu, Emi Widiyanti Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Lebih terperinciANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH DI KABUPATEN INDRAMAYU. Nurhidayati, Sri Marwanti, Nuning Setyowati
ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH DI KABUPATEN INDRAMAYU Nurhidayati, Sri Marwanti, Nuning Setyowati Pogram Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jl.
Lebih terperinciPERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN PATI
PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN PATI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Oleh: INDAH KUSUMA WARDANI
Lebih terperinciPERAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DI KABUPATEN KLATEN SKRIPSI
PERAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DI KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Oleh : Muhammad Luthfi K H 0813118 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
38 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah yang
Lebih terperinciKONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN SERANG DENGAN PENDEKATAN ANALISIS LOCATION QUOTIENT DAN SHIFT SHARE
0 NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN SERANG DENGAN PENDEKATAN ANALISIS LOCATION QUOTIENT DAN SHIFT SHARE Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Program Studi Agrobisnis
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014
SEKTOR BASIS DAN STRUKTUR EKONOMI DI KOTA BANDAR LAMPUNG (An Analysis of Economic s Structure and Bases Sector in Bandar Lampung City) Anda Laksmana, M. Irfan Affandi, Umi Kalsum Program Studi Agribisnis,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. 2010, serta data-data lain yang mendukung. Data ini diperoleh dari BPS Pusat,
29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data Produk Domestik Bruto (PDRB) Kabupaten Cirebon dan Provinsi Jawa Barat
Lebih terperinciPERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN KEBUMEN
PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN KEBUMEN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Lebih terperinciIDENTIFIKASI SEKTOR PERTANIAN DALAM PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN PATI
IDENTIFIKASI SEKTOR PERTANIAN DALAM PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN PATI EKA DEWI NURJAYANTI Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim Semarang ABSTRACT Pati Regency is a regency that relies on
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Pembangunan ini tidak terlepas dari pembangunan masing-masing daerah, yang
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah wilayah penelitian Kota Bandar Lampung dengan wilayah. arah tersedianya pemenuhan kebutuhan masyarakat.
43 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep dasar dan Defenisi Operasional Konsep dasar dan defenisi operasional dalam penelitian ini mencakup semua pengertian yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisa
Lebih terperinciANALISIS IDENTIFIKASI SEKTORUNGGULAN DANSTRUKTUR EKONOMI DI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
ANALISIS IDENTIFIKASI SEKTORUNGGULAN DANSTRUKTUR EKONOMI DI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI ANALYSIS OF IDENTIFICATION IN THE LEADING SECTORS AND THE ECONOMY STRUCTURE AT KEPULAUAN MERANTI REGENCY Res Tarida
Lebih terperinciLampiran 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 (Jutaan Rupiah)
118 Lampiran 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 (Jutaan Rupiah) a. Propinsi Lampung Sektor Provinsi Lampung (Vi) 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Pertanian 10871433 11318866
Lebih terperinciSEKTOR PERTANIAN DAN PERANNYA DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN BURU
SEKTOR PERTANIAN DAN PERANNYA DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN BURU Tri Wahyuningsih Program Studi Ekonomi Pembangunan, Universitas Iqra Buru riz_180506@yahoo.com Abstract The aim of this study
Lebih terperinciKONTRIBUSI SUBSEKTOR PERIKANAN DALAM PEMBENTUKAN PDRB DAN KESEMPATAN KERJA DI KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU
Jurnal Dinamika Pertanian Volume XXX Nomor 3 Desember 2015 (215 222) ISSN 02152525 KONTRIBUSI SUBSEKTOR PERIKANAN DALAM PEMBENTUKAN PDRB DAN KESEMPATAN KERJA DI KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU Contribution
Lebih terperinciV. ANALISIS SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KARIMUN
V. ANALISIS SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KARIMUN Pembangunan perekonomian suatu wilayah tentunya tidak terlepas dari kontribusi dan peran setiap sektor yang menyusun perekonomian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional dalam penelitian ini mencakup semua pengertian yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis
Lebih terperinciANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN DEMAK
ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN DEMAK SKRIPSI Oleh : Khusnul Khatimah H 0809070 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 i ANALISIS PERANAN SEKTOR
Lebih terperinciKINERJA DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BLORA
SEPA : Vol. 9 No. 2 Februari 2013 : 201-208 ISSN : 1829-9946 KINERJA DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BLORA WIWIT RAHAYU Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis
Lebih terperinciPERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN GROBOGAN
digilib.uns.ac.id PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN GROBOGAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DAN PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU TAHUN
ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DAN PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU TAHUN 2009-2012 (ANALYSIS OF CHANGE IN THE ECONOMIC STRUCTURE AND THE DETERMINING OF THE LEADING SECTORS
Lebih terperinciPERBANDINGAN TINGKAT PERTUMBUHAN DAN DAYA SAING SEKTOR PERTANIAN DENGAN SEKTOR EKONOMI LAINNYA DI KALIMANTAN TIMUR
Perbandingan Tingkat Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor Pertanian dengan Sektor Ekonomi Lainnya (Achmad Zaini) 1 PERBANDINGAN TINGKAT PERTUMBUHAN DAN DAYA SAING SEKTOR PERTANIAN DENGAN SEKTOR EKONOMI LAINNYA
Lebih terperinciBAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH
Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi
Lebih terperinciDINAMIKA PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DI KAWASAN SOLO RAYA
DINAMIKA PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DI KAWASAN SOLO RAYA Wiwit Rahayu, Nuning Setyowati 1) 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret email: wiwit_uns@yahoo.com
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan untuk mengidentifikasi sektor dan subsektor unggulan di
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan untuk mengidentifikasi sektor dan subsektor unggulan di Kabupaten Tulang Bawang adalah data sekunder berupa Produk Domestik Regional
Lebih terperinciThe Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By
The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By Irawati Puloli 1) Mahludin Baruwadi 2) Ria Indriani 3) DEPARTMENTAGRIBISNIS FACULTY OF AGRICULTURE STATE UNIVERSITYGORONTALO
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN DAN DAYA SAING EKONOMI DI KABUPATEN INDRAGIRI HULU ANALYSIS OF GROWTH AND ECONOMIC COMPETITIVENESS IN INDRAGIRI HULU DISTRICT
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN DAYA SAING EKONOMI DI KABUPATEN INDRAGIRI HULU ANALYSIS OF GROWTH AND ECONOMIC COMPETITIVENESS IN INDRAGIRI HULU DISTRICT Eka Sry W Binventy 1, Djaimi Bakce 2, Susy Edwina 2 Department
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN DAN KOTA SUKABUMI (PERIODE TAHUN ) WIDYA PARAMAWIDHITA
ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN DAN KOTA SUKABUMI (PERIODE TAHUN 2007-2013) WIDYA PARAMAWIDHITA DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciRole and Contribution Of Fisheries Sector for Economy at Rokan Hilir Regency Riau Province ABSTRACT
Role and Contribution Of Fisheries Sector for Economy at Rokan Hilir Regency Riau Province By Dwi Wulan Madona 1) M. Ramli 2) and Firman Nugroho 3) ABSTRACT The research was conducted in the Rokan hilir
Lebih terperinciKONTRIBUSI SUB SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU
KONTRIBUSI SUB SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU THE CONTRIBUTION OF THE FISHERIES SUB-SECTOR REGIONAL GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP)
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI BASIS DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN JEPARA
ANALISIS EKONOMI BASIS DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN JEPARA Nur Kusumawati, Kusnandar, Agustono Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jl Ir Sutami
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN DAN KOMODITI PERTANIAN DI KABUPATEN KAYONG UTARA ABSTRAK
ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN DAN KOMODITI PERTANIAN DI KABUPATEN KAYONG UTARA Irfan Cholid 1), Erlinda Yurisinthae 2), Komariyati 3) 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak
Lebih terperinciANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN SIAK
ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN SIAK Chanlis Nopriyandri, Syaiful Hadi, Novia dewi Fakultas Pertanian Universitas Riau Hp: 082390386798; Email: chanlisnopriyandri@gmail.com ABSTRACT This research
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang tercakup dalam
28 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang tercakup dalam penelitian
Lebih terperinciPERKEMBANGAN DAN KONTRIBUSI SUB SEKTOR PERIKANAN TERHADAP EKONOMI DAERAH DAN KESEMPATAN KERJA DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN
PERKEMBANGAN DAN KONTRIBUSI SUB SEKTOR PERIKANAN TERHADAP EKONOMI DAERAH DAN KESEMPATAN KERJA DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2007-2011 Prapanjanu Gilang Raditya prapanjanu@gmail.com Andri Kurniawan andrikur@ugm.ac.id
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POSISI DAN KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN DAERAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG. Hendri Wibowo, Darsono*, Eka Dewi Nurjayanti
IDENTIFIKASI POSISI DAN KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN DAERAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG Hendri Wibowo, Darsono*, Eka Dewi Nurjayanti Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciAnalisis Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa TimurTahun (Pendekatan Shift Share Esteban Marquillas)
Analisis Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa TimurTahun 2004-2013 1 Analysis of the Role of the Agricultural Sector to the Economy of East Java 2004-2013 (Shift Share Esteban Marquillas
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang masih memegang peranan dalam peningkatan perekonomian nasional. Selain itu, sebagian besar penduduk Indonesia masih menggantungkan
Lebih terperinciPeranan Sektor Perikanan dan Kelautan Dalam Perekonomian Wilayah Propinsi Riau
Peranan Sektor Perikanan dan Kelautan Dalam Perekonomian Wilayah Propinsi Riau Oleh Tince Sofyani ABSTRACT The objective of this study is to investigate the role of fishery sector in economic regional
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data time series,
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data time series, dengan periode pengamatan tahun 2007-2011. Data yang digunakan antara lain: 1. Produk
Lebih terperinciPERANAN KOMODITI PERTANIAN UNGGULAN TIAP KECAMATAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN BANTUL
SEPA : Vol. 13 No.1 September 2016 : 40 47 ISSN : 1829-9946 PERANAN KOMODITI PERTANIAN UNGGULAN TIAP KECAMATAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN BANTUL Fauzi Afnan, Darsono, Wiwit Rahayu Program Studi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS SUB SEKTOR POTENSIAL DALAM MENDUKUNG FUNGSI KOTA CILEGON
BAB IV ANALISIS SUB SEKTOR POTENSIAL DALAM MENDUKUNG FUNGSI KOTA CILEGON 4.1 Analisis Struktur Ekonomi Dengan struktur ekonomi kita dapat mengatakan suatu daerah telah mengalami perubahan dari perekonomian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian Dinc et. al (2002) yang berjudul Economic Impacts of Agriculture on The Huron County Economy menunjukkan bahwa hasil Analisis Location Quotient
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah meningkatnya produksi total suatu daerah. Selain itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta meningkatnya kesejahteraan
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM PEREKONOMIAN KOTA BOGOR (PERIODE ) YENI MARLINA
ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM PEREKONOMIAN KOTA BOGOR (PERIODE 2006-2012) YENI MARLINA DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012
BPS KABUPATEN SIMALUNGUN No. 01/08/1209/Th. XII, 1 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun tahun 2012 sebesar 6,06 persen mengalami percepatan
Lebih terperinciAGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal ISSN
AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal.71-83 ISSN 2302-1713 IDENTIFIKASI POSISI DAN KOMPONEN-KOMPONEN YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SUB SEKTOR AGRIBISNIS DI KABUPATEN BOYOLALI Dedi Supriyadi, Agustono,
Lebih terperinciANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN SUKOHARJO. NUNING SETYOWATI Staf Pengajar Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian UNS
SEPA : Vol. 8 No. 2 Pebruari 2012 : 51 182 ISSN : 1829-9946 ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN SUKOHARJO NUNING SETYOWATI Staf Pengajar Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian UNS Masuk
Lebih terperinciANALISIS POTENSI RELATIF PEREKONOMIAN WILAYAH KECAMATAN KEDUNGBANTENG KABUPATEN BANYUMAS Oleh: Agustin Susyatna Dewi 1)
ANALISIS POTENSI RELATIF PEREKONOMIAN WILAYAH KECAMATAN KEDUNGBANTENG KABUPATEN BANYUMAS Oleh: Agustin Susyatna Dewi 1) 1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman Email: dwiagustin732@ymail.com
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/05/72/Thn XIV, 25 Mei 2011 PEREKONOMIAN SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2011 MENGALAMI KONTRAKSI/TUMBUH MINUS 3,71 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah
Lebih terperinciKONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN PATI. Eka Dewi Nurjayanti Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN PATI Eka Dewi Nurjayanti Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim ABSTRACK The purpose of this research are to identify
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 1 No. 2, APRIL 2013
ANALISIS BASIS EKONOMI SUBSEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DAN KEHUTANAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Economic Base Analysis of the industry Subsector of Product Processing of Agriculture and Forestry
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari
Lebih terperinciTabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)
3.14. KECAMATAN NGADIREJO 3.14.1. PDRB Kecamatan Ngadirejo Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Ngadirejo selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14.1
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III-2009
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 06 /11/33/Th.III, 10 Nopember 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III-2009 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah pada triwulan III-2009 meningkat sebesar
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer) Dimas Kharisma Ramadhani, Endang Siti Rahayu, Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN DAN DAYA SAING SEKTOR- SEKTOR PEREKONOMIAN KABUPATEN TASIKMALAYA PADA ERA OTONOMI DAERAH TAHUN
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN DAYA SAING SEKTOR- SEKTOR PEREKONOMIAN KABUPATEN TASIKMALAYA PADA ERA OTONOMI DAERAH TAHUN 2001-2005 Oleh TUTI RATNA DEWI H14103066 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan implementasi serta bagian integral dari pembangunan nasional. Dengan kata lain, pembangunan nasional tidak akan lepas dari peran
Lebih terperinciPeranan sektor pertanian dalam Penyerapan tenaga kerja Di kabupaten temanggung
Peranan sektor pertanian dalam Penyerapan tenaga kerja Di kabupaten temanggung SKRIPSI Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Oleh : Arief Kurniawan H 0304057 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPERENCANAAN KESEMPATAN KERJA TAHUN 2007 WILAYAH SUMATERA UTARA
Randi Gunawan: Analisis Sumber Daya Air Daerah Aliran Sungai Bah Bolon PERENCANAAN KESEMPATAN KERJA TAHUN 2007 WILAYAH SUMATERA UTARA Rujiman Dosen S2 PWD SPs USU Abstract: This research emphasizes the
Lebih terperinciProduk Domestik Regional Bruto
Tabel 9.1 : PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2007 2010 (Rp. 000) 1. PERTANIAN 193.934.273 226.878.977 250.222.051 272176842 a. Tanaman bahan makanan 104.047.799 121.733.346 134.387.261
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN
164 BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN Adanya keterbatasan dalam pembangunan baik keterbatasan sumber daya maupun dana merupakan alasan pentingnya dalam penentuan sektor
Lebih terperinciSTRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA. M. Zainuri
STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA Universitas Muria Kudus, Gondangmanis Bae, Po Box 53, Kudus 59352 Email: zainuri.umk@gmail.com Abstract The economic structure of Jepara regency shown
Lebih terperinciKERAGAAN DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH DI KABUPATEN BLORA
digilib.uns.ac.id KERAGAAN DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH DI KABUPATEN BLORA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian
Lebih terperinciPERANAN SEKTOR PETERNAKAN DAN PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT
PERANAN SEKTOR PETERNAKAN DAN PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT THE ROLE OF THE LIVESTOK AND FISHERY SECTOR TO ECONOMY OF RIAU PROVINCE: ANALYSIS OF THE INPUT-OUTPUT
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.
Lebih terperinciBPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012
BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 01/07/1204/Th. XII, 5 Juli 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2012 sebesar 6,35 persen mengalami
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013
No. 09/02/31/Th. XVI, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV/2013 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan
Lebih terperinciANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN SUKOHARJO
SEPA : Vol. 8 No.2 Pebruari 2012 : 174 179 ISSN : 1829-9946 ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN SUKOHARJO NUNING SETYOWATI Staf Pengajar Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian UNS Masuk
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH DI KOTA BANJAR ABSTRAK
ANALISIS KINERJA SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH DI KOTA BANJAR Oleh: Riska Novitasari 1, Dedi Herdiansah S 2, Cecep Pardani 3 1,3 Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2 Fakultas Pertanian
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN
No.10/02/75/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 7,71 PERSEN Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo tahun yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH
PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH No.12/02/33/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH TAHUN 2012 MENCAPAI 6,3 PERSEN Besaran PDRB Jawa Tengah pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah beserta dengan perangkat kelengkapannya sejak penerbitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkapita, dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi nasional pada dasarnya merupakan satu kesatuan dengan pembangunan ekonomi ragional. Pembangunan ekonomi nasional yaitu untuk menciptakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Industri Pengolahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor utama perekonomian di Indonesia. Konsekuensinya adalah bahwa kebijakan pembangunan pertanian di negaranegara tersebut sangat berpengaruh terhadap
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008
No. 19/05/31/Th. X, 15 Mei 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN TUBAN TAHUN Jaziirotun ni mah
ANALISIS SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN TUBAN TAHUN 2007-2011 Jaziirotun ni mah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Emai : jaziirotunn@ymail.com
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN UNTUK PENGEMBANGAN HALMAHERA TENGAH
ANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN UNTUK PENGEMBANGAN HALMAHERA TENGAH Djarwadi dan Sunartono Kedeputian Pengkajian Kebijakan Teknologi BPPT Jl. M.H. Thamrin No.8 Jakarta 10340 E-mail : djarwadi@webmail.bppt.go.id
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN DAN DAYA SAING SEKTORAL KABUPATEN ROKAN HILIR ANALYSIS OF GROWTH AND SECTORAL COMPETITIVENSES ROKAN HILIR
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN DAYA SAING SEKTORAL KABUPATEN ROKAN HILIR ANALYSIS OF GROWTH AND SECTORAL COMPETITIVENSES ROKAN HILIR Tri Azrul Disyamto 1, Syaiful Hadi 2,Fajar Restuhadi 2 Jurusan Agribisnis
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 06/05/33/Th.III, 15 Mei 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2009 PDRB JAWA TENGAH TRIWULAN I TH 2009 TUMBUH 5,5 PERSEN PDRB Jawa Tengah pada triwulan I tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Tegal yang merupakan salah satu kotamadya dari 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota Tegal merupakan daerah yang
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH DI PROVINSI BANTEN
1 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KINERJA SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH DI PROVINSI BANTEN Program Studi Agribisnis Oleh : Ratih Ratna Puri H 0808192 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Lebih terperinciBPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN
BPS PROVINSI MALUKU No. 01/05/81/Th.XV, 05 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN PDRB Maluku pada triwulan IV tahun 2013 bertumbuh
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011
BPS KABUPATEN PADANG LAWAS PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011 No. 01/06/1221/Th. IV, 30 Juli 2012 Pertumbuhan ekonomi Padang Lawas tahun 2011 yang diukur berdasarkan kenaikan laju pertumbuhan
Lebih terperinciKAJIAN BASIS DAN PRIORITAS DALAM SEKTOR PERTANIAN BAGI PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR BENGKULU
KAJIAN BASIS DAN PRIORITAS DALAM SEKTOR PERTANIAN BAGI PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR BENGKULU STUDY OF BASIS AND PRIORITY IN AGRICULTURAL SECTOR FOR COASTAL AREA DEVELOPMENT IN BENGKULU Melli Suryanty, Sriyoto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang mengarah kearah yang lebih baik dalam berbagai hal baik struktur ekonomi, sikap, mental, politik dan lain-lain. Dari
Lebih terperinciV. PEMBAHASAN Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penanaman Modal Asing di Kota. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi
V. PEMBAHASAN 5.1. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penanaman Modal Asing di Kota Cimahi Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi penanaman modal asing di Kota Cimahi adalah dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di negara-negara berkembang pada umumnya termasuk di Indonesia masih memunculkan adanya dualisme yang mengakibatkan adanya gap atau kesenjangan antara daerah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang perekonomian pada suatu wilayah adalah dengan melihat pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan sejauh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Akan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pembangunan daerah di Indonesia pada dasarnya didasari oleh kebijaksanaan pembangunan nasional dengan mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan daerah. Kebijaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan mempunyai tujuan yaitu berusaha mewujudkan kehidupan masyarakat adil dan makmur. Pembangunan adalah suatu proses dinamis untuk mencapai kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinci