Kata Kunci: discovery, berpikir kreatif, pembelajaran matematika

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Kunci: discovery, berpikir kreatif, pembelajaran matematika"

Transkripsi

1 PENGARUH METODE DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI ALJABAR KELAS VIII SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2014/2015 DI SMP N 2 SUSUKAN Teguh Okpiyanto, Wahyudi, Tri Nova Hasti Yunianta Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana, Jl.Diponegoro Salatiga, Indonesia @student.uksw.edu Abstrak Penelitian ini bertujuan melihat ada tidaknya pengaruh penggunaan metode discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran matematika. Kemampuan berpikir kreatif melandasi disusunnya SKKD 2006, namun kemampaun tersebut kurang berkembang dengan baik. Desain penelitian yang digunakan, randomized control group pretest-posttest design. Kelas kontrol pada penelitian ini menggunakan kurikulum Data yang diperoleh adalah data hasil observasi dan hasil tes. Data hasil observasi diperoleh dengan teknik observasi. Intrumen yang digunakan adalah lembar observasi terhadap guru. Data hasil pretest dan posttest diperoleh dengan teknik tes yang diteskan pada siswa. Data ini diperoleh menggunakan soal tes sebagai instrumennya. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif dan inferensial. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji independent t-test. Uji tersebut menunjukkan keadaan awal nilai sig. 0,4737 > 0,05. Hal tersebut memiliki arti bahwa rata-rata populasi pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol identik. Uji independent t-test keadaan akhir menunjukkan nilai sig. 2-tailed sebesar 0,500 lebih dari 0,05. Hal ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh metode discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi aljabar kelas VIII semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 di SMP N 2 Susukan. Hasil tersebut dikarenakan beberapa langkah pembelajaran metode discovery bagian dari scientific. Langkah pembelajaran tersebut yaitu data collection, data processing, dan generalization. Kata Kunci: discovery, berpikir kreatif, pembelajaran matematika PENDAHULUAN Perkembangan teknologi modern tidak dapat dipisahkan dengan matematika. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit (Depdiknas, 2006). Hal ini terjadi karena matematika mempunyai peran penting dalam perkembangan berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Matematika sangat berguna karena matematika tidak hanya mengajarkan ilmu saja, namun matematika juga mengajarkan kemampuan berpikir. Salah satu contoh dari kemampuan berpikir adalah kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan berpikir kreatif sangat penting bagi kelangsungan kehidupan manusia. Kemampuan berpikir tersebut tidak hanya berguna dalam bidang matematika saja, namun sangat berguna pula dalam bidang lainya. Bidang yang tidak memiliki hubungan dengan matematika sekalipun, kemampuan berpikir ini dapat diterapkan dan digunakan. 1

2 Kemampuan berpikir kreatif merupakan buah dari hasil belajar. Hasil belajar matematika yang berupa kemampuan berpikir kreatif melandasi disusunya standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum pada badan standar nasional pendidikan Standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir tersebut. Kemampuan berpikir tersebut kenyataannya belum berkembang sesuai harapan disusunnya SKKD. Hal ini ditandai guru hanya melatih peserta didik mampu mengerjakan soal. Perkembangan peserta didik yang tidak sesuai harapan ini, dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor yang mempengaruhi perkembangan kemampuan berpikir tersebut salah satunya adalah proses pembelajaran. Pembelajaran yang diterapkan oleh para guru belakangan ini adalah kurikulum Kurikulum 2013 merupakan kurikulum dengan proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan (Permendikbud 2013:81A). Kurikulum 2013 masih sangat baru dalam dunia pendidikan. Penelitian tentang kurikulum ini belum banyak dilakukan sehingga pengaruh kurikulum ini belum diketahui. Banyak hal yang terpengaruh oleh kurikulum, metode mengajar, maupun strategi mengajar. Salah satu hal yang dipengaruhi adalah kemapuan berpikir kreatif. Kemampuan berpikir kreatif dapat dikembangkan dengan menggunakan metode discovery. Metode discovery adalah cara yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar dengan melibatkan pengalaman siswa untuk menemukan sendiri atas jawaban dari masalah yang ada dan guru hanya sebagai fasilitator (Atmawati, 2012). Guru sebagai fasilitator diharapkan membuat siswa dapat menyelesaikan permasalahan dengan caranya sendiri, mengembangkan gagasan-gagasan yang dimiliki serta siswa mampu mengemukakan solusi. Secara tidak langsung siswa telah melakukan kegiatan berpikir kreatif. Berpikir kreatif merupakan salah satu tujuan dilakukannya pembelajaran discovery. Pembelajaran discovery memiliki berbagai tujuan, yaitu: (1) untuk mengembangkan kreativitas; (2) untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam belajar; (3) untuk mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan kritis; (4) untuk meningkatkan keaktifan anak didik dalam proses pembelajaran; (5) untuk belajar memecahkan masalah; (6) untuk mendapatkan inovasi dalam proses pembelajaran (Ilahi, 2012:43). Berdasarkan tujuan di atas, discovery dapat mengembangkan kreativitas. Metode discovery merupakan metode yang fleksibel sehingga memungkinkan guru untuk membuat siswa berpikir sesuai dengan persoalan yang dihadapi. Guru dapat memberikan persoalan yang memaksa siswa untuk mencari alternatif penyelesaian. Secara tidak langsung siswa belajar berpikir kreatif. Berpikir kreatif adalah berpikir yang mengarah pada pemerolehan wawasan baru, pendekatan baru, perspektif baru, atau cara baru dalam memahami sesuatu (McGregor dalam Mahmudi, 2010). Sudjana (Atmawati, 2012) menjelaskan bahwa penelitian yang menggunakan metode ekspositori dan discovery sudah banyak dilakukan, misalnya penelitian yang dilakukan oleh University of Philipine sampai kepada kesimpulan bahwa pendekatan ekspositori dan discovery tidak berbeda keefektifannya dalam mencapai hasil belajar yang bersifat informasi, fakta dan konsep, tetapi berbeda secara signifikan dalam mencapai ketrampilan berpikir. Metode discovery lebih efektif dari pada metode ekspositori. Penelitian yang dilakukan di Philipine tersebut menyatakan adanya perbedaan ketrampilan berpikir. 2

3 Perbedaan ketrampilan atau kemampuan berpikir mengindikasikan bahwa metode discovery dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Hal tersebut mendorong perlunya penelitian tentang Pengaruh Metode Discovery Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Aljabar Kelas VIII Semester Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015 di SMP N 2 Susukan dilakukan. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui ada atau tidaknya pengaruh metode discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif. Setelah diketahui pengaruh metode discovery diharapkan kemampuan berpikir kreatif dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode tersebut. LANDASAN TEORITIS Matematika Matematika merupakan ilmu deduktif, aksioma, formal, hirarkis, abstrak, bahasa simbol yang padat arti dan semacamnya adalah sebuah sistem matematika yang dapat digunakan untuk mengatasi persoalan-persoalan nyata (Subarinah dalam Wahyudi, 2013). Soedjadi (Uno, 2007: 129) memiliki pandangan yang selaras dengan Subarinah. Soedjadi memandang matematika sebagai ilmu yang bersifat abstrak, aksiomatik, dan deduktif. Berdasarkan pandangan para pakar tersebut dapat disimpulkan bahwa matematika bukanlah cabang ilmu yang menekankan pada penyampaian informasi semata, namun secara tidak langsung mempengarui pola pikir, baik berpikir logis, analisis, sistematis, kritis, maupun kreatif. Pembelajaran Matematika Udin (Sardiyanti, 2010) mengatakan belajar adalah usaha aktif seseorang artinya tanpa adanya usaha aktif tidak akan terjadi proses belajar pada diri seseorang. Menurut W. S. Winkel, (2005:4) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Sudjana (Kanssas, 2013) Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan. Berdasarkan pengertian matematika dan pengertian belajar di atas dapat disimpulkan pengertian pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika adalah suatu usaha aktif mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif peserta didik dengan pendidik dan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan yang bersifat deduktif, aksioma, formal, hirarkis, serta abstrak. Kemampuan Berpikir Kreatif Berpikir kreatif adalah suatu aktivitas mental yang dapat membuat hubunganhubungan secara terus menerus, sehingga ditemukan kombinasi yang benar atau sampai seseorang itu menyerah, Evans (Tandiseru, 2012). Kemampuan berpikir kreatif seseorang, dapat ditunjukan melalui produk pemikiran atau kreativitasnya dalam menghasilkan sesuatu yang baru. Pendapat berbeda disampaikan oleh Potur dan Barkul. Potur dan Barkul (Yunianta, 2012) mengatakan bahwa berpikir kreatif adalah kemampuan kognitif orisinil dan proses pemecahan masalah. Kemampuan berpikir kreatif siswa (KBKS) yang dimaksut adalah kemampuan berpikir kreatif matematis. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat 3

4 disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif adalah suatu aktivitas mental yang dapat membuat hubungan-hubungan secara terus menerus, sehingga ditemukan kombinasi dalam proses pemecahan masalah. Tandiseru (2012) di dalam jurnal seminar matematika dan pendidikan matematika dengan tema Kontribusi Pendidikan Matematika dan Matematika dalam Membangun Karakter Guru dan Siswa merumuskan indikator-indikator kemampuan berpikir kreatif sebagai berikut: (a) Kepekaan yaitu kemampuan mengaitkan persoalan dengan konsepkonsep pada matematika; (b) kelancaran yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak jawaban, metode, dan perumusan dengan benar; (c) keluwesan yaitu kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan, metode atau pertanyaan; (d) keaslian yaitu kemampuan mengemukakan solusi, metode, atau pertanyaannya adalah unik dan merupakan pengetahuan yang mendalam; (e) elaborasi yaitu kemampuan menambah suatu situasi atau masalah sehingga menjadi lengkap dan merincinya secara detail yang didalamnya dapat berupa tabel grafik, gambar, model, dan kata-kata. Pembelajaran Matematika dengan Metode Discovery Metode penemuan yang dipandu oleh guru (penemuan terbimbing) pertamakali dikenalkan oleh Plato dalam suatu dialok antara Socrates dan seorang anak. Model ini melibatkan interaksi antara siswa dan guru di mana siswa mencari kesimpulan yang diinginkan oleh guru melalui urutan pertanyaan yang dilakukan oleh guru. Bruner (Markaban, 2006) menyatakan bahwa penemuan adalah suatu proses, suatu jalan atau cara dalam mendekati permasalahan bukanya suatu produk atau item pengetahuan tertentu. Bruner berpendapat belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, di mana seorang siswa dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan permasalahannya. Metode penemuan terbimbing sering kali disebut metode discovery. Metode discovery adalah cara yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar dengan melibatkan pengalaman siswa untuk menemukan sendiri atas jawaban dari masalah yang ada dan guru hanya sebagai fasilitator (Atmawati, 2012). Berdasarkan pengertian metode discovery tersebut dapat disimpulkan bahwa metode discovery adalah sebuah interaksi dimana siswa menarik sebuah kesimpulan dari pengalaman, suatu masalah, atau situasi yang tampaknya ganjil dengan bimbingan dan arahan dari guru. Metode discovery memiliki enam langkah yang diungkap Djamarah dan zain (Atmawati, 2012) yaitu simulation, problem statement, data collection, data processing, verification (pembuktian), dan generalization. Metode discovery mempunyai tujuan utama untuk mengembangkan ketrampilan intelektual, berpikir kreatif, dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah. Mohammat Tahir Ilahi dalam bukunya yang berjudul Pembelajaran discovery strategi dan mental vocational skill menyatakan bahwa salah satu bukti kongkrit implikasi pembelajaran discovery strategi dapat meningkatkan vocational skill. Salah satu implikasi tersebut adalah kemampuan anak didik untuk berpikir kreatif. Secara tidak langsung Tahir mengatakan bahwa metode discovery dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. 4

5 Hubungan Metode Discovery dengan Kemampuan Berpikir Kreatif Kemampuan berpikir kreatif yang terdapat pada seseorang pada dasarnya memiliki berbagai tanda. Coleman dan Hammen (Rakhmat, 2007) mengungkap faktor-faktor yang secara umum menandai orang-orang kreatif yaitu: a. Kemampuan kognitif: termasuk disini berupa kecerdasan rata-rata, kemampuan melahirkan gagasan-gagasan baru, gagasan-gagasan yang berlainan, dan fleksibilitas kognitif. b. Sikap yang terbuka: orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli internal dan eksternal. Ia memiliki minat yang beragam dan luas. c. Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri. Orang kreatif tidak senang digiring. Ingin menampilkan dirinya semampu, semaunya. Ia tidak terlalu terikat pada konvensi-konvensi sosial. Coleman dan hammen selaras dengan ngermanto. Menurut ngermanto (2001: 72) berpikir kreatif tumbuh subur apabila didukung oleh beberapa faktor yang dikemukakan oleh Coleman dan hammen. Faktor-faktor tersebut selaras dengan metode pembelajaran discovery. Discovery sangat mendukung gagasan-gasan baru, sikap yang terbuka, serta mengajarkan sikap yang bebas. Hal ini tercermin pada metode discovery dimana metode ini mendukung siswa untuk menemukan jawaban atas permasalahanya sendiri, serta menanamkan sikap terbuka atas jawaban orang lain. Selain itu, metode discovery merupakan metode pembelajaran dimana siswa bebas menemukan jawaban dari permasalahan yang ada dengan menggunakan caranya sendiri. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian yang dilakukan di SMP N 2 Susukan ini menggunakan kelas VIII B dan kelas VIII C sebagai sampel penelitian. Kelas VIII C sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol. Kelas kontrol dan kelas eksperimen dipilih sebagai sampel dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Desain penelitian ini adalah randomized control group pretest-posttest. Kelas yang akan digunakan dalam penelitian terlebih dahulu diberikan perlakuan berupa pretest sebagai tes awal. Penelitian ini melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakuan (X) berupa penggunaan metode discovery dan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan khusus. Kelas kontrol menggunakan kurikulum 2013 sebagai landasan pembelajarannya. Desai penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Desain penelitian. Kelas Pretest perlakuan Posttest Kelas Eksperimen T 1 X 1 T 2 Kelas Kontrol T 1 X 2 T 2 Penelitian ini menggunakan instrumen soal pretest dan soal posttest berbentuk uraian. Soal uraian tersebut diharapkan dapat menggambarkan cara berpikir siswa dan membuat siswa tidak memiliki batasan dalam menjawab soal. Batasan dalam menjawab soal akan membuat siswa menjadi terstruktur dan tidak dapat menggambarkan cara berpikir mereka. Keterbatasan dalam menjawab soal juga akan membuat beberapa indikator tidak dapat terlihat dengan baik. Data yang diperoleh dari soal pretest dan soal posttest tersebut kemudian dianalisi dengan uji independent t-test. Uji independent t-test dipilih setelah 5

6 memenuhi uji prasarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi data. Distribusi data digunakan untuk mengetahui analisi yang akan digunakan. Analisis menggunakan uji independent t-test apabila data berdistribusi normal dan menggunakan Whitney-Wann apabila distribusi data tidak normal. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sebelum Perlakuan Setelah dilakukan tindakan berupa pretest, posttest, serta pelakuan, penelitian ini dilanjutkan dengan analisis hasil dan pembahasan. Analisis yang pertama yaitu analisis kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum mendapatkan perlakuan. Tabel 2 Tes Normalitas Data Pretest Kelas Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Pretest 1 0, , , ,397 Tabel 2 merupakan hasil uji normalitas. Uji normalitas ini menunjukan dua nilai sig. yaitu nilai sig. kelas eksperimen dan nilai sig. kelas kontrol. Nilai sig. kelas eksperimen 0,273 dan nilai sig. kelas Kontrol 0,397. Kedua nilai sig ini menunjukan angka lebih dari 0,05, maka dapat dikatakan kedua sampel tersebut berdistribusi normal. Uji selanjutnya yaitu uji homogenitas yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Uji Homogenitas Data Pretest Levene Statistic df1 df2 Sig. 0, ,794 Tabel 3 mununjukkan nilai sig. sebesar 0,794. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti data tersebut homogen atau memiliki varian yang sama. Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas data pretest, diketahui bahwa sampel berdistribusi normal dan varian dari kedua sampel bersifat homogen. Uji prasyarat pada pretest menunjukkan bahwa analisis data dapat dilakukan dengan uji independent t-test. Uji independent t-test yang dilakukan dengan berbantuan SPSS dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Uji Independent T-test Data Pretest Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means Equal variances assumed Equal variances not assumed F Sig. T Df 6 Sig. (2- tailed) Mean Difference Std. Error Difference 0,069 0,794 0, ,437 2, , ,780 47,845 0,439 2, ,90158 Tabel 4 menunjukkan bahwa varian dari kedua sampel sama. Hal ini dapat dilihat dari kolom levene s test for equality of variances. Uji levene menunjukkan nilai F hitung dari data

7 adalah 0,069 dengan nilai sig. 0,794. Nilai probabilitas lebih dari 0,05, sehingga dapat dikatakan kedua varian populasi identik. Setelah mengidentifikasi varian, tahap berikutnya adalah melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata populasi. Tahapan ini dapat dilihat pada kolom t-test for equality of means. Uji T menunjukkan nilai t hitung sebesar 0,783 dengan nilai sig. 0,437 dengan menggunakan sig. 2-tailed. Nilai sig.0,437 > 0,05 hal ini memiliki artian nilai rata-rata populasi pretest dinyatakan identik. Data-data di atas menunjukkan bahwa data pretest dinyatakan tidak berbeda. Hal ini memiliki artian bahwa analisis dapat dilanjutkan dengan independent t-test. Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sesudah Perlakuan. Pada saat posttest data yang masuk mencapai 100% dan tidak ada data missing. Hal ini berarti data 100% dapat dianalisis. Analisis data posttest diawali dengan uji normalitas yang dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 uji normalitas posttest Kelas Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Posttest 1 0, , , ,114 Tabel 5 di atas menunjukan nilai sig. 0,052 pada kelas eksperimen dan nilai sig. 0,114 pada kelas kontrol. Kedua nilai sig. tersebut > 0,05 yang memiliki artian bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal. Analisis selanjutnya adalah uji homogenitas, yang dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6 Tes Homogenitas Data Posttest Levene Statistic df1 df2 Sig. 8, ,006 Berdasarkan tabel 6 diperoleh angka sig. sebesar 0,006. Nilai sig. tersebut < 0,05 maka data posttest tidak memiliki varian yang sama. Data-data tersebut dapat dikatakan berasal dari populasi yang memiliki varian berbeda. Setelah uji normalitas dan homogenitas selanjutnya dilakukan uji independent t-test. Uji independen t-test ini dilakukan dengan menggunakan data posttest. Hasil uji independent t-test dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Uji Independent T-test Data Posttest 7

8 Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 8,294 0,006 0, ,513 2, , ,679 46,824 0,500 2, ,18878 Analisis selanjutnya dilakukan dengan melihat nilai sig. pada 2-tailed pada baris equal variances not assumed. Nilai sig. 2-tailed adalah 0,500, nilai tersebut lebih dari 0,05 maka rata-rata keduanya sama atau dapat diartikan bahwa H 0 diterima dan H 1 ditolak. Analisis di atas nenunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh metode discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. A. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data didapatkan bahwa tidak terdapat pengaruh metode discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil ini diperoleh karena beberapa langkah pembelajaran yang digunakan kelas eksperimen bagian dari scientific. Scientific merupakan landasan yang digunakan dalam menyusun kurikulum Kurikulum 2013 digunakan sebagai landasan pembelajaran kelas kontrol. Hal ini menyebabkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda. Hasil ini tidak sesuai dengan teori Coleman, Hammen, Ngermato, dan tidak sesuai pula dengan penelitian Fathur Rohim yang menyatakan: Kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki seseorang pada dasarnya memiliki berbagai tanda. Coleman dan Hammen (Rakhmat, 2007) mengungkap faktor-faktor yang secara umum menandai orang-orang kreatif, yaitu: 1) Kemampuan kognitif termasuk disini berupa kecerdasan rata-rata, kemampuan melahirkan gagasan-gagasan baru, gagasan-gagasan yang berlainan, dan fleksibilitas kognitif; 2) Sikap yang terbuka, orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli internal dan eksternal; 3) Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri. Ngermato (2001: 72) selaras dengan Coleman dan Hammen, berpikir kreatif tumbuh subur jika didukung faktor tersebut. Faktor tersebut selaras dengan metode pembelajaran discovery. Discovery sangat mendukung gagasan-gasan baru, sikap yang terbuka, serta mengajarkan sikap yang bebas. Hal ini tercermin pada metode discovery dimana metode ini mendukung siswa untuk menemukan jawaban atas permasalahanya sendiri, serta menanamkan sikap terbuka atas jawaban orang lain. Selain itu, metode discovery merupakan metode pembelajaran dimana siswa bebas menemukan jawaban dari permasalahan yang ada dengan menggunakan caranya sendiri. Fathur Rohim (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Model Discovery Terbimbing Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif mengatakan bahwa terdapat pengaruh discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif. Fathur Rohim menggunakan aspek berpikir kreatif meliputi berpikir lancar, berpikir 8

9 luwes, berpikir orisinil, evaluasi, dan elaborasi. Aspek tersebut tidak berbeda dengan aspek yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian Fathur Rohim yang menggunakan metode diskusi dalam kelas kontrol tersebut berkesimpulan bahwa metode discovery berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif. Kesimpulan selaras disampaikan oleh Neneng Watini (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Metode Guided Discovery Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa. Penelitian Neneng tersebut menggunakan metode ekspositori sebagai metode pembanding. Metode ekspositori memiliki langkahlangkah sebagai berikut: 1) persiapan, 2) pertautan atau bahan terdahulu, 3) penyajian, dan 4) evaluasi. Penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa terdapat pengaruh metode discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil berbeda ini terjadi karena penelitian yang dilakukan oleh Fathur Rohim dan Neneng pada kelas kontrol menggunakan metode ekspositori serta metode diskusi, sedangkan penelitian kali ini kelas kontrol menggunakan kurikulum Kurikulum 2013 berlandaskan 5 pengalaman belajar. Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan (permendikbud, 2013: 35). Penelitiwan ini berkesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh metode discovery terhasap kemapuan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP N 2 Susukan. Hasil tersebut dikarenakan beberapa langkah pembelajaran metode discovery bagian dari scientific. Langkah pembelajaran tersebut yaitu data collection, data processing, dan generalization. Perbedaan discovery dengan scientific (kurikulum 2013) terletak pada penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan oleh siswa pada metode discovery, sedangkan pada scientifik tidak harus siswa. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan pembelajaran matematika dengan metode discovery tidak berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi aljabar kelas VIII semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 di SMP N 2 Susukan. Hal ini di dasarkan pada analisis uji independent t-test. Hasil uji independent t- test menunjukkan nilai sig. 2-tailed sebesar 0,500. Hal ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh metode discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi aljabar kelas VIII semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 di SMP N 2 Susukan. Hasil tersebut dikarenakan beberapa langkah pembelajaran metode discovery mirip dengan kurikulum Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang digunakan pada kelas kontrol. Berdasarkan simpulan, maka peneliti menyarankan agar sekolah memberikan fasilitas agar guru dapat mengembangkan kurikulum 2013 dengan mengkombinasikan metode discovery. Selain itu, guru disarankan untuk melatih siswa mengerjakan soal yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kreatif. DAFTAR PUSTAKA Atmawati, Vera Perbedaan Hasil Belajar Matematika yang Diajar Dengan Metode Ekspositori dan Metode Discovery Kelas Vii Smp Negeri 2 Tuntang Kabupaten 9

10 Semarang. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Badan Standar Nasional Pendidikan Sekolah Dasar Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Ilahi, Mohammad Takdir Pembelajaran discovery strategy & mental vocational skill. Jogjakarta: Diva Press. Kanssas, Dedi, (2013), Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli, Nggermanto, Agus Quantum Quotient Kecerdasan Quantum. Bandung: Nuansa. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Implementasi kurikulum. Jakarta: Republik Indonesia Rakhmat, Jalaluddin Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Rohim, Fathur, dkk. Penerapan Model Discovery Terbimbing Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Physics Education Journal. Vol.1 No 1 Mei 2012 Sardiyanti, Ria Penerapan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika. Jakarta: Skripsi. UIN syarif hidayatullah. Tandiseru, Selvi Rajuaty Kepedulian Guru Matematika Dalam Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif. Toraja: Universitas Kristen Toraja. Uno, B. Hamzah Model pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Wahyudi Implementasi Problem-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Memecahan Masalah Matematika Dalam Perkuliahan Konsep Dasar Matematika. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Yunianta, Tri Nova Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Implementasi Project- Based Learning Dengan Peer And Self-Assessment Untuk Materi Segiempat Kelas Vii Smpn Rsbi 1 Juwana Di Kabupaten Pati. Universitas Kristen Satya Wacana W. S. Winkel Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi 10

PENGARUH CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG

PENGARUH CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG PENGARUH CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG Retno Nursanti, Kriswandani, Tri Nova Hasti Yunianta Progam Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : pembelajaran, teams games and tournament, domino matematika, hasil belajar matematika.

Abstrak. Kata kunci : pembelajaran, teams games and tournament, domino matematika, hasil belajar matematika. PENGARUH PEMBELAJARAN TEAMS GAMES AND TOURNAMENT (TGT) BERBANTUAN DOMINO MATEMATIKA (DOMAT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI SD N GUGUS DAHLIA DESA DADAPAYAM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 09 SALATIGA

PENGARUH PENERAPAN CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 09 SALATIGA PENGARUH PENERAPAN CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 09 SALATIGA Yudo Ardiantoro 1, Tri Nova Hasti Yunianta 2, Inawati Budiono 3 Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP SIKAP PADA MATEMATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS SISWA IX SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA

PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP SIKAP PADA MATEMATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS SISWA IX SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP SIKAP PADA MATEMATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS SISWA IX SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA Caesar Listya Mahendra; Kriswandani; Erlina Prihatnani Email

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TUNTANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TUNTANG PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TUNTANG Malya Shofiana Tri Nova Hasti Yunianta Inawati Budiono Program Studi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan 6162 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan komunikasi matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga tahun ajaran 2013/2014 yang terbagi atas tiga

Lebih terperinci

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pamona Utara yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman no 21 Tentena, Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil dan Temuan Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan pemahaman matematis siswa dan data hasil skala sikap.

Lebih terperinci

Penerapan Metode Resitasi dengan Teknik Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan.

Penerapan Metode Resitasi dengan Teknik Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan. Penerapan Metode Resitasi dengan Teknik Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan. Sulasmini Sutriyono Inawati Budiono Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Sampel yang diambil adalah 2 kelas yaitu kelas VIIA dan VIIB yang masing-masing kelas terdiri dari 23 siswa. Kelas VIIB ditetapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 3 Tuntang, suatu sekolah yang berlokasi di kampung Beran, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41. Deskripsi Data Deskripsi data dalam hasil penelitian dan pembahasan akan dibahas mengenai data hasil belajar pretes kelas yang akan menggunakan teori Van Hiele

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperiman sungguhan dengan desain control group pre-test post-test yaitu membandingkan hasil belajar matematika

Lebih terperinci

!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

!#$%#& Interval Kelas =!#$%#$!#$%&'( BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Deskripsi data awal dari kedua kelas sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini : Tabel 6 Deskripsi Nilai Pretest N Minimum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen Satya Wacana yang beralamat di Jalan Diponegoro 52-60 Salatiga dan SMP Stella Matutina

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 Eksperimen (3B) Kontrol (3C) Jumlah 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 Eksperimen (3B) Kontrol (3C) Jumlah 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen 03 Eben Haezer Salatiga yang berada di Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah pada semester

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012 Tyas Wahyu Ningsih Universitas Negeri Malang Email :

Lebih terperinci

sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda,

sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda, 4 PENDAHULUAN Belajar mengajar pada dasarnya merupakan interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi pendidikan. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas III SDN Mangunsari 07 Salatiga, yang dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Salatiga yang beralamat Jalan Stadion Nomor 4. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TIPE PROBING PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS III SD GUGUS BANGAU

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TIPE PROBING PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS III SD GUGUS BANGAU PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TIPE PROBING PROMPTING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS III SD GUGUS BANGAU KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2015/2016 ARTIKEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara sederhana matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarki dengan penalaran yang bersifat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi experimental. Quasi experiment atau eksperimen semu merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen Satya Wacana yang terletak di Jl. Yos Sudarso 1 Salatiga. Sekolah ini mempunyai luas

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GETASAN SEMESTER I TAHUN AJARAN 2014/2015 Ika Thakarina, Kriswandani S.Si, M.Pd.,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA SMP

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA SMP Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 585-592 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP N 2 TUNTANG ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP N 2 TUNTANG ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP N 2 TUNTANG Elleva Meichika Pratiwi, Kriswandani, S.Si., M.Pd., Erlina Prihatnani, S.Si.,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V di SD Negeri Sumberejo 01 yang berjumlah 21 orang dengan rincian 12 orang putra

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini diadakan di SD Negeri Watuagung 01 dan SD Negeri Watuagung 02 yang terletak di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Temuan Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang beralamat

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Drill dan Metode Discovery Learning Ditinjau dari Hasil Belajar Matematika

Perbandingan Metode Drill dan Metode Discovery Learning Ditinjau dari Hasil Belajar Matematika PRISMA 1 (2018) https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ Perbandingan Metode Drill dan Metode Discovery Learning Ditinjau dari Hasil Belajar Matematika Aprilia Santi, Erlina Prihatnani Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bergas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang berlokasi di Desa Karangjati. Kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Kumpulrejo 01 Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Kumpulrejo 01 Salatiga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kumpulrejo 01 Salatiga yang beralamatkan di di jalan Amarta nomor 03 Randuares Kecamatan Argomulyo Kota

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA SMP KELAS VII

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA SMP KELAS VII Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 579-584 PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA KATOLIK DISAMAKAN MAKALE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA KATOLIK DISAMAKAN MAKALE 583 Jurnal KIP Vol III No. 2, Juli - Oktober 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA KATOLIK DISAMAKAN MAKALE Beatric Videlia Remme Dosen Program

Lebih terperinci

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TINAMBUNG 1 Fitrah Razak, 2 Rezki Amaliyah AR 1,2 Universitas Sulawesi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Bab IV pada laporan penelitian ini berisi mengenai hasil penelitian, analisis hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil penelitian yang diperoleh, nantinya diolah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal a. Deskripsi hasil belajar Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dari nilai tes kemampuan awal. Nilai tes kemampuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Salatiga, SMP Negeri 7 adalah salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga yang terletak dijalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Tujuan dari dilaksanakanya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh dan seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran tutor sebaya berbantuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Kristen 1 Salatiga. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga Tahun Ajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam 18 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA dan VIIIB di SMP Muhammadiyah Salatiga tahun ajaran 2013/2014. Kelas VIIIA sebagai kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah 57 siswa kelas 4 SD Kristen Satya Wacana Salatiga yang dibagi menjadi 2 kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SDN Harjosari I dan SDN Harjosari II tahun pelajaran 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Tujuan dari dilaksakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) berbantuan LKS terhadap hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 12 Yogyakarta dan pengambilan data telah dilakukan pada tanggal 19 26 November 2016 di kelas VII

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolahan yaitu SD Negeri 02 Salatiga dan SD Negeri Dukuh 01. SD Negeri 02 Salatiga beralamatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa nilai pretest dan posttest siswa dan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran. Data tersebut kemudian dianalisis melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Masehi Temanggung pada bulan April sampai bulan Mei 2013. Populasi penelitian adalah siswa kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Diponegoro Salatiga yang terletak di jalan Kartini No 2 Salatiga. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sampel Peneliitian Sampel yang diambil adalah 2 SD Negeri kelas V dari SD Negeri di Gugus Gatot Subroto yaitu SDN 03 Ngraho dan SDN 01 Nglandeyan. Kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidorejo Lor 2 dan SD Negeri Sidorejo Lor 6. Kelas yang digunakan untuk penelitian yaitu

Lebih terperinci

MODEL TUTOR SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN TARI KUNTULAN BERBANTUAN MEDIA AUDIO-VISUAL BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

MODEL TUTOR SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN TARI KUNTULAN BERBANTUAN MEDIA AUDIO-VISUAL BAGI SISWA SEKOLAH DASAR MODEL TUTOR SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN TARI KUNTULAN BERBANTUAN MEDIA AUDIO-VISUAL BAGI SISWA SEKOLAH DASAR Sumarjo 1), Wahyu Lestari, Samsudi Prodi Pendidikan Dasar Konsentrasi PGSD, Program Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian diadakan di SD Negeri Candirejo 02, dengan alamat di jalan Mertokusumo No 32 Desa Candirejo dan SD Negeri Sraten 01,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga yang berada di Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, dan penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Sampel yang diambil adalah 2 kelas yaitu kelas X-1 yang terdiri dari 21 siswa dan X-2 yang terdiri dari 20 siswa. Siswa kelas X-1 ditetapkan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD paralel yaitu SD Kristen Satya Wacana Salatiga semester 2 di kelas VA sebagai kelas eksperimen 1

Lebih terperinci

Eva Nuraisah 1, Riana Irawati 2, Nurdinah Hanifah 3. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No.

Eva Nuraisah 1, Riana Irawati 2, Nurdinah Hanifah 3. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No. Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PERBEDAAN PENGARUH PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil dan Temuan Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan pemahaman matematis siswa dan data hasil skala sikap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bringin beralamat di Desa Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Subjek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengolah data tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan pada BAB

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengolah data tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan pada BAB 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa dan data hasil skala sikap siswa. Selanjutnya,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA OPEN ACCESS MES (Journal of Mathematics Education and Science) ISSN: 2579-6550 (online) 2528-4363 (print) Vol. 3, No. 1. Oktober 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan WhatsApp Messenger Sebagai Mobile Learning Terintegrasi Metode Group Investigation Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

Pengaruh Penggunaan WhatsApp Messenger Sebagai Mobile Learning Terintegrasi Metode Group Investigation Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pengaruh Penggunaan WhatsApp Messenger Sebagai Mobile Learning Terintegrasi Metode Group Investigation Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Sulistyaning Kartikawati, Hendrik Pratama Universitas PGRI Madiun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 7 Subjek Penelitian No Kelas / Sekolah Kelompok model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 7 Subjek Penelitian No Kelas / Sekolah Kelompok model 4.1 Deskripsi Sampel Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada SD yang ada di Mlowokarangtalun, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan. Gugus Mlowokarangtalun terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III semester II SD Kristen Satya Wacana. Kelas III dibagi menjadi dua kelas paralel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N I BERGAS yang beralamat di Karangjati, Kec. Bergas, Kab. Semarang. Populasi

Lebih terperinci

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati kondisi sekolah meliputi

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati kondisi sekolah meliputi BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Data dalam penelitian ini diperoleh peneliti melalui beberapa metode, yaitu metode interview, metode tes, dan metode dokumentasi. Metode

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DESIMAL SISWA KELAS V SDN BLIMBING KECAMATAN MOJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kristen 2 Salatiga yang berlokasi di Jendral Sudirman 111B Salatiga Kecamatan Tingkir Kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data 1. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data-data yang yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

Lebih terperinci

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN BANTUAN LKS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI KELAS X AKUNTANSI Sriningsih Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada kelas VA dan VB. Populasi penelitian

Lebih terperinci

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi exsperimen). Dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen (Quasi-Experimental Research). Kuasi eksperimen merupakan sebuah eksperimen

Lebih terperinci

Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah

Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah 56 Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah kognitif masing-masing kelas yang telah dilakukan pembelajaran dengan media pembelajaran berbasis TIK Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kec. Kedungwaru Tulungagung tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini berlokasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kec. Kedungwaru Tulungagung tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini berlokasi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh pendekatan matematika realistik berbasis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang terdiri dari hasil analisis normalitas dan homogenitas pretest, gambaran pelaksanaan penelitian pada kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan dua subyek penelitian yaitu pertama sebagai kelompok eksperimen atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sumogawe 03 dan SD negeri Sumogawe 04 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Populasi

Lebih terperinci

Kata Kunci: pembelajaran humanistik, keaktifan belajar, hasil belajar.

Kata Kunci: pembelajaran humanistik, keaktifan belajar, hasil belajar. 5 PENGARUH PEMBELAJARAN HUMANISTIK TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 BRINGIN KABUPATEN SEMARANG SEMESTER I TAHUN AJARAN 2014/2015 Eka Rofikoh, Kriswandani,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian 4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas III SDN Jambangan 3 dan SDN Jambangan 4. Jumlah subjek penelitiannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen 01 dan SD Kristen 03 Kabupaten Woosobo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian. Hasil analisis data yang diperoleh merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi 63 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diukur dengan instrumen berupa tes soal pilihan ganda, untuk mengetahui seberapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Deskripsi Statistik Nilai Pretest

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Deskripsi Statistik Nilai Pretest BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kemampuan Awal Hasil Belajar a. Deskripsi Data Kemampuan Awal Data nilai pretest digunakan untuk melihat hasil belajar matematika siswa sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minimu Maximum Mean

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minimu Maximum Mean BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Klumpit yang beralamat di desa Klumpit, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali dan MI Reksosari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa dengan penerapan pembelajaran melalui pendekatan Collaborative Problem Solving.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi experiment. Quasi experiment merupakan penelitian yang hampir mendekati penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kegiatan Pra Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti telah melakukan persiapanpersiapan. Adapun persiapan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Meminta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen yaitu desain eksperimen dengan kelompok kontrol dan kelompok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini diadakan di SD Negeri Gedong 02 kecamatan Banyubiru dan SD Negeri Gedong 03 kecamatan Banyubiru kabupaten Semarang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Juli sampai dengan 07 Agustus tahun ajaran 2017/2018 di ketiga kelas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Juli sampai dengan 07 Agustus tahun ajaran 2017/2018 di ketiga kelas BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Deskiripsi Data Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal 1 Juli sampai dengan 07 Agustus tahun ajaran 017/018 di ketiga kelas sampel maka diperoleh

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN. Analisis Deskriptif

HASIL PENELITIAN. Analisis Deskriptif HASIL PENELITIAN Analisis Deskriptif Berdasarkan data item yang valid yang ada, maka selanjutnya akan dibuat kategorisasi untuk menentukan tinggi rendahnya harga diri dalam penelitian ini akan dibuat 5

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL Abidin 1), Moh. Salam ) 1) Alumni Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07 tahun ajaran 2015/2016. Pemilihan

Lebih terperinci