MEKANISME SUKU BUNGA SBI SEBAGAI SASARAN OPERASIONAL KEBIJAKAN MONETER DAN VARIABEL MAKROEKONOMI INDONESIA:

Transkripsi

1 Mekaisme Suku Buga SBI sebagai Sasara Operasioal Kebiaka Moeter da Variabel Makroekoomi Idoesia: MEKANISME SUKU BUNGA SBI SEBAGAI SASARAN OPERASIONAL KEBIJAKAN MONETER DAN VARIABEL MAKROEKONOMI INDONESIA: Nova Riaa Baarahor Abstract Bak Idoesia has applied the Iflatio Targetig Framework (ITF) to reach its sigle-fial obective; stabilizig Rupiah reflected i the iflatio ad its exchage rate. The cetral bak of Idoesia uses the iterest rate as his operatioal target to achieve the targeted iflatio. Regardless of whether Bak Idoesia uses the Certificate of Bak Idoesia (SBI) or the moey market rate (PUAB), o empirical groud the targeted iflatio is hard to achieve. This paper aalyzes the moetary policy of Bak Idoesia ad its impact o macroecoomic variables. The applicatio of Differeced Vector Autoregressive (DVAR) method shows that the moetary policy has a direct impact o the time deposit rate ad a idirect impact o the exchage rate, moey supply, gross domestic product ad o cosumer»s price idex. JEL Classificatio: C32, E52, E58 Keywords: SBI Iterest Rate Mechaism, DVAR, IRF, FEVD Alumi Fakultas Ekoomika da Bisis UGM. Peulis meyampaika ucapa terimakasih kepada Prof. Dr. Isukidro M.A. atas segala bimbiga da batua dalam peulisa artikel ii.

2 22 Buleti Ekoomi Moeter da Perbaka, Juli 28 I. PENDAHULUAN I.. Latar Belakag Udag-udag No. 23 Tahu 999 tetag Bak Idoesia (BI) sebagaimaa telah diamademe dega Udag-udag No. 3 Tahu 24 pada Pasal 7 meyataka bahwa Idoesia telah megaut kebiaka moeter dega tuua tuggal yaki mecapai da memelihara kestabila ilai rupiah. Stabilitas ilai rupiah terhadap barag da asa dapat tercermi pada perkembaga lau iflasi da stabilitas ilai rupiah terhadap mata uag egara lai tercermi pada perkembaga ilai tukar rupiah. Kebiaka moeter dega tuua stabilisasi ilai rupiah mulai diterapka seak tahu 2. Tuua tuggal kebiaka moeter BI tersebut teragkum dalam keragka strategis peargeta iflasi (iflatio targetig). Peargeta iflasi adalah sebuah keragka kera utuk kebiaka moeter yag ditadai dega pegumuma kepada masyarakat tetag agka target iflasi dalam satu periode tertetu (Wariyo dkk, 23: 3). Peargeta iflasi secara eksplisit meyataka bahwa tuua akhir kebiaka moeter adalah mecapai da meaga tigkat iflasi yag redah da stabil. Berkaita dega tuua peargeta iflasi, yaitu utuk mecapai lau iflasi yag redah da stabil dalam agka paag, maka pemeritah da BI meetapka bahwa sasara iflasi agka meegah da paag yag igi dicapai adalah sebesar 3%. Utuk mecapai keigia tersebut, Pemeritah da BI meetapka sasara iflasi agka pedek yag harus dicapai setiap tahu. Sasara iflasi yag perah ditetapka serta realisasiya setiap tahu dapat dituukka pada tabel berikut. Tabel III. Sasara Iflasi da Realisasiya Tahu Sasara iflasi yag diigika Tigkat Iflasi Akhir Periode Pecapaia sasara iflasi 2 3,-5,% 9,4% Tidak Tercapai 2 4,-6,% 2,5% Tidak Tercapai 22 9,-,%,% Tercapai 23 8,-,% 5,2% Tidak Tercapai 24 6,-8,% 6,4% Tercapai 25 5,-7,% 7,% Tidak Tercapai 26 4,5-6,5% 6,6% Tidak Tercapai 27 4,-6,% 6,6% Tidak Tercapai 26) 7,-9,% 6,6% Tidak Tercapai 27) 5,-7,% 6,6% Tercapai Sumber: (diolah) Keteraga: ) Revisi pada 7 Maret 26

3 Mekaisme Suku Buga SBI sebagai Sasara Operasioal Kebiaka Moeter da Variabel Makroekoomi Idoesia: Pada tahu 25 tigkat iflasi yag teradi auh berbeda dari perkiraa yag telah ditetapka. Tigkat iflasi yag tiggi pada tahu 25 tersebut teradi sebagai akibat dari keaika harga miyak duia. Harga miyak duia yag megalami keaika megakibatka iflasi aik secara taam da keaika tersebut tidak dapat diatisipasi oleh BI sebelumya. Berkaita dega adaya peigkata harga miyak duia pada tahu 25 tersebut, BI melakuka revisi sasara iflasi tahu 26 da 27. Pada tahu 23 da 26 setelah revisi tigkat iflasi yag teradi lebih redah dari sasara iflasi yag telah ditetapka sebelumya. Sasara iflasi pada kedua tahu tersebut tetap saa dapat diyataka tidak tercapai karea tigkat iflasi yag lebih redah dari sasara iflasi yag telah ditetapka meuukka bahwa peghituga sasara iflasi yag telah ditetapka tidak tepat. Dari Tabel III. tersebut dapat diyataka bahwa secara umum target iflasi setiap tahu yag telah ditetapka oleh BI belum dapat tercapai sepeuhya. Semetara itu, seak taggal 4 Agustus 997 pemeritah meetapka sistem ilai tukar yag diaut adalah sistem ilai tukar megambag bebas. Dalam sistem ilai tukar megambag bebas, ilai tukar dibiarka bergerak sesuai dega kekuata permitaa da peawara yag teradi di pasar. Sistem ilai tukar megambag bebas memugkika teradiya ilai tukar yag sagat fluktuatif sehigga dapat meambah ketidakpastia bagi duia usaha. Yag dapat dilakuka oleh BI adalah meaga agar fluktuasiya tidak tiggi. Keyataa ii meimbulka pertayaa seauh maa tuua BI seperti tertera pada Udag-udag tetag BI dapat dicapai. Dalam peerapa peargeta iflasi, keragka kebiaka moeter dialaka dega pedekata berdasarka harga besara moeter. Kebiaka moeter dega pedekata harga megguaka suku buga sebagai sasara operasioalya. Seala dega peerapa sistem ilai tukar megambag bebas da sesuai dega amaat Udag-udag No. 23 Tahu 999 maka BI mewacaaka pegguaa suku buga Sertifikat Bak Idoesia (SBI) sebagai sasara operasioal kebiaka moeter (Kharie, 26). Kebiaka tersebut memiliki tuua utuk meigkatka efektivitas kebiaka moeter yag berpedekata harga di bawah sistem ilai tukar megambag bebas. Semetara itu, Wariyo da Zulverdi (998) meyataka bahwa suku buga yag cocok diadika sebagai sasara operasioal kebiaka moeter adalah suku buga Pasar Uag Atar Bak (PUAB). Pemiliha suku buga PUAB sebagai sasara operasioal karea pertimbaga bahwa suku buga PUAB memiliki kaita yag erat dega suku buga deposito, mecermika kodisi likuiditas di pasar uag, da sekaligus dapat dipegaruhi oleh istrume operasi pasar terbuka. Mulai Juli 25, suku buga BI Rate diperguaka sebagai siyal respo kebiaka moeter da sasara operasioal. BI Rate adalah suku buga dega teor satu bula yag diumumka oleh BI secara periodik utuk agka waktu tertetu yag berfugsi sebagai siyal kebiaka

4 24 Buleti Ekoomi Moeter da Perbaka, Juli 28 moeter ( BI Rate diimplemetasika melalui operasi pasar terbuka utuk SBI satu bula karea beberapa pertimbaga. Pertama, SBI satu bula telah diperguaka sebagai bechmark oleh perbaka da pelaku pasar di Idoesia dalam berbagai aktivitasya. Kedua, pegguaa SBI satu bula sebagai sasara operasioal aka memperkuat siyal respo kebiaka moeter yag ditempuh BI. Ketiga, dega perbaika kodisi perbaka da sektor keuaga, SBI satu bula terbukti mampu metrasmisika kebiaka moeter ke sektor keuaga da ekoomi. Terdapat beberapa peelitia yag releva megeai pegaruh kebiaka moeter melalui suku buga terhadap beberapa variabel makroekoomi pada satu atau beberapa egara. Cheg (26) megaalisis dampak keuta kebiaka moeter di egara Keya. Cheg (26) meyataka bahwa peigkata suku buga agka pedek cederug diikuti oleh peurua tigkat harga da apresiasi ilai tukar omial, amu tidak memiliki dampak yag sigifika terhadap output. Dabla-Norris da Floerkemeier (26) megaalisis dampak kebiaka moeter di egara Armeia. Dabla-Norris da Floerkemeier (26) meuukka bahwa kemampua kebiaka moeter dalam mempegaruhi aktivitas ekoomi da iflasi masih terbatas. Jalur suku buga tetap lemah dalam mempegaruhi output, amu terdapat pegaruh yag kecil dari keuta suku buga terhadap harga. Peelitia megeai topik yag releva di Idoesia sediri telah bayak dilakuka. Julaihah da Isukidro (24) meyataka bahwa suku buga SBI mampu mempegaruhi pergeraka suku buga deposito satu bula, IHK, tigkat output, da ilai tukar. Bahka, keuta suku buga SBI mampu memberi kotribusi dalam meelaska variabilitas pertumbuha ekoomi meskipu dalam agka paag. Selautya, Soliki (25) meyataka bahwa suku buga SBI berpegaruh secara sigifika da persiste haya pada iflasi. Namu, pegaruhya terhadap pertumbuha output da kesempata kera relatif kecil. Selai itu, Nuryati, Siregar da Ratawati (26) meyataka bahwa suku buga SBI haya berpegaruh sagat kecil terhadap tigkat harga da ilai tukar. Walaupu terdapat beberapa peelitia terdahulu megeai dampak kebiaka moeter terhadap variabel ekoomi, peelitia ii tetap petig utuk dilakuka. Pegukura yag tepat megeai dampak perubaha kebiaka moeter terhadap ekoomi sagatlah petig, baik utuk membuat kebiaka yag tepat maupu utuk memilih diatara alteratif teori makroekoomi (Berake da Mihov, 998). Semetara itu, masih terdapat ketidakpastia yag besar megeai dampak kebiaka moeter pada aktivitas ekoomi da harga (Fug, 22).

5 Mekaisme Suku Buga SBI sebagai Sasara Operasioal Kebiaka Moeter da Variabel Makroekoomi Idoesia: I.2. Perumusa Masalah Tugas pokok BI saat ii meadi lebih fokus karea memiliki sasara tuggal. Namu, dalam pelaksaaaya tugas tersebut cukup berat megigat kestabila ilai rupiah tidak sepeuhya dapat dikedalika oleh BI. BI haya memiliki kemampua utuk mempegaruhi tekaa iflasi dari sisi permitaa, sedag tekaa iflasi yag berasal dari sisi peawara sepeuhya berada diluar pegedalia BI. Demikia pula, dega ditetapkaya sistem ilai tukar megambag bebas maka ilai tukar rupiah aka sepeuhya ditetapka oleh kekuata pasar. Tuua tuggal kebiaka moeter BI utuk meaga stabilitas ilai rupiah teragkum dalam keragka kera peargeta iflasi. Dalam peerapa peargeta iflasi, kebiaka moeter dialaka dega megguaka suku buga sebagai sasara operasioalya. Semetara itu, pemiliha suku buga yag diadika sebagai sasara operasioal kebiaka moeter masih meiggalka perdebata. Perdebata tersebut berkisar pada apakah suku buga SBI atau suku buga PUAB yag tepat diadika sebagai sasara operasioal kebiaka moeter. Peelitia ii megguaka suku buga SBI sebagai sasara operasioal utuk megetahui kemampua suku buga SBI sebagai sasara operasioal dalam metrasmisika kebiaka moeter pada beberapa variabel makroekoomi Idoesia. Pada peelitia ii, aalisis megeai peraa suku buga SBI dalam metrasmisika kebiaka moeter tersebut diperoleh dega melakuka aalisis megeai respo iflasi, ilai tukar da beberapa variabel makroekoomi laiya terhadap keuta suku buga SBI. Atau, aalisis megeai respo perubaha iflasi, ilai tukar da beberapa variabel makroekoomi laiya terhadap keuta perubaha suku buga SBI. Selai itu, aalisis lai yag dapat dilakuka adalah aalisis megeai kemampua keuta suku buga SBI atau keuta perubahaya dalam meelaska variasi beberapa variabel makroekoomi Idoesia atau variasi perubahaya. Hal-hal tersebutlah yag meadi masalah yag aka diaalisis dalam peelitia ii. Permasalaha tersebut aka dikai dega megguaka aalisis model Vector Autoregressio (VAR) atau model differesi pertama VAR (DVAR). II. TEORI Mekaisme trasmisi kebiaka moeter merupaka proses pegaruh kebiaka moeter terhadap sektor keuaga da sektor riil (Wariyo, 24). Secara umum, terdapat eam eis salura tramisi kebiaka moeter yag serig dikemukaka dalam teori ekoomi moeter. Salura trasmisi tersebut atara lai salura uag, salura suku buga, salura ilai tukar, salura harga aset, salura kredit, da salura ekspektasi. Masig-masig salura trasmisi tersebut meelaska megeai alur pegaruh kebiaka moeter terhadap sektor keuaga da aktivitas ekoomi.

6 26 Buleti Ekoomi Moeter da Perbaka, Juli 28 Dalam peerapa peargeta iflasi, keragka kebiaka moeter dialaka dega pedekata berdasarka harga besara moeter. Kebiaka moeter dega pedekata harga besara moeter dapat berpegaruh efektif terhadap pegedalia tigkat iflasi melalui salura suku buga da ilai tukar (Kharie, 26). Pada peelitia ii sasara operasioal yag diguaka adalah suku buga SBI satu bula. Semetara itu, variabel-variabel iformasi yag diguaka, atara lai suku buga deposito satu bula, umlah uag beredar dalam arti sempit (M), PDB, da ilai tukar yag uga mecermika stabilitas ilai rupiah terhadap mata uag egara lai. Mekaisme trasmisi yag diguaka utuk meelaska pegaruh suku buga SBI terhadap variabel aalisis laiya dapat dituukka dega gambar berikut. Suku Buga SBI Suku Buga Deposito Uag Beredar Permitaa Domestik Permitaa Agregat PDB Nilai Tukar Permitaa Eksteral Keseaga Output Harga Barag Impor Iflasi Sumber: Wariyo, 24: 29 (dimodifikasi) Gambar III. Skema Mekaisme Trasmisi Jalur Suku Buga SBI Dari skema di atas terlihat bahwa kebiaka moeter yag ditempuh BI dega mealaka istrume kebiakaya aka berpegaruh terhadap perkembaga suku buga SBI sebagai sasara operasioal kebiaka moeter. Ketika suku buga SBI diaikka maka suku buga deposito aka meigkat uga, umlah uag beredar aka meuru, da ilai tukar aka megalami apresiasi. Mata uag domestik megalami apresiasi melalui peigkata arus modal masuk atau peigkata peawara mata uag asig dalam pasar valuta asig.

7 Mekaisme Suku Buga SBI sebagai Sasara Operasioal Kebiaka Moeter da Variabel Makroekoomi Idoesia: Berbagai perkembaga variabel ekoomi tersebut meyebabka peurua umlah kosumsi da ivestasi (sebagai kompoe permitaa domestik) serta peigkata umlah ekspor da impor (sebagai kompoe permitaa eksteral) (Wariyo, 24). Dega asumsi bahwa permitaa domestik lebih besar dibadigka dega permitaa eksteral maka perkembaga permitaa domestik da eksteral ii meghasilka peurua ilai permitaa agregat. Peurua permitaa agregat tersebut berarti bahwa ilai Produk Domestik Bruto (PDB) meuru. Besarya permitaa agregat tersebut tidak selamaya seimbag dega besarya peawara agregat yag ditetuka oleh volume produksi barag da asa secara asioal. Dega asumsi bahwa peawara agregat tidak megalami perubaha, maka peurua permitaa agregat aka megakibatka keseaga output semaki kecil. Keseaga output yag teradi dalam ekoomi tersebut aka meimbulka tekaa iflasi yag semaki kecil dari sisi domestik. Selai itu, apresiasi ilai tukar memiliki pegaruh lagsug terhadap perkembaga harga barag-barag yag diimpor dari luar egeri. Apresiasi ilai tukar meyebabka harga barag impor semaki murah sehigga meimbulka tekaa iflasi yag lebih kecil dari sisi eksteral. Tekaa iflasi dari sisi domestik da eksteral yag semaki kecil ii megakibatka turuya tigkat iflasi. III. METODOLOGI III.. Data Dalam peelitia ii, data yag diguaka adalah data sekuder dari publikasi BI da Iteratioal Fiacial Statistics (IFS). Data yag diguaka adalah data triwulaa periode Peelitia ii memilih periode tersebut karea periode merupaka periode trasisi meuu peerapa peargeta iflasi pascaliberalisasi keuaga akhir dekade 8-a da periode setelah 2. merupaka periode peerapa peargeta iflasi. Data yag diguaka dalam peelitia ii adalah sebagai berikut.. Suku buga Sertifikat Bak Idoesia (SBI) adalah suku buga SBI dega teor satu bula. 2. Suku buga Deposito (DEP) adalah suku buga simpaa beragka rupiah meurut kelompok bak umum dega teor satu bula. 3. Nilai tukar (KURS) adalah ilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika 4. Uag beredar dalam arti sempit (M) adalah uag kartal da uag giral. 5. Produk Domestik Bruto (PDB) adalah PDB meurut lapaga usaha atas dasar harga kosta tahu Ideks Harga Kosume (IHK) adalah ideks harga umum berdasarka harga kosta dega tahu dasar 2.

8 28 Buleti Ekoomi Moeter da Perbaka, Juli 28 III.2. Alat Aalisis Peelitia ii aka megguaka Vector Autoregressio (VAR) sebagai alat aalisis. Secara umum, VAR diguaka utuk megaalisis sistem variabel-variabel rutu waktu da utuk megaalisis dampak diamis dari faktor keuta yag terdapat dalam sistem variabel tersebut. Aalisis VAR dilakuka dega mempertimbagka beberapa variabel edoge secara bersamasama dalam satu model. Masig-masig variabel edoge tersebut dielaska oleh ilaiya di masa lampau (teggat) da ilai masa lalu dari semua variabel edoge laiya dalam model yag diaalisis. Peelitia aka memilih model yag diguaka berdasarka hasil peguia stasioeritas data. Apabila semua data stasioer pada tigkat aras maka model yag dipilih adalah VAR pada tigkat aras. Namu, apabila data stasioer pada differesi pertama maka model yag dipilih adalah VAR pada differesi pertama. VAR pada differesi pertama ii serig disebut sebagai Differece of VAR (DVAR). Aalisis VAR atau DVAR ii aka memuat aalisis Impulse Respose Fuctio (IRF) da Forecast Error Variace Decompositio (FEVD). Estimasi terhadap IRF dilakuka utuk megaalisis respo beberapa variabel makroekoomi atau respo perubaha variabel makroekoomi terhadap keuta suku buga SBI atau keuta perubaha suku buga SBI. Estimasi terhadap FEVD bertuua utuk megaalisis dampak keuta suku buga SBI atau keuta perubaha suku buga SBI dalam meelaska variasi variabel makroekoomi atau variasi perubaha variabel makroekoomi. III.3. Model Aalisis Apabila data yag diaalisis merupaka data yag stasioer pada tigkat aras maka sistem persamaa VAR dalam peelitia ii dapat disusu sebagai berikut. SBI t DEP t = SBI = + DEP + LNM + LNKURS + LNPDB + LNIHK + ε = = = = = = DEP + SBI + LNM + LNKURS + LNPDB + LNIHK + ε = = = = = = t 2t LNM t = LNM + SBI + DEP + LNKURS + LNPDB + LNIHK + ε = = = = = = 3t LNKURS = LNKURS t = + SBI + DEP + LNM + LNPDB + LNIHK + ε = = = = = 4t

9 Mekaisme Suku Buga SBI sebagai Sasara Operasioal Kebiaka Moeter da Variabel Makroekoomi Idoesia: t = = LNPDB = LNPDB + SBI + DEP + LNM + LNKURS + LNIHK + ε t = = = = = LNIHK = LNIHK + SBI + DEP + LNM + LNKURS + LNPDB + ε = = = = = 5t 6t Dega demikia, ika data yag diguaka merupaka data yag stasioer pada differesi pertama maka sistem persamaa DVAR dapat disusu dega terlebih dahulu medifferesika setiap variabel aalisis. IV. HASIL ANALISIS IV.. Deskripsi Hubuga Suku Buga SBI da Variabel Makroekoomi Pola hubuga suku buga SBI da beberapa variabel makroekoomi yag diaalisis dalam peelitia ii dapat dituukka pada beberapa grafik berikut SBI, DEP (%) SBI DEP SBI (%) SBI KURS KURS (Rp/USD) Sumber: BI da IFS (diolah) Sumber: BI da IFS (diolah) Grafik III. Hubuga Suku Buga SBI da Suku Buga Deposito Grafik III.2 Hubuga Suku Buga SBI da Nilai Tukar

10 3 Buleti Ekoomi Moeter da Perbaka, Juli SBI (%) SBI M Sumber: BI da IFS (diolah) M (Miliar Rp.) SBI (%) SBI PDB Sumber: BI da IFS (diolah) PDB (miliar Rp.) Grafik III.3 Hubuga Suku Buga SBI da M Grafik III.4 Hubuga suku buga SBI da PDB SBI (%) SBI IHK IHK Sumber: BI da IFS (diolah) Grafik III.5 Hubuga suku buga SBI da IHK Secara umum, grafik pola hubuga suku buga SBI dega beberapa variabel makroekoomi yag diaalisis meuukka bahwa pergeraka suku buga SBI haya diikuti oleh suku buga deposito selama periode Semetara itu, pergeraka variabel KURS, M, PDB, da IHK tidak meyesuaika dega pergeraka suku buga SBI selama periode Dari gambara ii dapat diduga bahwa keuta suku buga SBI haya direspo

11 Mekaisme Suku Buga SBI sebagai Sasara Operasioal Kebiaka Moeter da Variabel Makroekoomi Idoesia: dega baik oleh variasi suku buga deposito. Semetara, variasi variabel makroekoomi laiya dalam aalisis ii memberika respo yag relatif kecil terhadap keuta suku buga SBI. Atau dega kata lai dapat diyataka bahwa keuta suku buga SBI buka merupaka variabel yag petig da berpegaruh pada pergeraka variabel makroekoomi laiya. IV.2. Hasil Estimasi Model VAR IV.2.. Ui Stasioeritas Data Ui stasioeritas data dilakuka pada setiap variabel aalisis dega megguaka dua alat aalisis ui akar-akar uit, yaitu Augmeted Dickey Fuller (ADF) da Phillips Perro (PP). Tuua pegguaa dua metode ui stasioeritas data ii adalah utuk medapatka hasil stasioeritas data yag dapat dipercaya. Peguia pada masig-masig variabel dimulai dega peguia stasioeritas pada tigkat aras dega megguaka kedua alat tersebut. Apabila variabel tidak stasioer pada tigkat aras maka peguia dilautka pada tigkat itegrasi (differesi pertama) utuk medapatka data yag stasioer. Hasil ui stasioeritas data pada tigkat aras diragkum pada Tabel III.2 di bawah ii. Tabel III.2 Hasil Ui Stasioeritas Pada Tigkat Aras Variabel Ui ADF Ui PP Keteraga i i,t N I i,t SBI * * Stasioer DEP * * Stasioer LNKURS * * Tidak Stasioer LNM * * Tidak Stasioer LNPDB * * Tidak Stasioer LNIHK * * Tidak Stasioer Keteraga: i, t, : ui stasioeritas dega megguaka itersep, tre, atau oe (tapa itersep da tre) * : memberika ilai AIC terkecil Berdasarka tabel hasil ui stasioeritas data pada tigkat aras tersebut maka dapat disimpulka bahwa haya variabel SBI da DEP yag stasioer pada tigkat aras. Semetara, empat variabel aalisis laiya tidak stasioer pada tigkat aras. Oleh karea itu, peguia stasioeritas data dilautka pada tigkat differesi pertama. Hasil ui stasioeritas data pada tigkat differesi pertama diragkum pada Tabel III.3.

12 32 Buleti Ekoomi Moeter da Perbaka, Juli 28 Tabel III.3 Hasil Ui Stasioeritas Pada Tigkat Differesi Pertama Variabel Ui ADF Ui PP Keteraga i i,t N I i,t SBI * * Stasioer DEP * * Stasioer LNKURS * * Stasioer LNM * * Stasioer LNPDB * * Stasioer LNIHK * * Stasioer Keteraga: i, t, : ui stasioeritas dega megguaka itersep, tre, atau oe (tapa itersep da tre) * : memberika ilai AIC terkecil Berdasarka tabel tersebut, ui stasioeritas data pada differesi pertama memberika hasil bahwa semua variabel stasioer pada differesi pertama. IV.2.2. Pemiliha Model VAR Berdasarka ui stasioeritas yag telah dilakuka, model yag dipilih utuk diaalisis selautya adalah model differesi VAR (DVAR). Pemiliha ii dilakuka karea haya terdapat dua variabel yag stasioer pada tigkat aras, yaitu SBI da DEP. Semetara itu, semua variabel adalah stasioer pada tigkat differesi pertama. Oleh karea itu, tahapa aalisis selautya aka megguaka model DVAR. IV.2.3. Peetua Teggat Optimal Peetua teggat optimal dilakuka pada model DVAR. Utuk memperoleh paag teggat yag tepat aka dilakuka dua tahap peguia. Pada tahap pertama, peguia aka melihat paag teggat maksimum sistem DVAR yag stabil. Stabilitas sistem DVAR dilihat dari ilai iverse roots karakteristik AR poliomialya. Peguia stabilitas sistem DVAR aka dimulai dega teggat empat. Apabila DVAR dega teggat empat tidak stabil maka harus diui lagi dega teggat laiya. Suatu sistem VAR dikataka stabil (stasioer) ika seluruh akar-akar uit memiliki modulus lebih kecil dari satu da semuaya terletak di dalam uit circle (Eviews 4 User»s Guide, 22: 522). Jika sistem VAR tidak stabil maka beberapa hasil (seperti stadard error pada Impulse Respose) aka tidak valid. Pada suatu sistem VAR aka terdapat kp akar-akar uit, dimaa k merupaka umlah variabel edoge yag diaalisis da p merupaka teggat maksimum yag diguaka.

13 Mekaisme Suku Buga SBI sebagai Sasara Operasioal Kebiaka Moeter da Variabel Makroekoomi Idoesia: Hasil ui stabilitas sistem DVAR dega tabel ilai modulus seluruh akar-akar uit dituukka sebagai berikut. Tabel III.4 Nilai Modulus Seluruh Akar Uit Pada Sistem DVAR Dega Teggat Empat Roots of Characteristic Polyomial Edogeous variables: DSBI DDEP DLNKURS DLNM DLNPDB DLNIHK Exogeous variables: C Lag specificatio: 4 Root i i i i i i i i i i i i i i i i No root lies outside the uit circle. VAR satisfies the stability coditio. Modulus Hasil peguia stabilitas sistem DVAR dega teggat empat meuukka bahwa seluruh akar-akar uitya memiliki modulus lebih kecil dari satu. Oleh karea itu, sistem DVAR dega teggat empat merupaka sistem VAR yag memeuhi kodisi stabilitas. Selai itu, hasil ui stabilitas sistem DVAR tersebut dapat uga dituukka pada gambar sebagai berikut.

14 34 Buleti Ekoomi Moeter da Perbaka, Juli 28,5 Iverse Roots of AR Characteristic Polyomial,,5, -,5 -, -,5 -,5 -, -,5,,5,,5 Gambar III.2 Nilai Modulus Seluruh Akar Uit Pada Sistem DVAR Dega Teggat Empat Dari gambar III.2 tersebut dapat diyataka bahwa seluruh akar uit terletak di dalam uit circle. Keadaa ii meuukka bahwa sistem DVAR yag terbetuk merupaka sistem yag stabil da layak utuk diestimasi. Pada tahap kedua peetua teggat optimal, paag teggat optimal aka dicari dega megguaka kriteria iformasi yag tersedia. Kadidat teggat yag terpilih adalah paag teggat meurut kriteria Likelihood Ratio (LR), Fial Predictio Error (FPE), Akaike Iformatio Criterio(AIC), Schwarz Iformatio Criterio (SIC) da Haa-Qui Criterio (HQ). Peelitia ii aka memilih paag teggat optimal yag memberika ilai AIC miimum (Guarati, 23: 849). Hasil pemiliha teggat optimal tersebut dituukka pada tabel berikut. Tabel III.5 Hasil Pemiliha Teggat Optimal Berdasara Kriteria Variabel Ui ADF Ui PP i i,t N I i,t SBI * * Stasioer DEP * * Stasioer LNKURS * * Stasioer LNM * * Stasioer LNPDB * * Stasioer LNIHK * * Stasioer Keteraga: i, t, : ui stasioeritas dega megguaka itersep, tre, atau oe (tapa itersep da tre) * : memberika ilai AIC terkecil

15 Mekaisme Suku Buga SBI sebagai Sasara Operasioal Kebiaka Moeter da Variabel Makroekoomi Idoesia: Tabel hasil pemiliha teggat optimal tersebut meuukka bahwa dari kelima kriteria yag diguaka, terdapat empat kriteria yag memilih teggat empat sebagai teggat optimal. Nilai AIC terkecil uga dihasilka oleh teggat empat. Oleh karea itu, peelitia ii megguaka teggat empat sebagai teggat optimal. IV.2.4. Impulse Respose Fuctio (IRF) Aalisis IRF yag dilakuka megguaka 2 periode pegamata da metode Cholesky Decompositio. Pegguaa 2 periode pegamata ii diasumsika sudah cukup mewakili pegamata aalisis agka pedek da agka paag. Pegguaa metode Cholesky dimaksudka agar uruta dalam IRF dapat disesuaika dega mekaisme trasmisi kebiaka moeter yag dielaska pada bab sebelumya. Hasil IRF yag diperoleh dari variabel aalisis ditampilka dalam betuk grafik keseluruha IRF (Grafik III.6). Grafik III.6 meuukka seluruh IRF variabel aalisis. Namu, IRF yag aka dibahas adalah IRF yag berkaita dega tuua peelitia ii. Peelitia ii haya aka megaalisis dampak keuta perubaha SBI terhadap perubaha suku buga deposito, perubaha dari persetase ilai tukar, perubaha dari persetase umlah M, perubaha dari persetase ilai PDB, da perubaha dari persetase IHK. Oleh karea itu, IRF yag aka dibahas adalah masig-masig respo variabel DDEP, DLNKURS, DLNM, DLNPDB, da DLNIHK terhadap keuta DSBI. Respose to Cholesky Oe S.D, Iovatios + 2 S.E. Respose of DSBI to DSBI Respose of DSBI to DDEP Grafik III.6. Impulse Respose Fuctio (IRF)

16 36 Buleti Ekoomi Moeter da Perbaka, Juli 28 Respose of DSBI to DLNKURS Respose of DSBI to DLNM Respose of DSBI to DLNPDB Respose of DDEP to DSBI Respose of DDEP to DDEP Respose of DDEP to DLNKURS Respose of DDEP to DLNM Respose of DDEP to DLNPDB Grafik III.6. Impulse Respose Fuctio (IRF) (lauta)

17 Mekaisme Suku Buga SBI sebagai Sasara Operasioal Kebiaka Moeter da Variabel Makroekoomi Idoesia: Respose of DLNKURS to DSBI Respose of DLNKURS to DDEP Respose of DLNKURS to DLNKURS Respose of DLNKURS to DLNM Respose of DLNKURS to DLNPDB Respose of DLNM to DSBI Respose of DLNM to DDEP Respose of DLNM to DLNKURS Grafik III.6. Impulse Respose Fuctio (IRF) (lauta)

18 38 Buleti Ekoomi Moeter da Perbaka, Juli 28 Respose of DLNM to DLNM Respose of DLNM to DLNPDB Respose of DLNPDB to DSBI Respose of DLNPDB to DDEP Respose of DLNPDB to DLNKURS Respose of DLNPDB to DLNM Respose of DLNPDB to DLNPDB Respose of DLNIHK to DSBI Grafik III.6. Impulse Respose Fuctio (IRF) (lauta)

19 Mekaisme Suku Buga SBI sebagai Sasara Operasioal Kebiaka Moeter da Variabel Makroekoomi Idoesia: Respose of DLNIHK to DDEP Respose of DLNIHK to DLNKURS Respose of DLNIHK to DLNM Respose of DLNIHK to DLNPDB Grafik III.6 Impulse Respose Fuctio (IRF) (lauta) Grafik III.6 yag dihasilka dapat meuukka respo variabel makroekoomi terhadap keuta suku buga SBI, yaitu respo positif atau egatif. Jika grafik IRF berada di atas titik keseimbaga maka respo variabel yag diaalisis adalah positif atau megalami peigkata. Namu, ika grafik IRF berada di bawah titik keseimbaga maka variabel yag diaalisis memberika respo egatif atau megalami peurua. Selai itu, ika grafik IRF meuukka pergeraka yag maki medekati titik keseimbaga atau kembali ke keseimbaga sebelumya berarti bahwa respo suatu variabel akibat suatu keuta maki lama aka meghilag sehigga keuta tersebut tidak meiggalka pegaruh permae terhadap variabel tersebut. Grafik III.6 yag meuukka respo variabel perubaha suku buga deposito (DDEP) terhadap keuta perubaha suku buga SBI (DSBI) bergerak fluktuatif di sekitar garis keseimbaga dari triwula pertama higga ke-. Selai itu, respo perubaha suku buga deposito terhadap keuta perubaha suku buga SBI berilai positif da egatif secara

20 4 Buleti Ekoomi Moeter da Perbaka, Juli 28 bergatia pada retag periode tersebut. Adaya keuta perubaha suku buga SBI megakibatka peigkata perubaha suku buga deposito pada triwula pertama sehigga mecapai titik tertiggi. Setelah itu, perubaha suku buga deposito tersebut megalami peurua pada triwula ke-2 higga mecapai titik teredah. Kemudia, pada triwula ke- higga ke-2 grafik IRF bergerak medekati garis keseimbaga. Secara umum dapat diyataka bahwa respo perubaha suku buga deposito akibat keuta perubaha suku buga SBI haya bersifat semetara pada agka pedek da meegah. Namu, respo tersebut aka meghilag pada agka paag. Variabel perubaha persetase ilai tukar (DLNKURS) uga memberika respo yag fluktuatif terhadap keuta perubaha suku buga SBI sebesar satu stadar deviasi pada agka pedek da meegah. Pada triwula ke-8, perubaha persetase ilai tukar mecapai titik teredah sebagai dampak dari keuta perubaha suku buga SBI. Respo tersebut berilai fluktuatif atara respo positif da egatif higga triwula ke-9. Setelah triwula ke-9 tersebut, respo perubaha persetase ilai tukar tersebut bergerak dekat pada garis keseimbaga da medekati garis keseimbaga tersebut. Oleh karea itu, keuta perubaha suku buga SBI aka meghilag da tidak permae dalam agka paag. Semetara itu, respo variabel perubaha persetase umlah M (DLNM) uga berfluktuasi terhadap keuta suku buga SBI selama periode pegamata. Pada triwula pertama, keuta perubaha suku buga SBI direspo secara egatif oleh perubaha persetase umlah M. Kemudia, respo tersebut megalami fluktuasi pada periode selautya. Keuta perubaha suku buga SBI megakibatka perubaha persetase umlah M mecapai titik teredah pada triwula pertama da ke-8. Semetara, perubaha tertiggi teradi pada triwula ke-3 da ke-9. Respo perubaha persetase umlah M bergerak di sekitar garis keseimbaga higga triwula ke-9. Setelah triwula ke-9 tersebut, pergeraka respo perubaha persetase umlah M sagat dekat dega garis keseimbaga. Keadaa ii meuukka bahwa keuta suku buga SBI tidak meiggalka dampak permae terhadap perubaha persetase umlah M tersebut. Secara umum, variabel perubaha persetase ilai PDB (DLNPDB) memberika respo yag berfluktuasi lebih kecil terhadap keuta perubaha suku buga SBI dibadig variabel aalisis laiya. Grafik III.6 meuukka bahwa respo perubaha persetase ilai PDB pada awalya bergerak dekat di sekitar garis keseimbaga. Keuta perubaha suku buga SBI megakibatka perubaha tertiggi persetase ilai PDB pada triwula ke-5 da perubaha teredah pada triwula ke-6. Respo tersebut berfluktuasi haya pada agka pedek. Kemudia, respo perubaha persetase ilai PDB bergerak medekati garis keseimbaga sehigga dampak keuta perubaha suku buga SBI tersebut aka hilag dalam agka paag.

21 Mekaisme Suku Buga SBI sebagai Sasara Operasioal Kebiaka Moeter da Variabel Makroekoomi Idoesia: Perubaha persetase ilai PDB memberika respo terhadap keuta perubaha suku buga SBI haya pada agka pedek da meegah. Tidak auh berbeda dega variabel aalisis laiya, grafik III.6 uga meuukka bahwa respo variabel perubaha persetase ilai IHK (DLNIHK) megalami fluktuasi dalam agka pedek da meegah, yaitu higga triwula ke-7. Walaupu respo perubaha persetase ilai IHK berfluktuasi, amu respo tersebut lebih bayak berilai egatif. Sebagai akibat respo perubaha persetase ilai IHK terhadap keuta perubaha suku buga SBI, perubaha persetase ilai IHK mecapai titik tertiggi pada triwula ke-3 da titik teredah pada triwula ke-6. Kemudia, respo perubaha persetase ilai IHK bergerak sagat dekat di sekitar garis keseimbaga da medekati garis keseimbaga pada agka paag. Keyataa dari grafik III.6 tersebut meyataka bahwa pegaruh keuta perubaha suku buga SBI tersebut tidak permae terhadap perubaha persetase ilai IHK. IV.2.5. Forecast Error Variace Decompositio (FEVD) Seperti IRF, hasil FEVD yag aka dibahas dalam peelitia ii haya mecakup hasil FEVD yag berkaita dega tuua peelitia. Nilai FEVD tiap variabel terhadap keuta variabel DSBI diragkum dalam tabel berikut. Respose: Impulse: Periode DSBI DSBI Tabel 4.5 Nilai FEVD Tiap Variabel Terhadap Keuta DSBI DDEP DSBI DLNKURS DSBI DLNM DSBI DLNPDB DSBI DLNIHK DSBI Pada variabel perubaha suku buga deposito (DDEP), variasi terbesar pada triwula ke- 3 higga ke-2 disebabka oleh keuta dari variabel itu sediri. Semetara, variasi terbesar pada triwula pertama da ke-2 disebabka oleh keuta variabel perubaha suku buga SBI

22 42 Buleti Ekoomi Moeter da Perbaka, Juli 28 (DSBI), yaitu sebesar 53,73 da 47,94 perse. Dampak keuta perubaha suku buga SBI terhadap variasi perubaha suku buga deposito megalami peurua selama 2 triwula periode pegamata. Namu, keuta perubaha suku buga SBI tersebut tetap memberika dampak yag cukup besar selama periode pegamata. Pada triwula pertama da ke-2, keuta perubaha suku buga SBI merupaka peelas terbesar pertama variasi perubaha suku buga deposito. Kemudia, pada triwula ke-3 higga ke-2 keuta perubaha suku buga SBI merupaka peelas terbesar ke-2 variasi perubaha suku buga deposito. Pada periode akhir pegamata, keuta perubaha suku buga SBI mempegaruhi 2,52% variasi perubaha suku buga deposito. Hasil ilai FEVD tersebut meuukka bahwa keuta dari perubaha suku buga SBI memiliki pegaruh yag besar terhadap variasi perubaha suku buga deposito haya pada dua triwula awal setelah keuta. Setelah melewati triwula ke-2, pegaruh keuta perubaha suku buga SBI megalami peurua higga triwula ke-2. Namu, keuta perubaha suku buga SBI setelah triwula ke-2 tetap memiliki pegaruh yag cukup besar terhadap variasi perubaha suku buga deposito. Hal ii memiliki implikasi bahwa peerapa kebiaka moeter melalui perubaha suku buga SBI efektif meelaska variasi perubaha suku buga deposito. Bahka, perubaha suku buga SBI tersebut sagat efektif meelaska variasi perubaha suku buga deposito pada agka pedek. Variasi terbesar variabel perubaha persetase ilai tukar (DLNKURS) uga dielaska oleh keuta dari variabel itu sediri pada triwula pertama pegamata, yaitu sebesar 66,42 perse. Kemudia, keuta dari variabel itu sediri merupaka peelas terbesar kedua variasiya pada triwula ke-2 higga ke-2. Semetara, seak triwula ke-2 higga ke-2 variasi terbesar lebih disebabka oleh perubaha suku buga deposito. Variasi perubaha persetase ilai tukar yag disebabka oleh keuta perubaha suku buga deposito adalah sebesar 52,7% pada triwula ke-2. Secara umum, ilai tersebut megalami sedikit peurua higga meadi sebesar 46% pada periode ke-2. Secara umum, pegaruh keuta perubaha suku buga SBI terhadap variasi perubaha persetase ilai tukar megalami peigkata dari periode pegamata pertama higga ke- da kemudia megalami peurua lagi higga periode ke-2. Keuta perubaha suku buga SBI haya memberika pegaruh yag kecil terhadap variasi perubaha persetase ilai tukar. Keuta perubaha suku buga SBI haya mampu meadi peelas keempat variasi perubaha persetase ilai tukar selama periode pegamata. Pada triwula pertama, keuta perubaha suku buga SBI meelaska 2,35% variasi perubaha persetase ilai tukar. Pada triwula ke-2, pegaruh keuta perubaha suku buga SBI tersebut meadi sebesar 9,82 perse.

23 Mekaisme Suku Buga SBI sebagai Sasara Operasioal Kebiaka Moeter da Variabel Makroekoomi Idoesia: Hasil dari ilai FEVD tersebut meyataka bahwa variasi perubaha persetase ilai tukar tidak dapat dikedalika secara cepat oleh kebiaka moeter melalui perubaha suku buga SBI. Perubaha suku buga SBI tidak dapat lagsug memberika pegaruh terhadap variasi perubaha persetase ilai tukar, melaika harus meuggu selama sembila triwula setelah perubaha suku buga SBI agar dampak perubaha suku buga tersebut dapat mempegaruhi variasi perubaha persetase ilai tukar lebih dari perse. Namu, ilai pegaruh tersebut megalami peurua kembali setelah melewati triwula ke-. Variasi variabel perubaha persetase umlah M (DLNM) terbesar disebabka oleh keuta variabel itu sediri selama 2 periode pegamata. Namu, ilai pegaruh keuta tersebut megalami peurua higga triwula ke- da kemudia megalami peigkata higga triwula ke-2. Pada triwula pertama, sebesar 85,5% variasi perubaha persetase umlah M dielaska oleh keuta dari variabel itu sediri. Selai keuta dari variabel itu sediri, variasi perubaha persetase umlah M uga disebabka oleh keuta perubaha suku buga deposito da perubaha persetase ilai tukar. Semetara itu, keuta perubaha suku buga SBI memberika pegaruh yag kecil pada variasi perubaha persetase umlah M. Walaupu secara umum ilai pegaruhya megalami fluktuasi yag kecil selama 2 periode pegamata, pegaruh keuta perubaha suku buga SBI haya mampu meadi peelas ke-4 da ke-5 variasi perubaha persetase umlah M. Pada triwula pertama, keuta perubaha suku buga SBI haya mampu meelaska variasi perubaha persetase umlah M sebesar 7,84 perse. Pada triwula ke- 2, pegaruh keuta perubaha suku buga SBI meadi sebesar 8,3% variasi perubaha persetase umlah M. Peelasa megeai variasi perubaha persetase umlah M tersebut meyataka bahwa kebiaka moeter melalui perubaha suku buga SBI tidak lagsug direspo oleh perubaha persetase umlah uag beredar. Pegaruh perubaha suku buga SBI tersebut berilai kecil dalam meelaska variasi perubaha persetase umlah uag beredar, baik pada agka pedek maupu agka paag. Keadaa ii memberika kesimpula bahwa perubaha suku buga SBI kurag efektif dalam mempegaruhi perubaha persetase umlah uag beredar. Variasi perubaha persetase ilai PDB (DLNPDB) lebih besar dielaska oleh keuta dari variabel itu sediri selama periode pegamata. Pada triwula pertama, keuta dari variabel tersebut meelaska sebesar 92,85% variasi variabel itu sediri. Nilai tersebut secara umum megalami peurua higga pada triwula ke-2 meadi sebesar 34,62 perse. Keuta variabel lai yag uga besar pegaruhya terhadap variasi perubaha persetase ilai PDB berasal dari perubaha suku buga deposito da perubaha persetase ilai tukar.

24 44 Buleti Ekoomi Moeter da Perbaka, Juli 28 Semetara itu, keuta perubaha suku buga SBI sagat kecil meelaska variasi perubaha persetase ilai PDB. Bahka, higga akhir periode pegamata keuta perubaha suku buga SBI haya meadi peelas terkecil variasi perubaha persetase ilai PDB. Pada triwula pertama, keuta perubaha suku buga SBI haya mampu meelaska,% variasi perubaha persetase ilai PDB. Nilai pegaruh tersebut secara umum megalami peigkata selama periode pegamata. Selama triwula pertama higga ke-4, pegaruh keuta perubaha suku buga SBI sagat kecil dalam meelaska variasi perubaha persetase ilai PDB, yaitu sekitar, -,6 perse. Namu, selama triwula ke-6 higga ke-2, ilai pegaruh tersebut haya meelaska 4,5-4,74% dari variasi perubaha persetase ilai PDB. Keadaa yag dituukka respo perubaha persetase ilai PDB terhadap keuta suku buga SBI meyataka bahwa perubaha suku buga SBI memiliki pegaruh yag sagat kecil terhadap variasi perubaha persetase ilai PDB. Pegaruh perubaha suku buga yag kecil tersebut teradi higga periode agka paag. Perubaha suku buga SBI tersebut harus meuggu selama eam triwula agar perubaha tersebut mampu meelaska sebesar 4,5% variasi perubaha persetase ilai PDB. Bahka, setelah meuggu selama 2 triwula seak teradi perubaha suku buga SBI tersebut, variasi perubaha persetase ilai PDB yag mampu dipegaruhi haya sebesar 4,3 perse. Hal ii memberika kesimpula bahwa perubaha suku buga SBI tidak efektif dalam metrasmisika kebiaka moeter terhadap perubaha persetase ilai PDB. Seperti variabel laiya dalam peelitia ii secara umum, variasi terbesar variabel perubaha persetase ilai IHK (DLNIHK) uga disebabka oleh keuta dari variabel itu sediri pada dua periode awal pegamata. Secara umum, kemampua keuta itu sediri dalam meelaska variasiya uga megalami peurua selama 2 periode pegamata. Variasi perubaha persetase ilai IHK uga dielaska cukup besar oleh keuta dari perubaha suku buga deposito da perubaha persetase ilai tukar. Keuta perubaha suku buga deposito merupaka peelas terbesar pertama variasi perubaha persetase ilai IHK setelah triwula ke-2. Semetara itu, kemampua keuta perubaha suku buga SBI dalam meelaska variasi perubaha persetase ilai IHK megalami peigkata higga triwula ke-9 da kemudia megalami peurua yag kecil higga triwula ke-2. Namu, keuta perubaha suku buga SBI tersebut tidak memberi pegaruh yag besar. Pada triwula pertama, keuta perubaha suku buga SBI mampu meelaska variasi perubaha persetase ilai IHK sebesar 4,7 perse. Setelah triwula ke-8, keuta perubaha suku buga SBI tersebut mampu meelaska sekitar 6% variasi perubaha persetase ilai IHK. Nilai pegaruh keuta tersebut haya mampu meadi peelas ke-4 dari variasi perubaha persetase ilai IHK.

25 Mekaisme Suku Buga SBI sebagai Sasara Operasioal Kebiaka Moeter da Variabel Makroekoomi Idoesia: Keadaa yag dituukka oleh respo perubaha persetase ilai IHK terhadap keuta perubaha suku buga SBI tersebut meyataka bahwa perubaha suku buga SBI tidak secara cepat direspo oleh perubaha persetase ilai IHK. Selai itu, pegaruhya uga berilai kecil terhadap perubaha persetase ilai IHK. Perubaha suku buga SBI harus meuggu higga triwula ke-6 agar keuta dari perubaha suku buga SBI tersebut meadi peelas ke-4 variasi perubaha persetase ilai IHK. Bahka, setelah meuggu selama 2 triwula seak perubaha suku buga SBI, keuta dari perubaha suku buga SBI haya mampu meelaska variasi perubaha persetase ilai IHK sebesar 6,27 perse. Hal ii meuukka bahwa perubaha suku buga SBI kurag efektif dalam mempegaruhi variasi perubaha persetase ilai IHK. V. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil aalisis yag telah diperoleh maka kesimpula da sara peelitia ii aka diuraika sebagai berikut. V.. Kesimpula Berdasarka aalisis Impulse Respose Fuctio (IRF) da Forecast Error Variace Decompositio (FEVD) yag telah dilakuka maka diperoleh kesimpula sebagai berikut.. Dari hasil aalisis IRF ditemuka bahwa perubaha suku buga deposito, perubaha persetase ilai tukar, perubaha persetase umlah uag beredar, perubaha persetase ilai PDB, da perubaha persetase ilai IHK memberika respo terhadap keuta perubaha suku buga SBI dalam agka pedek. Dalam agka paag, pegaruh keuta dari perubaha suku buga SBI tidak bersifat permae terhadap semua variabel aalisis tersebut, melaika aka meghilag da tidak lagi mempegaruhi respo variabel-variabel tersebut. 2. Dari hasil ilai FEVD dapat diyataka bahwa keuta perubaha suku buga SBI meadi peelas terbesar fluktuasi perubaha suku buga deposito dalam agka pedek. Dampak keuta perubaha suku buga SBI terhadap fluktuasi perubaha suku buga deposito dalam agka paag semaki meuru amu tetap memberika pegaruh yag besar. Semetara itu, pegaruh keuta perubaha suku buga SBI terhadap variasi perubaha persetase ilai tukar, perubaha persetase umlah uag beredar, perubaha persetase ilai PDB, da perubaha persetase ilai IHK secara umum megalami peigkata selama periode pegamata. Pada agka pedek, keuta perubaha suku buga SBI memberika pegaruh yag kecil dalam meelaska variasi perubaha persetase ilai tukar, perubaha persetase umlah uag beredar, da perubaha persetase ilai IHK. Namu, pada agka paag kemampua keuta tersebut semaki meigkat. Semetara itu, variasi perubaha

26 46 Buleti Ekoomi Moeter da Perbaka, Juli 28 persetase ilai PDB sagat kecil dielaska oleh keuta perubaha suku buga SBI, baik pada agka pedek maupu pada agka paag. 3. Secara umum, keuta perubaha suku buga SBI memberika pegaruh yag besar terhadap variasi perubaha suku buga deposito. Semetara itu, keuta perubaha suku buga SBI memiliki kemampua yag kecil da butuh waktu yag lama dalam mempegaruhi variasi variabel aalisis laiya. Namu, variasi variabel aalisis laiya cukup besar dielaska oleh keuta perubaha suku buga deposito. Hal ii megidikasika bahwa perubaha suku buga SBI dapat memberika pegaruh secara tidak lagsug pada variabel makroekoomi laiya, yaitu melalui perubaha suku buga deposito. V.2. Sara Berdasarka hasil aalisis da kesimpula yag diperoleh, maka terdapat beberapa sara yag dapat dirumuska sebagai berikut.. Walaupu keuta dari perubaha suku buga SBI tidak bersifat permae dalam agka paag, amu tetap perlu kehati-hatia dalam megambil keputusa megeai peerapa kebiaka moeter melalui perubaha suku buga SBI. Hal ii diperluka karea pegaruh keuta perubaha suku buga SBI direspo oleh variasi perubaha variabel makroekoomi pada agka pedek da meegah. 2. Efektivitas pegaruh peerapa kebiaka moeter melalui perubaha suku SBI terhadap sektor perbaka perlu semaki ditigkatka sehigga kemampua keuta suku buga SBI semaki besar mempegaruhi variasi perubaha suku buga deposito pada agka pedek da agka paag. Hal tersebut dimaksudka agar keuta perubaha suku buga SBI dapat lebih besar mempegaruhi variabel makroekoomi laiya melalui sektor perbaka, yaitu melalui perubaha suku buga deposito. 3. Pihak otoritas moeter perlu mulai mempertimbagka da megaalisis pera sasara operasioal laiya, misalya suku buga PUAB, dalam metrasmisika kebiaka moeter terhadap variabel makroekoomi Idoesia.

27 Mekaisme Suku Buga SBI sebagai Sasara Operasioal Kebiaka Moeter da Variabel Makroekoomi Idoesia: Daftar Pustaka Arif, M. M. da A. Tohari, (26), Peraa Kebiaka Moeter Dalam Meaga Stabilitas Perekoomia Idoesia Sebagai Respo Terhadap Fluktuasi Perekoomia Duia, Buleti Ekoomi Moeter da Perbaka. Oktober, Vol. 9 (2): Bak Idoesia, Statistik Ekoomi da Keuaga Idoesia (SEKI), Berbagai Terbita. Lapora Tahua Perekoomia Idoesia, Berbagai Terbita. Berake, B. S. da I. Mihov, (998), Measurig Moetary Policy, The Quarterly Joural of Ecoomics, Agustus, Vol. 3 (3): Cheg, K. C., (26), A VAR Aalysis of Keya»s Moetary Policy Trasmissio Mechaism: How Does the Cetral Bak»s REPO Rate Affect the Ecoomy?, IMF Workig Paper, Desember, No.3: Dabla-Norris, E. da H. Floerkemeier, (26), Trasmissio Mechaisms of Moetary Policy i Armeia: Evidece from VAR Aalysis, IMF Workig Paper, November, No.248: Eders, W., (995), Applied Ecoometric Time Series, New York: Jho Wiley & Sos. Eviews 4 User»s Guide, (22), Quatitative Micro Software, LLC, Bab 2: Fug, B. S. C., (22), A VAR Aalysis of the Effects of Moetary Policy i East Asia, BIS Workig Paper, No.9. Guarati, D. N., (23), Basic Ecoometrics, Fourth Editio, Sigapore: McGraw-Hill. Haryoo, E., W. A. Nugroho da W. Pratomo, (2), Mekaisme Pegedalia Moeter Dega Iflasi Sebagai Sasara Tuggal, Buleti Ekoomi Moeter da Perbaka, Maret, Vol (): Iteratioal Moetary Fud, Iteratioal Fiacial Statistics, Berbagai Terbita. Julaihah, U. da Isukidro, (24), Aalisis Dampak Kebiaka Moeter Terhadap Variabel Makroekoomi di Idoesia Tahu , Buleti Ekoomi Moeter da Perbaka, September, Vol. 7 (2): Kharie, L., (26), Hubuga Kausal Diamis Atara Variabel-Variabel Moeter Utama da Output: Kasus Idoesia di Bawah Sistem Nilai Tukar Megambag da Megambag Terkedali, Buleti Ekoomi Moeter da Perbaka, Jui, Vol. 9 (): Kuis, L., (22), Moetary Policy Trasmissio Mechaisms ad Iflatio i The Slovak Republic, IMF Workig Paper, Mei, No.8: Nuryati, Y., H. Siregar da A. Ratawati, (26), Dampak Kebiaka Iflatio Targetig Terhadap Beberapa Variabel Makroekoomi di Idoesia, Buleti Ekoomi Moeter da Perbaka, Jui, Vol. 9 (): 3-34.

28 48 Buleti Ekoomi Moeter da Perbaka, Juli 28 Pusat Pedidika da Studi Kebaksetrala (PPSK), Materi Kebiaka Moeter di Idoesia, Traiig For Traiers Kebaksetrala, Bak Idoesia, Jakarta. Simoragkir, I. da Suseo, (24), Sistem da Kebiaka Nilai Tukar, Pusat Pedidika da Studi Kebaksetrala (PPSK), Bak Idoesia, Jakarta. Soliki, (25), Aalisis Kebiaka Moeter Dalam Model Makroekoometrik Struktural Jagka Paag: Structural Coitegratig Vector Autoregressio, Buleti Ekoomi Moeter da Perbaka, September, Vol. 8 (2): Wariyo, P., (24), Mekaisme Trasmisi Kebiaka Moeter di Idoesia, Pusat Pedidika da Studi Kebaksetrala (PPSK), Bak Idoesia, Jakarta. da D. Zulverdi, (998), Pegguaa Suku Buga Sebagai Sasara Operasioal Kebiaka Moeter di Idoesia, Buleti Ekoomi Moeter da Perbaka, Juli, Vol. (): , dkk, (23), Bak Idoesia: Bak setral Republik Idoesia Tiaua, Kelembagaa, Kebiaka, da Orgaisasi, Pusat Pedidika da Studi Kebaksetrala (PPSK), Bak Idoesia, Jakarta.

29 Mekaisme Suku Buga SBI sebagai Sasara Operasioal Kebiaka Moeter da Variabel Makroekoomi Idoesia: LAMPIRAN : Sistem DVAR Vector Autoregressio Estimates Sample(adusted): 99:2 27:4 Icluded observatios: 67 after adustig edpoits Stadard errors i ( ) & t-statistics i [ ] DSBI DDEP DLNKURS DLNM DLNPDB DLNIHK DSBI(-) (.274) (.27599) (87) (45) (57) (2) [-494] [-.344] [ ] [-.5393] [.65938] [-.6939] DSBI(-2) (.3884) (.4447) (.276) (69) (23) (295) [ ] [-.9973] [-.6938] [.3493] [.863] [-.639] DSBI(-3) (.26344) (.345) (89) (59) (96) (252) [.92258] [.72742] [ ] [-.335] [.857] [.2559] DSBI(-4) (.756) (.22468) (79) (338) (28) (64) [-.9496] [.693] [.749] [.9339] [.33253] [.7894] DDEP(-) E-5 (.284) (.28555) (9) (43) (62) (28) [ ] [-.366] [ ] [.2825] [ ] [ 82] DDEP(-2) (.3888) (.476) (.38) (628) (237) (35) [.88694] [.8889] [.5944] [.2542] [ ] [.87339] DDEP(-3) (.2848) (.3724) (.74) (56) (2) (272) [-.7893] [-.2585] [.845] [-.422] [-.2395] [-.4445] DDEP(-4) (.275) (.2729) (856) (48) (54) (98) [.97775] [ ] [-.779] [-.5739] [.3888] [ ] DLNKURS(-) ( ) (6424) (.8947) (.934) (.343) (.4383) [ 2.46] [.4788] [ ] [ ] [ ] [ ] DLNKURS(-2) (5.525) (6.699) (.24) (8) (.388) (.489) [.36889] [.4632] [.6755] [.8368] [ ] [ ]