PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)"

Transkripsi

1 PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor) SKRIPSI DISTI LASTRIANI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

2 ABSTRACT Consumers Perception about Services and Steak Product Quality within Decision Making to Consume (Case: Obonk Steak & Ribs Restaurant Bogor) Lastriani, D., I. Pulungan and A. Saleh The aims of this research were: (1) to identify consumers characteristics who attending the Obonk Steak & Ribs Restaurant Bogor, (2) to identify consumers perception about services and steak product quality, (3) to identify consumers steak consumption decision, (4) to analyze correlation between consumers characteristic with perception about services and steak product quality, (5) to analyze correlation between perception about services and steak product quality with their steak consumption decision, and (6) to analyze correlation between consumers characteristics with their steak consumption decision. This population research was 2000 each month. Sample was 96 people and was taken by using accidental sampling. This research designed was descriptive correlation and was conducted on March Consumers perception about steak product quality wasn t really bad. Rank Spearman and Chi Square result showed there is significant correlation (p<0,05) between age with portion s size perception, between education level with steak s fragrance perception, between occupation with steak s service perception, between income with portion s size perception, between steak fragrance perception and steak flavor perception with the reason to consume, and between income with information sources which influence the consumers. There is high significant correlation (p<0,01) between steak fragrance perception and steak flavor perception with consumption decision and between information sources perception maker with information sources which influence consumers. Key words: consumer s characteristics, perception, sevices and product quality, consumption decision. iii

3 RINGKASAN DISTI LASTRIANI. D Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak dalam Pengambilan Keputusan Mengkonsumsi. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Ir. H. Ismail Pulungan, MSc Pembimbing Anggota : Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS Saat ini banyak orang yang ingin memenuhi kebutuhan pangannya dengan mengkonsumsi makanan yang serba praktis. Sebagai akibat dari hal tersebut jumlah permintaan terhadap makanan yang serba praktis semakin meningkat, dengan demikian produsen berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasar tesebut. Sehingga banyak tersedia berbagai macam produk yang berasal dari ternak. Banyaknya macam produk pangan ini membuat individu dan masyarakat dapat memilih, membeli dan mengkonsumsi produk yang sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki. Salah satu dari produk pangan ini adalah steak. Dalam menentukan suatu keputusan untuk mengkonsumsi suatu produk, konsumen akan memilih apakah mengkonsumsi atau tidak produk tersebut. Hal ini bergantung pada mutu produk dan pelayanannya. Jika kinerja suatu produk sekurang-kurangnya sama dengan yang diharapkan konsumen, maka konsumen akan memilih mengkonsumsi produk tersebut. Komponen mutu produk sangat penting untuk dilihat sehingga dapat diketahui bagaimana konsumen mendefinisikan suatu produk. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi karakteristik konsumen, 2) Mengidentifikasi persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak, 3) Mengidentifikasi keputusan konsumen mengkonsumsi steak, 4) Menganalisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak, 5) Menganalisis hubungan persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak dengan keputusan mengkonsumsi dan 6) Menganalisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan keputusan mengkonsumsi. Populasi penelitian ini sebanyak 2000 orang konsumen perbulannya. Sampel dalam penelitian ini adalah 96 orang konsumen. Penelitian ini didesain sebagai deskriptif korelasional dan dilaksanakan selama satu bulan, yaitu pada bulan Maret 2007 di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan lokasi tersebut menjual berbagai masakan steak. Umur konsumen tersebar merata pada umur remaja, dewasa awal dan dewasa. Mayoritas dari konsumen adalah berjenis kelamin perempuan yang umumnya berpendidikan sedang dan memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta, pegawai negeri, BUMN dan peneliti. Penghasilan konsumen menyebar pada kategori rendah, sedang dan tinggi. Pengetahuan konsumen akan produk steak pada kategori baik serta sumber informasi pembentuk persepsi berasal dari teman. Persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak berada dalam kategori cukup baik. Menentukan keputusan untuk mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor, umumnya konsumen memiliki alasan karena tempatnya yang nyaman dan sumber informasi yang mempengaruhinya adalah teman serta hampir seluruh i

4 konsumen akan mengkonsumsi kembali steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Hasil uji korelasi rank Spearman dan perhitungan chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang nyata (p<0,05) antara umur dengan persepsi terhadap besar porsi, antara pendidikan dengan persepsi terhadap aroma, antara pekerjaan dengan persepsi terhadap pelayanan, antara penghasilan dengan persepsi terhadap besar porsi, antara persepsi terhadap aroma dan citarasa dengan alasan mengkonsumsi serta antara penghasilan dengan sumber informasi yang mempengaruhi keputusan mengkonsumsi. Terdapat hubungan yang sangat nyata (p<0,01) antara persepsi terhadap aroma dan persepsi terhadap citarasa dengan keputusan mengkonsumsi kembali serta antara sumber informasi pembentuk persepsi dengan sumber informasi yang mempengaruhi keputusan mengkonsumsi. Kata kunci: Karakteristik konsumen, persepsi, mutu pelayanan dan produk, keputusan mengkonsumsi. ii

5 PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus Di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor) Oleh DISTI LASTRIANI D Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 27 Juni 2007 Pembimbing Utama Pembimbing Anggota Ir. H. Ismail Pulungan, MSc. Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS

6 PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor) DISTI LASTRIANI D Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 10 November 1985 di Bogor, Jawa Barat. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sunarya dan Ibu Tanya Dewi Kantjana. Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 1997 di SD Bina Insani Bogor, pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2000 di SMPN 3 Bogor dan pendidikan lanjutan menengah umum diselesaikan pada tahun 2003 di SMUN 2 Bogor. Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Sosial Ekonomi dan Industri Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun Selama mengikuti pendidikan, penulis pernah aktif dalam kegiatan organisasi HIMASEIP (Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi dan Industri Peternakan) pada tahun iv

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi ini. Penyusunan skripsi yang berjudul Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak dalam Pengambilan Keputusan Mengkonsumsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana peternakan pada Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak, keputusan konsumen mengkonsumsi steak, menganalisis hubungan karakteristik konsumen dengan persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak dalam mengambil keputusan mengkonsumsi. Skripsi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mengembangkan usaha Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor dan diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam membuat keputusan yang lebih baik untuk meningkatkan mutu produknya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan. Bogor, Juni 2007 Penulis v

9 DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN... i ABSTRACT... iii RIWAYAT HIDUP iv KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR.... ix DAFTAR LAMPIRAN... x PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Perumusan Masalah... 2 Tujuan Penelitian... 3 Kegunaan Penelitian... 4 DEFINISI ISTILAH... 5 KERANGKA BERPIKIR.. 6 TINJAUAN PUSTAKA... 8 Steak... 8 Karakteristik Konsumen Persepsi Konsumen Persepsi tentang Mutu Produk Mutu Pelayanan da Produk Keputusan Mengkonsumsi METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Populasi dan Sampel Desain Penelitian Data dan Instrumentasi Definisi Operasional Validitas dan Reliabilitas Instrumen Analisis Data GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak Keputusan Mengkonsumsi. 33 vi

10 Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak.. 35 Hubungan Persepsi tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak dengan Keputusan Mengkonsumsi Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Keputusan Mengkonsumsi.. 40 KESIMPULAN DAN SARAN. 43 Kesimpulan Saran UCAPAN TERIMA KASIH. 44 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

11 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Jumlah Sampel Penelitian di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor Karakteristik Konsumen Rataan Skor Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak Keputusan Mengkonsumsi Steak Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Persepsi tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak Hubungan Persepsi tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak dengan Keputusan Mengkonsumsi Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Keputusan Mengkonsumsi.. 40 viii

12 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Kerangka Berpikir Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak dalam Pengambilan Keputusan Mengkonsumsi... 7 ix

13 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Kuesioner Penelitian Daftar Menu restoran Obonk Steak & Ribs Bogor x

14 PENDAHULUAN Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan dalam menunjang pembangunan nasional. Sasaran dari subsektor tersebut adalah perbaikan gizi masyarakat dan swasembada protein hewani. Peningkatan laju pertumbuhan penduduk dan adanya kesadaran masyarakat akan pangan yang bergizi menyebabkan meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk mengkonsumsi produk pangan seperti produk peternakan sebagai sumber protein hewan. Tingkat konsumsi yang semakin meningkat menjadikan produk peternakan potensial untuk dikonsumsi masyarakat. Bahan makanan yang diperoleh dari ternak di antaranya adalah daging, susu dan telur. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern, menuntut setiap orang untuk bergerak cepat dalam melakukan segala hal. Demikian pula dalam memenuhi kebutuhan pangan. Banyak orang yang ingin memenuhi kebutuhan pangannya dengan mengkonsumsi makanan yang serba praktis. Potensi konsumsi masyarakat ini dapat dimanfaatkan oleh industri pangan. Jumlah permintaan pasar yang besar, maka produsen akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut. Pada kenyataannya produk-produk pangan yang berasal dari ternak semakin banyak dan beragam. Adanya berbagai macam produk pangan ini membuat individu dan masyarakat dapat memilih, membeli dan mengkonsumsi produk yang sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki. Konsumen individu ataupun masyarakat dapat menentukan produk yang diinginkannya. Daging ternak baik daging ayam maupun daging sapi dapat merupakan makanan alternatif yang dapat ditawarkan oleh produsen setelah diolah sedemikian rupa menjadi berbagai jenis dan rasa. Contoh dari pengolahan daging ayam dan daging sapi tersebut salah satunya adalah steak. Steak adalah sepotong besar daging yang dipotong tegak lurus dengan fiber otot. Biasanya steak dimasak dengan cara dipanggang. Restoran Obonk Steak & Ribs merupakan salah satu Restoran di Bogor yang menawarkan makanan dengan menu utamanya adalah steak. Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor merupakan salah satu cabang dari Restoran Obonk Steak & Ribs yang berkonsep waralaba lokal yang pada saat ini jumlahnya sudah mencapai 17 restoran

15 yang tersebar di Jawa dan Bali. Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini memberikan suasana tempat makan yang bernuansakan Jawa Kolonial dan menawarkan banyak variasi jenis steak. Penentuan suatu keputusan untuk mengkonsumsi suatu produk, konsumen akan memilih apakah mengkonsumsi atau tidak produk tersebut. Hal ini bergantung pada mutu produk dan pelayanannya. Kinerja suatu produk sekurang-kurangnya sama dengan yang diharapkan konsumen, maka konsumen akan memilih mengkonsumsi produk tersebut. Komponen mutu produk sangat penting untuk dilihat sehingga dapat diketahui bagaimana konsumen mendefinisikan suatu produk. Pemilihan terhadap produk steak pada konsumen dipengaruhi oleh karakteristik individu (konsumen) dan persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak. Karakteristik konsumen ini dapat mempengaruhi perilaku dalam proses pengambilan keputusan mengkonsumsi. Karakteristik konsumen terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan produk dan sumber informasi pembentuk persepsi. Selain itu, persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak yang meliputi penilaian tentang aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis dan besar porsi dapat menjadi dorongan untuk mengambil keputusan mengkonsumsi produk tersebut. Adanya mutu produk dan kulaitas pelayanan oleh produsen atau penjual diduga mampu mempengaruhi seseorang dalam memilih suatu produk, termasuk mengambil keputusan menerima atau menolak produk steak yang ditawarkan. Hal ini disebabkan mutu suatu produk memberikan suatu kesan dari produk tersebut. Perumusan Masalah Pengambilan keputusan di tingkat konsumen dinilai penting diperhatikan oleh produsen untuk melakukan strategi pemasaran. Berkembangnya perusahaan pengolahan makanan yang menawarkan produk makanan menyebabkan konsumen harus selektif dalam memilih makanan yang akan dikonsumsinya. Pilihan dalam mengkonsumsi makanan, konsumen akan melihat dulu mutu produk makanan tersebut. Jika mutu produk makanan tersebut memberikan rasa puas, kemungkinan konsumen tersebut akan memutuskan untuk mengkonsumsinya dan akan memilih produk itu kembali serta mempercayainya. Produsen dalam memproduksi suatu 2

16 produk, perlu memantau mutu produknya agar selalu baik dan memberikan rasa puas kepada konsumen sehingga konsumen mau mencoba produk tersebut. Adanya mutu produk yang baik dapat dijadikan dasar dalam membuat strategi pemasaran. Produsen dapat memilih bahan dasar produk yang akan membuat mutu produknya baik untuk mempengaruhi konsumen mau mengambil keputusan mengkonsumsi. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik konsumen yang datang ke Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor? 2. Bagaimana persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor? 3. Bagaimana keputusan mengkonsumsi steak pada konsumen yang datang ke Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor? 4. Bagaimana hubungan antara karakteristik konsumen dengan persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor? 5. Bagaimana hubungan antara persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor dengan keputusan mengkonsumsi? 6. Bagaimana hubungan antara karakteristik konsumen dengan keputusan mengkonsumsi? Tujuan Penelitian Persepsi terhadap mutu suatu produk dapat menentukan nilai dari produk tersebut dan berhubungan langsung kepada keputusan mengkonsumsi. Persepsi mutu produk yang baik mampu mendorong keputusan mengkonsumsi dan menyukai produk tersebut. Sedangkan jika persepsi tentang mutu produk steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor yang kurang baik, maka produk tersebut tidak disukai dan tidak akan bertahan lama di pasar. Berdasarkan hal yang telah dipaparkan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengidentifikasi karakteristik konsumen yang datang ke Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. 3

17 2. Mengidentifikasi persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. 3. Mengidentifikasi keputusan mengkonsumsi steak pada konsumen yang datang ke Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. 4. Menganalisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. 5. Menganalisis hubungan antara persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor dengan keputusan mengkonsumsi. 6. Menganalisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan keputusan mengkonsumsi. Kegunaan Penelitian Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pihak produsen tentang karakteristik konsumen, persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak dan keputusan mengkonsumsi agar produsen dapat menyusun strategi pemasaran yang lebih efektif. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan informasi kepada kalangan akademik agar lebih selektif dalam memilih produk steak yang baik. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya. 4

18 KERANGKA BERPIKIR Steak merupakan salah satu makanan asal ternak yang memiliki protein hewani yang baik. Steak adalah sepotong besar daging yang biasanya dimasak dengan cara dipanggang. Steak merupakan makanan yang dihidangkan dan dikonsumsi dalam waktu singkat, yang biasanya merupakan makanan orang-orang yang tidak memiliki waktu untuk memasak atau menyediakan makanan sendiri. Konsumen dalam memutuskan untuk mengkonsumsi suatu produk membutuhkan sumber informasi yang dapat dipercaya dan sesuai dengan yang diharapkan. Sumber informasi tersebut dapat diperoleh dari promosi-promosi yang dilakukan produsen. Promosi yang disampaikan tersebut dapat berupa informasi tentang kualitas/mutu produk steak yang disajikan serta mutu pelayanan yang diberikan oleh Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Informasi tentang mutu pelayanan dan produk ini mampu untuk mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi steak. Proses pengambilan keputusan mengkonsumsi memiliki beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu karakteristik konsumen dan persepsi terhadap mutu pelayanan dan produk steak. Karakteristik konsumen yang datang ke Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan produk dan sumber informasi pembentuk persepsi. Persepsi tentang mutu pelayanan dan produk terdiri dari aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis dan besar porsi. Keputusan mengkonsumsi steak terdiri dari alasan, sumber informasi yang mempengaruhi dan mengkonsumsi kembali. Berdasarkan dari apa yang telah dijelaskan di atas, ada hal yang penting untuk ditelusuri dan dinilai penting dipelajari yaitu dalam proses pengambilan keputusan mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi steak. Keterkaitan antar peubah tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

19 Karakteristik Konsumen: - Umur - Jenis kelamin - Pendidikan - Pekerjaan - Penghasilan - Pengetahuan produk - Sumber informasi pembentuk persepsi Persepsi tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak: - Aroma - Citarasa - Penyajian - Harga - Pelayanan - Jenis - Besar Porsi Keputusan Mengkonsumsi Steak : - Alasan - Sumber informasi yang mempengaruhi - Mengkonsumsi kembali Gambar 1. Kerangka Berpikir Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak dalam Pengambilan Keputusan Mengkonsumsi 7

20 TINJAUAN PUSTAKA Steak Steak atau bistik (beef steak) adalah sepotong besar daging, biasanya daging sapi. Daging merah dan ikan sering kali dipotong menjadi steak. Kebanyakan steak dipotong tegak lurus dengan fiber otot, menambah kelegitan daging. Biasanya dimasak dengan dipanggang, meskipun dapat digoreng atau di- broil (Wikipedia, 2006). Menurut Nurcahyo (2005) ada beberapa jenis steak daging sapi. Berikut ini adalah jenis-jenis daging sapi : 1. Sirloin : Daging sirloin berasal dari bagian belakang sapi. Daging ini bekerja lebih berat daripada bagian lain yang umum dipakai untuk steak sehingga agak lebih keras dibandingkan yang lain. Sirloin memiliki kelebihan dalam ukuran, yaitu bisa dipotong lebih besar daripada bagian sapi lainnya yang lebih lembut. Harga sirloin umumnya lebih murah dibandingkan daging steak lainnya. 2. Tenderloin/filet mignon : Tenderloin berasal dari loin yang berada di depan sirloin dan di belakang tulang rusuk (rib). Daging tenderloin tidak bekerja keras sehingga tenderloin adalah bagian sapi yang paling lembut. Tenderloin berbentuk memanjang seperti ular dan untuk steak biasanya dipotong secara diagonal. 3. Top loin/striploin : Daging sapi yang membungkus bagian tenderloin. Lebih lembut daripada sirloin, tetapi lebih keras daripada tenderloin. 4. T-Bone : Bagian ini sesuai namanya memiliki tulang yang berbentuk T yang dikelilingi oleh daging pada kedua sisinya. Pada sisi yang memiliki daging lebih sedikit adalah daging tenderloin dan di sisi lainnya yang memiliki daging lebih banyak adalah striploin. 5. Porterhouse : Porterhouse sama dengan T-Bone. Perbedaannya, porterhouse memiliki daging tenderloin lebih banyak daripada striploin. 6. Rib/tulang rusuk : Daging sapi yang berasal dari daging tulang rusuk. Steak rib disajikan bersama tulang rusuk. Jika tidak disajikan bersama tulang rusuk, maka namanya menjadi rib eye steak. Steak biasanya disajikan dengan cara dimasak maupun dibakar. Mulai dari sirloin hot plate steak, tenderloin hot plate steak lalu chicken hot plate steak, udang hot plate steak sampai chicken menheur steak. Sesuai dengan namanya yang

21 menggunakan kata hot, aneka hidangan steak itu bisa dinikmati dalam keadaan masih panas kebul-kebul. Dalam mengolah daging untuk steak, dikenal ada tiga tingkat kematangan yaitu setengah matang (rare), matang (medium) dan matang sekali (welldone). 1. Rare : Steak rare sebagian besar masih berwarna merah. Suhu daging ketika selesai dimasak adalah sekitar 60 derajat celcius. 2. Medium : Steak medium adalah cara memasak antara rare dan welldone. Bagian tengah masih berwarna merah dan sisinya berwarna merah muda. Suhu daging ketika selesai dimasak adalah sekitar 70 derajat celcius. 3. Welldone : Steak yang dimasak welldone tidak memiliki warna merah. Biasanya para penggemar steak tidak menginginkan steaknya dimasak welldone. Suhu daging steak ketika selesai dimasak adalah sekitar 80 derajat celcius. Steak yang dimasak pada kondisi ini lebih keras daripada medium atau rare karena kandungan air di dalam steak akan lebih banyak menguap. Menurut Johannes dalam Wed (2004), daging steak tidak terbatas hanya pada daging sapi saja, tapi bisa juga daging domba, kambing atau ayam. Bahkan steak juga bisa diolah dari aneka hasil laut (seafood) seperti ikan, udang, kerang, cumi dan sebagainya. Johannes menerangkan, untuk membuat steak berbahan daging sapi, sebaiknya pilih daging yang tak berotot keras atau bagian yang jarang digunakan untuk bergerak dan bagian yang cocok untuk membuat steak adalah tenderloin dan sirloin. Selain dagingnya, iga sapi juga dapat diolah menjadi steak. Bagian iga sapi yang digunakan adalah prime rib dan rib eye. Untuk daging ayam, bagian yang cocok digunakan untuk steak adalah dada. Steak yang bermutu baik dapat dilihat dari penilaian konsumen tentang mutu produk tersebut. Menilai mutu produk dapat dilihat dari berbagai atribut di antaranya adalah aroma, rasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis dan besar porsi. Jika penilaian tersebut sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen, maka produk steak tersebut dapat dikategorikan steak yang bermutu baik. Sebaliknya, jika penilaian tentang mutu produk steak tidak sesuai dengan yang diharapkan konsumen, maka produk steak tersebut dapat dikategorikan produk yang tidak bermutu baik. 9

22 Karakteristik Konsumen Pengambilan keputusan mengkonsumsi yang dilakukan konsumen berkaitan dengan persepsi konsumen tentang mutu produk. Selain itu pengambilan keputusan mengkonsumsi juga berkaitan dengan karakteristik konsumen. Umur Umur konsumen adalah penting, karena konsumen yang berbeda umur akan mengkonsumsi baranng yang berbeda. Konsumen melakukan pembelian sepanjang hidupnya dan setiap tahapan kehidupan dari mulai kecil hingga dewasa akan membeli barang atau jasa yang berbeda sesuai dengan adanya perbedaan kebutuhan. Kotler (1997) menyebutkan bahwa umur akan mempengaruhi selera seseorang terhadap barang dan jasa. Terdapat kecenderungan semakin lanjut usia seseorang, pemilihan produk lebih mempertimbangkan pada peningkatan kualitas hidupnya. Konsumsi pangan tidak lagi bertujuan asal kenyang. Menurut Sumarwan (2002) umur contoh dikelompokkan menjadi lima kelompok menurut siklus hidupnya, yaitu remaja awal (13 15 tahun), remaja lanjut (16 18 tahun), dewasa awal (19 25 tahun), dewasa lanjut (26-35 tahun) dan separuh baya (36 50 tahun). Jenis Kelamin Saptari dan Holzner dalam Eviyanti (2006) menyatakan bahwa jenis kelamin adalah perbedaan laki-laki dan perempuan karena adanya bentukan sosial dan budaya yang ada di suatu sistem sosial budaya di suatu masyarakat. Handayani dan Sugiarti (2002) menambahkan bahwa jenis kelamin adalah konsep sosial yang memisahkan peran antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan fungsi dan peran antara laki-laki dan perempuan itu tidak ditentukan karena antara keduanya terdapat perbedaan biologis dan kodrat, tetapi dibedakan menurut kedudukan, fungsi dan peranannya masing-masing dalam berbagai kehidupan dan pembangunan. Jenis kelamin diduga berhubungan dengan persepsi tentang mutu produk dan juga pengambilan keputusan mengkonsumsi suatu produk. Hal ini terkait dengan perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan yang dapat dilihat dari salah satu contoh yaitu besar porsi dalam mengkonsumsi makanan antara laki-laki dan perempuan yang pasti berbeda. 10

23 Pendidikan Menurut Nurmansyah (2006), tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap perilaku konsumsi seseorang yang disebabkan oleh pola pikir dan pengalamannya. Seseorang yang mempunyai pengetahuan dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung akan memilih pangan yang lebih baik kualitasnya daripada yang berpendidikan rendah. Selain melihat dari sisi kualitas pangan yang dikonsumsinya, konsumen dengan pendidikan yang lebih tinggi juga akan melihat lebih jauh terhadap keburukan dan resiko dalam mengkonsumsi pangan, serta cenderung berperilaku lebih kritis dalam pembelian dan pemilihan suatu produk. Pekerjaan Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan seseorang, semakin tinggi tingkat pendidikan maka kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan semakin besar. Selain itu, pekerjaan juga akan menentukan jumlah pendapatan yang akan diperoleh. Kotler (1997) menyatakan bahwa pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pekerjaan yang dilakukan terkadang dipengaruhi oleh gaya hidup dan merupakan satu-satunya basis untuk menyampaikan prestise dan kehormatan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan selera dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Penghasilan Penghasilan merupakan imbalan yang diterima oleh seseorang dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah. Penghasilan pada umumnya diterima dalam bentuk uang. Jumlah penghasilan akan menggambarkan daya beli seseorang, yang selanjutnya akan mempengaruhi pola konsumsinya. Daya beli sebuah rumah tangga bukan hanya ditentukan oleh penghasilan dari satu orang saja, tetapi dari seluruh anggota rumah tangga yang bekerja (Sumarwan, 2002). Seseorang yang memiliki penghasilan yang rendah atau termasuk dalam golongan ekonomi lemah memiliki perbedaan persepsi harga produk dengan golongan ekonomi tinggi. Bagi golongan ekonomi lemah, mereka akan memilih harga yang murah yang mampu mareka beli. Golongan ini lebih menitikberatkan pada harga yang terjangkau dan pada pertimbangan lainnya. Bagi golongan ekonomi yang lebih tinggi lebih memilih produk dengan mempertimbangkan kualitas dan selera dengan tidak mempermasalahkan harga. 11

24 Pengetahuan Produk Persepsi konsumen berhubungan dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Persepsi disebut juga sebagai pengetahuan subjektif konsumen. Salah satu jenis pengetahuan konsumen adalah pengetahuannya terhadap produk. Pengetahuan terhadap manfaat merupakan salah satu jenis pengetahuan konsumen terhadap suatu produk. Manfaat merupakan hasil positif yang diberikan atribut kepada konsumen. Kepercayaan terhadap objek atribut dan manfaat menunjukkan persepsi konsumen. Engel et al. (1994) menggolongkan pengetahuan konsumen menjadi tiga yaitu pengetahuan produk, pengetahuan pembelian dan pengetahuan pemakaian. Pengetahuan produk mencakup kesadaran konsumen terhadap kategori dan merek produk, terminologi produk, atribut atau ciri produk dan kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan secara objektif maupun subjektif. Pengukuran pengetahuan objektif yaitu mengukur semua hal yang sudah ada dalam benak setiap konsumen, sedangkan pengetahuan subjektif mengukur banyaknya pengetahuan yang telah dimiliki sesuai dengan pendapatan atau persepsi konsumen. Sumber Informasi Menurut Cangara (2000), komunikasi dapat dibagi menjadi empat macam tipe yaitu komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi antar pribadi (interpersonal), komunikasi publik dan komunikasi massa. Komunikasi dengan diri sendiri merupakan proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu. Komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka atau dapat digunakan juga media komunikasi mekanis seperti telepon serta atau telegram yang sifatnya lebih personal. Komunikasi publik adalah menunjukkan suatu proses komunikasi dimana pesan-pesan disampaikan dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar. Sedangkan yang dimaksud komunikasi massa adalah proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan juga film. Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat (tertunda) dan sangat terbatas. 12

25 Sumber informasi diartikan sebagai subjek ataupun karakter penyampai pesan. Keahlian dan validitas sumber informasi sangat mempengaruhi konsumen. Semakin ahli dan terpercaya sumber informasi, maka konsumen akan semakin percaya. Informasi merupakan sesuatu dipertukarkan antara lingkungan dengan faktor internal individu. Berbagai informasi diterima mengenai objek, atribut dan manfaat suatu produk (Mowen dan Minor dalam Gantina, 2006). Keluarga merupakan salah satu kelompok acuan pertama yang paling mempengaruhi seorang konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari empat kelompok yaitu: (1) sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan; (2) sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan, tampilan; (3) sumber publik: media massa, organisasi penilai konsumen; (4) pengalaman: penanganan, pemeriksaan, menggunakan produk. Setiap sumber informasi tersebut akan memberikan fungsi yang berbeda-beda dalam mempengaruhi keputusan membeli. Informasi dari sumber komersial biasanya menjalankan fungsi pemberitahuan dan sumber-sumber pribadi menjalankan fungsi pengesahan atau evaluasi. Sumber informasi yang berbeda akan menghasilkan keputusan pembelian yang berbeda pula bagi masing-masing konsumen. Karakteristik konsumen dan produk akan memberikan pengaruh berbeda terhadap sumber informasi yang digunakan. Sebagian besar konsumen memperoleh informasi dari sumber komersial. Akan tetapi sumber informasi yang efektif berasal dari sumber pribadi. Sumber komersial umumnya berperan sebagai pemberi informasi, sedangkan sumber pribadi berperan sebagai evaluator. Pada kondisi tertentu, konsumen mencari informasi secara aktif yaitu dengan mencari bahan bacaan, menelepon teman maupun mengevaluasi produk dengan berkunjung ke toko (Kotler, 1997). Persepsi Konsumen Setiap penduduk atau individu adalah seorang konsumen karena melakukan kegiatan konsumsi, baik pangan, non pangan maupun jasa. Bagi konsumen, pasar menyediakan berbagai pilihan produk dan merek yang banyak. Konsumen akan menggunakan berbagai kriteria dalam membeli produk dan merek tertentu. Konsumen adalah individu yang memiliki keragaman latar belakang budaya, pendidikan dan keadaan sosial ekonomi. Oleh karena itu, bagian pemasaran 13

26 berkewajiban untuk memahami konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkannya, apa seleranya dan bagaimana ia mengambil keputusan sehingga produksi barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dengan kata lain, para pemasar harus mengetahui bagaimana konsumen berperilaku, bertindak dan berpikir serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya, sehingga pemasar dapat merancang strategi pemasaran dengan lebih baik. Menurut Mulyana (2002), persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam proses komunikasi. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsi adalah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Menurut Kotler (1997), persepsi merupakan proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi untuk memaknai sesuatu. Sedangkan Rakhmat (2001) mendefinisikan persepsi sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi. Menafsirkan makna informasi inderawi ini melibatkan sensasi, atensi, ekspektasi, motivasi dan memori. Kotler (1997) mengemukakan bahwa seorang individu dapat memiliki persepsi yang berbeda terhadap objek yang sama. Hal ini disebabkan proses pembentukan persepsi mengalami tiga tahapan yaitu: 1. Perhatian selektif. Tahap penyaringan berbagai rangsangan yang diterima individu, perhatian individu akan lebih cenderung terhadap rangsangan yang sesuai dengan kebutuhannya saat ini, sesuai dengan antisipasinya dan cenderung memperhatikan rangsangan yang diluar jangkauan. 2. Distorsi selektif. Tahap pengubahan berbagai informasi dalam diri individu menjadi bermakna pribadi dan diinterpretasikan sesuai dengan konsep yang telah dimiliki oleh individu itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa rangsangan yang muncul tidak selalu dapat diinterpretasikan sesuai dengan yang diinginkan oleh pembuat rangsangan. 3. Ingatan atau retensi selektif. Tahap penempatan informasi menjadi ingatan yang akan selalu disimpan di dalam memori individu. Adanya ingatan selektif ini 14

27 menyebabkan individu akan cenderung mengingat berbagai hal positif yang terdapat dalam produk yang disukainya dibandingkan produk lainnya. Selain itu, dari berbagai informasi yang didapatkan konsumen namun yang akan tersimpan dalam memori adalah informasi yang sesuai dengan pandangan dan keyakinan. Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi. Sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab kesan emosi yang menggembirakan. Selain itu, sensasi dapat didefinisikan sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima terhadap stimuli dasar, seperti cahaya, warna dan suara yang kemudian akan menimbulkan persepsi. Persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisasi dan diinterpretasikan. Persepsi dipengaruhi oleh karakteristik stimuli (atribut produk atau faktor mutu produk), hubungan stimuli dengan faktor sekelilingnya (faktor eksternal) dan kondisi di dalam diri individu (faktor internal individu). Definisi stimuli adalah setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu (Setiadi dalam Mardiyanti, 2005). Konsumen bertindak dan bereaksi umumnya berdasarkan persepsi bukan pada kenyataan objektif, karena kenyataan objektif adalah persepsi konsumen juga. Pemasaran tentunya harus lebih mementingkan persepsi dibandingkan kenyataan objektif karena apa yang dalam persepsi konsumen akan mempengaruhi aksi, kebiasaan dalam pembelian dan sebagainya. Karena setiap individu membuat keputusan seperti menentukan aksi berdasarkan persepsi, maka setiap pemasaran harus memahami persepsi konsumen secara keseluruhan untuk mengetahui faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk. Persepsi adalah tanggapan individu pada stimuli yang didapatnya dan dapat juga dikatakan bahwa persepsi adalah proses yang digunakan individu untuk menafsirkan pesan ataupun untuk memilih dan memaknai sesuatu. Persepsi tentang Mutu Produk Persepsi adalah proses penerimaan rangsang inderawi dan penafsiran atas suatu benda yang diterimanya. Persepsi konsumen berhubungan dengan harapan konsumen akan suatu produk yang disukainya (Tjiptono dalam Prawoto, 2005). Harapan konsumen diyakini mempunyai peranan yang besar dalam menentukan mutu produk (barang dan jasa) dan kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan, 15

28 umumnya harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya. Persepsi tidak akan terjadi jika tidak didahului dengan perhatian konsumen terhadap produk. Tanpa adanya perhatian terhadap barang atau situasi maka tidak akan ada kesadaran, oleh karena itu tidak akan ada persepsi. Perhatian terhadap suatu objek berfungsi sebagai sarana seleksi dan pemilihan berbagai stimulus menjadi suatu informasi yang dapat diterima yang kemudian dapat dirasakan oleh konsumen. Sumarwan (2002) mengemukakan bahwa dari berbagai stimulus, tidak semuanya dapat diterima dan tersimpan dalam memori ingatan konsumen. Hal ini dikarenakan konsumen melakukan pengolahan informasi. Proses pengolahan informasi ini dilakukan konsumen apabila menerima stimulus yang dapat berbentuk produk, kemasan, nama merek, iklan ataupun nama produsen. Mutu Pelayanan dan Produk Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan (Kotler, 1993). Stanson dalam Putri (2006) juga menerangkan definisi produk sebagai kumpulan atribut yang nyata sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise produsen, prestise pengecer dan pelayanan dari produsen serta pengecer yang mungkin dapat diterima oleh konsumen sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya. Di dalam mengevaluasi kualitas pelayanan dan produk, konsumen akan menilai berbagai atribut di antaranya adalah aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis dan besar porsi (Putri, 2006). Aroma Aroma adalah bau yang ditimbulkan dari suatu makanan yang dapat memberikan informasi tentang nilai makanan. Aroma merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi daya terima konsumen terhadap makanan. Citarasa Citarasa adalah kesan yang diterima lidah saat mengkonsumsi suatu makanan yang meliputi enak maupun tidak enak. Rasa dari makanan dideteksi dengan kuncup rasa pada lidah yang dapat mendeteksi perbedaan rasa asin, asam, pahit dan manis. 16

29 Penyajian Menyajikan merupakan kegiatan setelah makanan diproses. Jika fase ini mengecewakan, berarti penyelenggaraan makanan tersebut mengalami kegagalan. Hidangan yang lezat dan bermutu harus ditunjang dengan cara penyajian yang menarik, sehingga dapat memuaskan pelanggan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian makanan meliputi tempat, alat makan, kerapihan mengatur makanan di meja dan lain-lain. Harga Menurut Sumarwan (2002), harga adalah atribut produk dan jasa yang paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi produk. Harga sering menjadi faktor utama untuk mempertimbangkan pemilihan produk maupun jasa. Kotler (1997) mengatakan harga adalah jumlah uang yang ditagihkan sesuatu produk atau jasa, jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa. Harga juga dapat didefinisikan sebagai nilai yang harus diberikan oleh konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ingin digunakan. Pentingnya harga tergantung pada karakteristik konsumen. Pelayanan Pelayanan bukan saja terbatas pada proses pelaksanaan jasa oleh yang melayani kepada yang dilayani. Menyediakan informasi yang membuat konsumen dipermudah dan nyaman untuk mengkonsumsi produk menjadi bagian dari keseluruhan makna pelayanan. Kotler (1997) mendefinisikan pelayanan atau jasa adalah sesuatu perbuatan di mana seseorang atau kelompok menawarkan pada kelompok atau orang lain sesuatu yang pada dasarnya tidak terwujud dan produksinya berkaitan atau tidak berkaitan dengan fisik produk. Pelayanan adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang tidak berwujud, namun dapat dinikmati. Pelayanan yang baik merupakan daya tarik yang besar bagi para pelanggan, sehingga korporat bisnis seringkali menggunakannya sebagai alat promosi. Cara-cara pelayanan yang baik di setiap tempat penjualan atau outlet merupakan salah satu penentu kepuasan pelanggan karena pelanggan tidak hanya terpuaskan oleh kualitas barang saja, mereka juga menginginkan kepuasan dari cara dan saat mereka memperolehnya (Barata, 2003). 17

30 Jenis Jenis adalah suatu bentuk dari suatu produk. Dalam hal ini steak dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu steak sapi (beef steak), steak ayam (chicken steak), dan steak yang terbuat dari aneka hasil laut (seafood steak). Jenis steak dibagi menjadi dua yaitu steak lokal dan steak impor. Besar Porsi Besar porsi merupakan salah satu yang dapat dinilai dalam menilai atau mempersepsikan mutu suatu produk. Besar porsi adalah seberapa banyak makanan yang dihidangkan. Cukup atau tidaknya porsi yang disajikan tergantung dari karakteristik konsumen yang mengkonsumsinya. Keputusan Mengkonsumsi Perilaku Konsumen Menurut Prasetijo dan John (2004), perilaku konsumen adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap yaitu: (1) tahap perolehan: mencari dan membeli, (2) tahap konsumsi: menggunakan dan mengevaluasi dan (3) tahap tindakan pasca beli: apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi. Engel et al. (1994) mendefinisikan perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului tindakan tersebut. Keputusan pembelian dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu : 1. Pengaruh lingkungan, yang terdiri dari: 1) budaya merupakan nilai, gagasan, dan simbol yang bermakna masyarakat membentuk individu untuk berkomunikasi, menafsirkan dan evaluasi sebagai anggota; 2) kelas sosial, menunjukkan preferensi produk dan merek yang berbeda; 3) pengaruh pribadi, kepercayaan sikap dan perilaku konsumen dipengaruhi ketika orang lain digunakan sebagai kelompok acuan; 4) pengaruh sosial, kelompok acuan, keluarga serta perilaku konsumen dan status dan 5) situasi. 2. Perbedaan individu, terdiri dari: 1) sumberdaya konsumen terdiri dari waktu, uang dan perhatian; 2) motivasi dan keterlibatan; 3) pengetahuan serta 4) kepribadian, gaya hidup dan demografi. 18

31 3. Proses psikologi, terdiri dari: 1) pencarian informasi; 2) pembelajaran serta 3) perubahan sikap dan perilaku. Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan merupakan istilah yang umumnya berhubungan dengan lima langkah dalam proses pemecahan masalah yang berakhir dengan dipilihnya suatu alternatif yang merupakan suatu tindakan pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus dilalui atau digunakan untuk membuat keputusan. Tahap-tahap ini merupakan kerangka dasar, sehingga setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sub tahap (langkah) yang lebih khusus atau spesifik dan operasional (Hasan, 2002). Menurut Anderson et al. (1996), ada lima tahap proses pengambilan keputusan yaitu mendefinisikan masalah, mengidentifikasikan alternatif, menentukan kriteria, mengevaluasi alternatif dan memilih alternatif. Proses keputusan konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi produk dan jasa akan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu: (a) kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen dan lembaga lainnya, (b) faktor perbedaan individu konsumen dan (c) faktor lingkungan konsumen. Keputusan mengkonsumsi seseorang dalam mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi suatu produk, bersifat subyektif. Persepsi seseorang diduga akan mempengaruhi pengambilan keputusan dalam menentukan keputusan mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi suatu produk. 19

32 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Tepatnya di Jalan Malabar No. 2 Bogor. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan di lokasi tersebut menjual berbagai masakan steak. Waktu penelitian dilaksanakan selama satu bulan yaitu selama bulan Maret Populasi dan Sampel Populasi Populasi ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya merupakan peubah yang diamati. Berdasarkan data sekunder dari Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor tentang jumlah pengunjung yang mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor pada tahun 2006 adalah sebanyak 2000 orang dalam setiap bulannya, dan ini diasumsikan sebagai populasi. Sampel Pengambilan sampel dilakukan secara tidak acak (unprobable sampling), yaitu dengan teknik accidental sampling (memilih responden yang kebetulan sedang makan). Penentuan jumlah sampel berdasarkan perhitungan rumus Slovin: n = N. Keterangan: n = Jumlah sampel 1 + N.e 2 N = Jumlah populasi e = Persentase ketidaktelitian (e = 10%) n = (0,1) 2 = 95,24 = 96 orang Sehingga sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 96 orang.

33 Pemilihan sampel dibagi secara proporsional berdasarkan waktu yang meliputi minggu, hari dan pukul. Pada minggu pertama sebanyak 24 orang, minggu kedua 24 orang, minggu ketiga 24 orang dan minggu keempat sebanyak 24 orang. Pengambilan sampel yang sebanyak 96 orang tersebut seperti yang disajikan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Jumlah Sampel Penelitian di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor No Waktu Hari Pukul Jumlah Sampel (orang) 1 Minggu ke 1 Senin s/d Minggu s/d Minggu ke 2 Senin s/d Minggu s/d Minggu ke 3 Senin s/d Minggu s/d Minggu ke 4 Senin s/d Minggu s/d Jumlah 96 Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai survei deskriptif korelasional yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data primer untuk mengamati hubungan antar peubah. Peubah bebas dalam penelitian ini, yaitu karakteristik konsumen. Peubah antara adalah persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak. Sedangkan peubah terikat adalah keputusan mengkonsumsi. Data dan Instrumentasi Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner yang disebar dan diisi oleh responden. Data sekunder diperoleh dari pimpinan atau manager Restoran Obonk Steak and Ribs Bogor yaitu data mengenai keadaan umum lokasi penelitian. Instrumentasi Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang disebar dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama berisikan pertanyaan mengenai karakteristik konsumen. Bagian kedua berisikan pernyataan-pernyataan mengenai persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Bagian ketiga berisikan pernyataan-pernyataan mengenai keputusan konsumen mengkonsumsi steak. 21

34 Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan beberapa istilah operasional yang digunakan untuk mengukur berbagai peubah yang diteliti. Masing-masing peubah terlebih dahulu diberi batasan sehingga dapat ditentukan indikator pengukurannya. Istilahistilah tersebut yaitu: 1. Karakteristik konsumen adalah sifat atau ciri yang melekat pada diri konsumen. Dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu: i. Umur adalah usia responden pada saat dilakukan penelitian yang diukur dalam satuan tahun, diukur dengan menggunakan skala rasio. ii. Jenis kelamin adalah perbedaan gender pada responden berdasarkan kategori laki-laki dan perempuan, diukur dengan menggunakan skala nominal. iii. Pendidikan adalah jenjang tertinggi sekolah terakhir yang telah diselesaikan responden, seperti: tidak tamat SD, SD, SMP, SMA, Diploma, Sarjana dan Pascasarjana (S 2 /S 3 ), diukur dengan menggunakan skala nominal. iv. Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan responden saat ini, seperti: pelajar, mahasiswa, pegawai swasta, pegawai negeri, wiraswasta, dan lain sebagainya, diukur dengan menggunakan skala nominal. v. Penghasilan adalah pendapatan yang diperoleh dalam satu bulan terakhir saat penelitian dilakukan, diukur dengan menggunakan skala rasio dalam rupiah. vi. Pengetahuan produk adalah informasi yang dapat diingat oleh responden mengenai produk steak, diukur berdasarkan kategori baik bila banyak menjawab benar dan kurang bila banyak menjawab salah, dengan menggunakan skala nominal. vii. Sumber informasi pembentuk persepsi adalah media yang digunakan responden untuk mengetahui produk steak ditempat penelitian yang meliputi: teman, keluarga dan istri, spanduk, brosur dan melihat langsung, diukur dengan menggunakan skala nominal. 2. Persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak diukur sejauhmana ketertarikan konsumen pada produk tersebut meliputi aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis dan besar porsi yang diukur dengan menggunakan skala ordinal. 22

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor) PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor) SKRIPSI DISTI LASTRIANI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan) SKRIPSI EVA SUSANTI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

Karakteristik Konsumen 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan 4. Pekerjaan 5. Pendapatan 6. Etnis

Karakteristik Konsumen 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan 4. Pekerjaan 5. Pendapatan 6. Etnis KERANGKA PEMIKIRAN Rumah Makan Wong Solo merupakan salah satu restoran waralaba lokal yang memiliki peluang pasar yang baik dan sudah cukup dikenal oleh masyarakat pada umumnya. Saat ini Rumah Makan Wong

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA (Kasus Kelompok Tani Mandiri, Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) SKRIPSI RENDY JUARSYAH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Memahami keinginan konsumen dan mempelajari perilaku konsumen sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan untuk mengetahui bagaimana perilaku

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS WARUNG MAKAN STEAK

PELUANG BISNIS WARUNG MAKAN STEAK KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS WARUNG MAKAN STEAK DISUSUN OLEH : GINA ANGGITA PUTERI KINASIH 10.11.3909 S1 TI 2E STMIK AMIKOM Yogyakarta T.A. 2010-2011 ABSTRAK ABSTRAK Karya ilmiah ini berjudul

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS IKLAN SOSIS DI TELEVISI DALAM MEMBENTUK CITRA PRODUK SOSIS (Kasus Siswa SMA Negeri 5 Bogor) SKRIPSI RETTY PERMATA SARI

EFEKTIVITAS IKLAN SOSIS DI TELEVISI DALAM MEMBENTUK CITRA PRODUK SOSIS (Kasus Siswa SMA Negeri 5 Bogor) SKRIPSI RETTY PERMATA SARI EFEKTIVITAS IKLAN SOSIS DI TELEVISI DALAM MEMBENTUK CITRA PRODUK SOSIS (Kasus Siswa SMA Negeri 5 Bogor) SKRIPSI RETTY PERMATA SARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membina kehidupan. Kebutuhan esensial tersebut adalah makan dan minum

I. PENDAHULUAN. membina kehidupan. Kebutuhan esensial tersebut adalah makan dan minum 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia yang esensial diperlukan untuk membina kehidupan. Kebutuhan esensial tersebut adalah makan dan minum karena di dalamnya terdapat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta )

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) SKRIPSI SETYO UTOMO PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

PERSEPSI SANTRI DALAM KEPUTUSAN MENGKONSUMSI SUSU KAMBING

PERSEPSI SANTRI DALAM KEPUTUSAN MENGKONSUMSI SUSU KAMBING PERSEPSI SANTRI DALAM KEPUTUSAN MENGKONSUMSI SUSU KAMBING (Studi Kasus di Pondok Pesantren Modern Sahid Desa Gunung Menyan Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor) SKRIPSI ROSA SAMROTUL FAUZAH PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor)

Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor) Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 1 /Juni 216 (66-74) Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor) Esa Khoirinnisa,

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN PENGHAYATAN BUDAYA PERUSAHAAN (Kasus di PT. Madu Pramuka, Cibubur - Jakarta Timur)

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN PENGHAYATAN BUDAYA PERUSAHAAN (Kasus di PT. Madu Pramuka, Cibubur - Jakarta Timur) HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN PENGHAYATAN BUDAYA PERUSAHAAN (Kasus di PT. Madu Pramuka, Cibubur - Jakarta Timur) SKRIPSI DEWI SHINTA KOMALA SARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah peran bauran pemasaran terhadap perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah peran bauran pemasaran terhadap perilaku 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek penelitian adalah peran bauran pemasaran terhadap perilaku pembelian konsumen Kopi Luwak Malabar. Penelitian ini dilakukan di PT. NuGa

Lebih terperinci

Analisis Preferensi, Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Terhadap Hidangan Steak Di Waroeng Steak And Shake Cabang Jatinangor Kabupaten Sumedang

Analisis Preferensi, Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Terhadap Hidangan Steak Di Waroeng Steak And Shake Cabang Jatinangor Kabupaten Sumedang Analisis Preferensi, Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Terhadap Hidangan Steak Di Waroeng Steak And Shake Cabang Jatinangor Kabupaten Sumedang Mega Ariani, Taslim, dan Anita Fitriani Jurusan Sosial Ekonomi

Lebih terperinci

PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A

PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A 14103696 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MARTABAK TELUR KAKI LIMA DI KAWASAN JEMBATAN MERAH, KOTA BOGOR SKRIPSI TINA INDAH SUKMAWATI LESTARI GIRSANG

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MARTABAK TELUR KAKI LIMA DI KAWASAN JEMBATAN MERAH, KOTA BOGOR SKRIPSI TINA INDAH SUKMAWATI LESTARI GIRSANG ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MARTABAK TELUR KAKI LIMA DI KAWASAN JEMBATAN MERAH, KOTA BOGOR SKRIPSI TINA INDAH SUKMAWATI LESTARI GIRSANG PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Daging Sapi Daging berasal dari hewan ternak yang sudah disembelih. Daging tersusun dari jaringan ikat, epitelial, jaringan-jaringan syaraf, pembuluh darah dan lemak. Jaringan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Konsumen Responden dalam penelitian ini adalah pembeli sayuran segar di Pasar Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. Pengumpulan data

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 21 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Konsumen secara sederhana dapat didefinisikan sebagai individu yang membeli atau menggunakan barang atau jasa. Dalam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah orang yang melakukan tindakan menghabiskan nilai barang dan jasa setelah mengeluarkan sejumlah

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI HESTI INDRAWASIH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan produk saat ini merupakan sebuah dampak dari semakin banyak dan kompleksnya kebutuhan manusia. Dengan dasar tersebut, maka setiap perusahaan harus memahami

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ERLI YUNEKANTARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MAKANAN SIAP SAJI DI KENTUCKY FRIED CHICKEN

ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MAKANAN SIAP SAJI DI KENTUCKY FRIED CHICKEN ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MAKANAN SIAP SAJI DI KENTUCKY FRIED CHICKEN CABANG PAJAJARAN, BOGOR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN Oleh YUGI RAMDHANI A.14101057 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Steak berasal dari beef steak yang artinya adalah sepotong daging. Daging yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Steak berasal dari beef steak yang artinya adalah sepotong daging. Daging yang 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Steak Steak berasal dari beef steak yang artinya adalah sepotong daging. Daging yang biasanya diolah menjadi steak adalah daging merah dan dada ayam. Kebanyakan steak dipotong

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Wisatawan Sebagai Konsumen Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, mendefinisikan konsumen adalah setiap orang pemakai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam berinteraksi dengan lingkungannya. dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael, gaya hidup adalah A mode of

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam berinteraksi dengan lingkungannya. dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael, gaya hidup adalah A mode of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Gaya Hidup Gaya hidup menurut Kotler (2002:192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang iekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG Kasus pada Kelompok Ternak Lembu Jaya dan Bumi Mulyo Kabupaten Banjarnegara SKRIPSI TAUFIK BUDI PRASETIYONO PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN MARLIA PRATIWI.

Lebih terperinci

PERSEPSI PETERNAK SAPI POTONG KEREMAN TERHADAP INOVASI TEKNOLOGI MESIN SILASE ONGGOK TAPIOKA

PERSEPSI PETERNAK SAPI POTONG KEREMAN TERHADAP INOVASI TEKNOLOGI MESIN SILASE ONGGOK TAPIOKA PERSEPSI PETERNAK SAPI POTONG KEREMAN TERHADAP INOVASI TEKNOLOGI MESIN SILASE ONGGOK TAPIOKA (Kasus Inovasi pada Kelompok Peternak Sapi Potong Kereman Margo Lestari di Desa Sidomukti Kecamatan Margoyoso

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2004:25) Perilaku konsumen dapat diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan

Lebih terperinci

ANALISIS EKUITAS MEREK SUSU CAIR ULTRA HIGH TEMPERATURE MEREK ULTRA MILK DI FOODMART PLAZA EKALOKASARI BOGOR SKRIPSI LISA PAHADA

ANALISIS EKUITAS MEREK SUSU CAIR ULTRA HIGH TEMPERATURE MEREK ULTRA MILK DI FOODMART PLAZA EKALOKASARI BOGOR SKRIPSI LISA PAHADA ANALISIS EKUITAS MEREK SUSU CAIR ULTRA HIGH TEMPERATURE MEREK ULTRA MILK DI FOODMART PLAZA EKALOKASARI BOGOR SKRIPSI LISA PAHADA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Konsumen Sumarwan (2004) menyatakan bahwa konsumen terdiri dari dua yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan BAB V ANALISA 5.1 Analisis Segmentasi Segmentasi berdasarkan variabel demografi dengan analisis klaster pada bab sebelumnya terbentuk 3 klaster, berdasarkan variabel gaya hidup juga terbentuk 3 klaster,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan besarnya kebutuhan masyarakat akan makanan sebagai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Definisi Konsumen Konsumen adalah seseorang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan dan penggunaan dari suatu produk dalam rangka memenuhi tujuan penggunaan, kebutuhan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian dan pengukuran yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

"4 ANALISIS PERILAKU KONSUMEN WANITA BEKERJA. DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU LOWmON FAT (Studi Kasus di Pasar Swalayan Hero Bogor)

4 ANALISIS PERILAKU KONSUMEN WANITA BEKERJA. DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU LOWmON FAT (Studi Kasus di Pasar Swalayan Hero Bogor) "4 ANALISIS PERILAKU KONSUMEN WANITA BEKERJA DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU LOWmON FAT (Studi Kasus di Pasar Swalayan Hero Bogor) PROGRAM STUD1 SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DOMESTIK DAGING SAPI INDONESIA SKRIPSI ADITYA HADIWIJOYO

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DOMESTIK DAGING SAPI INDONESIA SKRIPSI ADITYA HADIWIJOYO ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DOMESTIK DAGING SAPI INDONESIA SKRIPSI ADITYA HADIWIJOYO PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN ADITYA HADIWIJOYO.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persepsi Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memiih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsumen dan Perilaku Konsumen Menurut Sumarwan (2002), konsumen terdiri dari dua jenis yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran merupakan salah satu dari hal terpenting bagi perusahaan untuk membantu organisasi mencapai tujuan utamanya adalah mendapatkan laba atau

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS

KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI Pengunjung restoran yang mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Restoran Khaspapi memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbedabeda. Latar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 :

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Konsumsi dan Konsumen Konsumsi berasal dari bahasa Belanda consumptie. Pengertian konsumsi secara tersirat dikemukakan oleh Holbrook

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI WILAYAH JAKARTA TIMUR SKRIPSI SUCI WULANDARI

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI WILAYAH JAKARTA TIMUR SKRIPSI SUCI WULANDARI ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI WILAYAH JAKARTA TIMUR SKRIPSI SUCI WULANDARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SUCI WULANDARI.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat kebutuhan dan. keinginan manusia terhadap makanan semakin bervariasi.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat kebutuhan dan. keinginan manusia terhadap makanan semakin bervariasi. I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat kebutuhan dan keinginan manusia terhadap makanan semakin bervariasi. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Inovasi Produk Menurut Kotler dan Keller (2009) inovasi adalah produk, jasa, ide, dan persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

Analisis kualitas pelayanan (service quality) terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan sop ayam Pak Min Klaten di Malang

Analisis kualitas pelayanan (service quality) terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan sop ayam Pak Min Klaten di Malang Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (1): 30-34 ISSN: 0852-3581 Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/ Analisis kualitas pelayanan (service quality) terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan sop ayam

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini dilakukan untuk melihat perilaku konsumen yang melakukan aktivitas pembelian di DKI Jakarta khususnya. Aktivitas pembelian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Retail (Eceran) Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha menjual barang atau jasa

Lebih terperinci

Bab 3. Model Perilaku Konsumen

Bab 3. Model Perilaku Konsumen Bab 3 Model Perilaku Konsumen PERILAKU KONSUMEN Tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bidang usaha restoran merupakan salah satu bidang usaha yang masih bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. Bidang usaha restoran merupakan salah satu bidang usaha yang masih bisa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPermasalahan Bidang usaha restoran merupakan salah satu bidang usaha yang masih bisa bertahan dan bahkan berkembang di dalam kondisi perekonomian Indonesia yang tidak

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) Muhammad Febri Anggian Siregar, Iskandarini, Hasman Hasyim Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi sangat terasa cepat di segala aspek kehidupan. Perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi sangat terasa cepat di segala aspek kehidupan. Perkembangan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman yang semakin maju ini dampak perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat terasa cepat di segala aspek kehidupan. Perkembangan teknologi semakin

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. bermanfaat bagi manusia. Daging banyak dikonsumsi oleh manusia untuk

PENDAHULUAN. bermanfaat bagi manusia. Daging banyak dikonsumsi oleh manusia untuk I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditas hasil ternak yang sangat bermanfaat bagi manusia. Daging banyak dikonsumsi oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Terdapat banyak

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT

ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT OLEH : FANNY RAMA A. 14104547 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul Analisis Konsumsi Beras Merah (Oryza nivara) dengan Pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB).

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER Kuesioner sebagai alat ukur dalam rangka mengumpulkan data harus mampu menghasilkan data yang valid dan reliabel. Untuk itu dilakukan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan langsung yang terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin - Tempat tinggal -

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin  - Tempat tinggal  - HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Karakteristik siswa adalah ciri-ciri yang melekat pada diri siswa, yang terdiri dari jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan orang tua, pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zaman globalisasi saat ini banyak kemajuan dan perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis modern. Perubahan yang terjadi ditandai dengan adanya kemajuan teknologi,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Responden pada penelitian ini merupakan konsumen dari

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Produk Aqua (Studi pada Masyarakat Desa Slimbung Kecamatan Ngadiluwih

Lebih terperinci

ANALISIS BENCHMARKING BISNIS KOMPETITIF STEAK (Studi Kasus Obonk Steak and Ribs di Bogor, Jawa Barat) Oleh : ZULKA AFIFFEY A

ANALISIS BENCHMARKING BISNIS KOMPETITIF STEAK (Studi Kasus Obonk Steak and Ribs di Bogor, Jawa Barat) Oleh : ZULKA AFIFFEY A ANALISIS BENCHMARKING BISNIS KOMPETITIF STEAK (Studi Kasus Obonk Steak and Ribs di Bogor, Jawa Barat) Oleh : ZULKA AFIFFEY A14105629 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. permintaan atas penyedia makanan siap saji meningkat, disamping itu faktor

I. PENDAHULUAN. permintaan atas penyedia makanan siap saji meningkat, disamping itu faktor I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan perubahan yang cukup signifikan pada gaya hidup masyarakat. Perubahan ini juga terlihat pada pola konsumsi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan suatu kebutuhan primer setiap manusia untuk mempertahankan hidupnya. Makanan selalu dibutuhkan manusia untuk dikonsumsi setiap hari, sehingga sebagian

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 24 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner Kuesioner merupakan instrumen yang digunakan untuk menguji beberapa analisis yang diinginkan. Namun kuesioner sebelum digunakan harus melalui

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Kasus Restoran Hot Cwie Mie Malang dan Roellie s Margonda Depok)

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Kasus Restoran Hot Cwie Mie Malang dan Roellie s Margonda Depok) HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Kasus Restoran Hot Cwie Mie Malang dan Roellie s Margonda Depok) SKRIPSI MUHAMMAD ZICO FADLY PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan konsep yang mendasari perumusan masalah. Kerangka pemikiran dan hipotesis. Melihat kerangka konsep

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain survei deskriptif

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG

HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG (Kasus pada Mahasiswa Fakultas Peternakan IPB) SKRIPSI JURIAN ANDIKA DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kegiatan pemasaran sebagaimana telah diketahui bersama adalah suatu usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kegiatan pemasaran sebagaimana telah diketahui bersama adalah suatu usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi dari kegiatan pokok perusahaan, disamping fungsi yang lain selain seperti keuangan, produksi, dan personalia. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi pangan masyarakat berubah. Perubahan pola atau gaya hidup masyarakat yang sudah semakin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Yang Melandasi Permasalahan Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam masalah, maka perlu dikemukakan suatu landasan teori yang bersifat ilmiah. Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KONSUMSI SUSU BUBUK, SUSU KENTAL MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA

ANALISIS POLA KONSUMSI SUSU BUBUK, SUSU KENTAL MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA ANALISIS POLA KONSUMSI SUSU BUBUK, SUSU KENTAL MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA (Survey Pada Perumahan Taman Pagelaran,Kelurahan Padasuka, Kecamatan Ciomas, Bogor) SKRIPSI KHUSNA RONY AGUSTINA

Lebih terperinci

6.1. Karakteristik Responden Bakso Kota Cakman Bogor

6.1. Karakteristik Responden Bakso Kota Cakman Bogor dihadapi restoran yaitu persentase keuntungan dari penerimaan penjualan dengan nilai yang kecil serta penerimaan restoran yang terus berfluktuasi setiap bulannya. Bakso Kota Cakman Bogor menggunakan system

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak terlepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak terlepas dari pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak terlepas dari pengaruh manusia lain dalam berinteraksi sehari-hari. Terutama dalam memenuhi kebutuhannya, karena setiap manusia

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DESAIN PENELITIAN Penelitian ini di desain melalui pendekatan cross-sectional study yaitu rancangan suatu studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Pemasaran Banyak orang beranggapan bahwa pemasaran adalah sebuah kegiatan menjual atau mengiklankan suatu produk. Pada sebagian besar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Membeli 1. Pengertian Perilaku Membeli Perilaku adalah semua respon (reaksi, tanggapan, jawaban; balasan) yang dilakukan oleh suatu organisme (Chaplin, 1999). Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin cepatnya arus informasi pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang dengan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan pemasaran yaitu membuat agar penjualan

Lebih terperinci

PREFERENSI PEMILIHAN PRODUK TERNAK SEBAGAI LAUK HARIAN (Studi Kasus di Universitas Wijayakususma) Sulistyaningtyas 1)

PREFERENSI PEMILIHAN PRODUK TERNAK SEBAGAI LAUK HARIAN (Studi Kasus di Universitas Wijayakususma) Sulistyaningtyas 1) PREFERENSI PEMILIHAN PRODUK TERNAK SEBAGAI LAUK HARIAN (Studi Kasus di Universitas Wijayakususma) Sulistyaningtyas 1) ABSTRAK Penelitian mengenai preferensi konsumen di Universitas Wijayakusuma terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keputusan pembelian fresh product di ritel tradisional dan ritel modern. Pemilihan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keputusan pembelian fresh product di ritel tradisional dan ritel modern. Pemilihan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fresh product di ritel tradisional dan ritel modern. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam bisnis yang meliputi pencarian bahan baku produk hingga produk tersebut sampai ke konsumen. Beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk dapat mencapai tujuan organisasinya. Salah satunya adalah merancang strategi pemasaran yang efektif. Pemasaran merupakan

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER (Kasus Mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Tahun Masuk 2006, Fakultas Ekologi Manusia) ALWIN TAHER I34051845 DEPARTEMEN SAINS

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengkajian terhadap fenomena ataupun

Lebih terperinci

Pembimbing Utama : Ir. Richard WE Lumintang MSEA Pembimbing Anggota : Ir. Sudjana Natasamita

Pembimbing Utama : Ir. Richard WE Lumintang MSEA Pembimbing Anggota : Ir. Sudjana Natasamita HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETERNAK TERHADAP EFEKTIVITAS PENYULUHAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN SAPI POTONG (Kasus di Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat) SKRIPSI Rahma Delni PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci